Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh:
FAJAR WAHYUDI
NIM: 108046300005
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
v
Upaya Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta. Skripsi Program Studi Muamalat, Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti Evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta, Dimana program ini diperuntukan bagi mereka yang kurang mampu untuk membiayai biaya oprasional pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Deskritif Kualitatif, Dengan mengunakan bahan pustaka dan wawancara terhadap lembaga terkait.
Pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dalam program pendidikan Laznas PKPU melakukan kerjasama kepada yayasan dan mitra PKPU untuk pemberian beasiswa, sehingga mempermudah dalam penyaluran dan penseleksian terhadap calon penerima beasiswa, pendayagunaan dana untuk program beasiswa terbatasi, dikarnakan PKPU tidak berfokus untuk program ini saja akan tetapi terbagi-bagi oleh program lainya. Sedangkan BAZIS DKI melakukan pemberian beasiswa dengan cara menginformasikan ke setiap kotamadya, sehingga masyarakat harus aktif dalam mencari info beasiswa tersebut, dalam segi pendayagunaan dana untuk beasiswa BAZIS DKI amat baik, dikarnakan program yang ada pada BAZIS DKI lebih dominan untuk pendidikan diantaranya beasiswa
Dari evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI
Jakarta, jumlah penerima beasiswa pada Laznas PKPU sebanyak 281 penerima
vi
total penerima sebanyak 657 penerima dengan jumlah sebesar Rp.
1.827.981.000, sedangkan pada BAZIS DKI Jakarta jumlah penerima beasiswa
mengalami penurunan yang sangat drastis dengan total penerima beasiswa sebesar
9.354 penerima dengan total penyaluran dana sebesar Rp. 13.465.500.000, dan
pada bulan Febuari tahun 2014 jumlah penerima beasiswa pada BAZIS DKI
sebnyak 5.685 penerimadengan total dana yang dikeluarkan sebesar
Rp.21.143.803.365.
Kata kunci: Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi Pemberdayaan Dana ZIS Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta.
vii
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah
mengikuti ajarannya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit
hambatan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan
kerja keras, serta support dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. JM Muslimin, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Mukmin Rauf, M.Ag, selaku Sekretaris Porgram Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Asep Saeppudin Jahar,MA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan, arahan, saran-saran,
serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
viii mahasiswa.
5. Kedua orang tuaku, Bapak Munadih,SE. dan Ibu Atikah yang dengan tulus
selalu mendoakan, memberi dukungan baik materil maupun nonmateril, dan
telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sarjana.
Saya ucapkan terimakasi juga untuk kaka dan adik saya, shendy, fickri, yazid
dan anisa Semoga Allah selalu memberikan berkah, rahmat, dan perlindungan
untuk Ibu dan Ayah serta saudara saya.aamiin
6. Kepada Pihak PKPU dan BAZIS DKI Jakarta yang telah membantu dalam
data dan wawancara.
7. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu saya selama ini,
Hadi, Reza, Irwan. Dan adik kelas yang telah membantu selama pengerjaan
skripsi ini, Uci, Ica, Feny dan Ayu. Keluarga beasar ZISWAF terimakasi,
kalian luar biasa
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat menambah khazanah
keilmuan dan bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis berharap
peneliti-peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan dan melakukan perbaikan.
Penulis, 5 Mei 2014
ix
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAKSI ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metode Penelitian... 7
E. Kajian Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. EVALUASI 1. Pengertian Evaluasi ... 15
2. Fungsi Evaluasi ... 16
3. Prosedur Evaluasi ... 17
x
1. Pengertian Pendidikan ... 22
D. TEORI PENDAYAGUNAAN 1. Pengertian Pendayagunaan ... 23
2. Pola Pendayagunaan ... 24
3. Manfaat Pendayagunaan Zakat ... 25
E. TEORI ZAKAT, INFAK,SHADAQAH 1. Pengertian Zakat ... 26
2. Pengertian Infaq ... 27
3. Pengertian Shadaqah ... 28
4. Persamaan dan Perbedaan ZIS ... 29
5. Hikmah dan Manfaat Zakat ... 30
6. Tujuan dan Manfaat Zakat ... 31
7. Mustahik Zakat ... 32
8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana Sosial ... 32
BAB III SEKILAS PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI A. LAZNAS PKPU 1. Profil ... 35
2. Visi Misi ... 36
3. Struktur Organisasi ... 37
xi
2. Visi Misi ... 42
3. Struktur Organisasi ... 44
4. Program Pemberdayaan Pendidikan ... 45
5. Penghimpunan BAZIS DKI ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendayagunaan Dana Zis Untuk Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU ... 49
B. Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Pada Bazis DKI Dan Laznas PKPU ... 55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran-saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xii
Tabel 3.2 Jumlah Penghimpunan BAZIS DKI ...48
Tabel 4.1 Perbandingan Pendayagunaan ZIS untuk Beasiswa ...54
Tabel 4.2 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th. 2012 ...56
Tabel 4.3 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS Th 2013...58
Tabel 4.4 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2014...60
Tabel 4.5 Pendayagunaan Pendidikan BAZIS th 2012-2014...61
Tabel 4.6 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012...65
Tabel 4.7 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2013...66
Tabel 4.8 Pendayagunaan Pendidikan PKPU th 2012-2013...67
Tabel 4.9 Jumlah Penerima Beasiswa PKPU dan BAZIS...69
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat menurut bahasa berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah).
Jika di ucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.1
Sedangkan zakat Menurut terminologi syariat adalah nama bagi sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt
untuk di keluarkan dan di berikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.2
Dengan begitu zakat berarti menumbuhkan dan mengembangkan martabat
manusia. Batasan ini, menegaskan keharusan zakat sebagai pemberdayaan kaum
lemah, Zakat harus menjadi kekuatan pendorong, perbaikan dan peningkatan
keadaan penerimanya (mustahik), sebagai gerakan terorganisasi pendayagunaan
zakat bertujuan memberikan dampak pada kehidupan kemasyarakatan secara
luas.3
Sejak beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat untuk berzakat di
tanah air kita cukup tinggi. Hal itu antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya
penerimaan dana zakat, infaq dan shadaqah yang dihimpun dari masyarakat pada
hampir semua lembaga zakat. Jika kesadaran tersebut, baik di level perorangan
1 Wahbah Al-Zuhayly ,Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2008), h. 82
2 Didin hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan Shedekah, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.13
3 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat Di Indonesia, (Jakarta: FOZ, 2011), h.3
maupun institusi/perusahaan (korporasi) terus tumbuh untuk menunaikan zakat,
maka output yang dicapai insya Allah akan lebih signifikan. Artinya, kontribusi
zakat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan problema sosial lainnya di negara
kita, seperti sering terungkap melalui berbagai hasil penelitian dan kajian, akan
terwujud sebagaimana diharapkan.4
Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan
oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat. Kegiatan tersebut
diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia
(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.5
Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana
zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada
model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2011
tentang pengelolaan zakat.6
Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah bidang sosial dan ekonomi
dimana zakat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan si kaya. Masalah bidang
sosial bertindak sebagai alat yang diberikan Islam untuk menghapuskan
kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab
4
http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-kesejahteraan-masyarakat/diakses pada 25/09/12 pkl 10.10
5 Eri Sudewo. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar)
Institut Manajemen Zakat, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat 2004), h.226
sosial yang mereka miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi zakat mencegah
penumpukan kekayaan dalam tangan seorang.7
Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling atas
hingga lapisan paling bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial
ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk
menjangkau pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya dengan
masyarakat menengah kebawah. untuk inilah perlu adanya pemerataan
kesempatan memperoleh layanan pendidikan.8
Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu
memenuhi kebutuhan akan pelayanan pendidikan yang tergolong mahal. Jika
tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi masyarakat
Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin
dan mengakibatkan naiknya biaya, sehingga semakin menekan akses mereka
karena biaya yang semakin tak terjangkau.
Menurut data yang dihimpun dari 34 kantor komnas perlindungan anak di
33 provinsi saja ada 10,2 juta siswa wajib belajar (SD dan SMP) tidak dapat
menyelesaikan wajib belajar Sembilan bulan. Sedangkan sebanyak 3,8 juta tidak
dapat melanjutkan ke tingkat SMU.
Menurut sekjen komnas perlindungan anak, kasus putus sekolah yang paling
menonjol terjadi di tingkat SMP, yaitu 48%, adapun tingkat SD tercatat 23%,
kalau di gabungkan kelompok puberitas, yaitu anak SMP dan SMA, jumlahnya
7 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta, PT. Grasindo, 2007),h..2.
8
mencapai 77% dengan kata lain jumlah anak usia remaja yang putus sekolah tak
kurang dari 8 juta orang.
Kondisi seperti ini menimbulkan dampak sosial yang tidak kecil, salah
satunya adalah semakin banyak anak-anak yang berkeliaran di jalan, selanjutnya
anak-anak tersebut terdesak untuk membantu ekonomi keluarga dan akhirnya
bekerja sebelum waktunya.
Kondisi ini tidak boleh di biarkan, anak-anak usia berkembang seharusnya
mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan merupakan hak dasar setiap
manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya peradapan manusia. Hanya saja
keterbatasan ekonomi memang menjdai alas an kenapa angka putus sekolah terus
meningkat setiap tahun.
Oleh karna itu PKPU dan BAZIS DKI mengeluarkan program beasiswa
untuk siswa yang kurang mampuh untuk melanjutkan jenjang pendidikan dari
tingkat SLTA sampai Perguruan tinggi.
Dari kasus diatas penulis beranggapan bahwa Lembaga Amil Zakat PKPU
dan BAZIS DKI memiliki peranan penting dalam mengelola dana Zakat, Infaq
dan Shodaqoh sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat khususnya
bidang pendidikan. Untuk itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan
judul “EVALUASI PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DALAM
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Melihat aspek yang begitu luas, agar penelitian ini lebih terarah kepada
permasalahan yang dimaksud, penulis dalam peneltian ini hanya memfokuskan
pada pembahasan Pendayagunaan Dana ZIS untuk pendidikan pada LAZNAS
PKPU dan BAZIS dari tahun 2012-2013.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan penelitian di atas, maka untuk mempermudah
pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU dan
BAZIS DKI melalui Program Pendidikan?
b. Bagaimana evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban dari pokok permasalahan di atas, akan tetapi secara spesifik (khusus)
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui pendayagunaan Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI melalui Program Pendidikan
b. Untuk mengetahui evaluasi Program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan
dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:
a. Bagi Akademisi
Memperkaya bahan kajian pustaka bagi peminat studi manajemen serta
memberikan masukan pada mahasiswa/i tentang pengelolaan dan penyaluran dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah serta dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Praktisi
Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI dalam melakukan pengembangan penghimpunan dan
pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari arti penting kewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta yang kita
dapatkan. Sehingga kesejahteraan dalam masyarakat tercapai.
Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat memperkaya
wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya
memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti serta
memperoleh pengetahuan mengenai perkembangan pengelolaan dana zakat, infaq
C. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan perpaduan antara kualitatif. Dari segi data yang
dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, karena mengandalkan hasil wawancara pada LAZNAS PKPU
dan BAZIS DKI, studi dokumentasi pada arsip-arsip berupa laporan kerja
serta dokumentasi lain yang terkait dengan permasalahan ini. Adapun data
kualitatif inilah sebagai pendukung dalam analisis.
b. Sumber data penelitian ini yaitu:
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari beberapa
pihak LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI langsung melalui
instrument wawancara yang secara terstruktur.
2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, serta annual report
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI tahun 2012-2013 dan setiap
artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang
dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan
2. Lokasi Penelitian
Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian ini adalah di
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.
3. Teknik Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan dua metode sebagai
berikut:
a. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dilakukan dengan
melihat objek langsung di lapangan, dalam hal ini adalah LAZNAS
PKPU dan BAZIS DKI.
1) Wawancara (Interview), adalah salah satu cara mendapatkan data
dengan bertanya dalam bentuk komunikasi verbal atau wawancara
guna mendapatkan informasi dari responden dalam hal ini adalah
pihak manajemen lembaga yang diperlukan informasinya dalam
mendukung penulisan skripsi ini.
2) Studi Dokumenter, digunakan untuk melengkapi data yang dijaring
melalui teknik wawancara. Data yang dihimpun melalui teknik studi
dokumenter ini adalah data perkembangan penghimpunan dan
pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh.
b. Studi kepustakaan (library research), yaitu buku-buku di perpustakaan
dengan pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan studi ini.
Dan juga dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan masalah
4. Metode pengolahan dan analisis data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, analisis data yang dilakukan secara bersamaan dengan
pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan
informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan
mengumpulkan data, Menyusun dan mengklasifikasinya dan menganalisa
berhasilnya pengimpunan dan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada
LAZNAS PKPU dan BAZIS DKI.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku “pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan karya
ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya,
khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
D. Kajian Pustaka
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperluka
kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka
yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi
ini, antara lain sebagai berikut:
No Aspek
Perbandingan
Study Terdahulu Perbedaan
1. a. Judul Dini Nuraini
(104053002012) :
“Strategi pendayagunaan dana zakat BMH melalui
program kuliah dai
mandiri” pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI
b. Pendekatan c. Focus Proses pemberian bea
pada badan amil zakat c. Focus Pemberian dana bea siswa
Peduli Surakarta”
c. Focus Pembahasan akan menitik
beratkan pada bagaimana
2007.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang “Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Dalam Optimalisasi Pendayagunaan Dana Zis Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Pola penyaluran Dana ZIS yang di lakukan LAZNAS PKPU (Pos
Keadilan Peduli Umat) DAN BAZIS DKI (Badan Amil Zakat Pemda DKI
Jakartal) dalam Pendayagunaan Bidang Pendidikan dan Evaluasi Program
Pendidikan Pada Laznas PKPU dan BAZIS DKI Jakarta dalam peningkatan
kesejahteraan Pendidikan masyarakat dengan menggunakan metode Kualitatif dan
pendekatan Deskriptif.
E. Sistematika penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang di
bagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yatitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar belakang
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan teknik penulisan, kajian pustaka, sistematika penulisan.
Bab ini membahas mengenai penjelasan teoritis tentang Pendayagunaan yang di
dalamnya membahas mengenai: pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, prosedur
evaluasi, jenis evaluasi program, pengertian beasiswa,pengertian pendidikan,
pengertian pendayagunaan, pola pendayagunaan, pengertian zakat, infaq dan
shodaqoh, hikmah dan manfaat zakat, mustahik zakat, pendayagunaan dana Zis
sebagai dana sosial.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Pada bab ketiga ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Lembaga Amil
Zakat PKPU dan BAZIS DKI yang meliputi: sejarah singkat LAZ, legal formal
LAZ, Program penghimpunan dan pengelolaan LAZ dan stuktur organisasi LAZ
PKPU dan BAZIS DKI.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini isi pembahasannya bagaimana penyaluran zakat, infaq dan
shadaqah pada program Beasiswa Pendidikan di LAZ PKPU dan BAZIS DKI
serta Bagaimana evaluasi program beasiswa pendidikan pada Laznas PKPU dan
BAZIS DKI Jakarta.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh
BAB II
A. EVALUASI
1. Pengertian Evaluasi
Ada beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang dikekukakan para ahli
dalam tulisan yang mereka buat. Menurut Tayibnapis evaluasi didefenisikan
sebagai:
“Suatu proses untuk menyediakan informasi sejauh mana suatu kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimna
manfaat yang telah di kerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh”. 9
Sedangkan Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaan
dan penentuan nilai.sedangkan berdasarkan pengertian evaluasi adalah mengkritisi
suatu program dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada kontek, input, dan
produk proses pada suatu program.10
Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
cara atau metode untuk mengetahui sejauh mana program yang dilakukan berhasil
atau tidak, dengan cara melihat dampak dan hasil dari program tersebut.
9
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Prusahaan, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama 2003), h.36
10
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,(Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta.Desember 2006), h.124
Melalui bagan yang penulis sajikan seperti di bawah ini, model evaluasi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
B D G I
A gap F
C E H
A : factor yang akan dievaluasi
AB : apa yang diharapkan dari factor A
BD : rentetasn mengenai harapan-harapan atas factor A, jika ada
AC : fakta-fakta mengenai A
CE : proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E
DE : adalah gap, yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyatan (E)
F : suatu tolak ukur menilai gap
G : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A memenag
bermaslah
H : adalah hasil evaluasi menggunakan tolak ukur F, bahwa factor A tidak
bersalah
GI : tindak lanjut hasil evaluasi
Secara umum, Evaluasi sebagai suatu tindakan atau prosesmemiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu:11
a. Mengukur Kemajuan
b. Menunjang Penyusunan Rencana
c. Memperbaiki dan Melakukan penyempurnaan kembali
3. Prosedur Evaluasi
Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapanya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih pentiang adalah bahwa prosenya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salahsatu
tahapan evaluasi yang sifat umum digunakan:12
a. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam hal ini, apa saja yang dapat
di evaluasi, dapat mengacu pada program kerja perusahaan. di sana banyak
terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu di evaluasi.
b. Merancang kegiatan evaluasi. Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan
dahulu disain evaluasinya agar data apa saja yang dibutuhkan,
tahapan-tahapan apa saja yang akan dilalui, siapa saja yang akan dilibatkan, serta
apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2011) cet. Ke-10, h.8.
c. Pengumpulan data. Berdasarkan desain yang telah disiapkan,
pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efesien, yaitu sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan.
d. Pengelolaan dan analisis data. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah
untuk dikelompokan agar mudah dianalisis dengan mengunakan alat-alat
analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat
dipercaya. Selanjutya, dibandingkan antara fakta dan harapan/ rencana
untuk menghasilkan gap, bear gap akan disesuaikan dengan tolak ukur
tertentu sabagai hasil evaluasi.
e. Pelapor hasil evaluasi agar hasil evaluasi dapat dimanfaaatkan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan
secara tertulis dan diinformasikan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Tindakan lanjut hasil evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari
manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh
menejemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah
menejemen, baik di tingkat strategi maupu ditingkat implementasi
strategi.13
4. Jenis Evaluasi Program
13
Menurut sriven dalam konteks umum evaluasi di bedakan atas evaluasi
formatif (Formatife Evaluation dan evaluasi surmatif (summative evaluation)
dengan pengertian sebagai berikut:14
a)Evaluasi Formatif , evaluasi ini dilakukan pada implementasi program
berjalan dan bertujuan pada peningkatkan kinerja program yang
dievaluasi, melalui pembelajaran dan pengalaman yang di peroleh.pada
kebanyakan program,evalusi ini lebih substansial diarahkan pada
perubahan terjandinya diantara disain program dan implementasi,
validasi atau penilaian awal terhadap relevansi, efektifitas dan efensiensi.
Evalusi ini juga bermanfaat untuk menilai adanya tanda-tanda kegagalan
dan keberhasilan suatu pelaksanaan program, evalusi formatif sering kali diacu sebagai „reviews;terhadap suatu program.
b)Evaluasi Sumatif, evaluasi ini dilakukan setelah implementasi program
selesai. Tujuan utamanya adalah untuk menilai keberhasilan suatu
program, dari sisi desain, manajemen, output, efektivitas, dampak.
Temuan-temuanya bisa digunakan untuk pembelajaran dalam prencanaan
dan implementasi program lainya yang sejenis. Pada saat ini evaluasi
sumatif lebih diutamaka untuk menilai akuntabilitas prencanaan
program.
14
Dalam hal ini penulis menggunakan metode evaluasi sumatif dimana
evaluasi dilakukan setelah program selesai, dengan tujuan utamanya untuk
mengetahui keberhasilan program yang akan dievaluasi dilihat dari dampak yang
dihasilkan oleh program tersebut.
B. PENGERTIAN BEASISWA
Beasiswa adalah bantuan untuk membantu orang terutama yang masih
sekolah atau kuliah agar merekadapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka
mencari ilmu pengetahuan hingga selesai. bantuan ini biasanya berbentuk dana
atau menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau
mahasiswa selama menempuh masa pendidikan ditempat belajar yang di
inginkan.15
Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun
yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma
ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah
selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada
lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. beasiswa juga banyak diberikan
kepada perkelompok (group) misalnya ketika ada event perlombaan yang
diadakan oleh lembaga pendidikan, dan salah satu hadiahnya adalah beasiswa.
Menurut Murniasih, ada beberapa jenis beasiswa yaitu:
1.Beasiswa Penghargaan
15 Anne Ahira,”
Beasiswa,Arti,Tujuan dan syarat”‟, Artikel Diakses Pada Tangal 22
Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang memiliki
keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi
akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK). Meski sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam
berbagai bentuk.
2.Beasiswa Bantuan
Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik para
mahasiswa/pelajar yang kurang beruntung, tetapi memiliki prestasi.
Komite beasiswa biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan
ini, misalnya, seperti pendapatan orangtua, jumlah saudara kandung yang
sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan
lain-lain.
3.Beasiswa Atletit
Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk diberikan beasiswa dan
dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan
pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi
olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan
diberikan keada mereka yang memiliki prestasi.
4.Beasiswa Penuh
Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada penerimanya
untuk menutupi keperluan akademik secara keseluruhan. Jika Anda
benar-benar beruntung, tentunya Anda akan mendapatkan beasiwa seperti ini.
biaya pendidikan. Namun, banyak beasiswa lainnya meng-cover biaya
hidup, buku, atau sebagian dari uang sekolah.16
Dari penjelasan tentang beasiswa diatas dapat disimpulkan beasiswa
adalah suatu bantuan yang diberikan untuk biaya pendidikan baik dalam bidang
akademik ataupun olahraga, beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintahan
ataupun perusahaan.
C. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan berasal dari dua istilah, yaitu paedagogie dan paedagogiek.
Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.
Definisi pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan
tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.17
Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
16 sinyo khay,”beasiswa, pengertian dan jenis”, artikel diakses pada 22 agustus 2013 dari http://sinyokhay02.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
17
Menurut Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.18
Seperti yang tertera dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
pendidikan Nasional, pasal 1 yang berbunyi :19
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Dari penjelasan tentang pendidikan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perubahan sikap atau prilaku seseorang
maupun kelompok untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk
meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara pendidikan ataupun pembelajaran.
D. TEORI PENDAYAGUNAAN
1 Pengertian Pendayagunaan
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun
pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia :
a.Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil manfaat.
18
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ 19
b.Pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugas
dengan baik.20
Sedangkan pendayagunaan sendiri menurut istilah adalah suatu pekerjaan
yang memberi pengaruh serta dapat mendatangkan perubahan yang berarti.21
Maka dapat disimpulkan pendayagunaan adalah suatu proses untuk
mencapai suatu tujuan dengan pengusahan agar dapat mencapai hasil yang baik
untuk mendapatkan perubahan yang berarti.
2. Pola Pendayagunaan
Dilihat dari segi pemanfaatan dana ZIS, maka pendayagunaan dana zis di
indonesia terbagi menjadi empat sektor, diantaranya:22
a. Bantuan melalui kelompok binan yang dimaksud kelompok binaan adalah
bantuan usaha yang diberikan bagi kelompok yang mempunyai usaha/hasil
usaha sebagai mata pencarian hidup. Baik bagi diri sendiri, keluarga atau
kelompok usaha.
b. Pembardayaan ekonomi dalam melakukan pemberdayaan ekonomi, ada
beberapa kegiatana yang bisa dilakukan oleh lembaga Zakat, misalkan
pemberian modal usaha oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya,
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta :Balai Pustaka, 1997) h.189.
21
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta :Pustaka Amani, 2005), h.116
22
dan memamerkan hasil karya atau produk yang dihasilkan masyarakat
agak dapat di kenal.
c. Pendidikan dalam hal pendidikan ada empat hal yang dapat dilakukan,
yang pertama, dengan pemberian beasiswa pendidikan bagi
masyarakat/siswa yang kurang mampu. kedua, dengan adanya program
orang tua asuh. Ketiga, mendirikan program pendidikan swadaya
masyarakat. Keempat, melakukan pembangunan fisik sarana pendidikan
atau renovasi sarana pendidikan.
d. Layanan Sosial yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang
diberikan kepada mustahik untuk memenihi kebutuhan hidup
mereka,misalkan kebutuhan makan dan layanan kesehatan bagi mereka.
3. Manfaat Pendayagunaan Zakat
Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan
sebagai berikut23:
a) Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh
mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
b) Konsumtif kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain jenis
barang semula, misalnya beasiswa.
c) Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk
barang-barang produksi, seperti sapi, mesin jahit.
23
d) Produktif kreatif yaitu perndayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk
modal, baik untuk pembangunan suatu proyek sosial maupun menambah
modal pedagang untuk berwirausaha.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pendayagunaan zakat ialah zakat
dapat digunakan untuk memberdayakan mustahik, baik dalam bentuk barang
maupun hal yang bersifat produktif.
E. TEORI ZAKAT INFAK DAN SHADAQAH
1. Pengertian Zakat
Zakat secara bahasa berarti suci, tumbuh dan berkembang, keberkahan dan baik. Sedangkan dalam rumusan fikih, zakat di artikan sebagai “sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu”.
Rumusan definisi tersebut bila dihubungkan dengen pengertian secara
kebahasaan menunjukan bahwa harta yang dikeluarkan untuk berzakat akan
menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik. Hal ini
sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 103.24
Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Taubah: 103)
24Masdar F. Mas‟udi,
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada
golongan yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang ditetapkan oleh
syarak.25
Dari segi syar‟i zakat merupakan sebagian harta yang telah diwajibkan
Allah SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Al-Quran atau juga boleh diartikan
dengan kadar tertentu atas harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu
yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk mengeluarkan
zakat.26
Maka dapat di tarik kesimpulan zakat adalah sejumlah harta yang wajib
dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya apabila telah
mencapai nishab tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.
2. Pengertian Infak
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan member pertolongan demi menciptakan tegak dan syi‟arnya
agama islam dan membentengi dari segala hal yang memusuhinya serta untuk
menciptakan kemaslahatan bersama.27
Sedangkan menurut terminologi infak berarti mengeluarkan sebagian harta
atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. zakat
ada nisbahnya,sedangkan dalam infak tidak mengenal istilah nisbah.
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.369.
26
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, (Jakarta: Pustaka Cerdas, 2000), h.2.
27
Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh diberikan
Artinya:” Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan
apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.”(Q.S. Al-Baqarah 215)
Dapat disimpulkan bahwa infak adalah mengelurkan sebagian harta yang
dimiliki tanpa mengenal batas waktu dan nisabnya, untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran agama islam.
3. Pengertian Shadaqah
Shadaqah sering disebut dalam Al-Quran yang dimaksudkan darinya adalah
Zakat, sehingga Yusuf Qardawi mengutip pendapatnya Mawardi yang mengatakan bahwa “shadaqah itu adalah zakat dan zakat itu adalah shadaqah,
berbeda nama tapi arti sama”.29
Seperti pada Firman Allah dalam surat At-Taubah
ayat 58.
Didin hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah, (Jakarta: PT. Gema Insani Press, 1998), h. 14-15.
29
Artinya:”Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat;
jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka
tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”(At
-Taubah 58)
Pengertian shadaqah hampir sama dengan pengertian infak, termasuk juga
dalam hukum ketentuan-ketentuanya, hanya saja jika infak berkaitan dengan
materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut sifat nonmaterial. Hadist
riwayat imam muslim dari Abu Dzar, Rasullullah menyatakan bahwa jika tidak
mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid
,tahlil dan berhubungan suami-istri dan melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi
munkar adalah temasuk sedekah.30
4. Persamaan dan Perbedaan Zakat, Infaq, Shadaqah.
Tabel berikut ini menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan anatara
Zakat, Infaq dan Shadaqah:
Tabel 2.1
No Aspek
Perbandingan Persamaan Perbedaan
1 Zakat
memberikan
Dilihat dari tabel diatas persamaan dan perbedaan anatara zakat, infaq dan
shadaqh sangat jelas, dimana zakat hanya di peruntukan oleh 8 ashnaf yang tertera
dalam surat At-Taubah ayat 60, dan terdapat nishab dan waktu pengeluaranya,
sedangkan infaq dan shadaqah tidak ada nishab dan waktu pengeluaranya, dan
infaq dan shadaqah dapat diberikan untuk siapa saja termasuk keluarga dan orang
tua.
5. Hikmah dan Manfaat Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:31
a) Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan
tangan para pendosa dan pencuri.
b) Kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang fakir dan
orang-orang yang sangat memerlukan bantuan, zakat bisa mendorong mereka
31
untuk bekerja dengan semangat, ketika mereka mampu melakukanya dan
bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak.
c) Ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, ia juga
melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan.
d) Keempat, zakat diwajibkan untuk ungkapan syukur atas nikmat harta yang
telah dititipkan kepada seseorang, dengan ini dinamakan zakat mal(zakat
harta kekayaan).
6. Tujuan Dan Manfaat Zakat
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, ialah dimensi
hablum minallah dan dimensi minannas. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
oleh Islam di balik kewajiban zakat adalah sebagai berikut:32
a) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
b) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para mustahiq
(penerima zakat).
c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.
d) Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan.
e) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
orang-orang miskin.
32
f) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
g) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang punya harta.
h) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
i) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.
7. Mustahik Zakat
Seperti yang tertera dalam Al- quran surat at-taubah ayat 60 mustahik zakat
terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi menjadi
dua bagian, diantaranya:
a) Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan mereka,
seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibn sabil.
b) Golongan yangmengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta tersebut,
seperti pegawai zakat (amil), nuallaf, orangyang mempunyai banyak hutang
untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yangberperang di jalan allah.33
8. Pendayagunaan Dana ZIS sebagai Dana sosial
Pembicaraan tentang system pemberdayaan zakat berarti membicarakan
beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan
tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat terarah sesuai dengan
tujuan zakat itu. Dalam pemdekatan fikih, pendayagunaan zakat umumnya
didasarkan pada surah At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:
33
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Ayat ini menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu diberikan.
Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam uraian yang beragam,
baik terhadap kualitas, kuantitas dan priotas.
Misalnya penafsiran kata fi sabilillah dan ibn sabil, secara priodik dan
kondisional selalu berkembang sesuai kondisi. Pada waktu perang fisabilillah
yang secara harfiah berarti jalan allah adalah berperang melawan orang kafir,
definisi tersebut sekarang sudah berarti tidak hanya itu, karena keadaan sudah
berubah dan jauh lebih kompleks. Penyelengaraan system pemerintah atau
kenegaraan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat: melindungi keamanan
warga Negara dari kekuatan-kekuatan destruktif yang bertentangan dengan
hak-hak anusia, merupakan bagian dari maksud fi sabilillah.
Begitupun dengan pengertian ibn sabil, yang secara bahasa berarti anak
jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, untuk selanjutnya juga mengalami
perkembangan makna. Kata ibn sabil dapat diartikan bukan saja untuk keperluan
musafir yang kehabisan bekal , tetapi juga untuk keperluan pengungsi, bencana
alam, termasuk beasiswa dan sebagainya.34
34Masdar F. Mas‟udi,
Dengan demikian bahwa pengunakan dana zakat untuk kepentingan sosial
dan kemaslahatan umat sangatlah besar dampaknya bagi perkembangan
masyarakat. Asalkan tidak menyimpang dari delapan asnaf yang telah di tentukan,
adapun pada saat ini delapan asnaf telah berkembang seperti halnya fi sabilillah
dan ibn sabil. Karana mengikuti perkembangan zaman pada era sekarang.
Menurut Masdar F. Masudi dalam kontek kehidupan sosial sekarang, dana
zakat utuk sector fakir miskin bias mencangkup:
a) Pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pembangunan sector
industry yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
rakyat.
b) Penyelengaraan sentra-sentra pendidikan, keterampilan untuk mengatasi
penganguran.
BAB III
SEKILAS TENTANG PROFIL LEMBAGA YANG DI TELITI
A. LAZNAS PKPU
1. Sejarah Berdirinya Laznas PKPU
Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian
bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September
1998, sejumlah anak-anak muda mereka kemudian menggagas entitas kepedulian
publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999
lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.
Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat
yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana
ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin, 8 Oktober 2001, PKPU mendapat
pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri
Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada
PKPU semakin besar.35
Pada hari Selasa, 22 Juli 2008, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU telah memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special
Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosoc).
35
http://www.pkpu.or.id diakses pada tanggal 28 februari 2014
PKPU berkomitmen dalam rangka memfasilitasi antara dermawan
(agniya) disatu pihak dengan fakir miskin (dhuafa) dilain pihak, kerja yang
amanah dan profesional merupakan keharusan bahkan tuntutan yang kami
wujudkan dalam kultur dan etos kerja.
Lembaga menunaikan dan menyampaikan kewajiban serta hak sesuai
dengan amanah secara profesional, adil dan transparan hingga kepercayaan
donatur dan bantuan yang diberikan pada dhuafa meningkatkan menjadi harapan
kami.36
2. Visi Dan Misi
Visi
Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi
Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :
a. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
b. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah,
dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
c. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada
masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).
36
3. Struktur Organisasi
Secara umum struktur oraganisasi LAZ PKPU sebagai berikut:
Sumber : Deputi Humas dan Sumber Daya LAZ PKPU
Dewan Pembina:
Ketua : Agus Nurhadi
Anggota : Abdul Hasib Hasan
Achmad Satori Ismail
Naharus Surur
Salim Segaf Al Jufri
Dewan Pengawas:
Ketua : Surahman Hidayat
Anggota : - Achmad Zaki
- Hardiono
Dewan Pengurus:
Ketua : Suryama Madjana Sastra
Ketua Umum : Sahabudin
Sekretaris : Agung Notowiguno
Bendahara : Dedi Sularso
Dewan Direksi:
Presiden Direktur : Agung Notowiguno
Managing Director : Wildhan Dewayana
Deputi Humas dan Sumber Daya : Tomy Hendrajati Deputi Jaringan dan Aliansi Strategis : Sri Adi Bramasetia
Direktur Keuangan dan Akuntansi : Eddy Nursantio
Direktur Kemitraan : Nana Sudiana
Direktur Pendayagunaan : Rully Barlian Thamrin
Biro Pengawas Syariah : - M. Suharsono
Disamping itu, PKPU didukung pula dengan relawan yang cepat dalam kerja
serta tanggap dalam merespon tuntutan lapangan.
4. Program Pemberdayaan Pendidikan LAZ PKPU
a. Wisata Kemah yatim, wisata kemah yatim merupakan edukasi alam
dimana anak yatim di ajak untuk berinteraksi langsung kepada alama
seperti melakukan pertanian, perternakan.
b. Kafalah Yatim, merupakan program penanganan, pembinanaan dan
pengasuhan anak-anak yatim piatu dengan multi pendekatan, demham cara
pendekatan personal anak, keluarga dan struktural.
c. Beasiswa Pendidikan, beasiswa pendidikan ini di tujukan bagi anak yang
kurang mampu dari tingkat SLTP sampai perguruan tinggi, tidak hanya
yang berprestasi saja tapi yang kurang brprestasi juga aslkan dia
mempunyai keinginan yang kuat untuk bersekolah.
d. Mobil Pintar, mobil pintar ini adalah perpusatakaan keliling yang
merupakan bantuan sarana belajar, yang terdiri dari buku pelajaran dan
mainan edukatif di dalamnya.
e. Rumah Guru Indonesia, rumah guru indonesia merupakan program
komprehensif yang di peruntukan untuk peningkatkan kualitas guru-guru
5. Penghimpunan LAZ PKPU
Pada saat ini berbagai terobosan yang dilakukan dalam kegiatan
pernghimpunan hingga tahap pengelolaan dan penyaluran yang dijalankan
lembaga-lembaga sosial umat Islam sudah masuk dalam langkah reformatif.
Dahulu pengumpulan ZIS hanya bersifat pasif dan pengelolaannya pun terkesan
bergerak hati-hati. Hal tersebut yang membuat pengelolaan ZIS kurang Optimal.37
Akan tetapi pada saat ini hampir seluruh lembaga sosial umat Islam
melakukan inovasi dalam tahap pengumpulan hingga tahap pengelolaan dana ZIS
tersebut, sehingga mampu memberdayakan masyarakat Islam kearah yang lebih
sejahtera dan memberikan hak-hak mereka sebagaimana mestinya.
PKPU adalah salah satu lembaga sosial Islam yang melakukan inovasi
dalam penggalangan hingga pengelolaan dan ZIS secara professional dan inovatif.
Seperti layaknya lembaga filantrofi modern, PKPU menggunakan strategi direct
mail, media campaign, membership, special event, dan strategi modern lainnya
dalam penggalangan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, wakaf dan Qurban.
Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling
mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam
pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam pengelolaan
zakat fundraising harus dilakukan.38
37
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66
38
Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus
melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi sehingga
menciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur (Muzakki) untuk
melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.39
Program penghimpunan LAZ PKPU adalah suatu bentuk metode
fundraising yang dilakukan untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah
dari para Donatur (Muzakki). Selain itu, adapula bentuk lain seperti Iklan melalui
media massa, Televisi, dan Spanduk. Walaupun fundraising yang dilakukan
seperti ini membutuhkan dana yang cukup besar, tetapi iklan seperti ini memiliki
keuntungan dimana sasaran yang dituju dapat dipilih berdasarkan pada pembaca
surat kabar atau majalah tersebut, serta mendapat liputan editorial maka akan
diperoleh simpati dari masyakat yang luas.40
Adapun untuk model donatur LAZ PKPU adalah sebagai berikut:
1.Ritel
2.Kemitraan
3.Tabung Peduli
4.CSR
Dari metode fundraising yang dilakukan oleh LAZ PKPU untuk
menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para Donatur (Muzakki) trus
meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah penerimaan dana yang didapat:
39
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66-67
40
Tabel 3.1. Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2012
Tahun Jumlah Penghimpunan Zakat
2010 Rp. 78.345.085.840,-2011 Rp. 79.629.758.552,- 2012 Rp. 107.721.000.948,-
Sumber: Laporan keuangan LAZ PKPU
Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang dihimpun LAZ
PKPU pada tahun 2009 -2012 mengalami peningkatan karena banyak program
yang berjalan dengan baik sehingga banyak donatur tertarik dengan
program-program yang dijalankan. Terlebih di tahun 2012 mengalami peningkatan yang
signifikan yakni mencapai kenaikan sebesar 35 %.
B. BAZIS DKI JAKARTA
1. Sejarah Berdirinya Bazis DKI Jakarta.
Bazis provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat
resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi
pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5
Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta.Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI
Jakarta, wacana tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan
professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim.
Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di Jakarta
Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su‟aidi, M. Ali Al
Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A.
Zawawy.
Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu: Perlunya pengelola zakat
dengan system administrasi dan tata usaha yang baik sehingga bisa
dipertanggungjawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.
Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum
dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan
zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan.
Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra‟
Mi‟raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara langsung
pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga
menyatakan kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional.41
Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan
Surat Perintah No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen
Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali
Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha
penerimaan zakat secara nasional.
Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat
Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi
untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam
41
wilayah atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian
ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5
Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat
Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara resmi
berdiri.
Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat masih dirasakan
belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil pengumpulan yang secara kuantitas
maupun kualitas masih sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat yang sangat
besar, khusunya di DKI Jakarta.
memperluas sasaran operasional dank arena semakin kompleknya
permasalahan zakat di Jakarta, maka pada tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta
melalui Surat Keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973
menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq/Shadaqah yang
kini popular dengan sebutan BAZIS.42BAZIS DKI JAKARTA.
2. Visi Dan Misi Visi
Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya
Misi
42
Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang amanah, profesional,
transparan, akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat yang bertaqwa,
sejahtera dan berdaya.
3. Stuktur Organisasi
Dewan Pertimbangan Periode 2012 - 2015
Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta
Ketua Harian : Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekda Provinsi DKI
Jakarta
Sekretaris Merangkap Anggota : Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spritual
Setda Provinsi DKI Jakarta43
Anggota :
1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia
2. Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta
3.Prof.KH Ali Mustofa Ya'kub MA
4.Prof. Dr. KH. Muh. Amin Suma, SH, MA
5.KH.M.Siddiq Fauzie
6.HM.Subki,Lc
7.KH.Saifuddin Amsir,MA
8.KH.Syarifuddin A Ghani
Komisi Pengawas Periode 2012 - 2015
Ketua : Drs. H.Syarief Mustafa
Ketua Harian : Dr.Lutfi Fatullah
43
Sekretaris :Ka Biro Dikmental Setda Provinsi DKI
Jakarta
Wakil Sekretaris : Kepala Bidang Penyelenggara Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Republik Indonesia.
Anggota :
1. HM.Ashraf Ali,B,Ac, SH
2. Drs. H. Hendarin Ono Saleh, M.Si
3. K.H. Muhyiddin Naim, MA
4. Drs.H.Beky Mardani
5. KH Agus Darmawan
6. H. Firdaus
Badan Pelaksana
Kepala Bazis : Drs. H. Ale Abdullah
Wakil Ketua : Drs. HM Zainuddin Yusuf
Kepala Sekretariat : H. Embai Suhaimi, SE
Kepala Bid. Pengumpulan : H. R. Djumhana, SE
Kepala Bid. Pendayagunaan : Muh. Chabib
Kepala Bid. Dana : H. Wahyu Hermana, SE
4. Program Pemberdayaan Pendidikan BAZIS DKI Jakarta
A. Beasiswa Madrasah Aliyah/SLTA Swasta dan Mahasiswa , yaitu beasiswa
yang di berikan Bazis Dki Jakarta untuk siswa/i Aliyah/SLTA Swasta yang
biaya oprasional pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, beasiswa ini
bersifat berlanjut, beasiswa ini di mulai dari tingkat SLTA klas 2
,sedangkan Mahasiswa smester 2.
B. Beasiswa santri, sama seperti halnya beasiswa SLTA, beasiswa santri ini
di peruntukan untuk para santri yang yang berada di wilayah Jakarta ,
beasiswa ini meliputi pembinaan Qari/i dan Tahfiz Al-quran.
C. Bantuan guru PAUD, beasiswa ini di peruntukan bagi guru paud untuk
melanjutkan study kuliah hingga jengjang S1.
D. Pondok Dhuafa, Pondok dhuafa ini bertujuan sebagai tempat bagi para
santri yang kurang mampu, dimana pondok dhuafa ini sebagai asrama bagi
mereka dengan fasilitas yang memadai.
5. Penghimpunan Bazis DKI
Kebijakan di Bidang Penghimpunan pada Bazis Dki Jakarta Terbagi
Menjadi:
A. Sasaran
Sasaran penghimpunan ZIS adalah seluruh warga muslim ibukota, yang
dikelompokan ke dalam:
1) Masyarakat umum yang di koordinasikan oleh kepala kelurahan dan di
bantu oleh ketua RT/RW serta tokoh agama setempat.
2) Karyawan/pegawai yang di koordinasikan oleh kelurahan, kecamatan,
kotamadya dan bazis unit satuan kerja.
3) Para pengusaha nasional yang berkoordinasi langsung oleh BAZIS DKI
4) Infaq dan shodaqoh lewat SMS.
5) Nasabah Bank
6) Jamaah Calon Haji dan Umroh.
B. Program Sosialisasi.
Memberikan pemahaman ZIS kepada masyarakat bukanlah sesuatu yang
mudah. Karna penyadaran ini bukan hanya terhenti pada kemauan masyarakat
untuk menunaikanya, tetapi di harapkan juga masyarakat mampu menjadikanya
sebagai gerakan yang menyeluruh dan mampu menggerakan masyarakat lain
untuk menunaikanya juga.44
Bagi sebagian masyarakat, menunaikan ZIS masih menghadapi kendala,
karena diantara merka masih belum mengetahui hukum ZIS, Peran ZIS dan fungsi
BAZIS, siapa termasuk muzakki, munfiq dan mutashaddiq, bagaimana membayar
ZIS dan harus kemana membayarnya.
Sebagai implementasi tugas dan fungsinya, BAZIS DKI jakarta
melaksanakan langkah-langkah sosialisasi yang secara umum adalah:
1) Mengadakan kerjasama secara teknis dengan lembaga/instasi lain dalam
hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS.
2) Mengadakan koordinasi, integrasidan sinkronisasi yang bersifat teknis
dengan semua pihak, agar penghimpunan ZIS optimal.
3) Mengadakan kerjasama dengan lembaga profesi sejenisnya sebagai mitra
atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infaq dan shodaqoh.
Adapun kegiatan sosialisai yang dilakukan BAZIS DKI Jakarta antaranya:
44
1)Menyediakan sarana internet dengan situs homepage:http://www.bazis
dki.go.id,yang memuatkebutuhan informaasi tentang BAZIS DKI secra
lengkap yang di butuhkanmasyarakat.
2)Bagi yangingin berhubungan langsung dengan kantor BAZIS, di sediakan
saluran telpon dengan nomor: 021-3144023.
3)Selain itu penyebaran informasi dengan media dakwah, cetak, elektronik,
majalah dll.
4)BAZIS DKI juga menitipkan pesan dakwah untuk menunaikan ZIS pada
para dai dan khotib jumat agar masyarakat lebih paham tentang ZIS dan
sadar untuk menunaikanya
Tabel 3.2
Tahun Jumlah Penghimpunan
2011 Rp.64.780.812.886,49
2012 Rp.81.453.310,876,97
2013 Rp. 83.820.559.130,67
Hasil pengumpulan Zakat Infaq Shadaqah ( ZIS) Tahun 2011 sebesar
Rp.64.780.812.886,49.Mengalami kenaikan bila dibanding dengan hasil
pengumpulan Tahun 2012 Rp.81.453.310,876,97 yang perolehannya. Tahun 2013