• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun Ajaran 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun Ajaran 2010 2011"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRIBUSI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KEPRAMUKAAN PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh Sinus Ahmad

3201406529

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

ii Hari : Rabu

Tanggal : 9 Februari 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

FIS UNNES

(3)

iii Hari : Rabu

Tanggal : 16 Februari 2011

Penguji Utama

Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si. NIP.19620811 1988032 001

Penguji I Penguji II

Drs. R. Sugiyanto, SU. Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19471201 1975011 001 NIP. 19620928 1990031 002

Mengetahui, Dekan

(4)

iv

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 16 Januari 2011

Sinus Ahmad

(5)

v

diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan” (QS. Al. Maidah ayat 11)

“Setiap orang yang keluar dari rumahnya hendak mencari ilmu pengetahuan, dimudahkan oleh Alloh SWT baginya jalan ke surga”

(H.R. Thabrani dari Siti „Aisyah)

“Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan yang tertunda”

(Penulis)

Persembahan:

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Chambali dan Ibu Umi Afifah

tercinta sebagai sembah bakti ku.

2. Kedua kakakku Mas Yusni dan Mas

Lukman yang senantiasa mendukung

(6)

vi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Konstribusi

Kegiatan Ekstrakuriuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA

Nahdlatul Muslimin Tahun Ajaran 2010/2011 ” tanpa suatu halangan yang berarti.

Terselesaikannya skripsi ini bukanlah merupakan prestasi saya

semata-mata, melainkan merupakan kerja keras dan hasil didikan, binaan, serta bimbingan

dari berbagai pihak, yang tidak mungkin saya lupakan selama-lamanya. Oleh

karena itu izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu

dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di UNNES.

2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak

memberikan bimbingan, fasilitas selama kuliah dan memberikan izin

mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan,

bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Drs. R. Sugiyanto, SU., Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya di tengah-tengah kesibukannya beliau untuk memberikan

bimbingan, arahan, petunjuk, ketulusan dan tanggung jawabnya serta fasilitas

yang tidak ternilai ini tidak akan pernah penulis lupakan karena tanpa

bimbingan beliau penulis tidak ada artinya

5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah dengan tekun,

cermat dan sabar membimbing penulis, dan memberikan banyak kemudahan

untuk setiap saat penulis megadakan bimbingan dan memberikan banyak

petunjuk yang sangat berharga serta meningkatkan bobot penulisan skripsi ini,

(7)

vii penulis tidak ada artinya

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi, terima kasih atas dedikasi, waktu dan

kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.

8. Drs. Tamam, selaku Kepala Madrasah MA Nahdlatul Muslimin yang telah

memberikan izin penelitian, Suharno, S.Ag, selaku Pembina kegiatan

ekstrakurikuler pranmuka yang dengan sabar memberikan arahan dan bantuan

kepada penulis dalam mengadakan penelitian.

9. Siswa-siswi MA Nahdlatul Muslimin yang telah membantu dalam pembuatan

skripsi ini.

10.Keluarga besar mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2006 atas kenangan dan

kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah kenangan lima tahun

sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.

11.Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis harapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan

akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal baktinya dari Allah SWT

dan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna

bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 16 Januari 2011

(8)

viii

2010/2011. Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. R. Sugiyanto, SU. II. Drs. Saptono Putro, M.Si.

Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler, Pembelajaran Geografi

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah untuk lebih memperluas serta penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran disekolah. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman tentang kompas dan pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran 2010/2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin yang berjumlah 425 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada kelas masing-masing siswa sebanyak 85. Variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan pramuka, yaitu kegiatan yang bersifat fisik dan kegiatan yang bersifat sosial. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriftif.

(9)

ix

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Sistematika Skripsi ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Mata Pelajaran Geografi ... 23

C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27

D. Kegiatan Pramuka ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN ... 37

A. Populasi ... 37

(10)

x

F. Analisis Data ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 43

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 46

2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50

3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 53 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 59

C. Pembahasan ... 61

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 62

2. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 63

3. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kemah . 64 4. Pemahaman Siswa tentang Lingkungan dalam Kegiatan Bhakti Sosial ... 65

BAB V. PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(11)

xi

2. Kriteria Penskoran ... 41

3. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47

4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 50

5. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah ... 54

(12)

xii

2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking ... 47

3. Pelaksanaan Haiking dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 50

4. Pemahaman Siswa tentang Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 51

5. Penggunaan Kompas dalam Kegiatan Haiking ... 53

6. Pemahaman Siswa tentang Interaksi Sosial dalam Kegiatan Berkemah 54 7. Pelaksanaan Kegiatan Kemah dalam Pramuka ... 57

(13)

xiii

Pembelajaran Geografi ... 70

2. Lembar Pengamatan Konstribusi Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pembelajaran Geografi ... 74

3. Daftar Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ... 76

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang

berkualitas merupakan faktor yang paling berharga dalam pembangunan yang

telah, akan, maupun yang sedang dilaksanankan. Pada hakekatnya pendidikan

dilangsungkan untuk membantu perkembangan melalui aspek kepribadian,

sehingga manusia dapat mengusahakan kehidupanya sendiri. Meskipun

pengembangan sumber daya manusia bukan hanya melalui pendidikan,

khususnya pendidikan formal, tetapi sampai saat ini dipercaya bahwa

pendidikan formal merupakan pengembangan sumber daya manusia yang

dilakukan secara sistemais, berjenjang, dan pragmatis.

Undang-undang RI No.20 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan,

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Adapun usaha untuk meningkatan mutu pendidikan seperti yang

diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan

kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang

(15)

mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan

persekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu

memikul tanggung jawabnya secara sendirian, mengharuskan segenap

komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan

pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin

diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian. Oleh

karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan

yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah

dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka

memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, non formal, maupun

yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus

dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan

memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak

mungkin berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan

sekaligus sebagai tujuan pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan

perlu di tata suatu sistem pendidikan yang relevan, sistem pendidikan

dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya (

Hamalik, 2004: 6).

Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan dan tujuan.

Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajaran di dalam

pendidikan, yakni membimbing memperkembangkan diri sesuai dengan

(16)

pendewasaan dan perkembangan adalah manusia yang selalu berubah dan

perubahan itu merupakan hasil belajar.

Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan

manusia maka keberhasilan sangat tergantung pada unsur manusianya, hal

tersebut diwujudkan dengan adanya iklim belajar dan mengajar yang dapat

menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat

harus dikembangkan, agar timbul sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan

berkeinginan untuk maju.

Untuk mengupayakan peserta didik dapat berprilaku kreatif, inofatif

dan berkeinginan untuk maju maka diperlukan wadah dimana para peserta

didik dapat menyalurkan bakat-bakat yang perlu diasah selain materi formal di

sekolah, maka dari itu untuk menampung bakat-bakat peserta didik disekolah

diadakan kegiatan diluar jam sekolah yang disebut kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau

universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada

pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas.

Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan

kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang

akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun

siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah

(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler)

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang

(17)

penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari

berbagai mata pelajaran disekolah. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa

kegiatan ekstrakurikuler mempunyai konstribusi terhadap mata pelajaran yang

berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah yaitu

kegiatan kepramukaan, banyak kegiatan-kegitan didalam kepramukaan yang

berhubungan langsung dengan pembelajaran geografi disekolah, sehingga para

siswa tidak hanya memahami materi dari kegiatan belajar mengajar disekolah,

tetapi juga mampu menerapkanya di lapangan. Kegiatan tersebut diantaranya

tentang pemahaman peta, pemahaman tentang lingkungan hidup, pemahaman

tentang kompas atau pemetaan suatu wilayah, serta interaksi sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler sudah lama dilaksanakan di MA Nahdlatul

Muslimin dan sampai sekarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut sudah

berjalan dengan baik dan tidak jarang kegiatan ekstrakurikuler tersebut meraih

prestasi yang membanggakan. Begitu pula kegiatan ekstrakurikuler pramuka

yang telah banyak meraih prestasi di tingkat kabupaten kudus, saat ini

kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari jum’at minggu

pertama dan ketiga setiap bulan, banyak materi-materi yang diajarkan didalam

kepramukan yang berhubungan langsung dengan materi pembelajaran

geografi, selain materi ada juga kegitan yang dilakukan di lapangan yang juga

berkaitan dengan pembelajaran geografi disekolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis bermaksud melakukan

(18)

Pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Tahun

Ajaran 2010/2011”.

B. Permasalahan

Pada penelitian ini rumusan masalah yang akan dikaji adalah

“bagaimanakah konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada

pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun ajaran

2010/2011.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

yaitu untuk mengetahui konstribusi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan

pada pembelajaran geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus tahun

ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan tentang kegiatan ekstrakurikuler yang ada kaitanya dengan

pembelajaran geografi disekolah.

Bagi pihak yang terkait terutama MA Nahdlatul Muslimin diharapkan

untuk dapat mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat

(19)

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini bermaksud untuk memperjelas

tema penelitian.

1. Konstribusi

Pengertian konstribusi adalah sumbangan, turut membantu

tenaga/pikiran (Moeliyono, 1989: 89). Khususnya mengenai konstribusi

ini adalah sumbangan yang diberikan kegiatan ekstrakurikuler pramuka

terhadap pembelajaran geografi.

2. Mata Pelajaran geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

(Sumaatmadja, 2007: 11). Sedangkan R. Bintarto mengemukakan bahwa

geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi,

menganalisa gejal-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang

khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur

bumi dalam ruang dan waktu.

Geografi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mata pelejaran

geografi yang diajarkan pada di SMA/MA dengan kurikulum 2006/KTSP.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan

diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdiknas, 2004: 69). Sedangkan

(20)

untuk membantu memperlancar perkembangan murid sebagai manusia

seutuhnya.

4. Kegiatan Pramuka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362)

kegiatan diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan

ketangkasan (dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas

yang dilakukan oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam

keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005

tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1

dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda

Karana. Adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang

dewasa. Kegiatan pramuka yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kegiatan pramuka yang diselenggarakan di MA Nahdlatul Muslimin

Undaan tahun ajaran 2010/2011.

F. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah

dapat dibahas secara urut dan terarah. Adapun sistematikanya secara garis

besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian

(21)

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi terdiri dari : halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar,

sari, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel, dan daftar gambar.

2. Bagian isi

Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II : Landasan Teori dan Hipotesis

Berisi tentang teori yang digunakan sebagai bahan dasar pembahasan

selanjutnya

BAB III : Metode Penelitian

Berisi tentang obyek penelitian yang mencakup populasi, sampel, variabel

penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian, analisis hasil dan

pembahasan

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dan saran

3. Bagian akhir

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 2) adalah

perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui

aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2003: 2). Dari pendapat tersebut, maka belajar dapat diartikan

suatu proses usaha yang dilakukan individu dalam interaksi dengan

lingkungannya, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

individu sebagai hasil pengalaman-pengalaman untuk memperoleh

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap.

Menurut Mulyasa (2006: 255) pembelajaran pada hakikatnya

merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya,

sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam

interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik

internal (dalam diri individu) maupun eksternal (dari luar individu).

(23)

2. Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2009: 4) adalah:

a) Belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berkomulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6) Permanen atau tetap.

7) Bertujuan dan terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

b) Belajar merupakan proses.

Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang

ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis,

konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar.

c) Belajar merupakan bentuk pengalaman

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya.

3. Tujuan Belajar

Gagne dalam Hasibuan (2006: 5) mengelompokkan kondisi-kondisi

(24)

yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam yang kemudian

disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia yang

merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian

macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk

pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:

a) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

sistem lingkungan skolastik).

b) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di

dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan

masalah.

c) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

d) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan

sebagainya.

e) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional

yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari

kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau

kejadian.

Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan

mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dari padanya

(25)

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2003: 54).

a) Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Yang

termasuk dalam faktor intern yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi,

dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah

(a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar akan

terganggu bila kesehatannya juga terganggu, selain itu akan

cepat lelah, mudah pusing dan mengantuk. Oleh karena itu agar

seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjaga.

(b) Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini

terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus

atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau

(26)

2) Faktor Psikologi

(a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama, siswa yang memilki tingkat

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang

memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu

siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum

pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena

belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak

faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah

salah satu faktor diantara faktor yang lain. Siswa dengan

intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam

belajar jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan

menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang positif. Jika

siswa mempunyai intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat

(27)

(b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali dalam Slameto (2003: 56)

adalah keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan

objek. Untuk dapat menjamin asil belajar yang baik, maka

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian

siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka

belajar.

(c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik

baginya.

(d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar atau berlatih. Bakat memiliki pengaruh terhadap belajar,

karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya, maka hasil belajarnya akan baik karena ia senang

(28)

belajarnya itu. Sangat penting untuk mengetahui bakat siswa

dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan

bakatnya.

(e) Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang

dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau

padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan

perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat

sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif

yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan

atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang

memperkuat, jadi latihan atau kebiasaan itu sangat perlu dalam

belajar.

(f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap

(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum

belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap

(matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

(29)

(g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

bereaksi.kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah

lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan

tubuh. Kelelahan jasmani timbul karena terjadi kekacauan

substansi sisa pembekaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak

atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk mengasilkan

sesuatu hilang. Kelelahan rohani terjadi karena terus menerus

memikirkan masalah yang berat tanpa istirahat, menhadapi hal-hal

yang sama dan mengerjakan sesuatu dengan terpaksa dan tidak

(30)

b) Faktor Ekstern

Faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu yang terdiri

dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

(a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas dengan

pernyataan Soetjipto Wirowidjojo dalam Slameto (2003: 61)

yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama”. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di

atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di

dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik

anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

(b) Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta

keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam

keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan

(31)

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

mensukseskan belajar anak sendiri.

(c) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di

mana anak berada dan belajar. Susana rumah juga merupakan

faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja.

Susana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan

memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Susana tersebut

dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak

penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering

terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan

keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suks

keluar rumaha, akibatnya belajarnya menjadi kacau.

(d) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan

kesehatan dan lain-lain, juga memburuhkan fasilitas belajar

seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat

tulis-menulis, bubku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya

(32)

(e) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.

Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas

di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,

orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya,

membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di

sekolah.

(f) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan ayau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong

semangat anak untuk belajar.

2) Faktor Sekolah

(a) Metode Mengajar

Metode Mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik

akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Hal

ini disebabkan karena guru kurang persiapan dan kurang

menguasai pelajaran sehingga murid kurang senag terhadap

pelajaran itu.

(b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

(33)

menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai

dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan

pelajaran mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kuran

baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

(c) Relasi Guru dengan Siswa

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa

akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata

pelajaran yang diberikannya sehingga siswa akan berusaha

mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Dan sebaliknya jika

guru kurang berinteraksi dengan baik pada siswa maka siswa

segan berpartisipasi aktif dalam belajar.

(d) Relasi Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu,

agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa.

(e) Disiplin Sekolah

Siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi

yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin

di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.

untuk menciptakan kedisiplinan siswa haruslah guru beserta

(34)

(f) Alat Pelajaran

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap

adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga

siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar

dengan baik pula.

(g) Waktu Sekolah

Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi

pengaruh yang positif terhadap belajar.

(h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai

dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan

yang dirumuskan dapat tercapai.

(i) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung

dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

(j) Metode Belajar

Cara belajar yang teratur setiap hari, dengan pembagian

waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup

istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

(35)

Hendaknya gurru jangan terlalu banyak memberi tugas

yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak

mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3) Faktor Masyarakat

(a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat

Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam

masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya. Jika mungkin

memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu

misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja, kelompok

diskusi dan lain sebagainya.

(b) Mass Media

Mass Media yang baik memberi pengaruh yang baik

terhadap siswa dan juga belajarnya. Sebaliknya mass media

yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka

perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol

yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik

di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

(c) Teman Bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah

diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik

dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari

orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu

(36)

(d) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik

agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau

siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

B. Mata Pelajaran Geografi

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan tingkah laku. Geografi merupakan mata pelajaran yang mengkaji

permukaan bumi dan seisinya, lapangan merupakan sumber bahan yang utama

dalam pembelajaran geografi. Ilmu geografi sudah ada sejak dahulu. Definisi

dari geografi itu sendiri sudah banyak didefinisikan oleh banyak para ahli

geografi diantaranya Ferdinand Von Richtofel (1883) dalam Suharyono (1990:

9) yang dikenal sebagai tokoh pertama yang memberikan batasan bahwa yang

dipelajari geografi hanya permukaan bumi dan isinya yaitu dengan

menggunakan definisi geografi sebagai pengetahuan yang melukiskan

gejala-gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduk dan menerangkan gejala-gejala

dan sifat-sifat itu baik dalam hubungan timbal baliknya atau dalam hal

terdapatnya secara bersamaan.

R. Bintarto mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu

pengetahuan yang menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala

alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan

dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

(37)

geografi mengkaji tentang aspek ruang dan tempat pada berbagai skala

dimuka bumi.

Pengertian diatas menekankan bahan kajianya adalah gejala-gejala

alam dan kehidupanya yang membentuk lingkungan dunia dan tempat-tempat

gejala alam dan kehidupan itu dapat dipandang sebagai hasil dari proses alam

yang terjadi dibumi, atau sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak

kepada makhluk hidup yang tinggal diatas permukaan bumi. Untuk

menjelaskan pola-pola gejala geografis yang terbentuk dan mempertajam

maknanya, disajikan dalam bentuk deskripsi petan dan tampilan geografi

lainya (Puskur, 2002: 7). Sedangkan berdasarkan seminar dan lokakarya para

pakar geografi di Semarang pengertian geografi adalah pengetahuan mengenai

persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala

geosfer) serta interaksi antara manusia dengan lingkunganya dalam konteks

keruangan dan kewilayahan.

Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan dalam segala

perwujudan makna. Bidang kajian geografi meliputi muka bumi dan

proses-proses yang membentuknya, hubungan antara manusia dengan lingkungan,

serta pertalian antara manusia dengan tempat-tempat. Sebagai suatu disiplin

integratif, geografi memadukan dimensi-dimensi alam dan manusia di dunia,

dalam menelaah manusia, tempat-tempat dan linkunganya (Puskur, 2002: 6).

Mata pelajaran geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang

organisasi spasial masyarakat tempat-tempat dan lingkungan pada muka bumi.

(38)

pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologi di muka bumi,

sehingga diharapkan siswa dapat memahami manusia menciptakan

wilayahnya (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain

itu siswa dimotifasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan

pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang temapt-tempat dan

wilayah (Puskur, 2002: 6)

Pengorganisasian materi geografi dilakukan dengan pendekatan

kemasyarakatan yang semakin luas, yaitu mulai dari lingkungan terdekat

sampai pada lingkungan yang terjauh dan dari materi yang bersifat konkrit

menuju pada materi yang bersifat abstrak. Materi pokok pembelajaran

geografi di SMA dan MA adalah penginderaan jauh dan sistem informasi

geografi, dinamika perubahan atmofer, litosfer, hidrosfer dan biosfer, sumber

daya alam dan pemanfaatanya, lingkungan hidup, konsep dasar perwilayahan,

serta negara maju dan negara berkembang (Puskur, 2002: 13).

Kompetensi dasar dan standar kompetensi mata pelajaran geografi

merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses

pembelajaran geografi di SMA dan MA. Kompetensi dasar mata pelajaran

geografi berupa menafsirkan proses fisik yang membentuk kenampakan dan

pola-pola permukaan bumi, menganalisis interaksi antara lingkungan fisik,

sosial budaya wilayah tertentu dan menggunakan peta untuk mendapatkan,

memproses dan melaporkan informasi fisik dan sosial dalam konterks

(39)

Standar kompetensi mata pelajaran geografi terdiri dari memahami ciri

fisik dan sosial budaya keruangan, memahami interaksi antara lingkungan

fisik dan sosial budaya wilayah tertentu, menggunakan konsep wilayah dalam

menginterpretasikan keragaman bumi, serta menggunakan petan dan tampilan

geografis lainya untuk mengelola informasi fisik dan sosial budaya dalam

konteks keruangan (Diknas, 2003: 4).

Pembelajaran geografi memperhatikan aspek keruangan, kelingkungan

dan kompleks wilayah. Pengorganisasian materi geografi dengan

memanfaatkan bentang alam sekitar sebagai sumber informasi geografi.

Bersama dengan kemajuan teknologi informasi, geografi mengembangkan

sistem informasi dari konvensional kedalam penyajian yang mutahir

(teknologi sistem informasi geografi). Diharapkan secara bertahap siswa dapat

melakukan penyesuaian dengan penyajian informasi geografi (Puskur, 2002:

10).

Seperti yang tertuang dalam Puskur (2002: 7-8). Fungsi pelajaran

geografi adalah mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan

dan proses yang berkaitan, mengembangkan ketrampilan dasar dalam

memperoleh data dan informasi, mengkomunkasikan dan menerapkan

pengetahuan geografi, serta menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian

terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap

keragaman sosial budaya masyarakat.

(40)

a) Pengetahuan: Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan

dengan pola keruangan dan proses-prosesnya, mengembangkan

pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasanya untuk

dimanfaatkan, dan mengembangkan konsep dasar geografi yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar.

b) Ketrampilan: Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik,

lingkungan sosial dan lingkungan binaan, mengembangkan ketrampilan

mengumpulkan dan mencatat data informasi yang berkaitan dengan

aspek-aspek keruangan dan mengembangkan ketrampilan analisis sintesis

kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

c) Sikap: Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografis

yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan

tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan

kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya dan

mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor:

226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur

pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),

(41)

Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa ekstrakurikuler sebagai bagian dari

kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tugas pokok:

1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa

2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran

3. Menyalurkan bakat dan minat

4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya (Depdikbud, 1998: 1-2).

Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan

adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun

kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan

sesuai dengan tujuan yang digariskan.

Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam

mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan

mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya

informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan

dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas

diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta

pihak-pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai

dengan tujuan. Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat

memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar

berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi

upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti:

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(42)

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan

4. Sehat jasmani dan rohani

5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri

6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan

pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang

diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan

lingkungan.

1. Pengertian, Peranan serta tujuan Ekstrakurikuler

a) Pengertian

Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang

ekstrakurikuler, yaitu :

1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992.

Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler

adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur

sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun diluar sekolah,

dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan

siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran,

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan

(43)

2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan

Nomor 080/U/1993. Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud

tersebut dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang

tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan

pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan

program kurikuler.

Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan

dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung didalamnya adalah

sama. Kedua-duanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan,

serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan

pembentukan kepribadian para siswa.

Selain itu sumber lain mengatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diluar

jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah

untuk lebih memperluas dan penerapan nilai pengetahuan dan

kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran

(Depdiknas, 2005: 25). Sedangkan menurut Daryanto (1996: 68)

ekstrakurikuler adalah kegiatan untuk membantu memperlancar

(44)

pada penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam

biasa termasuk pada hari libur, dengan maksud untuk memperluas

wawasan, mendorong pembinaan nilai / sikap, dan memungkinkan

lebih lanjut berbagai mata pelajaran yang dipelajari.

b) Peranan

Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas,

eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan

mempunyai peranan utama sebagai berikut:

1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa,

dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki

pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran

sesuai dengan program kurikulum yang ada.

2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan

pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa

3) Diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan

keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak

ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif.

c) Tujuan

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah meningkatkan dan

memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat,

kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi,

(45)

masyarakat. Depdiknas (2004: 38) menyatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan

memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai/sikap, serta

kemungkinan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari

dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti

maupun program khusus.

2. Materi dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

a) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa

Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan peribadatan sesuai

dengan agamanya masing -masing, (2) memperingati hari-hari besar

agama, (3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (4)

mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan

kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.

b) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jenis kegiatanya adalah: (1) melaksanakan upacara bendera pada hari

Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial,

(3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran

pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan

lagulagu nasional.

c) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2)

melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah

(46)

lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat

perjuangn para pahlawan bangsa.

d) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur

Jenis kegiatannya adalah: (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan

dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan,

(3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban

dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa

terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.

e) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan

kepemimpinan

Jenis kegiatannya adalah: (1) mengembangkan peran siswa dalam

Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan

kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4)

mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu

pementasan atau bazar.

f) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan

Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan keterampilan dalam

menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan di

bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3) meningkatkan

usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan usaha koperasi

(47)

g) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.

Jenis kegiatannya adalah: (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah,

(2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin

sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

h) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni

Jenis kegiatanya adalah: (1) meningkatkan wawasan dan keterampilan

siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar belajar semacam

seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4) mementaskan,

memamerkan hasil berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10).

D. Kegiatan Pramuka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002: 362) kegiatan

diartikan sebagai aktifitas, usaha, pekerjaan, kekuatan, dan ketangkasan

(dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti aktifitas yang dilakukan

oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu. Dalam keputusan Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 tentang Anggaran

Rumah Tangga Gerakan Pramuka dalm pasal 1 dijelaskan bahwa Gerakan

Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana. Adalah gerakan

pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.

Gerakan pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda, memilki

potensi besar bagi pembangunan dimasa yang akan datang. Gerakan ini

merupakan suatu organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah generasi

(48)

mereka untuk dicurahkan dalam segala bentuk aktifitas. Gerakan pramuka

sebagai wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk manusia yang

berkepribadian dan berwatak luhur serta sehat jasmani dan rohani

sehinggamenjadi warga indonesia yang berjiwa pancasila yang mampu dan

sanggup untuk menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan

negara.

Gerakan pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan

bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:

1. Membentuk kader bangsa sekaligus kader pembangunan yang beriman dan

bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

2. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan

kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional,

social, intelektual dan fisik sehingga menjadi manusia yang berkepribadian

Indonesia, yang percaya pada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu

membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara (Keputusan Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 2005 Tentang Anggaran

Rumah Tangga Gerakan Pramuka).

Didalam kegiatan ekstrakurikuker banyak kegiatan-kegiatan yang

berhubungan langsung dengan pembelajaran di sekolah, jadi disini siswa tidak

hanya mendapat pemahaman tentang materi pembelajaran di kelas, tetapi juga

(49)

Ada beberapa kegiatan yang ada didalam pramuka yang berhubungan

langsung dengan pembelajaran disekolah yang diantaranya yaitu kegiatan

haiking yang berhubungan dengan pemahaman tentang peta dan kompas,

selanjutnya ada kegiatan PBB yang berhubungan dengan pemahaman interaksi

sosial, serta kegiatan bakthi sosial yang berhubungan dengan pemahaman

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran

2010/2011 yang berjumlah 425 siswa dari kelas satu dan kelas dua yang

terdiri dari 11 kelas.

2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

propotional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

dilakukan secara berimbang dan acak dari populasi dengan mengacu pada

kelas masing-masing siswa.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MA Nahdlatul

Muslimin Undaan secara acak tiap-tiap kelas dengan menggunakan

pengundian, sampel diambil sebanyak 20%, dari populasi tiap kelas

sehingga diperoleh pembulatan jumlah siswa sebagai sampel sebesar 85

siswa dari kelas satu dan dua yang terdiri dari 11 kelas.

(51)

Tabel. 1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Popoulasi Sampel

Sumber : hasil Penelitian Tahun 2011

B. Variabel penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Konstribusi Kegiatan

Ekstrakurikuler Kepramukaan pada Pembelajaran Geografi di MA Nahdlatul

Muslimin maka variabel dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaaan. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang dimaksud disini

adalah kegiatan-kegiatan yang ada didalam kegiatan ekstrakurikuler

kepramukaan yang berhubungan dengan pembelajaran geografi

Sub-variabel dan indikator konstribusi kegiatan ekstrakurikuler

(52)

1. Kegiatan yang Bersifat Fisik

a. Pemahaman siswa tentang peta dalam kegiatan haiking.

b. Pemahaman siswa tentang kompas dalam kegiatan haiking

2. Kegiatan yang Bersifat Sosial

a. Pemahaman siswa tentang interaksi sosial dalam kegiatan berkemah

b. Pemahaman siswa tentang lingkungan hidup dalam kegiatan Bhakti

Sosial

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket dan dokumentasi.

1. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Tujuan

penggunaan angket ini adalah untuk melengkapi dan mengungkap

seberapa besar konstribusi kegiatan ekstrakurikuler pada pembelajaran

geografi di MA Nahdlatul Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.

2. Metode Dokumentasi

Menurut Surachmad (1972: 125) dokumentasi adalah laporan tertulis dari

suatu peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan

meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut. Metode

(53)

dari responden secara langsung. Dokumentasi ini berupa profil MA

Nahdlatul Muslimin dan catatan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler.

D. Penentuan Skor

Penentuan skor ini dilakukan agar data yang diberikan responden dapat

dikuantitaskan, sehingga data dapat dianalisis dengan menggunakan metode

statistik. Penentuan skor ditetapkan dengan memberi skor 1 (satu) pada tiap

jawaban a, skor 0 (nol) untuk tiap jawaban b.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data deskriptif dengan

menerapkan rumus persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui

seberapa besar konstribusi kegitan ekstrakurikuler kepramukaan pada

pembelajaran geografi.

a) Menghitung skor maksimal, rumus sebagai berikut:

Skor maksimal = ∑ item soal sub variabel × skor tertinggi

= 5 x 1 = 5

b) Menghitung skor minimal, rumus sebagai berikut:

Skor minimal = ∑ item soal sub variabel × skor terendah

= 5 x 0

(54)

c) Menentukan Range

Range = skor maksimal – skor minimal

= 5 – 0

= 5

d) Menentukan interval

Interval =

= 5 2 = 2.5

e) Membuat kriteria

Kriteria dibagi menjadi 2 macam yaitu paham dan tidak

paham. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2

Kriteria Penskoran

Selanjutnya data yang telah terkumpul dalam bentuk angka

ditabulasikan dengan memasukkan ke dalam rumus presentase dari

frekuensi, yaitu:

No. Skor Kriteria

1.

2.

0-<2.5

>2.5 - 5

Tidak Paham

(55)

Presentase (P) = f X 100%

f

Keterangan :

P = tingkat keberhasilan yang dicapai

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

MA Nahdlatul Muslimin Undaan merupakan madrasah setara

dengan sekolah menengah atas yang berada dibawah naungan Departemen

Agama. Sekolah ini berlokasi di Jl. Kudus-Purwodadi Km. 13 Desa

Undaan Kidul Gang 13 Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Kode Pos

59372.

MA Nahdlatul Muslimin yang berlokasi di Desa Undaan Kidul

dengan letak astronomis 6053’30” LS dan 110049’50” BT, dengan batas

wilayah sebelah utara desa Undaan Tengah, sebelah timur Kabupaten Pati,

sebelah selatan Desa Sambung, sebelah barat Kabupaten Demak (Lihat

gambar 1)

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin

Undaan tahun ajaran 2010/2011.

(57)

2. Kondisi Fisik MA Nahdlatul Muslimin Undaan a) Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang terdapat di MA Nahdlatul Muslimin

Undaan secara keseluruhan adalah 15 kelas, yang terdiri dari kelas X

ada 5 kelas, kelas XI ada 5 kelas, dan kelas XII juga 5 kelas.

b) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasana yang dapat menunjang dalam kegiatan

pembelajaran di MA Nahdlatul Muslimin adalah perpustakaan,

laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, ruang

BK, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang OSIS, ruang

UKS, ruang koperasi siswa, lapangan olah raga, lapangan upacara,

gudang, toilet, kantin, tempat parkir dan ruang serba guna.

c) Tenaga Pengajar

Di MA Nahdlatul Muslimin terdapat 51 orang guru dan 7

orang staf TU, sebagian besar guru di MA Nahdlatul Muslimin

berpendidikan sarjana, untuk staf TU sebagian besar berpendidikan

SMA atau sederajat.

d) Kurikulun

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

(58)

MA Nahdlatul Muslimin sudah mengacu pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian berisi tentang pengungkapan data-data yang

diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik-teknik

pengumpulan data yang telah ditentukan dan kemudian diolah dengan

menggunakan metode-metode pengolahan data yang telah ditetapkan.

Penelitian ini menggunakan deskripsi frekuensi dengan menerapkan rumus

persentase untuk menghitung seberapa besar konstribusi kegiatan

ekstrakurikuler pramuka terhadap pembelajaran geografi di MA Nahdlatul

Muslimin Undaan tahun ajaran 2010/2011.

1. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking

Sub-variabel pemahaman siswa tentang peta dimaksudkan untuk

mengungkap seberapa besar pemahaman siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin Undaan terhadap

tentang peta. Berdasarkan hasil pengamatan melalui angket menunjukan

bahwa pemahaman siswa tentang peta dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu paham dan tidak paham. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3

(59)

Tabel 3

Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking

Kategori Jumlah %

Paham 71 83.52%

Tidak Paham 14 16.47%

Jumlah 85 100%

Skor rata-rata 4.21

Sumber: Hasil Analisis Penelitian Tahun 2011

84% 16%

Pa ha m

Tida k Pa ha m

Gambar 2. Pemahaman Siswa tentang Peta dalam Kegiatan Haiking

Berdasarkan analisis dari tabel 3 dan gambar 2, dapat diketahui

bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA

Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar memahami apa itu peta

dengan baik, yaitu sebesar 84% siswa termasuk dalam kriteria paham

sedangkan 16% siswa termasuk dalam kriteria tidak paham, dengan skor

rata-rata sebesar 4.21. skor 0-<2.5 dikatakan tidak paham dan skor >2.5-5

dikatakan paham, sehingga menunjukan bahwa rata-rata siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin

(60)

a) Pengetahuan siswa mengenai peta

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dapat

diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

MA Nahdlatul Muslimin Undaan sebagian besar sudah mengerti

pengetahuan tentang peta, hal ini dikarenakan didalam kegiatan

ekstrakurikuler tersebut dibekali dengan pengetahuan dasar tentang

peta dari pembina maupun kakak kelas, selain itu para siswa tersebut

aktif penuh dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti, hal ini

dapat dilihat dari absensi pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut,

selain itu kegiatan ektrakurikuler pramuka di MA Nahdlatul Muslimin

juga sering memenangkan lomba baik tingkat kecamatan maupun

tingkat kabupaten.

b) Persiapan penggunaan peta sebelum melakukan kegiatan

Hasil pengamatan pada sub variabel ini persiapan yang

dilakukan siswa sudah cukup baik, hal ini dikarenakan siswa

diajarkan oleh pembina mereka tentang penggunaan peta yang

nantinya akan dilombakan. Tapi masih ada juga siswa yang hanya

sekedar mengikuti temanya, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan

haiking tidak dilakukan secara individu melainkan secara kelompok

yang terdiri dari 5 sampai 10 siswa yag membuat sebagian siswanya

menggantungkan pada teman sekelompoknya.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel. 1 Populasi dan Sampel Penelitian
gambar 1) Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari kondisi pasien dengan ketoasidosis diabetikum jatuh pada kondisi tidak stabil, maka yang perlu dilakukan adalah sesegera mungkin

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa tingkat stres yang paling banyak dialami oleh mahasiswi semester 1 D3 kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah

Pernyataan fakta di persidangan Tersangkut Nakhoda mengatakan bahwa pintu masuk kedalam ruang muatan diduga para buruh pada saat pemuatan menutup pintu tidak kencang,

Ranah lain yang menempatkan tolong-menolong pada posisi strategis adalah ranah budaya. Pada ranah itulah peneliti mengeksplorasi fenomena tolong-menolong untuk diteliti

Penulis juga akan menjelaskan latar belakang pemikiran filosofis Martin Buber tentang konsep relasi intersubjektif dalam karya I and Thou.... 8 Bab III Pemikiran Martin

subject: Re: Travelling world : 8 sets Final Alu case samples : white cardboard w/ Small Cutting + Large

Sebagaian besar responden (80 persen) melihat iklan Kuku Bima Ener-G pada saat penayangan iklan pada jam reguler, sedangkan responden yang melihat iklan pada saat

Dari gambar 10 dapat dilihat bahwa alternatif yang menempati urutan pertama yaitu karyawan yang bernama Joko dengan nilai 0,6631 sehingga dengan hasil tersebut