• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE

PADA BALITADI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Oleh:

SILVANA NOVERICA

070100030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE

PADA BALITA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

SILVANA NOVERICA

NIM: 070100030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal

Nama : Silvana Noverica

NIM : 070100030

Pembimbing Penguji I

(dr. Supriatmo, Sp.A (K)) (dr. Juliandi Harahap M.A)

NIP : 140256793 NIP : 19700702 199802 1 001

Penguji II

(dr. Cut Aria Arina, Sp.S)

NIP : 19781109 200312 1 001

Medan, 11 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)

(4)

ABSTRAK

Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab utama angka kesakitan dan angka kematian pada balita. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70%-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah usia 5 tahun. Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah pengetahuan keluarga khususnya ibu sangat penting.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di kecamatan Medan Sunggal.Desain penelitian ini adalah survey deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 100 orang ibu yang memiliki balita yang datang ke Puskesmas Sunggal.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap tatalaksana diare pada balita berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 67 responden (67%), kategori sedang sebanyak 33 responden (33%), dan tidak ditemukan responden yang berada pada kategori kurang.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di Kecamatan Medan Sunggal berada pada kategori baik.

(5)

ABSTRACT

Diarrheal disease is still a major cause of morbidity and mortality in infants. In Indonesia, diarrhea remains one of the major public health problem. This is due to the high morbidity and cause many deaths, especially in infants and toddlers, and often lead to Extraordinary Events. Figures her pain is around 200-400 occurrence of diarrhea among the 1000 population each year. Thus, in Indonesia is expected to find people with diarrhea about 60 million events each year, most (70% -80%) of these patients are children under the age of 5 years. Diarrhea require rapid and adequate treatment, because that knowledge is very important families,especially mothers.

This study aims to know the description of maternal knowledge about the treatment of diarrhea in infants in the district of Medan Sunggal.Desain this study was descriptive survey. The subject of this study was 100 mothers who have children who come to the PHC Sunggal.

From this research it was found that respondents' knowledge of the treatment of diarrhea in children under five are in either category, ie by 67 respondents (67%), the categories are as many as 33 respondents (33%), and found no respondents whoare at less category.

From this research we can conclude that the picture of maternal knowledge about the treatment of diarrhea in infants in the District of Medan Sunggal located on either category.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal “ dapat selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1.

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2.

dr. Supriatmo, Sp.A(K), selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan banyak waktu untuk memberikan saran dan petunjuk dalam

pelaksanaan pembuatan karya tulis ini.

3.

dr. Juliandi Harahap M.A, dan dr. Cut Aria Arina, Sp.S, selaku Dosen

Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan

karya tulis ilmiah ini.

4.

dr. Salli Roseffi Nasution, Sp.PD-KGH selaku Dosen Penasehat

Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan

di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.

Kantor Camat Medan Sunggal yang telah memberikan izin dan banyak

bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di

lokasi penelitian.

6.

Puskesmas Sunggal yang telah memberikan tempat dan banyak bantuan

kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data.

(7)

8.

Kedua orang tua (Drs.H. Hasim Nasution dan Hj. Tati Rahmawati

Hasibuan), yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil

hingga saat ini,.

9.

Kakak dan adik saya (Yanti Imelda Nasution dan Indra Budiman

Nasution) serta keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan

dan motivasi tiada henti.

10.

Sahabat-sahabat sekelompok karya tulis ilmiah (Pralistia Leoni Ananda,

Keishya Maurieza, dan Afif Muhadi) sahabat-sahabat senasib

sepenanggungan dalam proses penulisan KTI ini.

11.

Sahabat-sahabat penulis di FK USU (Ananda Marina, Yasmine Siregar,

M.Irfan, Taufik Khaitami, Vani Gita Pertiwi, Pelangi Windarini, Rinaldi

Sani, Iqbal Harziki, Hasbiyas Siddik, Charles Alta, Otneil, Nanda Bagus)

serta teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis sadar karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar semakin baik ke depannya.

Akhir kata, penulis berharap agar hasil dari karya tulis ini dapat memberikan

manfaat dalam pengembangan dunia kesehatan.

Medan, 11 Desember 2010 Penulis

(8)

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Singkatan... x

Daftar Lampiran ... xi

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1

...

La

tar Belakang ... 1

1.2

...

R

umusan Masalah... 2

1.3

...

Tu

juan Penelitian... 2

1.3.1

...

Tu

juan Umum ... 2

1.3.2

...

Tu

juan Khusus ... 2

1.4

...

M

anfaat Penelitian ... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 4

2.1 Diare ... 4

(9)

2.1.2. Etiologi Diare ... 4

2.1.3. Klasifikasi Diare ... 5

2.1.4. Patogenesis Diare ... 6

2.1.5. Patofisiologi Diare ... 6

2.1.6. Faktor Resiko Diare ... 6

2.1.7. Dehidrasi ... 7

2.1.8. Gejala yang Timbul Akibat Efek Dehidrasi ... 7

2.1.9. Jenis Dehidrasi ... 7

2.2 Diagnosis dan Pemeriksaan ... 8

2.2.1 Penatalaksanaan Diare ... 8

2.2.2. Komplikasi ... 12

2.2.3. Pencegahan ... 13

2.3 Pengetahuan ... 13

Bab 3 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional... 17

3.1 Kerangka Konsep ... 17

3.2 Definisi Operasional... 17

3.3 Aspek Pengukuran ... 18

Bab 4 Metode Penelitian ... 19

(10)

4.2 Tempat dan waktu penelitian ... 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.4 Metode Pengumpulan data ... 20

4.4.1. Data primer ... 20

4.4.2. Data Sekunder ... 20

4.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 21

4.5 Metode Analisis Data ... 21

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 22

5.1 Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 24

5.1.3.1. Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksna Diare pada Balita ... 24

5.2 Pembahasan ... 27

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 30

6.1 Kesimpulan ... 30

(11)

Daftar Pustaka... 32

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Skor Penilaian Klinis Dehidrasi 10

5.2 Distribusi Karakteristik Responden 23

5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Pengetahuan 25

(13)

DAFTAR SINGKATAN

Balita Bawah Lima Tahun

BJ Berat Jenis

Depkes Departemen Kesehatan

IWL Insensible Water Loss

MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit

SD Sekolah Dasar

SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SMK Sekolah Menengah Kejuruan

SPSS Statistical Product and Service Solution

S1 Sarjana

WHO World Health Organization

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Pengisian Kuesioner Lampiran 4 Lembar Persetujuan Pengisian Angket

Lampiran 5 Data Induk

Lampiran 6 Hasil Output

(15)

ABSTRAK

Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab utama angka kesakitan dan angka kematian pada balita. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70%-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah usia 5 tahun. Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah pengetahuan keluarga khususnya ibu sangat penting.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di kecamatan Medan Sunggal.Desain penelitian ini adalah survey deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 100 orang ibu yang memiliki balita yang datang ke Puskesmas Sunggal.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap tatalaksana diare pada balita berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 67 responden (67%), kategori sedang sebanyak 33 responden (33%), dan tidak ditemukan responden yang berada pada kategori kurang.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di Kecamatan Medan Sunggal berada pada kategori baik.

(16)

ABSTRACT

Diarrheal disease is still a major cause of morbidity and mortality in infants. In Indonesia, diarrhea remains one of the major public health problem. This is due to the high morbidity and cause many deaths, especially in infants and toddlers, and often lead to Extraordinary Events. Figures her pain is around 200-400 occurrence of diarrhea among the 1000 population each year. Thus, in Indonesia is expected to find people with diarrhea about 60 million events each year, most (70% -80%) of these patients are children under the age of 5 years. Diarrhea require rapid and adequate treatment, because that knowledge is very important families,especially mothers.

This study aims to know the description of maternal knowledge about the treatment of diarrhea in infants in the district of Medan Sunggal.Desain this study was descriptive survey. The subject of this study was 100 mothers who have children who come to the PHC Sunggal.

From this research it was found that respondents' knowledge of the treatment of diarrhea in children under five are in either category, ie by 67 respondents (67%), the categories are as many as 33 respondents (33%), and found no respondents whoare at less category.

From this research we can conclude that the picture of maternal knowledge about the treatment of diarrhea in infants in the District of Medan Sunggal located on either category.

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak (Tanchoco, 2006). Di Amerika Serikat, diperkirakan 21 juta sampai 37 juta kasus diare sekitar 16,5 juta dialami oleh anak-anak usia kurang dari 5 tahun (Niel, 2002). 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun (WHO, 2005)

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (Adisasmito,2007). Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70%-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah usia 5 tahun (Suraatmaja, 2007). Provinsi Sumatera Utara mencatat penderita diare pada tahun 2005 sebanyak 168.072 orang. Penderita terbanyak pada tahun 2005 terdapat di Kota Medan dengan jumlah 38.012 orang (Depkes. R.I. 2005). Sedangkan di Kecamatan Medan Sunggal pada tahun 2008 ditemukan kasus diare sebanyak 1801 orang (Dinkes, 2008).

Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi tinja. Umumnya terjadi pada anak-anak, terutama antara umur 6 bulan sampai 2 tahun (WHO,2005). Rotavirus merupakan agen paling penting yang menyebabkan penyakit diare disertai dehidrasi pada anak-anak kecil di seluruh dunia (Wong, 2009).

(18)

patogen. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporidium merupakan parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong, 2009).

Diare diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis (Wong, 2009). Diare akut didefenisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar (3 atau lebih per hari atau sekurang-kurangnya 200 g tinja per hari ), berlangsung dalam 14 hari dan dapat disertai mual, muntah, kram perut, gejala sistemik yang signifikan secara klinis atau pun malnutrisi (Thielman, 2004). Sedangkan diare dikatakan kronis jika frekuensi defekasi dengan perubahan konsistensi tinja berlangsung lebih dari 14 hari (Pickering, 2000). Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis), hipoglikemia, gangguan sirkulasi serta gangguan gizi (Suraatmaja, 2007).

Tinggi rendahnya angka kejadian diare ini dalam masyarakat ditentukan antara lain oleh faktor lingkungan dan faktor perilaku masyarakat. Dalam hal ini perlu peran serta masyarakat, khususnya ibu untuk usaha penatalaksanaan serta pencegahannya. Tujuan utama dalam penatalaksanaan diare meliputi pengkajian terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, rehidrasi, terapi cairan rumatan dan tindakan memulai kembali diet yang memadai. Tindakan pertama yang harus dilakukan pada bayi yang menderita diare akut dan dehidrasi adalah terapi rehidrasi oral (ORT) atau pemberian oralit. Pemakaian oralit merupakan salah satu kemajuan dalam pelayanan kesehatan di dunia (Wong, 2009).

(19)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui seberapa jauh gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di Kecamatan Medan Sunggal.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di Kecamatan Medan Sunggal.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memberi informasi pada masyarakat terutama ibu tentang pengetahuan diare pada balita.

2. Sebagai bahan masukan dan motivator bagi pemerintah dalam upaya mengurangi angka kejadian diare pada balita.

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian berikutnya.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diare

2.1.1 Definisi Diare

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( >3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2007). Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus (gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon (colitis) atau kolon dan usus (enterokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis (Wong, 2009).

2.1.2 Etiologi Diare

(21)

disebarluaskankan lewat jalur fekal-oral melalui makanan,air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat (Wong, 2009).

2.1.3 Klasifikasi Diare

Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkann : 1. Lama waktu diare

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines (2005) diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut biasanya sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi (Wong, 2009).

b. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. 2. Mekanisme patofisiologik

a. Osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare sekretorik. b. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi.

c. Malabsorbsi asam empedu.

d. Defek sisitem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit.

e. Motilitas dan waktu transport usus abnormal. f. Gangguan permeabilitas usus.

g. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik. h. Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.

(22)

2.1.4 Patogenesis

Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare ialah gangguan osmotik, gangguan sekresi, dan gangguan motilitas usus (Suraatmaja, 2007).

Pada diare akut, mikroorganisme masuk ke dalam saluran cerna, kemudian mikroorganisme tersebut berkembangbiak setelah berhasil melewati asam lambung, mikroorganisme membentuk toksin (endotoksin), lalu terjadi rangsangan pada mukosa usus yang menyebabkan terjadinya hiperperistaltik dan sekresi cairan tubuh yang mengakibatkan terjadinya diare (Suraatmaja, 2007).

2.1.5 Patofisiologi

Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa (Ulshen, 2000).

2.1.6 Faktor Resiko

Faktor yang dapat menyebabkan diare seperti faktor lingkungan, faktor perilaku masyarakat, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta malnutrisi. Contoh dari faktor lingkungan berupa sanitasi yang buruk serta sarana air bersih yang kurang. Faktor perilaku masyarakat seperti tidak mencuci tangan sesudah buang air besar serta tidak membuang tinja dengan benar. Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan pada bayi mempunyai resiko untuk menderita diare lebih besar, ini akibat kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang diare (Adisasmito, 2007).

(23)

keadaan gizi anak, semakin sering dan semakin berat diare yang dideritanya.(Suharyono, 2007). Ada 2 masalah yang berbahaya dari diare, yaitu kematian dan malnutrisi. Diare dapat menyebabkan malnutrisi dan membuat lebih buruk lagi karena pada diare tubuh akan kehilangan nutrien, anak-anak dengan diare mungkin merasa tidak lapar serta ibu tidak memberi makan pada anak ketika mengalami diare (WHO, 2005).

2.1.7 Dehidrasi

Kehilangan cairan akibat diare akut menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau berat. Pada diare akut, dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang berulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang melebihi pemasukannya.(Suharyono, 2007).

2.1.8 Gejala Yang Timbul Akibat Efek Dehidrasi

Turgor kulit berkurang, nadi lemah atau tidak teraba, takikardi, mata cekung, ubun-ubun cekung, suara parau, kulit dingin, jari sianosis, membran mukosa kering (Suraatmaja, 2007).

2.1.9 Jenis – Jenis Dehidrasi

(24)

2.2. Diagnosis dan Pemeriksaaan

Anamnesis perlu ditanyakan mengenai riwayat pejalanan penyakit kepada keluarga atau penderita, seperti lamanya sakit diare, frekuensinya, volumenya, warnanya, berat badan sebelum lahir, ada atau tidaknya batuk, pilek dan demam sebelum, selama atau sesudah diare (Suraatmaja, 2007).

Pada pemeriksaan fisik kelainan yang ditemukan sangat berguna dalam menentukan beratnya diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pada pemeriksaan abdomen adanya kualitas bunyi usus dan ada tidaknya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan tanda bagi penentuan etiologi (Simadibrata, 2006).

Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan seperti pemeriksaan tinja, pemeriksaan darah berupa darah lengkap, pemeriksaan elektrolit dan pH dan intubasi duodenal pada diare kronik untuk mencari kuman penyebab(Suraatmaja, 2007).

2.2.1 Penatalaksanaan Diare

(25)

Pemakaian oralit merupakan salah satu kemajuan dalam bidang pelayanan kesehatan di dunia selama dasawarsa yang lalu. Cara ini dipandang lebih efektif, aman, tidak memberikan rasa nyeri, dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan terapi rehidrasi intravena (pemberian infus cairan). American Academy of Pediatrics, World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan penggunaan oralit sebagai terapi pilihan bagi sebagian besar kasus dehidrasi karena diare.

1. Rehidrasi

Bila pasien keadaan umumnya baik dan tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah dan sup. Tetapi bila pasien kehilangan cairan banyakdengan dehidrasi, maka beri cairan intavena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik yang mengandung elektrolit dan gula. Cairan diberikan 50-200 ml/kg BB/24 jam tergantung kebutuhan dan statu hidrasi.

Macam-macam pemberian cairan : 1. BJ plasma dengan rumus :

Kebutuhan cairan = BJ plasma – 1,025 x BB x 4 ml 0,001

2. Metode Pierce, berdasarkan klinis :

(26)
[image:26.595.108.517.145.694.2]

3. Metode Daliyono, berdasarkan skor klinis : Tabel 2.1. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi

Klinis

Rasa haus/ muntah TD sistolik 60-90 mmHg

TD sistolik < 60 mmHg Frekuensi nadi >120 x/menit

Kesadaran apatis

Kesadaran somnolen, sopor/koma Frekuensi nafas >30 x/menit

Facies cholerica Vov cholerica

Turgor kulit menurun Washer woman hand Ekstremitas dingin

Sianosis tahun Umur 50-60 Umur >60 tahun

Skor

1 1 2 1 1 2 1 2 2

(27)

Kebutuhan cairan = skor x 10% kg BB x 1 liter 15

Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, beri cairan per oral sebanyak mungkin tetapi sedikit demi sedikit dan bila skor lebih dari 3 disertai syok maka beri cairan per iv.

Bila dehidrasi sedang/berat pasien diberi cairan melalui infus pembuluh darah, sedangkan bila dehidrasi ringan maka pasien dapat diberi cairan peroral/selang nasogastrik kecuali bila ada kontraindikasi.

Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas :

1. 2 jam pertama (rehidrasi inisial) diberikan jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus diberikan langsung.

2. 1 jam berikutnya pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya.

3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible Water Loss (IWL)

Pada keadaan dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan oleh ibu dengan menggunakan prinsip penanganan diare di rumah, yaitu:

1. Beri cairan tambahan sebanyak anak mau, dengan memberi penjelasan kepada ibu:

a. ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

b. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan.

(28)

Anak harus diberi oralit di rumah jika:

a. Anak telah diobati dengan rencana terapi C dalam kunjungannya b. Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diare bertambah parah.

Ajari ibu mencampur dan memberi oralit dengan memberi 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.

Tunjukkan kepada ibuberapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari :

a. Sampai umur 1 tahun = 50-100 ml setiap kali berak. b. Umur 1-5 tahun = 100-200 ml setiap kali berak Katakan pada ibu:

a. Agar meminumkan sedikit demi sedikit tetapi sering dari cangkir. b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi. c. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. 2. Lanjutkan pemberian makanan.

3. Kapan harus kembali ke Puskesmas (Depkes, 2006)

2. Diet

Pasien tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah berat. Pasien dianjurkan minum sari buah, minuman tidak bergas dan makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi dan kuah sup.

3. Antibiotik

(29)

Suplemen zink merupakan strategi penatalaksanaan yang baru untuk diare dan menjanjikan untuk penatalaksanaan diare. Suplemen zink ini telah direkomendasikan oleh WHO, UNICEF, dan beberapa negara di dunia untuk pengobatan diare pada anak. Zink mikronutrien yang penting untuk kesehatan dan perkembangan anak. Mengganti zink yang hilang penting untuk membantu anak-anak memulihkan dan menjaga kesehatan anak di bulan-bulan mendatang (WHO, 2005)

2.2.2 Komplikasi

Hiponatremia, hipernatremia, demam, edema, asidosis, hipokalemia, kejang, ileus paralitikus, intoleransi laktosa, dan gagal ginjal (Suraatmaja, 2007)

2.2.3 Pencegahan

Tujuh intervensi pencegahan diare yang efektif adalah pemberian ASI, memperbaiki makanan sapihan, menggunakan air bersih yang cukup banyak, mencuci tangan, menggunakan jamban keluarga, cara membuang tinja yang baik dan benar serta pemberian imunisasi campak (Suraatmaja, 2007).

2.2 Pengetahuan

(30)

tentang segala sesuatu yang dihadapinya termasuk dirinya sendiri. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh manusia melalui proses penginderaan, pengalaman, perasaan, akal pikiran dan intuisinya tentang segala sesuatu yang dihadapi.

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suetu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan dan dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek/materi yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dsb.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(31)

Sintesis merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaiam itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan criteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Umur

Makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu mengingat atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

c. Tingkat pendidikan

(32)

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

d. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang , baik keyakinan itu bersifat positif atau negatif. e. Sumber informasi

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

f. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

g. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel yang diteliti

3.2. Definisi Operasional

Umur Pendidikan Penghasilan

Media cetak Media elektronik Penyuluhan kesehatan

Pengetahuan Ibu

(34)

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang tatalaksana diare pada balita.

b. Balita adalah anak yang berusia 12 bulan – 59 bulan yang lahir dengan berat badan > 2500 gr.

c. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan/tanpa darah dan/atau lendir.

3.3. Aspek Pengukuran

Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:

1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.

2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.

(35)

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu: 1. Skor 8-10 = baik.

2. Skor 4-7 = sedang. 3. Skor <3 = kurang.

(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel yang diteliti

3.2. Definisi Operasional

Umur Pendidikan Penghasilan

Media cetak Media elektronik Penyuluhan kesehatan

Pengetahuan Ibu

(37)

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang tatalaksana diare pada balita.

b. Balita adalah anak yang berusia 12 bulan – 59 bulan yang lahir dengan berat badan > 2500 gr.

c. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan/tanpa darah dan/atau lendir.

3.3. Aspek Pengukuran

Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:

1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.

2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.

(38)

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu: 1. Skor 8-10 = baik.

2. Skor 4-7 = sedang. 3. Skor <3 = kurang.

(39)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah survey deskriptif, yaitu menggambarkan pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di Kecamatan Medan Sunggal.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Induk Kecamatan Medan Sunggal, yaitu Puskesmas Sunggal.

4.2.2 Waktu

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan bulan November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Kecamatan Medan Sunggal yaitu sebanyak 4208 orang.

4.3.2 Sampel

(40)

Untuk menentukan besar sampel minimal yang digunakan rumus berikut :

N 4208

n =  n =

1 + N (d2) 1 + 4208 (0,1)2

n = 97,67 n = 98

n = jumlah sampel Keterangan :

N = jumlah populasi

d = derajat kemaknaan(10%)

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

(41)

dimengerti dalam angket/kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani lembaran persetujuan.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Medan Sunggal.

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Telah dilakukan uji validitas dan reabilitas dari kuesioner yang dibuat.

4.5. Metode Analisis Data

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Medan Sunggal terletak di jalan T.B. Simatupang no.251, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut

-

Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Lalang

-

Sebelah selatan berbatasan dengan Asam Kumbang

-

Sebelah barat berbatasan dengan Deli Serdang

-

Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Rejo

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(43)
[image:43.595.116.517.200.738.2]

Tabel 5.1. Tabel Karakteristik Responden

Variabel n (%)

Umur

20-29 tahun 52(52)

30-39 tahun 42(42)

40-49 tahun 4(4)

50-59 tahun 2(2)

Total 100(100)

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 85(85)

Wiraswasta 14(14)

PNS 1(1)

Total 100(100)

Pendidikan terakhir

SD 2(2)

SLTP 29(29)

(44)

Jumlah penghasilan keluarga/bulan

<Rp. 918.000 44(44)

>Rp. 918.000 56(56)

Total 100(100)

Sumber informasi untuk tatalaksana diare

Media cetak 1(1)

Penyuluhan kesehatan 56(56)

Pakar kesehatan 43(43)

Total 100(100)

Berdasarkan kelompok umur, jumlah responden yang berumur 20-29 tahun sebanyak 52 orang (52%), responden yang berumur 30-39 tahun sebanyak 42 orang (42%), responden yang berumur 40-49 tahun sebanyak 4 orang (4%), sedangkan responden yang berumur 50-59 tahun sebanyak 2 orang (2%).

Berdasarkan pekerjaan responden, jumlah responden yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 85 orang (85%), wiraswasta sebanyak 14 orang (14%), sedangkan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 1 orang (1%).

Berdasarkan pendidikan terakhir responden, jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 2 orang (2%), SLTP sebanyak 29 orang (29%), SLTA/SMK sebanyak 68 orang (68%), sedangkan Sarjana/tamat Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (1%).

Berdasarkan jumlah penghasilan keluarga/bulan, yang memiliki penghasilan kurang dari Rp.918.000 sebanyak 44 orang (44%), dan lebih dari Rp.918.000 sebanyak 56 orang (56%).

(45)

kesehatan sebanyak 56 orang (56%), sedangkan dari pakar kesehatan sebanyak 43 orang (43%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare

[image:45.595.159.522.410.749.2]

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap tatalaksana diare pada balita. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap tatalaksana diare pada balita. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No

Pernyataan

Jawaban Responden

Benar

Salah

n %

n %

1.

Pengertian diare pada

balita

94

94

6

6

2.

Penyebab diare pada

balita

100

100

0

0

3.

Faktor resiko diare pada

balita

80

80

20

20

4.

Tanda/gejala diare pada

balita

81

81

19

19

5.

Tanda dehidrasi pada

balita

48

48

52

52

6.

Penanganan yang tepat

untuk diare pada balita di

rumah

37 37

63

63

7.

Mengetahui cara

pemberian ASI pada bayi

yang sedang diare

88

88

12

12

8.

Pengganti oralit pada

diare balita

99

99

1

1

9.

Penghentian/penerusan

(46)

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak

dijawab dengan benar yaitu pertanyaan pada nomor 1,2,3,4,7,8,9 dan 10 yaitu

sebesar 94%, 100%, 80%, 81%, 88%, 99%, 92%, dan 83%. Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 5

dan 6 yaitu sebesar 52% dan 63%.

[image:46.595.211.411.494.566.2]

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik,

sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 8-10

pertanyaan pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan

berpengetahuan sedang bila menjawab 4-7 pertanyaan pengetahuan dengan benar

dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama

dengan 3 dari pertanyaan pengetahuan dengan benar. Berdasarkan hasil uji

tersebut maka tingkat pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare pada balita di

Kecamatan Medan Sunggal dapat dikategorikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan

n

%

Baik

67

67

Sedang

33

33

Kurang

-

-

Total

100

100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tidak didapati tingkat pengetahuan dengan kategori kurang, sedangkan tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 33% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 67%.

5.2. Pembahasan

(47)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah

dilakukan pembagian kuesioner yang telah valid untuk mengukur gambaran

pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu.

Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 94 responden (94%) telah

memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian diare pada balita, yaitu

penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari

biasanya ( >3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),

dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2007).

Disamping itu, seluruh responden mengetahui bahwa penyebab diare

pada balita adalah bakteri, virus, dan jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Suharyono (2008) bahwa Rotavirus adalah etiologi paling penting pada anak

dan balita. Selain itu, Salmonella, Shigella dan Campylobacter merupakan

bakteri patogen yang paling sering diisolasi. Mikroorganisme Giardia

lamblia dan Cryptosporidium merupakan parasit yang paling sering

menimbulkan diare infeksius akut.(Wong, 2009).

Didapati sebanyak 80 responden (80%) mengetahui faktor yang dapat

menyebabkan diare pada balita, yaitu ibu yang tidak memberikan ASI secara

penuh sampai 6 bulan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adisasmito (2007)

bahwa faktor yang dapat menyebabkan diare seperti faktor lingkungan, faktor

perilaku masyarakat, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta

malnutrisi. Contoh dari faktor lingkungan berupa sanitasi yang buruk serta

sarana air bersih yang kurang. Faktor perilaku masyarakat seperti tidak

mencuci tangan sesudah buang air besar serta tidak membuang tinja dengan

benar. Tidak memberi ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan pada

bayi mempunyai resiko untuk menderita diare lebih besar, ini akibat

kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang diare.

(48)

besar lebih sering, lemah dan pucat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari

Suraatmaja (2007) bahwa tanda atau gejala dari diare pada bayi dan balita

adalah cengeng, gelisah, nafsu makan berkurang,tinja makin encer mungkin

mengandung darah dan/atau lendir dan sering defekasi.

Didapati sebanyak 48 responden (48%) menjawab pertanyaan

mengenai tanda-tanda dehidrasi pada balita dengan benar sedangkan

responden yang menjawab salah lebih banyak, yaitu sebanyak 52 responden

(52%). Hal ini bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan dan responden

tentang dehidrasi pada balita serta kurangnya sumber informasi yang mereka

dapat tentang gejala-gejala yang dialami balita jika menderita dehidrasi.

Didapati sebanyak 37 responden (37%) menjawab pertanyaan dengan

benar tentang penanganan yang tepat untuk diare pada balita di rumah, yaitu

melanjutkan ASI, beri makan dan beri banyak cairan.Sedangkan responden

yang lebih memilih pilihan jawaban langsung membawa anaknya ke rumah

sakit untuk penanganan diare lebih banyak, yaitu sebanyak 63 responden

(63%). Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman responden tentang

penanganan diare pada balita sehingga responden lebih memilih untuk

melakukan penanganan diare ke rumah sakit terdekat.

Didapati sebanyak 88 responden (88%) mengetahui cara pemberian

ASI pada bayi yang sedang diare, yaitu dengan cara tetap melanjutkan

pemberian ASI. Hal ini sesuai dengan teori Suraatmaja (2007), bahwa pada

bayi dengan ASI, harus tetap dilanjutkan dan diberikan sedikit demi sedikit

namun sering.

Didapati sebanyak 99 responden (99%) mengetahui pengganti oralit

pada diare balita, yaitu dengan pemberian larutan gula garam. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa rehidrasi oral yang dapat dipakai

masyarakat sebagai pengganti oralit adalah air tajin, larutan gula garam, kuah

sayur dan sup (Harianto, 2004).

(49)

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa cairan elektrolit agar

diminumkan sedikit demi sedikit, tetapi sering dan bila anak muntah maka

tunggu 10 menit kemudian dilanjutkan lagi (Depkes, 2006)

Didapati sebanyak 83 responden (83%) mengetahui tentang cara

pemberian makan pada balita yang sedang diare, yaitu dengan cara memberi

makanan yang lunak, sedikit demi sedikit namun sering. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa pada bayi yang sedang diare diberi makanan sedikit demi

sedikit tetapi dengan frekuensi yang sering (Suraatmaja, 2007)

Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 67 responden (67%) yang

berpengetahuan baik, 33 responden (33%) yang berpengetahuan sedang, dan

tidak didapati responden yang memiliki pengetahuan kurang. Dari hasil

tersebut terlihat bahwa mayoritas gambaran pengetahuan ibu tentang

tatalaksana diare pada balita berada pada tingkat baik. Menurut pendapat

Notoatmojo (2003) bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, penghasilan dan sumber

informasi yang digunakannya. Bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada peningkatan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi

pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan dalam menerima

dan mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka kesimpulan dalam penelitian

ini

adalah:

a. Mayoritas karakteristik dari responden berada dalam kelompok umur 20-29

tahun (52%), berdasarkan pekerjaan berprofesi sebagai ibu rumah tangga

(85%), berdasarkan tingkat pendidikan terakhir SLTA/SMK (68%),

berdasarkan jumlah penghasilan responden memiliki jumlah penghasilan

lebih dari Rp.918.000 (56%) dan sumber informasi tentang tatalaksana

diare mayoritas responden mendapat informasi dari penyuluhan kesehatan

(56%).

b. Gambaran pengetahuan ibu tentang tatalaksana diare di Kecamatan Medan

Sunggal berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 67 responden (67%),

sedangkan pada kategori sedang, yaitu sebanyak 33 responden (33%) dan

tidak ditemukan responden yang memiliki pengetahuan kategori kurang.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti,

yaitu:

a.

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Medan untuk lebih

meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai tatalaksana diare pada balita

serta dehidrasi pada balita, khususnya dalam hal tanda dehidrasi pada

balita dan penangananya.

(51)
(52)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan, 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007. Medan. Larson, P.C., et al, 2009. Impact of the National Scale Up of Zinc Treatment for Chilhood

Diarrhea in Bangladesh: Repeat Ecologic Surveys. Available from:http:/

Li, T.S., et al, 2009.Parental Management of Chilhood Diarrhea. Available from : 2010]

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieka Cipta. 116-133.

. 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. 114-

131

Petri Jr. A.W., et al, 2008. Enterin Infections, Diarrhea and Their Impact on Function and Development. Available

from:

[Accessed 6 Maret 2010]

Pickering, Larry K. & Snyder, John D., 2000. Gastroenteritis. In: Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak vol. 2 Edisi 15. Jakarta; EGC, 889-893.

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud.23-26.

(53)

Simadibrata, Marcellus & Daldiyono, 2006. Diare Akut. In: Sudoyo, Aru W. et al, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 408-413.

Suraatmaja, S., 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta. 1-43.

Tanchoco, C.C., et al. 2006. Diet Supplemented With BCT Oil In The Management Of Childhood Diarrhea. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17468085[Accessed 8 Maret 2010]

Thielman, M.N., 2004.Acute Infectious Diarrhea. Available

from: Maret 2010]

Ulshen, Martin, 2000. Manifestasi Klinis Penyakit Saluran Pencernaan. In: Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak vol. 2 Edisi 15. Jakarta: EGC, 1273-1274.

Wong, L.D., Eaton, H.M., Wilson, D., Winkelstein, L.M., dan Schwart, P., 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 995-1001.[Accessed 6 Maret 2010]

(54)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Silvana Noverica

Tempar / Tanggal Lahir : Medan / 13 November 1988

Agama : Islam

Alamat : Jalan mesjid, Villa Setia Budi Regency no.1 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 15 Padang Sidempuan (1997-2002)

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Panyabungan

(2002-2004)

(55)

Riwayat Organisasi :

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU TERHADAP GAMBARAN TATALAKSANA DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

TAHUN 2010

1. Nama Responden :

2. Umur : :

3. Pekerjaan Responden :

4. Pendidikan Terakhir : a. tidak sekolah b. SD c. SLTP d. SLTA/SMK e. Diploma

f. SI/Tamat Perguruan Tinggi 5.Jumlah Penghasilan Keluarga/bulan : a. <Rp.918.000 b. >Rp.918.000

6.Sumber Informasi Untuk Tatalaksana Diare: a. Media elektronik b. Media cetak

(56)

e. Teman/saudara

PENGETAHUAN

1. Apakah yang dimaksud dengan diare ? a. tinja encer/cair

b. tinja encer/cair yang bercampur lendir atau darah, atau keduanya

c. tinja encer/cair yang lebih dari biasanya (>3 kali sehari) disertai dengan/tanpa darah dan/atau lendir

d. tidak tahu

2. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang menyebabkan diare pada balita ? a. Bakteri, virus, jamur

b. Makanan yang bergizi c. Buah-buahan

d. tidak tahu

3. Sepengetahuan Ibu, apa saja yang dapat meningkatkan diare pada balita ? a. ibu yang tidak memberikan ASI secara penuh sampai 6 bulan

b. selalu mencuci tangan setelah buang air besar c. obesitas (kegemukan)

d. tidak tahu

4. Apa saja tanda dan gejala diare pada balita ?

a. tinja encer, buang air besar lebih sering, lemah dan pucat b. nafsu makan meningkat dan susah buang air besar c. nyeri kepala

d. tidak tahu

(57)

b. susah buang air besar

c. kesadaran menurun dan malas minum d. tidak tahu

6. Sepengetahuan Ibu, apa saja penanganan yang tepat untuk diare pada balita di rumah?

a. Banyak makan buah-buahan

b. Langsung bawa ke rumah sakit terdekat

c. Lanjutkan ASI, beri makan, dan bri banyak cairan d. Tidak tahu

7. Bagaimana cara memberikan ASI pada bayi yang sedang diare? a. Hentikan pemberian ASI sampai diare berhenti

b. Ganti ASI dengan susu formula c. Tetap lanjutkan pemberian ASI d. Tidak tahu

8. Jika tidak ada oralit di rumah, apa yang dapat Ibu berikan sebagai penggantinya ?

a. Larutan gula garam b. air putih

c. susu formula d. tidak tahu

9. Jika anak Ibu muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit perlu diteruskan?

a. Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu diteruskan. b. Tetap beri dengan jumlah banyak.

(58)

10. Bagaimana cara memberikan makanan pada anak yang sedang diare? a. anak dipuasakan, hanya beri cairan.

b. Beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan.

(59)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Saya Silvana Noverica, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tatalaksana Diare Pada Balita di Kecamatan Medan Sunggal”.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas anda akan disamarkan. Kerahasiaan data Anda akan dijamin sepenuhnya. Bila data Anda dipublikasikan, kerahasiaan akan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada Anda, silahkan menghubungi saya Silvana Noverica (Hp : 081397988688). Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Anda, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(60)

LAMPIRAN 4

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Tempat/Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian. Saya yang menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner adalah benar adanya. Dan Saya bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2010

Peneliti, Yang Membuat Pernyataan,

(61)

LAMPIRAN 6

HASIL OUTPUT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Karakteristik Responden

1.

Berdasarkan Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 - 29 Tahun 52 52.0 52.0 52.0

30 - 39 Tahun 42 42.0 42.0 94.0

40 - 49 Tahun 4 4.0 4.0 98.0

50 - 59 Tahun 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

2.

Berdasarkan Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 85 85.0 85.0 85.0

Wiraswasta 14 14.0 14.0 99.0

PNS 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

3.

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(62)

SLTP 29 29.0 29.0 31.0

SLTA/SMK 68 68.0 68.0 99.0

S1/ Tamat

Perguruan Tinggi 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

4.

Jumlah Penghasilan Keluarga/Bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp. 918.000 44 44.0 44.0 44.0

>Rp. 918.000 56 56.0 56.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

5.

Sumber Informasi Tatalaksana Diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Media Cetak 1 1.0 1.0 1.0

Penyuluhan Kesehatan 56 56.0 56.0 57.0

(63)

Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan Pengetahuan

1.

Mengetahui Pengertian Diare pada Balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 6 6.0 6.0 6.0

Benar 94 94.0 94.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

2.

Mengetahui Penyebab Diare pada Balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 100 100.0 100.0 100.0

3.

Mengetahui Faktor Resiko Diare pada Balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 20 20.0 20.0 20.0

Benar 80 80.0 80.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

4.

Mengetahui Tanda/Gejala Diare pada Balita

Frequency Percent Valid Percent

(64)

Valid Salah 19 19.0 19.0 19.0

Benar 81 81.0 81.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

5.

Mengetahui Tanda-tanda Dehidrasi pada Balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 52 52.0 52.0 52.0

Benar 48 48.0 48.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

6.

Mengetahui Penanganan yang Tepat untuk Diare pada Balita di

Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 63 63.0 63.0 63.0

Benar 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

7.

Mengetahui Cara Pemberian ASI pada Bayi yang sedang Diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 12 12.0 12.0 12.0

Benar 88 88.0 88.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

8.

Mengetahui Pengganti Oralit pada Diare Balita

Frequency Percent Valid Percent

(65)

Valid Salah 1 1.0 1.0 1.0

Benar 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

9.

Mengetahui Penghentian/Penerusan Pemberian Oralit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 8 8.0 8.0 8.0

Benar 92 92.0 92.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

10.

Mengetahui Cara Pemberian Makan pada Balita yang sedang Diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 17 17.0 17.0 17.0

Benar 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Total Skor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4 1 1.0 1.0 1.0

5 2 2.0 2.0 3.0

(66)

7 19 19.0 19.0 33.0

8 30 30.0 30.0 63.0

9 21 21.0 21.0 84.0

10 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 67 67.0 67.0 67.0

Sedang 33 33.0 33.0 100.0

(67)
(68)

LAMPIRAN 5

[image:68.792.9.792.189.539.2]

DATA INDUK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE PADA BALITA DI

KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Umur Pekerjaan Pend.Terakhir

Jlh.Penghasilan Keluarga

Sumber

Informasi P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Total Skor

Inter pretasi 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar 6 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 30 - 39

Tahun PNS S1 >Rp. 918.000

Media

Cetak Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar 7 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 40 - 49

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar 6 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP <Rp. 918.000

Pakar

(69)

Tahun Kesehatan 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 8 Baik 30 - 39

Tahun Wiraswasta SLTP >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar 7 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 30 - 39

Tahun Wiraswasta SLTA/SMK >Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Salah Salah Salah Salah Benar Benar Benar 5 Sedang 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 9 Baik 20 - 29

Tahun Wiraswasta SLTA/SMK >Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun Wiraswasta SLTP <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar 8 Baik

(70)

20 - 29 Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar 7 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Salah Salah Salah Benar Benar Benar Benar 7 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Salah Benar Benar Salah 7 Sedang 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SD <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 9 Baik 50 - 59

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 9 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 8 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 50 - 59

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SD <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Salah Benar Salah Benar Salah Salah Benar Salah Benar Salah 4 Sedang 30 - 39

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar 7 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK <Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar Benar 10 Baik

(71)

20 - 29 Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar Benar 9 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP >Rp. 918.000

Penyuluhan

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar Benar Benar Salah 6 Sedang 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTA/SMK >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Salah Benar Benar Salah Benar Benar Benar Benar 8 Baik 20 - 29

Tahun

Ibu Rumah

Tangga SLTP >Rp. 918.000

Pakar

Kesehatan Benar Benar Benar Benar Ben

Gambar

Tabel 2.1. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
Tabel 5.1. Tabel Karakteristik Responden
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang

Dengan Ini menyatakan bahwa saya betanggungjawab penuh atas kebenaran laporan ini, dan bukti-bukti realisasi yang tercantum dalam laporan ini , disimpan sesuai dengan ketentuan

Berdasarkan hasil pengamatan perilaku siswa, pada kegiatan pendahuluan mendapatkan presentase 74.09%, pada kegiatan inti mendapatkan presentase 71.81%, dan pada

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa dalam pembelajaran matematika, serta peningkatan keterampilan berhitung

Sedangkan untuk teknik kelompoknya diimplementasikan dengan bukti berupa pertemuan guru (rapat bersama seluruh guru al- Quran SDI Sari Bumi, kepsek dan koordinator

Laporan-laporan yang dihasilkan dari berbagai aplikasi sistem informasi yang ada pada perusahaan sering kali tidak mendukung kebutuhan laporan yang diinginkan oleh pihak

Quran/hadis, peserta didik dapat menunjukkan bentuk persaudaraan (ukhuwah) dalam pergaulan remaja dengan benar L1 menentukan dampak positif akhlak pergaulan remaja

Aryati Indah Kusumastuti, (2004 ), Pengaruh Kualitas Komunikasi Padapengelolaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Terhadap Kinerja Waktu, Universitas Indonesia, Teknik Sipil