• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke kawasan wisata pantai carita kabupaten Pandeglang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke kawasan wisata pantai carita kabupaten Pandeglang"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA

PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh: RINA MULYANI

A14301039

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA

PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Rina Mulyani A14301039

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Nama : Rina Mulyani

NRP : A14301039

Menyetujui, Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Isang Gonarsjah NIP. 130 354 140

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

Bogor, Maret 2006

(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12 April 1983 sebagai anak dari pasangan Bapak Dodi Djunaedi dan Ibu Kemisyah. Penulis juga merupakan putri kelima dari lima bersaudara.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang”. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai karakteristik wisatawan dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke kawasan wisata Pantai Carita.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi ini baik dari segi isi maupun teknik penulisan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Dengan segala keterbatasan tersebut penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Maret 2006

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Isang Gonarsyah selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dengan kesabaran sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji utama pada sidang.

3. Dra. Yusalina, MSi yang telah bersedia menjadi dosen penguji komdik pada sidang.

4. Keluarga tercinta, Bapak, Ema, Aa Agus, Aa Hari, Teh Euis dan Ucus yang telah memberi semangat, kasih sayang dan doanya.

5. Drs. H. Siswara, MSi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kawasan wisata Pantai Carita dan seluruh stafnya yang telah memberikan informasi tentang kawasan wisata Pantai Carita. 6. Pak Agus, Pak Uding dan staf kantor pengelola objek wisata yang berada

di kawasan wisata Pantai Carita yang telah membantu penulis dalam pengumpulan informasi dan pencarian responden.

7. Teman dan sahabat yang selalu memberi dukungan (EPS 38, Radar 47). 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

(8)

DAFTAR ISI

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

4.2 Metode Pengambilan Contoh dan Jenis Data ... 15

4.2.1 Metode Pengambilan Contoh ... 15

(9)

6.1.1 Umur Responden ... 35

6.1.8 Motivasi Kunjungan, Cara Kedatangan, Jumlah dan Bentuk Rombongan ... 42

6.1.9 Biaya Perjalanan ... 44

6.1.10 Frekuensi Kunjungan ... 45

6.1.11 Waktu Tempuh dan Jarak Tempuh ... 48

6.1.12 Tempat Alternatif ... 49

6.2 Persepsi Wisatawan Tentang Lokasi ... 50

6.2.1 Pemandangan Alam ... 51

7.1 Fungsi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita ... 7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita Untuk Responden Yang Tidak Menginap ...

(10)

DAFTAR TABEL

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Kawasan Wisata yang Berada Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004……… Jumlah Wisatawan dan Nilai Penjualan Karcis Objek Wisata yang Berada Di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang……….. Jumlah dan Jenis Hotel Kabupaten Pandeglang Tahun 2004 Jumlah dan Jenis Rumah Makan Kabupaten Pandeglang Tahun 2004……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Umur Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pendidikan Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pekerjaan Tahun 2005……….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pendapatan Tahun 2005………... Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Tanggungan Tahun 2005…………. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Waktu Luang Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Daerah Asal Tahun 2005……….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Bentuk Rombongan Tahun 2005…………. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Rombongan Tahun 2005………….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Biaya Perjalanan Tahun 2005………... Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Frekuensi Kunjungan Tahun 2005………...

(11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA

PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh: RINA MULYANI

A14301039

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA

PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Rina Mulyani A14301039

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

(13)

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Nama : Rina Mulyani

NRP : A14301039

Menyetujui, Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Isang Gonarsjah NIP. 130 354 140

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(14)

PERNYATAAN

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

Bogor, Maret 2006

(15)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12 April 1983 sebagai anak dari pasangan Bapak Dodi Djunaedi dan Ibu Kemisyah. Penulis juga merupakan putri kelima dari lima bersaudara.

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang”. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai karakteristik wisatawan dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke kawasan wisata Pantai Carita.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi ini baik dari segi isi maupun teknik penulisan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Dengan segala keterbatasan tersebut penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Maret 2006

(17)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Isang Gonarsyah selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dengan kesabaran sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji utama pada sidang.

3. Dra. Yusalina, MSi yang telah bersedia menjadi dosen penguji komdik pada sidang.

4. Keluarga tercinta, Bapak, Ema, Aa Agus, Aa Hari, Teh Euis dan Ucus yang telah memberi semangat, kasih sayang dan doanya.

5. Drs. H. Siswara, MSi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kawasan wisata Pantai Carita dan seluruh stafnya yang telah memberikan informasi tentang kawasan wisata Pantai Carita. 6. Pak Agus, Pak Uding dan staf kantor pengelola objek wisata yang berada

di kawasan wisata Pantai Carita yang telah membantu penulis dalam pengumpulan informasi dan pencarian responden.

7. Teman dan sahabat yang selalu memberi dukungan (EPS 38, Radar 47). 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

(18)

DAFTAR ISI

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

4.2 Metode Pengambilan Contoh dan Jenis Data ... 15

4.2.1 Metode Pengambilan Contoh ... 15

(19)

6.1.1 Umur Responden ... 35

6.1.8 Motivasi Kunjungan, Cara Kedatangan, Jumlah dan Bentuk Rombongan ... 42

6.1.9 Biaya Perjalanan ... 44

6.1.10 Frekuensi Kunjungan ... 45

6.1.11 Waktu Tempuh dan Jarak Tempuh ... 48

6.1.12 Tempat Alternatif ... 49

6.2 Persepsi Wisatawan Tentang Lokasi ... 50

6.2.1 Pemandangan Alam ... 51

7.1 Fungsi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita ... 7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita Untuk Responden Yang Tidak Menginap ...

(20)

DAFTAR TABEL

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Kawasan Wisata yang Berada Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004……… Jumlah Wisatawan dan Nilai Penjualan Karcis Objek Wisata yang Berada Di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang……….. Jumlah dan Jenis Hotel Kabupaten Pandeglang Tahun 2004 Jumlah dan Jenis Rumah Makan Kabupaten Pandeglang Tahun 2004……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Umur Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pendidikan Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pekerjaan Tahun 2005……….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pendapatan Tahun 2005………... Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Tanggungan Tahun 2005…………. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Waktu Luang Tahun 2005……… Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Daerah Asal Tahun 2005……….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Bentuk Rombongan Tahun 2005…………. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Rombongan Tahun 2005………….. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Biaya Perjalanan Tahun 2005………... Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Frekuensi Kunjungan Tahun 2005………...

(21)

16

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1

2

Hasil Regresi Linier Berganda Untuk Responden Yang Tidak Menginap……… Hasil Regresi Linier Berganda Untuk Responden Yang Menginap………….……….

66

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting dan menjanjikan bagi perekonomian nasional di masa depan sebagai pengganti sektor migas dewasa ini. Di satu sisi ini merupakan konsekuensi logis dari “Triple-T Revolution”, yaitu trade-transport-dan tourism sebagai akibat pesatnya kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi. Di sisi lain, ini berkaitan dengan alam dan budaya yang sangat besar dan keanekaragaman baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata.

Salah satu jenis obyek wisata yang ada di Indonesia adalah wisata pantai. Wisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud dan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1996).

(25)

1.2 Perumusan Masalah

Kabupaten Pandeglang adalah kabupaten yang terletak di ujung barat provinsi Banten yang memiliki potensi yang cukup besar pada sektor kepariwisataan, terutama wisata bahari karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda dan Samudera Indonesia. Panjang garis pantai yang dimiliki oleh kabupaten ini mencapai 230 km yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

Wisata bahari adalah jenis wisata yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut. Pengembangan wisata bahari merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya yang bersifat intangible, yaitu suatu manfaat yang secara tidak langsung dapat dinikmati oleh masyarakat, tetapi sulit untuk dinilai dalam bentuk uang (riil).

(26)

menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata di Kabupaten Pandeglang.

Tabel 1. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Kawasan Wisata yang Berada Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004

No Kawasan Wisata Wisatawan (orang)

1 Pantai Carita 286.640

2 Tanjung Lesung 127.786

3 Ujung Kulon 3.424

4 Situ Cikeudal 2.172

5 Pantai Bama *

-6 Gunung Karang dan Pemandian Cikoromoy 85.355

7 Pantai Selatan *

-Keterangan : * baru dikembangkan

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang, 2005

Didukung oleh sumberdaya pariwisata yang potensial untuk dikembangkan menjadi tempat wisata, maka wajar bila pariwisata menjadi salah satu sektor andalan di Kabupaten Pandeglang di samping sektor pertanian, perdagangan dan sektor lainnya. Salah satu kawasan wisata andalannya yaitu Pantai Carita.

Kawasan ini dikenal karena sudah cukup berkembangnya fasilitas, aksesibilitas yang baik, serta diadakannya atraksi wisata tahunan. Selain itu keunikan vegetasi masih terpelihara dan ada pula kegiatan “outdoor” yang dapat dilakukan seperti track hiking. Pantai di tepi Selat Sunda ini menjadi tujuan wisata alternatif bagi warga ibu kota. Kedekatannya dengan Ujung Kulon dan Gunung Krakatau membuat Carita juga tak asing bagi turis mancanegara.

(27)

wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan dibandingkan kawasan wisata lainnya. Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya jumlah wisatawan yang datang ke kawasan wisata tersebut setiap tahunnya, terutama pada tahun baru dan pada liburan sekolah. Selain itu tingkat hunian di hotel dan tempat penginapan di Kawasan Wisata Pantai Carita terus mengalami peningkatan.

Kawasan Wisata Pantai Carita terdiri dari beberapa obyek wisata yang pada umumnya menawarkan wisata pantai kecuali Perhutani, yang merupakan obyek wisata alam (hutan wisata). Tabel 2 menunjukkan jumlah wisatawan dan nilai penjualan karcis obyek wisata yang berada di Kawasan Wisata Pantai Carita.

Tabel 2. Jumlah Wisatawan dan Nilai Penjualan Karcis Obyek Wisata yang Berada Di Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang Tahun 2004

No Objek Wisata Wisatawan (orang) Harga Karcis (Rp)

1 Karangsari Carita 95.510 2.000

2 Matahari Caritaria 79.075 2.500

3 Pasir Putih 61.048 2.500

4 Perhutani 51.007 2.250

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang, 2005

(28)

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Mengetahui alasan mengapa wisatawan lebih tertarik berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Carita dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya.

2. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Carita.

3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kawasan Wisata Pantai Carita.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Peneliti, sebagai syarat kelulusan dan juga untuk meningkatkan wawasan mengenai aspek-aspek sumberdaya alam khususnya sumberdaya pesisir. 2. Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya sebagai

bahan pertimbangan bagi perencanaan pembangunan dan pengembangan Kawasan Wisata Pantai carita yang pada akhirnya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

(29)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan hanya pada kawasan wisata Pantai Carita dan tidak membandingkan dengan obyek wisata yang berada di kawasan wisata di Kabupaten Pandeglang.

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Studi yang menggunakan metode biaya perjalanan telah banyak dilakukan di Indonesia, di antaranya adalah : Maulani (2001), Andrianto (2003), Sabda (2003), dan Nurdini (2004).

Maulani (2001), melakukan penelitian menggunakan metode biaya perjalanan dengan pendekatan biaya perjalanan zonal (wilayah), sehingga biaya yang dikeluarkan pengunjung tergantung dari daerah asal dan tingkat konsumsi pengunjung. Termasuk dalam biaya perjalanan adalah biaya transportasi, biaya konsumsi selama rekreasi, biaya dokumentasi, biaya untuk membeli souvenir, sewa kamar hotel dan harga karcis.

(31)

Penelitian lainnya dilakukan oleh Andrianto (2003) yang menggunakan pendekatan biaya perjalanan dengan aplikasi regresi Poisson. Pada penelitiannya, Andrianto menggunakan metode biaya perjalanan dengan pendekatan biaya perjalanan individu. Asumsi yang mendasari pendekatan biaya perjalanan ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk bepergian ke tempat rekreasi oleh satu orang pengunjung dalam satu kali kunjungan. Biaya tersebut merupakan penjumlahan dari biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya konsumsi selama rekreasi dikurangi dengan biaya konsumsi harian, ditambah dengan biaya parkir dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi untuk satu hari kunjungan.

Untuk mengestimasi permintaan rekreasi, Andrianto menggunakan model regresi Poisson dan memasukkan biaya imbangan ke dalam model permintaan rekreasi sebagai variabel bebas yang terpisah. Dalam penelitian ini responden dibedakan menjadi dua kategori yaitu yang mampu mensubstitusikan waktu dengan pendapatan dan yang tidak mampu mensubstitusikan waktu dengan pendapatan. Untuk membedakannya, dilakukan dengan cara membandingkan antara jenis pekerjaan, jumlah hari kerja dalam seminggu dan waktu luang yang dihitung dalam satu tahun. Responden yang mampu mensubstitusikan waktu dengan pendapatan mempunyai kriteria antara lain adalah sudah berpenghasilan sendiri dan waktu luang yang ada untuk kegiatan rekreasi lebih besar daripada waktu kerja yang digunakan.

(32)

mensubstitusikan waktu dengan pendapatan yang semakin meningkat akan mengurangi peluang rata-rata individu untuk berkunjung ke lokasi wisata.

Penelitian yang menggunakan metode biaya perjalanan juga dilakukan oleh Sabda (2003), yang meneliti tentang aplikasi metode biaya perjalanan untuk menduga fungsi permintaan dan manfaat rekreasi di obyek wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Definisi metode biaya perjalanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung selama melakukan perjalanan rekreasi yang dilihat sejak persiapan sampai ke lokasi dan kemudian kembali ke tempat asalnya, meliputi: sewa atau ongkos kendaraan, biaya bahan bakar, biaya pelumas, upah sopir, biaya parkir, biaya tol dan karcis masuk.

Hasil analisis regresi diperoleh bahwa biaya perjalanan rata-rata secara statistik berpengaruh sangat nyata terhadap laju kunjungan (P<0.01). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai negatif, artinya semakin besar rata-rata biaya perjalanan menunjukkan adanya penurunan laju kunjungan. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan (hipotesis).

(33)

perjalanan maka akan menurunkan frekuensi kunjungan ke Hutan Mangrove Muara Angke.

(34)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya keputusan seseorang untuk memilih daerah tujuan wisata (DWT) dipengaruhi oleh karakteristik individu wisatawan dan kondisi daerah tujuan wisata (Gambar 1). Karakteristik wisatawan yang diduga berpengaruh adalah daerah asal, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, umur, pekerjaan dan pengetahuan wisatawan tentang tempat wisata. Sedangkan kondisi daerah tujuan wisata yang diduga berpengaruh adalah keindahan/keunikan pemandangan alam, fasilitas yang tersedia, kenyamanan, kebersihan, kemudahan jangkauan dan keamanan.

Selain karakteristik dan kondisi daerah wisata, pengambilan keputusan dalam pemilihan tempat dipengaruhi juga oleh tersedianya waktu luang dan jarak. Keduanya erat kaitannya dengan waktu yang diperlukan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh seseorang dalam melakukan suatu kunjungan ke suatu DTW. Oleh karena itu, perlu diketahui berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan sekali kunjungan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan wisata.

(35)

kepuasan dari kegiatan tersebut. Komponen dari biaya perjalanan tersebut terdiri dari biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya konsumsi dan biaya lainnya yang berhubungan dengan kegiatan wisata.

Melalui metode biaya perjalanan ini, selain diketahui berapa besar biaya yang harus dikeluarkan, dengan menggunakan analisis regresi dapat diketahui fungsi permintaan dari wisatawan tersebut sebagai representasi dari nilai lokasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat kunjungan wisata. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan dapat juga menurunkan jumlah kunjungan wisata.

(36)

Kawasan wisata yang dimaksud pada penelitian ini adalah Kawasan Wisata Pantai Carita.

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran

3.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

1. Biaya perjalanan, jarak tempuh dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita. Artinya kenaikan biaya perjalanan, jarak tempuh dan jumlah tanggungan akan menurunkan jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita.

(37)
(38)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Kawasan Wisata Pantai Carita yang terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kawasan Wisata Pantai Carita adalah DTW yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya yang berada di Kabupaten Pandeglang. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu Agustus-September 2005.

4.2 Metode Pengambilan Contoh dan Jenis Data

4.2.1 Metode Pengambilan Contoh

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

stratified random sampling. Populasi dibagi dalam kelompok yang homogen lebih dahulu atau dalam strata. Anggota sampel diambil dari setiap strata (Nasir, 1988). Untuk strata satu yaitu responden yang tidak menginap dan strata dua yaitu responden yang menginap.

Jumlah responden yang digunakan untuk penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Simamora, 2002) yaitu:

n= N/ (1+Ne2) dengan :

n = jumlah responden N = ukuran populasi

(39)

Dengan menggunakan ukuran populasi jumlah wisatawan tahun 2004 sebesar 286.640 orang dengan galat sebesar 10 persen, maka diperoleh jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden.

n= N/ (1+Ne2)

= 286.640/(1+286.640(0.1)2) = 100 responden.

Untuk setiap strata, responden yang diambil dilakukan dengan pendekatan

non-probability sampling (metode tak berpeluang) dengan metode accidental sampling (sampling kebetulan) dengan cara memilih wisatawan yang sedang berada di wilayah penelitian dan bersedia mengisi kuesioner dan diwawancarai. Pemilihan teknik sampel tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengambil data di lapangan. Pengisian kuesioner kepada responden dilakukan dengan didampingi oleh peneliti. Apabila responden tidak bersedia untuk diwawancarai, maka langsung dipilih responden lainnya secara bebas.

(40)

4.2.2 Jenis Data

Untuk jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara terhadap sejumlah responden dan kuesioner, sedangkan data sekunder berupa data yang diambil dari instansi-instansi yang terkait dalam bidang kepariwisataan, beserta instansi-instansi terkait lainnya, yaitu Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Kantor Pengelola Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang, Kantor Kecamatan Carita dan melalui studi literatur untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik obyek wisata.

4.3 Metode Analisis

4.3.1 Metode Biaya Perjalanan

Metode Biaya Perjalanan merupakan metode penilaian untuk barang yang tidak mempunyai pasar yang paling sering digunakan. Harold Hotelling pertama kali menggunakan metode ini pada tahun 1947, tetapi mulai diperkenalkan secara formal oleh Wood dan Trice (1958) dan Clawson dan Knetsch (1966), yang kemudian lebih dikenal sebagai Clawson-Knetsch Approach (Hanley dan Spash, 1993).

Metode Biaya Perjalanan adalah suatu pendekatan yang melihat preferensi dari perilaku konsumen untuk mengukur dan mengevaluasi manfaat ekonomi dari tempat rekreasi luar ruang (Turner et al, 1994). Menurut Harris (1999) dalam

(41)

sumberdaya diperoleh melalui analisis tentang hubungan antara pilihan kunjungan dengan biaya perjalanan. Berdasarkan asumsi bahwa biaya perjalanan dan biaya waktu dari perjalanan rekreasi adalah harga implisit dari perjalanan tersebut. Kemudian fungsi permintaan dapat diestimasi melalui biaya perjalanan dan frekuensi kunjungan dalam jangka waktu tertentu.

Model yang mendasari metode biaya perjalanan ini yaitu dengan asumsi bahwa orang akan melakukan perjalanan berulang-ulang ke tempat rekreasi tersebut sampai titik dimana nilai marginal utilitas dari perjalanan terakhir bernilai sama dengan nilai marginal biaya baik dalam biaya uang dan biaya waktu yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi tersebut. Secara umum, jumlah biaya perjalanan ini adalah biaya pulang pergi ditambah dengan nilai uang dari waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dan rekreasi tersebut. Kemudian fungsi permintaan terhadap daerah rekreasi tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan biaya perjalanan itu sebagai representasi dari nilai atau harga dari lokasi kunjungan itu (Turner et al, 1994).

(42)

1994 dalam Andrianto, 2003): (1) metode ini masih merupakan metode penilaian (kuantifikasi) yang tidak langsung menilai kualitas lingkungan disertai dengan keterbatasan asumsi yang digunakan dan membutuhkan penentuan yang dilakukan oleh peneliti (misal dalam penentuan antara responden yang mampu maupun tidak mampu mensubstitusikan waktu dengan pendapatan) dalam perhitungan surplus konsumen, (2) metode ini mempunyai asumsi bahwa responden pengunjung melakukan perjalanan untuk satu tujuan, sehingga apabila responden mempunyai berbagai macam tujuan dalam suatu perjalanan, maka hal ini tidak dapat dikuantifikasikan manfaatnya, (3) metode ini perlu memasukkan biaya imbangan waktu responden sebagai akibat melakukan kegiatan rekreasi, namun pada kenyataannya ada juga responden yang merasa tidak ada penghasilan yang hilang bila melakukan kegiatan rekreasi (income forgone), dan (4) dalam hal memasukkan tempat rekreasi alternatif/substitusi tunggal, padahal ada juga responden yang mempunyai lebih dari satu keinginan untuk berekreasi lebih dari satu tempat.

Dalam aplikasinya, metode biaya perjalanan mempunyai beberapa teknik pendekatan, antara lain yaitu (Turner et al, 1994):

1. Pendekatan metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang.

(43)

3. Random Utility Approach atau Pendekatan Utilitas acak, yang mengasumsikan bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan atau mengkaitkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya perjalanan untuk mencapai tempat tersebut. Sebab itu pendekatan ini memerlukan informasi tentang semua kemungkinan yang dapat mempengaruhi preferensi individu untuk memilih antara kualitas lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi.

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode biaya perjalanan individu dengan alasan (Creel & Loomis, 1990 dan Yen & Adamowiez, 1993) antara lain adalah: (a) lebih efisien secara statistik (proses perhitungan), (b) konsistensi teori dalam perumusan model permintaan dan perilaku individu, (c) menghindari keterbatasan definisi zona/lokasi, dan (d) menambah heterogenitas karakteristik populasi pengunjung dia antara suatu zona, serta mengeliminasi efek pengunjung dengan tingkat kunjungan nol ( non-participant).

(44)

adalah, metode ini lebih mudah dalam pengambilan dan pengolahan data, dan (3) metode ini tidak memerlukan biaya yang banyak.

Pada dasarnya model biaya perjalanan merupakan pendekatan untuk menilai barang-barang yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum dan juga tempat rekreasi. Metode biaya perjalanan (Travel Cost Method) pada prinsipnya adalah mengukur kesediaan membayar dari para pengunjung yang dihubungkan dengan kepuasan rekreasi yang diperoleh. Inti dari pendekatan ini adalah bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang.

Menurut Fauzi (2000) dalam Maulani (2001), metode biaya perjalanan ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation) seperti memancing, berburu, hiking dan lain sebagainya. Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi tersebut. Biaya tersebut merupakan penjumlahan dari biaya transportasi, biaya dokumentasi, biaya konsumsi selama rekreasi, ditambah dengan biaya parkir, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi untuk satu hari kunjungan.

Rumus :

BPt = BTr + BDk + BKr + BP + BL Keterangan:

BPt= Biaya Perjalanan (Rp/orang/hari) BTr= Biaya Transportasi (Rp/orang/hari) BDk= Biaya dokumentasi (Rp)

BKr= Biaya Konsumsi selama rekreasi (Rp/orang/hari) BP= Biaya Parkir (Rp)

(45)

Tarif masuk tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta.

Untuk menentukan fungsi permintaan dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan individu (Individual Travel Cost Method/ITCM) dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Rumus untuk ITCM: Rij = f (Cij, Xi) Keterangan:

Rij = Jumlah kunjungan pertahun dari individu i ke tempat rekreasi j Cij = Biaya perjalanan individu i ke tempat rekreasi j

Xi= Faktor-faktor yang menentukan kunjungan individu i, seperti tingkat pendapatan, umur, jumlah tanggungan keluarga, dll.

4.3.2 Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang akan diperoleh, dianalisis dengan metode statistik deskriptif dan metode statistik inferensia. Metode statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik wisatawan, sedangkan metode statistik inferensia digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke tempat wisata Pantai Carita, yaitu model regresi linier berganda dengan metode pendugaan kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) yang didasarkan pada beberapa asumsi:

1. Nilai rata-rata pengganggu sama dengan nol, yaitu E (εi) = 0, untuk setiap

i, dimana i = 1, 2, 3,...,n, artinya nilai yang diharapkan bersyarat dari εi

tergantung pada Xi tertentu adalah 0.

2. Varian (εi) = E (εi2) = σ2, sama untuk semua kesalahan pengganggu

(46)

bersyarat untuk εi adalah suatu angka konstan positif yang sama dengan

σ2 .

3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu, berarti Cov (εi , εj) =

0, untuk i≠j.

4. Variabel bebas X1, X2 ,...,Xk konstan dalam sampling yang terulang dan

bebas dari kesalahan pengganggu εi , E (Xiεi) = 0.

5. Tidak ada multikolinearitas, yang berarti tidak ada hubungan linier yang nyata antara variabel-variabel bebas.

Dengan dipenuhi asumsi-asumsi di atas, maka koefisien regresi yang diperoleh merupakan pendugaan linier terbaik yang tidak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimators).

Secara umum, fungsi regresi dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a0 + Σai Xi + Ei Dimana:

Y = peubah tak bebas

a0 = intersep

Xi = peubah bebas yang menejaskan peubah tak bebas Y

ai = parameter penduga Xi Ei = error term (pengaruh sisa)

I = 1, 2, 3,...,n yaitu banyaknya peubah bebas dalam fungsi tersebut.

Untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke kawasan wisata Pantai Carita maka digunakan fungsi permintaan rekreasi sebagai berikut: R = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + a6X6 + a7X7 + a8X8 + a9X9 + a10X10 +

(47)

Keterangan:

jumlah kunjungan atau trip tahunan ke Kawasan Wisata Pantai Carita dalam satu tahun terakhir

biaya perjalanan yang dikeluarkan setiap individu ke Kawasan Wisata Pantai Carita, yang terdiri dari biaya konsumsi, transportasi, dan biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan selama responden melakukan kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita. Untuk responden yang menginap, selain biaya perjalanan yang dikeluarkan selama melakukan wisata, ditambah juga dengan biaya penginapan namun dijadikan variabel tersendiri untuk menyamakan definisi biaya perjalanan untuk responden yang tidak menginap (X1a = biaya perjalanan selama melakukan wisata dan X1b = biaya penginapan)

pendapatan responden, yang diterima dalam setahun terakhir yang terdiri dari penghasilan tetap, penghasilan sampingan, uang saku, beasiswa, hadiah, maupun uang pensiunan

jumlah tanggungan keluarga, yaitu orang yang tinggal serumah dengan responden dan biaya hidupnya ditanggung oleh responden

tingkat pendidikan, yang dihitung berdasarkan tahun mengenyam pendidikan

waktu luang responden dalam satu tahun (hari)

jumlah anggota rombongan yang ikut melakukan kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita

jarak tempuh dari tempat tinggal yang dihitung dari titik keberangkatan (km)

lama tinggal setiap responden di lokasi (jam)

pengetahuan wisatawan, yaitu jangka waktu wisatawan mengetahui keberadaan Kawasan Wisata Pantai Carita

daya tarik lokasi. Berdasar pada keinginan responden untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Carita ini lagi, dimana semakin baik respon responden semakin sering seseorang melakukan kunjungan lagi ke lokasi ini

umur responden, yang ditetapkan berdasarkan ulang tahun terakhir, dihitung dalam tahun

pendapatan keluarga, terdiri dari pendapatan responden ditambah dengan pendapatan anggota keluarga lainnya yang diterima dalam satu tahun pekerjaan, dibedakan berdasarkan dua kategori antara orang yang sedang bekerja dengan yang belum bekerja

waktu tempuh (jam), waktu yang diperlukan oleh responden dari titik keberangkatan.

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program komputer

(48)

ditemukan di lapangan yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan. Kemudian diinterpretasikan secara deskriptif sehingga dapat menjelaskan fenomena yang ada.

4.4 Pengujian Hipotesis

Model akan diuji berdasarkan hipotesis yang diajukan. Pegujian hipotesis berdasarkan statistik bertujuan untuk melihat nyata tidaknya variabel-variabel bebas yang dipilih terhadap variabel-variabel tak bebas, dapat dilihat pada nilai-P (P-value). Berdasarkan nilai-P diketahui sampai berapa persen variabel-variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tak bebas.

Pengujian model regresi keseluruhan dilakukan dengan terlebih dahulu membuat tabel sidik ragam untuk menghitung F statistik dan R2 (koefisien determinasi). R2 dapat menjelaskan kemampuan peubah bebas bersamaan juga menjelaskan varian dari peubah tak bebas, sedangkan F statistik untuk melihat interval keyakinan kemampuan tersebut. Koefisien determinasi dari model tersebut adalah merupakan rasio dari jumlah kuadrat regresi dan total jumlah kuadrat, sebagaimana tercantum dalam rumus berikut:

R2 = Jumlah Kuadrat Regresi = JKR Total Jumlah Kuadrat JKT

(49)

F = Jumlah Kuadrat Regresi/ k Jumlah Kuadrat Sisa/(n-k-1)

F = Σ yi2 Σei2/(n-k-1)

F statistik digunakan untuk menguji koefisien regresi secara menyeluruh dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = b1 = b2 = ...= bk = 0

H1 = paling sedikit ada satu nilai bi yang tidak sama dengan nol Pada model dilakukan uji-F. Adapun uji statistiknya adalah: Jika F statistik > F tabel, tolak H0

Jika F statistik < F tabel, terima H0

Pengujian koefisien regresi secara individual dilakukan untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model regresi itu secara statistik signifikan atau tidak. Pengujian ini menunjukkan apakah peubah-peubah yang digunakan secara satu persatu berpengaruh nyata terhadap peuibah tak bebas. Pengujian koefisien regresi secara individu dilakukan dengan statistik t (uji t),dengan terlebih dahulu diajukan hipotesa sebagai berikut:

H0 = bi = 0

Hi = bi > 0 atau bi < 0 ; i = 1,2,3,...,k

Pengujian dengan perhitungan t statistik sebagai berikut: T = bi

Se(bi)

Pada model dilakukan uji-t. Adapun uji statistiknya adalah: Jika t statistik > t tabel, tolak H0

(50)

Untuk membuktikan tidak adanya masalah multikolinearitas dalam model, dapat dilihat dari nilai VIF (Varian Inflation Factor) pada masing-masing variabel bebas yang dirumuskan sebagai berikut:

VIF = 1 : (1-Ri2)

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang dihasilkan dengan meregresikan

variabel X1 dengan variabel regresor lainnya, yaitu Xj (j≠i).

Jika nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak mengalami multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF variabel-variabel bebasnya lebih besar dari 10 maka persamaan tersebut mengalami multikolinearitas.

4.5 Definisi Operasional

1. Permintaan rekreasi adalah tingkat kunjungan atau jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita yang dinyatakan dalam orang.

2. Biaya perjalanan adalah biaya yang dikeluarkan setiap individu selama melakukan kegiatan wisata meliputi: biaya transportasi, biaya konsumsi selama kunjungan, dokumentasi, akomodasi dan biaya lainnya yang dikeluarkan selama berada di Kawasan Wisata Pantai Carita.

3. Biaya transportasi adalah pengeluaran wisatawan responden untuk membiayai perjalanan menuju Kawasan Wisata Pantai Carita dan kembali lagi ke tempat asal masing-masing.

(51)

(dalam bentuk uang saku, pemberian, beasiswa, hadiah) yang mereka terima dalam satu tahun.

5. Responden adalah wisatawan domestik yang dianggap mewakili karakteristik wisatawan.

6. Umur responden adalah umur yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir (tahun).

7. Motivasi kunjungan adalah segala sesuatu yang mendorong wisatawan responden untuk mendatangi Kawasan Wisata Pantai Carita, misalnya untuk menikmati keindahannya, berenang, dll.

8. Waktu tempuh adalah waktu untuk mencapai lokasi (jam).

9. Jarak tempuh adalah jarak yang ditempuh responden untuk mencapai lokasi wisata dihitung dari titik keberangkatan (km).

(52)

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Lokasi Penelitian

Kabupaten Pandeglang mempunyai luas wilayah sebesar 260.907,49 ha, terdiri dari 28 kecamatan. Kota Pandeglang merupakan ibukota kabupaten yang terletak pada jarak 111 km dari Ibukota Negara Republik Indonesia. Kabupaten

Pandeglang secara geografis terletak di antara 6°21’- 7°10’ Lintang Selatan dan

105°15’- 106°11’ Bujur Timur. Wilayah ini mempunyai batas administrasi

sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Ibukota Propinsi Serang Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda

Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Lebak

Kecamatan Carita merupakan salah satu kecamatan yang berada di bagian tengah Kabupaten Pandeglang. Awalnya wilayah Carita bergabung dengan Kecamatan Labuan yang merupakan pusat wilayah pembangunan Pandeglang bagian tengah. Namun melalui Perda Kabupaten Pandeglang No. 4 tahun 2004 tanggal 19 Juli 2004, wilayah Carita dipisah dari Kecamatan Labuan dan dengan Perda tersebut wilayah Carita diresmikan menjadi Kecamatan Carita.

(53)

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuan Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda

Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Jiput dan Kabupaten Serang

Sesuai dengan potensi dan letak geografisnya yang merupakan daerah pantai karena berbatasan langsung dengan Selat Sunda, maka penekanan arah pembangunan jangka panjang Kecamatan Carita diprioritaskan pada pengembangan industri pariwisata serta penunjangnya berupa pelabuhan nelayan yang sesuai dengan kebutuhan dan juga peningkatan perdagangan guna meningkatkan pendapatan penduduk setempat. Hal ini disesuaikan dengan Visi dan Misi Kecamatan Carita untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten Pandeglang yang menginginkan Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Wisata Unggulan.

Adapun Visi Kecamatan Carita adalah “Terwujudnya Kecamatan Carita Sebagai Daerah Wisata Unggulan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010”. Sedangkan Misi Kecamatan Carita adalah:

1. Meningkatkan kualitas kemampuan aparat pemerintah 2. Memberikan pelayanan prima pada masyarakat

3. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat 4. Meningkatkan Sumberdaya Manusia yang handal

(54)

Kawasan Wisata Pantai Carita merupakan bagian dari wilayah Desa Carita, Sukajadi dan Sukarame karena ketiga desa tersebut berbatasan langsung dengan Selat Sunda sehingga pantainya dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata. Pantai Carita mulai diperkenalkan sebagai kawasan wisata sejak tahun 1970 oleh Prof. Dr. Axel Ridder yang berasal dari Jerman. Seorang doktor filsafat dari Universitas Koln Jerman yang tertarik dengan meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883, yang juga pernah menjadi Ketua Yayasan Krakatau dan pernah menetap di Carita Pandeglang, Banten.

Selain ilmuwan, Ridder juga pernah menjadi manager Carita Krakatau Beach Hotel yang melihat bahwa Krakatau punya potensi investasi yang menguntungkan, terutama jika potensi investasi itu dikelola secara profesional. Melihat peluang usaha tersebut, karena kedekatannya dengan Krakatau sehingga Pantai Carita dijadikan alternatif pilihan menuju Krakatau. Didukung dengan indahnya pemandangan pantai dan terumbu karang, sehingga pantai ini pun mulai dilirik sebagai tempat wisata.

(55)

Kawasan wisata ini terdiri dari beberapa obyek wisata yang pada umumnya menawarkan rekreasi pantai. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa obyek wisata Karangsari Carita merupakan obyek wisata yang paling banyak dikunjungi dibandingkan obyek wisata lainnya yang berada di Kawasan Wisata Pantai Carita.Obyek wisata ini memiliki keunggulan dibandingkan obyek yang lainnya. Keunggulan tersebut antara lain pantai yang termasuk wilayah Karangsari lebih landai, fasilitas yang tersedia lebih memadai dan jumlahnya lebih banyak, areal parkir lebih luas sehingga memiliki kapasitas yang besar meskipun harus menampung rombongan yang jumlahnya mencapai ratusan orang (lebih dari tiga bis untuk satu rombongan) dan pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola lebih baik. Selain itu obyek wisata ini dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang, sedangkan obyek yang lainnya dikelola oleh swasta.

5.2 Sarana Pendukung

Pantai Carita sebagai tempat wisata sudah dilengkapi dengan sarana pendukung seperti sarana akomodasi (Hotel Bintang, Melati dan Cottage Resort), rumah makan, kios makanan dan kios cenderamata, listrik, telekomunikasi, air bersih dan saluran pembuangan limbah serta jalan raya Hotmix dan tersedia angkutan umum.

(56)

Tabel 3. Jumlah dan Jenis Hotel Kabupaten Pandeglang Tahun 2004

No Tahun Jumlah dan Jenis Penginapan

Berbintang Melati Penginapan

1 2000 7 53 6

2 2001 7 54 6

3 2002 6 53 5

4 2003 6 51 5

5 2004 5 48 5

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang, 2005

Tabel 4. Jumlah dan Jenis Rumah Makan Kabupaten Pandeglang Tahun 2004

No Tahun Jumlah dan Jenis Tempat Makan

Restoran Rumah Makan Cafe

1 2000 13 52 -

2 2001 12 53 -

3 2002 12 51 2

4 2003 11 50 5

5 2004 10 48 4

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang, 2005

Ketersediaan air bersih untuk daerah Pantai Carita tidak menjadi kendala, sebab daerah ini selain dialiri oleh sungai juga tersedia sumber air tanah dan Perusahaan Air Minum (PAM). Untuk itu ketersediaan air tawar untuk memenuhi kebutuhan, baik untuk konsumsi penduduk setempat, industri dan kebutuhan lainnya, seperti kegiatan pariwisata masih memadai.

(57)

Carita karena mereka sudah bosan berkunjung ke tempat alternatif tersebut. Selain itu, mereka menyatakan tempat wisata yang dijadikan tempat alternatif lokasinya lebih jauh dari tempat tinggal mereka sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal.

(58)

VI. KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI WISATAWAN RESPONDEN KAWASAN WISATA PANTAI CARITA

Jumlah wisatawan yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang, yang terdiri dari 61 orang pria (61 persen) dan 39 orang wanita (39 persen). Responden wisatawan Kawasan Wisata Pantai Carita sebagian besar pria yang datang secara berkelompok atau rombongan.

6.1 Karakteristik Responden

6.1.1 Umur Responden

(59)

Tabel 5. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Umur Tahun 2005

Umur (tahun) Responden yang tidak menginap

6.1.2 Tingkat Pendidikan

(60)

Tabel 6. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut

6.1.3 Pekerjaan Utama

(61)

Tabel 7. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut

6.1.4 Tingkat Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud disini adalah pendapatan yang diterima responden dalam satu tahun terakhir ditambah dengan pendapatan sampingan bila mereka mempunyai pekerjaan sampingan. Untuk pelajar dan mahasiswa pendapatan yang dimaksud adalah jumlah uang (dalam bentuk uang saku, pemberian, beasiswa, hadiah) per bulan yang mereka peroleh yang dihitung dalam tahun. Bagi pelajar dan mahasiswa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan wisata diperoleh dari pemberian orang tua, diluar uang saku. Begitu juga bagi tanggungan keluarga, biaya yang dikeluarkan diperoleh dari kepala keluarga.

(62)

pendapatan sendiri sehingga pendapatan yang dimaksud merupakan uang saku tetapi ada juga yang merupakan pegawai atau pengangguran. Responden lainnya berpendapatan berkisar antara Rp 12.000.000-Rp 24.000.000 per tahun yaitu sebanyak 35 persen untuk yang tidak menginap dan 40 persen untuk yang menginap.

Tabel 8. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Pendapatan Tahun 2005

12.000.000-24.000.000 21 35.00 16 40.00

24.000.000-36000.000 5 8.33 5 12.50

36.000.000-48.000.000 1 1.67 1 2.50

48.000.000-60.000.000 2 3.33 1 2.50

> 60.000.000 1 1.67 - -

Jumlah 60 100 40 100

6.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

(63)

Tabel 9. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Tanggungan Tahun 2005

Jumlah

Selain faktor biaya, faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kunjungan rekreasi adalah waktu luang yang tersedia bagi responden. Waktu luang dihitung berdasarkan jumlah hari libur yang diperoleh, yang terdiri dari hari Minggu dan Sabtu (untuk karyawan dengan lima hari kerja), tanggal merah, libur semester (untuk mahasiswa dan pelajar/remaja), libur cuti (untuk karyawan) dan lainnya. Umumnya para pegawai swasta memiliki jatah libur resmi selama 12-14 hari kerja per tahun.

Waktu luang tersebut berpengaruh terhadap kegiatan wisata responden, dimana apabila setiap responden memiliki waktu luang yang cukup banyak maka kesempatan untuk melakukan kegiatan wisata makin banyak pula. Bila tidak melakukan kegiatan wisata di Kawasan Wisata Pantai Carita waktu luang tersebut biasanya mereka isi dengan melakukan kegiatan wisata ke tempat lain atau melakukan kegiatan lainnya seperti menonton TV/bioskop, jalan-jalan, membaca maupun mengerjakan pekerjaan rumah.

(64)

hari kerja lima hari per minggu dan buruh pabrik memiliki waktu luang sebanyak 60 - 120 hari per tahun. Untuk pelajar/mahasiswa dan pegawai negeri sipil, jumlah waktu luang yang dimiliki kelompok ini adalah lebih dari 120 hari per tahun, begitu juga dengan ibu rumah tangga, pengangguran dan pensiunan termasuk ke dalam kelompok yang memiliki jumlah waktu luang lebih dari 120 hari per tahun.

Tabel 10. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Waktu Luang Tahun 2005

Waktu Luang

(65)

Tabel 11. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Daerah Asal Tahun 2005

Daerah Asal Responden yang tidak menginap

6.1.8 Motivasi Kunjungan, Cara Kedatangan, Jumlah dan Bentuk Rombongan

Motivasi kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita berdasarkan pada tujuan kunjungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, 100 persen responden menyatakan bahwa mereka mendatangi Pantai Carita yaitu untuk melakukan wisata agar mereka mendapat penyegaran untuk menghilangkan kejenuhan setelah melakukan aktifitas sehari-hari. Alasan memilih kawasan ini sebagai tempat tujuan wisata karena merasa bosan dengan tempat wisata lainnya sehingga mereka menginginkan untuk berkunjung ke tempat ini.

(66)

pekerjaan. Tabel 12 menunjukkan sebaran wisatawan responden menurut bentuk rombongan.

Tabel 12. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Bentuk Rombongan Tahun 2005

Bentuk Rombongan Responden yang tidak menginap

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada responden yang tidak menginap, 45 persen wisatawan berkunjung bersama rombongan pekerjaan dan 41.66 persen bersama rombongan teman. Pada responden yang menginap, 47.5 persen berkunjung bersama rombongan teman dan 37.5 persen bersama keluarga. Hal ini menunjukkan wisatawan responden yang menginap lebih suka menginap bersama teman atau keluarganya untuk lebih mempererat hubungan antar sesama anggota keluarga.

(67)

Tabel 13. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jumlah Rombongan Tahun 2005

Jumlah

6.1.9 Biaya Perjalanan

(68)

Tabel 14. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Biaya Rekreasi Tahun 2005

Biaya Rekreasi

Frekuensi kunjungan yang dimaksud disini adalah berapa banyak responden berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Carita selama satu tahun terakhir (Tabel 15). Sebagian besar responden menyatakan dalam satu tahun terakhir (termasuk waktu penelitian), mereka berkunjung ke kawasan ini kurang dari lima kali dan di antaranya baru berkunjung satu kali. Bagi responden yang berkunjung lebih dari lima kali umumnya responden yang berasal dari daerah yang dekat dengan Kawasan Wisata Pantai Carita, sehingga mereka bisa sering berkunjung ke kawasan wisata ini.

Tabel 15. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Frekuensi Kunjungan Tahun 2005

Frekuensi

(69)

Pantai Carita seperti pemandangan alamnya, fasilitas yang tersedia, aktivitas wisata yang dapat dilakukan di kawasan, kebersihan, keamanan dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola kawasan wisata maupun pihak penginapan. Diharapkan semakin lengkap informasi yang diperoleh responden tentang Kawasan Wisata Pantai Carita, semakin sering mereka berkunjung ke pantai ini. Pada kedua jenis responden diketahui bahwa 20 persen responden yang tidak menginap dan 13 persen responden yang menginap menyatakan informasi yang diperoleh tentang Kawasan Wisata Pantai Carita sudah lengkap, sisanya menyatakan informasi yang mereka peroleh tentang keberadaan kawasan wisata ini belum lengkap. Banyaknya responden yang menyatakan tidak lengkapnya informasi yang dimiliki, mengindikasikan bahwa kurangnya publikasi dari pihak pengelola tentang keberadaan kawasan wisata ini sehingga diperlukan promosi yang lebih ditingkatkan, dalam hal ini pihak pengelola dapat bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Pemerintah Daerah serta pihak pers.

Tabel 16. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Informasi Wisatawan Tahun 2005

Informasi

(70)

menginap di Kawasan Wisata Pantai Carita, biasanya mereka menghabiskan waktu satu malam di lokasi yaitu sebanyak 37 orang (92,5 persen) dari 40 responden yang menginap. Sisanya menginap selama dua malam yaitu tiga orang (7,5 persen). Sedangkan untuk responden yang tidak menginap, hampir setengahnya (43,33 persen) menghabiskan waktu selama lima jam di kawasan wisata dari 60 orang responden yang tidak menginap. Untuk lebih jelasnya sebaran responden menurut lamanya kunjungan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Lamanya Kunjungan Untuk Responden yang Tidak Menginap Tahun 2005

Lama Kunjungan (jam) Jumlah (orang) Persentase (%)

< 4 16 26.67

5 26 43.33

6 13 21.67

7 5 8.33

Jumlah 60 100

Pada responden yang tidak menginap, umumnya mereka menyatakan menghabiskan waktu selama lima jam di lokasi (43.33 persen), hanya 8.33 persen yang menghabiskan waktu hingga 8 jam di lokasi. Mereka menyatakan sudah merasa puas walaupun hanya menghabiskan lima jam jika terlalu lama mereka akan merasa bosan. Untuk responden yang menginap, 92.5 persen menyatakan menghabiskan waktu satu malam di lokasi. Biasanya wisatawan tersebut check in

pada hari Sabtu dan check out pada hari Minggu. Keadaan ini sering terjadi setiap

(71)

Tabel 18. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Lamanya Kunjungan Untuk Responden yang Menginap Tahun 2005

Lama Kunjungan (jam) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 malam 37 92.50

2 malam 3 7.50

Jumlah 40 100

6.1.11 Waktu Tempuh dan Jarak Tempuh

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa responden yang datang hampir setengahnya berasal dari Jakarta sehingga membutuhkan waktu lebih dari 2-3 jam dan menempuh jarak lebih dari 100 km. Berdasarkan hasil wawancara dengan bantuan kuesioner diperoleh bahwa responden yang berasal dari daerah yang sama, yang diasumsikan menempuh jarak yang sama, namun menghabiskan waktu tempuh yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan rute jalan yang berbeda, jenis kendaraan yang berbeda dan ada kemungkinan dikarenakan kecepatan yang digunakan oleh responden berbeda-beda. Tabel 19 menunjukkan sebaran responden berdasarkan jarak tempuh dan waktu tempuh.

Tabel 19. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jarak dan Waktu Tempuh Untuk Responden yang Tidak Menginap Tahun 2005

Jarak (km)

Waktu Tempuh (Jam) Jumlah

(72)

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa untuk jarak yang sama dapat di tempuh dengan waktu yang berbeda-beda. Misalnya jarak 41-60 km dapat di tempuh dalam waktu kurang dari 1 jam, 1-2 jam bahkan ada yang membutuhkan waktu 2-3 jam. Hal ini menunjukkan bahwa waktu tempuh terhadap jarak tempuh ke lokasi dianggap relatif. Begitu juga dengan waktu tempuh dan jarak tempuh untuk responden yang menginap.

Tabel 20. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Jarak dan Waktu Tempuh Untuk Responden yang Menginap Tahun 2005

Jarak (km)

Waktu Tempuh (Jam) Jumlah

(orang)

(73)

menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Pantai Carita bukan merupakan tujuan utama sebagai daerah tujuan wisata yang akan dituju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Tempat Alternatif Tahun 2005

Tempat Alternatif Responden yang tidak menginap

Ketika ditanyakan alasan mengapa tidak memilih untuk mengunjungi tempat alternatif tersebut tapi justru memilih untuk mengunjungi Kawasan Wisata Pantai Carita, 28 persen responden menyatakan mereka lebih memilih untuk mengunjungi Kawasan Wisata Pantai Carita karena daerah tujuan wisata yang dijadikan tempat alternatif tersebut tempatnya jauh. Responden lainnya yaitu sebesar 21 persen menyatakan bahwa tempat tersebut sudah sering dikunjungi sehingga mereka merasa bosan dan memutuskan untuk mengunjungi tempat lain. Ada juga yang menyatakan waktu tempuh yang dibutuhkan lebih lama (7 persen), biaya yang dibutuhkan untuk rekreasi ke tempat alternatif lebih mahal (1 persen) dan lain-lain (25 persen).

6.2 Persepsi Wisatawan Tentang Lokasi

(74)

adalah wisata bahari, seperti berenang, memancing, berjemur, olahraga pantai,

snorkling, jet ski, speed boat dan body surving. Selain itu, dari pantai ini para wisatawan pun dapat melihat anak gunung Krakatau.

6.2.1 Pemandangan Alam

Pada umumnya, wisatawan yang dijadikan responden menyukai pemandangan alam yang terdapat di kawasan wisata ini. Responden yang tidak menginap dan yang menginap, mereka menilai bahwa pemandangannya baik yaitu masing-masing 65 persen dan 75 persen. Namun ada juga yang menyatakan sedang dan buruk. Responden yang menyatakan buruk adalah wisatawan yang baru pertama kali datang ke Kawasan Wisata Pantai Carita dan merasa kecewa dengan keadaan kawasan yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Hal ini terjadi karena hujan sehingga banyak sampah yang terbawa ke pantai dan air laut pun menjadi keruh karena sampah tersebut.

6.2.2 Kebersihan

(75)

menambah jumlah tempat sampah ataupun petugas kebersihan untuk mengatasi masalah tersebut.

Untuk masalah kebersihan, responden yang tidak menginap umumnya menilai bahwa kebersihan di kawasan sedang (45 persen) dan 40 persen menyatakan buruk, sedangkan untuk responden yang menginap, 72.5 persen menyatakan kebersihannya baik sisanya menyatakan sedang (27.5 persen). Responden yang menyatakan kebersihan buruk beralasan bahwa banyak wisatawan yang tidak membawa pulang sampah ketika keluar dari kawasan sehingga mengganggu pemandangan bagi wisatawan yang masih berada di kawasan.

6.2.3 Keamanan

Faktor keamanan kawasan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan. Masalah keamanan di lokasi umumnya dinilai baik oleh responden yang menginap (62.5 persen), sedangkan responden yang tidak menginap menilai keamanan kawasan sedang (48.33 persen) karena mereka merasa tidak aman dengan banyaknya preman dan pedagang yang menjajakan dagangannya secara langsung dan kadang memaksa wisatawan untuk membeli dagangannya, sehingga mereka mengharapkan agar bagian keamanan sering mengontrol ke pantai sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka wisatawan dapat dengan mudah menghubungi pihak keamanan.

6.2.4 Kelengkapan Fasilitas

(76)

menginap yaitu sebesar 85 persen. Pada responden yang tidak menginap 51.67 persen menyatakan fasilitasnya sedang. Responden umumnya mengusulkan agar pengelola menambah fasilitas yang masih kurang jumlahnya seperti tempat berteduh. Mereka menginginkan pihak pengelola membuat sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai tempat berteduh, jadi bukan hanya tenda atau terpal. Responden juga mengusulkan agar dibangun arena khusus untuk anak-anak.

6.2.5 Kemudahan Mencapai Lokasi

Kawasan Wisata Pantai Carita terletak di Kabupaten Pandeglang, dapat di tempuh sekitar dua jam dari Ibukota Negara. Kawasan ini berada di jalur Labuan-Cilegon sehingga untuk mencapai kawasan ini tidaklah sulit karena bisa melalui Labuan atau Cilegon.

Kemudahan untuk mencapai lokasi Kawasan Wisata Pantai Carita ditunjang pula dengan tersedianya fasilitas angkutan umum, petunjuk arah yang jelas dan juga sarana jalan yang memadai yang dapat dengan mudah dilalui oleh kendaraan baik beroda dua, empat maupun bus-bus besar. 48.33 persen responden yang tidak menginap dan 72.5 persen responden yang menginap menyatakan bahwa kemudahan mencapai lokasi baik karena tidak ada macet.

(77)

Tabel 22. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Penilaian Kondisi Lokasi Untuk Responden yang Tidak Menginap Tahun 2005

Tabel 23. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Penilaian Kondisi Lokasi Untuk Responden yang Menginap Tahun 2005

(78)

Tabel 24. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut Daya Tarik Tahun 2005

Daya Tarik Responden yang tidak menginap

Persentase (%)

Responden yang menginap

Persentase (%)

Ingin berkunjung 50 83.33 35 87.50

Tidak ingin 1 1.67 - -

Tidak tahu 9 15.00 5 12.50

(79)

VII. FUNGSI PERMINTAAN REKREASI

7.1 Fungsi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita

Model persamaan fungsi permintaan pada penelitian ini menggunakan 14 variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita. Model tersebut tidak mengandung masalah multikolinearitas dilihat dari nilai Variance Inflation Factors (VIF) yang nilainya kurang dari sepuluh untuk semua variabel yang berarti variabel bebasnya tidak saling berkorelasi satu dengan yang lainnya.

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi ke Kawasan Wisata Pantai Carita dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi ke Kawasan Wisata Pantai Carita untuk responden yang tidak menginap dan untuk responden yang menginap.

7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita untuk Responden yang Tidak Menginap

(80)

mempertimbangkan derajat bebas. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada

α = 5 persen adalah pendapatan individu, sedangkan biaya perjalanan, jarak dan

pendapatan keluarga berpengaruh nyata pada α = 15 persen.

Tabel 25. Persamaan Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita Untuk Responden Yang Tidak Menginap Tahun 2005

Variabel Koefisien Standar T P VIF

(81)

biaya perjalanan yang mereka keluarkan untuk berwisata di tempat-tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Kondisi ini sesuai dengan yang terjadi di lapangan dimana sebagian besar responden menyatakan baru pertama kali mengunjungi Pantai Carita.

2). Tingkat Pendapatan Individu Per Tahun (X2)

Tingkat pendapatan per tahun responden berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan dengan nilai koefisien regresi sebesar +1.8783. Artinya kenaikan satu juta rupiah pendapatan yang diperoleh responden per tahun akan menyebabkan kenaikan jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita sebesar 1.8783 kali per tahun, ceteris paribus.

3). Jarak Tempuh (X7)

Variabel jarak memiliki pengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita dengan nilai koefisien regresi sebesar –0.7471. Hal ini berarti semakin bertambahnya jarak tempuh sebesar satu km akan mengurangi jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita sebesar 0.7471 kali per tahun, ceteris paribus.

4). Pendapatan Keluarga (X12)

(82)

7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita untuk Responden yang Menginap

Model permintaan rekreasi untuk responden yang menginap dapat dilihat pada Tabel 26. Regresi linier berganda menghasilkan nilai F sebesar 3.05 pada p = 0.001. Model yang dihasilkan signifikan pada α = 5 persen. Nilai koefisien determinasi (R2) dari hasil perhitungan adalah 65.6 yang berarti 65.6 persen variasi pada jumlah kunjungan untuk responden yang menginap dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dan sisanya dijelaskan oleh variabel pengganggu. Sedangkan Nilai koefisien determinasi terkoreksi (R2-adj) dari hasil perhitungan adalah 44.1. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada α = 5 persen adalah biaya penginapan, pendidikan, jarak, dan daya tarik. Variabel-variabel yang berpengaruh pada α = 10 persen adalah waktu luang dan jumlah rombongan, sedangkan biaya perjalanan berpengaruh pada α = 15 persen.

Tabel 26. Persamaan Permintaan Rekreasi Kawasan Wisata Pantai Carita Untuk Responden Yang Menginap Tahun 2005

Variabel Koefisien Standar T P VIF

Constant -13.111 9.290 -1.41 0.171

Biaya Perjalanan (X1a) *** 0.00008407 0.00004935 1.70 0.101 2.6

Biaya Penginapan (X1b)* 0.00000546 0.00000237 2.30 0.031 2.2

(83)

1). Biaya Perjalanan (X1a)

Biaya perjalanan individu memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita dengan nilai koefisien regresi sebesar +0.00008407. Artinya setiap peningkatan satu rupiah biaya perjalanan untuk satu kali kunjungan yang dikeluarkan oleh responden akan meningkatkan jumlah kunjungan ke Kawasan Wisata Pantai Carita sebesar 0.00008407 kali per tahun, ceteris paribus. Koefisien yang bertanda positif tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun sejalan dengan temuan Andrianto (2003). Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar responden memilih tempat wisata yang belum pernah dikunjungi sehingga mereka bersedia membayar biaya perjalanan lebih tinggi dibandingkan biaya perjalanan yang mereka keluarkan untuk berwisata di tempat-tempat yang lebih dekat dengan tempat-tempat tinggalnya. Kondisi ini sesuai dengan yang terjadi di lapangan dimana sebagian besar responden menyatakan baru pertama kali mengunjungi Pantai Carita.

2). Biaya Penginapan (X1b)

Gambar

Tabel 1. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Kawasan Wisata yang Berada  Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2004
Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Jumlah dan Jenis Hotel Kabupaten Pandeglang Tahun 2004  No Tahun  Jumlah  dan  Jenis  Penginapan
Tabel 5. Sebaran Wisatawan Responden Kawasan Wisata Pantai Carita Menurut  Umur Tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait

program program pembuatan minuman kesehatan dilakukan dengan tuuan untuk memberikan informasi kepada warga Dusun Karang tentang akan diadakan penyuluhan dan

Gözleri uyuyup kalbi uyumadığı için sonra klakıp abdest almaya ihtiyaç duymadan namazını kılardı.. Namazı sakın terk etmeyin, elleriniz altında bulunanlar hakkında Allah

Ber!ujuan melahirkan pelajar 7ang enderung Ber!ujuan melahirkan pelajar 7ang enderung kepada bidang =oka&#34;ional pada peringka. kepada bidang =oka&#34;ional

Sebagai contoh, dalam tabel di bawah pin bar menunjukkan penolakan dari level resistance horisontal jelas di pasar serta resistensi dinamis antara 8 dan 21 hari EMA (merah dan

Peningkatan kebutuhan bahan bakar menjadikan tantangan baru untuk menciptakan bahan bakar alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan. Biodiesel salah satu bahan bakar yang dipandang

Hasil Tes dalam penelitian ini peneliti gunakan sebagai acuan dalam mendeskripsikan letak kesalahan jawaban siswa pada materi SPLTV seperti yang telah

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa. Adanya metode pembelajaran berbeda yang diterapkan oleh guru dibandingkan