KONSTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KEPRAMUKAAN PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh Sinus Ahmad
3201406529
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii Hari : Rabu
Tanggal : 9 Februari 2011
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
FIS UNNES
iii Hari : Rabu
Tanggal : 16 Februari 2011
Penguji Utama
Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. NIP.19620811 1988032 001
Penguji I Penguji II
Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002
Mengetahui, Dekan
iv
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 16 Januari 2011
Sinus Ahmad
v
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan” (QS. Al. Maidah ayat 11)
“Setiap orang yang keluar dari rumahnya hendak mencari ilmu pengetahuan, dimudahkan oleh Alloh SWT baginya jalan ke surga”
(H.R. Thabrani dari Siti „Aisyah)
“Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan yang tertunda”
(Penulis)
Persembahan:
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Chambali dan Ibu Umi Afifah
tercinta sebagai sembah bakti ku.
2. Kedua kakakku Mas Yusni dan Mas
Lukman yang senantiasa mendukung
vi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Konstribusi
Kegiatan Ekstrakuriuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA
Nahdlatul Muslimin Tahun Ajaran 2010/2011 ” tanpa suatu halangan yang berarti.
Terselesaikannya skripsi ini bukanlah merupakan prestasi saya
semata-mata, melainkan merupakan kerja keras dan hasil didikan, binaan, serta bimbingan
dari berbagai pihak, yang tidak mungkin saya lupakan selama-lamanya. Oleh
karena itu izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu
dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di UNNES.
2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak
memberikan bimbingan, fasilitas selama kuliah dan memberikan izin
mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan,
bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Drs. R. Sugiyanto, SU., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya di tengah-tengah kesibukannya beliau untuk memberikan
bimbingan, arahan, petunjuk, ketulusan dan tanggung jawabnya serta fasilitas
yang tidak ternilai ini tidak akan pernah penulis lupakan karena tanpa
bimbingan beliau penulis tidak ada artinya
5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah dengan tekun,
cermat dan sabar membimbing penulis, dan memberikan banyak kemudahan
untuk setiap saat penulis megadakan bimbingan dan memberikan banyak
petunjuk yang sangat berharga serta meningkatkan bobot penulisan skripsi ini,
vii penulis tidak ada artinya
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi, terima kasih atas dedikasi, waktu dan
kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.
8. Drs. Tamam, selaku Kepala Madrasah MA Nahdlatul Muslimin yang telah
memberikan izin penelitian, Suharno, S.Ag, selaku Pembina kegiatan
ekstrakurikuler pranmuka yang dengan sabar memberikan arahan dan bantuan
kepada penulis dalam mengadakan penelitian.
9. Siswa-siswi MA Nahdlatul Muslimin yang telah membantu dalam pembuatan
skripsi ini.
10.Keluarga besar mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2006 atas kenangan dan
kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah kenangan lima tahun
sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.
11.Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis harapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan
akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal baktinya dari Allah SWT
dan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna
bagi para pembaca yang budiman.
Semarang, 16 Januari 2011
viii
2010/2011. Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. R. Sugiyanto, SU. II. Drs. Saptono Putro, M.Si.
Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler, Pembelajaran Geografi
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk lebih memperluas serta penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran disekolah. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman tentang kompas dan pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran 2010/2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin yang berjumlah 425 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada kelas masing-masing siswa sebanyak 85. Variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan pramuka, yaitu kegiatan yang bersifat fisik dan kegiatan yang bersifat sosial. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriftif.
ix
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penegasan Istilah ... 6
F. Sistematika Skripsi ... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ... 9
A. Belajar dan Pembelajaran ... 9
B. Mata Pelajaran Geografi ... 23
C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27
D. Kegiatan Pramuka ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN ... 37
A. Populasi ... 37
x
F. Analisis Data ... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 46
2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50
3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 53 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 59
C. Pembahasan ... 61
1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 62
2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 63
3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 64 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 65
BAB V. PENUTUP ... 67
A. Simpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
xi
2. Kriteria Penskoran ... 41
3. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47
4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50
5. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah ... 54
xii
2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47
3. Pelaksanaan Haiking dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 50
4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 51
5. Penggunaan Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 53
6. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah 54 7. Pelaksanaan Kegiatan Kemah dalam Pramuka ... 57
xiii
Pembelajaran Geografi ... 70
2. Lembar Pengamatan Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pembelajaran Geografi ... 74
3. Daftar Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ... 76
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
berkualitas merupakan faktor yang paling berharga dalam pembangunan yang
telah, akan, maupun yang sedang dilaksanankan. Pada hakekatnya pendidikan
dilangsungkan untuk membantu perkembangan melalui aspek kepribadian,
sehingga manusia dapat mengusahakan kehidupanya sendiri. Meskipun
pengembangan sumber daya manusia bukan hanya melalui pendidikan,
khususnya pendidikan formal, tetapi sampai saat ini dipercaya bahwa
pendidikan formal merupakan pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan secara sistemais, berjenjang, dan pragmatis.
Undang-undang RI No.20 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan,
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Adapun usaha untuk meningkatan mutu pendidikan seperti yang
diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan
kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang
mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan
persekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu
memikul tanggung jawabnya secara sendirian, mengharuskan segenap
komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan
pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin
diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian. Oleh
karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan
yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah
dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka
memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, non formal, maupun
yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus
dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan
memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak
mungkin berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan
sekaligus sebagai tujuan pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan
perlu di tata suatu sistem pendidikan yang relevan, sistem pendidikan
dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya (
Hamalik, 2004: 6).
Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan tujuan.
Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajaran di dalam
pendidikan, yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan
pendewasaan dan perkembangan adalah manusia yang selalu berubah dan
perubahan itu merupakan hasil belajar.
Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan
manusia maka keberhasilan sangat tergantung pada unsur manusianya, hal
tersebut diwujudkan dengan adanya iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat
harus dikembangkan, agar timbul sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan
berkeinginan untuk maju.
Untuk mengupayakan peserta didik dapat berprilaku kreatif, inofatif
dan berkeinginan untuk maju maka diperlukan wadah dimana para peserta
didik dapat menyalurkan bakat-bakat yang perlu diasah selain materi formal di
sekolah, maka dari itu untuk menampung bakat-bakat peserta didik disekolah
diadakan kegiatan diluar jam sekolah yang disebut kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau
universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada
pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas.
Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang
akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun
siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler)
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran disekolah. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa
kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang
berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu
kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang
berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para
siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah,
tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya
tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman
tentang kompas atau pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler sudah lama dilaksanakan di MA Nahdlatul
Muslimin dan sampai sekarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut sudah
berjalan dengan baik dan tidak jarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut meraih
prestasi yang membanggakan. Begitu pula kegiatan ekstrakurikuler pramuka
yang telah banyak meraih prestasi di tingkat kabupaten kudus, saat ini
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari jum’at minggu
pertama dan ketiga setiap bulan, banyak materi-materi yang diajarkan didalam
kepramukan yang berhubungan langsung dengan materi pembelajaran
geografi, selain materi ada juga kegitan yang dilakukan di lapangan yang juga
berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis bermaksud melakukan
Pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun
Ajaran 2010/2011”.
B. Permasalahan
Pada penelitian ini rumusan masalah yang akan dikaji adalah
“bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada
pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran
2010/2011.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun
ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang ada kaitanya dengan
pembelajaran geografi disekolah.
Bagi pihak yang terkait terutama MA Nahdlatul Muslimin diharapkan
untuk dapat mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini bermaksud untuk memperjelas
tema penelitian.
1. Konstribusi
Pengertian konstribusi adalah sumbangan, turut membantu
tenaga/pikiran (Moeliyono, 1989: 89). Khususnya mengenai konstribusi
ini adalah sumbangan yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
terhadap pembelajaran geografi.
2. Mata Pelajaran geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan
(Sumaatmadja, 2007: 11). Sedangkan R. Bintarto mengemukakan bahwa
geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisa gejal-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang
khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur
bumi dalam ruang dan waktu.
Geografi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mata pelejaran
geografi yang diajarkan pada di SMA/MA dengan kurikulum 2006/KTSP.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan
diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdiknas, 2004: 69). Sedangkan
untuk membantu memperlancar perkembangan murid sebagai manusia
seutuhnya.
4. Kegiatan Pramuka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362)
kegiatan diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan
ketangkasan (dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas
yang dilakukan oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam
keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005
tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1
dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda
Karana. Adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang
dewasa. Kegiatan pramuka yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
kegiatan pramuka yang diselenggarakan di MA Nahdlatul Muslimin
Undaan tahun ajaran 2010/2011.
F. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah
dapat dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematikanya secara garis
besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi terdiri dari : halaman judul, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar,
sari, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel, dan daftar gambar.
2. Bagian isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.
BAB II : Landasan Teori dan Hipotesis
Berisi tentang teori yang digunakan sebagai bahan dasar pembahasan
selanjutnya
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang obyek penelitian yang mencakup populasi, sampel, variabel
penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang gambaran umum objek penelitian, analisis hasil dan
pembahasan
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir
Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 2) adalah
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2003: 2). Dari pendapat tersebut, maka belajar dapat diartikan
suatu proses usaha yang dilakukan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
individu sebagai hasil pengalaman-pengalaman untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.
Menurut Mulyasa (2006: 255) pembelajaran pada hakikatnya
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
internal (dalam diri individu) maupun eksternal (dari luar individu).
2. Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2009: 4) adalah:
a) Belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar memiliki ciri-ciri:
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berkomulasi.
5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap.
7) Bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
b) Belajar merupakan proses.
Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis,
konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
c) Belajar merupakan bentuk pengalaman
Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya.
3. Tujuan Belajar
Gagne dalam Hasibuan (2006: 5) mengelompokkan kondisi-kondisi
yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam yang kemudian
disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang
merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian
macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk
pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:
a) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan skolastik).
b) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
c) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
d) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya.
e) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau
kejadian.
Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan
mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dari padanya
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003: 54).
a) Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Yang
termasuk dalam faktor intern yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi,
dan faktor kelelahan.
1) Faktor Jasmaniah
(a) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar akan
terganggu bila kesehatannya juga terganggu, selain itu akan
cepat lelah, mudah pusing dan mengantuk. Oleh karena itu agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjaga.
(b) Faktor Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini
terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
2) Faktor Psikologi
(a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Dalam situasi yang sama, siswa yang memilki tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum
pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena
belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah
salah satu faktor diantara faktor yang lain. Siswa dengan
intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam
belajar jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan
menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jika
siswa mempunyai intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat
(b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali dalam Slameto (2003: 56)
adalah keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan
objek. Untuk dapat menjamin asil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka
belajar.
(c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
(d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih. Bakat memiliki pengaruh terhadap belajar,
karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya akan baik karena ia senang
belajarnya itu. Sangat penting untuk mengetahui bakat siswa
dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan
bakatnya.
(e) Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat
sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif
yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan
atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang
memperkuat, jadi latihan atau kebiasaan itu sangat perlu dalam
belajar.
(f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap
(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum
belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap
(matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
(g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi.kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. Kelelahan jasmani timbul karena terjadi kekacauan
substansi sisa pembekaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak
atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk mengasilkan
sesuatu hilang. Kelelahan rohani terjadi karena terus menerus
memikirkan masalah yang berat tanpa istirahat, menhadapi hal-hal
yang sama dan mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak
b) Faktor Ekstern
Faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu yang terdiri
dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1) Faktor Keluarga
(a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas dengan
pernyataan Soetjipto Wirowidjojo dalam Slameto (2003: 61)
yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama”. Keluarga yang sehat besar artinya
untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di
atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di
dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
(b) Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah
relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta
keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam
keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk
mensukseskan belajar anak sendiri.
(c) Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di
mana anak berada dan belajar. Susana rumah juga merupakan
faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.
Susana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan
memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Susana tersebut
dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak
penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering
terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan
keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suks
keluar rumaha, akibatnya belajarnya menjadi kacau.
(d) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan dan lain-lain, juga memburuhkan fasilitas belajar
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat
tulis-menulis, bubku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya
(e) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.
Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas
di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,
orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya,
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah.
(f) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan ayau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong
semangat anak untuk belajar.
2) Faktor Sekolah
(a) Metode Mengajar
Metode Mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Hal
ini disebabkan karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai pelajaran sehingga murid kurang senag terhadap
pelajaran itu.
(b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan
pelajaran mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kuran
baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
(c) Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa
akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata
pelajaran yang diberikannya sehingga siswa akan berusaha
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Dan sebaliknya jika
guru kurang berinteraksi dengan baik pada siswa maka siswa
segan berpartisipasi aktif dalam belajar.
(d) Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu,
agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar
siswa.
(e) Disiplin Sekolah
Siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi
yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin
di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.
untuk menciptakan kedisiplinan siswa haruslah guru beserta
(f) Alat Pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap
adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar
dengan baik pula.
(g) Waktu Sekolah
Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pengaruh yang positif terhadap belajar.
(h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan
yang dirumuskan dapat tercapai.
(i) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung
dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
(j) Metode Belajar
Cara belajar yang teratur setiap hari, dengan pembagian
waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup
istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
Hendaknya gurru jangan terlalu banyak memberi tugas
yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3) Faktor Masyarakat
(a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam
masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya. Jika mungkin
memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu
misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja, kelompok
diskusi dan lain sebagainya.
(b) Mass Media
Mass Media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga belajarnya. Sebaliknya mass media
yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka
perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol
yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik
di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
(c) Teman Bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik
dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari
orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu
(d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik
agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau
siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
B. Mata Pelajaran Geografi
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku. Geografi merupakan mata pelajaran yang mengkaji
permukaan bumi dan seisinya, lapangan merupakan sumber bahan yang utama
dalam pembelajaran geografi. Ilmu geografi sudah ada sejak dahulu. Definisi
dari geografi itu sendiri sudah banyak didefinisikan oleh banyak para ahli
geografi diantaranya Ferdinand Von Richtofel (1883) dalam Suharyono (1990:
9) yang dikenal sebagai tokoh pertama yang memberikan batasan bahwa yang
dipelajari geografi hanya permukaan bumi dan isinya yaitu dengan
menggunakan definisi geografi sebagai pengetahuan yang melukiskan
gejala-gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduk dan menerangkan gejala-gejala
dan sifat-sifat itu baik dalam hubungan timbal baliknya atau dalam hal
terdapatnya secara bersamaan.
R. Bintarto mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu
pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala
alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan
dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
geografi mengkaji tentang aspek ruang dan tempat pada berbagai skala
dimuka bumi.
Pengertian diatas menekankan bahan kajianya adalah gejala-gejala
alam dan kehidupanya yang membentuk lingkungan dunia dan tempat-tempat
gejala alam dan kehidupan itu dapat dipandang sebagai hasil dari proses alam
yang terjadi dibumi, atau sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak
kepada makhluk hidup yang tinggal diatas permukaan bumi. Untuk
menjelaskan pola-pola gejala geografis yang terbentuk dan mempertajam
maknanya, disajikan dalam bentuk deskripsi petan dan tampilan geografi
lainya (Puskur, 2002: 7). Sedangkan berdasarkan seminar dan lokakarya para
pakar geografi di Semarang pengertian geografi adalah pengetahuan mengenai
persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala
geosfer) serta interaksi antara manusia dengan lingkunganya dalam konteks
keruangan dan kewilayahan.
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan dalam segala
perwujudan makna. Bidang kajian geografi meliputi muka bumi dan
proses-proses yang membentuknya, hubungan antara manusia dengan lingkungan,
serta pertalian antara manusia dengan tempat-tempat. Sebagai suatu disiplin
integratif, geografi memadukan dimensi-dimensi alam dan manusia di dunia,
dalam menelaah manusia, tempat-tempat dan linkunganya (Puskur, 2002: 6).
Mata pelajaran geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang
organisasi spasial masyarakat tempat-tempat dan lingkungan pada muka bumi.
pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologi di muka bumi,
sehingga diharapkan siswa dapat memahami manusia menciptakan
wilayahnya (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain
itu siswa dimotifasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan
pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang temapt-tempat dan
wilayah (Puskur, 2002: 6)
Pengorganisasian materi geografi dilakukan dengan pendekatan
kemasyarakatan yang semakin luas, yaitu mulai dari lingkungan terdekat
sampai pada lingkungan yang terjauh dan dari materi yang bersifat konkrit
menuju pada materi yang bersifat abstrak. Materi pokok pembelajaran
geografi di SMA dan MA adalah penginderaan jauh dan sistem informasi
geografi, dinamika perubahan atmofer, litosfer, hidrosfer dan biosfer, sumber
daya alam dan pemanfaatanya, lingkungan hidup, konsep dasar perwilayahan,
serta negara maju dan negara berkembang (Puskur, 2002: 13).
Kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran geografi
merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses
pembelajaran geografi di SMA dan MA. Kompetensi dasar mata pelajaran
geografi berupa menafsirkan proses fisik yang membentuk kenampakan dan
pola-pola permukaan bumi, menganalisis interaksi antara lingkungan fisik,
sosial budaya wilayah tertentu dan menggunakan peta untuk mendapatkan,
memproses dan melaporkan informasi fisik dan sosial dalam konterks
Standar kompetensi mata pelajaran geografi terdiri dari memahami ciri
fisik dan sosial budaya keruangan, memahami interaksi antara lingkungan
fisik dan sosial budaya wilayah tertentu, menggunakan konsep wilayah dalam
menginterpretasikan keragaman bumi, serta menggunakan petan dan tampilan
geografis lainya untuk mengelola informasi fisik dan sosial budaya dalam
konteks keruangan (Diknas, 2003: 4).
Pembelajaran geografi memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan
dan kompleks wilayah. Pengorganisasian materi geografi dengan
memanfaatkan bentang alam sekitar sebagai sumber informasi geografi.
Bersama dengan kemajuan teknologi informasi, geografi mengembangkan
sistem informasi dari konvensional kedalam penyajian yang mutahir
(teknologi sistem informasi geografi). Diharapkan secara bertahap siswa dapat
melakukan penyesuaian dengan penyajian informasi geografi (Puskur, 2002:
10).
Seperti yang tertuang dalam Puskur (2002: 7-8). Fungsi pelajaran
geografi adalah mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan
dan proses yang berkaitan, mengembangkan ketrampilan dasar dalam
memperoleh data dan informasi, mengkomunkasikan dan menerapkan
pengetahuan geografi, serta menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap
keragaman sosial budaya masyarakat.
a) Pengetahuan: Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan
dengan pola keruangan dan proses-prosesnya, mengembangkan
pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasanya untuk
dimanfaatkan, dan mengembangkan konsep dasar geografi yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar.
b) Ketrampilan: Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik,
lingkungan sosial dan lingkungan binaan, mengembangkan ketrampilan
mengumpulkan dan mencatat data informasi yang berkaitan dengan
aspek-aspek keruangan dan mengembangkan ketrampilan analisis sintesis
kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.
c) Sikap: Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografis
yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan
tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan
kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya dan
mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor:
226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur
pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari
kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tugas pokok:
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa
2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran
3. Menyalurkan bakat dan minat
4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1998: 1-2).
Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan
adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun
kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang digariskan.
Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam
mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya
informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan
dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas
diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta
pihak-pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai
dengan tujuan. Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat
memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri
6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan
pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
1. Pengertian, Peranan serta tujuan Ekstrakurikuler
a) Pengertian
Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang
ekstrakurikuler, yaitu :
1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992.
Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler
adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur
sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun diluar sekolah,
dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan
siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan
Nomor 080/U/1993. Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud
tersebut dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan
pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan
program kurikuler.
Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan
dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung didalamnya adalah
sama. Kedua-duanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan,
serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan
pembentukan kepribadian para siswa.
Selain itu sumber lain mengatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diluar
jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah
untuk lebih memperluas dan penerapan nilai pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran
(Depdiknas, 2005: 25). Sedangkan menurut Daryanto (1996: 68)
ekstrakurikuler adalah kegiatan untuk membantu memperlancar
pada penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam
biasa termasuk pada hari libur, dengan maksud untuk memperluas
wawasan, mendorong pembinaan nilai / sikap, dan memungkinkan
lebih lanjut berbagai mata pelajaran yang dipelajari.
b) Peranan
Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas,
eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan
mempunyai peranan utama sebagai berikut:
1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa,
dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki
pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran
sesuai dengan program kurikulum yang ada.
2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan
pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa
3) Diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan
keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak
ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif.
c) Tujuan
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah meningkatkan dan
memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat,
kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi,
masyarakat. Depdiknas (2004: 38) menyatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan
memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai/sikap, serta
kemungkinan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari
dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti
maupun program khusus.
2. Materi dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
a) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa
Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan peribadatan sesuai
dengan agamanya masing -masing, (2) memperingati hari-hari besar
agama, (3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (4)
mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan
kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
b) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara
Jenis kegiatanya adalah: (1) melaksanakan upacara bendera pada hari
Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial,
(3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran
pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan
lagulagu nasional.
c) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2)
melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah
lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat
perjuangn para pahlawan bangsa.
d) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur
Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan,
(3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban
dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa
terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.
e) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan
Jenis kegiatannya adalah: (1) mengembangkan peran siswa dalam
Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4)
mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu
pementasan atau bazar.
f) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan
Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan keterampilan dalam
menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan di
bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan
usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi
g) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.
Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah,
(2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin
sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
h) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni
Jenis kegiatanya adalah: (1) meningkatkan wawasan dan keterampilan
siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar belajar semacam
seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4) mementaskan,
memamerkan hasil berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10).
D. Kegiatan Pramuka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362) kegiatan
diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan ketangkasan
(dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas yang dilakukan
oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1 dijelaskan bahwa Gerakan
Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana. Adalah gerakan
pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.
Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda, memilki
potensi besar bagi pembangunan dimasa yang akan datang. Gerakan ini
merupakan suatu organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah generasi
mereka untuk dicurahkan dalam segala bentuk aktifitas. Gerakan pramuka
sebagai wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur serta sehat jasmani dan rohani
sehinggamenjadi warga indonesia yang berjiwa pancasila yang mampu dan
sanggup untuk menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara.
Gerakan pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan
bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:
1. Membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan yang beriman dan
bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan
kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional,
social, intelektual dan fisik sehingga menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara (Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka).
Didalam kegiatan ekstrakurikuker banyak kegiatan-kegiatan yang
berhubungan langsung dengan pembelajaran di sekolah, jadi disini siswa tidak
hanya mendapat pemahaman tentang materi pembelajaran di kelas, tetapi juga
Ada beberapa kegiatan yang ada didalam pramuka yang berhubungan
langsung dengan pembelajaran disekolah yang diantaranya yaitu kegiatan
haiking yang berhubungan dengan pemahaman tentang peta dan kompas,
selanjutnya ada kegiatan PBB yang berhubungan dengan pemahaman interaksi
sosial, serta kegiatan bakthi sosial yang berhubungan dengan pemahaman
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran
2010/2011 yang berjumlah 425 siswa dari kelas satu dan kelas dua yang
terdiri dari 11 kelas.
2. Sampel
Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada
kelas masing-masing siswa.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MA Nahdlatul
Muslimin Undaan secara acak tiap-tiap kelas dengan menggunakan
pengundian, sampel diambil sebanyak 20%, dari populasi tiap kelas
sehingga diperoleh pembulatan jumlah siswa sebagai sampel sebesar 85
siswa dari kelas satu dan dua yang terdiri dari 11 kelas.
Tabel. 1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Popoulasi Sampel
Sumber : hasil Penelitian Tahun 2011
B. Variabel penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Konstribusi Kegiatan
Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul
Muslimin maka variabel dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaaan. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dimaksud disini
adalah kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan yang berhubungan dengan pembelajaran geografi
Sub-variabel dan indikator konstribusi kegiatan ekstrakurikuler
1. Kegiatan yang Bersifat Fisik
a. Pemahaman siswa tentang peta dalam kegiatan haiking.
b. Pemahaman siswa tentang kompas dalam kegiatan haiking
2. Kegiatan yang Bersifat Sosial
a. Pemahaman siswa tentang interaksi sosial dalam kegiatan berkemah
b. Pemahaman siswa tentang lingkungan hidup dalam kegiatan Bhakti
Sosial
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket dan dokumentasi.
1. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Tujuan
penggunaan angket ini adalah untuk melengkapi dan mengungkap
seberapa besar konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran
geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.
2. Metode Dokumentasi
Menurut Surachmad (1972: 125) dokumentasi adalah laporan tertulis dari
suatu peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan
meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut. Metode
dari responden secara langsung. Dokumentasi ini berupa profil MA
Nahdlatul Muslimin dan catatan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
D. Penentuan Skor
Penentuan skor ini dilakukan agar data yang diberikan responden dapat
dikuantitaskan, sehingga data dapat dianalisis dengan menggunakan metode
statistik. Penentuan skor ditetapkan dengan memberi skor 1 (satu) pada tiap
jawaban a, skor 0 (nol) untuk tiap jawaban b.
E. Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data deskriptif dengan
menerapkan rumus persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar konstribusi kegitan ekstrakurikuler kepramukaan pada
pembelajaran geografi.
a) Menghitung skor maksimal, rumus sebagai berikut:
Skor maksimal = ∑ item soal sub variabel × skor tertinggi
= 5 x 1 = 5
b) Menghitung skor minimal, rumus sebagai berikut:
Skor minimal = ∑ item soal sub variabel × skor terendah
= 5 x 0
c) Menentukan Range
Range = skor maksimal – skor minimal
= 5 – 0
= 5
d) Menentukan interval
Interval =
= 5 2 = 2.5
e) Membuat kriteria
Kriteria dibagi menjadi 2 macam yaitu paham dan tidak
paham. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2
Kriteria Penskoran
Selanjutnya data yang telah terkumpul dalam bentuk angka
ditabulasikan dengan memasukkan ke dalam rumus presentase dari
frekuensi, yaitu:
No. Skor Kriteria
1.
2.
0-<2.5
>2.5 - 5
Tidak Paham
Presentase (P) = f X 100%
∑f
Keterangan :
P = tingkat keberhasilan yang dicapai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
MA Nahdlatul Muslimin Undaan merupakan madrasah setara
dengan sekolah menengah atas yang berada dibawah naungan Departemen
Agama. Sekolah ini berlokasi di Jl. Kudus-Purwodadi Km. 13 Desa
Undaan Kidul Gang 13 Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Kode Pos
59372.
MA Nahdlatul Muslimin yang berlokasi di Desa Undaan Kidul
dengan letak astronomis 6053’30” LS dan 110049’50” BT, dengan batas
wilayah sebelah utara desa Undaan Tengah, sebelah timur Kabupaten Pati,
sebelah selatan Desa Sambung, sebelah barat Kabupaten Demak (Lihat
gambar 1)
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin
Undaan tahun ajaran 2010/2011.
2. Kondisi Fisik MA Nahdlatul Muslimin Undaan a) Jumlah Kelas
Jumlah kelas yang terdapat di MA Nahdlatul Muslimin
Undaan secara keseluruhan adalah 15 kelas, yang terdiri dari kelas X
ada 5 kelas, kelas XI ada 5 kelas, dan kelas XII juga 5 kelas.
b) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasana yang dapat menunjang dalam kegiatan
pembelajaran di MA Nahdlatul Muslimin adalah perpustakaan,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, ruang
BK, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang OSIS, ruang
UKS, ruang koperasi siswa, lapangan olah raga, lapangan upacara,
gudang, toilet, kantin, tempat parkir dan ruang serba guna.
c) Tenaga Pengajar
Di MA Nahdlatul Muslimin terdapat 51 orang guru dan 7
orang staf TU, sebagian besar guru di MA Nahdlatul Muslimin
berpendidikan sarjana, untuk staf TU sebagian besar berpendidikan
SMA atau sederajat.
d) Kurikulun
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
MA Nahdlatul Muslimin sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian berisi tentang pengungkapan data-data yang
diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data yang telah ditentukan dan kemudian diolah dengan
menggunakan metode-metode pengolahan data yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan deskripsi frekuensi dengan menerapkan rumus
persentase untuk menghitung seberapa besar konstribusi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka terhadap pembelajaran geografi di MA Nahdlatul
Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.
1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking
Sub-variabel pemahaman siswa tentang peta dimaksudkan untuk
mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan terhadap
tentang peta. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan
bahwa pemahaman siswa tentang peta dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3
Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking
Kategori Jumlah %
Paham 71 83.52%
Tidak Paham 14 16.47%
Jumlah 85 100%
Skor rata-rata 4.21
Sumber: Hasil Analisis Penelitian Tahun 2011
84% 16%
Pa ha m
Tida k Pa ha m
Gambar 2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking
Berdasarkan analisis dari tabel 3 dan gambar 2, dapat diketahui
bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA
Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami apa itu peta
dengan baik, yaitu sebesar 84% siswa termasuk dalam kriteria paham
sedangkan 16% siswa termasuk dalam kriteria tidak paham, dengan skor
rata-rata sebesar 4.21. skor 0-<2.5 dikatakan tidak paham dan skor >2.5-5
dikatakan paham, sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin
a) Pengetahuan siswa mengenai peta
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dapat
diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar sudah mengerti
pengetahuan tentang peta, hal ini dikarenakan didalam kegiatan
ekstrakurikuler tersebut dibekali dengan pengetahuan dasar tentang
peta dari pembina maupun kakak kelas, selain itu para siswa tersebut
aktif penuh dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti, hal ini
dapat dilihat dari absensi pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut,
selain itu kegiatan ektrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin
juga sering memenangkan lomba baik tingkat kecamatan maupun
tingkat kabupaten.
b) Persiapan penggunaan peta sebelum melakukan kegiatan
Hasil pengamatan pada sub variabel ini persiapan yang
dilakukan siswa sudah cukup baik, hal ini dikarenakan siswa
diajarkan oleh pembina mereka tentang penggunaan peta yang
nantinya akan dilombakan. Tapi masih ada juga siswa yang hanya
sekedar mengikuti temanya, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
haiking tidak dilakukan secara individu melainkan secara kelompok
yang terdiri dari 5 sampai 10 siswa yag membuat sebagian siswanya
menggantungkan pada teman sekelompoknya.