PENGARUH TEKNIK KOREKSI PENCARAN DAN PENGGUNAAN
DAERAH SIDIK JARI TERHADAP KLASIFIKASI ASAL GEOGRAFIS
TANAMAN OBAT
(Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa)
ERMALINDA ZEBUA
G14104002
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ERMALINDA ZEBUA. Pengaruh Koreksi Pencaran dan Penggunaan Daerah Sidik
Jari terhadap Klasifikasi Asal Geografis Tanaman Obat. (Studi Kasus : Tanaman
Meniran dan Kumis kucing di Pulau jawa). Dibimbing oleh ERFIANI dan UTAMI
DYAH SYAFITRI.
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat untuk pengobatan maupun
pencegahan penyakit. Khasiat ini bersumber pada komponen kimia aktif dalam
tanaman yang tidak sedikit dipengaruhi oleh faktor-faktor geografis. Oleh karena itu,
perbedaan asal geografis tanaman obat memungkinkan adanya perbedaan
karakteristik yang menyebabkan inkonsistensi khasiat sehingga upaya eksploratif
untuk mengelompokkan jenis tanaman obat berdasarkan asal geografis penting
dilakukan. Pengukuran yang seringkali digunakan adalah dengan teknik
Fourier
Transform Infra Red
(FTIR). Namun, keluaran yang dihasilkan FTIR ini hanya
berupa spektrum yang menunjukkan nilai serapan saat contoh disinari inframerah
yang kontinu terhadap bilangan gelombang. Untuk memperoleh informasi yang
menyeluruh dan akurat dari spektrum keluaran FTIR ini diperlukan teknik
penanganan tertentu. Untuk mengantisipasi hal itu maka digunakan teknik Koreksi
Pencaran. Sebagai studi kasus, pada penelitian ini digunakan data keluaran FTIR
untuk sampel tanaman Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih yang
diperoleh dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Analisis Komponen Utama digunakan
sebagai analisis perantara untuk mereduksi dimensi data yang sangat besar sehingga
menjadi lebih mudah untuk diklasifikasikan dengan analisis gerombol. Hasil
penggerombolan menunjukkan bahwa pada sampel tanaman Meniran maupun Kumis
Kucing diperoleh sembilan gerombol karakteristik wilayah.
PENGARUH TEKNIK KOREKSI PENCARAN DAN PENGGUNAAN
DAERAH SIDIK JARI TERHADAP KLASIFIKASI ASAL GEOGRAFIS
TANAMAN OBAT
(Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa)
ERMALINDA ZEBUA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SAW beserta keluarga, para sahabat serta umatnya.
Karya ilmiah yang berjudul “ Pengaruh Teknik Koreksi Pencaran dan
Penggunaan Daerah Sidik Jari terhadap Klasifikasi Menurut Karakteristik Asal
Geografis Tanaman Obat (Studi Kasus : Tanaman Meniran dan Kumis Kucing di
Pulau Jawa)” ini merupakan bagian Hibah Pasca Sarjana Direktorat Pendidikan
Tinggi (kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka – Institut
Pertanian Bogor). Selama penyusunan karya ilmiah ini, tentu banyak sekali hal positif
yang penulis dapatkan. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan antara lain :
1.
Ibu Dr. Ir. Erfiani, M.Si dan Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si atas
bimbingan, kesabaran serta saran-saran dan masukannya selama menyelesaikan
tugas akhir ini.
2.
Suami tercinta, Ari Budiyanto, dengan segenap cinta dan dukungannya yang
senantiasa menjaga nyala asa untuk menyempurnakan ikhtiar dalam
menunaikan amanah ini.
3.
Orang tua (Mama, Papa termasuk Bapak dan Ibu mertua), adik Dian Novita Z,
Kakak-kakak ipar, ponakan-ponakan serta keluarga besar di Sumedang dan
Yogyakarta yang senantiasa mengalirkan do’a sehingga Allah Memberikan
yang terbaik dalam setiap langkah penyelesaian tugas akhir ini.
4.
Keluarga besar Departemen Statistika IPB (termasuk Kakak-kakak 40,
temana-teman 41, adik-adik 42, 43 dan 44) serta PSB-
Crew
atas bantuan, do’a dan
dukungannya secara langsung maupun tidak langsung.
5.
Saudara-saudaraku tercinta dimana pun di bumi Allah yang tetap istiqamah
mencurahkan segenap daya dan upaya untuk melangsungkan kembali
kehidupan Islam, serta semua pihak yang tentunya tidak dapat saya sebutkan
satu per satu karena keterbatasan ruang dan waktu.
Hanya Allah yang mampu membalas amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dengan sebaik-baik balasan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan sehingga menjadi amal kebaikan yang senantiasa mengalir
bagi penulis kelak. Amiin.
Bogor, Juni 2010
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 23 Maret 1986 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Aroli Zebua dan Ibu Tuti Sumarni.
Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SD Citimun II Sumedang pada
tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan penulis di SLTP
Negeri 1 Cimalaka Sumedang pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan
tingkat menengah umum di SMU Negeri 1 Sumedang pada tahun 2004. Pada tahun
yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Statistika Institut
Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dengan
mengambil mata kuliah berbasis Ekonomi Pertanian sebagai mata kuliah pilihan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Meniran ... 1
Kumis Kucing ... 2
Fourier Transform Infra Red
(FTIR)... 2
Daerah Sidik Jari ... 3
Koreksi Pencaran ... 3
Analisis Komponen Utama ... 3
Analisis Gerombol... 3
Metode Ward... 4
BAHAN DAN METODE
Bahan... 5
Metode... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Koreksi Pencaran ... 6
Analisis Kompnen Utama ... 7
Analisis Gerombol ... 7
Penggerombolan Meniran ... 9
Penggerombolan Kumis Kucing ... 10
KESIMPULAN
SARAN ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 11
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Contoh Perhitungan Rata-rata untuk Koreksi Pencaran ... 6
Tabel 2. Perolehan Komponen Utama ... 7
Tabel 3. Hasil Penggerombolan Tanaman Meniran... 9
Tabel 4. Hasil Penggerombolan Tanaman Kumis Kucing... 10
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Tahapan Analisis... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Overlay
Spektrum Sampel Meniran ... 6
Gambar 2.
Overlay
Spektrum Sampel Kumis Kucing ... 6
Gambar 3. Plot Data Meniran Tanpa Koreksi... 6
Gambar 4. Plot Data Kumis Kucing Terkoreksi ... 7
Gambar 5. Dendogram pada Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi... 7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Meniran ... 14
Lampiran 2. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Kumis Kucing... 15
Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaan
β
0dan
β
1... 16
Lampiran 4. Perbandingan Plot Data Sebelum dan Setelah Terkoreksi ... 18
Lampiran 5. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya ... 21
Lampiran 6. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya Terkoreksi ... 22
Lampiran 7. Tabel Skor Komponen Utama Kumis Kucing Seluruhnya ... 23
Lampiran 8. Tabel Skor Komponen Utama Kumis Kucing seluruhnya Terkoreksi... 24
Lampiran 9. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran... 25
Lampiran 10. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi .... 26
Lampiran 11. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing ... 27
Lampiran12. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing
Terkoreksi ... 28
Lampiran 13. Penggerombolan pada Data Meniran ... 29
Lampiran 14. Penggerombolan pada Data Meniran Terkoreksi . ... 29
Lampiran 15. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran... 30
Lampiran 16. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi ... 30
Lampiran 17. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing... 31
Lampiran 18. Penggerombolan pada Data Kumis Kucing Terkoreksi ... 31
Lampiran 19. Penggerombolan pada Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing... 32
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman obat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Utami dan Tim Lentera (2003) adalah tanaman atau bagian tanaman yang secara langsung digunakan sebagai obat tradisional, pemula bahan obat (prekursor) atau ekstraknya digunakan sebagai obat. Tanaman obat ini biasa digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
Kualitas tanaman obat dipengaruhi oleh zat (komponen kimia) aktif yang terkandung di dalamnya. Kandungan kimia aktif tanaman Komponen kimia aktif suatu tanaman merupakan sistem campuran senyawa yang sangat bervariasi, tergantung dari banyak faktor. Faktor tersebut antara lain lingkungan tempat tumbuh, hara tanah, iklim, ketinggian, kualitas bibit, teknologi budidaya (termasuk pencahayaan), umur tanaman sewaktu dipanen, pengolahan pasca panen dan penyimpanan (Dalimartha, 2008). Oleh karena itu, perbedaan asal geografis tanaman obat memungkinkan adanya perbedaan karakteristik yang menyebabkan inkonsistensi khasiat (Wijaya 2009). Dengan pertimbangan ini, maka upaya eksploratif untuk mengetahui pengelompokan tanaman obat berdasarkan karakteristik geografis wilayah asal menjadi sesuatu yang penting.
Sebagaimana disampaikan pada paragraf sebelumnya, informasi yang lazim menjadi dasar penelitian mengenai khasiat suatu tanaman obat adalah kandungan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Pada penelitian mengenai konsentrasi atau kandungan senyawa aktif ini seringkali digunakan instrumentasi FTIR (Fourier Transform Infra Red). Teknik FTIR relatif sederhana karena prosesnya yang cepat dan biayanya yang murah. Namun, keluaran yang dihasilkan FTIR ini hanya berupa spektrum yang menunjukkan nilai serapan saat contoh disinari inframerah yang kontinu terhadap bilangan gelombang (Arnita, 2005).
Untuk memperoleh informasi yang sesuai kebutuhan dari data keluaran FTIR ini, maka diperlukan teknik tertentu yang mampu mengurangi sejumlah informasi lain yang tidak relevan akibat penebaran cahaya pada
permukaan sampel yang tidak rata atau dapat juga terjadi akibat tidak murninya ekstrak disebabkan pengaruh luar yang tidak terkendali selama proses ekstraksi maupun penyimpanan ekstrak sampel. Data keluaran FTIR yang dihasilkan merupakan Spektra dengan informasi kompleks yang mencerminkan kandungan kimia suatu bahan. Spektra tersebut menunjukkan informasi bilangan gelombang pada kisaran 400-4000 cm-1. Metode yang biasa digunakan untuk memperoleh informasi komponen kimia aktif pada spektra adalah dengan menggunakan daerah sidik jari tanaman. Daerah sidik jari hanya menggunakan sebagian dari informasi bilangan gelombang.
Pada penelitian terdahulu oleh Wijaya (2009) dikatakan bahwa perlu adanya upaya untuk memperoleh informasi dari keseluruhan bilangan gelombang dalam mengelompokkan tanaman berdasarkan asal geografis. Dengan kata lain, perolehan informasi tidak mencukupkan hanya menggunakan daerah sidik jari. Ini sejalan dengan penelitian Arnita (2005) yang menerapkan koreksi pencaran untuk mereduksi informasi tidak relevan pada data spektrum keluaran FTIR pada rimpang Jahe (Zingiber officiale roscue).
Sebagai studi kasus, dalam penelitian ini digunakan data keluaran FTIR sampel tanaman Meniran hijau (Pyillantus niruri L) dan Kumis Kucing berbunga putih (Ortosiphon sp.). Kedua jenis tanaman tersebut memiliki khasiat untuk pengobatan. Akan tetapi, perbedaan sebaran geografis daerah (tempat) pengambilan sampel keduanya memungkinkan munculnya inkonsitensi dalam hal kualitas obat yang bersumber dari komponen kimia aktif pada masing-masing tanaman.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Meniran
(Pyillanthus nirruri, Phyllanthus L., P. urinaria, P. Alatus BL, P. Leprocarpus Weight, P. Cantonensis Hornem). Famili :
Euphorbiaceae.
Meniran termasuk rumput-rumputan berdaun kecil, warna hijau, batang warna hijau pucat atau hijau kemerahan. Tinggi batang dapat mencapai 30-40cm. Meniran memiliki bunga jantan dan betina. Meniran mengandung senyawa kuersitin, filantin, ipofilantin, pseudokhiratin, nirurin dan kalium. Tanaman ini tumbuh liar di pekarangan, galangan sawah, tepi sungai, daerah berbatu, lapangan rumput dan hutan yang lembap. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Meniran berguna sebagai obat penyakit ginjal, sariawan, gonorhoea, sakit perut, sakit gigi, antipiretik, dan anti diare. Menurut hasil penelitian terbaru, Meniran dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh terhadap gangguan penyakit anti hepatoprotektor (Dalimartha, 2005).
Kumis Kucing
(Ortosiphon aristatus, O. grandiflorus Bold., O. stamineus BTH., O. spiralis (Lour)
Merril). Famili : Lamiaceae/Labiatae
Tanaman Kumis Kucing merupakan tanaman berbatang basah, tumbuh tegak dan tingginya bisa mencapai 2 m. Batang Kumis Kucing berbentuk segi empat, agak beralur, berambut pendek atau gundul dan pada buku-buku batang bagian bawah timbul akar. Daun tunggalnya berbentuk bulat telur, lanset atau belah ketupat dengan panjang antara 4-10cm serta lebar 5-7,5mm. Urat daun sepanjang tepi berambut atau gundul dan kedua permukaan berbinti-bintik karena adanya kelenjar. Bunga Kumis Kucing majemuk, tersusun dalam bentuk tandan, keluar dari ujung cabang, panjang 7-29cm dan ditutupi oleh rambut pendek berwarna ungu yang akhirnya menjadi putih.
Bagian tanaman Kumis Kucing yang berkhasiat adalah daun. Daunnya mengandung senyawa sinensitin, flavon-flavon, 2 flavonol-glikosid, zat samak, saponin, garam kalium, asam-asam organik, tannin dan minyak atsiri.
Kumis Kucing memiliki efek farmakologi seperti antiradang, infeksi kandung kemih, batu saluran kemih dan empedu, asam urat, kencing batu dan keputihan.
Daun Kumis Kucing bersifat diuretic dan digunakan sebagai obat batu ginjal. Di India, Kumis Kucing digunakan untuk mengobati reumatik dan reumatik akut, menurunkan kadar gula pada penderita diabetes, encok serta menurunkan panas.
Tanaman Kumis Kucing dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai 1.500 m dpl. Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan Kumis Kucing adalah tanah lempung berpasir dengan struktur tanah gembur, subur dan mengandung humus yang cukup. Tanaman Kumis Kucing menghendaki iklim tropis dengan curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun. Pertumbuhan tanaman Kumis Kucing akan lebih baik di tempat yang terbuka dan disinari matahari penuh (Mahendra, 2005)
Fourier Transform Infrared (FTIR) Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang dari 0,78-1000 m atau bilangan gelombang 12.800-10 cm-1. Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi, spektrum inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi, yaitu inframerah dekat, pertengahan dan jauh (Nur dan Adijuwana 1989 dalam Rohaeti dkk 2005). FTIR termasuk dalam kategori radiasi inframerah pertengahan (4000-200 cm-1).
tunggal sebelum sinyal sampai ke detektor. Hasil dari penyapuan interferometer yang berupa interferogram (plot antara intensitas dengan posisi cermin) ini tidak dapat diinterpretasikan dalam bentuk aslinya. Proses matematika Fourier Transform akan mengubah interferogram menjadi spektrum antara intensitas dengan frekuensi. (George & McIntyre 1987 dalam Rohaeti dkk 2005).
Daerah Sidik Jari
Hampir semua gugus fungsi organik memiliki bilangan gelombang yang khas di daerah tertentu. Daerah pada spektrum inframerah di atas 1200 cm-1 menunjukkan pita spektrum atau puncak yang disebabkan oleh getaran ikatan kimia atau gugus fungsi dalam molekul. Daerah di bawah 1200 cm-1 menunjukkan pita spektrum yang disebabkan oleh getaran seluruh molekul (Wijaya 2009). Walaupun sukar untuk menandai setiap puncak, pola umumnya khas untuk suatu senyawa seperti sidik jari orang dan karena kerumitannya dikenal dengan daerah ‘sidik jari’.
Koreksi Pencaran
Koreksi pencaran merupakan teknik pra pemrosesan yang berguna untuk mereduksi pengaruh pencaran cahaya dalam penebaran spektroskopi. Awalnya Issakson dan Naes (1988) dalam Naes et al (2002) mengenalkan teknik koreksi pencaran pada saat pengembangan model kalibrasi dengan tujuan mereduksi sebanyak mungkin informasi yang tidak relevan. Hal ini penting untuk menghasilkan pendugaan yang baik dan spektra yang dapat diinterpretasikan.
Koreksi pencaran miltiplikatif adalah salah satu metode koreksi pencaran yang banyak berkembang. Geladi (1985) dan Jorgensen (2000) dalam Arnita (2005) mengembangkan metode ini untuk tujuan mengoreksi posisi pencaran tiap contoh terhadap posisi pencaran contoh rujukan, dalam hal ini adalah rata-rata keseluruhan contoh. Koreksi tersebut dilakukan dengan membuat persamaan regresi antara spektrum masing-masing contoh dengan rataannya. Persamaan garis regresinya diduga dengan metode kuadrat terkecil. Bentuk persamaan regresi untuk masing-masing contoh tersebut sebagai berikut :
xij = β0i + β1i
x
j + eij ( i=1, …, n ; j=1,…, p)dimana
xij = amatan pada bilangan gelombang ke-i dan peubah sampel wlayah ke-j
β0i = pengaruh aditif (intersep)pada sampel ke-i
β1i = pengaruh multiplikatif (kemiringan) pada sampel ke-i
j
x
= rata-rata seluruh sampelj
x
=∑
= n i ij
x
n
11
Analisis Komponen Utama
Analisis komponen utama pada dasarnya berfungsi menerangkan struktur ragam peragam melalui kombinasi linear dari peubah. Secara umum, analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mereduksi dimensi data dan menginterpretasikannya (Johnson & Wichern, 2002).
Analisis Gerombol
Analisis gerombol merupakan suatu metode untuk mengelompokkan n unit pengamatan ke dalam k gerombol (k < n) sehingga unit-unit dalam satu gerombol memiliki kesamaan atau secara relatif lebih homogen (Karson, 1982).
Dalam analisis gerombol terdapat beberapa ukuran jarak yang digunakan sebagai ukuran kemiripan dua unit pengamatan, diantaranya adalah jarak Euclid antara pengamatan xi dan xj dengan p peubah adalah :
(
)
(
)
21 1 2
,
−
=
∑
= k kj ki ji
x
x
x
x
d
Kesamaan antara dua unit pengamatan semakin dekat jika d(xi,xj) semakin kecil. Syarat penggunaan jarak Euclid menurut Duran dan Odell (1974) diacu dalam Wijaya (2009) adalah semua peubah tidak saling berkorelasi. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka digunakan jarak Mahalanobis. Jarak Mahalanobis merupakan bentuk umum dari jarak Euclid. Jarak Mahalanobis dinyatakan sebagai :
(
x
ix
j) (
x
ix
j) (
S
x
ix
j)
dimana S adalah matriks ragam peragam contoh. Namun demikian, menurut Timm (2002), untuk peubah kontinu (skala interval dan rasio), ukuran ketidaksamaan yang paling lazim digunakan adalah jarak Euclid antara dua objek. Disamping itu, matriks jarak Euclid paling efektif untuk peubah-peubah yang sepadan.
Secara umum analisis gerombol terbagi menjadi dua yaitu metode gerombol berhierarki (Hierarchical Method) dan metode non hierarki (Non Hierarchical Method). Metode gerombol berhierarki digunakan jika jumlah gerombol yang terbentuk belum ditentukan, sedangkan metode non hierarki digunakan jika jumlah gerombol yang dibentuk sudah ditentukan.
Metode Ward
Pada penelitian ini digunakan penggerombolan dengan metode Ward. Metode Ward adalah pengggerombolan berhierarki yang mendasarkan prosedurnya pada upaya meminimalisasi informasi yang hilang dari penggabungan dua gerombol. Metode ini biasanya diterapkan dengan informasi yang hilang diambil menjadi peningkatan dalam kriteria jumlah kuadrat kesalahan. Dengan kata lain, meminimumkan
keragaman total
sehingga diperoleh gerombol yang homogen. Pada setiap langkah dari analisis ini, penggabungan setiap kemungkinan pasang gerombol dipertimbangkan. Dua gerombol dapat digabungkan ketika hasil kombinasinya memiliki peningkatan error sum square minimum (minimum loss information).
Pada metode ini didefinisikan beberapa hal sebagai berikut, dengan makna indeks ijk sebagai gerombol ke-i, peubah ke-j dan pengamatan ke-k.
Kesalahan Jumlah Kuadrat
ESS = jumlah kuadrat kesalahan
ijk
X = nilai pengamatan individu k, peubah ke-j pada gerombol ke-i
k i
x
. = rata-rata gerombol untuk peubah jPada tahap ini seluruh peubah dijumlahkan berikut semua unit pengamatan yang ada pada setiap gerombol. Pengamatan individu setiap peubah dibandingkan dengan rata-rata gerombol (centroid) untuk peubah tersebut. Jika jumlah kesalahan kuadrat kecil, maka ini menunjukkan bahwa data yang dimiliki dekat dengan centroid. Dengan kata lain, gerombol tersebut memiliki anggota-anggota yang mempunyai kemiripan.
TSS = jumlah kuadrat total
ijk
X = nilai pengamatan individu k untuk setiap
peubah j dan gerombol i.
Pada tahap ini, pengamatan individu untuk setiap peubah dibandingkan terhadap rata-rata untuk peubah tersebut.
r2 diartikan sebagai proporsi keragaman yang diterangkan oleh penggerombolan atas pengamatan tertentu.
Pada metode ward ini langkah pertama dimulai dengan seluruh unit sampel dalam gerombol n yang masing-masing berukuran satu. Pada langkah pertama dari algoritma, n-1 gerombol terbentuk. Salah satunya berukuran 2 dan siasanya 1. Jumlah kesalahan kuadrat dan r2 nilai-nilai ini kemudian dihitung. Pasangan unit sampel yang mempunyai jumlah kesalahan kuadrat terkecil atau nilai r2 terbesar akan membentuk gerombol pertama.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa keluaran FTIR dari Penelitian Hibah Pascasarjana kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian Bogor. Data diperoleh sekitar bulan Oktober 2009 dengan menggunakan 51 sampel dari 2 macam tanaman yaitu Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih. Sampel diperoleh dari beberapa daerah di Pulau Jawa. Meniran sebanyak 28 sampel dan Kumis Kucing sebanyak 23 sampel dengan nama daerah seperti yang disajikan pada Lampiran 1.
Metode
Langkah-langkah yang dilakukan setelah data sekunder berupa spektrum keluaran FTIR diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemilahan data antara data bilangan gelombang untuk daerah sidik jari dengan data untuk keseluruhan bilangan gelombang .
2. Data daerah sidik jari dan data keseluruhan bilangan gelombang ada yang kemudian dikoreksi dan ada juga yang tanpa koreksi.
3. Menerapkan metode koreksi pencaran dengan tahapan :
i. Spektrum semua contoh diplot terhadap rata-rata untuk melihat pola garis lurus yang dibentuk oleh spektrum tiap contoh tersebut. ii. Untuk data keseluruhan bilangan
gelombang, maka nilai rata-rata dihitung dengan merata-ratakan semua nilai pada keseluruhan bilangan gelombang. Sementara pada data daerah sidik jari, maka nilai rata-rata diperoleh dengan merata-rata-rata-ratakan semua nilai absorbansi pada bilangan gelombang yang termasuk pada daerah sidik jari.
iii. Membentuk model regresi linier xij = β0i + β1i
x
j + eij ( i=1, …, n ; j=1,…, p)dan menduga parameter menggunakan metode kuadrat terkecil.
iv. Setelah parameter dugaan βdiperoleh kemudian digunakan untuk
mentransformasi data asli dengan mengurangkan nilai amatan xij
terhadap konstanta
β
ˆ
0idan membagihasil pengurangan terhadap
β
ˆ
1i, sehingga diperoleh bentuk transformasinyaxij* = (xij-
β
ˆ
0i)/β
ˆ
1i,dimana
xij* = data setelah dikoreksi xij = data sebelum dikoreksi
4. Melakukan eksplorasi awal dengan analisis komponen utama berdasarkan matriks korelasi untuk mereduksi dimensi peubah pada data hasil koreksi pencaran dan data hasil pemilihan daerah sidik jari. 5. Melakukan eksplorasi lanjutan dengan
menggunakan analisis gerombol untuk mendapatkan hasil klasifikasi tanaman Meniran dan Kumis Kucing berdasarkan karakteristik geografis. Jarak Euclid digunakan sebagai ukuran kemiripan. Sementara metode gerombol yang digunakan adalah metode Ward dengan harapan anggota-anggota dalam satu gerombol lebih homogen.
6. Membandingkan hasil pengelompokan berupa gerombol-gerombol yang diperoleh, berdasarkan kedekatannya dengan informasi geografis masing-masing wilayah asal sampel tanaman.
Untuk membantu langkah-langkah pengerjaan dalam penelitian ini, maka digunakan program Microsoft Excel dan Minitab 15. Alur penelitian ini dapat dilhat pada Diagram 1.
HASIL PEMBAHASAN
Tanaman obat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Meniran dan Kumis Kucing. Jenis yang digunakan adalah Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih, mengingat keduanya merupakan jenis Meniran dan Kumis Kucing yang sering ditemukan di pulau Jawa.
Karang Anyar, Semarang, Malang dan Probolinggo.
Sampel yang telah diperoleh kemudian diekstraksi untuk dijadikan semacam pelet. Pelet inilah yang selanjutnya disinari inframerah melalui proses spektroskopi FTIR. Keluarannya berupa spektrum yang menggambarkan bilangan panjang gelombang dan absorbansi masing-masing sampel, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut :
Gambar 1. Overlay Spektrum Sampel Meniran
Gambar 2. Overlay Spektrum Sampel Kumis Kucing
Sesuai dengan langkah penelitian, tahapan berikutnya yang dilakukan adalah memilah antara data daerah sidik jari dengan data nilai absorbansi pada keseluruhan bilangan gelombang. Pada spektrum akan terlihat perbedaan pola khas daerah sidik jari Meniran dan Kumis Kucing. Berdasarkan informasi dari Pusat Studi Biofarmaka, daerah sidik jari ini berkisar pada bilangan gelombang 600-1200 cm-1 .
Koreksi Pencaran
Tahapan awal koreksi pencaran adalah mencari nilai rata-rata keseluruan data, seperti contoh perhitungan Meniran berikut :
Tabel 1. Contoh Perhitungan Rata-rata untuk Koreksi Pencaran.
Bil. Gel BDG-1 ... SKB-4
x
3996,251 0,00005 ... 0,00107 0.00544 3994,322 0,00005 ... 0,00107 0.00544 3992,394 0,00005 ... 0,00107 0.00544
... ... ... ... ...
399,239 0,03327 0,00652 0,027758
Nilai rata-rata (
x
) yang diperoleh selanjutnya dijadikan dasar untuk menduga β0 dan β1 dengan meregresikan antara nilai absorbansi suatu sampel dengan rata-ratanya. Nilai absorbansi sampel sebagai peubah respon dan rata-rata sebagai peubah penjelas. Perolehan koefisien dugaan β0 dan β1 disajikan pada Lampiran 3.Pada plot spektrum data yang telah dikoreksi dengan koreksi pencaran tampak adanya pemampatan yang seolah menarik tiap spektra ke nilai rata-ratanya. Meskipun tidak begitu besar perubahan tampak pada plot spektrum antara data sebelum dan setelah dikoreksi, tetapi perubahan itu tetap dikatakan ada. Dengan kata lain, teknik koreksi pencaran mampu mengoreksi pencaran spektra sampel. Contoh perbandingan data sebelum dan setelah dikoreksi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4, yaitu perbandingan pada Meniran. Sementara yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Berdasarkan perbandingan data sebelum dan setelah koreksi pencaran (data terkoreksi dan data tidak terkoreksi), perbedaan pada data daerah sidik jari (baik Meniran maupun Kumis Kucing) tampak lebih jelas daripada data keseluruhan spektrum. Ini menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa koreksi pencaran memberikan pengaruh terhadap plot spektrum.
Gambar 3. Plot Data Meniran Tanpa Koreksi
Daerah Sidik Jari Daerah Sidik
Gambar 4. Plot Data Meniran Terkoreksi
Analisis Komponen Utama
Data tanpa koreksi maupun data terkoreksi yang ada masih memiliki ukuran yang sangat besar dan saling berkorelasi sehingga terlalu rumit untuk diklasifikasikan tanpa teknik perantara. Untuk itu, Analisis Komponen Utama digunakan sebagai analisis perantara (dengan Minitab 15).
Dalam menentukan jumlah komponen utama, metode yang digunakan adalah Kaiser’s Criterion, dimana sebuah kombinasi linier dapat dipertahankan sebagai komponen utama apabila nilai akar cirinya lebih besar atau sama dengan 1, λ ≥ 1. Berdasarkan kriteria ini diperoleh komponen – komponen utama dengan proporsi keragaman hingga 99% yang tersaji pada Tabel 2 di bawah ini. Sementara skor komponen utama disajikan pada Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 12. Skor masing-masing komponen utama yang diperoleh ini akan dijadikan dasar untuk melakukan pengelompokan dengan analisis gerombol sebagai langkah eksplorasi lanjutan.
Tabel 2. Perolehan Komponen Utama
No Data Banyak
Komponen Utama
1 Meniran 18
2 Sidik Jari Meniran 8
3 Kumis Kucing 17
4 Sidik Jari Kumis Kucing 7 5 Meniran Terkoreksi 18 6 Sidik Jari Meniran
Terkoreksi
9
7 Kumis Kucing Terkoreksi 14 8 Sidik Jari Kumis Kucing
Terkoreksi
9
Analisis Gerombol
Analisis gerombol yang digunakan adalah analisis gerombol berhierarki dengan metode Ward. Data yang dijadikan dasar pengelompokan adalah skor komponen utama yang telah diperoleh dari Analisis Komponen Utama sebelumnya. Pengelompokan pada analisis gerombol ini berhubungan dengan penentuan banyaknya gerombol yang terbentuk melalui tahap pemotongan pada dendogram berdasarkan ukuran kemiripan tertentu. Ukuran kemiripan yang dijadikan dasar penggerombolan adalah ukuran kemiripan (similarity) mendekati 66,7%. Dengan pertimbangan bahwa pada ukuran kemiripan 66,7% ini memuat hampir 2/3 (dua per tiga) dari kemiripan karakteristik yang ada sehingga dianggap memadai untuk melakukan pengelompokkan berdasarkan asal geografis sebagaimana yang telah dilakukan oleh Wijaya (2009). Hasilpenggerombolan yang diperoleh disajikan pada Tabel 3 dan 4.
Gambar 5. Dendogram pada daerah sidik jari Meniran terkoreksi.
Diagram 1. Alur Penelitian
FTIR
Ekstraksi tanaman
Data Keseluruhan
Data Daerah Sidik
Jari
Tanpa Koreksi
Koreksi Pencaran
Tanpa Koreksi
Koreksi Pencaran
Analisis
Komponen
Utama
Analisis
Komponen
Utama
Analisis
Komponen
Utama
Analisis
Komponen
Utama
Analisis
Gerombol
Analisis
Gerombol
Analisis
Gerombol
Analisis
Gerombol
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Hasil Klasifikasi
Membandingkan
Tabel 3. Pengelompokan Asal Geografis Sampel Tanaman Meniran
Gerombol Kabupaten Kecamatan Karakteristik Bandung Banjaran
Tarogong Kaler 1
Garut
Cilawu
Dataran tinggi dengan ketinggian tempat ± 600 m dpl dengan jenis tanah andosol, latosol, aluvial, regosol, grumusol, litosol dan mediteran. Intensitas cahaya penuh dengan curah hujan tinggi. Suhu panas berkisar 24°-27°C. Kelembaban 70-80%. Lahan pekarangan berpasir dan lahan sawah.
Darmaga (1) Pamijahan (1) Bogor
Ciomas 2
Karang Anyar Karang Pandan
Dataran tinggi dengan ketinggian tempat ±600 m dpl dengan jenis tanah latosol, aluvial, regosol, grumusol, mediteran. Curah hujan tinggi. Intensitas cahaya kurang karena ternaungi. Jenis tanah latosol, andosol. Suhu panas.
Darmaga (2) Bogor
Darmaga (3) Cianjur Cilaku Sukabumi Warung Kiara
Cikembar (2) Cikembar (3) Karang Anyar Karangpandan Semarang Bandungan 3
Malang Turen
Dataran tinggi dengan ketinggian tempat 600-800 m dpl dengan jenis tanah latosol, aluvial, regosol, grumusol, mediteran. Suhu sejuk. Curah hujan tinggi dengan intensitas cahaya penuh.
Bogor Pamijahan (2) Semarang Banyumanik 4
Malang Lawang
Ketinggian tempat 600 m dpl. Intensitas cahaya kurang karena tumbuh di sela-sela atau di bekas tanaman palawija ternaungi dan kondisi lahan kering. Jenis tanah latosol, andosol, mediteran. Suhu panas.
Karang Tengah 5 Cianjur
Warung Kondang
Dataran rendah 350-375 m dpl, lahan terbuka. Jenis tanah renzina dan latosol. Suhu panas.
Karang Pandan (1) Karang Anyar Karang Pandan (3) 6
Malang Karang Ploso
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl dengan jenis tanah latosol, grumusol, regosol, mediteran, aluvial, litosol, aluvial, regosol. Suhu sejuk.
7 Probolingo Sukapura (1) Dataran rendah dengan kondisi lahan kering. Meniran yang tumbuh usia relatif muda. Suhu panas.
Sukapura 8 Probolinggo
Muneng
Dataran rendah, lahan kering. Suhu panas
Tabel 4. Pengelompokan Asal Geografis Sampel Tanaman Kumis Kucing
Gerombol Kabupaten Kecamatan Karakteristik Bandung Ciwidey
Ciomas Pamijahan (1) Bogor
Pamijahan (2) Cianjur Pacet
1
Semarang Bandungan
Dataran tinggi dengan ketnggian 800 m – 1450 m dpl. Jenis tanah aluvial, latosol, andosol. Curah hujan 1500-4000 mm/tahun. Suhu dingin.
Bogor Darmaga Garut Cilawak
Warungkiara Cikembar Sukabumi
Cikembar 2
Malang Pakis Aji
Ketinggian tempat ± 600 m dpl. Jenis tanah latosol, aluvial, grumusol, regosol, mediteran. Temperatur udara 24°-30° C. Curah hujan 1300 mm – 3600 mm/tahun Kelembaban udara 80%-95%.
3 Cianjur Cipanas Ketinggian tempat 800 m – 1080 m dpl. Udara sejuk. Jenis tanah aluvial. Curah hujan 1500 mm/tahun.
Cianjur Gekbrong
Karang Pandan (1) Karang Pandan (2) 4
Karang Anyar
Karang Pandan (3)
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl. Jenis tanah podsolik, latosol, andosol, mediteran. Curah hujan tinggi, 1600 mm – 1800 mm/tahun.
5 Garut Samarang Ketinggian tempat 600-800 m dpl. Suhu sejuk. Jenis tanah andosol.
6 Karang Anyar Tawangmangu Ketinggian tempat ± 2000 m dpl. Curah hujan tinggi. Udara dingin. Jenis tanah andosol, latosol, mediteran.
Malang Pujon 7
Probolinggo Sukapura
Ketinggian tempat 500 m – 600 m dpl. Jenis tanah latosol, andosol, mediteran, litosol, alluvial dan regosol. Kondisi tanaman Kumis Kucing agak ternaungi.
8 Malang Mulyoredjo Ketinggian tempat 600 m – 1000 m dpl. Kondisi tanah agak kering. Kondisi tanaman Kumis Kucing ternaungi.
Secara umum kriteria geografis suatu wilayah dapat dilihat dari ketinggian tempat, iklim yang meliputi curah hujan, suhu harian, kelembaban serta kemiringan dan kondisi tanah. Namun dalam penelitian yang melibatkan tanaman Meniran dan Kumis Kucing ini, intensitas cahaya, tempat dimana tanaman tersebut tumbuh dan usia tanaman juga menyebabkan sampel tanaman dari kondisi asal geografis yang sama tertetak pada gerombol yang berbeda.
Intensitas cahaya dipengaruhi oleh kondisi tumbuhnya tanaman yang ternaungi atau tidak. Tempat tumbuh tanaman dapat diartikan bahwa tumbuhnya tanaman Meniran dan Kumis Kucing tersebut secara spesifik tumbuh pada lahan pesawahan (pematang sawah), pekarangan, pinggir jalan atau pada lahan bekas tanaman palawija. Sementara itu, Meniran yang digunakan pada penelitian ini biasa tumbuh sebagai gulma dengan usia 2-3 bulan, sedangkan Kumis Kucing biasanya tumbuh di pekarangan sebagai tanaman pagar dengan usia 2-3 tahun.
Berdasarkan penggerombolan dengan metode Ward, dari data Meniran maupun Kumis Kucing diperoleh sembilan gerombol karakteristik asal wilayah sampel. Hasil penggerombolan yang paling stabil dan cenderung memiliki kemiripan dengan informasi geografis wilayah asal sampel adalah pada data daerah sidik jari terkoreksi. Namun demikian, informasi karakteristik gerombol belum begitu khas karena keterbatasan data geografis pada masing-masing wilayah (data per kecamatan dan desa/kelurahan tidak lengkap). Oleh karena itu, karakteristik masing-masing gerombol didasarkan pada kesamaan kriteria geografis secara umum.
Pada hasil penggerombolan terdapat beberapa gerombol yang dilihat dari karakteristik geografis memiliki kemiripan tetapi berada dalam gerombol yang berbeda karena faktor perbedaan usia tanaman, intensitas pencahayaan dan lokasi spesifik tanaman tersebut tumbuh. Dengan kata lain, kurang khasnya karakteristik geografis gerombol-gerombol yang terbentuk dapat dipengaruhi oleh proses mulai dari pengambilan sampel, penyimpanan sampai pada proses FTIR ekstrak tanaman yang memungkinkan adanya pengaruh lain yang tidak terantisipasi.
KESIMPULAN
Tanaman obat Meniran hijau dan Kumis Kucing berbunga putih yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria geografis asal wilayah sampelnya menjadi sembilan kelompok. Pengelompokan tersebut merupakan hasil perbandingan antara data Meniran dan data Kumis Kucing yang terkoreksi dan tanpa koreksi (baik pada data keseluruhan bilangan gelombang maupun pada daerah sidik jari). Berdasarkan perbandingan yang dilakukan menggunakan teknik koreksi pencaran ini dapat diketahui bahwa daerah sidik jari terkoreksi memberikan pengaruh yang paling baik (stabil dan mendekati informasi geografis yang tersedia) terhadap hasil klasifikasi asal geografis sampel tanaman Meniran dan Kumis Kucing di Pulau Jawa.
Karakteristik geografis kelompok yang terbentuk menjadi kurang khas karena keterbatasan informasi kondisi geografis asal wilayah sampel. Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi kondisi spesifik pada saat pengambilan masing-masing sampel, seperti usia, intensitas cahaya, serta keberadaan tumbuhnya tanaman (sendiri atau bersama dengan tanaman lain).
SARAN
Upaya untuk melakukan analisis terhadap hasil gerombol yang terbentuk sedikit terkendala oleh terbatasnya informasi geografis yang dimiliki masing-masing wilayah kabupaten. Oleh karena itu, diharapkan adanya kerjasama sektoral untuk penelitian dalam rangka menyediakan database geografis per wilayah yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Arnita. 2005. Koreksi Pencaran dalam Model Kalibrasi Peubah Ganda pada Data Senyawa Aktif Gingerol Serbuk Rimpang Jahe (Zingiber officinale roscue). [Tesis]. Institut Pertanian Bogor.
Dalimartha, dr Setiawan. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar Kita. 2005. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI.
Dalimartha, dr. Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartigan, J.A. 1975. Clustering Algorithms (Ward’s Method). www.stat.psu.edu. [9 Juni 2010]
Johnson, R. A., Wichern, D. W. 1988. Applied Multivariate Statistical Analysis, second edition. Prentice-Hall Internatioanl, Inc. New Jersey.
Karson, Marvin J. 1982. Multivariate Statistical Methods. The Iowa State University Press. Ames, Iowa USA.
Mahendra, B. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. 2005. Jakarta : Pustaka Swadaya.
Naes T, Issakson T, Fearn T, Davies T. 2002. A User Friendly Guide to Multivariate Calibration and Classification. United Kingdom : NIR Publications Chichester.
Rohaeti dkk. 2005. Metode Cepat Penentuan Total Simplisia Obat Tradisional. Interpretasi Kemometrik terhadap Spektra FTIR Simplisia [Jurnal]. Institut Pertanian Bogor.
Timm, Neil H. 2002. Applied Multivariate Analysis. Springer-Verlag New York, Inc.
Utami, dr. Prapti dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Agromedia Pustaka. Tangerang.
Lampiran 1. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Tanaman Meniran
NO
KODE
WILAYANH KABUPATEN KECAMATAN DESA KAMPUNG
1 BDG-1 BANJARAN KAMASAN KAMASAN KAMASAN
2 BGR -1D BOGOR DARMAGA KEBUN BIOFARMAKA -
3 BGR-1S BOGOR PAMIJAHAN GUNUNG MENYAN BABAKAN
4 BGR-2D BOGOR DARMAGA KEBUN BIOFARMAKA -
5 BGR-2S BOGOR PAMIJAHAN GUNUNG PICUNG GUNUNG PICUNG
6 BGR-3D BOGOR DARMAGA KEBUN BIOFARMAKA -
7 BGR-3S BOGOR CIOMAS SIRNAGALIH KIARA LAWANG
8 CJR-1 CIANJUR CILAKU SIRNAGALIH -
9 CJR-2 CIANJUR KARANGTENGAH SINDANGLOKA CAGAK
10 CJR-3 CIANJUR WARUNGKONDANG CIKARYA CIJOKO
11 GRT-1 GARUT TAROGONG KALER RANCA BANGO TEGAL LEGA
12 GRT-2 GARUT CILAWU NGEMPLANG SARI CINERAGAS
13 KRA-1 KARANGANYAR KARANGPANDAN KARANGPANDAN -
14 KRA-2 KARANGANYAR KARANGPANDAN SALAM GEDANGAN -
15 KRA-3 KARANGANYAR KARANGPANDAN PAKELAN -
16 KRA-4 KARANGANYAR KARANGPANDAN GODANG GENTONG -
17 MLG-4 MALANG LAWANG LAWANG -
18 MLG-5 MALANG KARANGPLOSO KEPUHARJO -
19 MLG-6 MALANG TUREN PAGEDANGAN -
20 PBG-1 PROBOLINGGO SUKAPURA NGEPUNG -
21 PBG-2 PROBOLINGGO LUMBANG LUMBANG -
22 PBG-3 PROBOLINGGO MUNENG MUNENG -
23 SMG-1 SEMARANG BANYUMANIK SIDORO -
24 SMG-2 SEMARANG BANDUNGAN DUREN -
25 SKB-1 SUKABUMI CIKEMBAR SUKAMULYA CIANGSANA
26 SKB-2 SUKABUMI WARUNGKIARA BOJONGKERTA BOJONGKERTA
27 SKB-3 SUKABUMI CIKEMBAR CIKEMBAR CILANGKAP
Lampiran 2. Tabel Kode Wilayah Pengambilan Sampel Tanaman Kumis Kucing
NO
KODE
WILAYAH KABUPATEN KECAMATAN DESA KAMPUNG
1 BDG-3 BANDUNG CIWIDEY PANUNDAAN RANCAGEDE
2 BGR-1D BOGOR DARMAGA KEBUN BIOFARMAKA GUNUNG PICUNG
3 BGR-2D BOGOR CIOMAS SIRNAGALIH BABAKAN
4 BGR-3D BOGOR PAMIJAHAN GUNUNG PICUNG KIARA LAWANG
5 BGR-3S BOGOR PAMIJAHAN GUNUNG MENYAN -
6 CJR-1 CIANJUR CIPANAS SINDANGLAYA
TARIGU PASANTREN
7 CJR-2 CIANJUR PACET CIPUTRI PASIR SARONGGE
8 CJR-3 CIANJUR GEKBRONG SINDANGBARANG CIBADAK
9 GRT-1 GARUT CILAWAK NGEMPALANGSARI CIMARANGGAS
10 GRT-2 GARUT SAMARANG TANJUNGKARYA PASIR MUNCANG
11 KRA-1 KARANGANYAR KARANGPANDAN KARANGPANDAN -
12 KRA-2 KARANGANYAR KARANGPANDAN SALAM GEDANGAN -
13 KRA-3 KARANGANYAR KARANGPANDAN PAKELAN -
14 KRA-4 KARANGANYAR TAWANGMANGU RAGEAN -
15 MLG-3 MALANG PUJON PANDESARI -
16 MLG-4 MALANG MULYOREDJO NGANTENG -
17 MLG-5 MALANG TUREN PAGEDANGAN -
18 MLG-6 MALANG PAKIS AJI GENENGAN -
19 PBG-1 PROBOLINGGO SUKAPURA NGEPUNG -
20 SMG1 SEMARANG BANDUNGAN KENTENG -
21 SKB-1 SUKABUMI WARUNGKIARA BOJONGKERTA BOJONGKERTA
22 SKB-2 SUKABUMI CIKEMBAR CIKEMBAR CILANGKAP
Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaa
β
0dan
β
1Koefisien Regresi Meniran pada
Seluruh Bilangan Gelombang
Sampel
0
ˆ
β
β
ˆ
1BDG-1
-0,0233
0,986
BGR-1D
0,0168
0,827
BGR-1S
-0,0119
0,726
BGR-2D
0,00695
0,825
BGR-2S
0,0262
0,869
BGR-3D
-0,00029
1,11
BGR-3S
0,0458
1,17
CJR-1
-0,0232
1,05
CJR-2
-0,00593
1,11
CJR-3
-0,0428
0,971
GRT-1
0,00574
1,04
GRT-2
0,0104
1,03
KRA-1
0,0514
1,09
KRA-2
-0,0374
1,00
KRA-3
0,00806
0,988
KRA-4
0,0376
1,12
MLG-4
-0,0177
1,08
MLG-5
0,0787
0,981
MLG-6
-0,00990
1,10
PBG-1
-0,0165
1,01
PBG-2
0,0291
1,14
PBG-3
0,0386
0,888
SMG-1
-0,00675
0,857
SMG-2
0,00388
1,10
SKB-1
-0,0671
0,839
SKB-2
-0,0227
1,07
SKB-3
-0,0176
1,05
SKB-4
-0,0562
0,968
Koefisien Regresi Meniran Daerah
Sidik Jari
Sampel
0
ˆ
β
β
ˆ
1Lanjutan Lampiran 3. Perolehan Koefisien Dugaan
β
0dan
β
1Koefisien Regresi Kumis Kucing pada
Seluruh Bilangan Gelombang
Sampel
0
ˆ
β
β
ˆ
1BDG-3
-0,0208
1,06
BGR-1D
-0,0443
1,05
BGR-2D
-0,00307
0,868
BGR-3D
-0,0295
0,908
BGR-3S
-0,0371
0,816
CJR-1
0,0296
0,736
CJR-2
-0,0413
1,05
CJR-3
0,0133
1,12
GRT-1
0,0306
1,16
GRT-2
0,0320
1,16
KRA-1
0,00515
1,12
KRA-2
-0,00440
1,10
KRA-3
-0,0366
1,05
KRA-4
0,00187
0,810
MLG-3
0,0631
0,775
MLG-4
-0,0168
0,757
MLG-5
0,0310
0,937
MLG-6
0,0491
1,16
PBG-1
0,0621
1,07
SMG-1
-0,0266
1,06
SKB-1
-0,0225
1,05
SKB-2
-0,0275
1,08
SKB-3
-0,00740
1,09
Koefisien Regresi Kumis Kucing pada
Daerah Sidik Jari
Sampel
0
ˆ
β
β
ˆ
1Lampiran 4. Perbandingan Plot Data Sebelum dan Setelah Terkoreksi
(a) Data Daerah Sidik Jari Meniran Tanpa Koreksi
Lanjutan Lampiran 4. Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Dikoreksi
(a) Data Kumis Kucing Tanpa Koreksi
Lanjutan Lampiran 4. Perbandingan Data Sebelum dan Setelah Dikoeksi
(a) Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing Tanpa Koreksi
Lampiran 5. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9 KU10 KU11 KU12 KU13 KU14 KU15 KU16 KU17 KU18
1 BDG-1 -6,341 -10,11 -6,25 -3,219 11,77 13,25 -4,93 -0,55 11,639 0,006 -2,006 -0,859 1,14 0,778 1,6303 0,4231 1,739 -0,328
2 BGR -1D -17,64 -18,71 26,33 -12,32 -5,72 4,033 2,27 4,898 -3,273 -0,44 -2,207 -0,765 -1,153 -0,448 0,0356 -1,075 -0,455 -0,086
3 BGR-1S -48,56 2,222 27,88 -1,757 0,262 10,82 6,25 -4,92 -6,157 4,447 -2,899 -0,652 2,546 -1,028 -1,227 -0,059 0,116 -0,333
4 BGR-2D -21,37 -20,4 21,49 -13,07 1,546 2,666 -3,83 4,753 -2,086 1,331 -2,274 2,1129 -1,533 -0,428 1,4639 -0,212 -0,531 -0,374
5 BGR-2S -25,79 83,08 -14,08 -33,63 1,711 -6,78 3,75 0,501 0,2824 0,127 -0,319 1,3619 -1,165 -0,464 0,149 -0,462 0,166 0,2291
6 BGR-3D 15,834 -11,56 -11,27 -4,715 -5,91 -5,53 0,31 0,77 -5,127 -0,38 3,168 -3,57 2,679 -2,679 -0,352 0,0996 -1,051 -0,776
7 BGR-3S 45,866 3,995 -5,093 -10,15 -6,19 -3,28 1,04 0,619 -5,007 2,51 -3,282 -3,575 2,366 2,5765 0,6793 2,7545 0,864 -2,101
8 CJR-1 0,237 -10,51 -13,68 4,242 8,302 1,89 1,77 3,571 -8,504 4,593 4,791 3,1384 -1,466 0,3979 -0,492 0,2008 0,939 -0,194
9 CJR-2 17,642 -14,51 -3,458 -0,453 9,607 -5,94 3,09 4,059 1,0866 1,092 -0,318 1,5321 -3,131 -0,815 0,086 -0,979 -0,22 -1,095
10 CJR-3 -25,51 -3,146 -21,42 7,246 0,995 0,937 -6,57 -5,34 -4,777 4,034 -0,285 0,9803 2,098 1,34 -0,347 -1,612 2,621 1,0826
11 GRT-1 10,325 8,605 0,104 -13,39 5,17 6,622 9,38 -1,94 6,1374 -2,03 2,466 -1,419 0,926 0,831 -1,22 -0,095 -0,267 -0,402
12 GRT-2 14,349 -15,69 -0,364 -9,606 -1,7 10,3 6,17 8,315 -2,053 -5,75 3,144 -3,177 -1,647 1,26 -2,008 0,0257 1,256 1,9292
13 KRA-1 41,01 8,189 -3,338 -0,815 -8,24 14,16 -4,93 -11,6 -4,159 -6,18 0,272 2,6788 -2,547 -2,694 1,3389 0,3998 0,854 -0,594
14 KRA-2 -16,64 -4,399 -0,819 8,924 4,925 -0,89 9,73 -7,96 -1,823 -1,29 4,712 2,6287 1,046 2,113 0,9741 1,58 -1,571 0,1253
15 KRA-3 0,0411 19,59 5,429 17,65 0,414 -1,63 -1,34 -6,01 -0,054 -1,8 -5,488 -2,763 -3,726 2,2982 -1,126 -0,189 -1,108 0,6054
16 KRA-4 39,9 -9,151 -9,591 -14,74 4,289 2,083 -15,7 -4,48 -0,508 4,539 0,496 -1,426 -0,277 0,418 -1,466 -1,389 -2,824 1,0169
17 MLG-4 5,2428 -12,23 -6,39 1,972 -0,47 -1,98 3,86 -1,56 7,5073 -2,1 -2,27 3,1888 5,235 -1,731 -2,827 -0,439 -0,602 -0,241
18 MLG-5 32,481 56,94 29,61 29,19 2,621 5,687 -6,53 8,864 -0,864 -0,21 2,39 1,1107 2,897 0,1786 0,4491 -0,173 -0,665 0,1985
19 MLG-6 12,147 -11,6 -4,729 2,333 3,441 -4,75 4,18 3,948 1,2557 -0,93 -1,037 0,8857 -0,663 0,2338 1,4375 -1,471 -0,237 -1,058
20 PBG-1 -6,876 2,588 -18,11 11,49 -27,7 7,11 4,87 3,931 7,7455 7,171 0,399 1,3227 -2,499 -0,264 -0,015 0,9883 -0,735 0,3536
21 PBG-2 37,219 2,218 16,42 9,845 2,104 -9,14 7,51 -4,51 4,6431 4,459 1,758 -3,572 -0,733 -1,511 1,175 -2,211 1,989 0,4075
22 PBG-3 -1,86 -11,22 34,61 -7,08 -3,75 -16,1 -7,95 -4,22 4,3335 0,069 2,435 1,9896 -1,684 -0,061 -1,787 2,7071 1,51 0,5703
23 SMG-1 -29,18 -12,94 5,89 -10,42 -14 -4,52 -8,5 0,059 2,7116 -3,64 3,542 0,2335 2,511 2,3042 2,4361 -1,801 -0,511 -0,129
24 SMG-2 18,248 -6,313 -9,595 8,027 -1,19 -5,13 -0,7 4,317 -1,692 -3,29 -3,734 4,5514 -0,418 1,3947 -1,775 -0,853 0,592 -0,925
25 SKB-1 -60,24 8,448 -16,84 15,48 3,106 -1,75 -11,9 4,22 1,0945 -2,72 1,582 -4,003 -1,223 -1,781 -1,045 0,9666 0,553 -1,455
26 SKB-2 -3,579 -5,226 -12,43 8,193 -5,51 -9,83 3,89 1,589 -4,245 -3,78 -4,196 -0,642 1,922 -1,195 1,6734 0,3905 0,237 2,4916
27 SKB-3 4,2644 -10,66 -7,359 -3,721 14,78 0,689 -1,39 3,81 1,6887 1,749 -1,702 0,5857 0,388 -1,301 1,7321 2,778 -1,066 1,6988
Lampiran 6. Tabel Skor Komponen Utama Meniran Seluruhnya Terkoreksi
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9 KU10 KU11 KU12 KU13 KU14 KU15 KU16 KU17 KU18
1 BDG-1 17,113 8,088 23,36 6,371 -5,14 -17,5 12,67 0,645 -1,17 0,851 1,41 0,06 -0,52 2,566 -0,01 -2,42 0,45 -0,71
2 BGR -1D -33,72 18,5 -1,44 -10,23 10,1 3,186 2,211 -2,2 -6,44 2,439 -1,9 1,94 0,36 -0,3 -1,53 0,273 2,52 -3,5
3 BGR-1S 9,5154 -9,825 6,979 -8,629 22,18 6,978 4,171 9,407 -6,05 2,968 2,31 -4,21 0,66 -1,12 1,353 0,55 -0,5 1,09
4 BGR-2D -21,57 21,61 7,66 0,166 1,761 4,13 2,547 -2,98 -7,1 0,418 1,09 2,23 2,69 -0,54 0,593 -0,45 0,66 1,09
5 BGR-2S 48,334 -11,53 -24,2 9,327 14,46 -3,77 -0,91 -2,33 -1,68 0,748 2,15 5,97 0,15 3,202 -0,2 1,832 -1 0,85
6 BGR-3D -6,089 13,58 -10,3 -3,249 0,176 3,412 -5,6 -0,22 -3,04 -1,53 0,02 -0,45 0,5 -0,33 0,693 -0,08 0,81 0,89
7 BGR-3S -32,91 4,52 -7,86 -3,363 -3,57 3,036 -2,79 1,659 -4,5 4,603 -0,4 -1,75 -1,24 2,127 -1,9 -3,59 -0,6 1,92
8 CJR-1 14,589 3,591 15,95 -6,771 -2,4 10,57 -11,7 -0,3 -0,27 -6,96 2,26 0,72 -0,64 0,278 -0,32 -0,06 0,13 -0,24
9 CJR-2 -8,208 9,452 13,06 3,863 -4,81 7,47 0,206 -1,42 1,32 -1,39 -1,8 3,29 0,66 0,09 0,238 0,436 1,14 1,4
10 CJR-3 44,258 3,113 0,283 0,924 -8,75 2,742 -6,41 6,747 -1,08 0,407 3,15 -1,86 -3,95 2,378 1,111 -0,07 0,93 -1,08
11 GRT-1 -3,245 5,046 8,315 -0,525 10,61 -10,4 5,203 -0,99 4,97 -2,47 -1,2 -0,63 -1,93 -0,14 -0,96 0,184 0,41 1,49
12 GRT-2 -16,77 12,99 8,903 -14,87 8,192 -8,57 -4,96 -8,39 0,16 -3,08 -5,2 -2,94 -2,72 1,76 0,143 2,127 -1,7 -0
13 KRA-1 -33,61 -7,839 -2,48 -6,192 1,334 -20,8 -14,1 4,919 3,99 1,233 0,19 1,05 3,91 -0,23 3,094 -0,99 0,76 -0,2
14 KRA-2 21,076 -2,72 5,727 3,229 11,38 3,424 -5,39 0,542 9,87 -3,17 3,14 0,12 0,31 -1,33 -2,47 -2,06 0,17 -1,1
15 KRA-3 -0,624 -28,47 -2,55 7,258 -2,5 -1,96 -0,98 6,423 1,63 6,042 -6,2 0,76 -0,43 -1,49 -1,94 0,671 -0,6 -0,58
16 KRA-4 -27,8 14,06 0,784 10,61 -10,9 -8,77 -4,62 8,042 -7,18 -1,89 1,91 1,01 -1,46 -1,46 -2,87 2,834 -0,9 0,05
17 MLG-4 3,4023 9,078 1,546 1,439 -2,28 -1,56 6,479 -2,29 7,7 5,146 4,76 -2,18 0,14 -0,59 -0,08 3,47 2,14 0,29
18 MLG-5 -42,09 -79 3,898 -1,062 -2,68 -0,31 1,536 -8,04 -4,3 -1,84 3,59 -0,41 -0,73 -0,3 -0,45 -0,24 0,17 -0,36
19 MLG-6 -2,964 5,871 6,166 0,784 -3,61 5,26 1,654 -3,24 1,29 2,025 -0,7 2,5 -0,5 0,125 0,107 -1,09 0,7 1,07
20 PBG-1 19,836 -5,445 -17 -36,2 -12,6 0,634 10,43 4,882 3,3 -3,79 0,09 0,93 2,51 0,609 -1,37 0,314 -0,9 0,02
21 PBG-2 -36,91 -11,78 0,762 5,312 -1,29 8,461 8,041 6,84 3,25 -3,95 -3,1 2,56 -3,14 -0,22 4,263 0,375 0,05 -0,36
22 PBG-3 -55,92 9,132 -22,7 22,42 -0,3 5,248 3,619 0,272 3,72 -5,54 -0,5 -4,51 3,05 2,341 -0,67 0,132 0,14 -0,37
23 SMG-1 3,6124 21,98 -28,4 0,998 -0,74 -6,88 3,601 -5,37 -1,05 -1,15 2,56 0,04 -3,31 -4,63 1,325 -1,97 -1,1 -0,29
24 SMG-2 -7,343 -1,244 3,025 -3,494 -10,1 4,592 -4,95 -5 5,09 5,987 -0,2 -0,79 -0,16 -1,21 0,035 0,899 0,15 1,28
25 SKB-1 87,526 -12,4 -5,22 7,776 -7,47 -3,27 -0,23 -3,94 -7,19 -3,09 -4,3 -3,2 2,16 -1,09 1,024 0,24 1,87 0,14
26 SKB-2 14,325 3,922 -9,84 -0,607 -2,3 8,357 -2,79 -3,63 2,44 6,9 -0,7 -0,71 -0,28 1,833 1,354 -0,42 -1,3 -1,74
27 SKB-3 8,0923 10,35 20,77 7,647 -4,32 2,955 2,581 -2,35 -1,21 0,865 1,64 -0,06 3,38 -0,82 1,068 0,526 -4,3 -1,18
Lampiran 7. Tabel Skor Komponen Utama Data Kumis Kucing Seluruhnya
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9 KU10 KU11 KU12 KU13 KU14 KU15 KU16 KU17
1 BDG-3 5,403 7,1819 24,953 3,566 10,89 6,914 -12,68 -0,76 9,538 -2,735 0,596 -3,213 0,8377 0,429 -0,042 1,4455 1,332
2 BGR-1D -17,6 14,013 5,7529 1,322 -0,73 6,171 -6,066 9,41 -1,84 3,9704 -2,761 2,372 -0,101 -3,355 -1,136 -2,561 0,606
3 BGR-2D -11,56 -26,84 13,84 2,832 -9,68 -0,299 -1,169 0,552 3,83 0,163 -2,892 0,4454 -1,959 1,8926 0,6712 -0,841 -2,075
4 BGR-3D -24,95 -8,23 16,318 0,285 -0,64 -1,893 4,316 3,981 2,212 -2,048 -2,114 1,6575 -1,558 0,4319 0,8178 1,3882 0,134
5 BGR-3S -41,71 -11,38 17,434 -2,585 -3,07 -2,059 6,173 -0,352 1,909 -6,821 1,683 1,2135 -0,293 0,9427 -1,914 -1,847 -0,464
6 CJR-1 -23,46 -34,83 -10,09 -1,101 -2,15 -8,465 4,973 1,756 5,015 2,3164 4,603 0,8878 -1,821 -0,897 1,0383 -0,036 2,18
7 CJR-2 -8,888 -3,12 22,354 1,295 1,142 9,903 0,582 -1,736 -6,6 -0,051 1,932 -1,64 -2,69 -1,1 -0,046 0,5061 1,665
8 CJR-3 19,51 11,087 -0,43 -3,148 19,05 -11,02 3,212 3,143 -2,57 -1,839 -0,511 1,777 1,7857 2,2795 -3,233 -0,68 0,834
9 GRT-1 44,45 -2,115 5,54 1,49 0,339 -11,01 2,567 5,542 3,598 -0,93 -1,305 -4,051 -0,78 -4,033 -0,718 0,1271 -1,698
10 GRT-2 33,66 9,2814 -16,93 -8,791 5,642 19,64 13,97 -4,528 7,677 -0,375 -1,874 1,4616 -0,52 -0,469 0,1066 -0,526 -0,058
11 KRA-1 23,08 10,885 11,775 -4,614 4,863 -11,81 7,373 -2,408 -2,33 6,251 -2,496 0,7586 -0,598 0,1518 2,4141 1,2445 0,933
12 KRA-2 7,075 33,585 -12,54 -29,43 -8,36 -0,802 -7,819 6,419 -2,32 -4,353 1,107 0,5241 -1,799 1,04 1,2485 0,7579 -0,168
13 KRA-3 -19,08 32,563 -4,307 7,279 5,282 -0,855 2,647 -4,851 -6,15 -1,444 2,039 -3,305 -0,412 -0,133 2,3916 -3,263 -0,315
14 KRA-4 -43,21 15,61 -38,22 8,701 2,979 -0,662 -3,179 1,674 3,77 6,1244 -1,788 -2,821 -2,782 2,2639 -1,395 0,5654 -0,222
15 MLG-3 -6,665 -40,04 -17,05 -6,81 13,46 -0,96 -9,779 -11,09 -5,84 -2,15 -1,487 1,7533 -1,714 -1,941 -0,281 0,6326 -1,078
16 MLG-4 -48,32 5,2269 -9,12 -11,92 -5,76 -3,501 0,855 -5,417 4,308 1,8553 1,069 -1,161 6,0595 -1,997 -0,161 0,5393 -0,301
17 MLG-5 8,785 -30,13 -9,888 1,888 -10,4 2,682 0,364 1,443 -6 -3,179 -5,981 -2,865 3,2639 1,3816 0,6195 -0,305 1,899
18 MLG-6 57,51 13,149 -7,356 8,423 -16,2 -7,106 -5,266 -9,559 3,765 -1,952 1,204 0,8267 -1,083 0,5238 -1,087 -1,277 0,882
19 PBG-1 39,42 -35,76 -20,25 5,36 5,054 5,694 -1,77 9,671 -1,24 0,4318 4,859 -0,055 2,0156 0,9805 1,3852 -0,479 -0,829
20 SMG1 -13,24 28,612 -13,97 23,47 -2,15 0,109 1,293 1,818 -1,78 -6,298 -0,012 3,9937 1,0703 -1,311 1,014 2,6077 -0,334
21 SKB-1 4,753 6,2949 22,067 2,123 4,18 0,083 -6,454 -2,278 1,984 5,1831 0,005 2,8676 2,3044 1,7736 2,0963 -0,991 -1,173
22 SKB-2 -0,188 5,0606 13,294 -0,25 -1,92 3,509 7,089 -0,871 -5,83 0,7353 1,935 -3,166 0,2596 1,2161 -1,218 1,884 -1,69
Lampiran 8. Tabel Skor Komponen Utama Data Kumis Kucing Terkoreksi
NO KODE WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9 KU10 KU11 KU12 KU13 KU14
1 BDG-3* 25,1665 15,4279 24,5704 -10,3063 -7,58681 -6,27678 3,71686 -5,81339 -2,76201 0,03958 0,89509 -0,00286 0,011663 1,084362
2 BGR-1D* 37,1089 -3,56821 12,8064 2,470862 3,524432 2,981496 -1,5756 -1,2832 0,099502 -0,75522 -0,9905 -1,22616 -0,57092 1,484734
3 BGR-2D* -4,4626 14,9376 12,9852 8,950858 1,429103 0,282453 -2,3862 2,158251 -0,00454 -2,01592 -2,66 1,69386 -2,50652 0,877591
4 BGR-3D* 25,2417 -3,09574 8,48523 7,536505 0,230131 -5,68586 -2,2972 -0,2173 1,77588 0,10274 -1,9423 -0,83602 -1,67226 -1,17057
5 BGR-3S* 37,8389 -9,96764 8,20224 7,110778 0,224909 -6,16839 -3,4279 -1,06877 2,206725 1,10864 -0,6456 3,142072 1,667177 -1,19477
6 CJR-1* -46,84 -14,2698 -3,68777 16,60838 -3,05272 -8,77214 -2,5963 3,47708 -2,30577 2,0559 0,38345 -1,34114 2,487612 1,883166
7 CJR-2* 30,4725 8,98366 14,3789 -5,33293 4,410284 2,527658 -2,597 1,73808 -1,49931 3,26771 2,85731 -2,36086 -0,02865 0,499263
8 CJR-3* -6,3382 -12,4351 -3,07943 -1,39271 -9,8203 -3,80416 3,34709 -0,138 2,454015 -3,15685 0,20368 -0,59008 2,760848 -0,434
9 GRT-1* -22,506 19,3993 -9,01733 7,886691 -8,77293 -5,56587 1,28197 -2,00959 0,937825 0,7135 2,2382 -0,92388 -2,55574 -0,09815
10 GRT-2* -22,134 8,12999 -13,8289 -17,0253 21,93974 -12,9225 -0,0503 0,001541 1,616829 -0,679 -0,9522 -0,25838 0,196695 0,467253
11 KRA-1* 1,02054 9,33591 -17,5873 -1,41545 -7,66882 -1,72093 1,44742 3,993988 2,448331 -1,47445 -0,269 -2,36477 -1,98002 -0,72459
12 KRA-2* 16,0964 -4,84669 -23,3134 -3,8223 -3,7293 3,163207 -8,8939 -5,74888 -4,22424 -2,21436 -0,6321 -1,07523 0,51321 -0,84682
13 KRA-3* 38,0358 -12,3301 -6,74167 -4,98787 -1,03052 3,386225 2,57053 1,148641 1,175254 2,1554 2,04468 -0,87501 0,665889 -1,02354
14 KRA-4* 2,77843 -43,9612 -5,35932 3,453999 5,065938 1,880911 7,11819 -0,11281 -5,74453 -1,42987 -1,7374 -0,01131 -1,30536 0,212236
15 MLG-3* -81,321 -28,6649 16,4579 -18,4301 -9,32345 4,277875 -3,193 1,244595 1,391795 2,14515 -1,9723 0,305844 -0,86452 -0,28913
16 MLG-4* 27,6288 -25,2367 -18,7091 -2,6075 -1,26701 2,831803 -1,1292 -0,06443 2,92278 0,10208 3,68851 3,163937 -1,47828 1,972716
17 MLG-5* -40,835 6,47711 3,25262 8,515189 7,959191 12,61004 1,34581 -5,13241 5,208509 -1,36269 -0,2508 -1,42169 1,261683 0,935848
18 MLG-6* -26,671 37,7193 -20,4124 -1,45428 -5,71829 2,698644 3,09679 -1,84654 -1,94942 3,25561 -2,3049 2,336849 0,737614 0,378221
19 PBG-1* -64,211 3,66172 12,8845 5,883207 7,675794 -0,20497 0,41217 -0,91963 -2,34421 -1,67584 4,61633 1,429251 -0,4178 -2,1182
20 SMG-1* 25,0345 -7,67045 0,89707 5,743519 4,033348 0,80981 3,31896 -1,86678 1,476911 3,43661 -2,2876 -0,39311 0,285998 -1,39322
21 SKB-1* 24,1887 13,9041 10,3235 -6,09933 -6,25745 0,210265 1,02724 3,959397 0,351461 -4,05004 -0,2266 0,736086 1,677694 0,200283
22 SKB-2* 20,1445 7,75105 -1,29945 -0,43048 3,27399 4,853689 0,17026 3,57383 -0,24189 0,99703 0,01342 0,564981 0,301648 -0,32812
Lampiran 9. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Tanpa Koreksi
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8
1 BDG-1 7,5173 0,0377 3,1195 -5,468 4,814 0,63 1,177 0,523
2 BGR -1D -5,7156 -4,475 -4,798 -3,067 1,468 -1,547 0,125 -0,19
3 BGR-1S -29,955 -12,4 -3,148 -3,063 3,252 0,433 -2,32 -0,161
4 BGR-2D -2,7323 -1,243 -8,291 -3,213 1,245 -0,571 -0,97 0,177
5 BGR-2S -6,2334 9,358 -2,406 -6,56 -3,62 -0,983 -0,42 -0,809
6 BGR-3D 8,8524 6,6483 -1,602 2,4229 -1,65 -0,896 -0,78 0,261
7 BGR-3S 20,01 1,5796 1,2457 1,874 -2,59 -0,011 -0,13 0,116
8 CJR-1 -1,9187 10,762 -1,956 1,7785 -0,29 2,897 -1,7 0,739
9 CJR-2 12,19 2,1307 -3,381 2,1059 1,171 1,678 -0,54 0,474
10 CJR-3 -11,288 10,458 1,8438 2,6734 -1,3 2,026 -0,32 0,169
11 GRT-1 7,8177 -4,368 2,0648 -2,811 4,548 -0,918 0,445 1,011
12 GRT-2 10,047 5,8047 0,9818 -4,459 2,239 -0,696 2,084 1,71
13 KRA-1 16,665 -8,362 6,7347 -4,389 -2,38 0,575 1,551 0,364
14 KRA-2 -14,022 -4,664 1,9212 5,0949 2,185 0,654 0,13 0,769
15 KRA-3 -7,6455 -10,26 4,6945 0,6098 -3,01 1,828 0,851 0,161
16 KRA-4 30,461 3,4369 -2,359 -3,119 -2,14 0,85 -2,88 -0,352
17 MLG-4 4,2757 -0,649 2,6983 3,5018 5,822 -1,737 -0,79 -2,94
18 MLG-5 -7,1212 -18,43 3,5869 -4,591 -3,16 1,905 0,694 -2,382
19 MLG-6 6,9651 2,8041 -0,419 2,5991 1,11 0,042 1,298 -0,284
20 PBG-1 -12,293 10,999 13,854 -0,626 -1,02 -3,672 -3,62 0,417
21 PBG-2 8,6592 -18,2 2,6941 4,8441 -1,75 -0,18 -0,27 1,272
22 PBG-3 2,7227 -15,02 -8,604 4,1379 -3,11 -3,009 -1,31 0,445
23 SMG-1 -6,385 4,7509 -3,486 -0,244 -1,8 -4,928 3 0,135
24 SMG-2 7,5456 5,8271 0,2167 3,9831 0,254 0,614 1,737 -2,012
25 SKB-1 -25,091 13,701 -2,764 -2,609 -3,13 1,436 1,381 -0,183
26 SKB-2 -3,9371 6,9502 0,6056 6,3493 0,061 -0,34 1,597 -0,664
27 SKB-3 8,7614 5,2461 -3,632 -0,589 2,128 2,406 -0,76 -0,303
Lampiran 10. Tabel. Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Meniran Terkoreksi
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9
1 BDG-1 2,3381 -7,823 14,128 0,843 1,8564 1,0403 -0,988 -1,3288 0,8294
2 BGR -1D 5,9072 1,046 3,704 1,7744 -1,628 0,7646 -1,351 2,8204 1,8153
3 BGR-1S 6,4851 -4,251 5,2603 -1,31 -4,377 -1,414 -2,736 1,8952 -2,7008
4 BGR-2D 4,662 7,2619 3,1021 4,1093 -1,519 0,3354 0,7392 0,6229 1,1747
5 BGR-2S -7,8263 -6,399 -5,729 0,5151 1,6198 -0,426 -1,549 0,9568 1,5342
6 BGR-3D -0,5363 7,377 -3,641 1,4359 -0,64 1,2217 0,7502 0,9671 -0,4879
7 BGR-3S 6,2555 3,5673 -2,471 -4,123 -1,166 2,3226 0,2723 1,3461 0,2695
8 CJR-1 -10,451 11,696 1,8703 -4,319 -4,256 -1,062 -0,639 0,365 -0,0822
9 CJR-2 3,0973 8,7581 2,9551 -1,131 -1,341 0,6573 0,7337 -1,2053 0,5612
10 CJR-3 -17,056 4,8095 -0,755 -5,643 -2,331 -0,431 -0,032 -0,0602 -0,4108
11 GRT-1 6,2225 -4,277 8,3675 3,8987 1,2687 1,7456 0,0262 -1,5169 -0,501
12 GRT-2 -0,6724 -4,601 10,789 1,6981 1,895 4,0257 1,5384 1,2013 -1,2434
13 KRA-1 11,467 -11,16 1,6451 -3,22 1,2734 0,2033 3,2883 1,0309 0,7075
14 KRA-2 -1,2987 3,5248 0,5639 -0,576 -1,554 -1,315 -1,715 -1,3059 1,1465
15 KRA-3 8,8445 -8,287 -4,862 -9,435 0,6489 -0,183 -0,599 -1,2528 0,2228
16 KRA-4 9,6629 4,5996 -2,181 -1,644 -2,055 0,7811 0,2359 -0,767 0,7379
17 MLG-4 1,7568 -0,321 2,4812 11,789 1,0823 -5,814 0,6584 -0,4667 -0,762
18 MLG-5 19,041 -16,23 -3,881 -8,547 1,3259 -3,643 0,1467 0,7026 0,2484
19 MLG-6 0,4237 4,3964 1,8429 1,7315 1,0557 -0,257 -0,019 -0,8581 1,3913
20 PBG-1 -19,341 -19,69 -8,477 11,654 -8,064 1,6302 0,6092 -0,9288 0,0065
21 PBG-2 16,403 0,1206 -6,92 -3,367 1,3249 1,3929 -0,504 -1,4291 -2,0346
22 PBG-3 17,909 9,513 -13,61 2,5373 -0,268 1,3344 1,1186 -0,0938 -0,5267
23 SMG-1 -3,0287 0,4542 -7,108 9,2624 8,334 2,4369 -2,54 0,4277 -0,3373
24 SMG-2 -1,6293 3,5098 -1,045 2,6968 2,5625 -4,13 0,5049 0,06 0,4666
25 SKB-1 -45,86 -2,687 -2,063 -8,451 4,2188 -0,29 0,8987 0,3309 -0,5377
26 SKB-2 -8,1752 6,5836 -2,259 3,0596 1,3291 -0,597 1,0432 0,4868 -0,2289
27 SKB-3 0,3225 6,374 5,8016 0,4874 0,2853 -1,878 0,9719 -0,3357 -1,4584
Lampiran 11. Tabel Skor Komponen Utama Daerah Sidik Jari Kumis Kucing
NO
KODE
WILAYAH KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7
Lampiran 12. Tabel Skor Komponen Utama Data Daerah Sidik Jari Kumis Kucing
Terkoreksi
NO
KODE
WILAYA KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 KU9
1 BDG-3* -5,17308 15,61152 -3,5199 4,869151 2,12612 0,292194 0,064752 3,58931 1,45791
2 BGR-1D* 2,575562 9,913022 -1,00951 2,979734 0,7204 -0,6891 3,51979 -2,87377 -0,43477
3 BGR-2D* -8,64532 8,9383 1,903077 -2,036019 -0,456 -0,46869 -0,08502 -1,99364 -2,10545
4 BGR-3D* 3,683972 9,691288 -2,14264 3,729934 1,97669 -0,74657 0,579808 -1,09534 0,2649
5 BGR-3S* 8,620948 11,145 -4,2532 4,187468 4,17893 0,244835 -1,98051 -0,58227 2,01212
6 CJR-1* -5,31325 -3,07167 6,567839 -1,345952 5,95077 -0,43389 -4,58271 -4,81246 0,66429
7 CJR-2* -1,69442 11,02166 -0,79535 1,406898 -0,3878 0,377503 2,613147 -0,67207 0,10835
8 CJR-3* 4,382102 -4,1531 1,057391 0,245858 3,72897 2,759728 -1,63433 -0,06389 0,56552
9 GRT-1* -4,22587 3,172092 -1,34097 -2,728195 0,60263 2,038115 -3,49099 2,42936 -0,11229
10 GRT-2* -7,01612 -8,00813 7,65094 12,79711 -12,644 0,499174 -1,66738 -0,54861 0,66856
11 KRA-1* 7,692628 -3,7741 -0,50339 -5,512507 -3,7669 -0,23065 -0,87883 -0,30066 0,88706
12 KRA-2* 16,04833 -6,6067 -1,87939 -3,818003 -2,5243 -1,21068 -0,20722 0,97737 2,38876
13 KRA-3* 15,71163 -0,97371 -1,82511 1,589092 -0,9449 0,885257 2,317502 -0,61379 -1,06354
14 KRA-4* 7,131045 -14,0983 7,805285 3,322477 5,70206 -8,46808 0,464081 2,37247 -0,53878
15 MLG-3* -15,2999 -12,178 9,630178 -1,807686 4,48156 5,212923 4,565032 0,91448 1,87748
16 MLG-4* 26,08777 -15,2048 -0,46412 -0,664374 0,28559 4,391806 -0,19243 -0,01363 -1,96978
17 MLG-5* -21,1193 -21,5344 -20,4072 2,214003 0,94574 -1,00004 0,323515 -0,86151 -0,1834
18 MLG-6* -4,20221 2,023878 1,658388 -7,990532 -5,1809 -1,87655 1,056929 -0,22198 -0,05537
19 PBG-1* -19,6441 0,392455 6,447942 -0,591557 1,93775 0,448936 -0,94977 1,7247 -2,15386
20 SMG-1* 6,266727 3,692839 -0,98098 3,755677 1,35677 -0,0945 1,458806 0,45136 -1,58031
21 SKB-1* -0,77123 7,469461 -2,54136 -2,323075 -1,9607 1,425302 -2,3133 2,14525 -1,69838
22 SKB-2* 0,565506 3,330834 -1,65822 -4,193275 -2,1371 -1,02866 -0,16839 0,85676 0,15051
Gambar
Dokumen terkait
Namun kalau dilihat dari kerjasama dengan bidan sebelumnya maka yang bekerjasama hanya 5 orang, dengan demikian maka sebenarnya sudah 8 orang dukun bayi yang pernah
Mengakulturasi budaya olahraga yang berasal dari Amerika yang sudah menjadi olahraga global dengan pendekatan elemen visual Indonesia yang sudah ada diharapkan dapat
Mewakili kegiatan eksternal yang diadakan oleh pihak luar untuk mendukung program RSSIB.. Membina pengembangan media PKRS di
Tujuan pendidikan yang secara umum ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah adalah: 1) membuat setiap individu memiliki
Sehubungan dengan telah selesainya keseluruhan tahapan proses Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kuota Tahun 2015 di LPTK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, maka kami
Terdapat perbedaan penilaian atas efektivitas iklan (perhatian, minat, keyakinan, tindakan), citra toko online, dan niat beli ditinjau dari perbedaan jumlah ponsel
Pendidikan minimal Diploma III (D-3) atau sederajat, dengan pengalaman profesional dalam bidang pengelolaan keuangan desa dan pemberdayaan masyarakat atau yang relevan, dengan
Melakukan informed consent sebelum melakukan pemeriksaan tapi tidak menciptakan hubungan dokter pasien yang baik (respek dan empati), atau. Menciptakan hubungan