PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM
KARYA CEPER KLATEN
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I padaJurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
FEBRIANA CINDI SAFITRI J 410 120 054
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM
KARYA CEPER KLATEN
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
FEBRIANA CINDI SAFITRI J 410 120 054
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Heru Subaris Kasjono, SKM., M.Kes SRI DARNOTO, SKM., MPH
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM
KARYA CEPER KLATEN
OLEH
FEBRIANA CINDI SAFITRI J 410 120 054
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 29 Oktober2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Heru Subaris Kasjono, SKM., M.Kes (……..……..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Giat Purwoatmojo, SKM., M.Kes (………)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Anisa Catur W, SKM., M.Epid (……….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum /tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Surakarta, 29Oktober2016 Penulis
1
PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB
DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN
Abstrak
Pekerja di lingkungan panas seperti di sekitar peleburan, boiler, oven, tungku pemanas dapat mengalami tekanan panas mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Iklim kerja yang terlalu panas mempunyai dampak menimbulkan dehidrasi, meningkatnya stres, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya denyut nadi, hipertensi, penurunan kerja otak karena kurangnya asupan oksigen dan penurunan respon kulit. Pengambilan sampel dengan exhaustive sampling yaitu 36 pada bagian pengecoran dan 18 pada bagian finishing. Analisis data menggunakan uji Man Whitney untuk tingkat siginifkan 0,05. Hasil penelitian: Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok pengecoran (> NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,36/83,33 mmHg dengan ketegori normal. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 137,22/87,56 mmHg dengan kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok finishing (≤ NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,56/83,50 mmHg dengan kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 130,83/83,50 mmHg dengan kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok pengecoran (> NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,55 dengan kategori kelehan kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 30,83 dengan kategori kelelahaa kerja sedang. Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok finishing (≤ NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,72 dengan kategori kelelahan kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 20,89 dengan kategori kelelahan kerja rendah. Hasil Analisa data: 1) ada perbedaan signifikan tekanan darah sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p 0,003 ≤ 0,05). 2) ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p 0,000≤ 0,05).
Kata Kunci : Tenaga Kerja, Paparan Panas, Kelelahan kerja, tekanan darah
Abstract
2
Paper Ceper and Klaten (p 0.003 ≤ 0.05). 2) no difference significant levels of fatigue after work exposed to heat above and below the NAB PT. Aneka Adhilogam Paper Ceper and Klaten (p 0.000 ≤ 0.05).
Key words: labor, exposure to heat, Fatigue, blood pressure
1. PENDAHULUAN
Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya kondisi tempat kerja ruangan yang terlalu panas, pencahayaan yang kurang, getaran yang berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014).
Pekerja di lingkungan panas seperti di sekitar peleburan, boiler, oven, tungku pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh (Tarwaka, dkk, 2004).
Industri logam merupakan industri yang bergerak di bidang pengecoran logam dengan menggunakan bahan baku utamanya tidak lepas dari setiap kehidupan manusia sehari-harinya karena sifatnya yang kuat dan tahan lama. Untuk menjadi bentuk yang sesuai dengan yang diinginkan biasanya dilakukan dengan peleburan logam baik logam besi atau baja yang dicampur menjadi satu untuk dibentuk sesuai dengan keinginan.Proses pengolahan dalam proses produksi logam akan menimbulkan masalah faktor fisika, seperti tekanan panas terutama pada bagian pengecoran. Tekanan panas hanya dapat menyebabkan gangguan Heat Exhaustion tetapi juga dapat menyebabkan gangguan terhadap mental
emosional serta sistem jantung dan peredaran darah (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2016. Hasil pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat pengukuran iklim kerja atau heat stress area pada bagian pengecoran logam 32,60C dan bagian
finishing 27,90C. Menurut Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 tentang
3
ruangan rata-rata untuk pengaturan waktu kerja 75% kerja dan 25% yaitu 280C. Berdasarkan peraturan tersebut, bagian pengecoran logam memiliki iklim kerja melebihi NAB sedangkan bagian finishing tidak melebihi NAB.
Hasil wawancara dengan 10 orang pekerja, dengan 30 pertanyaan, dikategorikan 7 orang (70%) sering mengalami kelelahan dan 3 orang (30%) jarang mengalami kelelahan. Sedangkan hasil pengukuran terhadap 10 karyawan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik tenaga kerja sebesar 6 orang (60%) mengalami kelelahan dan 4 orang (40%) jarang mengalami kelelahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai ”Perbedaan tekanan darah dan kelelahan tenaga kerja terpapar panas di atas dan dibawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten”.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitiandi PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten bulan 29 September 2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 54 orang yang terbagi menjadi 36 orang pengecoran dan 18 orang di bagian finishing. Jenis data dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder.Sumber data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan yang meliputi kondisi fisik lingkungan kerja, wawancara dengan pekerja, dan pengukuran.Sumber data sekunder diperoleh dari pencatatan bagian personalia serta gambaran umum perusahaan, literatur, jurnal yang mendukung penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1Karakteristik Responden
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Tenaga Kerja terpapar Panas di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Variabel Pengecoran
( > NAB)
Finishing (≤NAB)
Usia f % f %
21-30 tahun 3 8.3 44,06±8,94 3 16.7 42,50±11,17
31-40 tahun 7 19.4 6 33.3
41-50 tahun 19 52.8 4 22.2
51-60 tahun 7 19.4 5 27.8
Total 36 100 18 100
Pendidikan
SD 11 30.6 2 11.1
SMP 16 44.4 8 44.4
4
Total 36 100 18 100
Masa Kerja
0-10 tahun 10 27.8 14,63±7,06 8 44.4 14,53±8,16
11-20 tahun 19 52.8 6 33.3
11- 30 tahun 7 19.4 4 22.2
Total 36 100 18 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 100 18 100
Perempuan 0 0 0 0
Total 36 100 18 100
Kondisi Kesehatan
Sehat 36 100 18 100
Tidak sehat 0 0 0 0
Total 36 100 18 100
3.2 Analisa Univariat
3.2.1 Pengukuran Tekanan Darah
a. Kelompok Bagian Pengecoran (> NAB)
Distribusi data hasil pengukuran tekanan darah dari 36 responden dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2 DistibusiHasil Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
No Resp
Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan
Sistole Diastole Sistole Diastole
1 130 85 Pre hipertensi 136 88 Pre hipertensi
2 120 75 Normal 129 80 Normal
3 120 81 Normal 132 85 Pre hipertensi
4 138 85 Pre hipertensi 150 90 Hipertensi
stadium 1
5 135 86 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
6 139 89 Pre hipertensi 149 92 Hipertensi
stadium 1
7 120 75 Normal 132 85 Pre hipertensi
8 145 82 Hipertensi
stadium 1
153 95 Hipertensi
stadium 1
9 140 90 Hipertensi
stadium 1
155 95 Hipertensi
stadium 1
10 120 80 Normal 125 83 Normal
11 132 85 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
12 139 85 Pre hipertensi 142 90 Hipertensi
stadium 1
13 150 92 Hipertensi
stadium 1
155 95 Hipertensi
stadium 1
14 125 80 Normal 133 85 Pre hipertensi
5
16 120 78 Normal 125 86 normal
17 135 86 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
18 130 85 Pre hipertensi 133 88 Pre hipertensi
19 128 80 Normal 131 83 Pre hipertensi
20 120 80 Normal 130 85 Pre hipertensi
21 130 85 Pre hipertensi 133 88 Pre hipertensi
22 118 75 Normal 127 78 Normal
23 128 80 Normal 135 85 Pre hipertensi
24 129 80 Normal 135 83 Pre hipertensi
25 131 85 Pre hipertensi 134 88 Pre hipertensi
26 135 88 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
27 150 92 Hipertensi
stadium 1
158 95 Hipertensi
stadium 1
28 120 75 Normal 125 78 Normal
29 138 86 Pre hipertensi 150 92 Pre hipertensi
30 133 85 Pre hipertensi 136 88 Pre hipertensi
31 109 77 Normal 125 83 Normal
32 142 92 Hipertensi
stadium 1
152 98 Hipertensi
stadium 1
33 135 88 Pre hipertensi 138 89 Pre hipertensi
34 129 83 Normal 135 86 Pre hipertensi
35 120 80 Normal 130 85 Pre hipertensi
36 130 85 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
Jumlah 4693 3000 36 4940 3152 36
Rata - rata
130,36 83,33 Pre hipertensi 137,22 87,56 Pre hipertensi
Tabel 3 Rata-rataPengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja
Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai rata-rata 130,36 83,33 137,22 87,56
Nilai tertinggi 150 92 158 98
Nilai terendah 109 75 125 78
Standar deviasi 9,39 4,86 9,40 4,66
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
Kategori hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan seudah kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4Distibusi Data Kategori Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Kategori
Sebelum kerja Sesudah kerja
6
Normal (< 130/<85 mmHg) 15 41,7 6 16,7
Pre Hipertensi (130-139/85-89 mmHg) 16 44,4 22 61,1
Hipertensi (140-159/90-99 mmHg) 5 13,9 8 22,2
Total 36 100 36 100
Sumber: Data Primer Terolah September 2016 b. Kelompok Bagian Finishing (< NAB)
Distribusi data hasil pengukuran tekanan darah dari 18 responden dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5 DistibusiHasil Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Finishing di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
No Resp
Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan
Sisto le
Diastole Sistole Diastole
1 130 85 Pre hipertensi 131 85 Pre hipertensi
2 138 86 Pre hipertensi 138 87 Pre hipertensi
3 135 86 Pre hipertensi 135 86 Pre hipertensi
4 120 80 Normal 120 80 Normal
5 120 80 Normal 120 80 Normal
6 127 80 Normal 127 80 Normal
7 135 88 Pre hipertensi 135 88 Pre hipertensi
8 132 85 Pre hipertensi 132 85 Pre hipertensi
9 130 80 Pre hipertensi 130 80 Pre hipertensi
10 125 79 Normal 125 80 Pre hipertensi
11 140 90 Pre hipertensi 140 82 Hipertensi
stadium 1
12 120 77 Normal 120 80 Pre hipertensi
13 140 88 Pre hipertensi 140 88 Hipertensi
stadium 1
14 130 80 Pre hipertensi 130 80 Pre hipertensi
15 140 90 Hipertensi stadium 1 140 90 Hipertensi
stadium 1
16 130 80 Normal 131 85 Pre hipertensi
17 125 79 Normal 125 80 Pre hipertensi
18 133 86 Pre hipertensi 136 87 Pre hipertensi
Jumla h
2350 1499 2355 1503 18
Rata-rata
130, 56
82,28 Pre Hipertensi 130,83 83,50 Pre Hipertensi
Tabel 6 Rata-rata Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Finishing di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja
Sistole Diastole Sistole Diastole
7
Nilai tertinggi 140 90 140 90
Nilai terendah 120 77 120 80
Standar deviasi 6,77 4,23 6,87 3,60
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
Kategori hasil pengeukuran tekanan darah sebelum dan seudah kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Distibusi Data Kategori Pengukuran Tekanan Darah pada Pekerja Bagian Finishing di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Kategori
Sebelum kerja Sesudah kerja
f % f %
Normal (< 130/<85 mmHg) 7 38.9 3 16.7
Pre Hipertensi (130-139/85-89 mmHg) 10 55.6 12 66.7
Hipertensi (140-159/90-99 mmHg) 1 5.6 3 16.7
Total 18 100.0 18 100.0
Sumber: Data Primer Terolah September 2016 3.2.2 Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja
a. Kelompok Bagian Pengecoran (> NAB)
Distribusi data hasil pengukuran kelelahan kerja dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 8 DistibusiHasil Pengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
Resp
Kelelahan Kerja
Selisih
Sebelum Sesudah
1 19 46 27
2 29 47 18
3 27 37 10
4 31 47 16
5 28 33 5
6 22 47 25
7 15 22 7
8 24 30 6
9 13 25 12
10 13 27 14
11 13 25 12
12 18 33 15
13 19 34 15
14 3 16 13
15 17 27 10
16 18 30 12
8
18 14 22 8
19 20 27 7
20 37 43 6
21 36 46 10
22 31 33 2
23 13 24 11
24 13 21 8
25 4 17 13
26 24 26 2
27 12 19 7
28 19 27 8
29 11 24 13
30 15 26 11
31 26 26 0
32 30 29 -1
33 30 31 1
34 30 46 16
35 12 27 15
36 35 45 10
Jumlah 740 1110 370
Rata-rata 20.56 30.83 10.28
Tabel 8 Rata-rataPengukuran Kelehahan Kerja pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja
Nilai rata-rata 20,55 30,83
Nilai tertinggi 37 47
Nilai terendah 3 16
Standar deviasi 8,74 9,31
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
Kategori hasil pengukuran kelelahan kerja sebelum dan seudah kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9 Distibusi Data Kategori Pengukuran Kelelahan pada Pekerja Bagian Pengecoran di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Kategori
Sebelum kerja Sesudah kerja
f % f %
Kelelahan rendah (0-21) 21 58.3 4 11.1
Kelelahan sedang (22-44) 15 41.7 25 69.4
Kelelahan tinggi (45-67) 0 0 7 19.4
Total 36 100 36 100
9 b. Kelompok Bagian Finishing(≤ NAB)
Distribusi data hasil pengukuran kelelahan kerja dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 10 DistibusiHasil Pengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Finishing di PT Aneka Adhi Logam Ceper Klaten
Resp
Kelelahan Kerja
Selisih
Sebelum Sesudah
1 18 18 0
2 24 24 0
3 16 17 1
4 17 17 0
5 17 17 0
6 24 24 0
7 19 20 1
8 6 7 1
9 17 17 0
10 19 19 0
11 20 20 0
12 17 17 0
13 32 32 0
14 29 29 0
15 35 35 0
16 27 27 0
17 18 18 0
18 18 18 0
Jumlah 373 376 3
Rata-rata 20.72 20.89 0.17
Tabel 11 Rata-rataPengukuran Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Finishing di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
Statistik Deskriptif Sebelum Kerja Sesudah Kerja
Nilai rata-rata 20,72 20,89
Nilai tertinggi 35 6
Nilai terendah 35 7
Standar deviasi 6,79 6,61
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
Kategori hasil pengukuran kelelahan kerja sebelum dan seudah kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
10 Kategori
Sebelum kerja Sesudah kerja
f % f %
Kelelahan rendah (0-21) 12 66.7 12 66.7
Kelelahan sedang (22-44) 6 33.3 6 33.3
Kelelahan tinggi (45-67) 0 0 0 0
Total 18 100 18 100
Sumber: Data Primer Terolah September 2016 3.3 AnalisaBivariat
Analisa bivariatdigunakan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah dan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Analisa data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui normal tidaknya data menggunakan kolomogorov smirnov jika data normal maka menggunakan uji T berpasangan dan
tidak berpasangan dan jika data tidak normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan dalam kelompok dan uji Mann Whit/ney untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
3.3.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data menggunakan kolomogorov smirnov dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel pValue Keterangan
Sistole sebelum kerja kelompok > NAB 0,061 Berdistribusi normal
Diastole sebelum kerja kelompok > NAB 0,002 Tidak berdistribusi normal
Sistole sebelum kerja kelompok ≤ NAB 0,200 Berdistribusi normal
Diastole sebelum kerja kelompok ≤ NAB 0,001 Tidak berdistribusi normal
Sistole sesudah kerja kelompok > NAB 0,000 Tidak berdistribusi normal
Diastole sesudah kerja kelompok > NAB 0,143 Berdistribusi normal
Sistole sesudah kerja kelompok < NAB 0,200 Berdistribusi normal
Diastole sesudah kerja kelompok ≤ NAB 0,001 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja awal kelompok > NAB 0,159 Berdistribusi normal
Kelelahan kerja awal kelompok ≤ NAB 0,033 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja akhir kelompok > NAB 0,003 Tidak berdistribusi normal
Kelelahan kerja akhir kelompok ≤ NAB 0,019 Tidak berdistribusi normal
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
3.3.2 Uji Perbedaan Tekanan Darah Pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
a. Sebelum Kerja
11 Tekanan darah Nilai
z Nilai Mann Whitney pValue Rerata Kelompok > NAB Rerata Kelompok < NAB
Systole 0,231 311,5 0,817 130,36 130,56
Diastole 0,019 323,0 0,985 83,33 82,28
Sumber: Data Primer Terolah September 2016 b. Sesudah Kerja
Tabel 15 Hasil Uji TMann Whitney Tekanan darah Sesudah Terpapar Panas > NAB
Tekanan darah Nilai z
Nilai Mann
Whitney pValue
Rerata Kelompok > NAB Rerata Kelompok ≤ NAB
Systole 2,015 214,5 0,044 137,22 130,83
Diastole 2,980 163,0 0,003 87,56 83,50
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
4 Uji Perbedaan Tekanan Darah Pada Tenaga Kerja Terpapar Panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten
a. Sebelum Bekerja
Tabel 16 Hasil Uji TMann Whitney Kelelahan Sebelum Terpapar Panas > NAB Nilai
z
Nilai Mann
Whitney pValue
Rerata Kelompok > NAB Rerata Kelompok ≤NAB
0,221 312 0,825 20,56 20,72
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
b. Sesudah Bekerja
Tabel 17Hasil Uji T Mann Whitney Kelelahan SesudahTerpapar Panas > NAB Nilai
z
Nilai Mann
Whitney pValue
Rerata Kelompok
> NAB
Rerata Kelompok ≤
NAB
3,174 122 0,000 30,83 20,89
Sumber: Data Primer Terolah September 2016
A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.
12
sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua kelompok >NAB mengalami kenaikan tekanan darah yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok ≤ NAB.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok yang terpapar tekanan panas di atas NAB memgalami kenaikan tekanan darah srata-rata di atas 5% sedangkan pada kelompok di bawah NAB rata-rata kenaikan sangat kecil hanya 0,2%. Hal ini membuktikan pada kelompok yang terpepar panas tekanan darahnya mengalami kenaikan yang lebih cepat.Fakta ini seperti yang dijelaskan oleh Grandjean (1988) tekanan panas yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) mempengaruhi tekanan darah. Peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu (suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih. Hal ini menunjukkan paparan suhu panas di atas NAB efektif meningkatan tekanan darah. Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau regangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut .Indikator heat strain adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, pengeluaran keringat dan penurunan berat badan. Paparan tekanan panas terhadap individu sehat menyebabkan berbagai reaksi fisiologis yang penting untuk termoregulasi.Salah satunya adalah peningkatan aliran darah melalui kulit.
13
mengalami peningkatan Pekerja Bagian Cor Cetak PT. Suyuti Sidomaju Ceper Klaten.
B. Perbedaan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.
Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja diketahui p 0,000 < 0,05 sehingga ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua kelompok > NAB mengalami kenaikan tingkat kelelahn kerja yang lebih besar dibandingkan
dengan kelompok ≤ NAB. Hal ini membuktikan setelah bekerja pada kelompok
yang terpapar panas diatas NAB menglami kenaikan yang lebih besar yaitu sebesar 50% sedangkan pada kelompok di bawah NAB hanya mengalami kenaikan sebesar 0,8%.
Hasil ini memberikan bukti tekanan darah pada kelompok > NAB mengalami kenaikan yang kebih besar dibandingkan dengan kelompok di bawah NAB. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Tarwaka (2008) tekanan panas dapat mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja sehingga dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas kerja.
14
bertekanan panas melebihi NAB ada 13 orang mengalami kelelahan dan tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah NAB hanya terdapat 5 orang yang mengalami kelelahan.
4. PENUTUP 4.1SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten, dapat disimpulkan bahwa:
4.1.1Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok pengecoran (> NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,36/83,33 mmHg sebagian besar dengan ketegori normal. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 137,22/87,56 mmHg sebagain besar dengan kategori pre hipertensi.
4.1.2Hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok finishing (≤ NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 130,56/83,50 mmHg sebagian dengan kategori pre hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja rata-rata 130,83/83,50 mmHg sebagian dengan kategori pre hipertensi.
4.1.3Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok pengecoran (> NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,55 dengan kategori kelehana kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 30,83 dengan kategori kelehana kerja sedang.
4.1.4Hasil pengukuran kelelahan kerja pada kelompok finishing (≤ NAB), dengan hasil sebelum kerja rata-rata 20,72 dengan kategori kelehana kerja rendah. Hasil pengukuran kelelahan sesudah kerja rata-rata 20,89 dengan kategori kelehana kerja rendah.
4.1.5Ada perbedaan signifikan tekanan darahsesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p 0,003 < 0,05).
4.1.6Ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten (p 0,000 < 0,05).
4.2SARAN
15
a. Pekerja hendaknya memperhatikan jam kerja, direkomendasikan 1 jam istirahat dan mengkonsumsi air putih yang banyak (minimal 1,5 liter tiap hari).
b. Pekerja yang mengalami keluhan hipertensi hendaknya aktif melakukan pemeriksaan diri dan segera melaporkan keadan jika tekana darahnya naik.
4.2.2Bagi Industri
a. Pengusaha atau pemilik industri hendaknya memperhatikan lingkungan kerja dengan memberikan venstilasi atau sirkulasi udara yang cukup terutama diruang atau bagian pengecoran .
b. Pengusaha atau pemilik industri hendaknya mmperhatikan kondisi pekerja dan memberikan waktu istirahat yang cukup, menyediakan fasilitas minum dan makanan yang sehat.
4.2.3Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai tekanan panas akibat mesin atau faktor lainya dengan melakukan penelitian secara kohort.
b. Penelitian lain diharapkan meneliti faktor penyebab yang paling berisiko meningkatkan kenaikan tekanan darah dan kelelahan kerja misalnya sikap kerja atau beban kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Grandjean, E. 1988.Fitting The Task To The Man. A Textbook Of Occupational Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis
Gray, Margon, Simpson dan Dawkins. 2006. Kardiologi. Jakarta: Erlangga.
Guyton dan Hall. 2004. Buku ajar Fisologi Kesehatan Edisi Ke 12. Singapura: Elsevie Inc.
Kusumawati, Y. 2015. Modul Praktek Manajemen Data. Surakarta: UMS.
Kuswana, WS. 2015. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
16
Nurmianto E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:Guna Wijaya.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 13/MEN/x/2011, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
Santoso, GS. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Setyowati L. 2010. Buku Pedoman Pengukuran Waktu Reaksi deangan alat Pemeriksa Waktu.Yogyakarta : Amara Books.
Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sucipto, CD. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Suma’mur PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Sagung Seto.
Sunyoto D. 2014.Analisis Data Kesehatan dengan SPSS. Jakarta: Nuha Medika. Tarwaka, Solichul HA, dan Lilik S. 2004.Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktifitas.Surakarta: Uniba Press.
Tarwaka. 2008. Keselamatan kerja dan Kesehatan Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja). Surakarta : Harapan Press.
Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja Edisi:2. Surakarta: Harapan Press.