UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
JUNITA AJIZAH 112101117
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA D III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : JUNITA AJIZAH
NIM : 112101117
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk
Tanggal :……….2014 DOSEN PEMBIMBING
Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, MBA, Ak
NIP: 1973112020031220001
Tanggal :……….2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.
NIP: 197411232000122001
Tanggal :……….2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, Ak
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”. Dimana tujuan
dari penulisan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat kelulusan
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penjelasannya
karena adanya keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan
keberhasilan penulis dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan tugas akhir ini, telah banyak pihak yang membantu serta
memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Orang tua tercinta, ayahanda Mawardi dan ibunda Farida SP.d, terima
kasih atas segala kasih sayang dan do’a yang tiada henti selalu di
limpahkan kepada penulis.
2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec, selaku Dekan Fakutlas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris program
studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
5. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachruddin, SE, Ak, MBA, selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran
dan pemikiran kepada penulis.
6. Ibu Ida Hidayani selaku Mentor magang beserta seluruh staf PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi
yang sangat dibutuhkan penulis.
7. Seluruh teman Departemen Keuangan Stambuk 2011, khusunya teman
baik penulis novita, yuni dan sri, yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
8. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan, khususnya mahasiswa dan mahasiswi Departemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2014
Penulis
Junita Ajizah
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Ringkas ... 5
2.2. Landasan Hukum ... 6
2.3. Visi, Misi dan Nilai – Nilai Budaya PGN ... 7
2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan ... 8
3.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ... 48
3.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 49
3.2.5. Analisis Rasio Keuangan ... 50
3.2.5.1. Defenisi Analisis Laporan Keuangan ... 50
3.2.5.2. Perbandingan Rasio keuangan ... 51
3.2.5.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan .... 52
3.2.5.4. Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan ... 52
3.3. Pembahasan Permasalahan I – Struktur Keuangan ... 64
3.3.1. Struktur Laporan Posisi keuangan ( Neraca ) ... 64
3.3.2. Struktur Laporan Laba Rugi... 69
3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas ... 73
3.3.4. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas ... 76
3.3.5. Struktur Catatan atas Laporan Keuangan ... 78
3.4. Pembahasan Permasalahan II – Rasio Keuangan ... 79
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 87
4.2. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4.1 Rasio Likuiditas PT Gas Negara (Persero) Tbk ……….. 80
Tabel 3.4.2 Rasio Solvabilitas PT Gas Negara (Persero) Tbk ...……. 81
Tabel 3.4.3 Rasio Aktivitas PT Gas Negara (Persero) Tbk ………… 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Gas Negara (Persero) Tbk …….. 10
Gambar 3.3.1. Struktur Laporan Posisi Keuangan (Neraca) …………... 67
Gambar 3.3.2. Struktur Laporan Laba Rugi ………... 71
Gambar 3.3.3. Struktur Laporan Arus Kas ………. 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif
menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan
manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing
disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang
berorientasi international (multinational corporation), maka setiap
perusahaan harus berusaha menampilkan yang terbaik, baik dalam segi
kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang matang
dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap
individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang
manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan
dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga
perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta
keberadaan perusahaan.
Di dalam perusahaan selain dibutuhkan manajemen keuangan yang
baik juga diperlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui
analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan,
kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki
perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis
laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi
keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah
analisis rasio likuiditas atau rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas,
analisis rasio aktivitas dan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio
likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.
Analisis rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Analisis rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dihasilkan dari penjualan.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN merupakan
perusahaan publik yg pernyataan pendaftarannya telah efektif, wajib
menyampaikan laporan keungan ke Bapepam dan LK. Laporan keuangan
ini di pergunakan oleh pengguna laporan dalam rangka membuat
(stewardship) manajemen atas penggunaan sunber-sumber daya yang
dipercaya kepada mereka.
Pedoman akuntansi merupakan bentuk penerapan kebijakan
akuntansi yang dipilih manajemen PGN agar laporan keuangan memenuhi
ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan peraturan lain terkait
penyajian laporan keuangan yang mengikat PGN. Pedoman akuntansi ini
juga mendokumentasikan sistem akuntansi PGN dan pemaparan mengenai
daftar nomor akun yang digunakan oleh PGN. Oleh karena itu PGN
dituntut untuk mampu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan
melalui analisis rasio laporan keuangan agar dapat mempertahankan
keberadaaan perusahaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan
perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan
persaingan usaha yang semakin ketat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
menulis laporan tugas akhir mengenai, “Analisis Laporan Keuangan
Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur laporan keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk?
2. Bagaimana analisis rasio keuangan pada PT Perusahaan Gas Negara
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui struktur laporan keuangan pada PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio keuangan pada PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk.
1.4. Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar penulisan akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan yang pernah didapatkan semasa
perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat
menjadi bahan referensi atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya,
khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis departemen Keuangan.
3. Bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat
dikembangkan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas untuk dapat
membantu meningkatkan kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Ringkas
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan
kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah
perusahaan milik Negara yang yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih
bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh
pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en
Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik
Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama
menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan
perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu
beralih menjadi BPU-PLN.
Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai
Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN)
menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari
Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486
tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring
dengan perubahan status perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka,
permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-26467 HT.01.04 Th
2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia dengan No. 94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003. Pada
tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari badan
Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana
kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000
saham dari investasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham
perseroan dan 820.987.000 saham baru.
Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi
perdagangan “PGAS”
2.2. Landasan Hukum
Adapun landasan Hukum perusahaan menggunakan berbagai
peraturan perundangan anatara lain :
1. PP No. 19/1965 Dasar Hukum Pendirian .
2. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas,
maka kerangka hukum bisnis migas di Indonesia mengalami perubahan
yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor
hilir dimana perusahaan melakukkan kegiatan usahanya saat ini.
3. Menteri Kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996
4. Persetujuan Mentri Kehakiman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No.
C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.
5. Undang-undang RI No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
6. Undang-undang RI N0 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara.
7. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Govermace pada Badan Usaha Milik Negara.
2.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Budaya PGN
Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN
telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai
yang dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.Berikut adalah
Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:
Visi PGN :
Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.
Misi PGN :
Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui :
a.Penguatan bisnis inti di bidang ransportasi niaga gas bumi dan
pengembangannya.
b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.
c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang
berkaitan dengan industri gas.
d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan
Nilai-nilai Budaya PGN (ProCISE) :
a. Profesionalisme / Profesionalism
b. Penyempurnaan Terus Menerus / Continous Improvement
c. Integritas / Integrity
d. Keselamatan
2.4. Strategi dan Tujuan Perusahaan
1. Strategi Perusahaa
Menyelesaikan pengembangan infrastruktur jaringan pipa tranmisi
gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh
peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu
ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbudling dan Open Access.
2. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37
tahun 1994 sebagai berikut :
1. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
2. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani
kebutuhan masyarakat.
2.5. Struktur Organisasi
Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak
harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil
perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang
pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja
mengetahui dari mana sumber perintah dan kepada siapa seseorang itu
bertanggung jawab.
Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu
koordinasi yang efektif di antar unit-unit maupun bagian-bagian dalam
organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh
karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada
dapat optimal. Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara
merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung
jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara
Gambar 2.1
2.6. Uraian Pekerjaan
Berikut adalah uraian pekerjaan untuk setiap departemen pada PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
1. General Manager
Fungsi General Manager :
General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha
distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha
dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.
Tugas General Manager :
a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana Kerja dan Anggaran.
b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa
gas serta fasilitas penunjangnya.
c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan.
e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.
2. Departemen Keuangan dan SDM
Fungsi Departemen Keuangan dan SDM :
Departemen Keuangan Dan SDM mempunyai fungsi memastikan
pengelolaan keuangan , SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan
dilaksanakan secara optimal.
Tugas Departemen Keuangan dan SDM :
a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja di dalam
departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain di
dalam organisasi SBU.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana
kerja antar satuan kerja di dalam departemen Keuangan dan SDM.
d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.
e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
3. Dinas Keuangan
Fungsi Dinas Keuangan :
Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan
keuangan yang meliputi anggaran, perbendaharaan,akuntasi,perpajakan
serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Tugas Dinas Keuangan :
a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta
menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara
berkala.
c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban.
d. dropping ke kantor pusat.
e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan
4. Seksi Anggaran
Fungsi Seksi Anggaran :
Seksi Anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan
pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA
SBU.
Tugas Seksi Anggaran :
a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.
b. Menyusun RKA untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU
sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan .
c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.
d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang
telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya /Unit
kerja.
e. Melaksanakan evaluasi, monitoring, dan pengendalian terhadap
5. Seksi Perbendaharaan
Fungsi Seksi Perbendaharaan :
Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan
dan pengendalian Perbendaharaan SBU.
Tugas Seksi Perbendaharaan :
a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen
penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.
b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan
penerimaan dana.
d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropping ke
Kantor Pusat.
e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU.
6. Seksi Akuntansi
Fungsi Seksi Akuntansi :
Seksi akuntasi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akuntasi,
penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan.
Tugas Seksi Akuntansi :
a. Menerima,mencatat serta mengklasifikasikan transaksi keuangan.
b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk
memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan
keuangan.
c. Melakukan koordinasi, memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
pencatatan aset tetap.
d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.
e. Melakukan perencanaan perpajakan yang terkait dengan penyusunan
RKAP.
7. Seksi TJSL
Fungsi Seksi TJSL :
Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial
Tugas Seksi TJSL :
a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab
sosial dan lingkungan (CSR).
8. Dinas SDM
Fungsi Dinas SDM :
Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen
SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif.
Tugas Dinas SDM :
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi
SDM.
b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja .
c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan
dan pengembangan SDM.
d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan
rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.
e. Memastikan ketepatan waktu dan keakuratan pelaksanan administrasi
SDM, remunerasi dan database kepegawaian.
9. Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM
Fungsi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :
a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk
jangka pendek, menengah dan panjang.
b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan
oleh Kantor Pusat.
c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi .
d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.
e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
pemenuhan pekerja.
10.Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial
Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan administrasi SDM, kegiatan remunirasi,
pengelolaan sistem informasi SDM dan membina hubungan industrial
antara pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :
a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing
dan biaya lain yang terkait.
b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja.
c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan.
d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja.
2.7. Kinerja Terkini
PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang
berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan
umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki
jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.
Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader di
bidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur
jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas ke
konsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai
distributor, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang
menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada
pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN di
bidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui
pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN
melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada
pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalui jaringan pipa.
Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam
upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain
terus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas bumi di dalam
negeri, PGN juga mulai berinvestasi ke sektor hulu migas. Langkah ini
merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan
terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat
Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami
pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih
total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16% daripada tahun
2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar
(2012) menjadi US$ 4,3 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$
2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.
Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil
menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkat daripada tahun
2012 sebanyak 807 MMSCFD. Di bisnis transmisi, melalui anak
perusahaan yaitu PT Transportasi Gas Indonesia, gas yang disalurkan turun
tipis dari 877 MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas
oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke
PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas
oleh oftaker Singapura.
Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak
manfaat kepada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohny,
usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD
atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial,
UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan
dengan menggunakan gas bumi mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun
dibandingkan dengan menggunakan minyak.
"Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan,
tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan
Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan
mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan
infrastruktur gas bumi terintegrasi di berbagai wilayah di Indonesia,".
Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia,
pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun
infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari
sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.
Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun
PGN tahun ini diantaranya adalah Pembangunan Pipa Gas
Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam
rangka program PGN Sayang Ibu hingga sebanyak 1 juta sambungan gas,
serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.
Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran
untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak
US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi
terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG
dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu.
"Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang
cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Kerena itu PGN akan terus
memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Laporan Keuangan
3.1.1. Definisi Laporan Keuangan
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Ikatan
Akuntansi Indonesia (Revisi 2009) mengatakan bahwa : “Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Budi Rahardjo, dalam buku “Keuangan Akuntansi”
(2010:53) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan
adalah : “laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan
atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan; yaitu
pemilik perusahaan, pemerintah, kreditur, maupun pihak yang
berkepentingan lainnya”.
Dengan menerapkan Standar akuntansi Keuangan secara tepat
diharapkan bahwa laporan keuangan akan memberikan gambaran
sebenarnya tentang kinerja manajemen perusahaan masa lalu dan prospek
investor sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi. Laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan
perusahaan.
3.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
(2008:11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu :
a. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
3.1.3. Sifat Laporan Keuangan
Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa
Laporan Keuangan” (2007: 6), diantaranya : Laporan keuangan
dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak
management yang bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data
yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat,
prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat
pribadi.
a. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)
Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi,
pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang
telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan
dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang
demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi
keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
b. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun
anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di
dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang
melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain,
bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern
berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum
dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual.
c. Pendapat pribadi
Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur
oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar
praktek pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan
atau pihak management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam
menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi management
serta berdasarkan pengalaman masa lalu.
3.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabakan adanya
hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut.
Kemudian, ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka
seperti reputasi, prestasi, manajernya dan lainnya.
Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti
memiliki keterbatasan tertentu. Keterbatasan laporan keuangan menurut
Kasmir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2008:16),
diantaranya :
a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
d. Laporan keuangan bersiafat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian.
e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandangan
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada
sifat normalnya.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai
keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar
dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun
perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya
selama laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu
laporan keuangan.
3.1.5. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:231)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan neraca adalah : “bagian laporan
keuangan pada akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir
periode tersebut. Neraca menyajikan harta, utang dan modal perusahaan
yang dihubungkan menjadi persamaan akuntansi. Informasi yang dapat
dilihat dari neraca dalah posisi sumber kekayaan dan sumber pembiayaan
yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan perusahaan dalam suatu
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan”
(2008:35), dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan
beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu,
bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang
berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah
distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca, yaitu :
a. Bentuk Skontro (Account form), merupakan neraca yang bentuknya
seperti huruf “T”. Oleh karena itu sering juga disebut T Form. Dalam
bentuk ini neraca dibagi kedalam dua posisi, yaitu disebelah kiri berisi
aktiva dan sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.
b. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun
mulai dari atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas,
bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,komponen aktiva lainnya,
komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir
adalah komponen modal (ekuitas).
Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1). Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya
Analisa Laporan Keuangan (2007:14), adalah aktiva yang tidak terbatas
pada kekayaan perusahaan yang belum dialokasikan (deffered charges) atau
biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang,
a. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer
dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini terdapat lima unsur pokok
dari aktiva lancar, yaitu :
1. Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan
pengertian kas adalah check yang diterima dari para pelanggan dan
simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit,
yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan
check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
2. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara
(jangka pendek) dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara
belum dibutuhkan dalam operasi.
3. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah
salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen
yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi
untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan
tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal
waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
4. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang
5. Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh
jasa atau prestasi dari pihak lain.
b. Aktiva Tidak Lancar
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen
atau jangka panjang (mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau
tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Dan
berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva tidak lancar yaitu :
1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang
dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam
investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari
perusahaan lain atau obligasi.
2. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya
nampak (konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan
dan kelengkapan lainnya.
3. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan
perusahaan yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak
yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta,
merk dagang, goodwill.
4. Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau
biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun),
atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode
5. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum
dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti :
gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian.
2). Hutang
Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan”
(2007:18), hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau
kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi :
hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang
diterima dimuka.
2. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang
hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.
3). Modal
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”
(2007:19), modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya
2. Laporan Laba Rugi
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”
(2008:58), Laporan rugi laba merupakan laporan yang menunjukkan
kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah
pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat
diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan
Keuangan” (2007: 26), laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang
umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service)
diikuti dengan harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga
diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expenses).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi
pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar
usaha pokok perusahaan (non operating / financial income and expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil
(extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:231), ada
beberapa unsur-unsur laba rugi yaitu :
1. Pendapatan
Pendapatan adalah suatu pertambahan harta yang mengakibatkan
bertambahnya modal. Pertambahan harta dapat dinamakan pendapatan jika
diimbangi dengan pertambahan modal, bukan diimbangi pertambahan
utang atau investasi. Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pendapatan usaha
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari
kegiatan utama perusahaan.
b. Pendapatan diluar usaha
Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan
namun tidak ada hubungannya secara langsung dengan kegiatan
utama perusahaan.
2. Beban
Beban adalah suatu pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan hasil ekonomis, yang menyebabkan berkurangnya modal.
Beban dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Beban usaha
Beban usaha adalah beban yang dikeluarkan perusahaan untuk
membiayai kegiatan kegiatan utamanya.
b. Beban di luar usaha
Beban di luar usaha adalah beban yang dikeluarkan perusahaan
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:232), ada
beberapa bentuk neraca yaitu :
1. Bentuk Stafel
Bentuk stafel disusun dengan menyajikan semua pendapatan dan semua beban
dalam bentuk laporan, disusun dari atas ke bawah. Laporan bentuk ini
dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Bentuk Single Step
Laporan laba rugi bentuk ini merupakan laporan yang menyajikan
pendapatan dan beban tanpa ada pemisahan atas jenis pendapatan dan
beban.
b. Bentuk Multiple Step
Laporan laba rugi bentuk ini merupakan laporan yang penyajiannya
dilakukan secara bertahap.
2. Bentuk Skontro
Laporan laba rugi bentuk skontro merupkan laporan yang penyajiannya
dilakukan sebelah menyebelah. Di sisi kiri digunakan untuk akun debit
berupa beban dan saldo. Sedangkan sisi kanan digunakan untuk akun
kredit berupa pendapatan dan rugi.
3. Laporan Arus Kas
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:241)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan arus kas adalah :
“laporan keuangan suatu peusahaan yang menyajikan arus kas masuk dan
melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai
dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan.
Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih
dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang
penerimaan kas dan pembayaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan
keduanya adalah untuk melaporkan kegiatan operasi, investasi, dan
pembiayaan suatu entitas selama periode berjalan.
Manfaat informasi arus kas yaitu Informasi arus
sebagai
untuk menilai kecermatan atas taksir
sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus
kas masuk dan arus kas keluar selam
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus
kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas
pelaporan dan struktur keuangan perusahaan.
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:241),ada
beberapa bentuk penyusunan laporan arus kas yang dapat dilakukan
dengan metode sebagai berikut :
1. Metode Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung dapat
menunjukkan penambahan atau pengurangan kas dari aktivitas perusahaan
a. Aktivitas Operasi
Adalah aliran kas yang menunjukkan hasil yang diperoleh dari
kegiatan operasional sehari-hari.
b. Aktivitas Investasi
Adalah aliran kas yang berkaitan dengan pembelian atau penjualan
aktiva tetap, investasi dan dividen secara tunai.
c. Aktivitas Pendanaan
Adalah aliran kas yang berhubungan dengan masalah pembiayaan,
baik dari hutang maupun penambahan modal dari pemilik
perusahaan.
2. Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung,
dapat dilihat di pencatatan yang diawali dari laba bersih kemudian saldo
tersebut digabungkan dengan pos-pos yang menambah dan
menguranginya untuk mengetahui kekurangan arus kas dari kegiatan
operasi.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:234)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan perubahan ekuitas yaitu
laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas yang terjadi setelah
digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan dalam satu periode
Menurut Kasmir, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan”
(2008:42), laporan perubahan ekuitas adalah suatu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada
modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
Unsur-unsur laporan perubahan modal:
a. Modal awal
Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan
investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan
rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya
sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi
modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma
maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan
disebut Dividen. Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan
ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka
akan terjadi penurunan modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi
penarikan.
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukan :
1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan.
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas.
3. Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahan.
6. Penetapan untuk mencocokkan antara nilai tercatat dari masing-masing
jenis modal saham.agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut Pribadi Setiyanto, dalam buku “Ekonomi” (2007:245)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan catatan atas laporan keuangan
merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya
menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan
meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan
komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut dan informasi mengenai pos pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Informasi dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
a. kebijakan akuntansi
b. penjelasan pos-pos laporan keuangan,
c. pengungkapan lainnya, dan informasi tambahan yang diperlukan.
Penjelasan Pos Laporan Keuangan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
a. Menyajikan informasi tentang Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target UU APBN/Perda APBD.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
Pembahasan mengenai Kinerja Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan
harus:
1. Menguraikan strategi dan sumberdaya yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
2. Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana kinerja
3. Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen
untuk memberi keyakinan yang beralasan bahwa info kinerja keuangan
yang dilaporkan adalah relevan dan andal.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi dan kejadian penting.
d. Mengungkapan Informasi yang diharuskan oleh SAP yang belum disajikan
dalam lembar muka Laporan Keuangan.
e. Mengungkapkan info untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dgn penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dgn penerapan basis kas. Tujuannya dari pengungkapan pos
asset dan kewajiban agar pembaca laporan dapat memahami pos-pos aset dan
kewajiban yang timbul dikarenakan penerapan basis akrual pada pos
pendapatan dan belanja. Sedangkan tujuan rekonsiliasi adalah untuk
menyajikan hubungan antara laporan rekonsiliasi dimulai dari
penambahan/penurunan ekuitas yang berasal dari Laporan Kinerja Keuangan
yang disusun berdasarkan basis akrual.
f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian
penting tahun pelaporan, seperti:
1. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan
2. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi manajemen baru
5. Kejadian yang mempunyai dampak sosial
Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
lainnya serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk penyajian
wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan
komitmen-komitmen lain. Pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan
harus dapat memberikan informasi lain yang belum disajikan dalam bagian lain
laporan keuangan. Karena keterbatasan asumsi dan metode pengukuran yang
digunakan, beberapa transaksi atas peristiwa yang diyakini akan mempunyai
dampak penting bagi entitas pelaporan. Untuk dapat memberikan gambaran yang
lebih lengkap, pembaca laporan perlu diingatkan kemungkinan akan terjadinya
suatu peritiwa yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan entitas pelaporan pada
periode yang akan datang.
3.1.6. Struktur Laporan keuangan
a. Laporan posisi Keuangan (Neraca)
Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik
pada saat tertentu maupun periode tertentu.
1. Aktiva Lancar
Merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan atau
ditunaikan pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun.
a. Kas merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dapat segera
b. Surat berharga merupakan harta perusahaan yang ditanamkan dalam
bentuk kertas berharga dan memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu
tahun.
c. Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang
memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.
d. Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan
dalam suatu tempat.
e. Biaya dibayar di muka merupakan biaya atau pengeluaran yang
dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh suatu barang dan jasa dari
pihak lain yang akan datang.
f. Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterima merupakan hak
perusahaan, belum diterima pembayaran saat ini, akibat pelanggan belum
membayar.
2. Penyertaan atau investasi
Merupakan penanaman kelebihan dana perusahaan sebagai suatu
investasi atas surat berharga atau efek untuk jangka panjang.
3. Aktiva Tetap
Merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam
jangka panjang lebih dari satu tahun.
a. Aktiva tetap berwujud
Contohnya tanah, mesin, bangunan, peralatan, kendaraan, akumulasi
penyusutan, dan lain-lain.
4. Aktiva Lainnya
Merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke
dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Contohnya gedung dalam proses,
tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang, uang jaminan, uang
muka jaminan dan lain-lain.
Kewajiban atau Utang merupakan pengorbanan ekonomis yang
wajib dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk
penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau
transaksi pada masa sebelumnya.
1. Utang lancar
Merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain
karena memperoleh pinjaman (kredit) dari suatu lembaga keuangan.
a. Utang dagang merupakan kewajiban perusahaan karena adanya pembelian
barang yang pembayarannya secara kredit (angsuran).
b. Utang bank merupakan sejumlah uang yang diperoleh perusahaan dari
lembaga keuangan bank dan pembayarannya secara angsuran sesuai
perjanjian kedua belah pihak .
c. Utang wesel merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain akibat
adanya perjanjian tertulis yang dilakukan oleh perusahaan untuk
membayar sejumlah uang tertentu, dalam waktu tertentu pula.
d. Utang pajak merupakan pajak perusahaan yang belum disetor ke kas
Negara (pajak terutang).
e. Biaya yang masih harus dibayar merupakan biaya atau kewajiban
f. Utang sewa guna usaha
g. Utang dividen
h. Utang gaji
i. Utang lancar lainnya
2. Utang Jangka panjang
Merupakan kewajiban perusahaan yang jangka waktunya lebih dari
satu tahun.
a. Utang hipotek merupakan utang perusahaan yang dijamin dengan aktiva
tetap tertentu
b. Utang obligasi merupakan utang perusahaan kepada pihak lain yang
memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
c. Utang bank jangka panjang
d. Utang jangka panjang lainnya.
3. Modal
Merupakan harta kekayaan perusahaan dan hak yang dimilki
perusahaan.
a. Modal saham merupakan saham yang mencerminkan kepentingan
pemegangnya sebagai pemilik perusahaan.
b. Agio saham merupakan saham yang dibayar oleh para pemegang saham di
atas nilai pokok (nominal) dari saham.
c. Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum
d. Cadangan laba merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak dibagi
ke pemegang saham pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan
perusahaan untuk laba periode berikutnya.
b.Laporan Laba Rugi
1. Penjualan (pendapatan)
Merupakan sumber daya utama yang diterima perusahaan dari barang yng
dijual atatu barang yang disewakan.
2. Harga Pokok Penjualan
Merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang
dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual
3. Laba Kotor
Merupakan perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat
suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi
4. Biaya Operasi
Merupakan pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok
a. Biaya umum
b. Biaya penjualan
c. Biaya administrasi
d. Biaya sewa
e. Biay operasi lainnya
5. Penyusutan
Merupakan salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap di
6. Pendapatan Bersih Operasi
Merupakan
perusahaan yang bersangkutan dalam
7. Pendapatan Lainnya
Merupakan tambahan dana yang memberikan penghasilan bagi perusahaan
berasal dari pos dividen dan bunga.
8. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT
Merupakan biaya pendapatan kurang dari barang yang dijual dan penjualan,
umum, dan biaya administrasi
9. Biaya bunga
Merupakan kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang timbul selama
suatu periode karena periode tersebut semakin dekat dengan penyelesaian
a. Bunga wesel
11. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT
12. Laba per lembar saham (Earning per Share)
c. Laporan Arus Kas
1. Aktivitas Operasi
operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar.
Arus kas masuk dari aktivitas operasi :
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
c. Penerimaan Hibah
d. Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan Investasi Lainnya
e. Transfer masuk.
Arus kas keluar dari aktivitas operasi :
a. Belanja Pegawai
Merupakan cerminan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka
perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
masa yang akan datang.
Arus kas masuk dari aktivitas investasi :
b. Penjualan Aset Lainnya
Arus kas keluar dari aktivitas investasi :
a. Perolehan Aset Tetap
b. Perolehan Aset Lainnya
3. Aktivitas pendanaan
Merupakan cerminan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan
dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang
bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas
pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan
datang.
Arus ks masuk dari aktivitas pendanaan :
a. Penerimaan Pinjaman
b. Penjualan Surat Utang Negara Pemerintah
c. Hasil Privatisasi Perusahaan Negara/Daerah
d. Penjualan Investasi Jangka Panjang Lainnya
e. Pencairan Dana Cadangan
Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan :
a. Pembayaran Cicilan Pokok Utang
b. Pembayaran Obligasi Pemerintah
c. Penyertaan Modal Pemerintah
d. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan
e. Pembentukan Dana Cadangan.
Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam perusahan yang
digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan pada saat awal
perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal perusahan pada awal
bulan pada tahun yang bersangkutan.
2. Laba / rugi
Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total biaya.
3. Prive
Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang digunakan
untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan atau yang
digunakan untuk keperluan pribadi.
4. Modal akhir
Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari penambahan
modal awal ditambah dengan laba ( jika mengalami keuntungan ) atau
pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha ( Jika mengalami kerugian )
kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil merupakan modal akhir.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
catatan atas laporan keuangan tidak mempunyai struktur laporan keuangan
karena catatan atas laporan menjelaskan mengenai catatan tambahan dan
informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan
tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan
atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu
dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih
3.2. Analisis Laporan Keuangan
3.2.1. Definisi Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisis dan
Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah
memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas
(Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan maka analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian Syafri Harahap,
1998:190).
Menurut Djahidin, dalam buku “Analisis Laporan Keuangan”
(1983:1), analisis laporan keuangan adalah mencakup penerapan metode
dari teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat
dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Dr. Dermawan Sjahrial MM, dalam buku “Analisis
Laporan Keuangan” (2013:1), analisis laporan keuangan adalah teknik
menjadi informasi yang lebih berguna, mendalam dan lebih tajam sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Menurut Budi Rahardjo, dalam buku “Keuangan Akuntansi”
(2010:102), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka
dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat
tertentu ke saat berikutnya.
Menurut John. Wild, K.R. Subrayaman dan Robert F. Halsey, dalam
buku “Financial Statement Analiysis” (2007:3),analisis laporan keuangan
adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan
bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi
kelemahan tersebut, sedangkan kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan
menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang
diterapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka
atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai.
Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan
sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini
3.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan”
(2008:68), berikut ini beberapa tujuan analisis laporan keuangan yaitu :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
3.2.3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”
(2007:38), dengan memperbandingkan Neraca (comparative balance sheet)
menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada dua tanggal atau
lebih untuk satu atau dua perusahaan yang berbeda akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan”
ada beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu periode disebabkan
c. Perubahan bentuk aktiva dari tetap ke lancar.
d. Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba rugi perusahaan yang
tergambar dari penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang
dikeluarkan.
e. Adanya penambahan atau pengurangan modal (saham).
f. Dan perubahan lainnya.
Analisis laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Analisa horizontal atau analisa dinamis yaitu menganalisa dengan
mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode.
2. Analisa vertical atau analisa statis yaitu menganalisa hanya meliputi satu
periode saja (hanya memperbandingan antara pos yang satu dengan pos
lainnya dalam satu laporan keuangan).
3.2.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan”
(2007; 36), metode atau teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama
penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang
diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterpretasikan
sehingga data ini menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa
digunakan dalam analisa laporan keuangan, dengan menunjukkan :