• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

PENGARUH PRODUCT PLACEMENT HANDPHONE SAMSUNG DALAM DRAMA KOREA TERHADAP PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA

MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

Septi M.S.Siregar 120521079

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

2 ABSTRAK

PENGARYH PRODUCT PLACEMENT HANDPHONE SAMSUNG DALAM DRAMA KOREA TERHADAP PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS SUMATERA UTARA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh langsung dan tidak langsung product placement yang dilakukan oleh hanphone Samsung pada drama korea terhadap persepsi dan sikap mahasiwa manajemen fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa product placement dapat berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan dapat juga berpengaruh tidak langsung terhadap sikap melalui persepsi

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih aktif perkuliahan sampai tahun 2015. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriftif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis jalur (Path Analisis) yang digunakan untuk mengukur pengaruh product placement handphone Samsung dalam drama korea terhadap persepsi dan sikap mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil uji parsial, variabel dependen (product placement) tidak berpengaruh secara langsung melainkan berpengaruh secara tidak langsung terhadap sikap melalui persepsi. Pada tahap pengujian hipotesis kedua yaitu melalui pengujian determinasi (R2), diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara product placement, persepsi dan sikap merupakan hubungan yang erat.

(3)

3 ABSTRACT

THE INFLUENCE FROM PRODUCT PLACEMENT BY SAMSUNG MOBILE IN KOREAN DRAMA TO THE PERCEPTION AND ATTITUDE

OF STUDENT MANAGEMENT FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The formulation of problem from this research is how far the direct and indirect effects of product placement undertaken by Samsung mobile in the Korean drama to the perception and attitude of students of the faculty of economics and business management of the University of North Sumatra.

The hipothesis of this study is that product placement can directly affect attitudes and may also indirect effect on attitude through perception

The Primary data were collected through questionnaires distributed to students of management Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra is still active lectures until 2015. Data were analyzed using descriptive analysis and quantitative methods, namely the path analysis (Path Analysis) is used to measure the effect of product placement Samsung mobile phones in the Korean drama to the perception and attitude of management students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

Based on the results of the partial test, the dependent variable (product placement) does not influence directly but indirectly influence the attitudes through perception. In the second hypothesis testing phase is through the test of determination (R2), found that the level of correlation or relationship between product placement, perceptions and attitudes is a close relationship.

(4)

4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihakselama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasi kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbinga, yaitu kepada:

Kedua orang tua penulis bapak M.Siregar dan Ibu N. Gultom atas motivasi, dukungan, biaya serta doa yang selalu mengiringi penulis dalam penyelesaian skripsi ini dengan baik. Selanjutnya penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

5

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Dosen Pembaca penilai yang telah memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utarayang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan akademik.

9. Saudara-saudara saya kakak saya Emy Siregar , abang saya Pantas Siregar, Adik-adik saya Darwin Siregar, Ayu siregar dan Irwan Gultom yang senantiasa memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini.

10.Kepada seluruh sahabat-sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Seluruh teman-teman pelayanan di YAKPM BPC-Medan.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Juni 2015 Penulis

(6)

6 DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR Lampiran ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Promosi ... 9

2.2 Merek ... 11

2.3 Product Placement ... 12

2.3.1 Media Dalam Product Placement ... 14

2.3.2 Keunggulan Product Placement... 17

2.3.3 Kerugian Product Placement ... 20

2.4 Persepsi konsumen... 22

2.4.1 Proses Persepsi... 26

2.5Sikap konsumen ... 27

2.5.1 Pembentukan Sikap Secara Langsung... 30

2.6Penelitian Terdahulu ... 31

2.7Kerangka Konseptual... 32

2.8Hipotesis ... 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Batasan Operasional ... 35

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 36

3.5 Skala Pengukuran ... 38

3.6 Populasi dan Sampel ... 38

3.6.1 Polulasi ... 38

(7)

7

3.7 Jenis Data ... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data... 41

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 41

3.9.1 Uji Validitas ... 41

3.9.2 Uji Realibitas ... 43

3.10 Teknik Analisis Data ... 44

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 44

3.10.2 Analisis Jalur (Path Analysis)... 44

3.10.3 Uji Hipotesis ... 45

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Gambaran Umum perusahaan... 47

4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ... 47

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 54

4.2.2 Pengujian Substruktur I ... 60

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik Substruktur I ... 60

4.2.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 66

4.2.2.3 Pengujian Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 67

4.2.3 Pengujian Substruktur II ... 69

4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik Substruktur II ... 69

4.2.3.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 75

4.2.3.3 Pengujian Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 76

4.2.4 Hasil Pengujian Substruktur I dan Substruktur II ... 78

4.3 Pembahasan ... 81

4.3.1 Pengaruh Product Placement terhadap Persepsi ... 81

4.3.2 Pengaruh Product Placement Terhadap Sikap ... 82

4.3.3 Pengaruh Product Placement Melalui Persepsi ... 82

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(8)

8

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 37

3.2 Skala Likert ... 38

3.3 Validitas Instrumen ... 42

3.4 Uji Reliabilitas ... 43

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

4.2 Distribusi Tanggapan RespondenTerhadap Product Placement .. 55

4.3 Distribusi Tanggapan Responden TerhadapPersepsi ... 57

4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sikap ... 59

4.5 uji Kolmogrov Smirnov (1 sample K-S) Substruktur I ... 63

4.6 Uji Glejser ... 65

4.7 Hasil Uji Determinasi (R2) ... 66

4.8 Uji Parsial (Uji-t) Substruktur I... 67

4.9 Kolmogrov Smirnov (1 sample K-S) Substruktur II ... 71

4.10 Uji Glejser Subtruktur II ... 72

4.11 Uji Glejser ... 73

4.12 Uji Determinasi Substruktur II ... 74

4.13 Uji Parsial (Uji-t) Substruktur II ... 76

4.14 Ringkasan Hasil Uji Substruktur I danII ... 77

(9)

9

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Komponen Sikap ... 30

2.2 Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Histogram Uji Normalitas Substruktur I ... 61

4.2 Grafik Uji Normalitas Substruktur I ... 62

4.3 Uji Heteroskedatisitas Substruktur I ... 64

4.4 Koefisien Jalur Substruktur I ... 68

4.5 Histogram Uji Normalitas Substruktur II ... 69

4.6 Uji Normalitas Substruktur II... 70

4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 72

(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Kuesioner ... 85

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89

3 Tabulasi Uji Validitas ... 92

4 Tabulasi Jawaban Kuesioner ... 93

5 Hasil Jawaban Responden ... 95

6 Hasil Pengujian SPSS ... 100

(11)

2 ABSTRAK

PENGARYH PRODUCT PLACEMENT HANDPHONE SAMSUNG DALAM DRAMA KOREA TERHADAP PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS SUMATERA UTARA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh langsung dan tidak langsung product placement yang dilakukan oleh hanphone Samsung pada drama korea terhadap persepsi dan sikap mahasiwa manajemen fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa product placement dapat berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan dapat juga berpengaruh tidak langsung terhadap sikap melalui persepsi

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih aktif perkuliahan sampai tahun 2015. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriftif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis jalur (Path Analisis) yang digunakan untuk mengukur pengaruh product placement handphone Samsung dalam drama korea terhadap persepsi dan sikap mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil uji parsial, variabel dependen (product placement) tidak berpengaruh secara langsung melainkan berpengaruh secara tidak langsung terhadap sikap melalui persepsi. Pada tahap pengujian hipotesis kedua yaitu melalui pengujian determinasi (R2), diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara product placement, persepsi dan sikap merupakan hubungan yang erat.

(12)

3 ABSTRACT

THE INFLUENCE FROM PRODUCT PLACEMENT BY SAMSUNG MOBILE IN KOREAN DRAMA TO THE PERCEPTION AND ATTITUDE

OF STUDENT MANAGEMENT FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

The formulation of problem from this research is how far the direct and indirect effects of product placement undertaken by Samsung mobile in the Korean drama to the perception and attitude of students of the faculty of economics and business management of the University of North Sumatra.

The hipothesis of this study is that product placement can directly affect attitudes and may also indirect effect on attitude through perception

The Primary data were collected through questionnaires distributed to students of management Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra is still active lectures until 2015. Data were analyzed using descriptive analysis and quantitative methods, namely the path analysis (Path Analysis) is used to measure the effect of product placement Samsung mobile phones in the Korean drama to the perception and attitude of management students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra.

Based on the results of the partial test, the dependent variable (product placement) does not influence directly but indirectly influence the attitudes through perception. In the second hypothesis testing phase is through the test of determination (R2), found that the level of correlation or relationship between product placement, perceptions and attitudes is a close relationship.

(13)

11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan globalisasi yang begitu pesat, mempengaruhi dunia pemasaran saat ini. Dunia pemasaran saat ini menuntut semua perusahaan untuk berpikir keras dalam bertindak lebih hati-hati dalam menetapkan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan dalam mempertahankan dan merebut pangsa pasar. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan harus siap dengan berbagai situasi lingkungan, kebutuhan, dan harapan masyarakat yang berubah-ubah dan sulit untuk diprediksi. Inilah yang memicu pemasar untuk bertindak lebih berhati-hati dalam menetapkan strategi serta berusaha menampilkan kreatifitas dan inovasi dalam setiap strategi pemasaran.

Banyaknya jenis produk yang ditawarkan dengan variasi harga dan kualitas memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba berbagai produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Perubahan inilah yang akan mengarahkan perusahaan untuk terus melakukan inovasi dan mengembangkan produk yang sudah ada, jika ingin mempertahankan konsumen menggunakan produknya.

(14)

12

pasar adalah dengan cara menarik minat konsumen terhadap merek dan mencuri kesadaran konsumen tersebut melalui iklan. Iklan merupakan bagian dari promosi yang berfungsi untuk menginformasikan, membujuk maupun mengingatkan konsumen akan produk mereka. Akan tetapi, fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa periklanan mulai berkurang keefektifitasannya. Hal ini dikarenakan konsumen cenderung mengabaikan keberadaan iklan tersebut karena setiap harinya konsumen harus disuguhkan dengan puluhan bahkan ratusan iklan. Seperti yang terlihat di televisi, iklan yang ditayangkan memberikan image

tersendiri bagi konsumen sehingga menumbuhkan persepsi konsumen terhadap merek.

(15)

13

tujuannya, persepsi melalui proses dari stimuli atau rangsangan kemudian menggolongkannya dalam kelompok sejenis dan menafsirkan rangsangan tersebut. Persepsi pada hakikatnya merupakan proses psikologis yang kompleks yang juga melibatkan aspek psikologis. Proses psikologis yang terlibat dimulai dari adanya aktivitas memilih (Selektif), mengorganisasikan (Organisation), dan menginterpretasikan (interprestation) sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu merek. Usaha apapun yang dilakukan oleh pemasar tidak akan punya arti apabila konsumen tidak mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki oleh pemasar. Proses pembentukan persepsi diawali dengan adanya stimuli.Setelah mendapat stimuli pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan menafsirkan informasi tersebut secara menyeluruh. Pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan penting.

(16)

14

mendukung pandangan dan keyakinan mereka untuk membeli produk tersebut.Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal–hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita. Setelah mempersepsikan produk tersebut akan munculpula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki.

Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, yaitu sikap berguna untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar, berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target. Gordon Allport menyebutkan bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek atau kelompok objek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten (Allport dalam Sutisna, 2003:99).

(17)

15

muncul persepsi yang positif terhadap barang yang akan dibeli, sikap konsumen dapat dilihat dari kepercayaan , emosional untuk memiliki suatu produk, dengan sikap yang positif maka dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian..Untuk mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen maka peranan promosi melalui product placement diharapkan mampu menghipnotis konsumen

Product placementmerupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak perusahaan periklanan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah-olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi (Belch dan Belch, 2004:450). Product placement membuka wawasan dari pemasar untuk membuka peluang baru periklanan produknya melalui suatu media tertentu. Konsep ini mirip dengan sponsorship, tetapi perbedaannya terletak pada tidak disebutkannya kata sponsor dalam tampilan film selain itu biaya yang dikeluarkan untuk sponsorship lebih besar daparipada Product placement, karena

sponsorshipmenunjukkan produk tertentu pada keseluruhan film atau acara yang diikutinya sehingga sponsorship memiliki brand recall yang lebih tinggi daripada

(18)

16

demikian keberadaan produk tersebut akan mempengaruhi persepsi konsumen. Sikap ini yang akan mengantar audience atau konsumen melakukan pembelian.Peran product placement sangatlah luas bila kita lihat dari setiap sektor media.Tetapi dalam hal ini peneliti membatasinya dengan memilih satu media yaitu drama korea.

(19)

17

bagaimana tampilan handphone Samsung yang sangat menarik dan dilengkapi dengan berbagai fitur yang lengkap yang sangat bermanfaat bagi penggunanya. Sehingga tanpa disadari strategi penempatan handphone Samsung dalam drama korea mampu mempengaruhi persepsi penonton dan pada akhirnya persepsi ini akan secara langsung mempengaruhi sikap penonton. Jika persepsi penonton positif terhadap handphone samsung maka secara otomatis sikap penonton juga positif sehingga pada akhir para pecinta drama ingin sekali memiliki produk yang sama.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product PlacementHandphone Samsung dalam Drama Korea terhadap persepsi Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. ApakahProduct PlacementHandphoneSamsung dalam Drama

Koreaberpengaruhsecara langsung terhadap sikapMahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. ApakahProduct PlacementHandphoneSamsung dalam Drama

(20)

18 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh product placement handphoneSamsung dalam Drama Korea secara langsung terhadap Sikap Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh product placement handphoneSamsung dalam Drama Korea melalui persepsi terhadap Sikap Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Perusahaan

Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa efektifkah produk placement dapat mempengaruhi persepsi konsumen. 2. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang pemasaran, khususnya mengetahui pengaruh produk placementterhadap pesepsi konsumen.

3. Peneliti Lain

(21)

19 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Promosi

2.1.1 Pengertian Promosi

Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi merupakan usaha mengkomunikasi informasi yang bermanfaat tentang suatu perusahaan atau produk untuk mempengaruhi pembeli potensial (Kismono, 2001:374) Konsep pemasaran 4p (Product, Place,Price, dan Promotion) promosi adalah tentang pesan-pesan komunikasi pemasaran (Duncan, 2005:113). Oleh karena itu promosi dapat juga disebut dengan komunikasi pemasaran. Menurut Duncan (2005:8) komunikasi pemasaran sebagai “the selection of marketing comumunication function used at given times as a part of a marketing program. Dari defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan bauran komunikasi pemasaran aadalah pemilihan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang digunakan pada suatu waktu tertentu sebagai bagian dari program pemasaran. Adapun Fungsi –fungsi komunikasi pemasaran yang dapat dipilih terdiri dari delapan macam, yaitu:

(22)

20

2. Direct Marketing atau pemasaran langsung yang merupakan proses komunikasi yang bersifat interaktif dan berdasarkan database yang menggunakan serangkaian media untuk memotivasi respon dari konsumen dan prospek. Sebagaimana artinya, pada direct marketing tidak ada

intermediaries atau anggota saluran distribusi lain ynag terlibat dalam pengkomunikasiannya.

3. Publicit atau publisitas adalah cerita dan penyebutan brand oleh media massa tanpa dibayar, karena sifat publicity yang tidak dibayar, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness dan mengumumkan berita mengenai brand dan perusahaan. Metode yang sering dipaki dalam publicity adalah seperti press releases, press conferences, dan interviews.

4. Sales Promotion atau promosi penjualan personal adalah penawaran yangs bersifat jangka pendek yang dapat member nilai tambah yang dimaksudkan untuk memotivasi keputusan pembeli. Sales promotion

dilakukan dengan memberikan nilai tambah, seperti melalui potongan harga atau free trial untuk merangsang konsumen membeli atau mencoba produk.

5. Personal Selling atau penjuaalan personal adalah bentuk komunikasi interpersonal, dimana penjual mendampingi dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk, jasa atau bertindak sesuai ide yang dijual.

(23)

21

terciptanya brand building dengn menyajikan berbagai macam informasi tentang produk, mulai bahan-bahan yang terkandung dalam produk hingga resep yang menyarankan pemakaian lebih sering.

7. Event and Sponshorship. Events adalah aktivitas yang diasosiasikan dengan Brand yang dibuat untuk melibatkan konsumen dan prospek secara aktif, sekaligus untuk publikasi. Sponsorship adalah dukungan financial

dari suatu organisasi, seseorang ataupun aktivitas sebagai pertukaran untuk publikasi brand dan asosiasi.

8. Customer Service atau pelayanan pelanggan adalah sikap dan perilaku perusahaan selama terjadi interaksi dengan komsumennya. Jika interaksi tersebut terjadi secara positif, maka akan memperkuat hubungan dengan konsumen. Namun jika interaksi tersebut terjadi secara negatif, maka akan memperlemah atau bahkan akan mematikan hubungan sebuah brand.

2. 2 Merek

Dalam proses pengembangan strategi pemasaran suatu mata produk pere penjual akan menghadapi masalah merek. Merek ini bias menambah nilai suatu produk sehingga ia merupakan satu aspek yang hakiki dalam suatu strategi produk. Berikut ini beberapa defenisi mengenai merek, yaitu:

(24)

22

2. Nama merek (brand name), sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan, misalnya Avon Chevrolet.

3. Tanda merek (brand mark), sebagian merek dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambing, desain huruf, atu warna khusus.

4. Tanda merek dagang (trade mark), merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu hal yang istimewa

5. Hak cipta (Copyright) , hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

2. 3 Product placement

Dalam berbagai litetatur yang peneliti temukan, istilah product placement

sering kali disebut juga dengan brand placement. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan memperlakukan istilah tersebut secara sama. Belch and Belch (2004: 450), “ Product placement is an increasingly common way to promote a product or service is by showing the actual product or an ad for it as part of a movie or

(25)

23

media beriklan yang digunakan (Panda, 2004:9). Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses penampilan dan mengharmonisasikan/ menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melaui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkat brand knowledge (Panda, 2004:9). D’astous & Seguin (dalam panda, 2004;11) mendefenisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu :

1. Implicit Product Placement

Jenis ini disebut implicit karena, perusahaan atau produk yang ditampilkan dalam program / media tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama merek/perusahaan muncul tanpa menampilkan/ mendemonstrasikan

product benefit

2. Integrated Explicit Product Placement

Jenis product placement ini berupaya mengintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan.

3. Non – Integrated Explicit product Placement

(26)

24

Menurut Panda (2004 : 11-12) product placementdapat dibedakandalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory, dan plot conection. Dimensi visual terlihat papa menculnya merek/ produk pada tampilan layar yang bisa juga disebut sebagai

screen placement. Dimensi auditory adalah pada saat merek produk disebutkan dalam dialog yang bisa juga disebut sebagai script placement. Dimensi plot conection sebgai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merek/ produk tersebut terintegrasi dalam cerita/ story line.

2.3.1Media dalam Product placement

Terdapat beberapa media untuk menerapkan product placemet, yaitu: 1. Films

Menurut D’astous dan Chartier (2002), ada tiga alasan mengapa para pemasar ingin menerapkan product placement di film-film:

a. Menonton sebuah film menyita sebuah perhatian yang tinggi dan melibatkan aktivitas. Menampilkan sebuah product placement dalam sebuah film kepada penonton yang sangat memperhatikannya dapat menghasilkan brand awareness yang sangat tinggi.

(27)

25

dari cost per viewer, product placement dalam sebuah film akan sangat menguntungkan.

c. Product placement mempresentasikan cara mempromosikan sebuah

brand dengan cara alami, tidak agresif, dan tidak persuasif. Audience

terekspos terhadap sebuah brand dengan cara yang sealami mungkin yaitu dengan melihat bagaimana produk tersebut terlihat, disebutkan ataupun dipakai oleh sang aktor/aktris, tanpa adanya bujukan untuk memakai produk tersebut.

2. Program Televisi

(28)

26 3. Video Games

Tidak ada batasan usia untuk dapat menikmati video games, anak- anak, remaja, dan bahkan dewasa, banyak yang menyukai video games

sebagai hiburan. Beberapa diantara mereka bahkan tidak lepas dari permainan dunia maya ini sehari saja. Apa lagi saat ini, para penikmat video games telah dimanjakan dengan berbagai macam jenis permainan mulai dari ukuran yang besar, tipis ataupun kecil sehingga dinamakan portable. Mereknya pun beragam mulai sega, Nintendo, Wii, Play Station, Xbox, dll. Hal ini tentu sangat menarik perhatian pemasar yang ingin mempromosikan produknya melalui video game. Contohnya kini para penggemar video game dapat merasakan bagaimana mengemudikan mobil balap merek Ford, Chevloret, Nissan, BMW, dan lainnya lama permainan balapan, juga terekpos pada berbagai papan iklan disepanjang lintasan seperti yang ada dibalapan sesungguhnya.

4. Musik

(29)

27

seperti yang dilakukan Coca-cola di video klip Ello dan kawan-kawan di tahun 2009.

5. Novel

Novel juga menjadi salah satu media product placement yang menjanjikan. Novel-novel yang menjanjikan kisah-kisah fiksi pun sering kali menyebutkan produk-produk tertentu untuk membuat kisahnya semakin nyata.

6. Radio

Seperti halnya televisi, program-program radio juga sarta dengan product placement. Suatu produk sering sekali dikait-kaitkan dengan suatu tema yang sedang di bahas oleh penyiar.

2.3.2Keunggulan Product Placement

Menurut Belch dan Belch (2004,451-452) adapun yang menjadi keuntungan (adventages) product placement, yaitu:

1. Exposure.

(30)

28

Channel). Terlebih lagi bentuk exposure ini bebas dari zapping, setidaknya di bioskop.

2. Frequency.

Tergantung pada bagaimana produk digunakan dalam sebuah film atau program televisi, besar kemungkinan terjadinya exposure yang berulang-ulang (bagi mereka yang suka menonton sebuah program TV datau film lebih dari sekali). Contohnya, jika anda penonton setia atau menonton acara TV Take Me Out Indonesia secara rutin setiap minggu di Indosiar, maka anda akan melihat beberapa produk yang di ekspos oleh para pengisi acara setiap episodenya.

3. Support for other media.

Product Placement mungkin didukung peralatan promosi lainnya. Telah menjadi sebuah tren bagi industri perfliman mempunyai klien untuk mempromosikan produk dalam film tersebut secara bersama-sama dalam berbagai media. Dengan demikian ikatan antara produk dan film akan saling memperkuat upaya promosi satu sam lain dan makin diperkuat dengan adanya iklan.

4. Source association.

Ketika konsumen melihat artis favorit mereka dalam sebuah film menggunakan sebuah produk/brand, asosiasi yang terbentuk dapat memacu terciptanya product image. Hampir semua bisnis dalam product placement

(31)

29

5. Cost

Dimana biaya penggunaan medium ini, mulai dari gratis sampai $ 1 juta per produk. Namun dengan biaya termahal sekalipun perusahaan pengiklan masih tetap mengalami keuntungan, dengan tingginya tingkat exposure yang dihasilkan.

6. Recall.

Sejumlah badan atau lembaga melalukan pengukuran pengaruh product placement kepada audience di hari berikutnya. Dimana pengukuran recall

ini menghasilkan rata-rata 38 persen audience nya masih ingat akan brand

tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Kenneth Lord, mengatakan bahwa penampilan placement yang baik menghasilkan recall

yang kuat.

7. Bypassing regulation

di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, beberapa produk tifak diijinkan untuk beriklan di televisi atau terhadap segmen pasar tertentu. Namun melalui product placement industri minuman keras dan rokok masih dapat menampilkan produknya.

8. Acceptance

(32)

30

Menurut Fill (2006 : 799) adapun yang menjadi kelebihan (strengths)

product placement, yaitu

1. Dengan menampilkan produk tersebut, dapat membangun/

meningkatkan awareness dan kredibilitas untuk memperkuat citra merek. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa

audience dalam hal ini dapat didampingi untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan dirinya dengan lingkungan yang digamnbarkan atau dengan selebritis yang menggunakan produknya.

2. Mengurangi biaya produksi

3. Mencapai audience tertentu (captive audience)

4. Mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada periklanan tradisional 5. Mendemontrasikan kegunaan produk dalam lingkup yang alami.

6. Menggambarkan setting yang lebih realistis, serta menawarkan peluang beriklan bagi produk-produk yang dibatasi media iklannya seperti rokok dan alkohol.

2.3.3 Kerugian Product Placement

Menurut Belch dan Belch (2004,451-452) adapun yang menjadi kerugian

product placement, yaitu:

1. High absolute cost.

(33)

31

2. Time of exposure

Dimana jalan untuk beberapa produk yang diekspos kepada audience

mempunyai sebuah pengaruh. Tidak ada jaminan yang akan dilihat secara tertulis dari produk produk tersebut.

3. Limited appeal

Tidak ada potensi dari pendiskusian laba produk atau tadak menyediakan informasi yang ditel.

4. Lack of control.

Di dalam sejumlah film. Pengiklan tidak berkata lebih kapan dan seberapa sering produk tersebut akan ditampilkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa bahwa placement mereka di film tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan.

Sedangkan Menurut Fill (2006 : 799) yang menjadi kekurangan (weakness) product placement yaitu:

1) Dengan menempatkan/ melakukan product placement di dalam sebuah film bukan berarti tidak ada risiko bahwa produk tersebut tidak akan terlihat (unnoticed), khususnya dalam kondisi ini apabila placement

dilakukan pada adegan yang tidak menyenangkan.

2) Tidak ada kendalinya dari pengiklan atas kapan, dimana, dan bagaimana produk tersebut akan ditampilkan.

3) Saat produk itu muncul dan diperhatikan, sejumlah kecil/minoritas

(34)

32

4) Dapat disebut bentuk subliminal advertising dimana bentuk ini disebut legal.

2.4. Persepsi Komsumen

Dalam pengertian umum persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Pemahaman terhadap dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasarkan persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli . Menurut setiadi (2010:87) persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan.Sensation refers to the immediates response of our sensory receptors (eye, ears, nose, mouth,

fingers) to basic stimuli such as light, color sound,odor, and texture. Perseption is

the process by which people select, organize, and interpret these sensation

(Salomon,200:78). Stimulus merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Menurut kotler (2002:198), orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atau objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu:

(35)

33

Seseorang terlihat lebih dari 1.500 rangsangan per harinya karena seseorang tidak mungkin dapat menangani semua rangsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring. Inilah yang disebut perhatian selektif, 2. Distorsi Selektif

Merupakan kecenderungan orang untuk merubah informasi menjadi makna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

3. Ingatan/ Retensi Selektif

Kecenderungan seseorang untuk mengingat kebaikan dari produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik dari produk pesaing.

Menurut Setiadi (2010:90-91), ada dua kelompok karakteristik-karakteristik stimuli yang membuat pesan lebih dirasakan oleh konsumen seperti yang diharapkan pemasar, yaitu:

a) Elemen inderawi (Sensory Element)

Faktor-faktor sensory mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu sangat penting dalam desain produk. Adapun faktor

sensory.

1. Warna

(36)

34

2. Bau

Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut.

3. Rasa

Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek. b) Elemen Struktural (Structural Element)

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor struktural dari iklan cetak, mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil penelitian yang dikutip Assael (2001) yang menunjukkan hal itu sebagai berikut: 1. Ukuran

Ukuran media yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan.

2. Posisi

Akan ada perhatian yang lebih besar pada stimulus dalam 10% pertama suatu media . Melewati batas tersebut mempunyai pengaruh yang kecil.

3. Warna

(37)

35 4. Kontras

Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian. Gambaran suatu produk di atas latar belakang putih mungkin akan mendapatkan perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan.

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya . Selain itu suatu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansi biasa sangat berbeda dengan realitas.

Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut (Setiadi,2010:92):

a. Membedakan stimulus

Pada kenyataannya terdapat banyak konsumen yang bisa membedakan merek produk berdasarkan rasa, tetapi terdapat juga konsumen yang agak sulit membedakan merek berdasarkan rasa dan bau.

b. Tingkat ambang batas

Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batas (threshold level). Ada dua jenis threshold level, yaitu absolute threshold dan

differental threshold.

c. Subliminial percepstion ( Persepsi bawah sadar)

(38)

36 d. Tingkat adaptasi

Terjadi saat konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang. Jadi suatu stimulus yang diulang-ulang sebagai contoh iklan, akan membuat konsumen merasa bosan dan tidak memperhatikan lagi.

e. Generalisasi stimulus

Generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan yang dekat/ contiguity ), dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena disubstitusikan.

2.4.1 Proses Persepsi

Menurut Setiadi (2010:98), proses persepsi terdiri dari: 1) Seleksi perseptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada Psikologikal set yang dimiliki. Psikologikal set, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapatkan perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah:

a. Perhatian (attention)

(39)

37

Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi ialah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh.

2.5. Sikap Atas Produk

Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, yaitu sikap berguna untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, amembantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar, berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target.

Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Menurut Hawkins (1989) dalam Ferrinadewi (2008:94) sikap adalah proses pengorganisasi motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan sekitarnya.Menurut suryani (2008:162) ada dua model sikap yaitu model komponen sikap dan model multi atribut. Kedua model ini masing-masing dapat dibentuk melalui jalan yang berbeda- beda, yaitu:

(40)

38

a. Komponen kognitif, berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman iindividu baik yang sifatnya lansung atau tidak langsung dengan obyek sikap

b. Komponen Afektif,berkenaan dengan perasaan atau emosi konsumen mengenai obyek sikap. Komponen afektif ini dapat beragan ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.

c. Komponen konatif,berkenaan dengan predisposisi atau kecenderumgan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan obyek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun masih berupa skeinginan untuk melakukan suatu tindakan

2. Model Multi Atribut

a. Model sikap terhadap obyek

model ini lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau obyek sikap yang lain. Mengacu pada model ini, sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari evaluasi terhadap atribut dan keyakinannya tertentu mengenai produk tersebut.

b. Model Keinginan Berperilaku

(41)

39

Sikap menuntut seseorang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama. Sikap terdiri dari 3 komponen utama yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Ferinadewi, 2008:96).

Gambar 2:1 Komponen Sikap

Sumber: Ferrinadewi (2008:96)

Katz mengidentifikasikan empat fungsi sikap dalam mowen (2002: 320), yaitu:

1) Fungsi Utilitarian

Fungsi sikap Utilitarian mengacu pada ide bahwa orang mengeskpresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.

2) Fungsi pembelaan-Ego (Ego-Defensive)

Fungsi sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar. Fungsi pembelaan-ego , yang disebut juga fungsi pertahanan harga diri (self esteem maintance function), mengandalkan pada teori psikoanalitik. Jika sikap, seperti prasangka terhadap kaum minoritas, berfungsi sebagai

Afektif

(42)

40

mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.

3) Fungsi Pengetahuan (Knowledge Function)

Sikap juga dapat dipergunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami dunia mereka. Dalam memainkan peran ini, sikap membantu seseorang untuk memberikan arti pada dunia yang tidak beraturan dan semberaut.

4) Fungsi Nilai-Ekspresif

Fungsi nilai ekspresif dari sikap mengacu pada bagaimana seseorang mengeskpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain yang disebut fungsi identitas sosial. Ekspresi sikap bahkan dapat membantu seseorang dalam mengidentifikasikan konsep diri mereka kepada yang lain.

2.5.1. Pembentukan Sikap Secara Langsung

Menurut mowen (2001:324), sikap sebagai jumlah afeksi atau perasaan untuk atau terhadap rangsangan objek, seperti orang, produk, perusahaan, atau ide. Tiga mekanisme menjelaskan bagaimana sikap terbentuk secara langsung antara lain:

a. Proses pembelajaran perilaku dan formasi sikap.

(43)

41

merupakan tanggapan emosional bersyarat yang dapat ditimbulkan oleh rangsangan bersyarat.

b. Exposure nyata dan formasi sikap

Metode ini untuk menciptakan perasaan positif konsumen adalah mengekspos mereka pada sebuah rangsangan secara berulang. Semuanya sama, melalui fenomena exposure nyata , kesukaan seseorang akan sesuatu mungkin meningkat karena mereka saling melihatnya.

c. Suasana hati dan formasi sikap

Suasana hati juga mempunyai dampak yang langsung terhadap formasi sikap konsumen. Disini telah ditemukan bahwa apabila konsumen pada awalnya diskspos pada sebuah objek, maka suasana hati mereka pada suatu saat akan mempengaruhi sikap yang mereka bentuk terhadap objek.

2.6. Penelitian Terdahulu

Kuntono (2007) telah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Sikap Audience Remaja terhadap Product Placement dalam film (Studi kasus Film

(44)

42

and regulation . Variabel movie going frequency lebih berpengaruh daripada variabel enjoyment terhadap sikap yang terbentuk.

Sitorus (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product Placement terhadap sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Atas Merek Gery Chocolatos dalam Acara TV Take Me Out Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk meneliti pengaruh Product Placement

terhadap sikap (kognisi merek, afeksi merek, dan konatif merek) mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara . Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa variabel Product Placement berpengaruh positif terhadap sikap konsumen.

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti dari berbagai teori yang telah dideskripsikan dan yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis (Sugiyono, 2010 : 60). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain product placement sebagai variabel bebas dan persepsi konsumen sebagai variabel terikat.

(45)

43

menangkap eksposir para penonton sehingga merek tersebut secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya.

Persepsi konsumen dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang diterima melalui panca indera. Setiap bentuk fisik, visual dan komunikasi verbal yang diperoleh akan mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Persepsi konsumen menjadi salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya produk yang ditawarkan.

Keberadaan dan ingatan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditampilkan dalam acara TV atau film bisa menjadi salah satu faktor yang mengubah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Oleh karena itu kesan yang menarik dalam product placement akan memberikan rangsangan-rangsangan untuk mempengaruhi persepsi atau pandangan konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Jika konsumen memiliki persepsi yang positif atas merek maka produk atau jasa mampu menarik perhatian konsumen dan selanjutnya terpatri dalam ingatan konsumen sehingga pada akhirnya para audience memiliki sikap tersendiri atas merek yang ditampilkan. Sikap atas merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten (Assael,2001:282). Hal itu merupakan langkah awal sukses atau tidaknya product placement mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk

(46)

44

[image:46.595.108.511.168.339.2]

Berdasarkan pernyataan diatas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Belch dan Belch (2004:450),Assael(2001:282), (Diolah)

2.8. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa product placement dapat berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan dapat juga berpengaruh tidak langsung melalui persepsi terhadap sikap.

Product Placement( X)

Persepsi atas merek (Y1)

(47)

45 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Yakni untuk melihat pengaruh product Placement produk handphone

Samsung dalam drama korea terhadap persepsi dan sikap mahasiswa manajemen ekonomi universitas sumatera utara.

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen . Penelitian inidilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan April2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dibuat untuk menghindari kesimpasiuran dalam penelitian karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti serta adanya keterbatasan informasi yang diperoleh pada objek penelitian.

Penelitian yang dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor sebagai berikut. 1. Variabel independent (X) adalah Product Placement

(48)

46 3.4 Defenisi Operasional Variabel

Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah dan memberi gambaran yang jelas dalam pengukuran variabel penelitian.

Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Variabel Independent (X)

Product Placement (X)adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Product Placementini sebagai alat promosi yang menampilkan produk dalam film guna mempengaruh pandangan konsumen terhadap produk tersebut.

2. Variabel Dependent (Y) a. Persepsi Konsumen (Y1)

Makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli ( rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera, stimuli atau stimulus dapat berupa bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu.

b. Sikap Konsumen (Y2)

(49)
[image:49.595.144.517.109.758.2]

47

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Variabel Skala Pengukuran Product Placement (X) Aktivitas komunikasi pemasaran dengan mempromosikan sebuah merek melalui film atau acara televisi dan berbagai media

entertaiment lainnya

1. Pesan yang disampaikan melalui Product Placement.

2. Media yang digunakan

3. Daya tarik promosi menggunakan

product Placement

Likert

Persepsi Konsumen (Y1)

makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli ( rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera, stimuli atau stimulus dapat berupa bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu.

a. Atensi selektif b. Distorsi selektif c. Retensi selektif

Likert

Sikap Konsumen (Y2)

Kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung

1. Kognisi merek d. Pengetahuan

atribut merek e. Pengenalan

atibut merek f. Kepercayaan atibut merek 2. Afektif merek

a. Suka

(50)

48 (negatif) secara konsisten, yang meliputi kognitif (kepercayaa), afektif

(evaluasi), konatif (tindakan)

c. perhatian 3. Konatif merek

a. Niat membeli b. akan

mengkonsumsi

Sumber :Belch dan Belch (2004), Kotler (2012), Mowen (2001), diolah 3.5 Skala Pengukuran

[image:50.595.142.517.108.243.2]

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2010:93). Untuk keperluan analisis maka pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2010:93)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

(51)

49

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih terdaftar aktif sebagai mahasiswa dan pernah menonton drama korea

3.6.2 Sampel

Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang menjadi konsumen handphone Samsung dan pernah menonton drama korea jumlahnya tidak diketahui, maka menurut Supramono (2003:63), altenatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentifued) adalah sebagai berikut:

n = (��)

2()()

�2

keterangan:

n = Jumlah Sampel

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,

Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,01 Z = 1,96

p = Estimasi proporsi populasi yang sesuai criteria sampel (1-q) q = Proporsi sampel yang tidak sesuai criteria sampel (1-p)

(52)

50

atau sekitar 77 % yang sudah pernah menonton drama korea dan mengetahui adanya Product Placement produk Handphone Samsung dalam drama korea, maka p=0,77 dan 7 orang lainnya (23%) adalah mahasiswa yang pernah menonton drama korea tetapi tidak menyadari atau mengetahui adanya Product Placement

produk handphone samsung, maka q= 0,23 .

Dengan memakai rumus tersebut menghasilkan sejumlah sampel sebagai berikut

=(1,96)2(0,77)(0,23)

0,12 = 68,03= 68 orang

Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan , yaitu siapa saja yang kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti ditempat penelitian, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai nara sumber (Sugiyono,2010:85).

3.7 Jenis Data 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Data Sekunder

(53)

51 3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan data penelitian ini adalah: a. Kuesioner

Daftar pertanyaan diberikan kepada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelahpenelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan kuesioner. Uji Validitas ini akan mengukur apakah kuesioner yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Uji ini dilakukan kepada 30 orang mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai responden diluar dari sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang digunakan. Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

2. Jika Jikar hitung< r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

(54)

52

[image:54.595.127.494.235.722.2]

melakukan pengujian validitas , butir pertanyaan 9,17,19, dan 22 tidak valid karena r hitung jumlahnya dibawah r tabeluntuk responden 30 orang dengan tingkat signifikan sebesar 5 % adalah 0,361. Kemudian dilakukan pengujian lagi dan hasil yang didapat adalah:

Tabel 3.3 Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 71,66667 45,264 ,559 ,886

Pertanyaan 2 71,86667 45,499 ,508 ,888

Pertanyaan 3 71,86667 45,775 ,408 ,890

Pertanyaan 4 71,80000 44,441 ,581 ,885

Pertanyaan 5 71,66667 44,713 ,503 ,888

Pertanyaan 6 71,63333 44,033 ,630 ,884

Pertanyaan 8 71,80000 44,441 ,581 ,885

Pertanyaan 9 71,53333 45,223 ,481 ,888

Pertanyaan 10 71,86667 45,499 ,508 ,888

Pertanyaan 11 72,06667 43,651 ,694 ,882

Pertanyaan 12 71,80000 44,648 ,453 ,889

Pertanyaan 13 71,83333 44,006 ,505 ,888

Pertanyaan 14 71,90000 43,886 ,572 ,885

Pertanyaan 15 71,83333 45,454 ,423 ,890

Pertanyaan 16 71,86667 42,947 ,526 ,888

Pertanyaan 18 71,86667 42,947 ,526 ,888

Pertanyaan 20 71,93333 44,340 ,500 ,888

Pertanyaan 21 71,93333 44,340 ,500 ,888

Pertanyaan 23 71,66667 45,264 ,559 ,886

(55)

53

Tabel 3.3 pada kolom Corrected Item-total Correlation menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid, karena jumlah Jikar hitungdiatasr tabeluntuk responden 30 orang. Dengan demikian kuesione dapat dilanjutkan pada

tahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliable 2. Jika Jika ralpha negatif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliable

[image:55.595.199.412.547.656.2]

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,892 19

Sumber: Output SPSS (Maret, 2014)

(56)

54

dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10 Teknik Analisi Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisi deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan danmenginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang dihadapi dan hasil perhitungan. Analisi deskriptif dalam penelitian ini merupakan uaraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

3.10.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (pengaruh) yang ditujukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur yang berhubungan kausalX1X2X3 terhadap Y1Y2 (Situmorang dan Lutfi, 2012: 196), dengan persamaan sruktural, yaitu:

Y1 =α + p2X1 + e

Y1 =α + p1X1 + p3M+ e

Dimana α = Konstanta

(57)

55 e = Term of error

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh product placement

produk handphone Samsung dalam drama korea terhadap persepsi mahasiswa maka dilakukan pengajian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji –t dilakukan untuk menjelaskan sejauh mana pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individu) terhadap variabel terikat.

H0 :b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

H0 :b1≠ 0,artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0diterima jika thitung < ttabel pada α= 5% H0ditolak jika thitung >ttabel pada α= 5% 2. Uji Determinasi (R2)

(58)

56

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat dimana 0 < R2 <1. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti akan meningkatkan tidak peduli variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda perlu dilakukan uji asumsi klasik, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien. Adapun beberapa kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smotnov. Dengan

(59)

57 2. Uji Heteroskedastisitas

(60)

58 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Latar Belakang Perusahaan

Perusahaan Samsung adalah salah satu penyedia terbesar di dunia teknologi . Dimulai sebagai perusahaan perdagangan ekspor berbagai produk dari Korea Selatan ke Beijing, Cina. Didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938, Samsung secara bertahap berkembang menjadi korporasi multinasional yang sekarang ini. Kata Samsung berarti "tiga bintang" di Korea. Hal ini menjadi nama yang terkait dengan berbagai jenis dunia usaha di Korea Selatan dan di berbagai bagian dunia. Secara internasional, orang mengasosiasikan nama dengan elektronik, teknologi informasi dan pengembangan. Sejarah SamsungSejarah Samsung bermula pada tahun 1938 dimana Lee Byung-Chull (1910-1987) berasal dari keluarga pemilik tanah yang luas di daerah Uiryeong datang ke kota Daegu dan mendirikan Samsung Sanghoe, sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan empat puluh karyawan yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong).

(61)

59

mulai berkembang menjadi industri elektronik dan membentuk divisi elektronik, seperti Samsung Electronics Co Devices, Samsung Electro-Mechanics Co, Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications Co, dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertama adalah satu set televisi hitam-putih.

Pada tahun 1980, Perusahaan Samsung membeli Hanguk Jeonja Tongsin di Gumi, dan mulai membangun perangkat telekomunikasi. Produk awalnya adalah Switchboards. Fasilitas ini telah berkembang menjadi sistem manufaktur telepon dan faks dan menjadi pusat manufaktur ponsel Samsung. Mereka telah menghasilkan lebih dari 800 juta ponsel. Perusahaan mereka dikelompokkan bersama di bawah Samsung Electronics Co, Ltd pada an. Pada akhir 1980-an d1980-an awal 1990-1980-an, Samsung Electronics berinvestasi dalam peneliti1980-an d1980-an pengembangan, investasi yang penting dalam mendorong perusahaan untuk terdepan dalam industri elektronik global.

(62)

60

untuk membangun satu dari dua Petronas Towers di Malaysia, Taipei 101 di Taiwan dan Khalifa Burj di Uni Emirat Arab. Pada tahun 1993., Lee Kun-hee menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group, dirampingkan perusahaan, dan operasi lainnya bergabung untuk berkonsentrasi pada tiga industri yaitu elektronik, teknik, dan bahan kimia.

Pada tahun 1996, Grup Samsung membeli kembali Sungkyunkwan University foundation. Dibandingkan dengan perusahaan besar Korea lainnya, Samsung selamat dari krisis keuangan Asia tahun 1997 yang relatif tidak berpengaruh besar. Namun, Samsung Motor dijual kepada Renault karena mengalami kerugian yang signifikan. Pada tahun 2010, saham Renault Samsung 80,1 persen dimiliki oleh Renault dan 19,9 persen dimiliki oleh Samsung. Selain itu, Samsung memproduksi berbagai pesawat dari tahun 1980-an 1990-an. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 sebagai Korea Aerospace Industries (KAI) , hasil penggabungan antara lalu tiga divisi aerospace domestik utama Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries, dan Hyundai Space dan Aircraft Company. Samsung menjadi produsen terbesar memory chips di dunia pada tahun 1992, dan pembuat chip dunia terbesar kedua setelah Intel. Sepuluh tahun kemudian, Samsung tumbuh menjadi produsen terbesar di dunia membuat panel layar liquid-crystal.

(63)

61

salah satu merek yang paling populer di dunia konsumen elektronik pada tahun 2004 dan 2005, dan sekarang peringkat ke 19 di dunia secara keseluruhan. Samsung menjadi perusahaan terbesar kedua setelah Nokia dengan volume dunia produsen ponsel terutama pangsa pasar terkemuka di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Keberhasilan Samsung sebagai sebuah penyedia teknologi terus berkembang melalui delapan puluhan seperti Samsung Electronics telah bergabung dengan Samsung Semikonduktor dan Telekomunikasi. Dengan cara ini diaspal menuju terus kuat di pasar internasional dengan produk teknologi tinggi yang akan menjadi pokok di setiap rumah. Perkembangan ini berlanjut saat dekade berikutnya sebagai Samsung terus melampaui batas dan restrukturisasi rencana bisnis untuk mengakomodasi adegan global. Mengadopsi bentuk baru manajemen terbukti menjadi perpindahan yang bijaksana bagi perusahaan sebagai produk berjalan mereka pada daftar harus top-have dalam berbagai bidang mereka. TV-LCD, tabung gambar, printer Samsung dan produk teknologi tinggi lainnya akuisisi menjadi terkenal karena mereka berkualitas tinggi. Ketika Samsung berkelana ke industri LCD pada tahun 1993, menjadi yang terbaik di dunia.

(64)

62

Its tenaga kerja berkualifikasi tinggi masih mengupayakan yang terbaik dalam bidangnya masing-masing membuat keseluruhan perusahaan sukses besar dalam pembuatan. Rahasia sukses terus perusahaan dalam peningkatan konstan struktur manajemen dan penerapan filosofi-nya. Perkembangan handphone Samsung pada saat ini yang berkembang pesat adalah Samsung Android. Samsung saat ini dikenal sebagai produsen handphone Android terbesar di dunia. Bahkan popularitas handphone Samsung pun mengalahkan Apple iPhone. Namun, perjalanan Samsung untuk menjadi produsen smartphone terbesar di dunia cukup lama.

(65)

63

operasi sendiri yang disebutnya sebagai OS Bada. Penamaan OS tersebut pun diambil oleh Samsung dari bahasa Korea yang memiliki arti lautan.

Pada April 2010, Samsung meluncurkan handphone pintar berbasis OS Bada pertamanya, yakni Samsung Wave S8500. Handphone ini menggunakan prosesor single core 1GHz dengan GPU PowerVR SGX 540. Pada bagian layar, handphone ini dilengkapi dengan layar Super AMOLED berukuran 3.3 inci serta kemampuan untuk merekam video HD 720p. Handphone inipun mampu terjual sebanyak 1 juta unit dalam empat minggu pertamanya. Namun, seiring dengan tingkat penjualan yang kurang baik, Samsung akhirnya mengumumkan bahwa mereka tidak akan melanjutkan pengembangan OS Bada. Merekapun beralih untuk mengembangkan handphone dengan OS Tizen yang menurut rencana akan diluncurkan pada tahun 2013.

(66)

64

HP Samsung Android banyak dicari pembeli karena banyak faktor, diantaranya spesifikasi dan fitur setiap handphone samsung selalu update terbaru untuk generasi teknologi multimedia yang digunakan dan harga hp samsung android disesuaikan dengan teknologi terbaru yang menyertainya.Desain HP Samsung selalu elegan dan terlihat mewah bila dilihat secara cermat dilengkapi teknologi terbaru baik sistem operasi dan juga spesifikasi maupun fitur-fitur yang lengkap diberikan mengikuti perkembangan teknologi gadget. Samsung memang selalu up to date di bidang teknologi modern yang pastiny

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 3.3 Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan memberi manfaat bagi masyarakat yaitu mendapatkan cara sederhana untuk memanfaatkan limbah singkong dengan dibuat menjadi bahan

Tidak ada hubungan insomnia dan kualitas hidup usia lanjut di dusun Kramem Kring VI Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta tahun 2010 yang ditunjukkan dengan nilai. hitung 0,906

Data primer tersebut diperoleh peneliti dengan menggunakan instrumen kuesioner tentang tingkat pengetahuan ibu nifas dan motivasi pemberian ASI yang diisi oleh ibu

Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat I1 Kabupaten Padang Pariaman.. Bapak Kakandepdikbud Kabupaten Padang

Pahamilah masalah di atas, artinya kamu tuliskan hal apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan sajikan/dekati masalah dalam gambar. Gunakan variabel untuk

 Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah- kaidah perilaku yang terhadapnya

Program aplikasi ini memang sederhana namun aplikasi ini sangat menunjang aktifitas maupun peran management untuk mengambil keputusan dalam hal penjualan material yang akan dating

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program aplikasi pada Toko Obat RISKI dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0. Dengan