• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG PERAWATAN MASA NIFAS DI RUANG

CAMAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD

PEKANBARU

P

SARAH HERLINA 085102045

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Sara Herlina

Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009

vii + 45 hal + 6 tabel + 8 lampiran

Abstrak

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah perdarahan dan infeksi setelah melahirkan. Perawatan masa nifas merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi resiko kematian pada ibu postpartum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian ini di lakukan dari tanggal 22 Desember 2008 sampai 4 Januari

2009. Peneliti menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah

chi-square. Berdasarkan hasil penelitian, dari 70 responden mayoritas berumur antara

17-30 tahun 41 orang (58,6%), berpendidikan rendah 39 orang (55,7%), mempunyai anak >2 orang 34 orang (48,6%), dan berpengetahuan kurang 42 orang (60,0%). Dari hasil analisa data hubungan umur dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,015 maka dapat diartikan ada hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pengetahun responden dan juga diperoleh nilai OR=0,26 artinya responden yang berumur antara 31-45 tahun mempunyai peluang 0,26 kali berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur antara 17-30 tahun. Ada hubungan yang signifikan pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,012, dan juga diperoleh nilai OR=0,25 artinya responden yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang 0,25 kali berpengetahuan baik dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah; hubungan jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,012 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden dan diperoleh nilai OR=0,26 artinya responden yang memiliki anak >2 orang mempunyai peluang 0,26 kali berpengetahuan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak 1-2 orang. Sehingga ada hubungan yang signifikan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan masa nifas sedini mungkin kepada ibu hamil.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan karuni-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul” Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009”.

Dalam penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc. SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. (CM-FM) selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang tidak bosan memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(4)

6. Adinda tersayang yaitu Ponirin, Tuti, Asih, Ida, dan Sofian yang tidak bosan memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kakanda tersayang Khusnal Marzuqo, S.Pd yang tidak bosan memberikan motivasi, dukungan, dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman D IV Bidan Pendidik yaitu wi2n, kak uli, novia, lydia, dan dex pu2t yang tidak dapat dituliskan seluruhnya, telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membagun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan ... 5

1. Pengertian Pengetahuan ... 5

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 6

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan... 7

4. Tingkat Pengetahuan ... 9

5. Pengukuran Pengetahuan ... 11

B. Teori Perawatan Masa Nifas ... 11

1. Pengertian Perawatan Masa Nifas ... 11

2. Macam-macam Perawatan Masa Nifas ... 13

3. Manfaat Perawatan Masa Nifas ... 22

BAB III : KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 24

B. Hipotesa ... 24 C. Defenisi Operasional ... 25

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populaso dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

1. Lokasi ... 26

(6)

D. Pertimbangan Etik ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Validitas dan Reabilitas Istrumen ... 28

G. Pengumpulan Data ... 29

H. Analisa Data ... 30

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. ... Ha sil Penelitian ... 32

1. ... Ka rakteristik Responden ... 33

2. ... Pe ngetahuan Responden ... 34

3. ... Hu bungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas ... 35

B. ... Pe mbahasan ... 37

1. ... Int erprestasi dan Diskusi Hasil ... 37

a. ... Ka rakteristik Responden ... 37

b. ... Pe ngetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas... 38

c. ... Hu bungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas ... 40

2. ... Ke terbatasan Penelitian ... 43

3. ... Im plikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian ... 43

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran... 45 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin AchmadPekanbaru Tahun 2009 ... 33

Tabel 5.2. Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umun Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009... 34

Tabel 5.3. Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009 ... 35

Tabel 5.4. Hubungan Umur dengan Tingkat Pengetahuan Responden

di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009... 36

Tabel 5.5. Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

PekanBaru Tahun 2009 ... 37

Tabel 5.6. Hubungan Jumlah Anak dengan Tingkat Pengetahuan Responden di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

(8)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Surat Content Validitas

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Program Studi D IV Bidan Pendidik FK USU Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Lampiran 6 Surat Selesai Melakukan Penelitian

(9)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Sara Herlina

Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009

vii + 45 hal + 6 tabel + 8 lampiran

Abstrak

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah perdarahan dan infeksi setelah melahirkan. Perawatan masa nifas merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dengan perawatan yang baik akan mengurangi resiko kematian pada ibu postpartum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian ini di lakukan dari tanggal 22 Desember 2008 sampai 4 Januari

2009. Peneliti menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah

chi-square. Berdasarkan hasil penelitian, dari 70 responden mayoritas berumur antara

17-30 tahun 41 orang (58,6%), berpendidikan rendah 39 orang (55,7%), mempunyai anak >2 orang 34 orang (48,6%), dan berpengetahuan kurang 42 orang (60,0%). Dari hasil analisa data hubungan umur dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,015 maka dapat diartikan ada hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pengetahun responden dan juga diperoleh nilai OR=0,26 artinya responden yang berumur antara 31-45 tahun mempunyai peluang 0,26 kali berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur antara 17-30 tahun. Ada hubungan yang signifikan pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,012, dan juga diperoleh nilai OR=0,25 artinya responden yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang 0,25 kali berpengetahuan baik dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah; hubungan jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden diperoleh nilai p=0,012 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden dan diperoleh nilai OR=0,26 artinya responden yang memiliki anak >2 orang mempunyai peluang 0,26 kali berpengetahuan baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak 1-2 orang. Sehingga ada hubungan yang signifikan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan masa nifas sedini mungkin kepada ibu hamil.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan masa nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang diberikan kepada wanita selama masa nifas, yakni periode 6 minggu setelah melahirkan, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir dengan kembalinya organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil (Stright, 2004, hlm. 187).

Perawatan yang dilakukan pada masa nifas meliputi perawatan fisik dan psikologis ibu untuk mencapai kesehatan yang optimal. Perawatan masa nifas ini sangat diperlukan karena dalam masa nifas sering terjadi kematian pada ibu yang disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti perdarahan dan infeksi, hal ini dapat terjadi karena perawatan masa nifas yang kurang baik (Bobak, 2004, hlm. 492)

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 Angka Kematian Ibu di Indonesia berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007).

Angka kematian ibu 60% terjadi pada kehamilan dan komplikasi persalinan, sedangkan 50% terjadi pada masa nifas yaitu 24 jam pertama. Adapun penyebab kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toxemia gravidarum, infeksi, partus lama, komplikasi abortus, dan penyebab lainnya (Saifuddin, 2002, hlm. 122).

(11)

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, angka kematian ibu setelah melahirkan di Riau cenderung meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006 terdapat 179 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 angka kematian ibu setelah melahirkan mencapai 182 per 100 ribu kelahiran hidup (Dinkes, 2006/2007)

Di Kota Pekanbaru angka kematian ibu dari tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan dari 8 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 17 per 100 ribu kelahiran hidup. Pada tahun 2006 di rumah sakit umum daerah Arifin Achmad Pekanbaru terdapat 4 kasus kematian ibu yang di sebabkan perdarahan dan infeksi (Dinkes, 2007).

Berdasarkan tingginya angka mematian ibu tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun rencana strategi jangka panjang untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu dengan program “Making Pregnancy Safer” dan 80% kematian ibu dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif yaitu pemeriksaan kehamilan, pemberian gizi yang memadai, pengawasan komplikasi saat melahirkan, dan perawatan masa nifas (Irdjiati, 2000).

Dengan melakukan perawatan yang baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh ibu sendiri dapat menghindari dan mengatasi kemungkinan masalah yang timbul pada masa nifas seperti: perdarahan postpartum, infeksi nifas, dan gangguan emosi (Baby

blues) (Prawirohardjo, 2006).

(12)

tentang perawatan pada masa nifas. karena sebagian ibu masih bergantung pada tenaga kesehatan dan keluarga untuk melakukan perawatan pada dirinya sendiri seperti melakukan perawatan luka pada kemaluan, masih takut untuk buang air kecil karena ibu masih trauma pada proses persalinan, defekasi, perawatan payudara, dan lain-lain.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(13)

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu postpartum berdasarkan umur, pendidikan, dan jumlah anak.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.

c. Untuk mengetahui adanya hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan bacaan dan untuk menambah informasi tentang perawatan masa nifas

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam perawatan masa nifas.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4).

Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121).

Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

(15)

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :

1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

(16)

4) Melalui Jalan Pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-14).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001, hlm. 25).

Singgih D. Gunarso (1990) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun.

(17)

pada bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

a). Pendidikan tinggi: akademi/ PT b).Pendidikan menengah: SLTP/SLTA c).Pendidikan dasar : SD

(18)

Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best

teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2002 : 13).

Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan (Cherin, 2009)

4. Tingkat Pengetahuan

(19)

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “Tahu“ merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

(20)

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2005, hlm. 122).

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005).

B. Teori Perawatan Masa Nifas

1. Pengertian Perawatan Masa Nifas

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998, hlm. 115).

(21)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat–alat kandungan keadaan semula. Proses masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat dirinya agar mampu memelihara dan mencegah timbulnya penyakit sehingga ibu mampu merawat bayi, keluarga dan dirinya dengan baik (Jenny, 2006).

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perawatan masa nifas ini dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan postpartum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada lebih kurangn 1 jam sesudah melahirkan (Silvinna, 2008).

Perwatan masa nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang diberikan kepada wanita selama masa nifas, yakni periode 6 minggu setelah melahirkan, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir sampai kembalinya organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil (stright, 2004, hlm. 187). Masa nifas dibagi menjadi 3 priode:

(22)

b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan, atau tahunan (Mochtar, 1998, hlm. 155).

2. Macam- macam Perawatan Selama Masa Nifas a. Kontraksi Uterus

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga sebagi respons terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Selama 1 sampai 2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. karena itu penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, dengan cara melakukan massage uterus, dianjurkan untuk menyusui bayi membiarkan bayi dipayudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin (Bobak, 2004, hlm. 493).

b. Kandung Kemih

(23)

4. Defekasi

Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat diberikan obat pencahar (laxantia) peroral atau parenteral, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam (Silvinna, 2008).

5. Perawatan Perineum

Perineum adalah area antara jalan lahir (vagina) dengan dubur (rectum). Pada primipara (ibu yang pertama kali melahirkan) dilakukan episiotomi sehingga menimbulkan luka dan perlu dilakukan penjahitan (heacting). Untuk menghindari infeksi, ada beberapa cara untuk merawat perineum yaitu :

1) Siapkan alat-alat cuci (Sabun, air, washlap, kassa dan pembalut yang bersih).

2) Cucilah tangan di kran yang mengalir dengan sabun yang sebelumnya sudah melepaskan semua perhiasan. Lalu melepaskan pembalut yang kotor dari depan ke belakang.

3) Bersihkan dengan kassa betadine dari depan ke belakang, keringkan dengan washlap dan tempelkan kassa betadine lalu pasang pembalut, dan celana dalam. Dalam keadaan normal proses penyembuhan jaringan akan terjadi sekitar 10 hari jika tidak ada infeksi (Sifuddin, 2002).

6. Kebersihan Vagina

(24)

1) Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.

2) Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan tempat buang air besar.

3) Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang ada di daerah tersebut menjalar ke rahim.

Kemudian cara agar vagina bersih adalah:

1) Siram vagina dan anus dengan air setiap kali BAK dan BAB. Air yang digunakan tidak perlu masak asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina, baik kotoran dari air seni, darah nifas, maupun feses, karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan atau jahitan.

2) Cara membilas yang benar adalah dari depan ke beakang. Bukan sebaliknya. Proses membersihkan dari belakang ke depan dapat mengakibatkan bakteri dan kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga memungkinkan infeksi bisa menjadi lebih besar.

3) Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut. Yang perlu dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB minimal 3 jam sekali atau bila ibu merasa tidak nyaman. Bila tidak sering diganti, daerah seputar vagina akan lembab serta penuh kuman yang menyebabkan rawan infeksi (Nakita, 2008).

7. Perawatan Payudara

(25)

bagaimana menjaga kesehatan payudara. Perawatan payudara dilakukan sejak kehamilan sampai setelah melahirkan dan dilakukan secara teratur. Merawat putting susu yang baik dan beberapa masalah yang dihadapi yaitu : 1) Mengompres putting susu dengan kapas berminyak selama 5 menit agar

kotoran terangkat, kemudian mengolesi minyak pada ibu jari dan telunjuk lalu meletakkan pada putting susu dan lakukan gerakan memutar sebanyak 30 kali agar meningkatkan elastisitas puting susu.

2) Bila putting susu datar dapat dilakukan dengan meletakkan kedua ibu jari disamping kanan dan kiri putting, lalu menarik kearah luar dengan perlahan kemudian lakukan lagi pada bagian atas dan bawah putting. Diharapkan putting dapat keluar sehingga dapat memberikan ASI pada bayi.

3) Bila terjadi bendungan payudara dapat diusahakan dengan menyusukan sesering mungkin dikedua payudara, kompres air hangat sebelum menyusukan sambil dipijat dengan lembut, gunakan BH yang menyokong payudara, kompres air dingin setelah menyusui, bila perlu berikan analgetik. Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara sebelum laktasi, juga disebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak sempurna. payudara akan terasa panas, keras pada perabaan, nyeri, tegang, dan bengkak yang terjadi pada hari ke 3–5 masa nifas.

(26)

suhu, ibu merasa lesu, tidak nafsu makan, payudara membesar, nyeri perabaan, mengkilat, kemerahan, terjadi pada 3–4 minggu masa nifas. Diatasi dengan membersihkan putting sebelum dan sesudah menyusui, menyusui pada payudara yang tidak sakit, kompres dingin sebelum menyusui, gunakan BH untuk menyokong payudara, berikan antibiotik dan analgetik, istirahat yang cukup dan banyak minum.

5) Abses payudara adalah kelanjutan dari mastitis yang tidak ditangani cepat. Ditandai dengan payudara bengkak, bernanah, mengeras dan padat, merah meradang, dan nyeri. Dilakukan dengan insisi untuk mengeluarkan nanah, diberikan antibiotik dan analgetik, gunakan BH untuk menopang payudara, kompres dingin sebelum menyusui untuk mengurangi nyeri, tetap memberikan ASI walaupun masih ada nanah (Sifuddin, 2002, hlm. 262-263).

(27)

8. Istirahat

Setelah persalinan, ibu mengalami kelelahan dan butuh istirahat/tidur telentang selama 8 jam kemudian miring kiri dan kanan. Menganjurkan ibu untuk mulai melakukan kegiatan rumah tangga perlahan–lahan selagi bayi tidur, bila ibu kurang istirahat akan mengurangi produksi ASI, memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan, menimbulkan depresi dan ketidak mampuan ibu merawat bayi dan dirinya sendiri (Hasselguist, 2006, hlm. 14).

9. Latihan ( senam nifas)

Pada umumnya setelah melahirkan, ibu takut melakukan banyak gerak. Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Salah satu aktivitas yang dianjurkan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanaannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Tujuan senam nifas ini untuk mempertahankan kesehatan dan untuk kebugaran ibu juga dapat memperlancar aliran darah setelah persalinan, dapat memperbaiki otot–otot reproduksi selama persalinan (Susternada, 2007).

Tahap senam nifas ini di mulai dari yang paling sederhana sampai yang sulit. Adapun geraka-gerakannya sebagai berikut:

(28)

2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang tetapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut diatas muka. Lakukan gerakan ini 5-10 kali.

3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang tetapi kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi kembali gerakan hingga 5-10 kali.

4) Hari keempat, sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk lebih kurang 45 derajat kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu lebih kurang 45 derajat dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. lakukan gerakan tersebut 5-10 kali

5) Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk diulangi sebaliknya lakukan hingga 5-10 kali.

6) Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian kaki di tekuk ke arah perut 900 secara bergantian antara kaki kiri dan kanan. Dilakukan 5-10 kali.

7) Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian. Lakukan 5-10 kali.

(29)

10. Nutrisi

Untuk melakukan seluruh kegiatan sehari–hari dan memberikan ASI diperlukan nutrisi yang lebih untuk ibu dan bayi. Ibu harus makan makanan yang bergizi, tinggi kalori dan protein, banyak minum cairan, makan sayur dan buah–buahan juga tablet zat besi untuk menambah zat gizi, membantu perbaikan otot–otot reproduksi, untuk menambah tenaga ibu yang hilang selama proses persalinan, dan membantu produksi ASI (Saifuddin, 2002, hlm. N-25).

11. Seksualitas

Secara fisik aman memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, dan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan (Saifuddin, 2002, hlm.128).

Untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah–masalah yang akan terjadi selama masa nifas maka ibu dianjurkan berkunjung kepelayanan kesehatan minimal 4 kali kunjungan.

1) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

(30)

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

Tujuan dari kunjungan II yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu tidak mengalami depresi setelah pulang kerumah, menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

Tujuan dari kunjungan ulang III yaitu sama dengan kunjungan ke II. 4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

(31)

3. Manfaat Perawatan Masa Nifas a. Kontraksi Uterus

Setelah persalinan uterus berkontraksi ditandai uterus teraba keras dan tegang. Untuk menjaga agar uterus berkotraksi maka dilakukan massage yang mana dapat mencegah terjadinya perdarahan. Karena dengan uterus berkontraksi dapat menjepit pembuluh darah.

b. Kandung Kemih

Manfaat mengosongkan kandung kemih untuk mencegah terjadinya perdarahan yang disebabkan atonia uteri ( Walsh, 2007).

c. Defekasi

Membuang air besar harus segera diakukan hal ini dapat mencegah demam nifas yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, pusing, menggigil dan perut terasa nyeri (Bonny, 2003).

d. Perawatan Perineum dan Kebersihan Vagina

Perawatan perineum dan kebersihan vagina dapat mencegah terjadinya infeksi yang mana infeksi salah satu faktor penyebab kematian ibu. dan dengan perawatan yang baik menbuat ibu merasa nyaman dan sehat.

e. Istirahat

Istirahat yang cukup dapat mempercepat pemulihan tenaga yang habis terpakai saat melahirkan dan mempercepat penyembuhan organ-organ tubuh. f. Perawatan Payudara

(32)

abses, dan bendungan payudara, dengan perawatan payudara bayi mendapatkan ASI yang cukup dan mempunyai kekebalan terhadap infeksi. g. Latihan ( senam hamil )

Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan perenggangan otot abdomen atau disebut juga perut pasca hamil dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul (Susternada, 2007).

h. Nutrisi

(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu pospartum tentang perawatan masa nifas di Ruangan Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009 yang dijelaskan seperti berikut ini:

Variabel independen Variabel dependen

Keterangan skema:

Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, dan jumlah anak mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum.

B. Hipotesa

1. Hipotesa alternatif (Ha)

Hipotesa yang di harapkan dalam penelitian ini adalah Hipotesa alternatif (Ha) Yaitu:

a. Ada hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.

Tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas

Karakteristik responden:

1. Umur

(34)

b. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.

c. Ada hubungan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas.

C. Defenisi Operasional

N

o Variabel

Defenisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Umur Lamanya waktu

hidup seseorang yang di hitung mulai dari lahir sampai saat ini.

Kuesioner Wawancara 1. 17-30 Tahun 2. 31-45 Tahun

Interval

2 Pendidik an Suatu tahapan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kuesioner Wawancara 1. Pendidikan rendah: SD/SMP 2 . Pendidikan

tinggi: SMA/Diplo ma/Sarjana

Ordinal

3 Jumlah anak

Banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh seseorang ibu

Kuesioner Wawancara 1. 1-2 orang 3. >2 orang

Interval

4 Pengetah uan ibu postpartu m tentang perawata n masa nifas. Segala sesuatu yang diketahui ibu postpartum tentang perawatan masa nifas yang meliputi: pengertian perawatan masa nifas,macam-macam perawatan selama masa Kuesioner terdiri dari 20 pertanya

(35)

nifas. Dan manfaat

(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2009.

B. Populasi dan sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu pospartum yang ada di Ruang Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru dari tanggal 22 Desember 2008 sampai 4 Januari 2009 yaitu sebayak 70 orang

2. Sampel

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 70 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(37)

setelah melahirkan yang disebabkan perdarahan dan infeksi. Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad merupakan rumah sakit pusat rujukan di Pekanbaru.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2008 sampai 4 Januari 2009.

D. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala ruangan Camar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner, tetapi dengan menggunakan nomor kode pada masing-masing lembaran tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

E. Instrumen Penelitian

(38)

pengetahuan ibu pospartum tentang perawatan masa nifas yang berisikan pertanyaan tentang:

1. Karakteristik responden

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, pendidikan terakhir, dan jumlah anak.

2. Kuesioner pengetahuan

Kuesioner tentang perawatan masa nifas meliputi: 3 pertanyan tentang pengertian perawatan masa nifas, 12 pertanyaan tentang macam-macam perawatan masa nifas, 5 pertanyaan tentang manfaat perawatan masa nifas.

Sebelum menentukan kategori baik dan kurang pengetahuan responden terlebih dahulu menentukan kriteria/ tolak ukur yang akan dijadikan penentu pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 20 pertanyaan, masing-masing menjawab yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0.

Untuk menentukan kategori pengetahuan ibu postpartum baik dan kurang , peneliti menentukan standar sebagai berikut:

1. Baik : Menjawab 55% - 100% pertanyaan dengan benar atau menjawab 11-20 pertanyaan dengan benar

2. Kurang : Menjawab <55% pertanyaan dengan benar atau 0-10 pertanyaan dengan benar

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(39)

yaitu dokter spesialis kandungan. Uji validitas ini bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan terandal. Adapun uji validitas ini dilakukan peneliti dengan cara memberikan kuesioner kepada dr. sepesialis kandungan pada tanggal 19 Desember 2008. Dari 20 pertanyaan yang penulis ajukan, ada dua pertanyaan yang mengalami perbaikan yaitu pertanyaan tentang senam nifas dan postpartum blus. Kemudian setelah peneliti melakukan perbaikan dr. spesialis kandungan memberi skor pada setiap pertanyaan, scor total yang didapat yaitu 0,875.

Setelah semua pertanyaan sudah valid, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas yang dilakukan kepada responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden penelitian sebanyak 15 orang. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan komputerisasi dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan r hasil. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai alpha, sehingga didapatkan nilai r alpha adalah 0,952 dimana r tabel 0,514 artinya r alpha > r tabel. Hal ini menyatakan bahwa kuesioner reliabel.

G. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu:

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

(40)

3. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tentang tujuan dari penelitian yang dilakukan serta menanyakan apakah responden bersedia menjadi responden dalam penelitian.

4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilakan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

7. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelemgkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

8. Peneliti setiap hari datang ke Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru untuk menyebarkan kuesioner dan hampir setiap hari dijumpai ibu postpartum sebanyak 4 sampai 5 orang perhari. Penyebaran kesioner dilakukan sampai 2 minggu.

H. Analisa Data 1. Univariat

Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan membahas tabel distribusi frekuensi dan presentase terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam analisa data ini adalah presentase umur, pendidikan, jumlah anak, dan pengetahuan responden.

(41)

2. Bivariat

Analisa data dilakukan secara bivariat yaitu untuk menghubungkan antara karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum, analisa data ini dilakukan dengan uji setatistik yaitu uji chi-square (Notoatmodjo, 2005, hlm. 188).

(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

[image:42.612.134.521.440.574.2]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang ditanyakan pada penelitian ini yaitu umur, pendidikan, dan jumlah anak. Data deskriptif umur responden diperoleh umur terendah adalah 17 tahun dan umur tertinggi adalah 45 tahun sedangkan pendidikan responden yang terendah adalah SD dan yang tertinggi adalah sarjana serta jumlah anak responden paling sedikit adalah 1 orang dan paling banyak adalah 6 orang

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmat

Pekanbaru Tahun 2009.

No Karakteristik Responden Jumlah

n %

1

Umur

1. 17-30 tahun 2. 31-45 tahun

41 29 58,6 41,4 2 Pendidikan

1. Pendidikan rendah 2. Pendidikan tinggi

39 31 55,7 44.3 3 Jumlah anak

1. 1-2 orang 2. >2 orang

36 34

51,4 48,6

(43)

Berdasarkan pendidikan responden, dapat dilihat bahwa dari 70 responden sebagian besar berpendidikan rendah sebanyak 39 orang (55,7%) dan sebagian kecil berpendidikan tinggi sebanyak 31 orang (44,3%).

Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki responden, dapat dilihat bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai anak 1-2 orang sebanyak 36 orang (51,4%) dan sebagian kecil mempunyai anak >2 orang sebanyak 34 orang (48,6%).

[image:43.612.135.534.384.712.2]

2. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umun Daerah Arifin Achmad

Pekanbaru Tahun 2009

No

soal Pertanyaan

Jawaban

Benar Salah

n % N %

1 Waktu pulihnya alat-alat kandungan setelah melahirkan 51 72,9 19 27,1

2 Orang yang mendapatkan perawatan setelah melahirkan 50 71,4 20 28,6

3 Membersihkan luka pada kemaluan, payudara, dan istirahat

merupakan perawatan masa nifas 46 65,7 24 34,3

4 Tindakan ibu pertama sebelum menyusui 57 81,4 13 18,6

5 Tindakan ibu saat mengalami bendungan ASI 43 61,4 27 38,6

6 Tindakan yang ibu lakukan agar badan tetap sehat setelah

melahirkan 54 77,1 16 22,9

7 Tidakan ibu untuk menjaga agar perut tetap berkontraksi 47 67,1 23 32,9 8 Cara ibu membersihkan alat kemaluan setelah melahirkan 58 82,9 12 17,1

9 Nutrisi yang dikonsumsi ibu setelah melahirkan 45 64,3 25 35,7

10 Cara ibu melakukan perawatan pereneum setelah melahirkan 44 62,9 26 37,1 11 Waktu istirahat yang dibutuhkan ibu setelah melahirkan 52 74,3 18 27,7

12 Waktu terjadinya depresi setelah melahirkan 44 62,9 26 37,1

13 Cara ibu melakukan perawatan putting susu yang lecet 52 74,3 18 25,7

14 Mengganti pembalut untuk mencega infeksi setelah

melahirkan 50 71,4 20 28,6

15 Tindakan yang di lakukan ibu untuk mengembalikan bentuk

tubuh setelah melahirkan 50 71,4 20 28,6

16 Manfaat menjaga kebersihan tubuh setelah melahirkan 52 74.3 18 25.7

17 Manfaat melakukan perawatan payudara 41 58,6 29 41,4

18 Manfaat melakukan pemijatan pada perut setelah melahirkan 43 61,4 27 38,6

19 Manfaat nutrisi setelah melahirkan 45 64,3 25 35,7

(44)
[image:44.612.127.522.663.714.2]

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak responden yang menjawab pertanyaan kuesioner dengan benar, namun ada juga yang salah. Dari 20 pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner penelitiannya, pertanyaan yang paling banyak mendapatkan jawaban benar dari responden yaitu pertanyaan mengenai waktu pulihnya alat-alat kandungan setelah melahirkan, orang yang mendapatkan perawatan setelah melahirkan, tindakan ibu pertama sebelum menyusui, tindakan yang ibu lakukan agar badan tetap sehat setelah melahirkan, tindakan ibu untuk menjaga agar perut tetap berkontraksi, cara ibu membersihkan alat kemaluan setelah melahirkan, cara ibu melakukan perawatan putting susu yang lecet, mengganti pembalut untuk mencegah infeksi setelah melahirkan, tindakan yang dilakukan ibu untuk mengembalikan bentuk tubuh setelah melahirkan, dan manfaat defekasi setelah melahirkan sedangkan pertanyaan yang paling banyak mendapat jawaban salah dari responden yaitu pertanyaan mengenai membersihkan luka pada kemaluan, payudarah, dan istirahat merupakan perawatan masa nifas, tindakan ibu saat mengalami bendungan ASI, nutrisi yang dikonsumsi ibu setelah melahirkan, cara ibu melakukan perawatan pereneum setelah melahirkan, waktu terjadinya depresi setelah melahirkan, manfaat melakukan perawatan payudara, manfaat melakukan pemijatan pada perut setelah melahirkan, dan manfaat nutrisi setelah melahirkan.

Tabel 5.3

Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum

Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2009

No Kategori tingkat pengetahuan n %

1. Baik 28 40,0

2. Kurang 42 60,0

(45)

Pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas terbagi dalam 2 kategori yaitu baik dan kurang. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 70 responden sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 42 orang (60,0%) dan sebagian kecil mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang (40,0%).

3. Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Responden

[image:45.612.131.526.456.554.2]

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas diperoleh sebagai berikut:

Tabel 5.4

Hubungan Umur dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifasdi Ruang Camar I

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

Tahun 2009

No Hubungan umur

Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas

Total Nilai p OR (95% CI)

Baik Kurang

N % n % n %

1. 2. 17-30 tahun 31-45 tahun 11 17 26,8 58,6 30 12 73,2 41,4 41 29 100,0

100,0 0,015 0,26

Jumlah 28 40,0 42 60,0 70 100,0

(46)
[image:46.612.124.542.308.402.2]

(58,6%). Hasil uji statistik di peroleh nilai p=0,015 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas. Dari hasil uji statistik juga diperoleh nilai OR=0,26 artinya responden yang berumur antara 31-45 tahun mempunyai peluang 0,26 kali berpengetahuan baik dibandingkan responden yang berumur antara 17-30 tahun.

Tabel 5.5

Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin

Achmad PekanBaru Tahun 2009

No Hubungan

pendidikan

Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas

Total Nilai P OR (95% CI)

Baik Kurang

n % n % N %

1. 2. Pendidikan rendah Pendidikan tinggi 10 18 25,6 58,1 29 13 74,4 41,9 39 31 100,0

100,0 0,012 0,25

Jumlah 28 40,0 42 60,0 70 100,0

Hasil analisa hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas diperoleh bahwa dari 39 responden yang berpendidikan rendah sebanyak 29 orang (25,6%) mempunyai pengetahuan kuarang. Sedangkan responden yang berpendidikan tinggi dari 31 responden ada 18 orang (58,1%) yang mempunyai pengetahuan baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,012 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas.

(47)
[image:47.612.129.526.153.249.2]

Tabel 5.6

Hubungan Jumlah Anak dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas di Ruang Camar I

Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad PekanBaru Tahun 2009

No Hubungan jumlah anak

Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas

Total Nilai p OR (95% CI)

Baik Kurang

n % n % n %

1. 2. 1-2 orang >2 orang 9 19 25,0 55,9 27 15 75,0 44,1 36 34 100,0

100,0 0,017 0,26

Jumlah 28 40,0 42 60,0 70 100,0

Hasil analisa hubungan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas diperoleh bahwa dari 36 responden yang memiliki 1-2 orang anak sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (75,0%), sedangkan responden yang memiliki >2 orang anak sebagian besar berpengetahun baik sebanyak 19 orang (55,9%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,017 maka dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas.

(48)

B. PEMBAHASAN

1. Interprestasi dan Diskusi Hasil a. Karakteristik Responden

Dapat dilihat bahwa dari 70 responden sebagian besar responden berumur antara 17-30 tahun sebanyak 41 orang (58,6%). Umur mempunyai peran dalam memperoleh pengetahuan karena daya ingatan seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semangkin tua umur seseorang fungsi organ-organ tubuhnya menurun termasuk juga daya ingat.

Menurut Nursalam, Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Sedangkan dari 70 responden sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 39 orang (55,7%). Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat, tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini didukung oleh teori IB Marta, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menirima informasi.

(49)

b. Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa Nifas.

Secara keseluruan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas adalah kurang sebanyak 42 orang (60,0%) karena masih dijumpai responden memberikan jawaban salah terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yaitu pada pertanyaan tentang membersihkan luka pada kemaluan, payudarah, dan istirahat merupakan perawatan masa nifas, tindakan ibu saat mengalami bendungan ASI, nutrisi yang dikonsumsi ibu setelah melahirkan, cara ibu melakukan perawatan pereneum setelah melahirkan, waktu terjadinya depresi setelah melahirkan, manfaat melakukan perawatan payudara, manfaat melakukan pemijatan pada perut setelah melahirkan, dan manfaat nutrisi setelah melahirkan. Secara keseluruhan pertanyaan ini menunjukkan perawatan masa nifas yang dapat mencegah perdarahan dan infeksi setelah melahirkan. Jika banyak ibu postpartum yang tidak tahu tentang hal ini, maka dapat meningkatkan resiko kematian ibu postpartum, karena perdarahan dan infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu postpartum.

Ketidaktahuan ini dapat disebabkan karena masih dijumpai ibu postpartum yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 39 orang (55,7%), karena pendidikan yang rendah mempengaruhi pemahaman seseorang dalam memperoleh pengetahun.

Keadaan ini sesuai dengan pendapat Efendi 1998 ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan.

(50)

persalinan dan masih banyak ibu yang belum mengetahui bagaimana melakukan perawatan payudara.

Menurut Notoatmodjo, pengalaman pribadi juga dapat dijadikan sebagai upanya untuk memperoleh pengatahuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh.

Melihat akan pentingnya perawatan masa nifas ini, sangat disayangkan jika ibu postpartum tidak mengetahui bagaimana perawatan masa nifas yang baik dan benar, karena pada masa ini sering terjadi pendarahan dan infeksi yang merupakan salah satu penyebabkan kematian ibu pospartum. Namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan perawatan masa nifas yang baik dan benar.

c. Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan Masa Nifas

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai p=0,015 yang artinya ada hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas.

(51)

yang berumur antara 31-45 tahun tersebut sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan masa nifas, sedangkan untuk responden yang berumur 17-30 tahun sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang perawatan masa nifas ini. Hal ini sesuai dengan teori Nursalam, bahwa semakin cukup umur seseorang, maka tingkat kematangan dan kekuatannya akan semakin baik dalam berfikir dan bekerja.

Dari hasil analisa data diketahui nilai p=0,012 hal ini menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas.

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001).

Menurut Kuncoro Ningrat yang di kutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

(52)

elektronik ataupun informasi yang diterima dari petugas kesehatan sehingga pengetahuan yang dimiliki cukup baik. Menurut Effendi (1998) ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan.

Jumlah anak yang dimiliki responden juga ada hubungan dengan tingkat pengetahuan responden tentang perawatan masa nifas yang mana nilai p=0,017. Dalam hal ini, jumlah anak yang dilahirkan responden berhubungan dengan pengalaman responden dalam menjalani masa nifasnya. Seseorang yang tidak pernah melahirkan, secara otomatis tidak akan mendapatkan pengalaman dalam menjalani masa nifas. Dan seseorang yang sudah beberapa kali melahirkan, tentu memiliki pengalaman yang lebih banyak bila dibandingkan dengan seseorang yang baru sekali saja melahirkan. Menurut Notoatmojo, 2002, Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher). Pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu.

(53)

pengalaman yang lebih banyak bila dibandingkan dengan responden yang hanya memiliki 1-2 orang anak saja.

Menurut Cherin, 2009, pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu, maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang yang mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan.

2. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak ada menemukan hambatan-hambatan yang berarti seperti beberapa responden (6-10 orang) kurang minat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti karena kondisi mereka dalam keadaan lemah dan sakit karena baru selesai melahirkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti berinisiatif membacakan pertanyaan kuesioner dan responden memberi jawaban yang dianggap paling benar.

3. Implikasi Terhadap Asuhan Kebidanan Dan Pendidikan a. Asuhan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam memberikan asuhan kebidanan di masyarakat sehingga angka kematian ibu dapat diturunkan dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan masa nifas kepada ibu hamil yang akan menjalani masa nifas.

(54)
(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik ibu postpartum yang terdiri dari umur, pendidikan, dan jumlah anak diketahui dari 70 responden sebagian besar mempenyai umur antara 31-45 tahun yaitu sebanyak 41 orang (58,6%), berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan tinggi sebanyak 31 orang (51,4%), dan sebagian besar responden mempunyai >2 orang anak sebanyak 34 orang (44,3%).

2. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas diketahui dari 70 responden sebanyak 42 orang (60,0%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.

(56)

B. Saran

1. kepada D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Untuk dapat lebih menfasilitasi mahasiswa dalam melakukan penelitian ini, seperti memperbanyak koleksi buku-buku tentang perawatan masa nifas.

2. kepada Bidan

Diharapkan kepada bidan sebagai tenaga kesehatan lebih meningkatkan pengalaman, kualitas pelayanan, dan memberikan penyulukan tentang perawatan masa nifas sedini mungkin kepada ibu hamil agar ibu hamil saat melahirkan sudah mempunyai pengetahuan tentang perawatan masa nifas.

3. kepada peneliti selanjutnya

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta

Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed-IV. Jakarta: EGC Bonny, Danuatmaja. 2003. 40 Hari Persalinan. Jakarta: Purwa Swara

Cherin, 2009. Hubungan Pengalaman dengan Pengetahuan http://www.wordpress.com, diperoleh tanggal 13 maret 2009

Danim, Sudarwan. 2003. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta: EGC Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2007. Profil Angka Kematian Ibu

Dinas Kesehatan Propinsi Riau. 2006/2007. Laporan Tahunan Propinsi Riau

Depkes, 2007. Angka Kematian Ibu 2008

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Hasselquist, Mary Beth. 2008. Tata Laksana Ibu dan Bayi Pasca Kelajiran. Jakarta: prestasi Pustaka

Irdjiati, 2006, Angka Kematian Ibu, tanggal 20 september 2008

Istiarti, T. 2002. Menanti Buah Hati, Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta: Media presindo

Jenny, 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Jakarta: Sahabat Setia

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reprodukdi Wanita. Jakarta Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

(58)

. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakar. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba

Prasetyo, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwomo Prawirohardjo

. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakrta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Ed-II. Jakarta: EGC

. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Silvinna, 2008. Perawatan Masa Nifas, September 2008

Susternada, 2007, Senam Nifas, http//www.mail-archive.com, diperoleh tanggal 20 September 2008

(59)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG PERAWATAN MASA NIFAS DI RUANG CAMAR I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2009

Saya adalah mahasiswa program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan masa nifas di ruang Camar I Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru 2009.

Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberikan dampak yang membahanyakan. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya penelitian ini.

Jika saudar bersediah menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudar menanda tangani formulir ini.

Tanda Tangan, Responden

(Responden)

Pekanbaru, Desember 2008 Peneliti,

(60)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PENGETAHUAN IBU POSPARTUM TENTANG PERAWATAN MASA NIFAS DI RUANG CAMAR I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2009

No. responden :………. Di isi oleh responden

Petunjuk:

Jawabanlah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang(x) pada jawaban yang telah disediakan!

Karakteristik responden

1. Umur : ………Tahun

2. Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Diploma 5. Sarjana

6. lainnya, sebutkan…………..

(61)

Pengetahuan Ibu Postpartum tentang perawatan masa nifas A. Pengertian Perawatan Masa Nifas

1. Setelah ibu melahirkan, alat-alat kandungan memerlukan waktu untuk pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Berapa lamakah waktunya?

a. 40 hari b. 50 hari c. 30 hari

2. Perawatan pada masa nifas diberikan kepada: a. Bayi dan keluarga b. Ibu dan bayi c. Ibu dan suami

3. Membersihkan luka pada kemaluan, payudarah, dan istirahat, merupakan salah satu perawatan pada masa:

a. Nifas b. Melahirkan c. Kehamilan

B. Macam-macam Perawatan Selama Masa Nifas

4. Sebelum ibu menyusui, tindakan yang pertama ibu lakukan adalah: a. Membersihkan payudara sebelum menyusui b. Mengompres payudara dengan air dingin c. Mengompres payudara dengan air hangat

5. Dalam menjalani masa nifas, sebagian ibu akan mengalami sakit, bengkak dan merah pada payudara. Jika ibu mengalami keadaan tersebut, apakah yang ibu lakukan?

a. Menyusui bayi pada payudara yang tidak sakit b. Menyusui bayi sesering mungkin

c. Tidak menyusui bayi sama sekali

6. Agar badan tetap sehat setelah melahirkan, apakah yang akan ibu lakukan? a. Makan-makanan yang enak

b. Istirahat dan olahraga

c. Mengerjakan pekerjaan rumah

7. Setelah persalinan perut ibu terasa keras dan tegang, ini merupakan keadaan yang baik. Untuk menjaga agar perut tetap keras dan tegang, apa yang ibu lakukan:

a. Memijat perut dengan lembut

(62)

8. Ibu membersihkan alat kemaluan dengan air selesai buang air kecil dan besar. Dari arah manakah sebaiknya ibu lakukan?

a. Dari depan ke belakang b. Dari belakang ke depan c. Bolak-balik

9. Saat persalinan ibu banyak mengeluarkan tenaga, untuk mengembalikan tenaga tersebut ibu dapat mengkonsumsi makanan seperti:

a. Nasi, daging, ikan, dan buah b. Nasi, ikan, sayur, dan buah c. Nasi, sayur, buah, dan air

10. Pada persalinan ibu mengalami luka pada alat kemaluan. Agar luka tersebut tidak terinfeksi, maka ibu dapat mencegah dengan cara:

a. Mencuci luka dengan air bersih b. Mencuci luka dengan air hangat c. Mencuci luka dengan air dingin

11. Setelah persalinan, ibu mengalami kelelahan dan butuh istirahat/tidur terlentang selama:

a. 8 jam b. 7 jam c. 6 jam

12. Sesudah persalinan ibu mengalami sedih, lemas, stres. Keadaan ini terjadi setelah ibu:

a. Pulang kerumah

b. 1-2 hari setelah persalinan c. 3-4 hari setelah persalinan

13. Sebagian ibu ketika akan menyusui mengalami lecet pada putting susu, ini disebabkan cara menyusui yang tidak benar. Jika ini terjadi pada ibu, apakah yang ibu lakukan?

a. Menyusui bayi pada payudara yang lecet b. Menyusui bayi pada payudara yang tidak lecet c. Tudak menyusui bayi

14. Untuk mencegah terjadinya infeksi setelah persalinan, berapa kalikah sebaiknya ibu mengganti pembalut?

(63)

15. Untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum hamil ibu dapat melakukan:

a. Senam nifas b. Jalan-jalan c. Bekerja

C. Manfaat Perawatan Masa Nifas

16. Menjaga kebersihan tubuh setelah melahirkan sangat penting untuk mencegah terjadinya:

a. Infeksi b. Demam c. Perdarahan

17. Dengan melakukan perawatan payudara, ibu dapat menyusui bayi dengan baik sehingga bayi:

a. Tenang b. Segar c. Sehat

18. Melakukan pemijatan pada perut dengan menggunakan telapak tangan sangat penting dilakukan untuk menghindari terjadinya:

a. Infeksi b. Perdarahan c. Kesakitan

19. Makan-makanan yang bergizi setelah persalinan berguna untuk: a. Mempercepat kesembuhan

b. Membuat badan ibu tetap kuat c. Membuat ibu merasa enak

20. Setiap ibu selesai persalinan, membuang air besar segera dilakukan hal ini dapat mencegah:

(64)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Sarah Herlina Umur : 23 tahun

Tempat/Tgl. Lahir : Labuhan Batu/ 09 Desember 1985 Agama : Islam

Status : Belum Menikah Anak Ke : I (satu)

Ala

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Camar I Rumah Sakit
Tabel 5.2 Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa
Tabel 5.3 Distribusi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan Masa
Tabel 5.4 Hubungan Umur dengan Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perawatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

perawatan nifas ibu postpartum menurut budaya Aceh di desa Garot Kecamatan.

Hasil dari penelitian ini diperoleh ibu nifas yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk hampir tiga per empat mempunyai praktik perawatan masa nifas yang buruk, Hal

(WN, 21 tahun) Sesuai dengan tingkat kepuasan yang dira- sakan oleh ibu setelah melakukan perawatan masa nifas, dilihat dari segi kepuasan atas perawatan masa nifas yang

Berdasarkan hasil analisa uji hubungan tingkat pengetahuan dengan kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri didapatkan nilai p = 0.072 ( nilai signifikansi p

Variabel independen adalah pengetahuan ibu tentang materi perawatan masa nifas dalam Buku KIA. Yang dimaksud dengan pengetahuan ialah segala informasi yang diketahui

Teknik yang dilakukan ibu nifas atay post partum dalam melakukan perawatan luka daerah kemaluannya yaitu dari depan ke belakanga. Ibu post partum (nifas) harus menjaga

(WN, 21 tahun) Sesuai dengan tingkat kepuasan yang dira- sakan oleh ibu setelah melakukan perawatan masa nifas, dilihat dari segi kepuasan atas perawatan masa nifas yang

Ibu Nifas Dan Perdarahan Masa Nifas Primer OR OR Midwifery Care And The Puerperium And Early Postpartum Hemorrhage OR OR Postpartum And Immediate Postpartum Hemorrhage