• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk komunikasi antara guru agama dan orangtua dalam membantu pembelajaran agama di SDI al Izhar pondok Labu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bentuk komunikasi antara guru agama dan orangtua dalam membantu pembelajaran agama di SDI al Izhar pondok Labu"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA DI SDI AL IZHAR PONDOK LABU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

FITRIANI

NIM. 106051001816

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 September 2010

(3)

DALAM MEMBANTU PEMBELAJARAN AGAMA DI SDI

AL-IZHAR PONDOK LABU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

FITRIANI NIM. 106051001816

Pembimbing:

Prof.Dr.Hj.Ismah Salman M. Hum NIP. 19640428 199303 1002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(4)
(5)

i

Bentuk Komunikasi Antara Guru Agama dan Orangtua Murid Dalam Membantu Pembelajaran Agama Di SDI Al Izhar Pondok Labu

Nama : Fitriani NIM : 106051001816

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan komunikasi . Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan menghasilkan kebudayaan yang tinggi..

Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, Bagaimana Bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan orangtua murid?

Kedua, Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi antara guru dan oarangtua murid?

Metode yang digunakan penulis dalam menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan dengan mengikuti kegiatan sekolah seperti Open house. wawancara, dan dokumentasi di SDI Al-Izhar Pondok Labu secara langsung.

Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori dari Harold Lasswell komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

ﻢﺴﺑ

ﷲا

ﻦﻤﺣﺮﻟا

ﻢﯿﺣﺮﻟا

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah dari lisan

manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada

penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya,

serta dengan izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang

bagus ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk

mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan

umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Sayyiudina Muhammad bin

Abdillah.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi,

baik itu berupa sifat malas, lalai dan sombong yang masih melekat kuat di dalam

diri penulis. Sungguh sesuatu yang sangat anugerah terindah yang diberikan Allah

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini

terwujud yang telah mendukung serta memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis persembahkan segalanya kepada bapak (Ruslan) dan kepada ibu

tersayang (Rohani) yang dengan ketegaran hatinya dalam menghadapi hidup telah

menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi penulis serta air susunya yang

telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan keringat dan air matanya telah

(7)

iii penulis.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Kepada bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A

selaku Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan

bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang

telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada di

kampus ini;

3. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi

Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai

akademis di kampus tercinta ini;

4. Prof.Dr.Hj.Ismah Salman M.Hum selaku pembimbing yang telah

membimbng peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

5. Kepada para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan

berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama

dalam masa perkuliahan.

6. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan

(8)

iv

7. Kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah dan Bapak, ibu Guru

Sekolah Dasar Islam Al-Izhar Pondok Labu yang telah banyak membantu

peneliti dalam memperoleh data.

8. Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006 yang

sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian

berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.

9. Kepada semua teman-temanku alumni SMA 2 Koto XI Tarusan

terimakasih atas doa kalian.

10.Keluarga Besar KKN Pandai Sikek tahun 2009.

11.Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah

yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.

Amin ya Rabbal Alamin.

Jakarta, 06 Oktober 2010

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Komunikasi ... 11

1. Pengertian Komunikasi ... 11

2. Unsur-unsur Komunikasi ... 13

3. Tujuan Komunikasi ... 17

4. Bentuk-bentuk Komunikasi ... 18

a. Komunikasi Verbal ……… 18

b. Komunikasi Non Verbal ... 19

c. Komunikasi Intrapribadi ... 21

d. Komunikasi Antarpribadi ... 21

e. Komunikasi Massa ………. 23

(10)

vi

6. Hambatan- hambatan Komunikasi ………. 25

B. Guru ……….. 26

1. Pengertian Guru ... 26

2. Syarat- syarat Menjadi Guru dan Kompetensi Guru ... 28

a. Syarat- syarat menjadi guru ... 28

b. Kompetensi guru ... 28

c. Tugas dan tanggung jawab guru ... 29

d. Guru Sebagai Pendidikan Profesional ……… .... 30

C. Orangtua Murid ... 32

1. Pengertian Orangtua Murid ... 32

a. Kedudukan Orangtua dalam keluarga ... 33

b. Tugas dan Tanggung Jawab Keluarga ... 34

D. Pembelajaran Agama ... 35

1. Pembelajaran ... 35

a. Pengertian Pembelajaran ... 35

b. Komponen Pembelajaran ... 38

2. Pengertian Agama ... 38

BAB III PROFIL SEKOLAH DASAR ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU A.Sejarah Berdirinya SDI Al-Izhar ... 42

B. Profil Sekolah ... 43

C. Visi, Misi, Motto dan Struktur ... 45

(11)

vii

BAB IV TEMUAN DILAPANGAN DAN ANALIS DATA

A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua Murid ... 52

1. Komunikasi Verbal ... 52

2. Komunikasi Non Verbal ... 54

3. Komunikasi AntarPribadi Guru dan Orangtua ... 54

B. Hambatan dan Pendukung Pelaksanaan Pembelajaran Agama ... 55

1. Komunikator (Guru) ... 56

2. Komunikan (Orangtua) ... 57

3. Laporan berkala ( Buku Agenda) ... 57

4. Rapat dan Pertemuan ... 58

C. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(12)
(13)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu hal yang perlu disadari oleh semua orang terutama orang tua

bahwa setiap anak sejak lahir telah dianugrahi Tuhan dengan berbagai

kemampuan. Peran serta orangtua sangat penting dalam menanamkan

pandangan hidup keagamaan terhadap anaknya. Agama yang dianut oleh anak,

tergantung pada pengaruh orangtua dan alam sekitarnya, dasar-dasar ini harus

sudah ditanamkan dan dipupuk sejak dini, karena jika tidak demikian halnya

kemungkinan akan mengalami kesulitan jika diberikan pada masa dewasa.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan

berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah

makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan

satu sama lain. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya

dapat dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar

terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi kehidupan manusia

tidak akan berkembang dan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.

Dengan komunikasi manusia mencoba mengekspresikan keinginannya

dan dengan komunikasi pula manusia melaksanakan kewajibannya. Itulah

sebabnya Toto Tasmara, Wilbur Schraam memberikan predikat kepada

manusia sebagai The Communication Animal, artinya tanpa komunikasi

manusia akan jatuh derajatnya pada tingkat yang rendah.1

1

(14)

2

Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan urgensinya,

bukan saja disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi

karena hasrat dasar sosial yang terdapat dalam diri setiap manusia.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk memberitahu (informatif) atau mengubah sikap, pendapat atau

perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kondisi tertentu,

komunikasi juga dapat dilakukan dengan bahasa isyarat atau dengan kode. Hal

penting dari komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan secara utuh dan jelas.

Ditinjau dari proses komunikasi, pendidikan adalah bagian dari

komunikasi yaitu proses pengajaran melibatkan dua komponen yang terdiri

dari guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi didasarkan

atas hubungan antara dua orang atau antara seseorang dengan orang lain.

Hakikat hubungan ini adalah setara (‘Tune”) antara satu sama lain yang

terfokus pada informasi yang sama, kesangkutpautan tersebut berada dalam

komunikasi tatap muka (face to face communication).2 Hakekat dari

komunikasi terletak pada kesamaan maksud atau perubahan tingkah laku

objek atau sasarannya. Oleh karena itu ada juga yang mengatakan bahwa

komunikasi pada dasarnya juga merupakan proses mengupayakan perubahan

perilaku (tingkah laku) seseorang menjadi lebih baik.

Komunikasi dalam pendidikan adalah proses komunikasi yang

melibatkan banyak komponen yang terdiri atas semua komponen yang ada di

2

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan komunikasi,(Bandung: CV.Mandar

(15)

lingkungan sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, dan sebagainya.

Khususnya dalam proses pembelajaran, maka pengajar berfungsi sebagai

komunikator dan murid sebagai komunikan.

Perlu disadari, bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam

kehidupan bersosialisasi, bahkan pada bidang pendidikan. Seorang guru harus

dibekali ilmu komunikasi agar apa yang disampaikannya dapat menjadi efektif

dan siswa dapat memahami pelajaran dengan mudah. Telah disepakati, bahwa

fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan

mempengaruhi. Dalam komunikasi istilah pendidikan dan pengajaran adalah

dua komponen yang saling melibatkan antara pengajar sebagai komunikator

dan pelajar sebagai komunikan.

Dalam dunia pendidikan yang memegang peranan komunikasi adalah

guru atau pendidik. Pada kegiatan proses belajar mengajar guru

menginstruksikan pesannya melalui tindakan-tindakan komunikasi.

Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara

baik secara “Verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan)

ataupun “ Non Verbal” (tidak dalam kata-kata, misalnya gestura, sikap,

tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk lainnya yang mengandung arti).

Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Bicara tatap muka, berbicara di depan kelas dalam proses belajar

mengajar, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang,

sekelompok orang atau organisasi, ini adalah contoh-contoh dari tindakan

komunikasi langsung. Sementara yang tidak termasuk komunikasi tidak

(16)

4

medium atau alat perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui

surat kabar, majalah, radio, TV, Film, pertunjukan kesenian dll.

Untuk dapat menanamkan pandangan hidup keagamaan (Dakwah)

dikalangan anak-anak, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru dan orangtua

terlebih dahulu menguasai psikologis anak, karena dunia anak berbeda dengan

dunia remaja orang dewasa. Bagi mereka bermain adalah dunianya. Namun

bagaimana caranya agar dalam bermain anak memperoleh sesuatu yang

berguna bagi dirinya kelak.

Dan di Era globalisasi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan sumber

daya manusia yang menguasai bidang di segala aspek kehidupan, salah

satunya yaitu dengan pendidikan. Pendidikan islam merupakan solusi untuk

melahirkan cikal bakal pemimpin masa depan yang profesional baik dalam

emosional maupun intelektual.

Sekolah dasar islam Al Izhar pondok labu merupakan sekolah yang

lebih banyak diminati oleh kalangan yang ekonomi sudah lumayan lebih.

Amka dari itu tidak semua orang dapat bersekolah disana.selain itu untuk

masuk di sekolah ini sangat banyak test yang harus di ikuti.jika sudah lulus

dari test itu maka akan diteima bersekolah disini.

Para orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah dasar islam ini agar

sang anak mendapatkan pendidikan agama yamg lebih.selain itu anak dapat

menerapkan apa saja yang telah didapatkan di lingkungan rumahnya dan

keluarganya.

Sesuai dengan cita-cita Yayasan Anakku untuk mendirikan sekolah

(17)

1987, berdirilah Perguruan Islam Al-Azhar Pondok Labu (PIIPL) yang

ditandai dengan peresmian Gedung Utama PIAAPL oleh Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hassan.

Program pendidikan PIIPL dimulai dengan dibukanya Taman

Kanak-Kanak (TK) pada bulan Juli 1987. Setahun kemudian, pada bulan Juli 1988,

PIAAPL mulai menyelenggarakan program pendidikan tingkat Sekolah Dasar

(SD) untuk kelas 1 hingga kelas 4. Pada tanggal 6 Juni 1992, berdasarkan

Keputusan Rapat Pengurus Yayasan Anakku, nama Perguruan Islam Al-Azhar

Pondok Labu diubah menjadi Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik

mengangkat permasalahan ini kedalam Proposal dan karya ilmiah dengan

mengambil judul :

“BENTUK KOMUNIKASI ANTARA GURU AGAMA DAN

ORANGTUA DALAM MEMBANTU PEMBELAJARAN AGAMA DI

SDI AL IZHAR PONDOK LABU”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Agar lebih terarah dan sinkronisasi antara masalah yang

dikemukakan dengan pembahasan, maka perlu diberikan pembatasan

masalah yang akan diteliti. Subjek penelitiannya adalah Guru dan

Orangtua. Objek penelitiannya adalah bentuk komunikasi. Yang

(18)

6

yang setiap kelas berjumlah 75 orang. Peneliti hanya mengambil sampel

yaitu 27 orang.

2. Perumusan Masalah

Dengan berpedoman kepada pembatasan masalah diatas, maka

masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:

a. Bentuk komunikasi apa yang digunakan antara guru dan orangtua

murid ?

b. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi

antara guru dan orangtua murid ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan

orangtua murid dalam membantu pembelajaran agama.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara

guru dan orangtua murid.

Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini agar terjalin komunikasi antara

guru dan orang tua dalam membantu pembelajaran agama di zaman

sekarang ini serta menjadikan sample dalam meneliti bentuk komunikasi

khususnya di SD Al-Izhar pondok labu.

2. Secara praktis, dapat menjadi acuan dan bahan pegangan bagi orang tua

(19)

Penulispun tidak mengambil manfaat dari ilmu-ilmu yang digunakan

didalam penelitian.

D. Metodologi Penelitian

Metode dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif

ialah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3

Metodologi kualitatif ialah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri dan dalam peristilahannya.4Pada penulisan ini penulis

mencari sumber informasi sebagai studi deskriptif yang menggambarkan

objek apa adanya sesuai dengan kenyataan.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain

panca indra lainnya seperti telinga, mulit, dan kulit. Yang dimaksud metode

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian. Data-data penelitian ini dapat diamati oleh

peneliti, dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti

melalui panca indra. Peneliti mengamati komunikasi guru dan orangtua pada

saat acara open house pada bulan agustus 2010.

3

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1999),Cet ke-1,h.138

4

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: PT. Remaja

(20)

8

2. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil tatap

muka antara penanya dengan narasumber dengan menggunakan alat yang

dinamakan interview guide ( panduan wawancara).5

Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka dengan

Bak.Drs.H.Bronto Asmoro selaku wakil kepala sekolah, Ibu

Dra.Hj.Chaeriyah Abdillah selaku guru agama kelas IV dan Bpk.H.

Bahroin Suryantara selaku guru agama kelas V&VI , dan orangtua yang

bersangkutan dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Dokumentasi

Metode penelitian yang dilakukan peneliti untuk mencari data-data

yang diperlukan dengan menggunakan Handphone sebagai alat dalam

melakukan wawancara dan merekam kegiatan Open house dengan pihak

sekolah.

Teknik Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang sesuai dengan pokok

permasalahan yang dirumuskan, peneliti menggunakan metode Deskriptif

kualitatif, yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara

menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai

kutipan-kutipan data.

5

(21)

Alasan penulis memilih teknik analisis data secara kualitatif adalah

demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang bisa diperoleh dari

pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan lisan ( data Verbal) bukan data

nominal atau yang menunjukkan angka-angka.

Analisis Data

Pada face ini merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses pengumpulan,

penyusunan, penyajian dan penganalisaan dari hasil penelitian yang berwujud

kata-kata. Setelah itu peneliti berusaha untuk menganalisa data dengan

menyusun kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan

tinjauan pustaka dan menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi dan

karya ilmiah yang mempunyai kaitan objek dan subjek penelitian yang penulis

lakukan. Penulis melihat beberapa judul yang membahas tentang bentuk

komunikasi, diantaranya “ Bentuk Komunikasi Guru dan Murid dalam

Menanamkan Budi Pekerti di SLB-B Yayasan Dharma Asih Depok” Karya

Huzaimatul Hilaliah tahun 2009.skripsi ini membahas tentan bentuk

komunikasi dan metode yang digunakan guru dalam menanamkan budi pekerti

di SLB-B Depok.

Skripsi yang berjudul “Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua

(22)

10

Karya Siti Sholihah tahun 2008, skripsi ini membahas tentang bagaimana

bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan orangtua dan metode apa

yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Agama.

Perbedaan skripsi peneliti adalah peneliti ini lebih mengarah kepada

bentuk komunikasi antara guru dan orangtua murid dalam membantu

pembelajaran agama baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga subjek dan

objek penelitian yang berbeda dengan beberapa judul penelitian yang tertera

diatas.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi agar lebih mudah dan untuk memperjelas

dalam penyusunan, pembahasan selanjutnya maka penulis dalam kesepakatan

ini akan menentukan sistematika penulisan skripsi ini.

Adapun sistematika pembahasan dan penyusunan skripsi ini yang

penulis pergunakan adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Teoritis, dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian

komunikasi,unsur-unsur komunikasi, tujuan komunikasi,

bentuk komunikasi,metode komunikasi, hambatan-hambatan

komunikasi. Guru terdiri dari pengertian guru, syarat-syarat

menjadi guru dan kompetensi guru. Pengertian orangtua siswa,

(23)

BAB III : Profil SDI Al-Izhar Pondok Labu, pada bab ini diuraikan

tentang sejarah berdirinya SDI Al-Izhar, visi & misi,Struktur

Organisasi, Program Kegiatan Pembelajaran Agama, Sarana

dan Prasana .

BAB IV : Temuan Dilapangan dan Analisis Data meliputi tentang Hasil

dari bentuk, Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua

Murid, Keberhasilan Komunikasi Antara Guru dan Orangtua,

Pendukung dan penghambat komunikasi, Upaya Mengatasi

Hambatan Komunikasi.

(24)

11

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yakni

communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.

Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini sama sekali tidak ada

kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam politik. Arti

communis disini adalah “sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama

makna dalam mengenai suatu hal”.1 Menurut Wilbur Schramm,

Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis, common. Bilamana kita

mengadakan komunikasi , itu artinya kita mencoba untuk berbagi

informasi, ide atau suatu sikap. Jadi, esensi dari komunikasi itu adalah

menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima

guna menyampaikan isi pesan.2

Sedangkan secara terminologis komunikasi berarti proses

penyampaian pesan suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.3

Beberapa para ahli “ Komunikasi” mengemukakan definisi komunikasi

sebagai berikut: Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan

Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset

komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi

(25)

komunikasi sebagai berikut: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku mereka”.4

Sir Geral Berry, mengatakan bahwa berkomunikasi adalah

berunding, dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi,

dan pengalaman.5 Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, tepatlah

apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya,”The

Structure and Function of Communication In society”, bahwa cara yang

baik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: ”Who Says What In

Which Channel To Whom With What Effect?”

Paradigma Laswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi

lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator,

pesan, komunikan, media dan efek. Jadi pada dasarnya Laswell

menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek.6

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses di

mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa

maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah

terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang

sedang dikomunikasikan.

(26)

13

2. Unsur-unsur komunikasi

Adapun unsur-unsur yang tercakup dalam komunikasi adalah sebagai

berikut:

a. Sumber (Sumber atau Encoder)

Digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.7 Sumber

dapat berupa orang, lembaga, buku dan dokumen, ataupun sejenisnya.

b. Komunikator

Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil

prakarsa ataupun sedang mengadakan komunikasi dengan individu atau

kelompok yang lain. Komunikator juga berfungsi sebagai encoder, yakni

sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian

menyampaikannya kepada orang lain, orang yang menerima pesan ini

adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni menejermahkan

lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.8

Syarat-syarat yang diperlukan oleh komunikator adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya

2) Kemampuan berkomunikasi

3) Mempunyai pengetahuan yang luas

4) Sikap

5) Memiliki daya tarik, maksudnya ia memiliki kemampuan untuk

perubahan sikap/penambahan pengetahuan pada diri komunikan.9

(27)

c. Pesan (Messsage)

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah

di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.

Pesan dapat disampaikan melalui lisan dan melalui media, sedangkan

bentuk pesan dapat berupa informative, yakni memberikan

keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan

sendiri. Pesan berupa persuasive, yakni dengan bujukan untuk

membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita

sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada

perubahan, namun perubahan itu adalah kehendak sendiri. Sedangkan

pesan koersif, yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya

terkenal dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin

dan ketakutan di antara sesamanya dan pada kalangan publik.10

Sebelum pesan itu disampaikan kepada komunikan ada hal-hal

yang harus diperhatikan oleh komunikator, yaitu

1) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, sesuai dengan

kebutuhan kita.

Onong Uchjana Effendy,Kepemimpinan dan Komunikasi, ( Yogyakarta: PT. Al-Amin

Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 14

11

(28)

15

d. Saluran (Channel)

Saluran (Channel) adalah saluran penyampaian pesan yang

diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Media

komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian:

1) Media umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk

komunikasi, contohnya: Radio, CB, OHP, dan sebagainya.

2) Media massa, adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa.

Disebut demikian karena sifatnya massa, contohnya: Pers, Radio, Film,

dan Televisi.12

e. Penerima (Komunikan)

Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan

berfungsi sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambing-lambang pesan

ke dalam konteks pengertiannya sendiri.13 Komunikan yang mempunyai

peranan sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang menjadi sasaran

komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses

komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga sampai pada

tujuan komunikasi.

f. Efek

Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah

laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jika sikap

dan tingkah laku orang lain itu sesuai, berarti komunikasi yang kita

12

H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Cet. Ke-4, h. 13

13

(29)

lakukan dapat dikatakan berhasil.14 Efek komunikasi yang timbul pada diri

komunikan bergantung kepada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh

komunikator. Tujuannya bermacam-macam di antaranya agar komunikan

tahu, berubah sikap dan pandangannya. Biasanya efek yang diharapkan

pada komunikan ialah efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.

Efek kognitif adalah yang timbul pada diri komunikan yang

menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkatkan

intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan

kepada pikiran si komunikan. Denga kata lain, tujuan komunikator

hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. Efek

afektif lebih tinggi kadarnya dari pada efek kognitif, disini tujuan

komunikator bukan hanya sekedar agar komunikan tahu, tetapi bergerak

hatinya, berarti mendorong komunikan untuk memiliki kesadaran pada

dirinya, seperti menimbulkan perasaan tertentu, misalnya menimbulkan

perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah

dan sebagainya.

Sedangkan efek behavioral merupakan final dari kedua efek

tersebut dan merupakan efek yang paling tinggi kadarnya, yaitu

komunikan menjadikan pesan sebagai perilaku, sikap dan tindakan.

g. Umpan Balik(Feed Back)

Dengan adanya umpan balik, situasi ketidak menentuan dapat

ditekan sekecil mungkin. Pemberi pesan atau penerima pesan selalu

berusaha untuk memastikan bahwa pesan itu diterjemahkan sama oleh si

14

(30)

17

penerima.15 Biasanya kita telah merasa puas dengan jawaban “ya atau

mengerti” atas pertanyaan ihwal sudah dipahami atau tidak, padahal kita

belum yakin benar tentang bagaimana bentuk pemahaman itu.

Dengan adanya umpan balik tercipta komunikasi dua arah (timbal

balik). Tanpa adanya umpan balik, kerancuan dapat timbul sebagai akibat

penafsiran yang ditujukan yang salah atau keliru.

3. Tujuan Komunikasi

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

a. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita

harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya

dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita

maksudkan.

b. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar

aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka

menginginkan kemauannya.

c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar

gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif

bukan memaksakan kehendak.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan

sesuatu itu bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang

dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun

15

(31)

yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk

melakukannya.

Maka menurut penulis, tujuan komunikasi adalah menyampaikan

informasi dari komunikator kepada komunikan dengan sejelas-jelasnya, agar

informasinya dapat dipahami/dimengerti oleh komunikan, sehingga

komunikasi dapat bejalan dengan efektif.

4. Bentuk-bentuk Komunikasi

Seperti halnya definisi komunikasi, maka bentuk komunikasi

dikalangan para ahli juga berbeda satu sama lain. Bentuk itu didasarkan atas

sudut pandang masing-masing ahli, dan menurut pengalaman dan bidang

studinya, maka bentuk komunikasi diantaranya sebagai berikut:

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan

simbol-simbol atau kata-kata baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun

secara tulisan. Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita

bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang

menggunakan satu kata atau lebih.

Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif

adalah penting bagi seorang guru dan murid. Dengan adanya komunikasi

verbal memungkinkan pengidentifikasian tujuan, pengembangan

pembelajaran dan tingkah laku untuk mencapai tujuan. Suatu sistem kode

verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat

(32)

19

yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah

sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.

Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai

aspek realitas individual kita16.

Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan

komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu

proses seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar

untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Adapun komunikasi tulisan

yaitu komunikasi yang disampaikan berupa simbol-simbol. Komunikasi

tertulis ini dapat berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan.

Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa percakapan interpersonal secara

tatap muka atau melalui telepon, radio, televisi, dan lain-lain.17

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal sama pentingnya dengan komunikasi

verbal karena keduanya itu saling bekerja sama dalam proses komunikasi.

Dengan adanya komunikasi non verbal dapat memberikan penekanan,

pengulangan, melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga

lebih mudah ditafsirkan maksudnya.

Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang

menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,

kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat

16

Djuarsa Sendjaj, Teori Komunikasi,(Jakarta: Universitas Terbuka,2005),Cet.9.h.63

17

(33)

juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang

tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. 18

Ada beberapa bentuk perilaku non verbal yakni:

1) Kinesik, adalah yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari

posisi tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.

Tampaknya ada perbedaan antara arti dan makna dari gerakan-gerakan

tubuh atau anggota tubuh yang ditampilkan tersebut.

2) Okulesik, adalah studi tentang gerakan mata dan posisi mata.

3) Haptik, adalah tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana

seseorang memegang dan merangkul orang lain.

4) Proksemik, adalah tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan

waktu berkomunikasi.

5) Kronemik, adalah tentang konsep waktu.

6) Tampilan, adalah cara bagaimana seseorang menampilkan diri telah

cukup menunjukkan atau berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi

tentang pribadi.

7) Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.

8) Pesan-pesan paralinguistic antarpribadi adalah pesan komunikasi yang

merupakan gabungan antar perilaku verbal dan non verbal.19

Ada tiga fungsi yang diperankan pesan non verbal, yaitu:

1) Sebagai pengganti pesan verbal, seperti aba-aba yang dipakai dalam

melaksanakan upacara-upacara, pesta dan olah raga.

18 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,h.97

19

(34)

21

2) Sebagai fungsi memperkuat pesan verbal, contoh selain diucapkan

“Mohon perhatian dan pengertian terhadap persoalan tersebut seraya

bersalaman atau menundukkan kepala”.

3) Mempunyai tujuan menindakkan kata-kata yang diucapkan, contoh

seorang Bapak yang memberi komentar terhadap nilai buruk anaknya”

kamu ini memang anak yang rajin sekali belajar!Tetapi wajah Bapak

merah dan menakutkan.

c. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung

dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator

maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia

bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya.

Sedangkan menurut Deddy mulyana” komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri kita, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir, komunikasi ini merupakan landasan komunikasi pribadi dan komunikasi dalam konteks yang lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua orang, tiga orang dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan diri sendiri ( mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.20

d. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antar orang lain

dengan orang lain yang seseorang diri juga secara pribadi. Komunikasi

antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan

diterima oleh orang lain atau sekelompok orang lain dengan efek dan

20

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung:

(35)

umpan balik langsung.21 Dari pengertian komunikasi antarpribadi tersebut

dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi setiap orang

yang berkomunikasi akan membuat predikat tentang efek atau perilaku

komunikasi.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya,

komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah

sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.22 Alasannya adalah

komunikasi berlangsung tatap muka ( Face to face).23 Oleh karena

komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah

kontak pribadi ( Personal contact). Ketika penyampaian pesan, umpan

balik berlangsung seketika (Immadiete feedback), komunikator

mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang

dilontarkan.

Menurut sifatnya, dikutip dari Onong Ucyana dalam bukunya Ilmu

Teori dan Filsafat komunikasi memaparkan bahwa komunikasi

antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:

1) “ Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antara dua orang dalam

situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk,

yakni percakapan, dialog, dan wawancara.”24

2) “ Komunikasi triadic ialah komunikasi antarpribadi yang perilakunya

terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan seorang

komunikan atau lebih.25

21

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1991). Cet

ke-1.h. 72

22

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.81

23

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.81

24

(36)

23

Adapun karakteristik komunikasi antarpribadi, yaitu antara lain:

1) Sifatnya yang dua arah atau timbale balik, karena dilakukannya secara

langsung, sehingga masalah cepat dapat diatasi dan dipecahkan

bersama.

2) Feed back-nya langsung tidak tertunda, karena berlangsungnya

komunikasi tersebut langsung, maka umpan baliknya dapat diketahui

seketika itu juga.

3) Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu

menjadi komunikator begitupun sebaliknya.

4) Bila dlakukan secara spontanitas, maksudnya tanpa direncanakan

terlebih dahulu.26

e. Komunikasi Massa ( Mass Communication)

Yang dimaksud dengan komunikasi massa ( mass communication)

ialah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat

kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu

lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah

besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym dan heterogen.

Pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas

(khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi

25

Onong Uchyana Effendy, , h.63

26

(37)

kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk

mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.27

Menurut Zulkarnaen Nasution dalam bukunya yang berjudul sosiologi

komunikasi massa mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses

penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan kepada khalayak massa dengan karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya sebagai salah satu komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya proses yang dimaksud.28

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan

Bittner yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat bahwa komunikasi massa adalah

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang

( mass communication is message communicated through a mass medium to a

barge number of people).29

5. Metode Komunikasi

Istilah metode atau dalam bahasa Inggris “method” berasal dari bahasa

Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk

kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan,

dan logis pula.30

Berdasarkan pengertian diatas metode komunikasi meliputi

kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:

a. Jurnalisme/Jurnalistik

1) Jurnalisme cetak

27

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.75

28

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, ( Jakarta: Universitas Terbuka)

29

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

Cet.Ke-2.h,180

30

(38)

25

2) Jurnalisme elektronik

a) Jurnalisme radio

b) Jurnalisme televise

b. Hubungan masyarakat (public relations)

c. Periklanan (advertising)

d. Propaganda

e. Perang urat syaraf

f. Perpustakaan

6. Hambatan-hambatan komunikasi

Hambatan komunikasi tidak hanya menyebabkan komunikasi berhenti,

tetapi ia menimbulkan kesulitan pada aliran pesan itu. Rintangan (hambatan)

komunikasi adalah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak

berlangsung sebagaimana harapaan komunikator dan penerima.31 Adapun

hambatan-hambatan komunikasi, di antaranya:

a. Hambatan teknis

Hambatan teknis yaitu terjadi jika salah satu alat yang digunakan

dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang

ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan.

b. Hambatan semantik

Hambatan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan

karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.

c. Hambatan Psikologis

31

(39)

Hambatan psikologis yaitu terjadi karena adanya gangguan yang

disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.

d. Hambatan Fisik

Hambatan fisik ialah hambatan yang disebabkan karena kondisi

geografis.

e. Hambatan status

Hambatan status ialah hambatan yang disebabkan karena jarak

sosial diantara peserta komunikasi.

f. Hambatan kerangka berpikir

Hambatan kerangka berpikir ialah hambatan yang disebabkan

adanya perbedaan persepsi antara khalayak komunikator terhadap pesan

yang digunakan dalam berkomunikasi.

g. Hambatan budaya

Hambatan budaya ialah hambatan yang terjadi disebabkan karena

adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh

pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.32

B. Guru

1. Pengertian Guru

Di zaman sekarang jabatan guru nampaknya sudah menjadi profesi

yang menjadi mata pencaharian. Guru adalah pendidik

profesional,karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima

dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak

32

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)

(40)

27

orangtua.33 Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh

beberapa ahli pendidikan antara lain:

Moh. Uzer Usman mendefinisikan guru sebagai jabatan atau

profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.34

Roestiyah N. K. berpendapat bahwa guru adalah seorang tenaga

profesional yang dapat menjadikan peserta didik mampu merencanakan,

menganalisa dan meyimpulkan masalah yang dihadapi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan

sebagai “orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya)

mengajar.35

Dari berbagai pendapat diatas merupakan pengertian guru secara

professional dan bersifat umum. Sedangkan secara instuitisional yang

dikatakan guru agama adalah semua orang yang diangkat menjadi guru

agama oleh departemen agama.

Agama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu

pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas

mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Dalam firman Allah yang

berbunyi:

Artinya : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat………..” ( Al-Mujadilah :11).36

33

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h.39.

34

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.6.

35

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

(41)

Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik

kearah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan,

artinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

2. Syarat- syarat Menjadi Guru dan Kompetensi Guru

a. Syarat-syarat Menjadi Guru

Pendapat Dzakiah Daradjat dkk yang dikutif Syaiful Bahri

Djamarah bahwa untuk menjadi guru agama harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) Taqwa Kepada Allah

2) Berilmu

3) Sehat Jasmani

4) Berkelakuan Baik.37

Dari berbagai persyaratan yang dikemukakan diatas

menunjukan bahwa seorang guru agama bukan hanya orang yang

berilmu pengetahuan saja, akan tetapi harus beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT serta dapat mengamalkan dalam kehidupan

sehari-hari seperti memiliki sifat zuhud, bersih jasmani dan rohaninya serta

ikhlas dalam menjalankan tugasnya.

b. Kompetensi Guru

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan

Kompetensi itu berasal dari kata “ Kompeten” yang berarti wenang,

cakap, berkuasa memutuskan (menentukan) sesuatu.38

36

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah

Press,1992)h, 910-911

37

(42)

29

Menurut Roestiyah N. K. Kompetensi adalah sebagai suatu

tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

Menurut Moh. Uzer Usman dalam bukunya menjadi Guru

Profesional “ kompetensi berarti” suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi ataupun kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun

yang kuantitatif.39

Dengan adanya berbagai kompetensi guru berarti kompetensi

menjadi suatu keharusan bagi seorang yang akan memilih atau

menjadikan guru sebagai profesinya. Kompetensi inilah yang akan

mengantarkan pada suksesnya suatu proses belajar mengajar.

c. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Menurut Moh. Uzer Usman tugas guru ada tiga jenis:

1) Tugas bidang profesi yang meliputi mendidik, mengajar dan

melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan pada siswa dan juga penerapannya.

2) Tugas Bidang Kemanusiaan

3) Tugas dalam Bidang Kemasyarakatan.40

Drs. Zuhairini dkk, mengatakan bahwa tugas seorang guru

agama adalah:

38

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1999), h.518

39

Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional,h.4

40

(43)

1) Mengajarkan ilmu pengetahuan Agama Islam

2) Menanamkan keimanan dalam jiwa anak

3) Mendidik anak agar taat menjalankan agama

4) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia

Dari beberapa pendapat di atas kita ketahui bahwa pada umumnya

tugas guru adalah sama yakni mengajar, mendidik dan melatih. Namun

guru agama tentunya berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya.

Guru agama disamping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu

memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas

pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan

kepribadian, pembinaan akhlak disamping menumbuhkan dan

mengembangkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

1) Serta akibat-akibat yang timbul (kata hati).

2) Menghargai orang lain, termasuk anak didik.

3) Bijaksana dan hati-hati ( tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat

akal).

4) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan

perbuataannya dalam rangka membina perkembangan kepribadian dan

jiwa anak didik, dengan demikian tanggung jawab guru adalah untuk

membentuk anak didik agar menjadi orang yang berasusila yang cakap,

berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.

(44)

31

Dalam diskusi pengembangan model pendidikan profesional

tenaga kependidikan yang diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun

1990, dirumuskan 10 ciri suatu profesi, yaitu:

1) Memiliki fungsi dan signifikan sosial.

2) Memiliki keahlian/keterampilan tertentu.

3) Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan

metode ilmiah.

4) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas.

5) Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama.

6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional.

7) Memiliki kode etik.

8) Kebebasan untuk memberikan argument dalam memecahkan masalah

dalam lingkup kerjanya.

9) Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi.

10)Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.41

Mungkin belum seluruh ciri profesi di atas telah dimiliki secara

kokoh (sempurna) oleh para pendidik kita. Sebab sebagai suatu profesi

terbuka, masih ada anggapan masyarakat bahwa setiap orang bisa menjadi

pendidik, atau setiap orang bisa mendidik.

Departemen Pendidikan Kebudayaan telah mengelompokan 10

kemampuan dasar, yaitu:

1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar

keilmuannya.

41

Nana Syaodik Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:

(45)

2) Pengelolaan program belajar mengajar.

3) Pengelolaan Kelas.

4) Penggunaan media dan sumber pembelajaran.

5) Penguasaan landasan-landasan kependidikan.

6) Pengelolaan interaksi belajar mengajar.

7) Penilaian prestasi siswa

8) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.

9) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.

10)Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian

pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajar.42

C. Orangtua Murid

1. Pengertian Orangtua Murid

Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, apabila telah

masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru

anaknya. Bahkan sebagai orangtua, mereka mempunyai berbagai peran

pilihan yaitu: orangtua sebagai pembuat keputusan, orangtua sebagai

pelajar, orangtua sebagai relawan, orangtua sebagai tim kerjasama

guru-orangtua. Dalam peran-peran tersebut memungkinkan orang tua membantu

meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka.43

Dikatakan pendidik yang pertama karena ditempat inilah anak

mendapatkan bimbingan dan kasih saying yang pertama kalinya. Serta

pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh yang besar bagi

42

Nana Syaodik Sukmadinata,h. 193.

43

Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

(46)

33

kehidupan anak kelak dikemudian hari, karena peranannya yang sangat

penting maka orangtua harus benar-benar menyadarinya sehingga mereka

dapat memperankannya sebagaimana mestinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orangtua diartikan:

a. Ayah dan Ibu kandung.

b. Orang-orang tua atau orang yang dianggap tua ( cerdik, pandai, ahli dan

sebagainya).

c. Orang-orang yang dihormati ( disegani) dikampung.44

Sedangkan dalam pengertian bahasa Arab istilah orangtua dikenal

dengan sebutan al- walid. 45 adapun dalam penggunaan bahasa Inggris istilah

orangtua dikenal dengan sebutan”parent” yang artinya orangtua laki-laki atau

ayah, orangtua perempuan atau ibu.46

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa orangtua adalah ayah dan ibu yang merawat dan mendidik anaknya,

mereka pemimpin bagi anak dan keluarganya, juga orangtua adalah panutan

dan cerminan bagi anaknya yang pertama kali ia kenal, ia lihat dan ia tiru,

sebelum anak mengenal lingkungan sekitarnya.

a. Kedudukan Orangtua Dalam Keluarga

44

Departemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 802

45

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwar Arab-Indonesia terlengkap, (

Surabaya: Puataka Progresif, 1997), h. 1580

46

(47)

Orangtua merupakan bagian terpenting dalam keluarga, karena

merekalah yang pertamakali memberikan bimbingan dan kasih saying

terhadap anak-anaknya, orangtua sangat berperan sekali terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Mereka akan merasa senang

karena memperoleh kasih saying yang penuh dari orangtuanya.

Ngalim Purwanto berpendapat bahwa: Orangtua adalah pendidik

sejati, pendidik karena kodratnya, oleh karena itu kasih sayang orangtua

kepada anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti

pendidik/orangtua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak

dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri. 47

Memang sudah menjadi kewajiban orangtualah untuk mendidik

anak dengan cara selalu memberikan bimbingan, arahan dengan penuh

kasih sayang karena anak adalah amanat dari Tuhan yang harus selalu

dijaga dan diarahkan kejalan yang benar.

Jadi keluarga adalah tempat pertama kali anak dibentuk, dibimbing

dan dididik dan keluargalah yang menjadikan anak tersebut menjadi

generasi penerus bangsa yang kuat. Jika proses pembentukannya baik,

Insya Allah akan berguna dimasa yang akan datang.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua

Salah satu tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya adalah:

Mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan

dan kekeliruan, seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman

nilai-nilai norma dan akhlak ke dalam jiwa mereka. Sebagaimana orangtua

47

(48)

35

harus terdidik dan berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina

dan keji, maka mereka juga dituntut menanamkan nilai-nilai ini kedalam

jiwa anak-anak mereka dengan dan mensucikan kalbu mereka dari

kotoran.

Jadi orangtua juga wajib memberikan pendidikan diluar rumah

dengan cara mencari lembaga pendidikan yang lingkungannya mendukung

dan sesuai dengan kemampuan anak.

Tanggung jawab pendidikan Islam yang harus dipikuli orangtua

sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1) Memelihara dan membesarkan anak, inilah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan manusia.

2) Pemberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dicapainya.

3) Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.48

D. Pembelajaran Agama

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran terambil dari kata “belajar”. Pengertian belajar

sendiri sangat bermacam-macam, tergantung dari sudut mana

48

(49)

pengertian itu ditinjau dari teori mana yang digunakan sebagai acuan,

namun secara umum belajar bisa diartikan sebagai suatu upaya yang

dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan. 49

Berikut ini penulis paparkan beberapa pengertian belajar dari

para ahli, yaitu sebagai berikuta :

Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif

berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari

pengalaman-pengalaman.

Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, disini yang

dipentingkan adalah pendidikan intelektual.

James Wittaker mendefinisikan belajar sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.50

Drs. H. M Arifin M. Ed, mengatakan bahwa belajar adalah

suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta

menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang

berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang

disajikan itu. 51

Menurut teori Ilmu Jiwa Daya belajar ialah usaha melatih

daya-daya agar berkembang sehingga dapat berfikir, mengingat dan

sebagainya.

49

Ali Imron, Belajar dan membelajarkan,(Jakarta: Pustaka Jaya,1996), h.2

50

Solicha, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta

Press,2005),h.62

51

(50)

37

Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi belajar ialah membentuk

hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan

tersebut agar terjalin dengan erat.

Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt belajar ialah mengalami,

berbuat, dan berfikir secara kritis.52

Berdasarkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan

secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dari pemahaman

mengenai belajar perlu dijelaskan lagi bahwa tidak semua perubahan,

tingkah laku dipandang sebagai proses belajar.

Pengertian pembelajaran adalah meningkatkan

kemampuan-kemampuan kognitif, efektif dan keterampilan siswa.53

Adapun pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi

(peserta didik, guru dan tenaga lainnya), material ( seperti buku, papan

tulis, alat tulis dan sebagainya), fasilitas dan perlengkapan (seperti

ruang kelas, perlengkapan), dan prosedur (meliputi jadwal dan metode

penyampaian informasi), praktik belajar, ujian dan sebagainya) yang

saling mempengaruhi mencapai tujuan dan pembelajaran. 54

52

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

Pers,2002), h. 22 53

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.159

54

(51)

Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat

acara peristiwa eksternal yang dirancanag untuk mendukung terjadinya

beberapa proses belajar, yang sifatnya internal.55

Oleh Syailor dan Aleksander instruksional dapat berarti

pembelajaran atau pengajaran, yaitu sebagai pelaksanaan kurikulum.

Dari beberapa definisi pembelajaran yang dipaparkan diatas,

maka dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah bagaimana

menciptakan kondisi belajar yang meliputi unsur manusiawi, material

dan prosedur. Dengan demikian, mengupayakan

kemampuan-kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang ada pada diri

siswa.

b. Komponen Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa komponen

yang menunjang proses pembelajaran. Komponen pembelajaran

diantaranya adalah:

Saiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,

(52)

39

2. Pengertian Agama

Dalam bahasa Indonesia agama berasal dari bahasa Sansekerta

yang artinya tidak kacau, diambil dari dua suku kata a berarti tidak dan

gama berarti kacau. Secara lengkapnya agama ialah peraturan yang

mengatur manusia agar tidak kacau. Menurut maknanya, kata agama dapat

disamakan dengan kata religion (Inggris), religie (Belanda), atau berasal

dari bahasa Latin religio yaitu dari akar kata religare yang berarti

mengikat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata “dien” , “Ad-dien”

dalam bahasa Arab mengandung berbagai arti, yaitu al-Mulku (kerajaan),

Khidmat (pelayanan), ‘Izz (kejayaan), adz-Dzull (kehinaan),

al-Ihsaan (kebajikan), al-Islam at-Tauhid (penyerahan dan mengesakan

Tuhan). Ad-Dien ini bersifat umum, artinya tidak ditunjukkan pada salah

satu agama tertentu karena meruapakan mana untuk setiap kepercayaan

yang ada didunia ini.57

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Agama adalah ajaran,

sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan pribadatan kepada

Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Gambar

Grafika,2003)

Referensi

Dokumen terkait

Namun setelah allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh allah, maka Ibrahim meepas diri dari padanya taka da beban moral lagi selaku anak kepada ayahnya seperti tersebut

membedakan pada media dan alat mainnya saja. Ular tangga ini bisa dimainkan maksimal oleh empat orang anak. Tawarkan pada yang mau bermain ular tangga.. Permainan berawal di

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)

1. Fase ini bertujuan untuk menetapkan strategi, visi, tujuan strategik, para bisnis eksekutif yang harus benar - benar dimengerti oleh para pelaku proyek BPM. Perlu dimengerti

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dimana peneliti berusaha menggambarkan

Abstrak: Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

[r]

Mengenai perilaku siswa yang tidak mengikuti petunjuk, mengikuti peraturan dan juga tidak menurut apa yang dikatakan oleh guru dan nasehat dari guru maka upaya yang guru