• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Proses Produksi dan Pasca Panen Selada (Lactuca sativa L.) Secara Aeroponik dan Hidroponik Deep Flow Technique di Amazing Farm, Lembang, Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Proses Produksi dan Pasca Panen Selada (Lactuca sativa L.) Secara Aeroponik dan Hidroponik Deep Flow Technique di Amazing Farm, Lembang, Bandung."

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA PANEN

SELADA (

Lactuca sativa

L.) SECARA AEROPONIK DAN

HIDROPONIK

DEEP FLOW TECHNIQUE

DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG

BENNY RAHARDIAN PRAWOTO

A24070191

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

BANDUNG

Benny Rahardian Prawoto dan Juang Gema Kartika

Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga, Bogor, West Java Indonesia

Phone: +62 8211 734 8580

ABSTRACT

Vegetables are needed by human being as their consumption to fulfill their daily nutrition, that’s why the opportunity of vegetables production is widely opened to be developed. This opportunity drives people to use the suitable technique to gain optimum production as well as the quality, quantity and continuity, such as using aeroponic and hydroponic system. The internship was implemented in Amazing Farm, Field Cikahuripan 1, Lembang, Bandung. Amazing farm is one of the leading companies in horticultural products. The purposes of the internship were to get working experience and practical knowledge about production of aeroponic and hydroponic lettuce (green curly, lollorossa and romaine), discover the difference between aeroponic and hydroponic system, get management and post harvest experience and also help the company to solve problems in cultivation technique. Aeroponic system can produce lettuce crop better than hydroponic does. The post harvest observation of

(3)

RINGKASAN

BENNY RAHARDIAN PRAWOTO. Pengelolaan Proses Produksi dan Pasca Panen Selada (Lactuca sativa L.) Secara Aeroponik dan Hidroponik Deep

Flow Technique di Amazing Farm, Lembang, Bandung. Dibimbing oleh

JUANG GEMA KARTIKA.

Sayuran memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan, sehingga memacu berbagai pihak untuk menggunakan teknik budidaya yang paling sesuai untuk mencapai produksi yang optimal. Salah satu cara untuk mencapai produksi yang optimal adalah teknik budidaya sayuran secara hidroponik. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan magang di Amazing Farm. Amazing Farm adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang hortikultura terutama budidaya sayuran secara hidroponik. Amazing Farm menggunakan sistem hidroponik berupa sistem aeroponik dan hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Tujuan dari kegiatan magang adalah untuk mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan praktis tentang aspek produksi budidaya sayuran daun secara aeroponik dan hidroponik DFT, mengetahui perbedaan antara teknik budidaya aeroponik dan hidroponik DFT dan membantu memecahkan masalah ataupun mencari solusi atas permasalahan yang ada di perusahaan. Kegiatan magang dilaksanakan selam empat bulan, yaitu pada bulan Maret sampai Juli 2011.

Kegiatan yang dilakukan selama magang meliputi kegiatan lapang yang terdiri atas seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Amazing Farm yang berhubungan dengan aspek budidaya tiga jenis selada yaitu: selada keriting, lollorossa, dan romaine; melakukan pengamatan, analisis usaha tani dan juga mengamati saluran pemasaran. Data primer dan sekunder diolah menggunakan análisis kuantitif (uji T-student) dan deskriptif.

(4)

Aspek teknis kegiatan magang dilaksanakan mulai dari kegiatan budidaya, pasca panen hingga pemasaran. Aspek manajerial dilakukan dengan cara menjadi karyawan harian lepas, asisten supervisor produksi, asisten supervisor panen dan juga sebagai asisten manajer kebun

Kegiatan persemaian yang dilakukan oleh Amazing Farm menggunakan rockwool. Media rockwool merupakan pilihan yang baik. Tindakan pencelupan rockwool yang sudah terdapat benih diatasnya ke dalam air tidak baik, sebab dapat menghanyutkan benih. Penggunaan styrofoam yang rusak dapat mengurangi area tanam dan juga aerasi larutan nutrisi pada budidaya hidroponik DFT, selain juga dapat memacu tumbuhnya ganggang yang dapat menyumbat nozzle pada budidaya aeroponik. Permasalahan pada budidaya selada keriting aeroponik adalah tinggi tanaman yang bervariasi. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara mengganjal selang yang mengalirkan nutrisi di dalam bak tanam dengan menggunakan potongan styrofoam bekas. Perlakuan ini dilakukan agar posisi selang menjadi lebih tinggi sehingga semprotan nutrisi mampu mencapai akar tanaman di atasnya. Pertumbuhan selada keriting, lollorossa dan romaine yang dibudidayakan secara aeroponik menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan sayuran pada budidaya hidroponik DFT. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan di lapangan dan didukung dengan data produktivitas yang dimiliki oleh Amazing Farm. Secara umum perlakuan pasca panen pada sayuran aeroponik dan hidroponik DFT tidak menunjukkan perbedaan. Kehilangan hasil akibat perlakuan pasca panen terbesar diakibatkan oleh perompesan daun akibat daun tua atau kerusakan mekanis, yang diakibatkan oleh kerusakan saat pengangkutaan di dalam kontainer atau saat pengangkutan ke packing house, disamping kerusakan produk akibat hama dan juga penyakit.

(5)

PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA PANEN

SELADA (

Lactuca sativa

L.) SECARA AEROPONIK DAN

HIDROPONIK

DEEP FLOW TECHNIQUE

DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

BENNY RAHARDIAN PRAWOTO

A24070191

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul

:

PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA

PANEN SELADA (

Lactuca sativa

L.) SECARA

AEROPONIK DAN HIDROPONIK

DEEP FLOW

TECHNIQUE

DI AMAZING FARM, LEMBANG,

BANDUNG

Nama

:

BENNY RAHARDIAN PRAWOTO

NIM

:

A24070191

Menyetujui, Pembimbing

Juang Gema Kartika, SP., M.Si NIP. 19810701 200501 2 005

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Agus Purwito, M. Sc. Agr. NIP. 19611101 198703 1 003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magetan, Jawa Timur pada tanggal 8 Februari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Murhari Tri Prawoto dan Ibu Endah Praestiningsih.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2001 di SD Negeri Belotan 1, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2004 di SMP Negeri 1 Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMA Negeri 3 Madiun, Jawa Timur. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2007.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengelolaan Proses Produksi dan Pasca Panen Selada (Lactuca sativa L.) secara Aeroponik dan Hidroponik Deep Flow Technique di Amazing Farm, Lembang, Bandung” disusun oleh penulis sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Juang Gema Kartika, SP., M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi masukan, kritik dan juga motivasi kepada penulis. 2. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS dan Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS selaku dosen

penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan.

3. Ir. Heni Purnamawati, M. Sc. Agr sebagai pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

4. Papa, Mama, Dek Rara dan segenap keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan untuk penulis hingga penulis menyelesaikan mampu pendidikannya dengan baik.

5. Para pengajar dan staf Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

6. Bapak Dede, Bapak Supri, Ibu Aria, karyawan dan staf PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) dan Bapak Asep sekeluarga dan juga berbagai pihak di di Lembang, Bandung yang telah memberikan bantuannya.

7. Desir, Edo, Kosmas, Vicky, Namira, Amin, rekan-rekan AGH 44 dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis selama menulis skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA... 4

Botani Selada (Lactuca sativa L.) ... 4

Budidaya secara Hidroponik ... 6

Aeroponik ... 7

Larutan Nutrisi ... 8

Panen dan Pasca Panen ... 9

METODE MAGANG ... 11

Tempat dan Waktu Magang ... 11

Metode Pelaksanaan ... 11

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 12

Analisis Data dan Informasi ... 14

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 16

Sejarah, Letak Wilayah Administratif dan Letak Geografis ... 16

Tata Areal dan Fasilitas Produksi ... 17

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan... 21

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 24

Aspek Teknis ... 24

Aspek Manajerial ... 38

PEMBAHASAN ... 41

Proses Produksi ... 41

Panen dan Pasca Panen ... 56

Analisis Usaha Tani ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

Kesimpulan ... 65

Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Larutan Stok A, B dan Larutan Asam……….. 9

2. Komposisi Nutrisi AB Mix Amazing Farm………. 31

3. Standar Kualitas Sayuran di Amazing Farm Kebun Cikahuripan……… 33

4. Daya Berkecambah Benih Selada Keriting, Lollorossa dan Romaine... 42

5. Pertumbuhan Selada Keriting………... 46

6. Pertumbuhan Lollorossa………... 50

7. Pertumbuhan Romaine………. 53

8. Bobot Panen Selada Keriting, Lollorossa dan Romaine……….. 56

9. Presentase Tanaman yang Tidak Dipanen……… 58

10. Kehilangan Hasil saat Perlakuan Pasca Panen………. 60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Beberapa Varietas Botanis Selada ... 6

2. Sistem Budidaya Deep Flow Technique (DFT) ... 7

3. Sistem Budidaya Aeroponik ... 7

4. Tipe Greenhosue Piggy-back System ... 17

5. Tipe Greenhouse Bulbo ... 18

6. Layout Bak Tanam ... 19

7. Struktur Organisasi PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) 2011 ... 21

8. Proses Persemaian ... 24

9. Bibit Selada Keriting ... 27

10. Kegiatan di Dalam Greenhouse Produksi. ... 30

11. Panen Sayuran di Amazing Farm... 33

12. Kemasan Produk Aeroponic Vegetables……… 36

13. Ilustrasi Semprotan Nozzle ... 44

14. Masalah pada Budidaya Aeroponik ... 45

15. Pertambahan Tinggi Tanaman Selada Keriting ... 48

16. Pertambahan Jumlah Daun Selada Keriting ... 48

17. Pertambahan Lebar Daun Selada Keriting ... 48

18. Pertambahan Panjang Akar Selada Keriting... 49

19. Pertambahan Tinggi Tanaman Lollorossa ... 52

20. Pertambahan Jumlah Daun Lollorossa ... 52

21. Pertambahan Lebar Daun Lollorossa ... 52

22. Pertambahan Panjang Akar Lollorossa ... 53

23. Pertambahan Tinggi Tanaman Romaine ... 55

24. Pertambahan Jumlah Daun Romaine... 55

25. Pertambahan Lebar Daun Romaine ... 55

26. Pertambahan Panjang Akar Romaine ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Magang ... 70

2. Layout Amazing Farm Kebun Cikahuripan. ... 72

3. Luas Produksi Amazing Farm Kebun Cikahuripan. ... 73

4. Sebaran Komoditas di Amazing Farm (Juni 2011) ... 74

5. Data Iklim selama Kegiatan Magang (Maret-Juni 2011) ... 75

6. Cashflow Budidaya Selada Aeroponik ... 77

7. Nilai Sisa Budidaya Selada Aeroponik. ... 79

8. Cashflow Budidaya Selada Hidroponik DFT ... 80

9. Nilai Sisa Budidaya Selada Hidroponik DFT ... 82

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan sumber energi bagi manusia, dan makanan tersebut secara langsung atau tidak langsung berasal dari tanaman yang sebagian besar termasuk dalam kelompok sayuran (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Sayuran mutlak diperlukan dalam konsumsi masyarakat sehari-hari karena kandungan gizinya, terutama vitamin dan mineral yang dapat mendukung kecukupan gizi masyarakat, sehingga menyebabkan permintaan komoditas sayuran terjadi setiap hari. Hal inilah yang menjadikan komoditas sayuran memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan.

Peluang budidaya sayuran juga dapat dilihat dari perkembangan nilai ekspor komoditas sayuran di Indonesia yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu senilai US$ 47 000 000 pada tahun 2007, menjadi US$ 52 300 000 pada tahun 2008 dan mencapai nilai US$ 74 200 000 pada tahun 2009 (Kementrian Perdagangan RI, 2011). Peluang-peluang ini memacu berbagai pihak untuk menggunakan teknik budidaya yang paling sesuai untuk mencapai produksi yang optimal, selain untuk mencapai kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi. Salah satu cara yang sesuai untuk budidaya sayuran adalah teknik budidaya sayuran secara hidroponik.

Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu sistem bercocok tanam dengan media tanpa tanah (Lingga, 1999). Media tersebut bermacam-macam, mulai dari air, pasir, kerikil, rockwool dan media-media yang lain yang dapat menyimpan nutrisi di dalamnya. Prinsip dasar dari budidaya hidroponik adalah menyediakan suplai nutrisi ke tanaman tanpa menggunakan media tanah. Beberapa sistem hidroponik yang biasa digunakan untuk produksi sayuran di Indonesia antara lain: aeroponik, DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique) dan THST (Teknologi Hidroponik Sistem Terapung).

(14)

1999). Produk yang dihasilkan pun juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan produk sayuran daun hasil budidaya secara konvensional, yaitu harga jual yang lebih tinggi dan menghasilkan produk yang bersih, sehat, renyah dan lebih enak (Agung, 2008). Praktik budidaya seperti ini dapat digunakan untuk beberapa jenis tanaman, antara lain stroberi, mentimun jepang, paprika, sishito (cabai Jepang), tomat, dan sayuran daun (Untung, 2004). Jenis sayuran daun yang dapat dibudidayakan dengan sistem hidroponik antara lain selada keriting, lollorossa, romaine, caisim, kangkung, bayam, bayam merah, kailan dan sayuran daun yang lain.

Salah satu perusahaan yang mengusahakan budidaya sayuran secara hidroponik adalah Amazing Farm. Amazing Farm didirikan pada tahun 1998 di bawah manajemen PT. Momenta Agrikultura. Amazing Farm memproduksi beberapa macam sayuran daun secara aeroponik dan hidroponik DFT. Pemilihan Amazing Farm sebagai lokasi magang karena perusahaan ini telah memproduksi sayuran secara hidroponik DFT cukup lama dan merupakan pelopor budidaya sayuran secara aeroponik di Indonesia (Agung, 2008), sehingga perusahaan ini telah berpengalaman dalam praktik budidaya hidroponik DFT dan aeroponik. Alasan lain yang melatarbelakangi pemilihan perusahaan ini sebagai tempat magang karena Amazing Farm menghasilkan sayuran dengan kualitas baik, skala usaha yang besar dan telah memiliki pasar yang luas hingga Brunei Darussalam.

(15)

Tujuan

Kegiatan magang yang dilaksanakan di Amazing Farm bertujuan untuk: 1. Mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan praktis tentang aspek

produksi (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) budidaya sayuran daun secara aeroponik dan hidroponik DFT di Amazing Farm

2. Mengetahui perbedaan antara teknik budidaya aeroponik dan hidroponik DFT, mulai dari kegiatan persiapan, produksi, pasca panen produk hingga analisis usaha tani dari kedua jenis teknik budidaya tersebut.

3. Mendapatkan pengalaman pasca panen dan manjemen di Amazing Farm. 4. Membantu memecahkan masalah ataupun mencari solusi atas

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Selada (Lactuca sativa L.)

Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Compositae dengan nama latin Lactuca sativa L. Asal tanaman ini diperkirakan dari dataran Mediterania Timur, hal ini terbukti dari lukisan di kuburan di Mesir yang menggambarkan bahwa penduduk Mesir telah menanam selada sejak tahun 4500 SM (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Berikut ini adalah klasifikasi selada: Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotylodonae Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae (Compositae) Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa

Selada cocok dibudidayakan pada daerah dengan suhu optimum berkisar antara 20oC pada saing hari dan 10oC pada malam hari (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Benih selada akan berkecambah dalam kurun waktu empat hari, bahkan untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam waktu satu hari, pada suhu 15oC-25oC (Grubben dan Sukprakarn, 1994).

(17)

berwarna lebih cerah, sedangkan pada kultivar yang membentuk kepala berwarna pucat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

Menurut Nonnecke (1989), pada ada dasarnya terdapat kurang lebih enam perbedaan morfologi dari tipe-tipe selada, yaitu: crisp-head, butterhead, cos, selada daun/selada potong, selada batang dan selada latin. Hal senada juga dinyatakan oleh Rubatzky dan Yamaguchi (1999) tentang tipe-tipe selada yang meliputi beberapa kelompok varietas botanis yang terdiri atas:

1. L. sativa var. Capitata yang merupakan kelompok varietas dari selada kepala renyah (crisphead) dan kepala mentega (butterhead). Menurut Haryanto et al. (2003) selada jenis ini mempunyai krop bulat dengan daun silang merapat. Pada jenis tertentu beberapa helaian daun pada bagian bawah tetap berlepasan. Daunnya ada yang berwarna hijau terang, tetapi ada juga yang berwarna agak gelap. Batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat. Selada jenis ini rasanya lunak dan renyah.

2. L. sativa var. Longifolia yaitu selada cos (romaine).

Selada jenis ini mempunyai krop yang lonjong dengan pertumbuhan yang meninggi cenderung mirip petsai (Gambar 1C). Daunnya lebih tegak bila dibandingkan daun selada yang umumnya menjuntai ke bawah. Ukurannya besar dan warnanya hijau tua serta agak gelap. Meskipun sedikit liat, selada jenis ini rasanya enak. Jenis selada ini tergolong lambat pertumbuhnannya. 3. L. sativa var. Crispa yaitu selada daun longar (selada keriting dan

lollorossa).

Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak atau bergerigi serta berwarna hijau atau merah. Ciri lainnya adalah tipe selada ini tidak membentuk krop (Gambar 1A dan 1B).

4. L. sativa var. Asparagina yaitu selada batang.

Selada jenis ini memiliki ciri-ciri daun berukuran besar, panjang dan bertangkai lebar, serta berwarna hijau terang. Daunnya berlepasan dan tidak membentuk krop.

(18)

Gambar 1. Beberapa Varietas Botanis Selada:

(A). Selada Keriting yang termasuk dalam kelompok varietas Crispa, (B). Lollorossa yang termasuk ke dalam kelompok varietas Crispa, (C). Romaine yang termasuk ke dalam kelompok varietas Longofolia.

Budidaya secara Hidroponik

Menurut Lingga (1999) prinsip-prinsip dasar terpenting dari hidroponik sebenarnya sudah dikenal sejak tiga abad yang lampau. Pada tahun 1936 di Inggris, hidroponik telah diuji coba di laboratorium, sampai pada tahun 1969 dimana Dr. W. F. Gericke yang bekerja pada laboratorium Universitas California berhasil menumbuhkan tomat setinggi 3 meter dan menghasilkan buah yang baik dengan menanamnya di dalam bak-bak berisi air bermineral. Berawal dari sini, muncul istilah hydroponics, yaitu istilah baru yang merujuk kepada suatu sistem bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Menurut Karsono (2008), terdapat enam tipe dasar sistem hidroponik, yaitu: sistem wick (sumbu), water culture (kultur air), ebb and flow / flood and drain (pasang surut), drip (tetes) yang terdiri atas sistem recovery dan non-recovery, DFT (deep flow technique) dan aeroponik.

Hidroponik DFT (Deep Flow Technique)

DFT adalah suatu sistem dalam teknik budidaya hidroponik yang menggunakan wadah (bak tanam) dengan posisi yang mendatar dan air sebagai media utama (Gambar 2). Sistem ini mirip dengan NFT (Nutrirent Film Technique), namun berbeda dengan NFT yang menggunakan lapisan tipis air sebagai penyuplai nutrisi pada tanaman, pada sistem DFT larutan nutrisinya

(19)

menggenang sehingga apabila listrik mati dan pompa tidak menyala, maka tanaman pada sisitem DFT tidak mengalami gangguan asupan nutrisi karena akar tanaman masih berada dalam larutan nutrisi.

Gambar 2. Sistem Budidaya Deep Flow Technique (DFT)

Aeroponik

Aeroponik merupakan salah satu dari metode bercocok tanam secara hidroponik. Aeroponik tidak sama dengan metode seperti NFT (Nutrient Film Technique) atau DFT (Deep Flow Technique). Sistem aeroponik diteliti pertama kali dan dikembangkan oleh Dr. Franco Massatini dari Universitas Pia, Italia.

Gambar 3. Sistem Budidaya Aeroponik

(20)

biasanya dilakukan setiap beberapa menit. Pengaturan pengabutan harus dilakukan secara teliti, sebab akar tanaman yang dibudidayakan secara aeroponik terekspos di udara, sehingga akar bisa cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu.

Larutan Nutrisi

Larutan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam budidaya secara hidroponik, karena tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tersebut hanya mendapat asupan nutrisi dari larutan nutrisi yang disediakan. Menurut Resh (2004), formulasi larutan nutrisi berbeda-beda dan sangat bergantung dari beberapa variabel berikut ini: spesies dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan tanaman, bagian tanaman yang ingin dipanen atau dikonsumsi, musim (panjang hari), dan cuaca (suhu, intensitas cahaya, dan lama penyinaran).

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan larutan nutrisi untuk budidaya hidroponik harus memiliki sifat larut sempurna di dalam air. Terdapat 12 jenis bahan kimia yang mengandung unsur-unsur yang berguna bagi tanaman. Unsur-unsur tersebut dibagi ke dalam dua kelompok unsur, yaitu unusr makro dan unsur mikro. Unsur makro terdiri atas Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg), sadangkan unsur mikro terdidri dari Boron (B), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn) dan Molibdenum (Mo) (Untung, 2004).

(21)

Tabel 1. Larutan Stok A, B dan Larutan Asam

Stok A Stok B Asam

Komposisi Solubilitas

(g/100 ml air) Komposisi

Solubilitas

(g/100 ml air) Komposisi

KNO3 13.3 KNO3 13.3 HNO3 42% Ca(NO3) 121.2 K2SO4 12.0 H2SO4 66% NH4NO3 118.3 KH2PO4 33.0 H3PO4 75% HNO3 tidak terbatas H3PO4 548 HCl - Chelate

Besi

sangat mudah larut

Mg SO4.7H2O

71.0

Sumber: Resh (2004)

Menurut Untung (2004), cocok atau tidaknya larutan nutrisi untuk tanaman dapat diketahui melalui pengukuran aliran listrik dalam air. Aliran listrik dalam air di dalam bak tanam tersalurkan sesuai dengan kandungan ion-ion dari beragam bahan kimia terlarut. Ukuran aliran listrik disebut electric conductivity (EC), satuan yang digunakan adalah millimhos (mmho), tetapi dalam praktik budidaya, satuan EC biasa menggunakan satuan millisiemens/centimeter (mS/cm). Nilai EC sangat penting di dalam budidaya hidroponik. Berdasarkan angka EC inilah produktivitas tanaman bisa dipacu. Larutan nutrisi yang digunakan untuk tanaman muda berkisar antara 1-1.5 mS/cm, sedangkan larutan nutrisi untuk tanaman dewasa memiliki nilai EC berkisar antara 2-4 mS/cm. Nilai EC berbeda-beda untuk setiap tanaman, bergantung pada varietas tanaman, umur tanaman dan iklim setempat (Untung, 2004).

Panen dan Pasca Panen

Menurut Simpson dan Straus (2010) panen adalah mengumpulkan bagian tanaman yang ditujukan untuk kepentingan komersial. Masing-masing tanaman memiliki kriteria tersendiri dalam hal panen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan panen adalah keadaan tanaman yang berupa tingkat kematangan dan juga waktu panen.

(22)

karena akan menghasilkan hasil yang rendah, dan apabila dipanen terlambat dapat mengakibatkan kualitas hasil panen menurun. Namun demikian, penentuan waktu panen untuk tanaman selada sangat bergantung pada kultivarnya. Masing-maasing varietas memiliki waktu panen dan tingkat kemasakan yang berbeda, sehingga pemanenan selada kadang-kadang sangat subyektif (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Grubben dan Sukprakarn (1994) menyatakan bahwa pada penanaman selada secara konvensional, selada biasanya dipanen pada umur 30-50 hari setelah semai dan menghasilkan hasil 3-8 ton/ha, sedangkan menurut Resh (2004), potensi hasil untuk selada yang dibudidayakan dengan media tanpa tanah (soiless) sebesar 9 000 lb (4 082 kg) per acre, atau sekitar 10 ton/ha. Bautista dan Cadiz (1986) menyatakan bahwa kriteria panen untuk selada adalah ukuran sudah cukup besar namun sebelum berbunga, kecuali jika memang diinginkan untuk berbunga. Menurut Pantastico et al. (1986) pemanenan selada dimulai segera setelah tanaman mencapai ukuran dan ketegaran yang diinginkan. Pemanenan harus sudah dilakukan sebelum daun menjadi kaku dan terasa pahit.

(23)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Amazing Farm, Kebun Cikahuripan, Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Bandung - Jawa Barat, mulai bulan Maret 2011 sampai bulan Juli 2011.

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yang dilakukan meliputi kegiatan lapang yang terdiri atas seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Amazing Farm yang berhubungan dengan aspek budidaya tiga jenis selada yaitu: selada keriting, lollorossa, dan romaine, yaitu mulai dari persiapan media, penyemaian, penanaman, perawatan, panen, pasca panen dan pemasaran. Kegiatan lain yang dilaksanakan selama magang adalah melakukan pengamatan yang terdiri atas: pengamatan daya berkecambah benih, pengamatan pertumbuhan tanaman, pegamatan pasca panen dan juga mengumpulkan data dan informasi dari arsip perusahaan, studi pustaka, dan wawancara dengan karyawan dan juga mengamati saluran pemasaran sayuran. Hal lain yang dilaksanakan adalah melakukan analisis informasi yang diperoleh. Bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat magang adalah sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan

Kegiatan orientasi lapang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum perusahaan seperti profil perusahaan, tata areal dan sistem kerja yang diterapkan dan juga sebagai ajang perkenalan dengan para staf dan juga untuk mengetahui permasalahan yang ada di perusahaan. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mengetahui tentang semua aktivitas yang dilakukan selama magang.

2. Bekerja sebagai Karyawan Harian

(24)

DFT, mulai dari persiapan media, persemaian, perawatan di nursery, kegiatan tanam, perawatan hingga proses panen, pasca panen dan distribusi produk.

3. Pendamping Supervisor

Pendamping supervisor memiliki tugas membantu supervisor dalam hal pengawasan produksi, pengawasan panen, membantu taksasi, dan membantu memperhitungkan jumlah sayuran yang dipanen.

4. Pendamping Manajer Kebun

Kegiatan yang dilakukan sebagai pendampig manajer kebun antara lain membantu setiap kegiatan di lapangan, membuat jurnal kegiatan harian di lapangan, serta mempelajari manajerial tingkat lapang.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dan informasi yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapang berupa data yang berkaitan dengan aspek budidaya, yang terdiri atas: data pertumbuhan tanaman, pembibitan, pemeliharaan dan produksi tanaman, panen dan pasca panen hingga pemasaran hasil dan juga kegiatan wawancara dan diskusi dengan manajer dan karyawan. Data sekunder didapat dari arsip dan juga studi literatur perusahaan berupa produktivitas, kondisi perusahaan, bangunan tanam, tenaga kerja dan data-data lain yang mendukung.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data baik primer maupun data sekunder antara lain:

1. Mengikuti secara langsung kegiatan persiapan, produksi, dan pasca panen hingga pemasaran sayuran daun,

2. Wawancara dengan staf dan pekerja Amazing Farm selama magang berlangsung,

(25)

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan budidaya sayuran daun secara aeroponik dan hidroponik DFT.

Beberapa pengamatan yang dilakukan berkenaan dengan aspek produksi dan pasca panen sayuran daun adalah sebagai berikut:

1. Produksi

Pengamatan pada bagian produksi terdiri atas semua kegiatan produksi, mulai dari persiapan bahan tanam, persemaian, penanaman dan perawatan. Komoditas yang menjadi objek pengamatan terdiri atas tiga jenis selada yaitu selada keriting, lollorossa, dan juga romaine secara aeroponik maupun hidroponik DFT. Parameter yang diamati untuk pengamatan persemaian adalah daya berkecambah, sedangkan parameter untuk pengamatan pertumbuhan tanaman adalah tinggi tanaman, lebar daun tanaman, jumlah daun tanaman, panjang akar tanaman dan bobot per tanaman saat panen.

a. Tinggi tanaman diukur dengan cara mengukur tinggi tanaman dari permukaan atas styrofoam hingga daun tertinggi.

b. Lebar daun tanaman diukur dengan cara mengukur lebar daun yang memiliki ukuran paling lebar, dan bukan merupakan daun tua (daun terluar).

c. Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka (tidak termasuk daun yang masih menguncup dan plumula saat masih bibit).

d. Panjang akar diukur dengan cara mengukur panjang akar dari permukaan bawah styrofoam hingga ujung akar.

2. Panen

(26)

3. Pasca Panen

Pengamatan pasca panen meliputi pengamatan presentase rompesan daun, presentase tanaman yang tidak masuk standar kualitas (sortasi), pengamatan pengemasan, dan juga kehilangan hasil.

a. Pengamatan sayuran yang tidak masuk standar kualitas (persentase sortasi) dilakukan dengan cara menimbang bobot sayuran hasil sortasi yang dilakukan oleh karyawan packing, kemudian membandingkannya dengan bobot kotor sayuran. Hasil pengamatan ini disajikan dalam bentuk presentase.

b. Pengamatan rompesan daun (persentase rompesan) diambil dari lima sampel pada masing-masing komoditas pada setiap sistem budidaya. Hasil penimbangan bobot rompesan kemudian dibandingkan dengan bobot kotor panen dan disajikan dalam bentuk presentase. Hasil penimbangan rompesan tersebut kemudian diambil sampel lagi sebanyak 10% dari total bobot rompesan, kemudian memilahnya menjadi tiga kategori rompesan, yaitu rompesan akibat penyakit, rompesan akibat hama, dan rompesan akibat daun tua /kerusakan mekanik. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk prsentase.

c. Presentase kehilangan hasil dilakukan dengan cara menjumlahkan persentase sayuran yang tidak masuk standar kualitas dan presentase rompesan daun. Rumusnya adalah sebagai berikut:

% Kehilangan Hasil= % Sortasi + % Rompesan 4. Pemasaran

Pengamatan pemasaran yaitu mengamati saluran pemasaran sayuran daun yang diproduksi ke outlet penjualan di sekitar Bandung.

5. Analisis Usaha Tani

Melakukan analisis usaha tani terhadap produksi selada secara aeroponik dan hidroponik DFT.

Analisis Data dan Informasi

(27)
(28)

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah, Letak Wilayah Administratif dan Letak Geografis

PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya di bidang sayuran aeroponik dan hidroponik DFT berdiri pada tahun 1998 dengan Dani Rusli sebagai pemilik. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Pada awalnya perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang finansial dan pembiayaan, namun dengan adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan finansial ini mulai melakukan kegiatan budidaya sayuran secara aeroponik dan hidroponik DFT agar tetap berjalan.

PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) tidak langsung melakukan budidaya sayuran melainkan melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk menemukan jenis sayuran yang cocok dan formulasi nutrisi yang tepat agar pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas, kemudian pada tahun 2000, perusahaan memfokuskan diri untuk membudidayakan sayuran dengan sistem aeroponik dan hidroponik DFT.

PT Momenta Agrikultura memiliki kebun di beberapa lokasi antara lain kebun di Cikahuripan, Lembang, Jawa Barat yang memproduksi berbagai macam sayuran daun secara aeroponik dan hidroponik DFT yang diantaranya adalah selada keriting, lollorossa, dan romaine. Kebun di Sentul, Bogor, Jawa Barat yang dikhususkan untuk budidaya kangkung, caisim, bayam hijau, bayam merah dan pakcoy secara aeroponik. Kebun Cisaroni, Lembang yang dikhususkan untuk budidaya paprika, tomat dan tanaman hias jenis mawar potong, gerbera dan ruskus. Kebun Kayuambon, Lembang yang dikhususkan untuk budidaya timun mini, paprika dan sayuran organik.

(29)

1 312 hingga 2 084 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang sangat ideal yaitu untuk membudidayakan sayuran jenis sayuran daun seperti selada.

Tata Areal dan Fasilitas Produksi

Amazing Farm kebun Cikahuripan memiliki lahan seluas 2.5 ha dengan luas produktif 1.8 ha. Sebagian besar lahan digunakan untuk greenhouse budidaya, sisanya digunakan fasilitas pendukung lainnya. Layout dan tata guna lahan dapat dilihat pada Lampiran 2. Luas produksi Amazing Farm kebun Cikahuripan dapat dilihat pada Lampiran 3.

1. Greenhouse

Kegiatan produksi sayuran daun di Amazing Farm dilakukan di dalam greenhouse. Bentuk greenhouse di Amazing farm dibangun dengan struktur Gutter-Connected greenhouse yaitu greenhouse yang dibangun secara bersambung dengan dinding yang disatukan. Penggunaan Gutter-Connected greenhouse sangat efisien dalam penggunaan lahan dan bangunan yang berada di tengah susunan terlindung oleh greenhouse lainnya. Atap greenhouse terbuat dari plastik polyethylene dan dinding greenhouse menggunakan kasa plastik yang mengandung polyethylene dan dibentuk menyerupai jaring. Bentuk greenhouse piggy-back system adalah suatu bentuk greenhouse yang memakai bentuk konvesional yang dimodifikasi dengan menambahkan atap kecil di bagian atasnya untuk ventilasi (Gambar 4). Rangka yang digunakan untuk jenis greenhouse ini terbuat dari kayu.

Gambar 4. Tipe Greenhosue Piggy-back System ventilasi atap

(30)

Bentuk greenhouse lain yang digunakan di Amazing Farm Kebun Cikahuripan adalah tipe Bulbo, yaitu suatu model greenhouse dengan atap melengkung dan saling menyilang, sehingga sirkulasi udara dapat masuk dari persilangan rangka atap. Greenhouse tipe Bulbo disajikan pada Gambar 5. Rangka yang digunakan untuk greenhouse tipe bulbo berupa rangka alumunium dengan atap berupa plastic UV 14% yang terbuat dari polyethylene dan dinding yang terbuat dari kassa.

Gambar 5. Tipe Greenhouse Bulbo

Jenis greenhouse lain yang digunakan Amazing Farm adalah greenhouse yang terbuat dari rangka bambu dan kayu. Bentuk bangunan greenhouse rangka kayu dan bambu menggunakan bentuk greenhouse tipe piggy-back system. Atap greenhouse ini terbuat dari plastic UV yang berbahan dasar polyethylene. Bahan yang digunakan untuk dinding adalah kassa dan juga plastik polyethilen pada bagian bawahnya.

Dalam satu greenhouse terdapat bak penanaman sebanyak 52-90 bak tanam untuk budidaya aeroponik, dan 36-92 bak tanam untuk budidaya hidroponik DFT. Jumlah bak tanam yang digunakan berbeda-beda, karena luas masing-masing greenhouse memang tidak sama (Lampiran 3). Bak tanam yang digunakan untuk teknik budidaya secara aeroponik semuanya menggunakan bak fiberglass dengan ukuran 4 m x 1 m x 0.5 m, sedangkan bak tanam untuk budidaya secara hidroponik DFT menggunakan dua jenis bak tanam. Bak tanam jenis yang pertama merupakan bak tanam yang menggunakan bak fiberglass dengan ukuran 16 m x 1 m x 0.10 m. Bak fiberglass ini disusun di dalam greenhouse dengan cara ditopang oleh kerangka bambu yang membentuk struktur

ventilasi atap

(31)

bangku. Bak jenis yang kedua yang digunakan untuk budidaya secara hidroponik DFT adalah jenis bak cor beton yang dibuat di atas tanah yang pada permukaan bagian dalamnya dialasi plastik. Bak model cor beton seperti ini memiliki lebar 1 m dan tinggi 0.15 m dari permukaan tanah, dengan panjang bak yang disesuaikan dengan lebar greenhouse. Penyusunan bak-bak tanam di dalam greenhouse (bench) memakai susunan crossbenching dan peninsula seperti yang tampak pada Gambar 6.

Gambar 6. Layout Bak Tanam, (A). Peninsula dan (B). Cross-benching

Penyusunan bak tanam secara peninsula banyak digunakan untuk bak tanam hidroponik DFT yang terbuat dari cor beton. Penyusunan layout bak tanam secara peninsula akan lebih mengefisienkan bak cor beton karena bak beton dapat dibuat langsung melintang dari ujung ke ujung. Penyusunan bak tanam secara cross-benching digunakan untuk bak tanam yang terbuat dari fiberglass, baik untuk budidaya aeroponik ataupun hidroponik DFT, sebab akan lebih memudahkan perawatan dan pergerakan di dalam greenhouse apabila disusun dengan layout cross-benching (Acquaah, 2009).

Bak fiberglass untuk budidaya sayuran secara aeroponik, di dalamnya terdapat selang polyetilene dengan diameter 19 mm dengan panjang yang disesuaikan dengan panjang bak. Setiap 80 cm selang polyethylene, ditancapkan nozzle hijau dengan curah 0.83 l/menit dengan tekanan 1.52 atm pada lubang nozzle. Pompa yang digunakan untuk mendorong air ke luar nozzle adalah pompa dengan daya listrik antara 800 – 1 600 watt dengan debit 200-240 l/menit. Penyemprotan berlangsung selama 5 menit dan berhenti selama 3 menit, sehingga dalam satu jam, pompa menyemprotkan nutrisi kurang lebih sebanyak delapan

(32)

kali. Pengaturan pengeluaran air diatur di dalam panel listrik yang sudah disesuaikan menggunakan timer untuk penyemprotan, komponen panel yang digunakan terdiri atas:

1. Timer, berfungsi sebagai pengatur waktu

2. WCC (Water Level Control), berfungsi untuk menghentikan penyemprotan apabila nutrisi di dalam tangki kurang dari 500 liter. 3. MCB (Manual Contact Breaker) berfungsi sebagai stop kontak 4. Contactor, pengatur panel dan pompa

Cara menyuplai air pada budidaya sayuran secara hidroponik DFT hanya menggunakan kran air biasa, karena larutan nutrisi pada teknik budidaya hidroponik DFT cukup dialirkan tanpa perlu menyemprotkannya. Kran air yang difungsikan sebagai inlet diletakkan di salah satu bagian ujung bak, sedangkan pada bagian ujung bak yang lain terdapat lubang berupa pipa yang sedikit menyembul kurang lebih 4 cm dari permukaan bak tanam berfungsi sebagai outlet larutan nutrisi. Potongan pipa ini dibuat sedikit menyembul agar di dalam bak tanam terbentuk genangan air sehingga dapat membasahi akar tanaman. Secara keseluruhan, greenhouse yang terdapat di Amazing Farm berjumlah 19 greenhouse yang dibagi menjadi 6 blok greenhouse, yaitu blok A, B, C, D, E, F dan Nursery (Lampiran 2). Sebaran komoditas yang ditanam di Amazing Farm disajikan pada Lampiran 4.

2. Bangunan Kantor dan Tempat Pencucian Styrofoam

(33)

3. Packing House, Gudang Plastik dan Gudang Nutrisi

Packing house terletak di bagian depan area kebun. Tujuan penempatan packing house di bagian depan adalah untuk memudahkan pengangkutan dan penurunan barang. Fasilitas yang terdapat di dalam packing house adalah meja-meja stainless steel yang digunakan untuk kegiatan pasca panen sayuran. Selain itu, terdapat lemari pendingin (chiller) berukuran besar yang digunakan untuk menyimpan sayuran yang belum dapat dikirim pada hari tersebut. Bagian belakang packing house digunakan untuk gudang plastik yang berisi kemasan dan segala kerperluan untuk mengepak sayuran seperti barcode, kardus dan selotip. Pada bagian samping gudang plastik terdapat gudang nutrisi sebagai tempat penyimpanan nutrisi dan juga tempat untuk memformulasikan larutan AB Mix.

4. Mess Karyawan

Mess Karyawan terletak di depan packing house. Mess ini cukup untuk ditempati 4 orang karyawan. Penempatan mess karyawan di depan packing house bertujuan untuk mempermudah pengawasan apabila sedang melakukan pengangkutan (loading) ataupun penurunan barang pada malam hari.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

[image:33.595.112.468.577.731.2]

Struktur organisasi menunjukkan wewenang serta tanggung jawab pada masing-masig bagian dalam organisasi PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm). Struktur organisasi Amazing Farm dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) 2011 Manajer

Kebun

Manajer Keuangan

Supervisor Panen

Manajer Pemasaran

Supervisor Produksi

Salesman Marketing

(34)

Struktur organisasi tersebut menjelaskan suatu garis koordinassi masing-masing bagian, sehingga terlihat tugas dari masing-masing-masing-masing bagain. Berikut ini merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing jabatan:

1. Direktur Utama, memiliki tanggung jawab penuh terhedap pengambilan keputusan tertinggi dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahaan. Selain itu, direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasihat perusahaan.

2. Manajer Kebun, memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi sehari-hari di kebun yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Manajer Keuangan, memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangan perusahaan.

4. Manajer Pemasaran, memiliki tanggung jawab untuk mengatur prosedur pengiriman sayuran, jadwal pengiriman sayuran, dan mempromosikan produk perusahaan kepada masyarakat umum.

5. Supervisor Produksi, memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan kegiatan produksi secara langsung pada kebun yang menjadi tanggung jawabnya.

6. Supervisor Panen, memiliki tanggung jawab dalam kegiatan panen dan juga melakukan pengawasan pada bagian packing.

7. Marketing, memiliki tanggung jawab untuk memasarkan produk dengan cara tidak langsung, atau dengan menggunakan media seperti telepon, surat elektronik dan juga media komunikasi yang lain.

8. Salesman, memiliki tanggung jawab untuk memasarkan produk dengan pendekatan langsung berupa pertemuan langsung dengan konsumen.

(35)

tergantung pada kebutuhan kebun. misalnya jika kebun sedang membutuhkan karyawan panen, maka karyawan harian ditempatkan pada bagain panen. Sedangkan karyawan borongan adalah karyawan yang bekerja di bagian packing house. Semua karyawan pada bagian packing house adalah wanita dengan rentang umur 25-40 tahun. Mereka adalah para wanita yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Karyawan ini digaji berdasarkan presetasi kerja, yang biasanya dihitung dalam satuan per kemasan sayur yang dikemas, kemudian dikalikan dengan besaran rupiah per kemasan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

PIC adalah karyawan yang bertugas untuk melakukan semua kegiatan produksi yaitu penanaman dan perawatan di dalam greenhouse yang menjadi tanggung jawabnya. Masing-masing PIC mengelola satu greenhouse, kecuali untuk greenhouse nursery dan greenhouse F. Orang yang bertanggungjawab untuk mengelola greenhouse nursery adalah karyawan pada bagian persemaian, sedangkan greenhouse F dikelola oleh PIC dari greenhouse E.

(36)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Persemaian

Kegiatan persemaian merupakan kegiatan paling awal dalam rangkaian kegiatan produksi sayuran aeroponik dan hidroponik DFT di Amazing Farm kebun Cikahuripan. Kegiatan persemaian dimulai dari pemilihan varietas yang dapat menghasilkan produk sayuran berkualitas baik dan sesuai untuk dibudidayakan secara aeroponik dan hidroponik DFT. Pemilihan varietas yang akan ditanam merupakan kewenangan dan tanggung jawab manajer kebun.

Benih selada keriting yang digunakan Amazing Farm adalah benih selada keriting varietas New Grand Rapid yang berasal dari produsen Known You Seeds Distribution (S.E.A) Pte. Ltd dari Taiwan. Benih lollorossa yang digunakan berasal dari produsen Enza Zaden dari Belanda dengan varietas Estafet. Sedangkan benih Romaine yang digunakan adalah varietas Maximus yang berasal dari produsen benih Rijk Zwaan dari Belanda.

[image:36.595.115.504.450.599.2]

Gambar 8. Proses Persemaian (A). Potongan Rockwool di Dalam Tray

Persemaian dan (B) Penyemaian Benih Romaine Varietas Maximus pada Media Rockwool

Benih-benih yang akan disemai direndam dalam air di dalam wadah plastik kecil selama satu malam atau beberapa jam sebelum disemai. Masing-masing wadah berisi satu komoditas. Benih yang telah direndam kemudian diletakkan di atas rockwool dengan menggunakan pinset satu per satu dengan

(37)

sedikit menekan dan memasukkan benih tersebut ke dalam serat rockwool (Gambar 8A). Perlakuan perendaman benih tidak dilakukan untuk benih romaine varietas Maximus yang berasal dari perusahaan Enza Zaden, sebab benih tersebut sudah mendapat perlakuan coating dari perusahaan pembuatnya. Perlakuan perendaman dapat merusak lapisan coating, sehingga benih romaine tersebut langsung disemai di atas rockwool.

Benih-benih sayuran disemai dengan menggunakan potongan rockwool yang disusun dalam tray plastik. Tray plastik tersebut berukuran 24 cm x 35 cm x 5 cm (Gambar 8B). Rockwool awalnya berupa satu lembar besar yang berukuran 120 cm x 60 cm x 5 cm yang kemudian dipotong-potong untuk disesuaikan dengan ukuran tray persemaian. Satu lembar besar rockwool dipotong menjadi potongan-potongan rockwool kecil dengan ukuran 24 cm x 5 cm x 1.5 cm. Rockwool dipotong dengan serat rockwool memanjang dan menghadap ke atas, agar memudahkan perkembangan akar bibt untuk menembus rockwool sehingga dapat berkembang dengan baik. Jumlah potongan rockwool dalam satu tray persemaian berjumlah 6 slab rockwool. Slab adalah istilah yang biasa digunakan di kebun untuk menyatakan suatu satuan lembaran atau potongan rockwool. Satu lembar rockwool besar bisa dibuat menjadi 200 slab rockwol atau sebanyak 34 tray semai.

Benih disusun di atas rockwool menurut susunan 3 x 12 baris dengan jarak tanam 1.67 cm x 1.67 cm, sehingga di dalam satu potongan rockwool terdapat 36 benih sayuran, baik itu selada keriting, lollorossa maupun romaine. Jumlah keseluruhan benih di dalam satu tray persemaian adalah 216 benih. Jumlah standar benih yang disemai oleh satu orang tenaga penyemai adalah sekitar 40 trayatau 240 slab benih per hari. Angka ini akan bertambah apabila cuaca sedang mendung, yaitu mencapai kurang lebih 50 tray atau 300 slab per hari

(38)

tersebut dibiarkan di dalam ruang gelap selama dua hari. Suhu di dalam ruang gelap berkisar antara 17-25°C. Tujuan meletakkan benih yang baru disemai di dalam ruang gelap adalah untuk menginisiasi perkecambahan.

Nursery

Tray persemaian yang telah berada di dalam ruang gelap selama dua hari kemudian dikeluarkan. Benih yang telah disemai sudah mulai berkecambah dan siap dipindahkan ke greenhouse nursery. Di dalam greenhouse nursery, rockwool yang berisi kecambah dikeluarkan dari tray, kemudian rockwool tersebut disusun di atas styrofoam yang diapungkan di atas larutan nutrisi. Asupan nutrisi didapatkan bibit dari larutan nutrisi yang dialirkan di dalam bak tanam dengan menggunakan metode DFT. EC larutan nutrisi untuk greenhouse nursery berkisar antara 1.00-1.50 mS/cm.

Karyawan penyemai tidak dapat mengukur jumlah bibit yang dibutuhkan secara pasti dengan menggunakan hitungan, melainkan lebih berdasarkan pengalaman dan juga berdasarkan keadaan cuaca yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Tenaga penyemai akan memperbanyak jumlah semaiannya jika dilihat keadaan cuaca mendung. Hal ini dilakukan untuk memperbesar peluang jumlah bibit yang tumbuh pada saat cuaca mendung, sebab kondisi cuaca mendung berpotensi menurunkan jumlah bibit akibat serangan cendawan, namun sebaliknya, tenaga penyemai akan menyemai bibit dalam jumlah standar pada saat cuaca panas atau matahari berinar cerah, karena serangan cendawan berkurang saat cuaca cerah.

Bibit siap tanam adalah bibit yang berumur sekitar 14 hari atau bibit dengan ukuran yang sudah siap tanam, yaitu memiliki tinggi kurang lebih antara 5-7 cm dan memiliki 2-3 helai daun. Konsdisi bibit harus dalam keadaan sehat, tidak leggy dan berwarna hijau-kekuningan (Gambar 9). Bibit yang tidak sehat akan dimusnahkan.

(39)

Bibit sulaman sebenarnya bibit yang disiapkan untuk menyulam tanaman yang mati atau tidak tumbuh pada 2 HST, namun jika keadaan mendesak, bibit sulaman tersebut digunakan sebagai bibit cadangan agar rantai produksi tidak terputus.

Gambar 9. Bibit Selada Keriting, (A). Bibit yang Diapungkan di atas Styrofoam dengan Sistem DFT di dalam Greenhouse Nursery, (B). Bibit yang Baik, dan (C). Bibit yang Diserang Cendawan (bertanda panah)

Permasalahan penyakit yang menyerang nursery seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah serangan cendawan. Cendawan ini menyerang bagian batang dan daun bibit. Bagian batang dan daun bibit yang terserang cendawan akan menjadi busuk dan layu, yang akhirnya menyebabkan kematian bibit. Langkah yang digunakan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan cara menguras bak tanam di greenhouse nursery dan juga menguras tempat penampungan nutrisi. Setelah semuanya bersih, larutan nutrisi di dalam greenhouse nursery ditambahkan vitamin B dan sejenis suplemen untuk meningkatkan daya tahan bibit, sehingga bibit mampu bertahan dari serangan penyakit. Amazing Farm tidak menggunakan pestisida dalam menanggulangi serangan penyakit, sejak dari awal rantai produksi, sehingga terjamin keamanan pangannya.

Hama yang sering menyerang bibit di nursery adalah siput. Hama ini mampu memakan bibit sampai habis, sehingga sangat merugikan, karena dapat mengurangi jumlah bibit yang tersedia. Cara yang biasa digunakan adalah dengan cara memasang perangkap berupa makanan yang telah diberi moluscasida. Tidak terjadi kontak langsung antar moluscasida dengan bibit.

B

(40)

Produksi

Kegiatan produksi di Amazing Farm semuanya dilakukan di dalam greenhouse produksi. Secara umum, kegiatan produksi antara tanaman yang dibudidayakan dengan aeroponik maupun hidroponik DFT sama, antara lain: pengecekan keadaan air dalam tangki nutrisi, memeriksa nilai EC agar sesuai dengan kebutuhan tanaman, mencuci styrofoam bekas tanaman yang telah dipanen, membersihkan bak tanam, membersihkan sisa-sisa sayuran yang tidak dipanen, menyusun styrofoam yang sudah dicuci, menanam dan khusus untuk budidaya aeroponik, terdapat kegiatan pengecekan nozzle. Pengecekan nozzle tidak dilakukan pada budidaya hidroponik DFT sebab sistem budidaya ini tidak menggunakan nozzle, melainkan hanya menggunakan kran air biasa.

(41)

bak menyebabkan suplai nutrisi untuk tanaman dapat mencukupi sehingga produksi menjadi lebih baik.

Pada pagi hari, PIC masing-masing greenhouse mengecek keadaan air pada tangki nutrisi di dalam greenhouse yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan ketentuan dari perusahaan, tangki nutrisi harus berisi lebih dari 1 800 liter air, jika kurang dari volume tersebut, maka PIC menambahkan air hingga mencapai minimal volume 1 800 liter. Penambahan air seperti ini dapat menyebabkan penurunan EC, oleh sebab itu PIC perlu menambahkan larutan nutrisi AB Mix untuk meningkatkan EC sesuai dengan nilai EC yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2.5-3.0 mS/cm.

Para PIC menggunakan perhitungan sederhana berdasarkan pengalamannya untuk menentukan banyaknya larutan stok AB Mix yang perlu ditambahkan untuk meningktakan nilai EC, yaitu untuk menaikkan nilai EC sebesar 0.1 mS/cm, maka perlu ditambahkan larutan stok sebanyak 1 liter larutan stok A dan 1 liter untuk larutan stok B. Misalnya saja untuk menaikkan nilai EC dari 1.5 mS/cm menjadi 2.5 mS/cm, maka dibutuhkan 10 liter larutan stok A dan 10 liter larutan stok B.

Kegiatan lain yang dilakukan PIC adalah mengangkat styrofoam kotor. PIC mengangkat styrofoam kotor dari bak tanam, kemudian mengumpulkannya di antara bak tanam, agar memudahkan petugas pencuci styrofoam untuk mengambilnya. Styrofoam kotor dikumpulkan oleh PIC dari greenhouse yang bersangkutan kemudian diangkut oleh petugas pencuci styrofoam dengan menggunakan troli ke tempat pencucian. Styrofoam kotor disikat dengan menggunakan sabun hingga bersih dari ganggang. Setelah styrofoam bersih dari ganggang, PIC mengambilnya dari tempat pencucian kemudian menyusunnya kembali di atas bak tanam. Styrofoam ini dapat digunakan berulang-ulang hingga kurun waktu mencapai tiga tahun.

(42)

yang terdapat pada styrofoam berjumlah 49 lubang, dengan 7 lubang melintang dan 7 lubang membujur, sehingga jarak tanam antar lubang pada styrofoam adalah 14 cm x 14 cm. Bibit yang dijadikan bibit sulaman bisanya berjumlah 2-4 slab rockwool per bak tanam.

Tugas PIC yang lain adalah membersihkan sayuran yang tidak dipanen. Sayuran tersebut dikumpulkan lalu dibuang ke tempat pembuangan khusus limbah sayuran. Bak tanam dibersihkan dari potongan akar, ganggang dan juga sayuran yang tertinggal di bak tanam. Pada budidaya aeroponik, PIC menguras bak tanam dari sisa larutan nutrisi yang menggenang, sedangkan pada budidaya hidroponik DFT, PIC menggunakan jaring untuk menyaring kotoran berupa endapan ganggang lalu membuangnya.

Gambar 10. Kegiatan di Dalam Greenhouse Produksi (A). Kegiatan Penanaman, (B) Cara Memeriksa Nozzle dan (C) PIC sedang Membersihkan Nozzle dengan Kawat.

Kegiatan lain yang PIC lakukan adalah pengecekan nozzle pada budidaya aeroponik seperti yang terlihat pada Gambar 10. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan keadaan nozzle baik sehingga suplai nutrisi ke akar tanaman tidak terganggu. Masalah yang biasa terjadi pada nozzle adalah penyumbatan oleh ganggang. Hal yang dilakukan PIC untuk mengatasinya adalah dengan membersihkan nozzle tersebut dengan cara menusuknya menggunakan kawat. Nozzle yang tersumbat memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan tanaman, dan pengaruhnya tersebut dapat dilihat dalam waktu yang singkat. Bak yang nozzle-nya tersumbat dalam kurun waktu satu jam pada siang hari dapat mengakibatkan tanaman layu, dan apabila tidak segera ditangani, maka tanaman

(43)

tersebut dapat mencapai pada keadaan layu permanen dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian tanaman.

Nutrisi

Masing-masing greenhouse memiliki sebuah tangki nutrisi berukuran 2 000 liter dan satu buah pompa yang menyuplai larutan nutrisi ke setiap bak di dalam greenhouse tersebut. Pompa pada greenhouse yang menggunakan sistem budidaya aeroponik harus memiliki daya yang kuat agar mampu menyalurkan dan menyemprotkan air melalui nozzle, sehingga menciptakan kabut yang dapat digunakan untuk menyuplai nutrisi ke akar tanaman di atasnya. Pompa yang digunakan untuk greenhouse dengan sistem budidaya hidroponik DFT cukup menggunakan pompa air yang mampu mengalirkan air tanpa membutuhkan tekanan yang besar seperti halnya pada sistem budidaya aeroponik.

Tabel 2. Komposisi Nutrisi AB Mix Amazing Farm

Stok A Stok B

- Kalsium Nitrat Ca(NO3)2.4H2O

- Fe-EDTA 13.2%

[CH2.N(CH2).COO)2]2FeNa

- Tembaga Sulfat CuSO4.5H2O

- Zinc Sulfat ZnSO4.7H2O

- Monokalium Fosfat KH2PO4

- Kalium Nitrat KNO3

- Magnesium Sulfat MgSO4.7H2O

- Asam Borat H3BO3

- Mangan Sulfat MnSO4.4H2O

- Amonium Heptamolibdat (NH4)6Mo7O24.4H2O

(44)

tersebut, sehingga menjadi nutrisi siap pakai. Setiap set nutrisi dimasukkan ke dalam karung plastik.

Nutrisi yang telah ditakar tersebut selanjutnya dibawa oleh PIC ke greenhouse masing-masing. PIC cukup melarutkan nutrisi tersebut ke dalam 200 liter air. Nutrisi A dan B dilarutkan pada wadah yang berbeda. Nutrisi A dan B akan dicampurkan pada tangki penampung larutan nutrisi jika ingin menambahkan EC yang diinginkan. EC standar yang digunakan untuk greenhouse produksi adalah berkisar antara 2.5-3.0 mS/cm. Setiap pagi, supervisor produksi melakukan pengecekan EC pada setiap greenhouse. Hasil pengecekan ini kemudian diinformasikan kepada PIC greenhouse yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Jika nilai EC terlalu tinggi, maka PIC harus mengencerkannya dengan menambahkan air, sebaliknya, jika nilai EC terlalu rendah, maka PIC harus menambahkan nutrisi untuk mencapai nilai EC yang dikehendaki.

Panen

Kegiatan panen dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Panen pagi dilakukan mulai pukul 6.30 WIB dan harus selesai sebelum pukul 9.30 WIB dan panen sore dilakukan mulai pukul 15.30 WIB dan harus selesai sebelum pukul 17.00 WIB. Panen dilakukan oleh dua orang karyawan panen. Karyawan panen tersebut bertanggung jawab untuk memanen sayuran, memasukkannya ke dalam kontainer dan mengangkutnya ke packing house memakai troli.

(45)
[image:45.595.108.510.108.330.2]

Tabel 3. Standar Kualitas Sayuran di Amazing Farm Kebun Cikahuripan Selada Keriting Romaine Lollorossa Tinggi (cm) 15-20 20-25 12-15

Warna hijau segar hijau tua daun: merah gelap, batang: hijau Keadaan Fisik

segar, tidak layu, daun tidak patah. Daun keriting, bebas hama dan penyakit

segar, tidak layu, ujung daun

berbentuk oval, tepi daun tidak

bergelombang

daun keriting, bebas hama dan penyakit, segar dan tidak layu

Berat per Tanaman (gram)

80 60 50

Kondisi Akar sehat, panjang dan putih

sehat, panjang dan puih

sehat, pendek dan putih

Umur (hari) 28-29 28-29 28-29

Standar operasional perusahaan untuk pengisian sayuran ke dalam kontainer plastik adalah sayuran tersebut disusun secara rapi, dengan cara menyusunnya berlawanan arah, dimana akar diposisikan pada bagian tengah kontainer (Gambar 11). Sayuran tersebut tidak boleh ditekan ataupun berisi terlalu padat karena akan menyebabkan kerusakan. Standar yang ditetapkan perusahaan adalah satu kontainer digunakan untuk mengangkut hasil panen dari 2 buah styrofoam (2 m2), sehingga dibutuhkan 2 buah kontainer untuk mewadahi panen satu bak tanam.

Gambar 11. Panen Sayuran di Amazing Farm, (A). Cara Mencabut Sayuran dari Styrofoam, (B). Cara Menyusun Sayuran di dalam Kontainer Plastik, (C). Kontainer Dianngkut Menggunakan Troli

(46)

Sayuran yang telah disusun rapi di dalam kontainer kemudian dinaikkan ke atas troli. Kontainer-kontainer tersebut ditumpuk dengan terlebih dahulu ditutupi plastik pada bagian atas kontainer, agar tanah yang menempel pada bagian kaki kontainer di atasnya tidak terjatuh ke kontainer di bawahnya. Penyusunan kontainer maksimal empar tumpukan. Troli pengangkut panen dapat mengangkut 16 buah kontainer dalam sekali pengangkutan (Gambar 11).

Jumlah sayuran yang dipanen setiap hari oleh karyawan panen mangacu pada taksasi mingguan yang telah dibuat sebelumnya oleh supervisor produksi. Taksasi ini memberikan informasi berupa berapa banyak jumlah bak yang harus dipanen dalam satu hari. Taksasi ini digunakan karyawan panen untuk bekerja, sehingga mereka sudah mengetahui seberapa banyak jumlah panen pada hari yang bersangkutan dengan melihat taksasi mingguan tersebut. Karyawan panen setiap hari memanen sayuran dengan jumlah yang telah tertulis pada taksasi mingguan, namun jumlah tersebut dapat berubah tergantung dari purchasing order (pesanan pembelian) yang berasal dari kantor pusat di Tangerang, pada hari yang bersangkutan. Pada bulan Maret sampai bulan Mei 2011, Amazing Farm mampu memproduksi selada keriting dengan total berat bersih sebesar 10 921.25 kg dari luas panen 6 579 m2, lollorossa dengan berat total sebesar 1 601.75 kg dari luas panen 1 970 m2 dan romaine dengan berat total sebesar 2 324.25 kg dari luas panen 2 042 m2.

Pasca Panen

Kontainer yang berisi sayuran yang berasal dari greenhouse kemudian dibawa ke packing house dan diturunkan di bagian pemasukkan barang dan diberi label nama greenhouse asal sayuran tersebut dipanen, agar memudahkan rekapitulasi hasil panen. Karyawan packing mengambil kontainer tersebut kemudian memasukannya ke ruang packing dan mulai melakukan perlakuan perompesan daun pada sayuran tersebut.

(47)

terlalu kecil (kerdil). Sortasi di dalam packing house dilakukan dengan cara memisahkan sayuran yang tidak masuk ke dalam standar kualitas untuk dikemas dengan sayuran yang layak untuk dikemas, sedangkan perompesan daun dilakukan dengan cara membuang daun tua yang biasanya terletak pada bagian luar sebanyak 3-5 helai daun, tergantung dengan keadaan sayuran.

Karyawan packing tidak mencuci sayuran yang telah dipanen tetapi langsung merompes daun-daun tua dan juga daun yang jelek akibat diserang hama dan penyakit. Setelah melalui tahap perompesan, akar sayuran kemudian digulung sampai rapi kemudian ditimbang. Karyawan packing menimbang sayuran tidak tepat pada angka yang ditetapkan oleh perusahaan, melainkan menimbang dengan berat 10-20 gram lebih berat dari berat yang tertulis di kemasan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sayuran tersebut mengalami penyusutan bila dikirim keesokan harinya. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan meja. Produk yang dihasillkan oleh Amazing Farm kebun Cikahuripan terdiri atas empat macam merk, yaitu: Aeroponic Vegetables, Disney Aeroponic Vegetables, Kids Disney Aeroponic Vegetables dan Mr. Vegie. Masing-masing merk dikemas dengan plastik tersendiri. Berat merk Aeroponic Vegetables dan Disney Aeroponic Vegetables adalah 250 gram, sedangkan berat produk Kids Disney dan Mr. Vegie adalah 200 gram. Aeroponic Vegetables merupakan merk dengan jumlah produksi yang paling banyak, sebab permintaan produk untuk merk Aroponic Vegetables merupakan permintaan paling banyak, sedangkan merk yang lain hanya diproduksi jika ada pesanan dari kantor pusat (Tangerang).

(48)
[image:48.595.116.501.145.321.2]

pengemasan romaine menggunakan sealer yang dipanaskan pada bagian atasnya seperti yang ditampilkan pada Gambar 12.

Gambar 12. Kemasan Produk Aeroponic Vegetables, (A). Selada Keriting, (B). Lollorossa, dan (C). Romaine

Amazing Farm juga memasarkan produk sayurannya ke luar negeri (ekspor). Produk yang dikirim Amazing Farm untuk pasar ekspor bermacam-macam, mulai dari labu siam, edamame, dan juga sayuran daun. Khusus untuk Amazing Farm Kebun Cikahuripan, komoditas yang diproduksi untuk ekspor adalah sayuran daun. Negara tujuan ekspor untuk produk sayuran daun Amazing Farm adalah Brunei Darussalam. Beberapa komoditas sayuran daun yang diekspor adalah selada keriting, lollorossa, romaine dan mix lettuce.

Sayuran daun yang akan diekspor tersebut diberi perlakuan khusus dalam pengemasannya. Sayuran daun yang sebelumnya dikemas menggunakan plastik dimasukkan ke dalam kotak styrofoam yang berukuran 50 cm x 40 cm x 30 cm, masing-masing kotak styrofoam berisi satu jenis komoditas yang terdiri atas 20 kemasan. Kotak stryfoam tersebut kemudian diberi dua bongkah es batu. Es batu tersebut terbuat dari air kran yang dibekukan di dalam botol air mineral 600 ml. Es batu kemudian dibungkus koran untuk menahan air embun es batu agar tidak langsung mengenai produk, karena dapat menyebabkan kerusakan. Es batu diselipkan di bagian pojok dalam kotak styrofoam. Pengemasan khusus seperti ini juga dilakukan pada sayuran daun yang dikirim ke Semarang, Jawa Tengah.

(49)

Amazing Farm mengatakan bahwa perlakuan seperti ini akan membuat produk dapat bertahan lebih lama.

Distribusi Produk

Amazing Farm memasarkan produknya melalui empat jalur, yaitu jalur Tangerang, jalur ekspor, jalur Semarang dan jalur Bandung. Jalur distribusi produk ke Tangerang menggunakan truk besar yang berpendingin, namun pada kenyataannya, pendingin yang terdapat di dalam truk tidak dapat difungsikan. Truk ini memiliki kapasitas 60 kontainer sekali angkut. Sayuran dikirim ke Tangerang pada malam hari sekitar pukul 18.00 WIB, sehingga suhu masih dapat dipertahankan agar tidak terlampau tinggi. Kondisi sayuran yang dibawa tidak menunjukkan penurunan kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi sayuran saat sampai di tempat tujuan (Tangerang), yang masih segar dan dapat dikonsumsi. Jalur Tangerang juga digunakan untuk mengangkut sayuran yang akan diekspor. Sayuran tersebut diangkut sampai ke Tangerang, lalu dari Tangerang akan langsung dilanjutkan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Amazing Farm juga mengirim produknya ke Semarang. Pengiriman produk ke Semarang tidak tetap setiap bulannya. Amazing Farm hanya melakukan pengiriman produk ke Semarang apabila terdapat permintaan. Cara pendistribusian produk ke Semarang menggunakan jasa pengiriman paket.

(50)

Aspek Manajerial

Supervisor Produksi

Supervisor produksi memiliki posisi struktural dibawah manajer kebun dan setara dengan supervisor panen. Tugas supervisor produksi adalah bertanggung jawab dan mengawasi langsung kegiatan produksi di kebun. Supervisor produksi melakukan pengecekan dan pengawasan yang meliputi keadaan tanaman, keadaan nutrisi, keadaan fasilitas produksi seperti bak tanam, pipa, greenhouse dan fasilitas produksi lainnya. Tugas supervisor produksi yang lain adalah membuat taksasi mingguan yang biasanya dilakukan pada hari Jumat. Taksasi digunakan untuk mengetahui jumlah panen per hari pada minggu berikutnya dan juga untuk mengetahui kemampun kebun dalam memenuhi permintaan pembelian.

Pada hari Jumat setiap minggunya, supervisor produksi mengecek keadaan tanaman di seluruh greenhouse, kemudian mencatat berapa banyak tanaman yang dapat dipanen pada minggu berikutnya. Hasil dari pencatatan tersebut kemudian dihitung dan ditabulasi lalu dibuat sebagai taksasi mingguan yang kemudian dijadikan patokan supervisor panen untuk melakukan panen setiap harinya pada minggu berikutnya.

Penulis menjadi asisten supervisor produksi selama satu bulan. Kegiatan penulis selama menjadi asisten supervisor produksi adalah membantu supervisor produksi mengawasi kegiatan produksi, seperti melakukan pengecekan EC, pencatatan suhu di dalam greenhouse dan ruang gelap, dan juga ikut membantu supervisor produksi mencatat tanaman untuk taksasi mingguan (Lampiran 1).

Supervisor Panen

(51)

plastik pembungkus, selotip, kotak stryfoam, dan semua fasilitas pengemasan lainnya. Uraian kegiatan yang dilakuakn oleh supervisor panen memang lebih banyak jika dibandingkan oleh supervisor produksi, karena supervisor panen bertanggung jawab pada dua aspek sekalgus, yaitu panen dan pasca panen dan juga administrasi di kantor kebun.

Setiap hari, supervisor panen memeriksa keadaan tanaman yang terdapat di dalam semua greenhouse, kemudian berdasarkan taksasi mingguan, supervisor panen menentukan komoditas, jumlah dan lokasi bak yang akan dipanen dan menginformasikannya kepada karyawan panen. Taksasi mingguan hanya beris

Gambar

Gambar 1. Beberapa Varietas Botanis Selada:
Gambar 2. Sistem Budidaya Deep Flow Technique (DFT)
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) 2011
Gambar 8. Proses Persemaian (A). Potongan Rockwool di Dalam Tray
+7

Referensi

Dokumen terkait