• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Wetabilitas Terhadap Keterekatan Tiga Jenis Kayu Struktural

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Wetabilitas Terhadap Keterekatan Tiga Jenis Kayu Struktural"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. I

Hubungan Wetabilitas Terhadap Keterekatan Tiga Jenis Kayu Struktural

(The Relation of

to

of Three Structural Timber Species)

dan

06161316634: 081311197601

A B S T R A C T

characteristics and glue are the two main factors affecting gluability. This is one way o f predicting gluing ability. The objective of the research were to identify : wetability i n corrected water absorption height o f three structural timber species, showing a gluability indicator. (2) shear strength o f glued wood. and (3) relation between the two mentioned factors. The wood being studied i n the research were Akasia (Acacia Leguminosae), M i n d i (Melia azedarach Meliaceae), dan Sengon (Enterolobium syclocarpum, famili leguminoceae having a log o f around 22 cm i n diameter each. The first two species (Akasia and M i n d i ) were o f 8

years. and sengon was o f years old plantation. Three kinds of glue were used consisting o f Polyurethane (PI-3100) as Based Polymer Isocyanate (WBPI). Epoxy and

Clue). The results indicated that the application o f Polyurethane. Epoxy, and produced the highest and gluability shear strength i n the species o f M i n d i o f the three species. had the lowest density than two others. W i t h the application o f the three kind o f glues on the and Sengon, i t was indicated that the higher the o f the bigger the gluability shear strength without any treatment. and old water o r hot water soaking treatment. There was a correlation between the C W A H values w i t h shear strength o f wood gluability.

I Maret 2008 Mei 2008

akibat adanya penebangan kebakaran pelanggaran tata guna dan implementasi penggunaan

yang Untuk mengatasi

dikembangkanlah cepat tumbuh Vast

i n dengan daur lebih pendek

dengan kayu

cepat tumbuh adalah berdiameter kecil. Kayu sebagai berupa balok atau log merupakan produk yang sebagai komponen struktural. Dengan tersedia

berasal dari log dengan diameter kecil sulit atau niahal mendapatkan kayu dengan dimensi yang cukup besar. Seiring dengan kebutuhan ruangan dengan bentang besar diperlukan struktur atau balok dengan dimensi

kebutuhan

dikembangkan kayu sebagai koniponen struktur bukan merupakan kayu utuh. satu bentuk struktur bukan kayu utuh adalah komponen laminasi yang dibuat

perekatan. Kesesuaian perekat dan kayu

mutu komponen yang bersifat struktural. Didalam terdapat material berbeda sifatnya yaitu kayu perekat. tetapi keduanya harus mengadakan sehingga

sistim perekatan yang

Kayu struktural merupakan kayu dapat memikul Pada umumnya yang digunakan sebagai material struktural adalah kayu dengan kerapatan keatas. Pada sistim struktur dengan menggunakan rekatan sebagai

(2)

struktural yang secara tepat

(gluabilitas) dapat diketahui dua

dan rekatan dengan

lndikasi keterekatan dan perekatan. dapat

keterbasahan bisa dalam tinggi absorbsi

air Height

dengan rekat

kernungkinan perekat meniiliki yang

berbeda pada kayu yang

berbeda. dan (1980) meneliti

nilai terhadap gluabilitas venir Dipterocarpaceae. menghasil kan nilai

tinggi rnenghasilkan

rekat

digunakan dalam percobaan ini terdiri dari 3 (tiga) struktural Akasia

famili Mindi

dan Sengon

i

.

ang

masing-masing dari dan dengan

diameter log sekitar 22 masing-masing untuk Akasia dan M i n d i adalah 8 tahun. serta 4 tahun untuk kayu .

Perekat yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) perekat poliuretan (PI-3 100) merupakan Based

(WBPI). perekat Epoksi dan perekat putih

digunakan untuk penyiapan benda

adalah kayu

serut kilang pengering (dry kiln), alat

pernbuat partikel alat

pengukur dimensi digital (digital caliper-). alat pengukur kadar air digital ratio). oven.

tirnbangan elektrik. saringan.

mikroskop merk National. Testing

Machine 330 alat bantu lainnya

plastik. alat clan

C. Prosedur Penelitian I. Determinrsi K e r r p a t r n

Kerapatan diperoleh dengan dilaboratorium benda cacat berdasarkan A S T M D (2005) Small

dari benda untuk niendapatkan nilai adalah 20 m m ('I') m m m m dengan kadar air kering udara sekitar kondisi halus.

ulangan masing-masing

sebanyak (dua buah secara tepat lebar dan dengan alat pengukur dimensi digital ditirnbang. Kerapatan

nilai dari dibagi

dengan volume pada kondisi kering udara. Persamaan untuk niemperoleh nilai kerapatan adalah sebagai berikut :

:

= benda pada kondisi kering udara = volume benda pada kondisi kering udara

2. Determinrsi K a d a r A i r

mengadakan kadar air. terlebih diadakan penyiapan scrbuk Potongan kayu dengan ukuran 5

dibuat kemudian selama 48

suhu 50°C. kayu

digiling dalam untuk menghasilkan serbuk. Serbuk digunakan adalah serbuk yang pada saringan mesh dan

pada saringan 60 mesh. Sebagian serbuk digunakan untuk kadar air serbuk clan bagian lainnya digunakan untuk Tahapan pengukuran kadar air adalah sebagai berikut: (a) Penyiapan sembilan buah (tiga buah untuk kayu) oven selarna I j a m pada suhu dioven sirnpan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar: Penimbangan

Meniuat serbuk kayu

serbuk diletakkan pada kernudian timbang dan dicatat beratnya, diperoleh adalah ditambah serbuk: (d) Pengovenan dan serbuk kayu. berisi serbuk kayu

dioven pada suhu 24 jam.

(3)

No I

tinggi absorbsi air terkoreksi Height) disingkat dengan C W A H dan sudut kontak (Contact

3.1. Absorbsi Air Terkoreksi

dcterrninasi sebagai

(a) serbuk. serbuk

untuk C'WAH bersarna-sama

kadar air serbuk: tabung kaca.

kaca buah buah

u) dibersihkan dengan surnbat satu tabung dengan kapas. tabung kaca I jam pada suhu dikondisikan dan ditirnbang (bo): (c) Pengukuran diameter bagian setiap tabung diukur dengan rnenggunakan ukur dirnensi digital: (d) Pengisian serbuk tabung kaca. tabung kaca diisi dengan serbuk secara sarnpai tinggi sekitar diketuk agar tidak

ada ruung serta

isi dengan serbuk sarnpai mencapai tinggi total 34 dun diketuk

serbuk dan di ketuk sehingga tinggi akhir dari serbuk sekitar (e) Penirnbangan tabung kaca yang

diisi Perendarnan tabung

tertutup kapas aquades serbuk terendarn sekitar ( g ) Pencatatan ketinggian absorpsi air

absosrpsi air tabung kaca dikoreksi

koreksi. di hitung dengan rnenggunakan rurnus sebagai berikut:

:

= tinggi absorpsi air (rnrn) = taktor koreksi

= tabung kaca

= serbuk kayu (g)

d = diameter bagian kaca

= air I

kering tanur serbuk untuk

serbuk pada tabung kaca digunakan pada dan kernudian

terhadap kadar air anp pada kadar air dengan rurnus:

BB

4.1 Penyiapan Perekat

Persiapan material perekat sesuai dengan teknik yang dari produsen. Perekat PI-3100 terdiri dari 2 base dan

hardener (H-7). kedua

kornponen dicarnpur dan diaduk dengan : (berdasarkan Perekat Epoxybond EWA-I20 terdiri dari 2 kornponen yaitu masing-masing resin dan Hardener Kedua kornponen dicarnpur dan diaduk dengan perbandingan

Sedangkan

.

perekat putih

digunakan dicampur dengan aquades sebanyak 10% perekat dan diaduk secara rnerata.

Penyiapan benda dan aplikasi perekatan

Kayu-kayu dengan masing-masing kayu Akasia, dan Sengon dengan ukuran 2 20 rnrn x 25 rnrn x rnrn untuk dan disiapkan untuk pembuatan benda kekuatan geser.

perekat dengan rnenggunakan kape. dan pada kedua perrnukaan (double spread)

sirekat, dengan 280 proses

(4)

atau pengganggu proses yang telah dilaburi perekat dibiarkan selania direkatkan dengan

lamina. dibiarkan

kcmudian dikcmpa selania 2 jam. dengan pengempaan dapat dilihat pada Gambar 2. lamina yang telah dikempa dibiarkan minggu sebelum dibuat contoh

dengan bentuk dan dimensi pada 3 disiapkan untuk niengetahui kekuatan geser rekat menggunakan standar (Japanese

No. tahun 2003

u

Gambar 2 Proses kempa dari benda

3 benda keteguhan geser rrkat

geser rekat

keteguhan geser rekat dilakukan dengan (tiga) kondisi yaitu I (satu) kondisi kering atau perlakuan dan 2 (dua) dengan perlakuan kondisi

perendaman air dan air

dengan perendaman air dilakukan dengan

cara benda pada selama 3

direndam kembali pada suhu selama dan kemudian diadakan keteguhan geser rekat pada kondisi dengan

air dilakukan dengan cara

air selania iam.

direndam air selama I jam dan dalam kondisi

. geser rekat dilakukan dengan cara

tekan pada permukaan takikan benda dan arah penibebanan arah serat kayu.

330 kapasitas sebesar 50 K N . Kecepatan penibebanan adalah dan

dilakukan

pada niana

niaksimuni yang dapat diterima oleh

benda dapat dilihat seperti

pada Persamaan untuk kekuatan

gescr rekat adalah sebagai berikut.

dimana :

kekuatan geser rekat

= (kg)

luas penampang rekat

kekuatan

D A N

A. Kerapatan

kerapatan kayu Akasia. Mindi. dan Sengon dapat dilihat pada Gambar 5.

Jenis

i

Gambar Kerapatan kayu Akasia, Mindi. dan Sengon

Terdapat perbedaan nilai kerapatan pada ketiga kayu tersebut. Kera terbesar adalah kayu Akasia sebesar 0.685 , terendah adalah kayu Mindi sebesar 0.502 dan pada kayu jenis Sengon mempunyai nilai kerapatan diantara kedua kayu tersebut. yaitu 0.648 Perbedaan kerapatan akibat adanya perbedaan ketebalan kayu

(5)

No. I

adalah paling doniinan dibanding dengan pada

yaitu 68-78% atau

7496. Tebal S2 kayu 6 Juga

dinyatakan bahwa sel kayu dengan sel yang dan kecil mempunyai kecenderungan

memiliki tinggi. apabila

dan lumen

akan kerapatan

Air

kadar air tiga dengan diameter serbuk kayu yang sama yaitu pada mesh dan tertahan pada 40 mesh yang telah mengalami proses pengeringan dengan dan suhu yang sama. dapat dilihat seperti pada Gambar 6.

Dari kadar

nilai berbeda diantara ketiga

Akasia mernpunyai kadar air sebesar

Sengon nilai lebih yaitu

sebesar 1.347%. dan terendah diantara keiga adalah dengan kadar air serbuk sebesar 10.842%.

Sengon

J e n i s

Gambar 6 Kadar air kayu Akasia. Mindi dan Sengon

Sifat tisik. niekanis. ketahanan terhadap dnn kestabilan dimensi air ada pada

Kebanyakan kayu selain tidak dipengaruhi oleh banyaknya air rongga sel. Air terdapat pada dinarnakan air terikat. rnempunyai sifat higroskopis. yaitu rnudah dan air dari lingkungan. Pada saat

rnelepaskan air. sel sehingga akan

pada sel air. kayu akan

penyusutan

air dikeluarkan dari sel. Hal ini berarti bahwa kayu dengan kerapatan tinggi menyusut lebih per

kandungan air. Kayu Akasia mempunyai kerapatan yang paling tinggi. memiliki sel yang lebih sehingga air terikat pada sel adalah dibandingkan kayu Mindi dan Sengon. Kayu Mindi mempunyai kerapatan yang paling

lebih sehingga air terikat pada adalah terkecil dibandingkan Akasia dan Sengon.

tanur serbuk kayu yang

Nilai kerapatan seperti pada Gambar 5. dan C W A H pada Gambar 7 terlihat bahwa kerapatan kayu Mindi adalah paling yaitu 0.502

dan nilai C W A H adalah paling tinggi. 569.7 mni. Sedangkan pada Akasia

nilai kerapatan lebih tinggi. yaitu 0.69 dengan nilai CWAH lebih yaitu 303.0 mm. Sedangkan kayu Sengon nilai kerapatan 0.65 dengan nilai C W A H 258.2 mm. Hal ini sernakin nilai kerapatan semakin tinggi nilai CWAH, dan semakin tinggi nilai kerapatan kayu semakin CWAH. kayu

dengan mempunyai kemampuan daya

kapilaritas. kemampuan rnenarik air ke yang lebih tinggi. kayu dengan kerapatan tinggi mempunyai daya kapilaritas yang lebih

M indi Se ngo n Jenis Kayu

7 Nilai CWAH tiga Jenis kayu

C. Nilai C W A H

(6)

dengan perekat Polyurethane. 48.3 Sengon dengan perekat PVAc diperoleh 40.51

geser rekat dengan perlakuan perendaman air nilai terbesar untuk kayu Akasia.

Mindi. dan Sengon apabila perekat

Polyurethane. nilai adalah 33.14

35.76 25.5

air

nilai terbesar untuk ketiga

apabila menggunakan untuk

kayu dengan nilai 27.96 Mindi 29.45

dan Sengon dengan nilai 19.82 kglcm2.

2

. .

Mindi

Akasia

Epoxy Mindi

Sengon

geser rekat Air

Air

. .

Sengon

Air Air

Histograni tegangan geser rekat kayu dengan perekat Polyurethane

Tsnp Rendnm

9 geser rekat kayu

perekat

I

I

I Air Air I

tegangan geser dengan

perekat PVAc

Tegangan geser- kayu rata-rata dengan

perekat seperti pada 4. dan histogram

batang dapat dilihat pada Gambar 11. Tegangan geser

tertinggi untuk dengan

perlakuan dengan perendaman air dan air

pada Mindi. dengan masing-masing

nilai 45.10 33.79 dan 20.45

Akasia dengan ketiga kondisi

nilai 38.15 .

kgicm'. dan . terendah pada

Sengon dengan nilai perlakuan adalah 3 1.02

perlakuan air 18.18 dan

perlakuan air adalah 10.14

3 Tegangan geser kayu rata-rata dengan perekat

Tegangan geser Air

Air

25.85 15.48

Mindi 45.10 33.79 20.45

Sengon 3 1.02 18.18 10.14

Mind

T s n p

I

I I Tegangan geser rekat rata-rata dengan

(7)

N o I 61

dengan

air serta

air apabila C W A H

apabila

u korelasi

positip dari nilai tinggi air terkoreksi arau kekuatan geser kayu rneskipun rasio nilai tidak Sehingga kayu dengan nilai

lebih tinggi kayu

lebih dengan perekat

antara perekat dengan kayu geser rekat yang tinggi pula.

absorbsi air terkoreksi (Corrected Height (C dari kayu M i n d i nilai dibandingkan dengan kayu Sengon. Kerapatan kayu M i n d i paling

dan dengan

erap air lebi h dengan dengan kerapatan tinggi.

nilai kerapatan sernakin tinggi tinggi nilai kerapatan kayu

CU'AH. ketiga perekat

pada kayu Akasia

.

Mindi. dan Sengon. tinggi nilai C W A H rnaka bertarnbah besar kekuatan geser rekat perlakuan. rendarn air rnaupun rendarn air Terdapat korelasi positip dari nilai C W A H terhadap kekuatan geser rekat kayu.

dapat digunakan sebagai indikasi

kayu yang kernarnpuan keterekatan perlakuan rnaupun dengan perlakuan rendarn air dan air Sernakin tinggi C W A H sernakin tinggi

keterekatannya. D A F T A R

A S T M , 2005. Test Small Clear of

Wood, D Annual Book o f

American for Testing and Materials Standards. West Conshohocken..

Bodig J. 1962. Wettability Related to Gluabilities o f Five Philippine Mahagonies. Oregon State

USA. Forest Product Journal, Juni 1962 Hal 265 - 270.

Bowyer, J.L., Shmulsky, R., Haygreen, J.G. 2003. Forest and Wood Science. State Press.

J A S Agricultural 2003. Glued

JPIC-E Japan

Plywood Inspection Corporation.

Jourdan, D.L. d a n Wellons, Wetability o f Dipterocarpus Veneer. Wood Science ( ). p. 27.

R u h e n d i S, o f Rotary Cut Veneers o f some Indonesian Woods Using adhesives Extended with Narni and Cassava

Gambar

Gambar 2 Proses kempa dingin dari benda uii
Gambar 6 Kadar air kayu Akasia. Mindi dan Sengon
Tabel 4. dan histogram

Referensi

Dokumen terkait

Dari data dan wawancara diatas oenulis kemudian menyimpulkan dampak yang dilakukan oleh ormas FPI sangatlah membuat resah masyarakat, karena mereka tidak punya

Pengaduan yang disampaikan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan dengan penyediaan kotak pengaduan yang wajib disediakan

11 Materi ini dipresentasikan untuk mengajak secara bersama-sama teman-teman dari bidang keilmuan yang terkait untuk melakukan penelitian dan kajian mengenai area-area di

Muthia Dara, Implementasi Pemilihan Kepala Desa Di Desa Sepaso Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur di bawah bimbingan Bapak Dr. Latar belakang

Dengan mengaplikasikan maskot dan logo dari lomba pada merchandise, target audiens akan selalu teringat dengan produk serta event yang telah dibuat oleh Lem Stik Handicraft. Selain

Tri acetyl glycerol ( Triacetin ) adalah salah satu produk turunan gliserol dari hasil reaksi esterifikasi antara gliserol dan asam asetat dengan bantuan

Merokok sering disebut sebagai faktor risiko independen untuk penyakit jantung koroner karena angka kejadian penyakit jantung koroner pada perokok lebih tinggi walaupun ketika

Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan problematika yang ada dalam proses belajar mengajar menggunakan suatu model