• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP

PENGENDALIAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae)

(Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH

VOLTRA SIJABAT 050302002

HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATIT ERHADAP

PENGENDALIAN KUMBANG BERAS ( Sitophylus oryzae)

(Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH

VOLTRA SIJABAT 050302002

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Syahrial Oemry, MS) Ir. Mena Uly Tarigan,MS. Ketua Anggota

)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRACT

Voltra Sijabat, Test for Some Types of Botanical Insecticides Against Rice Beetle Control (Sitophylus oryzae L.) in the Laboratory. This study aims to

determine the effectiveness of botanical insecticides in controlling

Sitophylus oryzae on rice in the laboratory. This research was conducted in the

laboratory of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra with ± 25 m altitude above sea level. This research was conducted in December 2010. This research used Completely Randomized Design (CRD) non-factorial which consist of F0 (control), F1 (1g powder soursop/200g rice), F2 (3g powder soursop/200g rice), F3 (1g ginger powder/200g rice), F4 (3g ginger powder/200g rice),F5 (1g powdered neeem/200g rice), F6 (3g powdered neem/200g rice). The observed parameters are percentage of mortality Imago

Sitophylus oryzae L. pests and decrease the weight of material. The results

(4)

ABSTRAK

Voltra Sijabat, Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida botani dalam mengendalikan Sitophylus oryzae pada beras di laboratorium.. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari F0 (kontrol/tanpa perlakuan), F1 (1 gr serbuk sirsak/ 200 gr beras), F2 (3 gr serbuk sirsak/ 200 gr beras), F3 (1 gr serbuk jahe/ 200 gr beras), F4 (3 gr serbuk jahe/ 200 gr beras), F5 (1 gr serbuk mimba/ 200 gr beras), F6 (3 gr serbuk mimba/ 200 gr beras). Parameter yang diamati adalah persentase mortalitas Imago Hama

Sitophylus oryzae L. dan Susut bobot bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(5)

RIWAYAT HIDUP

Voltra Sijabat, lahir 20 Oktober 1987 di Medan anak dari ayahanda

F. H. Sijabat dan ibunda N. Doloksaribu. Penulis merupakan anak ke-4 (empat)

dari 4 (empat) bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu tahun 1999 lulus dari SD

Negeri 064025 Medan, tahun 2002 lulus dari SLTP Negeri 30 Medan, tahun 2005

lulus dari SMA Negeri 15 Medan. Tahun 2005 diterima di Departemen Hama dan

Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur

SPMB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif dalam organisasi

Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) Tahun 2005 – 2010

menjadi Koordinator bidang minat dan bakat . Menjadi asisten di Laboratorium

Hama Penting Tanaman Utama Perkebunan Tahun 2008. Tahun 2009

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli sampai Agustus di

PTPN III (Persero) Kebun Bangun, Siantar. Tahun 2010 melaksanakan penelitian

di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat

pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini yaitu “ UJI BEBERAPA INSEKTISIDA

NABATI TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS

(Sitophylus oryzae) (Coeloptera: curculionidae) DI LABORATORIUM” yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen

Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada Bapak Ir. Syahrial Oemry, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu

Ir. Mena Uly Tarigan, MS. selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2011

(7)

DAFTAR ISI

Tujuan Penelitian ... 4

Hipotesa Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae L. ... 6

Gejala Serangan Hama Sitophylus oryzae L. ... 7

Insektisida Nabati ... 8

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...10

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Mortalitas ...17 Persentase Susut Bobot...19

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

1. Uji beda rataan mortalitas (%) imago hama kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) untuk setiap minggu pengamatan.. ... 17 2. Uji beda rataan pengaruh beberapa jenis rimpang terhadap

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

1. Siklus Hidup Sitophilus oryzae L.. ... 7 2. Imago Sitophilus oryzae L.. ... 8 3. Gejala Serangan Sitophilus oryzae L.. ... 9 4. Grafik Pengaruh Aplikasi Insektisida Nabati Terhadap Mortalitas

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Gambar Hal

1. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 1 ... 24

2. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 2 ... 25

3. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 3 ... 27

4. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 4 ... 29

5. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 5 ... 31

6. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 6 ... 33

7. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 7 ... 35

8. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 8 ... 37

9. Susut Bobot Bahan ... 39

10. Bagan Penelitian ... 41

11. Foto Serbuk Insektisida ... 42

12. Foto Insektisida yang Terbungkus.. ... 43

13. Foto Penelitian ... 44

(12)

ABSTRACT

Voltra Sijabat, Test for Some Types of Botanical Insecticides Against Rice Beetle Control (Sitophylus oryzae L.) in the Laboratory. This study aims to

determine the effectiveness of botanical insecticides in controlling

Sitophylus oryzae on rice in the laboratory. This research was conducted in the

laboratory of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra with ± 25 m altitude above sea level. This research was conducted in December 2010. This research used Completely Randomized Design (CRD) non-factorial which consist of F0 (control), F1 (1g powder soursop/200g rice), F2 (3g powder soursop/200g rice), F3 (1g ginger powder/200g rice), F4 (3g ginger powder/200g rice),F5 (1g powdered neeem/200g rice), F6 (3g powdered neem/200g rice). The observed parameters are percentage of mortality Imago

Sitophylus oryzae L. pests and decrease the weight of material. The results

(13)

ABSTRAK

Voltra Sijabat, Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida botani dalam mengendalikan Sitophylus oryzae pada beras di laboratorium.. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari F0 (kontrol/tanpa perlakuan), F1 (1 gr serbuk sirsak/ 200 gr beras), F2 (3 gr serbuk sirsak/ 200 gr beras), F3 (1 gr serbuk jahe/ 200 gr beras), F4 (3 gr serbuk jahe/ 200 gr beras), F5 (1 gr serbuk mimba/ 200 gr beras), F6 (3 gr serbuk mimba/ 200 gr beras). Parameter yang diamati adalah persentase mortalitas Imago Hama

Sitophylus oryzae L. dan Susut bobot bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk

dikonsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya

Bangladesh, Myanmar, Kamboja, Cina, Indonesia, Korea, Laos, Filiphina, Sri

Lanka, Thailand dan Vietnam, beras merupakan pangan pokok. Sebanyak 75%

masukan kalori harian masyarakat di nagara-negara Asia tersebut berasal dari

beras. Lebih dari 50% penduduk dunia tergantung pada beras sebagai sumber

kalori utama (Haryadi, 2006).

Kebutuhan beras secara nasional terus meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2000

sekitar 51,20 juta ton, sedangkan kebutuhan padi pada tahun 2025 diperkirakan

meningkat hingga mencapai 70 juta ton. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi

dengan luas pertanaman dan intensitas tanam seperti saat ini, dengan produktivitas

sebesar 6 t/ha, atau 1,60 t/ha lebih tinggi dari produktivitas tahun 2000 sebesar

4,40 t/ha. Padahal, pada tahun 1982 produktivitas sebesar 4,04 t/ha, sehingga

selama 18 tahun produktivitas hanya meningkat 0,36 t/ha. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan produktivitas padi nasional harus benar–benar dipacu agar

dapat mencapai tingkatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan beras yang

terus meningkat (Susanto dkk, 2003).

Menurut FAO, kehilangan hasil panen di negara-negara berkembang

(15)

seperti serangga, tikus, tungau, burung, dan jasad renik. Bulog memperkirakan

susut bobot beras sekitar 25%, terdiri dari 8% waktu panen, 5% waktu

pengangkutan, 2% waktu pengeringan, 5% waktu penggilingan, dan 5% waktu

penyimpanan (Widjono dkk, 1982).

Penyimpanan beras dan bahan pangan lain, merupakan salah satu mata

rantai kegiatan pasca panen sebelum komuditas di distribusikan. Kehilangan

komunitas berupa menurunnya mutu, bertambahnya kadar air, kotoran benda

asing, kerusakan bentuk, warna, bau, rasa, dan kehilangan kualitas berupa

penyusutan berat harus diperhatikan selama penyimpanan (Sitinjak, 1986).

Bahan-bahan (produk pertanian) yang disimpan didalam gudang terbuka

ataupun tertutup, menurut hasil penelitian tetap akan memperoleh gangguan

berupa hama, tetapi :

1. Gangguan hama terhadap bahan-bahan yang ada digudang tertutup

biasanya lebih sedikit jika dibandingkan dengan bahan yang disimpan

digudang terbuka.

2. Cara pengendalian dan pemberantasan hama yang ada digudang tertutup

lebih mudah dan lebih meyakinkan jika dibandingkan dengan bahan-bahan

yang masih ada digudang terbuka (Kartasapoetra, 1991).

Serangga yang banyak merusak hasil pertanian terutama dari jenis

kumbang Coleoptera. Bentuk serangga dewasa umumnya mempunyai sayap dan

berkembang biak dengan cara bertelur. Siklus hidupnya melampaui beberapa fase

kehidupan mulai dari telur, ulat (larva/jentik), kepompong (pupa) dan selanjutnya

menjadi serangga dewasa. Kumbang dewasa dan bentuk ulatnya sangat aktif

(16)

Kepadatan populasi hama berhubungan erat dengan besarnya kerusakan

yang ditimbulkan. Hama bahan simpan umumnya merupakan hama langsung,

yang artinya kerusakan terjadi langsung pada bahan yang di konsumsi

(Sitepu dkk, 2004).

Selama penyimpanan beras mengalami penyusutan baik kualitas maupun

kuantitas yang disebabkan antara lain faktor biologi dan fisik. Faktor biologi

adalah gangguan hama beras di tempat penyimpanan. Organisme penggangu

utama adalah serangga menyusul kemudian cendawan, tikus dan burung.

(Kusmayadi, 1997).

Di indonesia telah diidentifikasi sekitar 20 jenis serangga yang terdapat

pada bahan pangan yang disimpan di gudang, namun hanya sebagian yang

penting. Beberapa serangga seperti kupu-kupu gabah ( Sitotroga cerealella ),

kumbang beras ( S.oryzae ), dan kumbang jagung ( S.zeamays ) sudah dapat

menyerang padi atau jagung di lapang untuk kemudian berkembang biak di

gudang (Widjono dkk, 1982).

Sitophylus oryzae merupakan salah satu hama penting dalam gudang.

Selama perkembangan dari telur sampai imago dapat menurunkan produksi

sampai 20% dalam waktu 5 minggu. Faktor yang menentukan derajat kerusakan

beras oleh Sitophylus oryzae dalam masa penyimpanan antara lain oleh pengaruh

populasi, varietas asal beras, serta lama penyimpanan beras (Soekarna, 1982).

Sitophylus oryzae adalah salah satu serangga perusak yang menimbulkan

kerusakan secara fisik dan mikrobiologis (mutu dan rasa) yang berasal dari Ordo

(17)

Salah satu alternative pengendalian Sitophylus oryzae adalah dengan

menggunakan bioinsektisida sebagai senyawa-senyawa yang merubah perilaku

makan sebagai penolak (repelen) yaitu sebagai senyawa penolak atau mengusir

serangga karena mengeluarkan bau yang tidak disukai oleh serangga

(Jumar, 2000).

Insektisida botani diartikan sebagai insektisida yang bahannya berasal dari

bahan tumbuhan, karena terbuat dari bahan alami maka mudah terurai di alam

sehingga residunya mudah hilang, relatif aman bagi manusia, mudah diperoleh

dan dapat diramu oleh petani (Kardinan, 2004).

Oleh karena terbuat dari bahan alami / nabati maka jenis pestisida ini

bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari

lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu

mudah hilang. Pestisida nabati ini dapat berfungsi sebagai penolak, penarik,

antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Sifat toksik dai suatu zat

tergantung dari lamanya pengaplikasian, jenis spesies, dan umur

(Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2007).

Beberapa tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili

Meliaceae (nimba, aglaia), famili anonaceae (srikaya, sirsak, buah nona),.

Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik

berupa jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba

lainnya atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi

(18)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektivitas insektisida botani dalam mengendalikan

Sitophylus oryzae pada beras di laboratorium.

Hipotesa Penelitian

Diduga beberapa insektisida nabati memiliki keefektifan yang berbeda

dalam mengendalikan hama Sitophylus oryzae pada beras.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Departemen

Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae L.

Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coeloptera

Family : Curculionidae

Genus : Sitophylus

Spesies : Sitophylus oryzae L.

Telur berbentuk oval, berwarna kuning, lunak dan licin, bentuk ujunnya

agak bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di

dalam butiran dengan lebih dahulu membuat lubang menggunakan rostumnya.

Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

kelihatan. Gelatin ini berfungsi melindungi telur dari kerusakan dan dimangsa

oleh predator lainnya . Stadium 3 hari pada suhu 20-25 ˚C. Dalam dalam satu hari

seekor betina dapat bertelur sampai 25 butir, tetapi rata-rata tiap hari sebanyak 4

butir. Banyak butir yang diletakkan tiap ekor betina maksimum 575 butir

(Rukmana dan Saputra, 1995)

Larva hidup dalam butiran, tidak berkaki, berwarna putih dengan kepala

kekuning-kuningan atau kecoklatan dan mengalami 4 instar. Pada instar terakhir

(20)

dengan ukuran makanan tempat larva itu tinggal. Setelah masa pembentukan

instar selesai, larva akan membentuk kokon dengan mengeluarkan ekskresi cairan

kedinding endosperm agar dindingnya licin dan membentuk tekstur yang kuat

(Pracaya, 1991). Larva dapat mengkonsumsi 25% berat bagian dalam bijian.

Stadia larva 3-4 minggu (Marbun dan Y. Pangestiningsih, 1991).

Gambar 1. Siklus hidup Sitophylus oryzae

Sumber : http://www.padil.gov.au/pbt/files/uall/SO_life_cycle2.jpg

Pembentukan pupa terjadi dalam biji dengan cara membentuk ruang pupa

dengan mengekskesikan cairan pada dinding liang gerek. Stadium pupa berkisar

antara 5-8 hari. Imago yang terbentuk tetap berada dalam biji selama sekitar 2-5

hari, sebelum membuat lubang keluar yang relatif besar dengan moncongnya

(Tandiabang dkk, 2009).

Imago dapat hidup cukup lama, tanpa makan selama 36 hari, dengan makan

umurnya mencapai 3-5 bulan. Imago betina dapat menghasilkan telur sekitar

(21)

Siklus hidup hama selama 30-45 hari pada kondisi optimum yaitu pada

suhu 29ºC, kadar air biji 14% dan RH 70%. Imago dapat hidup cukup lama tanpa

makan sekitar 36 hari, dengan makanan umurnya mencapai 3-5 bulan bahkan 1

tahun. Keperidian imago betina sekitar 300-400 butir telur (Sitepu dkk, 2004).

Gambar: Imago Sitophylus oryzae L.

Sumber: http://www.pbase.com/holopain/beetles&page=5

Gejala Serangan Sitophylus oryzae L.

Sitophylus oryzae merupakan hama primer yaitu dapat menyerang suatu

bahan tanpa ada pertolongan hama lain.Gejala serangan pada butir-butir

komoditas menjadi berlubang-lubang (Bulog, 1996). Serangan S. Oryzae pada

beras utuh akan rusak dan hancur menjadi menir dan menir itu disukai oleh

(22)

Kerusakan yang diakibatkan oleh hama S.oryzae dapat tinggi pada

keadaan tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu,

dalam waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan

perkembangan jamur, sehingga beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan

tidak dapat dikonsumsi (Kalshoven, 1981).

Gambar: Gejala Serangan Sitophylus oryzae L.

Sumber:

Beberapa Insektisida Botani

Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini

banyak menimbulkan dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan

,merupakan akibat yang jelas terlihat selain itu penggunaan pstisida secara terus

(23)

residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila

dikonsumsi manusia. Oleh karena itu upaya pengendalian hama secara ramah

lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida

(Maryam dan Mulyana, 2009).

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari

tumbuhan dan dapat digunakan untuk mencegah organisme pengganggu tanaman.

Pestisida nabati berfungsi sebagai penolak (repelent), penarik (attractan),

pemandul (antifertilitas), atau pembunu. Pestisida nabati bersifat mudah terurai

dialam sehingga tidak mencemari lingkungan (Kardinan, 2004).

Tanaman Nimba (Azadirachta indica L.)

Nimba adalah tanaman asli daerah tropika Asia Tenggara. Tanaman ini

tumbuh cepat dan tahan kering. Mimba yang tumbuh di lahan kering dan tidak

subur menghasilkan zat bioaktif yang lebih banyak daripada yang tumbuh di tanah

subur (Anugeraheni dan Brotodjojo, 2002).

Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji yang mengadung senyawa

penting dari 3 golongan yaitu azadirachtin, salanin dan meliantriol, tetapi yang

paling efektif adalah azadirachtin. Nimba berfungsi sebagai insektisida nabati

yang tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya

makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kuit, menghambat perkawinan dan

komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan

kitin dan berperan sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan dan

(24)

Tanaman Sirsak (Annona mucirata L.)

Tanaman Sirsak termasuk kedalam famili Annonaceae. Batang berbentuk

bulat dan bercabang. Daun berbentuk bulat telur, ujung runcing dan berwarna

hijau kekuningan. Buah bulat berwarna hijau,biji bulat telur, keras berwarna hitam

(Van Steenis, dkk, 2005).

Bagian tanaman yang dugunakan adalah daun dan biji yang mengandung

senyawa kimia annonin. Selain itu bijinya mengandung rotenon yang bersifat

racun perut (Kardinan, 2001).

Jahe (Zingiber officinale)

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan

rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India

sampai Cina. Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila

dipotong berwarna kuning jingga (Koswara, 2007).

Jahe mengandung senyawa keton bernama zingeron. Mengandung minyak

asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal,

gingeral dan shogool. Kandungan lainnya yakni minyak damar, pati, asam

organik, asam aksolat dan gingerin. Dewasa ini para petani cabe menggunakan

(25)

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.

Penelitian dilaksanakan pada 11 Desember – 31 Desember 2010..

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras utuh,

Sitophilus oryzae, Biji Mimba, Biji Sirsak, Jahe.

Alat yang digunakan adalah stoples, kain muslin, karet gelang, blender,

timbangan digital, pipet, baki plastik, ayakan dan alat tulis.

Metoda Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non

faktorial, terdiri dari 7 perlakuan.

F0 = Kontrol

F1 = Serbuk biji Sirsak 1gr/200 gr Beras

F2 = Serbuk biji Sirsak 3gr/200 gr Beras

F3 = Serbuk Jahe 1gr/200 gr Beras

F4 = Serbuk Jahe 3gr/200 gr Beras

F5 = Serbuk biji Nimba 1gr/200 gr Beras

(26)

Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan, dengan rumus :

Model Linier yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

Yij= μ + τi + ξij

Keterangan :

Yij

μ = nilai tengah umum

= nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j

τ

i

ξ

= pengaruh perlakuan ke-i

ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Pelaksanaan Penelitian

1. Penyediaan Tempat Serangga Uji

Untuk tempat S. oryzae yang akan diaplikasikan adalah berupa stoples

dengan ukuran tinggi 13 cm dan diameter 14 cm. Mulut stoples ditutup dengan

kain muslin dan diikat dengan karet gelang. Stoples yang dibutuhkan dalam

percobaan ini adalah sebanyak 21 buah dan kain muslin yang diperlukan dalam

(27)

2. Penyedian Serangga Uji

Kumbang S. oryzaes diambil dari tempat penjualan beras di pasar.

Kumbang direaring terlebih dahulu untuk menghomogenkan umur imago yang

akan diaplikasikan. Kumbang yang dimasukkan sebanyak 20 ekor pada setiap

stoples.

Penyediaan Serbuk Biji

a. Serbuk Biji Nimba

Biji nimba yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit

biji berwarna coklat kekuningan. Biji dicuci dengan air dan dijemur 3 hari untuk

mengurangi kadar air biji. Biji dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk,

kemudian diayak lalu ditimbang sebanyak 1 gr, 3gr, masing-masing dicampurkan

ke beras di dalam stoples.

b. Serbuk Biji Sirsak

Biji sirsak yang di gunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit

buah berwarna hitam. Kulit biji dibuang kemudian dijemur 3 hari untuk

mengurangi kadar air. Biji diblender hingga menjadi serbuk kemudian diayak lalu

ditimbang sebanyak 1 gr, 3 gr, masing-masing dicampurkan ke beras di dalam

stoples.

c.Serbuk Jahe

Rimpang jahe, dibersihkan dengan air kemudian serabut-serabut yang

melekat dibuang, setelah itu diiris-iris kecil-kecil dengan pisau kemudian

(28)

blender dan diayak untuk mendapatkan tepung rimpang yang halus. Tepung

rimpang ditimbang 1 gr, 3 gr kemudian dicampur ke beras di dalam stoples.

Aplikasi Insektisida Nabati

Beras utuh dimasukkan ke dalam stoples, kemudian dimasukkan

insektisida nabati yang terlebih dahulu dibungkus dengan menggunakan

pembungkus bubuk teh . Kemudian dimasukkan S. oryzae sebanyak 20 ekor dari

hasil rearing yang umurnya telah homogen. Stoples ditutup dengan kain kasa dan

diikat dengan gelang.

Peubah Amatan

1. Persentase Mortalitas Imago

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah imago S. oryzae

dengan melihat imago yang mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali dengan

interval waktu 2 hari sekali. Persentase mortalitas larva dihitung dengan

menggunakan rumus :

P = Persentase kematian imago

a = Jumlah imago yang mati

(29)

2. Pengamatan Susut Bobot

Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan

yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot

bahan dengan rumus :

Susut bobot bahan = x 100%

a b

a

Keterangan : a = berat awal

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pesentase Mortalitas Sitophylus oryzae L.

Hasil pengamatan rata-rata dan analisa sidik ragam menunjukkan bahwa

perlakuan yang diberikan dengan menggunakan insektisida nabati memberi

pengaruh sangat nyata terhadap mortalitas imago Sitophylus oryzae.. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan pengaruh aplikasi insektisida nabati terhadap mortalitas

Sitophylus oryzae (%) pada pengamatan I-VIII.

Perlakuan Pengamatan Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 1 Dapat dilihat bahwa mortalitas imago yang tertinggi adalah

pada perlakuan F2 ( serbuk sirsak 3gr/ 200gr beras ) sebesar 55%, diikuti F6

( serbuk mimba 3gr/ 200gr beras ) sebesar 43,33%, F1 ( serbuk sirsak 1gr/ 200gr

beras ) sebesar 41,69%, F4 ( serbuk jahe 3gr/ 200gr beras ) sebesar 40%, F5

( serbuk mimba 1gr/ 200gr beras ) sebesar 38,33%, F3 ( serbuk jahe 1gr/ 2oogr

beras ) sebesar 36,67% dan yang terendah pada perlakuan F0 ( control ) yaitu

(31)

Dari Tabel dapat dilihat perlakuan F2 berbeda sangat nyata terhadap

seluruh perlakuan. Perlakuan F1 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan F0, F2,

F3, dan F5 tetapi tidak berbeda sangat nyata terhadap perlakuan F4dan F6.

Perlakuan F3 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan Fo, F1, F2, F4, dan F6,

tetapi tidak berbeda sangat nyata terhadap perlakuan F5.

Hasil penelitan menyatakan bahwa perlakuan insektisida dengan

menggunakan serbuk sirsak lebih efektif dalam mengendalikan hama

Sitophylus oryzae dibandingkan dengan perlakuan insektisida dengan

menggunakan serbuk mimba dan serbuk jahe. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan

F2 ( serbuk sirsak 3gr/ 200gr beras ) yang membunuh hama mencapai 55%. Hal

ini dikarenakan biji tanaman sirsak yang digunakan sebagai insektisida nabati

mengandung senyawa rotenon yang bersifat racun perut ( Kardinan, 2001 ).

Berbeda dengan senyawa yang dikandung tanaman nimba yang tidak membunuh

hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan,

reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual,

penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin dan berperan

sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan dan menghambat peletakan

telur (Rukamana dan Yuniarsih, 2003).

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis

insektisida nabati yang digunakan maka semakin tinggi pula persentase mortalitas

imago. Dapat disimpulkan bahwa dosis insektisida berbanding lurus dengan

pesentase mortalitas imago. Ini dikarenakan dengan bertambahnya dosis atau

konsentrasi maka kandungan bahan aktif yang diaplikasikan juga bertambah. Hal

(32)

bahwa sifat toksik dari suatu zat tergantung dari lamanya pengaplikasian, jenis

spesies, dan umur.

Pengaruh aplikasi insektisida nabati terhadap mortalitas Sitophylus oryzae

dapat dilihat pada Grafik 1.

Grafik 1 : Pengaruh aplikasi insektisida nabati terhadap mortalitas Sitophylus oryzae ( % ).

Persentase Susut Bobot

Hasil pengamatan susut bobot bahan dapat dilihat pada lampiran 10. Dari

hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan beberapa insektisida

nabati terhadap pengendalian kumbang beras (Sitophylus oryzae L.)

(Coleoptera; Curculionidae) di laboratorium berpengaruh nyata terhadap susut

bobot bahan.

Hasil uji beda rataan pengaruh insektisida nabati serbuk sirsak, serbuk

jahe, dan serbuk nimba terhadap susut bobot bahan dapat dilihat pada Tabel 2,

(33)

Tabel 2. Data pengamatan susut bobot terhadap aplikasi insektisida nabati ( % ):

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa susut bobot bahan tertinggi terdapat pada

perlakuan F0 ( kontrol ) yaitu sebesar 17,83% diikuti perlakuan F3 ( serbuk jahe

1gr/ 200gr beras ) sebesar 8,13%, F5 ( serbuk mimba 1gr/ 200gr beras ) sebesar

8,12%, F6 ( serbuk mimba 3gr/ 200gr beras ) sebesar 7,55%, F4 ( sebuk jahe 3gr/

200gr beras ) sebesar 7,32%, F1 ( serbuk sirsak 1gr/ 200gr beras ) sebesar 7,22%

dan yang terendah pada perlakuan F2 ( serbuk sirsak 3gr/ 200gr beras ).

Pengamatan persentase penurunan susut bobot bahan dapat dilihat pada

grafik 2.

(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan F2 (serbuk biji sirsak

3gr/200gr beras) yaitu sebesar 55% dan yang terendah terdapat pada

perlakuan F0 (tanpa perlakuan) sebesar 0%.

2. Serbuk biji sirsak lebih efektif dibandingkan dengan serbuk biji mimba dan

serbuk jahe sebagai insektisida nabati dalam mengendalikan hama

Sitophylus oryzae L.

3. Perlakuan F2 (serbuk biji sirsak 3gr/200gr beras) berbeda sangat nyata

terhadap seluruh perlakuan F0 (tanpa perlakuan), F1 (serbuk sirsak 1gr/200gr

beras), F3 (serbuk jahe 1gr/200gr beras), F4 (serbuk jahe 3gr/200gr beras), F5

(serbuk nimbi 1gr/200gr beras), dan F6 (serbuk nimbi 3gr/200gr beras) dalam

mengendalikan Sitophylus oryzae.

4. Persentase susut bobot bahan tertinggi terdapat pada perlakuan F0 (tanpa

perlakuan) yaitu sebesar 17,83% dan yang terendah pada perlakuan F2

(serbuk sirsak 3gr/200gr beras) yaitu sebesar 3,78%.

5. Semakin tinggi dosis atau konsentrasi insektisida yang digunakan semakin

besar pula persentase mortalitas imago.

Saran

Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai dosis insektisida

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus., 2008.

Panen. Diakses dari:

http://naynienay.wordpress.com/category/.

Anugeraheni, D. P dan R. Brotodjojo, 2002. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Biji Mimba Terhadap Mortalitas Hama C. chinensis. Fakultas Pertanian UPN, Yogyakarta.

Charles, J. G., 2009. Rice and Grain Weevil Life Cycle. The Horticulture and Food Research. Institute of New Zealand, New Zealand.

Dinas Pertanian Dan Kehutanan, 2007. Pestisida Nabati. Diakses dari

Haryadi., 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Heri. P dan Asih. N., 1995. Menyimpan Bahan Pangan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Kardinan, A., 2004. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya, Jakarta

Kalshoven,L.G.E. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Revised by Van der Laan.P.T.Ictiar Baru van Hoeve, Jakarta.

Kartasapoetra, A.G., 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang, Rineka Cipta Jakarta.

Koswara, S. 2007. Jahe, Rimpang Dengan Sejuta Khasiat. Diakses dari

Kusmayadi, A.,1997. Pengaruh Derajat Sosoh Dan Jenis kemasaman Terhadap Pertumbuhan populasi S.zeamays. Program Nasional Pengendalian hama Terpadu sekertariat Proyek PHT pusat Departemen Pertanian, Jakarta Selatan.

Marbun, C.U dan Yuswani P., 1991, Ketahanan Beberapa Jenis Beras Simpan Terhadap Hama Bubuk Beras, Sitophylus orizae (Coleoptera, Curculionidae) di Gudang, Fakultas Pertanian USU, Medan.

Maryam dan T. Mulyana, 2010. Insektisida Botani Pasti Ramah Lingkungan.

Diunduh dar

(36)

Rukmana, R dan Saputra Sugandi., 1995. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian, Bumi aksara, Jakarta.

Rukmana, R dan Y. Yuniarsih, 2003. Mimba, Tanaman Penghasil Pestisida Alami. Kanisius, Yogyakarta.

Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, Jakarta 22 (3) : 125-131.

Sitinjak, K., 1986, Pasca Panen, Fakultas Pertanian USU, Medan.

Sitepu, S. F., Zulnayati dan Yuswani, P., 2004. Patologi Benih Dan Hama Pasca Panen. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Soekarna, D., 1982, Masalah Hama Gudang Dan Pengendaliannya, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.

Tandiabang, J., Tenrirawe, A., dan Surtikanti., 2009. Pengelolaan Hama Pasca Panen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia,

Van Steenis, G. Bloe Mbergen dan P. J., Eyma., 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.

(37)

Lampiran 1

Data Mentah Pengamatan I

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Total 0,00 0,00 0,00 0,00

(38)

Lampiran 2.

Data Mentah Pengamatan II

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 5,00 10,00 5,00 20,00 6,67

F2 10,00 10,00 5,00 25,00 8,33

F3 0,00 0,00 5,00 5,00 1,67

F4 5,00 5,00 10,00 20,00 6,67

F5 0,00 5,00 0,00 5,00 1,67

F6 0,00 5,00 5,00 10,00 3,33

Total 20,00 35,00 30,00 85,00

Rataan 2,86 5,00 4,29 4,05

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 12,92 18,43 12,92 44,28 14,76

F2 18,43 18,43 12,92 49,79 16,60

F3 3,39 3,39 12,92 19,70 6,57

F4 12,92 12,92 18,43 44,28 14,76

F5 3,39 12,92 3,39 19,70 6,57

F6 3,39 12,92 12,92 29,23 9,74

Total 57,84 82,41 76,90 217,16

Rataan 8,26 11,77 10,99 10,34

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 465,92 77,65 4,48 ** 3,30 4,45 Galat 14 242,48 17,32

Total 20 708,39

** sangat nyata

FK 2245,54 * nyata

(39)

Uji Jarak Duncan

SY 1,47

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 6,03 6,30 6,47 6,59 6,68 6,75 6,81

Perlakuan F0 F3 F5 F6 F1 F4 F2

Rataan 0,00 1,67 1,67 3,33 6,67 6,67 8,33

A

(40)

Lampiran 3.

Data Mentah Pengamatan III

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 10,00 15,00 10,00 35,00 11,67

F2 20,00 25,00 15,00 60,00 20,00

F3 5,00 5,00 10,00 20,00 6,67

F4 10,00 10,00 15,00 35,00 11,67

F5 5,00 10,00 5,00 20,00 6,67

F6 5,00 10,00 10,00 25,00 8,33

Total 55,00 75,00 65,00 195,00

Rataan 7,86 10,71 9,29 9,29

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 18,43 22,79 18,43 59,66 19,89

F2 26,57 30,00 22,79 79,35 26,45

F3 12,92 12,92 18,43 44,28 14,76

F4 18,43 18,43 22,79 59,66 19,89

F5 12,92 18,43 12,92 44,28 14,76

F6 12,92 18,43 18,43 49,79 16,60

Total 105,59 124,40 117,19 347,18

Rataan 15,08 17,77 16,74 16,53

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 899,49 149,91 18,72 ** 3,30 4,45 Galat 14 112,09 8,01

Total 20 1011,58

** sangat nyata

FK 5739,84 * nyata

(41)

Uji Jarak Duncan

SY 1,33

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 5,47 5,71 5,87 5,98 6,06 6,12 6,18

Perlakuan F0 F3 F5 F6 F1 F4 F2

Rataan 0,00 6,67 6,67 8,33 11,67 11,67 20,00

.A

B

(42)

Lampiran 4.

Data Pengamatan IV

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 15,00 15,00 10,00 40,00 13,33

F2 20,00 30,00 20,00 70,00 23,33

F3 10,00 10,00 15,00 35,00 11,67

F4 15,00 10,00 20,00 45,00 15,00

F5 10,00 15,00 10,00 35,00 11,67

F6 10,00 15,00 15,00 40,00 13,33

Total 80,00 95,00 90,00 265,00

Rataan 11,43 13,57 12,86 12,62

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 22,79 22,79 18,43 64,01 21,34

F2 26,57 33,21 26,57 86,34 28,78

F3 18,43 18,43 22,79 59,66 19,89

F4 22,79 18,43 26,57 67,79 22,60

F5 18,43 22,79 18,43 59,66 19,89

F6 18,43 22,79 22,79 64,01 21,34

Total 130,83 141,83 138,96 411,63

Rataan 18,69 20,26 19,85 19,60

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 1086,46 181,08 22,43 ** 3,30 4,45 Galat 14 113,04 8,07

Total 20 1199,50

** sangat nyata

FK 8068,58 * nyata

(43)

Uji Jarak Duncan

SY 1,34

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 5,49 5,73 5,89 6,00 6,08 6,15 6,20

Perlakuan F0 F3 F5 F1 F6 F4 F2

Rataan 0,00 11,67 11,67 13,33 13,33 15,00 23,33

.A

B

(44)

Lampiran 5.

Data Pengamatan V

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 20,00 25,00 20,00 65,00 21,67

F2 30,00 35,00 30,00 95,00 31,67

F3 20,00 15,00 20,00 55,00 18,33

F4 20,00 15,00 25,00 60,00 20,00

F5 15,00 20,00 20,00 55,00 18,33

F6 20,00 25,00 20,00 65,00 21,67

Total 125,00 135,00 135,00 395,00

Rataan 17,86 19,29 19,29 18,81

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 26,57 30,00 26,57 83,13 27,71

F2 33,21 36,27 33,21 102,69 34,23

F3 26,57 22,79 26,57 75,92 25,31

F4 26,57 22,79 30,00 79,35 26,45

F5 22,79 26,57 26,57 75,92 25,31

F6 26,57 30,00 26,57 83,13 27,71

Total 165,65 171,80 172,86 510,31

Rataan 23,66 24,54 24,69 24,30

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 1697,06 282,84 59,06 ** 3,30 4,45

Galat 14 67,05 4,79

Total 20 1764,11

** sangat nyata

FK 12400,92 * nyata

(45)

Uji Jarak Duncan

SY 1,03

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 4,23 4,42 4,54 4,62 4,68 4,74 4,78

Perlakuan F0 F3 F5 F4 F1 F6 F2

Rataan 0,00 18,33 18,33 20,00 21,67 21,67 31,67

.A

B

(46)

Lampiran 6.

Data Pengamatan VI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 30,00 30,00 25,00 85,00 28,33

F2 40,00 40,00 40,00 120,00 40,00

F3 25,00 20,00 30,00 75,00 25,00

F4 25,00 25,00 30,00 80,00 26,67

F5 20,00 25,00 25,00 70,00 23,33

F6 30,00 25,00 25,00 80,00 26,67

Total 170,00 165,00 175,00 510,00

Rataan 24,29 23,57 25,00 24,29

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 33,21 33,21 30,00 96,42 32,14

F2 39,23 39,23 39,23 117,69 39,23

F3 30,00 26,57 33,21 89,78 29,93

F4 30,00 30,00 33,21 93,21 31,07

F5 26,57 30,00 30,00 86,57 28,86

F6 33,21 30,00 30,00 93,21 31,07

Total 195,61 192,40 199,04 587,05

Rataan 27,94 27,49 28,43 27,95

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 2316,42 386,07 106,86 ** 3,30 4,45

Galat 14 50,58 3,61

Total 20 2367,00

** sangat nyata

FK 16411,08 * nyata

(47)

Uji Jarak Duncan

SY 0,90

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 3,67 3,83 3,94 4,01 4,07 4,11 4,15

Perlakuan F0 F5 F3 F4 F6 F1 F2

Rataan 0,00 23,33 25,00 26,67 26,67 28,33 40,00

.A

B

(48)

Lampiran 7.

Data Pengamatan VII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 40,00 35,00 35,00 110,00 36,67

F2 50,00 45,00 50,00 145,00 48,33

F3 35,00 30,00 35,00 100,00 33,33

F4 35,00 35,00 40,00 110,00 36,67

F5 30,00 35,00 35,00 100,00 33,33

F6 40,00 35,00 40,00 115,00 38,33

Total 230,00 215,00 235,00 680,00

Rataan 32,86 30,71 33,57 32,38

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 39,23 36,27 36,27 111,77 37,26

F2 45,00 42,13 45,00 132,13 44,04

F3 36,27 33,21 36,27 105,75 35,25

F4 36,27 36,27 39,23 111,77 37,26

F5 33,21 36,27 36,27 105,75 35,25

F6 39,23 36,27 39,23 114,73 38,24

Total 232,61 223,82 235,67 692,09

Rataan 33,23 31,97 33,67 32,96

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 3217,51 536,25 211,46 ** 3,30 4,45

Galat 14 35,50 2,54

Total 20 3253,01

** sangat nyata

FK 22809,25 * nyata

(49)

Uji Jarak Duncan

SY 0,75

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 3,08 3,21 3,30 3,36 3,41 3,45 3,48

Perlakuan F0 F3 F5 F1 F4 F6 F2

Rataan 0,00 33,33 33,33 36,67 36,67 38,33 48,33

.A

B

C

(50)

Lampiran 8.

Data Pengamatan VIII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F1 40,00 40,00 45,00 125,00 41,67

F2 55,00 50,00 60,00 165,00 55,00

F3 35,00 35,00 40,00 110,00 36,67

F4 40,00 35,00 45,00 120,00 40,00

F5 35,00 40,00 40,00 115,00 38,33

F6 45,00 40,00 45,00 130,00 43,33

Total 250,00 240,00 275,00 765,00

Rataan 35,71 34,29 39,29 36,43

Transformasi Data

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

FO 3,39 3,39 3,39 10,17 3,39

F1 39,23 39,23 42,13 120,59 40,20

F2 47,87 45,00 50,77 143,64 47,88

F3 36,27 36,27 39,23 111,77 37,26

F4 39,23 36,27 42,13 117,63 39,21

F5 36,27 39,23 39,23 114,73 38,24

F6 42,13 39,23 42,13 123,49 41,16

Total 244,40 238,63 259,01 742,04

Rataan 34,91 34,09 37,00 35,34

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 3787,66 631,28 155,89 ** 3,30 4,45

Galat 14 56,69 4,05

Total 20 3844,35

** sangat nyata

FK 26220,17 * nyata

(51)

Uji Jrak Duncan

SY 0,95

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 3,89 4,06 4,17 4,25 4,31 4,35 4,39

Perlakuan F0 F3 F5 F4 F1 F6 F2

Rataan 0,00 36,67 38,33 40,00 41,67 43,33 55,00

.A

B

C

(52)

Lampiran 9.

Data Susut Bobot Beras

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

F0 18,20 16,35 18,95 53,50 17,83

F1 7,40 7,00 7,25 21,65 7,22

F2 4.50 3,85 3,70 7,55 3,78

F3 8,15 8,00 8,25 24,40 8,13

F4 7,45 7,35 7,15 21,95 7,32

F5 8,40 7,85 8,10 24,35 8,12

F6 7,65 7,60 7,40 22,65 7,55

Total 57,25 58,00 60,80 176,05

Rataan 9,54 8,29 8,69 8,56

Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 750,11 125,02 130,23 ** 3,30 4,45

Galat 14 13,44 0,96

Total 20 763,55

** sangat nyata

FK 1106,91 * nyata

(53)

Uji Jarak Duncan

SY 0,46

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 1,89 1,98 2,03 2,07 2,10 2,12 2,14

Perlakuan F2 F1 F4 F6 F5 F3 F0

Rataan 3,78 7,22 7,32 7,55 8,12 8,13 17,83

.A

B

(54)
(55)

Lampiran 11.

(56)

Lampiran 12.

(57)

Lampiran 13.

(58)

Lampiran14.

Gambar

Gambar 1. Siklus hidup Sitophylus oryzae http://www.padil.gov.au/pbt/files/uall/SO_life_cycle2.jpg
Gambar: Imago Sitophylus oryzae L. http://www.pbase.com/holopain/beetles&page=5
Gambar: Gejala Serangan Sitophylus oryzae L. http://www.flickr.com/photos/landlearnnsw/4075760703/
Tabel 1. Rataan pengaruh aplikasi insektisida nabati terhadap mortalitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Survei Penggunaan Internet untuk Pencarian Informasi Obat dan Pengobatan di Kalangan Mahasiswa Non-Kesehatan Universitas Sanata Dharma

5BOHHVOH KBXBC CFSBSUJ NFOHFSUJ QFSCVBUBOOZB %JB CFSIBEBQBO EFOHBO QFSCVBUBOOZB TFCFMVN CFSCVBU TFMBNB CFSCVBU EBO TFTVEBI CFSCVBU 5BOHHVOH KBXBC JBMBI LFXBKJCBO NFOBOHHVOH

Hasil penghitungan pada tabel 3 menunjukkan nilai RQ < 1 untuk keempat parameter kimia di ketiga kelompok umur sehingga dapat dimaknai bahwa tidak ada efek kesehatan

Dari proses login diatas dan berhasil login ke dalam sistem aplikasi ini dapat disadap lalulintas pengiriman data oleh aplikasi wireshark yang dilakukan

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah 1) respon fisik yang terjadi pada wanita penderita kanker serviks dengan kemoterapi meliputi mual dan muntah,

Pada proses pendampingan kepada kelompok ibu-ibu sebelumnya memiliki cara pandang dan pola pikir yang apa adanya dan mereka pasrah terhadap apa yang sudah dimiliki berupa

(3) Personil yang ditunjuk Kepala Dinas menjadi anggota Tim Teknis wajib mentaati prosedur dan standar teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Teknis.. (4) Personil

Dengan kemajuan teknologi komputer khususnya multimedia yang dipadukan dengan data-data yang akurat serta kutipan sejarah maka tersajilah visualisasi ini yang terealisasi