• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Laporan Keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

JUNITA AJIZAH 112101117

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA D III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : JUNITA AJIZAH

NIM : 112101117

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA

PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk

Tanggal :……….2014 DOSEN PEMBIMBING

Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, MBA, Ak

NIP: 1973112020031220001

Tanggal :……….2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

NIP: 197411232000122001

Tanggal :……….2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, Ak

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan

Keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”. Dimana tujuan

dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penjelasannya

karena adanya keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan

keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.

Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta

memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Orang tua tercinta, ayahanda Mawardi dan ibunda Farida SP.d, terima

kasih atas segala kasih sayang dan do’a yang tiada henti selalu di

limpahkan kepada penulis.

2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec, selaku Dekan Fakutlas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris program

studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachruddin, SE, Ak, MBA, selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran

dan pemikiran kepada penulis.

6. Ibu Ida Hidayani selaku Mentor magang beserta seluruh staf PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi

yang sangat dibutuhkan penulis.

7. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2011, khusunya teman

baik penulis novita, yuni dan sri, yang selalu memberikan semangat

kepada penulis.

8. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Departemen Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2014

Penulis

Junita Ajizah

(5)

DAFTAR ISI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas ... 5

2.2. Landasan Hukum ... 6

2.3. Visi, Misi dan Nilai – Nilai Budaya PGN ... 7

2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan ... 8

(6)

3.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ... 48

3.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 49

3.2.5. Analisis Rasio Keuangan ... 50

3.2.5.1. Defenisi Analisis Laporan Keuangan ... 50

3.2.5.2. Perbandingan Rasio keuangan ... 51

3.2.5.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan .... 52

3.2.5.4. Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan ... 52

3.3. Pembahasan Permasalahan I – Struktur Keuangan ... 64

3.3.1. Struktur Laporan Posisi keuangan ( Neraca ) ... 64

3.3.2. Struktur Laporan Laba Rugi... 69

3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas ... 73

3.3.4. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas ... 76

3.3.5. Struktur Catatan atas Laporan Keuangan ... 78

3.4. Pembahasan Permasalahan II – Rasio Keuangan ... 79

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 87

4.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.4.1 Rasio Likuiditas PT Gas Negara (Persero) Tbk ……….. 80

Tabel 3.4.2 Rasio Solvabilitas PT Gas Negara (Persero) Tbk ...……. 81

Tabel 3.4.3 Rasio Aktivitas PT Gas Negara (Persero) Tbk ………… 83

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Gas Negara (Persero) Tbk …….. 10

Gambar 3.3.1. Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) …………... 67

Gambar 3.3.2. Struktur Laporan Laba Rugi ………... 71

Gambar 3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas ………. 75

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif

menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan

manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing

disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang

berorientasi international (multinational corporation), maka setiap

perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi

kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang

dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.

Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap

individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang

manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan

dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan

kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga

perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta

keberadaan perusahaan.

Di dalam perusahaan selain dibutuhkan manajemen keuangan yang

baik juga diperlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui

(10)

analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan,

kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki

perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis

laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi

keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.

Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

analisis rasio likuiditas atau rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas,

analisis rasio aktivitas dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio

likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.

Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.

Analisis rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang

dihasilkan dari penjualan.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN merupakan

perusahaan publik yg pernyataan pendaftarannya telah efektif, wajib

menyampaikan laporan keungan ke Bapepam dan LK. Laporan keuangan

ini di pergunakan oleh pengguna laporan dalam rangka membuat

(11)

(stewardship) manajemen atas penggunaan sunber-sumber daya yang

dipercaya kepada mereka.

Pedoman akuntansi merupakan bentuk penerapan kebijakan

akuntansi yang dipilih manajemen PGN agar laporan keuangan memenuhi

ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan peraturan lain terkait

penyajian laporan keuangan yang mengikat PGN. Pedoman akuntansi ini

juga mendokumentasikan sistem akuntansi PGN dan pemaparan mengenai

daftar nomor akun yang digunakan oleh PGN. Oleh karena itu PGN

dituntut untuk mampu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan

melalui analisis rasio laporan keuangan agar dapat mempertahankan

keberadaaan perusahaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan

perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan

persaingan usaha yang semakin ketat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

menulis laporan tugas akhir mengenai, “Analisis Laporan Keuangan

Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur laporan keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk?

2. Bagaimana analisis rasio keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara

(12)

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui struktur laporan keuangan pada PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio keuangan pada PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) Tbk.

1.4. Manfaat Penulisan

Penulis berharap agar penulisan akhir ini dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Penulis

Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan yang pernah didapatkan semasa

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Pembaca

Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat

menjadi bahan referensi atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya,

khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis departemen Keuangan.

3. Bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat

dikembangkan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas untuk dapat

membantu meningkatkan kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Ringkas

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan

kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah

perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih

bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh

pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en

Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik

Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama

menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan

perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu

beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai

Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN)

menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari

Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486

tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring

dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka,

(14)

permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th

2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003. Pada

tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan

Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana

kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000

saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham

perseroan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara

(Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi

perdagangan “PGAS”

2.2. Landasan Hukum

Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai

peraturan perundangan anatara lain :

1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .

2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas,

maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan

yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor

hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.

3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996

(15)

4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No.

C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara.

7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.

2.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN

telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai

yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN :

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

Misi PGN :

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui :

a.Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan

pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang

berkaitan dengan industri gas.

d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan

(16)

Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) :

a. Profesionalisme / Profesionalism

b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement

c. Integritas / Integrity

d. Keselamatan

2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan

1. Strategi Perusahaa

Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi

gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh

peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu

ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37

tahun 1994 sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan

sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan

perusahaan.

2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani

kebutuhan masyarakat.

2.5. Struktur Organisasi

Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak

harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil

perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang

(17)

pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja

mengetahui dari mana sumber perintah dan kepada siapa seseorang itu

bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu

koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam

organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh

karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada

dapat optimal. Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara

merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung

jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara

(18)

Gambar 2.1

(19)

2.6. Uraian Pekerjaan

Berikut adalah uraian pekerjaan untuk setiap departemen pada PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1. General Manager

Fungsi General Manager :

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha

distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha

dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager :

a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.

b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa

gas serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan.

e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

2. Departemen Keuangan dan SDM

Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :

Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan

pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan

dilaksanakan secara optimal.

Tugas Departemen Keuangan dan SDM :

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan

(20)

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam

departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di

dalam organisasi SBU.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana

kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.

d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

3. Dinas Keuangan

Fungsi Dinas Keuangan :

Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan

keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan

serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas Dinas Keuangan :

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta

menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara

berkala.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban.

d. dropping ke kantor pusat.

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan

(21)

4. Seksi Anggaran

Fungsi Seksi Anggaran :

Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan

pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA

SBU.

Tugas Seksi Anggaran :

a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU

sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang

telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit

kerja.

e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap

5. Seksi Perbendaharaan

Fungsi Seksi Perbendaharaan :

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan

dan pengendalian Perbendaharaan SBU.

Tugas Seksi Perbendaharaan :

a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen

penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.

b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana

(22)

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan

penerimaan dana.

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke

Kantor Pusat.

e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.

6. Seksi Akuntansi

Fungsi Seksi Akuntansi :

Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi,

penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan.

Tugas Seksi Akuntansi :

a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk

memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan

keuangan.

c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan

pencatatan aset tetap.

d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.

e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan

RKAP.

7. Seksi TJSL

Fungsi Seksi TJSL :

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial

(23)

Tugas Seksi TJSL :

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab

sosial dan lingkungan (CSR).

8. Dinas SDM

Fungsi Dinas SDM :

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen

SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM :

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi

SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan

dan pengembangan SDM.

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan

rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.

e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi

SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

(24)

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk

jangka pendek, menengah dan panjang.

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan

oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan

pemenuhan pekerja.

10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi

melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi,

pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial

antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan

perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing

dan biaya lain yang terkait.

b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja.

c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.

d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.

(25)

2.7. Kinerja Terkini

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang

berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan

umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki

jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di

bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur

jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke

konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai

distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang

menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada

pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di

bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui

pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN

melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada

pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.

Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam

upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain

terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam

negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini

merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan

terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat

(26)

Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami

pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih

total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun

2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar

(2012) menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$

2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.

Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil

menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun

2012 sebanyak 807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak

perusahaan yaitu PT Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun

tipis dari 877 MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas

oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke

PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas

oleh oftaker Singapura.

Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak

manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny,

usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD

atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial,

UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan

dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun

dibandingkan dengan menggunakan minyak.

"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan,

tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan

(27)

Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan

mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan

infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia,".

Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia,

pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun

infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari

sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.

Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun

PGN tahun ini diantaranya adalah Pembangunan Pipa Gas

Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam

rangka program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas,

serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.

Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran

untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak

US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi

terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG

dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu.

"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang

cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus

memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan

(28)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Laporan Keuangan

3.1.1. Definisi Laporan Keuangan

Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Ikatan

Akuntansi Indonesia (Revisi 2009) mengatakan bahwa : “Laporan

Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Budi Rahardjo, dalam buku “Keuangan Akuntansi”

(2010:53) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan

adalah : “laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan

atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan; yaitu

pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, maupun pihak yang

berkepentingan lainnya”.

Dengan menerapkan Standar akuntansi Keuangan secara tepat

diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran

sebenarnya tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek

(29)

investor sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi. Laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada

akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan

perusahaan.

3.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”

(2008:11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan

keuangan yaitu :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

(30)

3.1.3. Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa

Laporan Keuangan” (2007: 6), diantaranya : Laporan keuangan

dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran

kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak

management yang bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data

yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat,

prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat

pribadi.

a. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)

Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi,

pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang

telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan

dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang

demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi

keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

b. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi

Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun

anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di

dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang

melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain,

bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern

(31)

berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum

dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.

c. Pendapat pribadi

Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur

oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar

praktek pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan

atau pihak management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam

menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi management

serta berdasarkan pengalaman masa lalu.

3.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabakan adanya

hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut.

Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka

seperti reputasi, prestasi, manajernya dan lainnya.

Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti

memiliki keterbatasan tertentu. Keterbatasan laporan keuangan menurut

Kasmir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2008:16),

diantaranya :

a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),

dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya

(32)

c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

d. Laporan keuangan bersiafat konservatif dalam menghadapi situasi

ketidakpastian.

e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandangan

ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada

sifat normalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai

keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar

dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun

perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya

selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu

laporan keuangan.

3.1.5. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:231)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan neraca adalah : “bagian laporan

keuangan pada akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir

periode tersebut. Neraca menyajikan harta, utang dan modal perusahaan

yang dihubungkan menjadi persamaan akuntansi. Informasi yang dapat

dilihat dari neraca dalah posisi sumber kekayaan dan sumber pembiayaan

yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan perusahaan dalam suatu

(33)

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan”

(2008:35), dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan

beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu,

bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang

berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah

distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :

a. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya

seperti huruf “T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam

bentuk ini neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi

aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.

b. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun

mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas,

bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya,

komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir

adalah komponen modal (ekuitas).

Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1). Aktiva

Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya

Analisa Laporan Keuangan (2007:14), adalah aktiva yang tidak terbatas

pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges) atau

biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,

(34)

a. Aktiva Lancar

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk

dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer

dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran

kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok

dari aktiva lancar, yaitu :

1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan

pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan

simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit,

yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan

check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.

2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara

(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara

belum dibutuhkan dalam operasi.

3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah

salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen

yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi

untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.

Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan

tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal

waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.

4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang

(35)

5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh

jasa atau prestasi dari pihak lain.

b. Aktiva Tidak Lancar

Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen

atau jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau

tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan

berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :

1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti

mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang

dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam

investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari

perusahaan lain atau obligasi.

2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya

nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan

dan kelengkapan lainnya.

3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan

perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak

yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta,

merk dagang, goodwill.

4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau

biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun),

atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode

(36)

5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum

dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti :

gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.

2). Hutang

Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan”

(2007:18), hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada

pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber

dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau

kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi :

hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus

dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang

diterima dimuka.

2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu

pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu

tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang

hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.

3). Modal

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”

(2007:19), modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh

(37)

laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

terhadap seluruh hutang-hutangnya

2. Laporan Laba Rugi

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”

(2008:58), Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan

kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah

pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat

diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan

Keuangan” (2007: 26), laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang

umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha

pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service)

diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga

diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi

pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar

usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and expenses).

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil

(extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih

(38)

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:231), ada

beberapa unsur-unsur laba rugi yaitu :

1. Pendapatan

Pendapatan adalah suatu pertambahan harta yang mengakibatkan

bertambahnya modal. Pertambahan harta dapat dinamakan pendapatan jika

diimbangi dengan pertambahan modal, bukan diimbangi pertambahan

utang atau investasi. Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Pendapatan usaha

Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari

kegiatan utama perusahaan.

b. Pendapatan diluar usaha

Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan

namun tidak ada hubungannya secara langsung dengan kegiatan

utama perusahaan.

2. Beban

Beban adalah suatu pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan hasil ekonomis, yang menyebabkan berkurangnya modal.

Beban dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Beban usaha

Beban usaha adalah beban yang dikeluarkan perusahaan untuk

membiayai kegiatan kegiatan utamanya.

b. Beban di luar usaha

Beban di luar usaha adalah beban yang dikeluarkan perusahaan

(39)

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:232), ada

beberapa bentuk neraca yaitu :

1. Bentuk Stafel

Bentuk stafel disusun dengan menyajikan semua pendapatan dan semua beban

dalam bentuk laporan, disusun dari atas ke bawah. Laporan bentuk ini

dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Bentuk Single Step

Laporan laba rugi bentuk ini merupakan laporan yang menyajikan

pendapatan dan beban tanpa ada pemisahan atas jenis pendapatan dan

beban.

b. Bentuk Multiple Step

Laporan laba rugi bentuk ini merupakan laporan yang penyajiannya

dilakukan secara bertahap.

2. Bentuk Skontro

Laporan laba rugi bentuk skontro merupkan laporan yang penyajiannya

dilakukan sebelah menyebelah. Di sisi kiri digunakan untuk akun debit

berupa beban dan saldo. Sedangkan sisi kanan digunakan untuk akun

kredit berupa pendapatan dan rugi.

3. Laporan Arus Kas

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:241)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan arus kas adalah :

“laporan keuangan suatu peusahaan yang menyajikan arus kas masuk dan

(40)

melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai

dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan.

Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih

dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.

Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang

penerimaan kas dan pembayaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan

keduanya adalah untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, dan

pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.

Manfaat informasi arus kas yaitu Informasi arus

sebagai

untuk menilai kecermatan atas taksir

sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus

kas masuk dan arus kas keluar selam

Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus

kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam

mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas

pelaporan dan struktur keuangan perusahaan.

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:241),ada

beberapa bentuk penyusunan laporan arus kas yang dapat dilakukan

dengan metode sebagai berikut :

1. Metode Langsung

Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung dapat

menunjukkan penambahan atau pengurangan kas dari aktivitas perusahaan

(41)

a. Aktivitas Operasi

Adalah aliran kas yang menunjukkan hasil yang diperoleh dari

kegiatan operasional sehari-hari.

b. Aktivitas Investasi

Adalah aliran kas yang berkaitan dengan pembelian atau penjualan

aktiva tetap, investasi dan dividen secara tunai.

c. Aktivitas Pendanaan

Adalah aliran kas yang berhubungan dengan masalah pembiayaan,

baik dari hutang maupun penambahan modal dari pemilik

perusahaan.

2. Metode Tidak Langsung

Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung,

dapat dilihat di pencatatan yang diawali dari laba bersih kemudian saldo

tersebut digabungkan dengan pos-pos yang menambah dan

menguranginya untuk mengetahui kekurangan arus kas dari kegiatan

operasi.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:234)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan perubahan ekuitas yaitu

laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas yang terjadi setelah

digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan dalam satu periode

(42)

Menurut Kasmir, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan”

(2008:42), laporan perubahan ekuitas adalah suatu bentuk laporan

keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada

modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.

Unsur-unsur laporan perubahan modal:

a. Modal awal

Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan

investasi.

b. Laba atau rugi

Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan

rugi akan mengurangi modal perusahaan.

c. Penarikan (prive)

Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya

sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi

modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma

maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan

disebut Dividen. Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan

ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka

akan terjadi penurunan modal.

d. Modal akhir

Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi

penarikan.

Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau

(43)

Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen

utama laporan keuangan, yang menunjukan :

1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan.

2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta

jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam

ekuitas.

3. Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan

terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.

4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahan.

6. Penetapan untuk mencocokkan antara nilai tercatat dari masing-masing

jenis modal saham.agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang

mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:245)

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan catatan atas laporan keuangan

merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya

menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan

meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan

dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka

pengungkapan yang memadai.

(44)

catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang

disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan

komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan

ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan

penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan

tersebut dan informasi mengenai pos pos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam laporan keuangan.

Informasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

a. kebijakan akuntansi

b. penjelasan pos-pos laporan keuangan,

c. pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.

Penjelasan Pos Laporan Keuangan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

a. Menyajikan informasi tentang Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target UU APBN/Perda APBD.

b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.

Pembahasan mengenai Kinerja Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan

harus:

1. Menguraikan strategi dan sumberdaya yang digunakan untuk mencapai

tujuan.

2. Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja

(45)

3. Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen

untuk memberi keyakinan yang beralasan bahwa info kinerja keuangan

yang dilaporkan adalah relevan dan andal.

c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi dan kejadian penting.

d. Mengungkapan Informasi yang diharuskan oleh SAP yang belum disajikan

dalam lembar muka Laporan Keuangan.

e. Mengungkapkan info untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dgn penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan

rekonsiliasinya dgn penerapan basis kas. Tujuannya dari pengungkapan pos

asset dan kewajiban agar pembaca laporan dapat memahami pos-pos aset dan

kewajiban yang timbul dikarenakan penerapan basis akrual pada pos

pendapatan dan belanja. Sedangkan tujuan rekonsiliasi adalah untuk

menyajikan hubungan antara laporan rekonsiliasi dimulai dari

penambahan/penurunan ekuitas yang berasal dari Laporan Kinerja Keuangan

yang disusun berdasarkan basis akrual.

f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian

penting tahun pelaporan, seperti:

1. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan

2. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi manajemen baru

(46)

5. Kejadian yang mempunyai dampak sosial

Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan informasi yang

diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

lainnya serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk penyajian

wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan

komitmen-komitmen lain. Pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan

harus dapat memberikan informasi lain yang belum disajikan dalam bagian lain

laporan keuangan. Karena keterbatasan asumsi dan metode pengukuran yang

digunakan, beberapa transaksi atas peristiwa yang diyakini akan mempunyai

dampak penting bagi entitas pelaporan. Untuk dapat memberikan gambaran yang

lebih lengkap, pembaca laporan perlu diingatkan kemungkinan akan terjadinya

suatu peritiwa yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan entitas pelaporan pada

periode yang akan datang.

3.1.6. Struktur Laporan keuangan

a. Laporan posisi Keuangan (Neraca)

Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik

pada saat tertentu maupun periode tertentu.

1. Aktiva Lancar

Merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan atau

ditunaikan pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun.

a. Kas merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dapat segera

(47)

b. Surat berharga merupakan harta perusahaan yang ditanamkan dalam

bentuk kertas berharga dan memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu

tahun.

c. Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang

memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.

d. Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan

dalam suatu tempat.

e. Biaya dibayar di muka merupakan biaya atau pengeluaran yang

dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh suatu barang dan jasa dari

pihak lain yang akan datang.

f. Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterima merupakan hak

perusahaan, belum diterima pembayaran saat ini, akibat pelanggan belum

membayar.

2. Penyertaan atau investasi

Merupakan penanaman kelebihan dana perusahaan sebagai suatu

investasi atas surat berharga atau efek untuk jangka panjang.

3. Aktiva Tetap

Merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam

jangka panjang lebih dari satu tahun.

a. Aktiva tetap berwujud

Contohnya tanah, mesin, bangunan, peralatan, kendaraan, akumulasi

penyusutan, dan lain-lain.

(48)

4. Aktiva Lainnya

Merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke

dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Contohnya gedung dalam proses,

tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang, uang jaminan, uang

muka jaminan dan lain-lain.

Kewajiban atau Utang merupakan pengorbanan ekonomis yang

wajib dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk

penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau

transaksi pada masa sebelumnya.

1. Utang lancar

Merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain

karena memperoleh pinjaman (kredit) dari suatu lembaga keuangan.

a. Utang dagang merupakan kewajiban perusahaan karena adanya pembelian

barang yang pembayarannya secara kredit (angsuran).

b. Utang bank merupakan sejumlah uang yang diperoleh perusahaan dari

lembaga keuangan bank dan pembayarannya secara angsuran sesuai

perjanjian kedua belah pihak .

c. Utang wesel merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain akibat

adanya perjanjian tertulis yang dilakukan oleh perusahaan untuk

membayar sejumlah uang tertentu, dalam waktu tertentu pula.

d. Utang pajak merupakan pajak perusahaan yang belum disetor ke kas

Negara (pajak terutang).

e. Biaya yang masih harus dibayar merupakan biaya atau kewajiban

(49)

f. Utang sewa guna usaha

g. Utang dividen

h. Utang gaji

i. Utang lancar lainnya

2. Utang Jangka panjang

Merupakan kewajiban perusahaan yang jangka waktunya lebih dari

satu tahun.

a. Utang hipotek merupakan utang perusahaan yang dijamin dengan aktiva

tetap tertentu

b. Utang obligasi merupakan utang perusahaan kepada pihak lain yang

memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.

c. Utang bank jangka panjang

d. Utang jangka panjang lainnya.

3. Modal

Merupakan harta kekayaan perusahaan dan hak yang dimilki

perusahaan.

a. Modal saham merupakan saham yang mencerminkan kepentingan

pemegangnya sebagai pemilik perusahaan.

b. Agio saham merupakan saham yang dibayar oleh para pemegang saham di

atas nilai pokok (nominal) dari saham.

c. Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum

(50)

d. Cadangan laba merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak dibagi

ke pemegang saham pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan

perusahaan untuk laba periode berikutnya.

b.Laporan Laba Rugi

1. Penjualan (pendapatan)

Merupakan sumber daya utama yang diterima perusahaan dari barang yng

dijual atatu barang yang disewakan.

2. Harga Pokok Penjualan

Merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang

dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual

3. Laba Kotor

Merupakan perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat

suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi

4. Biaya Operasi

Merupakan pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok

a. Biaya umum

b. Biaya penjualan

c. Biaya administrasi

d. Biaya sewa

e. Biay operasi lainnya

5. Penyusutan

Merupakan salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap di

(51)

6. Pendapatan Bersih Operasi

Merupakan

perusahaan yang bersangkutan dalam

7. Pendapatan Lainnya

Merupakan tambahan dana yang memberikan penghasilan bagi perusahaan

berasal dari pos dividen dan bunga.

8. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT

Merupakan biaya pendapatan kurang dari barang yang dijual dan penjualan,

umum, dan biaya administrasi

9. Biaya bunga

Merupakan kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang timbul selama

suatu periode karena periode tersebut semakin dekat dengan penyelesaian

a. Bunga wesel

11. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT

12. Laba per lembar saham (Earning per Share)

c. Laporan Arus Kas

1. Aktivitas Operasi

(52)

operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber

pendanaan dari luar.

Arus kas masuk dari aktivitas operasi :

a. Penerimaan Perpajakan

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

c. Penerimaan Hibah

d. Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan Investasi Lainnya

e. Transfer masuk.

Arus kas keluar dari aktivitas operasi :

a. Belanja Pegawai

Merupakan cerminan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka

perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk

meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di

masa yang akan datang.

Arus kas masuk dari aktivitas investasi :

(53)

b. Penjualan Aset Lainnya

Arus kas keluar dari aktivitas investasi :

a. Perolehan Aset Tetap

b. Perolehan Aset Lainnya

3. Aktivitas pendanaan

Merupakan cerminan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan

dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang

bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas

pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan

datang.

Arus ks masuk dari aktivitas pendanaan :

a. Penerimaan Pinjaman

b. Penjualan Surat Utang Negara Pemerintah

c. Hasil Privatisasi Perusahaan Negara/Daerah

d. Penjualan Investasi Jangka Panjang Lainnya

e. Pencairan Dana Cadangan

Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan :

a. Pembayaran Cicilan Pokok Utang

b. Pembayaran Obligasi Pemerintah

c. Penyertaan Modal Pemerintah

d. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan

e. Pembentukan Dana Cadangan.

(54)

Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan yang

digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal

perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahan pada awal

bulan pada tahun yang bersangkutan.

2. Laba / rugi

Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total biaya.

3. Prive

Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan

untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang

digunakan untuk keperluan pribadi.

4. Modal akhir

Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari penambahan

modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau

pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha ( Jika mengalami kerugian )

kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

catatan atas laporan keuangan tidak mempunyai struktur laporan keuangan

karena catatan atas laporan menjelaskan mengenai catatan tambahan dan

informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan

tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan

atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu

dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih

(55)

3.2. Analisis Laporan Keuangan

3.2.1. Definisi Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan

Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat

menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah

memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.

Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas

(Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan maka analisis laporan

keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik

antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam

proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian Syafri Harahap,

1998:190).

Menurut Djahidin, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan”

(1983:1), analisis laporan keuangan adalah mencakup penerapan metode

dari teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat

dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna

dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Dr. Dermawan Sjahrial MM, dalam buku “Analisis

Laporan Keuangan” (2013:1), analisis laporan keuangan adalah teknik

(56)

menjadi informasi yang lebih berguna, mendalam dan lebih tajam sebagai

dasar pengambilan keputusan.

Menurut Budi Rahardjo, dalam buku “Keuangan Akuntansi”

(2010:102), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka

dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat

tertentu ke saat berikutnya.

Menurut John. Wild, K.R. Subrayaman dan Robert F. Halsey, dalam

buku “Financial Statement Analiysis” (2007:3),analisis laporan keuangan

adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan

bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi

dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

Analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang

kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui

kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi

kelemahan tersebut, sedangkan kekuatan yang dimiliki perusahaan harus

dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan

menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang

diterapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka

atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai.

Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan

sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini

(57)

3.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”

(2008:68), berikut ini beberapa tujuan analisis laporan keuangan yaitu :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah

dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

3.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”

(2007:38), dengan memperbandingkan Neraca (comparative balance sheet)

menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada dua tanggal atau

lebih untuk satu atau dua perusahaan yang berbeda akan dapat diketahui

perubahan-perubahan yang terjadi.

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan”

ada beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu periode disebabkan

(58)

c. Perubahan bentuk aktiva dari tetap ke lancar.

d. Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba rugi perusahaan yang

tergambar dari penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang

dikeluarkan.

e. Adanya penambahan atau pengurangan modal (saham).

f. Dan perubahan lainnya.

Analisis laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Analisa horizontal atau analisa dinamis yaitu menganalisa dengan

mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode.

2. Analisa vertical atau analisa statis yaitu menganalisa hanya meliputi satu

periode saja (hanya memperbandingan antara pos yang satu dengan pos

lainnya dalam satu laporan keuangan).

3.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”

(2007; 36), metode atau teknik analisa digunakan untuk menentukan dan

mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga

dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.

Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk

menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama

penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang

diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterpretasikan

sehingga data ini menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa

digunakan dalam analisa laporan keuangan, dengan menunjukkan :

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Gambar 3.3.1.
Gambar 3.3.2.
Gambar 3.3.3.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan

Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan

PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan

mengenai Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ini, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memberitahukan kepada para pemegang saham bahwa

Dokumen ini merupakan dokumen resmi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang tidak memerlukan tanda tangan karena dihasilkan secara elektronik oleh sistem pelaporan

mengenai Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dengan ini, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memberitahukan kepada para pemegang saham bahwa

Calon Karyawan yang mengikuti tahapan tersebut diatas akan mendapat fasilitas dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berupa dari biaya transportasi