LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
TENTANG
TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
GEDUNG PERKANTORAN DI PT. IRA WIDYA UTAMA
MEDAN
O
L
E
H
NAMA
: ZUBAIDAH DAULAY
NIM
: 092600021
Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMenyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……….………. .………... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 2
C. Uraian Teoritis ……….. 4
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri………... 11
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri……….. 11
F. Metode Pengumpulan Data ………... 13
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Krja Lapangan Mandiri…….. 14
BAB II GAMBARAN UMUM PT. IRA WIDYA UTAMA A. Sejarah Singkat PT. Ira Widya Utama………...16
B. Kegiatan Perusahaan………17
C. Struktur Organisasi………...20
D. Uraian Tugas dan Fungsi………...22
BAB III GAMBARAN UMUM PBB SEKTOR PERKOTAAN A. Pengertian Umum Tentang Pajak……….27
1. Pengertian Pajak……….27
2. Fungsi Pajak………...27
3. Pengelompokan Pajak………29
1. Pengertian Umum PBB……….31
2. Subjek dan Wajib PBB………..31
3. Objek PBB………...32
4. Objek PBB Sektor Perkotaan……….33
5. Pengecualian Objek Pajak………..33
C. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB 1. Tata Cara Pendaftaran PBB………34
2. Sanksi PBB……….35
D. SPOP dan SPPT………37
E. Klasifikasi Bumi dan Bangunan………...37
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Prosedur Penyampaian SPPT………44
B. Dasar Pengenaan PBB Sektor Perkotaan………..45
1. Pengertian yang berhubungan dengan PBB………...45
2. Tarif PBB Sektor Perkotaan PT. Ira Widya Utama……….46
C. Tata Cara Penghitungan PBB Sektor Perkotaan PT. Ira Widya Utama…46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………50
B. Saran………..51
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis
mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “Tata Cara Penghitungan
Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan.” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan kurangnya pengalaman penulis, sehingga
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik lagi.
Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
pada PT. Ira Widya Utama Medan dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.si selaku Ketua Jurusan Program Studi
3. Ibu Fauziah, SE.Msi, Selaku pembimbing saya yang telah banyak memberikan
perhatian, petunjuk dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Buat kedua orang tua penulis.Ayah, Ibu terima kasih atas segalanya yang telah
diberi dan juga buat kakak dan adik tersayang terima kasih semua. Love you all
5. Seluruh Dosen, Staf pengajar, serta para pegawai Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU.
6. Bapak Pimpinan, Staf, dan Pegawai PT. Ira Widya Utama yang telah
memberikan izin, kesempatan maupaun informasi bagi penulis dalam
melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri.
7. Buat Andi terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada penulis yang
mau bantuin penulis dalam segala hal.
8. Buat kawan-kawan senasib seperjuanganku Riana, vixy, mentari, nindy, uci .
Mudah-mudahan persahabatan kita tidak hanya sampai disini.
9. Seluruh mahasiswa/i DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU kelas A, B, C
stambuk 2009 khusunya kelas A yang seperjuangan dalam masa perkuliahan dan
Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya
laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
maupun pihak lain yang memerlukannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Medan, Juli 2012
Penulis
(Zubaidah Daulay)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting
artinya, bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, dan oleh karena itu perlu di kelola dengan meningkatkan peran
serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat di lihat dari pembangunan
nasional yang di harapkan agar membawa dampak bagi meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, karena kesejahteraan merupakan hak semua warga negara
maka pemerintah harus menciptakan kesinambungan pembangunan yang berdampak
bagi kesejahtaraan masyarakat.
Di Negara-negara yang sedang berkembang, pelaksanaan pembangunan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta
pemerintah dan aparatnya sangatlah penting. Pembangunan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat
harus ikut serta dalam proses pembangunan tersebut.
Maka dari itu untuk mewujudkan pembangunan, pemerintah memungut pajak
dari masyarakat, pajak yang dipungut oleh pemerintah terdiri dari Pajak Pusat dan
Pajak Daerah, pajak yang di pungut oleh Pemerintah Daerah di atur dalam
Daerah yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, khusus
untuk Kota Medan telah tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 tahun
2011.
Pajak Bumi dan Bangunan terbagi ke dalam beberapa sektor yaitu : Sektor
Pedesaan, Sektor Perkotaan, Sektor Perkebunan, Sektor Pertambangan dan Sektor
Perhutanan. Salah satu objek yang di golongkan pada Sektor Perkotaan adalah
bangunan perkantoran. Setiap orang pribadi ataupun badan yang menjalankan usaha
di gedung perkantoran harus membayar pajak atas tempat usahanya. Selanjutnya dana
yang di himpun oleh pemerintah melalui pungutan Pajak Bumi dan Bangunan
digunakan sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat II untuk membangun sarana
dan prasarana di wilayah yang bersangkutan.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan merupakan salah satu
penerimaan yang cukup besar bagi Pemerintah Daerah. Hasilnya akan sangat
membantu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan percepatan pembangunan
khususnya di Daerah.
Oleh sebab itu, sesuai dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis
mengangkat judul “ Tata Cara Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung
Perkantoran di PT. Ira Widya Utama Medan ”.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM
1.1 Untuk mengetahui dasar penetapan Pajak Bumi dan Bangunan gedung
perkantoran di PT. Ira Widya Utama
1.2 Untuk mengetahui tata cara perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung
perkantoran di PT. Ira Widya Utama .
1.3 Untuk mengetahui prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang ( SPPT) di PT . Ira Widya Utama.
2. Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan laporan sebagai hasil dari
pelaksanan PKLM.
2.1Bagi Mahasiswa adalah :
a. Untuk Mahasiswa agar dapat menerapkan ilmunya secara langsung pada
bidang yang diambilnya sehingga dapat membandingkan antara teori yang
dipelajari selama perkuliahan dengan praktik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa di dalam proses belajar
mengajar terutama di bidang Perpajakan khususnya Mata Kuliah Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perkotaan.
2.2 Bagi PT. Ira Widya Utama adalah:
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara PT. Ira Widya
Utama dengan lembaga pendidikan khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumareta Utara.
b. Mendapat masukan dan saran akademis untuk peningkatan pengetahuan
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara:
a. Untuk mempererat hubungan baik antara pihak Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan dengan Perusahaan.
b. Untuk menguji teori yang di ajarkan di dalam bangku perkuliahan untuk dunia
kerja khususnya di bidang Perpajakan.
c. Untuk mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten, yang ada di
Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
d. Untuk mendapat masukan dan saran untuk evaluasi penyempurnaan Kurikulum
di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Daerah yang di kenakan terhadap
bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khusus untuk Kota Medan telah
tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang
a. Pajak Bumi dan Bangunan menurut UU PDRD No. 28 Tahun 2009
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.
b. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.
2. Fungsi Pajak
2.1Fungsi Anggaran ( budgetair )
Sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaranya.
2.2 Fungsi Mengatur ( regulerend )
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi .
2.3Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
2.4Fungsi Redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan di gunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Pengelompokan Pajak 3.1 Menurut Golongannya :
a. Pajak Langsung
Yaitu, pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak Tidak Langsung
Yaitu, pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau di limpahkan kepada
orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
3.2. Menurut Sifatnya :
a. Pajak Subjektif
Yaitu, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif
Yaitu, pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan
3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya :
a. Pajak Pusat
Yaitu, pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Bea materai .
b. Pajak Daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota :
1. Pajak Provinsi
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor dan sebagainya
2. Pajak Kabupaten/Kotamadya
Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restauran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak
penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir
dan sebagainya.
4. Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011
Yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan bangunan
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,
pertambangan.
5. Pengecualian Objek Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011
5.1Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan
Pemerintah
5.2 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak
di maksudkan untuk memperoleh keuntungan.
5.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu.
5.4 Merupakan Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman
Nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
5.5 Digunakan oleh Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik dan,
5.6 Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
6. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
a. Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki,
b. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan , meliputi pembayaran pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan Daerah.
7. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan 7.1. Tata Cara Pendaftaran Pajak Bumi dan Bangunan
7.2 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan terbagi atas Sanksi Administrasi dan
Sanksi Pidana.
8. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT)
8.1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP)
Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan
objek bumi dan bangunan sektor perkotaan (P2) sesuai dengan Peraturan
Daerah.
8.2 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Surat yang digunakan oleh Pemerintah Kota untuk memberitahukan
besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan yang terutang dalam 1 (satu)
tahun pajak kepada wajib pajak.
9. Bumi dan atau Bangunan terbagi atas 5 ( lima) Sektor : a Pedesaan
b. Perkotaan
d. Perhutanan
e. Pertambangan
Dalam laporan ini penulis membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkotaan yaitu, objek Pajak Bumi dan Bangunan yang meliputi Kawasan
Perkantoran.
10. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Gedung Perkantoran
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran adalah
NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) Bangunan yang di peroleh melalui penilaian.
11. Cara Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan
Pelaksanaan Penilaian dilakukan dengan dua cara:
1. Penilaian Massal:
NJOP Bumi dihitung berdasarkan NIR yang terdapat pada setiap ZNT;
NJOP Bangunan dihitung berdasarkan DBKB; Perhitungan NJOP
dilakukan menggunakan program computer ( Computer Assissted
Valuation/CAV)
2. Penilaian Individu:
Diterapkan untuk OP yang bernilai tinggi ( High Values ) baik OP
khusus, atau OP umum yang telah dinilai dengan CAV namun hasilnya
tak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan aplikasi
program, proses penilaian dengan memperhitungkan seluruh karakteristik
12. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
a. Untuk NJOP sampai dengan Rp.1.000.000.000(satu milyar rupiah) ditetapkan
sebesar 0,2% ( nol koma dua persen ) pertahun.
b. Untuk NJOP diatas Rp.1.000.000.000 ( satu milyar rupiah ) ditetapkan sebesar
0,3% ( nol koma tiga persen) pertahun.
Hasil Perhitungan besaran pokok pajak bumi dan bangunan yang terhutang di
tetapkan minimal sebesar Rp.20.000 ( dua puluh ribu rupiah ).
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri yaitu melakukan pengumpulan data dan mencermati SPPT ( surat pemberitahuan pajak
terutang ) Pajak Bumi dan Bangunan PT. Ira Widya Utama di mulai dari :
1. Prosedur penyampain Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PT.Ira Widya
Utama.
2. Tata cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran PT. Ira
Widya Utama.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis akan melakukan berbagai persiapan dimulai dari
penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan
proposal, dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Studi Literatur
Merupakan landasan teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut
materi yang akan yang bersumber dari buku-buku, undang-undang, artikel ilmiah
maupun literature yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan
Mandiri .
3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/Pengamatan secara langsung
pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi serta
keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang
berlaku pada PT.Ira Widya Utama.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data
primer dan data sekunder.
4.1 Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap orang-orang
yang dianggap berkompeten memberikan masukan dan informasi pada
4.2Data Skunder
Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literature seperti
sumber-sumber pustaka dan undang-undang, dokumentasi, maupun literature
lainnya yang berhubungan dengan objek praktik kerja lapangan mandiri.
5. Analisis Data dan evaluasi
Setelah Penulis memperoleh data yang di perlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan dipresentasikan
secara objektif, jelas dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Dalam pelaksanaan PKLM, penulis melakukan 3 metode pengumpulan data
dan informasi yang perlu dilakukan untuk membuat laporan yang digunakan dalam
penulisan ini,yaitu:
1. Daftar Pertanyaan
Dalam metode ini Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan
langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data
dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan
pengamatan langsung ditempat PKLM, mendengarkan serta mencatat
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi
3. Daftar Dokumentasi
Pengumpulan daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi
yang bersangkutan untuk menambah objektivitas yang berkaitan dengan yang
dibutuhkan.guna melengkapi laporan PKLM yang menjadi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi
Perpajakan.
G. Sistematika Penulisan PrakTik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini penulis menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar
pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat Praktek
Kerja Lapangan Mandiri PKLM, ruang lingkup PKLM, metode
PKLM,metode pengumpulan data PKLM, serta sistematika
penulisan laporan PKLM.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PKLM
Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat PT Ira Widya
Utama,Struktur Organisasi,Kegiatan dan usaha pokok
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN
Dalam hal ini penulis memaparkan tentang data yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan mulai dari pengertian umum tentang
pajak, pengertian pajak bumi dan bangunan, Tata cara Pendaftaran dan
sanksi pajak bumi dan bangunan, surat pemberitahuan objek pajak
(SPOP),dan surat pemberitahuan pajak terutang(SPPT).
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa tentang Dasar Pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor perkotaan , pendataan dan penilaian objek
pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan, tata cara perhitungan
pajak bumi dan bangunan sektor perkotaan,prosedur penyampaian
surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT), factor penghambat PT.Ira
Widya Utama dalam menghitung pajak bumi dan bangunan sektor
perkotaan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pernyataan mengenai
hal-hal yang telah di kemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat di
ambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada.
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. IRA WIDYA UTAMA A. Sejarah Singkat PT. Ira Widya Utama
PT. Ira Widya Utama Medan, merupakan salah satu perusahaan swasta yang
bergerak di bidang Real Estate, Kontraktor dan Perkebunan. Pada saat berdirinya
perusahaan ini berbentuk Perseroan Komanditer dengan nama CV. IRA
CORPORATION. Setelah berjalan beberapa tahun CV. Ira Corporation yang
semakin lama semakin berkembang mengubah bentuk badan hukum usahanya
menjadi PT. Ira Widya Utama Medan , dengan nama berdasarkan akte perubahan No.
29 Tahun 1983 oleh Notaris Sundari Siregar,SH . PT. Ira Widya Utama Medan pada
saat ini memiliki kantor pusat yang beralamat di Jln.Cactus Raya Utama Blok J No. 1
Kompleks Taman Setia Budi Indah Medan ( TASBI) yang di kelola oleh Drs.H.Yopie
Sangkot Batubara.
Untuk mendirikan suatu perusahaan harus mampu mengeluarkan modal yang
besar, dan juga harus sudah siap untuk menghadapi rintangan dan kendala yang ada
di dunia usaha apalagi pada zaman modern saat ini suatu perusahaan harus sudah
siap untuk bersaing dalam dunia bisnis. PT.Ira Widya Utama juga didirikan dengan
memerlukan modal yang sangat besar dengan mengumpulkan modal atau saham
beberapa pihak. Saham-saham yang ada di PT. Ira Widya Utama berasal dari
beberapa orang yang telah menanamkan modalnya untuk mendirikan perusahaan
tersebut.
Adapun Nama-nama yang mempunyai saham di PT. Ira Widya Utama adalah:
1. Drs. H. Yopie Sangkot Batubara 50% Dari Saham
2. Ny. Tapi Rumondang Bulan Nasution 20% Dari Saham
3. Abdullah Sony Batubara 10% Dari Saham
4. Putri Kumala Sari Batubara 10% Dari Saham
5. Indira Marwanti Batubara 10% Dari Saham
Seluruh saham yang dimiliki oleh PT. Ira Widya Utama tersebut dijadikan
sebagai satu tolak ukur dalam mengembangkan perusahaan dalam bentuk finansial
maupun non finansial dan bersedia kerja sama dan bertanggung jawab atas resiko
yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya.
B. Kegiatan Perusahaan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa Konstruksi Pemborong
Umum serta pengembangan perumahan. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan usaha PT. Ira Widya Utama telah mengembangkan kegiatannya
menjadi lebih luas dan juga telah mengembangkan usahanya di luar kota Medan dan
bahkan sampai di luar Propinsi Sumatera Utara, seperti di Lhokseumawe, Propinsi
di bidang perkebunan dan bidang usaha lainnya, yang memungkinkan perusahaan ini
berkembang dalam bentuk grup usaha di masa yang akan datang.
Sesuai dengan kegiatan usaha PT. Ira Widya Utama Medan dan seperti yang
di ketahui masyarakat pada umumnya, salah satu usaha yang paling besar adalah di
bidang Pembangunan Komplek/ Real Estate, Dimana perumahan yang di bangun
tersebut mempunyai segmentasi pasar terhadap konsumen golongan menengah ke
atas. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen maka PT.Ira Widya Utama Medan
membuat beberapa type rumah agar dapat dijangkau konsumen sesuai dengan selera
konsumen.
Tujuan dari harga dan type dengan beberapa variasi adalah untuk memenuhi
tuntutan segmentasi pasar, dimana mereka dapat membeli jenis rumah yang di
inginkan dan sesuai dengan tingkat ekonomi dan kemampuan konsumen.
Pada saat ini perumahan yang dibuat oleh PT. Ira Widya Utama Medan
menempati lokasi seluas 240 Ha, yang dibagi dalam dua tahap :
Tahap I : Setia Budi I seluas 150 Ha.
Tahap II : Setia Budi II seluas 90 Ha.
Tujuan dari PT. Ira Widya Utama adalah :
a. Menciptakan lapangan pekerjaan.
b. Menjalankan usaha-usaha pemborong umum untuk segala macam jenis
c. Menjalankan serta mengusahakan usaha-usaha dalam bidang pembangunan
perumahan dan developer
d. Menjalankan usaha dalam bidang jasa
e. Melaksanakan tugas lainnya yang dapat membawa keuntungan bagi
perusahaan
Dari tujuan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari
PT.Ira Widya Utama adalah menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu
pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional serta untuk memperoleh laba
yang maksimal guna kelangsungan perusahaan.
Bidang kegiatan perusahaan yang di lakukan oleh PT. Ira Widya Utama
Medan telah menghasilkan bukti nyata yaitu dengan berdirinya
perumahan-perumahan dan proyek-proyek yang berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh, seperti di
bidang Real Estate telah membangun perumahan pendidikan dan kebudayaan di
Medan,tanah perumahan AAF (Asean Aceh Fertilizer) di Lhokseumawe Aceh,
Perumahan Taman Setia Budi Indah I dan II Medan, Perumahan Sukaramai di
JL.Asia Raya Medan yang bekerja sama dengan PERUM PERUMNAS, Perumahan
Bumi Asri di Pondok Kelapa, Perumahan Garden Estate di Pancur Batu. Selain itu
pengembangan yang di lakukan yaitu dengan membangun Peringgan Shopping
Center Medan, membangun hotel Tourism Area Nias ( Lagundri dan Sorake). PT. Ira
berlokasi di Pancur Batu Medan, lokasi Perumahan ini di bangun dengan segmentasi
pasar Eksekutif, seperti halnya Bukit Hijau Regency yang terletak di komplek Taman
Setia Budi Indah.
PT. Ira Widya Utama Medan tidak hanya membangun perumahan bagi
kalangan menengah ke atas saja, tetapi juga bagi kalangan menengah ke bawah. Hal
ini dapat di lihat dengan di bangunnya proyek perumahan RS (Rumah
Sederhana),RSS (Rumah Sangat Sederhana) yang berlokasi di Tebing Tinggi,
Perumahan ini di harapkan akan sangat membantu kalangan menengah ke bawah dan
juga membantu pemerintah dalam menciptakan keadilan yang merata bagi seluruh
rakyat Indonesia terutama dalam bidang kepemilikan tempat tinggal.
C. Struktur Organisasi
Untuk menciptakan suatu manajemen yang efektif dalam melaksanakan usaha
jasa Konstruksi, Pembangunan Perumahan (Real Estate) dan bidang lainnya,
manajemen menyadari perlu merancang suatu struktur organisasi yang sesuai dengan
kegiatan usaha perumahan ini. Berikut dapat di lihat Struktur Organisasi PT. Ira
D. Uraian Tugas dan Fungsi
Adanya pengembangan dan perluasan usaha PT. Ira Widya Utama dengan
sendirinya bertambah pula pekerjaan-pekerjaan baru sesuai dengan peningkatan
kegiatan perusahaan. Yang pelaksanaanya di dukung oleh semua pihak yang
terkait.
1. Dewan Komisaris Utama
Berfungsi melaksanakan mamdat langsung dari pemegang saham dalam
rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja direksi perusahaan. Dewan
Komisaris Utama memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
1.1Melakukan pengawasan dan pemantauan langsung terhadap pelaksanaan
operasional oleh direksi perusahaan.
1.2Melaporkan secara berkala kepada pemegang saham mengenai hasil
pengawasan langsung oleh direksi perusahaan
1.3Memberikan rekomendasi kepada para pemegang saham mengenai hal-hal
yang perlu menjadi keputusan pemegang saham
1.4Menyampaikan hasil laporan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja
2. Direktur Utama
Merupakan tingkat manajemen puncak perusahaan yang di bentuk
melalui RUPS dalam rangka pelaksanaan mandat dari RUPS untuk
menyelenggarakan operasional perusahaan berdasarkan visi,misi dan strategi
perusahaan yang telah di tetapkan oleh RUPS. Tugas dan Tanggung Jawab dari
Direktur Utama yaitu:
2.1Merencanakan kegiatan jangka panjang perusahaan
2.2Melaksanakan pengolahan atas operasi keuangan, proyek, dan jasa
perusahaan
2.3Mengkoordinasikan kegiatan persiapan laporan tahunan untuk di ajukan
dalam rapat anggota Dewan Komisaris
3. Sekretariat
Berfungsi melaksanakan dan memenuhi segala keputusan Dewan
Komisaris dalam rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja direksi
perusahaan. Tugas dan Tanggung Jawab dari secretariat yaitu:
3.1Melaksanakan surat menyurat, notulen rapat, dan komunikasi berdasarkan
penugasan oleh Dewan Komisaris.
3.2Melaporkan secara langsung dan segera setiap informasi atau data yang
3.3Memberikan penjelasan yang cukup, singkat, dan relevan kepada pihak
manapun yang ingin bertemu dengan Dewan Komisaris.
3.4Memenuhi kebutuhan Komisaris termasuk Konsumsi dan Obat-obatan
4. Direktur Operasional dan Marketing
Berfungsi membantu Presiden Direktur dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian operasi. Tugas dan Tanggung jawab dari Direktur Operasional dan
Marketing yaitu:
4.1Mengkoordinasi dan memonitor program kerja perusahaan di bidang
pembangunan,pengolahan,dan pemasaran unit-unit usaha.
4.2Mengkoordinasi dan mengevaluasi realisasi pembangunan, pengolahan
dan pemasaran
4.3Mengevaluasi secara periodik efektifitas mekanisme kerja yang ada.
4.4Bertanggung jawab atas terselenggaranya dan penerbitan laporan,
pembangunan, pengolahan dan pemasaran perusahaan secara lengkap,
5. G.M Adm dan Keuangan.
Berfungsi membantu Presiden Direktur dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian bidang administrasi, akuntansi dan keuangan.Tugas dan Tanggung
jawab dari Direktur Adm dan keuangan yaitu:
5.1Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan terselenggaranya
pengendalian di bidang sumber daya alam manusia, akuntansi, dan
keuangan.
5.2Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem informasi
dan kebijakan mekanisme kerja.
5.3Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem informasi
pencatatan dan pengolahan barang yang di beli perusahaan.
6. As.Dir Ops dan Marketing
Berfungsi membantu direktur operasi dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian PT.Ira Widya Utama Medan. Tugas dan Tanggung jawab dari
As.Dir Ops dan Marketing yaitu:
6.1Menyusun, mengkoordinasi dan memonitor rencana kerja dan anggaran
PT.Ira Widya Utama Medan yang berkaitan dengan kegiatan
6.2Mengkoordinasi dan mengevaluasi realisasi pembangunan,
pengolahan,dan pemasaran
6.3Memonitor pelaksanaan dan pengolahan data keuangan serta bertanggung
jawab atas terselenggaranya perencanaan dan penerbitan laporan
pembangunan, pengelolaan,dan pemasaran perusahaan secara tepat waktu,
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN
A. Pengertian Umum Tentang Pajak
1. Pengertian Pajak
a.Pajak Bumi dan Bangunan menurut UU PDRD No. 28 Tahun 2009
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.
b. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas
bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan.
2. Fungsi Pajak
2.2Fungsi Anggaran ( budgetair )
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja
barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
2.5Fungsi Mengatur ( regulerend )
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan untuk mencapai
tujuan.Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam
negeri maupun luar negeri, di berikan berbagai macam fasilitas keringanan
pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
2.3 Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini biasa di lakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunakan pajak yang
efektif dan efisien.
2.4 Fungsi Redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah di pungut oleh negara akan di gunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
3. Pengelompokan Pajak 3.1 Menurut Golongannya :
a. Pajak Langsung
Yaitu, pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau di limpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan
b. Pajak Tidak Langsung
Yaitu, pajak yang pada akhirnya dapat di bebankan atau di limpahkan kepada
orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
3.2 Menurut Sifatnya :
a. Pajak Subjektif
Yaitu, pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif
Yaitu, pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan
diri wajib pajak.
3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya :
a. Pajak Pusat
Yaitu, pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak
b. Pajak Daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terbagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota :
3. Pajak Provinsi
Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Bahan Bakar kendaraan Bermotor dan sebagainya.
4. Pajak Kabupaten/Kotamadya
Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restauran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir
dan sebagainya.
B. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
1. Pengertian Umum Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Daerah yang di kenakan terhadap
Bumi dan atau Bangunan berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, khusus untuk Kota Medan telah
tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti,
besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu Bumi/Tanah dan atau
Bangunan .
2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak
2.1 Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai
suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki, menguasai
atas bangunan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.
2.2 Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan , meliputi pembayaran pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan Daerah.
3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan
3.1Bumi adalah Permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman
serta laut wilayah kota.
3.2Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti
hotel, pabrik dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan
dengan kompleks bangunan tersebut.
b. Jalan tol.
c. Kolam renang.
d. Pagar mewah.
e. Tempat olahraga.
f. Galangan kapal, Dermaga.
g. Taman mewah.
h. Tempat penampungan/Kilang minyak, Air dan Gas, Pipa minyak.
i. Menara.
4 . Yang termasuk Objek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan
antara lain:
4.1Kawasan Komersil.
4.2Kawasan Perumahan.
4.3Kawasan Perkantoran.
4.4Kawasan Pertokoan.
5. Pengecualian Objek Pajak
5.1 Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan Pemerintah.
5.2 Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah,
sosial, kesehatan,pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak di
maksudkan untuk memperoleh keuntungan.
5.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan
itu.
5.4 Merupakan Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Taman
Nasional dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
5.5 Digunakan oleh Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik dan,
5.6 Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
C. Tata Cara Pendaftaran dan Sanksi PBB
1. Tata Cara Pendaftaran PBB
Orang atau Badan yang menjadi subjek PBB harus mendaftarkan objek
pajaknya ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah yang wilayah kerjanya meliputi
letak objek tersebut, dengan menggunakan Formulir Surat Pemberitahuan Objek
Pajak ( SPOP ) yang tersedia gratis di Kantor Dinas Pendapatan Daerah setempat.
Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) dilakukan oleh Subjek
Pajak dengan cara mengambil dan mengisi formulir SPOP secara jelas, benar, dan
Daerah yang bersangkutan atau tempat yang di tunjukan untuk pengambilan dan
pengembalian SPOP. Yang harus di daftarkan oleh orang atau badan sebagai
Subjek Pajak adalah:
a. Semua Tanah yang dimiliki dengan suatu hak dan atau dimanfaatkan.
b. Semua Bangunan yang dimiliki dan atau dikuasai atau dimanfaatkan.
Adapun Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengisian SPOP:
1. Jelas, Penulisan data harus jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
yang dapat merugikan Daerah atau wajib pajak sendiri.
2. Benar, Data yang dituliskan dalam SPOP harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
3. Lengkap, Artinya bahwa semua kolom dalam SPOP terisi dengan lengkap.
4. Tepat Waktu, Artinya SPOP dikembalikan ke Kantor Dinas Pendapatan
Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari setelah tanggal
diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak.
2. Sanksi PBB
2.1 Sanksi Administrasi
a. Dari hasil penelitian SPOP terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat
bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat
terutangnya pajak.
b. SPPT yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % .
2.2 Sanksi Pidana
A. Barang siapa karena kealpaannya tidak mengembalikan SPOP atau
mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar sehingga menimbulkan
kerugian bagi Daerah, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya
6 bulan atau denda setinggi-tingginya 2 kali lipat pajak yang terutang.
B. Barang siapa dengan sengaja:
a. Tidak mengembalikan atau menyampaikan SPOP kepada Dinas
Pendapatan Daerah.
b. Menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan
atau melampirkan keterangan yang tidak benar.
c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benar.
d. Tidak memperlihatkan data atau tidak meminjamkan surat atau
e. Tidak menunjukan data atau tidak menyampaikan keterangan yang
diperlukan , sehingga menimbulkan kerugian pada Daerah, dipidana
dengan pidana selama-lamanya 2 tahun atau denda setinggi-tingginya
5 kali pajak yang terutang. Sanksi pidana tersebut dilipatkan dua
apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan
sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian
atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya
denda.
D.Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT)
1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP)
Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan
objek bumi dan bangunan sektor perkotaan(P2) sesuai dengan Peraturan
Daerah.
2 . Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Surat yang digunakan oleh Pemerintah Kota untuk memberitahukan
besarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan yang terutang dalam 1 (satu)
E.Klasifikasi Bumi dan atau Bangunan.
Dalam hal memudahkan penghitungan Pajak Bumi dan
Bangunan(PBB) yang terutang atas suatu objek berupa tanah ( bumi) dan atau
bangunan harus diketahui pengelompokan objek pajak menurut nilai jualnya,
Tarif, Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak(NJOPTKP), dan Nilai Jual
Kena Pajak(NJKP). Pengelompokan Objek Pajak menurut nilai jual tersebut
sering disebut dengan klasifikasi tanah ( bumi ) dan bangunan.
Klasifikasi Bumi dan Bangunan adalah pengelompokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta untuk
memudahkan penghitungan pajak yang terutang.
Dibawah ini merupakan Tabel Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai
Jual Permukaan Bumi (Tanah) Tahun 2011.
Klas Pengelompokan Nilai Jual
Bumi (Rp/M2)
Nilai Jual Objek Pajak
(Rp/M2)
1 67.390.000 s/d 69.700.000 68.545.000
2 65.120.000 s/d 67.390.000 66.255.000
3 62.890.000 s/d 65.120.000 64.000.000
4 60.700.000 s/d 62.890.000 61.795.000
5 58.550.000 s/d 60.700.000 59.625.000
6 56.440.000 s/d 58.550.000 57.495.000
8 52.340.000 s/d 54.370.000 53.355.000
9 50.350.000 s/d 52.340.000 51.345.000
10 48.400.000 s/d 50.350.000 49.375.000
11 46.490.000 s/d 48.400.000 47.445.000
12 44.620.000 s/d 46.490.000 45.555.000
13 42.790.000 s/d 44.620.000 43.705.000
14 41.000.000 s/d 42.790.000 41.895.000
15 39.250.000 s/d 41.000.000 40.125.000
16 37.540.000 s/d 39.250.000 38.395.000
17 35.870.000 s/d 37.540.000 36.705.000
18 34.240.000 s/d 35.870.000 35.055.000
19 32.650.000 s/d 34.240.000 33.445.000
20 31.100.000 s/d 32.650.000 31.875.000
21 29.590.000 s/d 31.100.000 30.345.000
22 28.120.000 s/d 29.590.000 28.855.000
23 26.690.000 s/d 28.120.000 27.405.000
24 25.300.000 s/d 26.690.000 25.995.000
25 23.950.000 s/d 25.300.000 24.625.000
26 22.640.000 s/d 23.950.000 23.295.000
27 21.370.000 s/d 22.640.000 22.005.000
28 20.140.000 s/d 21.370.000 20.755.000
29 18.950.000 s/d 20.140.000 19.545.000
30 17.800.000 s/d 18.950.000 18.375.000
31 16.690.000 s/d 17.800.000 17.245.000
32 15.620.000 s/d 16.690.000 16.155.000
33 14.590.000 s/d 15.620.000 15.105.000
35 12.650.000 s/d 13.600.000 13.125.000
36 11.740.000 s/d 12.650.000 12.195.000
37 10.870.000 s/d 11.740.000 11.305.000
38 10.040.000 s/d 10.870.000 10.455.000
39 9.250.000 s/d 10.040.000 9.645.000
40 8.500.000 s/d 9.250.000 8.875.000
41 7.790.000 s/d 8.500.000 8.145.000
42 7.120.000 s/d 7.790.000 7.455.000
43 6.490.000 s/d 7.120.000 6.805.000
44 5.900.000 s/d 6.490.000 6.195.000
45 5.350.000 s/d 5.900.000 5.625.000
46 4.840.000 s/d 5.350.000 5.095.000
47 4.370.000 s/d 4.840.000 4.605.000
48 3.940.000 s/d 4.370.000 4.155.000
49 3.550.000 s/d 3.940.000 3.745.000
50 3.200.000 s/d 3.550.000 3.375.000
51 3.000.000 s/d 3.200.000 3.100.000
52 2.850.000 s/d 3.000.000 2.925.000
53 2.708.000 s/d 2.850.000 2.779.000
54 2.573.000 s/d 2.708.000 2.640.000
55 2.444.000 s/d 2.573.000 2.508.000
56 2.261.000 s/d 2.444.000 2.352.000
57 2.091.000 s/d 2.261.000 2.176.000
58 1.934.000 s/d 2.091.000 2.013.000
59 1.789.000 s/d 1.934.000 1.862.000
60 1.655.000 s/d 1.789.000 1.722.000
62 1.341.000 s/d 1.490.000 1.416.000
63 1.207.000 s/d 1.341.000 1.274.000
64 1.086.000 s/d 1.207.000 1.147.000
65 977.000 s/d 1.086.000 1.032.000
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Tahun 2011.
Klas Penggolongan Nilai Jual
Bangunan (Rp/M2)
Nilai Jual Objek Pajak
( Rp/M2)
1 14.700.000 s/d 15.800.000 15.250.000
2 13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
3 12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
4 11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
5 10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
6 9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
7 8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
8 8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
36 92.000 s/d 104.000 98.000
37 74.000 s/d 92.000 83.000
38 68.000 s/d 74.000 71.000
39 52.000 s/d 68.000 60.000
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Prosedur Penyampaian SPPT ( Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) Gedung Perkantoran di PT. Ira Widya Utama.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 pasal 10
yang berisi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) diterbitkan atas dasar
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). Namun untuk membantu wajib pajak,
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dapat di terbitkan berdasarkan data objek
pajak yang telah ada pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah.
Prosedur penyampaian SPPT di PT. Ira Widya Utama antara lain:
1. Bahwa PT. Ira Widya Utama menerima blangko SPOP dari Kantor
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
2. Bahwa blangko SPOP diisi dan ditandatangani oleh manager,
kemudian SPOP dikirim ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan.
3. Bahwa Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan menerbitkan
SPPT dan menghitung besarnya pajak terutang sebagai dasar
B. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan.
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, bangunan perkantoran adalah
Nilai Jual Objek Pajak ( NJOP) tanah atau bangunan, Yaitu harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Namun jika tidak
terjadi transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak(NJOP) ditentukan melalui:
a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis.
b. Nilai perolehan baru.
c. Nilai Jual Objek Pajak pengganti.
1. Pengertian yang berhubungan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan
Di bawah ini terdapat beberapa pengertian tentang unsur-unsur pengenaan Sektor
Perkotaan, antara lain:
a. Objek Pajak Sektor Perkotaan adalah Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.
b. Klasifikasi adalah pengelompokan Nilai Jual Bumi atau Nilai Jual Bangunan
yang digunakan sebagai pedoman penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan
atau Bangunan.
c. Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar rata-rata yang dapat mewakili nilai
2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.
Dalam penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan, tarif yang
dikenakan adalah 0,2 % dan 0,3 %. Hasil perhitungan besaran pokok Pajak Bumi
dan Bangunan yang terhutang di tetapkan minimal sebesar Rp.20.000(dua puluh
ribu rupiah).
Formula Perhitungan:
a. Untuk Objek Pajak sampai dengan Rp.1.000.000.000
PBB = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)
b. Untuk Objek Pajak di atas Rp.1.000.000.000
PBB = 0,3% x (NJOP-NJOPTKP)
C. Tata Cara Penghitungan PBB Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.
Di bawah ini merupakan contoh tata cara penghitungan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perkotaan di PT. Ira Widya Utama.
PT. A suatu gedung perkantoran di Medan menguasai tanah dan bangunan
dengan rincian sebagai berikut:
A. Tanah
Luas Tanah 6.505 m2 kelas 059
B. Bangunan
I. Biaya Komponen
a. Material dinding dalam: Pasangan Batu Bata
b. Material dinding luar : Pasangan Batu Bata
c. Atap : Beton
d. Langit-langit : Tripleks
e. Penutup lantai : Keramik
II. Fasilitas
a. Listrik
b. AC
Penyelesaian :
A. Tanah 6.505 m2 x Rp. 1.862.000 = Rp. 12.112.310.000
B. Bangunan 3.359 m2 x Rp. 1.516.000
Dengan perincian sebagai berikut:
I. Biaya Komponen :
a. Material dinding dalam
b. Material dinding luar
c. Atap Beton
d. Langit-langit Tripleks
II. Komponen Fasilitas terdiri dari :
a. Listrik
b. AC
Jumlah Nilai Bangunan Rp. 5.092.244.000 +
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB Rp.17.204.554.000
NJOPTKP Rp. 15.000.000 _
NJOP untuk perhitungan PBB Rp.17.189.554.000
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan data dan hasil Penelitian Lapangan dalam bab
sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan gedung perkantoran adalah
NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) tanah atau bangunan yaitu harga rata-rata
yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bilamana
tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui: perbandingan
harga dengan objek lain yang sejenis,atau nilai perolehan baru, atau NJOP
pengganti.
2. Objek Pajak Sektor Perkotaan adalah Objek Pajak Bumi dan Bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
badan.
3. Prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang(SPPT) di PT.
Ira Widya Utama, diawali dengan PT. Ira Widya Utama menerima
blangko Surat Pemberitahuan Objek Pajak dari Kantor Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan kemudian blangko terse but di isi secara lengkap dan
Kota Medan, kemudian Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
menerbitkan SPPT sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. PT. Ira Widya Utama setelah menerima SPPT Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perkotaan dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan maka
selanjutnya menyetorkan PBB tersebut ke rekening Dinas Pendapatan
Daerah.
B. Saran
Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, penulis mengemukakan saran
yang dapat dijadikan sebagai masukan.
1. Diharapkan pihak Kantor Dinas Pendapatan Daerah dalam melakukan
penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan dengan benar dan teliti serta
berdasarkan ketentuan yang telah di atur dalam Peraturan Daerah yang
berlaku.
2. Diharapkan pihak perusahaan agar melakukan pengisian Surat
Pemberitahuan Objek Pajak dengan benar dan ditandatangani sesuai
ketentuan yang telah di atur dalam Peraturan Daerah yang berlaku
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan
seperti dikenakan sanksi administrasi ataupun denda dan sebagainya.
3. Agar sumber daya manusia pegawai PT. Ira Widya Utama khususnya
dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus yang berkaitan dengan
perpajakan. Hal ini dilakukan karena tidak semua pegawai mengetahui
aturan perpajakan yang lengkap, sempurna dan terkini. Sehingga dapat
memberi masukan kepada perusahaan tentang kebenaran jumlah pajak
yang terutang untuk PT. Ira Widya Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Rusdji, Muhammad, 2008. Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan atau Bangunan, dan Bea Materai, Jakarta: PT. Indeks.
Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 tahun 2009, Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
Peraturan WaliKota Medan Nomor 70 Tahun 2011, Tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan di Kota Medan.
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011, Tentang Pajak Bumi dan