SKRIPSI
PENGARUH AKUNTANSI INFLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM RANGKA PEMBERIAN KREDIT BANK PADA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),Tbk
OLEH :
RIZKY RAESKA KARISSA 080522151
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Akuntansi Inflasi
Terhadap Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Bank Pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul
dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam
konteks penulisan skripsi Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang
diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 25 April 2011 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis
haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolonganNya yang tiada
henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring
salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya
bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul
skripsi ini adalah “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan Keuangan Dalam
Rangka Pemberian Kredit Bank Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.”
Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tiada terhingga kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
1. Bapak. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1
3. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan
dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Bapak Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak, selaku
Dosen Penguji I dan II yang telah banyak memberikan masukan dan ajaran dalam
penulisan skripsi ini.
5. Orang tua saya Djoni Soegianto dan Neny Refida yang telah mendoakan segala
yang terbaik untuk saya.
6. PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Putri Hijau No.2-A yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melakukan riset dan memperoleh data dari pihak
bank.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bgai pembaca.
Medan, 25 April 2011 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada PT Bank Rakyat Indonesia dan bagaimana prosedur pemberian kreditnya.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat inflasi dikaitkan dengan suku bunga pinjaman yang berarti akan meningkatkan beban bunga bagi debitur. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya jumlah pemberian kredit. Analisis yang dilakukan pihak BRI dalam memutuskan pemberian kredit mencangkup analisis 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy, serta analisis kredit yang terdiri dari Aspek Hukum, Aspek Manajemen , Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Jaminan, dan Aspek Keuangan
ABSTRACT
Intentions of this research are examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Rakyat Indonesia. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit. These ratios are also influenced by economy factors that make them fluctuated.
In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT Bank Rakyat Indonesia. The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit. Generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan ……….. 1
A. Latar Belakang ………. 1
B. Perumusan Masalah ……….. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 5
D. Hipotesa ... 6
E. Kerangka Konseptual ... 7
BAB II Tinjauan Pustaka ... 9
A. Laporan Keuangan ... 9
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 9
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ... 10
3. Unsur-unsur Laporan Keuangan ……….. 13
4. Laporan Keuangan dan Keputusan Kredit ... 14
B. Kredit ... 15
2. Fungsi dan Jenis Kredit ... 17
3. Mekanisme dan Prosedur Kredit ... 20
4. Prosedur Pemberian Kredit ... 22
C. Inflasi ... 23
1. Pengertian Inflasi ... 23
2. Penggolongan Inflasi ... 24
3. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi ... 25
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
BAB III Metode Penelitian ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Jenis Data ... 29
C. Teknik Pengumpulan Data ... 30
D. Metode Analisis Data ... 30
E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
BAB IV Hasil Penelitian ... 32
A. Data Penelitian ... 32
1. Sejarah Berdirinya PT BRI ... 32
2. Bidang Usaha yang dijalankan PT BRI ... 33
4. Prosedur Pemberian Kredit ... 40
B. Analisis Hasil Penelitian ... 50
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 7
Gambar 4.1 Skema prosedur pemberian fasilitas kredit pada PT BRI
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 32
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ……… 35
Tabel 4.1. Neraca ... ……….. 56
Tabel 4.2. Laporan Laba Rugi ……….…..………. 57
Tabel 4.3. Laporan Arus Kas ……….. 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Prosedur Pemberian Kredit PT BRI ………..…….. 68
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada PT Bank Rakyat Indonesia dan bagaimana prosedur pemberian kreditnya.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari berkas-berkas bank yang berhubungan dengan laporan keuangan debitur dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat inflasi dikaitkan dengan suku bunga pinjaman yang berarti akan meningkatkan beban bunga bagi debitur. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap besarnya jumlah pemberian kredit. Analisis yang dilakukan pihak BRI dalam memutuskan pemberian kredit mencangkup analisis 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, and Condition of Economy, serta analisis kredit yang terdiri dari Aspek Hukum, Aspek Manajemen , Aspek Teknis, Aspek Pemasaran, Aspek Jaminan, dan Aspek Keuangan
ABSTRACT
Intentions of this research are examine and anylize the influence of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and rentability ratio in furnishing of working capital credit in PT. Bank Rakyat Indonesia. This research observes how significant the independent variables, current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity identified in furnishing of working capital credit. These ratios are also influenced by economy factors that make them fluctuated.
In this research, writter used debitors’ financial reporting who apply working capital credit to PT Bank Rakyat Indonesia. The result showed that debt to equity ratio, asset turn over dan return on investment partially are be able to identificate the furnishing working capital credit. Generally current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment dan return on equity defend in furnishing working capital credit.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Masalah umum yang sering
dihadapi negara berkembang adalah tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter
tahun 1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2007 saja tingkat inflasi di
Indonesia adalah 6,59 %. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya
akan berkurang sebesar 6,59% sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar
angka yang sama. Inflasi merupakan masalah yang penuh perhatian di negara
manapun. Sebagai contoh, inflasi dapat mengakibatkan meremehkan akun neraca
(yaitu persediaan) dan biaya (yaitu penyusutan). Dalam lingkungan pinjaman kredit,
inflasi dapat mempengaruhi keputusan untuk meminjamkan kredit.
Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi pengguna laporan
keuangan dalam rangka menilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika
memenuhi dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevan bagi pengguna
laporan keuangan.
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki fungsi pokok berupa
kepada pihak lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan tersebut
dari resiko hilang, kebakaran, dan lain-lain. Bank memperoleh sebagian besar
dananya berasal dari simpanan masyarakat berupa giro, deposito, tabungan dan
sebagainya yang mana dana yang telah dihimpun tersebut disalurkan kembali kepada
masyarakat, terutama pada dunia usaha dalam bentuk fasilitas kredit. Dalam hal ini,
bank memperoleh pendapatan atau penghasilan dari perbedaan tingkat suku bunga
yang berlaku pada saat itu, yaitu antara tingkat bunga yang dibebankan atas kredit
yang diberikan bank kepada debitur dengan tingkat bunga yang diberikan bank atas
uang yang disimpan pada bank tersebut.
Pada saat sekarang ini banyak sekali jenis fasilitas kredit yang ditawarkan
pihak bank. masyarakat dan dunia usaha. Penggolongan jenis fasilitas kredit itu
misalnya dapat dilihat dari segi jangka waktu lamanya kredit yang diberikan, sifat
kredit itu sendiri dan lain sebagainya.
Aktivitas kredit adalah aktivitas yang dominan , hal ini dapat diketahui pada
neraca suatu bank yang memperlihatkan persentase kreditnya terbesar dibanding
dengan seluruh aktiva. Dominasi tersebut menyebabkan pendaptan bunga merupakan
pendapatan yang menonjol dari seluruh pendapatan bank. Disisi lain kredit memiliki
resiko yang tinggi sehingga kerugian mungkin dapat terjadi, misalnya kredit macet
dan likuidasi. Oleh karena itu, bank harus memegang teguh prinsip kehati-hatian.
Bank harus menghindari terjadinya tunggakan bunga, tidak meningkatkan beban
Keputusan pemberian kredit pada umumnya berdasarkan pada analisa kredit
yang dilakukan pada saat pengajuan permintaan kredit oleh nasabah. Pada dasarnya
ada dua jenis analisa yang dapat dilakukan, yaitu analisa terhadap data kualitatif dan
analisa data kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, bank berusaha mengukur sejauh
mana kemampuan nasabah (perusahaan) dalam mengembalikan pokok pinjaman dan
membayar bunga. Yang menjadi tolak ukur dari analisa tersebut adalah analisa rasio
keuangan yang diperoleh dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan dan
menggunakan metode analisa horizontal yaitu membandingkan rasio-rasio yang sama
dari dua periode atau lebih. analisa data kualitatif, dimana bank berusaha mengukur
dan mensurve langsung untuk mendapatkan informasi calon nasabah yang ingin
mendapatkan pinjaman kredit
Laporan keuangan dapat membantu pihak bank untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi keuangan perusahaan yang akan dibiayai dan menjadi sumber
informasi penting sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan pemberian kredit.
Penyaluran kredit kepada nasabah yang membutuhkan kredit (debitur) harus
melalui suatu prosedur yang harus dilakukan secara professional dan hati-hati,
dimana prosedur tersebut mungkin berbeda antara suatu bank dengan bank lainnya.
Namun secara umum dijelaskan bahwa tahap-tahap penyaluran kredit terdiri dari
wawancara dengan calon debitur, analisa laporan keuangan, penilain jaminan,
pemeriksaan dokumen-dokumen hokum dan tahap memutuskan kredit yang biasanya
juga sangat dipengaruhi oleh keadaan perekonomian negara yang cendrung
digambarkan dalam bentuk inflasi.
Sumatera utara merupakan provinsi yang sedang mengalami perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi. Banyak usaha yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera
Utara baik itu usaha yang tergolong besar, kecil maupun menengah. PT Bank Rakyat
Indonesia merupakan salah satu bank milik pemerintah yang tentunya tujuan utama
bukanlah mencari keuntungan, melainkan untuk kesejahteraan masyarakat,
mendukung setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui
bahwa sebagai provinsi yang sedang membangun perekonomian pengusaha Sumatera
Utara perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Pihak Bank Rakyat Indonesia ini
perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam hal penyaluran dananya terutama
dalam bentuk kredit. Seringkali bank dihadapi pada pilihan-pilihan yang sulit dalam
hal penyaluran dananya karena mempertimbangkan berbagai resiko yang mungkin
terjadi dari pemberian kredit tersebut. Bank harus memperhatikan besarnya dana yang
tersedia untuk penyaluran kredit sehingga nantinya tidak terjadi masalah kekurangan
dana untuk membiayai aktivitas perbankan lainnya dan dalam rangka usaha
menghindari terjadinya resiko kredit bermasalah tanpa harus mengurangi pelayanan
terhadap nasabahnya. Selain itu juga, bank harus memperhatikan keadaan ekonomi
dan mencegah dari kegagalan jika terjadi inflasi.
Untuk mengatasi hal ini akuntansi inflasi menjadi suatu pedoman yang dapat
diandalkan dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan Berdasarkan
dengan memberi judul “Pengaruh Akuntansi Inflasi Terhadap Laporan
Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan
dalam rangka pemberian kredit pada Bank BRI ?
2. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pada Bank BRI ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menilai seberapa besar pengaruh akuntansi inflasi terhadap laporan
keuangan dalam rangka pemberian kredit bank pada Bank BRI.
b. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit pada Bank Rakyat
Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat :
a. Bagi penulis, penulis dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
b. Bagi bank, menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemberi kredit atau
sebagai referensi untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan masih
berpengaruh dalam menentukan kebijakan kredit.
c. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca yang
ingin mengetahui proses analisa kuantitatif permohonan kredit oleh bank.
D. Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap
permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih
perlu diuji. Dari pembahasan diatas, maka penulis akan memberikan beberapa
hipotesa yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian sebagai berikut :
1. Tingkat inflasi memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap
laporan keuangan dalam pemberian kredit bank.
2. Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap pemberian kredit bank.
E. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Pengambilan keputusan pemberian kredit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya adalah tingkat inflasi. Sebelum kredit yang akan diberikan oleh Bank
kepada suatu perusahaan, bank tersebut memberikan syarat-syarat yang harus Akuntansi Inflasi
Pemberian Kredit
Pengaruh Akuntansi Inflasi terhadap Analisa Laporan Keuangan Dalam Rangka Pemberian Kredit Pada PT BANK RAKYAT INDONESIA
dipenuhi. Akuntansi inflasi terhadap laporan keuangan salah satu faktor juga yang
dilihat dan juga sebagai penentu oleh pihak bank dalam pemberian keputusan kredit.
Account Officer selaku memeriksa persyaratan kredit yang salah satunya adalah
laporan keuangan nasabah. Dengan melihat dan menilai laporan keuangan suatu
perusahaan, maka bank dapat mengetahui sehat atau tidaknya perusahaan tersebut.
Jadi tingkat suatu inflasi dan laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh Bank
dalam menyalurkan kreditnya atau guna memenuhi keputusan informasi pihak
eksternal maupun internal perusahaan
BAB II
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi
juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu
perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka dapat membantu pihak yang
berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui kondisi
keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut
perlu adanya laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:2) adalah :
bagian dari proses peloparan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Jadi laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pihak bank
sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan kredit, disamping
adanya data yang bersifat non keuangan sebagai informasi yang dibutuhkan bank
selaku debitur. Misalnya akta pendirian, surat-surat izin yang masih berlaku , jaminan
kredit, daftar isian yang disediakan bank organisasi dan manajemen perusahaan , data
realisasi usaha, dan data-data lainnya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi
perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan akan terlihat dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan.
a. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis .
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:4), tujuan dari laporan keuangan
adalah :
1. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja , serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2. laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.
3. laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3), tujuan laporan keuangan
adalah : “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Dalam pengambilan keputusan kredit, pihak bank ingin mengetahui
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan arus kas yang akan mereka peroleh di
masa yang akan datang, membandingkan, dan menilai jumlah , waktu dan kaitannya
dengan ketidakpastian dari arus kas dimasa yang akan datang.
Pemakaian laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberian pinjaman , pemasok dan kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1). Investor
Penanaman modal resiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli , menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang
saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden .
2). Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan
perusahaan dalam memeberi jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3). Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pemberi pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan
hidup perusahaan.
5). Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalo mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau tergantung perusahaan.
6). Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dikekuasaan berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepntingan dengan aktivitas
perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistic
pendaptan nasional dan pendapatan lainya.
7). Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perlindungan terhadap penanaman modal domestic. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitas.
3. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Menurut Harahap dalam bukunya Teori akuntansi (2008:55) menyatakan
bahwa unsur laporan keuangan yang umum dikenal adalah :
1. Neraca menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal pada tanggal tertentu. 2. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama satu
periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana merupakan laporan pengeluaran dana perusahaan selama satu periode.
4. Laporan arus kas yang berisi tentang dari mana sumber kas diperoleh dan untuk kemana kas dipergunakan.
5. Disamping itu ada lagi laporan tambahan seperti harga pokok produksi, laporan ekuitas, laporan laba ditahan. Kemudian di lengkapi lagi catatan dan penjelasan laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan utama.
4. Laporan Keuangan Untuk Keputusan Kredit
Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh pihak bank bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai :
a. kemampuan perusahaan mereka memperoleh keuntungan,
b. struktur pendanaan operasi perusahaan,
d. efisiensi pengolahan harta perusahaan pada masa lampau.
Keempat fokus diatas mempunyai hubungan yang saling terkait antara yang
satu dengan yang lain. Sebagai contoh struktur pendanaan operasi perusahaan,
profitabilitas dan kemampuan menghasilkan dana untuk melunasi pinjaman saling
mempengaruhi. Perusahaan dengan profitabilitas rendah, tidak mudah dalam
mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Sebaliknya perusahaan yang tidak mampu
menyediakan dana yang cukup untuk membiayai operasi perusahaan dapat
diramalkan tidak mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang memadai.
Oleh sebab itu, hasil evaluasi kondisi keuangan merupakan bahan masukan yang
sangat penting untuk mengantisipasi kemampuan perusahaan melunasi kredit.
Mengantisipasi kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit dengan
baik, pihak kreditur dalam hal ini analisi kredit bank bersangkutan disarankan agar
meminta nasabah untuk menyusun proyeksi arus kas mereka. Adapun dokumen
pokok yang lazim digunakan dalam evaluasi kondisi keuangan nasabah pada masa
lampau adalah neraca laporan laba/rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir (yang
telah diaudit), serta neraca laba/rugi sementara tahun berjalan. Laporan keuangan
yang disajikan oleh akuntan publik akan mengurangi resiko bahwa perusahaan
mencoba agar labanya menggambarkan rentabilitas yang mengembirakan. Apabila
rentabilitas bagus maka perusahaan akan lebih mudah mendapatka kredit dari pihak
bank.
1. Pengertian Kredit
Kata “kredit” berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang artinya “percaya”.
Bila dihubungkan dengan bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang
kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk
membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.
Dalam undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pengertian kredit
adalah ;
“ penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan :
1. Ada perjanjian
Pemberian kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai
bahwa kedua belah pihak akan memenuhi kewajibannya masing-masing.
2. Kesepakatan
Dalam pemberian kredit ini tergantung kesepakatan pelunasan utang dan
bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama.
3. Adanya penyerahan uang
Kredit timbul karena adanya penyerahan uang atau dapat juga barnag yang
dalam hal ini pihak bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok
pinjaman tersebut sebagai pendapatan dari bank yang bersangkutan.
4. Adanya faktor resiko
Setiap usaha dilakukan, lebih-lebih lagi dalam kegiatan bisnis akan selalu
dihadapkan dengan berbagai bentuk resiko. Pada umumnya profit yang
diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko yang
dihadapi. Semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin
besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh. Demikian juga dengan dalam
persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang terlebih dahulu
dipahami dalam proses perencanaan kredit, apakah resiko tesebut tergolong
resiko yang dapat dikendalikan atau resiko liar.
Dari rumusan diatas, dapat dikemukan bahwa kredit ini merupakan perjanjian pinjam
memijam uang antara bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur. Dalam
perjanjian ini, bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam
jangka waktu yang telah disepakatinya akan dikembalikannnya (dibayar) lunas.
2. Fungsi dan Jenis Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan
adalah :
Kredit yang diberikan dapat melalui cek dan giro bilyet sehingga membantu
lalu lintas uang.
2. Dapat meningkatkan daya guna uang
Para pemilik uang dapat menyimpan uang di bank dan uang tersebut oleh
bank dipinjamkan kepada nasabah yang membutuhkan.
3. Dapat meningkatkan daya guna barang
Dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat mempergunakan untuk
membeli bahan baku yang lebih bermutu yang akan meningkatkan produksi
sehingga daya guna barang itu meningkat.
4. Kredit merupakan salah satu stabilitas ekonomi
Dengan kredit yang diberikan, dapat digunakan untuk mendorong
meningkatkan usaha seperti ekspor sehingga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat dan dalam hal ini bisa menjadi alat stabilitas ekonomi nasional.
5. Dapat meningkatkan kegairahan usaha
Dengan pinjaman kredit para pengusaha yang mempunyai masalah dengan
dana yang digunakan untuk meningkatkan usaha , dapat diatasi dengan
pinjaman kredit.
6. Dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan meningkatnya kemauan dan berusaha dikalangan pengusaha yang
terbantu melalui pinjaman kredit maka akan meningkatkan atau menaikan
pendapatan masyarakat sehingga secara langsung dapat meningkatkan
7. Kredit sebagai alat ukur untuk meningkatkan hubungan internasional
Kreditur tidak hanya memberikan kreditnya didalam negeri tetapi juga diluar
negeri sehingga dapat terjadi hubungan antar negara.
Secara umum jenis kredit adalah sebagai berikut :
1. Penggolongan berdasarkan jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak
melebihi satu tahun .
b. Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah adalah kredit yang mempunyai jangka waktu
antara satu sampai tiga tahun.
c. Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang mempunyai jangka waktu
diatas tiga tahun.
2. Penggolongan kredit berdasarkan tujuan penggunaannya
a. Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada debitur untuk
keperluan konsumtif seperti kredit profesi, kredit perumahaan, kredit
kendaraan bermotor dan lain sebagainya.
1. Kredit investasi , yaitu kredit yang digunakan untuk membeli
barang modal atau barang-barang tahan lama seperti tanah ,
mesin dan sebagainya.
2. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk
membiayai modal lancar yang habis dalam pemakaian seperti
untuk barang dagang, bahan baku dan lain-lain.
3. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan
untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan
likuiditas, misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia
yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas
dibawah bentuk uang.
3. Mekanisme dan Prosedur Kredit
Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan
tahapan-tahapan dalam pemohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapkan data-data yang
diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur. Adapun
informasi dan data-data yang dibutuhkan meliputi :
1. Akta pendirian
Fotokopi akte pendirian dan akte perubahan perusahaan. akte pendirian yang
akta-akta ini dapat diketahui pihak-pihak yang dapat mengikatkan diri dengan
pihak ketiga dan jumlah saham yang telah disetor. Akte pendirian dan akte
perubahan hanya diperlukan pada perusahaan firma/CV, perseroan terbatas,
perusahaan Negara , yayasan dan koperasi.
2. Surat kuasa sehubungan dengan hak subsitusi
Surat kuasa ini hanya diperuntungkan bagi perusahaan bukan perseorangan
3. Surat-surat izin yang masih berlaku
Surat-surat izin yang dimaksud adalah bisa dalam bentuk :
a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
b. Surat izin usaha pemborongan Pekerjaan (SIPP)
c. Undang-undang gangguan
d. Surat izin industri
e. Surat izin lainnya.
4. Daftar isian yang disediakan oleh bank
Bila ada daftar isian ng disediakan oleh bank maka perusahaan harus mengisi
lengkap daftar isi tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang
5. Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah fotocopy surat bukti kepemilikan aktiva tetap (tanah,
bangunan, kendaraan dan lain-lain) yang dimiliki oleh perusahaan.
6. Organisasi Manajemen perusahaan
7. Data realisasi perusahaan
9. Data lainnya.
Data lainnya adalah data atau informasi positif lainnya yang dimiliki oleh
perusahaan yang akan menambah kredibilitas perusahaan dimata bank.
10. Data yang bersifat keuangan
Data-data yang diperlukan oleh perusahaan yang bersifat keuangan adalah
laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan sangat penting karena
merupakan analisis inti dalam persetujuan kredit. Laporan keuangan yang
biasanya dibutuhkan untuk analisis adalah :
a. Laporan laba/rugi
b. Neraca
c. Arus kas
4. Prosedur Pemberian Kredit
Bank memerlukan informasi tentang data-data yang dimiliki calon penerima
kredit. Data-data tersebut penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan
nasabah sehingga menumbuhkan kepercayaan bank dalam memberikan kredit.
Pihak bank dapat dengan baik menjawab dan mengambil keputusan atas
masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit. Analisis ini perlu
dilakukan secara kritis baik melalui pendekatan kualitatif maupun kuantitatif terhadap
semua aspek. Proses analisis dapat dilakukan oleh seorang staff yang mempunyai
dalam bentuk tim analisis yaitu sekelompok orang yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu keahlian , profesi yang merumuskan suatu bentuk analisis terhadap permohonan
kredit, sehingga terdapat berbagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pemberian kredit kepada calon debitur.
Informasi bank menunjukan bahwa bank yang akan memproses permintaan
kredit meminta informasi ke bank lain dari Credit Information Center Bank Indonesia
tentang financial standing dari calon debitur. Dari jawaban informasi bank tersebut
dapat diketahui bonafiditas dari calon debitur, apakah performance cukup baik atau
masuk dalam daftar hitam dan apakah yang bersangkutan juga sedang memperoleh
fasilitas kredit dari bank lain. Bila informasi yang diperoleh cocok dengan keterangan
lisan calon debitur berarti karakter dari calon debitur baik dan tidak demikian jika
sebaliknya.
C. Akuntansi Inflasi 1. Pengertian Inflasi
Bila perekomonian di suatu negara mencapai tingkat perkembangan yang
lebih cepat atau tinggi dari tingkat pertumbuhan yang dibutuhkan, maka
perekonomian tersebut kemungkinan akan mengalami inflasi. Inflasi adalah suatu
proses ketidak seimbangan yang dinamis yaitu tingkat harga yang terus menerus
mengalami kenaikan selama periode tertentu. Inflasi adalah suatu proses kenaikan
tingkat harga yang terjadi terus menerus dan pada arah yang tetap naik, yang
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai
peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan
Ada tiga hal yang perlu ditekankan dari inflasi , yaitu :
1. adanya kecendrungan harga-harga untuk meningkatkan, yang berarti bisa saja
tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan
dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan tedensi yang meningkat.
2. Bahwa kenaikan tingkst harga tersebut berlangsung secara terus menerus yang
berarti tidak hanya berlangsung dalam satu waktu saja, akan tetapi bisa
beberapa waktu lamanya.
3. Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga umum, yang
berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau
beberapa komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan
biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat
adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi
(input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut
naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan
harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa
b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
c. Kenaikan harga barang impor
3. Penggolongan Inflasi
a. Penggolongan berdasarkan parah tidaknya inflasi :
1) Inflasi ringan (dibawah 10% per tahun)
2) Inflasi sedang (10% - 30%)
3) Inflasi berat (30% - 100%)
4) Hiperinflasi (diatas 100%)
b. Penggolongan berdasarkan sebab terjadinya inflasi
1) Inflasi yang timbul akibat kenaikan permintaan masyarakat. Teori ini
mengutamakan sudut permintaan untuk menerangkan sebab-sebab
terjadinya inflasi, yang menyatakan bahwa akan terjadinya perubahan
tingkat harga bila terjadi axcess demand dalam perekonomian
(kelebihan permintaan) dalam keadaan perekonomian full employment.
Adanya kelebihan permintaan inilah yang menyebabkan perubahan
harga yang cendrung untuk naik. Inflasi yang terjadi pada sebuah
perekonomian negara yang timbul dari sudut permintaan jika masih
dalam tingkat yang wajar masih bisa memajukan tingkat pertumbuhan
perekonomian (batasan yang wajar lebih banyak tergantung pada
negara yang bersangkutan atau perekonomian negara tersebut). Karena
adanya kenaikan harga dalam batas yang wajar ini, investor akan
dirangsang untuk mengadakan investasi.
2) Inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos produksi (cost push
yang terjadi akibat meningkatnya harga barang-barang material,
naiknya harga bahan bakar, naiknya upah. Pada cost push inflation
terjadi penurunan output dan terjadi kenaikan harga barang input yang
mendahului kenaikan harga output.
c. Penggolongan bedasarkan asal dari inflasi
1) inflasi yang berasal dari negeri, yakni inflasi yang berasal dari dalam
negeri sendiri seperti defisit keuangan negara yang dibiayai dengan
pencetakan uang baru.
2) inflasi yang berasal dari luar negeri, yakni inflasi yang terjadi akibat
pengaruh kenaikan harga barang dari luar neger. Misalnya, kenaikan
harga barang yang material dari luar negeri
4. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi
Kebijakan mengatasi inflasi dapat dilihat dari kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal, yaitu :
a. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ini dijalankan pemerintah untuk mengurangi volume
uang yang beredar dalam masyarakat, sehingga akan terjadi keseimbangan
jumlah uang yang beredar dengan output secara nasional. Kebijakan
moneter ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
Kebijaksanaan uang ketat ini merupakan suatu cara yang paling
ampuh untuk mengatasi terjadinya inflasi karena tindakan ini
memperngaruhi segala sektor perekonomian. Dengan tindakan ini
seluruh sektor perekonomian akan mengalami kemacetan dalam
menjalankan aktivitasnya. Sebab pengendalian inflasi yang
dilakukan dengan mengurangi jumlah uang beredar, sehingga
menurunkan aktivitas perekonomian secara keseluruhan.
2) Meningkatkan tingkat suku bunga melalui Bank Sentral
Menaikan jumlah suku bunga melalui bank sentral akan
meningkatkan minat masyarakat untuk menabung. Dengan
naiknya susku bunga akan menyebabkan permintaan unag untuk
investasi akan berkurang. Maksud menaikan tingkat suku bunga
ini adalah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Setelah jumlah uang yang beredar dapat dikurangi
volumenya, maka pemberian kredit untuk investasi harus melalui
seleksi yang ketat. Investasi hanya akan diberikan untuk tujuan
yang produktif, sehingga penambahan uang yang beredar dapat
diimbangi dengan produksi barang.
3) Menurunkan Nilai tukar uang. Dengan melakukan investasi
terhadap mata uang, maka nilai tukar mata uang akan dapat diatur,
sehingga pada akhirnya akan mempermudah biaya impor
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah agar dapat mengurangi
volume uang yang beredar agar inflasi dapat ditekankan adalah :
1) Meningkatkan Pajak. Semakin tinggi pajak yang dikenakan
pemerintah terhadap pendapatan masyarakat, maka semakin kecil
konsumsi masyarakat dan akan diperkecil lagi oleh MPC
masyarakat yang bersangkutan. Sehingga dengan naiknya pajak
yang dikenakan pemerintah terhadap pendapatan masyarakat akan
menekan tingkat konsumsi, hal ini akan dapat menekan tingkat
uang yang beredar.
2) Menekan Pengengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
yang dapat ditekan melalaui kebijakan fiskal adalah subsidi dan
anggaran pembangunan.
3) Mengurangi ekonomi biaya tinggi. Dengan melakukan
deregulasi-deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian
barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau
paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam
keadaan inflasi.
5. Metode Akuntansi Inflasi
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan
yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang
terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa
inflasi agar lebih relevan dapat digunakan metode, yaitu :
a. General Price Level Accounting (GPLA)
Dalam metode general price level disesuaikan dengan perubahan tingkat harga
sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar dari pada nilai historical cost.
Keuntungan general price level ini adalah sebagai berikut :
a. dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
b. dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode.
c. Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang.
d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung
dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan general price level adalah sebagai berikut :
a. inflasi ini terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda
jadi tidak bisa disama ratakan.
b. GPL tidak bermakna bagi perusahaan
c. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
d. Rasio itu adalah indikator mentah.
Penyesuaian atas besaran keuangan untuk inflasi guna mencerminkan nilai
harga umum atau tingkat harga umum dan penggunaan nilai yang telah disesuaikan
dengan indeks harga. Indeks harga yang biasa digunakan adalah indeks harga
konsumen, yaitu suatu indeks yang menyajikan perubahan periodic dalam biaya
kelompok barang-barang terpilih yang dibeli konsumen yang digunakan sebagai
ukuran inflasi. Penyusunan berdasarkan nilai historis disesuaikan menjadi
berdasarkan tingkat harga umum dapat dilakukan dengan mengkonversikan nilai
historis dengan factor konversi menjadi tingkat harga umum, dengan rumusan
sebagai berikut:
Faktor Konversi = Indeks Sekarang
Indeks Tahun Dasar.
Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum perlu diperhatikan pos-pos
yang akan terpengaruh dengan adanya penurunan daya beli Rupiah, yaitu:
1. Monetery assets, seperti kas ditangan, surat-surat berharga, dan pos-pos
piutang dan lain-lain yang sifatnya sebagai dormant account akan mengalami
pengaruh penurunan daya beli secara berarti karena rekening-rekening
tersebut tidak dapat lagi dinilai (di-appraisal)
2. Non monetary assets secara riil tidak mengalami pengaruh penurunan daya
beli, tetapi dari sudut akuntansi merupakan pos yang terkena pengaruh
penurunan harga beli. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang
serius karena rekening-rekenig tersebut dapat dinilai.
3. Assets dalam bentuk valuta asing tidak dipengaruhi oleh penurunan daya beli
berkaitan dengan kerelevanan GPLA telah dan masih berlangsung hingga saat
ini.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Penelitian (tahun penelitian)
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Frans Silitonga 2009 Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit di PT Bank Mandiri, Tbk)
Peranan analisa laporan keuangan di dalam proses pemberian kredit kepada nasabah sangat besar dan penting karena laporan keuangan tersebut dapat diketahui aspek keuangan dari nasabah bersangkutan. Alfrina Nasution 2006 Analisa Jumlah Deposito
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:6) menyatakan bahwa penelitian ini
bermacam-macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat
eksplanasi, dan analisis dan jenis data.
Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian yang
berbentuk deskriptif. Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis
mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dari
literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui
permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.
B. Jenis Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan terdiri dari :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang dalam hal
ini adalah Bank Rakyat Indonesia secara langsung melalui teknik wawancara
maupun observasi guna mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diteliti,
kemudian dioleh lebih lanjut.
2. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut
sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, seperti sejarah singkat
tentang criteria dan prosedur pemberian kredit yang digunakan PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Putri Hijau dan Daftar Pengumpulan Kredit.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik
wawancara dan teknik dokumentasi.
1. Teknik wawancara , yaitu penulis melakukan serangkaian Tanya jawab secara
langsung terhadap pihak yang berwenang dalam perusahaan untuk
mendapatkan keterangan yang dibutuhkan.
2. Teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari
dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu
penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari bank
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,kemudian menganalisis dan
menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan umum
mengenai perusahaan yang bersangkutan.
Penelitian akan terus dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai dengan
selesai. Penelitian dilakukan di PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk,
yang beralamat Jl. Putri Hijau No. 2-A Medan.
Adapun jadwal penelitian adalah sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia
Tanggal 16 Desember 1895, Patih Banyumas Bei Aria Wirjaatmadja
mendirikan Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangareh Praja Berkebangsaan Pribumi atau
disebut Bank “Priyayi”. Tujuan utama pendirian bank ini adalah untuk membantu
para priyayi Indonesia agar terhindar dari para rentenir.
Bank “Priyayi” mengalami reorganisasi setelah asisten residen E. Seirburh
Banyumas diganti oleh W.P.D De Wofl Van Westerrode tahun 1897, kemudian
berganti nama menjadi Bank Bantuan, Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto.
Tanggal 22 Febuari 1946 melalui peraturan pemerintah No. 1 Tahun 1946 Bank
Rakyat Indonesia (BRI) menjadi satu-satunya Bank Pemerintah Negara Republik
Indonesia. Mulai tanggal 1 Januari 1950 , BRI terbagi menjadi dua yaitu Bank
Rakyat Indonesia Serikat (BARRIS) dan BRI Negara bagaian. Mulai tanggal 25
September 1956, BRI menjadi Bank Devisa berdasarkan Surat Edaran Moneter
No.SEKR/BRI/B28 tanggal 25 September 1956.
Berdasarkan Perpu No. 41 tahun 1960 terbentuk Bank Koperasi Tani dan
Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani dan Nelayan dan
tahun 1965 BKTN diintegrasikan dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BIUKTN).
Penetapan Presiden tersebut berjalan satu bulan kemudian keluar Penetapan
Presiden No. 17 tahun 1965 tentang pendirian Bank tunggal milik negara. Dalam
pendirian bank tunggal ini BIUKTN eks BRI dan BTN diintegrasikan kedalamnya
dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedang BIUKTN eks
NHM diintegrasikan kedalamnya dengan nama Bank Indonesia Bidang ekspor impor.
Berdasarkan UU No.21 tahun 1968 tentang BRI, maka Bank Negara
Indonesia Unit II Bidang Rural diganti menjadi BRI. Selanjutnya UU No.21 tahun
1968 tersebut diganti dengan UU No. 07 tahun 1992 tentang Perbankan. Berdasarkan
PP No.21 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk Badan Hukum BRI menjadi
Perseroan (Persero), segala hak dan kewajiban , kekayaan serta pegawai BRI beralih
kepada PT BRI (Perseo) dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim SH di Jakarta pada
tanggal 31 Agustus 1992, No.133
2. Bidang Usaha yang dijalankan PT BRI
Dilihat dari aspek bank bahwa objek utama untuk menghimpun dan
menyalurkan dana adalah masyarakat ini sebagai pendukung yang dikiutsertakan
secara langsung dalam usaha bank untuk mencapai tujuannya, agar masyarakat mau
menyimpan dan meminjam dana di bank, maka bank melakukan pemasaran terhadap
produk-produknya supaya dapat dikenal oleh masyarakat, seperti produk funding,
Produk funding yang dipasarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
antara lain :
1. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu. Tabungan yang aktif pada saat ini adalah Tabungan BRITAMA dan
Tabungan HAJI.
2. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank. Deposito berjangka yang aktif pada saat ini adalah
DEPOBRI.
3. Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro. Giro yang aktif saat ini adalah
GIRO BRI.
4. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk Deposito yang sertifikat
bukti penyimpanannya dapat dipindahkan. Sertifikat Deposito yang aktif
pada saat ini adalah SERTIBRI.
Selain menghimpun dana dari masyarakat PT Bank Rakyat Indonesia juga
menghimpun dana lain seperti pinjaman dana dari Bnk Indonesia,
pinjaman dari bank lain, dana pinjaman dan modal saham.
Sedangkan penyaluran dana masyarakat adalah kegiatan menyalurkan dana
dalam bentuk pemberian kredit. Product Landing atau kredit yang ditawarkan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) terdiri dari 2 (dua), yaitu :
1. Kredit Retail
Yang dimaksud dalam kredit ini antara lain, Kredit Pegawai, Kredit
Pensiun, Kredit Usaha Tani (KUT).
2. Kredit Corporate
Yang termasuk kredit ini antara lain: Kredit Kelayakan Usaha untuk
Investasi, Kredit Kelayakan Usaha untuk modal kerja.
Kemudian produk jasa perbankan yang dipasarkan guna membantu
kelancaran lalu-lintas pembayaran, baik nasional maupun internasional, adalah
sebagai berikut :
1. Kliring, adalah tata cara perhitungan utang-piutang dalam bentuk
surat-surat dagang dan surat-surat-surat-surat berharga serta kliring dengan maksud agar
perhitungan utang-piutang tersebut terselenggara secara mudah, cepat dan
aman.
2. Inkaso, adalah penagihan oleh bank yang bertindak untuk dan atas nama
seseorang dan kepada seseorang atas dasar suatu hak tagihan dalam
3. Transfer, adalah suatu jasa pelayanan bank kepada masyarakat untuk
mengirimkan sejumlah uang uang ditujukan kepada pihak lain sesuai
dengan permintaan pengirim.
4. Letter of credit , adalah suatu pernyataan tertulis dari bank atas permintaan
nasabahnya untuk menyediakan sejumlah uang tertentu bagi kepentingan
pihak ketiga atau penerima
5. Safe Deposit Box, adalah dimana bank yang menyelenggarakan
penyewaan kotak kepada nasabahnya sebagai tempat penyimpanan
barang-barang dan atau surat-surat berharga.
6. CEPEBRI, merupakan jasa layanan kepada nasabah dalam bentuk cek
berjalan dengan tanpa membuka rekening giro.
7. Western Union, adalah layanan tercepat untuk pengiriman uang dan
penerimaan uang diseluruh dunia. Setiap pengiriman uang dilindungi oleh
sistem keamanan kelas dunia dan dapat diverifikasi dengan password.
8. Payment Point, merupaka jasa yang diberikan oleh BRI kepada pihak
ketiga (baik nasabah maupun bukan nasabah) untuk menyelesaikan
tagihan-tagihan yang tidak berkaitan langsung dengan BRI. Sebagai
contoh penerimaan setoran ONH, setoran pembayaran pajak dan telepon.
3. Struktur Organisasi kredit
Pimpinan cabang merupaka pejabat tertinggi dikantor cabang. Tugas dari
pimpinan cabang adalah mengusulkan, melakukan negosiasi dan merevisi
Rencana Kerja dan Anggaran dalam rangka mencapai target bisnis yang
telah ditetapkan. Pimpinan cabang juga dapat menolak dan menyetujui
permohonan kredit nasabah dan memutuskan tingkat suku bunga kredit.
b. Marketing Lending Officer
Marketing lending officer memiliki wewenang memberikan rekomendasi,
menganalisis, mengevaluasi dan memutuskan kredit serta mengusulkan
penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.
c. Credit administrator officer
Wewenag credit administrator officer secara garis besar adalah
memasukan data status pinjaman dan menyiapkan instruksi pencarian
kredit.
d. Operation Officer
Operation officer mempunyai wewenang mengelola kantor cabang dan
surat-surat berharga, menyetujui pembayaran transaksi tunai serta kliring
dan mengesahkan transaksi pemindahbukuan, memyetujui pengeluaran
biaya, dan menandatangani semua nota yang berhubungan dengan BRI
unit.
Tugas bagian pengawas dan penagihan adalah mengitung bunga
pinjaman, pengelolah pinjaman, pengawasan kredit, penyelesaian kredit
serta membuat laporan-laporan perkreditan.
f. Account Officer
Tugas dari Account officer adalah melayani permohonan kredit,
melakukan wawancara, kunjungan ke perusahaan debitur, mengecek
keadaan usaha debitur melalui konsumen, supplier ataupun saingan
debitur, serta pembinaan. Bertanggung jawab dalam menciptakan kredit
yang sehat, menyelenggarakan evaluasi secara periodik terhadap
peraturan-peraturan perkreditan, ketentuan-ketentuan pengolahan kas,
dana likuiditas dan perangkat administrasi sesuai dengan perkembangan.
g. Financial Analyst
Tugas dari financial analyst adalah menganalisis laporan keuangan
debitur, menunjukkan resiko keuangan debitur, serta mengecek
kredibilitas debitur.
h. Customer Service
Customer service bertugas untuk memberikan informasi kepada
nasabah/calon nasabah mengenai produk BRI, menerima keluhan-keluhan
nasabah untuk diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.
Credit operation diantarnya berwenang menerbitkan instruksi pencarian
kredit, serta semua persyaratan kredit terpenuhi.
j. Loan Section
Loan section mempunyai wewenang untuk menginventarisasi calon
nasabah yang akan dijalani, merekomendasikan permohonan kredit,
menetapkan skala prioritas dalam pemecahan dan penyelesaian masalah
kredit yang timbul melalui koordinasi dengan atasan dan instansi terkait.
k. Teller/Kasir
Fungsi Teller memiliki wewenang mengesahkan dalam sistem dan
menandatangani bukti kas atas transaksi pembayran tunai yang ada dalam
batas wewenangnya, melakukan entry pembukuan ke dalam sistem dan
memelihara sarana dan prasarana yang berkaitan dengan bidangnya.
4. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum
antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi
perbedaan mungkin hanya terletak pada dokumen persyaratan dan ukuran-ukuran
penilaian yang diterapkan oleh bank dengan pertimbngan masing-masing.
Permohonan kredit disebut juga sebagai tahap persiapan kredit yang merupakan
proses awal dari aktivitas permberian kredit.
a. Permohonan Kredit
1. Calon nasabah atau nasabah datang langsung kepada Account Officer (AO)
yang bertindak sebagai pejabat pemrakarsa kredit untuk mendapatkan
penjelasan mengenai cara pengajuan permohonan kredit.
2. Account Officer menjelaskan dan berdiskusi tentang permohonan kredit dan
menyerahkan formulir untuk diisi oleh calon nasabah.
3. Calon nasabah atau nasabah menyerahkan formulir dan permohona kredit
beserta data pelengkap permohonan kredit kepada Account Officer, yang
terdiri dari :
a. Identitas calon nasabah: photo copy KTP, pas photo,
b. Data laporan keuangan tiga tahun terakhir,
c. Surat keterangan usaha, NPWP, SITU/HO,SIUP,TDT,TDR,STPIK,
d. Jaminan: Akte, Sertifikat, dan lain-lain.
4. Account Officer meneliti kelengkapan data nasabah dan menyiapkan serta
memberi tanda terima penyerahan data tersebut kepada nasabah.
5. Account Officer akan menganalisis data tersebut, dan untuk selanjutnya akan
dilakukan pengecekan kelengkapan (on the spot, Bank to Bank Confirmation
b. Prosedur Analisis Pemberian Kredit
Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah
calon nasabah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali kredit yang telah
diterima dari bank tepat pada waktunya dan untuk mencegah terjadinya kredit macet.
Analisis yang dilakukan pihak bank terhadap permohonan kredit terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
1.Analisis indentifikasi pemohon dan usahanya
Dari permohonan yang telah diajukan oleh calon debitur, Account Officer
menganalisis data tersebut secara tepat dan hati-hati. Analisis yang
a. Nama pemohon,
b. Alamat rumah/usaha,
c. Bentuk usaha,
d. Jenis usaha,
e. Susunan pengurus
f. Legalitas dan Izin usaha
g. Permohonan kredit terdiri dari besarnya permohonan, objek yang
dibiayai dan alasan permohonan kredit,
h. Riwayat usaha,
i. Riwayat hubungan bisnis dengan PT Bank Rakyat Indonesia,
j. Riwayat hubungan bisnis dari bank lain.
2.Analisis dan Evaluasi 5C
e. Analisis watak (Character)
Character adalah sifat-sifat dari calon debitur baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Tujuan analisis
watak adalah untuk melihat rasa tanggung jawab, kejujuran
,keseriusan dalam bisnis dan keinginan untuk membayar semua
kewajiban kepada bank dengan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Analisis watak debitur ditinjau dari riwayat hubungan dengan bank,
riwayat peminjam, reputasi dalam bisnis/keuangan, manajemen serta
Prinsip karakter yaitu penilaian terhadap personalitas calon
debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, pergaulannya di
masyarakat, pendapat masyarakat mengenai calon debitur, dll. Watak
calon debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran
pembayaran kredit di masa lalu jika ada.
b. Capacity
Prinsip capacity yaitu penilaian terhadap kemampuan calon debitur
untuk membayar, dimana diteliti mengenai pendidikan dan
pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat uasahanya,
keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai
keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut
dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan analis
kredit seperti kemampuan calon debitur mencetak laba, kemampuan
membiayai kegiatan operasional sehari-hari, memenuhi kewajiban
kredit, dll.
c. Capital
Analisis ini memerlukan laporan keuangan yang terdiri dari neraca
dan laporan laba rugi calon debitur yang disajikan dalam tiga
periode.Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menghitung
1) Harus ada pemisahan aset yang jelas untuk kepentingan pribadi
dan usaha, hutang yang digunakan untuk kehidupan pribadi
dengan kegiatan usaha.
2) Perhitungan besarnya nilai aset harus didasarkan pada prinsip
akuntansi, yaitu didasarkan pada harga historis dan nilai harus
konsisten untuk periode berikutnya.
3) Nilai equity dapat diperoleh dari pengurangan nilai total aset yang
digunakan untuk membiayai operasional.
4) Debitur yang memiliki usaha lain, agar membuat konsolidasi atas
laporan keuangan yang ada, ataupun diambil dari usaha yang
paling dominan dengan tetap mempertimbangkan usaha-usaha
yang lain sebagai sumber usaha dan penghasilan untuk tambahan.
d. Collateral
Prinsip collateral yaitu jaminan yang diberikan calon debitur akan
dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan
bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (liquid value) adalah 70%
dari nilai jaminan (nilai pasar) sedangkan pemberian kredit akan
dipertimbangkan jika cover ratio di atas 100%.
Cover ratio = x100%
Kredit Permohonan
Value Liquid
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antra
barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, serta
kondisi dan lokasi jaminan yang cukup baik.
Jaminan ini dapat berupa jaminan material, surat berharga, garansi
resiko yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayran
kembali kredit sesuai yang diajukan. Penilaian terhadap barang-barang
jaminan meliputi :
1) Peranan agunan kredit yaitu digunakan untuk kegiatan operasional.
2) Jenis-jenis agunan kredit yaitu tanah dan bangunan.
3) Nilai agunan yaitu diatas nilai pinjaman.
4) Penilaian agunan yaitu dengan taksiran harga pasar
5) Bentuk pengikat agunan yaitu dengan menyimpan surat sertifikat
tanah dan surat-surat agunan lainnya yang menjadi agunan.
d. Condition of Economy
Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut
fleksibilitas sector usaha calon cebitur dalam menghadapi perubahan
di masa yang akan datang yang perlu diteliti dengan maksud agar bank
dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi.
Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan , adalah :
1) Hal pemasaran, permintaan, penawaran, produksi, tagihan,
selera dan bentuk persaingan.
3) Kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang
mempengaruhi kelancaran usaha debitur.
3. Penilaian Aspek-aspek Kredit
Analisis ini memfokuskan pada faktor yang dianggap penting sesuai
dengan jenis usahanya. Analisis kredit ini dikelompokan dalam 6 aspek
kredit, yaitu :
1. Aspek Hukum
Analisis aspek hukum menekankan pada penelitian status yuridis
badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan calon debitur dari segi
hukum, mencakup :
a. keabsahan akte pendirian dimana ditetapkan bahwa akte
tersebut harus mendapatkan pengesahan dari departemen
kehakiman,
b. surat-surat izin perusahaan, seperti: SIUP (surat izin usaha
perdagangan), SITU (surat izin tempat usaha), SIUJK (surat
izin usaha jasa konstruksi),
c. legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai
jaminan.
2. Aspek Manajemen