• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI

(Studi Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

080903087

NITA SALASARI PRATOMO

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR

SARJANA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah Segala Puji dan Syukur yang tiada putus penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat beriring salam serta junjungan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan dan penuntun hidup yang telah membawa kita umatnya kepada alam yang terang benderang. Semoga kita mendapat safaatnya di yaumil akhir nanti, amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan berbesar hati dan ikhlas menerima saran maupun kritik yang membangun dari para pembaca guna perbaikan serta penyempurnaan karya tulis ini.

Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data

Elektronik Kota Medan.” Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana 1 (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ilmu Administrasi Negara.

(3)

1. Terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya serta sedalam-dalamnya kepada orang tua tercinta dan yang disayangi untuk Bapak SUKATMO (Papa) dan Ibu SRI RAHAYU SLAMET (Mama) Terima kasih atas doanya, segala perhatian cinta dan kasih sayangnya, semangat, dan motivasi yang telah diberikan yang tidak dapat diukur dengan apapun juga.

2. Bapak Dr. Badarrudin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

5. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya kak Mega dan kak Dian yang telah mempermudah Penulis di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama Penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

9. Untuk adek ku tersayang satu-satunya ”HEGAR PARMANA JATI”, terima kasih atas suport yang selama ini yang diberikan . (mbak kuliah yang bener, kan keren tu dedek jadi AKMIL, mbak jadi anggota DPR gantiin angelina sondakh, hmmmm lebay... nanti tek-tekan ya naik haji kan mama dan ayah kalo uda sukses. AMIN ya ALLAH).

10. Next... emmmmm lalap emmmm hahhaha, ini yang di tunggu-tunggu, terima kasih buat GENG KECE (ntah apa).

DICKY FACHROZI LUBIS teman ku tersayang, terima kasih ya ocik uda sabar ngadepi tata selama ini, sabar ngajarin tata dalam tugas-tugas yang diberikan dosen, kadang pun NYUSUN dan CETAK KRS bisanya nyuruh ocik lagi. (Tata jangan jalan-jalan aja, pikirin kerjai tu tugas, proposal, skripsi, tapi mau cepat tamat).

JULIA BUDIARTY temen dari awal tata memijakkan kaki ke fakultas ilmu sosial poilitik. Banyak yang bilang kami teman sejati ampir ga pernah berantem, kemana-mana sama, curhat cinta, tiap kerja kelompok yang dibahas lain hahaha, CANTIK juga pastinya plus mmmmmm (lirik ocik). Terima kasih ya BUNDA atas semuanya.

SURYA DARMA tampan. Eealaaaah. Tata banyak belajar sabar, banyak utang pulsa juga hahahha. Salut liat pengorbanan uya, jadi motivasi tersendiri buat tata. Terima Kasih ya uya, uda banyak mengajarkan tata.

GENTHA SHALLY AMITA baru kali ini liat teman sabarnya minta ampun. Terima kasih atas bantuan nya selama ini TELIK.

(5)

Buat Tiwol, Kojek, Wyta, Taim, Pucay, Fany, Rama, Minarny, Icha, Bembeng, Ajo, Bang Nawir, Paji, Bang Dona, Jhon, Sangab Juga teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan sabar dan tulus membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Buat my lope-lope asiiikkkk ADE SYAHPUTRA SROEL, yang nganterin kesana kemari, bantui tugas, memberikan bimbingan dan nasehat-nasehat yang memotivasi agar menjadi orang yang lebih baik lagi. Terima kasih sayang.

12.Kepada seniorku bang Andre Moetamz , mbak Ade Syahfitri Sroel Thank you so much atas masukannya.

13.Buat abang-abangku, bang SUGI, bang BANGUN, bang ALLAN, bang TAUFIK. Sabar liat tata sering acak-acak FOTOCOPY nya hahahaa.. Terima kasih ya bang atas bantuannya selama ini.

14.Terima kasih juga kepada yang tersayang Saudara-Saudaraku dimanapun berada.

I LOVE YOU ALL...

Semoga budi baik dan jasa yang penulis terima selama ini, hanya Allah SWT jualah yang akan dapat membalasnya, Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.

Medan, Februari 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Perumusan Masalah………...4

1.3 Tujuan Penelitian……….. 4

1.4 Manfaat Penelitian……… 5

1.5 Kerangka Teori………. 5

1.5.1 Budaya Organisasi...……… 6

1.5.2 Kinerja Pegawai……….. 18

1.6 Hipotesis………23

1.7 Defenisi Konsep………23

1.8 Defenisi Operasional……….24

1.9 Sistematika Penulisan………28

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian………..29

2.2Lokasi Penelitian………...29

2.3 Populasi dan Sampel………30

2.4 Teknik Pengumpulan Data………31

2.5 Teknik Penentuan Skor………./.…….………….32

(7)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Dinas INFOKOM dan PDE Kota Medan...37

3.2 Visi dan Misi...38

3.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi...38

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1 Identitas Responden...52

4.2 Budaya Organisasi (Variabel X)...56

4.3 Kinerja Pegawai (Variabel Y)...74

4.4 Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y...89

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi...90

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA...91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...93

(8)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

Nama : Nita Salasari Pratomo

Nim : 080903087

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA

Sebagai Salah Satu Instansi Pemerintah, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi komunikasi dan data elektonik yang aktual serta akurat kepada masyarakat Kota Medan. Oleh sebab itu kinerja pegawai merupakan langkah penting yang harus dicapai pegawai guna mendapatkan hasil pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Untuk itu, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan harus memiliki budaya organisasi yang kuat dan mendukung perubahan yang baik yang dapat mengikat seluruh pegawai agar dapat meningkatkan kinerja nya sesuai dengan misi yang hendak dicapai.

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang cukup kuat antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,578. hal ini berarti koefesien bersifat positif, sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai dapat diterima.

(9)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

Nama : Nita Salasari Pratomo

Nim : 080903087

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Prof. DR. Marlon Sihombing, MA

Sebagai Salah Satu Instansi Pemerintah, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi komunikasi dan data elektonik yang aktual serta akurat kepada masyarakat Kota Medan. Oleh sebab itu kinerja pegawai merupakan langkah penting yang harus dicapai pegawai guna mendapatkan hasil pelayanan yang prima kepada masyarakat.

Untuk itu, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan harus memiliki budaya organisasi yang kuat dan mendukung perubahan yang baik yang dapat mengikat seluruh pegawai agar dapat meningkatkan kinerja nya sesuai dengan misi yang hendak dicapai.

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang cukup kuat antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,578. hal ini berarti koefesien bersifat positif, sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai dapat diterima.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perdagangan bebas yang berlaku sejak tahun 2003 menandai telah dimulainya pasar bebas dimana tujuan diberlakukan pasar bebas ini untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan perdagangan internasional. Globalisasi ekonomi dan kedatangan era perubahan dalam menghadapi perdagangan bebas merupakan tantangan serius bagi para pemimpin dalam mengelola organisasi. Dalam menghadapi perubahan. Perlu kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan sekaligus menjaga kelangsungan organisasi agar dapat bertahan hidup.

Dalam konteks mempertahankan dan mengelola organisasi agar mampu bertahan hidup, peran sumber daya manusia mempunyai kedudukan yang sentral. Hal tersebut didasari oleh suatu pemikiran bahwa sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi merupakan unsur utama dalam menciptakan peluang bisnis dalam berbagai kesempatan. Untuk meningkatkan perannya sebagai salah satu faktor produksi dalam perusahaan atau organisasi, maka Sumber daya manusia harus memiliki motivasi berprestasi karena salah satu karakteristik yang mempengaruhi prestasi kerja Sumber daya manusia adalah motivasi berprestasi itu sendiri.

Kinerja sendiri adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Menurut Rue & Bryan dalam Tjandra (2005 : 38)1

1

Tjandra, W. Riawan,dkk. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik.Yogyakarta : Pembaruan. Halaman 38

(11)

oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat pada organisasi tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan sejalan dengan kinerja organisasi. Pada organisasi pemerintaham, jika kinerja sumber daya aparatur pemerintah baik, maka kinerja institusi pemerintahan atau birokrasi akan baik juga. Kinerja sumber daya aparatur pemerintah akan baik bila mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji sesuai dengan perjanjian, mempunyai jaminan masa depan lebih baik. Gaji dan jaminan masa depan atau kesejahteraan merupakan hal yang dapat menciptakan motivasi seseorang utnuk bersedia melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja pemerintah yang baik pula.

Kenyataannya, kinerja sumber daya aparatur pemerintahan kita yang buruk juga mengakibatkan rendahnya kinerja institusi pemerintah. Walaupun ada kenaikan gaji, tidak secara otomatis meningkatkan kinerja para pegawai negeri sipil. Persoalan kinerja inilah yang menjadi sumber kesinisan bagi masyarakat yang berurusan dengan birokrasi. Banyaknya keluhan yang didapat dari pengguna jasa yang menyatakan bahwa kinerja organisasi publik adalah suatu proses keterlambatan administrasi dan kurang efisiensi. Serta keluhan mengenai aparatur pemerintah yang tidak memiliki inisiatif, mata duitan, tidak transparan karena berpatokan terhadap hal-hal yang tertulis, malas-malasan, takut kepada atasan, sampai ketidakmampuan nya dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Sehingga dalam praktek penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat pengguna jasa selalu menjadi korban.

(12)

baku yang diberlakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara sistematis menuntun para pegawai untuk meningkatkan komitmen kerjanya pada organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat para anggotanya karena dapat diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan organisasi, maka individu-individu yang ada didalam organisasi secara tidak langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan visi misi serta strategi organisasi. Proses pembentukan tersebut pada akhirnya akan membantu dalam menghasilkan individu-individu yang cakap dan mempunyai integritas yang tinggi. Yang nantinya selain menghasilkan Sumber daya manusia yang berkualitas juga akan menjadi suksesnya suatu organisasi.

Hal inilah yang disadari oleh Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan sebagai suatu institusi pemerintahan yang menyajikan pelayanan informasi kepada setiap individu-individu maupun institusi lainnya di lingkungan pemerintahan Pemko Medan. Sebagai unsur pelaksana di bidang informasi dan komunikasi, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan mempunyai tantangan berat dalam menyajikan pelayanan dan penyajian data yang akurat. Sesuai dengan misi nya yaitu “e-gov 2010” diharapkan dapat memberi pelayanan terbaik dan Informasi Komunikasi Data Yang Aktual, Akurat Mendukung Kota Medan Yang Modern, Madani dan Religius kepada masyarakat. Karena dengan memberikan pelayanan terbaik bukan mustahil perwujudan ke arah “e-gov 2010” akan terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan.

(13)

Elektronik Kota Medan dan menjadi suatu perwujudan agar dapat menarik kepercayaan masyarakat yang semakin berkurang kepada pelayanan publik. Sehingga dengan budaya organisasi yang kuat dan kokoh diharapkan dapat mempererat individu yang ada didalam organisasi sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang dapat menghasilkan kinerja maksimal demi peningkatan kinerja institusi/organisasi melalui pemahaman Budaya Organisasi.

Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul : “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

“Seberapa Besarkah Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data

Elektronik Kota Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

(14)

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi Pada Kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai Pada Kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap

kinerja pegawai pada Kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi Kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan dalam peningkatan kinerja pegawai 2. Bagi penulis sendiri dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan,

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah ini.

1.5. Kerangka Teori

(15)

1.5.1. Budaya Organisasi

1.5.1.1. Pengertian Budaya

Budaya (culture) berasal dari perkataan latin colere yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah atau bertani. Atau bisa juga diartikan sebagai segala daya dan aktivitas untuk mengolah dan mengubah alam. Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama. Menurut Edward Taylor dalam Sobirin, Achmad2, budaya adalah kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Sedangkan menurut stoner dalam Moeljono (2003 : 16)3

Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani organon yang berarti alat atau instrumen. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat bantu manusia. Ketika seorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat didalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah dan lebih efektif. Itulah

, budaya adalah gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.

1.5.1.2. Pengertian Organisasi

2

Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta : STIM YKPN. Halaman 52

3

(16)

sebabnya organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins dalam Sobirin, Achmad4, organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan utnuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut J. Bernard dalam Tika (2006 : 3)5

Menurut Peter F. Drucker dalam Tika

organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar.

1.5.1.3. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Budaya organisasi menjadi acuan bersama di antara manusia dalam berinteraksi dalam organisasi. Jika orang-orang bergabung dalam sebuah oraganisasi, mereka membawa nilai-nilai dan kepercayaan yang telah diajarkan kepada mereka.

6

4

Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta : STIM YKPN. Halaman 5

5

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 3

6

Ibid. halaman 4

(17)

memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti diatas.

Victor S.L Tan dalam Tunggal7

Karakteristik-karakteristik budaya organisasi menurut Stephen P.Robbin dalam Tika

berpendapat bahwa, budaya organisasi merupakan suatu norma yang terdiri dari suatu keyakinan, sikap, core values, dan pola perilaku yang dilakukan orang dalam organisasi. Keyakinan adalah semua asumsi dan persepsi tentang sesuatu, orang dan organisasi secara keseluruhan, dan diterima sebagai sesuatu yang benar dan sah.

Jadi dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

1.5.1.4. Karakteristik Budaya Organisasi

8

1. Inisiatif Individual adalah :

Yaitu Tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

7

Tunggal, Amin. Widjaja. 2007. Corporate Culture Konsep dan Kasus. Jakarta : Harvarindo. Halaman 2

8

(18)

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota atau para pegawai agar dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi atau perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan. 7. Identitas

(19)

8. Sistem imbalan

Sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai atau karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan utnuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi utnuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

10.Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.

1.5.1.5. Fungsi Budaya Organisasi

Tika, Moh. Pabundu9

9

Ibid. Halaman 14

(20)
(21)

penghambat berinovasi. Budaya organisasi bisa menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal.

Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh anggota-anggota organisasi. Budaya organisasi dapat pula berfungsi sebagai kontrol atas perilaku anggota-anggota organisasi.

1.5.1.6. Pembentukan Budaya Organisasi

Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya. Ada beberapa poin yang berpengaruh terhadap pembentukan suatu budaya organisasi. Poin tersebut adalah :

a. Lingkungan usaha

(22)

b. Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi. Setiap organisasi mempunyai nilai-nilai inti sebagai pedoman berfikir dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuan atau misi organisasi. Nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain dapat berupa slogan atau motto yang dapat berfungsi sebagai jati diri bagi orang yang berada dalam organisasi karena adanya rasa istimewa yang berbeda dengan organisasi lainnya, dan dapat dijadikan harapan konsumen untuk memperoleh kualitas pelayanan yang baik.

c. Panutan atau keteladanan

Panutan bisa berasal dari pendiri perusahaan, manajer, kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. Panutan ini bisa menumbuhkan idealisme, semangat dan tempat mencari petunjauk bila terjadi kesulitan atau dalam masalah organisasi.

d. Ritual

Ritual adalah deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai usaha organisasi itu, tujuan apakah yang penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan. Acara-acara rutin ini diselenggarakan oleh organisasi-organisasi dalam rangka memberikan pengharagaan bagi anggotanya.

e. Jaringan budaya

(23)

informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan organisasi diceritakan dari waktu ke waktu.

1.5.1.7. Perubahan budaya organisasi

Sebuah organisasi menetapkan bahwa budaya organisasinya harus di ubah. Misalnya karena perubahan lingkungan luar yang drastis, organisasi yang bersangkutan harus menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ini atau tidak dapat bertahan. Tetapi, mengubah budaya lama dapat mengalami banyak kesulitan yang dapat diramalkan bisa berupa keterampilan, staf, hubungan-hubungan, peran-peran dan struktur yang sudah berakar serta pihak-pihak seperti sarikat buruh, manajemen, atau bahkan para pelanggan yang masih mendukung dan terbiasa dengan budaya yang lama.

Meskipun ada halangan dan hambatan, budaya itu dapat dikelola dan diubah. Usaha untuk mengubah budaya ini dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda. Seperti mengembangkan rasa kebersamaan sejarah, menciptakan rasa kebersamaan, mempromosikan rasa kesamaan anggota, dan meningkatkan pertukaran pengalaman diantara anggota. Organisasi yang berusaha mengubah budaya mereka juga harus berhati-hati agar tidak meninggalkan akar budaya seluruhnya yang sudah terbentuk.

1.5.1.8. Budaya kuat dan budaya lemah

Beberapa budaya organisasi dapat dikatakan kuat sedangkan yang lainnya dapat dikatakan lemah. Menurut Vijay Sathe dalam Tika10

10

Ibid. Halaman 108

(24)

faktor besar yang juga ikut menentukan kekuatan budaya organisasi, yaitu kebersamaan dan intensitas. Kebersamaan dapat ditunjukan dengan besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota organisasi tentang nilai-nilai inti. Sedangkan intensitas adalah derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai-nilai inti budaya organisasi.

Pada organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak baik. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan. Organisasi atau perusahaan memberikan tempat khusus kepada pegawai teladan perusahaan. Dijumpai banyak ritual, mulai yang sederhana sampai yang mewah. Memiliki jaringan yang kultural yang menampung cerita-cerita tentang kehebatanpara pegawai teladan. Jadi budaya organisasi yang kuat membantu perusahaan member kepastian kepada seluruh individu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan.

(25)

kepada organisasi, dan anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepetingan sendiri.

Jika hal ini terjadi pada perusahaan, maka tugas-tugas tidak dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi atau semangat kerja, timbul kecurigaan-kecurigaan, komunikasi kurang lancar, lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada tugas utamanya dan komitmen pegawai perusahaan. Akibatnya, perusahaan menjadi tidak efektif dan kurang kompetitif.

Untuk memperkuat budaya organisasi, ada beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi disini disebut pendiri, pemimpin puncak, dan para manajer.

1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi

Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar tersebut agar dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan. Dalam nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang merupakan perintah atau anjuran, mana yang merupakan larangan, kegiatan apa yang bisa mendapatkan penghargaan dan kegiatan yang bisa mendapatkan hukuman, dan sebagainya.

2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi

Arah pembinaan adalah agar nilai-nilai dasar yang menjadi budaya organisasi dapat dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi khususnya anggota-anggota baru. Pembinaan terhadap anggota-anggota organisasi dapat dilakukan melalui bimbingan dan pelatihan.

3. Memberikan contoh teladan

(26)

dan kejujuran dalam berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah ditetapkan. Hal ini sangat berpengaruh dan dapat mempercepat penanaman dan perkuatan budaya organisasi kepada seluruh anggota organisasi.

4. Membuat acara-acara rutinitas

Acara-acara rutinitas seperti rekreasi bersama dapat memberikan motivasi kepada anggota-anggota organisasi dengan keyakinan bahwa dia adalah bagian dari keluarga besar organisasi. Selain itu, secara tidak langsung merupakan perekat bagi anggota-anggota organisasi dalam menanamkan dan memperkuat budaya organisasi.

5. Memberikan penilaian dan penghargaan

Pemberian penghargaan kepada anggota-anggota organisasi dapat merangsang anggota untuk dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ditanamkan.

6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal

Masalah-masalah eksternal seperti persaingan, pelanggan, penguasaan pasar, peraturan pemerintah dan masalah-masalah internal seperti tuntutan pegawai atau karyawan, konflik dalam organisasi perlu diantisipasi dan ditanggapi melalui budaya organisasi.

7. Koordinasi dan kontrol

(27)

Makin kuat sebuah budaya organisasi, makin kurang kebutuhan organisasi untuk mengembangkan aturan-aturan dan regulasi formal untuk memberi petunjuk tentang perilaku karyawan. Panduan tersebut akan diinternalkan dalam diri para karyawan ketika mereka menerima budaya organisasi.

Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim antar departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama.

Dengan budaya organisasi dapat diperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

1.5.2. Kinerja Pegawai

1.5.2.1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standard target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan.

(28)

dikemukakan beberapa pengertian kinerja. Menurut Mangkunegara11

Prawiro Suntoro dalam Tika mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

12

Menurut Pamungkas dalam Tjandra kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.13

Sedharmayanti (2003 : 147)14

11

Mangkunegara, AA., Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Halaman 67

12

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 121

13

Tjandra, W. Riawan,dkk. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan. Halaman 38

14

Sedharmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah : Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien. Bandung : CV Mandar Maju. Halaman 147

(29)

Simanjuntak, Payaman J. dalam bukunya Manajemen Dan Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.15

1. Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara

1.5.2.2. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja individu pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut:

Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu(lazimnya perjam).

2. Faustino Cardosa dalam Mangkunegara

Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dibutuhkan dengan produktivitas.

3. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.16

15

Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI. Halaman 1

16

(30)

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.5.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.17

Menurut Hasibuan, kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu

1.5.2.4. Unsur-Unsur Penilaian Kinerja Pegawai

18

1. Kesetiaan

:

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi.

17

Ibid. Halaman 67 18

Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi Cetakan Keenam. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Halaman 56

(31)

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolok ukur kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

(32)

1.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata.

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah : 1. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Bahwa Budaya Organisasi memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan

1.7. Definisi Konsep

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu Singarimbun dan Efendi19

19

Singarimbun, Masri. 2000. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Halaman 33

(33)

1. Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman atau tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

2. Kinerja Pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang menjadi pendukung dari variabel-variabel yang akan dianalisa tersebut Singarimbun.20

1. Inisiatif Individual

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam operasionalisasi dari sudut penelitian. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas atau (X) yaitu Budaya Organisasi diukur dengan indikator :

Yaitu Tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi

20

(34)

sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota atau para pegawai agar dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi atau perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan. 4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.

6. Kontrol

(35)

7. Identitas

Dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu organisasi atau perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu.

8. Sistem imbalan

Sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai atau karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan utnuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi utnuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

10. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.

Variabel terikat atau (Y) yaitu Kinerja Pegawai diukur dengan indikator: 1. Kesetiaan

(36)

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolok ukur kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

5. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja. 7. Tanggung Jawab

(37)

1.9. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang lokasi penelitian, data atau karakteristik objek penelitian yang relevan dengan topik penelitian. BAB IV : PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat penyajian data-data yang diperoleh selama penelitian di lapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi hubungan antar variabel.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

(38)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan yang penulis teliti. Menurut Nawawi, Hadari metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki serta diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.21 Dimana penelitian ini menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data-data yang diperoleh. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta yang diperoleh22

21

Nawawi, Hadari. 1990. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Press. Halaman 64

22

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Halaman 15

2.2 Lokasi Penelitian

(39)

2.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.23

Dalam penelitian ini, seluruh pegawai pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan yang berjumlah 40 orang dijadikan subjek dalam penelitian. Menurut Arikunto, apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% sampel atau lebih.

Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada kantor Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representasi dari seluruh populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel yang tidak didasarkan atas strata atau pedoman, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.

23

(40)

Dengan demikian berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan yang berjumlah 40 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen :

- Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket kepada responden.

- Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Skunder

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dan bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pengumpulan data skunder dilakukan dengan instrumen :

(41)

- Studi dokumenter, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

-2.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penentuan skor melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kemudian akan ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang kuantitatif. Dan dari setiap alternatif jawaban (a,b,c,d,e) akan diberikan skor yang berbeda, yaitu :

- untuk jawaban yang memilih a diberi skor 5 - untuk jawaban yang memilih b diberi skor 4 - untuk jawaban yang memilih c diberi skor 3 - untuk jawaban yang memilih d diberi skor 2 - untuk jawaban yang memilih e diberi skor 1

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung kumulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.

(42)

Skor tertinggi – Skor terendah _______________________________

Banyaknya Bilangan

Maka diperoleh : (5 – 1) / 5 = 0,8. Sehingga dengan demikian, interval adalah 0,8. Kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan sebagai berikut :

- skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 - 5,00 - skor untuk kategoti tinggi = 3,41 - 4,20 - skor untuk kategori sedang = 2,61 - 3,40 - skor untuk kategori rendah = 1,81 - 2,60 - skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 - 1,80

Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk dalam kategori mana.

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan menggunakan analisa kuantitatif untuk menguji pengaruh antar variabel dan sejauh mana hubungan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) yaitu dengan menggunakan instrumen :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Hadi, Sutrisno, cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

24

24

Hadi, Sutrisno. 2002. Statistik Jilid II. Yogyakarta : YPFP – UGM. Halaman 275

(43)

(

) ( )( )

rxy= koefsien korelasi antara gejala x dan gejala y N= populasi

X= jumlah skor x Y= jumlah skor y

xy= jumlah hasil kali antara x dan y

Adanya kesepakatan bahwa derajat kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam lambang bilangan antara 0 dan 1 atau -1 dan 0, jika :

- Nilai r positif : menunjukkan hubungan langsung, kenaikan dalam suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel lainnya. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi derajat variabel x, maka akan semakin tinggi pula variabel y.

- Nilai r negatif : menunjukkan hubungan tidak langsung, kenaikan dalam suatu variabel akan menyebabkan penurunan kepada variabel lainnya. Dengan kata lain, bahwa semakin tinggi variabel x, maka akan semakin rendah tingkat variabel y.

(44)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang konservatif adalah sebagai berikut :

Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya apabila nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu tidak signifikan.

Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu yang dalam hal ini signifikan 5 %. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat diterima.

2. Koefisien Determinasi

(45)

D = 2

)

(rxy x 100%

Keterangan :

D = koefisien determinasi

(46)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Pembentukan Dinas IFOKOM dan PDE Kota Medan.

1. Intruksi menteri dalam negeri no.5 tahun 1992 tentang pembentukan kantor pengolahan data elektronik pemerintah daerah tanggal 6 maret 1992.

2. Surat keputusan Wali Kotamadya kepala daerah tingkat II Medan no.061/1254/SK/1997, tanggal 20 juli 1997.

Selanjutnya dasar tersebut diatas diubah dengan ketentuan yang dipakai pada saat ini yaitu:

a. Peraturan daerah Kotamadya daerah tingkat II Medan no.17 tahun 1996. Tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja kantor pengolahan data elektronik Kotamadya daerah tingkat II Medan.

(47)

3.2 Visi dan Misi

Visi

Adapun visi yang diterapkan oleh pihak Instansi Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Kota Medan yakni:

“Informasi Komunikasi dan Data Yang Aktual, Akurat Mendukung Kota Medan Yang Modern, Madani dan Religius”.

Misi

Adapun misi yang diterapkan oleh Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan yakni:

a. Menyediakan pelayan informasi komunikasi dan data elektonik yang aktual dan akurat.

b. Menyediakan infrastruktur sarana informasi komunikasi dan data elektronik yang tangguh dan handal.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dalam penguasaan dan pemanfaatan bidang teknologi informasi dan komunikasi.

d. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui sarana komunikasi sosial, media informasi komunikasi dan media massa.

3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas INFOKOM dan PDE

(48)

Untuk Melaksanakan tugas tersebut Dinas INFOKOM dan PDE mempunyai fungsi :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dalam bidang informasi komunikasi dan pengolahan data elektronik.

b. Melaksanakan pelayanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Melaksanakan pemberian pelayanan pemberian izin sesuai dengan bidang tugasnya.

d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan peredaran film dan rekaman vidio komersil.

e. Melaksanakan kegiatan pelayanan pembinaan dan pengawasan media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

f. Menyelenggarakan perjanjian dan persetujuan atas nama daerah dibidang informasi dan komunikasi.

g. Menyelenggarakan kerjasama pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan pihak lain dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi dan komunikasi.

h. Menyelenggarakan peningkatan sumber daya manusia dibidang teknologi informasi dan komunikasi.

i. Memberikan bimbingan teknis dibidang pembangunan dan pengembangan sistem informasi dan komunikasi.

(49)

k. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesui dengan bidang tugasnya.

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah.

Dinas Infokom dan PDE terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing tugas dan tanggung jawabnya, berikut uraiannya:

1. Kepala Dinas

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang informasi komunikasi dan pengolahan data elektronik.

b. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanan tugas.

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar terhindar dari kesalahan.

d. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang timbul untuk mencapai profesionalisme.

e. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja ynag benar dan akurat.

f. Menilai bawahan setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.

g. Mengevaluasi hasil kerja bawahan sesuai masukan untuk penyempurnaan progaram selanjutnya.

(50)

i. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan media cetak dan elektronik.

j. Menyelenggarakan kerja sama pengembangan teknologi informasi komunikasi dengan pihak lain.

k. Meningkatkan sumberdaya manusia dibidang teknologi informasi dan komunikasi.

l. Memberikan bimbingan teknis dibidang pembangunan dan sistem informasi komunikasi.

m. Mengendalikan dan membudayakan sistem informasi komunikasi.

n. Melaksanakan kegiatan pelayanan pemberian ijin sesuai dengan bidang tugasnya.

o. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video komersil.

p. Melaksanakan pemantauan, registrasi fasilitas apresiasi.

2. Kepala Bagian Tata Usaha

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan pengolahan urusan surat menyurat dan kearsipan.

b. Mengolah urusan administrasi kepegawaian.

c. Mengelolah urusan keuangan dan perbendaharahan serta penyusunan laporan keuangan dinas.

(51)

e. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksankan pengolahan urusan surat menyurat dan kearsipan.

c. Mengelolah kearsipan administrasi kepegawaian.

d. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepalah bagian tata usaha sesuai dengan bidang tugasnya.

e. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan.

f. Memberi pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar terhindar dari kesalahan.

g. Memerikasa hasil pelaksanaan tugas sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

h. Menialai bawahan agar setiap saat tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

(52)

c. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang timbul untuk mencapai profesionalisme.

d. Melaksanakan pengolahan administrasi keuangan.

e. Melaksankan pengolahan perbendaharaan.

f. Mengusun laporan keuangan.

5. Kepala Sub Bagian Perlengkapan.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun konsep tentang rencana kegiatan sub bidang perlengkapan.

b. Memberi tugas kepada bawahan seuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab masing-masing untu kelancaran pelaksanaan tugas.

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar terhindar dari kesalahan.

d. Mendata barang-barang inventaris kantor.

e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintah oleh atasan.

f. Memeriksa kelengkapan alat tulis kantor.

g. Mempersiapkan protokoler dalam setiap kedinasan.

6. Kepala Sub Dinas Data dan Program.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan penyusunan program dinas.

(53)

c. Menyelenggarakan perawatan dan pengamanan data.

d. Melaksanakan evaluasi pelaporan dinas.

7. Kepala Sub Dinas Infokom Sosial.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan, mengelolah bahan perumusan kebijaksanaan tehnis dibidang pelayanan informasi dan komunikasi sosial.

b. Melaksanakan kegiatan informasi dan komunikasi melalui media tatap muka, informasi mobil, pameran dan media luar ruang.

c. Melaksanakan pemberdayaan informasi masyarakat, kelompok komunikasi sosial dalam pembanginan.

8. Kepala Sub Dinas Infokom Media Cetak, Radio/TV dan Film.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan kebijakan tehnis dibidang Infokok media cetak, radio/TV dan film.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan infokom melalaui media cetak, radio/TV dan film.

c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan peredaran film dan rekaman vidio komersil.

(54)

e. Meningkatkan kerja sama pelayanan informasi melalui media cetak, radio/TV dan film seuaai dengan ketentuan yang berlaku.

9. Kepala Sub Dinas Manajemen Sistem Infokom.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan dan mengolah data secara elektronik.

b. Merencanakan pembangunan atau pengembangan sistem informasi.

c. Menata perangkat keras dan perangkat lunak sistem informasi.

10.Kepala Sub Dinas Pendayagunaan dan Sistem Infokom.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Memberdayakan dan mengendalikan data elektronik.

b. Memberdayakan dan mengendalikan perangkat keras dan perangkat lunak sistem informai.

c. Memberdayakan dan mengendalikan sistem jaringan komputer.

d. Memberdayakan sumber daya manusia dibidang sistem informasi.

11.Kepala Seksi Data

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyususn dan membuat konsep tentang rencana kerja seksi data.

b. Membuat field-field pendataan dari objek data laporan.

c. Menyusun nama-nama petugas yang akan mengambil data kelengkapan.

(55)

e. Mencetak dan membukukan hasil pendataan

12.Kepala Seksi Program.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun konsep program rencana kerja kegiatan sub dinas data program dan menyusun program dinas.

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

c. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan timbul.

d. Membimbing bawahan setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.

13.Kepala Seksi dan Pelaporan

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

c. Menilai bawahan setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan sesuai masukan untuk menyempurnakan program selanjutnya.

e. Melaksanakan, memantau, mengevaluasi dan penyusunan pelaporan dinas.

(56)

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun konsep tenteng kegiatan seksi Infokom tatap muka.

b. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

c. Mengevaluasi hasil kerja bawahan sesuai masukan untuk menyempurnakan program selanjutnya.

d. Memberdayakan kelompok komunikasi sosial.

e. Melaksanakan pelayanan Ifokom melelui tatap muka, dialog interaktif, diskusi dan kegiatan tatap muka lainnya.

f. Mempersiapkan bahan atau materi kegiatan tatap muka.

g. Melaksanakan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait.

15.Kepala Seksi Informasi Mobil.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai kerja pokok dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran tugas.

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku.

d. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang timbul untuk mencapai profesionalisme.

(57)

f. Menyebarluaskan informasi dari program kegiatan pembangunan kota medan kepada masyarakat melalui mobil keliling secara langsung, penyebaran melalui pemutaran film keliling.

16.Kepala Seksi Infokom Pameran Media Luar Ruang.

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun konsep atau rencana tugas kegiatan pameran.

b. Mempersiapkan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait.

c. Memeriksa hasil pelaksanaan kerja bawahan.

d. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.

e. Menghimpun data.

f. Menilai bawahan setiap saat agar tercapai tingkat kerja yang diharapkan.

17.Kepala Seksi Infokom Media Cetak

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan kebijaksanaan teknis dibidang Infokom melalui media cetak.

b. Melaksanakan kegiatan pelayanan pembinaan dan pengawasan media cetak.

c. Meningkatkan pelayanan informasi media cetak.

18. Kepala Seksi Infokom Radio dan Televisi

(58)

b. Mempersiapkan bahan materi untuk informasi dan melaksanakan kegiatan penyampaian informasi tentang kebijakan pemerintah, perda dan laian-lain melalui media elektronik, radio dan televisi.

c. Menyelenggarakan sosialisasi dan dialog interaktif melalui RRI, TVRI dan radio swasta lainnya.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

e. Melaksanakan koordinasi atas pelayanan, penyelenggaraan dan penyiaran radio dan televisi.

19.Kepala Seksi Film

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Merencanakan pelayanan informasi melalui perfilman.

b. Merencanakan, melaksanakan pembinaan dan penerbitan dibidang usaha perfilman.

c. Merencanakan, melaksanakan tehnik-tehnik penagihan retribusi.

d. Mempersiapkan SPTRD, SKRD terhadap wajib retribusi.

e. Memproses administrasi perjanjian usaha perfilman.

20. Kepala Seksi Penataan dan Perawatan Sistem Infokom

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

(59)

b. Melaksankan kerja hasil evaluasi staf.

c. Menilai para staf setiap saat agar tercapai tingkat kinerja yang baik.

d. Mempersiapkan konsep nota dinas dan kepada atasan.

e. Melaporakan seksi penataan dan perawatan kepada atasan langsung secara priode atau setip waktu sebagai pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugas.

21.Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Sistem Infokom

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun konsep tentang kegiatan rencana kerja.

b. Menyusun rencana induk dan rencana pengembangan sistem Infokom.

c. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan.

d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan langsung baik lisan maupun tulisan.

22. Kepala Seksi Pembinaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Menyelenggarakan bimbingan dibidang tegnologi informasi.

c. Menghimpun, meyusun dan memasukkan data elektronik.

d. Menginventaris data dibidang Sistem Infokom.

(60)

23.Kepala Seksi Operasional dan Kerja Sama Infokom

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan konsep nota dinas kepad pimpinan secara hirarki.

b. Menghimpun data.

c. Melaksanakan pengolahan data secara eletronik.

d. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tulisan.

24.Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 1 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4 Jumlah responden Usia / Umur
Tabel 5 Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka diberikan
Tabel 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBELAJARAN SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mereka sudah menjadi warga kehormatan yang meramaikan aktivitas warga Desa, adapun kegiatan yang telah dilakukan meliputi: (1) koleksi data mulut gua dan telaga

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

Adapun penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah (2008), yang meneliti hubungan peran keluarga dengan

Lansia yang mengalami hipertensi atau memiliki riwayat hipertensi berjumlah 26 orang (74%), di Posyandu lansia tersebut telah diadakan senam dua kali dalam