• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Ibu Postpartum Menurut Budaya Aceh Di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perawatan Ibu Postpartum Menurut Budaya Aceh Di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator kurang berhasilnya program kesehatan reproduksi

adalah tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Indonesia masih menduduki

peringkat tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di kawasan Asia Tenggara

(ASEAN). Singapura mencatat paling rendah angka ibu hamil/melahirkan, hanya

3 ibu meninggal per 100.000 ibu melahirkan. Kemudian disusul Malaysia (5 ibu

meninggal/100.000 ibu melahirkan), Thailand (8-10/100.000), Vietnam

(50/100.000). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut hasil Survei

Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007 menurun dari 307 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007

akan tetapi kembali naik menjadi 380 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2010 dan kembali menurun menjadi 358 per 100.000 kelahiran hidup. (SDKI,

2010).

Berbagai faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu masih tinggi di

Indonesia, diantaranya oleh hipertensi dalam kehamilan (32%), infeksi pasca

persalinan (31%), PPB (20%), abortus (4%), APB (3%), kelainan amnion (2%),

partus lama (1%), dan penyebab lainnya penyebab obstetrik langsung lainnya

(8%), dan penyebab tidak langsung (7%). (Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes

RI, 2010).

Kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi

geografis) berpengaruh juga terhadap kesehatan reproduksi. Situasi budaya dalam

(2)

kesehatan reproduksi di Indonesia (Muhammad,1996). Misalnya pada ibu hamil

dan keluarga di sejumlah daerah di Indonesia yang menyambut masa-masa

kehamilan, sangat sering dilakukan upacara-upacara yang diselenggarakan mulai

dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam

menurut adat istiadat daerah masing-masing (Syafrudin, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wuryanto dan Winaryati tahun

2007, Banyak hal dilakukan ibu nifas berkenaan dengan pantangan yang harus

dilakukan oleh ibu nifas, karena budaya yang berlaku di masyarakat lebih kental.

Ada 4l orang (63,1%) ibu nifas melakukan beberapa pantangan aktifitas,

disebabkan oleh budaya yang telah turun temurun, karena bila tidak dilakukan

tidak elok/tidak baik, yang akan berdampak pada ibu dan anaknya. Sedang

pantangan pada makanan tertentu lebih cenderung demi kesehatan ibunya, agar

segera cepat pulih kembali.

Suryawati (2007) juga menuturkan hasil penelitiannya bahwa Dalam hal

praktek perawatan selama masa nifas (setelah ibu melahirkan sampai dengan

sekitar 35-40 hari) terdapat beberapa aturan seperti minum jamu, pantangan

mengkonsumsi daging, ikan serta pijat badan untuk mengembalikan kebugaran

tubuh setelah bersalin.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan

mewawancarai 1 orang ibu nifas, ibu nifas masih menjalankan semua kebiasaan

dan tradisi perawatan masa nifas sesuai dengan adat dan budaya Aceh dimana ibu

melakukan kompres panas pada perut dengan meletakkan batu yang sudah

dipanasi, Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis

atau lerongan dan tapel, membilas vagina dengan air sirih, mengurut daerah perut

(3)

semula, dan menjaga kerampingan tubuh dan perut ibu dengan memakai

bangkung/stagen. Hal ini tentunya masih menjadi pertentangan dikarenakan

seharusnya untuk memastikan involusi uterus berjalan normal tanpa adanya

intervensi seperti peletakan batu yang sudah dipanasi karena hal itu tentunya

akan menggangu proses involusi uterus. (Anggraini,2010)

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa masih perlu dilakukan

pengkeksplorasian yang jauh untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana

perawatan nifas ibu postpartum menurut budaya Aceh di desa Garot Kecamatan

Darul Imarah.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perawatan

nifas pada ibu postpartum di desa Garot Kecamatan Darul Imarah.

C. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini berguna untuk :

1. Praktik Kebidanan

Sebagai masukan bagi para tenaga kesehatan untuk mengadaptasikan

perawatan nifas berdasarkan budaya ke perawatan nifas yang sesuai standar

kesehatan.

2. Penelitian Kebidanan

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan data dasar untuk penelitian

lain yang meneliti tentang perawatan ibu postpartum menurut budaya aceh

di desa garot kecamatan darul imarah.

3. Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi

(4)

Referensi

Dokumen terkait

• Penawaran (supply) adalah jumlah barang yang ingin dijual dengan harga tertentu.. Banyaknya kuantitas barang dan jasa yang bersedia dijual

Penilaian Kondisi Inventarisasi pada tabeldi atas hanya digunakan bila pemeriksaan Mendetail jembatan belum di lakukan pada saat yang bersamaan dengan Pemeriksaan

The experiments confirmed that line and catenary modeling based on the point cloud created by dense image matching is feasible, though, certain conditions need to be met. The

dalam Pasal 2 dapat diberikan sanksi disiplin tingkat berat sesuai dengan ketentuan Peraturan Pernerintah Nomor 53 Tahun }OLA tentang Disiplin Pegawai Negeri

This paper presents results from a Direct Mapping Solution (DMS) comprised of an Applanix APX-15 UAV GNSS-Inertial system integrated with a Sony a7R camera to produce highly

Kesimpulan dari penelitian adalah hasil analisis data secara simultan diketahui bahwa pengaruh variabel bauran pemasaran (7P) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Subjek penelitian sejumlah 10 (sepuluh) informan pemustaka Layanan Remaja yang dibagi menjadi 3 kategori usia, yaitu usia anak-anak 8-12 tahun, remaja 13-20 tahun, dan dewasa

Berbeda dengan hasil kesimpulan pada hipotesis kedua yang menyimpulkan bahwa variabel otonomi tugas tidak dapat menjadi variabel moderating yang menguatkan pengaruh