• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pemberian Virgin Coconut Oil (Vco) Dan Simvastatin Terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci Lokal (Oryctolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Pemberian Virgin Coconut Oil (Vco) Dan Simvastatin Terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci Lokal (Oryctolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PEMBERIAN

VIRGIN COCONUT OIL

(VCO) DAN

SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH

KELINCI LOKAL (

Oryctolagus cuniculus)

HIPERKOLESTEROLEMIA

SARAS NINDYA MURTI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Pemberian

Virgin Coconut Oil (VCO) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci Lokal (Oryctagulus cuniculus) Hiperkolesterolemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Saras Nindya Murti

(3)

ABSTRAK

SARAS NINDYA MURTI. Kajian Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci Lokal (Oryctolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia. Dibimbing oleh ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS dan BAMBANG KIRANADI.

Hiperkolesterolemia terjadi ketika kolesterol darah melebihi batas normal. Keadaan ini memicu berbagai penyakit mematikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kolesterol darah kelinci yang diberi perlakuan hiperkolesterol serta simvastatin dan VCO. Penelitian ini menggunakan 9 ekor kelinci jantan berumur rataan 1 tahun, bobot badan antara 1.3-2.1 kg, dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Kontrol (K), Kelinci Simvastatin (KSV), dan Kelinci VCO (KVC). Kelompok KSV dan KVC diberi perlakuan hiperkolesterol menggunakan minyak kelapa dan kuning telur, kemudian perlakuan pengobatan. Pengukuran kolesterol darah menggunakan kolesterol kit NESCO. Analisa hasil menggunakan Analisis of Variance (ANOVA) selang kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuning telur dan minyak kelapa mampu meningkatkan kolesterol darah. Penggunaan VCO dan simvastatin setiap hari dengan dosis masing-masing 2.6 ml/kg BB dan 1.2 mg/kg BB cenderung menurunkan kolesterol darah dalam waktu 1 minggu.

Kata kunci: Hiperkolesterolemia, kelinci, simvastatin, VCO

ABSTRACT

SARAS NINDYA MURTI. A Study Of Virgin Coconut Oil (VCO) and Simvastatin Treatment for Blood Cholesterol Level of Hypercholesterolemic Local Rabbit (Oryctolagus cuniculus). Supervised by ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS and BAMBANG KIRANADI.

Hypercholesterolemia occurs when cholesterol level exceeds normal blood level. It leads to numerous deadly diseases. This research is intended to measure cholesterol level in rabbit fed by hipercholesterol feed and treated by simvastatin and VCO. This experiment used 9 male rabbits with the average of one year old with the weight of rabbits ranged from 1.3 to 2.1 kg and were divided into 3 groups; control (untreated), Simvastatin (KSV), and VCO (KVC). The KSV and KVC were fed by coconut oil and egg yolk everyday, then the rabbits were given the treatment. The measurement of blood cholesterol level use cholesterol kit NESCO. The result were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) at 95 % confidence interval and proceeded with Duncan’s test. The research has shown that the feeding with egg yolk and coconut oil had increased rabbits’ cholesterol level. Daily treatment with VCO at a dose of 2.6 ml/kg BW and simvastin at a dose 1.2 mg/kg BW everyday will tend to reduce blood cholesterol levels within 1 week.

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

KAJIAN PEMBERIAN

VIRGIN COCONUT OIL

(VCO) DAN

SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH

KELINCI LOKAL (

Oryctolagus cuniculus)

HIPERKOLESTEROLEMIA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(5)
(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014 dengan mengangkat tema kolesterol kelinci berjudul Kajian Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah Kelinci Lokal (Oryctolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Ibu, Bapak, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya, 2. Ibu Dr Drh Aryani Sismin Satyaningtijas, MSc selaku dosen

pembimbing pertama,

3. Bapak Dr Bambang Kiranadi, MSc selaku dosen pembimbing kedua, 4. Bapak drh Isdoni, MBiomed yang juga telah membantu jalannya

penelitian ini,

5. Bapak Dr Drh Amrozi dan Drh Ade selaku Ketua dan Pengelola Unit Rawat Reproduksi (URR),

6. Ibu Sri dan Ibu Ida selaku laboran,

7. Ninditya Anggie Wiyani Putri, Rizka Septarina, Iwan Saepudin, Ahmad Mustofa, Halim Bhakti Harjo, dan Rahmad Arsy selaku teman-teman satu angkatan yang telah banyak membantu,

8. Andi Fitra Ardiansyah, Mariska Ramdhianty, dan Wisnu Aji Pamungkas selaku teman tim penelitian,

9. Talita Fauziah Milani dan Rizka Fitri Syarafina selaku teman seperjuangan saat seminar dan sidang,

10.Teman-teman Fakultas Kedokteran Hewan Acromion angkatan 47 yang tidak dapat disebutkan satu per-satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi seluruh pembacanya, terutama di bidang kedokteran hewan.

Bogor, Juli 2014

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Kelinci 2

Kolesterol 2

METODE 4

Waktu dan Tempat 4

Bahan dan Alat 4

Persiapan Bahan 4

Persiapan Hewan 4

Pengelompokkan Hewan 5

Parameter Penelitian 5

Pelaksanaan Penelitian 5

Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 13

(9)

DAFTAR TABEL

1 Nilai rata-rata kolesterol (mg/dL) 6

2 Nilai rata-rata bobot badan (kg) 8

DAFTAR GAMBAR

1 Penghambatan jalur biosintesis kolesterol oleh simvastatin 3

2 Bagan penelitian 5

DAFTAR LAMPIRAN

(10)
(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelinci merupakan hewan yang semula liar, kemudian pada awal tahun 2000 dipelihara dengan tujuan untuk hewan kesayangan, bahan pangan, dan hewan percobaan (Menegristek 2000). Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan kelinci sebagai hewan percobaan untuk mempelajari keadaan fisiologis tubuh manusia. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Jorge et al. (2005) dan Lee et al. (2005) untuk mengetahui efek beberapa jenis obat penurun kolesterol darah.

Pemberian pakan yang mengandung kolesterol tinggi akan menyebabkan keadaan hiperkolesterolemia. Kondisi ini akan membahayakan kesehatan tubuh. Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas normal di dalam darah. Tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit yang mematikan. Hiperkolesterolemia ini dapat juga terjadi karena beberapa faktor lain, seperti bobot badan, usia, kurang olahraga, stres emosional, gangguan metabolisme, dan kelainan genetik (Kasim et al. 2006). Kolesterol dalam tubuh diproduksi dalam jumlah yang diperlukan. Kolesterol adalah salah satu bagian dari lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan dalam bentuk ester dengan asam lemak. Lemak yang dimakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tidak jenuh, kemudian akan diproses menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim A (Kasim et al. 2006).

Minyak kelapa dan kuning telur merupakan dua contoh makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Minyak kelapa secara tidak langsung meningkatkan kolesterol darah. Minyak kelapa mengandung trigliserida kemudian dihasilkan asetil koenzim A, sehingga akan terjadi peningkatan kolesterol. Asupan minyak kelapa dalam jumlah banyak, secara signifikan meningkatkan kadar kolesterol darah (Tuminah 2009). Campuran pakan dengan kuning telur dapat meningkatkan kadar kolesterol pada hewan (Setianingsih et al. 2013). Kuning telur ayam mengandung 60% trigeliserida dan kolesterol 5.20% (Rahayu dalam Ahsani et al. 2013), jadi kuning telur merupakan sumber kolesterol pada makanan.

Tujuan Penelitian

Mengukur kadar kolesterol darah kelinci yang diberi pakan hiperkolesterol dan diberi perlakuan simvastatin dan Virgin Coconut Oil (VCO).

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai manfaat

(12)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Kelinci

Kelinci menjadi salah satu alternatif hewan coba karena kemampuan biologisnya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat (Brahmantyo dan Raharjo 2011). Kelinci memiliki kemampuan bertahan yang tinggi dalam berbagai macam cuaca, namun perkembangannya akan lebih baik pada daerah yang beriklim sedang (Muliasari 2009). Kelinci sangat mudah terserang berbagai penyakit, karena ketika sudah terserang penyakit, kelinci tersebut akan sulit sembuh (Muliasari 2009). Hal ini dapat dicegah dengan manajemen pemeliharaan yang baik, pemberian pakan yang cukup gizi, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kelinci termasuk herbivora yang memiliki kemampuan untuk memfermentasikan pakan pada bagian belakang sistem pencernaannya. Proses ini umumnya terjadi di sekum yang meliputi sekitar 50% dari kapasitas saluran pencernaannya (Balitnak 2013). Menurut Menegristek (2000) berdasarkan sistem binomial hewan, kelinci diklasifikasikan sebagai berikut:

Ordo : Lagomorpha,

Famili : Leporidae, Subfamili : Leporinae, Genus : Oryctolagus,

Spesies : Lepus spp. atau Oryctolagus spp.

Kolesterol

Lemak merupakan senyawa yang penting dalam tubuh. Metabolisme lemak menghasilkan trigliserida, asam lemak, fosfolipid, dan kolesterol (Harini 2009). Hasil pemecahan diserap usus dan masuk sistem sirkulasi. Lemak yang terdapat dalam pakan sebagian besar adalah lemak trigliserida, sedangkan selebihnya adalah fosfolipid dan kolesterol (Ahsani et al. 2013). Kolesterol termasuk golongan lemak yang tidak terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia dan hewan. Fungsi kolesterol adalah mengatur proses kimiawi di dalam tubuh. Kolesterol di dalam tubuh digunakan untuk menyusun membran sel, membuat hormon seks, hormon korteks adrenalin, vitamin D, dan garam empedu, sehingga kolesterol merupakan lemak yang sangat penting bagi tubuh (Harini 2009).

(13)

3 Lemak yang berlebihan dalam tubuh menyebabkan suatu kondisi hiperkolesterolemia. Makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor hiperkolesterolemia (Kasim et al. 2006). Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penurunan fungsi hati dan fungsi fisiologis normal tubuh lainnya (Cunningham 2002). Hiperkolesterolemia ini juga dapat menyebabkan terjadinya atherosclerosis, yaitu kolesterol membentuk masa (plaque) di dalam dinding arteri (Dorland 2002).

Asupan makanan seperti minyak kelapa dan kuning telur dapat menyebabkan peningkatan trigliserida diikuti dengan kondisi hiperkolesterolemia. Penelitian Jorge et al. 2005 menggunakan minyak kelapa untuk meningkatkan kolesterol darah kelinci, sedangkan penelitian Muliasari (2009) menggunakan kuning telur untuk meningkatkan kolesterol darah kelinci.

Bahan yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah di antaranya adalah simvastatin dan Virgin Coconut Oil (VCO). Simvastatin menghambat secara kompetitif enzim HMG-CoA reduktase yang bertanggung jawab dalam tahap awal biosintesis kolesterol (Luman 2014). Simvastatin juga dapat mengurangi Low Density Lipoprotein (LDL) dan meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) (IDI 2013). Penghambatan jalur biosintesis kolesterol oleh simvastatin terdapat dalam Gambar 1.

Gambar 1 Penghambatan jalur biosintesis kolesterol oleh simvastatin Sumber: (Cuebeddu dan Seamon 2006, Gasexcahnge.com 2012)

(14)

4

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dimulai sejak Mei hingga Juni 2014. Tempat perlakuan dan pengambilan sampel penelitian dilakukan di Unit Rawat Reproduksi (URR) FKH IPB Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah 9 ekor kelinci ras lokal (Oryctolagus cuniculus), pakan kelinci komersil, minyak kelapa curah, kuning telur ayam ras, kapas, tisu, alkohol, simvastatin, dan Virgin Coconut Oil (VCO). Peralatan yang digunakan adalah syiring 1 ml, label, tabung reaksi, alat cekok berupa spoit, mortar, stamper, label, kandang kelinci individu, timbangan, dan kolesterol kit NESCO AMS Chol4/092711.

Persiapan Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan untuk peningkat kolesterol (hiperkolesterolemia) dan bahan penurun kolesterol:

a. Bahan peningkat kolesterol yang digunakan adalah minyak kelapa dan kuning telur. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 4% dari total pakan 100 g per ekor per hari. Minyak kelapa yang digunakan adalah minyak kelapa curah yang dipanaskan pada suhu pemanasan normal sebanyak dua kali selama 10 menit. Kuning telur ayam diberikan sebanyak 1 butir per ekor setiap hari. Dosis minyak kelapa berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu yang telah dilakukan oleh Jorge et al. (2005) yang menggunakan minyak kelapa sebanyak 2% selama 45 hari, sedangkan kuning telur ayam berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiasa dan Jawi (2011).

b. Bahan penurun kolesterol yang digunakan adalah simvastatin dan

Virgin Coconut Oil (VCO). Dosis simvastatin yang digunakan yaitu sebanyak 1.2 mg/kg BB per ekor setiap hari (Lee et al. 2005). Dosis

Virgin Coconut Oil (VCO) yang digunakan mengacu pada penelitian Dayrit (2000) yang menggunakan VCO untuk manusia sebanyak 45 ml/56 kg BB = 56.25 ml/70 kg. Faktor konversi terhadap 70 kg manusia berdasarkan tabel konversi perhitungan dosis (Laurence dan Bacharach 1964) yaitu 0.07, sehingga didapatkan 0.07 x 56.25 ml = 3.9 ml/1.5 kg BB kelinci = 2.6 ml/kg BB. Jadi dosis yang digunakan adalah 2.6 ml/ kg BB setiap hari.

Persiapan Hewan

(15)

5 pemberian pakan berupa campuran antara hijauan dan pelet, serta hari berikutnya adalah hanya pakan pelet. Minum diberikan ad libitum.

Pengelompokkan Hewan

Kelinci dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor kelinci, yaitu:

a. Kelinci kontrol negatif (K): kelinci hanya diberi pakan dan minum, b. Kelinci perlakuan simvastatin (KSV): kelinci diberi perlakuan

hiperkolesterolemia, kemudian diberi simvastatin sesuai dosis,

c. Kelinci perlakuan Virgin Coconut Oil (VCO) (KVC): kelinci diberi perlakuan hiperkolesterolemia, kemudian diberi VCO sesuai dosis.

Parameter Penelitian

Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol dalam darah.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan masa adaptasi kelinci selama 1 minggu, kemudian diambil sampel darahnya untuk mengamati nilai kontrol kadar kolesterol masing-masing kelinci sebanyak satu kali. Tahap selanjutnya, hewan diberi perlakuan hiperkolesterolemia, yaitu pemberian minyak kelapa dan kuning telur untuk setiap hari selama 3 minggu untuk meningkatkan kadar kolesterol darah. Sampel darah diambil untuk diukur kadar kolesterolnya pada minggu ke-2, ke-3 dan ke-4 penelitian. Perlakuan selanjutnya adalah pemberian VCO dan simvastatin selama 1 minggu, kemudian sampel darah diambil di hari terakhir pemberian VCO dan simvastatin.

Gambar 2 Bagan penelitian. Pengambilan darah () dan penimbangan bobot badan ( )

Analisis Data

Data diolah menggunakan SPSS dengan prosedur analisis data Analisis of Variance (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan.

ADAPTASI

0 1 2 3 4 5

34

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata kadar kolesterol darah kelinci yang diberi perlakuan minyak kelapa dan kunig telur, kemudian diberikan simvastatin atau VCO disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai rata-rata kolesterol darah kelinci (mg/dL)

Kelinci Masa Adaptasi Masa Hiperkolesterol Perlakuan Obat Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 K 351.7 ± 85.44ab 369.7 ± 28.29a 401.0 ± 0.00a 293.0 ± 43.50b 401.0 ± 0.00a KSV 316.0 ± 71.08ab 273.7 ± 32.80b 400.3 ± 1.15a 302.0 ± 65.02ab 298.6 ± 80.13ab KVC 328.3 ± 68.09ab 259.3 ± 72.03b 399.3 ± 2.88a 309.0 ± 117.92ab 299.3 ± 34.23ab aAngka-angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan

nyata pada taraf uji 5%.

K: Kelompok kelinci kontrol yang tidak diberi perlakuan, KSV: Kelompok kelinci yang diberi minyak kelapa dan kuning telur lalu diberi simvastatin, KVC: Kelompok kelinci yang diberi minyak kelapa dan kuning telur lalu diberi VCO.

Tabel 1 menunjukkan keadaan kolesterol pada masa adaptasi berkisar antara 316.0–351.7 mg/dL. Pada penelitian ini, keadaan hiperkolesterolemia menunjukkan gambaran fluktuasi kolesterol darah yang sama selama 5 minggu, baik pada kelompok Kelinci Simvastatin (KSV) maupun kelompok Kelinci VCO (KVC). Pemberian perlakuan hiperkolesterol menggunakan minyak kelapa dan kuning telur pada minggu ke-2 belum mampu meningkatkan kadar kolesterol darah pada kelompok Kelinci Simvastatin (KSV) maupun kelompok Kelinci VCO (KVC). Peningkatan kolesterol darah baru terjadi di minggu ke-3 perlakuan hiperkolesterol pada kedua kelompok kelinci, yaitu Kelinci Simvastatin (KSV), dari 316.0 mg/dL ke 400.3 mg/dL dan kelompok Kelinci VCO (KVC), yaitu 328.3 mg/dL ke 399.3 mg/dL (P<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa minggu ke-3 atau pemberian perlakuan hiperkolesterol dalam waktu 2 minggu merupakan waktu yang efektif dalam meningkatkan kadar kolesterol darah kelinci dengan dosis minyak kelapa sebanyak 4% dari total pakan 100 gram setiap ekor per hari yang dipanaskan selama 10 menit dan kuning telur ayam sebanyak 1 butir setiap ekor per hari. Nilai rata-rata kolesterol kelompok kelinci kontrol juga tinggi, diduga akibat adanya kolesterol endogen dari dalam tubuh kelinci. Kolesterol endogen adalah kolesterol yang dibentuk di dalam tubuh (Rosyid 2009). Pemberian minyak kelapa dan kuning telur termasuk ke dalam kolesterol eksogen, yaitu kolesterol yang berasal dari pakan dan diabsorbsi dari saluran pencernaan (Rosyid 2009).

(17)

7 Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh (Tuminah 2009). Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang rantai hidrokarbonnya tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang rantai hidrokarbonnya memiliki ikatan rangkap. Asam lemak tak jenuh dibagi menjadi asam lemak tak jenuh rantai tunggal yang rantai hidrokarbonnya hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh rantai rangkap yang rantai hidrokarbonnya memiliki lebih dari satu ikatan rangkap (Tuminah 2009). Menurut Kumala (2003), asam lemak tak jenuh yang dikonsumsi dalam jumlah terlalu tinggi tidak baik untuk kesehatan karena asam lemak tak jenuh majemuk maupun tunggal dapat berubah akibat cara penggorengan pada suhu tinggi dan pemakaian minyak goreng yang berulang. Pemanasan dan pemakaian berulang pada minyak kelapa dapat menyebabkan ikatan rangkap asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam minyak terputus dan terjadi perubahan komposisi isomer cis– menjadi trans– (Edwar et al. 2011). Menurut Tuminah (2009), perubahan isomer asam lemak tak jenuh menjadi trans– dalam minyak kelapa pada suhu di bawah 280 °C akan membentuk 3–6% asam lemak trans–. Komposisi isomer cis– memiliki atom-atom hidrogen pada ikatan rangkap terletak disisi yang sama dari rantai hidrokarbon, sedangkan trans– memiliki atom-atom hidrogen pada ikatan rangkap terletak disisi yang berlawanan dari rantai hidrokarbon (Tuminah 2009).

Suhu pemanasan minyak normal adalah 163-196 oC (Trimulyono 2008). Batas asam lemak trans- yang aman adalah sekitar 2% karena asam lemak trans- yang berlebihan dapat menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam darah. Akibat lain yang ditimbulkan oleh konsumsi asam lemak trans- yaitu dapat meningkatkan risiko terjadinya atherosclerosis (Edwar et al. 2011). Menurut Dorland (2002), atherosclerosis terjadi akibat kolesterol membentuk masa (plaque) di dalam dinding arteri. Hal ini akan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah arteri dan aliran darah akan terganggu. Kejadian atherosclerosis

akibat hiperkolesterolemia ini merupakan faktor resiko utama penyebab penyakit jantung (Harini 2009). Dampak buruk lain yang ditimbulkan dari asam lemak

trans- yang berlebihan ditemukan oleh Lipoeto (2004), bahwa asam lemak trans- meningkatkan resiko tumor payudara. Penurunan kolesterol darah yang signifikan terjadi pada minggu ke-4 dibandingkan dengan minggu ke-3. Hal ini diduga bahwa tubuh kelinci sedang mengalami homeostasis untuk mengembalikan kolesterol darah ke kadar normal. Menurut Dorland (2002), homeostasis merupakan kecenderungan menuju keseimbangan atau stabilitas dalam keadaan fisiologis normal organisme.

(18)

8

metabolisme, mencegah terjadinya serangan jantung, mengurangi radikal bebas dalam sel, menurunkan level kolesterol LDL dalam darah dan hati. Sintesis kolesterol terjadi ketika molekul asetil koenzim A dari metabolisme lemak membentuk asam mevalonat melalui pembentukan senyawa antara B-hidroksi-B-metilglutaril Co A (HMG-Co A) (Harini 2009). Simvastatin membatasi jalur biosintesis kolesterol dengan menghambat enzim HMG-Co A reduktase. Enzim ini berperan dalam konversi HMG-Co A menjadi mevalonat, yaitu suatu prekursor kolesterol (Katzung 2002). Efek tersebut dapat meningkatkan katabolisme LDL, sehingga mengurangi simpanan LDL dan meningkatkan HDL (Katzung 2002 dan IDI 2013).

Pada penelitian ini, pengobatan dengan menggunakan simvastatin maupun VCO terlihat pada pengukuran kadar kolesterol di minggu ke-5. Pengobatan dengan menggunakan simvastatin maupun VCO cenderung mampu menurunkan kadar kolesterol darah walaupun hasilnya tidak signifikan. Hasil menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0.05) bila dibandingkan dengan kadar kolesterol darah selama masa adaptasi di minggu ke-3, namun antara simvastatin dan VCO menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05). Hal ini berarti bahwa kedua obat tersebut dapat menurunkan kadar kolesterol darah pada masing-masing kelinci perlakuan dengan baik.

Penimbangan bobot badan kelinci dilakukan selama masa adaptasi sebanyak 2 kali, masa hiperkolesterolemia sebanyak 3 kali, dan di hari terakhir masa pemberian obat. Nilai rata-rata bobot badan kelinci yang diberi perlakuan minyak kelapa dan kuning telur, kemudian diberikan simvastatin atau VCO disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rata-rata bobot badan kelinci (kg)

Kelinci

Masa

Adaptasi Perlakuan Hiperkolesterol Perlakuan Obat Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

K 1.74 ± 0.22b 1.90 ± 0.42b 1.75 ± 0.49b 1.85 ± 0.35b 1.75 ± 0.49 b KSV 1.86 ± 0.28 b 1.77 ± 0.15b 1.80 ± 0.20b 1.73 ± 0.31b 1.90 ± 0.26 b KVC 1.73 ± 0.27 b 1.77 ± 0.40b 1.87 ± 0.31b 1.83 ± 1.32b 1.87 ± 0.30 b aAngka-angka pada baris dan kolom yang sama diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan

nyata pada taraf uji 5%.

K: Kelompok kelinci kontrol yang tidak diberi perlakuan; KSV: Kelompok kelinci yang diberi minyak kelapa dan kuning telur lalu diberi simvastatin; KVC: Kelompok kelinci yang diberi minyak kelapa dan kuning telur lalu diberi VCO.

(19)

9 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muliasari (2009), obat golongan statin mampu menurunkan bobot badan pada kelinci selama 10 minggu, sedangkan hasil penelitian Puspita dan Suprihatin (2009) menunjukkan bahwa VCO dapat menurunkan bobot badan ayam selama 11 minggu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) sebanyak 2.6 mL/kg BB per ekor dan simvastatin sebanyak 1.2 mg/kg BB per ekor setiap hari pada kelinci lokal cenderung menurunkan kadar kolesterol dalam darah dalam waktu 1 minggu setelah pemberian obat.

Saran

(20)

10

DAFTAR PUSTAKA

Ahsani M, Iryanti N, Mugiyono S. 2013. Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum terhadap kadar lemak dan kolesterol kuning telur ayam arab.

J Ilmiah Peternakan. 1(1):323-331.

[Balitnak] Balai Penelitian Hewan Ternak. 2013. Kelinci, ternak kecil yang berfungsi ganda [Internet]. [diunduh 2014 Jan 27]. Tersedia pada: http//www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr252034.

Brahmantyo B, RaharjoYC. 2005. Pengembangan pembibitan kelinci di pedesaan dalam menunjang potensi dan prospek agibisnis kelinci. Lokakarya Nasional. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak.

Budiasa K, Jawi IM. 2011. Effect Ethanol Extract of Storage Root Balinese Sweet Purple Potato (Ipomoea Batatas L) on Total Cholesterol and Total Antioxidant of Blood in Local Rabbit with Hypercholesterol Diet. Konges Nasional Pertama, Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia; 2011 Mar 26; Denpasar, Indonesia. Denpasar (ID): Universitas Udayana. Cunningham JG. Textbook of Veterinary Physiology. 2002. Michigan (US):

Saunders. Ed ke-3.

Cuebeddu LX dan Seamon MJ. 2008. Biochemical mechanisms involved in vascular dysfunction associated with statin withdrawal.

Pharmacotherapy. 26 (9): 1288-1296.

Dayrit CS. 2000. Coconut Oil in Health and Desease: It’s and Monolaurin’s Potencial and Cure for HIV/AIDS, XXXVI Cocotech Meeting; Tanggal dan tahun tidak diketahui; Chennal, India. Chennal (IN): Penerbit tidak diketahui.

Dorland. 2002. Kamus Saku Kedokteran Edisi ke 28. Mahode AA, Rachman A Y, Nugoho A W, Susanto D, Mauttaqin H, Rendy L, penerjemah; Hartanto Y B, Nirmala W K, Ardy, Setiono S, Dharmawan D, Yoavita, Surya M, Suyono Y J, editor. Jakarta (ID): EGC Medical Publisher. Terjemahan dari:

Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. Ed ke-28.

Duryatmo S. 2005. Lahir dari dalam rahim sang perawan. Trubus. Ed ke-430 (36): 12-15 (kol 1).

Edwar Z, Suyuthie H, Yerizel E, Sulastri D. 2011. Pengaruh pemanasan terhadap kejenuhan asam lemak minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung. J Indon Med Assoc. 6 (61).

Enig MG. 2001. Coconut in support of good health in the 21 century [Internet]. [diunduh 2014 Jul 7]. Tersedia pada: http//www mecola com/2001/jul/28 coconut- health htm.

Eriyani A. 2006. Penetapan kandungan kolesterol dalam kuning telur pada ayam petelur. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Bogor (ID): Balitnak.

Fatimah F, Rindengan B. 2011. Pengaruh diet emulsi Virgin Coconut Oil (VCO) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus). J Littri. 1 (17).

Gas Exchange. 2012. Carbohydrate, protein and lipid metabolism notes [Internet].

[diunduh 2014 Jul 18]. Tersedia pada:

(21)

11 Hartoyo B. 2005. Effect of fatty acid and fiber concentration in broiler ration to

cholesterol, HDL, and LDL blood serum. Anim Prod. 7 (1): 27-33.

Harini M. 2009. Kadar kolesterol darah dan ekspresi vcam-1 pada endotel aorta tikus putih (Rattus norvegicus l) hiperkolesterolemik setelah perlakuan VCO [tesis]. Surakarta (ID): Universitas Negeri Surakarta.

[IDI] Internet Drug Index. 2013. Zocor [Internet]. [diunduh 2014 Jun 30]. Tersedia pada: http//www.rxlist.com/zocor-drug.htm.

Jorge PAR, Almeida EA, Ozaki MR, Jorge M, dan Carneiro A. 2005. Effects of atorvastatin, fluvastatin, pravastatin, and simvastatin on endothelial function, lipid peroxidation, and aortic atherosclerosis in hypercholesterolemic rabbits. Arq Brasileiros de Card. 4 (8).

Jones PH, Stein EA, Bays HE, McKenney JM, Miller E, Cain V, dan Blasetto JW. 2003. Comparison of the efficacy and safety of rosuvastatin versus atorvastatin, simvastatin, and pravastatin across doses (stellar* trial). Am J Cardiol. 93: 152-160

Kasim E, Kurniawati Y, dan Nurhidayat N. 2006. Pemanfaatan isolat lokal

Monascus Purpureus untuk menurunkan kolesterol darah pada tikus putih galur Sprague Dawley. J Biodiver. 7(2):123-126.

Katzung BG. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta (ID): Salemba Medika.

Kostner K. 2002. Beyond LDL-cholesterol: new treatments raising HDL cholesterol or enhancing reverse cholesterol transport. J of Card. 9 (7-8):

Lipoeto MI, Agus Z Oenzil F, Wahlqvist M, Wattanapenpaiboon N. 2004. Dietary intake and the risk of coronary heart disease among the coconut-consuming Minangkabau in West Sumatra, Indonesia. Asia Pac J Clin Nutr. 13 (4):337-84.

Lee TM, Lin MS, Chou TF, dan Chang NC. 2005. Effect of simvastatin on left ventricular mass in hypercholesterolemic rabbits. Am J Physiol Heart Circ Physiol. 288: 1352-1358.

Luman A. 2014. Statin induced-diabetes. Cdk-215. 41 (4).

Marina AM, Chen MYB, Amin I. 2009. Virgin coconut oil: emerging functional food oil. J Trends in Food Science & Tech. 20. 481-487.

[Menegristek] Menteri Negara Ristek dan Teknologi. 2000. Budidaya Ternak Kelinci. Jakarta (ID): Menegristek.

Muliasari A. 2009. Konsentrasi lipid peroksida hati kelinci hiperlipidemia yang diberi senyawa hipolipidemik [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Puspita DPD, Suprihatin T. 2009. Pengaruh pemberian virgin coconut oil (vco) pada konsentrasi yang berbeda terhadap kadar glukosa darah ayam.

Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi F. MIPA UNDIP.

(22)

12

Setianingsih H, Ngesti I, Wibisono. 2013. Pembuatan preparat hiperkolesterolemia dalam penelitian sebagai upaya pengembangan teknologi kesehatan dan terapi alternatif. Prosiding Seminar Nasional 2013 Menuju Masyarakat Madani dan Lestari; 2013 [tanggal tidak diketahui]; Surabaya, Indonesia. Surabaya (ID). ISBN. 978-979-98438-8-3:533-536. Shinde AJ dan More HN. 2014. Pharmacokinetics and enhanced oral

bioavailability in albino rabbits of simvastatin nanoparticles. WJPPS. 3 (4): 1384-1400.

Syah ANA. 2005. Virgin Coconut Oil, Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta (ID): Agomedia Pustaka.

Trimulyono H. 2008. Penerimaan konsumen terhadap minyak goreng curah yang difortifikasi vitamin A [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tuminah S. 2009. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh "trans"

terhadap kesehatan. Med Lit Bang. Kesehat. 9: 13-20.

(23)

13

LAMPIRAN

(24)

14

Multivariate Testsc

.998 1185.180a 3.000 8.000 .000

.002 1185.180a 3.000 8.000 .000

444.443 1185.180a 3.000 8.000 .000

444.443 1185.180a 3.000 8.000 .000

1.262 1.814 12.000 30.000 .091

.103 2.435 12.000 21.458 .035

5.203 2.891 12.000 20.000 .017

4.415 11.038b 4.000 10.000 .001

Pillai's Trace

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Exact statistic a.

The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. b.

Design: Intercept+Perlakuan c.

Tests of Between-Subjects Effects

23881.600a 4 5970.400 2.987 .073

28133.733b 4 7033.433 2.096 .156

31762.267c 4 7940.567 1.593 .250

1979440.067 1 1979440.067 990.248 .000

1518132.267 1 1518132.267 452.364 .000

1527053.067 1 1527053.067 306.350 .000

23881.600 4 5970.400 2.987 .073

28133.733 4 7033.433 2.096 .156

31762.267 4 7940.567 1.593 .250

19989.333 10 1998.933

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .544 (Adjus ted R Squared = .362) a.

R Squared = .456 (Adjus ted R Squared = .238) b.

(25)

15

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1998.933.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 3356.000. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

b.

(26)

16

Lampiran 2 Analysis of Variance (ANOVA) untuk bobot badan

General Linear Model

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 4984.667. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. a.

(27)

17

1.000 3608.417a 3.000 3.000 .000

.000 3608.417a 3.000 3.000 .000

3608.417 3608.417a 3.000 3.000 .000

3608.417 3608.417a 3.000 3.000 .000

.994 .619 12.000 15.000 .796

.163 .676 12.000 8.229 .739

4.190 .582 12.000 5.000 .795

3.952 4.940b 4.000 5.000 .055

Pillai's Trace

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Exact statistic a.

The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. b.

(28)

18

32.328 1 32.328 247.081 .000

32.041 1 32.041 248.380 .000

32.400 1 32.400 160.714 .000

.126 4 .032 .241 .904

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .162 (Adjus ted R Squared = -.509) a.

R Squared = .115 (Adjus ted R Squared = -.593) b.

R Squared = .086 (Adjus ted R Squared = -.646) c.

Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound

(29)

19

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .131. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000. a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .129.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000. a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

b.

(30)

20

Lampiran 5 Tabel Konversi Perhitungan Dosis (Laurence dan Bacharach 1964)

(31)

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap Saras Nindya Murti yang merupakan alumni lulusan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bekasi, dilahirkan di Bekasi tanggal 24 Maret 1993. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB) dengan memilih Fakultas Kedokteran Hewan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ektoparasit dan Fisiologi Veteriner II. Penulis aktif dalam kegiatan di luar bidang akademik selama menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB, yaitu menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (BEM FKH) di Departemen Kajian Strategi dan Advokasi (KASTRAD) pada tahun 2011-2012.

Penulis juga pernah menjabat sebagai bendahara umum Himpunan Minat dan Profesi Hewan Kesayangan dan Satwa Akuatik Eksotik (HIMPRO HKSA) pada tahun 2012–2013. Pengalaman penulis dalam bidang organisasi lainnya yaitu sebagai ketua divisi acara Veterinary Leadership yang diadakan oleh BEM FKH IPB (2012) dan Pet Care Day yang diselenggarakan oleh HIMPRO HKSA. Pengalaman dalam bidang penulisan juga pernah didapatkan penulis saat menjabat sebagai ketua divisi tim pembuatan laporan dalam Progam Pengabdian Masyarakat FKH IPB di Bondowoso tahun 2013 dan sebagai anggota tim editor booklet mata kuliah Higiene Pangan Asal Hewan tahun 2013.

(32)

Gambar

Gambar 1 Penghambatan jalur biosintesis kolesterol oleh simvastatin
Gambar 2 Bagan penelitian. Pengambilan darah () dan penimbangan

Referensi

Dokumen terkait

dengan bagaimana gaya hidup seseorang tidak hanya pada kehidupan. sehari-hari saja, namun bagaimana dia mampu

PENGARUH EARNING POWER, LEVERAGE, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA. Universitas Pendidikan Indonesia |

pencegahan dari hal hal yang tidak diinginkan dilingkungan taman rekreasi, membuat laporan pencatatan setiap aktifitas dan kejadian setiap hari di buku

Mengembangkan ekosistem yang mendukung bagi perkembangan kreativisat-keinovasian di daerah dengan memperkuat sistem inovasi daerah.. Jumlah kerjasama antar daerah sekitar yang sinkron

Dari hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa program perkuliahan Logika Matematika pada materi Logika Algoritma dengan menggunakan Multimedia dapat

Pendampingan yang telah dilaksanakan pada kelas remedial juga diiringi dengan kegiatan berupa program klinik cerdas diasnostik. Adapun teknik pelaksanaan pada klinik

Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau POME sebagai media pertumbuhan alga dan selanjutnya memproduksi biomasa untuk protein

[r]