PURI WERDIYATI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Tugas Akhir
yang berjudul Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perdagangan Boneka
CV. Hayashi Toys merupakan hasil karya saya sendiri di bawah arahan dari komisi
pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program
sejenis di perguruan tinggi lain serta belum pernah dipublikasikan. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah dicantumkan dalam teks dan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tulisan ini.
Bogor, Juli 2011
ABSTRACT
PURI WERDIYATI. Marketing strategy doll trade an business development CV. Hayashi Toys. Advised by H. MUSA HUBEIS as committee chairman, and NURMALA as member
CV. Hayashi toys is a company engaged in manufacturing and trading dolls. To date CV. HT daily production capacity of 1.000 – 1.500 pieces stuffed with a variety of sizes. The role of marketing is very important in determining the appropriate marketing strategy for a product, then in this case, marketing mix and environmental analysis (internal and external) can be one alternative for CV. HT in formulating marketing strategy and business development prospect in terms of the feasibility of product development. Purpose of this study : 1) Identify and evaluate the position and condition of CV. HT seen from internal and external factor. 2) Develop appropriate marketing strategies in developing the business forward.
CV. HT research sites are located on the road Blue Sapphire Raya no. 34-35, Rawa Lumbu, Bekasi. Further data were analyzed using Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE), Internal External (IE), Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) as well as for the analytical method with the approach of financial ratios such as Payback Period (PBP), Benefit/Cost (B/C) Ratio, Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR).
Results showed that alternative strategies may be applied to CV. HT in order of priority based on a matrix QSP. While the prospect for product development CV. HT doll, based on analysis of the feasibility of the approach to financial ratios such as NPV (5.103.701.518,42), Net B/C (1.29), IRR (20.62%), PBP (2.03), found that the company worth and prospective for development through the development of existing products.
RINGKASAN
PURI WERDIYATI. Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perdagangan Boneka CV. Hayashi Toys. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS sebagai Ketua dan NURMALA K. PANJAITAN sebagai Anggota.
CV. Hayashi Toys (HT) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan perdagangan boneka. Hingga saat ini, kapasitas produksi CV. HT setiap hari + 1.000 – 1.500 pcs boneka dengan berbagi ukuran. Peran pemasaran sangat penting dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi suatu produk, maka dalam hal ini, pendekatan bauran pemasaran (marketing mix) dan analisis lingkungan (internal dan eksternal) dapat menjadi salah satu alternatif bagi CV. HT dalam menyusun strategi pemasaran beserta prospek pengembangan usahanya ditinjau dari kelayakan pengembangan produk. Tujuan kajian ini : (1) mengidentifikasi dan mengevaluasi posisi dan kondisi CV. HT dilihat dari faktor internal dan eksternal; (2) menyusun strategi pemasaran yang tepat dalam mengembangkan usaha ke depan.
Lokasi penelitian adalah CV. HT, yang bertempat di Jl. Blue Safir Raya No. 34-35, Rawa Lumbu, Bekasi. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE),
Internal External (IE), Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), serta untuk metode analitik dengan pendekatan rasio finansial, seperti, Payback Periode (PBP), Benefit/Cost
(B/C) Ratio, Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).
Hasil identifikasi dan evaluasi lingkungan internal perusahaan, terdapat 5 faktor kunci kekuatan yaitu, tenaga kerja handal, menghasilkan produk yang bermutu, mesin produksi bermutu, pengalaman berproduksi dan harga produk terjangkau. Empat faktor kunci kelemahan yaitu, intervensi anggota keluarga dalam manajemen, pangsa pasar, biaya produksi cukup tinggi dan kegiatan promosi. Sementara dari lingkungan eksternal, terdapat masing-masing 4 faktor kunci peluang yaitu, pelanggan loyal, citra produk baik, hubungan baik dengan pemasok bahan baku dan kemajuan teknologi. Empat faktor ancaman kunci ancaman yaitu, keberadaan perusahaan sejenis, kenaikan biaya produksi, kondisi ekonomi yang labil dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan matriks IE, keberadaan CV. HT berada pada sel 5, yaitu pertumbuhan dan stabilitas, dimana strategi yang diperlukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB.
STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PERDAGANGAN BONEKA CV. HT RAWA LUMBU, BEKASI)
PURI WERDIYATI
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan tugas penyelesaian pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tugas Akhir : Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perdagangan Boneka CV. Hayashi Toys
Nama Mahasiswa : Puri Werdiyati
Nomor Pokok : F352060185
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Dr.Dra. Nurmala K. Panjaitan, MS, DEA
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir. Musa Hubeis MS, Dipl.Ing., DEA Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya Tugas Akhir yang berjudul ” Strategi Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Perdagangan Boneka CV. Hayashi Toys, Bekasi” berhasil
diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional
pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,MS, Dipl.Ing, DEA, selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan
semangat dalam penyelesaian tugas akhir.
2. Ibu Dr.Dra. Nurmala K. Panjaitan, MS, DEA, selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan
tugas akhir.
3. Segenap dosen dan civitas akademika Program Studi Industri Kecil Menengah,
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan infomasi
yang berguna selama mengikuti perkuliahan.
4. Suami dan keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan, serta
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas dukungan, kerjasama
dan perhatiannya selama ini.
Penulis berharap bahwa tugas akhir ini dapat berguna dan memberikan
wawasan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tugas akhir ini tidak luput dari
berbagai kekurangan, maka saran dan kritik membangun sangat diharapkan agar
memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Bogor, 30 Juli 2011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 28-12-1968. di Jakarta sebagai anak pertama
dari dua bersaudara, putra dari Bapak Hidayat dan Ibu Pardijah. Pendidikan Sarjana
ditempuh di Universitas Trisakti dengan mengambil Jurusan Arsitektur Lansekap,
diselesaikan pada tahun 1993/1994. Pada tahun 2006 diterima di Program Studi
Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penulis bekerja sebagai pemasaran di PT. Bank Negara Indonesia Syariah
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan strategi Pemasaran ... 5
B. Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal ... 9
C. Bauran Pemasaran ... 12
D. Matriks SWOT ... 14
E. Kelayakan Usaha ... 15
III. METODE KAJIAN A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan ... 17
B. Metode Kerja... ... 17
C. Aspek Kajian ... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum ... 29
B. Hal yang Dikaji ... 37
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran………. 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Model Matriks IFE dan EFE... 20
2. Penilaian bobot faktor strategik internal/eksternal perusahaan……… 21
3. QSPM……….. 25
4 Hasil analisis keuangan ... 37
5. Identifikasi faktor strategi internal dan eksternal……… 38
6. Matriks IFE………. 44
7. Matriks EFE………. 45
8. Urutan prioritas strategi dari matriks QSP………... 50
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Kerangka kajian analisis ... 18
2. Matriks IE ... 23
3. Matriks SWOT ... 24
4. Matriks IE………. 46
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor
strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan………. 55
2. Kuesioner untuk penilaian kelayakan pengembangan usaha perdagangan Boneka oleh manajemen perusahaan CV. Hayashi Toys... 60
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bekasi mulai berbenah diri dan mencari jati diri, salah satunya yaitu
mencari ikon “pas” yang dapat dijadikan sebagai citra, dan kebanggaan
masyarakat Kota Bekasi. Pada masa lalu, Kota Bekasi memiliki ikon yang
diwujudkan dalam “patung lele”. Namun dalam perkembangan patung
tersebut tidak sesuai dengan karakter dan budaya masyarakat yang berjiwa
pejuang. Untuk itu perlu digali dan ditafsirkan kembali agar dapat
diaktualisasikan dalam wujud ikon yang dinamis dan kreatif. Kota Bekasi
bercita-cita ingin menjadi “kota kreatif”. Kota kreatif dimaksud
diterjemahkan sebagai kota yang berbasis pada ekonomi kreatif (industri
kreatif).
Berdasarkan panduan Departemen Perdagangan RI (2008), ada 14 sub
sektor industri kreatif, salah satu diantaranya adalah : Kerajinan.
Kerajinan sebagai salah satu sub sektor industri kreatif ternyata sudah ada
bahkan sudah dikenal baik oleh masyarakat Kota Bekasi sendiri maupun
masyarakat luas. Kerajinan dimaksud adalah kerajinan boneka. Sehingga
sangatlah “pas” apabila boneka dijadikan sebagai ikon baru masyarakat Kota
Bekasi.
Boneka (dari bahasa Portugis boneca) adalah sejenis mainan yang dapat
berbentuk macam-macam, terutamanya manusia atau hewan, serta
tokoh-tokoh fiksi. Boneka bisa dikatakan salah satu mainan yang paling tua, karena
pada zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir kuno saja boneka sudah ada.
Namun fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatnya ternyata berbeda sekali
antara dulu dan sekarang.
Boneka adalah salah satu produk yang banyak diminati masyarakat mulai
dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang dewasa. Seringkali
boneka dimaksudkan untuk dekorasi atau koleksi untuk anak yang sudah
besar atau orang dewasa, namun kebanyakan boneka ditujukan sebagai
memainkannya, apalagi jika boneka yang dimilikinya sangat lucu dan
menggemaskan.
Beberapa keunggulan dari usaha boneka adalah mampu bertahan karena
produk ini digemari oleh berbagai tingkatan kalangan. Usaha produk boneka
masih cukup terbuka dengan rentang volume penjualan dari puluhan juta
rupiah sampai ratusan juta rupiah. Usaha boneka akan lebih menarik, jika
dilengkapi pula atau berdekatan dengan sarana bermain anak dan kebutuhan
keluarga yang bersifat estetik, misalnya perhiasan diri, tas sekolah dan
kerajinan. Arena bermain disediakan untuk melepas kepenatan setelah
berbelanja dan menikmati suasana nyaman bagi anak-anak dan keluarga.
Angka kebutuhan pasar dari berbagai kalangan konsumen terhadap
boneka semakin bertambah permintaannya sejalan dengan bertambahnya
penduduk. Toko boneka relatif mudah dibuka, sehingga dalam usaha boneka
ini sangat berpeluang bagi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)
untuk mendapatkan keuntungan besar. Hal inilah yang mendasari UMKM
tumbuh subur di Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu,
Kota Bekasi, produksi bonekanya cukup terkenal dan turut memberikan
situasi yang kondusif untuk iklim usaha para pengelola UMKM di
wilayahnya.
Seperti halnya salah satu pengelola UMKM di Kelurahan Bojong
Rawalumbu, yaitu CV. Hayashi Toys atau lebih dikenal dengan CV. HT.
Yang berdiri sejak tahun 1999 dengan struktur organisasi relatif sederhana
tetapi cukup efektif terutama apabila dilihat dari segi fungsi pengawasan dan
pembagian tugas. Secara garis besar, perusahaan didukung oleh 108 orang
yang cukup berpengalaman.
Bahan baku utama adalah kain seperti Velboa, Velcro dan Rosepur.
Prospek usaha dinilai masih cukup baik dengan pertimbangan kebutuhan
produk boneka dinilai cukup tinggi. Sebagai ilustrasi, bertambahnya
penduduk, terutama kaum perempuan membuka peluang bagi perusahaan
untuk mengembangkan usahanya.
Salah satu hal penting dalam usaha boneka ini adalah menjalin hubungan
variasi produk boneka lebih terjamin dan mendukung jaringan pasar yang
lebih mapan. Kekuatan jaringan pasar ini akan sangat membantu dalam
kombinasi produk dan harga boneka, sehingga mendukung perluasan pangsa
pasar terhadap produk boneka yang dijual. Untuk membuka usaha ini,
terdapat hal penting yang cukup serius perlu dipertimbangkan, yaitu memiliki
relasi yang baik dengan pemasok bahan atau produsen boneka lokal yang
produknya bermutu.
Namun tingkat persaingan di antara para produsen boneka tersebut cukup
tinggi karena perbedaan biaya tenaga kerja, kebijakan ekonomi dan politik
yang tidak terlalu jauh. Untuk memenangkan persaingan global tersebut, maka
diperlukan suatu strategi pemasaran yang dapat mengikuti perkembangan
pasar. Suatu produk tidak akan berarti tanpa adanya pemasaran. Dalam
kaitannya dengan merebut pasar, penerapan strategi pemasaran yang tepat
sangat menunjang keberhasilan suatu produk di pasaran. Strategi pemasaran
dapat dikatakan sebagai strategi bersaing, karena salah satu tujuannya adalah
untuk memenangkan persaingan bagi produk-produk lama atau yang sudah
ada, disamping sebagai usaha untuk menembus pasar bagi produk baru atau
yang relatif masih baru.
Selama ini CV. HT belum memiliki strategi pemasaran secara tertulis
berdasarkan kondisi internal dan eksternal perusahaan dalam mengantisipasi
terhadap perubahan lingkungan usaha. Perusahaan ini memiliki sistem
manajemen yang sangat sederhana dan memungkinkan untuk dikembangkan
di masa datang. Oleh karena itu, CV. HT perlu menerapkan langkah strategik
dalam memasarkan hasil produksinya agar tetap bertahan dan mampu
menghadapi perubahan-perubahan lingkungan usaha yang akan datang.
Dalam merumuskan strategi yang tepat, perlu dilakukan suatu kajian
untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesenjangan
kondisi perusahaan yang sekarang dengan kondisi yang diharapkan di masa
datang. Melalui perumusan strategi pemasaran ini diharapkan dapat memenuhi
visi dan misi dari CV. HT, sehingga dapat meningkatkan omset penjualan,
Penerapan strategi pemasaran harus mempertimbangkan faktor
lingkungan organisasi/perusahaan itu sendiri, baik eksternal maupun internal.
Lingkungan eksternal terdiri atas berbagai faktor ancaman dan peluang yang
berada di luar kontrol organisasi, serta lingkungan internal yang terdiri atas
berbagai faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi dan berada
di dalam kontrol manajemen.
B. Perumusan Masalah
CV. HT memerlukan strategi untuk menjalankan usahanya berdasarkan
lingkungan internal dan eksternal bisnis. Agar perusahaan dapat dapat terus
bertahan dan berkembang, maka diperlukan keunggulan daya saing, sehingga
CV. HT dapat terus bertahan terhadap perubahan lingkungan. Untuk
mencapai hal tersebut di atas, diperlukan strategi yang benar dan tepat yang
dapat mengantisipasi perkembangan masa datang, serta dapat meningkatkan
daya saing.
Dari uraian di atas, dapat disusun perumusan masalah berikut :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha perdagangan boneka pada CV. HT ?
2. Bentuk strategi pemasaran apa yang tepat bagi pengembangan pemasaran ?
C. Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah :
a. Mengindentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang menjadi dasar
penyusunan.
b. Menyusun konsep strategi pemasaran dan pengembangan usaha
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Strategi Pemasaran
Dalam mencapai suatu tujuan, perusahaan selalu menggunakan konsep
pemasaran, karena dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen,
terutama kepuasan pelanggan.
1. Konsep Pemasaran
Pemahaman konsep pemasaran mendukung manajemen
perusahaan untuk mengadaptasi setiap perubahan pasar dan pesaing
melalui perencanaan strategi. Menurut Kotler dan Amstrong (2001),
tercapainya tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara
lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh pesaing.
Kotler dan Susanto (1999) mengatakan bahwa ada 5 (lima) konsep
yang mendasari cara organisasi melakukan pemasaran, yaitu :
a. Konsep berwawasan produksi : konsumen akan memilih produk yang
mudah didapat dan murah harganya. Manajer organisasi yang
berwawasan produksi memusatkan perhatiannya untuk mencapai
efisiensi produksi tinggi dan cakupan distribusi yang luas.
b. Konsep berwawasan produk : konsumen akan memilih produk yang
menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya.
Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatian
untuk membuat produk yang lebih baik dan terus
menyempurna-kannya.
c. Konsep berwawasan menjual : konsumen dibiarkan dan konsumen
tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi
ini harus melakukan usaha penjualan dan promosi agresif.
d. Konsep berwawasan pemasaran : kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran, serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih
e. Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat. Konsep ini
menghindari konflik yang mungkin terjadi antara keinginan konsumen, kepentingan konsumen dan kesejahteraan sosial jangka panjang.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran
merupakan sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahan.
2. Pemasaran
Menurut Michael Etzel, dkk dalam Saladin (2004) menyatakan
bahwa Marketing is total system of business designed to plan, price,
promote and distribute want satiffying product to target markets to
achieve organizational objective. Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran, serta tujuan
organisasi.
Pemasaran menurut Kotler dan Susanto (1999), merupakan proses
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Sama halnya dengan
Rangkuti (2005), mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik,
ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut
adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
McLeod Jr and Schell (2001) mengatakan bahwa pemasaran terdiri
dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan
mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan
yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan
harga barang, jasa dan gagasan. Proses pemasarannya sendiri menurut
pemasaran, menyeleksi pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran
dan mengatur usaha pemasaran. Jadi, tugas pemasaran yang penting
adalah meyakinkan sebanyak mungkin calon pelanggan untuk mengadopsi
produk pelopor dengan cepat untuk kemudian menurunkan biaya unit dan
membantun sejumlah besar pelanggan yang setia sebelum para pesaing
masuk ke pasar (Boyd, Walker dan Larreche, 2000).
Dari semua pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
dituju untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
3. Strategi Pemasaran
Untuk mencapai suatu tujuan dan menciptakan keunggulan
bersaing setiap perusahaan menggunakan strategi yang tepat. Menurut
Hamel dan Prahalad yang dikutip oleh Rangkuti (2005) mengatakan
bahwa strategi merupakan tindakan inkremental (senantiasa meningkat)
dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian
perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi,
bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis
yang dilakukan.
Menurut David (2006), strategi adalah cara untuk mencapai
tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi bisnis berupa perluasan geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi
karyawan, divestasi, likuidasi dan join venture. Penetrasi pasar merupakan
suatu strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan
penjualan produk yang ada saat ini kepada segmen pasar yang sekarang,
Tujuan akhir dari strategi penetrasi pasar adalah untuk menguasai
dan mempertahankan pangsa terdepan dari pasar total untuk produk baru
(Boyd, et al, 2000). Hal ini dapat diartikan bahwa strategi adalah bakal
tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya
perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. 2 (dua) peubah yang
sangat penting untuk pelaksanaan strategi adalah segmentasi pasar dan
pemosisian produk. Kedua hal tersebut merupakan kontribusi penting bagi
manajemen strategis dalam pemasaran (David, 2004). Positioning adalah
citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari
positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa
(Sumarwan, 2004). Hal lainnya, bargaining power pelanggan meningkat
sedemikian rupa, sehingga industri atau dunia usaha harus melayaninya,
kalau tidak mau tersingkir dari kancah persaingan yang semakin dahsyat
(Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999).
Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar merupakan tindakan
mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli/konsumen secara
terpisah. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki, sedangkan positioning merupakan penetapan
posisi pasar, yang bertujuan untuk membangun dan mengkomunikasikan
keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
Menetapkan pasar sasaran adalah proses mengevaluasi daya tarik dari
masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk
dimasuki (Kotler dan Amstrong, 2001).
Menurut Buttle (2004), segmen pasar adalah proses memilah-milah
pasar menjadi sub-sub kelompok bersifat kurang lebih homogen yang
memungkinkan diberi proposisi nilai yang berbeda dan pada akhir proses
tersebut, perusahaan dapat menentukan segmen-segmen mana yang ingin
dilayaninya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), segmen pasar adalah
suatu kelompok konsumen yang memberikan respon dengan cara yang
sama terhadap serangkaian usaha-usaha pemasaran tertentu.
Pendekatan umum yang dilakukan oleh produsen dalam
yaitu tahap survei adalah melakukan wawancara terhadap kelompok
pengamatan untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap dan
perilaku konsumen; Tahap analisis dengan analisis faktor dan analisis
kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda; Tahap pembentukan
bertujuan membentuk kelompok berdasarkan perbedaan sikap, perilaku
demografis, psikografis dan pola media (Kotler dan Susanto, 1999).
Peubah dalam melakukan segmentasi pasar konsumen, terdiri atas
segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku, sedangkan
variabel dalam melakukan segmentasi pasar bisnis adalah demografis,
operasional, pendekatan pembelian, situasi dan karakteristik pribadi
(Purnama, 2002). Segmentasi yang efektif dapat diukur, besar, dapat
diakses, dapat dibedakan dan dapat diambil tindakan.
Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal penting yang
dilakukan oleh perusahaan adalah menerapkan konsep segmentation,
targeting dan positioning (STP), yaitu memilih pasar sasaran yang akan
dilayani sesuai dengan kemampuannya untuk itu, para pemasar wajib
memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen
agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Dalam hal ini para
pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan konsumsi, sehingga pasar dapat merancang strategi pemasaran
dengan lebih baik.
B. Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal
Umumnya, setiap unit bisnis akan mengamati kondisi lingkungannya,
baik lingkungan makro (demografis, ekonomi, teknologi/politik/hukum dan
sosial/budaya) maupun lingkungan mikro (pelanggan, pesaing, saluran
distribusi, pemasok), terutama dalam lingkungan pemasaran yang secara terus
menerus memunculkan kesempatan dan ancaman baru, dengan tujuan untuk
memonitor dan beradaptasi secara terus menerus terhadap perubahan
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternalnya.
Tujuan dilakukan analisis lingkungan menurut Purnomo dan
dalam (internal) atau di luar (eksternal) suatu organisasi/perusahaan yang
mempengaruhi kemajuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Lingkungan eksternal adalah segala kekuatan yang berada di
luar organisasi/perusahaan, yang mana pengaruh perusahaan tidak ada sama
sekali. Namun sebaliknya, lingkungan eksternal sangat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan dalam suatu industri. Lingkungan eksternal tersebut terdiri
dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum
merupakan suatu lingkungan eksternal suatu organisasi yang ruang lingkupnya
luas. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan umum ini antara lain
faktor ekonomi, faktor sosial, faktor politik dan hukum, serta faktor teknologi.
Lingkungan internal suatu organisasi/perusahaan merupakan hasil
analisa dari nilai atau identifikasi segala faktor yang mempengaruhi kinerja
organisasi. Suatu organisasi/perusahaan merupakan kumpulan dari berbagai
macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang dapat digunakan untuk
membentuk posisi pasar tertentu. Analisis lingkungan mencakup analisis
sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki yang mampu
memanfaatkan peluang dengan cara efektif dan secara bersama mampu
mengatasi ancaman.
1. Faktor Internal
Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan
kekuatan dan yang memberikan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan
internal merupakan segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa
dilakukan dengan sangat baik atau buruk (David, 2004). Jauch dan
Glueck (1999) mendefinisikan analisis internal sebagai proses, dimana
perencanaan strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan,
penelitian dan pengembangan (litbang), produksi dan operasi, sumber daya
dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk
menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan menurut Pearce dan Robinson (1997) adalah sumber daya,
keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing
Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan sumber daya,
keterampilan dan kemampuan yang menghalangi kinerja efektif suatu
perusahaan.
2. Faktor Eksternal
Faktor strategi eksternal yang dimiliki organisasi meliputi peluang
dan ancaman. Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan
tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum,
pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau
merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan, sebagian besar di
luar kendali suatu organisasi (David, 2004). Jauch dan Glueck (1999)
mendefinisikan analisis eksternal sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
perencanaan strategik untuk memantau sektor lingkungan dalam
menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Lingkungan
perusahaan terdiri dari lingkungan umum, lingkungan industri dan
lingkungan internasional. Lingkungan umum terdiri dari sosio-ekonomi,
teknologi dan pemerintah, sedangkan lingkungan industri terdiri dari
konsumen, pemasok dan pesaing.
Sementara itu, peluang dalam pemasaran merupakan suatu
kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba
Sedangkan ancaman merupakan tantangan akibat kecenderungan yang
tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi
penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensif (Pearce dan
Robinson, 1997). Peluang dapat dicatat dan dipilah menurut daya tariknya
dan kemungkinan berhasilnya. Kemungkinan perusahaan akan sukses,
apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan sukses
utama dalam pasar sasaran, namun juga unggul dari pesaingnya.
Selain itu, ancaman harus dibagi menurut keseriusan dan
kemungkinan terjadinya. Dengan menggambarkan ancaman dan peluang
utama yang dihadapi unit bisnis tertentu, maka dapat dijabarkan daya tarik
keseluruhannya. Ada 4 (empat) kemungkinan, bisnis ideal adalah peluang
utamanya besar dan ancaman utamanya kecil, maka bisnis spekulatif
matang adalah yang peluang utama maupun ancaman utamanya kecil,
serta bisnis sulit adalah yang peluangnya kecil dan ancamannya besar
(Kotler dan Susanto, 1999).
C. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran sebagai kelompok kiat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi produknya. 4 (empat) komponen yang menyusun bauran
pemasaran pada perusahaan adalah :
1. Produk (Product)
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai kepada konsumen yang perlu diperhatikan
dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu
saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut “the offer” (Lovelock, 2002). 5 (lima) tingkat produk dimulai dari yang paling dasar menurut Kotler (2002) adalah :
a. Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang
sesungguhnya dibeli oleh konsumen.
b. Produk dasar (basic product), yaitu penerjemahan manfaat inti ke
dalam bentuk produk.
c. Produk yang diharapkan (expected produk), yaitu suatu sel atribut dan
kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika
membeli suatu produk.
d. Produk yang ditingkatkan (augmented product), yaitu produk yang
ditawarkan melebihi harapan pelanggan.
e. Produk potensial (potential product), yaitu cakupan semua
peningkatan dan transformasi yang kahirnya akan dialami suatu
2 Harga (Price)
Harga merupakan komponen dalam bauran pemasaran jasa yang
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Harga merupakan jumlah
uang yang harus dibayar konsumen untuk produk dan jasa yang
ditawarkan oleh produsen. Tujuan ditetapkan harga adalah untuk
menetapkan upah dasar pekerja, keuntungan yang ingin dicapai dan status
keberadaan produsen (Kotler, 2002). Tujuan ditetapkan harga adalah
untuk menetapkan upah dasar pekerja, keuntungan yang ingin dicapai dan
status keberadaan produsen (Evans dan Berman, 1995).
3. Tempat (Place)
Lovelock (2002) Mendefinisikan tempat sebagai cara penyampaian jasa
(delivery system) kepada konsumen dan dimana lokasi strategik. Ada 3
(tiga) pihak sebagai kunci keberhasilan yang perlu dilibatkan dalam
penyampaian jasa, yaitu penyedia jasa, perantara dan konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan segala usaha produsen untuk membujuk konsumen
agar membeli produk yang ditawarkannya (Lovelock, 2002). 5 (lima) alat
utama dalam bauran promosi adalah :
a. Iklan, merupakan semua bentuk penyajian non-personal, promosi
ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu
yang dibayar. Tujuan periklanan untuk mempengaruhi perasaan,
pemahaman, kepercayaan, sikap dan kesan konsumen terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan oleh produsen.
b. Promosi penjualan merupakan intesif jangka panjang untuk
merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dengan
alat promosi seperti hadiah, kemasan khusus, atau contoh produk.
Tujuan promosi penjualan untuk mendorong pembelian dalam jumlah
lebih besar, membangun awareness bagi calon konsumen dan
membangun loyalitas konsumen.
c. Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan suatu stimulasi non
personal terhadap permintaan suatu produk atau jasa dengan
kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang disebarkan di
radio, televisi atau panggung yang tidak dibayar oleh sponsor.
d. Personal selling merupakan kegiatan yang melibatkan secara langsung
interaksi personal antara tenaga penjual dengan konsumen potensial.
Interaksi dalam komunikasi antara tenaga penjual dengan konsumen
potensial akan memudahkan tenaga penjual untuk menyesuaikan
presentasi penjualannya terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen.
e. Direct marketing merupakan kegiatan promosi yang menggunakan
surat, telepon, faksimili dan alat penghubung non personal lainnya
untuk berkomunikasi secara langsung dengan pembeli, sehingga dapat
memperoleh tanggapan langsung dari pembeli tersebut.
D. Matriks SWOT
Analisis matriks Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats
(SWOT) merupakan salah satu alat analisis yang dapat menggambarkan
secara jelas keadaan yang dihadapi oleh perusahaan. Rangkuti (2005)
menyatakan analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor yang
secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika
untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada dan
secara bersamaan mampu meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
timbul yag berasal dari intern dan ekstern perusahaan.
Menurut David (2006), teknis perumusan strategi yang digunakan untuk
membantu menganalisa, mengevaluasi dan memilih strategi terdiri dari 3
(tiga) tahap, yaitu (1) tahap mengumpulkan data yang meringkas informasi
input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, (2) tahap
pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan
faktor-faktor eksternal dan internal, (3) tahap keputusan, merupakan tahap
untuk memilih strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi
alternatif yang ada untuk diimplementasikan.
Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategik perusahaan dengan
menggunakan matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas peluang
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini menghasilkan
4 (empat) set alternatif strategik, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO
dan strategi WT.
E. Kelayakan usaha
Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam
menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio
keuangan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan
tersebut layak atau tidak, dalam kajian ini yang digunakan adalah dengan
melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu Pay Back Period (PBP), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C), Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV) dan
Internal Rate of Return (IRR).
1. PBP
PBP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Umar,
1997). PBP juga merupakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai
sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar
atau sama dengan 1 (satu), maka proyek tersebut dapat dijalankan.
2. Net B/C
Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang
positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini
menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan
biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net B/C > 1, maka proyek
layak dilaksanakan, tetapi jika nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak
untuk dilaksanakan (Gittenger dalam Latifah, 2009).
3. BEP
BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang
harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas, jika
jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama
dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak
produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan
tidak dapat memberikan laba (Sutojo dalam Latifah, 2009).
4. NPV
NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur
investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu
sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu.
Kriteria NPV (Gittenger dalam Latifah, 2009) sebagai berikut :
a. NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan
b. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi
(manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian
subyektif pengambilan keputusan)
c. NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan
5. IRR
Persentase keuntungan yang diperolah atau investasi bersih dari
suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan
bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol disebut IRR. Jika
nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, maka proyek layak untuk
dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto,
maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan (Gray dalam Latifah,
III. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi
Lokasi kajian dilakukan di CV. Hayashi Toys, sebuah usaha boneka.
Berlokasi di Jl. Blue Safir No. 34-35, Kelurahan Bojong Rawalumbu,
Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.
2. Waktu
Pelaksanaan kajian dimulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan Juli 2011.
B. Metode Kerja
Kajian ini menggunakan metode deskriptif dan analitik yang bersifat
studi kasus (case study), dimana data yang telah terkumpul akan
dideskripsikan atau digambarkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Secara rinci
dapat diuraikan dalam Gambar 1.
Peubah dalam penelitian ini terdiri dari data internal dan data eksternal
sebagai peubah bebas (independent), serta strategi pemasaran yang merupakan
peubah terikat (dependent). Menurut Supranto (2003), data internal adalah
data dari suatu organisasi yang menggambarkan organisasi tersebut.
Sementara data eksternal merupakan data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu
organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi
berupa data primer dan sekunder. Pengukuran dilakukan terhadap semua
Gambar 1. Kerangka analisis kajian
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh
dari pengamatan dan hasil wawancara secara langsung dengan pengusaha
menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan
mempelajari berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik kajian.
Penentuan responden ditentukan berdasarkan tingkat kepakarannya
yang dianggap cukup ahli dan menguasai permasalahan yang ditanyakan.
Kuesioner yang diberikan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal berpengaruh terhadap kinerja usaha, serta penentuan bobot
dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut (Lampiran), serta
penilaian daya tarik strategik.
CV. Hayashi Toys
Analisis Lingkungan Internal
Matriks IFE
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis posisi perusahaan (Matriks IE)
Matriks EFE
Formulasi Strategi Pemasaran (Matriks SWOT) Analisis
Kelayakan
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dari organisasi atau
lembaga yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan pemasarannya.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan analitik. Data yang diperoleh dari metode deskriptif
dianalisis dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE),
External Factor Evaluation (EFE), Internal - External (IE) dan SWOT,
serta untuk metode analitik dengan pendekatan rasio finansial, seperti,
PBP, B/C Ratio, BEP, NPV dan IRR. Penjabaran metode deskriptif
kualitatif sebagai berikut :
a. Tahap I : input stage
1) Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE dan EFE bertujuan menganalisis faktor
lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Dalam
menganalisis faktor-faktor internal, mengklasifikasikannya menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan digunakan matriks IFE,
sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal,
diklasifikasikan atas peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam
matriks EFE.
Tahapan dalam pembuatan matriks IFE dan EFE (David, 2006)
sebagai berikut :
i. Tentukan dalam kolom 1 faktor strategik eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman dan internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan
ii. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dalam kolom 2, dari
0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Penjumlahan
dari seluruh bobot yang diberikan semua faktor harus sama
dengan 1,0.
iii. Berikan peringkat 1 - 4 untuk masing-masing faktor kunci dalam
merespon faktor tersebut, dengan memberi skala mulai dari 4
(sangat baik) hingga 1 (di bawah rataan).
iv. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan nilai tertimbang.
v. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing peubah untuk
menentukan total dari nilai tertimbang bagi perusahaan.
Bentuk matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Model Matriks IFE dan EFE
Faktor Internal/Eksternal Bobot (a)
Dalam matriks IFE, total keseluruhan nilai yang dibobot 1,0 –
4,0 dengan nilai rataan 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa
secara internal perusahaan lemah dan nilai di atas 2,5 menunjukkan
posisi internal yang kuat. Total nilai 4,0 menunjukkan perusahaan
mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi
kelemahan dan total nilai 1,0 berarti perusahaan tidak dapat
mengantisipasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang
dimilikinya.
Dalam matriks EFE, total keseluruhan nilai yang dibobot
tertinggi adalah 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan mampu
merespon peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar
industri. Nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan strategi yang
menghindari ancaman yang ada. Setelah tersusun matriks IFE dan
EFE, dilakukan kombinasi alternatif strategi dengan menggunakan
matriks IE dan SWOT.
2) Teknik Pembobotan
Teknik yang digunakan untuk menentukan penilaian terhadap
bobot dari faktor internal dan eksternal digunakan teknik Paired
Comparison (Kinnear and Taylor, 1991). Teknik ini
membandingkan secara berpasangan setiap peubah pada baris
(horizontal) dengan peubah pada kolom (vertikal). Perbandingan
berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif,
sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap
semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi
pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara
berpasangan. Penentuan bobot setiap peubah yang dibandingkan
menggunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan
:
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator
vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian bobot dengan metode Paired Comparison dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategik internal/eksternal perusahaan
Faktor strategik
internal/eksternal A B .... Total Bobot A
Selanjutnya bobot setiap faktor strategik diperoleh dengan
menentukan total nilai setiap faktor strategik terhadap jumlah
keseluruhan faktor strategik dengan menggunakan rumus berikut :
Ai =
Ai = bobot faktor strategik untuk faktor ke-i
Xi = nilai faktor strategik untuk faktor ke-i
i = 1, 2, 3, ... n
n = jumlah faktor strategik
b. Tahap 2 : matching stage, dengan menggunakan Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk melakukan pemetaan terhadap skor
total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari audit eksternal dan
EFE pada sumbu Y dengan skor 1,0 – 1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah posisi rataan dan skor 3,0 – 4,0 adalah posisi tinggi.
Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi perusahaan,
yang terdiri atas 9 (sembilan) sel, namun secara garis besar dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang
berbeda, yaitu (1) strategi tumbuh dan kembangkan (grow and build)
yang meliputi sel I, II atau IV dan strategi yang cocok untuk diterapkan,
antara lain strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke
depan dan horizontal); (2) jaga dan pertahankan, meliputi sel II, V atau
VII, dapat dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk; (3) tuai atau divestasi, meliputi sel VI, VIII dan IX. Matriks IE
Tota
Total Skor Faktor Strategi Internal
Kuat Rataan Lemah
Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai
alternatif strategi yang diterapkan, dimana analisis ini menggambarkan
secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matriks ini dapat menghasilkan 4 (empat) tipe kemungkinan alternatif
strategik, yaitu strategi SO merupakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi ST merupakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk menghindari/mengurangi dampak
ancaman, strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
dengan memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan dan
strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana
ini mempunyai kekuatan yang sangat besar atas rancangan suatu
strategi yang berhasil. Kombinasi dari faktor internal dan eksternal
dalam Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3 (Rangkuti, 2005). 3,0
2,0
1,0
IFE
Gambar 3. Matriks SWOT
5. Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM)
QSPM merupakan tahap akhir dari perumusan strategi yang secara
objektif mengindikasikan alternatif strategi yang terbaik. Matriks ini
merupakan teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik
relatif dari alternatif tindakan yang layak, menggunakan input dari
analisis lingkungan internal dan eksternal (Tahap 1), serta hasil
pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif
diantara alternatif strategi dan tahap pemaduan. QSPM merupakan alat
yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif
strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal
dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2006).
QSPM terdiri atas empat komponen, antara lain (1) bobot, yang
diberikan sama dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE, (2) nilai
daya tarik, (3) total nilai daya tarik dan (4) jumlah total nilai daya tarik.
Ada enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan matriks ini
Langkah 1 : Mendaftarkan faktor kunci dari kekuatan atau kelemahan
internal dan peluang atau ancaman eksternal perusahaan
dalam kolom kiri matriks
Langkah 2 : Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan
internal. Bobot sama dengan yang dipakai dalam matriks
IFE dan EFE.
Langkah 3 : Memeriksa tahap kedua (pemaduan) dan mengidentifikasi
strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan
untuk diimplementasikan.
Langkah 4 : Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang menunjukkan
daya tarik relatif setiap strategi dalam alternatif sel
tertentu. Nilai daya tarik tersebut adalah : 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 =
amat menarik.
Langkah 5 : Menghitung total nilai daya tarik dengan mengalikan
antara bobot dengan nilai daya tarik.
Langkah 6 : Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah ini
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik
dalam setiap strategi. Semakin tinggi nilainya,
menunjukkan strategi tersebut semakin menarik dan
sebaliknya.
Bentuk QSPM secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. QSPM
Faktor kunci Bobot (a)
Alternatif strategi Strategi 1 Strategi 2 AS
6. Analisa Keuangan
Analisa kelayakan usaha dengan pendekatan rasio finansial,
digunakan lima kriteria investasi seperti PBP, B/C Ratio, BEP, NPV
dan IRR. Analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan
sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan
prospeknya di masa datang. Rasio keuangan juga dapat dilakukan
untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak.
Penjabaran dari kriteria investasi sebagai berikut :
a. PBP
PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Umar,
1997), dengan rumus berikut :
Bn 1 Cn 1
perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah
nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat
besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan manfaat pada setiap
tambahan biaya sebesar satu satuan, dinotasikan sebagai berikut :
Ct = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp)
n = umur ekonomis usaha (tahun)
i = tingkat suku bunga (%)
t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
c. BEP
BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi
dimana penjualan sama dengan biaya-biaya. Dengan kata lain, tingkat
produksi dimana tidak ada kerugian dan keuntungan (Sutojo dalam
Latifah, 2009), yang dinotasikan sebagai berikut :
Penerimaan
Menurut Gittenger dalam Latifah (2009), NPV menunjukkan
keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi,
merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu
sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu
tertentu, dinotasikan sebagai berikut :
e. IRR
Menurut Gray dalam Latifah (2009), IRR menunjukkan
persentase keuntungan yang diperolah atau investasi bersih dari
suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus
penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan
nol. Formulasi yang digunakan
sebagai berikut :
NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp)
NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp)
i1 = discount rate nilai NPV yang positif (%) i2 = discount rate nilai NPV yang negatif (%)
i* = IRR (%)
C. Aspek Kajian
Secara umum, yang dikaji dalam kajian ini meliputi beberapa aspek,
diantaranya aspek teknis pemasaran, keuangan dan produksi.
1. Aspek pemasaran meliputi kondisi permintaan, penawaran, harga,
persaingan dan peluang pasar, serta proyeksi permintaan pasar.
2. Aspek keuangan untuk mengetahui kemungkinan pengembangan usaha
berdasarkan nilai waktu.
3. Aspek teknis produksi meliputi gambaran produk, persyaratan teknis,
peralatan proses produksi dan mutu produk. ) (
* 2 1
2 1
1 i i
NPV NPV
NPV i
i
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum
1. Sejarah
CV. Hayashi Toys (HT) merupakan perusahaan yang memproduksi
berbagai macam boneka. Usaha ini dimulai sejak tahun 1998, awalnya key
person (Sdr. Nana Anang Sujana) pada tahun 1990 bekerja di perusahaan
Korea yang bergerak dibidang industri boneka sebagai buruh. Pada tahun
1995, perusahaan boneka tempat ybs bekerja terkena imbas krisis ekonomi
sehingga banyak karyawan yang terkena PHK termasuk ybs. Tapi ybs
bukan tipe yang berlarut-larut dalam kesedihan, berbekal ilmu yang
diperoleh selama 5 (lima) tahun di boneka maka ybs coba bangkit secara
mandiri dan bermodal uang pinjaman ybs membuka usaha bahan baku
pembuatan boneka dan boneka jadi yang dibuat pihak lain. Pada tahun
1998, badai krisis menerjang usaha ybs sehingga bisnis bonekanya
diambang kebangkrutan. Ybs tidak mengenal kata menyerah berkat
ketekunannya mengolah situasi dan merespon kondisi pasar
perlahan-lahan membantu dirinya bangkit kembali dan sejak saat itu ybs tidak
hanya menjual bahan baku boneka tetapi juga mulai memproduksi boneka
sendiri dengan dibantu 2 (dua) karyawan dan 2 (dua) mesin jahit. Usaha
tersebut sampai saat ini masih berjalan lancar. “Selama wanita masih bisa
hamil, bisnis boneka masih menjadi pilihan kami,” itulah motto bisnis dari
Nana Anang Sujana.
2. Manajemen
Bentuk usaha dari perusahaan ini adalah CV. Cf. Akta Pendirian no.
26 tahun 1998 dengan Sdr. Nana Anang Sujana sebagai pemilik. Usaha
berbentuk perorangan dengan nama CV. HT ini sudah dirintis + 12 tahun
dan hingga saat ini masih berjalan bahkan berkembang dengan baik.
Kaderisasi usaha belum dilakukan karena anak - anak dari pemilik masih
kecil dan usia key person masih produktif + 42 tahun dengan latar
belakang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam menjalankan
keuangan dan administrasi dipegang oleh istri keduanya dan untuk
pembelian barang dan penjualan dipegang oleh istrin pertamanya dan
untuk produksi dipegang oleh kakak kandungnya, namun demikian ybs
sebagai pemilik sekaligus key person tetap mengawasi dan menjadi
pemutus terakhir untuk semua kebijakan yang diambil yang berkaitan
langsung dengan usaha mereka.
Kemampuan dan kompetensi pemilik dalam mengelola usaha tidak
diragukan lagi. Pengalaman usaha yang cukup lama dan keuletan pemilik
yang tidak menyerah merupakan modal utama usaha ini untuk terus
berjalan dan maju. Keuletan dan kreatifitas key person bersama
istri-istrinya membuat usaha ini terus berkembang dan maju.
Perizinan dan legalitas usaha yang dimiliki untuk mendukung jalannya
usaha lengkap dan masih berlaku, antara lain :
- SIUP No. 510/2567/Perindag/PK/XI/2008
- NPWP No. 21.005.418.4-432-000
- TDP No. 102655207346
- I.U.I No. 536/60/I.U.I/Indag II/XI/2008
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan CV. HT yang ikut membantu jalannya proses
produksi saat ini ada 108 orang, yang terdiri :
a. 10 orang pegawai tetap terdiri dari :
- 1 orang Administrasi
- 1 orang Akunting,
- 1 orang Disain,
- 1 orang Kepala Produksi,
- 1 orang Kepala Cutting,
- 1 orang Kepala Finishing,
- 1 orang Checking/QC
- 3 orang Cutting
b. 98 orang pegawai tidak tetap yang terdiri dari :
- 2 orang Pembuat Pola,
- 2 orang Pemotongan Pola (Cutting),
- 40 orang Penjahit (Sewing),
- 15 orang Isi Kapas,
- 1 orang Penimbang,
- 23 orang Finishing,
- 4 orang Penjahit Aksesoris,
- 2 orang Checking,
- 6 orang Pengepakan,
- 2 orang Supir.
Masing-masing sudah mempunyai pembagian kerja yang cukup baik.
Rataan masa kerja dari karyawan adalah lebih dari 3 (tiga) tahun, dimana
hal ini dikarenakan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang
bersifat kekeluargaan dan saling membantu.
4. Produksi
Kebutuhan bahan baku yang diperlukan adalah kain dengan berbagai
jenis seperti velboa, rasfur, dan nylex, selama ini tidak ada kendala
ataupun masalah. Pembelian bahan baku dilakukan secara tunai dan tempo
dengan jangka waktu 2 (dua) minggu. Perusahaan telah menemukan
pemasok langsung (pabrik) dan hubungan telah berlangsung lebih dari 5
(lima) tahun sampai dengan saat ini masih berjalan baik. Untuk bahan
baku perusahaan mendapatkan dari produsen di beberapa lokasi, antara
lain :
a. Kain velboa dari daerah Cikampek
b. Kain rasfur dari daerah Tangerang
c. Kain nylex dari daerah Bandung
d. Aksesoris boneka dari Pasar Pagi Mangga Dua
e. Kapas Dacron dari daerah Bekasi
Dalam mengelola dan menjalankan usahanya, perusahaan memiliki
sarana dan prasarana yang mendukung jalannya usaha, antara lain :
b. 3 (tiga) unit Meja cutting
c. 40 (enam puluh) unit mesin jahit
d. 1 (satu) unit timbangan
e. Gudang untuk menyimpan bahan baku dan produk yang sudah jadi
siap kirim ke pelanggan.
f. 2 (dua) unit mobil box.
g. Dan alat-alat lainnya (gunting, benang, dll)
Produknya adalah boneka siap dijual ke pelanggan. Proses produksi :
(1) pembuatan pola/disain di atas kertas sesuai pesanan atau inovasi
sendiri, (2) setelah disain jadi dibuatkan sample untuk di hitung berapa
jumlah kain yang dipakai, kapas yang harus diisi dan penentuan harga,
kemudian disampaikan ke pelanggan apakah cocok dengan pesanan
dan penentuan harga, (3) jika telah ada kesepakatan maka di buatkan
cetakan/moulding sesuai bentuk boneka, (4) dilakukan pemotongan
kain/cutting dengan lempengan panas berdasarkan disain, (5) hasil
potongan kain di jahit, (6) kemudian diisi kapas 7) ditimbang apakah
sudah pasa berat boneka, (8) dilakukan finishing setelah kain tersebut
terisi kapas, (9) diberikan aksesoris sesuai pesanan, (10) dilakukan
checking/QC untuk melihat apakah jahitan boneka telah rapi, (11)
pengepakan dan (12) pengiriman. Kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan dalam sehari dengan jam kerja jam 08.00 sampai jam 16.00
adalah + 1.000 - 1.500 buah boneka dengan berbagai ukuran, dan
bentuk. Pada saat pesanan meningkat terutama pada saat menjelang
bulan ramadhan, hari raya, hari valentine dan tahun baru, maka
pesanan tersebut selain dikerjakan sendiri, juga dibantu oleh anak
usaha/plasma yang berjumlah 13 (tiga) plasma dengan cara bahan
diberikan dari CV. HT, kemudian dilakukan pemotongan oleh plasma
setelah dipotong lalu dijahit, hasil jahitan tersebut diserahkan ke CV.
HT untuk dilakukan pengisian kapas sampai menjadi boneka. Atas
aktivitas usahanya tersebut telah didukung oleh 1 (satu) unit tempat
usaha yang berada di Jl. Blue Safir Raya no. 34 – 35, jembatan 9, rawa
5. Pemasaran
Konsumen dari produk-produk boneka CV. HT adalah pengguna
eceran (+ 10%) dan pedagang grosir (+ 90%). Pelanggan CV. HT adalah
para pedagang yang ada hampir diseluruh wilayah Jakarta, bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan seluruh wilayah Indonesia.
Khusus untuk pedagang grosir dengan pembelian besar, setelah
pembayaran atas pembelian barang diterima (masuk langsung ke rekening
pemilik), baru dilakukan pengiriman barang pesanan sesuai dengan
pesanannya dan dilakukan dengan menggunakan jalan darat, untuk
wilayah yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek), barang dapat diantar atau diambil sendiri oleh pembeli,
sedangkan untuk yang berada di wilayah luar Jabodetabek maka untuk
biaya pengiriman atas beban pembeli.
Proses penerimaan pesanan boneka melalui telepon dan facsimile,
sedangkan pengiriman untuk pelanggan di luar Jakarta dengan
menggunakan mobil boks.
Pemasaran merupakan bagian penting dari sebuah unit usaha dalam
mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan. Area pemasaran CV. HT
masih meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) dan hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk memperluas
jaringan, saat ini pengembangan usaha telah dilakukan dengan membuka
usaha sejenis yang berlokasi di daerah Bandung dan Ciawi, saat ini
pengelolaan diserahkan kepada saudaranya.
Untuk kedepannya usaha dinilai masih cukup prospektif karena
beberapa keunggulan dari usaha boneka adalah mampu bertahan karena
produk ini digemari oleh berbagai tingkatan kalangan, mulai dari
anak-anak, remaja, gadis, dan ibu-ibu. Angka kebutuhan pasar dari berbagai
kalangan konsumen terhadap boneka dikarenakan tingginya peminat dan
pengemar boneka, bahkan semakin bertambah permintaannya sejalan
dengan bertambahnya penduduk. Persaingan untuk usaha sejenis dinilai