• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tentang Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi Dan Bangunan Gedung Perkantoran Di PT. Ira Widya Utama Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tentang Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi Dan Bangunan Gedung Perkantoran Di PT. Ira Widya Utama Medan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TENTANG

TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

GEDUNG PERKANTORAN DI PT. IRA WIDYA UTAMA

MEDAN

O

L

E

H

NAMA

: ZUBAIDAH DAULAY

NIM

: 092600021

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……….………. .………... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 2

C. Uraian Teoritis ……….. 4

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri………... 11

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 11

F. Metode Pengumpulan Data ………... 13

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Krja Lapangan Mandiri…….. 14

BAB II GAMBARAN UMUM PT. IRA WIDYA UTAMA A. Sejarah Singkat PT. Ira Widya Utama………...16

B. Kegiatan Perusahaan………17

C. Struktur Organisasi………...20

D. Uraian Tugas dan Fungsi………...22

BAB III GAMBARAN UMUM PBB SEKTOR PERKOTAAN A. Pengertian Umum Tentang Pajak……….27

1. Pengertian Pajak……….27

2. Fungsi Pajak………...27

3. Pengelompokan Pajak………29

(3)

1. Pengertian Umum PBB……….31

2. Subjek dan Wajib PBB………..31

3. Objek PBB………...32

4. Objek PBB Sektor Perkotaan……….33

5. Pengecualian Objek Pajak………..33

C. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB 1. Tata Cara Pendaftaran PBB………34

2. Sanksi PBB……….35

D. SPOP dan SPPT………37

E. Klasifikasi Bumi dan Bangunan………...37

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Prosedur Penyampaian SPPT………44

B. Dasar Pengenaan PBB Sektor Perkotaan………..45

1. Pengertian yang berhubungan dengan PBB………...45

2. Tarif PBB Sektor Perkotaan PT. Ira Widya Utama……….46

C. Tata Cara Penghitungan PBB Sektor Perkotaan PT. Ira Widya Utama…46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………50

B. Saran………..51

(4)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis

mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “Tata Cara Penghitungan

Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan.” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan kurangnya pengalaman penulis, sehingga

penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik lagi.

Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

pada PT. Ira Widya Utama Medan dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.si selaku Ketua Jurusan Program Studi

(5)

3. Ibu Fauziah, SE.Msi, Selaku pembimbing saya yang telah banyak memberikan

perhatian, petunjuk dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Buat kedua orang tua penulis.Ayah, Ibu terima kasih atas segalanya yang telah

diberi dan juga buat kakak dan adik tersayang terima kasih semua. Love you all

5. Seluruh Dosen, Staf pengajar, serta para pegawai Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6. Bapak Pimpinan, Staf, dan Pegawai PT. Ira Widya Utama yang telah

memberikan izin, kesempatan maupaun informasi bagi penulis dalam

melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri.

7. Buat Andi terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis yang

mau bantuin penulis dalam segala hal.

8. Buat kawan-kawan senasib seperjuanganku Riana, vixy, mentari, nindy, uci .

Mudah-mudahan persahabatan kita tidak hanya sampai disini.

9. Seluruh mahasiswa/i DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU kelas A, B, C

stambuk 2009 khusunya kelas A yang seperjuangan dalam masa perkuliahan dan

(6)

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya

laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

maupun pihak lain yang memerlukannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Juli 2012

Penulis

(Zubaidah Daulay)

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting

artinya, bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai

pengamalan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat, dan oleh karena itu perlu di kelola dengan meningkatkan peran

serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya.

Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat di lihat dari pembangunan

nasional yang di harapkan agar membawa dampak bagi meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat, karena kesejahteraan merupakan hak semua warga negara

maka pemerintah harus menciptakan kesinambungan pembangunan yang berdampak

bagi kesejahtaraan masyarakat.

Di Negara-negara yang sedang berkembang, pelaksanaan pembangunan

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta

pemerintah dan aparatnya sangatlah penting. Pembangunan merupakan tanggung

jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat

harus ikut serta dalam proses pembangunan tersebut.

Maka dari itu untuk mewujudkan pembangunan, pemerintah memungut pajak

dari masyarakat, pajak yang dipungut oleh pemerintah terdiri dari Pajak Pusat dan

Pajak Daerah, pajak yang di pungut oleh Pemerintah Daerah di atur dalam

(8)

Daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, khusus

untuk Kota Medan telah tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 tahun

2011.

Pajak Bumi dan Bangunan terbagi ke dalam beberapa sektor yaitu : Sektor

Pedesaan, Sektor Perkotaan, Sektor Perkebunan, Sektor Pertambangan dan Sektor

Perhutanan. Salah satu objek yang di golongkan pada Sektor Perkotaan adalah

bangunan perkantoran. Setiap orang pribadi ataupun badan yang menjalankan usaha

di gedung perkantoran harus membayar pajak atas tempat usahanya. Selanjutnya dana

yang di himpun oleh pemerintah melalui pungutan Pajak Bumi dan Bangunan

digunakan sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat II untuk membangun sarana

dan prasarana di wilayah yang bersangkutan.

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan merupakan salah satu

penerimaan yang cukup besar bagi Pemerintah Daerah. Hasilnya akan sangat

membantu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan percepatan pembangunan

khususnya di Daerah.

Oleh sebab itu, sesuai dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis

mengangkat judul “ Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung

Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan ”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM

(9)

1.1 Untuk mengetahui dasar penetapan Pajak Bumi dan Bangunan gedung

perkantoran di PT. Ira Widya Utama

1.2 Untuk mengetahui tata cara perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung

perkantoran di PT. Ira Widya Utama .

1.3 Untuk mengetahui prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang ( SPPT) di PT . Ira Widya Utama.

2. Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan laporan sebagai hasil dari

pelaksanan PKLM.

2.1Bagi Mahasiswa adalah :

a. Untuk Mahasiswa agar dapat menerapkan ilmunya secara langsung pada

bidang yang diambilnya sehingga dapat membandingkan antara teori yang

dipelajari selama perkuliahan dengan praktik di lapangan.

b. Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa di dalam proses belajar

mengajar terutama di bidang Perpajakan khususnya Mata Kuliah Pajak Bumi

dan Bangunan Sektor Perkotaan.

2.2 Bagi PT. Ira Widya Utama adalah:

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara PT. Ira Widya

Utama dengan lembaga pendidikan khususnya Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumareta Utara.

b. Mendapat masukan dan saran akademis untuk peningkatan pengetahuan

(10)

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara:

a. Untuk mempererat hubungan baik antara pihak Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan dengan Perusahaan.

b. Untuk menguji teori yang di ajarkan di dalam bangku perkuliahan untuk dunia

kerja khususnya di bidang Perpajakan.

c. Untuk mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten, yang ada di

Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

d. Untuk mendapat masukan dan saran untuk evaluasi penyempurnaan Kurikulum

di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Daerah yang di kenakan terhadap

bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khusus untuk Kota Medan telah

tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang

(11)

a. Pajak Bumi dan Bangunan menurut UU PDRD No. 28 Tahun 2009

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan

oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.

b. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan

oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.

2. Fungsi Pajak

2.1Fungsi Anggaran ( budgetair )

Sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaranya.

2.2 Fungsi Mengatur ( regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi .

2.3Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

(12)

2.4Fungsi Redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan di gunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

3. Pengelompokan Pajak 3.1 Menurut Golongannya :

a. Pajak Langsung

Yaitu, pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat

dibebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan

b. Pajak Tidak Langsung

Yaitu, pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau di limpahkan kepada

orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

3.2. Menurut Sifatnya :

a. Pajak Subjektif

Yaitu, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan

b. Pajak Objektif

Yaitu, pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan

(13)

3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya :

a. Pajak Pusat

Yaitu, pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Bea materai .

b. Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota :

1. Pajak Provinsi

Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor dan sebagainya

2. Pajak Kabupaten/Kotamadya

Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restauran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak

Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak

penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir

dan sebagainya.

4. Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011

Yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan bangunan

(14)

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,

pertambangan.

5. Pengecualian Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011

5.1Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan

Pemerintah

5.2 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak

di maksudkan untuk memperoleh keuntungan.

5.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis

dengan itu.

5.4 Merupakan Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman

Nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

5.5 Digunakan oleh Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik dan,

5.6 Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

6. Subjek Pajak dan Wajib Pajak

a. Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki,

(15)

b. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan , meliputi pembayaran pajak,

pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan Daerah.

7. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan 7.1. Tata Cara Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan

7.2 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan terbagi atas Sanksi Administrasi dan

Sanksi Pidana.

8. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT)

8.1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP)

Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan

objek bumi dan bangunan sektor perkotaan (P2) sesuai dengan Peraturan

Daerah.

8.2 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

Surat yang digunakan oleh Pemerintah Kota untuk memberitahukan

besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan yang terutang dalam 1 (satu)

tahun pajak kepada wajib pajak.

9. Bumi dan atau Bangunan terbagi atas 5 ( lima) Sektor : a Pedesaan

b. Perkotaan

(16)

d. Perhutanan

e. Pertambangan

Dalam laporan ini penulis membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perkotaan yaitu, objek Pajak Bumi dan Bangunan yang meliputi Kawasan

Perkantoran.

10. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran

Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran adalah

NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) Bangunan yang di peroleh melalui penilaian.

11. Cara Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan

Pelaksanaan Penilaian dilakukan dengan dua cara:

1. Penilaian Massal:

NJOP Bumi dihitung berdasarkan NIR yang terdapat pada setiap ZNT;

NJOP Bangunan dihitung berdasarkan DBKB; Perhitungan NJOP

dilakukan menggunakan program computer ( Computer Assissted

Valuation/CAV)

2. Penilaian Individu:

Diterapkan untuk OP yang bernilai tinggi ( High Values ) baik OP

khusus, atau OP umum yang telah dinilai dengan CAV namun hasilnya

tak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan aplikasi

program, proses penilaian dengan memperhitungkan seluruh karakteristik

(17)

12. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

a. Untuk NJOP sampai dengan Rp.1.000.000.000(satu milyar rupiah) ditetapkan

sebesar 0,2% ( nol koma dua persen ) pertahun.

b. Untuk NJOP diatas Rp.1.000.000.000 ( satu milyar rupiah ) ditetapkan sebesar

0,3% ( nol koma tiga persen) pertahun.

Hasil Perhitungan besaran pokok pajak bumi dan bangunan yang terhutang di

tetapkan minimal sebesar Rp.20.000 ( dua puluh ribu rupiah ).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri yaitu melakukan pengumpulan data dan mencermati SPPT ( surat pemberitahuan pajak

terutang ) Pajak Bumi dan Bangunan PT. Ira Widya Utama di mulai dari :

1. Prosedur penyampain Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PT.Ira Widya

Utama.

2. Tata cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran PT. Ira

Widya Utama.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis akan melakukan berbagai persiapan dimulai dari

(18)

penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan

proposal, dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Studi Literatur

Merupakan landasan teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut

materi yang akan yang bersumber dari buku-buku, undang-undang, artikel ilmiah

maupun literature yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan

Mandiri .

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/Pengamatan secara langsung

pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi serta

keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang

berlaku pada PT.Ira Widya Utama.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data

primer dan data sekunder.

4.1 Data Primer

Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap orang-orang

yang dianggap berkompeten memberikan masukan dan informasi pada

(19)

4.2Data Skunder

Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literature seperti

sumber-sumber pustaka dan undang-undang, dokumentasi, maupun literature

lainnya yang berhubungan dengan objek praktik kerja lapangan mandiri.

5. Analisis Data dan evaluasi

Setelah Penulis memperoleh data yang di perlukan, penulis akan menganalisa

dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan dipresentasikan

secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Dalam pelaksanaan PKLM, penulis melakukan 3 metode pengumpulan data

dan informasi yang perlu dilakukan untuk membuat laporan yang digunakan dalam

penulisan ini,yaitu:

1. Daftar Pertanyaan

Dalam metode ini Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan

langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data

dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.

2. Daftar Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan

pengamatan langsung ditempat PKLM, mendengarkan serta mencatat

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi

(20)

3. Daftar Dokumentasi

Pengumpulan daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi

yang bersangkutan untuk menambah objektivitas yang berkaitan dengan yang

dibutuhkan.guna melengkapi laporan PKLM yang menjadi salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi

Perpajakan.

G. Sistematika Penulisan PrakTik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar

pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat Praktek

Kerja Lapangan Mandiri PKLM, ruang lingkup PKLM, metode

PKLM,metode pengumpulan data PKLM, serta sistematika

penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PKLM

Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat PT Ira Widya

Utama,Struktur Organisasi,Kegiatan dan usaha pokok

(21)

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN

Dalam hal ini penulis memaparkan tentang data yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan mulai dari pengertian umum tentang

pajak, pengertian pajak bumi dan bangunan, Tata cara Pendaftaran dan

sanksi pajak bumi dan bangunan, surat pemberitahuan objek pajak

(SPOP),dan surat pemberitahuan pajak terutang(SPPT).

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa tentang Dasar Pengenaan Pajak

Bumi dan Bangunan sektor perkotaan , pendataan dan penilaian objek

pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan, tata cara perhitungan

pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan,prosedur penyampaian

surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT), factor penghambat PT.Ira

Widya Utama dalam menghitung pajak bumi dan bangunan sektor

perkotaan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pernyataan mengenai

hal-hal yang telah di kemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat di

ambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada.

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. IRA WIDYA UTAMA A. Sejarah Singkat PT. Ira Widya Utama

PT. Ira Widya Utama Medan, merupakan salah satu perusahaan swasta yang

bergerak di bidang Real Estate, Kontraktor dan Perkebunan. Pada saat berdirinya

perusahaan ini berbentuk Perseroan Komanditer dengan nama CV. IRA

CORPORATION. Setelah berjalan beberapa tahun CV. Ira Corporation yang

semakin lama semakin berkembang mengubah bentuk badan hukum usahanya

menjadi PT. Ira Widya Utama Medan , dengan nama berdasarkan akte perubahan No.

29 Tahun 1983 oleh Notaris Sundari Siregar,SH . PT. Ira Widya Utama Medan pada

saat ini memiliki kantor pusat yang beralamat di Jln.Cactus Raya Utama Blok J No. 1

Kompleks Taman Setia Budi Indah Medan ( TASBI) yang di kelola oleh Drs.H.Yopie

Sangkot Batubara.

Untuk mendirikan suatu perusahaan harus mampu mengeluarkan modal yang

besar, dan juga harus sudah siap untuk menghadapi rintangan dan kendala yang ada

di dunia usaha apalagi pada zaman modern saat ini suatu perusahaan harus sudah

siap untuk bersaing dalam dunia bisnis. PT.Ira Widya Utama juga didirikan dengan

memerlukan modal yang sangat besar dengan mengumpulkan modal atau saham

(23)

beberapa pihak. Saham-saham yang ada di PT. Ira Widya Utama berasal dari

beberapa orang yang telah menanamkan modalnya untuk mendirikan perusahaan

tersebut.

Adapun Nama-nama yang mempunyai saham di PT. Ira Widya Utama adalah:

1. Drs. H. Yopie Sangkot Batubara 50% Dari Saham

2. Ny. Tapi Rumondang Bulan Nasution 20% Dari Saham

3. Abdullah Sony Batubara 10% Dari Saham

4. Putri Kumala Sari Batubara 10% Dari Saham

5. Indira Marwanti Batubara 10% Dari Saham

Seluruh saham yang dimiliki oleh PT. Ira Widya Utama tersebut dijadikan

sebagai satu tolak ukur dalam mengembangkan perusahaan dalam bentuk finansial

maupun non finansial dan bersedia kerja sama dan bertanggung jawab atas resiko

yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya.

B. Kegiatan Perusahaan

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa Konstruksi Pemborong

Umum serta pengembangan perumahan. Sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan usaha PT. Ira Widya Utama telah mengembangkan kegiatannya

menjadi lebih luas dan juga telah mengembangkan usahanya di luar kota Medan dan

bahkan sampai di luar Propinsi Sumatera Utara, seperti di Lhokseumawe, Propinsi

(24)

di bidang perkebunan dan bidang usaha lainnya, yang memungkinkan perusahaan ini

berkembang dalam bentuk grup usaha di masa yang akan datang.

Sesuai dengan kegiatan usaha PT. Ira Widya Utama Medan dan seperti yang

di ketahui masyarakat pada umumnya, salah satu usaha yang paling besar adalah di

bidang Pembangunan Komplek/ Real Estate, Dimana perumahan yang di bangun

tersebut mempunyai segmentasi pasar terhadap konsumen golongan menengah ke

atas. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen maka PT.Ira Widya Utama Medan

membuat beberapa type rumah agar dapat dijangkau konsumen sesuai dengan selera

konsumen.

Tujuan dari harga dan type dengan beberapa variasi adalah untuk memenuhi

tuntutan segmentasi pasar, dimana mereka dapat membeli jenis rumah yang di

inginkan dan sesuai dengan tingkat ekonomi dan kemampuan konsumen.

Pada saat ini perumahan yang dibuat oleh PT. Ira Widya Utama Medan

menempati lokasi seluas 240 Ha, yang dibagi dalam dua tahap :

Tahap I : Setia Budi I seluas 150 Ha.

Tahap II : Setia Budi II seluas 90 Ha.

Tujuan dari PT. Ira Widya Utama adalah :

a. Menciptakan lapangan pekerjaan.

b. Menjalankan usaha-usaha pemborong umum untuk segala macam jenis

(25)

c. Menjalankan serta mengusahakan usaha-usaha dalam bidang pembangunan

perumahan dan developer

d. Menjalankan usaha dalam bidang jasa

e. Melaksanakan tugas lainnya yang dapat membawa keuntungan bagi

perusahaan

Dari tujuan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari

PT.Ira Widya Utama adalah menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu

pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional serta untuk memperoleh laba

yang maksimal guna kelangsungan perusahaan.

Bidang kegiatan perusahaan yang di lakukan oleh PT. Ira Widya Utama

Medan telah menghasilkan bukti nyata yaitu dengan berdirinya

perumahan-perumahan dan proyek-proyek yang berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh, seperti di

bidang Real Estate telah membangun perumahan pendidikan dan kebudayaan di

Medan,tanah perumahan AAF (Asean Aceh Fertilizer) di Lhokseumawe Aceh,

Perumahan Taman Setia Budi Indah I dan II Medan, Perumahan Sukaramai di

JL.Asia Raya Medan yang bekerja sama dengan PERUM PERUMNAS, Perumahan

Bumi Asri di Pondok Kelapa, Perumahan Garden Estate di Pancur Batu. Selain itu

pengembangan yang di lakukan yaitu dengan membangun Peringgan Shopping

Center Medan, membangun hotel Tourism Area Nias ( Lagundri dan Sorake). PT. Ira

(26)

berlokasi di Pancur Batu Medan, lokasi Perumahan ini di bangun dengan segmentasi

pasar Eksekutif, seperti halnya Bukit Hijau Regency yang terletak di komplek Taman

Setia Budi Indah.

PT. Ira Widya Utama Medan tidak hanya membangun perumahan bagi

kalangan menengah ke atas saja, tetapi juga bagi kalangan menengah ke bawah. Hal

ini dapat di lihat dengan di bangunnya proyek perumahan RS (Rumah

Sederhana),RSS (Rumah Sangat Sederhana) yang berlokasi di Tebing Tinggi,

Perumahan ini di harapkan akan sangat membantu kalangan menengah ke bawah dan

juga membantu pemerintah dalam menciptakan keadilan yang merata bagi seluruh

rakyat Indonesia terutama dalam bidang kepemilikan tempat tinggal.

C. Struktur Organisasi

Untuk menciptakan suatu manajemen yang efektif dalam melaksanakan usaha

jasa Konstruksi, Pembangunan Perumahan (Real Estate) dan bidang lainnya,

manajemen menyadari perlu merancang suatu struktur organisasi yang sesuai dengan

kegiatan usaha perumahan ini. Berikut dapat di lihat Struktur Organisasi PT. Ira

(27)
(28)

D. Uraian Tugas dan Fungsi

Adanya pengembangan dan perluasan usaha PT. Ira Widya Utama dengan

sendirinya bertambah pula pekerjaan-pekerjaan baru sesuai dengan peningkatan

kegiatan perusahaan. Yang pelaksanaanya di dukung oleh semua pihak yang

terkait.

1. Dewan Komisaris Utama

Berfungsi melaksanakan mamdat langsung dari pemegang saham dalam

rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja direksi perusahaan. Dewan

Komisaris Utama memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:

1.1Melakukan pengawasan dan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan

operasional oleh direksi perusahaan.

1.2Melaporkan secara berkala kepada pemegang saham mengenai hasil

pengawasan langsung oleh direksi perusahaan

1.3Memberikan rekomendasi kepada para pemegang saham mengenai hal-hal

yang perlu menjadi keputusan pemegang saham

1.4Menyampaikan hasil laporan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja

(29)

2. Direktur Utama

Merupakan tingkat manajemen puncak perusahaan yang di bentuk

melalui RUPS dalam rangka pelaksanaan mandat dari RUPS untuk

menyelenggarakan operasional perusahaan berdasarkan visi,misi dan strategi

perusahaan yang telah di tetapkan oleh RUPS. Tugas dan Tanggung Jawab dari

Direktur Utama yaitu:

2.1Merencanakan kegiatan jangka panjang perusahaan

2.2Melaksanakan pengolahan atas operasi keuangan, proyek, dan jasa

perusahaan

2.3Mengkoordinasikan kegiatan persiapan laporan tahunan untuk di ajukan

dalam rapat anggota Dewan Komisaris

3. Sekretariat

Berfungsi melaksanakan dan memenuhi segala keputusan Dewan

Komisaris dalam rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja direksi

perusahaan. Tugas dan Tanggung Jawab dari secretariat yaitu:

3.1Melaksanakan surat menyurat, notulen rapat, dan komunikasi berdasarkan

penugasan oleh Dewan Komisaris.

3.2Melaporkan secara langsung dan segera setiap informasi atau data yang

(30)

3.3Memberikan penjelasan yang cukup, singkat, dan relevan kepada pihak

manapun yang ingin bertemu dengan Dewan Komisaris.

3.4Memenuhi kebutuhan Komisaris termasuk Konsumsi dan Obat-obatan

4. Direktur Operasional dan Marketing

Berfungsi membantu Presiden Direktur dalam melaksanakan pengawasan dan

pengendalian operasi. Tugas dan Tanggung jawab dari Direktur Operasional dan

Marketing yaitu:

4.1Mengkoordinasi dan memonitor program kerja perusahaan di bidang

pembangunan,pengolahan,dan pemasaran unit-unit usaha.

4.2Mengkoordinasi dan mengevaluasi realisasi pembangunan, pengolahan

dan pemasaran

4.3Mengevaluasi secara periodik efektifitas mekanisme kerja yang ada.

4.4Bertanggung jawab atas terselenggaranya dan penerbitan laporan,

pembangunan, pengolahan dan pemasaran perusahaan secara lengkap,

(31)

5. G.M Adm dan Keuangan.

Berfungsi membantu Presiden Direktur dalam melaksanakan pengawasan dan

pengendalian bidang administrasi, akuntansi dan keuangan.Tugas dan Tanggung

jawab dari Direktur Adm dan keuangan yaitu:

5.1Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan terselenggaranya

pengendalian di bidang sumber daya alam manusia, akuntansi, dan

keuangan.

5.2Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem informasi

dan kebijakan mekanisme kerja.

5.3Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem informasi

pencatatan dan pengolahan barang yang di beli perusahaan.

6. As.Dir Ops dan Marketing

Berfungsi membantu direktur operasi dalam melaksanakan pengawasan dan

pengendalian PT.Ira Widya Utama Medan. Tugas dan Tanggung jawab dari

As.Dir Ops dan Marketing yaitu:

6.1Menyusun, mengkoordinasi dan memonitor rencana kerja dan anggaran

PT.Ira Widya Utama Medan yang berkaitan dengan kegiatan

(32)

6.2Mengkoordinasi dan mengevaluasi realisasi pembangunan,

pengolahan,dan pemasaran

6.3Memonitor pelaksanaan dan pengolahan data keuangan serta bertanggung

jawab atas terselenggaranya perencanaan dan penerbitan laporan

pembangunan, pengelolaan,dan pemasaran perusahaan secara tepat waktu,

(33)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN

A. Pengertian Umum Tentang Pajak

1. Pengertian Pajak

a.Pajak Bumi dan Bangunan menurut UU PDRD No. 28 Tahun 2009

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan

oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.

b. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan

oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.

2. Fungsi Pajak

2.2Fungsi Anggaran ( budgetair )

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara

(34)

pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja

barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

2.5Fungsi Mengatur ( regulerend )

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan untuk mencapai

tujuan.Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam

negeri maupun luar negeri, di berikan berbagai macam fasilitas keringanan

pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah

menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

2.3 Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan. Hal ini biasa di lakukan antara lain dengan jalan mengatur

peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunakan pajak yang

efektif dan efisien.

2.4 Fungsi Redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan di gunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat

(35)

3. Pengelompokan Pajak 3.1 Menurut Golongannya :

a. Pajak Langsung

Yaitu, pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat

dibebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan

b. Pajak Tidak Langsung

Yaitu, pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau di limpahkan kepada

orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

3.2 Menurut Sifatnya :

a. Pajak Subjektif

Yaitu, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan.

b. Pajak Objektif

Yaitu, pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan

diri wajib pajak.

3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya :

a. Pajak Pusat

Yaitu, pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak

(36)

b. Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota :

3. Pajak Provinsi

Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor dan sebagainya.

4. Pajak Kabupaten/Kotamadya

Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restauran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak

Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak

Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir

dan sebagainya.

B. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

1. Pengertian Umum Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Daerah yang di kenakan terhadap

Bumi dan atau Bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khusus untuk Kota Medan telah

tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang Pajak

(37)

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti,

besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu Bumi/Tanah dan atau

Bangunan .

2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak

2.1 Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai

suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki, menguasai

atas bangunan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

2.2 Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan , meliputi pembayaran pajak,

pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan Daerah.

3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan

3.1Bumi adalah Permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman

serta laut wilayah kota.

3.2Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap

pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.

(38)

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti

hotel, pabrik dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan

dengan kompleks bangunan tersebut.

b. Jalan tol.

c. Kolam renang.

d. Pagar mewah.

e. Tempat olahraga.

f. Galangan kapal, Dermaga.

g. Taman mewah.

h. Tempat penampungan/Kilang minyak, Air dan Gas, Pipa minyak.

i. Menara.

4 . Yang termasuk Objek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan

antara lain:

4.1Kawasan Komersil.

4.2Kawasan Perumahan.

4.3Kawasan Perkantoran.

4.4Kawasan Pertokoan.

(39)

5. Pengecualian Objek Pajak

5.1 Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan Pemerintah.

5.2 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah,

sosial, kesehatan,pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak di

maksudkan untuk memperoleh keuntungan.

5.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan

itu.

5.4 Merupakan Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman

Nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

5.5 Digunakan oleh Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik dan,

5.6 Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

C. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB

1. Tata Cara Pendaftaran PBB

Orang atau Badan yang menjadi subjek PBB harus mendaftarkan objek

pajaknya ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah yang wilayah kerjanya meliputi

letak objek tersebut, dengan menggunakan Formulir Surat Pemberitahuan Objek

Pajak ( SPOP ) yang tersedia gratis di Kantor Dinas Pendapatan Daerah setempat.

Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) dilakukan oleh Subjek

Pajak dengan cara mengambil dan mengisi formulir SPOP secara jelas, benar, dan

(40)

Daerah yang bersangkutan atau tempat yang di tunjukan untuk pengambilan dan

pengembalian SPOP. Yang harus di daftarkan oleh orang atau badan sebagai

Subjek Pajak adalah:

a. Semua Tanah yang dimiliki dengan suatu hak dan atau dimanfaatkan.

b. Semua Bangunan yang dimiliki dan atau dikuasai atau dimanfaatkan.

Adapun Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengisian SPOP:

1. Jelas, Penulisan data harus jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir

yang dapat merugikan Daerah atau wajib pajak sendiri.

2. Benar, Data yang dituliskan dalam SPOP harus sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

3. Lengkap, Artinya bahwa semua kolom dalam SPOP terisi dengan lengkap.

4. Tepat Waktu, Artinya SPOP dikembalikan ke Kantor Dinas Pendapatan

Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari setelah tanggal

diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak.

2. Sanksi PBB

2.1 Sanksi Administrasi

a. Dari hasil penelitian SPOP terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat

(41)

bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat

terutangnya pajak.

b. SPPT yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % .

2.2 Sanksi Pidana

A. Barang siapa karena kealpaannya tidak mengembalikan SPOP atau

mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar sehingga menimbulkan

kerugian bagi Daerah, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya

6 bulan atau denda setinggi-tingginya 2 kali lipat pajak yang terutang.

B. Barang siapa dengan sengaja:

a. Tidak mengembalikan atau menyampaikan SPOP kepada Dinas

Pendapatan Daerah.

b. Menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan

atau melampirkan keterangan yang tidak benar.

c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen yang palsu

atau dipalsukan seolah-olah benar.

d. Tidak memperlihatkan data atau tidak meminjamkan surat atau

(42)

e. Tidak menunjukan data atau tidak menyampaikan keterangan yang

diperlukan , sehingga menimbulkan kerugian pada Daerah, dipidana

dengan pidana selama-lamanya 2 tahun atau denda setinggi-tingginya

5 kali pajak yang terutang. Sanksi pidana tersebut dilipatkan dua

apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan

sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian

atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya

denda.

D.Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT)

1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP)

Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan

objek bumi dan bangunan sektor perkotaan(P2) sesuai dengan Peraturan

Daerah.

2 . Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

Surat yang digunakan oleh Pemerintah Kota untuk memberitahukan

besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan yang terutang dalam 1 (satu)

(43)

E.Klasifikasi Bumi dan atau Bangunan.

Dalam hal memudahkan penghitungan Pajak Bumi dan

Bangunan(PBB) yang terutang atas suatu objek berupa tanah ( bumi) dan atau

bangunan harus diketahui pengelompokan objek pajak menurut nilai jualnya,

Tarif, Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak(NJOPTKP), dan Nilai Jual

Kena Pajak(NJKP). Pengelompokan Objek Pajak menurut nilai jual tersebut

sering disebut dengan klasifikasi tanah ( bumi ) dan bangunan.

Klasifikasi Bumi dan Bangunan adalah pengelompokan bumi dan

bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta untuk

memudahkan penghitungan pajak yang terutang.

Dibawah ini merupakan Tabel Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai

Jual Permukaan Bumi (Tanah) Tahun 2011.

Klas Pengelompokan Nilai Jual

Bumi (Rp/M2)

Nilai Jual Objek Pajak

(Rp/M2)

1 67.390.000 s/d 69.700.000 68.545.000

2 65.120.000 s/d 67.390.000 66.255.000

3 62.890.000 s/d 65.120.000 64.000.000

4 60.700.000 s/d 62.890.000 61.795.000

5 58.550.000 s/d 60.700.000 59.625.000

6 56.440.000 s/d 58.550.000 57.495.000

(44)

8 52.340.000 s/d 54.370.000 53.355.000

9 50.350.000 s/d 52.340.000 51.345.000

10 48.400.000 s/d 50.350.000 49.375.000

11 46.490.000 s/d 48.400.000 47.445.000

12 44.620.000 s/d 46.490.000 45.555.000

13 42.790.000 s/d 44.620.000 43.705.000

14 41.000.000 s/d 42.790.000 41.895.000

15 39.250.000 s/d 41.000.000 40.125.000

16 37.540.000 s/d 39.250.000 38.395.000

17 35.870.000 s/d 37.540.000 36.705.000

18 34.240.000 s/d 35.870.000 35.055.000

19 32.650.000 s/d 34.240.000 33.445.000

20 31.100.000 s/d 32.650.000 31.875.000

21 29.590.000 s/d 31.100.000 30.345.000

22 28.120.000 s/d 29.590.000 28.855.000

23 26.690.000 s/d 28.120.000 27.405.000

24 25.300.000 s/d 26.690.000 25.995.000

25 23.950.000 s/d 25.300.000 24.625.000

26 22.640.000 s/d 23.950.000 23.295.000

27 21.370.000 s/d 22.640.000 22.005.000

28 20.140.000 s/d 21.370.000 20.755.000

29 18.950.000 s/d 20.140.000 19.545.000

30 17.800.000 s/d 18.950.000 18.375.000

31 16.690.000 s/d 17.800.000 17.245.000

32 15.620.000 s/d 16.690.000 16.155.000

33 14.590.000 s/d 15.620.000 15.105.000

(45)

35 12.650.000 s/d 13.600.000 13.125.000

36 11.740.000 s/d 12.650.000 12.195.000

37 10.870.000 s/d 11.740.000 11.305.000

38 10.040.000 s/d 10.870.000 10.455.000

39 9.250.000 s/d 10.040.000 9.645.000

40 8.500.000 s/d 9.250.000 8.875.000

41 7.790.000 s/d 8.500.000 8.145.000

42 7.120.000 s/d 7.790.000 7.455.000

43 6.490.000 s/d 7.120.000 6.805.000

44 5.900.000 s/d 6.490.000 6.195.000

45 5.350.000 s/d 5.900.000 5.625.000

46 4.840.000 s/d 5.350.000 5.095.000

47 4.370.000 s/d 4.840.000 4.605.000

48 3.940.000 s/d 4.370.000 4.155.000

49 3.550.000 s/d 3.940.000 3.745.000

50 3.200.000 s/d 3.550.000 3.375.000

51 3.000.000 s/d 3.200.000 3.100.000

52 2.850.000 s/d 3.000.000 2.925.000

53 2.708.000 s/d 2.850.000 2.779.000

54 2.573.000 s/d 2.708.000 2.640.000

55 2.444.000 s/d 2.573.000 2.508.000

56 2.261.000 s/d 2.444.000 2.352.000

57 2.091.000 s/d 2.261.000 2.176.000

58 1.934.000 s/d 2.091.000 2.013.000

59 1.789.000 s/d 1.934.000 1.862.000

60 1.655.000 s/d 1.789.000 1.722.000

(46)

62 1.341.000 s/d 1.490.000 1.416.000

63 1.207.000 s/d 1.341.000 1.274.000

64 1.086.000 s/d 1.207.000 1.147.000

65 977.000 s/d 1.086.000 1.032.000

(47)

Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Tahun 2011.

Klas Penggolongan Nilai Jual

Bangunan (Rp/M2)

Nilai Jual Objek Pajak

( Rp/M2)

1 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000

2 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000

3 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000

4 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000

5 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000

6 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000

7 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000

8 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000

(48)
(49)

36 92.000 s/d 104.000 98.000

37 74.000 s/d 92.000 83.000

38 68.000 s/d 74.000 71.000

39 52.000 s/d 68.000 60.000

(50)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Prosedur Penyampaian SPPT ( Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) Gedung Perkantoran di PT. Ira Widya Utama.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 pasal 10

yang berisi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) diterbitkan atas dasar

Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). Namun untuk membantu wajib pajak,

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dapat di terbitkan berdasarkan data objek

pajak yang telah ada pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah.

Prosedur penyampaian SPPT di PT. Ira Widya Utama antara lain:

1. Bahwa PT. Ira Widya Utama menerima blangko SPOP dari Kantor

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

2. Bahwa blangko SPOP diisi dan ditandatangani oleh manager,

kemudian SPOP dikirim ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan.

3. Bahwa Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan menerbitkan

SPPT dan menghitung besarnya pajak terutang sebagai dasar

(51)

B. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan.

Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, bangunan perkantoran adalah

Nilai Jual Objek Pajak ( NJOP) tanah atau bangunan, Yaitu harga rata-rata yang

diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Namun jika tidak

terjadi transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak(NJOP) ditentukan melalui:

a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis.

b. Nilai perolehan baru.

c. Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

1. Pengertian yang berhubungan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan

Di bawah ini terdapat beberapa pengertian tentang unsur-unsur pengenaan Sektor

Perkotaan, antara lain:

a. Objek Pajak Sektor Perkotaan adalah Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang

dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.

b. Klasifikasi adalah pengelompokan Nilai Jual Bumi atau Nilai Jual Bangunan

yang digunakan sebagai pedoman penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan

atau Bangunan.

c. Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar rata-rata yang dapat mewakili nilai

(52)

2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.

Dalam penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan, tarif yang

dikenakan adalah 0,2 % dan 0,3 %. Hasil perhitungan besaran pokok Pajak Bumi

dan Bangunan yang terhutang di tetapkan minimal sebesar Rp.20.000(dua puluh

ribu rupiah).

Formula Perhitungan:

a. Untuk Objek Pajak sampai dengan Rp.1.000.000.000

PBB = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)

b. Untuk Objek Pajak di atas Rp.1.000.000.000

PBB = 0,3% x (NJOP-NJOPTKP)

C. Tata Cara Penghitungan PBB Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.

Di bawah ini merupakan contoh tata cara penghitungan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.

PT. A suatu gedung perkantoran di Medan menguasai tanah dan bangunan

dengan rincian sebagai berikut:

A. Tanah

Luas Tanah 6.505 m2 kelas 059

B. Bangunan

(53)

I. Biaya Komponen

a. Material dinding dalam: Pasangan Batu Bata

b. Material dinding luar : Pasangan Batu Bata

c. Atap : Beton

d. Langit-langit : Tripleks

e. Penutup lantai : Keramik

II. Fasilitas

a. Listrik

b. AC

Penyelesaian :

A. Tanah 6.505 m2 x Rp. 1.862.000 = Rp. 12.112.310.000

B. Bangunan 3.359 m2 x Rp. 1.516.000

Dengan perincian sebagai berikut:

I. Biaya Komponen :

a. Material dinding dalam

b. Material dinding luar

c. Atap Beton

d. Langit-langit Tripleks

(54)

II. Komponen Fasilitas terdiri dari :

a. Listrik

b. AC

Jumlah Nilai Bangunan Rp. 5.092.244.000 +

NJOP sebagai dasar pengenaan PBB Rp.17.204.554.000

NJOPTKP Rp. 15.000.000 _

NJOP untuk perhitungan PBB Rp.17.189.554.000

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan data dan hasil Penelitian Lapangan dalam bab

sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai

berikut:

1. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran adalah

NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) tanah atau bangunan yaitu harga rata-rata

yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bilamana

tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui: perbandingan

harga dengan objek lain yang sejenis,atau nilai perolehan baru, atau NJOP

pengganti.

2. Objek Pajak Sektor Perkotaan adalah Objek Pajak Bumi dan Bangunan

yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau

badan.

3. Prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT) di PT.

Ira Widya Utama, diawali dengan PT. Ira Widya Utama menerima

blangko Surat Pemberitahuan Objek Pajak dari Kantor Dinas Pendapatan

Daerah Kota Medan kemudian blangko terse but di isi secara lengkap dan

(56)

Kota Medan, kemudian Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

menerbitkan SPPT sesuai dengan aturan yang berlaku.

4. PT. Ira Widya Utama setelah menerima SPPT Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perkotaan dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan maka

selanjutnya menyetorkan PBB tersebut ke rekening Dinas Pendapatan

Daerah.

B. Saran

Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, penulis mengemukakan saran

yang dapat dijadikan sebagai masukan.

1. Diharapkan pihak Kantor Dinas Pendapatan Daerah dalam melakukan

penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan dengan benar dan teliti serta

berdasarkan ketentuan yang telah di atur dalam Peraturan Daerah yang

berlaku.

2. Diharapkan pihak perusahaan agar melakukan pengisian Surat

Pemberitahuan Objek Pajak dengan benar dan ditandatangani sesuai

ketentuan yang telah di atur dalam Peraturan Daerah yang berlaku

sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan

seperti dikenakan sanksi administrasi ataupun denda dan sebagainya.

3. Agar sumber daya manusia pegawai PT. Ira Widya Utama khususnya

(57)

dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus yang berkaitan dengan

perpajakan. Hal ini dilakukan karena tidak semua pegawai mengetahui

aturan perpajakan yang lengkap, sempurna dan terkini. Sehingga dapat

memberi masukan kepada perusahaan tentang kebenaran jumlah pajak

yang terutang untuk PT. Ira Widya Utama.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Rusdji, Muhammad, 2008. Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan atau Bangunan, dan Bea Materai, Jakarta: PT. Indeks.

Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 tahun 2009, Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Peraturan WaliKota Medan Nomor 70 Tahun 2011, Tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan di Kota Medan.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang Pajak Bumi dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dicatat kedalam kertas kerja (input temuan pemeriksaan dilapangan) tim pemeriksa menyerahkannya kebagian tata usaha.. inspektur untuk

Lampu lalu lintas adalah suatu rangkaian peralatan elektronika yang digunakan untuk mengatur lalu lintas di jalan raya. Outputnya berupa led merah, kuning

Selain itu, tidak ditemukan adanya pengaruh yang lebih negatif dari diver- sifikasi pendapatan terhadap risiko sistematis, risiko non-sistematis, risiko total, dan risiko

Penelitian ini membahas tentang rumah ibadah dan wisata terhadap dilema yang terjadi di dalam Puri Tri Agung Sungailiat, Kabupaten Bangka.. Fokus utama dalam penelitian ini untuk

quadrangularis berpengaruh pada respons imun tubuh dengan meningkatkan jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal sedangkan ekstrak teripang P.. Ekstrak teripang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode Total Physical Response method dapat meningkatkan penguasaan pada kosakata Bahasa Inggris siswa

adalah benar tercatat dan masih aktif sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung pada semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017 dan saat ini

[r]