• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan. (Studi Kasus Pendidikan Menengah Di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan. (Studi Kasus Pendidikan Menengah Di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor)."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERILAKU PELAJAR TERHADAP LINGKUNGAN Studi Kasus : Pendidikan Menengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten

Bogor

BARKATIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Analisis Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan (Studi Kasus: Pendidikan Menengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 15 Oktober 2016

(4)
(5)
(6)
(7)

RINGKASAN

BARKATIN. Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan. (Studi Kasus Pendidikan Menengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh LAILAN SYAUFINA dan HARI WIJAYANTO.

Salah satu penyebab masalah lingkungan di Indonesia adalah faktor manusia terutama perilaku manusia. Pelajar sebagai generasi manusia yang memiliki peranan penting terhadap kesadaran lingkungan di sekolahnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi perilaku pelajar terhadap perilaku lingkungan hidup antara lain lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, sikap, norma subjektif. Intensi perilaku mempengaruhi bagaimana perilaku pelajar terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, sikap, norma subjektif, persepsi secara langsung maupun tidak langsung terhadap intensi dan menganalisa hubungan antara intensi perilaku pelajar sekolah menengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor terhadap lingkungan serta strategi yang dikembangkan sekolah berkaitan dengan lingkungan hidup. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survey dan model penelitian yang digunakan adalah model penelitian deskriptif dan eksplanasi. Kuisioner penelitian di uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 16.00. Perilaku diukur dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan softwer LISREL 8.8. Analisa Strength, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT) digunakan untuk merumuskan strategi yang dikembangkan berkaitan dengan lingkungan hidup. Dari uji validitas product momentkuisioner diperoleh variabel lingkungan keluarga LK4, LK5, LK6, LK7 tidak reliabel. Analisa Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan variabel yang berpengaruh intensi perilaku (IP) adalah pertama Norma Subjektif (NS) dengan loading faktor sebesar 0.31, kedua Persepsi (P) dengan loading faktor sebesar 0.28, ketiga lingkungan sekolah (LS) dengan loading faktor sebesar 0.27, keempat sikap (S) dengan loading faktor sebesar 0.19, kelima lingkungan keluarga (LK) dengan loading faktor sebesar 0.05, keenam lingkungan masyarakat (LM) dengan loading faktor sebesar – 0.02. Analisa Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT) menunjukkan bahwa posisi sekolah menengah yang ada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur berada pada sel 4 dengan nilai terbobot total Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) 3.09 dan External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) 2.98. Sedangkan nilai terbobot total validitas Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) adalah 2.58 dan External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) 2.48 terletak pada sel 5. Strategi yang rumuskan dengan mengenalkan sekolah berbudaya lingkungan atau sekolah hijau ke sekolah-sekolah umum dan masyarakat.

(8)

SUMMARY

BARKATIN. Students Behavior Analysis towards Environment

A Case Study : Senior High Schools in Sub district of Parung, Sub district of Ciseeng, Sub district of Gunung Sindur Bogor Regency Supervised by LAILAN SYAUFINA and HARI WIJAYANTO.

One of the causes of environmental problem in Indonesia is human factor, especially human behavior. Students as young generation play very important role on the awareness of environmental condition at school. There are several factors that influence the behavior intention towards environmental behavior of students, including the school environment, community environment, family environment, perception, attitude, subjective norm. Behavior intention affects how attitude of students on the environment. This study aimed to 1) analyze the influence of environmental of school, communities, families, perceptions, attitudes, subjective norm variable to the intention of behavior, 2) analyze the relationship between the intention of behavior to the behavior of students on the environment and 3) formulate strategies to be developed in the schools with regard to the environmental life. The research was qualitative and quantitative research. The research methode was survey methode and the research model was descriptive research and explanation. The analysis Structural Equation Modeling(SEM) using softwer LISREL 8.8 for behavior measurement. The Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths(SWOT) analysis used to formulated strategies to be developed in the schools with regard to the environmental life. Research quisionnairewas tested by SPSS 16.00 for validity and reliability test. The result of validity test quisionnaire product moment showed that family environment variable (LK4, LK5, LK6, LK7) variabel wasn’t reliable. The Structural Equation Modeling(SEM) analysis showed that the intention of behavior was influenced by 1) subjektive norm with loading factor of 0.31, 2) perseption with loading factor of 0.28, 3) school environment with loading factor of 0.27, 4) attitude with loading factor of 0.19, 5) family environment with loading factor of 0.05, 6) community environment with loading factor of-0.02. The Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT) analisys showed that senior high school in sub districts Parung, Ciseeng, Gunung Sindur of Bogor Regency was in 4 cell (Growth) with IFAS is 3.09 and EFAS 2.98. While Internal strategic Factors Analysis Summary (IFAS) validity is 2.58 and External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) 2.48 was in 5 cell (Growth/Stability). Strategy formulated by the study is introduction of environmental culture school or green school to schools commons and communities.

(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(10)
(11)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

ANALISIS PERILAKU PELAJAR TERHADAP

LINGKUNGAN

(Studi Kasus: Pendidikan Menengah di Kecamatan Parung,

Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur

Kabupaten Bogor)

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)
(13)
(14)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Tema yang dipilih dalam tesis ini adalah Analisis Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan (Studi Kasus: PendidikanMenengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Lailan Syaufina, MSc dan Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi pengetahuan dan saran dalam penulisan tesis ini serta kepada ibu Dr Ir Siti Badriyah, MSi selaku dosen penguji pada ujian tertutup. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah sampel yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya disampaikan kepada orang tua dan seluruh keluarga besar penulis atas segala doa dan motivasi yang di berikan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada pimpinan Man’haj Darul Muttaqien Parung Bogor dan teman-teman di TMI (Tarbiyatul Mu’alimin Al Islamiyah) Man’haj Darul Muttaqien, pimpinan

Man’hajAl Qur’anNurul Huda Assyuriyah dan Nurul Amanah Bojongsari Depok dan teman-teman di TMI (Tarbiyatul Mu’alimin Al Islamiyah) Man’haj Nurul Amanah Bojongsari Depok serta pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Al Farabi Kemang Bogor dan Teman-teman di MTs Al Farabi atas segala bantuannya.

Bogor, Oktober 2016

(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

KerangkaPemikiran 5

Manfaat Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 7

Perilaku 7

Lingkungan Sekolah 9

Lingkungan Keluarga 10

Lingkungan Masyarakat 12

Sikap 12

PemodelanPersamaanStruktural 14

Penelitian- PenelitianTentang Pendidikandan Lingkungan 15

3 METODE PENELITIAN 22

TempatdanWaktu Penelitian 22

Alat dan Bahan Penelitian 22

Metodologi 22

Populasidan Subjek Penelitian 25

Sumber Data, Analisa Instrument, Analisa Data 26

Analisa Strategi 33

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 34

Kondisi Umum Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur 34

Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan 36

Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Perilaku Pelajar Terhadap Lingkungan 37

Analisis SWOT Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur 43

(16)

DAFTAR ISI (lanjutan)

Posisi Strategis Sekolah-Sekolah di Kecamatan Parung,

Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 50

5 SIMPULAN DAN SARAN 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 61

(17)

DAFTAR TABEL

1 Penelitian tentang pendidikan dan lingkungan 16

2 Peubah laten dan peubah manifes model persamaan struktural analisis perilaku pelajar terhadap lingkungan 24

3 Jumlah sekolah menengah tiap kecamatan, sekolah contoh dan jurusan responden 25

4 Operasionalisasi variabel penelitian studi perilaku 28

5 Persamaan model pengukuran studi perilaku 29

6 Matriks external factor analisis summary (EFAS) 30

7 Matriks internal factor analisis summary (IFAS) 31

8 Kriteria hasil analisis 32

9 Matriks Strength, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT) 33

10 Persentase jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan formal di Kecamatan Parung 34

11 Persentase jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan formal di Kecamatan Ciseeng 35

12 Persentase jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan formal di Kecamatan Gunung Sindur 35

13 SMA/SMK yang berada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 36

14 Rata-rata persentase peubah laten dan peubah manifes berdasarkan kualitas sekolah sampel 38

15 Analisis lingkungan strategi eksternal sekolah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 44

16 Analisis lingkungan strategi internal sekolah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 45

17 Validitas penilaian rating tingkat eksternal 46

18 Validitas penilaian rating tingkat internal 48

19 Strategi pengembangan sekolah Adiwiyata di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 52

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 5

2 Teori tindakan beralasan 8

3 Masalah penelitian dalam Structural Equation Modeling (SEM) 15

4 Model persamaan struktural analisis perilaku pelajar terhadap lingkungan 23

5 Matriks internal eksternal (IE) 31

6 Structural Equation Modeling (SEM) perilaku pelajar terhadap lingkungan 41

7 Matriks strategi internal eksternal sekolah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur 50

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Deskripsi karakteristik peubah manifest dan peubah laten 61

2 Analisis Internal Factors Analysis Summary (IFAS) 65

3 Analisis External Factors Analysis Summary (EFAS) 67

4 Kuisioner siswa 68

5 Kuisioner pengetahuan siswa 72

6 Kuisioner untuk kepala sekolah 74

7 Kuisioner untuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor 77

8 Perhitungan Internal Factors Analysis Summary (IFAS) 79

9 Perhitungan External Factors Analysis Summary (EFAS) 81

10 Validitas Internal Factors Analysis Summary (IFAS) 82

11 Validitas External Factors Analysis Summary (EFAS) 84

12 Tabel product moment (r) taraf signifikan 5 % 85

13 Rekapitulasi skor likert sekolah baik 86

14 Rekapitulasi skor likert sekolah sedang 87

15 Rekapitulasi skor likert sekolah kurang 88

16 Hasil uji validitas product moment dan tingkat validitas variabel dalam instrument 89

17 Hasil uji reliabilitas alpha cronbach’s variabel kuisioner 90

18 Uji SPSS validitas dan reliabilitas lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, sikap, norma subjektif, intensi perilaku, perilaku lingkungan 91

19 Dokumentasi penelitian 103

(19)
(20)
(21)

I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang pesat, aktivitas manusia yang cenderung dekstruktif serta pembangunan yang kurang bijaksana menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, tidak saja merusak sumberdaya alam tetapi juga akibat dari kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menimbulkan pencemaran lingkungan. Isu masalah kerusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan tidak hanya mencakup masalah regional ataupun nasional tetapi menjadi masalah global.

Interaksi antara manusia dan lingkungan alam ada sejak adanya manusia dibumi. Apabila interaksi antara manusia dan alam baik maka tidak akan menimbulkan masalah terhadap manusia. Alam menunjang seluruh kehidupan manusia, tetapi sebaliknya jika manusia mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam maka timbulah masalah yang merugikan manusia akibat perilaku manusia yang bersifat merusak. Keraf (2010) berpendapat bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yangterjadi sekarang ini, baik pada lingkup global maupun lingkup nasional, sebagianbesar bersumber dari perilaku manusia.

Perilaku manusia yang merusak alam sudah sangat dirasakan di Indonesia dan telah menimbulkan kerugian materiil dan non materiil. Kebakaran hutan disejumlah hutan di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra menyebabkan kabut asap yang mengganggu aktivitas dan kesehatan manusia. Penggundulan hutan dan kasus illegal loging. Banjir tahunan yang melanda ibu kota Jakarta, Bandung dan sejumlah kota lainnya di Indonesia. Bencana tanah longsor pada saat musim hujan karena penggundulan hutan.

Sampah menumpuk disungai menyebabkan pendangkalan sungai. Air sungai menjadi kotor dan berbau merupakan sumber penyakit. Sampah juga menumpuk di sejumlah kota besar di Indonesia. Banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sampah dibuang disembarang tempat seperti di sungai, jalanan, selokan air. Masyarakat belum bijaksana dalam berperilaku membuang sampah.

Perilaku manusia beragam dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi lingkungan alam. Grob (1995) mengemukakan bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh perilaku manusia yang bersifat merusak. SedangkanLewin (1951) dalam Brigham (1991) yang dikutip oleh Azwar (2013)mengemukakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungannya, dirumuskan sebagai TL = f (P,L). Wawan dan Dewi (2010) menjelaskan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, yakni pertama faktor internal yang mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi yang berfungsi mengolah rangsangan dari luar dan yang kedua adalah faktor eksternal yang mencakup lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, sosial ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

(22)

menengah berpengaruh terhadap sikap pelajar terhadap lingkungan dan kemudian mempengaruhi perilaku. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang berpendidikan tinggi mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku pro terhadap lingkungan.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku adalah lingkungan. Lingkungan yang mempengaruhi perilaku pelajar meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang didapatkan seorang anak.Pendidikan yang diperoleh anak di lingkungan keluarganya merupakan pendidikan informal. Menurut Effendi, et all (1995) keluarga memiliki peranan utama didalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, sehingga keluarga mempunyai peran yang banyak dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak serta memberi contoh nyata kepada anak. Karena di dalam keluarga, anggota keluarga bertindak seadanya tanpa dibuat-buat.

Dari keluarga inilah baik dan buruknya perilaku dan kepribadian anak terbentuk. Walaupun ada juga faktor lain yang mempengaruhi. Orang tua merupakan contoh yang paling mendasar dalam keluarga. Apabila orang tua berperilaku kasar dalam keluarga, maka anak cenderung akan meniru. Begitu juga sebaliknya, orang tua yang berperilaku baik dalam keluarga, maka anak juga cenderung akan berperilaku baik. Demikian juga tentang pendidikan lingkungan yang diterima anak dari keluarganya. Jika orang tua memberikan pendidikan lingkungan yang baik kepada anak, maka tingkat kesadaran terhadap lingkungan juga baik dan akhirnya terbentuk perilaku yang baik pula.

(23)

sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Menurut Nurjhani (2009) yang dikutip Lendrawati (2013) mengatakan pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikankepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Pendidikan lingkungan secara formal diberikan di sekolah dijelaskan oleh Lendrawati (2013) inidipengaruhi beberapa aspek antara lain:(a) Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidupmempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan. (b)Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaiandalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam. (c) Aspek Psikomotorik,pendidikan lingkungan hidup berperan meniru, memanipulasi dalam upaya meningkatkanbudaya mencintai lingkungan.

Lingkungan masyarakat juga turutberperan dalam mengembangkan perilaku dan kepribadian anak. Pendidikan yang diperoleh dari masyarakat merupakan pendidikan informal. Dalam masyarakat anak bergaul dengan teman sebayanya maupun yang lebih muda atau bahkan yang lebih tua. Dari pergaulan inilah anak akan mengetahui bagaimana orang lain berperilaku dan anak dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat serta anak dapat berpikir dan mencari penyelesaiannya. Apabila anak tumbuh dan berkembang dilingkungan yang baik maka perilaku anak juga baik. Apabila tempat tinggal anak berada dilingkungan yang memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap lingkungan hidup maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak.

Perkembangan tehnologi yang semakin canggih menyebabkan pelajar sekarang sangat terbatas dalam bersentuhan dengan lingkungan hidup. Ketika berangkat sekolah mereka lebih suka berkendaraan walaupun jaraknya sekolah dengan rumah dekat dan ketika libur sekolah lebih suka dihabiskan di mall atau di depan televisi dan komputer dari pada berkebun atau merawat halaman rumah sendiri. Hal ini berpengaruh negatif terhadap kebiasaan dan perilaku yang memandang lingkungan hidup sebagai sesuatu hal yang harus di pelihara.Kurangnya perhatian pelajar dalam memelihara lingkungan hidup terlihat masih banyak pelajar yang membuang sampah disembarang tempat (di laci meja kelas, dijalanan, diangkot, selokan air), mencoret-coret dinding tembok bangunan, membuang puntung rokok disembarang tempat dan lain-lain. Namun demikian masih ada pelajar yang peduli terhadap lingkungan hidup seperti adanya kelompok pelajar peduli lingkungan hidup, pelajar pecinta alam.

(24)

yang mendapatkan penghargaan lingkungan hidup. Pada umumnya Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang berada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur adalah sekolah dengan status swasta dan hanya 3 sekolah negeri. Ditinjau dari luas lahan sekolah swasta memiliki lahan yang tidak begitu luas, cukup untuk bermain para siswa, kegiatan upacara atau olah raga dan sedikit untuk tanaman bunga. Sedangkan sekolah dengan status negeri cukup luas dan sudah memanfaatan lahan sebagai sarana penunjang belajar. Selain itu permasalahan penanganan sampah yang dihasilkan tiap hari oleh para siswa belum ditangani secara maksimal oleh hampir semua sekolah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur. Kurangnya tanggungjawab dan kesadaran pada diri siswa untuk membuang sampah pada tempatnya terutama sampah plastik.

Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan suatu rumusan masalah penelitian yaitu : Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, sikap, norma subjektif, persepsi secara langsung maupun tidak langsung terhadap intensi dan perilaku pelajar pendidikan menengah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor terhadap lingkungan serta strategi yang dikembangkan sekolah berkaitan dengan lingkungan hidup.

Dari rumusan tersebut untuk memudahkan pembahasannya penulis menguraikannya dalam beberapa pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh antara lingkungan keluargadengan intensi perilaku dan perilaku pelajar terhadap lingkungan .

2. Bagaimana pengaruh antara lingkungan masyarakat dengan intensi perilaku dan perilaku pelajar terhadap lingkungan.

3. Bagaiman pengaruh antara lingkungan sekolah dengan intensi perilaku dan perilaku pelajar terhadap lingkungan.

4. Bagaiman pengaruh antara norma subjektif dengan intensi perilaku dan perilaku pelajar terhadap lingkungan

5. Bagaiman pengaruh antara sikap lingkungan dengan intensi perilaku dan perilaku pelajar terhadap lingkungan.

6. Bagaimana pengaruh antara persepsi dengan intensi dan perilaku pelajar terhadap lingkungan.

(25)

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, sikap, norma subjektif, persepsi terhadap intensi perilaku pelajar terhadap lingkungan.

2. Untuk menganalisis pengaruh antara intensi perilaku terhadap perilaku pelajar terhadap lingkungan.

3. Untuk memformulasikan strategi yang akan dikembangkan di sekolah – sekolah berkaitan dengan lingkungan hidup.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangkapemikiran penelitian

Keterangan : ruang lingkup penelitian Lingkungan

Sikap Norma subjektif

Perilaku Lingkungan Lingkungan sekolah,

masyarakat, keluarga

Strategi yang akan dikembangkan di sekolah-sekolah mengenai lingkungan hidup

SWOT

Persepsi

EFAS IFAS

(26)

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Bagi ilmu lingkungan penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk pengembangan ilmu lingkungan dari aspek sosial lingkungan.

2. Bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah merupakan referensi untuk menerapkan pendidikan berkarakter bagi peserta didiknya.

(27)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku

Pengertian Perilaku

Perilaku jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris yang artinya behavior. Perilaku menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) berarti tingkah laku, kelakuan, perbuatan, kejadian, peristiwa, sesuatu hal yang terjadi, sehingga pertama kali yang perlu dikemukakan adalah pandangan perilaku terhadap tingkah laku manusia. Wawan dan Dewi (2010) mendefinisikan perilaku sebagai respon individu terhadap sesuatu stimulus atau tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Lebih lanjut dijelaskan oleh Wawan dan Dewi bahwa perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas 2005). Perilaku seseorang dapat dijelaskan melalui cara belajar atau pengkondisian. Hal ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh Khodijah (2014) bahwa hasil dari suatu belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku (baik aktual maupun potensial). Menurut para pakar ahli psikologi seperti Morgan dan King, Howard dan Kindler, Krech, Crutchfield dan Ballachey dalam Fitriyah dan Jauhar (2013) mengatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Lebih lanjut Wawan dan Dewi (2010) mengatakan hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process). Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika) yang dikutip oleh Purwanto (1994) yang dimaksud dengan lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan ataulife processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak tetapi berpengaruh besar terhadap kepribadian anak.

Perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme atau makhluk hidup terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Menurut Wawan dan Dewi (2010) respon yang mempengaruhi perilaku berbentuk 2 macam, yaitu : 1. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia

dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Contoh seorang anak mengetahui bahwa jika membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor meskipun terkadang anak tersebut membuang sampah tidak pada tempatnya. Perilaku anak tersebut masih terselubung (covert behavior).

2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung, misal berpikir, tanggapan, atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya pada contoh diatas anak tersebut membeli tong sampah dan membuang sampahnya pada tong sampah tersebut. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behavior.

(28)

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.

Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein yang dikutip oleh Azwar (2013) menjelaskan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal yaitu pertama perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa orang lain inginkan agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.

Gambar 2 Teori tindakan beralasan (Ajzen & Fishbein, 1980 dalam Azwar 2013)

Perilaku Terhadap Lingkungan

Perilaku lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam menjaga dan memelihara lingkungan. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya selain itu manusia membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Dalam penelitian ini seperti yang telah diuraikan di atas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah lingkungan. Perilaku lingkungan pelajar dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan Sekolah

Sikap terhadap perilaku

Norma-norma subjektif

Intensi untuk

(29)

Peran dan Fungsi Sekolah

Pendidikan di sekolah merupakan bagian dan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Selain itu kehidupan di lingkungan sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional. Sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Menurut Hasbullah (2008) dalam perkembangan kepribadian anak didik peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain sebagai berikut :

a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan). b. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.

c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Hasbullah (2008) sebagai lembaga formal sekolah berfungsi sebagai :

a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan . Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan formal.

b. Spesialisasi.Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

c. Efesiensi. Sekolah tempat belajar yang dapat menampung banyak siswa d. Sosialisai. Sekolah membantu perkembangan individu menjadi makhluk

sosial yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat.

e. Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah memberi kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.

f. Konservasi dan transmisi kultural. Sekolah juga berfungsi sebagai pemelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada anak didik.

Sekolah Berwawasan dan Berbudaya Lingkungan

(30)

Pelaksanaan program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini : 1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang

meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

2. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif

Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah :

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

Di Kabupaten Bogor belum ada sekolah yang mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata. Penelitian ini menggali seberapa besar peran sekolah dalam membentuk perilaku lingkungan pelajar melalui program-program peduli lingkungan yang ada disekolah.

Dari uraian diatas didefinikan sekolah berbudaya dan berwawasan lingkungan merupakan sekolah yang menerapkan cinta dan peduli lingkungan sehingga menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) dan perilaku berbudaya lingkungan yang dilandasi oleh kesadaran dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar ditinjau dari aspek kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Lingkungan Keluarga

Pendidikan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku anak , karena anak mula-mula tumbuh besar dilingkungan keluarga. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya bersama keluarga, sehingga keluarga menjadi tempat pembentukan sumberdaya manusia.

Istilah pendidikan atau paedagogi menurut Hasbullah (2008) berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya menurut Ki Hajar Dewantara dalam Suwarno (1985) pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya adalah pendidikan sebagai penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Keluarga didefinisikan juga sebagai sekelompok orang yang mempunyai tingkat hubungan spesifik melalui pernikahan, adopsi dan hubungan darah (Rice & Tucker, 1986), menurut Burges dan Locke dalam Puspitawati (2009) ada 4 ciri keluarga, yaitu :

a. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan (pertalian antar suami dan istri), darah (hubungan antara orang tua dan anak) atau adopsi rumah tangga.

(31)

c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial

d. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh dari kebudayaan umum.

Ki Hajar Dewantara dalam Suwarno (1985) menjelaskan lingkungan-lingkungan yang mempengaruhi kedewasaan anak meliputi lingkungan-lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.

Pendidikan terhadap anak yang di lakukan oleh keluarga di sebut pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga bersifat informal dengan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak selama anak belum dewasa dan mampu berdiri sendiri. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain (Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik). Begitu pula hubungan anak dengan saudara-saudara mereka dirumah. Antara anak dalam keluarga belajar tukar menukar pengalaman, saling menasehati dan menyayangi, saling membantu satu sama lain.Lebih lanjut dijelaskan pergaulan antara orang tua dan anak-anaknya dalam usaha mendewasakan menunjukkan bahwa pergaulan dalam keluarga mengandung gejala-gejala pendidikan. (Hasbullah, 2008). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan keluarga berfungsi sebagai :

1. Sebagai pengalaman pertama masa anak-anak 2. Menjamin kehidupan emosional anak.

3. Menanamkan dasar pendidikan moral 4. Memberikan dasar pendidikan sosial

5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak

Hasbullah (2008) menyebutkan fungsi dan peranan pendidikan keluarga menjadi : a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya.

b. Menjamin kehidupan emosional anak

Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting di dalam membentuk pribadi seseorang. Melalui pendidikan keluarga ini kebutuhan emosional atau kebutuhan kasih sayang dapat dipenuhi dan dikembangkan dengan baik.

c. Tanggung jawab keluarga

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak meliputi:

 Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.

 Pemberian motivasi kepada kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

 Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.

(32)

 Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

Menurut Keraf (2010) keluarga dan masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat menentukan dalam membentuk cara pandang dan perilaku apakah seseorang mempunyai kepedulian atau tidak terhadap lingkungan hidup.Pendidikan tentang pemeliharaan hidup bisa dimulai dari komunitas yang paling kecil yakni keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam memberikan pendidikan lingkungan kepada anak-anaknya. Bentuk yang paling kongkrit dari pendidikan dalam keluarga adalah mengajarkan anak-anak untuk membuang sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan, menanam dan

merawat tanaman di rumah.

Bila sejak dini anak-anak sudah diajarkan dengan pemahaman yang baik akan lingkungan hidup maka pendidikan lingkungan hidup sekolah akan berjalan dengan baik dan mendapat sambutan positif dari anak didik dan pada akhirnya kerusakan dan permasalahan lingkungan yang terjadi akibat aktifitas kehidupan sehari-hari dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan.

Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menurut Cook dalam Imam Barnadib (1986) diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya. Dilihat dari konteks pendidikan masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan dimasyarakat dimulai sejak anak-anak. Mereka berinteraksi dengan masyarakat sekitar setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Hasbulah berpendapat bahwa pendidikan yang dialami masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Sikap

Pengertian Sikap

Sikap atau attitude dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008) artinya perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan. Secara historis istilah sikap digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer pada tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang (Allen, Guys dan Edgley, 1980 dalam Azwar, 2013).

(33)

(1931), LaPierre (1934), Mead (1934) dan Gordon Allport (1935). Mereka mendifinisikan sikap adalah semacam kesiapan unuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderunganpotensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon. LaPierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, prediposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Kelompok pemikiran yang ke tiga adalah kelompok yang berorientasi kepada skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Wawan dan Dewi (2010) menjelaskan ada 4 faktor mempengaruhi sikap antara lain :

a.Pengalaman Pribadi. Sikap terbentuk oleh pengalaman pribadi apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh oranglain yang dianggap penting. Individu cenderung memilih sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Bagi pelajar orang yang dianggap penting adalah kedua orang tuanya apabila berada dilingkungan keluarga dan guru dan kepala sekolah jika mereka berada dilingkungan sekolah.

c. Pengaruh Kebudayaan. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakatasuhannya.

d. Media massa. Sebagai sarana komunikasi berbagai media massa seperti televisi, radio berpengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

e. Institusi pendidikan dan agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

(34)

Pemodelan Persamaan Struktural

Model persamaan struktural atau lebih dikenal dengan namaStruktural Equation Modeling (SEM) adalah salah satu kajian statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu hubungan yang dibentuk melalui satu atau lebih peubah bebas dan pada saat yang bersamaan satu atau lebih peubah tak bebas tersebut berperan sebagai peubah bebas bagi peubah tak bebas lainnya. Peubah-peubah tak bebas dan peubah-peubah bebas tersebut dapat berupa peubah terukur atau peubah tak terukur (peubah laten). Model hubungan yang menjelaskan keterkaitan antar peubah laten pada pemodelan persamaan struktural didefinisikan sebagai model struktural. Peubah laten yang merupakan peubah bebas di dalam model struktural disebut dengan peubah laten eksogen. Sedangkan peubah laten yang diukur dari peubah-peubah laten eksogen disebut dengan peubah laten endogen. Pendugaan terhadap parameter – parameter dalam model struktural yang memuat peubah laten, tidak dapat diuji secara langsung. Hal ini disebabkan karena peubah laten tersebut bukan merupakan hasil pengukuran dari suatu peubah pengamatan. Oleh karena itu, pendugaan dan pegujian model struktural dibangun melalui model pengukuran yang berisi hubungan antara peubah laten dengan peubah-peubah manifesnya (penjelas). Peubah manifes tersebut diasumsikan sebagai pengukur (indikator) dari peubah laten yang dijelaskan.

Menurut Kusnendi (2008) Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kusnedi bahwa ada tiga karakeristik utama Structural Equation Modeling(SEM), yaitu :

1. Structural Equation Modeling(SEM) merupakan kominasi teknik analisis data multivariat interdepensi dan depensi, yaitu analisis faktor konfirmatori dan analisis jalur.

2. Variabel yang dianalisis adalah variabel laten (konstruk), yaitu variabel yang tidak dapat diobservasi langsung (unobservable) tetapi diukur melalui indikator-indikator terukur variabel manifes.

3. Structural Equation Modeling (SEM) bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan menguji atau mengkonfirmasikan model berbasis teori, yaitu model pengukuran dan model struktural.

Ada dua masalah penelitian yang hendak dijawab melalui Structural Equation Modeling(SEM), yaitu :

1. Masalah penelitian deskriptif, berkenaan dengan deskripsi atau mengkonfirmasikan secara empiris kesesuaian model konstruk dilihat menurut indikator-indikator yang dikonsepsikan sebagai manifes dari konstruk tersebut . ( Jöreskog & Sörbom, 1993 : Kusnendi, 2008)

(35)

Gambar 3 Masalah penelitian dalam Structural Equation Modeling (SEM)

Menurut Chin (2003) dalam Kusnendi (2008) membagi lima tahapan pendekatan standart pada pemodelan persamaan struktural, yaitu spesifikasi model, identifikasi, penduaan, uji kelayakan model dan modifikasi model. Lebih lanjut dijelaskan oleh Chin bahwa analisis dalam pemodelan persamaan struktural diagi menjadi berbasis struktur koragam dan analisis berbasis komponen. Analisis berbasis struktur koragam yang sering digunakan dalam pemodelan persamaan struktural adalah analisis LISREL.

Penelitian – Penelitian Tentang Pendidikan dan Lingkungan yang pernah dilakukan

Penelitian tentang pendidikan dan lingkungan, sekolah adiwiyata sudah banyak dilakukan, namun demikian untuk penelitian mengenai sekolah adiwiyata lebih banyak dibahas mengenai implementasi program adiwiyata pada sekolah yang telah meraih penghargaan adiwiyata. Sedangkan penelitian mengenai pendidikan dan lingkungan lebih banyak mengarah pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, kurikulum berwawasan lingkungan hidup dan pengaruhnya terhadap perilaku siswa.

Model Persamaan Struktural Structural Equation Modeling

(SEM)

Model Pengukuran Model struktural

Masalah penelitian deskriptif Menjelaskan apakah indikator-indikator (variabel manifes) dapat menjelaskan konstruk atau variabel laten yang diteliti ?

Masalah Penelitian eksplanasi

Menjelaskan bagaimana pengaruh variabel laten penyebab terhadap variabel laten akibat dan seberapa besar pengaruh langsung, tidak langung dan total variabel laten penyebab terhadap variabel laten akibat.

Confirmatory factor

Analysis (CFA) Hybrid Model

(36)

Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan

No Nama Judul Penelitian Instansi Deskripsi

1 Nita Noriko Analisis Kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Desain Model Kurikulum Berwawasan Lingkungan Sekolah Menengah Atas

(Studi Kasus pada Sekolah Menengah Atas di Jakarta dan Bekasi)

Program Studi Pengembangan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian

Bogor 2007 (Desertasi)

(37)

17 Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan)

No Nama Judul Instansi Deskripsi

2 Resti Maelani Persepsi gurudalam penerapan pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar sekitar hutan kawasan Gunung Salak Endah Kabupaten Bogor

Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor 2011 (Tesis)

(38)

Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan)

No Nama Judul Instansi Deskripsi

4. Andi Maulana

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepedulian lingkungan terhadap Pengetahuan Mahasiswa Tentang Lingkungan Hidup (Studi

Eksperiment Pada Mahasiswa STAIN Pare-Pare Tahun 2011)

Fakultas Ilmu Pendudukan dan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Jakarta

2012 ( Disertasi)

(39)

19 Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan)

No Nama Judul Instansi Deskripsi

5. Mochammad Ady Yudha

Partisipasi Siswa Dalam

Pemeliharaan Lingkungan. Studi Korelasi Antara Pengetahuan Tentang Konsep Dasar Ekologi dan Tanggung Jawab Lingkungan dengan Partisipasi Pemeliharaan Lingkungan

Fakultas Ilmu Pendudukan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Jakarta 2012 (Tesis)

(40)

Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan) Sekolah Di Tinjau Dari Kepedulian Lingkungan dan pengetahuan Tentang ekosistem ( Survei di SDN Bendungan Hilir 12 Jakarta Pusat)

Fakultas Ilmu Pendudukan dan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Jakarta 2012 (Tesis)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang ekositem (X1) dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan (Y). Terdapat hubungan positif antara kepedulian lingkungan (X2) dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan (Y). Pengetahuan tentang ekosistem (X1) kepedulian lingkungan (X2) secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan (Y). 7. Nanik

Hidayati

Perilaku Warga Sekolah Dalam

Mengimplementasikan Program Adiwiyata (Studi Di SMK N 2 Semarang)

Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro 2013

(Tesis)

(41)

21 Tabel 1 Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan)

No Nama Judul Instansi Deskripsi

8 Yoga Abdullah

Hubungan Pengetahuan Pengelolaan Sampah dan Berpikir Kreatif dengan Perilaku Kreatif Siswa Pada

Pengelolaan Sampah di SMAN 12 Jakarta

Fakultas Lingkungan Hidup Universitas Indonesia2011 (Tesis)

(42)

3 METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian inidilakukan di Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang berada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur. Banyaknya Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang menjadi tempat penelitian disetiap kecamatan terdapat pada Tabel 3. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2015.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuisioner untuk responden dan lembar wawancara untuk stakeholder. Sedangkan alat yang digunakan berupa kamera untuk dokumentasi objek penelitian. Adapun stakeholder dalam penelitian ini adalah pejabat Badan Lingkungan Hidup (BLH). Kabupaten Bogor dan Kepala Sekolah atau Kurikulum sekolah sampel.

Metodologi

a) Pendekatan penelitian dan model penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian deskriptif dan eksplanasi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan perilaku, pemikiran, atau perasaan suatu kelompok atau individu. Sedangkan penelitian eksplanasi adalah merupakan penelitian yang mengkaji keterkaitan sebab akibat antara 2 fenomena atau lebih. Penelitian eksplanasi ini digunakan untuk menentukan apakah suatu hubungan sebab akibat benar atau tidak, untuk menentukan kebenaran antara 2 atau lebih eksplanasi yang bersaingan (Kusnendi, 2008). Tujuan dari penelitian eksplanasi bisa juga untuk menjelaskan. Dalam penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antara variabel laten (unobserved variable) eksogen dengan variabel laten endogen.

b) Desain Penelitian

(43)

Gambar 4 Model persamaan struktural analisis perilaku pelajar terhadap lingkungan

Lingkungan sekolah

Lingkungan masyarakat

Lingkungan keluarga

Sikap LM1

LM2

LK3

LK4 LK1

LK2

LK5

LK6

LK7

LK8

S1

Intensi Perilaku

LM3

Perilaku terhadap Lingkungan LS4

LS5

LS6 LS3 LS2

PL1

PL2

PL3 LS7

S2

IP1 IP2

IP3

Norma Subjektif

S4 NS1 NS2

LS1

Persepsi

P1 P2 P3

(44)

Tabel 2 Peubah laten dan peubah manifes model persamaan struktural analisis perilaku pelajar terhadap lingkungan.

No Peubah Laten Eksogen Peubah Manifes Eksogen Simbol

1 Lingkungan Sekolah (LS) Nilai karakter lingkungan pada setiap mata pelajaran

LS1

Kantin sehat LS2

Memanfaatkan lahan sekolah LS3

Lomba Lingkungan Hidup LS4

Sarana dan Prasarana Kebersihan LS5

Kondisi sarana dan prasarana kebersihan

LS6

Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup

LS7

2 Lingkungan Masyarakat

(LM)

Kerja bakti kebersihan lingkungan LM1

Bank Sampah LM3

Sarana dan prasarana kebersihan LM4

3 Lingkungan Keluarga (LK)

Pendidikan ayah LK1

Pendidikan Ibu LK2

Sarana Kebersihan LK3

Recycle LK4

Penghematan energi listrik LK5 Jadwal pembagian tugas piket dirumah LK6

Penghematan air LK7

Reuse LK8

4 Sikap (S) Pengetahuan S1

Tanggungjawab S2

Kesadaran S3

Pengalaman S4

5 Norma subjektif (NS) Norma personal NS1

Norma sekolah NS2

6 Persepsi (P) Persepsi lingkungan di keluarga P1 Persepsi lingkungan di masyarakat P2

Persepsi lingkungan di sekolah P3

No Peubah Laten Endogen Peubah Manifes Simbol

1 Intensi perilaku lingkungan (IP)

Intensi perilaku lingkungan di keluarga IP1 Intensi perilaku lingkungan di

masyarakat

IP2

Intensi perilaku lingkungan di sekolah IP3 2 Perilaku terhadap

Lingkungan (PL)

(45)

Sedangkan untuk mengembangkan strategi yang diterapkan disekolah mengenai lingkungan yang berada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, dan Kecamatan Gunung Sindur dilakukan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT)dengan menyusun kemungkinan-kemungkinan kombinasi faktor internal dengan faktor eksternal dalam sebuah matrik Internal Eksternal (IE).

Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah beberapa sekolah menengah yang ada di Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Parung, Kecamatan Gunung Sindur. Sekolah dalam penelitian ini berada di bawah pembinaan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Pemilihan sekolah menengah yang menjadi tempat penelitian menggunakan teknik purposive samplingdan stratified random sampling. Teknik pengambilan sampel purposive samplingyaitu dengan pertimbangan tertentu atau kriteria khusus antara lain sekolah tersebut bukan jenis sekolah boarding school atau semi boarding school, dibawah binaan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan menggunakan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Selain itu dipilih tiap kecamatan 3 sekolah dengan kriteria sekolah memiliki kualitas baik, sedang dan kurang. Penentuan kualitas sekolah berdasarkan jenis akreditasi sekolah, seleksi masuk peserta didik dan jumlah siswa. Penentuan kualitas sekolah berdasarkan seleksi masuk peserta didik, jenis akreditasi sekolah dan jumlah siswa. Kriteria sekolah dengan predikat baik adalah memiliki nilai akreditasi A, siswa masuk sekolah dengan seleksi nilai, memiliki prestasi baik akademik maupun non akademikdan setiap jenjang memiliki lebih dari satu kelas. Kriteria sekolah dengan predikat sedang adalah memiliki nilai akreditasi A, memiliki jumlah siswa lebih dari 100 siswa, memiliki jurusan lebih dari satu dan setiap jenjang memiliki lebih dari satu kelas. Sedangkan sekolah dengan kriteria kurang baik adalah memiliki nilai akreditasi B atau C, memiliki jumlah siswa kurang dari atau sama dengan 100 siswa dan setiap jenjang hanya terdiri dari satu kelas.

Tabel 3 Jumlah sekolah menengah tiap kecamatan, sekolah contoh dan jurusan responden.

Kecamatan Jumlah sekolah menengah

Sekolah contoh Jurusan

SMA SMK SMA SMK SMA SMK

(46)

diambil satu kelas dari tiap jurusan sebagai sampel. Di Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur memiliki 2 jurusan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam/Matematika IPA (IPA/MIA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial/ Ilmu-Ilmu Sosial (IPS/IIS). Sedangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Gunung Sindur memiliki jurusan yang berbeda-beda sesuai dengan keahliannya.

Ketika pengambilan data diperoleh total responden 363 responden dengan rincian berdasarkan jumlah responden tiap kecamatanadalah 114 responden dari Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang berada di Kecamatan Ciseeng, 164 dari Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang berada di Kecamatan Parung, dan 85 responden dari Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) yang berada di Kecamatan Gunung Sindur. Sedangkan berdasarkan kriteria sekolah diperoleh reponden dengan rincian 47 responden dari sekolah dengan kriteria kurang baik yang terdiri dari 20 responden berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 27 responden berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah dengan kriteria sedang diperoleh 144 responden berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 172 responden dari sekolah dengan kriteria baik yang seluruh responden berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sumber Data, Analisa Instrument, Analisa Data

a) Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data empiris, data primer dan data sekunder.

Data Primer

Data Primer berasal dari jawaban kuesioner siswa sekolah menengah dan wawancara terstruktur kepada pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor serta lurah di Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, dan Kecamatan Gunung Sindur. Jawaban kuesioner siswa digunakan sebagai data empiris dalam analisis data Structural Equation Modeling (SEM).

Data Sekunder

Data sekunder berupa data sekolah dan jumlah siswa di Kabupaten Bogor tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor serta data desa dari kantor kecamatan setempat.

b) Analisa Instrument

Uji instrument penelitian menggunakan uji validitas, uji realibilitas dan analisa butir pertanyaan pengetahuan.

Uji validitas

Uji validitas soal menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus :

(47)

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi butir soal/item N = Jumlah subyek

X = skor butir item

 Jika r hitung > r Tabel, maka instrument atau item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

 Jika r hitung < r Tabel, maka instrument atau item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total ( dinyatakan tidak valid).

Penentuan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956) adalah sebagai berikut :

 0.800 – 1.00 : validitas sangat tinggi ( sangat baik)

 0.600 – 0.800 : validitas tinggi ( baik)

 0.400 - 0.600 : validitas sedang (cukup)

 0.200 – 0.400 : validitas rendah (kurang)

 0.000 – 0.200 : validitas sangat rendah ( jelek) rxy 0,00 tidak valid

Uji Realibilitas

Uji realibitas instrument menggunakan Alpha Cronbach

[ ] [ ]

Keterangan :

r11 = Realibilitas butir soal

K = Banyaknya pertanyaan atau butir soal = varian total

= Jumlah varian butir/item

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunkan tehnik ini bila koefisien reliabilitas (r11) > 0.6 atau dibandingkan dengan r tabel (product moment). Jika nilai koefisien reliabilitas alpha cornbach lebih besar dari r tabel maka dikatakan reliable atau sebaliknya. Penentuan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guildford (1956) adalah sebagai berikut :

 0.80 < r11 < = 1,00 reliabilitas sangat tinggi

 0,60 < r11 < = 0,80 reliabilitas tinggi

 0,40 < r11 <= 0,60 reliabilitas sedang

 0,20 < r11 < = 0,40 reliabilitas rendah

 -0,10 < = r1 <= 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).

Uji validitas menggunakan korelasi product moment SPSS 16.00. Dengan selang kepercayaan 5% dan r Tabel untuk responden sebanyak 300 adalah 0.113 dan responden sebanyak 400 adalah 0.098. Sehingga rTabel untuk responden sebanyak 363 adalah 0.103.

c) Analisa Data

Persamaan Struktural Structur Equation Modeling (SEM) (1) Hipotesis

Model Intensi Perilaku = F (LS,LM,LK,S,NS,P)

(48)

H4 = Sikap berpengaruh positif terhadap intensi perilaku

H5 = Norma Subjektif berpengaruh positif terhadap intensi perilaku H6 = Persepsi berpengaruh positif terhadap intensi perilaku

(2) Model Struktural Model Perilaku = F (IP)

Sehingga diperoleh bentuk umum persamaan model : Ƞi = i i + iƞi + i (Kusnendi, β008).

Intensi Perilaku = i δS + β δε + γ δK + δ S + 5NS+ 6NS+ 1 Perilaku = IP + β

(3) Model Pengukuran

Tabel 4 Operasionalisasi variabel penelitian studi perilaku

Kosep teoritis Definisi Operasional Skala Pengukuran Lingkungan

sekolah

Skor skala lingkungan sekolah dengan indikator : LS1, LS2, LS3, LS4, LS5, LS6, LS7.

Likert 4 point

Lingkungan masyarakat

Skor skala lingkungan masyarakat LM1, LM2, LM3. Likert 4 point

Lingkungan keluarga

Skor skala lingkungan keluarga LK1, LK2, LK3, LK4, LK5, LK6, LK7, LK8.

Likert 4 point

Sikap Skor skala sikap X41, X42, X43, X44. Likert 4 point Norma Subjektif Skor Skala Norma Objektif NS1, NS2. Likert 4 point Persepsi Skor skala persepsi P1, P2, P3. Likert 4 point Intensi perilaku Skor skala Intensi perilaku lingkungan: IP1, IP2, IP3. Likert 4 point Perilaku Skor skala perilaku terhadap lingkungan : PL1, PL2,

PL3.

Likert 4 point

Persamaan pengukuran variabel laten eksogen ( X- model) X1= λi i + i

(49)

Tabel 5 Persamaan model pengukuran studi perilaku

Model pengukuran kostruk indikator Persaamaan pengukuran

Lingkungan sekolah LS1 δS1 = λ11δS + 11

LS2 δSβ = λ1βδS + 12 LS3 δSγ = λ1γδS + 13 LS4 δSδ = λ1δδS + 14 LS5 δS5 = λ15δS + 15 LS6 δS6 = λ16δS + 16 LS7 δS7 = λ17δS + 17 Lingkungan masyarakat LM1 δε1 = λβ1δε + 21

LM2 δεβ = λββδε + 22 LM3 LM3 = λβγδε + 23

Lingkungan keluarga LK1 δK1 = λγ1δK + 31

LK2 δKβ = λγβδK + 32 LK3 δKγ = λγγδK + 33 LK4 δKδ = λγδδK + 34 LK5 δK5 = λγ5δK + 35 LK6 δK6 = λγ6δK + 36 LK7 δK7 = λγ7δK + 37 LK8 δK8 = λγ8δK + 38

Sikap S1 S1 = λδ1S + 41

S2 Sβ = λδβS + 42 S3 Sγ = λδγS + 43 S4 Sδ = λδδS + 44

Norma Subjektif NS1 NS1 = λ51S + 51

NS2 NSβ = λ5βS + 52

Persepsi P1 P1 = λ61S + 61

P2 Pβ = λ6βS + 62 P3 Pγ = λ6γS + 63

Intensi perilaku IP1 IP1 = λ11 IP + β1

IP2 IPβ = λ1β IP + β1 IP3 IPγ = λ1γ IP+ β1 Perilaku terhadap lingkungan PL1 Pδ1 = λβ1 P + β1 PL2 Pδβ = λββ P + ββ PL3 Pδγ = λβγP + βγ

Pengolahan data sampel dengan LISREL menggunakan software LISREL 8.80 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

(a) Merumuskan spesifikasi model LISREL

(b)Menghitung nilai koefisien korelasi antar setiap peubah manifes pada data sampel untuk dijadikan input dalam pendugaan koefsien lintas dan pengujian kelayakan hasil dugaan.

(50)

(d)Menguji besarnya perbedaan antara koragam populasi dan koragam contoh dengan menggunakan indeks. Kesesuaian X2, serta terpenuhi atau tidak terpenuhi sesuai sebaran normal ganda.

(e) Menghitung besarnya keragaman yang dapat dijelaskan oleh model dugaan dengan menggunakan Goodness of Fit Indeks Adjusted (AGFI).

(4) Analisa Strategi

Analisa Faktor Internal dan Eksternal

Untuk menentukan srategi terbaik menggunakan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT) yang hasilnya dirangkum dalam tabel Internal Strategic Factors Analysis Summary(IFAS) dan External Strategic Factors Analysis Summary(EFAS), kemudian dilanjutkan dengan matrik IE. Adapun langkah-langkah dalam menyusun tabel Internal Strategic Factors Analysis Summary(IFAS)dan External Strategic Factors Analysis Summary(EFAS) adalah sebagai berikut :

1. Disusun beberapa peluang dan ancaman untukExternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) serta kekuatan dan kelemahan untuk Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) pada kolom 1.

2. Bobot diberikan pada kolom 2 mulai dari 1.00 (sangat penting) sampai 0.0 ( tidak penting)

3. Pada kolom 3 dihitung rating masing-masing item dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (sangat tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor terset terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. 4. Kalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah berupa skor berbobot

(weight score).

5. Jumlahkan skor berbobot untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Tabel 6 Matriks ExternalStrategic Factors Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor strategis eksternal

Bobot Rating Bobot x

Rating

Keterangan

Peluang dan Ancaman 1. ...

2. ... 3. ...

... ... ...

... ... ...

... ... ...

(51)

Tabel 7 Matriks InternalStrategic Factors Analysis Summary(IFAS)

Faktor-faktor strategis internal

Bobot Rating Bobot x Rating

Keterangan

Kekuatan Kelemahan 1. ...

2. ... 3. ...

... ... ...

... ... ...

... ... ...

Total ... ... ...

Sumber : Rangkuti (1997)

Analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT)

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT). Tahapan-tahapan tersebut adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor srategis

Merupakan tahap 1 yang dilakukan dalam analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths (SWOT). yaitu melakukan identifikasi faktor-faktor strategis baik dari faktor eksternal maupun internal. Penilaian terhadap indikator faktor-faktor strategis dilakukan oleh responden.

2. Memberikan pembobotan terhadap faktor strategis. Pemboboan didasarkan pada tingkat kepentingan dari pengaruh faktor-faktor strategis terhadap kesuksesan perusahaan. Total nilai pembobotan untuk seluruh komponen faktor-faktor strategis masing-masing adalah 1.00 baik untuk faktor eksternal maupun faktor internal.

3. Penilaian rating terhadap faktor – faktor strategis setelah dilakukan pembobotan. Selanjutnya responden memberikan penilaian (rating) pada masing-masing indikator strategis. Masing-masing responden diminta untuk memberikan nilai dengan cara memilih salah satu dari 4 skala berjenjang yaitu :sangat tidak baik, tidak baik, baik, sangat baik.

4. Menentukan rentang nilai internal

Rentang nilai ini diperlukan untuk memposisikan faktor internal pada peluang dan ancaman serta untuk faktor intrenal pada kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan interval digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1 Kerangkapemikiran penelitian
Gambar 3 Masalah penelitian dalam Structural Equation Modeling (SEM)
Tabel 1  Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan
Tabel 1  Penelitian - penelitian tentang pendidikan dan lingkungan (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan Bagaimanakah kinerja Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

Masalah yang dapat dirumuskan untuk judul tersebut adalah bagaimana bentuk kesantunan direktif pada pelayanan masyarakat umum di lingkungan kepolisian Polsek

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran dukungan sosial dari keluarga dalam pencegahan relapse

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menyimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerimaan masyarakat Indonesia mengenai peduli lingkungan

Berdasarkan uraian diatas masalah utama yang akan diperbaiki melalui Program Pengabdian pada Masyarakat adalah bagaimana cara menghadapi sebuah bencana alam yang

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah yakni Bagaimana melakukan penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) serta menganalisis

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah. Bagaimana tinjauan

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku siswa sekolah dasar negeri (SDN) di