ABSTRAK
MOH. QOMARUDIN. Identifikasi dan Inventarisasi Tanaman Pekarangan Rumah Penduduk di Kecamatan Paciran dan Laren, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Dibimbing oleh RITA MEGIA dan SULISTIJORINI.
Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal, kebanyakan berpagar keliling dan memiliki batas-batas yang jelas, ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman, yang digunakan untuk keperluan sehari-hari atau diperdagangkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menginventarisasi tanaman pekarangan serta untuk membandingkan pola pekarangan ditinjau dari jenis pekerjaan masyarakat (petani dan nelayan). Penelitian ini menggunakan metode random sampling, dengan memilih 5 desa di kecamatan Paciran (nelayan) dan 5 desa di kecamatan Laren (petani). Setiap desa diambil sepuluh rumah tangga sebagai sampel. Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan di Kabupaten Lamongan diperoleh 175 spesies (67 famili) yang meliputi Kecamatan Laren (petani) 155 spesies (63 famili) dan Kecamatan Paciran (nelayan) 84 spesies (43 famili). Jenis tanaman yang ditemukan di wilayah nelayan adalah tanaman hias (66,7%), tanaman buah (16,7%), tanaman obat (5,9%), tanaman bumbu/rempah (4,7%), tanaman kayu/fungsi lain (3,6%) dan tanaman sayur (2,4%). Jenis tanaman yang ditemukan di wilayah petani adalah tanaman hias (55,5%), tanaman buah (17,4%), tanaman obat (6,4%), tanaman bumbu/rempah (5,8%), tanaman kayu/fungsi lain (5,2%), tanaman penghasil pati (5,2%) dan tanaman sayur (4,5%). Perbedaan pola pekarangan dapat dilihat dari ketersediaan lahan pekarangan sempit atau terbatas, komposisi tanaman yang ditanam (campuran), letak tanaman terhadap bangunan rumah, dan pemanfaatan tanaman.
Kata kunci: pekarangan, kecamatan Paciran/nelayan, kecamatan Laren/petani.
ABSTRACT
MOH. QOMARUDIN. Identification and Plant Inventory of Home Garden in subdistrict Paciran and Laren Lamongan, East Java. Supervised by RITA MEGIA and SULISTIJORINI.
Home garden is a plot of land located immediately around the home, mostly fenced around and have clear boundaries, planted with one or various types of plants, which are used for everyday purposes or trade. The aims of this research were to identify and inventory the plants and to compare the pattern of home garden in type of work (the farmers and the fishermen). This research used random sampling method, by selecting five villages in the subdistrict Paciran (fishermen) and five villages in the sudistrict Laren (farmers). For each village ten households were taken as a sample. The results of the identification and plants inventory in Lamongan were 175 species (67 families) which included in subdistrict Laren (farmer) 155 species (63 families) and 84 species (43 families) in subdistrict Paciran (fishermen). The species found in the fishing area were ornamental plant (66,7%), fruit plant (16,7%), herbs (5,9%), flavor / spices (4,7%), timber plants / other functions (3.6%) and vegetables (2,4%). The species found in the farmers area were ornamental plant (55,5%), fruit plant (17,4%), herbs (6.4%), flavor/spices (5,8%), timber plants/other functions (5,2%), starch plant (5,2%) and vegetables (4,5%). The pattern of home garden differences can be seen from the availability of narrow or limited home garden area, the composition of planted plant (mixed), location of plant to home building, and plant utilization.
Penggunaan lahan dan perubahan fungsi lahan pertanian di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan faktor ekonomi, demografis dan politik, terutama setelah krisis ekonomi dan politik tahun 1997-1998. Peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri, urbanisasi penduduk dan komersalisasi lahan pertanian menjadi faktor utama dalam penurunan kualitas lingkungan dan penyempitan lahan pertanian (Arifin & Nakagoshi 2011). Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di pedesaan dan berada di sekitar kawasan hutan, umumnya memiliki pengalaman hidup dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam. Desa memiliki potensi lahan yang cukup besar dibandingkan dengan daerah perkotaan. Salah satu jenis lahan yang dapat dimanfaatkan adalah lahan pekarangan. Sistem penggunaan lahan di Jawa, seperti home garden (pekarangan) telah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dan merupakan warisan teknologi yang dikembangkan secara turun-temurun (Affandi 2002).
Pekarangan adalah tanah disekitar rumah kebanyakan berpagar keliling, ditanami berbagai macam tanaman semusim maupun tahunan yang dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari maupun perdagangan (Terra 1949). Soemarwoto (2001) mendefinisikan pekarangan sebagai sebidang tanah dengan batas tertentu, terdapat rumah di atasnya dan ditanami beraneka macam tanaman. Rukmana (2008) menyatakan bahwa pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah dimanfaatkan secara sambilan. Pada daerah pedesaan peranan dan fungsi pekarangan sangat penting dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari yaitu sebagai warung hidup, apotek hidup, lumbung hidup dan tabungan hidup.
Luas wilayah Kabupaten Lamongan adalah 1.812,80 km2 dan luas lahan pekarangan 10.816 ha, dengan jumlah penduduk 1,179,059 jiwa (BPS 2012). Jenis tanah di Kabupaten Lamongan terdiri dari 8 macam, meliputi : tanah alluvial hidromorf Penghasilan sebagian besar masyarakat
Kabupaten Lamongan adalah 23.186 orang, dengan pendapatan nelayan per kapita Rp. 2.496.000,00 – 5.500.000,00. Jumlah petani di Kabupaten Lamongan adalah 589.377 orang dengan pendapatan per kapita Rp. 6.000.000,00 – 9.000.000,00 (BAPPEDA LA 2012).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi tanaman pekarangan serta untuk membandingkan pola pekarangan ditinjau dari jenis pekerjaan masyarakat (petani dan nelayan) di Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2011 di Kecamatan Laren/petani Desa Brangsi, Bulu Brangsi, Godog, Karangtawar, dan Laren (Lampiran 1) dan Kecamatan Paciran/nelayan Desa Weru, Kranji, Tunggul, Paciran, dan Blimbing (Lampiran 2) Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tanaman yang ditemukan di pekarangan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan sampel, alat transportasi untuk mobilisasi, kertas, pensil, pulpen dan penggaris digunakan untuk menggambar sketsa pekarangan serta Kuisioner (Lampiran 3).
Metode Penelitian
HASIL
Deskripsi umum lokasi penelitian
Kecamatan Paciran memiliki jenis tanah alluvial hidromorf yang berasal dari sedimen darat dan laut yang terbentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang laut. Kecamatan Paciran merupakan daerah yang berdekatan dengan Laut Jawa, yang memiliki ketinggian 2 m dpl. Topografi wilayah Paciran berdasarkan tingkat kemiringan lahan adalah 2-15% (4.314 ha), 15-40% (425 ha) dan >40% (50 ha) dengan luas wilayah 4.789 ha (BAPPEDA LA 2012).
Kecamatan Laren memiliki jenis tanah grumosol kelabu yang berasal dari pelapukan batuan tua. Kecamatan Laren merupakan daerah yang berdekatan dengan Bengawan Solo, yang memiliki ketinggian 5
m dpl. Topografi wilayah Laren berdasarkan kemiringan lahan adalah 0-2 % sebesar 7.285 ha dan 2.315 ha (2-15%) dengan luas wilayah 9.600 ha (BAPPEDA LA 2012).
Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan
Total tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di Kabupaten Lamongan adalah sebanyak 175 spesies (67 famili) yang meliputi 84 spesies (43 famili) di Kecamatan Paciran dan 155 spesies (63 famili) di Kecamatan Laren. Lima famili terbanyak yang ditemukan ialah Araceae (16 spesies), Euphorbiaceae (15 spesies), Malvaceae dan Apocynaceae serta Arecaceae masing-masing 7 spesies (Tabel 1).
Tabel 1 Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan di Kabupaten Lamongan
No Nama Famili Manfaat Tinggi 13. Alocasia cucculata “
Daun hijau” Araceae Hias <1 m + -
14. Alocasia cucculata “
Daun merah” Araceae Hias <1 m + -
15. Aloe vera Liliaceae Obat <1 m + +
16. Amaranthus cruentus ”
Hot biscuit” Amaranthaceae Hias <1 m + +
17. Amaranthus cruentus “
Lanjutan Tabel 1
45. Catharanthus roseus “
Bunga putih” Apocynaceae Hias <1 m + -
46. Catharanthus roseus “
Bunga ungu” Apocynaceae Hias <1 m + + 55. Codiaeum variegatum “
Green yellow long leaf” Euphorbiaceae Hias 1-2 m + +
56. Codiaeum variegatum “
Petra” Euphorbiaceae Hias 1-2 m + +
57. Codiaeum variegatum “
Mamey” Euphorbiaceae Hias 1-2 m + +
58.
Codiaeum variegatum
“Yellow green red long leaf”
Euphorbiaceae Hias 1-2 m - +
59. Colocasia esculenta “
Batang daun hijau” Araceae Pati 1-2 m + -
60. Colocasia esculenta “
Lanjutan Tabel 1 74. Dracaena fragrans var.
massangeana Dracaenaceae Hias 1-2 m + - 87. Hibiscus rosa-sinensis “
Bunga merah” Malvaceae Hias 1-2 m + -
88. Hibiscus rosa-sinensis “
Bunga merah muda” Malvaceae Hias 1-2 m + -
89. Hibiscus rosa-sinensis “
Bunga putih” Malvaceae Hias 1-2 m + -
90. Hibiscus rosa-sinensis “
Bunga merah tumpuk” Malvaceae Hias 1-2 m + -
91. Hibiscus sabdariffa Malvaceae Buah/
obat 1-2 m + -
105. Jatropha curcas Euphorbiaceae Fungsi
lain 1-2 m + -
106. Jatropha multifida Euphorbiaceae Obat 1-2 m + - 107. Justica gendarrusa Acanthaceae Hias <1 m + -
Lanjutan Tabel 1 111. Lawsonia inermis Lythraceae Fungsi
lain 2-5 m + -
132. Pandanus amaryllifolius Pandanaceae Hias/
bumbu <1 m + + 133. Pandanus dubius Pandanaceae Hias <1 m + - 134. Pedilanthus tithymaloides “
Hijau” Euphorbiaceae Hias <1 m + +
135. Pedilanthus tithymaloides “
Lanjutan Tabel 1 151. Rosa chinensis var.
odorata Rosaceae Hias 1-2 m + -
Pola pekarangan di Kecamatan Paciran dan Laren dapat dilihat melalui empat indikator: a) luas lahan pekarangan,
b) pemanfaatan tanaman pekarangan, c) komposisi tanaman pekarangan dan d) variasi letak tanaman terhadap rumah.
Tabel 2 Perbandingan luas pekarangan
Luas pekarangan (m2) Kec. Paciran (nelayan) Kec. Laren (petani)
a) Luas lahan pekarangan
Perbandingan luas pekarangan di Kecamatan Paciran dan Laren, dilihat melalui ketersediaan lahan pekarangan yang dimiliki setiap rumah. Dari 50 rumah di Kecamatan Paciran sebesar 84% memiliki luas 5-10 m2. Pekarangan pada wilayah nelayan dengan luas 30-40 m2, 40-50 m2 dan >50 m2 tidak ditemukan. Hasil yang berbeda diperoleh pada Kecamatan Laren, dari total 50 rumah diperoleh persentase terbesar 36% (30-40 m2) dan terkecil 4 % (5-10 m2 & 40-50 m2)(Tabel 2).
b) Pemanfaatan tanaman pekarangan Manfaat tanaman pekarangan dapat dilihat berdasarkan kelompok tanaman yang ditanam oleh penduduk. Tanaman yang dominan ditanam di kedua wilayah penelitian adalah tanaman hias dengan persentase 66,7% di Kecamatan Paciran dan pada Kecamatan Laren 55,5%. Hasil berbeda terlihat pada tanaman penghasil pati, dimana di Kecamatan Laren ditemukan 8 spesies dengan persentase 5,2% tetapi tidak ditemukan pada Kecamatan Paciran (Tabel 3).
Tabel 3 Persentase jumlah spesies berdasarkan kelompok tanaman
c) Manfaat pekarangan
Tabel manfaat pekarangan menunjukkan bahwa pekarangan memiliki fungsi utama sebagai fungsi estetika. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase dikedua wilayah penelitian dibandingkan dengan persentase manfaat pekarangan lainnya. Dari 50 rumah di Kecamatan
Paciran diperoleh 29 rumah (58%) dan pada Kecamatan Laren 16 rumah (32%) pekarangan sebagai fungsi estetika. Hasil berbeda terdapat pada manfaat pekarangan sebagai pagar hidup dan jalan antar tertangga dengan persentase 20% dan 10% di Kecamatan Laren tetapi tidak ditemukan pada Kecamatan Paciran (Tabel 4).
Tabel 4 Manfaat pekarangan
d) Komposisi tanaman pekarangan Komposisi tanaman pekarangan dilihat dari ketinggian tanaman. Kelompok tanaman dengan ketinggian <1 m lebih dominan dibandingkan dengan kelompok tanaman lainnya. Hal ini terlihat dari besarnya persentase tanaman dengan
ketinggian <1 m di kedua wilayah penelitian, pada Kecamatan Laren diperoleh 51% dan pada Kecamatan Paciran 47,6%. Persentase terkecil terdapat pada kelompok tanaman dengan ketinggian >10 m yaitu 0,2% di Kecamatan Laren tetapi tidak ditemukan di Kecamatan Paciran (Tabel 5). Kelompok tanaman Kecamatan Laren/petani Kecamatan Paciran/nelayan
∑ spesies (%) ∑ spesies (%)
Manfaat Pekarangan Kec. Paciran (nelayan) Kec. Laren (petani)
Tabel 5 Persentase komposisi tanaman berdasarkan ketinggian
Variasi Letak tanaman terhadap rumah Pola variasi letak tanaman terhadap rumah di Kecamatan Paciran terlihat dimana tanaman pohon dengan kanopi yang lebar diletakkan dekat dengan pintu pagar,
tanaman hias (dalam pot) berada di dekat rumah, serta tidak ditemukan tanaman yang ditanam dibelakang rumah (Gambar 1).
5-10 m
Gambar 1 Sketsa variasi letak tanaman terhadap bangunan rumah di Kecamatan Paciran/nelayan Keterangan :
Eugenia aquea Capsicum annum Mangifera indica Morinda citrifolia Sansevieria ehrenbergii Annona squamosa Ixora coccinea Cocos nucifera Catharanthus roseus Aloe vera Adenium obesum Aglaonema sp. Euphorbia milii Heliconia colinsiana Cycas rumphii Vitis vinifera
Chrysalidocarpus lutescens Musa acuminata x balbisiona Anthurium plowmanii Ocimum sanctum
Zamiocucas zamiifolia Solanum lycopersicum Nerium oleander Codiaeum variegatum Punica granatum Rhoeo discolor Cymbopogon nardus Ixora stricta Muntingia calabura Hibiscus tiliaceus Amaranthus hybridus Agave americana
Ketinggian (m) Kecamatan Laren/petani ∑ Kecamatan Paciran/nelayan
Tanaman % ∑ Tanaman %
< 1 79 51 40 47,6
1-2 34 21,9 23 27,4
2-5 27 17,5 14 16,7
5-10 14 9 7 8,3
> 10 1 0,6 - -
∑ Total 155 100 84 100
Belakang rumah
Pola variasi letak tanaman pada Kecamatan Laren memiliki kesamaan dengan di Kecamatan Paciran yaitu tanaman pohon dengan kanopi yang lebar ditanam dekat dengan pintu pagar, tanaman hias
(dalam pot) berada di dekat rumah. Perbedaan terjadi untuk letak tanaman sayur dan buah yang ditanam di samping dan belakang rumah serta jenis tanaman yang ditanam lebih banyak (Gambar 2).
30-40 m
Gambar 2 Sketsa variasi letak tanaman terhadap bangunan rumah di Kecamatan Laren/petani
Keterangan :
Barleria cristata Capsicum annum Saccharum officinarum Mangifera indica Morinda citrifolia Spondias dulcis Sansevieria ehrenbergii Annona squamosa Dieffenbachia amoena Leucaena leucocephala Cocos nucifera Pandanus amaryllifolius Dalbergia latifolia Oryza sativa Colocasia esculenta Psophocarpus tetragonolobus Adenium obesum Lagenaria siceraria Brassica rapa Euphorbia milii Swietenia macrophylla Hibiscus rosa-sinensis Jasminum sambac Ipomoea batatas Musa acuminata x balbisiona Curcuma longa Carica papaya
Anthurium plowmanii Ocimum sanctum Artocarpus heterophyllus Punica granatum Psidium guajava Schleichera oleosa Zamiocucas zamiifolia Ceiba pentandra Acacia auriculiformis
Manihot esculenta Tectona grandis Curcuma xanthorrhiza Cymbopogon nardus Eugenia jambolana Solanum melongena Muntingia calabura Aglaonema sp. Solanum lycopersicum Amaranthus hybridus Manilkara zapota Rosa chinensis
PEMBAHASAN
Perbedaan hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan relatif besar di antara kedua wilayah penelitian. Pada Kecamatan Laren diperoleh lebih banyak jenis tanaman dengan jumlah 155 spesies dan pada Kecamatan Paciran diperoleh 84 spesies. Banyaknya spesies tanaman pekarangan di Kecamatan Laren dipengaruhi oleh jenis pekerjaan penduduk yang mayoritas bekerja sebagai petani (11428 jiwa). Kecamatan Paciran mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan (17.743 jiwa), sehingga kepedulian terhadap budidaya tanaman sangat kurang.
Menurut Penny dan Ginting (1984), petani pada dasarnya mempunyai pengetahuan luas tentang usaha pekarangan, yang merupakan upaya meningkatkan pendapatan dan menjaga lingkungan hidup mereka sehari-hari. Petani dengan lahan pekarangan yang luas disekitar rumah, memungkinkan untuk melakukan budidaya berbagai jenis tanaman.
Hasil inventarisasi tanaman pekarangan yang dilakukan Arifin et al. (1998) di Bogor-Puncak-Cianjur (BOPUNJUR), dari 115 rumah diperoleh 440 spesies. Penelitian juga dilakukan oleh Vlkova et al. (2010) di Phong My Commune Vietnam Tengah, dari 101 rumah diperoleh 67 spesies. Penelitian Umiatun dan Yusriana (2008), di Desa Majasari Kabupaten Banjarnegara mendapatkan 101 spesies (39 famili) dari 67 rumah/sampel. Tanaman yang diperoleh di Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, lebih banyak di bandingkan dengan di Desa Majasari Kabupaten Banjarnegara. Banyaknya tanaman pekarangan yang diperoleh di Kecamatan Laren mungkin disebabkan oleh perbedaan luas wilayah. Luas Desa Majasari adalah 16,97 ha sedangkan Kecamatan Laren memiliki luas wilayah 9.600 ha.
Jenis tanaman yang paling banyak ditemukan pada Kecamatan Paciran berasal dari famili Araceae (10 spesies). Jenis tanaman terbanyak kedua di Kecamatan Paciran berasal dari famili Arecaceae dan Euphorbiaceae masing-masing 7 spesies. Banyaknya spesies dari famili Araceae pada pekarangan mungkin dikarenakan keindahan daunnya sebagai tanaman hias serta mudah dalam perawatan. Contohnya adalah bunga bahagia (Dieffenbachia amoena), Aglonema (Aglaonema sp.) dan bunga keladi (Caladium bicolor).
Pada Kecamatan Laren terdapat dominasi famili Araceae dan Euphorbiaceae masing-masing 14 spesies. Spesies dari famili Euphorbiaceae banyak ditanam di pekarangan karena memiliki banyak manfaat, serta mudah dalam pemeliharaannya. Contohnya adalah singkong (Manihot esculenta) yang dapat dimakan; bunga puring (Codiaeum variegatum) karena keindahan daunnya; euphorbia (Euphorbia sp.) karena keindahan bunganya sebagai tanaman hias; jarak tintir (Jatropha multifida) berfungsi sebagai obat, bagian yang digunakan untuk obat adalah getah tanaman yang berfungsi untuk obat penyembuh luka atau antiseptik.
Suhu dan kelembaban merupakan faktor yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi aktivitas dan penyebaran tanaman. Kecamatan Paciran mempunyai suhu dan kelembaban udara relatif berkisar antara 20-30 0C dan 56 – 77 % sedangkan Kecamatan Laren memiliki suhu dan kelembaban udara relatif berkisar antara 25-29 0C dan 64-87 %. Menurut Rubatzky et.al (1998), suhu dan kelembaban berpengaruh sangat besar dalam mendukung atau membatasi pertumbuhan semua organisme hidup dan mempengaruhi sebaran tanaman.
Faktor pH tanah juga berpengaruh terhadap persebaran tanaman pekarangan. pH tanah pada pemukiman nelayan berkisar 4-6,5 dengan kandungan pasir 60-80%. Kisaran pH tersebut kurang memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan subur karena terlalu asam. Kecamatan Laren memiliki ciri tanah ketika musim penghujan mengembang dan dalam musim kemarau retak-retak. pH tanah berkisar 5,8-7 sehingga memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Menurut Mulyadi (2003), ketersediaan unsur hara bagi tanaman baik, jika pH tanah berada di sekitar keadaan netral (6-7).
rumah yang menanam buah jamblang di pekarangan rumah.
Ketersediaan lahan pekarangan merupakan salah satu faktor yang menentukan keanekaragaman tanaman pekarangan. Penduduk pada Kecamatan Laren memiliki luas pekarangan rata-rata 30-40 m2. Hal ini menyebabkan tersedianya lahan untuk menanam tanaman di pekarangan. Luas pekarangan pada Kecamatan Paciran rata-rata 5-10 m2, terbatasnya lahan pekarangan akibat dari letak rumah satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Oleh karena itu, lahan pekarangan menjadi sempit dan berpengaruh terhadap banyaknya tanaman yang ditanam di lahan pekarangan. Menurut Gerrard (1967) dalam Arrijani (2003), keanekaragaman jenis tergantung dari luas lahan, sehingga semakin luas lahan akan semakin besar pula keanekaragaman jenisnya.
Tanaman yang dominan ditanam oleh penduduk di kedua wilayah penelitian adalah tanaman hias. Namun terjadi perbedaan persentase diantara keduanya (Tabel 3). Perbedaan hasil persentase terbesar terjadi pada kelompok tanaman penghasil pati. Hasil yang berbeda tersebut disebabkan oleh kondisi tanah di Kecamatan Paciran yang berpasir dan cenderung kering sehingga tidak cocok untuk tanaman seperti ganyong (Canna edulis), talas (Colocasia esculenta), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan padi (Oryza sativa).
Keanekaragaman tanaman yang ditanam pada sebagian besar pekarangan di rumah nelayan (Kec. Paciran) sangat sedikit dan cenderung kurang beragam. Dari 50 rumah terdapat 9 rumah dengan tanaman pekarangan monokultur seperti mangga (Mangifera indica) atau jambu air (Eugenia aquea) saja, sedangkan di pekarangan petani (Kec. Laren) penduduk menanam berbagai macam tanaman mulai dari semak bunga daun madu (Barleria cristata) sampai pohon randu (Ceiba pentandra).
Fungsi utama pekarangan di kedua wilayah penelitian adalah sebagai kebutuhan rohani dalam bentuk estetika. Hal ini terlihat dari besarnya persentase manfaat pekarangan sebagai fungsi estetika di Kecamatan Paciran dan Laren. Pekarangan selain berfungsi untuk estetika, juga memiliki manfaat lain seperti untuk menjemur ikan hasil tangkapan pada Kecamatan Paciran dan sebagai tempat menjemur hasil panen seperti gabah, jagung
dan kacang tanah sebelum disimpan atau dijual pada Kecamatan Laren (Tabel 4). Menurut Arief (1990), bagi masyarakat yang tidak mengharapkan pekarangan sebagai sumber pendapatan atau kebutuhan sehari-hari, maka pekarangan berfungsi sebagai pemuas kebutuhan rohani dalam bentuk keindahan.
Penggunaan tanaman sebagai pagar hidup seperti bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan bunga sinyo nakal (Duranta repens) memungkinkan adanya lurung (jalan) antar tetangga, selain sebagai pembatas kavling atau kepemilikan. Ada beberapa manfaat lain dari penggunaan tanaman sebagai pagar hidup yakni sebagai penyaring suara, debu, dan bau. Pada saat hujan, akar tanaman berfungsi sebagai penahan air yang dapat disimpan sebagai cadangan air. Tanaman pagar yang rimbun akan dapat meredam kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor. Sebagian daun tanaman dapat menyerap polutan-polutan seperti gas NO dan CO2 hasil buangan gas (Saraswati 2008).
Hasil penelitian National Aeronautics and Space Administration (NASA) (1999) [dalam] Purwanto (2006), menyebutkan bahwa sansivera mampu menyerap 107 polutan udara. Kemampuan tersebut disebabkan oleh adanya kandungan bahan aktif pregnan glikosida yang dapat menyerap dan menguraikan polutan menjadi asam organik. Data tersebut, didukung dengan Penelitian Wolverton Environmental Servis yang menguatkan kemampuan sansivera dalam menyerap senyawa kimia berbahaya seperti benzena, kloroform, xylen, formaldehid, dan trikloroetilen.
Pola variasi letak tanaman pekarangan di kedua wilayah penelitian hampir sama. Perbedaan terjadi untuk letak tanaman sayur dan buah, pada Kecamatan Paciran ditanam di halaman depan, karena sebagian besar lahan pekarangan tidak tersedia di samping dan belakang, sedangkan pada Kecamatan Laren ditanam di lahan samping dan belakang rumah. Menurut Rukmana (2004), proporsi pekarangan yang baik adalah 2/3 bagian merupakan halaman Halaman samping (service area) berfungsi untuk menanam tanaman obat dan bumbu. Halaman belakang (private area) berfungsi untuk menanam tanaman buah, sayur, dan pohon dengan kanopi yang lebar. Menurut kriteria tersebut, maka pekarangan di Kecamatan Laren termasuk ke dalam pekarangan ideal atau baik.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa penduduk, terjadi perbedaan dalam memanfaatkan tanaman pekarangan. Petani menanam tanaman buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta menambah pendapatan. Misalnya pisang (Musa spp.) yang dimanfaatkan daunnya untuk pembungkus, buahnya dimakan dan dijual ke pasar, sawi hijau (Brassica rapa) untuk dimanfaatkan sehari-hari dan dijual ke pasar. Nelayan menanam tanaman buah seperti jambu air (Eugenia aquea) hanya sebagai peneduh halaman. Hal berbeda dilakukan nelayan di desa Tunggul dengan menjual buah jambu air di dekat jalan raya. Perbedaan ini mungkin karena letak desa Tunggul yang berdekatan dengan kawasan wisata Maharani Zoo and Cave serta Wisata Bahari Lamongan (WBL).
Pada masyarakat nelayan pekarangan belum dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga. Luas lahan yang sempit menjadi kendala utama, namun dengan berkembangnya teknik budidaya tanaman buah dan sayur seperti teknik vertikultur dan tabulampot kendala tersebut mungkin bisa diatasi.
SIMPULAN
Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan di Kabupaten Lamongan diperoleh 175 spesies (67 famili) yang meliputi 84 spesies (43 famili) di
Kecamatan Paciran dan 155 spesies (63 famili) di Kecamatan Laren. Jenis tanaman yang ditemukan di kedua wilayah penelitian dapat dikelompokan ke dalam tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat, tanaman bumbu/rempah, tanaman kayu/fungsi lain dan tanaman sayur dengan persentase yang berbeda-beda diantara kedua wilayah penelitian. Persentase terbesar terdapat pada kelompok tanaman hias yakni 66,7% pada Kecamatan Paciran dan pada Kecamatan Laren 55,5%. Tanaman penghasil pati hanya ditemukan di Kecamatan Laren. Perbedaan pola pekarangan dapat dilihat dari ketersediaan lahan pekarangan sempit atau terbatas, pemanfaatan tanaman pekarangan, komposisi tanaman pekarangan, dan variasi letak tanaman terhadap rumah.
SARAN
Pekarangan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga perlu adanya sosialisasi tentang potensi atau manfaat pekarangan di Kabupaten Lamongan. Masyarakat nelayan hendaknya melakukan upaya pengelolaan lahan pekarangan, yang mengarah pada tanaman yang bernilai ekonomis dalam jumlah lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun meningkatkan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi O. 2002. Home garden : sebagai salah satu sistem agroforestry lokal : Studi Kasus di Daerah Krui, Lampung. Medan: Draft Journal Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
Arief A. 1990. Hortikultura Tanaman Buah-buahan, Tanaman Sayur-sayuran, Tanaman Bunga atau Hias.Yogyakarta: PT. Andi Offset (Halaman 75-76).
Arifin HS, Sakamto K, Chiba K. 1998. Effects of The Urbanization on the Vegetation structure of home gardens in west java, Indonesia. Japan Trop Agric. 42:94-102.
Arifin HS, Nakagoshi N. 2011. Landscape Ecology and Urban Biodiversity in Tropical Indonesian Cities. Landscape Ecol Eng. 7:33-43. Arrijani. 2003. Keanekaragaman Tanaman
KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR
MOH. QOMARUDIN
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
MOH. QOMARUDIN. Identifikasi dan Inventarisasi Tanaman Pekarangan Rumah Penduduk di Kecamatan Paciran dan Laren, Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Dibimbing oleh RITA MEGIA dan SULISTIJORINI.
Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal, kebanyakan berpagar keliling dan memiliki batas-batas yang jelas, ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman, yang digunakan untuk keperluan sehari-hari atau diperdagangkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menginventarisasi tanaman pekarangan serta untuk membandingkan pola pekarangan ditinjau dari jenis pekerjaan masyarakat (petani dan nelayan). Penelitian ini menggunakan metode random sampling, dengan memilih 5 desa di kecamatan Paciran (nelayan) dan 5 desa di kecamatan Laren (petani). Setiap desa diambil sepuluh rumah tangga sebagai sampel. Hasil identifikasi dan inventarisasi tanaman pekarangan di Kabupaten Lamongan diperoleh 175 spesies (67 famili) yang meliputi Kecamatan Laren (petani) 155 spesies (63 famili) dan Kecamatan Paciran (nelayan) 84 spesies (43 famili). Jenis tanaman yang ditemukan di wilayah nelayan adalah tanaman hias (66,7%), tanaman buah (16,7%), tanaman obat (5,9%), tanaman bumbu/rempah (4,7%), tanaman kayu/fungsi lain (3,6%) dan tanaman sayur (2,4%). Jenis tanaman yang ditemukan di wilayah petani adalah tanaman hias (55,5%), tanaman buah (17,4%), tanaman obat (6,4%), tanaman bumbu/rempah (5,8%), tanaman kayu/fungsi lain (5,2%), tanaman penghasil pati (5,2%) dan tanaman sayur (4,5%). Perbedaan pola pekarangan dapat dilihat dari ketersediaan lahan pekarangan sempit atau terbatas, komposisi tanaman yang ditanam (campuran), letak tanaman terhadap bangunan rumah, dan pemanfaatan tanaman.
Kata kunci: pekarangan, kecamatan Paciran/nelayan, kecamatan Laren/petani.
ABSTRACT
MOH. QOMARUDIN. Identification and Plant Inventory of Home Garden in subdistrict Paciran and Laren Lamongan, East Java. Supervised by RITA MEGIA and SULISTIJORINI.
Home garden is a plot of land located immediately around the home, mostly fenced around and have clear boundaries, planted with one or various types of plants, which are used for everyday purposes or trade. The aims of this research were to identify and inventory the plants and to compare the pattern of home garden in type of work (the farmers and the fishermen). This research used random sampling method, by selecting five villages in the subdistrict Paciran (fishermen) and five villages in the sudistrict Laren (farmers). For each village ten households were taken as a sample. The results of the identification and plants inventory in Lamongan were 175 species (67 families) which included in subdistrict Laren (farmer) 155 species (63 families) and 84 species (43 families) in subdistrict Paciran (fishermen). The species found in the fishing area were ornamental plant (66,7%), fruit plant (16,7%), herbs (5,9%), flavor / spices (4,7%), timber plants / other functions (3.6%) and vegetables (2,4%). The species found in the farmers area were ornamental plant (55,5%), fruit plant (17,4%), herbs (6.4%), flavor/spices (5,8%), timber plants/other functions (5,2%), starch plant (5,2%) and vegetables (4,5%). The pattern of home garden differences can be seen from the availability of narrow or limited home garden area, the composition of planted plant (mixed), location of plant to home building, and plant utilization.
KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR
MOH. QOMARUDIN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul
: Identifikasi dan Inventarisasi Tanaman Pekarangan Rumah
Penduduk di Kecamatan Paciran dan Laren, Kabupaten
Lamongan Jawa Timur
Nama
: Moh. Qomarudin
NIM
: G34070123
Departemen : Biologi FMIPA IPB
Menyetujui,
Pembimbing I
Dr. Rita Megia, DEA
NIP: 19550214 198103 2 001
Pembimbing II
Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si
NIP: 19630920 198903 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Biologi FMIPA IPB
Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si
NIP : 19641002 198903 1 002
Alhamdulillahirobbil’ alamin, Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang maha pencipta lagi maha pemelihara segala ciptaan-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Identifikasi dan Inventarisasi Tanaman Pekarangan Rumah Penduduk di Kecamatan Paciran dan Laren, Kabupaten Lamongan Jawa Timur.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementrian Agama Republik Indonesia yang telah membiayai penulis selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Rita Megia, DEA selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Dra. Anja Meryandini, MS selaku dosen penguji dari komisi pendidikan departemen Biologi IPB. Terima kasih juga kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materi agar penulisan karya ilmiah ini berjalan dengan lancar.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan lancar. Akhir kata dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati, penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penyusun meminta maaf. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.
Bogor, 27 Januari 2012
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Lamongan pada tanggal 06 Juni 1988 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Abdul Manan dan Ibu Tarwiyah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MIM 18 Sidodadi lulus 2001, SMPM 12 Sendangagung lulus 2004, dan pada 2007 penulis lulus dari Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan. Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Departemen Agama Republik Indonesia. Penulis diterima pada Program major Biologi, Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam dan minor Kewirausahaan Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Selama studi di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi asisten studi lapang tahun 2011 di Gunung Walat, serta menjadi asisten mata kuliah Biologi Dasar tahun 2011. Selain itu, Penulis aktif dalam kegiatan non akademik diantaranya: menjabat sekretaris CSS MoRA IPB tahun 2008-2009, ketua divisi PSDM CSS MoRA IPB tahun 2009-2010, ketua UKM Bola Voli IPB pada tahun 2010-2011, serta ketua Forum Mahasiswa Lamongan (FORMALA IPB) tahun 2010-2011.
Sulawesi Utara [tesis]. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta. [BAPPEDA LA] Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Kabupaten Lamongan. 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan 2007-2012. Lamongan: BAPPEDA LA; 2012.
[BPS JATIM] Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2012. Data Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Surabaya: BPS JATIM; 2012
Mulyadi AP. 2003. Pengantar Budidaya Tanaman. Purwokerto: Fakultas Pertanian UMP.
Nugraha A. 2006. Pemanfaatan Sumberdaya Pekarangan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Penny, Ginting M. 1984. Pekarangan, Petani dan Kemiskinan : Suatu Studi Tentang Sifat dan Hakekat Masyarakat Tani di Sriharjo Pedesaan Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University press (Halaman 62-82).
Purwanto AW. 2006. Sansevieria, Flora Cantik Penyerap Racun. Yogyakarta: Kanisius (Halaman 20-22).
Rubatzky, Vincent E, Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan Gizi, Jilid 2. Bandung: ITB press (Halaman 262).
Rukmana R. 2004. Temu-temuan, Apotek Hidup di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius (Halaman 37-38)
Rukmana R. 2008. Bertanam Buah-buahan di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius (Halaman 9-12).
Saraswati D. 2008. Ragam Desain Pagar Tanaman. Bogor: Griya kreasi (Halaman 11-15).
Soemarwoto O. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Terra GJA. 1949. The Javanese Homegarden. Soemarwoto O, Conway, penerjemah; Jakarta. Terjemahan dari: Tuinbouw : Van Hall en C. Van de. Koppel : De Landbouw in de indische archpel.IIA. (Halaman 95-118)
Umiatun, Yusriana B. 2008. Inventarisasi Tanaman Pekarangan di Desa Majasari Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara. Biosainstifika. 1: 45-54.
Vlkova M et al. 2011. Ethnobotanical knowledge and agrobiodiversity in subsistence farming: case study of home gardens in Phong My Commune, Central Vietnam. Genet Resour Crop Evol. 58:629-644.
Peta Jawa Timur
Sumber: eastjava.com
Kecamatan Laren Sumber : info-lamongan.blogspot.com
Sumber : Buku Kecamatan Laren
Keterangan : = Desa Laren = Desa Karangtawar = Desa Godok = Desa Bulu Brangsi = Desa Brangsi Aliran Bengawan Solo
Lampiran 2 Peta Kabupaten Lamongan
Peta lokasi penelitian di Kecamatan Paciran
Peta Jawa Timur
Sumber: eastjava.com
Kecamatan Paciran Sumber : info-lamongan.blogspot.com
Sumber : Buku Kecamatan Paciran
Keterangan: = Desa Blimbing = Desa Paciran = Desa Tunggul = Desa Kranji = Desa Weru Laut Jawa
Wisata Bahari Lamongan &
MAZOLA
Laut Jawa
Lampiran 3
NO:
KUISIONER PENELITIAN
Tanaman Pekarangan di Desa :……….RT/RW………..
Kecamatan :………..Kabupaten Lamongan
A. Data Pribadi :
1. Nama Koresponden :………...
2. Umur :………
3. Pekerjaan Utama : Petani/Nelayan
4. Pekerjaan Tambahan :………
5. Pendidikan Tertinggi :………(tidak wajib)
6. Jumlah anggota keluarga:………
B. Daftar Pertanyaan :
1. Berapa lama bertempat tinggal di daerah ini:
a. <1 tahun d. 4 tahun g. lainnya……… b. 2 tahun e. >5 tahun
c. 3 tahun f. <10 tahun 2. Luas pekarangan rumah yang dimiliki :
a. 5-10 m2 d. 30-40 m2 g. lainnya………..
b. 10-20 m2 e. 40-50 m2 c. 20-30 m2 f. > 50 m2
3. Fungsi tanaman pekarangan rumah menurut bapak/ibu/saudara/i? a. Tempat bermain anak-anak e. Jalan antar tetangga b. Tempat berkumpul keluarga g. Memperindah rumah c. Tempat menanam tanaman h. Lainnya
d. Pagar hidup
4. Tanaman yang sering dipakai untuk ditanam di pekarangan rumah : a. Tanaman hias f. Tanaman rempah-rempah b. Tanaman buah-buahan g. Tanaman obat
c. Tanaman sayur-sayuran h. lainya……… d. Tanaman penghasil pati (ex. singkong, kentang)
e. Tanaman untuk bahan kayu (kayu bakar, kayu bangunan) 5. Tanaman hias yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
6. Tanaman buah yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
a………..sbg………. b………..sbg………. c………..sbg………. d………..sbg………. 7. Tanaman sayur yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
a………..sbg………. b………..sbg………. c………..sbg………. d………..sbg………. 8. Tanaman obat yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
a………..sbg………. b………..sbg………. c………..sbg………. d………..sbg………. 9. Tanaman kayu yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
a………..sbg………. b………..sbg………. c………..sbg………. d………..sbg………. 10. Tanaman Bumbu yang dimanfaatkan di pekarangan rumah :
a………..sbg………. b………..sbg………. c………..sbg………. d………..sbg………. 11. Bagaimana intensitas penyiraman tanaman pekarangan :
a. > 3 kali/hari b. 1 kali/hari c. 2 kali/hari
d. Lainnya…………..
13. Darimanakah tanaman pekarangan Anda berasal?
a. Turun-temurun
b. Menanam sendiri
c. Pemberian d. Lainnya…