• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh:

Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh:

Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat

Dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(4)

iii

NOTA DINAS

Lamp. : 4 eks. Skripsi Yogyakarta,…….

Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Judul : MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

telah memenuhi syarat untuk diajukan pada akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatianya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing

(5)

iv

PENGESAHAN

Judul Skripsi

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2

YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan akan disusun oleh:

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 31 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Ratna Sari, M.Psi. ( ) Pembimbing : Drs. Syamsudin, M.Pd. ( )

Penguji : Drs.Dwi Santoso, AB.,M.Pd. ( )

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dekan

(6)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 1 Juni 2016 Yang membuat pernyataan

(7)

vi MOTTO

رورسلا بل ميلعتلا لئاسو

مهاشن دّد و ذيماتلل

تيبثت ىلع دعاست اّّأو

قئاقحا

ي

ذيماتلا نا ذأ

سردلا ى و

(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahakan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Khoirudin dan Ibu Siti Fatimah yang telah mendidik dan memberi motivasi, materi tanpa mengharapkan imbalan. Do’a, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya.

2. Kakek-Nenek H.Muh Syafi’i dan Hj.Supriyati yang selalu mendo’akan ku 3. Sahabatku Al Khausar Ma’i

4. Adik-adikku tersayang. Muhammad Syaifudin Candra Muhammad Khoirul Alfin dan Elfa Chusnani.

5. Teman-teman seperjuangan PAI UMY 2012, khususnya kelas PAI B. 6. Dosen pembimbingku Drs. Syamsudin, M.Pd. Terimakasih atas waktu,

saran, kritikan yang membangun, serta tidak henti-hentinya memberikan arahan untuk lebih baik dalam menyusun skripsi ini.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana ( SI ) Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan baik.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan ummat muslim Nabi Muhammad SAW dan semoga keselamatan senantiasa mengiringi para keluarga sahabat dan pengikutnya yang selalu setia sampai akhir hayat.

Skripsi ini berjudul Manajemen Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Selama proses

penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Abd. Madjid, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

(10)

ix

dan bimbingan yang sangat berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang senantiasa memberikan ilmunya dalam proses perkulihan.

5. Seluruh karyawan Fakultas Agama Islam dalam melayani proses akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Khoirdin dan Ibu Siti Fatimah serta kakek H.Muh.Syafi’i dan Nenek Hj.Supriyati yang tak henti-hentinya memberikan semanagat, motivasi dan selalu mendo’akanku.

7. Adik tersayang, Muhammad Syaifudin Candra dan Muhammad Khoirul Alfin yang turut ikut mendo’akan saya selama menjalani studi di

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8. Guru-guru terhebat dari TK hingga SMA, terima kasih atas ilmunya tanpa kalian saya tidak akan bisa seperti ini.

9. Perpustakaan FAI, Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sangat memberikan banyak referensi dalam skripsi ini. 10.Al Khausar Ma’i yang sangat mendo’akan, menginspirasi, memotivasi,

dan sabar mendampingiku untuk menjadi orang yang sukses.

(11)

x

Wardani, Churiyatin yang telah meberikan motivasi dan tempat untuk istirahat ketika di sela-sela jam kosong kuliah.

12.Teman-teman mahasiswa PAI angkatan 2012 yang telah menjadi keluarga dan menyemangatiku dalam penyelesaian skripsi khususnya buat Anisa Rahmawati, Ema Nur Afiani, Esti Rahayu, Mayasari.

13.Ibu Hj.Nilawati Isdwiantari SP.d Selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya.

14.Bapak, Ibu Guru mata pelajaran PAI SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang telah meberikan waktu dan mau menjadi inform untuk menyelesaikan skripsi ini.

15.Keluarga Besar SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang telah menerima saya dan menyambut saya dengan baik untuk melakukan penelitian ini. 16.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah turut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Patut disadari bahwa dalam penelitian ini masih dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 1 Juni 2016 Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman Sampul………....i

Halaman Judul………...ii

Halaman Nota Dinas……….iii

Halaman Pengesahan………iv

Halaman Penyataan Keaslian………...v

Halaman Motto………vi

Halaman Persembahan……….vii

Halaman Kata Pengantar……….viii

Halaman Daftar isi………...xi

Abstrak………....xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.……….…….1

B. Rumusan Masalah……….9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitan………...10

D. Sistematika Pembahasan………...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Pustaka………..14

B. Kerangka Teoritik……….17

(13)

xii

B. Lokasi……….39

C. Subjek Penelitian………...40

D. Metode Pengumpulan Data………...40

E. Analisis Data………...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis………46

2. Sejarah………...47

3. Visi dan Misi………56

4. Struktur Organisasi………...58

5. Kemitraan………59

6. Program Kerja………...59

7. Kondisi Siswa………...64

8. Komite Sekolah………...65

9. Sarana Prasarana………...66

10.Prestasi………....68

B. Hasil Penelitian dan pembahasan 1. Perencanaan Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta……….70

(14)

xiii

3. Pelaksanaan Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta………80

4. Cara Mengontrol Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta……….91

5. Faktor-Faktor Pendukung Manajemen Sumber Belajar Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta………93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….101

B. Saran………...106

C. Kata Penutup………..107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(15)

xiv ABSTRAK

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bagaimana Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan metode analisis data di mulai dengan perencanaan,memulai mengumpulkan data, pengumpulan data dasar,pengumpulan data penutup dan melengkapi dengan demikian dapatlah data tersebut. Dengan adanya penelitaian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berguna di pendidikan khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan penelitian kualitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Dalam mendeskripsikan data, penyusun menggunakan metode analisis deduktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat umum untuk diambil kesimpulan yang bersifat khusus dan medode analisis induktif untuk menganalisa data-data yang bersifat khusus dengan mencari kesamaan dari beberapa data untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.

(16)

xv

(17)
(18)

ABSTRAK

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bagaimana Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan metode analisis data di mulai dengan perencanaan,memulai mengumpulkan data, pengumpulan data dasar,pengumpulan data penutup dan melengkapi dengan demikian dapatlah data tersebut. Dengan adanya penelitaian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berguna di pendidikan khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan penelitian kualitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Dalam mendeskripsikan data, penyusun menggunakan metode analisis deduktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat umum untuk diambil kesimpulan yang bersifat khusus dan medode analisis induktif untuk menganalisa data-data yang bersifat khusus dengan mencari kesamaan dari beberapa data untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.

(19)
(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan dan menciptakan manusia yang berkualitas, serta bangsa yang bermartabat dan dijunjung tinggi oleh bangsa lain. Tolak ukur bangsa berkualitas dapat dilihat dari sejauh mana keberhasilan pendidikan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagai mana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3:1 yaitu :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.2009).

Pengembangan sektor pendidikan sejak semula diarahkan untuk tanggug jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Menurut Ki Hajar Dewantara tanggung jawab pendidikan tersebut diistilahkan dengan “Tri Pusat Pendidikan”. Ketiganya dituntut untuk

(21)

dalam pembangunan (http:ilmiyahmanajemen/analisi-gaya-kepemimpinan.html).

Pendidikan merupakan wahana untuk pembentukan diri seseorang secara keseluruhan. Melalui pedidikan akan didapatkan kemajuan-kemajuan dan tingkat yang diinginkan oleh setiap manusia. Peran pendidikan dalam pembentukan diri manusia begitu dominan karena di dalam pendidikan itu terdapat aspek kognitif berupa ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan tercakup pula aspek pengembangan pribadi melalui penanaman nilai-nilai dan sikap. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, akan ditentukan oleh banyak faktor antara lain, peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum,manajemen pendidikan dan fasilitas pendiddikan, di samping itu lingkungan juga akan sangat berpengaruh untuk mendukung keberhasilan proses pendidikan, terutama keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta (dunia usaha dan dunia industri).

(22)

dalam penyampaian atau pengajaran materi pada peserta didik khususnya pada proses pembelajaran di kelas (Rusydie, 2011:16).

Tak ada guru, tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa proses pencerdasan yang bermakna, peradaban manusia akan mandeg. Statemen ini bermakna bahwa proses peradaban dan pemanusiaan akan lumpuh tanpa kehadiran guru dalam mentransformasikan proses pembelajaran anak bangsa (Danim and Danim, 2001:63). Keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukanoleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofi dari pembelajaran itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang menjadi kepemilikan siswa (Rukmana and Suryana, 2009:103).

(23)

Terkait dengan pentingnya peran seorang guru, maka seyogyanya guru harus memiliki berbagai kemampuan, tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk memotivasi peserta didik, agar mau belajar yang nantinya akan meningkatkan prestasi serta cita-cita peserta didik. Lebih spesifiknya lagi peran yang dimaksud di sini berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

(24)

sebagai pengelola kelas) dan guru sebagai pengembang kurikulum sekolah.

Berkaitan dengan fungsi atau peran guru untuk mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru sebagai pengelola kelas), guru harus mengetahui betul potensi anak didik. Karena dari potensi itulah, guru menyiapkan strategi kegiatan yang sinergik dengan potensi anak didik. Strategi digunakan untuk mewujudkan kesuksesan atau keberhasilan tujuan pendidikan. Selain penggunaan strategi secara tepat guru juga dituntut mampu untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, karena membangun manajemen kelas tidak hanya pada penggunaan strategi belaka, akan tetapi bagaimana membangun manajemen kelas atau mengelola kelas itu dengan mengsinergikan semua potensi yang ada, baik dari potensi dan karakteristik guru sebagai pendidik itu sendiri, peserta didik yang mempunyai potensi dan karakteristik beragam, memanfaatkan media, sarana dan prasarana yang sudah tersedia maupun lingkungan yang mempengaruhi berhasilnya sebuah tujuan pendidikan.

(25)

pembelajaran yang kurang menarik ini, merupakan hal wajar yang di alami oleh guru yang kurang memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam hal sumber, karakteristik pembelajaran, maupun dalam pengembangan ilmu. Maka dalam hal ini, peran seorang guru PAI khususnya harus mampu mengembangkan management pembelajaran PAI dengan tepat dan efisien bagi peserta didik. Pembelajaran yang baik tersebut dapat ditunjang dari berbagai aspek yaitu, sumber pembelajaran, media pembelajaran, suasana pembelajaran yang kondusif, serta hubungan komunikasi antara guru dan siswa. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh faktor sumber belajar yang memadai. Sumber belajar yang memadai akan membuat siswa semakin bergairah atau mempunyai minat yang tinggi dalam proses belajar.

Belajar terjadi di lembaga pendidikan dan ditengah-tengah masyarakat, diluar lembaga pendidikan belajar diharapkan berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat. Dalam proses belajar terjadi interaksi antara yang belajar dengan sumber belajar yang berarti, sumber belajar diperlukan dimana saja dan kapan saja belajar itu dibutuhkan. Sumber belajar dibutuhkan oleh setiap orang yang ingin melakukan kegiatan belajar tanpa batas usia.

(26)

mengatasi masalah individu, dan dikaitkan dengan peranan sosialnya. Orang dewasa membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bervariasi karena setiap individu memiliki motivasi, tujuan, dan peranan sosial berbeda. Dengan demikian, mereka memerlukan banyak informasi dari sumber yang berbeda pula. Bila dikaitkan dengan belajar, mereka memerlukan aneka sumber belajar.

Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh faktor sumber belajar. Sumber belajar sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar menurut Edgar Dale (1969) sebagaimana dikutip oleh Sitepu (20014:18). Pengertian ini sejalan dengan makna sumber belajar dalam Dictionary of Instructional Technology (1986) yang menyebutkan sumber belajar adalah “Any resources (people, instructional materials,

instructional hardwares, etc) which may be used by a learner to bring

(27)

Namun, pada kenyataanya, Belum semua guru yang ada di sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru yang menggandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya guru Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab selanjutnya disingkat dengan ISMUBA yang masih menggunakan metode ceramah saja ataupun memadukan ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran, dimana guru merasa satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru di sekolah. Pemanfaatan sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning reseources by utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru guna membantu proses pembelajaran.

Melalui wawancara dengan salah satu seorang guru akhlak di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang metode pembelajaran dan sumber belajar, peneliti menemukan masalah tentang pengunaan sumber belajar dan metode pembelajaran pada guru ISMUBA. Adapun hasil wawancaranya adalah :

(28)

menerapkan model pembelajaran aktif (active learning). Siswa tidak hanya mendengarkan guru berceramah tentang mata pelajaran, tetapi dilibatkan dalam berbagai diskusi, studi literatur perpustakaan, presentasi, berorasi, berdebat bahkan studi lapangan. Sering para guru memberikan mata pelajaran tidak di kelas tetapi justru di perpustakaan, bahkan di aula maupun di luar sekolah. Hal itu dilakukan para guru SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta agar terjadi hubungan yang lebih baik antara guru dengan siswa. Selain itu mata pelajaran yang diberikan tersebut bisa lebih dimengerti oleh siswa secara santai tapi serius.

(29)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pentingnya mengkaji Kompetensi guru Ismuba di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta khususnya dalam menggunakan metode pembelajaran dan sumber belajar. Metode pembelajaran dan sumber belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam undang-undang tentang guru dan dosen disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi yang berkaitan langsung dengan guru saat melaksanakan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Kualitas kerja guru sebagian besar ditentukan oleh kinerjanya saat pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

2. Bagaimana Pengorganisasian Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

(30)

4. Bagaimana evaluasi/kontrol Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2Yogyakarta?

5. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan Menganalisis Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui dan Menganalisis bagaimana Organisasi Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI diSMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

c. Untuk mengetahui dan Menganalisis Pelaksanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

(31)

e. Untuk mengetahui dan Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. 2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

a) Sebagai bahan informasi untuk dijadikan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keberhasilan terhadap manajemen sumber belajar yang ada.

b) Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal sumber belajar.

c) Berguna menambah wawasan ilmu pengetahuan baik di lembaga formal maupun non formal.

b. Secara Praktis a) Bagi sekolah

Memberikan motivasi untuk melakukan manajemen yang lebih baik lagi.

b) Bagi Guru

Sebagai referensi bagi pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran PAI dalam rangka meningkatkan motode belajar yang inovatif disaat mengajar.

(32)

Agar pembahasan dapat tersaji secara komprehensif dan sistematis, maka dalam penulisan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, bertujuan untuk mengambarkan pembahasan secara menyeluruh. Dalam bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan pustaka dan Kerangka Teoritik

Bab III : Gambaran umum lokasi penelitian, berisi tentang deskripsi menyeluruh SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sejarah berdiri dan proses perkembangan terkini, dasar dan tujuan pendidikan, struktur organisasi, keadaan pendidik dan peserta didik, karyawan dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

BAB IV : Membahas hasil penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini disajikan deskriptif tentang manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK

A. Tinjauan Pustaka

Agar memudahkan dan memahami serta memperjelas posisi penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa penelitian yang sudah ditulis sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kesamaan tema ataupun masalah yang dikaji, maka penulis melakukan telaah pustaka pada penelitian-penelitan sebelumnya.

a. Faturahmi ( 2005 ) dalam skripsinya “Manajemen Pendidikan di SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali” mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan pengelolaan pendidikan proposional, baik melaui Total Quality Management, manajemen berbasis sekolah dan proporsionalisme dalam manajerialnya. Semua harus di kembangkan pada staf ahlinya dan berdasarkan pada perilaku Rasulullah SAW yaitu: pertama, shidiq yaitu dalam melaksabakan manajemen harus didasari rasa kejujuran baik dalam memutuskan perkara, laporan keuangan dan operasional kerja. Kedua, fathanah yaitu proporsionalisme dalam kerja sehingga diperoleh yang maksimal. Ketiga, amanah , yaitu setiap pelaksana pendidikan harus bertanggung jawab.

(34)

Pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Pancasila Sakti Klaten” diperoleh bahwa pola manajemen pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Pancasila Sakti Klaten adalah menggunakan paradigm partisipasi, kemandirian (swadaya) dan otonomi. Fungsi manajemen telah memberikan dampak yang cukup optimal yang ditandai dengan keberanian murid-murid mengemukakan pendapat di kelas, mengadakan diskusi, nilai rata-rata kelas yang semakin baik, ketajaman social yang semakin meningkat. Semua hal tersebut tidak terlepas dari peran kepada sekolah yang tidak hanya memberikan penekanan dalam manajemen sekolah. Pada dasarnya keberhasilan program harus didukung oleh semua personel baik staf pengajar, kepada sekolah, karyawan dan para murid itu sendiri.

c. Sri Rahayu ( 2009 ) dalam skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan fungsi Manajemen Pendidikan di SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunung Kidul” diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi

pendidikan di SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari sudah berjalan dengan efektif dan efisien. Namun demikian, ada faktor penghambatnya yaitu SPP siswa yang terlambat dan belum optimalnya peran komite sekolah.

(35)

PAI, menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas keagamaan, mengadakan konsultasi keagamaan bagi peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

e. Abdul Basit Amin ( 2007 ) dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan

Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang.” Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa pembelajaran yang dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak sekolah maupun orang tua, sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik tingkat lokal atau regional maupun nasional.

f. Tesis karya Shodiqun ( 2003 ) dalam tesisnya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran PAI di SMU (Studi Kasus di SMU 1

Kudus).” Menurut Tesis tersebut bahwa pengelolaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru di SMU 1 Kudus terkait dengan tujuan pembelajaran PAI, strategi pendekatan dan metode serta kompetensi guru dalam manajemen pembelajaran.

(36)

meningkatkan kualiatas pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

B. Kerangka Teoritik 1. Manajemen

a. Pengertian manajemen

(37)

b. Prinsip Manajemen

Doglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :

a) Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.

b) Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.

c) Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai denagan sifat-sifat dan kemampuanya.

d) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.

Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan nilai-nilai.

c. Fungsi manajemen

Kehadiran manajemen dalam organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen. Namun demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Mengadaptasi dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah fungsi planning, organizing, staffing, controlling. Fungsi perencanaan,

(38)

pengawasan merupakan esensial pada setiap organisasi pendidikan, namun dalam menginterprestasikan pelaksanaan pada dunia pendidikan lebih disesuaikan dengan karateristik lembaga dunia pendidikan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial.

2. Sumber Belajar

a. Pengertian sumber belajar

Sumber belajar dalam pengertian sempit dirtikan sebagai semua sarana pengajaran yang menyajikan pesan secara edukatif baik visual saja maupun audiovisual, misalnya buku-buku dan bahan tercetak lainnya. Pengertian ini masih banyak disepakati oleh guru dewasa ini. Misalnya, dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru, kompenen sumber belajar pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Menurut AECT ( Association of Education and Communication Technology) (1977) sebagaimana dikutip oleh

Sitepu (2014:19) mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam jenis yaitu:

(39)

makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal maupun dalam pendidikan informal.

b) Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain, pembicara, instruktur dan penatar. c) Bahan (material), yaitu sesuatu wujud tertentu yang

mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau software atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul, majalah, bahan pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio (kaset audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya. d) Alat (Device), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras. Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer, kaset, dan lain-lain.

(40)

jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, problem solving, tanya jawab dan sebagainya. f) Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses

belajar-mengajar terjadi. Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan, laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya (Sudjarwo, 1989:141-142). Sumber belajar dalam pengertian luas adalah seperti pengertian yang dikemukakan oleh Edgar Daleia menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian ini menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami peserta didik dianggap sebagai sumber belajar, sepanjang hal itu memberi pengalaman yang menyebabkan mereka belajar. b. Ciri-ciri Sumber Belajar

Sumber belajar mempunyai empat ciri pokok yaitu:

(41)

pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar.

b) Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar malah membuat seseorang berbuat dan bersifat negatif maka sumber belajar tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar. Misalnya setelah seseorang menonton film, ada isi/pesan fim tersebut mempunyai dampak negatif terhadap dirinya maka film tersebut bukanlah sumber belajar.

c) Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi tidak dapat digunakan secara kombinasi (gabungan). Misalnya sumber belajar material dapat dikombinasi dengan alat dan strategi (motode). Sumber belajar modul dapat berdiri sendiri.

(42)

Ciri utama sumber belajar yang tinggal pakai adalah: tidak terorganisir dalam bentuk isi yang sistematis, tidak memiliki tujuan pembelajarn yang ekspilit, hanya dipergunakan menurut tujuan tertentu dan bersifat insidental, dan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang relevan dengan sumber belajar tersebut. c. Klasifikasi Sumber Belajar

Klasifikasi lain yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:

a) Sumber belajar tercetak. Contohnya: buku, majalah, brosur, koran, poster, denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dan lain-lain.

b) Sumber belajar non cetak. Contohnya; film, power point, video, model,transparansi, dan lain-lain.

c) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas. Contohnya perpustakaan, ruangan belajar, studio, lapangan olah raga dan lain-lain.

d) Sumber belajar berupa kegiatan. Contohya: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain. e) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat.

Contohnya: taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum dan lain-lain (Sudjana, 1989:80).

(43)

Fungsi sumber belajar antara lain:

a) Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan:

1) Membantu guru untuk menggunakan waktu dengan secara lebih baik dan efektif.

2) Meningkatkan laju kelancaran belajar.

3) Mengurangi beban guru dalam penyajian informasi, sehingga lebih banyak kesempatan dalam pembinaan dan pengembangan gairah belajar (Sudjana, 1989:80).

b) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan:

1) Mengurangi fungsi kontrol guru yang sifatnya yang kaku dan tradisional.

2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.

c) Memberikan dasar-dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:

1) Merencanakan program pendidikan secara lebih sistematis.

2) Mengembangkan bahan pengajaran melalui upaya penelitian terlebih dahulu.

d) Meningkatkan pemantapan pengajaran dengan jalan:

(44)

2) Menyajikan informasi maupun data secara lebih mudah, jelas dan kongkrit (Isbani, 1987:10).

e. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar

Kriteria pemilihan sumber belajar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a) Tujuan yang ingin dicapai, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian ataukah untuk pemecahan masalah. Harus disadari bahwa masing-masing sumber belajar memiliki kelebihan dan kelemahan (Isbani, 1987:10).

b) Ekonomis, sumber belajar yang dipilih harus murah. Kemurahan di sini harus diperhitungkan dengan jumlah pemakai, lama pemakaian, langka tidaknya peristiwa itu terjadi dan akurat tidaknya pesan yang disampaikan.

c) Praktis dan sederhana, sumber belajar yang sederhana, tidak memerlukan peralatan khusus, tidak mahal harganya, dan tidak membutuhan tenaga terampil yang khusus.

d) Gampang didapat, sumber belajar yang baik adalah yang ada di sekitar dan mudah untuk mendapatkannya.

(45)

3. Cara memenej (mengelola) sumber belajar

Dalam pengembangan sumber belajar di lembaga pendidikan, diperlukan pengelolaan dengan ciri khusus sehingga tujuan mengembangkan sumber belajar dapat tercapai. Tujuan utama pengelolaan sumber belajar ialah memberikan pelayanan kepada pemelajar dan pembelajar sehingga memudahkan mereka melaksanakan tugasnya. Pemelajar terbantu melakukan kegiatan belajar dan memperoleh kemampuan yang dikehendaki. Pemelajar terbantu merancang dan melaksanakan desain pembelajaran berbasis aneka sumber.

Dalam mengelola pengembangan sumber belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Perencanaan secara sistematis dan terpadu

Pengembangan kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran telah memuat prinsip belajar berbasis aneka sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).

b. Koordinasi

Dalam menyusun pengembangan kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran mengikutsertakan pembelajar, pengelola sumber belajar, dan kepala atau wakil kepala sekolah (Sitepu, 2014:186-187).

(46)

Dalam melaksanakan pembelajaran, pembelajar menintegrasikan kegiatan di kelas dengan di tempat sumber belajar lain (perpustakaan, laboratorium, atau tempat praktik) dan sebaliknya, kegiatan di tempat sumber belajar lain diselaraskan dengan kegiatan belajar di kelas untuk semua pelajaran (Sitepu, 2014:186-187).

d. Organisasi

Apabila memungkinkan di lembaga pendidikan didirikan pusat sumber belajar yang berfungsi mengkoordinasikan pengelolaan dan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di lembaga pendidikan itu sehingga lebih efektif dan efisisen, apabila belum memungkinkan mendirikan pusat sumber belajar, perpustakaan dapat ditunjuk melakukan tugas koordinasi sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).

e. Pengelola

Pusat sumber belajar hendaknya dikelola oleh petugas yang memiliki latar belakang tentang teknis pemanfaatan sumber belajar serta pengembangan desain pembelajaran yang berbasis aneka sumber. Lulusan Teknologi Pendidikan pada umumnya memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan pusat sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).

(47)

Dana dalam jumlah yang memadai perlu tersedia untuk pengadaan, pengembangan, dan perawatan sumber belajar. Kekurangan dana dapat mengakibatkan pusat sumber belajar tidak dapat berfungsi dengan baik dan sumber-sumber belajar yang ada tidak terawat dengan baik serta mubazir (Sitepu, 2014:186-187).

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pembelajaran PAI

Pembelajaran PAI terdiri dari dua unsur yaitu pembelajaran dan PAI (Pendidikan Agama Islam). Istilah pembelajaran menurut Gagne dan Brings adalah suatu rangkaian event (kejadian, peristiwa, kondisi dan lain-lain) yang secara segaja dirancang untuk mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat berlagsung denga mudah (Sudjana, 1995:28). Adapun menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi: unsur-unsur manusiawi, bahan, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 1995:57).

(48)

kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses/strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan yang di dalamnya meliputi metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran. Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut Abd Rahma Saleh adalah usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya way of lave (jalan keluar) (Arikuto, 1993:10). Pendidikan Islam menurut

GBPP 1994 berbunyi,”Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain adalah hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Depdikbud, 1995:1).

(49)

hubungannya dengan kurukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Depdikbud, 2003:4). Sejalan dengan pengertian dan tujuan PAI tersebut, Bunyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxonomy of Educatonal Objektif Cognitive Deman, menyatakan untuk

mewujudkan tujuan pembelajaran PAI akan diperoleh 3 aspek kemampuan yaitu aspek pengetahuan (cognitive), aspek sikap (avective), dan aspek keterampilan (psikomotorik) Ghofar and Muhaimin,1996:4). Dengan demikian, disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan kegiatan mengalihkan pengalaman, pegetahuan dan kecakapannya oleh pendidik terhadap peserta didik untuk mengarahkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang utuh yang mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran-ajaan Agama dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan mengarahkan manusia dalam kehidupan yang lebih baik yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan rang lain.

b. Tujuan Pembelajaran PAI

Tujuan pendidikan dalam Islam dibagi kepada beberapa tahap sebagai berikut:

(50)

Yang dimaksud dengan tujuan umum adalah perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan oleh pendidikan untuk mencapainya. Beberapa pendapat tentang tujuan umum pendidikan yaitu :

1) Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu:

(a) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. (b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat (c) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi

manfaat

(d) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar (e) Menyiapkan pelajar dari segi profesional

2) Sedangkan al-Jammali menyebutkan tujuan-tujuan pendidikan yang diambilnya dari al-Qur’an sebagai berikut:

(a) Memperkenalkan kepada manusia akan tempatnya di antara makhluk-makhluk dan akan tanggung jawab perseorangannya dalam hidup ini.

(b)Memperkenalkan kepada manusia akan hubungan-hubungan sosialnya dan tanggung jawabnya dalam jangka suatu sistem sosial.

(51)

(d) Memperkenalkan kepada manusia akana pencipta alam semesta ini

b) Tujuan Khusus Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang diingini yang merupakan bagian yang termasuk di bawah tiap tujuan umum pendidikan, di antara tujuan khusus pendidikan Islam adalah:

1) Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat dan cara-cara melaksanakannya dengan betul.

2) Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar tentang agama.

3) Menanamkan keimanan kepada Allah Pencipta alam, malaikat, Rasul, Kitab-kitab dan hari akhirat.

4) Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuandalam adab dan pengetahuan keagamaan.

c) Tujuan Terakhir Pendidikan Islam

Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :

Menurut Zakiah Daradjat, bahwa tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah sebagai berikut Artinya :

(52)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imran :

102).

Pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal yang pada dasarnya berisi (Darajat, 1992:87).

1) Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan anak yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT taat kepada perintah Allah dan rasul-Nya.

2) Ketaatan kepada Allah SWT dan rasul-Nya merupakan motivasi instrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak.

(53)

c. Komponen-komponen dalam Pembelajaran PAI

Sebagai suatu sistem, kegiatan pembelajaran PAI mengandung sejumlah komponen yang saling berinterasi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI, komponen-komponen itu meliputi:

a. Tujuan

Tujuan merupakan komponen yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya.

b. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar atas dasar tujuan instruksional dan sebagai sumber belajar bagi anak didik, hal ini dapat berupa benda dan isi pendidikan yang berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehannya.

c. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar ini akan menentukan sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga guru harus dapat memahami dan memperhatikan aspek individual anak didik baik dalam aspek biologis, intelektual dan psikologis

d. Metode

(54)

dalam penggunaan dari berbagai metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.

e. Alat

Alat merupakan segala sesuatu cara yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru atau yang dipelajari siswa.

f. Sumber pelajaran

Sumber pelajaran merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar (Sudirman, 1999:203).

g. Evaluasi

Merupakan proses menentukan nilai suatu obyek tertentu berdasarkan kriteria tertentu, dalam pembelajaran berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengetahuan instruksional dan sebagai bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar (Sudjana, 1995:134).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran PAI

(55)

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor ektern

Faktor ini adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi lingkungan dan instrumen.

1) Lingkungan

Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:

a) Lingkungan alami seperti suhu, kelembapan udara sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar

b) Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia/respentasinya ataupun yang berwujud lainnya seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas.

2) Instrumental

Faktor ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hard ware) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya. Dapat juga berwujud faktor-faktor lunak seperti, kurikulum, pedoman belajar, guru, metode, media, dan lain-lain.

b. Faktor intern

Faktor ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri. dalam faktor ini mencakup faktor fisiologis dan psikologis.

(56)

Kondisi ini meliputi: kondisi fisik (kesehatan) dan faktor-faktor tubuh di samping itu kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran pun sangat mempengaruhi proses belajar mengajar karena sebagian besar yang dipelajari manusia di pelajarinya dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran.

2) Kondisi Psikologis a) Minat

b) Kecerdasan (intelegensi) c) Bakat

d) Motivasi

e) Kultural (Amung and Raharjo, 2001:14)

(57)
(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa manipulasi di dalamnya dan tanpa pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan adalah bukan generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang di amati (Andi Prastowo, 2011:24).

Dengan metode ini peneliti akan memaparkan secara sistematis materi-materi pembahasan dari berbagai sumber, yang kemudian di analisis secara tepat dan cermat guna memperoleh kesimpulan manajemen sumber belajar yang bagaimana yang di gunakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

B. Lokasi

(59)

tempatnya yang strategis dan sekolah ini adalah sekolah percontohan atau model untuk sekolah lain dijadikan acuan sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

C. Subyek Penelitian

Penentuan subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui, memahami dan berkaitan serta menjadi pelaku SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. b. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Metode observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang ditulis. Dalam arti luas obsevasi tidak hanya sebatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 2004:151).

(60)

b. Metode Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2012:216).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan panduan pertanyaan yang terstruktur yaitu di mana wawancara ini digunakan bila peneliti telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh (Sugiono, 2009:319), hal ini dikarenakan agar dapat lebih mudah mendapatkan informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Selain itu agar hasil dari wawancara tidak terlalu melebar dan tidak terlalu sulit memilah-milah informasi yang sesuai dengan apa yang peneliti hendaki.

c. Metode dokumentasi

(61)

d. Trianggulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

E. Metode Analisis Data

(62)

penelitian dengan penelitian lainnya, tetapi di dalamya ada variasi ( Sukmadinata, 2012:114).

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi perumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi yang dipilih serta informan-informan sebagai sumber data. (Sukmadinata,2012:114).

b. Memulai pengumpulan data

(63)

c. Pengumpulan data dasar

Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar peneliti benar-benar melihat, mendengar, membaca dan merasakan apa yang ada dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data mulai dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan data baru lagi. Deskripsi dan konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat intergratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup (Sukmadinata, 2012:144-115).

d. Pengumpulan data penutup

(64)

Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru (Sukmadinata, 2012:115).

e. Melengkapi

(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis

Lokasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang beralamat Jln.Kapas II / 7a Umbulharjo Yogyakarta 55166.

(66)

1. Sebelah Barat : Kejaksaan Negeri dan DEPAG

2. Sebelah Utara : UAD

3. Sebelah Timur : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta

4. Sebelah Selatan : Jalan Kapas II

Keadaan lingkungan sekolah dapat dikatakan baik, sebab keadaan sekolah yang bersih, tidak terlalu bising dan disekitar sekolah tersebut bukan daerah pertokoan serta letaknya juga jauh dari pasar. Disamping itu, daerah ini merupakan daerah komplek lembaga pendidikan. Karena letaknya yang sangat strategis, hal tersebut sangat menguntungkan bagi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta ( Dokumentasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dikutip tanggal 01 Maret 2016 dan wawancara dengan bagian humas Ibu Dra. Tri Maharjanti).

2. Sejarah

(67)

Didjosuparto. Sekolah ini merupakan sekolah MULO Bumi Putera yang pertama di seluruh tanah air yang menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Waktu itu Muhammadiyah memang sudah memiliki sekolah-sekolah Mulo, AMS, dan Mulo HIK di beberapa tempat, tetapi itu semua menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Maka boleh dikatakan bahwa Iheemse Muhammadiya merupakan perintis SMP yang kita kenal dalam negara kita ini. Dengan kata lain INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH di Jalan Sultan Agung 14 Yogyakarta merupakan cikal bakal berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sekarang ini. Tahun 1942 kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia direbut Jepang, timbul gagasan dari para pemimpin Muhammadiyah, untuk mengubah Inheemse Mulo Muhammadiyah menjadi SMP Muhammadiyah dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penghantar.

Perjalanan Sejarah Amal Usaha Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta :

(68)

diambil dari murid-murid putri Mulo HIK Muhammadiyah yang waktu itu berkedudukan di Komplek Madrasah Mualimin Muhammadiyah dan murid-murid putri dari Inheemse Muhammadiyah di Kompleks Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di Lowanu. Realisasi berdirinya SMP Putri Muhammadiyah pada tanggal 1 April 1943 dipimpin oleh Bapak Malikus Suparto (seorang pensiunan PGAA Negeri Yogyakarta). Bapak Malikus Suparto hanya sempat memimpin sekolah ini sampai tahun 1944, karena tenaga beliau sangat dibutuhkan untuk memimpin sekolah Muhammadiyah pada jenjang yang lebih tinggi. Dalam tahun ajaran 1943/1944 dikeluarkan alumnus yang bernama SMP Putri Muhammadiyah, sebanyak 25 siswa, sebagian mereka ditampung di sekolah guru Muhammadiyah Putri (yaitu angkatan Ibu Wastiah) tetapi sebagian mereka pindah ke SMT Muhammadiyah, yang kemudian menjadi SMA Muhammadiyah sehingga sekolah guru puteri Muhammadiyah tidak dapat dipertahankan lagi.

b. Periode Kepemipinan Bapak KH Dalhar BKN (1944 – 1947)

(69)

yang pada waktu itu dipegang oleh Bapak Ziad (Bp Mukam), Ibu Dauchah dan Ibu Badriuyah Solihin. Pihak Inspkesi SMP Jawa Tengah menyatakan kepuasannya atas hasil pendidikan SMP Puteri Muhammadiyah. Tetapi sayang karena pada waktu itu tahun 1947 terjadi kevakuman tenaga pimpinan di sekolah-sekolah Muhammdiyah, maka terpaksa Bapak Dalhar ditarik dari SMP Puteri Muhammadiyah, untuk diserahi tugas memimpin Madrasah

Mu’alimat Muhammadiyah. Maka pimpinan SMP Puteri

Muhammadiyah diserahkan kepada Bp. H Abdulgani Dwidjosuparto.

c. Periode Kepemimpinan Bapak H Abdulgani Dwidjosuparto (1947-1955)

(70)

dikuasasi Kolonial Belanda, maka pada waktu itu baru direalisiri pemberian subsidi, meskipun belum penuh, subsidi penuh baru diberikan mulai tahun1953. Semenjak saat itulah makin berkembang SMP Puteri Muhammadiyah 2, sarana dan prasarana pendidikan mulai dibenahi. Dari sinilah awal popularitas SMP Muhammadiyah Puteri Yogyakarta, di tengah masyarakat, khususnya muhammadiyah.

(71)

sehingga melebihi kapasitas daya tamping, sehingga terpaksa diadakan tes sleksi masuk. Pernah pada periode ini jumlah siswa kelas satu mencapai 60 orang/kelas.

e. Periode Kepemimpinan Ibu Badriyah Solihin (1970 – 1981)

(72)

Muhammadiyah 2 dinyatakan sebagai perintis sekolah Pembangunan dengan Surat Keputusan tertanggal 30 November 1973 No. E 634/A/XI/1973. Tahun 1975 Alumnus SMP Putri Muhammadiyah 2 : Dr.Isnainiyah Suchan dan Dr. Latifah Jadsidiq. Membantu pelaksanaan UKS, sehingga dalam lomba UKS mendapat Juara I se-DIY dengan piagam dari Kanwil Dep Dik Bud 20 Mei 1975, No. 52/Harpenas/A/75. Perhatian terhadap bidang seni tidak ditinggalkan, seni music di bawah pimpinan Bp. Rusman (Pengasuh ENsamble Musik TVRI Yogyakarta). Sehingga SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta selalu mengisi esemble music di TVRI.

(73)

proses kepindahan SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dari Jl Sultan Agung 14 ke Jalan Kapas ini segera terealisir. Maka mulai dilaksanakan dan bertahap, mulai dari kelas 3 pindah ke Jalan Kapas, sementara kelas 1 dan 2 tetap di Jalan Sultan Agung 14. Tahun 1984 dengan kerja keras dari BP3 yang waktu itu diketuai oleh Bapak Munodo, dapat dibangun dua local tingkat di sayap barat.

Tahun 1986 bangunan sayap barat diteruskan sehingga menjadi keadaan seperti sekarang ini (6 lokal tingkat) dengan perencanaan fondasi untuk 3 tingkat. Tahun 1987 mendapat Bantuan dari Kanwil Dep Dik Bud 2 Lokal di depan, kemudian dilanjutkan sendiri menjadi tingkat untuk seluruh bangunan unit depan. Tahun 1994, di waktu ketua BP3, Bapak Ir. H Dasron Hamid, dapat dibangun bangunan megah Lantai 3 unit belakang, yang dipergunakan untuk ruang Parkir dan Kantin, Ruang PKK, Laboratorium, Ruang Komputer, dan lantai 3 untuk Aula. Terakhir sebelum Bapak H Ali Arifin purna tugas, diambil kebijaksanaan untuk menerima siswa putra dan putri. Program pembangunan dilanjutkan yaitu menambah bangunan lantai 3 di sayap yang membujur ke barat.

g. Periode Kepemimpinan Bapak Sadiyo, BA (2002-2003)

(74)

Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang berkerja sama dengan Komite Sekolah.

h. Periode Kepemimpinan Bapak Drs. Kusmantoro (2003-2005)

Pada awal kepemimpinan Bapak Drs, Kusmantoro, beliau melakukan penataan dan pembangunan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, seperti Pembangunan Lantai 3 sayap timur, Lapangan Basket, Laboratorium Bahasa, Ruang Kantin yang representative, dan Gapura. Periode Kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto, S. Pd, MA (2006 – 2012)

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta memasuki Pasca Gempa, mudah-mudahan akan memperoleh kepercayaan di Persyarikatan, pemerintah dan masyarakat. Do’a dan dukungannya

(75)

kepemimpinan Bapak Drs. H Suprapto adalah pembangunan Lantai 3 Gedung Sayap Barat sebayak 6 ruang kelas baru. Pembangunan ini dilaksanakan dikarenakan animo masyarakat yang ingin belajar di SMP Muhammadiyah 2 cukup tinggi. Pembangunan yang lain adalah dibangunnya Studio Musik dan Ruang Multimedia.

i. Periode Kepemimpinan Ibu Hj Nilawati Isdwiantari, S.Pd (2012 – sekarang)

( Dokumnetasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dikutip tanggal 01 Maret 2016 ).

2. Visi, Misi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta a. Visi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

“Terbentuknya manusia muslim, takwa, cerdas, terampil,

berwawasan lingkungan dan berkarya”. Indikator visinya adalah :

1. Unggul dalam prestasi akademis, dengan rata-rata UN 8,0. 2. Unggul dalam prestasi non akademis, menjadi juara dalam

lomba-lomba tingkat kota, provinsi dan Nasional. 3. Unggul dalam prestasi budaya dan seni.

4. Unggul dalam prestasi religious. 5. Unggul dalam wawasan lingkungan. b. Misi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

(76)

1. Menumbuhkan sikap dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingn aktif.

3. Menumbuhkan rasa cinta seni dan budaya sehingga siswa mampu berprestasi dan berkreasi dalam bidang seni budaya. 4. Melaksanakan gerakan penghijauan, hemat energi (listrik dan

air), serta perduli terhadap sampah.

(77)

( Dokumentasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dikutip tanggal 01 Maret 2016 ).

4. Kemitraan

(78)

2. Clearing House dengan The Manor CE Primary School South Gloucestershire, UK. Satu kerjasama yang diprakarsai oleh

Depdiknas dan British Council untuk peningkatan kualitas pendidikan.

3. Cosmopoint University Malaysia (dalam proses)

( Dokumentasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, dikutip tanggal 01 Maret 2016 ).

5. Program Kerja Program Unggulan

1. Meningkatkan profesionalisme pelayanan pembelajaran serta bimbingan dan konseling secara bertahap dan pada tahun 2013 sudah mencapai standar tenaga kependidikan.

2. Tahun 2013 sebagian besar guru telah menguasai multi strategi pembelajaran aktif.

3. Pada tahun 2013 Guru SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta telah menguasai multi metoda dan strategi pembelajaran sekurang-kurangnya 11 metode/strategi

(79)

5. Pada tahun 2013 seluruh guru dan siswa telah mampu mengakses dan memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) sebagai media dan sumber belajar di kalangan guru maupun siswa. 6. Siswa dapat menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang seni

sehingga dapat melakukan pertunjukan (pentas seni), baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat

7. Menerapakan Pendekatan CTL dan Active Learning untuk semua mata pelajaran dan telah tercapai 100% pada tahun 2013.

8. Pada tahun 2013 telah terbentuk kebiasaan menulis di kalangan guru dan siswa minimal 20 % dari jumlah mereka.

9. Tahun 2013/2014 menjadi juara karya tulis ilmiah remaja tingkat kota.

10.Menjadi juara , seni Lukis dan musik di tingkat Kota.

11.Menjadi juara atletik dan permainan (bola voli dan sepak bola) tingkat Kota/Propinsi.

12.Majalah sekolah dan perpustakaan menjadi wahana efektif untuk kegiatan menulis dan berdiskusi bagi siswa

13.Pada tahun 2014, budaya minat baca telah mencapai minimal 20% dari jumlah siswa

14.Tahun 2013/2014 sekolah memiliki wahana pengembang kreatifitas dan pada tahun 2013 wahana tersebut telah eksis

(80)

16.Pada tahun 2014 lingkungan sekolah telah memenuhi 7 K dan tercipta iklim kondusif untuk belajar

17.Tahun 2014 Perpustakaan sekolah dilengkapi dengan media belajar dan bahan bacaan elektronik maupun media belajar berbasis komputer.

18.Meningkatkan pencapaian skor GSA minim 0,6 pada tahun 2013 19.Pada tahun 2013 semua mata pelajaran pada SMP Muhammadiyah

2 Yogyakarta menggunakan batas minimal ketuntasan belajar 75. 20.Pada tahun 2013 standar (batas ambang) kelulusan pada SMP

Muhammadiyah 2 Yogyakarta minimal 5,0

21.Mengembangkan sistem yang handal dalam rangka uji kompetisi baik dalm bidang akademik maupun non akademik

22.Mengefektifkan hasil pembelajaran yang bermakna sehingga bermanfaat bagi kehidupan anak

23.Pada tahun 2013 SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menjadi sekolah yang unggul di kota Yogyakarta dengan lulusan yang kompetitif dalam memasuki jenjang yang lebih tinggi SMA yang favorit.

(81)

25.Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif untuk belajar

26.Pada tahun 2013 SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta memiliki pusat komunikasi (PUSKOM) untuk pengembangan jaringan secara internal dalam menggarap program-program pelayanan administrasi dan pembelajaran.

27.Pada tahun 2013 seluruh guru dan TU telah mampu mengermbangkan tugasnya hingga lintas job.

28.Memiliki jaringan on line yang berbasis computer TI dalam pelayanan administrasi

29.Meningkatkan Kompetensi Guru dan TU, sehingga pada tahun 2014 telah mencapai standar pelayanan prima

30.Melaksanakan monitoring dan evaluasi dan pelaporan secara efektif untuk setiap program kegiatan baik akademik, administrative maupun non akademik

31.Mewujudkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja guru dan TU yang akurat

32.Memiliki tenaga profesional untuk melaksanakan supervisi klinis bagi guru dan pegawai SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Setiap situasi kegagalan sistem yang terdeteksi dalam infrastruktur high availability cluster seperti downtime pada server, akan mengakibatkan terjadinya suatu

Dengan demikian, penambahan file hanya dapat dilakukan terhadap akhir file, dan akses terhadap baris tertentu harus dimulai dari awal file. Fungsi baku yang terkait dengan

Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan untuk memberi semangat atau dorongan kepada orang lain, antara lain:... I’m almost

Panitia Pengadaan (C) Pengadaan Barang Teknologi Informasi dan Jasa Lainnya dilingkungan Badan Kepegawaian Negara Tahun anggaran 2016 akan melaksanakan Pelelangan Umum

tipe 2 sebelum dilakukan senam kaki. 2) Menghitung frekuensi nadi dorsalis pedis pada pasien Diabetes melitus. tipe 2 setelah dilakukan senam kaki. 3) Menganalisa pengaruh senam

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GRAPH CLUSTERING PADA BERITA DIGITAL MENGGUNAKAN ALGORITMA RESTRICTED NEIGHBOURHOOD. SEARCH CLUSTERING (RNSC) KMS NDN

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Membandingkan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran