• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Agrowisata Little Farmers Unit Usahatani Koperasi Karyawan Pt. Bio Farma Cisarua, Lembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ke Agrowisata Little Farmers Unit Usahatani Koperasi Karyawan Pt. Bio Farma Cisarua, Lembang"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KE AGROWISATA LITTLE FARMERS UNIT USAHATANI KOPERASI KARYAWAN PT. BIO FARMA

CISARUA, LEMBANG

Oleh :

FERY FERDIANSYAH A 14102534

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

FERY FERDIANSYAH. Peramlan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Agrowisata Little Farmers Unit Usahatani Koperasi Karyawan PT. Bio Farma Cisarua Lembang (Dibawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)

Pengembangan pariwisata dapat dilakukan diberbagai sektor seperti sektor pertanian, suaka alam, taman dan lain sebagainya. Setiap sektor umumnya memiliki daya tarik tersendiri tergantung dari bentuk usaha yang dilakukan ataupun kondisi yang layak dijadikan sebagai tempat wisata

Sektor pertanian terpilih menjadi salah satu alternatif bagi dunia pariwisata yang kemudian populer dengan sebutan agrowisata. Hal ini disebabkan karena areal pertanian pada umumnya terletak di lokasi yang berpemandanagan indah dan udara segar. Kondisi ini telah membuat sektor pertanain menjadi salah satu produk alternatif yang dapat diandalkan dunia pariwisata.

Agrowisata Litte Farmers adalah salah satu tempat wisata pertanian yang terletak di Cisarua, Lembang, Jawa Barat. Keberadaan tempat wisata ini dinilai sangat menguntungkan bagi pengelola, masyarakat setempat maupun pengunjung, karena keberadaan tempat wisata ini dapat meningkatkan pendapatan bagi pengelola.

Keunggulan lain dari agrowisata ini adalah adanya program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman lapangan di alam terbuka/berkebun bagi masyarakat khususnya anak-anak. Tujuannya untuk memberikan pengenalan proses bercocok tanam, berternak hewan dan pemanenan produk pertanian khususnya bidang agribisnis bagi para pengunjung. Hal ini menjadi suatu kekuatan positif bagi pengelola atas penilaian dan respon dari para pengunjung.

Agrowisata Little Farmers sebagai salah satu tempat wisata yang menghadapi persaingan yang kompetitif dalam industri pariwisata sehingga dituntut untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah pengunjung jika ingin tetap bertahan. Keunggulan layanan jasa harus terus dipertahankan dan terus ditingkatkan seiring dengan kebutuhan dan permintaan konsumen.

Melihat kenyataan tersebut agrowista Little Farmers sebagai salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang agrowisata perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaan serta usaha pengembangannya. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan mengetahui karekteristik pengunjungnya. Hasil peneitian mengenai karekteristik pengunjung ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar oleh pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. Disamping itu perlu juga diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan ke Little Farmers

untuk membantu pengelola dalam menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan minat berkunjung para pengunjung.

(3)

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karekteristik pengunjung Little Farmers. (2) Meramalkan tingkat kunjungan Little Farmers pada 12 bulan yang akan datang dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung datang ke Little Farmers dalam rangka perumusan strategi pemasaran.

Metode pengambilan sampel pada responden dengan teknik accidental sampling (Convenience Sampling), yaitu sampel yang didapat berdasarkan ketersediaan responden untuk diwawancarai. Jumlah sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang dengan kriteria responden adalah pengunjung yang berumur lebih atau sama dengan lima belas tahun, Dari setiap rombongan pengunjung, hanya satu yang dijadikan responden.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai karekteristik pengunjung dapat disimpulkan bahwa pengunjung Little Farmers

yang diperoleh didominasi oleh adalah perempuan (61 persen) , berumur 15-30 tahun (63 persen), berasal dari sekitar wilayah bandung (68 persen) dengan jarak sekitar 1-2 jam, sudah menikah (68 persen) dan melakukan kunjungan ke Little Farmers bersama keluarga (63 persen) dengan menggunakan kendaraan pribadi. Tingkat pendidikan terakhir adalah Perguruan tinggi (63 persen), berprofesi sebagai pegawai swasta (33 persen) dengan tingkat pendapatan berkisar antara Rp. 1.500.001 – 2.000.000 perbulan (33 persen).

Berdasarkan peramalan kunjungan Little Farmers bahwa dari tiga metode yang digunakan ternyata metode ARIMA yang mempunyai nilai MSE terkecil dengan model ARIMA (2,1,0)(1,1,1)12, artinya metode bisa digunakan untuk meramalkan kunjungan Little Farmers 12 bulan kedepan. Dari hasil ramalan pengunjung Little Farmers mengalami trend yang meningkat, artinya untuk 12 bulan kedepan kunjungan ke Little Farmers akan mengalami cenderung peningkatan pengunjung.

Terdapat tujuh faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kunjungan ke LittleFarmers secara berturut-turut.adalah status perkawinan umur, pendapatan, pendidikan, biaya rekreasi, pekerjaan dan informasi. Hal tersebut dapat dijadikan dasar kebijakan oleh pengelola Little Farmers untuk meningkatkan minat berkunjung ke Little Farmers.

Berdasarkan hasil faktor dapat disimpulkan bahwa tujuh variabel yang dapat diproses lebih lanjut dapat diekstraksi atau diperkecil menjadi 3 faktor. Faktor pertama meliputi variabel pendidikan, pendapatan, dan biaya rekreasi. Faktor kedua adalah meliputi variabel status perkawinan dan umur. Dan faktor ketiga adalah variabel pekerjaan dan informasi.

(4)

PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KE AGROWISATA LITTLE FARMERS UNIT USAHATANI KOPERASI KARYAWAN PT. BIO FARMA

CISARUA, LEMBANG

Oleh :

FERY FERDIANSYAH A 14102534

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : Fery Ferdiansyah

NRP : A14102534

Program Studi : Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Peramalan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Agrowisata Little Farmers Unit Usahatani Koperasi Karyawan PT. Bio Farma Cisarua, Lembang.

Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2005

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP. 131 133 965

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERAMALAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KE AGROWISATA LITTLE FARMERS UNIT USAHATANI KOPERASI KARYAWAN PT. BIO FARMA CISARUA LEMBANG” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2005

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Februari 1981 di Karawang, Jawa Barat. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan H. Ade Alamsyah dan Hj.Uun Junasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1993, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama yang diselesaikan penulis pada tahun 1996 di Sekolah Menengah Pertama Al-Ihsan Bandung. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Swasta Pasundan I Bandung dan lulus pada tahun 1999.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul “Peramalan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Agrowisata Little Farmers Unit Usahatani Koperasi Karyawan PT. Bio Farma Cisarua Lembang”. Hasil skripsi ini dapat mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kunjungnan ke Little Farmers dan mengetahui tingkat pengunjung pada periode yang akan datang, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar bagi pengelola Little Farmers dalam menentukan kebijakan di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga diperlukan saran-saran perbaikan agar menjadi lebih baik. Penulis juga berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Oktober 2005

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin memberikan yang terbaik buat semua yang berperan dalam penulisan skripsi ini. Penulis sadar bahwa dalam menyelesaikan pendidikan dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu selama masa perkulihaan dan juga dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Mamah dan Papah tercinta yang senantiasa telah banyak memberikan doa, perhatian dan kasih sayang serta dorongan moral dan material. Kakak-kakaku tersayang, A’Ari, Teh Lilis, Teteh, A’Didin. Adik-adikku Avew dan Dede Rio serta keponakan_ku Adia dan Adika atas dukungan dan doanya. 2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, menuntun, mengarahkan, dan membimbing penulis dengan sabar sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

3. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, masukan, dan saran bagi penulis.

4. Dr. Ir. Dedi Budiman H. MEc selaku dosen penguji utama sidang 5. Amzul,SP, MA Selaku Dosen Komisi Pendidikan dalam ujian sidang. 6. Ir. Dandi Budiman, kepala unit usahatani koperasi karyawan PT. Bio Farma

(10)

7. Seluruh staff dan pegawai unit usahatani koperasi Little Farmers yang telah membantu penulis. Teddy (Nuhun geus ngabantuan nyebarkeun kuesioner). 8. Elis Sofiah, atas semua doa, perhatian dan kasih sayangnya..(Thanks for

always stick around me...U’re the best I ever Had…..).

9. Sahabat-sahabatku in Palayu Camp (Maul, Uwie, Meydi, Indra, Dolly, Qosim, Zoel, Zubak, Heru), Cidanghiang Camp (Aep, Kiky, Babeh, Ewing, dewa)atas segala bantuan dan kebersamaannya.

10. Angga, Farid, Boy Rudy, Oedrew, Zuer, Ramdhan, Degom, Betet, Dian (Nuhun Konsumsina…), Ega, mia, Tatiex, Toya tinem, Dona, Mey2 (makasih laptopnya ya…), Vita, Ovi dan Zury atas kebersamaannya selama di ekstensi.

11. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas segala keindahan dan kebaikan yang telah diberikan.

Jazakumullah Khairan Katsira

Bogor, Oktober 2005

(11)

DAFTAR ISI

2.2 Pengertian Agrowisata ... 10

2.2.1 Tujuan, Asas dan Manfaat Agrowisata ... 11

2.2.2 Sistem Agrowisata ... 13

2.3 Studi Terdahulu... 14

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 17

3.1.1. Perilaku Konsumen ... 17

3.1.1.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen... 18

3.1.2. Persepsi Konsumen ... 24

3.1.3. Karakteristik Pengunjung/Konsumen ... 24

3.1.4. Teori Peramalan... 26

3.1.5. Analisis Faktor... 32

3.2.Kerangka Pemikiran Operasional... 32

IV. METODE PENELITIAN... 35

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 35

4.2 Penentuan dan Sumber Data... 35

4.3 Teknik Penarikan Sampel... 35

4.4 Metode Analisis Data... 36

4.4.1 Analisis Deskriptif ... 36

4.4.2 Metode Peramalan ... 37

4.4.2.1. Metode Dekomposisi ... 37

4.4.2.2. Metode Box Jenkins (ARIMA) ... 39

(12)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 47

5.1. Letak Geografis, Topografi dan Iklim Perusahaan ... 47

5.2. Sejarah Perusahaan dan Pengembangan Perusahaan ... 47

5.3. Visi dan Misi Little Farmers ... 50

5.4. Struktur Organisisasi Perusahaan ... 51

5.5. Sarana dan Prasarana... 53

5.6. Bidang usaha Koperasi Karyawan PT. Bio Farma ... 54

5.7. Deskripsi Agrowisata Little Farmers... 54

5.8. Bauran Pemasaran... 55

VI. KAREKTERISTIK PENGUNJUNG LITTLE FARMERS ... 57

6.1. Karekteristik Pengunjung ... 57

6.1.1 Tempat Asal Pengunjung ... 57

6.1.2 Umur ... 58

6.1.3 Jenis Kelamin... 59

6.1.4 Status Perkawinan ... 59

6.1.5 Tingkat Pendidikan ... 60

6.1.6 Pekerjaan ... 60

6.1.7 Pendapatan... 61

6.1.8 Motivasi Utama... 62

6.1.9 Frekuensi Kunjungan ... 62

6.1.10 Minat Kunjungan Kembali ... 63

6.2. Akomodasi dan Informasi Little Farmers ... 64

6.2.1. Cara Kedatangan... 64

6.2.2. Aksesibilitas... 65

6.2.3. Biaya rekreasi ... 66

6.2.4. Informasi ... 67

6.3. Penilaian Pengunjung Terhadap Little Farmers ... 67

6.3.1. Daya Tarik Terhadap Little Farmers ... 67

6.3.2. Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas... 68

VII. PERAMALAN TINGKAT KUNJUNGAN KE LITTLE FARMERS ... 70

7.1. Identifikasi Pola Data... 70

7.2. Penerapan Model Peramalan ... 71

7.2.1. Metode Dekomposisi ... 71

7.2.2. Metode ARIMA... 72

7.3. Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik ... 74

(13)

VIII.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN

KE LITTLE FARMERS... 77

8.1. Analisis Faktor-Faktor Pengunjung ... 77

8.1.1. Faktor Pertama ... 84

8.1.2. Faktor Kedua ... 84

8.1.3. Faktor Ketiga ... 85

8.2. Rekomendasi Strategi Pemasaran ... 86

IX. KESIMPULAN DAN SARAN... 89

9.1. Kesimpulan... 89

9.2. Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA... 91

(14)

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara di Indonesia

dan Jumlah Perolehan Devisa Pada Tahun 1996-2002 ... 2

2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nasional yang Berkunjung Ke Propinsi Jawa Barat Tahun 1999-2002 ... 3

3. Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Agrowisata Little Farmers Tahun 2001-2004 ... 4

4. Sebaran Responden Menurut Tempat Asal Pengunjung... 57

5. Sebaran Responden Menurut Umur... 58

6. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin... 59

7. Sebaran Responden Menurut Status Perkawinan ... 59

8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 60

9. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan... 61

10. Sebaran Responden Menurut Pendapatan ... 61

11. Sebaran Responden Menurut Motivasi ... 62

12. Sebaran Responden Menurut Frekuensi Kunjungan... 63

13. Sebaran Responden Menurut Minat berkunjung kembali... 63

14. Sebaran Responden Menurut Jarak Tempuh... 64

15. Sebaran Responden Menurut Cara Kedatangan ... 64

16. Sebaran Responden Menurut Jenis Kendaraan yang Digunakan ke Little Farmers... 65

17. Sebaran Responden Menurut Aksesibilitas ... 65

18. Sebaran Responden Menurut Biaya Rekreasi ... 66

19. Sebaran Responden Menurut Informasi... 67

20. Sebaran Responden Menurut Daya Tarik ... 68

21. Sebaran Responden Menurut Objek yang paling menarik... 68

22. Sebaran Responden Menurut Fasilitas ... 69

(15)

No. Halaman

24. Nilai MSE Metode Peramalan Kuantitatif ... 75

25. Hasil Peramalan Tingkat Kunjungan LittleFarmers ... 75

26. Nilai Communality Masing-masing Variabel ... 78

27. Hasil Analisis Pembentukan Faktor... 83

28. Component Matrix Hasil Proses Rotasi ... 83

29. Faktor Pertama (I) Komponen Utama... 84

30. Faktor Kedua (II) Komponen Utama ... 85

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Plot Data Jumlah Kunjungan Little Farmers... 6 2. Diagram Sederhana Sistem Agrowisata... 14 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner Pengunjung Agrowisata Little Farmers ... 94

2. Denah Lokasi Little Farmers ... 97

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 98

4. Jumlah Pengunjung Little Farmers Tahun 2001-2005... 99

5. Hasil Output Komputer Metode Dekomposisi Multiplikatif pada Kunjungan Little Farmers ... 100

6. Hasil Output Komputer Metode Dekomposisi Aditif pada Kunjungan Little Farmers ... 101

7. Plot Autokorelasi Kunjungan Little Farmers... 102

8. Plot Autokorelasi Setelah differencing satu kali Kunjungan Little Farmers ... 103

9. Plot autokorelasi Setelah differencing Terhadap Faktor Musiman Kunjungan Little Farmers ... 104

10. Uji Kelayakan Model ARIMA (2,1,1)(1,1,1)12. ... 105

11. Hasil Peramalan Metode ARIMA (2,1,0)(1,1,1)12... 106

12. Data Objek dan Daya tarik Wisata Kabupaten Bandung Utara Tahun 2001-2003 ... 107

13. Paket Program yang ditawarkan Little Farmers... 108

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(19)

kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan devisa yang diterima seperti Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara di Indonesia dan Jumlah Perolehan Devisa Pada Tahun 1996-2002

Pertumbuhan (%) Tahun Wisatawan

Mancanegara

Sumber : Departemen Pariwisata Seni dan Budaya, 2004

Pada tahun 1997 terjadi peningkatan pada tingkat pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 2,99 persen dan penurunan pertumbuhan devisa sebesar -15,64 persen. Kondisi ini mencapai puncaknya pada tahun 2002 dengan penurunan pertumbuhan wisatawan mancanegara sebesar -15,43 persen dan penurunan pertumbuhan devisa sebesar -20,30 persen. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari keadaan politik dan keamanan dalam negeri yang mengalami gangguan, disamping krisis ekonomi (Departemen Pariwisata Seni dan Budaya, 2004).

(20)

pengembangan tempat wisata diwilayah tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan. Perkembangan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nasional dan perolehan pendapatan wilayah Jawa Barat dapat dilihat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nasional yang Berkunjung Ke Propinsi Jawa Barat Tahun 1999-2002.

Tahun Jumlah Wisatawan Pendapatan 1999 Sumber : BPS Jawa Barat, 2003

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nasional yang berkunjung ke propinsi Jawa Barat memiliki trend yang meningkat untuk setiap tahunnya. Walaupun terjadi penurunan tingkat pengunjung pada tahun 2000, namun yang menjadi faktor utama penurunan tingkat pengunjung tersebut disebabkan oleh dampak krisis moneter yang melanda negara indonesia dan faktor keamanan.

Pengembangan pariwisata di Jawa Barat terbagi dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, suaka alam, taman dan lain sebagainya. Setiap sektor umumnya memiliki daya tarik tersendiri tergantung dari bentuk usaha yang dilakukan ataupun kondisi yang layak dijadikan sebagai tempat wisata.

(21)

produk alternatif yang dapat diandalkan dunia pariwisata khususnya wilayah Jawa Barat.

Agrowisata Litte Farmers adalah salah satu tempat wisata pertanian yang terletak di Cisarua, Lembang. Keberadaan tempat wisata ini dinilai sangat menguntungkan bagi pengelola, masyarakat setempat maupun pengunjung, karena keberadaan tempat wisata ini dapat meningkatkan pendapatan bagi pengelola. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengunjung dan pendapatan setiap tahunnya pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Agrowisata Little Farmers Tahun 2001-2004

Tahun Jumlah Kunjungan Pendapatan (Rp)

2001 1.010 5.050.000

2002 5.161 25.805.000

2003 13.673 68.365.000

2004 23.900 134.600.000

Sumber : Agrowisata Little Farmers Tahun 2005

Keinginan pengunjung terhadap agrowisata Little Farmers terus mengalami peningkatan, tentu hal ini menjadi peluang yang sangat prospektif bagi pihak pengelola untuk terus mengembangkan usahanya. Pada umumnya, trend

peningkatan pengunjung agrowisata Littte Farmers dipengaruhi oleh faktor keindahan alam agrowisata Little Farmers dan pemberian layanan jasa yang baik yang membuat para pengunjung merasakan kenikmatan tersendiri karena dapat melihat pemandangan yang indah dan menghirup udara segar serta penggunaan fasilitas yang tersedia.

(22)

memberikan pengenalan proses bercocok tanam, berternak hewan dan pemanenan produk pertanian khususnya bidang agribisnis bagi para pengunjung. Hal ini menjadi suatu kekuatan positif bagi pengelola atas penilaian dan respon dari para pengunjung.

1.2 Perumusan Masalah

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan rekreasi di alam terbuka, terjadi pula di bidang kepariwisataan. Masing-masing bidang usaha yang bergerak di bidang kepariwisataan menawarkan keunggulan dan daya tariknya untuk mempertahankan dan menarik pengunjung.

Produk pariwisata merupakan salah satu produk jasa. Ada beberapa hal yang membedakan produk ini dengan produk manufaktur. Produk ini bersifat

intangible (tidak berwujud), sehingga kepuasan pengunjung didasarkan kepada harapannya dalam hal ini, pengunjung merupakan bagian dari proses produksinya. Peoses produksi dan komunikasi produk ini terjadi pada waktu yang bersamaan, dengan demikian kepuasan atau ketidakpuasan yang dialami pengunjung sebagai konsumen akan terjadi pada saat yang bersamaan pula.

(23)

Agrowisata Little Farmers sebagai salah satu tempat wisata yang menghadapi persaingan yang kompetitif dalam industri pariwisata sehingga dituntut untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah pengunjung jika ingin tetap bertahan. Keunggulan layanan jasa harus terus dipertahankan dan terus ditingkatkan seiring dengan kebutuhan dan permintaan konsumen.

Melihat kenyataan tersebut agrowista Little Farmers sebagai salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang agrowisata perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaan serta usaha pengembangannya. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan mengetahui Karakteristik pengunjungnya. Hasil penelitian mengenai Karakteristik pengunjung ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar oleh pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. Disamping itu perlu juga diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan ke Little Farmers

untuk membantu pengelola dalam menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan minat berkunjung para pengunjung.

Gambar 1. Plot Data Jumlah Kunjungan Little Farmers

Kunjungan Little Farmers

(24)

-Jika dilihat pada Gambar 1, bahwa perkembangan jumlah pengunjung agrowisata Little Farmers selalu mengalami fluktuasi untuk setiap bulannya namun total keseluruhan tingkat pengunjung untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Adanya fluktuasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti musim liburan, fenomena alam, dan kondisi keamanan negara.

Peramalan terhadap tingkat kunjungan ke LittleFarmers untuk beberapa periode yang akan datang perlu dilakukan dengan data variasi bulanan yang ada, sehingga pengelola Little Farmers dapat mempersiapkan hal-hal untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi peningkatan dan penurunan pada tingkat kunjungan dan melakukan manajemen yang lebih baik lagi.

Berdasarkan rumusan tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik pengunjung Little Farmers?

2. Berapa tingkat kunjungan Little Farmers pada 12 bulan kedepan?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengunjung datang berkunjung ke

Little Farmers?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung Little Farmers.

2. Meramalkan tingkat kunjungan Little Farmers pada 12 bulan yang akan datang.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak unit usahatani koperasi karyawan PT. Bio Farma agrowisata Little Farmers, penulis, maupun pembaca. Bagi pihak koperasi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan di masa yang akan datang. Bagi penulis sendiri diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai aplikasi dari ilmu yang didapat selama menuntut ilmu pada Institut Pertanian Bogor. bagi pembaca, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi, literatur dan bahan penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah : a. Hanya dibatasi pada agrowisata Little Farmers

b. Responden adalah pengunjung yang sedang berkunjung ke Little Farmers c. Data yang digunakan adalah data kunjungan dari bulan Juni 2001 – Juli 2005

dalam bentuk bulanan.

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Yoeti (1997), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu , dari satu tempat ke tempat lain bukan untuk bisnis atau mencari nafkah, tapi semata-mata bertujuan untuk menikmati perjalanan dalam rangka memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Suwantoro (1997), menyatakan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Dalam Undang-undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata

c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

(27)

e. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

f. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

g. Daerah tujuan wisata adalah daerah yang memiliki daerah-daerah wisata yang ditunjang oleh prasarana dan sarana pariwisata serta masyarakat.

2.2 Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari subsistem objek wisata yang mengaitkan dua hal yaitu agro (pertanian) dan wisata. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 agrowisata didefinisikan sebagai bagian dari objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Tirtawinata dan Fachrudin, 1996).

Kegiatan utama agrowisata berorientasi pada pariwisata dan darmawisata dengan kegiatan meninjau objek-objek pertanian dalam arti luas, termasuk disini kegiatan pelancongan ke daerah-daerah objek pertanian, peternakan dan taman nasional (Soedarmanto dalam Indriwati, 1997)

(28)

dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai saran pendidikan1.

Agrowisata tidak hanya memanfaatkan keindahan alam, keanekaragaman kegiatan dan kehidupan masyarakat pedesaan serta sejarah pertanian yang mengesankan. Dewasa ini banyak tercipta model-model agrowisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian tertentu. Agrowisata hortikultur, agrowisata perkebunan, agrowisata tanaman pangan, agrowisata peternakan, agrowisata perkebunan, ataupun varian kebun-kebun pembuahan adalah contoh-contoh dari sekian banyak potensi-potensi agrowisata yang dapat diungkapkan

2.2.1. Tujuan, Asas dan Manfaat Agrowisata

Agrowisata merupakan hasil dari pengembangan pariwisata dan pertanian. Tujuan dari agrowisata adalah meningkatkan devisa bagi negara Indonesia. Adapun tujuan-tujuan lainnya sebagai berikut (Indriawati, 1997) :

1. Mengamankan dan melestarikan keberadaan dan citra produk pertanian Indonesia sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia.

2. Menciptakan iklim berusaha yang baik kepada para pengusaha atau pemilik dibidang agro pariwisata didalam penyelenggaran dan pelayanan agrowisata.

Dalam pemanfaatan agrowisata sebagai sektor yang dapat menghasilkan devisa yang cukup bagi negara, maka perlu mempunyai koridor yang dapat menjadi patokan dalam pengusahaan agrowisata tersebut. Patokan-patokan

1

(29)

tersebut dapat berupa asas-asas yang harus diperhatikan bagi pengusahaan agrowisata. Asas-asas tersebut adalah :

1. Asas manfaat, artinya penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar dapat saling memberikan manfaat dan dampak positif baik bagi ekonomi, politik, sosial, budaya maupun lingkungan.

2. Asas pelestarian, artinya dalam penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar berperan dalam peningkatan pelestarian plasma nuftah sebagai sumberdaya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan

Asas-asas yang menjadi patokan dalam pengusahaan agrowisata ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan dibidang pertanian dan pariwisata disatu sisi dan dapat melestarikan produk-produk pertanian Indonesia disisi yang lain.

Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1996), mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata, antara lain :

1. Meningkatkan konversi lingkungan. Nilai konservasi yang ditekankan yakni pada keseimbangan ekosistem. Daerah agrowisata diharapkan memiliki existence effect (efek nyata) yang berguna bagi lingkungan karena keberadaannya mempengaruhi cuaca maupun iklim di sekitarnya. 2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam. Keindahan visual dapat

diperoleh dari topografi, jenis flora dan fauna, warna dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam.

(30)

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengunjung dapat mempelajari kegiatan budidaya, pemanenan, pengolahan hingga menjadi produk yang dapat dikonsumsi.

5. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat, pemerintah daerah maupun negara. Keuntungan bagi daerah dan masyarakat antara lain membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah serta meningkatkan produksi.

2.2.2. Sistem Agrowisata

Sistem agrowisata merupakan usaha tranformasi input pertanian dan pariwisata dalam rangka menghasilkan output (nilai tambah). Oleh karena itu, tolak ukur keberhasilan dari agrowisata ini adalah nilai tambah yang dihasilkan. Secara umum skema agrowisata dapat dilihat pada Gambar 2.

Sistem pengembangan agrowisata ini sangat terkait dengan beberapa input yang membentuknya. Ketiga input ini adalah input pertanian, input eksogenus, input pariwisata. Dengan penggabungan input ini timbul beberapa output yang dikehendaki antara lain peningkatan jumlah pengunjung, peningkatan mutu layanan wisata, dan peningkatan pendapatan. Namun, perlu diingat beberapa

(31)

Gambar 2. Diagram Sederhana Sistem Agrowisata (Deptan dalam Septriani , 2001)

2.3 Studi Terdahulu

Muksin (1996) melakukan penelitian tentang studi permintaan pada kawasan wisata pantai Logending, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa yang dominan datang ke tempat tersebut adalah pengunjung dengan pendapatan Rp. 100.000,-sampai Rp. 200.000,-;umur antara 15-24 tahun; tingkat pendidikan perguruan tinggi/akademi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan rekreasi di kawasan tersebut adalah pendapatan, jarak daerah asal dan informasi mengenai kawasan wisata tersebut. Dalam penelitian ini diketahui juga hal-hal yang mendorong pengunjung berminat untuk berkunjung kembali. Hal tersebut adalah tempat yang menarik, biaya rekreasi yang murah, tempat yang mudah dijangkau dan ajakan teman/keluarga.

Output yang dikehendaki

1. distorsi kegiatan

2. pencemaran

lingkungan

3. disparities

pendapatan Input pertanian

1. Tayangan aktivitas

produksi

2. Tayangan produksi

3. Sumberdaya manusia

4. Pesona alam lingkungan

Input Eksogenus

1.Peraturan

2.Situasi geografis

3.Sosial budaya

masyarakat

Output yang dikehendaki

1.Peningkatan jumlah

pengunjung

2.Peningkatan mutu

layanan

3.Peningkatan

pendapatan

Input Pariwisata

1.Bisnis Wisata

2.Promosi

3.Transportasi

4.Investasi Sarana

Pengunjung Wisata

Sistem Pengembangan

Wisata Agro

(32)

Wibowo (2000) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata pada permintaan rekreasi di Taman Rekreasi Pangrango adalah cita rasa, promosi, kualitas obyek rekreasi, biaya perjalanan, alokasi biaya rekreasi dan keamanan. Dimana kualitas obyek rekreasi ini mencakup daya tarik, ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas.

Haryati (2001) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan di Taman Bunga Nusantara, Cipanas. Dari hasil penelitiannya dengan menggunakan Analisis Faktor disimpulkan bahwa terdapat lima variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kunjungan ke Taman Bunga Nusantara adalah biaya rekreasi, informasi, daya tarik, pendidikan, dan status perkawinan. Selain itu dalam penelitiannya diramalkan bahwa tingkat kunjungan ke Taman Bunga Nusantara untuk beberapa periode mendatang memiliki trend yang meningkat dan pola musiman.

(33)

Bogor menghasilkan model peramalan terbaik dengan ARIMA (2,2,1) (2,1,1)12 dan wisatawan mancanegara menghasilkan model peramalan terbaik dengan ARIMA (1,1,1) (1,1,1) 12.

(34)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen

Engel et al. (1994), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan langsung yang terlibat dalam memperoleh, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa yang ditawarkan kepadanya, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari lingkungan sekitarnya, pengalaman masa lalu, dan kehidupan masa depan yang dijalaninya, keseluruhan faktor ini disebut dengan medan psikologi manusia.

Rangkuty (2003), mengungkapkan tiga jenis definisi mengenai perilaku konsumen, yaitu :

a. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seseorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu, dan di pasar serta industri yang sama.

(35)

(kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan tindakan konsumen.

c. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran.

3.1.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen dilakukan melalui suatu proses yang disebut proses keputusan pembelian, proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Bervariasinya proses keputusan konsumen ditentukan faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu, serta proses psikologis (Engel et al., 1994). Secara sederhana, hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan proses keputusan konsumen yang menunjukkan model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disajikan dalam Gambar 3.

Proses keputusan pembelian untuk setiap konsumen, hal ini karena proses keputusan pembelian ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Tiga hal pokok yang menentukan proses keputusan pembelian adalah input informasi, proses informasi dan faktor-faktor yang menentukan proses keputusan.

(36)

yang menentukan keputusan pembelian pada konsumen terdiri dari 3 kelompok, yaitu: (1) pengaruh lingkungan, (2) perbedaan individu dan (3) proses psikologis.

Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel et al. 1994.

1. Pengaruh Lingkungan

Menurut Engel et al. (1994), faktor lingkungan yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen adalah 1) budaya, 2) kelas sosial, 3) pengaruh pribadi, 4) keluarga dan 5) situasi.

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol lain yang bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran, dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya tidak mencakup naluri dan tidak pula mencakupi perilaku idiosinkratik yang terjadi sebagai pemecahan sekali saja untuk masalah yang unik. Budaya melengkapi manusia dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat.

Perbedaan Individu

Sumber daya Konsumen Motivasi & Keterlibatan

(37)

Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam

perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas.

Sembilan variabel muncul sebagai yang paling penting di dalam arus sosiologis dan penelitian lain yang berkenaan dengan kelas sosial. Kesembilan variabel ini diidentifikasikan di dalam sintetis yang berpengaruh dari penelitian kelas sosial oleh Gilbert dan Kahl, yang dikelompokan tiga variabel utama, yaitu variabel ekonomi (pekerjaan, pendapatan dan kekayaan), variabel interaksi (prestise pribadi, asosiasi dan sosialisasi) dan variabel politik (kekuasaan kesadaran kelas dan mobilitas)

(38)

Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dari dua atau lebih orang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman-bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara keluarga yng ditegakan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi (family of procreation).

Situasi menggunakan beberapa pengaruhnya yang paling meresap dalam penelitian perilaku konsumen, karena perilaku selalu terjadi dalam konteks situasi. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yng khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.

2. Perbedaan Individu

Setiap individu akan berbeda dalam cara melakukan pembelian, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan individu. Engel et a. (1994), mengidentifikasikan lima cara peting dimana konsumen mungkin berbeda, yaitu 1) sumber daya konsumen, 2) motivasi dan keterlibatan, 3) pengetahuan, 4) sikap, dan 5) kepribadian, gaya hidup, dan demografi.

(39)

sumber daya yang dimiliki konsumen menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan pembelian.

Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual.

Ketelibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam suatu spesifik. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa dalam konteks tertentu.

Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan produk, di mana, dan kapan harus membeli dan bagaimana cara menggunakan produk.

Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap diekspresikan bilamana seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek.

(40)

3. Proses Psikologis

Engel et al. (1994) mengemukakan tiga proses psikologis sentral yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen, yaitu 1) pemrosesan informasi, 2) pembelajaran, dan 3) perubahan sikap dan perilaku.

Pemrosesan informasi mengacu pada proses yang dengannya suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan, dan kemudian diambil kembali. William McGuire dalam Engel (1994) mengembangkan proses ini dalam liam tahap, yaitu 1) pemaparan, pencapaian kedekatan terhadap stimulus sehingga muncul peluang diaktifkannya satu atau lebih dari kelima indera manusia, 2) perhatian, alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk, 3) pemahaman, tafsiran atau stimulus, 4) penerimaan, tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi pengetahuan dan atau sikap seseorang, dan 5) retensi, pemindahan tafsiran stimulus ke dalam ingatan jangka panjang.

Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku. Watson dalam Engel (1994) menyatakan bahwa pengulangan yang konstan akan mengukuhkan respon dan membina kebiasaan membeli.

(41)

3.1.2. Persepsi Konsumen

Seseorang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses bagaimana individu memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi dan kenyataan untuk menciptakan gambaran mengenai suatu objek yang memiliki arti.

Yoeti (1996), mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi adalah kualitas tempat rekreasi. Faktor ini mempengaruhi kesediaan seseorang untuk membeli manfaat rekreasi. Kualitas tersebut mencakup antara lain daya tarik, ketersediaan fasilitas, aksesibilitas (kemudahan trasportasi)

3.1.3. Karakteristik Pengunjung/Konsumen

Keragaan pengunjung suatu kawasan wisata dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh pengunjungnya. Menurut Siregar dan Pasaribu

(42)

Dalam penelitian Sugiarto dan Kusmayadi (2000),terhadap wisatawan, baik dari dalam maupun dari luar negeri dapat didasarkan karakteristik umur, daerah asal, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain. Sementara itu menurut Noerhadi (1998), permintaan wisata dipengaruhi oleh karakteristik individu mencakup umur, penghasilan, motivasi dan watak. Lebih jauh dinyatakan bahwa ciri khas tempat tujuan wisata juga ikut mempengaruhi keputusan individu untuk berpergian, mencakup daya tarik, harga dan kemampuan untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat. Ciri khas tersebut mempengaruhi keputusan individu untuk berkunjung dan pilihan tempat berkunjung.

Karakteristik dari pengunjung penting diketahui untuk menentukan segmen pasar yang akan dilayani. Sehingga selanjutnya perusahaan dapat menentukan kebijakan-kebijakan yang mendukung pelayanan yang dapat diberikan sesuai dengan segmen pasarnya. Dalam bidang pariwisata, karakteristik pengunjung merupakan ciri yang dimiliki oleh orang yang berkunjung ke suatu wisata. Karakteristik pengunjung dapat mencakup tempat tinggal, umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, motivasi, cara kedatangan, jenis kendaraan yang digunakan, sumber informasi, biaya rekreasi dan frekuensi kunjungan.

(43)

Pendidikan yang dimiliki seseorang menunjukan tingkat pengetahuan atas informasi yang dimiliki mengenai suatu objek wisata.

3.1.4. Teori Peramalan

Mulyono (2000), memberikan definisi peramalan sebagai suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimmiliki, agar kesalahan dapat diperkecil. Peramalan juga dapat diartikan sebagai uasaha memperkirakan perubahan. Agar tidak disalahpahami bahwa peramalan tidak memberikan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan akan mencari yang sedekat mungkin dengan yang akan terjadi.

Menurut Gaynor dan Kirpatrick (1999), peramalan merupakan pendugaan terhadap kegiatan masa depan. Metode peramalan dapat berdasarkan pada pengalaman, penelitian, dan opini dari ahli.

Peramalan kuantitatif memiliki sifat yang objektif berdasarkan pada keadaan aktual (data) yang diolah dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode juga harus didasarkan pada fenomena manajemen atau bisnis apa yang akan diramalkan dan tujuan yang ingin dicapai melalui peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi (Makridakis et al, 1999) berikut :

1. Tersedia informasi masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numeric. 3. Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa

(44)

Pada dua asumsi pertama merupakan suatu keharusan bagi penerapan metoda peramalan kuantitatif. Asumsi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar, model yang dirumuskan masih dapat digunakan.hal tersebut akan memberikankesalahan peramalan yang relatif besar bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional tersebut terjadi secara sistematis.

Makridakis et al,(1999) ada tiga alasan menggunakan metode deret waktu, yaitu :

a. Sistem kemungkinan tidak dipahami, dan sekalipun dipahami, hubungan-hubungan yang mengatur perilaku sistem tersebut kemungkinan sulit sekali diujur.

b. Perhatian utama hanyalah memprediksi apa yang akan, bukan bagaimana hal itu terjadi.

c. Saat mengetahui sesuatu terjadi dan memprediksi apa yang akan terjadi, nilainya tidak terlalu berarti, padahal biaya untuk mengetahui tentang mengapa terjadi kemungkinan sangat tinggi, sementara biaya untuk memprediksi apa yang akan terjadi lebih rendah.

(45)

a. Horison waktu

Aspek penting dalam peramalan adalah jumlah dari periode yang diinginkan dalam ramalan. Beberapa metode hanya dapat meramalkan satu periode ke depan, sedangkan metode lainnya dapat memproyeksikan beberapa periode. Agrowisata Little Farmers memerlukan informasi tingkat kunjungan beberapa periode ke depan, sehingga metode yang menghasilkan beberapa periode ke depan akan lebih baik.

b. Pola data

Terdapat empat pola dalam metode time series, yaitu : - Pola Horisontal (stasioner)

Pola ini terjadi ketika data observasi berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata konstan. Tipe ini disebut juga pola stasioner, misalnya penjualanan bulanan untuk suatu produk tidak meningkat atau menurun secara konsisten selama beberapa waktu.

- Pola Kecenderungan (Trend)

Pola tren terbentuk ketika data observasi terlihat meningkat atau menurun dalam periode waktu yang lebih panjang. Trend merupakan komponen jangka panjang yang mendasari pertumbuhan atau penurunan deret data. Penyebabnya dapat berupa adanya pertumbuhan penduduk, peubahan teknologi, inflasi, produktivitas, dan sebaginya.

- Pola Musiman (seasonality)

(46)

peubah-ubah yang besarannya tergantung pada musim atau cuaca, seperti produksi komoditi pertanian

- Pola Siklus (cyclus)

Pola ini terjadi ketika data observasi terlihat naik atau turun dalam periode waktu yang tidak tetap. Komponen siklus seperti fluktuasi gelombang disekitatr garis tren biasanya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi secara umum. Nilai fluktuasi yang terjdi lebih dari setahun disekitar garis tren, misalnya disebabkan oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berhubungan dengan siklus bisnis. Komponen siklus umumnya ditemukan pada analisis jangka panjang seperti peramaaln peubah terkait dengan siklus hidup produk.

Melihat perbedaan tersebut, perlu penyesuaian antara pola data dengan metode peramalan yang akan digunakan.

c. Daya tarik dalam metode peramalan

Mencakup kekuatan atau kelemahan dari metode peramalan, kesederhanaan dan kemudahan aplikasi.

d. Ketepatan

Ukuran ketepatan yang digunakan dalam penerapan metode time series adalah MSE (Mean Square Error). Metode yang memiliki MSE lebih kecil akan lebih baik, karena metode tersebut mampu memberikan ramalan tingkat kunjungan pada Little Farmers lebih akurat.

e. Ketersediaan perangkat lunak komputer

(47)

Secara umum terdapat dua metode peramalan time series, yaitu metode pelicinan (smoothing) dan metode analisis time series. Pada metode pelicinan, terdapat dua kelompok metode, yaitu metode perataan dan pelicinan eksponensial. Metode perataan terdiri dari :

1. Metode Rata-rata

a. Simple Average (rata-rata kumulatif)

Metode ini hanya cocok diterapkan pada data yang stasioner. Bila data mengalami perubahan mendadak pada periode tertentu, maka nilai tengah sebagai ramalan periode mendatang tidak dapat mengkap perubahan tersebut.

a. Simple Moving Average (rata-rata bergerak sederhana)

Metode ini mempunyai kelemahan tidak dapat menanggulangi adanya trend dan musiman pada data.

2. Metode Pelicinan Eksponensial (Exponential Smoothing)

Metode pelicinan eksponensial terdiri dari pelicinan eksponensial tunggal, pelicinan eksponensial ganda Brown, pelicinan eksponensial ganda Holt, dan pelicinan eksponensial triple Winters.

a. Pelicinan Eksponensial Tunggal (single exponential smoothing-SES)

Metode ini cocok untuk peramalan jangka pendek (satu periode berikutnya) dengan serial data histories yang berpola horizontal

b. Pelicinan Eksponensial Ganda (Brown)

(48)

c. Pelicinan Eksponensial Linear (Holt)

Metode Holt mirip dengan metode Brown, tetapi tidak menggunakan rumus pelicinan ganda secara langsung.

d. Pelicinan Eksponensial Linear dan Musiman Winters

Metode ini akan menghasilkan ramalan yang lebih tepat pada data histories yang memiliki pola trend linear dan pola musiman.

3. Metode Dekomposisi

Metode ini dapat digunakan pada data histories yang memiliki pola sembarang. Metode dekomposisi biasanya mencoba memisahkan komponen tren, siklus dan musiman. Metode dekomposisi terbagi atas dekomposisi multipliklatif dan aditif. Metode ini memiliki kelebihan yaitu mudah dan cepat dalam perhitungan. Sedangkan kelemahannya adalah jika ada data baru maka pengolahan harus diulang lagi dan tidak ada variabel lain yang diperhitungkan. Namun, metode ini umum dipakai, cukup sukses dan akurat hasilnya khususnya untuk ramalan jangka panjang (Gaynor dan Kirpatrick, 1999).

4. Metode Box Jenkins (ARIMA)

(49)

3.1.5. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah sebuah metode peubah ganda yang bertujuan menjelaskan hubungan antara banyak peubah yang berkolerasi dan sulit diamati menjadi peubah yang sedikit dan berarti secara konseptual, yang disebut faktor.

Dengan analisis faktor ini akan dihasilkan variabel-variabel yang mempunyai variasi cukup besar, sehingga dapat diketahui variabel-variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kunjungan ke agrowisata Little Farmers. Pengurutan variabel yang dominan tersebut didasarkan pada besarnya nilai

communality. Semakin besar nilai communality suatu variabel, maka semakin dominan pengaruh variabel tersebut.

Dalam penelitian ini analisis faktor digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang berpengaruh dominan terhadap kunjungan Ke Little Farmers. Informasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang,

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pariwisata merupakan kegiatan yang menyediakan fasilitas, pelayanan, hiburan dan lainnya untuk wisata. Salah satu bentuk kegiatan pariwisata adalah pengadaan kawasan agrowisata yang dipandang sebagai aktivitas yang saling berkaitan dengan usahatani. Dalam artian ekonomi, kawasan agrowisata bertujuan untuk memperoleh pendapatan sekaligus sumber penghasilan pihak pengelola. Hal ini tentu dipengaruhi oleh karekteristek pengunjung dan tingkat pengunjung

(50)

individu yang mencakup antara lain sumberdaya konsumen (pendapatan), pengetahuan (informasi), sikap (minat berkunjung kembali pengunjung dan frekuensi kunjungan) dan demografi (tempat tinggal, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan). Faktor eksternal merupakan pengaruh lingkungan yang mencakup pengaruh pribadi (sumber informasi dan situasi (daya tarik Little Farmers, fasilitas yang tersedia, aksesibilitas, dan biaya rekreasi).

Karakteristik pengunjung yang diperoleh dari faktor internal dan eksternal di atas dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi, dan untuk beberapa variabel dari karakteristik pengunjung dilanjutkan dengan analisis faktor untuk memperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dominan terhadap kunjungan ke agrowisata Little Farmers. Sedangkan variabel-variabel tersebut adalah umur, jenis kelamin, status perkawianan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, aksesibilitas, daya tarik, biaya rekreasi, fasilitas, motivasi, dan informasi.

Dalam penelitian ini juga dilakukan peramalan tingkat kunjungan ke agrowisata Little Farmers untuk 12 bulan yang akan datang. Alat analsis yang digunakan dalam peramalan ini adalah dengan menggunakan metode dekomposisi dan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), karena data historis yang tersedia memiliki pola data musiman. Disamping itu, dengan menggunakan metode dekomposisi dapat diidentifikasi komponen tren, siklus dan musiman pada data, sedangkan metode ARIMA tidak mensyaratkan suatu pola data tertentu supaya model dapat bekerja dengan baik

(51)

perlu dilakukan oleh pengelola menyangkut empat bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Penelitian ini menggunakan alur pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

Faktor Eksternal pengaruh lingkungan :

- Sumber informasi

- situasi (daya tarik , fasilitas yang tersedia, aksesibilitas, dan biaya rekreasi)

Faktor Internal Perbedaan individu :

- Sumberdaya konsumen (Pendapatan)

- Motivasi

- Pengetahuan (informasi)

- Sikap (minat berkunjung kembali)

- Demografi (tempat tinggal, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan)

Tingginya persaingan tempat-tempat agrowisata

Analisis pengunjung Little Farmes

Rekomendasi Strategi Pemasaran

Meramalkan Tingkat Kunjungan LittleFarmers 12

bulan kedepan

Analisis Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

ke Little Farmers - Metode Dekompisisi

- Metode ARIMA Karakteristik Pengunjung

Little Farmers

Faktor yang paling dominan mempengaruhi kunjungan

Ke Little Farmers

Tingkat kunjungan Little Farmers

(52)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di agrowisata Little Farmers unit usahatani koperasi karyawan PT. Bio Farma (K2BF) Cisarua, Lembang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan potensi agrowisata Little Farmers sebagai suatu kawasan agrowisata yang menarik dengan program pendidikan dan wisata berkebun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2005 – Juli 2005.

4.2. Penentuan dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan alat bantu kuesioner serta observasi di agrowisata Little Farmers mencakup data pengunjung dan keadaan umum Little Farmer. Data sekunder diperoleh dari studi literatur pada pihak pengelola Little Farmers, Departemen Pariwisata Seni dan Budaya (Deparsenibud), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Badan Pusat Statistik.

4.3. Teknik Penarikan Sampel

Jumlah sampel yang akan diambil diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000), yaitu :

N n =

(53)

Dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = nilai kritis (bata ketelitian) yang digunakan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)

Pada penelitian ini, populasi rata-rata jumlah pengunjung LittleFarmers

selama tiga bulan terakhir, yaitu bulan Maret hingga Mei 2005 yaitu 11.651 pengunjung. Jadi ukuran sampel responden :

11.651

n = = 99,15 • 100 1 + 11.651 (0.1)2

Jumlah responden yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang dengan kriteria responden adalah pengunjung yang berumur lebih atau sama dengan lima belas tahun. Metode pengambilan sampel pada responden dengan teknik

accidental sampling (Convenience Sampling), yaitu sampel yang didapat berdasarkan ketersediaan responden untuk diwawancarai. Agar sampel yang diambil representatif, maka pengambilan sampel harus mewakili setiap minggu dalam satu bulan dan setiap hari dalam seminggu.

4.4. Metode Analisis Data 4.4.1. Analisis Deskriptif

(54)

dan rekreasi. Disanping itu didapatkan juga persepsi pengunjung mengenai ciri obyek Little Farmers mencakup daya tarik, ketersediaan fasilitas, aksesibilitas dan objek yang paling menarik.

4.4.2. Metode Peramalan 4.4.2.1.Metode Dekomposisi

Metode dekomposisi adalah salah satu pendekatan analisis deret waktu yang berupaya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pada deret waktu. Metode ini memisahkan komponen trend, siklus dan musiman. Secara matematik bentuk umum pendekatan dekomposisi adalah :

Yt = f (St, Tt, Ct, Et)

Dimana : Yt = nilai serial waktu (data actual) pada periode t f = fungsi peramalan

St = komponen musiman (atau indeks) pada periode t Tt = komponen trend pada periode t

Ct = komponen siklus pada periode t

Et = komponen random (kesalahan) pada periode t

Metode dekomposisi terdiri dari dua model yaitu

1. Model Aditif (model yang memperlakukan nilai-nilai deret waktu sebagai jumlah dari komponen-komponen)

Yt = St + Tt + Ct + Rt

2. Model Multiplikatif (model yang memperlakuakan nilai deret sebagai hasil perkalian).

(55)

Langkah- Langkah yang harus diikuti di dalam mempergunakan peramalan metode dekomposisi :

1. Menentukan faktor musiman. Contohnya jika kumpulan penuh pengamatan musiman yang mencakupi 12 periode, dengan data bulanan, dimulai dengan menghitung 12 bulan rata bergerak dan dengan pemusatan 12 bulan rata-rata bergerak yang nilai dan rasio tersebut dirata-rata-rata-ratakan. Lalu menghitung rata-rata tengah untuk bulan tersebut dan menyesuaikan untuk mendapatkan indeks musiman untuk bulan tersebut.

2. Menentukan faktor trend. Ini memerlukan pencocokan kembali garis trend

data. Jika dianggap linier. Salah satu pendekatan grafik atau regresi sederhana bias digunakan untuk mendapatkan a dan b untuk garis lurus Y = a + bt. 3. Menentukan faktor siklik. Sejak rata-rata bergerak dihapuskan pola

musimannya dan pola random-nya. Yang hilang adalah trend dan siklik. Jadi faktor siklik dapat ditentukan dengan membegi nilai rata-rata bergerak oleh nilai trend untuk observasi.

4. Mendapatkan lebih perkiraan dari nilai-nilai trend siklik, dimulai dengan

deseasonalized data dan menghitung 3 x 3 rata-rata bergerak untuk mengurangi banyaknya trend siklik yang hilang di awal dan di akhir dari data. Lalu menghasilkan perkiraan hilangnya nilai trend siklik di akhir dari data. 5. Mempersiapkan peramalan periode waktu yang diinginkan. Dimulai dengan

(56)

ditentukan dengan menaruh periode waktu untuk t di dalam persamaan trend

dan faktor siklik dapat diperkirakan dari pola tadi di dalam faktor tersebut. Metode ini memiliki kelebihan yaitu mudah dan cepat dalam perhitungan, sedangkan kelemahannya adalah jika ada data baru maka pengolahan harus diulang lagi dan tidak ada variabel lain yang diperhitungkan, namun metode ini umum dipakai, cukup sukses dan akurat hasilnya.

4.4.2.2.Metode Box Jenkins (ARIMA)

Metode ini tidak mensyaratkan suatu pola data tertentu supaya model dapat bekerja dengan baik. Sugiarto dan Harijono (2000) menyebutkan bahwa Metode Box Jenkins (ARIMA) menggunakan pendekatan interatif dalam mengidentifikasi suatu model yang paling tepat dalam berbagai alternatif model yang ada. Model yang telah terpilih dilakukan pengujian kembali. Model dianggap sudah memadai apabila residual terdistribusi secara random, kecil dan independen satu sama lain. Model Box Jenkins secara umum dinotasikan sebagai berikut : ARIMA (p, d, q)

Dimana : p menunjukan orde /derajat autoregressive (AR) d menunjukan orde /derajat differencing (pembedaan) q menunjukan orde /derajat movong average (MA)

(57)

(Yt) itu sendiri sedangkan pada model MA adalah nilai residual pada periode sebelumnya.

Simbol-simbol yang digunakan dalam model dapat juga dinyatakan dalam bentuk lain, seperti MA (2) sama artinya dengan ARIMA (0,0,2), AR (1) sama artimya dengan ARIMA (1,0,0) dan ARMA (2) sama artinya dengan ARIMA (1,0,2).

Menurut Sugiarto dan Harijono (2002), dalam ARIMA terbagi atas model MA (moving average), AR (autoregressive), ARMA (autoregressive movingaverage). Persamaan model tersebut adalah :

a. Model AR

Yt = bo + b1+ Yt-1 + b2 Yt-2 +...+ bq Yt-q + et dimana : Yt = nilai series yang stasioner Yt-1, Yt-2 = nilai sebelumnya

b0,b1 dan b2 = konstanta dan koefisien model

et = kesalahan peramalan

b. Model MA

Yt = ao+ et – a1et-1 - a2 et-2 -...- aq et-q

dimana : Yt = nilai series yang stasioner et-1, et-2 = kesalahan peramalan masa lalu a0,a1 dan a2 = konstanta dan koefisien model

et = kesalahan peramalan

c. Model ARMA, apabila data asli yang dikumpulkan bersifat stasioner. Yt = bo + b1+ Yt-1 + b2 Yt-2 +...+ bp Yt-p + et - a1et-1 - a2 et-2 -...- aq et-q dimana : Yt = nilai series yang stasioner

(58)

bo, b1, bp ,a1, aq = konstanta dan koefisien model

et = kesalahan peramalan

d. Model ARIMA, apabila data asli yang dikumpulkan bersifat non stasioner. (1 - öñB) (1 - ÔñBs) (1 - Bd) (1 - Bs) Yt = (1 - èqB) (1 - •QBs) et

Dimana : (1 - öñB) = AR (p) tidak musiman (1 - ÔñBs) = AR (P) musiman

(1 - Bd) = pembedaan tidak musiman (1 - Bs) = pembedaan musiman (1 - èqB) = MA (q) tidak musiman (1 - •qBs) = MA (Q) musiman

Langkah-langkah dalam metode Box Jenkins (ARIMA) adalah sebagai berikut : 1. Penstasioneran data

Model Box Jenkins mengansumsikan data yang menjadi input berasal dari data stasioner. Untuk melihat kestasioneran data, dapat dilakukan dengan melihat nilai autokorelasinya (plot ACF). Apabila data yang menjadi input model tidak stasioner, perlu dilakukan modifikasi untuk menghasilkan data yang stasioner. Salah satu metode yang umum dipakai adalah metode pembedaan (differencing). Data yang telah ditransformasi tersebut digunakan sebagai inputnya. Pemakaian data sebagai input akan menentukan notasi dari ARIMA.

2. Identifikasi Model

(59)

a. Jika koefisien autokorelasi menurun secara eksponensial menuju nol, pada umumnya terjadi proses AR (autoregressive). Estimasi orde AR dapat dilihat dari jumlah koefisien autokorelasi parsial yang berbeda secara signifikan dari nol.

b. Jika koefisien autokorelasi parsial menurun secara eksponensial menuju nol, pada umumnya terjadi proses MA (moving average). Estimasi orde AR dapat dilihat dari jumlah koefisien autokorelasi yang berbeda secara signifikan darai nol.

c. Jika koefisien autokorelasi maupun autokorelasi parsial menurun secara eksponensial menuju nol, berarti terjadi proses ARIMA (gabungan AR dan MA). Orde MA atau AR dapat dilihat dari jumlah koefisien autokorelasi dan autokorelasi parsial yang berbeda secara signifikan dari nol.

3. Estimasi parameter dari model sementara

Setelah model sementara terpilih, maka parameter dari model harus diestimasi. Teknik Box Jenkins akan memilih parameter yang menghasilkan kesalahan yang kecil.(MSE terkecil)

4. Diagnosa untuk menentukan apakah model memadai

Pengujian kelayakan model dapat dilakukan dengan dua cara : a. Menguji residual (error term)

Setelah nilai residual tersebut diketahui, dilakukan perhitungan nilai koefisien autokorelasi dari nilai residual untuk berbagai time lag tidak berbeda nyata dari nol.

(60)

Jika nilai Q lebih kecil dari nilai pada table Chi-Square dengan derajat bebas m-p-q dimana p dan q masing-masingmenunjukkan orde AR dan MA, model dianggap memadai dan begitu juga sebaliknya. Apabila hasil pengujian menunjukkan model belum memadai, maka proses diulang lagi mulai dari langkah dua.

5. Menggunakan model terpilih untuk peramalan

Setelah diperoleh model yang memadai, maka peramalan untuk satu atau beberapa periode ke depan dapat dilakukan. Evaluasi ulang terhadap model perlu dilakukan terhadap model yang dipilih karena terdapat kemungkinan pola data berubah (Mulyono, 2000).

Secara teoritis metode ARIMA merupakan metode yang canggih terutama untuk peramalan jangka pendek, akan tetapi secara praktis terdapat beberapa kelemahan diantaranya :

1. Apabila terdapat data baru yang tersedia, seringkali parameter dari model harus diestimasi ulang, hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya revisi total terhadap model yang sudah dibuat.

2. Waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk mencari model yang tepat

4.4.3. Analisis Faktor

(61)

saja yang dominan berpengaruh terhadap kunjungan ke Little Farmers. Pengurutan variabel yang dominan tersebut didasarkan pada besarnya nilai

communility. Semakin besar nilai communality dari suatu variabel, maka semakin dominan pengaruh variabel tersebut. Variabel-variabel yang diamati tersebut adalah :

X1 = Umur responden (Tahun); 1 = 15-30, 2 = 31-50, 3 = > 51 X2 = Jenis Kelamin ; laki-laki = 0, perempuan = 1

X3 = Status perkawianan ; belum menikah = 0, sudah menikah = 1

X4 = Pendidikan tertinggi ; 1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMU, 4 = PT/Akademik

X5 = Pekerjaan ; 1 = Pelajar/Mahasiswa, 2 = Pegawai Negeri/BUMN, 3 = Pengusaha, 4 = Pegawai swasta, 5 = guru/Dosen, 6 = lain-lain

X6 = Pendapatan rata-rata dalam sebulan (rupiah/bulan) X7 = Aksesibilitas ; 1= sulit, 2 = mudah, 3 = sangat mudah

X8= Daya tarik Little Farmers; 1 = tidak menarik, 2 = Cukup, 3 = menarik X9 = Biaya rekreasi (rupiah)

X10 =Fasilitas; 1= kurang memadai, 2 = memadai, 3 = sangat memadai

X11 = Motivasi; 1 =Program sekolah/Fieltrip; 2 = Rekreasi/berlibur; 3 = Ingin tahu X12 = Informasi; mendapatkan informasi sebelum berkunjung = 1, tidak = 0

Model analisi faktor dapat ditulis :

X - µ = L F + å

(pxl) (pxl) (pxm) (mxl) (pxl)

dimana

(62)

m = Jumlah faktor yang digunakan X1 = Peubah amatan ke-i

µ1 = Nilai tengah peubah ke-i

F1 = Faktor bersama (commonfactor) ke –j

L1 = Bobot dari peubah ke-i pada faktor ke-j (loadingfactor)

å 1 = Sisaan dari peubah ke-i (unique fator)

Faktor bersama (Common Factor) adalah faktor yang keragamannya menyebar pada beberapa peubah amatan, sedangkan definisi faktor unik (unique faktor) adalah faktor yang keragamannya berada pada satu peubah amatan saja. Faktor unik ini merupakan penjumlahan dari dua bagian yang tidak saling berkolerasi yaitu faktor spesifikasi dan galat.

Keragaman dan peubah X1 yang telah distandarisasi menghasilkan

Óxi2 = h1 + Ø1

Sehingga : hi2 = 1 - Ø1

Komponen hi2 disebut sebagai komunalitas (communlities) yang menunjukkan proporsi ragam dari peubah Xi yang diterangkan oleh m faktor bersama sedangkan komponen Øi merupakan proporsi ragam dari peubah Xi yang disebabkan oleh faktor spesifik

Metode Faktor Utama (AFU)

(63)

Pendugaan bobot faktor dari faktor bersama diperoleh berdasarkan pasangan akar ciri dan vektor ciri terbesar dari matriks kolerasi contoh, secara umum dapat ditulis :

[

a a mam

]

L= λ1 1 λ2 2 λ

Pendugaan ragam spesifik dihasilkan dari :

= − = Ψ

m

j ij

i I

1 2

1

Sedangkan pendugaan komunalitas adalah:

•i2 = •i21 + •i22 +………….+ •i2m

Proporsi keragaman total contoh yang diterangkan oleh faktor ke-j dapat dituliskan sebahai berikut:

p Fi = λj

Dengan sisaan sebagai berikut :

R – ÅÅ - Ø

Rotasi Faktor Varimax

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN........................................
Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara di Indonesia dan Jumlah Perolehan Devisa Pada Tahun 1996-2002
Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nasional yang
Tabel 3. Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Agrowisata Little Farmers
+7

Referensi

Dokumen terkait