• Tidak ada hasil yang ditemukan

Study of green panel eco aesthetics in house building

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Study of green panel eco aesthetics in house building"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN

ECO-AESTHETICS GREEN PANEL

PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

WIWIEK DWI SERLAN H

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Eco-Aesthetics Green Panel pada Bangunan Rumah Tinggal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Wiwiek Dwi Serlan H A451110091

(4)

RINGKASAN

WIWIEK DWI SERLAN H. Kajian Eco-Aesthetics Green Panel pada Bangunan Rumah Tinggal. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN dan BAMBANG SULISTYANTARA.

Perkembangan permukiman di Indonesia saat ini belum mengefisiensikan sumber daya energi dengan cara terbarukan. Konsumsi energi untuk pendinginan bangunan dengan menggunakan penyegar udara mekanis yaitu air conditioner (AC) sudah mencapai tingkat 65%. Pendinginan ini dilakukan untuk menciptakan kenyamanan termal dalam bangunan. Sebenarnya kenyamanan termal tidak hanya diciptakan dengan penggunaan teknologi modern, kenyamanan dapat dibentuk melalui keberadaan elemen alami seperti tanaman.

Permasalahan utama di perkotaan adalah keterbatasan luas lahan dan nilai ekonomi lahan yang tinggi. Akibatnya keberadaan tanaman dalam bentuk ruang terbuka hijau sulit untuk dipertahankan. Alternatif solusi yang dapat dilakukan yaitu pengadaan tanaman melalui teknik vertikultur contohnyagreen panel.Green panel berfungsi sebagai secondary skin yang melindungi permukaan dinding bangunan dari sinar matahari langsung sehingga menciptakan iklim mikro yang nyaman di dalam bangunan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari eco-aesthetics green panel untuk bangunan rumah tinggal. Paramater ukur dalam penelitian adalah pengaruh jarak peletakangreen panel terhadap dinding bangunan serta jenis tanaman yang digunakan. Penelitian dilakukan di rumah tinggal, salah satu perumahan di Bogor. Orientasi rumah adalah utara-selatan dengan pintu masuk utama menghadap utara. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode eksperimental, dilakukan dengan uji parameter pada green panel. Parameter uji terdiri dari jarak peletakan green panel terhadap bangunan dan jenis tanaman yang digunakan. Parameter jarak terdiri dari tiga variabel ukur yaitu jarak 0 cm, 50 cm dan 100 cm. Sementara jenis tanaman yang digunakan adalahAlthernanterasp.,Arachis pintoi, Chlorophytumsp.,Cuphea hyssopifolia, danIresine herbstii.

Berdasarkan jarak peletakannya, jarak terbaik green panelterhadap dinding bangunan adalah 0 cm (menempel pada dinding). Pada jarak tersebut penurunan suhu ruang ada pada tingkat maksimum yaitu 0,42°C untuk kondisi di dalam ruang dan 0,79°C di luar ruang. Sementara berdasarkan jenis tanamannya,ground cover kombinasi yang paling baik dalam menurunkan suhu adalah jenis Cuphea hyssopifolia dan Iresine herbstii. Tingkat reduksi suhu tanaman tersebut berada pada rentang 0,65°C - 0,79°C pada kondisi cuaca cerah.Kedua ground cover ini juga memiliki kualitas keindahan yang tinggi berdasarkan evaluasi responden.

Mengacu pada hasil uji kebebasan, kombinasi panel yang paling baik untuk diaplikasikan pada skala rumah tinggal adalah Cuphea hyssopifolia dan Iresine herbstiiyang diletakkan pada jarak 0 cm dari dinding bangunan. Kombinasigreen paneltersebut memiliki kualitaseco-aestheticsyang tinggi berdasarkan klasifikasi eco-aesthetics.

(5)

SUMMARY

WIWIEK DWI SERLAN H.Study of Green Panel Eco-aesthetics in House Build-ing. Supervised by ANDI GUNAWAN and BAMBANG SULISTYANTARA.

Housing development in Indonesia has not implemented renewable energy resource efficiency yet. Electric energy consumption for building cooling using mechanical air refreshner like air conditioning has achieved level 65%. This cooling system was conducted to establish thermal comfort in house building. Actually, thermal comfort is not only created by modern technology, it could be established through natural element like plants.

Main problem in city involves land limitation and raising of land economic value. Plant existence like green open space in urban area is difficult to be maintained. So, the alternative solution is to make plant acquision by verticulture techniques, for example green panel. Green panel has function as a secondary skin which protect building from direct solar radiation in order to create comfortable micro climate inside the building.

The purpose of this research was to study eco-aesthetics green panel for house building. The meansurement of parameter are green panel distance of wall building and type of plant used. This research was conducted at a house building in Bogor. House orientation is North to South with main entrance at North.

The Method of this research is experimental method with tested parameter in green panel. Tested parameter consists of green panel distance to wall building and type of plant used. Tested distance consists of three variable distance like 0 cm, 50 cm, and 100 cm. While, plant type which used are Althernantera sp., Arachis pintoi,Chlorophytumsp.,Cuphea hyssopifolia, andIresine herbstii.

Based on distance position, the best distace of green panel palcement is 0 cm (adhered to wall). In this distance, room temperature decrease on maximum level, that is 0.42°C in indoor condition and 0.79°C in outdoor area. While based on plant type, the best ground cover combination to decrease room temperature are Cuphea hyssopifolia and Iresine herbstii. Reduction level of temperature lies at 0.65°C - 0.79°C in good weather condition. Both of these ground cover also have high quality beauty (aesthetics) by respondent evaluation.

Refers to analysis result, green panel combination which best to be applied in house building scale areCuphea hyssopifolia, andIresine herbstiiwhich placed on 0 cm from wall building. This combination have high eco-aesthetics quality based on eco-aesthetics classification.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Arsitektur Lanskap

KAJIAN

ECO-AESTHETICS GREEN PANEL

PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(8)

ii

(9)

Nama : Wiwiek Dwi Serlan H.

NIM : A451110091

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Ir Andi Gunawan, MAgr.Sc Ketua

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Arsitektur Lanskap

Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MSc.Agr

(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini adalah Green Architecture, dengan judul tulisan Kajian Eco-Aesthetics Green Panelpada Bangunan Rumah Tinggal.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu selama penulisan, diantaranya yaitu :

1. Dr Ir Andi Gunawan MAgr.Sc dan Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan arahan, motivasi, dan nasehat kepada penulis selama penulisan karya ilmiah.

2. Dr Ir Aris Munandar, MS selaku dosen penguji tesis atas kritik, saran dan masukannya yang sangat membangun.

3. Keluarga besar, mama, papa, Indah Wiguna Dewi dan Putri Ghita Caroline atas segala doa, kasih sayang, serta dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis selama ini.

4. Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah menjadi sponsor penulis selama menjadi mahasiswa di Sekolah Pascasarjana IPB melalui program Beasiswa Unggulan 2011.

5. Pihak pengelola di Perumahan Dramaga Cantik yang telah memberikan izin untuk penelitian.

6. Teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 46 dan angkatan 47 yang telah mejadi responden dalam penelitian.

7. Teman-teman yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian serta memberikan motivasi kepada penulis: Vina Pratiwi, Ratsio Wibisono, Presti Ameliawati, Roosna M.O Adjam dan Debora Budiyono.

8. Pihak-pihak lain yang telah membantu, yang belum disebutkan penulis satu-persatu.

Penulis juga menyadari karya ilmiah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulis dapat melakukan hal yang lebih baik lagi.

Semoga penelitian ini bermanfaat untuk kita semua.

Bogor, Oktober 2013

(12)

DAFTAR ISI

Kualitas Visual dan Nilai Estetika 8

Scenic Beauty Estimation(SBE) 9

Semantic Differential(SD) 10

METODE 11

Lokasi dan Waktu Penelitian 11

Alat dan Bahan 12

Prosedur Penelitian 12

Desain dan KonstruksiGreen Panel 13

Pengaturan Jarak antara Panel dengan Bangunan 14

Seleksi Tanaman yang digunakan 16

Pengukuran Iklim MikroGreen Panel 16

Evaluasi VisualGreen Panel 17

Analisis Data 18

Perbandingan Nilai Penurunan Suhu 19

Scenic Beauty Estimation(SBE) danSemantic Differential(SD) 19 Keterkaitan Fungsi Ekologis dan EstetikaGreen Panel 19

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

Green Paneldan Penurunan Suhu Lingkungan 21

Jenis Tanaman dan Penurunan Suhu 23

Althernanterasp. 24

Arachis pintoi 24

Chlorophytumsp. 25

Cuphea hyssopifolia 25

Iresine herbstii 25

Perbandingan penurunan suhu tiap jenis tanaman 26 JarakGreen Panelterhadap Penurunan Suhu Ruang 28

Evaluasi Kualitas EstetikaGreen Panel 29

Persepsi terkait KeberadaanGreen Panel 31

(13)

SIMPULAN DAN SARAN 35

Simpulan 35

Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 38

(14)

DAFTAR TABEL

1. Manfaat umum dan privat dari penerapangreen panel 6 2. Deskripsi alat dan bahan yang digunakan pada penelitian 12 3. Evaluasi fungsi penurunan suhu dan fungsi visual estetika 20

4. Efektivitas penurunan suhu tiap jenis tanaman 26

5. Klasifikasi kualitas penurunan suhu tiap model green panel 28

6. Klasifikasi kualitas estetikagreen panel 29

7. Rekapitulasi rataan respon psikologis 31

8. Klasifikasieco-aesthetics green panel 34

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pikir penelitian 3

2. Hubungan komponeneco-aesthetic 4

3. Penerapangreen panelpada bangunan 6

4. Tipe strukturgreen panelpada bangunan rumah tinggal 8 5. Lokasi penempatangreen panelpada rumah tinggal 11

6. Struktur modelgreen panel 13

7. Contoh model panel yang digunakan 14

8. Posisi matahari terhadap bumi saat pelaksanaan penelitian 15

9. Ilustrasi pengaturan jarakgreen panel 15

10. Tanaman yang diujikan pada model panel 16

11. Titik pengukuran suhu dan kelembaban 17

12. Situasi penilaian kualitas estetika 18

13. Pengaruhgreen panelterhadap penurunan suhu 22

14. Proses transmisi radiasi matahari pada bangunan 22

15. Komposisi tanamangreen panelyang diujikan 24

16. Perbandingan reduksi suhu tiap jenis tanaman 27

17. Pengaruh jarak panel terhadap suhu di dalam bangunan 29

18. Green paneldengan nilai SBE standar (nol) 30

19. Green paneldengan nilai SBE tertinggi 31

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisionerscenic beauty estimation(SBE) 38

2. Kuisionersemantic differential(SD) 39

3. Radiasi matahari dan serapan kalor 40

4. Perhitungan nilai kalor yang dikonduksikan oleh dinding bangunan 41

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan permukiman di Indonesia saat ini belum mengefisiensikan sumber daya energi dengan cara yang terbarukan. Konsumsi energi listrik yang digunakan untuk pendinginan bangunan dengan menggunakan penyegar udara mekanis yaitu air conditioner (AC) sudah mencapai tingkat 65% (Puslitbang Permukiman dalam Kusumawati 2011). Pendinginan bangunan dilakukan untuk menciptakan kenyamanan termal di dalam ruang. Sebenarnya kenyamanan tidak hanya diciptakan dengan penggunaan teknologi modern, tetapi dapat dibentuk melalui keberadaan elemen alami seperti tanaman (Savitri 1999).

Tanaman dalam lanskap memiliki dua fungsi yaitu climatological uses dan engineering uses.Climatological uses terkait dengan rekayasa faktor iklim untuk menciptakan kenyamanan (Miller 1988). Permasalahan utama di perkotaan adalah keterbatasan luas lahan yang dipengaruhi tingkat populasi masyarakat kota serta nilai ekonomi lahan yang tinggi. Akibatnya keberadaan tanaman dalam bentuk ruang terbuka hijau sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu, diperlukan metode baru yang dapat mendukung pemenuhan kenyamanan tanpa menghilangkan harmonisasi antara alam dan manusia.

Solusi yang dapat dilakukan adalah penerapan prinsip green architecture dalam memanfaatkan ruang. Aplikasi green architecture diterapkan mulai dari skala bangunan, contohnya penghijauan area dinding bangunan dengan green panel. Green panel merupakan dinding kedua (secondary skin) yang ditanami berbagai jenis tanaman dan berfungsi mengurangi radiasi matahari pada bangunan (Utami et al. 2008) sehingga dapat menciptakan iklim mikro yang nyaman. Green panel juga meningkatkan kualitas visual estetika bangunan melalui karakteristik visual tanamannya.

Teknikgreen panel telah berkembang sejak 600 SM, diawali The Hanging Gardens Babilonia Kuno dan Sod Covered House oleh Bangsa Scandinavia. Tahun 1960 green panel dikembangkan sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap penurunan kualitas lingkungan di perkotaan. Green panel berkembang dengan cepat di negara maju tahun 1980 yaitu Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat (Sidone 2012). Sementara di Indonesia, trend penggunaan green panel mulai berkembang sejak tahun 2000. Hal ini didukung oleh kesadaran masyarakat untuk menciptakan ruang hidup dengan kualitas yang lebih baik (Butaru 2012).

Berdasarkan permasalahan dan tinjauan teori yang diacu, diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat penerapangreen panelpada rumah tinggal ditinjau dari fungsi climate control dan visual estetika. Kajian ini berperan untuk membentuk kriteria green panel yang tepat dan aplikatif pada rumah tinggal sehingga konsep keberlanjutan lingkungan dapat diwujudkan.

Perumusan Masalah

(17)

tingginya nilai ekonomi lahan. Akibatnya keberadaan ruang terbuka hijau sulit dipertahankan. Namun dalam upaya menciptakan ruang hidup yang sehat, aman dan nyaman, keberadaan dan proporsi ruang hijau harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu menyiasati keterbatasan ruang, pengadaan tanaman dilakukan melalui teknikvertikultur yaitu green panel. Panel berfungsi sebagai dinding kedua yang melindungi bangunan dari radiasi matahari langsung sehingga menciptakan iklim mikro yang nyaman pada bangunan. Panel juga berperan untuk meningkatkan kualitas visual estetika.

Berdasarkan pemikiran tersebut, aspek utama yang menjadi titik ukur dalam kajian ini adalah fungsi climate control dan estetika green panel. Rumusan masalah terkait dasar pemikiran, diantaranya:

1. manfaat dari penerapangreen panelberdasarkan konsepeco-aesthetics

2. bagaimana kombinasi green panel yang paling sesuai untuk menciptakan kenyamanan termal pada bangunan rumah tinggal

3. jarakgreen panelharus ditempatkan untuk mendapatkan fungsi yang optimal 4. bagaimana pengaruh jenis tanaman dalam memaksimalkan fungsi panel

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mempelajari eco-aesthetics green paneluntuk bangunan rumah tinggal. Sementara tujuan khususnya, yaitu:

1. mempelajari pengaruh jarak peletakan green panel terhadap penurunan suhu di dalam ruang;

2. mempelajari pengaruh jenis tanaman yang digunakan pada green panel terhadap penurunan suhu di dalam ruang;

3. mempelajari kualitas estetik perlakukan jenis tanaman terhadap kualitas visual bangunan; dan

4. menganalisis korelasi antara fungsi ekologi dan estetikagreen panel.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau refrensi bagi para pengembang dan kontraktor yang akan menerapkan sistemgreen panel pada bangunan rumah tinggal.

Ruang Lingkup Penelitian

Batasan penelitian meliputi lingkup kajian dan lingkup area wilayah kajian. Lingkup kajian penelitian terkait manfaatclimate controldan visual estetikagreen panel pada bangunan rumah tinggal. Aspek climate control terkait menciptakan kenyamanan termal bangunan dengan parameter utama jarak penempatan panel dan jenis tanaman yang digunakan. Sementara, aspek visual estetika mencakup karakteristik tanaman yang mempengaruhi respon psikologis oleh responden.

(18)

3

(19)

TI

Ecological aesthetics gerakan pergeseran dari ae Prinsip tersebut didasarkan Eco-aesthetics melibatkan be dan daya tarik estetika (Ga harus seimbang sehingga ti aesthetics merupakan perpa

mengacu pada keseim Manusia yang cende yang statis dan formal 3. complementary

menyatakan hubungan bentuk alami. Perbeda dan intuisi yang disatuka

Ekologi dan estetika a penerapannya. Gobster (2007) secara seimbang tanpa mer biasanya disebabkan karena kebutuhan hidupnya. Prinsi identifikasi dan pemahama

Gambar 2

TINJAUAN PUSTAKA

Eco-Aesthetics

ics (eco-aesthetics) adalah prinsip yang mengindi aesthetics to form menjadi aesthetics to env kan pada keteraturan alam dan kognitif persepsi

n beberapa komponen yaitu alam, budaya (ma Gambar 2). Pada dasarnya hubungan alam dan gga tidak ada pihak yang dirugikan atau diekploi

rpaduan antara prinsip ekologi dan estetika, di

egrasi bentuk dan proses kreatif dalam menyeim n manusia. Pengalaman estetik meningkatkan kr

ampu berpikir secara terbuka.

eimbangan kuantitatif antara kekuatan yang be nderung mekanistik dan alam yang natural. K

al dengan keindahan alami.

gan atau keterkaitan antara estetik seni (buata bedaan pemikiran, perasaan, ide, image, pikira satukan (unity) dan seimbang (balance)

ka adalah dua prinsip yang tidak dapat dipisahk 2007) menyatakan proses alam pada ekosistem

erusak nilai estetika lanskap. Penurunan kuali ena modifikasi yang dilakukan manusia untuk m insip estetika pada eco-aesthetics terkait deng man faktor yang mempengaruhi persepsi keinda bar 2 Hubungan komponeneco-aesthetic

(20)

5

memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sementara prinsip ekologi, lebih menekankan pada keanekaragaman hayati, kenyamanan, kesehatan, dan nilai jasa lingkungan. Namun menurut Gobster (2007), estetika berperan sebagai pelindung nilai-nilai non komoditas (bersifat produksi) sedangkan pengetahuan ekologi akan membantu menumbuhkan pemahaman intelektual individu. Kombinasi prinsip tersebut dapat menghasilkan suatu kebijakan dan pengetahuan yang diterjemahkan sebagai apresiasi estetika lanskap ekologi yang menguntungkan.

Secara etimologi, kualitas estetika berkaitan dengan persepsi visual dari penampilan objek (Simonds 1983). Estetika berkaitan dengan aspek keindahan, sementara indah adalah sesuatu yang dirasakan individu; dibentuk oleh hubungan harmonis antar elemen yang ditinjau dari segi objek, ruang, dan kegiatan. Menurut Daniel dan Boster (1976), estetika merupakan definisi parsial dari karakter yang bergantung pada lingkungan dan merupakan bagian terbesar dari pertimbangan manusia. Sementara, fungsi ekologi memberikan konsep, teori, dan metode baru dalam memahami interaksi yang dinamis dalam ekosistem berdasarkan pola ruang. Oleh karena itu, eco-aesthetics adalah kombinasi antara fungsi estetika dan ekologi dalam pembangunan dan pengembangan lanskap. Keseimbangan kedua fungsi menjadi pertimbangan utama dalam menciptakan suatu keberlanjutan lanskap.

Green Panel

Green panel merupakan suatu sistem dinding dengan tanaman merambat yang menutupi struktur pendukung yang didesain secara khusus (Nugraha 2011). Material tanaman yang digunakan dapat berupa tanah atau campuran lainnya. Lim (2007) menyatakan, penerapan konsep sky greeningdilakukan sebagai upaya penghijauan atap atau bagian dinding bangunan. Metode penghijauan dinding bangunan dilakukan melalui pemasangangreen panelataugreen wall.

Green panelyang juga dikenal dengan istilahvertical garden merujuk pada permukaan dinding bervegetasi (Greenroofs 2013). Teknologi penerapan green panel dikelompokkan dalam dua kategori utama yaitu green facades dan living walls. Kedua metode ini dapat diterapkan tergantung kondisi tapak dan kebutuhan pengguna. Green facades merupakan tipegreen panel dengan tanaman merambat yang tumbuh langsung pada dinding bangunan. Penggunaan green facades harus didukung oleh struktur dinding yang baik. Penanaman tanaman merambat pada struktur green facades biasanya menghabiskan waktu 3 sampai 5 tahun sebelum mancapai penutupan tanaman 100 % (covering). Metode ini biasanya digunakan pada pagar dinding masif dan kolom-kolom rumah. Penerapangreen facadespada bangunan rumah tinggal membutuhkan sistem pemeliharaan yang cukup intensif. Pemilihan tanaman juga harus tepat, tidak boleh yang agresif atau memiliki sistem perakaran yang dalam. Hal ini ditujukan agar tanaman rambat tidak merusak fasat dinding dari bangunan utama.

(21)

Skala Pengaruh Deskripsi Manfaat Manfaat Umum

Mengurangi dampakurban heat island

Pengingkatan suhu kota karena konversi ruang terbuka hijau denganpavement area, bangunan, dan struktur pendukung untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah radiasi panas di permukaan bumi. Vegetasi mendinginkan bangunan dan sekitarnya dengan pembentukan bayangan, mengu-rangi pemantulan dan evapotranspirasi.

• Meningkatkan proses pendinginan alami

• Menguragi suhu di daerah perkotaan

• memutus aliran udara vertikal dan perlahan mendinginkan udara

• memberi efekshadingpada bidang permukaan danuser

(a) Green Facades

(b)Living Walls

Sumber:Green Roofs for Healthy Cities, 2013

(22)

7

Peningkatan suhu di lingkungan perkotaan disebabkan meningkatnya jumlah

kendaraan bermotor, penggunaan AC dan emisi industri yang meningkatkan jumlah nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), senyawa orgabikvolatile(VOCs), karbon monoksida (CO) dan partikel di udara.

• Menangkap polutan diudara dan deposisi atmosfer pada permukaan daun tanaman

• menyaring gas beracun dan partikel

Peningkatan Estetika

Green walls memberi variasi estetika dalam lingkungan termpat aktivitas manusia. berbagai faktor sepetri iklim, jarak dari sisi bangunan, tipe tutupan bangunan, dan kepadatan tanaman. hal ini berdpkan pada efek pendinginan dan pemanasan

• Penahan angin saat terjadi musim dingin elemen dan dari waktu ke waktu elemen yang bersifat organik mulai terdegradasi. Akibatnya konstruksi material mulai rusak. Hal ini disebabkan oleh kontradiksi dan ekspansi siklus panas-dingin dari pengaruh musim dan paparan sinar ultra violet

• Melindungi eksterior bangunan dari radiasi UV, unsur-unsur, dan fluktuasi suhu yang ekstrim.

• Mengurangi efek tekanan angin pada pintu dan jendela bangunan

Meningkatkan kualitas udara indoor

Pada projek interior,green wallsdapat menyaring unsur pencemar yang secara teratur masuk dari sistem ventilasi. Filtrasi ini dilakukan oleh elemen tumbuhan pada panel dan pada kasus bio-filtrasi dilibatkan pula mikro organisme

• Mengangkap polutan udara seperti debu dan serbuk sari

• Menyaring gas beracun dan VOC dari karpet, furnitur, dan elemen lain di dalam bangunan

Mengurai bising Media tumbuh pada sistemliving wallakan berkontribusi dalam mengurangi level suara yang ditransmisikan atau dipantulkan olehliving walltersebut. Faktor yang mampengaruhi pengurangan tingkat kebisingan meliputi ketebalan media tanam, bahan yang digunakan sebagai komponen strukturalliving wall dan keseluruhan cakupan dari sistemliving wall.

Pemasaran Peningkatan estetika membantu pemasaran proyek dan memberikan nilai lebih terkait kenyamanan.

(23)

(a) Batu bata (b) Pipa pralon (c) Rak bambu (d) Modul VGM (e) Kantong

Sumber:Green Roofs for Healthy Cities, 2013

(24)

9

Pola elemen terdiri dari form, line, color, dan texture. Sementara, pola karakter terdiri dari dominance, scale, diversity, dan continuity. Berbeda dengan karakter, kriteria kualitas visual lebih menekankan padavividness, intactness, dan unity.

Estetika sebagai karakter visual yang penting dapat meningkatkan kualitas lingkungan serta memberikan efek yang menyenangkan bagi pengamat. Menurut Laurie (1990), visual estetika objek dapat dimanipulasi untuk menciptakan kesan ruang tertentu. Kualitas visual estetika dipengaruhi oleh jarak antara pengamat dengan objek yang diamati. Estetika secara umum berhubungan dengan bentuk dan kualitas material. Bentuk material merupakan wujud fisik yang ditangkap oleh mata dan berkaitan dengan warna serta tekstur material. Kualitas visual estetik merupakan hasil pertemuan antara unsur fisik lanskap dan proses psikologis dari pengamat. Menurut Nasar (1988), kualitas estetik suatu lanskap dapat ditentukan oleh dua macam penilaian yaitu penilaian formal dan simbolik. Estetik formal menilai suatu obyek berdasarkan bentuk, ukuran, warna, kompleksitas, dan keseimbangan suatu obyek. Sedangkan estetik simbolik menilai suatu obyek berdasarkan makna konotatif dari obyek tersebut setelah dialami oleh pengamat.

Manusia memegang peranan penting dalam memberikan penilaian terhadap kualitas estetika. Penilaian kualitas estetika dipengaruhi oleh persepsi individu yang timbul sebagai akibat dari adanya preferensi. Laurie (1990) menyatakan terdapat banyak hal yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek dalam penilaian visual. Hal yang mempengaruhi persepsi dan preferensi manusia adalah usia, tingkat sosial, latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman masa lampau, dan kegiatan rutin seseorang.

Scenic Beauty Estimation(SBE)

Kualitas estetika dapat diukur berdasarkan penilaian manusia. Namun, kualitas estetika secara objektif sulit diukur karena bersifat kualitatif dan estetika bersifat subjektif bagi setiap orang. Menurut Daniel dan Boster (1976), penilaian nilai estetika dapat ditransformasikan dari nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Metode penilaian dibagi menjadi tiga langkah, yaitu:

1. Invetarisasi deskriptif

menggambarkan keadaan suatu objek atau tapak. Pendekatan inventaris ini memerlukan komponen-komponen yang mempengaruhi keindahan sebagai referensi penilaian estetika. Kehadiran maupun tidak kehadiran komponen maupun kombinasi komponen perlu diamati, dicatat dan dihitung.

2. Survei dan kuisioner

digunakan untuk menentukan keinginan berbagai alternatif manajemen. Survei menyediakan evaluasi atau penilaian atas mutu pemandangan dengan menandakan pilihan sampel. Pertanyaan yang luas dan umum bisa diajukan sebagai pembuka untuk menstimulasi responden. Tanggapan hasil kuisioner dibandingkan dan dianalisis untuk menghasilkan indikasi pendapat serta pilihan dari golongan responden. Setelah itu, pilihan-pilihan dihubungakan dengan kualitas keindahan.

3. Evaluasi berdasarkan preferensi.

(25)

sudut pandang yang menguntungkan untuk dinilai kualitas estetikanya. Estetika yang diduga melalui persepsi manusia dilakukan dengan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Menurut Daniel dan Boster (1976), SBE adalah metode untuk menilai objek melalui pengamatan foto berdasarkan hal yang disukai keindahannya. Modifikasi dalam metode SBE potensial dilakukan dan menjadi dasar dalam kegiatan perencanaan, perancangan, dan pengelolaan tapak.

Semantic Differential(SD)

Osgood et al. (1975), mengungkapkan teknik Semantic differential (SD) dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengukuran psikologis dalam berbagai aspek. Heise (2004) menyatakan metode SD dapat digunakan untuk mengukur penilaian dengan menggunakan kata-kata dan konsep perantingan pada skala bipolar. Kata sifat tertentu yang berlawanan digunakan untuk menilai obyek.

(26)

11

(27)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari hardware yaitu berupa thermohigro meter digital, kamera digital, meteran dan notebook serta software untuk mengolah data. Sementara, bahan yang diperlukan mencakup kerangka strukturgreen panel yang terbuat dari framebambu berbentuk rak; jenis tanaman groundcover yang terpilih (Althernantera sp.; Arachis pintoi; Chlorophytum sp.;

Cuphea hyssopifolia;dan Iresine herbstii); media tanam; dan kuisioner responden untuk evaluasi kualitas keindahan dengan metodeScenic Beauty Estimation(SBE) Dan Semantic Differential (SD). Deskripsi mengenai alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Deskripsi alat dan bahan yang digunakan pada penelitian

Alat Penelitian Penggunaan Sumber Alat

Hardware

Notebook Pengolahan data Pribadi

Thermohigro meter digital

Pengukuran suhu (°C) dan RH (%) bangunan

Ms word 2007dan power-point 2007

Penyusunan tesis, pengolahan data tabular/diagram,

presentasi)

Diinstal pada notebook

Ms excel 2007 Pengolahan data∆t (°C), Diinstal pada notebook Pengolahan hasil data SBE

dan SD image responden.

Photoshop CS 3 Pengeditan data image Diinstal pada notebook

Bahan Penelitian Penggunaan Sumber Bahan

Strukturgreen panel Kerangka dasar model panel

yang akan diuji Pribadi Jenis tanaman terpilih Tabir penurun radiasi suhu Pribadi

Media tanam Pelengkap struktur panel Pribadi

Kuisioner SBE dan SD Penilaian kualitas visualgreen

panel Pribadi

Prosedur Penelitian

(28)

13

(29)

(a) Tampak Depan (b) Tampak Samping

(30)

15

Gambar 9 Ilustrasi pengaturan jarakgreen panel

(31)

Althernanterasp. Arachis pintoi Chlorophytumsp.

Cuphea hyssopifolia Iresine herbstii

(32)

17

(33)

Kontrol (tanpagreen penel) Alternanterasp. Arachis pintoi

Chlorophytumsp. Cuphea hyssopifolia Iresine herbstii

(34)

19

Perbandingan Nilai Penurunan Suhu

Analisis data dilakukan dengan membandingkan penurunan suhu yang dihasilkan dari tiap tanaman green panel pada ruang berpanel dan ruang kontrol. Tujuannya untuk mengetahui nilai suhu optimum yang dapat diturunkan dengan keberadaan panel serta kualitas kenyamanan ruang.

Scenic Beauty Estimation(SBE) danSemantic Differential(SD)

Data kuisioner diolah secara statistik untuk memperoleh indeks kualitas visual dari green panel. Pada metode SBE, kualitas visual panel diukur dengan perhitungan nilai z (Daniel dan Boster 1976). Hasil analisis dikelompokkan dalam tiga kategori kualitas yaitu visual estetika tinggi, sedang dan rendah. Nilai SBE green paneldapat diperoleh dengan rumus, sebagai berikut:

Hubungan antara kualitas estetik dengan kriteria penyusunnya dianalisis berdasarkan penilaian persepsi oleh responden menggunakan metode semantic differential (SD). Penilaian akan menghasilkan nilai rata-rata kriteria. Secara umum akan didapatkan kata sifat yang mewakili persepsi karakter estetikanya. Pengolahan data SD dilakukan dengan perhitungan nilai rataan kriteria, yang dirumuskan sebagai berikut:

Rataan bobot nilai diplotkan pada grafik profil penilaian sehingga persepsi kata sifat yang menggambarkan karakter visual dapat diketahui. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Ms Excel 2007 untuk menghitung rataan kriteria dan pembuatan grafiksemantic differential (SD).

Keterkaitan Fungsi Ekologis dan EstetikaGreen Panel

Pada tahapan ini disusun kriteria green panel berdasarkan nilai penurunan suhu dan kualitas visual terbaik dari model yang diusulkan. Kualitas eco-aesthetics panel ditujukan dari nilai optimum dari kedua fungsi uji yang lebih menekankan pada kemampuan penurunan suhu dalam ruang. Evaluasi fungsi yang menyatakan kualitaseco-aesthetics green paneldapat dilihat pada Tabel 3. Green Panel yang terpilih menjadi kriteria green panel eco-aesthetics untuk diaplikasikan pada skala bangunan rumah tinggal.

Keterangan:

xij = Rataan bobot nilai responden kriteria ke - j;

Xij = Bobot nilai responden gambar keikriteria ke - j; n = Jumlah total responden;

(35)

Tabel 3 Evaluasi fungsi penurunan suhu dan fungsi visual estetika

Kualitas Visual Estetika

Efektivitas Penurunan Suhu Te Se Re

Ts T T S

Ss S S R

Rs R R R

Keterangan:

Ts : Penurunan suhu tinggi (∆t > 0.43)

Ss : Penurunan suhu sedang (0.31≤ ∆t ≤ 0.43)

Rs : Penurunan suhu rendah (∆t < 0.30) Te : Kualitas estetika tinggi ( SBE > +20) Se : Kualitas estetika sedang (-20 < SBE < +20) Re : Kualitas estetika rendah (SBE < -20) T : Kualitaseco-aestheticstinggi S : Kualitaseco-aestheticssedang R : Kualitaseco-aestheticsrendah

Sebelum penyusunan kriteria, dilakukan uji kebebasan (independensi) antar fungsi ekologis (climate control) dan visual estetika green panel. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan (asosiasi) antara faktor. Hipotesis yang digunakan untuk mendukung pengujian tersebut terdiri dari hipotesis awal (H0)

dan hipotesis alternatif (H1), yaitu:

H0 : Fungsi ekologigreen paneldan kualitas estetika saling bebas.

H1 : Fungsi ekologigreen paneldan kualitas estetika tidak saling bebas.

Pengujian kebebasan dua faktor dihitung menggunakan rumus Khi Kuadrat, sebagai berikut:

Keterangan:

r : banyaknya baris k : banyaknya kolom

oij : frekuensi observasi baris ke-i kolom ke-j

eij : frekuensi ekspektasi baris ke-i kolom ke-j

(36)

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan suhu lingkungan dan perubahan iklim global dipengaruhi oleh konsentrasi gas-gas rumah kaca terutama CO2, di atmosfer bumi. Perubahan iklim

mempengaruhi pergeseran musim serta perubahan pola distribusi hujan tahunan. Perubahan iklim global sebagai implikasi dari peningkatan suhu, mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan terdekat dengan permukaan bumi (Susandi 2008). Berdasarkan data Bapenas dalam Susandi (2008), periode tahun 1961-1990 Indonesia telah mengalami peningkatan suhu rata-rata 0,5ºC. Temperatur tersebut diproyeksikan akan terus meningkat sekitar 1,8–4,0 ºC antara tahun 2000-2050.

Secara fisiologis perubahan iklim global dan peningkatan suhu lingkungan mampengaruhi kualitas kenyamanan termal bagi manusia. Suhu yang dianggap nyaman pada kondisi iklim tropis seperti di Indonesia berada pada kisaran 27– 28°C (Laurie 1990). Peningkatan suhu mendorong manusia untuk melakukan modifikasi dan inovasi dalam menciptakan kenyamanan termal. Pada studi kasus objek bangunan rumah tinggal, modifikasi yang dilakukan terkait dengan faktor eksternal yaitu keberadaan vegetasi disekitar bangunan (Latifah 2012). Jen Hao Lo (2007) dalam penelitian thermal sensation menyatakan, 70% responden memilih pendekatan alami seperti menambah area hijau (vegetasi) dalam menciptakan kenyamanan termal dibandingkan pendekatan artifisial. Hal ini dikarenakan tanaman secara efektif mereduksi ± 32% radiasi matahari dari keseluruhan total kapasitas bangunan (Alexandri 2008). Penggunaan tanaman memberi kontribusi positif bagi kondisi termal bangunan.

Green Paneldan Penurunan Suhu Lingkungan

Penggunaangreen panelpada bangunan rumah tinggal sebagai upaya dalam menciptakan kenyamanan termal memberi pengaruh positif yang signifikan. Hasil pengukuran lapang pada bulan April-Mei 2013 menunjukan, rata-rata suhu harian ruang dengan konstruksi green panel adalah 28,62°C. Sementara ruangan tanpa konstruksi green panel memiliki rata-rata suhu harian 29,15°C. Terdapat selisih perbedaan suhu ruang ± 0,53°C.

Pada pengukuran luar ruang (outdoor di belakang panel), rata-rata suhu harian lingkungan adalah 30,49°C. Sementara di luar ruang tanpa green panel (kontrol) suhunya adalah 31,14°C. Selisih penurunan suhu udara di luar ruang lebih signifikan yaitu ± 0,65°C. Penurunan suhu udara pada saat pengukuran data lapang dapat dilihat pada Gambar 13.

(37)

Sumber: Talarosha, 2005

Gambar 14 Proses transmisi radiasi matahari pada bangunan Gambar 13 Pengaruhgreen panelterhadap penurunan suhu

(38)

23

akan diteruskan ke dalam bangunan melalui proses konduksi. Sementara sebagian lain akan dipantulkan kembali ke udara. Nilai koefisien serap dan pemantulan kalor radiasi material bangunan dapat dilihat pada Lampiran 3. Semakin besar nilai koefisien serap kalornya (%), semakin besar jumlah panas yang diteruskan kedalam bangunan.

Faktor lain yang juga mempengaruhi daya serap dan pantul kalor radiasi matahari adalah warna permukaan bangunan. Warna terang memliki daya serap kalor yang lebih sedikit dibandingkan dengan warna pekat. Hal ini dikarenakan warna terang memiliki daya pantul kalor yang lebih tinggi. Misalnya, warna putih memiliki daya serap kalor paling rendah yaitu 10-15% dan daya pantul 85-90%. Sebaliknya, permukaan yang berwarna hitam dengan tekstur kasar dapat menyerap 95% kalor dengan tingkat pemantulan hanya 5% (Frick dan Tri 2006).

Rumah tinggal yang menjadi objek studi memiliki permukaan dinding bangunan yang tersusun dari material batu bata merah diplester dan dicat warna abu-abu. Nilai koefisien serap kalornya adalah 72,5%. Total nilai daya serap dan daya pantul adalah 100% (keseimbangan energi) maka nilai daya pantul kalor dinding bangunan adalah 27,5%. Perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tambahan konstruksi green panel pada permukaan dinding bangunann menyebabkan nilai koefisien serap kalor turun menjadi 58,4% dan daya pantul dinding bangunan menjadi 41,59%. Green panel membuat suhu ukur di luar ruangan pukul 14.00 (cuaca cerah) turun dari 32,93ºC menjadi 32,50ºC. Sementara di dalam ruangan suhu turun dari 29,80 ºC menjadi 29,70ºC.

Berdasarkan perhitungan, nilai kalor yang dikonduksi oleh dinding bangunan rumah tinggal dengan kombinasi green panel adalah 0,053 Joule/detik atau 191 Joule/jam. Perhitungan dengan rumus yang sama pada ruang tanpa green panel menghasilkan nilai transmisi kalor 0,059 Joule/detik atau 213 Joule/jam. Selisih kalor yang ditransmisikan dinding tanpa panel dengan dinding bangunan kombinasi green paneladalah 22,37 Joule/jam. Hal ini menunjukkan green panel mengurangi jumlah konduksi kalor dari radiasi matahari ke dalam bangunan.

Jenis Tanaman dan Penurunan Suhu

(39)

Althernanterasp.

Alternantera sp. dike leaf(Inggris). Tanaman hia bayam-bayaman. Alternante anakan. Berdasarkan lingkun rendah maupun tinggi. Ting tumbuh optimum adalah 40 kebutuhan penyinaran mata tinggi dan dari segi perawa pemangkasan dapat dilakuka

Berdasarkan morfolog yang kecilelliptical(bulat t Warna permukaan daunnya biasanya ditanam secara m berfungsi sebagai penyema visual yang muncul dari ref cerah pada tajuk tanaman m

Arachis pintoi

Termasuk dalam fam lokal kacang-kacangan (Indon pintoi dapat diperbanyak de lingkungan hidupnya, tanam Tanaman tropis asli dari Am penyinaran matahari penuh tinggi dan tidak membutuhka kali/3 bulan dan pemangkasa

Arachis pintoi memi Tanaman ini juga memiliki

Althernantera

Cuph

Gambar 15 Kom

dikenal dengan nama lokal krokot (Indonesia) d hias daun ini termasuk dalam famili Amaranthac

ntera sp. biasanya diperbanyak dengan sistem gkungan hidupnya, tanaman ini dapat tumbuh ingkat kelembaban relatif yang ditoleransi tanam h 40-50%. Alternantera sp. merupakan tanama

atahari penuh (full sun). Daya tumbuh tanam watan, tanaman cenderung non-intensif. Pemupu

ukan 1 kali/bulan (Lestari 2008).

ologi tanamannya, Alternantera sp. memiliki ukur at telur) dengan tingkat kerapatan daun yang rel nya merah terang dengan tekstur yang halus. massal (berkelompok). Secara arsitektural, ta

marak ruang. Hal ini dipengaruhi oleh efek refleksi cahaya dan warna tajuk tanaman. War

memberi kesan senang, gembira dan hangat.

amili Leguminaceae. Tanaman ini dikenal deng (Indonesia) atau yellow peanut plant (Inggris) k dengan sistem stek batang dan anakan. Be naman ini tumbuh didataran rendah dan datar Amerika Selatan ini termasuk tanaman dengan ke uh (full sun). Arachis pintoimemiliki daya tum tuhkan perawatan yang intesif. Pemupukan di gkasan tanaman dilakukan secara insidental (Lest

miliki daun berwarna hijau pekat dengan bent liki bunga-bunga kecil berwarna kuning terang

terasp. Arachis pintoi Chlorophytumsp.

uphea hyssopifolia Iresine herbstii

Komposisi tanamangreen panel yang diujikan

(40)

25

daun tanaman ini sangat kecil dengan tingkat kerapatan daun yang tinggi. Secara arsitektural, tanaman ini berfungsi sebagai latar belakang dan menonjolkan point of interest pada tapak. Tanaman ini biasanya ditanam secara massal pada tapak. Tekstur tanaman yang halus dapat memberi kesan luas pada sebuah ruang.

Chlorophytumsp.

Chlorophytum sp. dikenal dengan nama lili paris di Indonesia atau spinder plant di Inggris. Tanaman ini termasuk dalam familiLiliaceae, yang diperbanyak dengan sistem anakan. Chlorophytum sp. tumbuh didataran tinggi dan dataran rendah, dengan kondisi kelembaban relatif 40-50% untuk mencapai kondisi optimum. Tanaman ini memiliki daya tumbuh yang relatif tinggi dengan tingkat kebutuhan air sedang (semi intensif). Chlorophytum sp. termasuk jenis tanaman full sun yaitu toleran terhadap pencahayaan penuh tetapi dapat pula ditempatkan di area semi naungan.

Chlorophytum sp. termasuk dalam tanaman berumpun dan berumbi yang dapat tumbuh sepanjang tahun. Tanaman memiliki daun tipis berwarna hijau-putih variegataberbentuklinear. Pada tanaman dewasa terdapat bunga putih bertangkai yang tumbuh diantara daun dan tunas anak. Fungsi tanaman dalam lanskap adalah sebagai pembatas (Lestari 2008).

Cuphea hyssopifolia

Cuphea hyssopifolia atau taiwan beauty (Inggris) adalah tanaman penutup tanah yang termasuk dalam famili Lyhraceae. Tanaman ini diperbanyak dengan sistem stek batang. Perawatan tanaman relatif minim, pemupukan tanaman dapat dilakukan 1 kali per 3 bulan sementara pemangkasan dilakukan 1 kali per 2 bulan. Berdasarkan lingkungan hidupnya, Cuphea hyssopifolia dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi. Tingkat kelembaban relatif yang ditoleransi tanaman untuk tumbuh optimum adalah 40-50% (Lestari 2008).

Berdasarkan morfologi tanamannya, Cuphea hyssopifolia memiliki ukuran daun yang kecil, lembut dan berwarna hijau mengkilap yang tumbuh disepanjang batang tanaman. Warna bunga tanaman ini cukup bervariasi yaitu ungu, merah muda, dan putih. Bunga tersebut muncul dibagian ujung tangkai. Pemangkasan rutin dan sinar matahari yang cukup akan membantu pertumbuhan bunga pada ujung tangkai. Tanaman ini dalam desain biasanya digunakan sebagai pembatas atau penyemarak suasana taman yang bersifat formal. Hal ini dikarenakan tanaman mudah dibentuk, mudah beradaptasi dan tahan terhadap hama tanaman.

Iresine herbstii

Iresine herbstii juga dikenal dengan nama lokal bayam merah (Indonesia) atau blood leaf (Inggris). Tanaman ini termasuk dalam famili amaranthaceae. Tanaman ini diperbanyak dengan stek batang. Sistem perawatan tanaman yaitu pemupukan dan pemangkasan biasanya dilakukan 1 kali/bulan. Iresine herbstii dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi. Tingkat kelembaban relatif yang sesuai adalah 40-50%. Iresine herbstii membutuhkan penyinaran matahari penuh (full sun). Daya pertumbuhan tanaman ini relatif tinggi (Lestari 2008).

(41)

maksimum hanya mencapai 30-40 cm. Tanaman tersebut dapat tumbuh sepanjang tahun. Penggunaan tanaman di dalam lanskap diantaranya yaitu pembatas, pagar hidup pada taman formal, atau menarik perhatian saat ditanam massal dengan pola desain tertentu.

Perbandingan penurunan suhu tiap jenis tanaman

Data pengukuran lapang menunjukan bahwagreen panel dengan kombinasi tanaman memang dapat menurunkan suhu pada bangunan. Hal ini dikarenakan radiasi matahari yang datang diserap oleh tanaman untuk kegiatan fotosintesis dan penguapan. Selain itu, penurunan suhu bangunan juga disebabkan oleh efek bayangan (shading) dari tajuk tanaman yang menghalangi pemanasan permukaan dinding bangunan. Berdasarkan perbandingan, besarnya reduksi suhu oleh tiap jenis tanaman berbeda-beda. Efektivitas penurunan suhu tiap jenis tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Efektivitas penurunan suhu tiap jenis tanaman

Jarak Posisi Waktu Reduksi Suhu (°C)

P1 P2 P3 P4 P5

0 cm

T1

10.00 0,63 0,70 0,40 0,20 0,67

12.00 0,23 0,83 0,37 1,10 0,93

14.00 1,03 0,50 1,03 1,27 0,43

16.00 0,50 0,50 0,37 0,57 0,57

Rata-rata harian 0,60 0,63 0,54 0,79 0,65

T2

10.00 0,10 0,20 0,20 0,13 0,40

12.00 0,27 0,23 0,07 0,37 0,23

14.00 0,37 0,10 0,10 0,50 0,53

16.00 0,43 0,73 0,40 0,67 0,30

Rata-rata harian 0,29 0,32 0,19 0,42 0,37

50 cm

T1

10.00 0,73 0,50 0,43 1,20 0,70

12.00 0,67 0,60 0,70 1,07 0,43

14.00 0,47 0,40 0,13 1,50 0,90

16.00 0,17 0,83 0,10 0,83 0,60

Rata-rata harian 0,51 0,58 0,34 1,15 0,66

T2

10.00 0,13 0,67 0,30 1,07 0,67

12.00 0,33 0,27 0,13 0,27 0,63

14.00 0,57 0,17 0,33 0,73 0,37

16.00 0,27 1,00 0,37 0,23 0,87

Rata-rata harian 0,33 0,53 0,28 0,58 0,64

100 cm

T1

10.00 0,40 0,30 0,30 0,70 0,80

12.00 0,47 0,43 0,27 0,90 0,80

14.00 0,67 0,47 0,63 0,63 0,37

16.00 0,07 0,37 0,17 0,40 0,27

Rata-rata harian 0,40 0,39 0,34 0,66 0,56

T2

10.00 0,17 0,30 0,17 1,03 0,67

12.00 0,17 0,53 0,17 0,27 0,27

14.00 0,27 0,67 0,07 0,53 0,33

16.00 0,20 0,17 0,20 0,20 0,47

Rata-rata harian 0,20 0,42 0,15 0,51 0,44 Keterangan: T1 = luar ruangan di belakang panel; T2 = di dalam ruangan; P1 =Althernanterasp.;

(42)

27

(a) di luar Ruangan

(b) di dalam Ruangan

(43)

berukuran kecil, lembut, dan berwarna hijau mengkilap yang tumbuh disepanjang batang tanaman. Luas permukaan tajuk tanaman ini relatif lebih luas dengan tingkat kerapatan daun yang tinggi. Permana (2004) menyatakan, semakin rapat komposisi tajuk serta luas permukaan daunnya, tanaman akan semakin efektif menghalau radiasi matahari sehingga suhu lingkungan dapat diturunkan. Daun Cuphea hyssopifolia memantulkan dan mentransmisikan radiasi matahari dengan baik sebelum mencapai ruang di bawahnya yaitu permukaan dinding bangunan. Klasifikasi kualitas penurunan suhu tiap jenis tanaman dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Klasifikasi kualitas penurunan suhu tiap model green panel

Jenis Tanaman Jarak antara Panel dan Dinding Bangunan

0 cm 50 cm 100 cm

Alternanterasp. S R R

Arachis pintoi S S S

Chlorophytumsp. R R R

Cuphea hyssopifolia T S S

Iresine herbstii T S S

Keterangan:

T : Penurunan suhu tinggi (∆t > 0.43)

S : Penurunan suhu sedang (0.31≤ ∆t ≤ 0.43)

R : Penurunan suhu rendah (∆t < 0.30)

JarakGreen Panelterhadap Penurunan Suhu Ruang

Hasil pengamatan yang dilaksanakan bulan Maret-April 2013 dengan cuaca relatif cerah menunjukan bahwa fungsi jarak pada green panel berbanding lurus dengan penurunan suhu ruang (data tanaman Cuphea hyssopifolia). Semakin dekat jarak panel dengan dinding bangunan maka penurunan suhu ruangan akan semakin rendah. Hal ini berlaku pada pengukuran tiap jenis tanaman percobaan yang digunakan. Hubungan antara jarak green panel dengan tingkat penurunan suhu digambarkan dalam fungsi regresi:Y = 0,006x + 28,5 dengan R² = 0,926.

Berdasarkan persamaan, penambahan 1 cm jarak akan meningkatkan suhu ruang 0,006 °C. Perhitungan fungsi regresi untuk jenis tanaman lain juga menunjukan korelasi yang sama. Suhu tinggi pada posisi panel yang berjauhan dengan dinding disebabkan oleh dua alasan. Pertama, suhu tinggi disebabkan oleh pembentukan ruang udara mati atau pulau bahang antara panel dan dinding bangunan. Ruang udara ini menyebabkan terhalangnya pelepasan panas dari dalam ruang. Aliran udara yang berlawanan dengan dinding bangunan menyebabkan turbulensi udara sehingga menghasilkan suhu yang lebih tinggi.

(44)

29

Kualitas Estetika Skala Jenis Tanaman Skor SBE

Tinggi > +20 Cuphea hyssopifolia 61,52

Iresine herbstii 67,08

Sedang -20 < x < +20

Arachis pintoi 0,00

Alternantera sp. -10,30

Chlorophytum sp. -8,71

Rendah < -20 Kontrol (tanpa tanaman) -46,70

Gambar 17 Pengaruh jarak panel terhadap suhu di dalam bangunan

y = 0.006x + 28.57 R² = 0.926

28,40 28,60 28,80 29,00 29,20 29,40

0 20 40 60 80 100 120

suhu Linear (suhu) Keterangan:

(45)
(46)

31

Kata sifat bipolar K P1 P 2 P3 P 4 P 5

Gersang–Teduh 2.63 4.67 4.10 4.13 5.73 5.80 Tidak Nyaman–Nyaman 3.37 4.41 4.20 3.77 5.47 5.27 Kasar–Halus 3.83 4.30 4.23 3.57 4.70 4.90 Gelap–Terang 3.97 4.57 4.33 4.47 4.83 4.87 Terbuka–Tertutup 2.70 3.63 3.97 3.73 4.23 4.30 Kaku–Rileks 2.50 4.23 4.00 4.13 5.53 5.37 Karakter Lemah–Karakter Kuat 3.47 4.13 4.00 3.63 5.03 6.03 Simpel–Kompleks 2.27 3.47 3.90 3.73 3.63 3.60 Ugly (Jelek)–Beautiful (Cantik) 3.00 4.87 4.80 4.43 5.53 6.03 Membosankan–Menarik 2.20 4.63 4.83 3.93 5.67 6.07 Statis–Dinamis 2.90 4.33 3.53 3.90 4.60 4.93 Panas–Dingin 2.50 4.83 4.27 4.43 5.30 5.00 Kosong–Penuh 2.33 4.57 4.23 4.50 5.00 5.23 Tidak Kontras–Kontras 3.20 4.20 4.57 4.00 4.10 5.90 Tidak Masif–Masif 3.23 3.77 3.97 3.97 4.13 4.83

(47)
(48)

33

Kombinasi green panel dengan nilai SBE tertinggi (Iresine herbstii) menunjukan respon bipolar bersifat positif (teduh, nyaman, karakter kuat, menarik, dinamis, kontras, dan lain sebagainya). Kesan ruang yang ditangkap responden adalah kegembiraan (gaiety), kekaguman (sublime) dan aksi dinamis (dinamic action). Kegembiraan diperoleh dari warna terang dan hangat (ungu kemerahan) dari tajuk tanaman Iresine herbstii. Kegaguman (sublime) muncul karena warna abu-abu pada dinding bangunan menguatkan karakter kemegahan yang berasal dari tajuk tanaman green panel. Sedangkan aksi dinamis terbentuk dari karekter Iresine herbstiiyang mencolok, mengaburkan kesan kaku pada arsitektural rumah tinggal.

KajianEco-Aesthethics Green Panel

Kriteria green panel yang sesuai untuk bangunan rumah tinggal disusun berdasarkan hubungan antar fungsiclimate control (ekologis) dalam menciptakan kenyamanan termal dan fungsi estetika untuk meningkatkan kualitas visual. Hubungan antar fungsi tersebut dianalisis dengan uji kebebasan (independensi) chi-quaredua faktor. Hasil perhitungan menunjukkan:

χ²hit = 5,08 χ²tab = 3,84

Hipotesis yang digunakan untuk mendukung pengujian adalah hipotesis awal (H0) dan hipotesis alternatif (H1), yaitu:

H0 : Fungsi ekologigreen paneldan kualitas estetika saling bebas.

H1 : Fungsi ekologigreen paneldan kualitas estetika tidak saling bebas.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diketahui:

χ²

hit >

χ²

tab

Tolak Ho

.

Kedua faktor ujiTIDAK SALING BEBAS / INDEPENDEN satu dengan yang lain. Kesimpulannya, terdapat hubungan antara fungsi menciptakan kenyamanan termal (ekologis) dengan peningkatan kualitas visual (estetika) oleh green panelpada bangunan rumah tinggal. Rekomendasi untuk penggunaangreen panel pada bangunan rumah tinggal berdasarkan hasi uji statistik tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

(49)

pada jarak 0 cm (menempel pada dinding bangunan). Pada jarak tersebut penurunan suhu ruang cukup optimum sehingga nyaman bagi manusia.

Tabel 8 Klasifikasieco-aesthetics green panel

Penurunan Suhu

(50)

35

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penerapan green panel pada bangunan memberi manfaat positif dari segi fungsi climate control dan estetika visual (eco-aesthetics). Manfaat fungsi yaitu peningkatan kenyamanan di dalam bangunan serta manfaat estetika yang terkait dengan psikologis berupa peningkatan nilai seni serta visual bangunan. Penerapan green panel pada skala rumah tinggal juga berperan sebagai media edukasi lingkungan bagi masyarakat sehingga kesadaran dalam menciptakan ruang hidup yang lebih baik dapat ditingkatkan.

Berdasarkan jarak peletakannya, jarak terbaikgreen panel terhadap dinding bangunan adalah 0 cm (menempel pada dinding). Pada jarak tersebut penurunan suhu ruang ada pada tingkat maksimum yaitu 0,42°C untuk kondisi di dalam ruang dan 0,79°C di luar ruang. Sementara berdasarkan jenis tanamannya, ground cover kombinasi yang paling baik dalam menurunkan suhu adalah jenis Cuphea hyssopifolia dan Iresine herbstii. Tingkat reduksi suhu ruang oleh ground cover tersebut berada pada rentang 0,65°C - 0,79°C pada kondisi cuaca cerah. Kedua ground coverini juga memiliki kualitas keindahan yang tinggi.

Mengacu pada hasil uji kebebasan, kombinasi panel yang paling baik untuk diaplikasikan pada skala rumah tinggal adalah Cuphea hyssopifolia dan Iresine herbstiiyang diletakkan pada jarak 0 cm dari dinding bangunan. Kombinasigreen paneltersebut memiliki kualitaseco-aestheticsyang tinggi berdasarkan klasifikasi eco-aesthetics.

Saran

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri E, Phil J.2008. Temperature decreases in an urban canyon due to green walls and green roofs in diverse climates. Building and Enviroment Science Direct [internet]. [diacu 2013 Juni 20]. Tersedia dari: http://www.sciencedirect-.com/science/article.

Brown RD, Terry JG. 1995. Microclimatic Landscape Design: Creating Thermal Comfort and Energy Efficiency. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Butaru. 2012. Green Building A Sustainable Consept for Construction Develop-ment in Indonesia. [internet]. [diacu 2012 Oktober 30]. Tersedia dari: http://bulletin.penataanruang.net.pdf

Carpenter PL, Theodore DW, dan Frederick OL. 1975. Plants in the Landscape. San Francisco: WH Freeman and Company.

Chiara JD, Lee K. 1984. Time-Saver Standart for Site Planning. New York: Mcgraw-Hill Book Company

Daniel TC, Boster RS. 1976. Measuring Landscape Aesthetics: The Scenic Beauty Estimation Method. New Jersey: USDA.

Desyana RD. 2011. Trend Desain Penanaman pada Lanskap Permukiman Bogor Nirwana Residence. Skripsi. Bogor. IPB: Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Frick H, Tri HM. 2006. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Greenroofs. 2008. Introduction to green wall technology, benefits and design.

2008. Jurnal Green Screen [internet]. [diacu 2013 Juni 15]. Tersedia dari: http://www.greenscreen.com.pdf

Grey GW, Frederick JD. 1985. Urban Forestry. New York : John Wiley and Sons Inc.

Gobster PH. 2007. The share landscape: what does aesthetics have to do with ecology?. Jurnal Landscape Ecology Springer Science [internet]. [diacu 2013 Juni 9]. Tersedia dari: http://edu_publications.pdf

Heise DE. 1965. Psychological Monographs: General And Applied Semantic Differential Profiles For 1,000 Most Frequent English Words. Journal. 79:8. Chicago.

Jen HL, Ming JC, dan Ruey LH. 2007. The Effect of Plants on Outdoor Thermal Sentation in Subtropical Climatic. Jurnal Building and Enviroment Science Direct [internet]. [diacu 2013 Juni 9]. Tersedia dari: http://www.sciencedirect-.com/science/article.

Kusumawati MNF. 2011. Standar Kenyamanan Termal Penghuni Gedung Perkantoran dalam upaya Konservasi Energi. 2005 [internet]. [diacu 2012 Oktober 9]. Tersedia dari: http://www.bsn.go.id.pdf

Latifah NL, Harry P, Agung P, dan Oswald PM. 2012. Kajian Kenyamanan Termal pada Bangunan Student Center Itenas Bandung. [internet]. [diacu 2013 Juni 20]. Tersedia dari: http://eprints.undip.ac.id/38576/1/PROSIDING.pdf Laurie M. 1990. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Terjemahan dari: An

Introduction to Landscape Architecture. Bandung: Intermatra.

Lestari G, Ira PK. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya. Lim C. 2007. Greening the Top. FuturArc New Architecture. 4"' quarter 2007

(52)

37

McGraw PV. 2013. Human color perception. Psicological Journal [internet]. [diacu 2013 Juni 15]. Tersedia dari: http:// socialpsychology.org/journals.pdf Miller RW. 1988. Urban Forestry, Planning and Managing Urban Greenspaces.

New Jersey: Prentice-Hall.inc.

Nassar JL. 1988. Environtment Aesthetics and Behavior. Planning and Everyday Urbanlife. New York: Addison-Wesly Publishing Company.

Noviandi TUZ. 2011. Desain Taman Vertikal pada Kluster Pine Forest, Sentul City, Bogor. Skripsi. Bogor. IPB: Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Nugraha AGA. 2011. Perencanaan Green Wall pada Marketing Office, Sentul City, Bogor. Skripsi. Bogor. IPB: Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Osgood CE, Suci J, dan Tannenbaum H. 1975. The Measure of Meaning. Urbana: University of Illnois Press.

Permana, Deni. 2004. Studi Iklim Mikro Tipe Penutupan Lahan Kampus IPB Darmaga Bogor. Skripsi. Bogor. IPB: Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Reed S. 2010. Energy Wise Landscape Design. Canada: New Society Publisher. Savitri. 1999. Pengaruh Tirai Tanaman Passiflora Coccinea terhadap Penurunan

Suhu dalan Ruang. Skripsi. Bogor. IPB: Jurusan Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sidone C. 2012.Green Roofs and Walls, the Benefits, Trends and Opportunities.

[internet]. [diacu 2012 Oktober 30]. Tersedia dari: http://www.upea.com.pdf. Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York: Mc Graw Hill Book

Company.

Susandi A, Indriani H, Mamad T, dan Irma N. 2008. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketinggian Muka Laut. Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol.12/No.2-/2008. [internet]. [diacu 2013 Juni 20]. Tersedia dari: http://journal/Dampak/-Perubahan/Iklim.pdf

Talarosha B. 2005. Menciptakan Kenyamanan Thermal dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6Juli 2005 [internet]. [diacu 2012 Oktober 9]. Tersedia dari: http://repository.usu.ac.id.pdf.

(53)

Lampiran 1 Kuisionerscenic beauty estimation(SBE)

Kuisioner

KAJIAN

ECO-AESTHETICS GREEN PANEL

PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

Oleh: Wiwiek Dwi Serlan H./A451110091

Petunjuk Pengisian KuisionerScenic Beauty Estimation

Di hadapan Anda akan dipresentasikan serangkaian gambar yang akan dinilai kualitas visualnya dalam lembar penilaian. Berilah tanda silang (x) pada bagian kolom yang Anda anggap sesuai dengan nilai keindahan yang ditangkap saat mengamati gambar yang disajikan.

Skala Keindahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K

P1

P2

P3

P4

P5

Keterangan :

1 = tidak disukai 10 = sangat disukai

P = panel dengan kombinasi tanaman K = kontrol

(54)

Partisipasinya-39

Lampiran 2 Kuisionersemantic differential (SD)

Kuisioner

KAJIAN

ECO-AESTHETICS GREEN PANEL

PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL

Oleh: Wiwiek Dwi Serlan H./A451110091

Petunjuk Pengisian KuisionerSemantic Differential

Di hadapan Anda akan dipresentasikan serangkaian gambar yang akan dinilai kesan visualnya dalam lembar penilaian. Berilah tanda silang (x) pada bagian kolom yang Anda anggap sesuai dengan kesan atau suasana lanskap yang ditangkap saat mengamati gambar yang disajikan.

Semantic Differential Scales

Kriteria -3 -2 -1 0 1 2 3 Kriteria

Gersang Teduh

Nyaman Tidak Nyaman

Halus Kasar

Gelap Terang

Tertutup Terbuka

Kaku Rileks

Karakter Kuat Karakter Lemah

Simpel Kompleks

Ugly (Jelek) Beautiful (Cantik)

Membosankan Menarik

Dinamis Statis

Dingin Panas

Penuh Kosong

Kontras Tidak Kontras

Masif Tidak Masif

(55)

Partisipasinya-Lampiran 3 Radiasi matahari dan serapan kalor

No Bahan dan Keadaan Permukaan Penyerapan (%) Pemantulan (%)

1

Lingkungan alami

Vegetasi 32 68

2 Tanah, Ladang 70-85 15-30

3 Pasir perak 70-90 10-30

4 Dinding Kayu

Warna muda 40-60 40-60

5 Warna tua 85 15

6

Dinding Batu

Marmer 40-50 50-60

7 Batu bata merah 60-75 25-40

8 Beton expose 60-70 30-40

9

Lapisan cat

Putih 10-20 80-90

10 Kuning 50 50

11 Abu-abu madya 60-70 30-40

12 Hitam 85-95 5-15

(56)

41

Lampiran 4 Perhitungan nilai kalor yang dikonduksikan oleh dinding bangunan

Nilai koefisien serap kalor bangunan rumah tinggal tanpagreen panel: α = 1/2 (αbatu bata merah +αcat abu-abu madya)

α = 0,5 x (0,75 + 0,70) α = 0,5 x 1,45

α = 0,725 α = 72,5 %

Nilai koefisien serap kalor bangunan rumah tinggal dengangreen panel: α = 1/3 (αbatu bata merah +αcat abu-abu madya +α vegetasi) α = 0,33 x (0,75 + 0,70 + 0,32)

α = 0,33 x 1,77 α = 0,584 α = 58,4 %

Total radiasi matahari yang ditransmisikan dinding bangunan dengan kombinasi green panelmelalui proses konduksi, adalah:

Q = K A

t

l

Q = (7,1.10-4) (4)(32,50-29,70) 0,15 Q = (2,84.10-3)(18,67) Q = 0,053 Js-1

Keterangan:

= laju perpindahan termal (Js-1)

= konduktivitas termal batu bata (7,1.10-4Jm-1s-1K-1) = luas penampang dinding tertutup panel (m²) ∆t = selisih suhu di luar dan dalam bangunan (ºC)

(57)

Lampiran 5 Hasil perhitungan perlakuan dengan SBE

4 9 23 0,766667 0,727913

5 9 14 0,466667 -0,08365

6 4 5 0,166667 -0,96742

7 0 1 0,033333 -1,83391

8 1 1 0 -2,12805

4 3 28 0,933333 1,501086

5 11 25 0,833333 0,967422

6 10 14 0,466667 -0,08365

7 4 4 0,133333 -1,11077

8 0 0 0 -2,12805

4 6 26 0,866667 1,110772

5 6 20 0,666667 0,430727

6 10 14 0,466667 -0,08365

7 4 4 0,133333 -1,11077

8 0 0 0 -2,12805

9 0 0 0 -2,12805

10 0 0 0 -2,12805

(58)

43

4 6 26 0,866667 1,110772

5 6 20 0,666667 0,430727

6 9 14 0,466667 -0,08365

7 5 5 0,166667 -0,96742

8 0 0 0 -2,12805

5 5 29 0,966667 2,053749

6 7 24 0,8 0,841621

7 10 17 0,566667 0,167894

8 6 7 0,233333 -0,72791

9 1 1 0,033333 -1,83391

10 0 0 0 -2,12805

5 3 28 0,933333 1,501086

6 8 25 0,833333 0,967422

7 8 17 0,566667 0,167894

8 5 9 0,3 -0,5244

9 4 4 0,133333 -1,11077

10 0 0 0 -2,12805

(59)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 April 1988 di Lampahan, Takengon Aceh Tengah, Propinsi Nangroe Aceh Darusalam. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan M. Hutajulu, SH dan Emma S.

Tahun 2006 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Bogor. Pada tahun tersebut penulis di terima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk (USMI). Tahun 2007 penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakulatas Pertanian, IPB dan menyelesaikan pendidikannya tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa magister pada tahun yang sama di Sekolah Pascasarjana IPB, Program Studi Arsitektur Lanskap melalui jalur program Beasiswa Unggulan Dalam Negeri, dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Tahun 2011.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi peserta dan panitia pada beberapa seminar ilmiah, pesertaWorkshop Green City2011: Penataan Ruang dan Rencana Aksi Kota Hijau, panitia Lokakarya Akreditasi Menuju Internasionalisasi Departemen Arsitektur Lanskap pada tahun 2012, danLiasion Officer (LO) pada Indonesian Landscape Architecture Student Workshop (ILASW) 2012. Penulis juga terlibat dalam beberapa projek dibidang Arsitektur Lanskap yaitu surveyor dan komputer grafis pada projek Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Wisata Terpadu Candi Muara Takus Kawasan Agropolitan Kecamatan XIII Koto Kampar tahun 2010; surveyor dan komputer grafis projek Rencana Induk Pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah (RIPKD) Kabupaten Kampar, Provinsi Riau tahun 2011; komputer grafis pada projek Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor tahun 2011; dan asisten tenaga ahli projek Kajian Pengembangan Komoditi Unggulan Berbasis Pariwisata Di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tahun 2012.

Gambar

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian
Gambar 3 Penerapan green panel pada bangunan
Gambar 4 Tipe struktur green panel pada bangunan rumah tinggal
Gambar 5 Lokasi penempatan green panel pada rumah tinggal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mujarab , Kompas edisi Rabu 30 Agustus 2006 (Politik &amp; Hukum), Jakarta hlm.. 1999 termasuk dalam wilayah Kabupaten Tebo untuk ditarik masuk ke wilayah Kabupaten Bungo 2.

Faktor lingkungan internal dan eksternal perlu diantisipasi, dipantau, dinilai, dan disertakan sedemikian rupa ke dalam proses pengambilan keputusan eksekutif. Para

adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;

menyelesaikan permasalahan program linier fuzzy dengan fungsi tujuan, koefisien kendala dan ruas kanan merupakan bilangan triangular fuzzy dan pada permasalahan

Kontraktor harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar untuk pengimbang dimana pemasangan dengan

Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah

Pangkalan militer berbentuk “support facilities base” untuk tentara angkatan laut China yaitu, The People’s Liberation Army-Navy (PLAN) yang akan beroperasi di

komitmen pegawai pada organisasi, khususnya affective commitment dan normative commitment , merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh pengelola organisasi; karena