• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beberapa Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Populasi Hama Bubuk Beras ( Sitophylus Oryzae L. ) Di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Beberapa Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Populasi Hama Bubuk Beras ( Sitophylus Oryzae L. ) Di Laboratorium"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BEBERAPA JENIS MAKANAN TERHADAP

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA BUBUK BERAS

( Sitophylus oryzae L. ) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

SRIK ERNAWATI 050302011

HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PENGARUH BEBERAPA JENIS MAKANAN TERHADAP

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA BUBUK BERAS

( Sitophylus oryzae L. ) DI LABORATORIUM

SKRIPSI

SRIK ERNAWATI 050302011

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS) (Ir. Fatimah Zahara)

Ketua anggota

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRACT

Srik Ernawati, Influence of Some Types of Food To The Population Growth of Rice Pests Beetle Powder (Sitophyus oryzae L.) in the laboratory.

The objective of this research was to study influence some of types of food on the development of pest populations rice weevil (Sitophylus oryzae) in the laboratory.

This research used Completely Randomized Design (RAL) non factorial with 8 treatments combination and 3 replication. The result of research show of the highest population at the last observation on treatment there is P5 (sticky rice black) for 55.00 tails, followed by P7 at 43.0 tails, P1 at 29.33 tails, P2 at 28.33, P3 at 28,33 tails, P4 at 28.0 tails, P6 at 25.33 tails and P8 lowest on treatment that is equal to 22.67 tail.

The average weight lose are the highest in the treatment of black sticky rice and then followed by P519.42 grams of P7 at 13.98, P1 of 6.43 grams, P3 at 4.18 grams, P2 at 3.62 grams of P4 at 3.02, P6 at 2.90 and the lowest in the treatment of P8 is equal to 2.28 grams.

(4)

ABSTRAK

Srik Ernawati, Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Makanan Terhadap Perkembangan Populasi Hama Kumbang Bubuk Beras (Sitophyus oryzae L.) di Laboratorium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis bahan makanan terhadap perkembangan populasi hama bubuk beras (Sitophylus oryzae) di laboratorium

Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan populasi tertinggi pada pengamatan terakhir terdapat pada perlakuan P5 (Pulut Hitam) sebesar 55.00 ekor, kemudian diikuti oleh P7 sebesar 43.33 ekor, P1 sebesar 29.33 ekor, P3 sebesar 28.33 ekor, P2 sebesar 28,33 ekor, P4 sebesar 28.00 ekor , P6 sebesar 25.33 ekor dan terendah pada perlakuan P8 yaitu sebesar 22.67 ekor.

Rataan susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan pulut hitam P5 sebesar 19.42 gram kemudian diikuti oleh P7 sebesar 13.98 gram, P1 sebesar 6.43 gram, P3 sebesar 4.18 gram, P2 3.62 gram, P4 sebesar 3.02 gram, P6 sebesar 2.90 gram dan terendah pada perlakuan P8 yaitu sebesar 2.28 gram.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Srik Ernawati lahir 09 Desember 1987 di Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kotamadya Medan dari ayahanda Umar dan ibunda Poniaty. Penulis merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu tahun 1999 lulus dari SD Swasta YAPSI Medan, tahun 2002 lulus dari SLTP Negeri 28 Medan, tahun 2005 lulus dari SMA Swasta Eria Medan. Tahun 2005 diterima di

Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) Tahun 2005- 2009. Tahun 2005- 2009 menjadi anggota Komunikasi Muslim HPT (KOMUS HPT). Tahun 2005 mengikuti Masa Orientasi Pengenalan (MOP) HmI Komisariat Pertanian. Tahun 2009 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni sampai Juli di PTPN III (Persero) Kebun Tinjowan, Kabupaten Asahan. Tahun 2009 melaksanakan penelitian di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini yaitu “PENGARUH BEBERAPA JENIS

MAKANAN TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA BUBUK BERAS ( Sitophylus oryzae L. ) DI LABORATORIUM” yang merupakan salah

satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Fatimah Zahara selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Pelaksanaan Penelitian... 15

Penyediaan Serangga Yang Diuji ... 15

Penyediaan Media... 15

Pelaksanaan Perlakuan ... 15

Peubah Amatan ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan ... 17

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 20 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

1. Rataan Populasi Jumlah Imago (Sitophylus oryzae) Terhadap beberapa Jenis Bahan Makanan. ... 17 2. Uji beda rataan pengaruh beberapa jenis makanan Sitophylus oryzae

terhadap susut bobot bahan (%) ... 18

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

1. Siklus hidup Sitophylus oryzae. ... 6 2. Gejala Serangan ... 7

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Hal

1. Bagan Penelitian. ... 24

2. Rataan Hama Bubuk Beras Pengamatan I . ... 25

3. Rataan Hama Bubuk Beras Pengamatan II . ... 26

4. Rataan Hama Bubuk Beras Pengamatan III . ... 27

5. Rataan Hama Bubuk Beras Pengamatan IV . ... 28

6. Pengamatan Susut Bobot . ... 29

7. Foto Penelitian . ... 31

(12)

ABSTRACT

Srik Ernawati, Influence of Some Types of Food To The Population Growth of Rice Pests Beetle Powder (Sitophyus oryzae L.) in the laboratory.

The objective of this research was to study influence some of types of food on the development of pest populations rice weevil (Sitophylus oryzae) in the laboratory.

This research used Completely Randomized Design (RAL) non factorial with 8 treatments combination and 3 replication. The result of research show of the highest population at the last observation on treatment there is P5 (sticky rice black) for 55.00 tails, followed by P7 at 43.0 tails, P1 at 29.33 tails, P2 at 28.33, P3 at 28,33 tails, P4 at 28.0 tails, P6 at 25.33 tails and P8 lowest on treatment that is equal to 22.67 tail.

The average weight lose are the highest in the treatment of black sticky rice and then followed by P519.42 grams of P7 at 13.98, P1 of 6.43 grams, P3 at 4.18 grams, P2 at 3.62 grams of P4 at 3.02, P6 at 2.90 and the lowest in the treatment of P8 is equal to 2.28 grams.

(13)

ABSTRAK

Srik Ernawati, Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Makanan Terhadap Perkembangan Populasi Hama Kumbang Bubuk Beras (Sitophyus oryzae L.) di Laboratorium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis bahan makanan terhadap perkembangan populasi hama bubuk beras (Sitophylus oryzae) di laboratorium

Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan populasi tertinggi pada pengamatan terakhir terdapat pada perlakuan P5 (Pulut Hitam) sebesar 55.00 ekor, kemudian diikuti oleh P7 sebesar 43.33 ekor, P1 sebesar 29.33 ekor, P3 sebesar 28.33 ekor, P2 sebesar 28,33 ekor, P4 sebesar 28.00 ekor , P6 sebesar 25.33 ekor dan terendah pada perlakuan P8 yaitu sebesar 22.67 ekor.

Rataan susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan pulut hitam P5 sebesar 19.42 gram kemudian diikuti oleh P7 sebesar 13.98 gram, P1 sebesar 6.43 gram, P3 sebesar 4.18 gram, P2 3.62 gram, P4 sebesar 3.02 gram, P6 sebesar 2.90 gram dan terendah pada perlakuan P8 yaitu sebesar 2.28 gram.

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan beras secara nasional terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2000 sekitar 51,20 juta ton, sedangkan kebutuhan padi pada tahun 2025 diperkirakan meningkat hingga mencapai 70 juta ton. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan luas pertanaman dan intensitas tanam seperti saat ini, dengan produktivitas sebesar 6 t/ha, atau 1,60 t/ha lebih tinggi dari produktivitas tahun 2000 sebesar 4,40 t/ha. Padahal, pada tahun 1982 produktivitas sebesar 4,04 t/ha, sehingga selama 18 tahun produktivitas hanya meningkat 0,36 t/ha. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas padi nasional harus benar–benar dipacu agar dapat mencapai tingkatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat (Susanto dkk, 2003).

Penyimpanan beras dan bahan pangan lain, merupakan salah satu mata rantai kegiatan pasca panen sebelum komuditas di distribusikan. Kehilangan komunitas berupa menurunnya mutu, bertambahnya kadar air, kotoran benda asing, kerusakan bentuk, warna, bau, rasa, dan kehilangan kualitas berupa penyusutan berat harus diperhatikan selama penyimpanan (Sitinjak, 1986).

(15)

pengangkutan, 2% waktu pengeringan, 5% waktu penggilingan, dan 5% waktu penyimpanan (Widjono dkk, 1982).

Bahan-bahan (produk pertanian) yang disimpan didalam gudang terbuka ataupun tertutup, menurut hasil penelitian tetap akan memperoleh gangguan berupa hama, tetapi :

a. Gangguan hama terhadap bahan-bahan yang ada digudang tertutup biasanya lebih sedikit jika dibandingkan dengan bahan yang disimpan digudang terbuka. b. Cara pengendalian dan pemberantasan hama yang ada digudang tertutup lebih mudah dan lebih meyakinkan jika dibandingkan dengan bahan-bahan yang masih ada digudang terbuka (Kartasapoetra, 1991).

Di indonesia telah diidentifisir sekitar 20 jenis serangga yang terdapat pada bahan pangan yang disimpan di gudang, namun hanya sebagian yang penting. Beberapa serangga seperti kupu-kupu gabah (Sitotroga cerealella), kumbang beras (Sitophylus oryzae), dan kumbang jagung (Sitophylus zeamays) sudah dapat menyerang padi atau jagung di lapang untuk kemudian berkembang biak di gudang (Widjono dkk, 1982).

Sitophylus oryzae merupakan salah satu hama penting dalam gudang.

Selama perkembangan dari telur sampai imago dapat menurunkan produksi sampai 20% dalam waktu 5 minggu (Pracaya, 1991). Faktor yang menentukan derajat kerusakan beras oleh Sitophylus oryzae dalam masa penyimpanan antara

lain oleh pengaruh populasi, varietas asal beras, serta lama penyimpanan beras (Soekarna, 1982).

(16)

pada beras yang disimpan. Serangannya ditandai dengan butir beras berlubang-lubang atau menjadi tepung karena gerekan kumbang. Akibat hama ini beras

dapat kehilangan berat hingga mencapai 23% setelah disimpan beberapa bulan (Heri dan Asih, 1995).

Secara alami kecenderungan hama dalam memilih makanan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor tersebut antara lain jenis dan kerusakan

bahan simpan, nilai gizinya, kadar airnya, warna dan tingkat kekerasan kulit (Saenong dan Hipi, 2005) .

Kepadatan populasi hama berhubungan erat dengan besarnya kerusakan yang ditimbulkan. Hama bahan simpan umumnya merupakan hama langsung,

yang artinya kerusakan terjadi langsung pada bahan yang di konsumsi (Sitepu dkk, 2004).

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis makanan terhadap perkembangan populasi imago

Sitophylus oryzae di laboratorium.

Selama penyimpanan beras mengalami penyusutan baik kwalitas maupun kwantitas yang disebabkan antara lain faktor biologi dan fisik. Faktor biologi adalah gangguan hama beras di tempat penyimpanan. Organisme penggangu utama adalah serangga menyusul kemudian cendawan, tikus dan burung. Sedangkan faktor fisik antra lain adalah derajat sosoh (Kusmayadi, 1997).

Tujuan Penelitian

(17)

Hipotesa Penelitian

Bahan media beras utuh merupakan media yang baik untuk perkembangan populasi hama bubuk beras (Sitophylus oryzae) dibandingkan dengan media lain yaitu beras pecah, jagung utuh, jagung pecah, pulut hitam, pulut putih, beras merah, padi.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae

Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Curculionidae Genus : Sitophylus

Species : Sitophylus oryzae L.

(19)

Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae Sumber: http://www.the-piedpiper.co.uk/th7c.htm

Larva hidup dalam butiran, tidak berkaki, berwarna putih dengan kepala kekuning-kuningan atau kecoklatan dan mengalami 4 instar. Pada instar terakhir panjang larva lebih kurang 3 mm. Pada umumnya bentuk badan disesuiakan dengan ukuran makanan tempat larva itu tinggal. Setelah masa pembentukan instar selesai, larva akan membentuk kokon dengan mengeluarkan ekskresi cairan

kedinding endosperm agar dindingnya licin dan membentuk tekstur yang kuat (Pracaya, 1991). Larva dapat mengkonsumsi 25% berat bagian dalam bijian.

Stadia larva 3-4 minggu (Marbun dan Y. Pangestiningsih, 1991).

Gambar 1. Siklus hidup Sitophylus oryzae

(20)

Pembentukan pupa terjadi dalam biji dengan cara membentuk ruang pupa dengan mengekskesikan cairan pada dinding liang gerek. Stadium pupa berkisar antara 5-8 hari. Imago yang terbentuk tetap berada dalam biji selama sekitar 2-5

hari, sebelum membuat lubang keluar yang relatif besar dengan moncongnya (Tandiabang dkk, 2009).

Imago dapat hidup cukup lama, tanpa makan selama 36 hari, dengan makan

umurnya mencapai 3-5 bulan. Imago betina dapat menghasilkan telur sekitar 300-400 butir selama satu siklus hidupnya (Anonimus, 2008a).

Siklus hidup hama selama 30-45 hari pada kondisi optimum yaitu pada suhu 29ºC, kadar air biji 14% dan RH 70%. Imago dapat hidup cukup lama tanpa

makan sekitar 36 hari, dengan makanan umurnya mencapai 3-5 bulan bahkan 1 tahun. Keperidian imago betina sekitar 300-400 butir telur (Sitepu dkk, 2004).

Gejala Serangan

Sitophylus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini

(21)

Gambar 2. Gejala Serangan Sitophylus oryzae Sumber: Foto Langsung

Kerusakan yang diakibatkan oleh Sitophylus oryzae dapat tinggi pada keadaan tertentu sehingga kwalitas beras menurun. Biji-bijan hancur dan berdebu,dalam waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan jamur,sehingga produk beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak dapat dikomsumsi (Kalshoven, 1981).

Akibat dari serangan dan pengrusakan bahan dalam simpan (terutama butir-butir beras) akan menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada

beberapa buah, menjadikan butiran itu cepat pecah dan remuk bagaikan tepung. Hal ini sering kita temukan pada butiran beras yang terserang, dalam keadaan rusak dan bercampur tepung dipersatukan oleh air liur larva sehingga kualitas beras menjadi rusak sama sekali (Kartasapoetra, 1991).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi populasi Hama Sitophylus oryzae

1. Faktor Makanan

(22)

mutu gizi dan adaptasi struktur (Sitepu dkk, 2004). Tersedianya makanan yang cukup maksudnya adalah yang cocok bagi kehidupan serangga, bila makanan tidak cocok bagi hama dengan sendirinya populasi hama tidak akan dapat berkembang sebagaimana biasanya. Ketidak cocokan makanan dapat timbul karena kurangnya kandungan unsur yang diperlukan, rendahnya kadar air dalam

kandungan makanan, permukaan material yang keras dan bentuk materialnya (Kartasapoetra, 1991).

Sudah merupakan hukum alam walaupun semua faktor lingkungan cukup baik bagi kehidupan serangga, pada akhirnya kehidupan dan perkembangan serangga ditentukan oleh ada tidaknya faktor makanan. Syarat agar makanan dapat memberikan pengaruh yang baik adalah tersedianya makanan dalam jumlah yang cukup dan cocok untuk pertumbuhan serangga (Mangundihardjo, 1978).

Makanan yang cukup sangat diperlukan pada tingkat hidup yang aktif, terutama sejak penetasan telur berlanjut pada stadium larva dan kadang-kadang pada tingkat setelah menjadi imago (Kartasapoetra, 1991).

Sitophylus oryzae lebih menyukai biji yang kasar dan tidak dapat

berkembang biak pada bahan makanan yang berbentuk tepung. S.oryzae tidak akan meletakkan telur pada material yang halus karena imago tidak dapat merayap dan akan mati di tempat tersebut (Marbun dan Y.Pangestiningsih, 1991).

(23)

larva yang berhasil mencapai stadia pupa dan imago, walaupun laju/tingkat perkembangan lebih lambat dibandingkan dengan kandungan asam amino 5; 7,5 dan 10%. Kandungan asam amino yang optimal adalah 7,5%. Sebaliknya, bila total asam amino meningkat menjadi 13% perkembangan larva secara nyata menjadi terhambat (Sitepu dkk, 2004).

Kandungan zat gizi pada bahan makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan populasi S. oryzae dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

No Jenis Pangan

BDD (%)

Kandungan Zat Gizi (per 100 gr BDD) Energi

2. Faktor Kelembaban dan Suhu

Pengaruh kelembaban terhadap perkembangan Sitophylus oryzae berbeda untuk setiap stadium. Hasil percobaan Hutomo (1972) menunjukan bahwa antara RH 30 – 70%, persentase kematian telur, larva dan serangga dewasa makin tinggi dengan makin rendahnya RH. RH yang rendah, yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi terhadap telur, larva dan terutama imago yaitu pada RH 30, 40 dan 50% (Sitepu dkk, 2004).

(24)

optimum berada di sekitar 75% sedangkan batas kelembaban minimum dan maksimum masing-masing mendekati 0% dan 100% (Kartasapoetra, 1991).

Perkembangan optimum terjadi pada temperatur 30ºC dan kelembaban relatif 70%. Perkembangan pada umumnya bisa terjadi pada temperatur 17-34º C dan kelembaban relatif 15-100%. Apabila kelembaban melebihi 15% kumbang berkembang dengan cepat (Pracaya, 1991).

Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya populasi serangga hama di tempat penyimpanan. Serangga termasuk golongan binatang yang bersifat heterotermis, oleh karena itu serangga tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri, sehingga suhu badannya mengikuti naik turunnya suhu lingkungannya. Sebagian besar serangga gudang hidup dan berkembang biak pada kisaran suhu 10-45º C. Dibawah 10º C serangga tidak dapat menyelesaikan siklus

hidupnya dan di atas 45º C mortalitas serangga sangat tinggi. Pada batas 15º C ke bawah, kegiatan serangga mulai berkurang akibat laju pertumbuhan populasi

sangat lambat. Setiap spesies mempunyai suhu optimal dimana laju pertumbuhan populasi maksimum. Untuk kebanyakan serangga gudang di daerah tropik kisaran suhu optimumnya adalah sekitar 25-35º C. Di bawah 20º C, biasanya laju pertumbuhan populasi sangat berkurang (Sitepu dkk, 2004).

(25)

3. Faktor kadar Air

Produk-produk pertanian yang tersimpan dalam gudang yang kadar airnya tinggi sangat disukai hama gudang. Batas terendah kadar air bahan dalam simpanan yang diperlukan bagi kehidupan normal kebanyakan hama gudang sekitar 8-10% (Kartasapoetra, 1991).

Kadar air yang berbeda menyebabkan perubahan biji akan berbeda pula. Biji yang berukuran cukup besar dan kulit luarnya cukup keras, untuk dapat mencapai kadar air di bawah 10-11% cukup sulit. Biji yang berukuran kecil dengan kulit permukaan yang relatif lunak umumnya dapat mencapai kadar air yang rendah atau di bawah 10% (Heri dan Asih, 1995).

4. Metode Pengendalian Hama Sitophylus oryzae

Cara pengendalian hama gudang lainnya dapat juga dengan modifikasi fisik tempat penyimpanan seperti menaikkan atau menurunkan suhu hingga tingkat dimana pertumbuhan serangga dapat dihambat (Syarief dan Halid, 1993).

Untuk mengatasi serangga hama gudang umumnya dilakukan pengendalian baik secara fisik maupun kimiawi. Secara fisik misalnya dengan pengeringan yang sempurna, hot water treatment, penggunaan sinar radio aktif dan lain-lain (Mangundiharjo, 1978).

Melakukan fumigasi dengan menggunakan obat-obatan seperti: methyl bromide, penggunaan pada temperatur sekitar 23,5º C, ternyata setelah 9

(26)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2009.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian adalah : beras utuh, beras pecah, jagung utuh, jagung pecah, pulut hitam, pulut putih, beras merah, padi dan hama Sitophylus oryzae.

Adapun alat yang digunakan adalah : stoples, timbangan, baki plastik, hand counter, kalkulator, hekter, gunting, alat tulis, kain kassa, label, karet gelang dan pipet.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 3 ulangan :

Faktor media beras disimbolkan ”P” dengan 8 taraf yaitu : P1 = Beras Utuh 200 gr/toples

(27)

P5 = Pulut Hitam 200gr/toples P6 = Pulut Putih 200gr/toples P7 = Beras merah 200gr/toples P8 = Padi 200 gr/toples

Rumus Ulangan : t(r-1) ≥ 15 8(r-1) ≥ 15 8r-8 ≥ 15 8r = 23 r = 23/8 =2.8

Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Metode linear yang dipakai :

Yij = µ + βi+ Eij

Dimana :

Yij = data yang disebabkan pengaruh perlakuan pada taraf ke i dan ulangan

ke j.

µ = rataan atau nilai tengah.

βi = efek yang sebenarnya dari perlakuan pada taraf ke i.

Eij = efek error dari treatment ke I dan ulangan k.

(28)

Pelaksanaan Penelitian

Penyediaan serangga yang diuji

Untuk mendapatkan Sitophylus oryzae dalam jumlah yang cukup banyak, maka diadakan pengumpulan hama langsung dari tempat-tempat penyimpanan beras. Pemeliharaan serangga dilakukan didalam stoples yang telah diisi beras sebagai media bahan makanan.

Penyediaan Media

Media yang digunakan didapat dari lapangan, yang mana bahannya

adalah: beras utuh, beras pecah, jagung utuh, jagung pecah, pulut hitam, pulut putih, beras merah, padi. Masing-masing media ditimbang sebanyak 200 gr.

Pelaksanaan Perlakuan

Pelaksanaan perlakuan sebagai berikut :

1. Ditimbang masing-masing media seberat 200 gr dengan 3 ulangan lalu dimasukkan kedalam stoples dan masing-masing stoples dimasukkan imago

Sitophylus oryzae sebanyak 20 ekor, lalu ditutup dengan kain kassa dan diikat

dengan karet gelang.

2. Demikian dilakukan untuk masing-masing perlakuan media yang lain .

Peubah Amatan

(29)

memakai pipet untuk memudahkan perhitungan digunakan alat hand counter. Setelah selesai pengamatan, dimasukkan kembali kedalam stoples.

2. Persentase susut bobot bahan, susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian dengan cara memisahkan bahan yang telah menjadi remah tepung dengan cara mengayaknya dan membuang semua kotoran bekas ganti kulit dari larva. Besarnya kerusan yang ditimbulkan oleh larva diperoleh dengan cara menghitung susut bobot bahan dengan rumus :

Susut bobot bahan = a – b x 100%

b

Keterangan : a = Berat awal b = Berat akhir

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis sidik ragam dari pengaruh beberapa jenis makanan terhadap perkembangan populasi hama bubuk beras (Sitophylus oryzae) disajikan pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Rataan Populasi Jumlah Imago (Sitophylus oryzae) Terhadap beberapa Jenis Bahan Makanan.

Perlakuan Jumlah Populasi Imago S.oryzae 10 hari 20 hari 30 hari 40 hari

P1 20.00 26.33d 28.33c 29.33c

P2 20.00 24.00f 26.00e 28.33d

P3 20.00 27.00c 27.33c 28.33d

P4 20.00 25.33e 26.33d 28.00d

P5 20.00 34.33a 43.00a 55.00a

P6 20.00 23.67f 24.33f 25.33e

P7 20.00 32.33b 36.33b 43.33b

P8 20.00 21.33g 22.00g 22.67f

Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 1 % (notasi huruf kecil)

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata antara pengamatan hari ke- 10, 20, 30, dan 40 hari. Dilihat dari meningkatnya jumlah populasi

S.oryzae dari pengamatan ke-1 sampai pengamatan ke- 4.

(31)

adanya pengaruh dari berbagai media makanan yang diberikan pada serangga

S. oryzae. Dari hasil penelitian rataan perlakuan tertinggi yaitu pada media pulut

hitam (P5) hal ini disebabkan adanya pengaruh warna bahan makanan yang berwarna hitam yang menyebabkan hama tersebut dapat berkembang dengan baik sesuai dengan literatur kartasapoetra, 1991 yang menyatakan bahwa semakin sedikitnya cahaya yang masuk maka baik untuk perkembangan serangga untuk dapat meletakkan telur sehingga dapat meningkatkan populasi imago S. oryzae.

Diikuti oleh perlakuan P7 (beras merah), P1 (beras utuh), P2 (beras pecah), P3 (jagung utuh), P4 (jagung pecah), P6 (pulut putih), dan P8 (padi) memiliki

nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai P5 (pulut hitam) hal ini disebabkan adanya pengaruh kualitas makanan nilai gizi, warna dan tingkat kekerasan kulit hal ini sesuai dengan pernyataan Saenong dan Hipi, 2005 yang menyatakan bahwa serangga S. oryzae dalam memilih makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain nilai gizinya, warna dan tingkat kerusakan kulit.

Susut Bobot Bahan

Hasil analisis sidik ragam dari pengaruh beberapa jenis makanan terhadap perkembangan populasi hama bubuk beras (Sitophylus oryzae) berpengaruh terhadap susut bobot bahan makanan disajikan pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2: Uji beda rataan pengaruh beberapa jenis makanan Sitophylus oryzae terhadap susut bobot bahan (%)

(32)

Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda sangat nyata pada taraf 1 % (notasi huruf kecil).

Dari hasil penelitian yang disajikan pada tabel 2 menunjukkan adanya hubungan antara jumlah populasi imago S.oryzae terhadap susut bobot bahan makanan yang dinyatakan bahwa semakin tinggi jumlah populasi S. oryzae, maka semakin tinggi juga tingkat kerusakan terhadap bahan makanan yang mengakibatkan meningkatnya susut bobot bahan yang terdapat pada perlakuan P5 pulut hitam sebesar (19.42) dan diikuti oleh perlakuan P7 beras merah (13.98), P1 beras utuh (6.43), P3 jagung utuh (4.18), P2 beras pecah (3.62), P4 jagung pecah (3.02), P6 pulut putih (2.90) dan P8 padi (2.28). Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan hama lebih menyukai bahan makanan tersebut. Bila ditinjau dari segi warna dan baunya serta kandungan lemak yang terdapat pada pulut hitam sehingga serangga S. oryzae cendrung memilih pulut hitam tersebut untuk dikonsumsi sesuai dengan pernyataan Soekarna, 1982 yang menyatakan bahwa faktor yang menentukan derajat kerusakan yang disebabkan oleh S. oryzae dalam masa penyimpanan antara lain pengaruh populasi, varietas, lama penyimpanan serta kandungan gizi yang terdapat pada masing- masing perlakuan yang dapat mengakibatkan berbedanya tingkat kerusakan dan susut bobot pada bahan simpan tersebut sesuai dengan penelitian Deptan, 2006 yang menyatakan bahwa kandungan zat gizi yang terkandung pada pulut hitam lebih tinggi sebesar (8.0) dibandingkan dengan komoditi simpan yang lainnya.

(33)
(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jenis makanan berpengaruh nyata terhadap jumlah populasi dan susut bobot. 2. Populasi tertinggi sampai terendah terdapat pada perlakuan P5 (pulut hitam) pengamatan ke 4 sebesar (55,0) diikuti perlakuan P7 (beras merah) sebesar (43,0), P1 (beras utuh) sebesar (29,33), P2 (beras pecah) sebesar (28,33), P3 (jagung utuh) sebesar (28,33), P4 (jagung pecah) sebesar (28,0), P6 (pulut putih) sebesar (25,33), dan P8 (padi) sebesar (22,67).

3. Susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (pulut hitam) pengamatan ke-4 sebesar 19,42% diikuti oleh perlakuan P7(beras merah)

sebesar 13,98%, P1 (beras utuh) sebesar 6,43%, P2 (beras pecah) sebesar 4,18%, P3 (jagung utuh) sebesar 3.62%, P4 ( jagung pecah) sebesar 3.02%, P6 (pulut putih) sebesar 2.90% dan P8 (padi) sebesar 2,28%.

4. Perlakuan P5 (Pulut hitam) merupakan media yang paling baik untuk perkembangan populasi S. oryzae dibandingkan dengan media lain yaitu beras utuh, beras pecah, jagung utuh, jagung pecah, pulut putih, beras merah dan padi.

5. Makanan merupakan faktor yang sangat mendukung dalam perkembangan populasi hama.

Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus., 2008a

Panen. Diakses dari:

http://naynienay.wordpress.com/category/. Pada tanggal 15 Mei 2008. . ., 2008b. Jenis-jenis Serangga Yang Ditemukan Pada Tempat

Penyimpanan. Diakses dari :

(15 Mei 2008).

Baehaki, S.E. 2002. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Angkasa, Bandung. Hal 5.

Bennett, Stuart M. 2003. Life Cycle Sitophilus spp. and Life Cycle Tribolium spp. Diakses dari http://www.the-piedpiper.co.uk/th7c.htm (3 November 2009).

Bangun, M.K., 1991. Rancangan Percobaan, Fakultas Pertanian USU, Medan. Deptan, 2006. Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan. Ciawi, Bogor.

Hamzah, A., 1991. Identifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Balai Karantina Pertanian Wilayah II, Palembang.

Heri. P dan Asih. N., 1995. Menyimpan Bahan Pangan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Haryadi., 2006. Teknologi Pengolahan Beras.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kartasapoetra, A.G., 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang, Rineka Cipta Jakarta.

Kalshoven,L.G.E. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Revised by Van der Laan.P.T.Ictiar Baru van Hoeve, Jakarta.

Kusmayadi, A.,1997. Pengaruh Derajat Sosoh Dan Jenis kemasaman Terhadap Pertumbuhan populasi S.zeamays. Program Nasional Pengendalian hama Terpadu sekertariat Proyek PHT pusat Departemen Pertanian, Jakarta Selatan.

Marbun, C.U dan Yuswani P., 1991, Ketahanan Beberapa Jenis Beras Simpan Terhadap Hama Bubuk Beras Sitophylus oryzae (Coleoptera, Curculionidae) di Gudang, Fakultas Pertanian USU, Medan.

(36)

Natawigena, H., 1975. Entomologi Pertanian, Orba Shakti Bandung, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Pracaya., 1991, Hama dan Penyakit Tanaman, Penebar Swadaya, Jakarta.

Rukmana, R dan Saputra Sugandi., 1995. Hama Tanaman dan Teknik pengendalian, Bumi aksara, Jakarta.

Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, Jakarta 22 (3) : 125-131.

Saenong, M.S dan Hipi, A., 2005. Hasil-Hasil Teknologi Pengelolaan Hama Kumbang Bubuk S.zeamays Motch ( Coleoptera: Curculionidae ) pada tanaman jagung Diakses pada tanggal 23 mei 2009.

Sitinjak, K., 1986, Pasca Panen, Fakultas Pertanian USU, Medan.

Soekarna, D., 1982, Masalah Hama Gudang Dan Pengendaliannya, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.

Soetoyo dan Susilo., 1980. Evaluasi Hasil Penelitian Penyimpanan Gabah, Beras dan Palawija, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Syarief, R. dan Halid Hariyadi., 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan, Arcan, Jakarta.

Sitepu, S. F., Zulnayati dan Yuswani, P., 2004. Patologi Benih Dan Hama Pasca Panen. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Tandiabang, J., Tenrirawe, A., dan Surtikanti., 2009. Pengelolaan Hama Pasca Panen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia,

23 Mei 2009.

Untung. K., 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Widjono, A., Thahir, R., Damardjati, D.S dan Syam, M.,1982. Risalah Lokakarya Pasca Panen Tanaman Pangan. Cibogo, Bogor.

(37)

Lampiran 1

BAGAN PENELITIAN

Keterangan:

(38)

Lampiran 2. Data Populasi Imago Sitophylus oryzae pengamatan 1

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P2 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P3 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P4 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P5 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P6 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P7 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

P8 20.00 20.00 20.00 60.00 20.00

Total 160.00 160.00 160.00 480.00

Rataan 20.00 20.00 20.00 20.00

Data Populasi Imago Sitophyllus oryzae di Transformasi ke dalam Arc.sin √x

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P2 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P3 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P4 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P5 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P6 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P7 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

P8 4.53 4.53 4.53 13.58 4.53

(39)

Lampiran 3. Data Populasi Imago Sitophylus oryzae pengamatan 2

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 24.00 26.00 29.00 79.00 26.33

P2 23.00 23.00 26.00 72.00 24.00

P3 22.00 29.00 30.00 81.00 27.00

P4 21.00 26.00 29.00 76.00 25.33

P5 31.00 34.00 38.00 103.00 34.33

P6 24.00 22.00 25.00 71.00 23.67

P7 29.00 33.00 35.00 97.00 32.33

P8 21.00 21.00 22.00 64.00 21.33

Total 195.00 214.00 234.00 643.00

Rataan 24.38 26.75 29.25 26.79

Data Populasi Imago Sitophyllus oryzae di Transformasi ke dalam Arc.sin √x

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 4.95 5.15 5.43 15.53 5.18

P2 4.85 4.85 5.15 14.84 4.95

P3 4.74 5.43 5.52 15.70 5.23

P4 4.64 5.15 5.43 15.22 5.07

P5 5.61 5.87 6.20 17.69 5.90

P6 4.95 4.74 5.05 14.74 4.91

P7 5.43 5.79 5.96 17.18 5.73

P8 4.64 4.64 4.74 14.02 4.67

Total 39.81 41.62 43.49 124.91

Rataan 4.98 5.20 5.44 5.20

Daftar Sidik Ragam

SK DB JK KT Fhit FO.5 F0.01

Perlakuan 7 3.61 0.52 5.60 ** 2.76 4.28

(40)

Lampiran 4. Data Populasi Imago Sitophylus oryzae pengamatan 3

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 26.00 29.00 30.00 85.00 28.33

P2 25.00 25.00 28.00 78.00 26.00

P3 23.00 29.00 30.00 82.00 27.33

P4 22.00 28.00 29.00 79.00 26.33

P5 36.00 45.00 48.00 129.00 43.00

P6 25.00 23.00 25.00 73.00 24.33

P7 35.00 36.00 38.00 109.00 36.33

P8 22.00 21.00 23.00 66.00 22.00

Total 214.00 236.00 251.00 701.00

Rataan 26.75 29.50 31.38 29.21

Data Populasi Imago Sitophyllus oryzae di Transformasi ke dalam Arc.sin √x

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 5.15 5.43 5.52 16.10 5.37

P2 5.05 5.05 5.34 15.44 5.15

P3 4.85 5.43 5.52 15.80 5.27

P4 4.74 5.34 5.43 15.51 5.17

P5 6.04 6.75 6.96 19.75 6.58

P6 5.05 4.85 5.05 14.95 4.98

P7 5.96 6.04 6.20 18.20 6.07

P8 4.74 4.64 4.85 14.23 4.74

Total 41.58 43.52 44.88 129.99

Rataan 5.20 5.44 5.61 5.42

Daftar Sidik Ragam

SK DB JK KT Fhit FO.5 F0.01

Perlakuan 7 7.76 1.11 12.52 ** 2.76 4.28

(41)

Lampiran 5. Data Populasi Imago Sitophylus oryzae pengamatan 4

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 27.00 30.00 31.00 88.00 29.33

P2 27.00 28.00 30.00 85.00 28.33

P3 25.00 29.00 31.00 85.00 28.33

P4 24.00 29.00 31.00 84.00 28.00

P5 48.00 56.00 61.00 165.00 55.00

P6 26.00 25.00 25.00 76.00 25.33

P7 42.00 40.00 48.00 130.00 43.33

P8 23.00 22.00 23.00 68.00 22.67

Total 242.00 259.00 280.00 781.00

Rataan 30.25 32.38 35.00 32.54

Data Populasi Imago Sitophyllus oryzae di Transformasi ke dalam Arc.sin √x

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

P1 5.24 5.52 5.61 16.38 5.46

P2 5.24 5.34 5.52 16.11 5.37

P3 5.05 5.43 5.61 16.09 5.36

P4 4.95 5.43 5.61 15.99 5.33

P5 6.96 7.52 7.84 22.32 7.44

P6 5.15 5.05 5.05 15.25 5.08

P7 6.52 6.36 6.96 19.85 6.62

P8 4.85 4.74 4.85 14.44 4.81

Total 43.97 45.40 47.06 136.43

Rataan 5.50 5.67 5.88 5.68

Daftar Sidik Ragam

SK DB JK KT Fhit FO.5 F0.01

Perlakuan 7 16.35 2.34 28.43 ** 2.76 4.28

(42)

lampiran 6. Uji beda rataan pengaruh beberapa jenis makanan Sitophylus oryzae terhadap susut bobot bahan (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

p5 19 19.25 20 58.25 19.42

p6 2.2 3.5 3 8.70 2.90

p7 14 13.45 14.5 41.95 13.98

p8 2.35 2 2.5 6.85 2.28

Total 54.55 54.35 58.60 167.50

Rataan 6.82 6.79 7.33 6.98

Uji beda rataan pengaruh beberapa jenis makanan Sitophylus oryzae terhadap susut bobot bahan (%) di Transformasi ke dalam Arc.sin √x

Perlakuan Ulangan Total Rataan

P5 4.42 4.44 4.53 13.39 4.46

P6 1.64 2.00 1.87 5.51 1.84

P7 3.81 3.73 3.87 11.42 3.81

P8 1.69 1.58 1.73 5.00 1.67

Total 20.21 20.19 21.00 61.41

Rataan 2.53 2.52 2.63 2.56

Daftar Sidik Ragam

SK DB JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 7 22.21 3.17 233.78 ** 2.76 4.28

(43)
(44)
(45)

Gambar

Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae Sumber: http://www.the-piedpiper.co.uk/th7c.htm
Gambar 2. Gejala Serangan Sitophylus oryzae Sumber: Foto Langsung
tabel di bawah ini :
Tabel 1. Rataan Populasi Jumlah Imago (Sitophylus oryzae) Terhadap beberapa Jenis Bahan Makanan
+2

Referensi

Dokumen terkait

5BOHHVOH KBXBC CFSBSUJ NFOHFSUJ QFSCVBUBOOZB %JB CFSIBEBQBO EFOHBO QFSCVBUBOOZB TFCFMVN CFSCVBU TFMBNB CFSCVBU EBO TFTVEBI CFSCVBU 5BOHHVOH KBXBC JBMBI LFXBKJCBO NFOBOHHVOH

Pada proses pendampingan kepada kelompok ibu-ibu sebelumnya memiliki cara pandang dan pola pikir yang apa adanya dan mereka pasrah terhadap apa yang sudah dimiliki berupa

Pencatatan penjualan barang yang terkomputerisasi untuk mempermudah dalam pembuatan laporan penjualan barang dan lebih menghemat waktu dalam melaksanakan proses transaksi

(3) Personil yang ditunjuk Kepala Dinas menjadi anggota Tim Teknis wajib mentaati prosedur dan standar teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Teknis.. (4) Personil

Dengan kemajuan teknologi komputer khususnya multimedia yang dipadukan dengan data-data yang akurat serta kutipan sejarah maka tersajilah visualisasi ini yang terealisasi

Blau juga berusaha mengembangkan sebuah teori yang menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih luas, yakni antara

Amerika Serikat adalah sebuah republik konstitusional federal, di mana Presiden (kepala negara dan kepala pemerintahan), Kongres, dan lembaga peradilan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dengan