• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan performa ayam broiler melalui pemberian metionina sebagai imbuhan pakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan performa ayam broiler melalui pemberian metionina sebagai imbuhan pakan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN PERFORMA AYAM BROILER MELALUI

PEMBERIAN METIONINA SEBAGAI IMBUHAN PAKAN

DIAH NUGRAHANI PRISTIHADI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbaikan Performa Ayam Broiler melalui Pemberian Metionina sebagai Imbuhan Pakan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DIAH NUGRAHANI PRISTIHADI. Perbaikan Performa Ayam Broiler melalui Pemberian Metionina sebagai Imbuhan Pakan. Dibimbing oleh WASMEN MANALU dan ANDRIYANTO.

Metionina merupakan imbuhan pakan yang aman, murah, dan berkualitas. Pengujian pengaruh pemberian metionina pada performa ayam broiler dilakukan menggunakan 30 ekor ayam. Ayam dikelompokkan menjadi 3 kelompok: P1

(perlakuan kontrol, tanpa suplementasi metionina), P2 (pemberian metionina

0.2%), dan P3 (pemberian metionina 0.4%). Parameter yang digunakan adalah

kecepatan pertumbuhan ayam, bobot badan akhir, efisiensi pakan (feed convertion ratio/FCR), dan tingkat mortalitas. Hasil menunjukkan pemberian 0.4% metionina meningkatkan kecepatan pertumbuhan, nilai bobot badan terukur, dan efisiensi pakan (P<0.05). Akan tetapi, laju pertumbuhan dan bobot badan akhir tidak dipengaruhi oleh pemberian 0.2% metionina (P0.05). Pemberian metionina meningkatkan performa ayam broiler berusia antara 7-21 hari dan tidak memberikan efek setelah ayam berusia 21 hari. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa penggunaan metionina sebagai imbuhan pakan sebaiknya dilakukan pada broiler dengan dosis 0.4%, antara usia 7-21 hari.

Kata Kunci: bobot badan, broiler, metionina, FCR, mortalitas.

ABSTRACT

DIAH NUGRAHANI PRISTIHADI. Enhancement of Broiler Performance by Methionine as Feed Additive. Supervised by WASMEN MANALU and ANDRIYANTO.

Methionine is a safe, economic, and high quality feed additive. A study on the effect of methionine supplementation on broiler chicken performance was conducted by using 30 broiler chickens. Broiler chickens were assigned into 3 groups: P1 (control, without methionine supplementation), P2 (0.2% methionine supplementation), and P3 (0.4% methionine supplementation). Parameters measured were growth rate, final body weight, feed efficiency (feed convertion ratio/FCR), and mortality rate. The result showed that 0.4% methionine supplementation significantly increased growth rate, final body weight, and feed efficiency (P<0.05). However, growth rate and final weight were not affected by 0.2% methionine supplementation (P≥0.05). Methionine supplementation increased broiler performance between 7-21 days of age and showed no effect after 21 days of age. It was concluded that methionine usage as a feed additive is recommended in broiler chicken with 0.4% of dose, between 7-21 days of age.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

PERBAIKAN

PERFORMA AYAM BROILER MELALUI

PEMBERIAN METIONINA SEBAGAI IMBUHAN PAKAN

DIAH NUGRAHANI PRISTIHADI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Perbaikan Performa Ayam Broiler melalui Pemberian Metionina sebagai Imbuhan Pakan

Nama : Diah Nugrahani Pristihadi NIM : B04090039

Disetujui oleh

Prof Ir Wasmen Manalu, PhD Pembimbing I

drh Andriyanto, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

drh Agus Setiyono, MS PhD APVet Wakil Dekan

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Judul yang diberikan pada karya tulis ini adalah Perbaikan Performa Ayam Broiler dengan Pemberian Metionina sebagai Imbuhan Pakan. Karya ini merupakan salah satu karya pendukung peningkatan produktivitas ayam broiler nasional melalui pemberian imbuhan pakan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof Ir Wasmen Manalu, PhD AIF dan Bapak drh Andriyanto, Msi selaku pembimbing, serta Ibu drh Savitri Novelina, MSi PAVet yang telah memberi banyak saran. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak, ibu, adik-adik, teman-teman Gugus Disiplin Asrama 46, Geochelone 46, dan Andaleb 2 yang telah mendukung penulisan karya ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

METODE PENELITIAN 3

Alat dan Bahan 3

Prosedur Penelitian 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Pengaruh Metionina pada Laju Pertumbuhan Bobot Badan per Hari 4

Pengaruh Metionina pada Bobot Badan Akhir 6

Pengaruh Metionina pada Efisiensi Pakan (FCR) 7

Pengaruh Metionina pada Tingkat Mortalitas 9

SIMPULAN 9

DAFTAR PUSTAKA 9

RIWAYAT HIDUP 12

(10)

DAFTAR TABEL

1 Laju pertumbuhan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai

dosis metionina 5

2 Bobot badan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis

metionina 7

Efisiensi pakan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai

dosis metionina 8

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur metionina 2

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil perhitungan laju pertumbuhan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina menggunakan SPSS

16.0 13

2 Hasil perhitungan bobot badan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina menggunakan SPSS 16.0 17 3 Hasil perhitungan efisiensi pakan ayam broiler yang disuplementasi

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Protein merupakan salah satu komponen penting di dalam tubuh. Protein berfungsi sebagai pembentuk struktur penopang, katalisator, alat transportasi dalam tubuh, regulator, penyimpan, protektor, dan bahan utama pembentuk sistem endokrin (Harvey dan Ferrier 2011). Penyusunan protein di dalam tubuh dilakukan dengan perangkaian molekul-molekul asam amino. Salah satu asam amino penting yang digunakan adalah metionina. Metionina dalam penyusunan protein di dalam tubuh digunakan sebagai penerjemah kodon pertama.

Berbagai penelitian telah membuktikan manfaat pemberian metionina pada semua segi kehidupan hewan. Hal yang paling jelas terlihat adalah peningkatan bobot badan (Wallis 1999) dan pertumbuhan otot dada ayam (Zhai et al. 2012). Pengaruh lain metionina pada tubuh adalah peningkatan imunitas tubuh (Bwain dan Johri 2000; Yodserance dan Bunchasak 2012) dan penurunan tingkat mortalitas ayam (del Vesco et al. 2013). Selain hal tersebut, metionina dilaporkan meningkatkan kecerahan organ visera ayam broiler (Mc Devit et al. 2010).

Penggunaan metionina sebagai bahan suplementasi pakan ayam broiler didasarkan pada potensi ayam broiler sebagai penghasil daging utama di Indonesia. Ayam broiler lebih disukai oleh masyarakat Indonesia. Sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh BPS (2012), konsumsi daging ayam per kapita per minggu masyarakat Indonesia lebih tinggi dari pada daging sapi.

Ayam broiler juga memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi dengan sistem pencernaan sederhana. Oleh karena itu, suplementasi metionina diharapkan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan suplementasi metionina pada ternak lain dengan sistem pencernaan yang lebih rumit.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh suplementasi metionina pada performa ayam broiler berusia 0-35 hari. Parameter yang digunakan adalah laju pertumbuhan, bobot badan akhir, efisiensi pakan ayam (FCR), dan tingkat mortalitas ayam. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dosis dan waktu terbaik dalam aplikasi pemberian metionina pada ayam broiler.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pemberian metionina pada kecepatan pertumbuhan bobot badan, bobot badan akhir, efisiensi pakan (FCR/ feed corvertion ratio), dan tingkat kematian ayam broiler.

Manfaat Penelitian

(12)

2

broiler, serta memberikan alternatif solusi imbuhan pakan yang aman, murah, berkualitas, dan memberikan manfaat besar.

TINJAUAN PUSTAKA

Metionina berbentuk serbuk putih dengan bau khusus. Metionina tidak larut dalam alkohol. Metionina disimpan di dalam suhu ruang. Berdasarkan jenis isomer optik, metionina dibagi menjadi d-metionina dan l-metionina. Kedua jenis metionina tersebut memiliki komponen atom sama. Struktur metionina disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur metionina (British Pharmacopoeia 2009)

Perbedaan l-metionina dari d-metionina terlihat pada putaran struktur (gambaran 2 dimensi). Jika putaran untuk mendorong atom H searah dengan jarum jam, maka dinamakan d-metionina, sedangkan l-metionina mempunyai putaran untuk mendorong atom H berlawanan arah dengan jarum jam.

Cara membedakan d- dan l-metionina juga dapat dilakukan berdasarkan sumber (cara memperoleh) metionina. Isomer optik l- diperoleh dari alam, sedangkan isomer optik d- diperoleh dari sintesis bakteri. Metionina sintetis terdapat dalam bentuk serbuk (metionina) dan liquid (methionine hydroxy analogue/ MHA) (Vázquez-Añón et al. 2006).

Metionina berperan dalam meningkatkan performa ayam broiler. Wallis (1999) menyebutkan, penambahan metionina pada pakan broiler selain menyebabkan peningkatan bobot badan, juga menyebabkan penurunan FCR dan penurunan lemak tubuh broiler.

Metionina juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini memberikan manfaat peningkatan pencegahan terhadap terjadinya penyakit dan penurunan mortalitas (del Vesco et al. 2013). Mekanisme peningkatan sistem imun oleh metionina adalah dengan meningkatkan total antibodi dalam tubuh, IgG, sitokin, interleukin-1, dan respons mitothen dari PHA-P (Tsiagbe et al. 1987). Secara tidak langsung, metionina membantu tubuh dalam mengatasi radikal bebas dengan membentuk sistein (Bwain dan Johri 2000). Metionina juga berperan dalam menurunkan konsentrasi amonia dalam kandang (Chavez et al. 2004).

(13)

3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2012 hingga Januari 2013 di Kandang Unggas Unit Pengelola Hewan Laboratorium FKH IPB. Hewan percobaan yang digunakan adalah ayam broiler.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah kandang ayam, tempat pakan dan minum, timbangan, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler berumur 1 hari (DOC) sebanyak 30 ekor, vaksin ND IB, vaksin gumboro, vaksin ND (La Sota), metionina, air gula, multivitamin (Vitachick®), pakan komersial untuk broiler starter 5-11 produk PT Charoen Pokphand, air, dan sekam.

Prosedur Penelitian

Desain Penelitian

Ayam ditempatkan pada kandang (indoor) menjadi 3 kelompok (sebanyak jumlah perlakuan). Ayam diberikan perlakuan suplementasi metionina pada pakan dengan berbagai tingkat pemberian. Perlakuan yang diberikan adalah P1 (kontrol),

P2 (dosis 0.2%), dan P3 (dosis 0.4%).

Ayam dipelihara selama 5 minggu. Aklimatisasi dilakukan 1 minggu sebelum dilakukan perlakuan. Perlakuan dilakukan selama 4 minggu. Pengukuran bobot badan dilaksanakan pada setiap awal dan akhir minggu penelitian. Pengukuran pakan dilakukan setiap hari perlakuan.

Persiapan Kandang dan Pakan

Tahap pertama yang dilakukan adalah pembersihan kandang, tempat pakan, dan tempat minum ayam yang digunakan. Kegiatan tersebut dilakukan 1 minggu sebelum ayam menempati kandang. Untuk mengurangi kejadian penyakit, lantai kandang diberi kapur. Lantai kandang dilapisi dengan sekam yang telah dijemur dan disemprot dengan disinfektan 10%.

Pencampuran pakan dengan metionina dilakukan 1 hari sebelum dilakukan perlakuan pada ayam. Metionina yang digunakan untuk setiap perlakuan adalah 0 g (0% metionina), 60 g (0.2% metionina), dan 120 g (0.4% metionina). Setiap perlakuan dicampur dengan 30 kg pakan.

Pemeliharaan Ayam

Hari pertama ayam dimasukkan ke dalam kandang, ayam diberi air gula dan Vitachick® untuk meminimalisir terjadinya stres. Vaksinasi dilakukan pada hari ke-3 (dengan vaksin ND IB), hari ke-7 (vaksin gumboro), dan hari ke-18 (vaksin ND La Sota).

(14)

4

Pemberian pakan pertama untuk setiap flok adalah 500 g. Pemberian pakan dilakukan dua kali per hari. Penambahan jumlah pakan dilakukan jika ayam menghabiskan semua pakan yang diberikan. Jumlah pakan yang ditambahkan bertingkat dengan kelipatan 100 g.

Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengukur bobot setiap individu ayam dalam kelompok perlakuan dan mengukur jumlah pakan yang dimakan ayam. Pengambilan data bobot badan dilakukan 5 kali selama penelitian, yaitu hari ke-7, 14, 21, 28, dan 35 (berdasarkan usia ayam). Pengukuran jumlah pakan yang dimakan oleh ayam dilakukan dengan mengukur jumlah sisa pakan dan jumlah pakan yang diberikan. Pengukuran pakan dilakukan 2 kali per hari, yaitu pagi dan sore hari.

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kecepatan pertumbuhan bobot badan ayam broiler (g/hari), bobot badan akhir ayam broiler (g), FCR (feed convertion ratio), dan tingkat mortalitas ayam (%).

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Metionina pada Laju Pertumbuhan Bobot Badan per Hari

Sebanyak 30 ayam broiler dengan bobot rata-rata 135.5±5.48 g diberikan 3 macam perlakuan pemberian metionina. Hasil pengujian menunjukkan suplementasi metionina pada pakan ayam broiler meningkatkan laju pertumbuhan bobot badan per hari. Urutan kelajuan pertumbuhan bobot badan dari tercepat adalah ayam dengan suplementasi 0.4% metionina, 0.2% metionina, dan kontrol (0% metionina). Data pertambahan bobot badan ayam disajikan pada Tabel 1.

Penambahan metionina dalam pakan meningkatkan penyerapan metionina. Penyerapan metionina pada hewan nonruminasia dilakukan di dalam usus halus ke dalam plasma darah (Krehbiel dan Matthews 2003). Melalui peredaran darah, metionina ikut menyebar ke seluruh tubuh. Perbedaan konsentrasi metionina intra- dan ekstrasel memicu masuknya metionina ke dalam sel (Krehbiel dan Matthews 2003).

(15)

5 peningkatan laju pertumbuhan ayam broiler yang lebih baik daripada dua perlakuan lainnya pada minggu pertama pengujian.

Tabel 1 Laju pertumbuhan ayam broiler (g) yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina

Umur ayam (hari)

Dosis suplementasi metionina

0% 0.2% 0.4%

07-14 30.43±1.96b 31.27±1.68b 33.71±1.37a

14-21 49.01±3.01a 49.00±1.74a 49.30±1.60a

21-28 46.46±3.16a 46.68±1.76a 47.60±2.73a

28-35 58.36±11.94a 63.13±20.47a 63.61±17.88a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05).

Peningkatan bobot badan tersebut terkait dengan fungsi metionina sebagai salah satu inisiator sintesis protein tubuh (Harvey dan Ferrier 2011). Dalam sintesis protein, terdapat mekanisme translasi yang merupakan tahap penerjemahan kode genetik oleh asam amino. Translasi selalu diawali oleh kodon AUG yang diterjemahkan dengan asam amino metionina. Perpanjangan rantai asam amino terjadi setelah terbentuk ikatan antara metionina dengan inisiator t-RNA dan enzim transformilase (Harvey dan Ferrier 2011). Hal tersebut sesuai dengan permyataan Wallis (1999), pemberian metionina meningkatkan sintesis protein.

Pengaruh pemberian metionina dalam meningkatkan pertumbuhan otot dapat ditandai dengan marker enzim S6-kinase (Everaet et al. 2010; Me´tayer-Coustard et al. 2010). Enzim S6-kinase adalah salah satu jenis protein yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Enzim S6-kinase banyak ditemukan terutama pada otot lurik, ginjal, paru-paru, hati, pankreas, limpa, timus, dan otak. Peningkatan jumlah enzim ini di dalam inti sel merupakan pertanda terjadinya peningkatan frekuensi pembelahan sel. Pembelahan sel memicu perpindahan enzim S6-kinase ke dalam nukleus. Dalam Everaet et al. (2010), pemberian metionina meningkatkan perpindahan S6-kinase di dalam nukleus. Hal ini menandakan pemberian metionina meningkatkan pembelahan sel.

(16)

6

Pengaruh paling jelas pemberian metionina pada sintesis protein terletak pada perkembangan otot dada (Saki et al. 2011; Zhai et al. 2012; del Vesco et al. 2013). Pengaruh metionina pada otot lain, seperti: punggung, paha, sayap, dan leher tidak menunjukkan perubahan signifikan (Saki et al. 2011). Menurut Zhai et al. (2012), perkembangan ini dipengaruhi oleh mekanisme siklus sitrat dan kalsium sel. Penyerapan metionina ke dalam sel otot disertai dengan sekresi kalsium intraselular ke luar (Krehbiel dan Matthews 2003). Hal ini mengakibatkan kadar kalsium di dalam sel otot menurun. Kalsium merupakan motor penggerak kontraksi otot. Penurunan intensitas kontraksi otot menyebabkan penurunan oksidasi glukosa menjadi energi. Kondisi ini memicu mekanisme anabolisme tubuh, salah satu di antaranya adalah penyusunan protein sebagai penyusun serabut otot.

Penambahan metionina menyebabkan peningkatan kelajuan pertumbuhan bobot badan per hari yang berbeda nyata dari perlakuan kontrol pada minggu pertama perlakuan. Hal ini terkait dengan fisiologi perkembangan jaringan otot ayam. Menurut Halevy et al. (2003), pembelahan sel otot ayam broiler setelah menetas masih terjadi selama 7 hari, setelah itu intensitas pembelahan otot menurun, dan dalam jumlah minimal setelah 15-17 hari. Penambahan metionina menginduksi peningkatan pembelahan sel otot dan menyebabkan terjadinya peningkatan kelajuan pertumbuhan bobot badan per hari yang berbeda nyata dari kontrol.

Setelah ayam berusia 14 hari, peningkatan masa otot terjadi melalui proses hipertrofi. Oleh karena itu, pada minggu ke-2 hingga ke-4 perlakuan, penambahan metionina tidak menyebabkan peningkatan kelajuan pertumbuhan bobot badan yang berbeda nyata.

Penambahan metionina dalam pakan juga meningkatkan laju pertumbuhan beberapa jenis hewan lain. Beberapa hewan yang pernah dilaporkan adalah kambing (Puchala et al. 1995), sapi perah (Hussein dan Berger 1995), rusa (Medora-Nazar et al. (2012), kelinci (Zhang dan Li 2008), kalkun (Miles et al. 1983), dan babi (Ettle et al. 2008). Aplikasi metionina pada hewan berlambung ganda berbeda dari aplikasi pada hewan monogastrik. Metionina harus dilengkapi bahan pelindung fermentasi lambung pada hewan berlambung ganda.

Metionina tidak selalu meningkatkan pertumbuhan bobot badan. Penambahan metionina pada kuda tidak menyebabkan respons kenaikan pertumbuhan bobot badan (Edgar 2001). Penambahan metionina pada pakan bebek tidak menyebabkan perubahan bobot badan yang signifikan. Hasil penelitian Xie et al. (2004) menunjukkan adanya peningkatan bobot badan bebek pada awal penelitian kemudian menurun pada akhir penelitian.

Pengaruh Metionina pada Bobot Badan Akhir

(17)

7 Tabel 2 Bobot badan ayam broiler (g) yang disuplementasi dengan berbagai dosis

metionina 21-28 1 011.2±52.21a 1 025.5±28.83a 1 054.1±51.00a 28-35 1 419.7±141.16a 1 467.4±204.80a 1 499.4±200.01a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05).

Setelah ayam berusia 17 hari, mekanisme penambahan bobot terjadi hanya melalui proses hipertrofi otot. Mekanisme ini dibatasi oleh kapasitas maksimal volume sel. Oleh karena itu, penambahan metionina tidak menunjukkan peningkatan yang berbeda nyata setelah ayam berusia 21 hari.

Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metionina sebagai bahan imbuhan pada pakan komersial standar yang beredar di Indonesia. Menurut Nukreaw et al. (2011), nilai bobot badan akhir ayam dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kandungan protein dalam pakan. Hal ini disebabkan mekanisme peningkatan bobot badan oleh metionina adalah dengan meningkatkan penggunaan nutrisi lain (terutama protein) yang ada di dalam pakan (Bunchasak 1997). Pemberian metionina dengan kandungan protein lebih tinggi pada pakan menyebabkan peningkatan hasil bobot badan akhir yang berbeda nyata dibanding perlakuan kontrolnya (Wallis 1999; del Vesco et al. 2013), bahkan dalam kondisi stres karena temperatur dan kelembapan tinggi (Yodserance dan Bunchasak 2012).

Hasil suplemenasi metionina pada hewan lain menunjukkan adanya peningkatan bobot badan akhir. Beberapa hewan yang telah diuji adalah babi (Ettle et al. 2008), rusa (Medora-Nazar et al. (2012), kambing (Puchala et al. 1995), dan bebek (Xie et al. 2004). Hasil yang berbeda ditunjukkan pada sapi perah. Penambahan metionina pada pakan sapi perah tidak mempengaruhi bobot badan akhir (Hussein dan Berger 1995).

Pengaruh Metionina pada Efisiensi Pakan (FCR)

Feed convertion ratio (FCR) adalah jumlah pakan yang diperlukan untuk mencapai 1 kg bobot ayam broiler. Penambahan metionina mengakibatkan penurunan FCR. Nilai FCR terhitung menunjukkan penurunan tidak berbeda nyata pada dosis 0.2% metionina, tetapi pada dosis 0.4% metionina menunjukkan penurunan secara berbeda nyata. Pengaruh suplementasi metionina terhadap FCR disajikan pada Tabel 3.

(18)

8

meningkatkan konsumsi dan pertambahan bobot badan, tetapi tidak nyata memengaruhi konversi pakan. Dari hasil penelitian ini, pemberian 0.2% metionina meningkatkan jumlah konsumsi pakan per hari secara tidak berbeda nyata, sedangkan pemberian 0.4% metionina menurunkan jumlah konsumsi pakan per hari secara berbeda nyata.

Tabel 3 Efisiensi pakan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina

Dosis suplementasi metionina

0% 0.2% 0.4%

Konsumsi pakan per ekor per hari (g/hari)

80.14±1.55b 81.77±0.89b 71.05±1.43a Kelajuan bobot badan per

ekor per hari (g/hari)

46.06±5.02b 47.52±6.41b 48.56±5.90b

FCR 1.740±0.03b 1.721±0.02b 1.463±0.03a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05).

Mekanisme peningkatan efisiensi pakan yang terjadi terkait dengan sifat metionina sebagai asam amino glukogenik. Penambahan metionina di dalam sel mengaktivasi enzim S-adenosyl methionine synthetase. Enzim ini berperan dalam mengubah metionina menjadi S-adenosylmethionine. Molekul tersebut kemudian diubah menjadi succinil Co-A melalui proses enzimatis kompleks. Succinil Co-A merupakan salah satu molekul yang berperan dalam siklus krebs. Peningkatan jumlah molekul ini menyebabkan peningkatan sintesis glukosa di dalam tubuh (Harvey dan Ferrier 2011).

Peningkatan sintesis glukosa oleh tubuh disertai dengan peningkatan sekresi

insulin oleh sel β-pankreas. Oleh karena itu, penambahan metionina menginduksi peningkatan insulin plasma (Everaet et al. 2010). Kenaikan gula darah dan insulin menyebabkan umpan balik kepada pusat lapar di hipotalamus. Mekanisme ini menyerupai reaksi fisiologis tubuh post prandial. Umpan balik pada pusat lapar menyebabkan penurunan asupan oleh hewan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pemberian metionina sebanyak 0.4% menurunkan konsumsi pakan antara 8-10.18 g/ekor/hari.

(19)

9

Pengaruh Metionina pada Tingkat Mortalitas

Dari hasil penelitian, tidak terdapat kematian ayam uji (mortalitas = 0%). Tidak adanya kematian merupakan bukti bahwa pemberian metionina sebanyak 0.2% dan 0.4% tidak menyebabkan toksisitas pada ayam. Menurut Tresnandika (2009), penambahan 0.35% metionina menyebabkan terjadinya pendarahan dan proliferasi sel radang pada hati. Perubahan ini merupakan kompensasi terhadap peningkatan kerja hati dalam metabolisme tubuh. Meski demikian, perubahan tersebut tidak menyebabkan peningkatan kematian ayam. Hal ini sesuai dengan laporan del Vesco et al. (2013), metionina menyebabkan penurunan tingkat mortalitas ayam.

SIMPULAN

Metionina merupakan bahan imbuhan pakan yang aman, murah, berkualitas, dan memberikan manfaat besar bagi tubuh hewan. Pemberian metionina pada ayam berusia <21 hari meningkatkan kecepatan pertumbuhan, nilai bobot badan terukur, dan efisiensi pakan secara berbeda nyata (P<0.05). Pemberian metionina tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan dan nilai bobot badan terukur pada ayam berusia >21 hari (P≥0.05). Oleh karena itu, suplementasi metionina sebaiknya dilakukan pada ayam yang berusia <21 hari dengan dosis 0.4%.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia: Trends of Selected Socio-Economic Indicators of Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

British Pharmacopoeia. 2009. British Pharmacopoeia. London (EN): British Pharmacopoeia Commision Office.

Bunchasak C. 1997. The effect of supplementating sulfur amino acid to a low-protein diet on growth performance and fat accumulation of broiler chicks [tesis]. Gifu (JP): Gifu University. (Abstr).

Bwain BK, Johri TS. 2000. Effect of supplemental methionine, choline, and their combination on the performance and immune response of broiler. British Poult Sci. 41(1):83-88.

Chavez C, Couval CD, Lacey RE, Carey JB. 2004. The impact of methionine source on poultry fecal litter odor volatiles. Poult Sci. 83:359-364.

del Vesco AP, Gasparino E, Neto ARO, Rossi RM, Soares MAM, da Silva SCC. 2013. Effect of methionine supplementation on mitochondrial genes expression in the breast muscle and liver of broilers. Livest Sci. 151:284-291.

(20)

10

http://www.ker.com/library/advances/222.pdf. Gainsville (US): University of

Florida.

Ettle T, Rademacer M, Htoo JK, Roth FX. 2008. Dietary preference for methionine sources in weaned pig. Anim Feed Sci Tech. 155:201-205.

Everaet N, Sweenen Q, Coustard SM, Willemsen H, Careghi C, Buyse J, Bruggeman V, Decuypere E, Tesseraud S. 2010. The effect of the protein level in a pre-starter diet on the post-hatch performance and activation of ribosomal protein S6-kinase in muscle of neonatal broilers. British J Nutr. 103:206– 211.doi:10.1017/S0007114509991735.

Halevy O, Nadel Y, Barak M, Rozenboim I, Sklan D. 2003. Early posthatch feeding stimulates satellite cell proliferation and skeletal muscle growth in turkey poults. J Nutr. 133(5):1376-1382.

Harvey RA, Ferrier DR. 2011. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry. Edisi ke-5. Baltimore (US): Lippincott Williams and Wilkins.

Hussein HS, Berger LL. 1995. Feedlot performance and carcass characteristic of Holstein steers as affected by source of dietary protein and level of ruminally lysine and methionine. J Anim Sci. 73:3503-3509.

Jachja J, Ramli N, Ridla M, Sumiati, Toharmat T. 2007. Efektivitas suplementasi DL-methionin dalam pakan terhadap performa broiler periode starter dan finisher. Seminar Nasional AINI VI, 2007 Juli 26-27; Yogyakarta, Indonesia [Internet]. [diunduh pada 2013 Maret 24]. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/36255/Jajat.%20Jachja

%202.pdf.

Krehbiel CR, Matthews JC. 2003. Absorbtion of amino acid and peptides. Di

dalam: D’Mello JPF, editor. Amino Acid in Animal Nutrition. Edinburgh (UK): CABI Publishing.

Mc Devit RM, Mack S, Wallis IR. 2010. Can betaine partially replace or enhance the effect of methionine by improving broiler growth and carcass characteristics?. British Poult Sci. 41(4):473-480.

Me´tayer-Coustard S, Mameri H, Seiliez I, Crocjet S, Crépieux P, Mercier Y, Geraert P, Tesseraud S. 2010. Methionine deprivation regulates the S6K1 pathway and protein synthesis in avian QM7 myoblasts without activating the GCN2/eIF2 a cascade. J Nutr. 140(9):1539-1545.doi:10.3945/jn.110.122663. Medoza-Nazar P, Mendoza-Martinez GD, Herrera-Haro J, Ruiz-Sesma B,

Barcena-Gama R, Tarango-Arambula. 2012. Effect of ruminally protected methionine on body weight gain and growth of anthler in red deer (Cervus elapus) in the humid tropis. Trop Anim Health Prod. 44(4):681-684.

Miles RD, Ruiz N, Harms RH. 1983. The interrelationship between methionine, choline, and sulfate in turkey diets. Exp Biol Med May. 173:132. (Abstr). Nukreaw R, Bunchasak C, Markvichtir K, Choothesa A, Prasanpanich S,

Loongyai W. 2011. Effect of methionine supplementation in low-protein diets and subsequent re-feeding on growth performance, liver and serum lipid profile, body composition and carcass quality of broiler chicken at 42 days of age. J Poult Sci. 48:229-238.

(21)

11 Puchala R, Sahlu T, Davis JJ. 1995. Effect of zinc-methionine on performance of

Angora goats. Small Rumin Res. 33:1-8.

Saki AA, Mirzaaghatabar F, Zamani P, Aliarabi H, Hemati-Matin HR. 2011. Energy utilization by chicken fed various levels of balanced methionine. Global Veterinaria. 7(3):276-282.

Tresnandika G. 2009. Efek penggunaan dl-methionin dalam ransum terhadap organ dalam serta histopatologi usus dan hati ayam broiler umur 6 minggu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tsiagbe VK, Cook ME, Harper AE, Sunde ML. 1987. Enhanced immune responses in broiler chicks fed methionine-supplemented diets. J Poult Sci. 66(7):1147-1154.

Vázquez-Añón M, Kratzer D, Gonza´lez-Esquerra R, Yi IG, Knight CD. 2006. A multiple regression model approach to contrast the performance of 2- hydroxy-4-methylthio-butanoic-acid and dl-methionine supplementation tested in broiler experiments and reported in the literature. J Poul Sci. 85:693-705.

Wallis IR. 1999. Dietary supplements of methionine increase breast meat yield and decrease abdominal fat in growing broiler chickens. Aus J Exp Agri. 39(2):131–141.

Xie M, Hou SS, Huang W, Yu JY, Li WY, Wu YY. 2004. Interrelationship between methionine and cystine of early Pecking ducklings. Poult Sci. 83(10):1703-1708.

Yodserance R, Bunchasak C. 2012. Effect of dietary methionine source on productive performance, blood chemical, and hematological profiles in broiler chickens under tropical conditions. Trop Anim Health Prod. 44:1957-1963. Zhai W, Araujo LF, Burgess SC, Cooksey AM, Pendarvis K, Mercier Y, Corzo A.

2012. Protein expression in pectoral skeletal muscle of chickens as influenced by dietary methionine. Poult Sci. 91(10):2548.doi:10.3382/ps.2012-02213. (Abstr).

(22)

12

RIWAYAT HIDUP

Diah Nugrahani Pristihadi, lahir di Jakarta, 09 Oktober 1991. Dilahirkan sebagai putri pertama dari Bapak Marjoko dan Ibu Jarni. Penulis dibesarkan di Wonogiri, Jawa Tengah sebagai kakak dari Nurma Sari dan Fatimah Zahra Rusdiani.

Penulis telah menamatkan pendidikannya di SD Negeri V Kerjo Lor (tahun 2003), SMP Negeri II Wonogiri (tahun 2006), dan SMA Negeri I Wonogiri (tahun 2009). Tulisan ini merupakan salah satu syarat kelulusan penulis di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Selain kegiatan akademik, penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan. Pada saat Tingkat Persiapan Bersama, penulis aktif di Gugus Disiplin Asrama IPB dan Tutor Sebaya. Setelah memasuki Fakultas Kedokteran Hewan, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa FKH IPB dan Himpunan Minat Profesi Satwa Liar (tahun 2010-2012). Kegiatan di luar kampus yang diikuti penulis adalah Lembaga Bimbingan Belajar Social Science (2010-2011), Lembaga Bimbingan Belajar Etos Education (2011-2013).

Penulis memperoleh beasiswa penunjang mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Beasiswa tersebut adalah Beasiswa Pemda Wonogiri (SD), Beasiswa Komite Sekolah SMP N II Wonogiri, Beasiswa Komite Sekolah SMA N I Wonogiri, Beasiswa Bank BRI (SMA), Beasiswa BBM Dikti (TPB), Beasiswa PPA (Tingkat II FKH), Beasiswa Bank BCA (Perguruan Tinggi).

(23)

13

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil perhitungan laju pertumbuhan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina menggunakan SPSS 16.0

ONEWAY B1 B7 B14 B21 B28 BY Perlakuan /STATISTICS HOMOGENEITY

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Oneway

[DataSet0]

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

B1 6.413 2 27 .005

B7 .527 2 27 .596

B14 .835 2 27 .445

B21 3.044 2 27 .064

B28 1.265 2 27 .298

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

B1 Between Groups 515.400 2 257.700 19.539 .000

Within Groups 356.100 27 13.189

Total 871.500 29

B7 Between Groups 5500.867 2 2750.433 6.505 .005

Within Groups 11416.600 27 422.837

Total 16917.467 29

B14 Between Groups 6240.467 2 3120.233 4.132 .027

Within Groups 20391.000 27 755.222

Total 26631.467 29

B21 Between Groups 9542.867 2 4771.433 2.324 .117

Within Groups 55427.000 27 2052.852

(24)

14

B28 Between Groups 32171.267 2 16085.633 .474 .628

Within Groups 916874.900 27 33958.330

Total 949046.167 29

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

B1

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

0 10 129.90

2 10 136.80

4 10 139.80

Sig. 1.000 .076

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

B7

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

0 10 342.90

2 10 355.70

4 10 375.80

Sig. .175 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

(25)

15

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Means for groups in homogeneous

(26)

16

B28

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha

= 0.05

1

0 10 1419.70

2 10 1467.40

4 10 1499.40

Sig. .370

Means for groups in homogeneous

(27)

17 Lampiran 2 Hasil perhitungan bobot badan ayam broiler yang disuplementasi

dengan berbagai dosis metionina menggunakan SPSS 16.0

DATASET ACTIVATE DataSet1. ONEWAY M1 M2 M3 M4 BY Pert.bobot /STATISTICS HOMOGENEITY

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Oneway

[DataSet1]

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

M1 .941 2 27 .403

M2 2.681 2 27 .087

M3 2.527 2 27 .099

M4 3.707 2 27 .038

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

M1 Between Groups 2854.067 2 1427.033 4.600 .019

Within Groups 8376.900 27 310.256

Total 11230.967 29

M2 Between Groups 28.067 2 14.033 .059 .943

Within Groups 6459.800 27 239.252

Total 6487.867 29

M3 Between Groups 358.400 2 179.200 .386 .684

Within Groups 12536.800 27 464.326

Total 12895.200 29

M4 Between Groups 8271.200 2 4135.600 .193 .825

Within Groups 577439.500 27 21386.648

(28)

18

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

M1

Duncan

Pert.bo

bot N

Subset for alpha = 0.05

1 2

0 10 213.00

2 10 218.90

4 10 236.00

Sig. .460 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

M2

Duncan

Pert.bo

bot N

Subset for alpha

= 0.05

1

2 10 343.00

0 10 343.10

4 10 345.10

Sig. .778

Means for groups in homogeneous

(29)

19 M3

Duncan

Pert.bo

bot N

Subset for alpha

= 0.05

1

0 10 325.20

2 10 326.80

4 10 333.20

Sig. .441

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

M4

Duncan

Pert.bo

bot N

Subset for alpha

= 0.05

1

0 10 408.5000000

2 10 441.9000000

4 10 445.3000000

Sig. .601

Means for groups in homogeneous

(30)

20

Lampiran 3 Hasil perhitungan efisiensi pakan ayam broiler yang disuplementasi dengan berbagai dosis metionina menggunakan SPSS 16.0

SAVE OUTFILE='F:\BIG PROJECT\hitung spss\Hasil jumat 240513 fcr alhamduli llah ^^.sav'

/COMPRESSED.

DATASET ACTIVATE DataSet0. DATASET CLOSE DataSet4. DATASET ACTIVATE DataSet0. DATASET CLOSE DataSet1. ONEWAY FCR BY Dosis /STATISTICS HOMOGENEITY

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Oneway

[DataSet1] H:\BIG PROJECT\hitung spss\Hasil jumat 240513 fcr alhamdulilla

h ^^.sav

Test of Homogeneity of Variances

FCR

Levene Statistic df1 df2 Sig.

. 2 . .

ANOVA

FCR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .095 2 .048 60.538 .004

Within Groups .002 3 .001

(31)

21

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

FCR

Duncan

Dosis N

Subset for alpha = 0.05

1 2

4

2 1.4634490E

0

2

2 1.7206515E

0

0

2 1.7397732E

0

Sig. 1.000 .544

Means for groups in homogeneous subsets are

Referensi

Dokumen terkait

Frekuensi dan waktu pemberian pakan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap bobot potong, persentase bobot karkas, persentase bobot hati, persentase bobot

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tempe dedak berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi pakan

Ayam pada grup perlakuan A yang dibatasi pakannya mulai umur 14 hari pada akhir minggu ke-tiga ternyata mempunyai pertumbuhan bobot badan dan konsumsi pakan

Namun, bobot badan dan konversi pakan kurang baik karena nutrien yang dikonsumsi tidak cukup untuk pertumbuhan kompensatori, sementara pakan step down protein dengan

(2004) menyatakan bahwa ayam yang terkena heat stress dapat mengalami penurunan bobot badan lebih besar dibandingkan dengan penurunan konsumsi pakan karena sebagian

Ayam pada grup perlakuan A yang dibatasi pakannya mulai umur 14 hari pada akhir minggu ke-tiga ternyata mempunyai pertumbuhan bobot badan dan konsumsi pakan

Parameter yang diamati yaitu performa ayam broiler yang terdiri dari konsumsi pakan, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konversi

Pemberian pakan dengan level protein yang berbeda tidak menyebabkan adanya perbedaan yang nyata (P &gt; 0,05) pada pertambahan bobot badan, pertambahan tinggi