• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Antara Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Abortus di RSUD Dr. MOEWARDI Surakarta Periode Januari 2009-Desember 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Antara Usia Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Abortus di RSUD Dr. MOEWARDI Surakarta Periode Januari 2009-Desember 2010."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus terjadi setiap tahun di Asia Tenggara. Di Indonesia angka kejadian abortus berkisar antara 750.000 sampai 1,5 juta kasus (Azhari, 2002).

Hasil survei yang diselenggarakan oleh suatu lembaga penelitian di New York yang dimuat dalam International Family Planning Perspectives, Juni 1997, memberikan gambaran lebih lanjut tentang abortus di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Abortus di Indonesia terjadi baik di daerah perkotaan maupun pedesaan (Azhari, 2002).

Di Indonesia angka kejadian abortus berdasarkan laporan rumah sakit banyak

terjadi. Adapun beberapa karakteristik penyebab umumnya, dapat didefinisikan

yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tinggal di daerah perkotaan,

status perkawinan, umur dan paritas (Utomo, 2002)

Ada beberapa faktor yang merupakan predisposisi terjadinya abortus misalnya faktor paritas dan usia ibu, risiko abortus semakin tinggi dengan bertambahnya paritas dan semakin bertambahnya usia ibu. Usia kehamilan saat terjadinya abortus dapat memberi gambaran tentang penyebab dari abortus tersebut. Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester pertama merupakan kelainan sitogenetik (Prawirohardjo, 2009 dan SPMPOGI, 2006).

Estimasi nasional, menyatakan bahwa abortus banyak terjadi pada perempuan

berusia 15-49 tahun. Sebuah penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan 6

kabupaten di Indonesia ditemukan bahwa insiden abortus lebih tinggi diperkotaan

dibandingkan dipedesaan (Rahman, 2001)

Kehamilan pada usia dini memuat risiko berat, pasalnya emosional ibu belum

stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat

ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika

si ibu mengandung bayinya (Abidin, 2010).

(2)

2

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya

karena terkejut, cemas dan stress, tetapi ada juga keguguran yang sengaja

dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek

samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi

yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Tidak kalah beresikonya

banyak di perkotaan terjadi fenomena menikah dan memiliki anak pada usia 35

tahun atau lebih, kini banyak dialami oleh pasangan sekarang, utamanya kota-kota

besar.

Padahal, disadari atau tidak kehamilan di usia 35 tahun atau lebih sangat

berisiko bagi ibu dan janinnya. Perempuan berusia 35 dan lebih tua akan

meningkatkan risiko masalah seperti wanita yang mencapai usia 35 atau lebih

umumya akan mengalami penurunan kesuburan, penyebabnya sebagian akibat

menurunnya jumlah dan kesehatan sel telur yang diovulasikan, menurunnya

frekuensi hubungan seks serta adanya kondisi medis seperti endometriosis yang

bisa mengganggu proses pembuahan, komplikasi kesehatan untuk golongan usia

ini juga lebih tinggi dibanding wanita yang berusia lebih muda.

Berdasarkan berbagai penelitian mengenai kemungkinan timbulnya

penyakit keturunan, wanita di atas usia 35 tahun punya risiko lebih besar

mempunyai janin yang memiliki kelainan kromosom. Peluang ibu untuk punya

anak yang cacat mengalami Sindroma Down atau retardasi mental meningkat, ini

mungkin karena pembelahan sel telur yang tidak normal.

Kasus keguguran atau komplikasi kehamilan lain juga jauh lebih tinggi

pada ibu di atas usia 35 tahun. Hal ini terjadi karena proses penuaan yang terjadi

pada tubuh calon ibu membuat pertumbuhan janin terhambat, timbulnya penyakit

kencing manis, darah tinggi serta meningkatnya risiko sakit atau kematian calon

(3)

3

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara usia ibu hamil dengan angka kejadian abortus ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

a. Memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu tentang faktor resiko yang

ditimbulkan pada hamil usia muda maupun hamil usia tua Memberikan

acuan penelitian lebih lanjut

b. Untuk memperkuat hasil penelitian sebelumnya dari penelitian yang

dilakukan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian

abortus.

b. Untuk mengetahui jumlah kasus abortus pada usia muda maupun usia

tua.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Aspek Teoritis

a. Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah dari hasil survei dan

olah data berupa berapa usia ideal untuk seorang wanita hamil agar

kejadian abortus dapat diminimalisir.

b. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman belajar melalui

studi kasus dan untuk meningkatkan pengetahuan karena ilmu akan

terus maju sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Aspek Aplikatif

a. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan

penelitian hasil survei untuk meminimalisir kejadian Abortus di

(4)

4

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan usaha pencegahan

dan mengatasi kejadian abortus agar tidak menjadi berat.

c. Sebagai informasi dan data bagi peneliti lain yang akan meneliti

suatu masalah lain yang berhubungan dengan penelitian ini dan

khususnya bagi penulis dapat menambah wacana keilmuan dan

wawasan di bidang ilmu penyakit kandungan dan kebidanan

Referensi

Dokumen terkait

3) Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan meneliti kelengkapan persyaratan dan apabila telah lengkap selanjutnya menerbitkan Surat permohonan penghapusan BMN karena

Figure 25: Satisfactory level in terms of service of the talk service of Company B……43. Figure 26: Satisfactory level of if the SMS always reaches, and if the SMS reaches fast

Proses membaca terdiri atas delapan aspek yaitu aspek sensori (kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis), Aspek perseptual (aspek kemampuan

percobaan untuk memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa melalui

The oral reports are fashioned after the 10- to 15-min oral presentations given at scientific meetings; students present relative bac kground information, methodology, results, and

[r]

It was a small step for schools like Pennsyl- vania State University to go from running television courses for 2,500 students in 1960 to setting up TV classrooms around the state..

• Apabila mengalami kesulitan dalam mencari naskah yang ingin disitasi maka dapat dapat memilih menu “Go To Mendeley ”. • Akan tampil menu “My Library” pada aplikasi