• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 1 ADILUWIH PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 1 ADILUWIH PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam event lomba sama yaitu melompat sejauh mungkin. Prestasi Lompat semangkin meningkat pada tahun1991 Pada Kejuaraan Dunia Atletik (World Championships in Athletics Tokyo) dan hampir mencapai lompatan 9 meter ( Rekor Dunia Putra: 8,95 m yang di pegang oleh Mike Powell,USA ). Meningkatnya prestasi lompat jauh tersebut karena didukung oleh perkembangan ilmu keolahraga khususnya tentang Kepelatihan. Salah satu bidang ilmu yang sangat berkaitan dengan peningkatan hasil lompat jauh adalah ilmu beomekanika.

Bila ditinjau dari ilmu beomekanika, prestasi lompat jauh ditentukan oleh sejumlah parameter yang berkaitan erat dengan kemampuan biomotor, yaitu kecepatan lari sprint, kekuatan, koordinasi antara lengan dan kaki, dan irama. Namun demikian,pada umumnya anak-anak dapat melakukan lompat jauh sebelum mereka menerima pembelajaran secara formal melalui pendidikan jasmani dan pelatihan. Karena dari semua nomor lapangan, lompat jauh adalah nomor yang paling dasar dan secara teknik paling sederhana untuk melakukanya.

(2)

Tahap melayang dalam lompat jauh,secara teknis dapat dilakukan dengan tiga gaya,yaitu: Gaya berjalan diudara, Gaya menggantung, dan Gaya jongkok. Penggunaan tiga gaya tersebut sangat tergantung dari kecepatan dan kekuatan yang tepat dalam melakukan sikap tolakan / take off.

Kualitas teknik awalan menjelang tolakan, kualitas teknik menolak serta saat melayang, dan kualitas teknik pendaratan merupakan komponen atau profil teknik yang mempengaruhi hasil lompatan. Proses melompat hingga saat berlangsung mendaratan hanya berlangsung beberapa puluh detik saja.

Unsur teknik awalan dantake off erat kaitannya dengan biomotor kecepatan dan kekuatan yang dimiliki oleh pelompat. Artinya, semakin kuat kecepatan dan kekuatan yang dimiliki, maka kemampuan awalan dan take offnya pun akan menghasilkan lompatan yang semakin jauh. Hal tersebut seperti yang dikatakan Jarver ( 1982 ) bahwa, jauhnya lompatan tergantung pada kecepatan lari, kekuatan dan percepatan pada saat take off (memindahkan kecepatan horizontal ke gerakan bersudut / vertical). Untuk bisa mengusai tehnik dengan baik, bantuan pelatih dan guru sangatlah mutlak sekali.Pelatih dan guru harus mampu menguraikan, mengusai gerakan tehnik lompat jauh yang dilaksanakan dalam urutan teknik yang mulus, berkesinambungan dan baik. Dengan demikian ia dapat menganalisis kesalahan gerak dan faktor penyebabnya. Setelah itu dapat disusun metode latihan teknik yang sistematis sebagai penunjang untuk menganalisis gerakanan yang diterapkan oleh prinsip-prinsip beomekanika.

(3)

off). Kecepatan horizontal yang lebih besar akan menghasilkan jarak yang lebih jauh dan

kecepatan vertical yang lebih kuat akan menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi. Dengan memperbaiki bentuk cara-cara melompat dan mendarat, akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan bentuk gaya-gaya lompatan saat di udara tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetepi berguna untuk menjaga kesimbangan serta pendaratan yang

menguntungkan.

Dalam melakukan sikap awal saat lompat jauh adalah posisi awalan yang secepat-cepatnya, tapi tepat, konsisten dan terkontrol sehingga menyiapkan untuk melakukan tumpuan yang kuat dengan kaki terkuat sekuat-kuatnya keatas dan kedepan sikap mempertahankan titik berat badan saat melayang dan pendaratan sejauh-jauhnya menggunakan kedua kaki.

Koordinasi dan bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan diperolah dari proses belajar yaitu dengan memahi gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan.Untuk mencapai tingkat gerak tertentu, lamanya waktu yang diperoleh oleh setiap individu berbeda-beda, ada yang memerlukan waktu cukup lama, padahal dalam satu pembelajaran sama.

Pembelajaran hasil lompat jauh siswa putri SMAN I di bidang olahraga merupakansasaran penting untuk sekolah sebagai prestasi non akademik, maupun bidang akademik bagi siswanya. Untuk itu diperlukan pola latihan yang berkesinambungan, agartercapai

(4)

jasmani, kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam hasil

prestatasi belajar terutama pada siswa Putri SMAN 1Adiluwih pringsewu. Hasil pembejaran siswa di bidang olahraga merupakan sasaran penting untuk sekolah sebagai hasil belajar siswa non akademik, maupun akademik bagisiswanya. Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas, Dalam memperoleh hasil lompat jauh yang maksimal dibutuhkan pemahaman dalam menguasai teknik lompat jauh yaitu fase melakukan lompat jauh. Fase dalam lompat jauh diantaranya fase awalan, fase tumpuan/tolakan, fase melayang, dan fase pendaratan.

Fase awalan adalah melakukan lari sebelum lompat merupakan salah satu faktor pendukung

dalam mencapai hasil lompat jauh. Awalan dalam lompat jauh merupakan gerakan lari yang dimulai dari keadaan awalan berdiri dan kemudian berlari dengan kecepatan yang semakin meningkat dari titik awal berdiri sampai dengan batas tolakan untuk memberikan daya dandorongan semaksimal mungkin sebelum mengalihkan kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal melalui tolakan pada papan tumpuan di depan bak lompatan.

(5)

dinyatakan lulusatau berhasil dalam mengikuti proses belajar mengajar jika mendapat nilai di atas 70.

Dari hal diatas terbukti hasil lompat jauh siswa Putri Siswa Kelas X Di SMAN 1 Adiluwih disebabkan oleh rendahnya ketepatan kaki tolakan saat melakukan tumpuan lompat jauh ini karena siswa memiliki kecepatan lari dan kekuatan otot tungkai yang relative rendah.

Menurut hasil observasi dan pengamatan di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu, didasarkan data-data dan pre-test yang diperoleh dari semua jumlah siswa putri kelas X1 sampai X 5 yaitu 40 siswa, dan diketahui 16 siswa yang lulus dari 40 siswa yang mengikuti Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Berdasarkan uraian diatas penulis menganggap tehnik gaya jongkok dinilai lebih efektif dan efesien, juga merupakan teknik paling standar bagi siswa. Dilihat dari hasil pengamatan dan pre-test siswa putri kelas X yang melakukan lompat jauh gaya jongkok masih dalam katagori rendah pada saat melakukan awalan dan tumpuan, diduga karna kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari.

Maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang ”Hubungan AntaraKekuatan Otot Tungkai Dan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri Kelas X Di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu “.

B. Identifikasi Masalah

(6)

1. SiswaPutri kelas X di SMAN 1 Adiluwih Pringsewu relatif memiliki kekuatan dan kecepatan yang rendah sehingga sulit melakukan lompatan.

2. Hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA N 1 Adiluwih Pringsewu dipengaruhi oleh kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari.

3. Rendahnya ketepatan menempatkan kaki tolakan saat melakukan tumpuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA N 1 Adiluwih pringsewu.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah ”Apakah Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri Kelas X di SMA N 1 Adiluwih Pringsewu ?”.

D. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMAN 1 Adiluwih Pringsewu?

2. Seberapa besar hubungan antara kecepatan lari dengan hasillompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMAN 1 Adiluwih Pringsewu ?

(7)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya

jongkok pada siswa Putri Kelas X di SMA N 1 Adiluwih Pringsewu.

2. Untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari dengan hasillompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMAN 1 Adiluwih Pringsewu.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA N 1 Adiluwih Pringsewu.

F. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain : 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Melalui latihan kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari.

2. Bagi Guru Penjaskes

Sebagai salah satu metode dalam melatih atletik khususnya dalam hal melatih kemampuan lompat jauh gaya jongkok dalamdi sekolah

3. Sekolah

(8)

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa. Dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani di masa yang akan datang

5. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Adiluwih Pringsewu.

2. Objek penelitian yang diamati adalah kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok.

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu bertahan dalam waktu yang cukup lama, jadi semakin tekun orang belajar atau melatih maka semakin melekat dan otomatis keterampilannya. Artinya, keterampilan itu dapat ditampilkan kapan saja secara otomatis

Menurut Sugiyanto,dkk (2004:19) belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan.Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

(10)

Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar motorik mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan, bahwa objek dari upaya belajar dan mengajar adalah perilaku yang nampak bergerak. Sebab pada dasarnya gerak secara batiniah atau internal terus berlangsung secara berkelanjutan.

B. Tahap Pembalajaran Motorik

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem pusat syaraf, otak, dan ingatan. Dengan

demikian, tugas utama peserta didik dalam proses pembelajaran motorik adalah menerima dan mengiterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian

(11)

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik dapat berlangsung dalam tiga tahapan yaitu terdiri dari :

a. Tahap Kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

b. Tahap Fiksasi

(12)

c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama gerakan terlihat nyata.

2) Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan gerakan.

3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.Gerak

keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

Sugiyanto ( 1993:8).

C. Atletik

(13)

Atletik berasal dari bahasa Yunani athlon artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang meliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat (Aip Syarifuddin, 1992 : 2).

Sejak manusia ada di bumi mereka telah melakukan gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar yang semuanya itu merupakan gerakan alami yang dilakukan sehari-hari baik dalam usahanya mempertahankan hidup ataupun untuk menyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya (Yoyo Bahagia, Ucup Yusup, Adang Suherman, 2000 : 3).

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang terdiri dari nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik menjadi intisari atau ibu dari seluruh cabang olahraga (Aip Syarifuddin 1992 : 1). Nomor lompat jauh tersebut dapat digolongkan ke dalam nomor lompat cabang olahraga atletik.

Atletik adalah suatu cabang olahraga atau induk olahraga yang paling tua didunia yang terdiri dari nomor lempar, nomor lompat, dan nomor lari (IAAF 2003). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cabang olahraga atletik merupakan induk dari cabang-cabang olahraga lainnya, hal ini dikarenakan setiap memulai apapun cabang olahraga tersebut pasti

(14)

D. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor cabang olahraga atletik. Tujuan lompat jauh adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai lompatan. Prinsip-prinsip lompat jauh meliputi lari awalan/ancang-ancang, dan disusul oleh gerakan lompatannya sendiri yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tumpuan pada balok tumpu, gerak melayang dan pendaratan. Menurut Harald Muller (2000), ditinjau dari sudut biomekanika jarak lompatan ditentukan tiga parameter, yaitu: a) kecepatan dalam bertumpu, b) sudut tumpuan, dan c) tinggi titik berat badan saat bertumpu.

Pada lompat jauh, faktor tolakan mempunyai peranan yang sangat penting. Untuk mendapatkan tolakan yang kuat ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu kecepatan horizontal yang diperoleh dari awalan dan kecepatan vertikal (kecepatan saat bertolak). Kecepatan horizontal yang lebih besar akan menghasilkan jarak yang lebih jauh dan

kecepatan vertikal yang lebih kuat akan menghasilkan ketinggian yang lebih tinggi. Dengan demikian akan diketahui pengaruh gravitasi terhadap titik berat badan. Dengan memperbaiki bentuk cara-cara melompat dan mendarat, akan memperbaiki hasil lompatan. Perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan saat di udara tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pendaratan yang

menguntungkan.

Jadi pada hakekatnya lompat jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang dipengaruhi oleh kecepatan horizontal dan vertical serta gaya tarik bumi untuk menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya.

(15)

Lompat jauh gaya jongkok adalah melakukan awalan yang secepat-cepatnya, tapi tepat dan konsisten sehingga menyiapkan atlet untuk melakukan tumpuan yang kuat,

menolak/menumpu dengan menggunakan kaki terkuat sekuat-kuatnya pada papan tolakan ke atas dan ke depan atau gerakan mengkait, sikap badan di udara yang tidak akan

mengurangi jarak dari jalur-layang dan mendarat sejauh-jauhnya menggunakan kedua kaki: Adapun pelaksanaan lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut :

a. Tahap Lari Awalan

Tujuan dari lari awalan adalah guna mencapai kecepatan maksimum yang terkontrol. Pada saat melakukan awalan pelompat harus memperkirakan langkah lari sepanjang lintasan awalan lompat jauh. Karena jika pelompat tidak memperkirakan langkah dan ragu-ragu dalam melakukan sprint maka akan menimbulkan langkah akhir yang tidak teratur, dan kemungkinan besar mengalami kerugian dalam melakukan tolakan, seperti jarak menjadi lebih pendek atau pun melewatkan papan tolakan yang membuat gagal dalam suatu lompatan.

Dan dari keempat unsur teknik dalam lompat jauh, kecepatan awalan dan bertumpu

memberikan korelasi yang lebih besar terhadap hasil lompatan dibandingkan sikap di udara dan mendarat, seperti yang dijelaskan oleh IAAF (2001);

...dua pertiga jarak lompatan ditentukan oleh kecepatan pelompat dalam melakukan lari awalan...,sedangkan sepertiga jarak lainnya adalah hasil dari kecepatan gerak vertikal yang dikembangkan saat bertumpu.

Karakteristik teknik :

(16)

 Teknik lari sama dengan lari sprint

 Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai balok tumpuan

Gambar 1: Teknik awalan lompat jauh diadaptasi dari IAAF, ( 2000).

b. Tahap Bertolak/Bertumpu

Tujuan tolakan dalam lompat jauh adalah untuk memaksimalkan kecepatan vertikal dan guna memperkecil hilangnya kecepatan horizontal menggunakan kaki yang terkuat sehingga menimbulkan gerakan ke atas depan sebagai akibat reaksi. Saat menolak kaki tolak menginjak di papan tolak dengan sekuat mungkin.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan bahwa ”Sudut tumpuan tidak terlalu besar sehingga arah lompatan ke atas seperti pada lompat tinggi, seharusnya ke depan tetapi cukup tinggi”. Dengan membentuk sudut lompatan sebesar 450 akan menghasilkan gerakan parabola yang sempurna dan jarak horizontalnya pun akan lebih jauh.

Karakteristik teknik :

(17)

Waktu bertolak adalah dipersingkat, pembengkokkan minimum dari kaki penumpu.

Paha kaki bebas dodorong ke posisi horizontal. (2)

Sendi-sendi mata kaki, lutut, dan pinggang diluruskan penuh.

Gambar 2: Teknik tolakan dalam lompat jauh diadaptasi dari IAAF (2000)

c. Tahap Melayang Gaya Jongkok

Seperti yang dikemukakan penulis dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yaitu : ”Yang penting pada saat melayang di udara ini bukan cara melayangnya yang diutamakan tetapi tetap terpeliharanya keseimbangan badan dan mengusahakan melayang diudara selama mungkin dan menyiapkan letak kaki dalam posisi yang menguntungkan pada waktu

mendarat ialah dengan kaki yang diacungkan ke depan lemas-lemas.” (www. depdiknas. go . id)

Saat pelompat telah lepas dari papan tolakan, badan pelompat dipengaruhi oleh gaya tarik bumi. Dan upaya untuk mengatasi gaya tarik bumi tersebut si pelompat harus dapat melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dan kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang dilakukan oleh si pelompat, maka akan semakin dapat membawa titik berat badan melayang di udara. Sangat penting gerakan tangan dan kaki dalam hal menjaga keseimbangan dan persiapan untuk mendarat.

Karakteristik teknik :

(18)

Tungkai tolak mengikuti selama waktu melayang

Tungkai tolak ditekuk, ditarik ke depan dan ke atas mendekati akhir gerak melayang Kedua tungkai diluruskan ke depan untuk mendarat

Gambar 3: Teknik melayang gaya jongkok diadaptasi dari IAAF (2000)

d. Tahap Pendaratan

Rangkaian akhir dari lompat jauh adalah pendaratan. Tujuan dari mendarat adalah untuk memperkecil hilangnya jarak lompatan. Pendaratan yang baik adalah ketika

mendarat/jatuhnya dengan kedua kaki dan tangan ke depan jadi bila jatuhnya ke depan tidak akan merugikan.

Karakteristik teknik :

 Kedua kaki hampir sepenuhnya diluruskan

 Badan dibengkokkan ke depan

 Kedua lengan ditarik ke belakang

(19)

Gambar 4: Teknik Mendarat Lompat Jauh diadaptasi dari IAAF (2000)

E. Kondisi Fisik

Kondisi fisik memegang peran sangat penting dalam pembelajaran olahraga dan progaram latihan. Pembelajaran olahraga haruslah direncanakan secara baik dan sistematis yang di tujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem sehingga dengan demikian memungkinkan peserta didik untuk mencapai prestasi pembelajaran yang lebih baik.

Apabila kondisi fisik baik maka :

1. Akan ada peningkatan sistem sirkulasi darah dan kerja jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, daya tahan, daya ledak, keseimbangan, reaksi, koordinasi dan ketepatan.

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

5. Akan ada respon yang lebih cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian dibutuhkan.

F. Kekuatan Otot Tungkai

Setiap jenis keterampilan dalam olaharaga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu.

(20)

Dalam melakukan tembakan bebas kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat

penting terhadap keberhasilan tumpuan.

Otot-otot Tungkai :

1) Otot-otot tungkai atas meliputi:

(21)

Gambar 5 : Struktur otot tungkai atas (Svelyn, 1999: 113)

2) Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat

meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.

Gambar 6: Gambar otot tungkai bawah (Evelyn, 1999 :144-115)

(22)

Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah.

Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut

sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang kering,

Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki, Tulang telapak kaki, Tulang ruas

jari kaki (Syaifudin, 1997: 31)

G. Kecepatan Lari

Dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik yang mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor penentu dalam cabang olahraga seperti nomor lari jarak pendek, tinju, anggar, dan cabang olahraga permainan. Kecepatan adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu gerak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono 1988 : 216).

Kecepatan adalah kemampuan bergerak yang dilakukan dalam waktu yang

singkat. Kecepatan dapat juga berarti berpindahnya badan secepat-cepatnya ketempat lain. Bompa, Tudor O. (1983: 249) mengatakan, kecepatan adalah kemampuan memindahkan badan atau menggerakkan suatu benda atau objek secara sangat cepat. Kemampuan ini membuat jarak yang lebih pendek untuk memindahkan tubuh. Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam lari sprint kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat.

(23)

lempar cakram, bola voli, dan sebagainya. Beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu strength, waktu reaksi, dan fleksibilitas (Harsono 1988 : 216). Untuk melakukan gerakan kecepatan adalah merupakan hasil dari jarak per satuan waktu (m/dt), misalnya 100 km per jam atau 120 meter per detik.

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan kesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.8 Sajoto 1995 : 9). Kecepatan didefinisikan sebagai laju gerak dapat berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Yang dimaksud kecepatan dalam penelitian ini adalah kecepatan lari.

Kecepatan sprint adalah kemampuan seseorang untuk bergerak ke depan dengan kuat dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

H. Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks,koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan,kekuatan,daya tahan,dan flesibilitas(Bompa 1990).Hubungan harmonis dari beberapa faktor yang terjadi pada satu garekan dinamakan koordinasi, apabila melakukan garakan dengan koordinasi yang baik,biasanya mencapai gerakan maksimum sehingga tidak ada kerugian tenaga.

Berdasarkan kesimpulan diatas koordinasi adalah kemampuan tubuh seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak secara cepat,cermat, dan efesien menjadi gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya.

I. Kerangka berpikir

(24)

Setiap jenis kemampuan olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga untuk mempelajari tekhnik, mencegah cidera, dan memantapkan rasa percaya diri.

Dalam melakukan lompat jauh kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting

terhadap keberhasilan lompatan Ayunan kaki akan memberikan tenaga penting untuk

lompatan, karena dengan kekuatan yang besar akan memungkinkan seseorang dengan

lompatan yang jauh.

Berdasarkan uraian di atas, kekuatan otot tungkai mempunyai peranan penting dalam menunjang hasil lompat jauh gaya jongkok.

b. Hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok

Kecepatan yang di maksud disini adalah kecepatan ayunan kaki pada saat melakukan awalan atau lompatan yang di prediksikan dari waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu. Kecepatan adalah kemempuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Berdasarkan uraian di atas, kecepatan lari mempunyai peranan penting dalam menunjang

hasil lompat jauh gaya jongkok.

(25)

komponen-berkomponen memiliki hubungan dengan kemampuan dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Secara singkat dapat digambarkan hubungan dari kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok, kekuatan otot tungkai berguna untuk

memaksimalkan hasil lompatan dengan tujuan agar mendapatkan ledakan saat menumpu. Sedangkan kecepatan lari berguna untuk mendapatkan awalan yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis suatu hasil lompat jauh gaya jongkok, seorang petenis dituntut untuk memiliki unsur kekuatan otot tungkai dan kekuatan lari yang baik dalam melakukan lompatan.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melaui penelitian ilmiah,hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jauh

gaya jongkok.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok.

H2: Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari signifikan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok.

(26)
(27)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode

deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan

peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan

sebelum dan sesudahnya.Menurut Riduwan (2005:141) analisis korelasi ganda untuk mencari

besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan

(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 7: Desain Penelitian.Sumber Sugiyono (2008: 10)

Keterangan :

X1=Kekuatan otot tungkai bawah X2 = Kecepatan lari

Y = Hasil lompat jauh gaya jongkok

Y

(28)

B. Metode Penelitian dan Objek Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi

penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto

(1998 : 106), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut

populasi penelitian ini adalah merupakan siswa putri yang tergabung di kelas X di SMAN

1 Adiluwih Pringsewu sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika

subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15%. Karena siswa yang mengikuti

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok terdapat 40 siswa, tidak lebih dari 100, maka

sampel diambil semua populasi yaitu 40 siswa.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2002: 96).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel bebas dan

1 (satu) variabel terikat.

(29)

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya,dalam

penelitian ini ada 2, yaitu:

1. Kekuatan otot tungkai bawah (X1)

2. Kecepatan lari (X2)

5. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergatung pada variabel lainnya,dalam

penelitian ini adalah hasil lompat jauh gaya jongkok.

C. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang

digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan

one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.

a. Instrumen pengukuran kekuatan otot tungkai

1)Leg Dynamometer

2) Blangko pengukuran otot tungkai,

3) Alat tulis

b. Instrumen pengukuran kecepatan lari 30 merter

Peralatan yang digunakan adalah :

1) Kapur dan tali rafia

2) Stop watch

3)Meteran

(30)

5) Alat tulis

c. Instrumen hasil lompat jauh gaya jongkok

Peralatan yang digunakan adalah:

1) meteran

2) Blangko tes

3) Alat tulis

D. Teknik Pengambilan Data

a. Instrumen tes kekuatan otot tungkai

Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data

penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian diantaranya:

Kekuatan otot tungkai bawah

Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Leg

Dynamometer. Alat yang digunakan antara lain:

1. Leg Dynamometer

2. Blangko dan

3. Alat tulis

Pelaksanaan Leg Dynamometer :

Orang yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut

130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan.Panjang rantai

diukur sedemikian rupa sesuai dengan orang yang di tes dengan posisi berdiri.Tongkat

pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang. Tarik tongkat pegangan

(31)

tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg).Pengukuran di ambil sebanyak dua kali dan

[image:31.612.112.443.170.314.2]

hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.

Gambar 8 : Leg Dynamometer

b. Instrumen tes kecepatan lari 30 meter

Tes lari (30 meter)

Waktu tempuh dalam penelitian iniadalah tes kecepatan lari yaitu kemampuan seseorang

untuk berlari menempuh jarak 30 meter dengan waktu yang sesingkat-singkatnya atau

secepat –cepatnya, Sedangkan menurut Asisten Menpora RI (2005:29) kecepatan lari

cukup dengan menempuh jarak 30 meter. Adapun tes yang dilakukan untuk mengukur

kecepatan adalah sebagai berikut:Kecepatan Lari 30 Meter Peralatan yang digunakan

adalah :

1. Lintasan lari yang rata dan lurus

2. Stopwatch

3. Meteran

4. Bendera start dan

(32)

c. Instrumen tes lompat jauh gaya jongkok

Cooper, (1970:321) menjelaskan kecepatan awalan merupakan gerakan yang tinggi, yang

akan membawa tubuh kearah horizontal untuk memperoleh hasil yang optimal.

Peralatan yang digunakan dalam lompat jauh gaya jongkok adalah :

1.Meteran

2. Cangkul dan bendera

3.Alat-alat pencatat hasil

Pelaksanaanya :

Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan urutanya, diberi kesempatan 2

kali dan diambil nilai yang paling baik.

E. Analisis Data.

Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkahpenting dalam suatu penelitian.

Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis

statistik dan analisis non statistik.

Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam

pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk

mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis, data yang berwujud angka. Sedangkan

dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan

semua kenyataan yang berwujud angka.

Data yang di nilai adalah data variabel bebas: kekuatan otot tungkai (X1), Kecepatan lari

(33)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda (

multiple corelation ). Menurut Suharsi Arikunto (2002), untuk menguji hipotesis antara X1

dengan Y dan X2 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan

rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product

moment dengan rumus :

y =

Keterangan :

= Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1 Y = Skor variabel Y

∑X1 = Jumlah skor variabel X1 xy

r

 

 

 

 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N 1 x

r

 

 

2

2

 

2

(34)

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X1 ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Untuk menguji hipotesis antara X2 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product

moment dengan rumus :

y =

Keterangan :

= Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X2 = Skor variabel X2 Y = Skor variabel Y

∑X2 = Jumlah skor variabel X2 ∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X2 ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes

dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai

[image:34.612.90.377.661.733.2]

berikut:

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

2 X

r

 

 

2

2

 

2

(35)

0,00 – 0,19 Sangat rendah Sumber : Riduwan. 2005

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika thitung> ttabel, dan terima Ho jika thitung< ttabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya

sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus

Koefisian Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi

r = Koefisien Korelasi

Menurut Riduwan ( 2005:144), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan X2 digunakan

statistik F melalui model korelasi ganda antara X1 dengan X2, dengan rumus :

Keterangan:

r x1x2 = Koefesien korelasi antara X1 dengan X2 N = Jumlah sampel

X1 = Skor variabel X1 X2 = Skor variabel X2

∑ X1 = Jumlah skor variabel X1 ∑ X2 = Jumlah skor variabel X2

2

r n -2 t = 1-r



  2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X N X X N X X X X N rxx
(36)

∑ X12 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X1 ∑ X22 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X2

Setelah dihitung r x1x2, selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi ganda. Analisis korelasi

ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui

besarnya hubungan variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) baik secara

terpisah maupun secara bersama-sama.

Pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi Ganda dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

R X1 X2 = Koefisien Korelasi Ganda antar variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

r X1.Y = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y r X2.Y = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y r X1 X2 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2

Dilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1, X2 dan Y,

dengan rumus sebagai berikut:

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika F hitung> F tabel, dan terima H0 F hitung< F tabel. Dimana distribusi dk pembilang k=2 dan dk penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf uji α = 0,05.

2

2

R

K

F =

(1 R )

n k 1

(37)
(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari 30 meter dengan hasil lompat

jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari 30

meter dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putri kelas X di SMA Negeri 1

Adiluwih Pringsewu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulismengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi siswaputrikelas X di SMA Negeri 1 AdiluwihPringsewu agar terusberlatih,

sehinggaterjadipeningkatan hasil belajarlompatjauhgayajongkok.

2. BagiparaGuru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil

belajarlompatjauhgayajongkokmakaperlumemberikanlatihanuntukmeningkatkankekuatan

(39)

3. Bagi peneliti lainyang berminatmenelitikembalipermasalahanini, disarankan agar

(40)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PADA SISWA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 1 ADILUWIH PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh

ERNA YUNITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(41)

HUBUNGANANTARAKEKUATANOTOTTUNGKAIDANKECEPATANLARI

DENGANHASILLOMPATJAUH

GAYAJONGKOKPADASISWAPUTRIKELASX

SMANEGERI1ADILUWIHPRINGSEWU

TAHUNPELAJARAN

2012/2013

Oleh

ERNA YUNITA

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMendapatkanGelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikan Program StudiPendidikanJasmani Dan Kesehatan

JurusanIlmuPendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Teknik AwalanLompat Jauh ... 17

Gambar 2 : Teknik Tolakan Dalam Lompat Jauh ... 18

Gambar 3 : Teknik Melayang Lompat Jauh Gaya Jongkok... 20

Gambar 4 :Teknik Mendarat Lompat Jauh ... 20

Gambar 5 :Struktur Otot Tungkai Atas ... 22

Gambar 6 :Gambar Otot Tungkai Bawah ... 23

Gambar 7 : Desain Penelitian.Sumber ... 29

Gambar 8:Leg Dynamometer ... 33

Gambar 9:Diagram Batang Kekuatan Otot Tungkai ... 41

Gambar 10 :Diagram Batang Kecepatan Lari 30 Meter ... 42

Gambar 11 : Siswa mendengarkan pengarahan dari peneliti dan kepala sekolah ... 67

Gambar 12 : Kepala Sekolah Memberikan Arahan Kepada Siswa ... 67

Gambar 13 : Alat-alat Yang Digunakan Pada Waktu Penelitian ... 68

Gambar 14 : Peneliti Memberikan Penjelasan Tentang Pemanasan ... 68

Gambar 15 : Siswa Melakukan Pemanasan ... 69

Gambar 16 : Siswa Melakukan Pemanasan ... 69

Gambar 17 : Tester Memberikan Contoh Pengambilan Data ... 70

Gambar 18 : Siswa Melakukan Pengambilan Data dengan Alat Leg Dinamometer ... 70

Gambar 19 : Siswa Melakukan Tes Lari 30 Meter ... 71

Gambar 20 : Siswa Melakukan Persiapan Awalan Sebelum Lompat Jauh Gaya Jongkok. ... 71

Gambar 21 : Tahap Pendaratan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 72

(43)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ivi

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D.Rumusan Masalah ... 7

E.Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A.Belajarmotorik ... 10

B. TahapPembelajaranMotorik ... 11

C. Atetik ... 14

D. LompatJauh ... 15

E. KondisiFisik ... 21

F. KekuatanOtotTungkai……….. ... 21

G. KecepatanLari………... ... 24

H.Koordinasi ... 25

I.Kerangka Pikir ... 26

J.Hipotesis... 27

(44)

B.MetodePenelitian Dan ObjekPenelitian ... 30

C.InstrumenPenelitian ... 31

D. TeknikPengambilan Data ... 32

E.Analisis Data ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pengujian Hipotesis ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN... 57

(45)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 37

2. Distribusi Frekuensi KekuatanOtotTungkai ... 40

3. Distribusi Frekuensi kecepatanlari 30 meter... 41

4.TabelHubunganKekuatanotottungkai Dan Hasil lompatJauh ... 43

(46)

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 1 ADILUWIH PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : ERNA YUNITA

NomorPokokmahasiswa : 0813051019

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I PembimbingII

Drs. Suranto M.Kes Drs. SudirmanHusin M.Pd

NIP. 195509291984031001 NIP. 19581021 198503 1 003

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd.

(47)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs.Suranto, M.Kes ...

Sekretaris :Drs. SudirmanHusin, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. AkorSitepu, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.BujangRahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(48)

MOTTO

JanganSia-SiakanSebuahKesempatanUntukSelangkahMajuKedepan KarenaKesempatanItuTidak Akan DatangDua Kali

(Penulis)

Saya Akan MenggunakanWaktuSebaikMungkinKarenaWaktuTidak Akan BerputarKembali

(49)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Erna Yunita

NPM : 0813051019

Tempat tanggal lahir : Balerejo, 27Juni 1990 Alamat : Kab. Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara kekuatan Otot

Tungkai dan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri Kelas X Di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal8 September 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya,

apabiladikemudianhariterjadikesalahan, penulisbersediamenerimasanksiakademiksebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 7, Januari2013

(50)

PERSEMBAHAN

Pujisyukurpenulisucapakanke padaAllah SWTatas semuaanugerah yang

telahdiberikankepadaku,karyatulissederhanainikupersembahkankepada:

Ayah handa Suryadi dan Ibunda Sugiyani,

kakakku (RossyIwan S. S.Pd, HendroBuana, Yeni astute S, )

dan adik-adik yang kusayangi (Anna Novelia, Agus S R, M Arif Wibowo, Cintia A K),

dan yang tercinta yang telah slalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini

serta seluruhkeluarga, sahabatdanteman yang telah

membantu & mendoakan,

selalu mengharapkan

hal yang terbaik

”untukku”.

AlmamaterTercinta

(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Erna Yunita, dilahirkan di Balirejo pada tanggal

27Juli 1990 sebagai anak kesatu dari dua bersaudara. Penulis dilahirkan dari

pasangan Bapak Suryadi dan Ibu Sugiyani.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 10 Bandung Baru dan selesai pada tahun 2002.

Kemudianmasuk SMP Negeri 3 Adiluwih pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005.

Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu pada tahun 2006

dan selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik Dan Bakat (PKAB). Pengalaman lain

mengikuti kejuaraan Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) cabang olahraga atletik nomor

lompat jauh dan loncat tinggi galah pada tahun 2003 mengikuti POPNAS di Makasar, pada tahun

2005 POPNAS di Medan dan Papua, pada tahun 2006 Kejurnas di Jakarta mendapat mendali

Perunggu, pada tahun 2007 Asean School mendapat mendali Perak. Kemudian setelah masuk

kuliah mengikuti Pusat Pendidikan Latihan Mahasiswa (PPLM) Pada tahun 2008 mengikuti

kejuaraan PON di Kalimantan Timur, pada tahun 2009 kejurnas senior mendapat mendali

Perunggu dan mengikuti POMNAS di Medan, pada tahun 2010 mengikuti kejuaraan POMNAS

(52)

dan PPL di SMP N 2 Negeri Besar Way Kanan. Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya

(53)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putri

Kelas X Di SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013”dapat

diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Unuversitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang

datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan

dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan

karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Hi. Suranto, M.Kes., selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

4. Drs. Hi. Sudirman Husin, M.Pd., selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Drs.Akor Sitepu, M.Pd., selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan

(54)

6. Kepala SMA Negeri 1 Adiluwih Pringsewubeserta dewan guru yang telah membantu dalam

menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan,

pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unilayang telah membantu proses terselesaikannya

skripsi ini.

9. Kepada keluarga besar angkatan 2008, terutama Eonni rini, Afrika, Mimi, dan Wulan yang

selalu menemani penulisan ini dan teman-teman yang lainya terimakasih banyak.

10.Kepada Pak Hadi, Ibu Sarmiati, Ayah Cecep dan Pak Jahara siregar yang telah melatih dan

mendukung Erna sampai sekarang.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi

penulisberharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua.

Bandar Lampung, 2013

Penulis

Gambar

Gambar 1: Teknik
Gambar 2: Teknik tolakan dalam lompat jauh                                                                                       diadaptasi dari IAAF (2000)
Gambar  3: Teknik melayang gaya jongkok  diadaptasi dari IAAF (2000)
Gambar  6: Gambar otot tungkai bawah  (Evelyn, 1999 :144-115)
+4

Referensi

Dokumen terkait

terkandung didalam cerita.. Keterangan : Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang hadir berjumlah 21 orang siswa, maka persentase yang didapat dari banyaknya

Lilis Sondari dalam skripsinya yang berjudul: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Investasi Dana Zakat Infaq Dan Shadaqah (ZIS) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Inovasi Desa yang berkembang setelah adanya program tersebut adalah; menciptakan padi khas Mlatiharjo, buah kelengkeng, buah belimbing, buah jambu air dan juga

Disamping itu pengalaman komunikasi juga berkontribusi terhadap konsep diri untuk menampilkan ciri dari seorang indigo tersebut, guna mendapatkan pengakuan dari masyarakat

Seorang siswa keperawatan bergantung pada kemampuan teoritis dan pengalaman klinis untuk mendapatkan pengetahuan keperawatan dan rasa percaya diri, analisis,

Judul Proposal Skripsi : Hubungan Minat dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika kelas VII di MTs N 2 Surakarta Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi

Penelitian usaha dan pemasaran ternak kelinci dilakukan untuk menjelaskan sistem pengelolaan usaha ternak kelinci, produktivitas dan faktor-faktor yang

tertinggi (53,79) diperoleh dengan cara Gambar 1 menunjukkan bahwa pening- mempertahankan 6 buah muda, namun tidak katan jumlah buah muda yang dipertahankan