54 26 SHAFAR - 11 RABIULAWAL 1432 H
Muktamar jelang satu abad ’Aisyiyah (ke 46) telah usai. Gema muktamar telah menorehkan dinamika Gerakan Perempuan dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia. Momentum muktamar jelang satu abad ’Aisyiyah telah diwujudkan dalam Rumusan Langkah Strategis ’Aisyiyah lima tahun ke depan yang terdiri dari Peran ’Aisyiyah dalam Kehidupan Berbangsa; Penguatan Cabang dan Ranting melalui Gerakan Keluarga Sakinah dan Qaryah Tayibah; Pengembangan Kader ’Aisyiyah dan Program Nasional ’Aisyiyah selama lima tahun pasca muktamar.
A. Peran ’Aisyiyah dalam Kehidupan Berbangsa
Adanya fenomena sosial dengan berbagai isu problematik yang terkait dengan paham agama, kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, kondisi ekonomi yang semakin lebar gap antara kaum mustad’afin dan mereka yang meraup keuntungan, kondisi pendidikan, kesehatan, dan lain-lain telah memperlihatkan dampak global dalam berbagai lini kehidupan. Dengan mencermati isu-isu sosial bagi kehidupan agama, masyarakat, dan keluarga, ’Aisyiyah telah merumuskan langkah strategis untuk menampilkan peran kebangsaan yang dijaring dalam sepuluh pokok pemikiran terkait dengan: pertama, kehidupan beragama secara benar yang dapat diperoleh dengan (a) memiliki sikap selalu mencari pandangan agama yang dipandang ‘kuat’; (b) meningkatkan kualtas diri dalam beragama; (c) menikmati melakukan amal ibadah; (d) taqarrub ila’l-lah. Kedua, peningkatan internalisasi nilai-nilai Islam. Ketiga, peningkatan kualitas guru agama. Keempat, meningkatkan kualitas lembaga keagamaan. Kelima, kehidupan berakhlak mulia.
Keenam, berkemampuan yang profesional. Ketujuh, bersikap ilmiah yang kritis dan rasional. Kedelapan, meningkatkan kualitas diri dengan teknologi informasi canggih. Kesembilan, memperkuat fungsi keluarga sebagai lembaga penyiap warga masyarakat.
Kesepuluh, pembenahan pendidikan.
B. Penguatan Cabang dan Ranting melalui gerakan Keluarga Sakinah dan Qaryah Tayibah.
Tumbuh kembang Cabang dan Ranting ’Aisyiyah yang terekam dari laporan Pimpinan Wilayah ’Aisyiyah dalam forum muktamar cukup menggembirakan. Program, kegiatan, dan amal usaha yang dirintis sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maupun pemerintah; di samping masih ada beberapa Cabang Ranting yang tidak terekam kegiatannya. Cabang dan Ranting merupakan ujung tombak bagi maju mundurnya gerakan ’Aisyiyah karena memiliki hubungan sangat dekat dengan kondisi kehidupan sosial masyarakat, sehingga gerakannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat akar rumput. Dalam
perkembangan-CAKRAWALA
nya, Cabang dan Ranting menjadi basis kekuatan ’Aisyiyah secara nasional. Kebijakan nasional dalam penguatan Cabang dan Ranting, antara lain berbasis gerakan Keluarga Sakinah dan gerakan masyarakat Qaryah Thayyibah.
Pengembangan basis Keluarga Sakinah dilakukan melalui langkah strategis sebagai berikut: pertama, menjadikan anggota-anggota keluarga Muhammadiyah–’Aisyiyah sebagai pelaku gerakan, baik dalam pembinaan keluarga sakinah maupun pembinaan Qaryah Thayyibah dan gerakan ‘Aisyiyah secara keseluruhan. Kedua, menjadikan keluarga-keluarga ‘Aisyiyah/ Muhammadiyah sebagai pemimpin/ koordinator Gerakan Qaryah Thayyibah atau Gerakan Jama’ah dan dakwah Jama’ah Muhammadiyah. Ketiga, pembinaan keluarga dalam masyarakat berbasis keluarga sakinah, Qaryah Thayyibah, gerakan jama’ah, dan dakwah jama’ah yang diintegrasikan secara sinergi dengan gerakan Muhammadiyah di Cabang dan Ranting. Keempat, pembinaan putra-putri keluarga Muhammadiyah/’Aisyiyah sebagai kader dan pelaku gerakan di tingkat Cabang dan Ranting. Pengembanagn gerakan masyarakat berbasis Qaryah Thayyibah dalam penguatan Cabang dan Ranting dilakukan melalui: pertama, menjadikan program pembinaan Qaryah Thayyibah sebagai titik masuk sekaligus fungsi nyata dalam penguatan Cabang dan Ranting agar benar-benar membumi dalam menjawab tantangan masyarakat setempat. Kedua, menentukan model-model pembinaan/kegiatan Qaryah Thayyibah yang bersifat prioritas dan dapat menjadi titik perubahan bagi kemajuan masyarakat. Ketiga, mengintegrasikan pembinaan Qaryah Thayyibah dan Keluarga Sakinah serta dengan Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah yang dilaksanakan Muhammadiyah sehingga terjadi sinergi dan menghindari ketidakefisienan dalam gerakan. Keempat, mengembangkan Qaryah Thayyibah sebagai wahana pembangunan masyarakat di tengah kemajemukan sosial-budaya dengan model dakwah kultural Muhammadiyah sehingga ajaran Islam mampu mencerahkan masyarakat setempat.
C. Pengembangan Kader ’Aisyiyah;
Selama hampir satu abad, ‘Aisyiyah dapat berkembang menjalankan kiprahnya untuk kepentingan umat dan bangsa karena digerakkan oleh para pelakunya, yakni pimpinan dan kader serta partisipasi kuat para anggotanya yang memiliki pemahaman Islam berkemajuan, sehingga Islam menyatu dalam kehidupan umat dan bangsa; juga ditopang dengan kuatnya pemahaman ideologi Muhammadiyah yang melahirkan militansi dan solidaritas gerakan yang tinggi. Eksistensi kader ‘Aisyiyah dalam masyarakat diakui keberadaan dan peranannya sebagai penggerak dan local
Langkah Strategis ‘Aisyiyah Jelang Satu Abad
DRA. SITI ’AISYAH, M.AG.
Ketua PP ’Aisyiyah
De
m
o (Vi
si
t ht
tp:
//www.pdfspl
itm
erge
r.c
om
55 SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 96 | 1 - 15 FEBRUARI 2011
CAKRAWALA
Ideologi menuju tertanamnya nilai-nilai fundamental gerakan yang menjiwai seluruh perilaku anggota, kader, dan Pimpinan ‘Aisyiyah; 2) Konsolidasi Kelembagaan yang diarahkan pada penguatan dan peningkatankapasitas organisasi, baik bersifat kelembagaan dan budaya, organisasi yang maju, profesional, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkomitmen pada ideologi dan misi gerakan;3) Konsolidasi Pimpinan dan Kader, diarahkan pada meningkatnya kualitas Pimpinan dalam mengelola dan mengarahkan gerak organisasi, serta meningkatnya kualitas komitmen, wawasan, visi, dan kemampuan operasional kader; 4) Program Kerjasama Organisasi menuju optimalnya hubungan organisasi, baik internal maupun eksternal, dalam menjalankan misi serta memajukan dan memperluas jangkauan gerakan menuju pencapaian tujuan.
Program Bidang meliputi: 1) Program Bidang Tabligh diarahkan pada pembangunan kualitas aqidah, akhlak, ibadah, dan muammalah di kalangan umat berlandaskan nilai-nilai Qur’an dan Sunnah;2) Program Khusus Pembinaan Keluarga diarahkan pada pembinaan dan pengembangan kualitas kehidupan keluarga dalam seluruh aspek secara berkeadilan dan berkemakmuran; 3) Program Bidang Perkaderan diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas kader yang memiliki integritas, kompetensi keagamaan dan keilmuan, militansi, ghirah perjuangan, sikap, dan tindakan yang berpegang pada nilai-nilai Islam berkemajuan; 4) Program Bidang pendidikan diarahkan pada peningkatan kualitas keunggulan pendidikan ‘Aisyiyah sebagai strategi pembentukan manusia yang utuh, berilmu, dan berkarakter; 5) Program Bidang Kesehatan diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang berbasis pelayanan kesehatan dan komunitas berdasar spirit al-Ma’un;6) Program Bidang Lingkungan Hidup diarahkan pada terbangunnya kesadaran dan perilaku ramah lingkungan bagi anggota, kader, dan pimpinan di seluruh tingkatan dan amal usaha; 7) Program Bidang Kesejahteraan Sosial diarahkan pada peningkatan pemberdayaan, pelayanan, dan penyantunan masyarakat dhuafa yang berbasis gerakan al Ma’un;8) Program Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan diarahkan pada pembangunan kesadaran dan perilaku ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga, umat, dan masyarakat;9) P r o g r a m Bidang Pendidikan Politik diarahkan pada pembangunan kesadaran dan perilaku warga Negara akan hak dan kewajibannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegera;10) Program Bidang Pengkajian, Pengembangan, dan Penelitian diarahkan pada upaya menghasilkantemuan-temuan dan informasi-informasi pemikiran/keilmuan yang mendukung pengembangan gerakan;11) Program Bidang Hukum diarahkan pada pembinaan kesadaran dan perilaku hukum dan hak asasi manusia dalam menciptakan keadilan, ketertiban, dan kebaikan hidup bersama baik yang berbasis pada norma hukum maupun norma-norma agama dan budaya bangsa;12) Program Bidang Kebudayaan diarahkan pada upaya membangun kesadaran dan perilaku yang menjunjungtinggi nilai-nilai yang luhur dalam kehidupan masyarakat.l
(Disarikan dari Keputusan Muktamar ’Aisyiyah) leader (pemimpin setempat) perempuan, yang mempunyai posisi
strategis dalam melakukan usaha-usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan secara khusus memajukan serta mensejahterakan kaum perempuan. Dalam konteks inilah, posisi dan peran kader dalam ‘Aisyiyah menjadi sangat penting dan strategis, baik dalam mengimplementasikan misi dan prinsip gerakan, maupun dalam memainkan peran keumatan dan kebangsaan sesuai misi organisasi.
Keberadaan dan peran yang penting tersebut memerlukan pembinaan, peningkatan, dan pengembangan lebih optimal. Langkah strategis pengembangan kader diarahkan pada pembentukan kompetensi kader yang mencakup kompetensi keberagamaan; akademis dan intelektual; sosial kemanusiaan dan kepeloporan; serta kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan. Transformasi dan pengembangan kader ’Aisyiyah beroriantasi pada “Penanaman nilai-nilai Islam yang berwatak tajdid; Penanaman ideologi gerakan Muhammadiyah; Transformasi pembudayaan nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah-’Aisyiyah; Berbasis pada kompetensi dan potensi sebagai kekuatan aktual dalam mendukung gerakan Aisyiyah; Berbasis pada kekuatan mentalitas yang menyangkut karakter, kepribadian, dan pola tindakan yang positif berbasis kepribadian Muhammadiyah untuk melahirkan dinamika dan sikap proaktif dalam menjalankan peran gerakan; serta Penguatan sinergi peran kader sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa dalam satu kesatuan peran dalam menjalankan misi gerakan ‘Aisyiyah
Implementasi sistem perkaderan ’Aisyiyah dilakukan melalui pilar perkaderan keluarga, kader perempuan ortom Muhammadiyah; Amal Usaha Muhammadiyah-’Aisyiyah; dan pilar kader pimpinan ’Aisyiyah. Perkaderan dilakukan melalui jalur formal dalam bentuk perkaderan utama melalui Baitul Arqam ’Aisyiyah dan perkaderan fungsional melalui pelatihan-pelatihan fungsional ’Aisyiyah; Jalur perkaderan informal dalam bentuk pembinaan kader keluarga, keterlibatan dalam aktifitas organisasi dan kader intilan; jalur perkaderan non-formal dalam bentuk pembinaan insidentil, seperti kajian nilai-nilai dasar perjuangan Muhammadiyah dan pembinaan odiopolitor; serta jalur perkaderan khusus dalam bentuk pembinaan pesantren kader ’Aisyiyah.
D. Program Nasional ’Aisyiyah selama lima tahun pasca Muktamar .
Program Nasional ’Aisyiyah hasil Muktamar dirumuskan setelah mempertimbangkan, mengkaji dan menganalisis berbagai permasalahan umat, kebangsaan, global dan isu-isu strategis; kekuatan, tantangan, kelemahan maupun kekuatan ’Aisyiyah. Program Nasional ’Aisyiyah diarahkan pada tercapainya usaha-usaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam merumuskan Program, mengacu pada lima prinsip penyusunan program, yaitu prinsip hikmah, kemanfaatan, kemajuan dan pemberdayaan, efisiensi dan efektifitas, serta fleksibelitas.
Cakupan Program Nasional ’Aisyiyah meliputi: 1) Konsolidasi