• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan dari aspek keuangan dapat memberikan pemahaman tentang laporan keuangan dan berbagai kriteria penilaian kelayakan investasi. Kriteria kelayakan yang digunakan untuk menilai kelayakan keuangan dalam kajian ini adalah PBP, NPV, B/C ratio dan IRR.

Perhitungan analisis dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun, dimulai pada tahun 2008-2010. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 14% yang merupakan rataan suku bunga kredit bank umum pada saat kajian. Pendapatan yang digunakan dalam perhitungan kelayakan ini adalah hasil penjualan bersih. Pengeluaran meliputi biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang digunakan meliputi kas dan bank, piutang bersih, persediaan, biaya dibayar dimuka dan harta tetap bersih. Hasil perhitungan dari analisis kelayakan keuangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisis keuangan

Uraian PBP (tahun) NPV (Rp. Juta) B/C Ratio IRR (%) Nilai 2,03 5.103,70 1,29 20,62 a PBP

CV. HT dalam berproduksi mempunyai nilai PBP 2,03 tahun (sekitar 24 bulan), artinya perusahaan tersebut mampu mengembalikan

investasinya dari modal awal selama dua tahun dan tiga minggu. Hal ini merupakan daya tarik bagi investor lain yang mau mengembangkan usaha ini.

b B/C Ratio

Hasil perhitungan B/C ratio diperoleh nilai 1,29 artinya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan 1 satuan akan menghasilkan tingkat pendapatan sebesar 1,29 satuan. CV. HT menghasilkan nilai net B/C > 1, maka usaha ini layak dilaksanakan, karena secara social dapat menciptakan lapangan kerja .

c NPV

Nilai NPV yang dihasilkan adalah Rp. 5.103,70 juta, artinya perusahaan selama menjalankan usahanya mendapatkan keuntungan Rp. 5.103,70 juta setelah dikurangi modal awal. NPV CV. HT lebih dari 0, hal ini menunjukkan bahwa CV. HT menguntungkan dan layak dilaksanakan secara finansial.

d IRR

Untuk penilaian IRR, menghasilkan nilai 20,62%, nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan suku bunga deposito bank umum pada saat kajian (asumsi 14%), sehingga usaha industri boneka ini layak untuk dilaksanakan, karena memiliki margin > 3 %..

2. Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Berdasarkan hasil kajian dapat diidentifikasikan faktor strategi internal dan eksternal CV. HT. Identifikasi faktor strategi internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Identifikasi faktor strategi internal dan eksternal

A. Faktor Internal B. Faktor Eksternal

1. Kekuatan 3. Peluang

a Tenaga kerja handal a Pelanggan loyal b Menghasilkan produk yang

bermutu b Citra produk baik

c Mesin produksi bermutu c Hubungan baik dengan pemasok bahan baku

d Pengalaman berproduksi

Lanjutan Tabel 5.

e Harga produk terjangkau

2. Kelemahan 4. Ancaman

a Intervensi anggota keluarga

dalam manajemen a Keberadaan perusahaan sejenis b Pangsa pasar b Kenaikan biaya produksi c Biaya produksi cukup tinggi c Kondisi ekonomi yang labil d Kegiatan promosi d Kebijakan pemerintah

Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal peluang dan ancaman dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kekuatan

a. Tenaga kerja yang handal

Tenaga kerja mempunyai peran yang cukup besar dalam bagi kesuksesan CV. HT. Tenaga kerja yang handal dalam suatu perusahaan dapat memberikan keunggulan bersaing. Terdapat dua alasan tenaga kerja merupakan unsur yang paling vital bagi perusahaan, yaitu : (1) tenaga kerja mempengaruhi efisiensi dan efektivitas perusahaan, merancang dan memproduksi barang, mengawasi kualitas, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial serta menentukan seluruh tujuan dan strategi perusahaan; (2) tenaga kerja merupakan pengeluaran utama perusahaan dalam menjalankan bisnis.

b. Variasi produk

Dalam memenuhi pangsa pasar yang dirasa masih luas dan keinginan konsumen yang menuntut keanekaragaman/variasi produk, maka CV. HT menciptakan variasi produk dengan bentuk cukup beragam, seperti boneka yang dapat ditunggangi layaknya kuda-kudaan yang merupakan produk andalan, tas, bantal guling, sandaran leher, pelapis sabuk keselamatan, kotak tisu dan produk lainnya. Ini dilakukan untuk meningkatkan persaingan yang semakin ketat antar sesama perusahaan sejenis.

c. Mesin produksi bermutu

Mesin produksi yang bermutu mengurangi resiko kerusakan pada mesin dan peralatan yang begitu sering, apabila tidak tersedia sparepart

sewaktu mesin rusak dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan produksi. Mesin produksi memerlukan perawatan (maintenance) sehingga umur mesin menjadi lama dan hasil produksi selalu optimal. Mesin dan peralatan di CV. HT lumayan lengkap dan bermutu.

d. Pengalaman berproduksi

Pengalaman produksi CV. HT sejak tahun 1998 (+ 12 tahun). Pengalaman ini memicu keahlian, pengetahuan, sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha dan proses secara efisien untuk memproduksi produk, sehingga perusahaan dapat memonitor masukan bahan baku, mengatur produksi, mengawasi kualitas luaran, memelihara dan memperbaiki mesin dan secara umum berhubungan dengan persoalan sehari-hari.

c. Harga produk terjangkau

Pengertian harga menurut Kotler dan Amstrong (1999) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. CV. HT menetapkan harga produk yang terjangkau untuk menarik dan menjaga loyalitas pelanggan.

2. Kelemahan

a. Intervensi anggota keluarga dalam manajemen

Manajemen bersifat kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga yang lain (kekeluargaan), sehingga kurang ada sanksi yang tegas. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas dan hanya

menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan perusahaan.

b. Keterbatasan modal

Selama ini permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

c. Biaya produksi cukup tinggi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi pada CV. HT antara lain biaya depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya karyawan tetap dan tidak tetap yang berhubungan dengan proses produksi. CV. HT mendapat pinjaman dari bank untuk bantuan biaya produksi yang cukup tinggi.

d. Kegiatan promosi kurang

Kegiatan promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang yang dipasarkannya (Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia, 2008). Kegiatan promosi pada CV.HT masih sangat minim, sebagian besar konsumen mendapatkan info tentang produknya dari teman (mulut ke mulut).

3. Peluang

a. Pelanggan loyal

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), loyalitas konsumen adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. Faktor yang mempengaruhi

loyalitas pelanggan antara lain harga dan kebiasaan. Loyalitas pelanggan sangat tinggi pada CV. HT, hal ini terlihat pada puasnya konsumen terhadap produk CV. HT karena mutu boneka sangat sesuai dengan harga jualnya. Loyalitas pelanggan bisa ditingkatkan dengan promosi yang gencar.

b. Citra produk baik

Menurut Kotler dan Amstrong (2001) seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu dikenal sebagai citra merek (brand image). Citra produk yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan. Mutu produk yang terjamin pada CV. HT memunculkan citra produk yang cukup baik bagi konsumennya, hal ini menyebabkan konsumen merasa puas.

c. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku

CV. HT berusaha menjalin hubungan baik dengan pemasok bahan baku yaitu kain velboa, rasfur dan nylex dari pabrik di Cikampek, Tangerang dan Bandung, pembelian kain-kain tersebut dengan cara tunai dan bila pesanannya dalam jumlah besar maka memberikan uang muka 50%.

d. Kemajuan teknologi

Perkembangan teknologi industri boneka semakin pesat. CV. HT harus selalu memonitor perkembangan teknologi industri boneka agar produknya dapat disesuaikan dengan perkembangan jaman. Saat ini, CV. HT belum memiliki mesin jahit modern sebagai investasi yang dapat mendukung mutu dari produk yang dihasilkan.

4. Ancaman

Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan sejenis dan semakin kritisnya masyarakat dapat mengancam CV. HT, sehingga diperlukan pengendalian mutu pada proses produksi untuk menghasilkan boneka yang bermutu.

b. Kenaikan biaya produksi

Kenaikan produksi bisa menghambat kelangsungan CV. HT. Kenaikan biaya produksi ini antara lain disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan teknologi baru yang dapat meningkatkan produksi boneka secara efisien dan bantuan modal dari pihat terkait.

c. Kondisi ekonomi yang labil

Kondisi ekonomi yang labil membuat perusahaan termasuk CV. HT enggan untuk mengembangkan usahanya karena tidak percaya dengan situasi ekonomi kedepannya. Untuk mengatasi hal ini memerlukan stimulus dari pemerintah dan pihak-pihak terkait dalam menyakinkan para pelaku pasar.

d. Kebijakan pemerintah untuk pengaturan perdagangan boneka

Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha industri boneka sangat penting dalam perkembangannya. Kebijakan pemerintah yang besar peranannya dalam industri boneka sangat berpengaruh terhadap sektor lainnya antara lain penentuan harga BBM.

3. Perumusan Strategi Pengembangan

1. Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE a. Analisis Matriks IFE

Hasil analisis matriks IFE terdapat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, faktor internal yang menjadi kekuatan utama CV. HT adalah tenaga kerja yang handal, menghasilkan produk bermutu dan harga produk terjangkau. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi boneka

sebesar 1.000-1.500 pcs per hari. Sementara itu, kelemahan dominan yang dihadapi adalah kegiatan promosi dan biaya produksi. Selama ini, para pelanggan sebagian besar mendapatkan informasi dari teman, sedangkan promosi melalui media massa untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas belum tersentuh. Biaya produksi yang cukup tinggi bisa menyebabkan kendala dalam meningkatkan omzet penjualan.

Tabel 6. Matriks IFE

Faktor Internal Bobot

(a) Rating (b) Skor (axb) Kekuatan

A. Tenaga kerja handal 0,136 4 0,544

B. Variasi produk 0,136 4 0,544

C. Mesin produksi bermutu 0,122 3 0,366 D. Pengalaman berproduksi 0,075 3 0,225 E. Harga produk terjangkau 0,143 4 0,572

Kelemahan

A. Intervensi anggota keluarga 0,054 2 0,108 B. Keterbatasan modal 0,109 1 0,109 C. Biaya produksi cukup tinggi 0,136 1 0,136 D. Kegiatan promosi kurang 0,088 1 0,088

Total 2,692

b. Analisis Matriks EFE

Hasil analisis matriks EFE terdapat pada Tabel 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang utama bagi pengembangan usaha CV. HT adalah loyalitas pelanggan dan citra produk yang baik. Loyalitas pelanggan pada CV. HT selama ini disebabkan sudah adanya hubungan bisnis yang cocok baik dari segi harga, mutu maupun ketepatan pengiriman. Faktor ini sangat mendukung usaha dalam mempertahankan kapasitas produksi dan penjualan produk. Sedangkan ancaman utama bagi keberlangsungan usaha adalah kondisi ekonomi yang labil dan kebijakan pemerintah. Kondisi ekonomi yang labil sangat berpengaruh terhadap suku bunga bank dan harga barang di pasaran.

Tabel 7. Matriks EFE

Faktor Eksternal Bobot

(a) Rating (b) Skor (axb) Peluang A. Pelanggan loyal 0,143 4 0,572

B. Citra produk baik 0,143 4 0,572

C. Hubungan baik dengan pemasok bahan

baku 0,116 3 0,348

D. Kemajuan teknologi 0,080 3 0,240

Ancaman

A. Keberadaan perusahaan sejenis 0,062 1 0,062 B. Kenaikan biaya produksi 0,134 1 0,134 C. Kondisi ekonomi yang labil 0,170 2 0,510 D. Kebijakan pemerintah 0,152 2 0,456

Total 2,894

2. Analisis Matriks Internal-Eksternal

Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE pada sumbu y (David, 2004). Nilai IFE yang diperoleh oleh CV. HT sebesar 2,692 dan nilai EFE sebesar 2,894 (Gambar ). Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran terletak pada kluster V, yaitu sel pertumbuhan/stabil. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Alternatif strategi yang dapat diterapkan berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk (David, 2004). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

Total Skor IFE

Kuat Rataan Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 Rataan 2,0 Rendah 1,0 Gambar 4. Matriks IE 3. Analisis Matriks SWOT

Perumusan strategi diterapkan melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman, serta faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan industri, sedangkan ancaman merupakan situasi yang tidak diinginkan atau tidak disukai dalam lingkungan industri, Kekuatan merupakan kompensasi khusus yang memberikan keunggulan bagi industri boneka, sedangkan kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya keterampilan, maupun kemampuan yang dapat menghambat kinerja perusahaan.

Perumusan strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil perumusan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), Strategi Kelemahan-Peluang (W-O) dan strategi Kelemahan- Ancaman (W-T), seperti termuat pada Gambar 2.

I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan IV Stabilitas Pertumbuhan V Stabil VI Penciutan VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi T ot al S k or E FE

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

1. Tenaga kerja handal

2. Menghasilkan produk bermutu 3. Mesin produksi bermutu 4. Pengalaman berproduksi 5. Harga produk terjangkau

Kelemahan (W)

1. Intervensi anggota keluarga 2. Pangsa pasar

3. Biaya produksi cukup tinggi 4. Kegiatan promosi

Peluang (O) 1. Pelanggan loyal 2.Citra produk baik 3. Hubungan baik dengan

pemasok bahan baku 4. Kemajuan teknologi

Strategi S-O

a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4).

b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5).

Strategi W-O

1. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W4, O2, O3, O4).

Ancaman (T)

 Keberadaan perusahaan sejenis

 Kenaikan biaya produksi

 Kondisi ekonomi labil

 Kebijakan pemerintah untuk pengaturan perdagangan boneka

Strategi S-T

1. Konsisten mempertahankan produktivitas untuk diterima pasar

(T1,T2, T3 ; S2,S3) 2.Meningkatkan loyalitas

pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5)

3.Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3)

Strategi W-T

1. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4) 2.Mengembangkan kemitraan

dengan perusahaan yang lebih besar (W1, W2, W3, W4, T2, T3).

3.Mengajukan fasilitas pembiayaan (Kredit Modal Kerja) kepada Bank untuk perputaran usaha (W3, T2, T3, T4)

Gambar 5. Matriks SWOT

Strategi S-O (Strategi kekuatan-peluang)

a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (S1, S2, S3, S4, O4).

b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi (S1, S3, S5, O1, O3, O4, O5). Menjaga dan meningkatkan mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi dapat membawa citra positif dan meningkatkan brand image perusahaan

Strategi W-O (Strategi kelemahan-peluang)

a. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi (W2, W3, O2, O4).

Citra produk yang baik dan harga yang terjangkau dapat dijadikan sarana promosi untuk memasarkan produk pada kawasan yang lebih luas di Indonesia dengan memanfaatkan media promosi, seperti televisi, media cetak dan keikutsertaan dalam pameran.

Strategi S-T (Strategi kekuatan-ancaman)

a. Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar (faktor eksternal ancaman dan faktor internal kekuatan : T1,T2 dan S2,S3).

b. Meningkatkan loyalitas pelanggan/konsumen (T1, T2, S3, S5)

c. Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok (S2, S3, S4, S5, T1, T3)

Pelanggan dan pemasok adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Pelanggan yang loyal akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, selain sebagai konsumen produk secara langsung, pelanggan yang puas akan produk ini akan merekomendasikan kepada kerabat dekatnya, sehingga promosi gratis secara otomatis bisa diperoleh perusahaan.

Strategi W-T (Strategi kelemahan-ancaman)

a. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi (O1,O4,O5 ; W2,W4)

b. Kekurangan dari manajemen perusahaan yang masih bersifat kekeluargaan, yaitu semua kebijakan yang diambil harus dari pemilik (one man show). Dalam hal ini, bila kebijakan seperti ini terus dipertahankan, maka ke depannya organisasi akan sulit berkembang. Dengan perkembangan dunia usaha yang begitu cepat, ditambah adanya perusahaan sejenis dan perusahaan pendatang baru, menuntut perusahaan terus meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan ke arah yang lebih baik.

a. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (W1, W2, W3, W4, T1, T2, T4, T5).

Kelemahan dalam hal manajemen perusahaan, promosi dan keterbatasan modal diharapkan dapat diatasi dengan mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka (misalnya, mengikuti pelatihan dan pameran industri kecil yang diadakan pemerintah, serta pengajuan tambahan modal ke bank).

4. Analisis Matriks QSP

Untuk mengevaluasi dan menganalisis secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT, serta menentukan strategi prioritas yang dapat diimplementasikan dilakukan dengan menggunakan matriks QSP. Alternatif-alternatif strategi dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Inovasi dan variasi produk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi a. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan

baku mentah sampai dengan barang jadi

b. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi

c. Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar d. Meningkatkan loyalitas pelanggan

e. Membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok

f. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi

i. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha boneka

Berdasarkan hasil perhitungan dalam matriks QSP, diperoleh strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan adalah Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi dengan total nilai daya tarik 5,480, diikuti dengan inovasi dan variasi produk dengan kemajuan teknologi (5,404). Untuk lebih jelas tentang urutan prioritas strategi dari hasil matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 8. Urutan prioritas strategi dari matriks QSP

Alternatif strategi Total nilai daya tarik

Urutan prioritas a. Inovasi dan variasi produk dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi.

5,404 2

b. Menjaga mutu produk yang diproduksi dan dijual mulai dari bahan baku mentah sampai dengan barang jadi.

5,209 5

c. Memperluas pangsa pasar di kota-kota besar Indonesia dengan memanfaatkan media promosi.

5,480 1

d. Konsisten dengan mempertahankan produktifitas untuk diterima pasar

4,246 3

e. Meningkatkan loyalitas pelanggan 5,245 4 f. Membina hubungan baik dengan pelanggan

dan pemasok

4,510 8

g. Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu untuk meningkatkan produksi

4,816 7

g. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, bank dan perusahaan lain yang dapat mendukung perkembangan usaha

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. CV. HT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan perdagangan boneka dengan berbagai macam produk yang dihasilkan seperti tas, bantal, rocking, kotak tisu selain boneka, dimana hasil identifikasi dan evaluasi lingkungan internal perusahaan, terdapat 5 faktor kunci kekuatan dan 4 faktor kunci kelemahan. Sementara dari lingkungan eksternal, terdapat masing-masing 4 faktor kunci peluang dan ancaman. Berdasarkan matriks IE, keberadaan CV. HT berada pada sel 5, yaitu pertumbuhan dan stabilitas, dimana strategi yang diperlukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

2. Dari hasil analisis SWOT, didapatkan beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan sesuai posisi perusahaan. Dengan matriks QSP, didapatkan strategi prioritas, yaitu menjaga mutu dan memunculkan ciri khas produk untuk mengantisipasi persaingan usaha.

Dokumen terkait