• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian rokok A-mild

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian rokok A-mild"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPAT, MINAT, AKTIVITAS, TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK A-MILD

Oleh:

Uden

NIM : 205081000159

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

iii ABSTRACT

This research has a purpose: to analyze influence of opinions, interests, activities, against purchasing decision A-Mild.Penelitian Cigarettes are using multiple linear regression analysis. Data used in this study using primary data obtained from the answers of respondents who provided questions. The sample in this study is that all consumers who use a A-Mild cigarette. The results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on Opinion, Interest and Aktivity of Buying Decision. The results of this study also showed variable has a significant interest, Opinion and partially to the Decision Choosing, while variable Aktivity no significant effect on purchase decisions. In the test there is determination of the influence of 57.2% which affects the purchasing decision is explained by variables Opinion, Interest and Aktivity while the remaining 42.8% are influenced by other variables and not included in this regression analysis.

(4)

iv

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan: menganalisis Pengaruh pendapat, minat, aktivitas,

terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.Penelitian ini menggunakan analisa

regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang diberikan

pertanyaan. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua konsumen yang

menggunakan rokok A-Mild. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh secara simultan pada variabel Opinion, Interest dan Aktivity terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel Opinion

dan interest berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Keputusan Memilih,

sedangkan variabel Aktivity tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 57,2% yang

mempengaruhi Keputusan pembelian yang dijelaskan oleh variabel Opinion, Interest dan Aktivity sedangkan sisanya 42,8% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.

(5)
(6)

3

kasih atas sup

(7)
(8)

viii

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk

menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis

dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis

berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak

terkait.

Jakarta, Desember 2010

(9)

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Daftar riwayat hidup ... ii

Abstract ... iii

Abstraks ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran ... 7

1. Konsep Pemasaran ... 8

2. Konsep Produksi ... 10

(10)

x

4. Konsep Penjualan ... 11

5. Lingkungan Pemasaran ... 12

6. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 13

7. Bauran Pemasaran ... 13

8. Keputusan Pembelian Konsumen ... 15

9. Pembelian Ulang ... 16

10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .. 17

B. Gaya Hidup (Life Style) ... 18

1. Pengertian Gaya Hidup ... 18

2. Dimensi Gaya Hidup ... 22

3. Segmentasi Gaya Hidup ... 23

C. Minat ... 24

D. Aktivitas ... 31

E. Rokok A-Mild ... 32

F. Penelitian Terdahulu ... 34

G. Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Metode Penentuan Sampel ... 38

C. Metode Pengumpulan Data ... 39

D. Metode Analisis ... 40

(11)

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

B. Karakteristrik Responden ... 48

C. Hasil Dan Pembahasan ... 50

D. Uji Asumsi Klasik ... 79

E. Interprestasi ... 90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Implikasi ... 93

C. Saran ... 93

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Tabel Kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup ... 20

2.2 Tabel Data Produsen dan Merek Rokok A-Mild ... 33

3.1 Tabel Operasional Variabel Penelitian... 45

4.1 Tabel Data Responden ... 49

4.2 Tabel Hasil Try Out Item Instrumen ... 52

4.3 TabelMenurut anda rokok akan meningkatkan Kepecayaan diri anda ... 54

4.4 Tabel Menurut anda rokok akan meningkatkan pergaulan dalam suatu hubungan sosial di masyarakat ... 54

4.5 Tabel Menurut anda rokok dapat mempengaruhi Keadaan politik di suatu negara ... 55

4.6 Tabel Menurut anda seorang businesmen harus Mengkonsumi rokok ... 55

4.7 Tabel Menurut anda rokok dapat meningkatkan perekonomian Suatu negara ... 56

4.8 Tabel Menurut anda rokok dapat menurunkan kualitas pendidikan di suatu negara ... 57

4.9 Tabel Menurut anda rokok merupakan budaya Masyarakat saat ini ... 57

4.10 Tabel Menurut Anda saat ini rokok merupakan produk yang telah mengalami perkembangan inovasi yang semakin baik dengan meningkatkan aroma dan campuran lainnya ... 58

4.11 Tabel Dalam membeli rokok anda selalu memikirkan Kepentingan keluarga terlebih dahulu ... 59

(13)

xiii

4.13 Tabel Anda merupakan seorang yang mencintai pekerjaan dan

merupakan seorang yang ulet dan

Bertanggung jawab ... 60

4.14 Tabel Anda memiliki komunitas dalam

Pergaulan anda ... 61

4.15 Tabel Anda memiki keterkaitan untuk melakukan

Kegiatan rekeasi setiap minggunya ... 61

4.16 Tabel Anda tertarik dengan perkembangan fasion saat ini ... 62

4.17 Tabel Anda adalah orang yang lebih tertarik untuk membeli

Rokok dibandingkan untuk membeli makanan ... 62

4.18 Tabel Anda membeli rokok yang anda sukai karena iklan

Di media menarik ... 63

4.19 Tabel Anda tertarik mengkonsumsi rokok karena dapat

Meningkatkan prestasi ... 64

4.20 Tabel Dalam setiap melakukan pekerjaan anda selalu

Mengkonsumsi rokok ... 65

4.21 Tabel Merokok merupakan kegiatan yang anda sukai ... 65

4.22 Tabel Dalam kegiatan sosial anda selalu

Merokok untuk mengisi waktu istirahat ... 66

4.23 Tabel ketika berlibur anda selalu

Merokok ... 67

4.24 Tabel Anda tergabung dalam suatu organisasi serta menjadi

anggota dalam suatu organisasi ... 67

4.25 Tabel Anda senang mengikuti kegiatan klub ... 68

4.26 Tabel Merokok merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan dalam komunitas yang anda ikuti ... 69

4.27 Tabel Ketika melakukan kegiatan berbelanja anda selalu

Merokok ... 69

4.28 Tabel Ketika berolahraga anda selalu memokok ... 70

4.29 Tabel Anda membeli rokok karena kebiasa yang menjadi

(14)

xiv

4.30 Tabel Anda mengkonsumsi rokok karena mengikuti kebiasaan

dilingkungan sosial anda ... 71

4.31 Tabel Anda memilih produk sampoerna mild karena harganya yang terjangkau ... 72

4.32 Tabel Anda membeli rokok dalam jumlah yang cukup banyak dalam sehari ... 72

4.33 Tabel Anda mengetahui produk sampoerna mild dari keluarga ... 73

4.34 Tabel Anda mengetahui informasi tentang sampoerna mild dari temen ... 74

4.35 Tabel Anda mengetahui informasi tentang sampoerna mild dari tetangga ... 74

4.36 Tabel Anda mengetahui informasi sampoerna mild dari kenalan anda ... 75

4.37 Tabel Anda mengetahui tentang sampoerna mild dari iklan di tv ... 76

4.38 Tabel Disekitar rumah anda banyak tersedia penjual yang menjual sampoerna mild ... 76

4.39 Tabel Ketika membeli rokok anda selalu Dengan merek sampoerna mild ... 77

4.40 Tabel Ketika anda membeli rokok anda selalu membandingkan harga dengan merek lain ... 77

4.41 Tabel Sampoerna mild memiliki aroma dan kualitas yang baik dibandingkan dengan merek rokok lainnya ... 78

4.42 Tabel Sampoerna mild adalah rokok yang memiliki desain kemasan yang menarik ... 79

4.43 Tabel Uji Korelasi ... 81

4.44 Tabel Uji Interpretasi Koefisien Korelasi ... 81

4.45 Tabel Uji Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel ... 82

4.46 Tabel Uji Multikolinieritas ... 82

(15)

xv

4.48 Tabel Uji F ... 85

4.49 Tabel Uji T ... 87

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Gambar Konsep Pemasaran (INTEGRATED MARKETING) ... 9

2.2 Gambar Konsep Penjualan ... 12

2.3 Gambar Bauran Pemasaran dan Sub-Baurannya ... 14

2.4 Gambar Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 16

2.5 Gambar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen ... 17

2.6 Gambar Kerangka Pemikiran ... 36

4.1 Gambar Data Responden Menurut jenis kelamin ... 49

4.2 Gambar Data responden menurut usia ... 50

4.3 Gambar Normalitas Data (P-P Plot) ... 80

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1. Lembar Kuisioner 97

2. Data Mentah 100

3. Hasil Uji Regresi 105

4. Tabel Uji Validitas Dan Realibelitas 116

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Rokok merupakan salah satu intrumen penting dalam penerimaan Negara.

Ini dapat diketahui dari besarnya cukai yang berhasil dihimpun pemerintah. Pada

TA 1990/1991 sumbangan cukai hasil tembakau terhadap cukai secara

keseluruhan adalah sebesar 95,2 % kemudian setiap tahunnya menunjukkan

angka peningkatan (kecuali TA 1991/1992), dan pada TA 1999/2000 realisasi

penerimaan cukai hasil tembakau mencapai jumlah Rp.10.113,3 miliar atau

sebesar 97,26 %. Sementara itu, jika dilihat dari perkembangan realisasinya

penerimaan cukai hasil tembakau dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah

terjadi peningkatan sebesar 590 % atau hampir mencapai 6 (enam) kali lipat, yaitu

dari Rp. 1.713,8 miliar pada TA 1990/1991 menjadi Rp. 10.113,3 miliar pada TA

1999/2000. Pemerintah terus berupaya agar pendapatan cukai rokok bisa naik.

Caranya yaitu dengan menaikan harga jual eceran.

Industri rokok di Indonesia merupakan salah satu produsen rokok terbesar

di dunia dan jumlah perokok di Indonesia berada pada urutan kedua dunia setelah

china, Menurut ketua gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo)

Muhaimin mufti, total produksi pada tahun 2006 mencapai 220 miliar batang,

dengan produksi rata-rata perbulannya 19 miliar batang.

Pada tahun 2007 pemerintah akhirnya menaikan kembali harga jual eceran

(HJE) sebesar 7% pada bulan maret 2007. sehingga produksi rokok tahun 9,4

(19)

2 miliar batang pada 16-04-2007. Menurut mufti “pada januari hingga febuari 2007

total produksi rokok telah mencapai 50 miliar batang. Namun pada maret

produksi hanya mencapai sekitar 6,1 miliar batang, karena banderol yang lama

telah diganti dengan yang baru.

Produksi rokok nasional pada triwulan I 2007 mencapai 36,1 miliar batang

atau turun 9,4 miliar batang dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu

yang mencapai 65,5 miliar batang. Total produksi rokok itu dihitung berdasarkan

jumlah pembelian pita cukai di Ditjen Bea dan cukai (www.deperin.go.id)

Jika dikaitkan dengan populasi penduduk Indonesia yang pada tahun 2004

mencapai 216,4 juta jiwa, konsumsi rokok putih mengalami penurunan perkapita

hanya 72 batang, dan pada 2005 sebanyak 77 batang, meski terlihat naik, jika

melihat kondisi enam tahun terakhir, sebetulnya konsumsi perkapitanya turun

8,3%..(Warta Ekonomi. No.23 th.XVIII.10 November)

Pada tahun 2006 kenaikan HJE atau harga jual eceran terjadi pada bulan

April. Ini menjelaskan mengapa ditriwulan I 2006 produksi rokok mencapai 65,5

miliar batang. Namun menurut Mufti, jika mengasampingkan pembelian pita

cukai, produksi rokok ditriwulan I 2007 mencapai 54 miliar batang. Ini dengan

asumsi rata-rata produksi rokok disemester I 2007 diharapkan mencapai 108

miliar batang.

Menurut penelitian gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo)

proyeksi konsumsi rokok nasional dari tahun 1997 sampai pada tahun 2002 terus

(20)

3 rokok putih. Hal ini dikarnakan jumlah perokok diindonesia relative besar, yakni

jumlah perokok laki-laki mencapai sekitar 59% dan wanita sebanyak 41% dari

jumlah penduduk (Media Indonesia, 18 maret 2000)

Walaupun pemerintah memperoleh pendapatan yang tinggi dari cukai rokok,

namun tidak sebanding dengan biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk

menangani dampak dari rokok itu sendiri. Antara lain dengan kerugian ekonomi

dan sosial yang harus ditanggumg seperti biaya kesehatan, kematian dan

hilangnya produktifitas kerja yang ternyata biayanya bisa mencapai 7 kali lipat

lebih besar daripada penerimaan Negara dari cukai rokok. Data tahun 1990

menunjukan bahwa perolehan cukai rokok di Indonesia mencapai 2,6 triliun,

sedangkan kerugian yang ditimbulkan oleh rokok mencapai Rp. 14,5 triliun.

Akhir-akahir ini produsen rokok banyak mengeluarkan produk baru

dengan kadar nikotin dan tar rendah yang dikenal dengan rokok Mild, seperti PT.

HM Sampoerna dengan A-Mild, dan U-Mild. PT.Djarum dengan produknya LA

Light, dan Djarum super Mezzo. Juga ada merek lain seperti X-Mild, dan Star

Mild dari PT.Bentoel dan Clas Mild dari PT.Nojorono.

Perbedaan jumlah rokok dapat dibedakan berdasarkan tingkan ekonomi,

gender, dan tingkat penddikan. Perokok pria aktif di Negara berkembang

mencapai 48% sedangkan untuk Negara maju 42%. Namun jumlah perokok aktif

wanita mencapai 24%. Dari keseluruhan jumlah tersebut, produk aktif sebagai

(21)

4 Kesimpulan dari data diatas adalah semakin maju tingkat pendidikan

seseoarang, semakin kecil kemungkinannya seseorang menjadi perokok. 80%

perokok tinggal dinegara miskin hingga Negara berkembang, sisanya dinegara

maju. Jadi jelas bahwa ada hubungan antara standar hidup sebuah Negara, tingkat

penddikan, dan penghasilan masyarakatnya,. Dengan kata lain jika anda perokok,

maka anda boleh menyandang gelar “Bermental miskin Dan Bodoh”.

Menurut dewi Sulistiowati, (geografian.com. 2005) pengamat geografi

kesehatan di universitas Indonesia mengatakan, bahwa penyakit akibat gaya hidup

merokok cenderung menyebar berdasarkan tingkat kesejahteraan dan pendidikan

masyarakat. Salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit yang disebabkan

oleh gaya hidup adalah dengan menyadarkan orang yang melakukan kegiatan

tersebut, yakni dengan kampanye anti rokok.

Kampanye anti rokok dapat dilakukan dengan berbagai macam cara

diantaranya yaitu dengan memperketat peraturan penggunaannya. Mulai dari

pelarangan merokok ditempat umum seperti terminal, dalam bus, dalam gedung,

maupun ditempat umum lainnya. Membatasi iklan rokok, hingga mencegah para

artis dan actor untuk membintangi iklan rokok.

Kombinasi antara merokok dengan gaya hidup diet Amirican style seperti

makan Junk Food, Hamburger, French Fries, dan Milk Shake, kian mempercepat

penyempitan arteri tidak hanya dijantung saja, tapi hampir di sekujur tubuh.

Pada masa sekarang ini rokok sudah menjadi suatu gaya hidup, kebiasan

(22)

5 Kebiasaan ini terus berkembang karena orang lain mencontoh gaya hidup

tersebut. Pada awalnya merokok merupakan kebiasaan kaum bangsawan, kini

terjadi pergeseran dari pola tersebut, jumlah perokok dinegara maju mulai

menurun sedangkan jumlah perokok di Negara miskin dan berkembang

jumlahnya semakin meningkat.

Kebanyakan para perokok berawal saat mereka masih muda dulu dengan

berbagai alasan diantaranya : agar diterima dalam pergaulan, agar terlihat macho

atau jantan, menjadi pemberontak, agar terlihat keren, agar terlihat dewasa dan

lain-lain. Hampir semua remaja mengalami krisis identitas diri dan merasa paling

kuat sedunia. Sedangkan pada remaja putri yang memakai rokok agar terlihat

anggun, elegan, cantik.

Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan

judul “PENGARUH PENDAPAT, MINAT, AKTIVITAS, TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK A-MILD”

B. Perumusan masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah “ Apakah terdapat pengaruh antara pendapat, minat,

aktivitas, terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

menganalisis Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian

(23)

6 D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi:

1 Peneliti

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu

marketing atau manajemen pemasaran. Serta dapat menambah wawasan

penulis tentang pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan

pembelian rokok A-Mild.

2 Perusahaan

Menjadi acuan bagi produsen dalam menetapkan segmen pasar,

menetukan posisi produk melalui periklanan, mengembangkan media

guidelines dan untuk membatasi target produk baru.

3 Akademisi

Menambahkan referensi bagi universitas dan mahasiswa sehingga

penelitian ini dapat dijadikan study literature untuk penelitian lebih lanjut.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para akademis serta dapat

menambah wawasan. Pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan

(24)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

A. Pengertian Pemasaran

American marketing association (A M A) mendifinisikan pemasaran

sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi

dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasional.

(Rhenald Kasali,2001:53)

Pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan yang mereka

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai kepada pihak lain.

Pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk

mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen

baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat

ini dengan memberikan kepuasan. ( Kotler dan Amstrong, 2004:5)

Pemasaran berasal dari kenyataan bahwa manusia mempunyai

kebutuhan dan keinginan, sehingga timbullah berbagai macam produk yang

dihasilkan untuk memenuhi segala macam kebutuhan manusia.

Menurut Simamora (2003: 20) pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk

(25)

8 memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan

mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

1. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran (marketing Concept) merupakan falsafah

perusahaan yang menyatakan bahwa pemasaran keinginan pembeli adalah syarat

utama bagi kelangsungan hidup perusahaan. Segala kegiatan perusahaan

dibidang produksi, tekhnik, keuangan, dan pemasaran diarahkan pada usaha

untuk mengetahui keinginan pembeli dan kemudian memuaskan keinginan

tersebut dengan mendapatkan laba.

Konsep pemasaran ini sering juga disebut sebagai konsep yang

berorientasi kepada keinginan konsumen, setiap produk yang dihasilkan

produsen, selalu lebih dahulu disesuaikan dengan keinginan konsumen pembeli,

atau kepada langganan pembeli.

Jadi, bagian pemasaran mempunyai peranan aktif sejak dimulainya

proses produksi. Semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual

barang didasarkan pada masalah pemasaran.

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial

bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha Dan Sukotjo 2000:181)

Didalam konsep ini perusahaan mengadakan pemasaran yang terpadu

(integrated marketing). Disini, semua departemen yang ada didalam perusahaan

(26)

9 langganan yang sudah lama. Langganan merasa puas dan keinginannya dapat

terpenuhi setiap pemakai produk tertentu. Kepuasan mereka menjadi keuntungan

bagi perusahaan. Karena pembeli yang sudah merasa puas ini akan menjadi

pembeli yang setia dikemudian harinya. Untuk lebih jelasnya, konsep pemasaran

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

KONSEP PEMASARAN (INTEGRATED MARKETING )

(Pusat perhatian) (sasaran untuk mencapai (tujuan akhir) tujuan)

Sumber: Sutisna (2002) perilaku konsumen dan komunikasi Pemasaran

FOCUS MEANS ENDS

Kebutuhan Dan keinginan pelanggan (Customer needs

and wants)

Mencapai tujuan melalui Kepuasan pelanggan (Profit though customer satisfaction)

(27)

10 Dengan melihat gambar kedua konsep diatas, jelas bagi kita terdapat perbedaan

antara konsep penjualan denngan konsep pemasaran. Konsep pemasaran lebih dahulu

meneliti dan mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen dan setelah itu baru

memproduksikan barang kebutuhan mereka. Berbeda dengan konsep penjualan, yang

berusaha menggalakkan promosi terus menerus untuk meningingkatkan penjualan.

2. Konsep Produksi

Didalam konsep produksi, pengusaha memproduksi produk sebanyak

banyaknya. Karena produk ini pasti akan terjual dipasar, karena jumlah pembeli

yang ada masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan penjual yang ada. Itu

menunjukan bahwa barang yang ada dipasar masih jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan permintaan yang ada, berarti barang dipasar masih kurang.

3. Konsep Financial

Disini pengusaha berpendapat bahwa uang dan modal mempunyai

peranan yang besar meningkatkan laba. Pengusaha berusaha meningkatkan

produksi dengan cara penggabungan modal, sehingga produk yang mereka

hasilkan juga lebih besar dibandingkan dengan produk yang mereka hasilkan

sendiri-sendiri.

Para pengusaha beranggapan bahwa memproduksi barang

sebanyak-banyaknya akan mendapatkan keuntungan atau laba dengan sebesar-besarnya

pula. Factor ini menyebabkan pengusaha bergabung didalam modal untuk

(28)

11 4. Konsep penjualan

Konsep ini beranggapan bahwa jumlah pasar yang ada dipasar sudah

berlimpah. Untuk itu pengusaha perlu mencoba mencari berbagai macam cara

untuk meningkatkan volume penjualan. Pengusaha memakai advertising,

promosi, showroom, penjualan rumah, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan jumlah penjualan.

Para pengusaha mencari para pembeli secara agresif, itu berarti dengan

mempengaruhi para pembeli sedemikian rupa supaya konsumen dapat tertarik

kepada barang yang sedang dipromosikan. Bahkan kadang-kadang para penjual

ini memakai cara tipuan halus, asalkan produk mereka dapat terjual.

Kepuasan pelanggan kurang diperhatikan dalam konsep penjualan. Yang

terpenting untuk pengusaha disini adalah volume penjualan yang terus menerus

(29)

12 Gambar 2.2

Konsep Penjualan

(Pusat perhatian) (sasaran untuk mencapai (tujuan akhir) tujuan)

Sumber : Sutisna (2002)

5. Lingkungan Pemasaran

Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas,

lingkungan tugas meliputi kepada siapa saja yang terlibat didalam melakukan produksi,

menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Yang tercakup dalam kelompok pemasok

adalah pemasok bahan baku, dan pemasok jasa seperti agen riset pemasaran, agen

periklanan, perusahaan perbankan dan asuransi, perusahaan tranportasi dan

telekomunikasi. Yang termasuk distributor dan dealer adalah again, pialang, dan

FOCUS MEANS ENDS

HASIL PRODUKSI PERUSAHAAN (INDUSTRY PRODUCT)

KEUNTUNGAN MELALUI VOLUME PENJUALAN (PROPFIT THROUGH SALES

VAOLUME)

(30)

13 perwakilan manufaktur, serta yang lainnya yang memudahkan penemuan dan penjualan

kepada pelanggan.

Lingkungan luas terdiri dari enam komponen yaitu : lingkungan demografis,

lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan tekhnologi, lingkungan

hukum-politik, dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan-lingkungan itu mengandung

kekuatan yang dapat membawa dampak utama bagi para pelaku dilingkungan tugas

(kotler, 2002 : 17)

6. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen asosiasi pemasaran Amerika (American Marketing Association), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

harga, promosi dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menghasilkan pertukaran

yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi. (Philip kotler, (1997).

Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses dalam pengelolaan yang

meliputi perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

menyalurkan setiap macam gagasan untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran individu dan organisasi. (kotler, 2002:9)

7. Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah perangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk secara terus menerus mencapai tujuan

pemasaran dipasar sasaran. Mc carthy mendefinisikan alat-alat itu menjadi empat

kelompok yang disebut dengan 4p ( Empat P ) yaitu Product (produk), Price

(31)

14 Marketing mix selalu berhubungan dengan strategi pemasaran dan

keputusan pemasaran, kerena keempat variabel ini adalah variabel terpenting

dalam pemasaran,. Perusahaan akan mengatur variabel produk, price, place, dan

promotion untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan yang lain.

Perusahaan memakai cara marketing mix yang berbeda untuk setiap

produk yang berbeda. Produk yang baru memasuki pasar memakai marketing

mix yang berbeda dengan produk yang sudah mempunyai Market Share. Produk

yang PLC mulai naik (growth) berbeda marketing Mix-nya dengan produk yang

sudah memasuki tahap decline.

Marketing mix (concept) mengatakan bahwa masing-masing

pengambilan keputusan harus menganalisa kekuatan pasar dan harus

menganalisis elemen-elemen pemasaran, kalau manajer pada akhirnya ingin

menentukan keberhasilan pemakaian elemen tersebut. Memakai

elemen-elemen pemasaran ini memberikan hasil dan keuntungan pada perusahaan.

Gambar 2.3

Bauran pemasaran dan Sub – Baurannya Bauran produk:

- Pemotongan harga

Bauran promosi: - Periklanan

- Penjualan tatap muka - Publisitan

- Promosi penjualan

(32)

15 8. Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Sutisna (2002:2) Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk

melakukan pembelian suatu barang atau produk diawali oleh adanya kesadaran

atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan, yang oleh Assael disebut sebagai need

arousal. Selanjutnyan jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka

konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang

diinginkannya.

Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan

semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari

berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas

alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi

informasi.

Setelah adanya proses evaluasi informasi itu, selanjutnya konsumen akan

melakukan evaluasi pasca pembelian (post purchase evaluation). Proses evaluasi

ini akan menentukan apakan konsumen merasa puas atau tidak atas keputusan

pembeliannya. Seandainya konsumen merasa puas, maka kemungkinan untuk

melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi, sementara itu jika

konsumen merasa tidak puas atas keputusan pembeliannya, maka dia akan

mencari kembali berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu akan

terus berulang sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian

produknya. Seperti dijelaskan pada gambar.2.4 yang menjelaskan tentang proses

(33)

16 Gambar 2.4

Proses pengambilan keputusan konsumen

Umpan Balik

Sumber: (Sutisna, 2002: 16)

9. Pembelian Ulang

Jika konsumen senang atau tertarik terhadap suatu merek atau produk

tertentu, maka tindakan tersebut akan berulang sampai konsumen menemukan

produk atau jasa pengganti yang lebih baik. Menurut Engel etal (1994:38) yang

ada dua kemungkinan pengambilan keputusan, bila proses pembelian diulang

sepanjang waktu, yaitu:

a. Pemecahan masalah berulang

Pembelian ulang merupakan syarat adanya pemecahan masalah

berlanjut. Ada beberapa factor yang mempengaruhi masalah ini, tetapi yang

paling mempengaruhi yaitu karena adanya kekecewaan konsumen terhadap Pengenalan masalah/kebutuhan

dan keinginan

Pencarian berbagai informasi

Evaluasi berbagai alternative merek produk

Pilihan atas merek produk untuk dibeli

(34)

17 alternatif produk yang telah dibeli sebelumnya. Faktor lain yang juga

mempengaruhi seperti menggantikan merek atau kehabisan persediaan barang

juga merupakan penyebab dari masalah ini. Sehingga konsumen harus

memikirkan kembali konsekuensi dari investasi waktu dan energi dalam

berbelanja ditempat lain. Akhirnya pengambilan keputusan pembelian ulang

didasarkan pada keputusan “beli yang termurah”.

b. Pengambilan keputusan kebiasaan

Ada faktor kebiasaan pembelian yang mengakibatkan terjadinya

pembelian ulang yaitu: Loyalitas merek, yaitu loyalitas yang mencerminkan

kebiasaan yang termotivasi tinggi dan sulit diubah dan untuk menghindari

resiko kesalahan dalam pemilihan altetnatif merek lain.

10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:2014) factor yang mempengaruhi

perilaku pembelian konsumen adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5

Factor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen `

(35)

18 B. Gaya Hidup (Lifestyle)

1. Pengertian gaya hidup

Orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang

sama mungkin akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup / lifestyle

seseorang menujukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang

tercermin dalam kegiatan,minat, dan pendapatannya. (Simamora, 2003:89)

(Kotler dan Armstrong 2004:210) menyatakan gaya hidup/lifestyle

adalah pola hidup seseorang yang tergambarkan pada sikografisnya.

Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utama konsumen yaitu

opinions (tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk),

interest/minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan activities/kegiatan

(pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kelas sosial).

Menurut Rhenald Kasali, (2001:225). Gaya hidup pada prinsipnya

adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hidup

mempengaruhi seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi

seseorang.

Orang-orang yang berorientasi pada karir akan memilih pakaian, buku,

majalah, computer, dan barang-barang lainnya yang berbeda dengan mereka

yang berorientasi pada keluarga. Demikian pula bagi mereka yang sudah

meraih sukses, tentu mempunyai cara-cara konsumsi yang berbeda dengan

(36)

19 Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau

kepribadian seseorang.. Assael (1992:290) menyatakan bahwa akhir-akhir ini

para pemasar semakin tertarik terhadap pengetahuan tentang karakteristik

psikografik. Dimana psikografik itu adalah psychological characteristic dari

konsumen yang dapat dihitung. Psikografi diwakili oleh 2 jenis variabel,

yaitu: gaya hidup (Lifestyle), dan kepribadian (personality).

Gaya hidup merupakan pola hidup yang diidentifikasikan dengan

bagaimana orang menggunakan waktunya. Apa yang mereka anggap penting

dalam lingkungan (interest) dan apa yang mereka piker tentang dirinya dan

dunia sekitarnya. Menurut Engel (1994) gaya hidup didefinisikan sebagai pola

dimana orang hidup dan menghabiskan waktu dan uang. Gaya hidup adalah

fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial,

demografi dan variabel yang lain Engel, J.F, Blackwell, R.D. & Miniard, P.W.

(1994) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada

aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri

seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dan masing-masing

orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi

perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan

menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,

kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan

(37)

20 seseorang berdasarkan psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran

dimensi AIO utama konsumen yaitu:

1. Activities (kegiatan) seperti pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja social

2. Interest (minat) seperti makanan, menonton, mode, keluarga, rekreasi;

3. Opinion (pendapat) tentang diri mereka, isu-isu sosial, bisnis, dan produk.

Berikut ini akan disajikan kategori AIO dari studi mengenai gaya

hidup yang disarikan oleh Flummer dalam Assael (1992) yang disajikan pada

tabel

Tabel 2.1

Kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup

Activities Interest Opinions Kerja

Sumber : Assael (1992)

Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau

kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan

(38)

21 dapat membantu pemasar untuk memahami perubahan nilai konsumen dan

bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi perilaku pembelian. Penanda

atau symbol dari status individu tersebut tentu saja berhubungan dengan

keadaan masyarakat Jakarta pada saat ini, status sosial dapat ditunjukan oleh

berbagai hal seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan,

atau status sosial dapat dilihat dari gaya bicara, gaya berpakaian dan juga

konsumsi.

Dalam Segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui

gaya hidup, nilai-nilai kehidupan yang dianut, dan kepribadian konsumen.

Gaya hidup pada prinsipnya adalah pola seseorang dalam mengelola waktu

dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada

akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang Yohanes Sondang Kunto dan

Peter Ramy Pasla (2006). Terdapat macam-macam konsep yang dapat

menjelaskan konsep tentang gaya hidup. Menurut Mowen, 1995 gaya hidup

adalah “Life style relate to how people live, how they spend their money, an

how allocate the time”, Dengan demikian berdasarkan definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa gaya hidup berhubungan dengan bagaimana mereka

hidup, cara mereka menggunakan uangnya dan cara mereka mengalokasikan

waktunya (aktifitas) dan apa yang menurut mereka penting dalam

lingkungannya (minat) dan apa yang mereka pikirkan tentang dirinya dan

dunia sekelilingnya (opini). Menurut perspektif sosiologi, sebuah gaya hidup

(39)

22 sangat ditentukan oleh pengetahuan yang berasal dari interaksi dalam konteks

yang berbeda pada suatu periode tahun. Namun, pada masyarakat berkembang

menjadi lebih kompleks, Menurut Weber status tidak dapat lagi diukur hanya

melalui pengetahuan, tetapi status juga dapat diekspresikan melalui style of

life dari seseorang individu. Penanda atau symbol dari status tersebut antara

lain adalah: rumah, pakaian, cara berbicara, dan juga pekerjaan. Pengukuran

gaya hidup dapat dilakukan dengan aktivitas/sikap, ketertarikan/minat dan

pendapat konsumen. Jadi, sikap/aktivitas tertentu yang dimiliki oleh

konsumen terhadap suatu obyek tertentu (misalnya merek produk) bisa

mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang juga bisa dilihat dari apa

yang disenangi dan disukainya.

2. Dimensi Gaya Hidup

Para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup, cenderung

mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel AIO yaitu: Opinion

(pandangan-pandangan), interest (minat), dan Activity (aktifitas). Joseph

Plumer (1974:33-34) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur

aktifitas-aktifitas manusia dalam hal:

a. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

b. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang

(40)

23 d. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang telah mereka lalui dalam

kehidupan. (Life Cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka

tinggal.

3. Segmentasi gaya hidup

Di Indonesi, Susianto (1993: 56-76) dengan menggunakan model yang

dikembangkan oleh Plummer, berhasil memetakan 6 segmen gaya hidup

remaja dijakarta. Ke 6 segmen itu adalah:

a. Hura-hura

Yaitu kelompok yang menyukai kegiatan ‘hura-hura’, dalam artian

tidak terlalu serius terlibat dalam sesuatu hal. Sebagian besar kelompok ini

adalah mereka yang senang dengan “keramaian kota”

b. Hedonis (pencari kenikmatan indrawi).

Adalah segmen yang mengarahkan aktifitasnya untuk mencari

kenikmatan hidup. Mereka banyak menghabiskan waktunya diluar rumah,

dan cenderung membeli barang-barang yang harganya mahal untuk

kesenangannya.

c. Rumahan

Atau bisa disebut anak rumahan, yaitu merek yang lebih banyak

menghabiskan waktunya dirumah dan tidak banyak bergaul dengan

teman-teman yang ada disekitar lingkungannya. Mereka berorientasi pada

(41)

24 d. Sportif.

Yaitu mereka yang senang berolahraga dan banyak mendapatkan

prestasi pada bidang olahraga. Biasanya mereka tidak terlalu memikirkan

penampilan dan lebih terbuka terhadap situasi.

e. Kebanyakan

Adalah tipe yang paling umum ditemui, mereka agak berhati-hati

dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan. Cenderung konformis

(tidak ingin bertentangan dengan kelompok yang lebih besar) dan kurang

berani menjadi inisiator.

f. Orang untuk orang lain.

Adalah kelompok yang peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat

diandalkan dan bersikap sosial, produktif (selalu melakukan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat) dan mengutamakan kebersamaan dalam

keluarga.

C. Minat

Eysenck dkk. (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan

untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman

tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain

tidak sama intensitasnya. Sedang Witherington (1986) berpendapat bahwa minat

adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang

bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek,

(42)

25 Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan

mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi

kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti

bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya

nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Sedangkan Drever (1988) mengartikan minat (interest) ke dalam dua

pengertian, baik fungsional maupun struktural. Minat dalam pengertian

fungsional menunjukan suatu jenis pengalaman perasaan yang disebut

“worthwhileness” (kegunaan) yang dihubungkan dengan perhatian pada objek

atau tindakan. Sedang minat dalam pengertian struktural adalah elemen atau hal

dalam sikap individu, baik yang merupakan bawaan ataupun karena perolehan,

sehingga seseorang itu cenderung memenuhi perasaan worthwhileness dalam

hubungannya dengan objek-objek atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek

khusus atau bidang pengetahuan khusus. Apa yang disebut sebagai “doctrine of

interest” dalam pendidikan harus berdasarkan pada minat anak, dan selanjutnya

dikembangkan minat baru berdasarkan minat yang sudah ada tersebut.

Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interes atau minat

dapat diartikan sebagai:

a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

(43)

26 b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu.

Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan

tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau

pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu, apabila individu

atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka itu berarti ia telah

menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming, 1972). Sedangkan Crow and Crow

mengidentifikasikan minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang

memberikan perhatian terhadap orang lain atau melakukan aktivitas tertentu.

Dengan mengutip pendapat Layton, Handoyo mengartikan minat sebagai

kesukaan atau ketidak-sukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat

dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau

suatu kegiatan. Sedangkan Murphy berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh

Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi rangsang yang terarah sehubungan

dengan tujuan yang bermanfaat.

Menurut Guilford (1956), minat adalah kecenderungan untuk

memperhatikan dan mencari objek-objek tertentu, dan perhatian terhadap objek

tersebut cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan-kegiatan

(44)

27 McDaniel & Sahftel (1958) berpendapat bahwa minat merupakan suatu

aktivitas yang sebagian besar perhatian individu terfokus pada objek atau

aktivitas tertentu. Keadaan atau aktivitas tersebut tidak hanya sekadar

memberikan kepuasan, tetapi juga memberikan suatu kondisi yang menghasilkan

dan menggairahkan sehingga bisa menyingkirkan aktivitas-aktivitas lain yang

tidak sesuai dengan objek yang menjadi fokus perhatian individu tersebut.

Sedang menurut Jones (1963), minat adalah reaksi organisme yang berhubungan

dengan perasaan suka terhadap situasi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa

reaksi aktual dan bisa juga bersifat imajiner. Dengan demikian, minat merupakan

suatu aktivitas yang berbentuk perhatian yang intens terhadap suatu objek, baik

secara aktual atau tidak. Maksudnya adalah bahwa perhatian tadi dapat

berlangsung secara indriawi terhadap objek yang sebenarnya atau menggunakan

perenungan atau pemikiran terhadap objek yang imajiner. Perhatian yang intens

tersebut dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya, dan juga bisa membuat

individu tersebut menjadi bergairah. Dalam kondisi demikian, individu akan

mengabaikan objek-objek lain yang tidak diminati.

Menurut Laiton (Hansen, 1984), minat didefinisikan sebagai kesukaan

atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat

dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan,

tugas atau kegiatan. Sementara itu, Masykur (1983) menunjukkan bahwa minat

berhubungan dengan kuatnya dorongan yang menyebabkan seseorang

(45)

28 Sedangkan Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan

keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang

yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan

antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut. Di samping berbagai

pengertian di atas, pengertian minat secara harfiah adalah suatu kegiatan

organisme yang mengarahkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap suatu

objek, yaitu objek yang relevan atau mempunyai karakteristik yang serupa

dengan objek tertentu. Ada yang mengatakan bahwa hubungan minat dengan

motivasi itu bersifat gradual, di mana timbulnya motivasi setelah adanya sikap,

dan sikap timbul karena adanya minat. Ada yang mengatakan bahwa minat itu

adalah aspek kognitif dari motivasi, dan ada pula yang mengatakan bahwa minat

timbul bersamaan dengan motivasi. Ada juga yang justru mengidentikkan minat

dengan motivasi. Misalnya, apabila timbul minat terhadap suatu aktivitas berarti

ada indikasi motivasi terhadap aktivitas tadi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah

suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan

untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang

didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya.

Di samping itu, dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa

pengertian berikut:

1. Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena

(46)

29 2. Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas.

3. Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan rasa

untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas.

4. Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus menerus untuk selalu

melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang

diminati, dan

5. Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap objek,

subjek atau aktivitas yang memuaskan dan bermanfaat bagi objek, subjek atau

aktivitas tersebut.

Minat merupakan aspek kognitif dari motivasi, atau merupakan gambaran

kognitif yang memberikan arah pada suatu tindakan (Franken, 1982). Besar

kecilnya minat seseorang terhadap suatu tugas atau pekerjaan, banyak

menentukan keberhasilan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas tadi,

karena motivasi, efisiensi, gerak dan kepuasan kerja, akan didapat apabila

pekerjaan tersebut sesuai dengan lapangan yang diminatinya. Sebagaimana yang

telah disebutkan di atas, minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi

merupakan suatu reaksi organisme, baik yang tampak nyata maupun yang

imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu objek tertentu. Minat

ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas

tertentu (Guilford, 1956; Jones, 1963).

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dalam diri individu sangat

(47)

30 minat terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang

berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana

kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun

akan tercapai.

Sedangkan faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982),

terdiri dari tiga faktor:

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat

seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian

ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.

b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan

dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk

mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk

memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat

meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat

seseorang.

Berdasarkan pengertian minat yang telah diuraikan, kiranya dapat

dikatakan bahwa keberadaan minat pada diri individu merupakan hasil dari

(48)

31 pertama kali dialami adalah pengarahan terhadap objek, subjek atau aktivitas

yang merupakan rangsangan bagi diri individu.

Berbagai rangsangan tersebut dapat berbentuk benda-benda atau suatu

kegiatan. Dari pengenalan ini, akan timbul perasaan sadar pada diri individu

bahwa objek, subjek atau aktivitas tersebut bermanfaat bagi dirinya.

Adanya pengenalan dan perasaan sadar yang didasarkan pada asas manfaat

(dalam arti bahwa objek, subjek atau aktivitas itu diperlukan oleh individu),

maka pada saat itu juga akan diikuti perasaan senang pada objek, subjek atau

aktivitas tersebut. Dari kedua rangkaian tersebut, maka akan terbentuk minat atau

tidak.

D. Aktivitas

Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer,

bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya

individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan

mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek,

atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak

suka kepada objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya.

Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak/menerima). Jika ia

menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat.

Penerimaan adalah sensitivitas individu terhadap rangsang dari

fenomena-fenomena tertentu, di mana individu tersebut mau menerima atau memperhatikan

(49)

32 sub-kategori yang terdiri dari: Kesadaran pada taraf ini adalah kesadaran

terhadap sesuatu yang ada dalam satu situasi, baik berupa fenomena atau objek,

Kemauan untuk menerima sub-kategori ini menggambarkan tingkah laku

individu yang mau menerima stimulus; atau dengan kata lain, individu

mempunyai kemauan untuk menerima rangsang yang ditimbulkan oleh

fenomena, Pengontrolan atau perhatian yang terpilih merupakan perhatian

terhadap rangsang atau fenomena objek yang telah dipilih individu.

Menanggapi adalah kategori kedua. Kategori ini merupakan perhatian

yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada diri individu atau

fenomena-fenomena tertentu. Pada kategori ini, individu akan melakukan

aktivitas yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang telah dipilih. Kategori

kedua ini dibagi menjadi tiga, yaitu : persetujuan untuk menanggapi, yang

merupakan respon untuk menunjukan kepada adanya ketaatan atau kerelaan

individu terhadap aturan-aturan yang berkaitan dengan rangsang fenomena dan

objek, kemauan untuk menanggapi, yang merupakan kemauan sukarela individu

(tanpa paksaan) untuk melakukan suatu aktivitas, kepuasan untuk menanggapi,

yang merupakan tindakan yang disertai oleh perasaan puas setelah melakukan

aktivitas.

E. Rokok A-Mild

Rokok A-Mild yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rokok putih

(50)

33 ditetapkan oleh pemerintah kadar tar: 20 mg, dan kadar nikotin: 1,5 mg, dan

terdaftar dalam gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo).

Ini berarti tidak termasuk rokok kretek yang ada dipasaran yang kadar tar

dan nikotinnya melebihi dari apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Juga

tidak termasuk rokok import, yang berasal dari luar negeri. Dalam penelitian ini

rokok mild yang dimaksud antara lain Star Mild dan X Mild dari PT. Bentoel. A

mild dari PT. HM Sampoerna. LA Lights dan Djarum Super Mezzo dari PT.

Djarum. Dan Class Mild dari PT. Nojorono.

Tabel 2.2

Data Produsen dan Marek Rokok Mild

PRODUSEN MEREK

PT. BENTUL Star Mild, X Mild

PT. HM.SAMPOERNA Sampoerna A Mild, U Mild

PT. DJARUM LA Lights, Djarum Super Mezzo

PT. NOJORONO Class Mild

Sumber: Nielsen Media Research. (dikutip dari swa Sembada No.13/XXII)

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari majalah Warta Ekonomi

menujukkan bahwa Industri rokok yang paling besar masih berada di pulau jawa

yaitu pada jawa tengah sebesar 34 % dan jawa timur sebesar 37 %. Ini berarti

(51)

34 F. Penelitian Terdahulu.

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian

maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu.

Hasil penelitian Sasmito (2004) dari Universitas Merdeka Malang,

program studi Manajemen bidang kajian Manajemen Pemasaran yang mengambil

judul Pengaruh Aktivitas minat pendapat terhadap keputusan pembelian Rokok

Mild, menunjukan hasil bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

mengambil keputusan pembelian produk yang terdiri dari variabel bebas Aktivity

(X1), Interest (X2), dan Opinion (X3) secara simultan/bersama-sama mempunyai

pengaruh bermakna terhadap Keputusan pembelian (Y) dapat diterima atau teruji.

Hasil penelitian Roosy Arlyana (2008) dari Unversitas Brawijaya Malang

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran yang berjudul “Pengaruh

Aktivitas minat pendapat terhadap keputusan pembelian Rokok Mild”

menunjukan bahwa variabel ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

volume Keputusan pembelian.

Akhmad hamdi (2008) dengan penelitianya yang berjudul Pengaruh

“Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Rokok”. dalam penelitian gaya

hidup terbagi atas tiga variabel yaitu opinion, activity, dan interest. Hasil

penelitianya menyatakan bahwa variabel opinion tidak berpengaruh secara

parsial, tetapi secara simultan seluruh variabel independen mempengaruhi

(52)

35 Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh laila nurul (2008)

dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor Psikografis Terhadap

Keputusan Pembelian (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan

Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square)” hasil penelitianya

menyatakan bahwa variabel opinion, activity dan interest baik secara parsial

maupun secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

E. Kerangka Pemikiran

Dibentuk atas dasar pengaruh gaya hidup (lifestyle) yang

diklasifikasikan berdasarkan Opinion, Interest, dan Activity (AIO), maka

(53)

36 Gambar 2.6

Kerangka KonseptualHipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan

pada bagian sebelumnya, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat

pengaruh antara pendapat minat Aktivitas terhadap keputusan pembelian Rokok

A-Mild.

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Pendapat (X1) Aktivitas (X3)

Keputusan Pembelian (Y)

Uji Validitas & Reliabilitas Minat (X2)

Model Regresi

Uji Asumsi Klasik

Uji t Uji R2

Uji F

(54)

37 1. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat,

Minat dan Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat, Minat

dan Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat

terhadap Keputusan Pembelian

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat terhadap

Keputusan Pembelian

3. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Minat

terhadap Keputusan Pembelian

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Minat terhadap

Keputusan Pembelian

4. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Aktivitas

terhadap Keputusan Pembelian

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Aktivitas terhadap

(55)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi yang akan diteliti adalah wilayah Jakarta dengan responden yang

mengkonsumsi rokok mild. Dengan mengidentifikasi beberapa variabel sebagai

berikut:

1. Variabel Terikat (Y) yaitu keputusan pembelian, yaitu bagaiman konsumen

memutuskan untuk membeli suatu produk yang dipengaruhi oleh factor

internal dan eksternal konsumen itu sendiri.

2. Variabel bebas (X) yaitu pendapatannya (Opinion), minat (Interest), dan

kegiatan (Activity).

B. Metode penentuan sample

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau warga

yang berjenis kelamin laki-laki dan mengkonsumsi rokok.

2. Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pada penelitian ini metode pengambilan sempel yang

digunakan adalah metode nonprobability sampling. Yaitu teknik pengambilan

(56)

39 sample yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

3. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka sampel

yang digunakan yaitu sampling kuota yaitu tekhnik penentuan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan.(Sugiono,1999: 77). Dalam pengambilan sampel secara kuota, kita

mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari populasi dan

kemudian memilih sampel yang diinginkan secara non-acak. Sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang responden yang

Mengkonsumsi Rokok A-Mild.

C. Metode pengumpulan data

1. Jenis Sumber Data :

a. Data primer diperoleh melalui survey dan observasi lapangan. Survey

lapangan yaitu dengan memberikan kuesioner kepada responden.

Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertentu, yaitu pertanyaan yang telah

diberikan alternative jawabannya, sehingga responden tidak diberi

kebebasan dalam menjawab.

b. Data sekunder diperoleh dengan membaca literature, jurnal yang terkait

denagan penelitian, lembaga penelitian, Surat kabar, Internet, serta data

(57)

40 2 Teknik Mengumpulkan Data.

a. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab dengan responden maupun

pihak-pihak lainnya yang terkait dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu teknik penumpulan data dengan mengirim daftar

pertanyaan untuk diisi oleh responden.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

deskriptif. Tujuannya adalah agar terdapat beberapa gambaran ataupun bayangan

secara sistematis, actual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar

fenomoena yang diteliti dan diselidiki (Sugiono 1994:112).

R.S Likert (1932) mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala

mewakili suatu kontinum bipolar. Pada bagian ujung kiri (dengan angka yang

besar) yang mengambarkan suatu jawaban yang sifatnya positif, sedangkan pada

bagian ujung kanan (dengan angka yang kecil) yang menunjukan jawaban yang

negatif.

Metode ini akan melibatkan kedalam penyelidikan yang lebih mendalam

dan pemeriksaan secara menyeluruh tehadap tingkah laku seseorang individu.

Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh Opinion

(Pendapat), Interest (Minat), Activity (Aktivitas), terhadap pembeli rokok

A-Mild.

Dan untuk mengetahui bagaimana gaya hidup konsumen atau pengaruh

(58)

41 menggunakan Skala Likert (R.A Likert, 1932) yang dapar mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam skala Likert variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang

dapat berupa pertanyaan.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat negative sampai sangat positf. Seperti:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

R = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Untuk menjaga Kevalidan dan reliabelnya butir-butir pertanyaan yang ada

pada kuisioner dilakukan uji validitas dan Reabilitas.

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan-pertanyaan (Bhuono, 2005 : 67). Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan.

Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.

Menurut Dr.Yahya Hamza, MM, suatu kelayakan butir dalam peryataan

(59)

42 Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan di susun dalam suatu

bentuk kuisioner Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

nilai Croabach’s Alpha > dari 0, 60 (Bhuono, 2005 : 72)

1. Analisis Kuantitatif

a. Analisis regresi linier

Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang

umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu

variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis

regresi berganda dapat di hitung dengan mengunakan rumus (Rangkuti

,2003 : 132)

1) Persamaan regresi linier berganda

Dimana mengunakan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b

1

x

1

+ b

2

x

2

+ b

3

x

3

+

ε

Dimana :

Y = Kepuasan Pembelian

a = Bilangan Konstanta

b1 S/ d b3 = Koefisien Regresi yang akan dihitung

X1 = Opinion (Pendapat)

(60)

43 X3 = Activity (Aktivitas)

ε = Standar Error

2) Koefisisien Determinasi

Digunakan sebagai dasar untuk dapat mengetahui pengaruh naik

turunya nilai variabel X dan variabal Y (saling mempengaruhi), yang di

hitung dengan cara mengkuadratkan nilai r (KD = r kudrat) yang biasa

di masukan atau dinyatakan ke dalam nilai persentase (%).

3) Uji t

Untuk menjawab perumusan permasalahan pada penelitian ini,

dilakukan uji t hitung untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang

signifikan variabel kontribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap

kepuasaan siswa belajar. Dalam uji t digunakan alpa atau taraf

signifikan sebesar 0, 05 dengan metode dua arah/dua ekor.

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen (bebas) secara individu dalam menerangkan

variansi variabel terikat.

Menentukan t hitung dapat di rumuskan sebagai berikut :

t

hitung

=

2

1

2

r

n

r

(61)

44 r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

r2 = Determinasi

Apabila T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Apabila T hitung < T tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Dalam menganalisis regresi berganda dalam penelitian ini,

penulis dengan unsur kesengajaan, dalam arti mempermudah

pemerosesan data yang diperoleh, digunakan bantuan berupa program

SPSS 16.0 for windows.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent Variabel)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah gaya hidup (life style)

seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan dan

tercermin dalam pendapatnya (Opinion), minat (Interest), dan kegiatan

(62)

45 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Sedangkan Variabel Terkait (Y) yaitu keputusan pembelian, yaitu bagaimana

konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk yang dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal konsumen itu sendiri.

Tabel 3.1 Variabel Operasional No

Variabel Sub

variabel Indikator Skala

1.

1. Terhadap diri sendiri

2. Isu-isu Sosial

3. Politik

4. Bisnis

5. Ekonomi

6. Pendidikan

7. Kebudayaan

8. Produk masa depan

(63)

46 3. Aktivity (X3)

(Mowen, 1995)

3. Kegiatan-kegiatan sosial

4. Liburan

5. Hiburan

6. Anggota Klub

7. Komunitas

1. Alasan membeli.

2. Harga beli

3. Frekuensi pemakaian

Sumber pribadi

Sumber komerial

(64)

47 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT.Sampoerna

Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng

Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok

dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah

menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna. Perusahaan ini meraih

kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga

kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis

tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih

kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan

manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti

namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di

Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.

Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT.

Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang

dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan

perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan

untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera,

Gambar

Gambar 2.3 Bauran pemasaran dan Sub – Baurannya
Gambar 2.4 Proses pengambilan keputusan konsumen
Tabel  3.1 Variabel Operasional
Tabel 44.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data kuesioner, tanggapan karyawan 0D¶KDG 0XKDPPDGL\DK Daarul Ulum Majenang Cilacap terhadap variabel Lingkungan kerja, diperoleh skor total untuk seluruh item

Pegawai Negeri Sipil sebagai manusia biasa memiliki naluri psikis dan biologis yang sama dengan lainnya, hanya saja status yang membedakan dengan lainnya.terkadang muncul

Tampilan antarmuka manusia -mesin yang dibuat mampu membuat operator / pengguna mengetahui status kondisi dari plant , yaitu motor induksi 3 fasa. Antarmuka manusia -mesin ini

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh bulan Maret tahun Dua Ribu Tujuh Belas, Pokja telah melaksanakan evaluasi penawaran atas pekerjaan tersebut di atas, dengan uraian sebagai

Dari hasil perhitungan, menunjukkan bahwa koefisien korelasi 0,769, artinya ang- ka tersebut menunjukkan hubungan antara variabel dependen yaitu kepercayaan nasa- bah dalam

Dari hasil wawancara dengan Bapak Andreas Sembiring S.pd selaku guru bimbingan dan konseling di SMK Mayjend Sutoyo SM sudah mengupayakan semaksimal mungkin untuk

Perilaku yang terlihat juga berbagai macam, seperti perilaku komunikasi non-verbal Irfan yang terlihat ketika dia mengeluarkan ekspresi alis sedikit naik keatas, bibir agak

Ramainya jumlah pengunjung yang datang, membuat beberapa permasalahan yang terjadi, seperti alur pengunjung yang terhambat karena adanya penumpukan pengunjung serta terjadi