• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalimat kondisional dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia : analisis kontrstif terhadap al-jumlah as-syathiyyah dan kalimat kondisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kalimat kondisional dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia : analisis kontrstif terhadap al-jumlah as-syathiyyah dan kalimat kondisional"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM BAHASA ARAB DAN BAHASAINDONESIA

Analisis Kontrastif Terhadap AI-Jumlah·As-Syarthiyyahdlln Kalill1at I(ondisional

Diajukan Kepada Fakultas Adab

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra

Siti Hadijah NIl\1 : 1972413526

JURUSAN TERJEMAH FAKULTAS ADAB

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF TERHADAP AL-JUMLAH AS-SYARTHIYYAH DAN KALIMAT KONDISIONAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Saljana Sastra

Oleh:

SITIHADUAH NIM: 1972413526

Dibawah Bimbingan, Pembimb'

Ahmad (ddin,MAg,

NIP: 150303001

JURUSAN TERJEMAH FAKULTAS ADAB UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

ARAB DAN BAHASA INDONESIA (Analisis Kontrastif Kalimat Kondisional

Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia) telah diujikan dalam Sidang MlInaqasyah

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3

Febrllari 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satll syarat lIntuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Program Strata I (S I) pada Jurllsan Tarjamah.

Jakarta,22 Februari 2005

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

OセG

セイ]イウBBN TCd;lwan Azizi NIP. 150.268.589

Drs. Abdulah, M. Ag. NIP. 150.262.446

---

...

セMW

Drs. It

dセ セ

ra 'uddin AR, M.Aa NIP. 150.'ZA.507

Anggota

H.A.Jllddi,.

M.A,
(4)

Segala puji bagi Allah S.W.t. atas rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga

penulis dapat merampungkan penyusunan skripsi tentang "Kalimat Kondisional

dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia". Salawat dan salam semoga sclalu

tercurah kepada RasuluUah s.a.w, keluarga, para sahabat., dan siapa saja yang

mengikuti petunjukya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan program Sarjana 1 (S-1) Jurusan Tarjamah di Fakultas Adab UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

membuat yang terbaik, namun dengan segala keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan.

Jazakumullah khairan kepada semua pihak yang berada di sekitar penulis,

yang telah membantu, memotivasi serta memberikan masukan-masukan yang sangat

berharga bagi penulis, baik secara moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi

terutama kepada:

1. Dr. Badri Yatim, selaku Dekan Fakultas Adab yang telah memberikan kebijakan

dan kemudahan bagi mahasiswa Tarjamah dalam penulisan skripsi.

2. Drs. Abdullah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tarjamah dan Drs. Ikhwan Azizi

selaku Sekrctaris Jurusan Tmjamah yang selalu mcmberikan sugesti dan motivasi

(5)

3. Ahmad Syaechuddin, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staff karyawan Fakultas Adab yang telah memberikan ilmu dan pelayanan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Pimpinan dan petugas Perpustakaan UIN Jakarta, Fakultas Sastra UI Depok, Perpustakaan Umum Soemantri Bojonegoro Kuningan, UNJ Rawamangun, Perpustakaan Iman Jama'.

6. Ibunqa Hj. Narsih dan suamiku tercinta Sofyan serta seluruh keluarga yang senantiasa memberikan spirit dan do' a bagi penulis.

7. Teman-teman Tarjamah angkatan '97 senasib dan sepefJuangan terutama Qibti, ZaenaI, Neneng, Ika, terima kasih atas kontribusi dan sugestinya.

8. Seluruh pihak yang berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga AHah S.W.t. membalas kebaikan mereka deng<,\n balasan yang berlipat ganda, Amin.

Jakarta, 12Februari2005

(6)

Tulisan ini menggunakan transliterasi yang bersumber dari Pedomun Transliterasi Arab - Latin keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P&K Republik Indonesia No. 158 tahun 1987 dan No.0543!B/Ufl987.

A. Konsonan

y b J., = t

"-' t j; = z

0 s

t

c.

J

t

"

"

C. h J f

C. kh J q

,

d .!J k

,

z

J

J r

r

= m

J z j = n

<J' = s .5 = \V

L-? sy --"" = h

J" s > = '"

J ' d :.f y

(7)

B. Vokal Pendek

- - - =

- - - =

a

u

c.

Vokal Panjang

L =

=

a

u

D. Diftong

セ = au

J

<F" aJ

IS. Pembauran

J\

= al

セNZj| = al-sy

(8)

al-(...)

It !I

BSU

BSA

Cetak Miring

Cetak Tebal

Mengapit nama sural, juz, dan nomor ayat al-Qur'an

Mengapit teljemahal1

Bahasa Sumber

Bahasa Sasaran

ISlilah Asing

Judul dan Sub Judul

(9)

KATA PENGANTAR , . 20 5 6 7 7 7 8 8 8 10 10 11 18 19

1. Metode Penelitian .

I. Adawalu.\}' .'J)'arthi ..

セ Macal11-MacamAdawatll.\}' S)Ylrlhi ..

3. Fi'ilS)'I1/,([I ..

A. HakekatJUI111ah as-Syartiyyah ..

B. Hakekat Kalimat Kondisional Bahasa Arab

AL-JUMLAH AS-SYARTHIYYAIL ..

2, Sumber Data ..

3. Prosedur Kerja .. F. Sistematika Penulisan

D. Kegunaan Penelitian ..

E. Metodologi Penelitian ..

C. Pembatasan& Perumusan Masalah ..

BAB II

}>EI)OI\1A.N transliセイerjM|siNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN iii

DAFTAR LAMBANG& SINGIUTAN... v

DAFTAR lSI セNN \'i

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ""... .. ..

B. Identifikasi Masalah ..

(10)

4. Jawab Syarat... 21

5. Bentuk-BentukJawab Syarat 21

C. PemakaianFa' (J) Jawab . 22

D. MembuangFi'ifSyarat ...

E. Membllang Syarat dan Jawab Sekaliglls .

27

BAB III KALIMAT KONDISIONAL BAHASA INDONESIA... 35 A. Bentuk Kalimat Kondisional Bahasa Indonesia . 35

1. Kalimat Kondisional DalaIl1 Hubungan Syarat 36

2. Kondisional Dalan1 I-IubunganTak Bersyarat... 37

3. Kalimat Kondisional HubunganPengandaian... 38

BAB IV ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT KONlDISIONAL... 40

A. Persamaan-Persamaan Kalimat Kondisional Antara Bahasa

Arab dan Bahasa Indonesia... 40

B. Perbedaan-Perbedaan Kalimat Kondisional Antara Bahasa

Arab dan Bahasa Indonesia ,... 43

BAB V ANALISIS DATA 48

A. Pengantar. ,... 48

B. AI-Jumlah As-Syartiyyah yang Terdapat Dalam Data Korpus.... 48 1. Kalimat yang Menjazamkan Kata Kerja ...

2. Kalimal yang Tidak Menjazamkan Kala Kelja . 48

61

BAB VI KESIMPULAN 67

(11)

A. LataI' Belakang Masalah

Penerjemahan merupakan pengalih,m makna bahasa sumber ke datam bahasa

sasaran dengan mengungkapkannya kembali di dalam bahasa sasaran dengan

bentuk-bentuk bahasa sumber tersebut.l

Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, dalam buku rnereka 7'lle Theory and

Prac/ice of 71'anslalion, memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut:

"Transla/ing consi/s in reproducing in /he receptor language the closest natural

eguivalen/ of/he saurce language message, first in terms o.(meaning and secondly in

terms ofstyle." Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam

bahasa penerima yang seeara sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya sepadan

dengan pesan dalam bahasa sumber. Pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua

menyangkut gayanya2

Catford juga mendefinisikan pcncIjemahan sebagai "The replacement of

textual material in one language the source language (SL), by eguivalcnt texlUal

1 !\1UJr1ts D. S. Simawpang, Penga!ihh i Tnjema!iall (Jakarta: Direktorat JenderaJ

PenTm Deppennas, :2000), h. :2

(12)

material in another language the target language (lE)," mengganti materi teks dalam

bahasa swnber dengan materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran3

Dari kedua definisi tersebut dapat disarikan bahwa:

1. Penerjemahan adalah menghasilkan kembali di dalam bahasa sasaran sepadan

dengan pesan dalam bahasa sumber yaitu rncnyangkut makna dan gayanya

2. Penerjcmahan adalah upaya menganti teks bahasa sllmber dengan teks yang

sepadan dalam bahasa sasaran.

Dengan demikian menerjemahkan merupakan kegiatan yang melibatkan

bahasa, dan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh

sekelompok masyarakat untuk bekerjasama dan berkomunikasi. Bloch dan Trager

(1942) menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah simbol yang bersifat manasuka dan

dengan simbol itu suatu kelompok sosial bekeIjasama. Dan Carrol (1959) juga

menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem berstruktur mengenal bunyi dan

urutan bunyi bahasa yang si fatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat

digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan secara

agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan

proses-proses daIam lingkungan hidup manusia.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang sangat diminati bagi bangsa

Indonesia, karena mayoritas bangsa Indonesia mayoritas beragama Islam. Di sam ping

itu bahasa Arab sebagai bahasa resmi di dunia intemasionaI terutama mengenai

(13)

kalimat, dan ada pula yang bernama kaidah "sharaj' yang membahas tentang

peruhahan kata dalam kalimat.

Dalam bahasa Arab ada beberapa partikel yang dihubungkan pemakaiannya

dengan kata kerja \Vaktu sekarang(fi'ilmudhari),salah satUnya sepertipartikel yang

di depan kalimat yaitu partikel

01

dan

セセェN

Kedua partikel ini dalam kaidah nahwu

, ,

berfungsi menjazamkan (mensukunkari tarida syakalyangterakhir· pada. katakerja)

dua kata kerja. Contoh kalimatpadabahasaArab2F":; セ Jj {jikaanda

bersungguh-sungguh, anda. akan berhasil),atautontoh

• NNNセN 0·"" 'uo j O · ; '

partikel lッセA ymtu セ U'J..G

o

セ[Q lUi diartikan "jika"

dan

syarlhiyyalz(dalam ua«""a

Dalam perrlbenJuklm Kflllmat k(mdision,al

partikel tersebut di

sama yaitu menjazamkan

(14)

benda yang tidak menjazamkan kata keJja, seperti partikel

セs

(andaikata),

(,ji

LセZj

-' "'" "') -'

(jika tidak),

Cor

(adapun). Pada kata benda seperti \l (apabila),

L:J.s""

(setiap kali) '-')

(kctika).

Contoh-contoh kalimat yang mengandung kalimat as-syarthiyyah adaIah:

l. Partikel yang menjazamkan dua kata kerja yaitu::;)

HLセQ

.,01

Contoh pada kalimat Arab

"Barang siapa yang menanam pasli akan menuai"

"Jika kamu lapar maka kamu makan"

"Jika anda belajar anda akan sukses"

2. Partikel yang tidak menjazamkan kata kerja yaitu:

"-Jjl'.>

HLNセ

,ji

Contoh kalimat Arab:

"Kalau kami mau. maka kami jadikan air ilu menjadi asin"

"Afengapa engkauIidak bunuh Bakar"

"Kalau liada kemuliaan budi pekerli Anda.

maka anda {idaklah berkedudukan luhur"

/ ",-, / ,

3. Partikel yang menunjuk pada kala benda yaitu: b)J

w5"

,,1
(15)

"Apabila aku punya waklu bulan ini,

aku akan dafang mengwyungi kamu."

"Seliap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab,

.. 0 セG : ' "

,;I.!-ia dapafi makanan di sisinya." Ijj.J G::&

::b,.:'

;:""'1::":"...)1

4!j

QセZi」N

J--;

LJ.5"

"Apabila liuian furl/II fanalllan akan fumbuli"

Pada contoh-contoh di atas terlihat adanya perbedaan bentuk jumlah

as-s.varfhixvah.

1.

Dalam bentuk menjazamkan (mensukunkan tanda syakal yang terakhir pada kata

keIja) dua kata keIja.

2. Tidak menjazamkan kata keIja.

3. Tidak menjazamkan pada kata benda. Dari contoh-contoh tersebut apakah ada

persamaan dan juga perbedaannya pada kalimat kondisional bahasa Indonesia?

Ada berapa bentukkah strukturjumlah as-syartlliyyah?Apakah ada padanannya?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut maka, penulis akan mencoba

menganalisa struktur-strukturjumlah as-syarfhiyyah bahasa Arab dan bandingannya

pada kalimat kondisional bahasa Indonesia pada data Korpus al-Qur"an dan

memberikan altematif yang tepat sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa dan tata

bahasa yang berlaku.

B. Identifikasi Masalah

BerOW8rkan urBikan latal belakang oi atas, maka penulis dapat

(16)

1. Adakah persamaan dan perbedaan antara kalimat kondi.sicmal dalam bahasa Arab

dengan kalimat kondisional babasa Indonesia?

2. Di manakah letak persamaan dan perbeclaannya?

3. Bagaimana proses pembentukan kalimat kondisional Arab dan bahasa Indonesia?

4. Makna apakah yang terkandung dalam setiap macam dan bentuk pada kalimat

kondisional dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia?

5. Bagaimana membetikan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia?

C. Pembatasan& Pemffiusan Masalah

Dari beberapa masalab yang ada agar penelitian ini terarah, maka penulis

membatasi pada analisis persamaan dan perbeclaan kalimat kondisional Arab clan

kal imat kondisional bahasa Indonesia dan mencari padanan yang tepat bagi kedua

kalimat tersebut.

Setelah penulis memaparkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan

masalah, maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimanakah

persamaan dan perbedaan antam kalimat kondisional bahasa Arab clan bahasa

Indonesia dan bagaimanakah padanan yang tepat bagi kalimat kondisional Arab dan

(17)

D. Kegunaan Penelitian

Harapan penulis dari hasil penelitian ini agar menjadi bahan masukan yang berguna bagi s"mua mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya, baik bahasa ibu (penama) maupun bahasa asing (bahasa kedua) agar dapat:

I. Menambah pcngetahuan ilmu bahasa Arab, khususnya tentang persamaan dan perbedaan antara kalimat kondisional dalam bahasa Arab dan kalimatkondisional bahasa Indonesia.

2. Mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang ada dalam mempelajari bahasa Arab, khususnya padajumlah as-syarthiyyah(kalimat kondisional).

E. Metodologi Penelitian 1. Metode PCtlcfitian

Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan berlandaskan pada konseptext-based theory. Dengan denganrnengunakan teon tersehn penelitian akan menganalis teks yang sudah diteJjetllahkan dan membandingkan autara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dengan <kmikian, penelitian ini akan mengk!asifikasikan kontruksi kalimatkondisional セM。ョァ terdapat dalam data korpus, menganalisis maknanya, kemudian lrtenentukan padanannya da lam bahasa Arab dengan struktur yang tepat.

Ad,'!'"n teknik yang digunakan dalam laporan penelitian ini,berpedoman

(18)

2. Sumber Data

a. Sumber data yang kami peroleh berasal dari aI-Qur'an aI-Karim.

b. Studi kepustakaan yang berupa kumpulan buku-buku yang membahas

mengenai kalimat kondisional bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

3. Prosedul' Kel'ja

a. Pencatatan satu persatu kalimat yang mengandung kalimat kondisional.

b. Pengkartuan. Semua catatan di atas ditulis pada kartu-kartu disertai

terjemahannya masing-masing.

c. Pengkiasifikasian. Kartu-kartu tersebut dikelompokan menurut partikel

kalimat kondisional. Setelah itu kartu-kartu tersebut dikelompokkan Iagi

berdasarkan terjemahannya dan kehadirannya dalam kalimat.

d. Penyusunan menurut kelompok beserta terjemahannya dan padanannya.

e. Menganalisis data yang diperoleh

F. SistematikaPenulisan

Agar lebih mudah dipahami maka penulis membagi skripsi lUI menjadi

beberapa bab yang disusun sebagai berikut:

BABl

"'ABH

Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitiall,

SumberData dan Sistematika Penullsan.

(19)

BABm

BABIV

BABV

BA13 VI

Kajian tentang Kalimat Kondisional Bahasa Indonesia.

Persamaan dan Perbedaan Kalimat Kondisional Bahasa Arab dan

Bahasa Indonesia.

/\nalisis Date"'..

(20)

AL-JUMLAH AS-SYARTHIYYAH

A. HakckatJumlall as-Syarthiyyah

Sesuai dengan literatur lama bahasa Arab yang masih berlaku hingga sekarang, kata dibagi dalam tiga macam, yaitu kata benda (isim), kata keIja(ji'ill,dan partikel(hwf).

Pembentukan kata benda dalam kalimat ditentukan oleh kasus (harkat!.lyakl)

akhirannya, sedangkan kata keIja ditafsirkan (perubahan awalan, akhiran) untuk menunjukkan pelaku (orang ke satu, dua, dan tiga) bilangan, Jel1ls

(maskulinlfeminim), rnasa dan lain-lain adjektiva (c::...i), adverb (Jd) dan pronoun

Hセ I'""""".!) dalam bahasa Arab termasuk ke dalam kata benda. Sedangkan semua

kata perangkai, kala pcnghubung HセI dan kata sem mempakan cakupan partikel

Kalimat kondisional dalam bahasa Arab disebutjumlah as-.\yarthiyyah atau

isim as-syarthi. Disebutjumlah 。Nィセカ。イエィゥケケ。ィ karena merupakan salah satu kajian

dan huruf(0r).

(21)

B. Hakilmt Kalimat Kondisional dalamBahaSa Arab

Kalimat kondisional dalam bahasa Arab disebut jugajumlah as-syarlhiyyah

(<"b

rJl l.L..h1) yang mengandung arti kalimat syarat. Menurut Drs. Jaurij Mutar

Abdul Masih, kalimat kondisional adalah:

"II is a use(ii/! speech composed of both sentences of condition and answer

together."

Kalimat yang terdiri dari dua bagian kalimat, kalimat yang pertama melUpakan syarat dan yang kedua merupakanjawab syaratI

Dan menurut DR. Emile Badi'i Ya'qubmenyatakan bahwa(syarthiyyah) yaitu:

"Kalimat yang terdapat adat syarthi sebagaimanakalimatkeduasaling >

berhubungun dengan kulimat pertama."

-Kedua pemyataan itu dapat disimpulkan bahwajumlah as-syarthiyyahdalmn pembentukannya terdapat dua bagian kalimat yang saling berhubungan,bagian kalimat pertama dinamakan syarat atau kata kerjasyarat(ji'il syarat)dan bagian kalimat kedua dinamakan jawab syarat. Jika satubagian kitlimatitu hilang,maka timbul ketidakjeiasan makna pada bagian kalimat itu sendiri. Keduakalill1atdalam

I dイセN kL Abdul l\1asih, At/II 'jll/! Lughawi1Nahwia! Arabiyyah{BeirucLubnan,

1993), haL2)(,

2Drs. Emi!c' 1!"d'j Ya'qub,An-NailwII waG.')'-SyOljiwa al-Frdb(Beirut: Lubnan,19S8), hal.

(22)

jumlah as-syarthiyyahitu dinamakanadawat as-syarthiyang dinyatakanoleh seorang

pengarang nahwu yaitu Taufik Muhammad Jauhari. Menurulnya bahwaadawat

as-syarthi adalah suatu alat yang memungkinkan antara duafi'il,di mana kalau alat itu

dihubungkan dan hubungan kalil11at itu terputus, l11aka pengertiannya tidakjelas3

Sedangkan menurut George M. Abdul Masih bahwa:

セセ」[

PZyセ|

0t.S-:,J

;:0;:"' :

"-l1y,.J .b:;::J1

cf'::'"

.b/JI ::"1;1

.. <" " " . . '" < " " . " .

.-"Adawat as-sayrtiyyah membentuk kalimat ji'il syarat dan jawab syarafl1ya

bermakna yang akan datang, sekalipun kedua

fi

'il tersebut

fi

'ilmadhi.,,4

Contoh :"Jika engkau duduk, aku akan duduk"

Pada contoh di atas merupakan bentuk kalimat kondisional yang lengkap,

maksudnya adalah di dalam kalimat tersebut terdapat dua bagian kalimat yang saling

berhubungan. Bagian kalirnat pertarna itu adalah

0)

(jika engkau duduk) dan

bagian kalimat kedua adalah

セH

(aku akan duduk). Jika yang diungkapkan hanya

• °

bagian kalimat pertama sap Hセ| 0), rnaka timbul pertanyaan yang ada pada

l11akna bagian kalimat itu, sehingga terjadi kejanggalan dan kekurangan. Sebab jika

dilihat dari sef,>i arti pada bagian kalimat pertama

(,k1

01)

yang artinya 'Jika engkau

duduk", tentu masih ada bagian kalimat yang menyertainya yaitu bagian kalimat yang

'Taufik Muhmmad Jauhari,Kilab Nalnm(Beirut: Darul is Fahani, ]400 H), 1131. 70

(23)

kedua, セ|L artinya "aku akan duduk", sedangkan jika dilihat dmi segl kaidah

bahasa Arab, bahwa setiap ada fi'il syarat tentu ada jawab syaratnya dalam

pembentukan kalimat kondisional ataujumlalz as-syarllziyyah.

Pembentukan luiimat kondisinal bahasa Arab mempunyai ciri khas tersendiri,

yaitu dengan menggunakan partikel atau kata benda dalam pembentukan kalimat

kondisional bahasa Arab, secara garis besar mempunyai dua fungsi, yaitu ada yang

menjazamkan dan ada yang tidak menjazamkan kataォ・セゥ。 (i!'il).

Dalam bahasa Arab partikel dan kata bellda kalimat kondisional disebut'adal'.

Ada beberapa partikel yang dihubllngkan pemakaiannya dengan kata kerja waktu

sekarang, partikel itu ada yang menasabkan ji'if mudhari dan ada juga yang

menjazamkan satuf!'illIIudlzariatau lebih.

Partikel yang menjazamkan dua ji'if lIIudhari berkaitan dengan kalimat

kOlldisional bahasa Arab. Partikel tersebut ada dua, yaitu:

Contoh :".Jika kUIiIU Iupur, muku kamu lIIakwi'

Adapun kata benda secara implisit dinyatakan oleh patikel 01 yang

menjazamkan duaji'il mudlzari. Kata benda tersebut ada sepuluh:

(24)

"Kebaikan apa sqia yang kamll

lakukan maka AI/ah maha mengetahui"

3. aー。ウ。ェ。]セ

"Apa saja yang kamu tuntut akan anda kerfakan"

Partikel yang menunjukkan makna tempat(i.Jl5:.;j1

0);)

ada tiga yaitu:

4. Di mana =

J\

"Di mana selja seorang !lartawan pergi

ia akan dihormati"

5. Ke manaJke mana saja=

LS,frJf

"Ke mana selja kamu pergi, kamll akan berhasil"

"Ke mana kamu pergi. saya pergi"

,

6. Di mana = (,,:;..

"Di mana saja kamu tinggal. di situ aku akan tinggal"

<J ...o " .:l ...

"r:,s:.;

セャャャ

セg^

セセ

0

1

Partike1 yang menunjukkan makna masalzaman ada dua yaitu:

7. Apabila, kapan saja =

0t;f

"Apabila kamu bertanya saya akan menjawabnya"

8. Kapan= ;;;

(25)

Partikel untuk menjelaskan makna keadaan:

9, Bagaimana

(.

G[ZsMAセ

"Bagaimana keadaan bapakmu,

begitupun keadaan anakmu"

10, Apa saja

=;"f

(y

r--

1,?

r

1)

"Apa yang kamu hormati aku akan menghormatinya"

Demikianlah sepuluh kata benda dalam bahasa Arab yang menjazamkan dua

kata keIja(ji 'il mudhari).

Di samping itu juga ada beberapa partikel dan kata benda yang tidak

menjazamkan kata kerja, yang semuanya itu masih ada hubungannya dengan kalimat

kondisional dalam bahasa Arab(jumlah as-syarthiyyah). Partikel-partikel yang tidak

menjazamkan kata keIja tersebut adalah:

I. Andaikata= セ

Lau adalah huruf syarat yang menyertai fi'iI madhi, dan Jarang

menyertai fi'if mustaqbaf, telapi masih dapat diterima5 Dan fall () adalah

huruf yang menunjukkan makna imtina (cegahan) terhadap hal yang dicegah

HエNセケ|

エNセセ

セZG[GIN

Partikel ini dapat dibentuk dalam suatu kalimat dengan

5 Bahauddin Abdullah lbnu AqiJ, Alflyyah (Syarah Ibnu Aqil) (Bandung: Sinar Barn, 1992),

(26)

menggunakanfi'il madhiyang mengandung arti masa Iampau, dan uga dengan

fi'il mudhari yang artinya juga tetap lampau. Walaupun pengertian asalnya

adalah masa sekarang. Contoh :

"Karau kamu mau, maka kami jadikan

air ilu menjadi asin"

2.

Zケセ

dan

gNセ

= jika tidale Contoh:

"Seandainya tidak ada tulisan,

maka sudah Izilang banyak ilmu"

Huruf syarat

セセ

dan

gNセL

adalah dua macam huruf syarat yang

• " . .' " . <>... .1 ,,"

menunjukkan tercegahnya sesuatu karena wuJudnya sesuatu yangャ。ュセNL_

t

\:,;;;oj

.

.; " "

<>. "'!-"J

0.r-" セNyBB J ' Maka maksudnya ialah bahwa rusak 「ゥョセャウ。ョケ。 ummat manusia

dapat tercegah karena adanya rahmat Allah. Dan tercegahlah hilangnya sebagian besar ilmu pengetahuan karena adanya penuJisan.

3.

c,(

= adapun

Amma huruf yang menunjukan makna taftil(rincian)yang menduduki tempat adaat ,Iyarat dan fi'ir syarat. Lafal yang terletak sesudah amma.

Bcrkedudukan sebagai jawab syarat, karena itu disertai denganfa. Contoh:

"Adapun orang minla-I/lillla,

(27)

Kemudian selain dari partikel-partikel tersebut di atas, ada tiga kata benda

yang dipakai dalam kalimat kondisional dalmn bahasa Arab(jwnlah as-syarlhiyyah).

Ketiga kata benda ini tidak menjazamkan kata kerja, di antaranya yaitu:

1.

d

= ketika adalah huruf syarat yang menunjukkan adanya sesuatu karena

adanya sesuatu yang lain (hllrllf ini, khuSllS masuk padaji 'il madili saja baik

jl'il pertama maupun yang kedua atau jawabannya, bisa juga dari jUlnlah

iSl1liyyah). Contoh:

"Kelika engkau dalang ku mulwkan engkau"

"Kelika kal1li lelah menyelamalkan mereka kedaralan liba-liba l1lereka kembali mcnyckulukan Allah"

Bila jawabnya terdiri darijumlah ismiyyah, maka selahl disertai dengan idzaa,

seperti di atas.

"'

2. L..Js" = setiap kali. Kata ini untul< kelCrangan waktu, dan hanya diikllti olehji'j[

madhiyang berarti sering terjadi sesuatu, seperti contoh:

(28)

3. \:'j = apabi]a (kata keterangan \Vaktu untuk masa depan). Kata yang

mengandung makna syarat dan kata ini tidak diikuti kecuali olehji'Ii madill

secura explisit dan implisit. Kata tersebllt dipakai ketika adanya kepastian.

Contoh:

"Apabila kamu dalang, maka aku menghomwlimu"

Penjelasan mengenai penggunaan partikel dan kata benda, baik yang

menjazamkan mallpun yang tidak menjazamkan kata kerja tersebut di atas,

merupakan satu bagian yang sangat penting dalam pembentukan kalimat kondisional

dalam bahasa Arab, oleh karena itu masih ada bagian-bagian lain yang menjadi

atribut dalam pembentukan kalirr,at tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

penjelasan berikut di bawah ini:

1. Adawatusy Syarthi

Adawalusy syarlhi merupakan bentuk jamak dari adatusy syarlhi, yang

memiliki artiadal syaral. Adal syataldisebut juga dengan pariikel atau kata, yang

memungkinkan antara duafi 'il (kata kerja) untuk menghubungkan dua bagian

blimat tersebut, yaitu bagian sarat danjawabnya.

Adat-adat syarat dalam jllmlah syarthi

<c,.b

j •.:Ji :;.1.i-:") membentllk

zaman fi'il syaral dan jawab syarat yang bermakna masa yang akan datang

(29)

"Jika engkau berdua bepergian.

maka akan lerjadi demikian"

Hubungan kalimat tersebut dibentuk oleh adat syarat tersebut di atas sangat kuat, sebab jika hubungan itu terpisah atau terputus, maka pengertiannya tidakjelas dan menimbulkan kejanggalan.

Dan contoh di atas, ada tiga unsur dalam pembentukanjumiah

as-syarthiyyah, di mana unsur-unsur itu memiliki hubungan yang kuat seperti yang

diungkapkan pemyataan di atas. Unsur-unsur itu adalah: 1) Adat syarat

2) Fi'il syarat 3) Jawab syarat

Contoh:

2. Macam-macamAdllWlltuSY Syarthi

イセセP|

1" '(

Adawatusy syarthiberdasarkan fungsinya ada dua maeam, yaitu:

(30)

0\.,1', '-...:. ,(Wi)

セ -' i..,;;>

-b. Yang tidak menjazamkan bl'a ke,ja (li'if) syarat dan jawab syarat, terdiri dari:

Dari dua macam fungsi adawa/lIsy syar/hitersebut di atas terdapat partikel dan kata benda, sebagaimana telah dijelaskan pada lembar sebelumnya yang disertai contoh.

3. Fi'il Syarat(j,

rJI

j.>J)

Dinamakan }I'il syarat karena ia menjadi syarat dan sebabbagi anak kalimat berikutnya yang akan menjadi jawab syaratnya. Kadang-kadang fi'il

syarat disebut jugasyarat(tanpa}i'if).

Bentuk-bentukji'il syarat,yaitu:

1) Syaratnya dalam bentukjl'il madhi.Contoh:

"JikakannJhe/ajar karnu akonsllk)'cSl1

2) Syarat dalam bentukji'il!!lull/wn. Contoh:

UBarangsiapa yang menanumprl.,,'tiakanlilenuai"

" " "."

..

"

....

"
(31)

,i. Jawab Syarat

Jawab syarat merupakan kalimat ja::a' (pemenuhan) dari kalimat

sebelumnya, atau kalimat yang mengiringi kalimatfi'il syarat.

"Jika seseorang merampas hak (orang lain) dia haws dibunuh

ditenggelamkan"

Kalimat yang digaris bawahi pada contoh di atas adalah jawab syarat.

Pada dasamya susunan kalimat jawab syarat berbentuk jumlah fi'liyah, tetapi

bolehjugaberbentukjumlah ismiyah.

"Jika kamu herbohong maka kamu berdosa"

5. Bentuk-BentukJawabSyarat

Ada tiga macam bentukjawab syarat:

a. Bentukfi'il madhi

b. BCi1tukfi'il mudhari

c. Bentukfi'il 'amar

Pada dasarnya konstruksi atau bentukan kalimat kondisional dalam bahasa

Arab (jumlah as-syarthiyyah) yang dijazamkan oleh adat syarat, terdiri dari dua

buahfi'il muc/hari pada kalimat syarat dan kalimat jawabnya. Jika terclapatfi'il

(32)

tidak bembah syakalnya, atau dalam istilah bahasa Arabnya adalah /])obni (",,"';:;).

Seperti pada contoh pertama (I). Fi 'if jawab hams dari lafal yang dapat menjadi

fi'i! syarat hanya kadang-kadang apa yang menjadi jawab itu tidak patut menjadi

syarat. Maka adalah hal yang demikian jawab hams disertai huruf.fa sebagai

o "

. I'::"" \' I \' 6 penyambungJawab(y.:r-' """"j).

C. Pemakaianfa' Jawab

Dalamjumlah as-syarthiyyahJa'(J)jawab merupakan elemen penting yang

hams diletakkan pada kalimat jawab syarat berdasarkan ketentuan yangberlaku.7

Dalam hal ini ada beberapa tempat di mana kalimat jawab syarat hams didahului oleh

fajawab, sebagai berikut:

1. Apabilajawab tersendiridarijumlah i.l?niyya!l. Contoh:

"Dan jika Dia /])endatangkcll1 kebaikan kepadamu maka Dia lvfaha Kuasa alas

liap-liap sesualu." (Q.S. ai-An'am: 17)

2. Apabilajawab terdiridarifi'ifjamid. Contoh:

6Syaikh Mustafa al-Ghulayani,Jami 'ad-Dlmls ai-Arabiyah(Semarang: Assyifa, 1991)

(33)

"Jika kamll anggap akll lebih kllrang daripada kama Li,tlwn dill] anak, maka mudah-mlldahan Tllhankll, akan memberi kepadaku (!cebun) yang

lebih baik daripada kebllnmll (ini)." (Q.S. al-Kahfi: 39-40)

3. Apabilajawab berupafi'ifthalab. Contoh:

"Katakanlah: Jika kamll (benar-benar) mencintai Allah, ikutifah akll. niscaya

Allah mengasihi." (Q.S. Ali Imran:31)

4. Apabilajawab berupafi'ilmadhi lafal dan maknanya

(c:"...)

\1.AJ

セlNIL maka di samping harus disel1ai huruf fa' rabithah

(:\k,I,) .l»: huruf/a' penyambung juga wajib disertai ...1.>,baik yang tampak (;,-"lb)

maupun yang diperkirakan ataumllqaddar(;,)-w)' Contoh:

a. ...I.> Yangzuhir:

"Apabila dia mencllri, maka sal/dara

luki-lakinya pun telah mencllri sebelumnyu"

b. ...I.>Yangmuqaddaroh:

Misalnya firman Allah:

" Jika bajunya koyak dimuka, maka wanita itu benar "

(34)

Pada ayat tersebut di atas apabila tidak memperkimk .!anya humf C.G)

di antam hurufJa' danji'il madhi,makaji'II madhldi sini sehamsnya maknanya

menunjukan zaman yang akan datang, padahal kenyataannya tidaklah demikian.

Susunan pada kalimat

セIGヲNZZLGᆪGB

01,

denganfi'ilmadili,maka susunan

, , ,

tersebut berarti memakai maknanya. susunan

DセsMヲ

<.51""'; (apabila kanm

datang ke tempatku, maka aku rnenghormatimu). Dan apa bila kalimat

o 0

GセPQ

'-", , ',

セIGヲ

maka memakai arti "ApabilakaJ)llI datang ke lempalkll, maka sejak

dahlllll akll sudah menghormalimu"

5. Hurufja'(0) harus menyertai jawab, apahiladisertai hun\f..1:;,

Apabila jawab disertai L> hurnf nafi.Misalriya Erman Allah:

"Jika kamu belpaling (dari peringatanku), aku tidak meminla upah edikilpll1l

daripadamu ... "(Q,S. 10 Yunus: 72)

6, Apabila jawab disertai huruf

J,

misa.lnya firma.n Allah:

"Dan keba,iikanapa saja

(35)

7. Apabila jawab disertai ii'.lrufv ' misalnya firman Allah:

"... Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nyadan menyombongkan diri, pasti Allah akan mengumpulkan mereka .semuakepadacNya." (Q.S. 4 an-Nisa: 172)

8. Apabila jawab disertai J.r-' misalnya firman Allah:

"...Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Inaka Allah akan member/kan

kekayaan kepada mu dari karunia-Nya." (Q.S. 9 at-Taubah: 28)

9. Apabilajawab diawali denganLe.)

"Apabila kau datang, maka barangkali akupundatllng"

10. Jawab hams disertaifa'rabithah,jika jawab dia\Validenganli\)

Misalnya firman Allah:

-'" , / / __ cO' ", " . .0' .:.... . :0'... セ

(n Z[jjゥNャiIセB[B

:rOI

Y;

(J'l>".; LMLセェBjャ

jX."; :'1

セ セ

(;;

y;:;,

ill

.. " ' ' ' ' .:1 " . . . .

"Barangsiapa yang llIelllbllllllh scorang manusia, bukan karena orang itu (llIembullllh) orang I"in, atou hukan karena membuat kemsakan di muka bUllli, llIaka seakal1-"kan dia tclah membul1l1h l11anusia seluruhnya ... "

(Q.S. al-Maidah: 32)

II. Apabila jawab disertai adat syarat.

Firman Allah:

;:> セNN p ...

(36)

"Dan jika perpa/ingun mereku (darimu) terasu umat berat bagimu, maka jika kamu dapat lubang di bumi atau tangga ke /angil lalu kamu dapat

mendatangkan mu )'blt kepada mereka, (maka buatlah) "

Ucapanmu:

'" '" セ " ,.. -' " ., ... "

セ ケセ セ|[[NN[NNN 0\5" 01' AャセIセ 0l5"':;

..

..

..

"Barangsiapa yang bertetangga denganmu, maka apabila ia baik budi pekertinya, maka dekatilah dia."

Andaikata jawaban itu patut dijadikan syarat, maka jawab tidak perlu dihubungkan dengan syarat oleh fa' rabithah. Karena dipandang dari segi lafalnya antara syarat dan jawab sudah ada keserasian, sehingga tidak memerlukan penyambungan. Terkecuali apabila jawab terdiri darif;'il mudhari mutsbatataumanf;

dengan '1 (tidak). Apabila jawab dalam keadaan demikian, maka jawabnya boleh

dipasangfa' rabilhah dan boleh juga tidak, namun yang banyak tidak dipasangfa'

rabithalz. Contoh:

"Apabi/a kaml1 menjenguk. maka aku pun menjenguk"

Firman Allah:

"Barangsiapa mengu/angi. maka Affalz membalas (menyiksa)nya." (Q.S.

(37)

"Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka 1a tidak takut akanpengurangan

pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan." (Q.S.

al-Jin: 13)

Kadang-kadang fa' rabithah digantikan oleh iセi yang mempunym arti

"tiba-tiba" (okLW.\)apabila adat syaratnya berupa 0\ atauiセ| sedangjawabnya terdiri

darijlllniah ismiyah khabariyahyang tidak disertai perabotnali'atau01.

Finnan Allah:

" . .J 0) : :.- " :>" セ^NZ .:>

(iA

:r

))1)

0j6:.;

セ iセAセセゥ

RセZu

L:.;

.':-"t€:,

,,;

0!

"...Maka apabila tujuan itu tunm mengenai hamba"hamba-Nya yang di

kehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira."(Q.S 30 ar-Ruum: 48)

D. MembuangFi'ilSyllrat

Fi'ilsyara/kadang-kadang dibuang, yaitu:

I. Apabilafi'ilberada sesudah 0\ yang disertai (diikutioleh)セ nafi. Contoh:

,

,

.

"Berbicaralah dengall baik, apabila tidak maka diamlah" Gセ|Nゥ

':11')

セセ

,

,

Syair:

" ;.:.:"" "of!,. '"

..

セiゥjセセ

,

'
(38)

2. Kadang-kadang apabilaji'ifsyum! yang ditkuti oleh:

"Barang siapa memberi salam kepadamu jawablah salamnya. Dan

barangsiapa tidak (memberi salam), maka janganlah mempersiapkan

untuknya}. "

3. Apabila jawab berada sesudahthalab (tuntutan)

Jawab syarat dapat dibuang apabila ada dahl yang menunjukkan kepada

hal tersebut, dengan syarat apa bila ji'if syaratnya berupaji 'il madhi atauji 'il

mudharihyang di sertai

t

(tidak). Contoh:

4. Fi 'il syaratberupaji'ilmadhi:

"Kamu akan benmtung kalau kamu

bersungguh-sungguh"

5. Fi 'il syaratberupafi'il mudharihyang disertai:

"Kamu akan merugi apabila kamu tidak

bersungguh-sungguh"

Susunan di atas tidak boleh dibuat:

"Kalllu akan beruntul1,f!. jlka kWllu

bersunggllh-sungguhtl

Karena fi'il syaratnya tidak berupa fi'il lIladhi dan tidak berupa}i'il

(39)

Jawab syarat boleh dibuang apabiia dalarn kalimat itu tldak ada land yang

pantas menjadi jawab, yaitu:

1. Ketikaji'il syaratnyaitu sendiri menunjukkanjawab.

Misalnya firman Allah:

..

セBB "'-- .. . . , -

.-oL..:J1 j

L..L.

j\

j^セ '.II j セ [ZLセ 0\

G

:.l,::" ..I Pセ

. - , . - ' ' -

-

'"

"...kfakajika kamu dapa/lubang di bumi a/au tangga ke langit."

"

Apabila kamu mampu maka kerjakanlah!"

2. Apabilaji'il syaratdapat menempati tempatnya jawab.

Contoh:

Jawaban anda:

"Apabila dia berslinggllh-slinggllh"

Sari pertanyaan:

"Apakah kamu memuliakan Sa 'hi?"

Jawaban anda yang berupa syarat itu, jawabnya eli buang, karena takdirnya :

"Apabila dia bersunggllh-sun&,auh. maka aku muliakan diu"

Jawab syarat hams dibuang apabila ada susunan yang maknanya sudah

menunjukan jawabnya. Sarna juga sesuatu ケセョァ menunjukan jawab tapi suatu hal

yang mendahului jawab syarat maupun yang di belakangnya. Contoh:

1. Yang mendahuluijawab:

/ /

(40)

2. Yang sesudahfdi belakangjawab yaitu:

a. Seperti ketikaji'i1syaratberada di antaTaqasam danjawab syartlt: "Demi Allah, apabila kamu berdiri,

maka aku tidak herdiri"

b. Fi'if syarat dikelilingi, artinya fi'if syarcuberada·di alltaraduahalyang

menunjukkan adanyajawab:

, . . . ... . '

jエ[gNセセ|PQHNZNZjQ

Fi'if syarat memerlukan adanya ェ。キ。N「L「・ァゥエオェオァ。アcャNセュョNoャ・ィゥウ・「。N「ゥエオ

apabila ada syarat yang berkumpul dengan qasl1l1ldantidakdidahullliolehsesuatu yang membutuhkan khabar, seperti mub/ada' atauyang -asalnya-.112ubtada',n1aka

jawabnya adalah milik yang pertama (daTi syarat atau qasam) dan yang terakhir jawabnya dibuang karena jawabannya sudah ditunjukiolehjawabnYayangpertama. Misalnya:

Ucapan:

"Apabifa kamu berdiri, demi Allah, akufJun berdiit"

Lafal

1""'1

adalah sebagai jawabji'if syciral, sedang

sebab sudah ditunjuki oleh jawabnya syarat. Ucapan:

(41)

Lafa! :J"}'J adalah sebagai jawabnyaqasam,sedang jawabnya5yarat dibU£tng

lantaran sudah ditunjuki o!eh jawabnyaqasam.

Firman Allah:

"Katakanlah: Sesungguhnya .fika manusia dan .fin berkulllpul un/uk melllbuat yang serupa al-Qur 'an ini. niscaya merka tidak akan membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu hagi sebagian yang

lain."(Q.S. 17 al-Isra': 88)

Dalam ayat tersebut diatas lafal .)ェゥセ

'1,

jumlahnya menjadi jawabnyaqasam

yang tersimpan keberadaannya telah dij uluki olehlam qasam,hingga takdimya:

Sedang jawabnya syarat adalah dibuang karena sudah ditunjukkan oleh

jawabnyaqasam. Akan tetapi kadang-kadang dalam syair yang clipasangjustrujawab

syaratnya, paclahalqasam berada sebelumsyarat,ini karena darurat. Misalnya:

(42)

"Huikiah keiedai an/ara (/emt"I) Surjin dan Farwah, dan /eianjangifah jari

kelingking kirinya durf cincin.11

Apabila qasam dan syara/ itll didahului oleh sesuatu hal yang memer1ukan

khabar (seperti mub/ada' atau yang asalnyamub/ada'= pent), maka menjawab tadi

boleh untuksyara/dan boleh untuk qasam.

Jikajawabnya untukqasam, maka susunannya adalah:

"Zuhair, demi Allah. apabila di bersungguh-sungguh, niscaya aku

memuliakannya."

Namun begitu di antara beberapa ulama ada yang mengharuskan jawab

diberikan (untuk)

fi

'if syara/. Dan tak perlu diragukan lagi bahwa mernberikan jawab

untukfi'il syara/ itu lebih baik. Sarna juga syarat itu berada sesudahqasammaupun

sebelurnnya.

E. Membuang Syarat dan JawabSekaligus

Kadang-kadang })'il syara/ bersarna jawabnya dibuang seka1igus. Sehingga

yang ada tinggal adat syaratnya saja. Demikian ini dapat terjadi apabila ada da1il yang

rnenunjukkan hal tersebut. Dan ini hanya khusus padasyair karena darurat. Misalnya

dalam syair:

"Anak-anak perempuan berka/a: "Hai salma,apabila iafikiryangal1lat". Jawab

(43)

keduanya. Baik di dalam puisi syair maupun prosa(natan). Contoh:

1. Ucapan mereka:

"Barangsiapa memberi salam kepadamu, maka jawablah salamnya. Dan barangsiapa tidak, maka jangan."

2. Ucapan:

"Barangsiapa mengerjakan, maka berarti berbuat baik.· Dan bartmg siapa tidak, berarti tidak pula."

3. Hadits yang diberikan Abi Dawud:

''i'vianusia ilu diberi balasan sesuai dengan amallnereka; apabila baik, maka baik dan apabila jelek maka jelek pula"

Dengan dibaca raftl'nya lafal yang berada sesudah PI' rabithah,.karena

menjadi khabardarimubtada'yang dibuang.

Takdirnya ialah:

(44)

Maka, kalimat kondisional adalah kalimat yang memmjukkan pengandaian

alau hipotesis8 Menurut Moeliono, bahwa kalimat kondisional merupakan syarat atau

pengandaian terjadi dalam kalimat yang berklausa subordinatifuya menyatakan syarat

atau pengandaian terlaksananya apa yang disebnt dalam klausa utama.

Subordinatomya yang lazim dipakai adalah: jika., seandainya, andaikan, andaikata,

asal(kan), kalan, apabila dan bilamana9

'HarimuktiKridalaksana,KOllnls Ling/lislik(Jakarta: Gramedia, 1993), hal. 116

9 Anton M. Moeliono, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi III(Jakarta: Balai Pustaka,

(45)

A. Kalimat Kondisional dalam Bahasa Indonesia

Kalimat kondisional dapat ditandai dengan konjungsi syarat. Dalam buku

materi pokok kebahasaan III dijelaskan bahwa konjungsi (kata smnbung) adalah kata

yang menghubungkan kalimat-kalimat. Kata sambung dapat dibedakan atas beberapa

macam, yaitu salah satunya adalah syarat. Misalnya; jika, asal, asalkan, andaikata.

jikalau, sekiranya, seandainya. ( Contoh:

1. Jika anda mau mendengarkan, tentu saya senang menceritakannya.

2. Hatiku bertambah ciut apabila aku teringat bahwa akulah yang tertua.

3. Jikalau aku dapat lulus SMA, aku akan melanjutkan pel&jaranku ke Fak. Sastra.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

kondisional merupakan suatu kalimat terbentuk dari dua bagian kalimat yang

menunjukkan pengandaian, bagian kalimat pertama disebut klausa utama atau yang

menduduki sebagai induk kalimat yang mengandungprolasis. Prolasisadal.1h klausa

yang menyatakan syarat atau pengandaian dalam kalimat persyaratan, dan bagian

kalimat kedua disebut dengan klausa kedua atau yang menduduki sebagai anak

kalimat yang mengandung opotasis. Dalam kalimat kondisional bahasa Indonesia

1Drs. Abud Prawira Sumanlri,Maleri Pokok Kebahasaall III(Jakar<a: DEPPENKEB, 1986),

(46)

majemuk bertmgkat. Ada 3 jenis hubungan dalam kalimat tersebut:

1. Hubungan syarat

2. Hubungan tak bersyarat

3. Hubungan pengandaian

Di sini saya akan menjelaskan sedikit mengenai 3 jenis hubungan'kllllimat

kondisional:

1. Kalimat Kondisional dalam Hubungan Syarat

Kalimat kondisional dalam hubungan syarat apabila klausabawahan

menyatakan syarat bagi terlaksananya apa yang tersebut pada klausainti. Secara

jelas hubungan ini ditandai dengan kata penghubung jika, apabila, bila,bilamana,

manakala,jikalau, kalau, asal dan asalkan.2

!v1. Moeliono juga menyatakan bahwa hubungan syarat terdap'dt dalam

kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan syarat terlaksananyaapa yang

disebut dalam klausa utama. Subordinatornya yang lazim dipakaiadalah jika

(/a1l), kalau dan asalkan. Di samping itu subordinator kalau., (apa)bila, bilamana

juga dipakai jib syarat ilu bertalian dengan waktu.3Contoh:

a. Apabila hal itu teljadi juga, aku akan mencelanya' di depan siapapun tanpa

pedulikan kesopanan bahasa.

2Prof Drs. M. Ramlan, Sintaksis(Yogyakarta: CV.Karyana, 1987), hal. 80

(47)

b. Bilamana hujan turun agak lebat, tentu daerah itu tergenang air.

c. Sejuta rasa bergulatan dalam dadanya manakala melihat bctapa pucatnya

muka perempllan yang llinglai itu.

d. Jikalau aku lulus dari SMA, aku akan melanjutkan pelajaranku ke Fakultas

Sastra.

e. Kalau kakakku tertawa terbahak-bahak, ibuku mengerutkan keningnya.

f Liajuga cantik asal tak terlalu banyak makan coklat dan es krim.

g. Akan tercapai cita-citamu asalkan engkau bersungguh dalam belajar.

2. Kalimat Kondisional dalam Hubungan tak Bersyarat

Oalam hubungan tak bersyarat ini, kalimat kondisional bahasa Indonesia

memberikan keluwesan kepada bagian kalimat atau klausa ini untuk dapat

terlaksana artinya tidak ada persyaratan apapun di dalam klausa inti tersebut.

Adapun kata-kata tak bersyarat yang digunakan terdapat dalamkontruksi di

bawah ini meski, meskipun, walau. walallpum. kendati, kendatipun, biar, biarpun,

sekalipun dan sllngguhpun. Contoh:

a. Meski(pun) terlambat, (tetapi/tapi/namun) dia datangjuga ke kantor.

b. Sekalipun kamu pergi (tetapi/tapi/namun) akau tetap menunggumu di sini.

(48)

Terdapat hubungan makna pengandaian apabila klausa bawahan menyatakan suatu andaian, snatu syarat yang tidak mungkin terlaksana bagi klausa inti sehingga apa yang dinyatakan oleh klausa inti juga tidak terlaksana. Misalnya kalau dikatakan andaikan mampu, aku mengeluarkan engkau dan penjara Bahwasannya orang itu tidak mampu. Makna ini secara jelas ditandai dengan penghubung andaikan, andaikata, se:mclairlya. ,,,•.•"',

a. Andaikan gadis itu

b. Andaikan nona maju ke perlgadil,m c. Seandainya engkau tidak

d. Sekiranya dia seorang dokter tentu akan dapat menolongnya. e. Aku tidak dapat memikirkan apa

sana.

Dari 3 jenis hubungan dalam kalimat, kita beralih ォ・セL。、。 berltuk "'"IBII'"

kondisional bahasa Indonesia. ''-'"lllla<KorrUlSlorral 「。ィ。セ[。 Ind()m:sia dcngandUll rnacan1:

1. Kalimat kondisional dinyatakan secaraifuplisit,tanpa pcnghubung.

(49)

Kalirnat セ[セoョ、ャェゥBセLIZMlZ、 cunyatakan s.ccara imphsit, ケ。ゥエオセ katlrnat yang terdapat

kata yang tersimpan atau tersembunyi di dalamnya yaitu kal,a jika dan maka.

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa kalimat kondisional mengandung dua

bagian kalimat yang tidak dapat dipisahkan, yaitu bal,>ian kalimat pertama yang

mengandung protosis (induk kalimat), dan bagian kedua yang mengandung unsur

(50)

ANALISIS KONTRASTIF TERHADAI'

KALEVlAT KONDlSlONAL

A. Persamaan-persamaan Kalimat Kondisional an tara Bahasa Arab dan

Bahasa Indonesia

Ada beberapa persamaan antara kalimat kondisional, kondisional bahasa Arab

dengan kalimat kondisional bahasa Indonesia yang penulis temukan berdasarkan

analisa data yang telah diuraikan terdahulu. Persamaan-persamaan tersebut adalah

sebagai berikut:

I. Kalimat kondisional bahasa Arab dan bahasa Indonesia sarna-sarna memiliki

beberapa partikel, jika, apabila, dan andaikata atau andainya.

Bahasa Indonesia

Jika Ibu duduk, saya duduk

Jika dia mecukil mata orang lain, akan dicukil pula matanya.

Seandainya cahaya ilmu itu didapat dengan angan-angan niscaya tidak akan ada orang yang bodoh

Bahasa Arab

2. Kalimat kondisional bahasa Indonesia sama-sama dinyatakan secara explisit

dengan menggunakan partikel atau kata panghubung. Contoh:

(51)

Da1am hal ini juga, antara kalimat kondisional bahasa Arab 、。ョ「セ

Indonesia sama-sama dapat menghilangkan kala ma.\a dalamkalimatェ。キセ

(klausa kedua) seperti pada contoh di atas, "apabila amla mengantuk,basIiliklil

muka anda dengan air". Kadang-kadang kata maka diganti dengan kala·\teliIlllI

seperti contoh.

Kalimat kondisional kedua bahasa ini juga dapat menyatakan kondislnmll terbuka dan dugaan yang mungkin dan tak mungkin(mustahil) teIjadi.DalarnW ini bahasa Arab lebih banyak partikel yangdigunakan dibandingkanblilim Indonesia. Kalimat kondisional dugaan yangmungkin terjadi,dapat dinyatak:m dengan jika, kalau, dan jikalau (dalam bahasa Indonesia), sedangkan dalam

bahasa Arab dapat dinyatakan dengan partikel in (01)dan kawan-kawan. a、。セ

kalimat kondisional dugaan yang tak mnngkinterjadi (mnstahil), dinyatil;;;m dengan kata-kata seandalnya, andaik(:ta, andaikan,dan sekimnya (dalambaruilSa

Indonesia). Dalam bahasa Arab hal itu dinyatakan dengan partikcl laueJ) dan

(52)

kullama (W5'),contohnya dapat dilihat pada lembar halaman sebelumnya.

Kalimat kondisional kedua bahasa ini mernpunyai dua bentuk bal,rian

kahmat yang ウ。ュセ yaitu terdapat bagian kalimat pertama dan bagian kalimat

kedua. Bagian kalimat pertama dalam bahasa Indonesia disebut induk kalimat,

dan dalam bahasa Arab disebutji'jf syarat (1,rJl

j.3).

Adapun bagian kalirnat

kedua dalam bahasa Indonesia disebut anak kalimat, dan dalam bahasa Arab

disebutjawah syarat(1,rJl yly).Contoh:

Anak Kahmat Incluk Kalimat

B. Arab

B. Indonesia Tentu daerah itu tergenang air Bilarnana hujan turun agak lebat

Perlu diketahui bahwasanya kedua bagian kalimat dalarn kalimat

kondisional saling berhubungan, artinya jib salah satu bagian kalimat hilang,

maka pengertian dari kalimat itu mcnjadi tidak jelas. Scbab bila satu bal,>ian

(53)

Beberapa panike! yang tidak ada dalam bentuk kalimat kondisional di antara kedua bahasa tersebut, seperti pada partikel bahasa Arab.

Analisa data telah mengungkap perbedaan-perbedaan yang terdapat pada kalimat kondisional bahasa Arab dan kalimat kondisional bahasalndonesia. Perbedaan-perbedaan Itu terdapat pada:

I. Beberapa partikel yang tidak ada dalam bentuk kalimat kondisional di antara kedua bahasa tersebut. Seperti pada partikelbahasa Arab yang tidak ada dalam

bahasa indonesia adalah; laula (J}), lau maa (\.,0}),ammaa (\..0\), dan beberapa

kata benda, yaitu; ku//amaa(l..15'), man HPBILセャyオᆱHLg|IL mda{\..o),lilahrtlaa HセI

, aina

t:.:,\),

ainamaa (I...;.,\). anna (..:hhllilsumaa HセMILォ。Aヲ。 dan

kaifamaa (W.,5\ Sedangkan dalam bahasa Indonesia, ada beberapapattikelatau

kata yang tidak memiliki dalnm bahasa Arab, yaitu; meskipun, kcndatipun, biarpun, sekalipun, dan sungguhpun. Contoh:

(54)

Meskipun terlambat, Lia datang juga ke kantor

Walaupun hujan badai, aku tetap

.

.

pergl menemUlI11U

Sekalipun kamu pergi, aku tetap menunggumu di sini

Biarpun tinggal di b'Ubuk tua,aku tetap bahagia

Kendatipun laut mulai surut,aku takut terseret olehnya

Sungguhpun Bapak berbicara dengan lantang, Andi tidaktakut padanya

(55)

...-2. Pada kalimat kondisional bahasa Arab, reblh banyak kemungkinannya.

Kemungkinan-kemungkinan antara lain:

a. Kemungkinan pamakai

.t(l'

jawab pada bagian kalimat kedua (jawab syarat).

Pemakaian

.tel'

jawab dalam kalimat kondisional bahasa Arab mempunyai

beberapa ketentuan, di mana ketentuan-ketentuan itu tidak berlaku atau tidak

ada dalam bahasa Indonesia. Contoh:

Bahasa Indonesia Bahasa Arab

b. Bagian kalimat kondisional padajl 'il syarat dapat dihilangkan setelah kata in

(01) yang dirangkaikan dengan kata laa ('1). Penghilangan itu kadang-kadang

berlaku sesudah kataman (Cr')yang dirangkaikan dengan faa (:1).Contoh:

(56)

Protasis (j)'if syami) kalimat kondisionaJ itu kadang kalimat perintah.

Bahasa Indonesia

d. Kalimat syarat (Ii'if syarat) itu jawaban dari pertanyaan dalam percakapan.

Contoh:

Bahasa Indonesia Bahasa Arab

e. Jawab kalimat kondisional dapat pula dihilangkan, jika di sana terdapat

petunjuk untuk itu. Dalam hal ini kalimat syaratnya hamsj)'if madlliataufi'il

Inudhari yang didahului oleh lam

Ct ),

perlu diketahui bahwa kalimatsebelum

partikel il1 C0) bukan jawab dari kalimat kondisional yang ada di

belakangnya, tapi dia mempakan petunjukjawabnya. Contoh:

(57)

f. Dalam kalimat kondisional, partikel in (01) atau yang lainnya dapat

menyatakan pendiriannya sebagai satu bentuk yang diterima untuk menjadi

kalimat kondisional, berarti tidak ada lagifi'il danjawab syaral. Biasanya hal

ini berbentuk percakapan, seperti contoh di bawah ini:

Bahasa Indonesia Bahasa Arab

|GッセZ

r-::

015- 01': \'

,IS

:".;J\

セg

:.:Jli

セjlsG \ .

01.j

,

,:.:Jli

セlNNィZ

,

g. Partikel in (01) dan kawan-kawannya yahg lainadaIah serba guna.Seperti

digunakan untuk partikel negatif.

(58)

ANALISIS DATA

A. Pengantar

Dalam bab ini penulis menghadirkan data-data korpus yang telah di klasifikasi

berdasarkan bentuk-bentuk struktur kalimatnya. Data-data tersebut bersumber dari

korpus babasa Arab.

Penulis juga berusaha memberikan kontsruksi kontrastif kedua bahasa

tersebut sehingga dapat diketahui letak persamaan dan perbedaan struk1umya. Hal ini

dapat mempermudah penulis dalam menemukan padanan yang sesuai dengan

kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.

B. Jumlah as-Syartiyyahyang Terdapat dalam Data Korpus

Ada I

r

kalimat yang rnengandung pola jumlah as-syartiyyahdalarn data-data

korpus bahasa Arab. Kalimat tersebut kemudian dikiasifikasikan lee dalam empat

bentuk struletur kalimat.

1. Kalimat yang Menjazamkan Dua Fi'il

o

a. Kata

01

(jika)
(59)

"Dan jlka kaml.' melallirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan mClnbuat perhitzmgandengan

kamll tentangperbzwtanmll itll," (Q.S. 2 al-Baqarah: 284)

b. Kata (.;'1 (j ika, kalau)

2) Contoh pada kalimat Arab:

"Jika kamu berszmgguh-sungguh kamu akan berhasil"

c. Kata:; (barang siapa, siapa)

3) Contoh pada al-Qur'an:

セ\|・ZZoセセセQI...- • • セ

, ,

"Bw'ang siapa yang melakukan keburukcm, maka ia dibalas sesuai dengan kebllrukan tersebut."

d. Kata (. (apa)

4) Contoh pada surat al-Baqarah (97):

"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikdn,niscaya .Allah

mengetahuinya. "

e. Kataセ (bagaimanapun, apapun, bilamana)

5) Contoh pada syair:

"J'v1ereka berkata: bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada

kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali

(60)

f. Kata::;'", (kapan)

6) Contoh pada syair Arab:

"Kapan saja kamu datang kepadanya dengan hidup kepada cahaya apinya. maka kamu akan menemukan sebaik-baiknya api. di sisinya ada sebaik-baik yang menyalakal1."

". ,.;

g. Kata オセQ (kapan)

7) Contoh pada syair Arab:

"Kapan kamu bertanya kepadaku, akan akujawab pertanyaanmu."

h. Kata:;i (di mana)

8) (a) Contoh pada kalimat Arab:

"Di mana kamu turun, aku pun turun"

8) (b) Contoh pada surat an-Nisa:78

"Di mana soja komu berada,

kenwi ian akon lilendapalkan karnull

,

,

1. Kata 01(di mana)

9) Contoh pada kalimat Arab:

"Di mono seorang hartawon pergi,

(61)

,

J. Kata

1>::"

(di mana pun)

10) Contoh pada syair Arab:

"Di manapun kamu !urus/istiqomah, maka Allah menentukan, kesuksesan di masa-masa yang akan datang."

k. Kata (,

i:<-

(bagaimana)

Il)Contoh pada kalimat Arab

.,

セ セ ... ,...

"Bagaimanapun kau berada, berada pula temamnu"

;:.-l;)

::?5

"Bagaimana kau dllduk, aku pun duduk"

:.,..r.,.f

.

ZNLNjセゥ

.

I. Kata

セヲ

(yang mana saja, siapa saja)

'<-12)(a) ",\ yangAJmjit'

"Siapa selja yang mengabdi kepada bangsanya, maka bangsanya pun saling mengabdi kepadanya."

12)(b)J\!fansh/lb al-Qur'an surat ai-15ra'

"Dengan /lama yang mana saja kamu sent, Dia mempunyai asmau! hllsna

(nama-nama yang terbaik)." (Q.S. al-Isro': 11)

セ ;.

12)(c) Kata",\ yang1'vlajrur

(62)

.fum fuJi us-syotiiyyah pada kaiimat jumlah (I) adalah 0\ merupakanadul

syaml yang berkedudukan sebagai mublada' \)J.,i ji'j{ mudhari berbenvuk

kontruksi |セ| dalam y\.?\ berkedudukan sebagaifi'i/ syarat. Lo Sebagai isim

mubham, ,j huruf jar sedangkan セ| isim majrur ), huruf penghubung

j.r- dan ,

#

ji'il mudhari berkedudukan sebagai fi'if syarat kedua

c:

,:

('"""'...Zセ .. J '.'"

ji

'il JIludhari berkedudukan sebagaijawab syarat y hurufjeu'? j ?

sebagai majrur berkedudukan sebagai mudhaf,

1\

mudhaf i/aih. Secara rinci

diketahui bahwa

lnduk kalimat(.1 ,;.

J.3).

".Ilieu kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu a!all kamll

j/i(,ll.":lrJ]huJI.vi!canJl)Yl.U

"Niscaya Allah akan membuat perhilungan dengan kamu tentang

(63)

Pada kalimat jumlah (2) sampai (12) pacta awal kalimat, yakniL.;\, ex", L.,

セL

e:,v,

G.!I, 0\,,1, 4 1, <.31, L..:c,>-, セ dan <,fl, merupakan adat-adat syarat.

Sedangkan kalimat kondisional (;;,1

pi

;;LJ..I)pada kalimat (2) yakni:

Induk kalimat (J,

f'

J...')

"Jika engkau sungguh-sungguh"

Anak kalimat (J,

f'

yly.-)

"Maka dia akan Ruhes"

Sebagian ulama berpendapat bahwa L.;\ tidak dapat menjazamkanfi'if

mudhari kecuali dalam keadaan darurat (sydr) (L.;\) berasaldari;ldhar}iyyah

yang bertemu dengan L.

(..l.,S'

pi

:;.J.jI)I) tambahan untuk menguatkan. Ken1udian

ia mengandung atau menyimpan artinya lafal 01. Lantas 111enjadihuruf syarat

seperti 01juga. Karena ia tidak mempunyaiarti selaill sebagai penghubungHセャII

(64)

Berbeda syarat kait;; Gセェセャョァ terakhir illi

selain mempunYaI ani penghllbllng antara

ji

'il syurat dan

ji

'iljuwubnya,juga

masih mempllnyai makna lain. Di antara ulama anli nahwu ada yang menganggap

lafal \...>,,1 adalah sebagai isim, bukan sebagai huruf, karena dia selalu dharaj;

seperti Imam MUbarrid, Ibnu Siraj dan al-Farusy.

Pada kalimat,jumlah (3) kalimat kondisionalnya yaitu:

lnduk kalimat(,1,rJI

y;)

11Barang siapa yang melakukan kebuTukan"

Anak kalimat (,1,rJl ylf")

"AJaka dia dibalas sesuai dengan perbualannya"

Pada kalimatljumlah (4) kondisionalnya yaitll:

lnduk kalimat (,1,rJl

y;)

lIApa yangkamu kerjakan berupa kebaikanll

Anak kalimat(1,セNNNZji セiケMI

Pada kalimatljumlah (5) kalimat kondisionalnya yakni:

[nunk kalimat(,1,rJl

y;)

セ ).0 MZセMG

(65)

"A1aka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu"

Menurut pendapat yang shahih bahwa L..,;..> itu kadangkalanya tersUllll!Il

dari:

a. ... Isim

fi

'il amaryang berarti cegahlah atau laranglah dan

b. lo Yang mengandung makna syarat. Kemudian dijadikan satu kala dan 'ada

kalanya(L..,;..» itu tersusun dari:

I) lo SyartiyahHセ_I

2) loZaidah litaukid(.I$"

y1l

o..

lllj)tambahan untuk menguatkan lalu menjadi

lo Dan kemudianalif(l)yang perlama diganti ha(0) agar berbedalafalnya.

Pada kaJimatljumlah (6) kondisionalnya yakni:

lnduk kalimat(1,

?I

セI
(66)

. 1 _ , , / Nj\Lセ OOセ ""'/",,/ P

..J3f" NヲNセ セNNNャNZ[M "pi.; .r-?" "b-"':;

,

-

-"Alaka kamu akan menemukan sebaik-baiknya api, £Ii sisinya adasebaik-baik yang menya/akan"

Pada kalimatljumlah (7) kalimat kondisionalnya yakni:

Induk kalimat

(.bpi

J<»

"Kapan saja kamu berlanya kepadaku"

Anak kalimat (;

pi

J<»

"Akan akujawab perlanyaanmu"

Dan sering sekali lafal 0\,,1 disertai hurufL.,

.>.;:

yll oJSlj (tambahan untuk

menguatkan kalimat). Contoh:

Induk kalimat (0

pi

J<»

"Kelika /embu sawo matang ilu berma/am

£IiIanah yang hmdus"

Anak kalimat (0

pi

,Jx»

"lviaka sewaklll angin kencang menimpanya

(67)

Lan!1 ,)1.;1 berasal dari 0101, dia tersusun dari ''t..,i'' yang rnengandung

rnakna syarat dan ,\)\" yang mempunyai rnakna '\:,,,,,," (ketika). Setelah disusun

rnenjadilah satu kata yaitu isim syaratyang rnenunjukkanzaman mustaqbal(yang akan datang) dan dia dimabnikanfatha.

Pada kalimatJjumlah (8) kondisionalnya yaitu: lnduk kalimat(1,セ|

Jx3)

"Dj mana saja kamll berada"

Anak kalimat (;セQ loW)

"A1aka kematian akan mendapatkanmu"

Padaォ。ャゥュ。セゥオュャ。ィ (9) kalimat kondisionalnya yaitu : Induk kalimat(.1セi

Jx3)

"j)i mana seorang harlawan pergi"

Anak kalimat(1,I..:JI yly.-)

lila akondi!Jormal

t

r

ェwiセキセj[Pヲ

, ,

Pada kalimat/jumlah (10) kalimat kondisionalnya yaitu: Induk kalimat(1,セ|

J-.')

(68)

Anak kalimat(.1rJI yly-)

" " -\ "

...

セL

PcGAセQ olio-··'

G.-G,.;

.;J,I

:5i

Nセセ

. / J ' '-" J

-.

.

Pada kalimat (10) sudah diketahui bahwa セ adalah adat syarat,il';- ;;

ji

'ilmudhari.

Di dalam yl/'I berkedudukan sebagai ;rJl

J'"

(induk kalimat) '!Ian

NZjjNjセェゥGゥャ

rnudhari di dalamy /'1 berkedudukansebagaijawab syarat,11,Jll-t>

(fail),

G-li.

maftllum hih, c) hurnf ?, .r.lio- sebagai mojrur di dalamirah,

berkedudukan sebagai mudhaldan 0\.,.j'Jl berkedudukan sebagai mudhalilaih.

Pada kalimat/jumlah (ll) kondisionalnya adalah:

lnduk kalimat(.1'p1

J"')

"Bagaimanapun kamu berada"

Anak kalimat(.1rJl yly-)

(69)

duanyadijazamkan. Baik disertai L.HセI maupun tidak(J$").

Adapun menurut ulama Basrah, maka lafal (1...i,,5") itu menempati

tempatnya :,\ yang memerlukan fi'il syarat dan fi'il jawab. Tetapi tidak

menjazamkan, jadi keduafi'il yang berada sesudah lafal L.-'$" tersebut dibaca

marfu'semua.

Hendaknya keduafi'iltadi sarna dalam lafal dan maknanya seperti contoh

di atas. Sama juga dijazamkan maupun tidak maka boleh diucapkan seperti di

bawah ini:

"Bagaimanapun kau duduk, maka pergilah aku"

Pada kalimatljumlah (12) kondisionalnya adalah :

I. <$1 Yangmarfu '

lnduk kalimat(.1

rJI

Jd)

"Siapa saja yang mengabdi kepada bangsanya" ..,..,,41\,...ゥセ 15/'1 <$1" t

(70)

!\nak kalimat (.1,rJI ylj"'")

Maka bangsanya pun saling mengabdi kepadanya lafal <,>1 marfu"

karena menjadimub/adadanjumlah sesudahnya menjadikhabar.

1. l,1Afansub

Induk kalimat(.1rJI セI

"Dengan nama yang mana saja kamu senl"

Anak kalimat(.1rJI ylj"'")

",.

.- ,,-,

"Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang baileY'セi N|NZGGZスセi ;ili

l,1 manshub,karena menjadimafillum bihnyaly.:G

3. <,>1 A4ajrllr

Induk kalimat(.1,rJI セI

"Dengan pena apa saja kamll menulis"

Anak kalimat(.1rJI ylj"'")

"Akupun menulis"

<,>1 Diamajrurdengany

(71)

Induk kalimal(.b?\

,J"')

"Kitab apa saja kamu membaca"

Anak kalimal(.b?\ ylT"")

"Akupun membaca"

(,5\ Diamajrurkarena menjadimudhafilaih

2. Partikel yang Tidak Menjazamkan Kata Kerja

1;(

Partikel yang lidak menjazamkan kala kerja(fi'il) itu ada empat yaitu:

(13) Kata (}) (kalau, seandainya)

Contoh pada kalimat bahasa Arab:

"Kalau kami mall, maka kamijadikan air

itll menjadi asin"

"Seandainya Tuhamnll mau, maka dia

sudah menjadi umat yang Satu"

(14) kala

'1}

(seandainya bukan)

-' <> .1 '"

G,.G,.I セQ :1:;" セX

jJ

"Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah lerdahulu dari TlIhanmu,

(72)

"Seandainya kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, iillraikamu

lermasuk orang-orang yang benar.II

(16) katal,.,\ (adapun tidak)

Contoh pada kalimat bahasa Arab:

QiセMLZA、。ーャュ orang min/a-minta.

maka jangan kamu Jwrdikcoenlak"

(17) kata\l (ketika)

Contoh pada surat al-Ankabut:

"Ketika kami lelah menyelamatkan mereka kedaralan tiba-tiba lJJ!IJereka kembali menyekutukan Allah."

Jumlah as-syartiyah pada kalimatljumlah (13a) kata } merupakan adat

syarat, ,Li merupakan.li'il .\yarat, ,Lk.--,. jawab :,yarat \.;,.6-1 berkooudukan

sebahaihal.

Secara rinci dapat diketahui bahwa:

Induk kalimat(.b

r:J\

j..»

(73)

Referensi

Dokumen terkait

- Sales Manager dapat mengetahui performance masing-masing salesperson - Dapat diketahui channel apa yang paling banyak menghasilkan leads - Dapat

Disampaikan kepada seluruh keluarga besar Jemaat GPIB Pancoran Rahmat bahwa menyikapi perkembangan terakhir dengan telah banyaknya anggota Jemaat yang terpapar

Untuk mengembangkan peran dan fungsi Politeknik ATK Yogyakarta serta untuk memenuhi tuntutan pasar global, maka sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan

Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat bahwa terdapat dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran ikan kerapu di Kabupaten

Dengan berpedoman pada Yehezkiel 34 sebagai tulisan dengan genre nubuat, menurut peneliti penting untuk menghubungkannya dengan situasi penggembalaan pasa masa kini yang semakin

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa al-Qard}a&gt;wi&gt; adalah ulama yang hidup pada abad ke-20 dan pada waktu itu juga para perempuan di Mesir sering terlibat dalam

Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwainy, Sunan Ibnu Majah, Juz I, ditahqiq oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi, Beirut, Libanon: Dar al- Kutub al-Ilmiyah..