• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014."

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAMIYAH TAMBORA JAKARTA BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan Islam dan Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

YAYAN SURYANAH NIM. 801118300096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DUAL MODE SISTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

YAYAN SURYANAH, 801118300096: Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014, Skripsi Jakarta: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn dalam materi peranan globalisasi melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertempat di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap tindakan terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan atau observasi, catatan lapangan, jurnal siswa, dokumentasi, dan instrumen tes.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan niai rata-rata pembelajaran PKn siswa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning yang diketahui pada siklus I (69,75) mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 8,0 menjadi (77,75) yang berarti bahwa tindakan ini telah melebihi KKM sebesar 70. Peningkatan juga terjadi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn dan berada pada kategori “baik.” Seluruh siswa memberikan respons yang baik dalam pembelajaran pembelajaran PKn dan pada saat tugas kelompok yang diberikan guru. Kegiatan melalui pendekatan CTL memotivasi siswa untuk berani maju ke depan kelas saat mempresentasikan hasil diskusi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan pendekatan CTL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembelajaran PKn dan hasil belajar siswa serta upaya peningkatan mutu pendidikan di SD/MI, khususnya dalam materi peranan globalisasi.

Kata Kunci: Pembelajaran PKn, Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(8)

ii

Materials Role of Globalization Through Contextual Approach Teaching and Learning (CTL) in Class IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora West Jakarta Academic Year 2013/2014, Thesis Jakarta: Elementary School Teacher Education, Faculty of MT And Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This study aims to determine the increase in the material Civics lessons role of globalization through an approach Contextual Teaching and Learning (CTL) in grade IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora West Jakarta 2013/2014 school year.

This study uses a Class Action Research (CAR), which is housed in a class IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora West Jakarta. This study was conducted in two cycles, each action consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The results are used as a basis to plan further action. Data collection is observation or observation, field notes, student journals, documentation, and test instruments.

The results showed an increase of means were Civics student learning through Contextual Teaching and Learning approach known in the first cycle (69.75) increased in the second cycle of 8.0 be (77.75), which means that this action has been exceeded by KKM 70. the increase also occurred against students in learning activities Civics and is in the category of "good." All students give a good response in Civics and learning lessons when the teacher's group assignment. CTL activity approach motivates students to dare to come forward when presenting the results of the discussion and can improve student learning outcomes. CTL activity approach can be used to improve learning Civics and student learning outcomes as well as efforts to improve the quality of education at the elementary / MI, especially in the matter of globalization role.

(9)

iii

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi penyayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.” Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis baik berupa moral maupun material, Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifa’I, MA, Ph, D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA., sebagai Ketua Jurusan PGMI.

3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Sebagai Koordinator program Dual Mode Sistem 4. Syaripulloh, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

(10)

iv

menerima pembelajaran PKn melalui pendekatan CTL dan dapat bekerja sama dengan baik.

9. Ayahanda H. Saman (almarhum) yang dirahmati Allah, semoga Dia menempatkannya di surga-Nya yang luas, dan Ibunda Hj. Ijot semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepada beliau.

10.Suami tercinta Maulana, anak-anakku tersayang Rayyan dan Azwan yang selalu mendoakan penulis untuk tetap semangat untuk menuntut ilmu, dan memberikan cinta kasih serta dukungan dan saran baik moral maupun material 11.Sahabat-sahabat terbaikku, Idah Saidah Fikriyah dan Royanih yang selalu menjadi penyemangat dan setia menemani penulis baik susah maupun senang. 12.Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat kepada

penulis, semoga Allah selalu melindungi kita semua.

Penulis berdoa semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangan, amin,

Jakarta, 13 April 2014

Penulis

Yayan Suryanah NIM. 801118300096

(11)

v

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI UJI REFERENSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian……… ... 8

C. Batasan Fokus Penelitian………. ... 8

D. Rumusan Masalah……… ... 9

E. Tujuan Penelitian……….……… ... 9

F. Manfaat Penelitian……….. ... 9

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti……….. ... 11

1. Hakikat Hasil Belajar PKn………..………. ... 11

a. Pengertian Hasil Belajar………. ... 11

b. Pengertian PKn……… ... 12

c. Pengertian Pembelajaran PKn……….. ... 13

d. Tujuan PKn di SD/MI………. ... 14

(12)

vi

b. Komponen-Komponen Pembelajaran CTL………….. ... 17

c. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL……….. ... 18

B. Hasil Penelitian yang Relevan……… .. 19

C. Kerangka Berpikir……….. ... 20

D. Hipotesis Tindakan……….... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………. .. 22

1. Tempat………... 22

2. Waktu……….. .... 22

B. Metode Penelitian dan Rancangan……… .... 22

C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian……….. ... 26

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……….. ... 26

E. Tahap Intervensi Tindakan……….. ... 26

1. Rencana Tindakan………. ... 26

2. Pelaksanaan Tindakan……… ... 27

3. Pengamatan……… ... 27

4. Refleksi ………. ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan……… ... 28

G. Data dan Sumber Data……… ... 28

H. Instrument Pengumpulan Data……… ... 29

1. Instrument Tes……….. ... 29

2. Instrument Non Tes……….. ... 30

a. Pedoman wawancara……….. ... 30

b. Lembar Observasi……… ... 30

c. Catatan Lapangan……… ... 32

d. Jurnal Siswa………. ... 32

(13)

vii

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……….. ... 35

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah……….. .... 36

1. Gambaran Umum MI. Masyirotul Islamiyah………...…. .... 36

2. Status Akreditasi……… ... 37

3. Keadaan Guru……….... 38

4. Keadaan Siswa……….. .... 39

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan.. .. 39

1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)……… .... 39

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I……….. ... 43

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II………. ... 50

C. Analisis Data……… ... 57

1. Hasil Analisis Data……… .... 57

2. Analisis Data Nilai Postest……… .... 60

3. Interpretasi Hasil Analisis………. .... 61

D. Pembahasan tentang Penemuan……….. .... 62

1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran…… .... 62

2. Hasil Analisis Catatan Lapangan dan Jurnal Siswa dalam Pembelajaran………. ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. ... 67

B. Saran……… .... 67

(14)

viii

Tabel 1 : Keadaan Guru MI. Masyirotul Islamiyah………...……… 38

Tabel 2 : Jumlah Siswa MI. Masyirotul Islamiyah ………….…………. 39

Tabel 3 : Jumlah Siswa Kelas I s.d. Kelas VI MI. Masyirotul Islamiyah

Tahun Pelajaran 2013/2014……… 39

Tabel 4 : Hasil Nilai Awal Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV...….… 41

Tabel 5 : Hasil Nilai Postest Pembelajaran PKn Siswa

Kelas IV siklus I………..………. 46

Tabel 6 : Penilaian Aktivitas guru pada siklus I ……….………… 48

Tabel 7 : Hasil Nilai Postest Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV

siklus II……….. 54

Tabel 8 : Penilaian Aktivitas guru pada siklus II………. 55

Tabel 9 : Penilaian Nilai Awal Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV….. 57

Tabel 10 : Penilaian Nilai Postest Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV

siklus I……….…….. 58

Tabel 11 : Penilaian Nilai Postest Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV

siklus II……….……. 59

Tabel 12 : Perbandingan Pembelajaran PKn siswa kelas IV …….…....… 61

Tabel 13 : Hasil rata-rata skor aktivitas siswa dalam pembelajaran……… 62

(15)

ix

[image:15.595.152.444.276.557.2]

kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah siklus I………..…… 65

Tabel 16 : Penilaian Pembelajaran PKn secara kelompok pada

(16)

x

[image:16.595.154.442.271.569.2]

Gambar 2 : Struktur Organisasi Masyirotul Islamiyah ……… 38

(17)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai citizenship education, secara substantif dan pedagogis didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat dan makhluk ciptaan tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pendidikan nasional pendidikan kewarganegaraan terbagi dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran disekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk penataran pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (penataran P4). Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berfikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam empat status yang lain.

(18)

terhadap perubahan politik, namun isi secara umum dan pendekatan serta sistem penyampaiannya kebanyakan tidak berubah.

Perubahan nama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada tingkat Sekolah Dasar di mulai tahun 1968 digunakan istilah kewargaan Negara sebagai nama mata pelajaran, yang didalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan civics (yang diterjemahkan sebagai pengetahuan kewargaan negara). Di dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), digunakan beberapa istilah, yakni pendidikan kewargaan negara, studi sosial, “civics” dan hukum.1

Untuk SD 8 tahun pada PPSP digunakan istilah pendidikan kewargaan negara yang merupakan mata pelajaran IPS terpadu atau identik dengan “integrated social studies” di Amerika.

Selanjutnya dalam kurikulum 1975 diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Mata pelajaran PMP dalam kurikulum 1975 dan kurikulum 1984. PMP dalam kurikulum 1984 merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan strategis sifatnya, dan telah ditetapkan oleh MPR sejak tahun 1973. GBHN menyatakan bahwa “pendidikan pancasila termasuk pendidikan moral pancasila dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Universitas, baik negeri maupun swasta.”2

Adapun tujuan mata pelajaran PMP adalah

1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang pancasila yang benar dan sah.

2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan pancasila dan ciri khas dan watak ke Indonesiaan.

3. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila ke dalam diri anak didik.

1 Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, PKN dan Masyarakat Multikultural, (Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan UPI, 2008), Cet. I, h. 10

(19)

4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.

5. Memberikan motivasi agar dalam dalam setiap tingkah laku/laku lampahnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan niali, moral dan norma pancasila.

6. Mempersiapkan anak-anak didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.3

Kemudian pada kurikulum 1994 diperkenalkan nama baru yaitu pendidikan pancasila dan kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas. Pendekatan ini mengartikulasikan sila-sila pancasila dengan jabaran nilainya untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas serta catur wulan dalam setiap kelas.4

Menurut kurikulum 1994 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran yang termasuk ke dalam kategori social studies tradisi citizenship transmision dengan nilai dan moral yang bersumber dari budaya Indonesia sebagai muatannya yang pada gilirannya diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat.5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SD/MI bertujuan untuk “menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan modal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP.”6

Dari rumusan tujuan tersebut dapat

3Ibid, h. 12.7-12.8

4 Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, Op.cit, h. 10

5Ibid.,

(20)

disimpulkan bahwa jenjang pendidikan yang lebih rendah secara sinabung dikembangkan di jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu PKn juga memiliki peran dan fungsi sebagai:

1. Pendidikan nilai dan moral pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. 2. Pendidikan politik.

3. Pendidikan kewarganegaraan.

4. Pendidikan hukum dan kemasyarakatan.7

Sementara itu untuk mengimbangi dinamika perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni (ipteks) yang demikian cepat yang disebut dengan era globalisasi, maka sejak tahun 2004 diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi atau KBK. KBK diartikan sebagai “suatu konsep kurikulum yang menekankan pada kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu”.8 Tak lama dari diberlakukan kurikulum 2004 dengan mengacu pada Permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dikemukakan bahwa “ mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.”9

dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan dijelaskan bahwa:

“Standar kompetensi kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian untuk SD/MI/SDLB/Paket A sebagai berikut: 1. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa,

negara, dan tanah air Indonesia.

2. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

3. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

4. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

7Aziz Wahab, dkk, Op.cit, h. 12.11

8 Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, Op.cit, h. 13

(21)

5. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

6. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.

7. Berkomunikasi secara santun. 8. Menunjukkan kegemaran membaca.

9. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

10. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 11. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui

kegiatan seni dan budaya lokal.”10

Berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan tersebut yang merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun KTSP, maka KBK dirubah menjadi KTSP. Seiring dengan perubahan kurikulum tersebut mata pelajaran PPKn pun diubah lagi namanya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Bertolak dari dokumen tersebut diharapkan para guru dapat melaksanakan pembelajaran yang tidak hanya menanamkan pengetahuan materi kepada siswa tetapi dampak dari pembelajaran tersebut akan membentuk karakter siswa yang terampil dan cerdas sesuai harapan dari tujuan pendidikan nasional.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi.11

Dalam standar isi juga dijelaskan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk pendidikan dasar dan menengah

10Lampiran Permendiknas No. 23 Tahun 2006, h. 8

(22)

secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan kesatuan bangsa, 2) Norma, hukum dan peraturan, 3) Hak asasi manusia, 4) Kebutuhan warga negara, 5) Konstitusi negara, 6) Kekuasaan dan politik, 7) Pancasila, 8) Globalisasi.12

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisispasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan

(23)

nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, peranan globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

Berdasarkan hasil observasi awal di MI. Masyirotul Islamiyah Tambora, terlihat bahwa situasi belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah masih mengikuti pola lama yang berpusat pada guru dan sekolah. Sistem pengajaran yang berpusat pada guru/sekolah memiliki banyak kelemahan, namun sampai sekarang sistem sekolah pada umumnya dirancang dengan pola seperti ini. Setiap usaha menerapkan pendekatan selalu mengalami kegagalan karena semua komponen mulai dari lembaga, guru dan siswa telah terbiasa dengan pola yang bersifat tradisional. Sehingga berdampak pada kurangnya keterlibatan siswa pada pembelajaran, minat dan motivasi siswa yang cenderung rendah karena siwa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di MI Masyirotul Islamiyah masih rendah dan menunjukkan nilai yang masih di bawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM=70). Sistem pengajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya.13

Melihat penjelasan di atas penting kiranya seorang guru dapat berperan dalam pembelajaran dengan memadukan strategi, metode, teknik, dan pendekatan agar tercapai hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa setelah menjalani proses belajar. Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu, informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dari latar belakang di atas perlu dicarikan alternatif lain untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada materi peranan globalisasi. Hal ini mengingat

(24)

pentingnya pengajaran PKn untuk membentuk karakter siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah, sehingga dipilihlah pendekatan CTL yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn pada materi peranan globalisasi. Selain itu penerapan CTL menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga merangsang kemampuan berfikir yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn pada materi peranan globalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dalam sebuah tugas akademik sebagai syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

B.

Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul dan dapat diteliti yaitu:

1. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang 2. Kurangnya motivasi dan minat belajar PKn siswa

3. Prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn khususnya materi peranan globalisasi masih sangat rendah

4. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan yang berpusat kepada guru.

5. Kurangnya pengetahuan guru tentang pendekatan pembelajaran yang inovatif.

C.

Pembatasan Fokus Penelitian

(25)

hanya berusaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa melalui pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI Masyirotul Islamiyah.

D.

Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan pendekatan Contekstual Teaching Learning

(CTL) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi peranan globalisasi di kelas IV MI Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) yang dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada materi peranan globalisasi di kelas IV MI.

F.

Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran PKn khususnya materi peranan globalisasi.

2. Secara praktis

a. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran PKn dalam materi peranan globalisasi karena pendekatan CTL mengajak siswa aktif terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi peneliti

(26)

memperbaiki kinerja pembelajaran PKn tentang materi peranan globalisasi.

c. Bagi sekolah

(27)

11

A.

Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Hasil Belajar PKn

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia hasil adalah “sesuatu yg diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Sedangkan belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu;berusaha memperoleh ilmu pengetahuan(kepandaian, keterampilan).”1 Sudjana mengemukakan hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.”.2 Horwart Kingsley dalam Sudjana menjelaskan pula bahwa “hasil belajar dapat dibedakan dalam tiga komponen yang diantaranya:

a. Keterampilan dan kebiasaan. b. Pengetahuan dan pengarahan. c. Sikap dan cita-cita.”3

Hasil belajar merupakan pengalaman siswa sebagai hasil interaksi dunia fisik dengan lingkungannya.4 Berdasarkan pendapat tersebut maka hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa, konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa memahami dan menguasai

1 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 2008), Ed. IV, Cet. 1, h. 24 dan 513

2 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 7, h. 22

3Ibid., h. 22

(28)

materi pelajaran dan pengetahuan serta kemampuan bertindak serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk merubah perilaku menjadi lebih dewasa dan mampu memecahkan masalah.

b. Pengertian PKn

Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Secara bahasa, istilah Civic Education oleh sebagian pakar diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Menurut Azra, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM.5 Sementara itu, Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.6

Pengertian lain didefinisikan oleh Merphin Panjaitan, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal. Sementara Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.7

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

5 Dede Rosyada, dkk, Buku Panduan Dosen Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Ed. 1, h. 1

6Ibid, h. 2

7Sondy Damanik, Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, diakses Senin, 7 April 2014, Pukul. 10.46 WIB,

(29)

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oeleh pancasila dan UUD 1945.8

Berdasarkan penjelasan dari pengertian tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi dan politik yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang menyadari dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan kemajuan negara.

c. Pengertian Hasil Belajar PKn

Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa memahami dan menguasai materi pelajaran dan pengetahuan serta kemampuan bertindak serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk merubah perilaku menjadi lebih dewasa dan mampu memecahkan masalah.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi dan politik yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang menyadari dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan kemajuan negara.

Pembelajaran PKn adalah pembelajaran nilai dan moral pancasila dan UUD 1945 yang bermuara pada terbentuknya watak pancasila dan UUD 1945 dalam diri peserta didik.

Dari uraian di atas maka hasil belajar PKn adalah ukuran kemampuan siswa memahami dan menguasai materi pelajaran dan pengetahuan serta kemampuan bertindak serta menggunakan pengetahuan tersebut untuk merubah perilaku sebagai hasilproses pendidikan demokrasi dan politik yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang memiliki nilai, moral dan watak pancasila dan UUD 1945.

(30)

d. Tujuan PKn di SD

Di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, PKn lebih dititikberatkan pada penghayatan dan pembiasaan diri untuk berperan sebagai warga negara yang demokratis dalam konteks Indonesia. Untuk itu guru PKn harus menjadi model warga negara yang demokratis sehingga menjadi teladan bagi peserta didiknya.

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang antara lain: membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan warga negara yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa, mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.9

Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di kelas MI/SD ini adalah tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kreatif. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagaianggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan ummat manusia dilingkungannya yang cerdas dan baik. Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan sosial (socio-participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.10

e. Karakteristik PKn

Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang menunjukan suatu hal berbeda dengan lainya. PKn sebagai mata pelajaran

9 A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), Cet. 8, h. 18

10

(31)

yang sangat penting bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan cabang ilmu pendidikan lainnya. Karakteristik PKn ini dapat dilihat dari objek, lingkup materinya, strategi pembelajaran, sampai pada sasaran akhir dari pendidikan ini. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah 1) PKn termasuk dalam proses ilmu sosial (IPS)

2) PKn diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dari seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi

3) PKn menanamkan banyak nilai, diantaranya nilai kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

4) PKn memiliki ruang lingkup meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa, Norma, hukum dan peraturan, Hak asasi manusia, Kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan dan Politik, Pancasila dan Globalisasi

5) PKn memiliki sasaran akhir atau tujuan untuk terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara.

6) PKn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia.

7) PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence

(kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional maupun sosial), Civic Responsibility

(kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation (kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari depan) 8) PKn lebih tepat menggunakan pendekatan belajar kontekstual

(32)

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

9) PKn mengenal suatu model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique/Teknik Pengungkapan Nilai), yaitu suatu teknik belajar-mengajar yang membina sikap atau nilai moral (aspek afektif).11

Dari karakteristik yang ada, terlihat bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang memiliki karakter berbeda dengan mata pelajaran lain. Walaupun PKn termasuk kajian ilmu sosial namun dari sasaran / tujuan akhir pembentukan hasil dari pelajaran ini mengharapkan agar siswa sebagai warga negara memiliki kepribadian yang baik, bisa menjalankan hak dan kewajibannya dengan penuh kessadaran karena wujud cinta atas tanah air dan bangsanya sendiri sehingga tujuan NKRI bisa terwujud.

2. Hakikat pendekatan CTL

a. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.12 CTL menekankan pada pemberdayaan siswa sehingga hasil belajar bukan hanya sebatas pada pengenalan nilai, melainkan lebih pada penghayatan dan penerapan nilai-nilai dalam kejidupan nyata.

Menurut Wina Sanjaya CTL adalah “suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Pembelajaran Contextual teaching learning lahir

11Oktodwi, Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), diakses hari Senin, 1 April 2004, Pukul 13.35WIB, http://id.netlog.com/oktodwi/blog/blogid=142121

(33)

dari faham kontruktivisme yaitu faham yang berpendapat bahwa pembelajaran yang bermakna bermula dari pengetahuan dan pengalaman peserta didik. Melalui landasan kontruktivisme tersebut maka pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapa diartikan sebagai “konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata dengan mendorong siswa untu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari menjadi alternatif strategi belajar yang baru”.13

Berdasarkan penjelasan beberapa definisi tentang pendekatan

Contextual Teaching Learning (CTL), maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching Learning(CTL) merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran, mendorong siswa mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

b. Komponen-Komponen Pembelajaran CTL

Ada tujuh komponen pembelajaran CTL yaitu Konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (Learning community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian autentik.14

1) Konstruktivisme merupakan proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Penerapan asas kontruktivisme mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalaman yang telah dilaluinya secara nyata.

2) Inkuiri adalah proses penemuan pengetahuan, dalam inkuiri siswa dituntut berfikir secara sistematis, dengan harapan siswa dapat berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya.

3) Bertanya (questioning), belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan

13Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008), h. 24-25

(34)

setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

4) Masyarakat belajar (learning community), pengetahuan dan pemahaman anak ditopang oleh komunikasi dengan orang lain. Asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

5) Pemodelan (modelling), yang dimaksud dengan modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.15

6) Refleksi (reflection) proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadia-kejadian atau nperistiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.

7) Penilaian nyata (authentic assessment), proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secar terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Langkah-langkah pembelajaran CTL

Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan konmpetensi yang harus dicapai serta manfaat dari

proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai jumlah siswa, tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan.

3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

(35)

4) Siswa melakukan observasi dan mencatat hal-hal yang mereka temukan pada proses observasi.

5) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi.

7) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. 8) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi.

9) Guru melakukan refleksi.

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) telah banyak diujicobakan atau dilakukan oleh beberapa sekolah dalam brbagai mata pelajaran. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah (07140085), mahasiswa jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV SDN Madyopuro I di Malang” hasil penelitian

yang dilakukannya terbukti dari nilai hasil evaluasi menunjukan adanyah peningkatan prestasi, dari pre tes ke siklus satu pertemuan pertama 21,27%. Dari siklus satu pertemuan satu kepertemuan dua naik 29,8%. Dari siklus satu pertemuan dua kesiklus dua pertemuan satu naik 2,14%. Dari siklus dua pertemuan satu kepertemuan dua naik 10,64%. Sehinga dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan CTL siswa dapat lulus 100% padahal sebelum tindakan yang lulus hanya sebanyak 40,43%.16

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah dengan penelitian ini terletak pada mata pelajaran yang diteliti dan tempat pelaksanaan penelitian.

(36)

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Anisak (07140062), mahasiswa Prodi PGMI, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam skripsinya “Penerapan Contextual Teaching Learning

(CTL) Dengan Metode Inquiri untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN di Kelas IV MI. AL-ITIHAD Saronggi Sumenep” hasil penelitian yang dilakukannya terbukti bahwa CTL dapat meningkatkan motivasi belajar PKN siswa pada materi desa-kota.17 Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Siti Anisak dengan penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti dan tempat pelaksanaan penelitian.

Hal yang sama dilakukan oleh Sutinah (09481028), mahasiswa Prodi PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IVB MIN. Kebon Agung Imogiri Bantul”. Bahwa pemnelitian yang dilakukannya terbukti penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan hasil yang memuaskan.18 Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sutinah dengan penelitian ini terletak pada mata pelajaran yang diteliti dan tempat pelaksanaan penelitian.

C.

Kerangka Berfikir

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Secara umum pembelajaran PKn di MI/SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:

17 Siti Anisak, Abstrak Skripsi, Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Dengan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran PKN di Kelas IV MI. Al-Ittihad Saronggi Sumenep. (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010)

(37)

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsaa dan bernegara, serta anti korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi.

Globalisasi merupakan salah satu aspek dari pendidikan kewarganegaraan disekolah dasar dan menengah. Globalisasi meliputi: globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan globalisasi internasional, peranan globalisasi, dan mengevaluasi globalisasi.

Pendekatan CTL diharapkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran PKN. Pendekatan CTL juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa pada materi peranan globalisasi. Kegiatan pembelajaran dirancang sesuai dengan langkah-langkah penerapan pendekatan CTL yang memiliki tiga inti yaitu keterlibatan siswa dalam pembelajaran, mengaitka materi dengan kehidupan nyata, dan menerapkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran PKN.

D.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa penerapan pendekatan

(38)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan dilaksanakan MI. MASYIROTUL ISLAMIYAH Tambora Jakarta Barat. Peneliti melakukan tindakan berupa pengamatan, merencanakan tindakan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan yang menjadi observer langsung dan ikut langsung mengamati proses belajar mengajar dikelas.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu bulan April sampai Juli 2014. Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada bulan April, tahap pelaksanaan dimulai bulan Mei, tahap analisis data dimulai pada bulan Juni, dan terakhir penyusunan laporan akan dilaksanakan pada bulan Juli.

B.

Metode Penelitian dan Rancangan

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang metode penelitian dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.1 Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara

(39)

merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisispfatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.2

Penelitian tindakan kelas menurut Tim Pelatih Proyek PGSM adalah “suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh oelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan”.3

Selanjutnya Suyadi berpendapat bahwa PTK adalah “pencermatan yang dilakukan oleh guru didalam kelas sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat”.4

Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus. Dalam pelaksanaannya siklus dapat dihentikan apabila 70% telah tercapai tujuan atau kompetensi pembelajaran dengan nilai KKM 70 yang sesuai dengan SKBM MI. MASYIROTUL ISLAMIYAH Tambora Jakarta Barat. Penelitian ini harus dilakukan dengan benar sesuai kaidah-kaidah PTK. dalam PTK mempunyai beberapa model tetapi dalam pelaksanaannya secara garis besar terdapat empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dibawah ini terdapat rancangan tiap siklus, yaitu:

a. Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran PKn dengan menggunakan pendekatan Contextual

2 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2009), h. 9

3 Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, 1999), h. 6

4Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan kelas, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), Cet. 3, h. 22-23

(40)

Teaching Learning (CTL). Dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menyusun RPP dengan materi peranan globalisasi, mempersiapkan sumber dan media pembelajaran, menyiapkan lembar kerja kelompok, serta menyiapkan lembar observasi. Dalam siklus I ini akan diadakan dalam 2 x pertemuan.

2. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap pelaksanaan guru membagi siswa dalam 5 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran, mengenalkan media atau alat pembelajaran, menjelaskan tentang pendekatan CTL, siswa mengembangkan pemikiran untuk belajar dengan cara mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, melakukan kegiatan inkuiri untuk materi peranan globalisasi, mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan cara bertanya, menciptakan masyarakat belajar dengan cara kerja kelompok dan memanfaatkan lingkungan yang ada, menghadirkan model, melakukan refleksi, selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini, peneliti maupun observer melakukan kegiatan pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam memotivasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran dan menyusun rencana tindakan berikutnya.

(41)

b. Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada siklus II peneliti merencanakan seperti yang dilakukan pada siklus I yaitu menyusun RPP dengan materi peranan globalisasi, mempersiapkan sumber dan media pembelajaran, menyiapkan lembar kerja kelompok, serta menyiapkan lembar observasi. Dan siklus II diadakan 2 x pertemuan.

2. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap pelaksanaan guru membagi siswa dalam 5 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran, mengenalkan media atau alat pembelajaran, menjelaskan tentang pendekatan CTL, siswa mengembangkan pemikiran untuk belajar dengan cara mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, melakukan kegiatan inkuiri untuk materi peranan globalisasi, mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan cara bertanya, menciptakan masyarakat belajar dengan cara kerja kelompok dan memanfaatkan lingkungan yang ada, menghadirkan model, melakukan refleksi, selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan dari pada siklus sebelumnya, pengamatan lebih difokuskan untuk mengetahui adanya peningkatan dalam pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

(42)

C.

Subjek/Partisipan dalam Penelitian

Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI. MASYIROTUL ISLAMIYAH Jakarta Barat semester II tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 20 siswa dengan komposisi 8 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

D.

Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran PKn pada materi peranan globalisasi dengan menggunakan pendekatan

Contekstual Teaching Learning (CTL). Peneliti bertindak sebagai guru PKn yang memberikan tindakan dalam pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan observer dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu guru kelas IV. Penelitian ini diharapkan memberikan perubahan pendekatan dan suasana belajar atau pengajaran sehingga dengan penerapan pendekatan CTL yang diberikan dapat meningkatkan pembelajaran PKn dalam materi peranan globalisasi.

E.

Tahap Intervensi Tindakan

1. Rencana Tindakan (Planning)

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.5 Pada tahap ini peneliti dengan dibantu oleh observer, menyiapkan rencana pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, lembar pengamatan dan lembar penilaian tes siswa, peneliti juga menyiapkan lembar catatan lapangan, jurnal siswa dan menyiapkan angket respon siswa.

Tahapan perencanaan ini terjadi setelah peneliti mengungkapkan masalah tentang pembelajaran PKn siswa dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan awal siswa dan kemudian peneliti mengambil tindakan dengan memberikan suatu alternatif yaitu dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan ini

(43)

diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran PKn siswa pada materi peranan globalisasi, membuat siswa aktif dan menyukai pembelajaran PKn dan juga meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplementasikan atau menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, yaitu memberikan tindakan pada masalah yang dihadapi atau didapat dengan memberikan alternatif, sesuai dengan rencana yang telah dirancang dan juga sejalan dengan tujuan awal seperti kesesuaian materi dengan tindakan dan persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, atau yang sesuai dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pengamatan pendekatan yang tepat.

3. Pengamatan (Observing)

Observasi adalah penginderaan secara khusus dengan penuh perhatian terhadap suatu objek.6 Pada tahap ini peneliti hanya melakukan tindakan sedangkan pengamatan dilakukan oleh observer. Pengamatan akan sulit jika dilakukan oleh peneliti, maka peneliti memerlukan observer dalam hal ini adalah guru kelas IV. Sambil mengamati peristiwa yang terjadi, pengamat sebaiknya membuat catatan-catatan kecil agar memudahkan dalam menganalisis data. Peneliti juga akan melakukan evaluasi, jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara otomatis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.7 Dalam hal ini evaluasi yang ditujukan kepada hail belajar siswa adalah assesmen kinerja, tes dan respon siswa.

6 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu Pendidikan Teoretis, (Bandung: IMTIMA, 2009), h. 333

(44)

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, baik peneliti maupun observer menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi.8 Dalam hal ini peneliti melakukan pengkajian tentang kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dan hasil dalam refleksi ini dugunakan dalam menetapkan tahapan-tahapan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. refleksi juga disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah “evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri”.9

Dalam hal ini guru dan peneliti harus mengakui sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana yang harus diperbaiki.

F.

Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada siswa dalam memahami materi peranan globalisasi pada pembelajaran PKn. Materi yang mereka pelajari benar-benar bukan sekedar difahami tetapi juga siswa diharapkan:

1. Dapat mempresentasikan tentang peranan globalisasi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Dapat menerapkan pendekatan CTL untuk pembelajaran PKn pada materi peranan globalisasi

3. Dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn.

G.

Data dan Sumber Data

1. Data tes objektif berupa penilaian atas penguasaan konsep siswa dalam bentuk tes tertulis dan tes kinerja. Tes kinerja dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung secara berkelompok, sedangkan tes tertulis dilakukan pada akhir tindakan. Hasil tes tulis siswa akan diolah menjadi

8Ibid, h. 42

(45)

nilai akhir sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.

2. Data hasil pengamatan, adalah peningkatan pembelajaran PKn pada materi peranan globalisasi yang dilakukan oleh siswa kelas IV MI. MASYIROTUL ISLAMIYAH Jakarta Barat. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran PKn dilakukan observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan observasi langsung maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.

3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap peningkatan pembelajaran PKn dengan pendekatan CTl.

4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah laku guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa pemberian lembar observasi kepada setiap siswa diakhir pembelajaran dengan menuntut jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, atau sangat baik.

H.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai “seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memeperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan dimana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar”.10

Menurut Ngalim Purwanto tes hasil belajar adalah “tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, dalam jangka waktu tertentu”.11

Sedangkan menurut Anas Sudijono tes adalah “ alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka

10 Adi Suryanto, dkk, Evaluasi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Ed. I, Cet. 2, h. 1.3-1.4

(46)

pengukuran dan penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee.12

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat atau prosedur untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar dan mengukur tingkat perkembangan dan kemajuan peserta didik yang memerlukan jawaban benar atau salah.

Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis ini merupakan postest, pemberian postest dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung, postest untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan program pembelajaran setelah mereka mengikuti program pembelajaran tersebut, atau untuk mengetahui hasil belajar setelah mereka mendapatkan perlakuan pembelajaran.

2. Instrumen Non Tes

a. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis nontes sebagai alat pengumpul data yang didapat langsung dari narasumber melalui percakapan dan tanya jawab. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan aspek permasalahan pembelajaran PKn siswa. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan (terlampir).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh mana tindakan yang dilakukan peneliti telah mencapai tujuan. Lembar observasi ini berisi aspek-aspek tingkah laku yang terjadi selama proses

(47)

pembelajaran, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Dalam observasi ini peneliti menggunakan skala bertingkat.

Tabel

Pengamatan Aktivitas Siswa

No Kategori pengamatan Skor dan indikator Jumlah 1 2 3 4 5

1 Siswa memberikan respon positif selama pembelajaran berlangsung

2 Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru dengan baik

3 Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan

4 Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru

5 Siswa sering memotivasi dan membantu kelompoknya dalam mengerjakan tugas kelompok

6 Siswa mengerjakan tugas kelompoknya dengan serius

7 Siswa memiliki tanggung jawab dan kerja sama dalam kelompoknya

8 Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir

[image:47.595.153.517.192.696.2]
(48)

Keterangan: 1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik

5. Sangat Baik

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan temuan yang diperoleh peneliti pada proses pembelajaran, temuan tersebut dapat berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung (lampiran 5).

d. Jurnal Siswa

Pemberian jurnal siswa dilakukan setiap akhir pembelajaran. Jurnal siswa ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau gambaran yang telah diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi dari pembelajaran tersebut yang diterapkan dikelas. Laporan dari jurnal siswa akan digunakan sebagai tindakan untuk memperbaiki pada siklus pembelajaran selanjutnya.

e. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa LKS, dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas digunakan dokumentasi foto.

I.

Teknik Pengumpulan Data

(49)

diatas. Instrument dikatakan baik apabila mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat atau valid, dan telah memiliki reliabilitas. Maka jelas kriteria dari instrument yang baik adalah reliabel dan valid

J.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi yang artinya satu variabel yang akan ditingkatkan/diukur dengan beberapa instrumen.13 Triangulasi juga merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas dat dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu: 1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa. 2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih

akurat. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, catatan lapangan, jurnal siswa, dan hasil tes siswa. 3. Penggunaan teknik atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung.

4. Memeriksa lagi data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun kelengkapannya.

5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul

K.

Analisis Data dan Interpretasi Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu teknik dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk

(50)

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

1. Untuk menilai hasil belajar

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain.

Dengan kategori :

g tinggi = nilai (g) > 0,70 g sedang = 0,70 > (g) > 0,3 g rendah = nilai (g) < 0,3

2. Lembar observasi guru dan siswa

Untuk menghitung lembar

Gambar

Tabel 16 : Penilaian Pembelajaran PKn secara kelompok pada
Gambar 3 : Kegiatan Belajar Mengajar……………………………………. 48
Tabel Pengamatan Aktivitas Siswa
Gambar. 2 STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAIYAH
+7

Referensi

Dokumen terkait

Arahan dalam mengumpulkan data perlu ditambah kalimat “ untuk membantu dalam perancangan prosedur percobaan dan pemilihan alat dan bahan” agar siswa lebih memahami

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-18/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

Tertib serta tatanan hukum Indonesia yang memilih sistem kodifikasi seperti yang berlangsung dewasa ini, secara historis tidak dapat dilepaskan dari tradisi hukum