ABSTRAK
TISRINA PURWATININGSIH. Deskripsi Data Rekam Medis Penyakit Kanker Payudara Rumah Sakit Kanker Dharmais pada bulan Oktober 1993 sampai dengan bulan Maret 2003. Dibimbing oleh AAM ALAMUDI dan NOORWATI SUTANDYO.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi yang ada pada rekam medis penyakit kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Populasi yang diamati adalah penderita kanker payudara pada bulan Oktober 1993 sampai dengan bulan Maret 2003. Profil penderita kanker payudara menggambarkan keragaman identitas (umur, status penderita, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan), faktor resiko (riwayat kanker pada keluarga, laktasi, menarche, menopause), keadaan (kekambuhan, stadium, kondisi), pengobatan yang dijalani (operasi, radiasi dan kemoterapi).
DESKRIPSI DATA REKAM MEDIS PENYAKIT KANKER
PAYUDARA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS PADA
BULAN OKTOBER TAHUN 1993 SAMPAI DENGAN BULAN
MARET TAHUN 2003
Oleh:
Tisrina Purwatiningsih
G14101039
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ABSTRAK
TISRINA PURWATININGSIH. Deskripsi Data Rekam Medis Penyakit Kanker Payudara Rumah Sakit Kanker Dharmais pada bulan Oktober 1993 sampai dengan bulan Maret 2003. Dibimbing oleh AAM ALAMUDI dan NOORWATI SUTANDYO.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi yang ada pada rekam medis penyakit kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Populasi yang diamati adalah penderita kanker payudara pada bulan Oktober 1993 sampai dengan bulan Maret 2003. Profil penderita kanker payudara menggambarkan keragaman identitas (umur, status penderita, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan), faktor resiko (riwayat kanker pada keluarga, laktasi, menarche, menopause), keadaan (kekambuhan, stadium, kondisi), pengobatan yang dijalani (operasi, radiasi dan kemoterapi).
DESKRIPSI DATA REKAM MEDIS PENYAKIT KANKER
PAYUDARA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS PADA
BULAN OKTOBER TAHUN 1993 SAMPAI DENGAN BULAN
MARET TAHUN 2003
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Tisrina Purwatiningsih
G14101039
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Judul :
DESKRIPSI DATA REKAM MEDIS PENYAKIT KANKER
PAYUDARA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS PADA
BULAN OKTOBER TAHUN 1993 SAMPAI DENGAN BULAN
MARET TAHUN 2003
Nama : Tisrina Purwatiningsih
NRP : G14101039
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Aam Alamudi, M.Si
dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD.KHOM
NIP. 131950980 NIP. 140109696
Mengetahui,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS.
NIP. 131473999
RIWAYAT HIDUP
Tisrina Purwatiningsih, dilahirkan di Tangerang, 28 Juli 1982, sebagai anak pertama dari pasangan Setyo Kosasih dan Sri Mulyani.
Penulis lulus dari SD Negeri Perumnas XII Tangerang pada tahun 1994, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 6 Tangerang. Tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 5 Tangerang, kemudian pada tahun 2001 diterima di Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN.
Selama kuliah di IPB penulis pernah menjadi Bendahara Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta Periode 2002/2003. Sejak bulan Agustus tahun 2005 sampai sekarang penulis telah bekerja di Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI.
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur hanya untuk Allah SWT atas limpahan nikmat, cahaya hidayah dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Deskripsi Data Rekam Medis Penyakit Kanker Payudara Rumah Sakit Kanker Dharmais pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003. Data rekam medis ini belum pernah ditelaah sehingga dengan adanya penelitian ini data tersebut dapat bermanfaat.
Terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penelitian dan penulisan karya ilmiah ini, antara lain Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si dan Ibu dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM atas bimbingan dan arahannya, seluruh dosen dan staf Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmunya selama di perkuliahan, pihak-pihak dari RSKD atas bantuan dan data yang diberikan.
Terlepas dari segala kekurangan yang ada, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2005
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang-orang yang memberikan perhatian dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis (semoga Allah membalas dengan yang lebih baik), antara lain:
♥ Ibu, Bapak, adik-adikku Afri, Wondo dan Tio serta seluruh keluarga atas pengertian, kesabaran, do’a, kasih sayang dan cinta yang tercurah sepanjang kehidupanku
♥ Sahabat-sahabat baikku; Reka, Lia, Karlina, Fitria, Meiliha dan Unie atas indahnya
persahabatan yang telah terjalin selama ini, thank’s for the days we share together
♥ Teman-teman STK 38, thank you for always be there since the beginning till the end
♥ Teman-teman seprofesi di Ditjen HKI yang telah memberikan motivasi, semangat, doa dan pemberian izinnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
♥ Saudara-saudaraku yang telah memberikan inspirasi bagi penulis untuk memilih topik ini,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vi
PENDAHULUAN Latar belakang ... ... 1
Tujuan ... 1
TINJAUAN PUSTAKA Kanker Payudara ... 1
Pengobatan Kanker Payudara ... ... 1
Faktor-faktor resiko Kanker Payudara ... 2
BAHAN DAN METODE Bahan ... 2
Metode ... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Penderita Kanker Payudara ……….. 3
Penderita Kanker Payudara berdasarkan Faktor Resiko ……….…… 6
Penderita Kanker Payudara berdasarkan keadaan yang diderita ……….... 8
Penderita Kanker Payudara berdasarkan pengobatan yang dijalani ……….. 9
Permasalahan ……….. 10
KESIMPULAN DAN SARAN ……….... 10
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Frekuensi dan persentase data berdasarkan identitas penderita kanker payudara ... 3
2. Statistika deskriptif peubah umur ... 4
3. Frekuensi dan persentase data berdasarkan status penderita kanker payudara ... 4
4. Frekuensi dan persentase data berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara ... 5
5. Frekuensi dan persentase data berdasarkan pendidikan terakhir ... 5
6. Frekuensi dan persentase data berdasarkan pekerjaan ... 6
7. Frekuensi dan persentase data berdasarkan faktor resiko penderita kanker payudara ... 6
8. Statistika deskriptif peubah menarche ... 7
9. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menarche penderita kanker payudara ... 7
10. Statistika deskriptif peubah menopause ... 7
11. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menopause penderita kanker payudara ... 8
12. Frekuensi dan persentase data berdasarkan keadaan penderita kanker payudara ... ... 8
13. Frekuensi dan persentase data berdasarkan stadium penderita kanker payudara ... 9
14. Frekuensi dan persentase data berdasar pengobatan …….. ... 9
DAFTAR GAMBAR
Halaman1. Diagram balok berdasarkan usia penderita kanker payudara ... 4
2. Diagram balok status penderita kanker payudara ... 4
3. Diagram balok berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara ... 5
4. Diagram balok berdasarkan pendidikan terakhir ... 5
5. Diagram balok berdasarkan pekerjaan ... 6
6. Diagram balok penderita berdasarkan riwayat kanker pada keluarga ... 6
7. Diagram balok penderita berdasarkan pemberian laktasi pada anak ... 7
8. Diagram balok berdasarkan usia menarche penderita kanker payudara ... 7
9. Diagram balok berdasarkan usia menopause penderita kanker payudara ... 8
10. Diagram balok berdasarkan peubah kekambuhan penderita kanker payudara ... 8
11. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan stadium ... 9
12. Diagram balok peubah stadium ... 9
13. Diagram balok berdasarkan kondisi penderita kanker payudara ... 9
14. Diagram Balok berdasarkan peubah operasi, radiasi dan kemoterapi ... 10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang ditakuti diantara penyakit-penyakit kanker lainnya, tidak saja karena menimbulkan akibat yang fatal tetapi juga berakibat kecatatan dari organ yang terkena, khususnya wanita yang merupakan kelompok yang paling banyak terserang. Angka kekerapannya di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi di luar negeri angka ini berkisar 12-80 per 100.000 wanita, dimana di Asia khususnya Jepang mempunyai angka yang paling rendah yaitu 12/100.000 wanita (Mant 1991, dalam
Panigoro 1997). Diperkirakan di Indonesia angka ini sebesar 10/100.000 wanita (Sukardja 1994, dalam Panigoro 1997).
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta adalah rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1993 yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya bagi pasien kanker. Rumah Sakit Kanker Dharmais melakukan penanganan berbagai macam kanker, salah satu diantaranya adalah kanker payudara dimana kanker payudara adalah penyakit yang paling banyak diderita oleh wanita di dunia, sedangkan di Indonesia merupakan penyakit terbanyak kedua setelah kanker leher rahim.
Permasalahan dalam penyakit kanker payudara banyak yang terjadi sehingga banyak permasalahan tersebut harus dilakukan penelitian. Rekam medis pada Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dapat dijadikan sebagai penunjang dalam melihat karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan penyakit yang diderita dan pencatatan dalam pemeriksaan atau pengobatan secara berkala oleh dokter dan paramedis. Catatan rekam medis pada RSKD belum sepenuhnya dideskripsikan. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendeskripsikannya untuk lebih memudahkan penelitian lainnya dalam melihat karakteristik penderita kanker khususnya kanker payudara.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan semua informasi yang ada pada data rekam medis1 penyakit kanker payudara pada
1 Rekam Medis adalah keterangan tertulis maupun terekam
tentang identitas, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis kepada pasien dan pengobatan
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dengan cara memberikan saran dan masukan untuk memperoleh informasi yang berguna serta menjadi pertimbangan untuk pengembangan dalam penanganan di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker Payudara
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (http://www.indosiar.com/).
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. Metastasis adalah proses dimana sel melewati aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru (Bonadonna 1988).
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Pegobatan kanker payudara
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi 1994), yaitu :
1. Mastektomi; Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara.
2. Penyinaran atau radiasi; Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini antara lain tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi. 3. Kemoterapi; Kemoterapi adalah proses
pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Faktor-Faktor Resiko Kanker Payudara
Menurut dr. Ramadhan Sp.B.Onk
(http://www.merc.org/mc/ina/ikes/ikes_0304
_kankerpayudara.htm) faktor penyebab
kanker payudara belum diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu: 1. Faktor genetika
2. Pengaruh hormon 3. Virogen atau faktor virus
4. Pola makan terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Pengaruh radiasi di daerah dada Penderita biasanya mengeluh adanya benjolan di payudara, rasa sakit di payudara, cairan dari puting susu, adanya eksim di sekitar areola (lingkaran hitam di sekitar puting susu), adanya ulserasi atau borok di daerah payudara, pembesaran getah bening atau sekelan di daerah ketiak. Dan biasanya mempunyai faktor-faktor resiko sebagai berikut:
ϖ Umur lebih dari 30 tahun
ϖ Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
ϖ Tidak kawin
ϖ Menarche atau haid pertama kurang dari umur 12 tahun
ϖ Menopause pada umur lebih dari 55 tahun
ϖ Pernah operasi tumor jinak payudara ϖ Pernah mendapat terapi hormonal yang
lama
ϖ Adanya kanker payudara pada payudara
yang sebelahnya
ϖ Adanya riwayat operasi ginekologi ϖ Adanya riwayat kanker payudara pada
keluarganya
ϖ Adanya riwayat radiasi di daerah dada
BAHAN DAN METODE
Bahan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari catatan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM berupa data pasien penderita kanker payudara pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 yang mencakup 820 penderita.
Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
a. Identitas penderita kanker payudara. I. Umur dalam tahun
1 = <= 50 tahun 2 = > 50 tahun
II. Status pasien ; 1 = menikah 2 = belum menikah III. Tempat tinggal penderita; 1 = Jakarta
2 = Banten 3 = Jawa Barat 4 = Jawa Tengah 5 = Jawa Timur 6 = Luar Jawa IV. Pendidikan;
1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = Akademi 5 = Sarjana 6 = Lain-lain V. Pekerjaan;
1 = Ibu Rumah Tangga (IRT) 2 = Karyawan Swasta
3 = Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4 = Wiraswasta
5 = Lain-lain
b. Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko.
I. Riwayat kanker pada keluarga; ada atau disangkal.
II. Pemberian laktasi pada anak; ya atau tidak.
III. Menarche (usia menstruasi pertama); 1 = • 12 tahun
2 = > 12 tahun IV. Menopause; 1 = < 55 tahun 2 = • 55 tahun 3 = belum
c. Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita.
I. Kekambuhan; 1 = data kosong 2 = < 1 tahun 3 = 1 – 3 tahun 4 = 3 – 5 tahun 5 = > 5 tahun II. Stadium; 1 = stadium I 2 = stadium II 3 = stadium III 4 = stadium IV
III. Kondisi pasien; Meninggal atau data kosong.
d. Karakterisik penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan kanker payudara. I. Operasi ; ya atau tidak
II. Radiasi; ya atau tidak III. Kemoterapi; ya atau tidak
Metode
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif (Aunudin 1989) untuk menyajikan data secara visual dalam bentuk gambar-gambar sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Data deskriptif disajikan dalam bentuk : 1. Tabel frekuensi, digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
2. Diagram balok yang digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
3. Histogram, digunakan untuk mengetahui kesimetrikan sebaran data dan frekuensi setiap nilai atau selang tertentu pada peubah umur, menarche dan menopause.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas penderita kanker payudara Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia diatas 40 tahun, karena pada usia tersebut manusia biasanya mulai memproduksi sel-sel yang tidak begitu bagus kualitasnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kanker payudara terjadi pada
usia muda. Menurut dr. Kardinah Sp.R, dari instalasi Radiodiagnostik RSKD yang bersumber pada artikel kompas
(http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel.asp
?kategori=artikel&id_informasi=53), kanker
payudara biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan. Seorang anak perempuan yang tidak terkena kanker tetapi memiliki bakat karena ibunya penderita kanker kemudian dipicu dengan gaya hidupnya yang mengkonsumsi fast food, atau faktor pencetus lainnya seperti alkohol, rokok, konsumsi obat-obatan hormonal seperti pil anti hamil, maka kemungkinan dia menderita kanker payudara adalah besar.
Pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 terdapat 820 penderita kanker payudara yang melakukan pemeriksaan pada Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rata-rata umur penderita adalah 53 tahun, umur termuda 38 tahun dan tertua 89 tahun dengan median 52 dan modus 41 tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Statistika deskriptif peubah umur.
Umur Nilai
N 820
Mean 53.474
Median 52.000
St. dev 9.463
Minimum 38.000
Maksimum 89.000
Q1 (Kuartil 1) 46.000 Q3 (Kuartil 3) 59.000
Tabel 2. Frekuensi dan persentase data berdasarkan identitas penderita kanker payudara.
Berdasarkan statusnya penderita yang terserang kanker payudara, sebagian besar adalah telah menikah, walaupun tidak dipungkiri resiko terkena kanker payudara dipengaruhi oleh wanita yang menunda perkawinan. Hal ini tampak bahwa persentasenya adalah sebesar 93.9 % untuk wanita yang telah menikah dan 6.1 % wanita yang belum menikah (Tabel 3).
371 449 0 100 200 300 400 500
35-50 tahun > 50 tahun
Gambar 1. Diagram balok berdasarkan usia penderita kanker payudara.
Hasil penelitian ini tampak bertentangan dengan kepustakaan dimana wanita yang memiliki resiko paling tinggi terkena kanker
payudara adalah wanita yang menunda perkawinan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh data yang terseleksi dimana data yang dianalisis bukan data acak dari populasi wanita, tetapi data tersensor dari wanita yang berobat ke RSKD.
Tabel 3. Frekuensi dan persentase data berdasarkan status penderita kanker payudara.
No Peubah frekuensi persentase 1 Status
•menikah
•Belum menikah 770
50
93.9 6.1
Tabel frekuensi status penderita secara visual dapat dilihat pada Gambar 2 dengan menggunakan diagram balok.
7 7 0
5 0
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0
m e n ik ah b e lu m m e n ik a h
Gambar 2. Diagram balok status penderita kanker payudara.
Berdasarkan tempat tinggalnya penderita kanker payudara, paling banyak bertempat tinggal di Jakarta dengan persentase (74.5 %), sedangkan terendah bertempat tinggal di Jawa Timur (0.4%). Penderita kanker payudara terbanyak kedua bertempat tinggal di Jawa Barat (12.1%), diikuti oleh penderita yang bertempat tinggal di Banten (8.9%), bertempat tinggal di luar Jawa (3.2%), dan sisanya (1.0%) bertempat tinggal di Jawa Tengah (Tabel 2).
Tabel 4 mengindikasikan bahwa jika daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat memiliki karakteristik yang sama karena daerah yang berdekatan, maka daerah Jakarta dan sekitarnya memiliki persentase yang lebih besar (95.5%) dibandingkan dengan daerah selainnya (Gambar 3). Sebagian besar pasien bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya mengindikasikan bahwa pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais berasal dari Jakarta dan ada pula sebagian kecil pasien yang berasal dari luar Jakarta. Adanya pasien dari luar Jakarta dikarenakan di tempat No Peubah frekuensi persentase
1. Umur
•• 50 tahun
•> 50 tahun
371 449
45.24 54.76 2. Status
•menikah
•Belum menikah
770 50
93.9 6.1 3. Tempat Tinggal
•Jakarta
•Banten
•Jawa Barat
•Jawa Tengah
•Jawa Timur
•Luar Jawa
611 73 99 8 3 26 74.5 8.9 12.1 1.0 0.4 3.2
4. Pendidikan
•SD •SMP •SMA •Akademi •Sarjana •Kosong 111 115 280 33 101 180 13.5 14.0 34.1 4.0 12.3 22.0
5. Pekerjaan
•Ibu Rumah Tangga
•K. Swasta
asalnya tidak terdapat rumah sakit yang mengkhususkan penyakit kanker dan peralatan yang kurang lengkap atau dapat diartikan bahwa RSKD masih merupakan rumah sakit regional khusus kanker bagi penderita yang bertempat tinggal di Jabotabek. Di luar Jabotabek, RSKD belum dijadikan sebagai rumah sakit rujukan nasional.
Tabel 4. Frekuensi dan persentase data berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara.
783
8 3 26
0 200 400 600 800 Jakarta & sekitarnya
Jawa Tengah Jawa Timur Luar Jawa
Gambar 3. Diagram balok berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara.
Berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki penderita, persentase terbesar adalah yang berpendidikan SMA (34.1%), sedangkan terendah ada pada pasien yang berpendidikan terakhir akademi (4%). Persentase terbesar kedua adalah data kosong (22%), Penderita terbanyak ketiga (14.0%) memiliki pendidikan terakhir SMP, diikuti dengan pasien yang berpendidikan terakhir SD (13.5%). Penderita yang berpendidikan terakhir akademi dan sarjana persentasenya masing-masing sebesar 4.0% dan 12.3% (Tabel 2).
Tabel 5 mengindikasikan bahwa jika pendidikan SMA, akademi dan sarjana menjadi kategori gabungan maka penderita kanker payudara yang berpendidikan terakhir SMA keatas (50.5%) memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan SMP ke bawah (27.5%). Selain tabel frekuensi, untuk
lebih mempermudah interpretasi secara visual disajikan pada Gambar 4 dengan menggunakan diagram balok.
Tabel 5. Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pendidikan terakhir.
226 414 180 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
S M P k ebawah S M A k eatas data k os ong
Gambar 4. Frekuensi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan terakhir.
Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan pada Gambar 5 dan Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berprofesi sebagai ibu rumah tangga (61%), sedangkan terendah (5.0%) adalah yang berwiraswasta. Banyaknya penderita yang memiliki pekerjaan lainnya mencakup 20.8%. Data kosong pada peubah ini adalah karena paramedis tidak mencantumkan jenis pekerjaan pada saat melakukan pendaftaran, ada pula pasien yang memiliki jenis pekerjaan sebagai petani, pembantu, pensiunan dan lain-lain. Persentase penderita yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan pegawai negeri sipil masing-masing sebesar 6.7% dan 6.3%.
Tabel 6. Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pekerjaan.
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Pendidikan
♣SMP kebawah
♣SMA keatas
♣data kosong
226 414 180 27.5 50.5 22.0
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Tempat tinggal
♣Jakarta & sekitranya
♣Jawa Tengah
♣Jawa Timur
♣Luar Jawa
783 8 3 26 95.5 1 0.4 3.2
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Pekerjaan
•Ibu Rumah
Tangga
501
55 52 41
171 0 100 200 300 400 500 600
IRT K.Swasta PNS Wiraswasta Lain-lain
Gambar 5. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan.
Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko
Menurut Bonadonna G., et al (1988) faktor yang dapat meningkatkan wanita terserang penyakit kanker payudara diantaranya adalah memiliki riwayat kanker pada keluarga, menunda perkawinan dan kehamilan sampai diatas usia 35 tahun, tidak menyusui bayinya, merokok, pola makan tidak sehat, wanita yang memulai menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun.
Riwayat kanker pada keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Penderita yang memiliki riwayat kanker pada keluarga di RSKD adalah sebanyak 79 orang (9.6%), sedangkan banyaknya penderita kanker payudara yang tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga sebanyak 146 orang (17.8%), sisanya sebanyak 595 orang yang tidak diketahui ada atau tidaknya riwayat kanker pada keluarga (Tabel 7). Gambar 6 menyajikan peubah riwayat keluarga. 146 79 595 0 100 200 300 400 500 600
disangkal ada data kosong
Gambar 6. Diagram balok penderita berdasarkan riwayat kanker pada keluarga.
Tabel 7. Frekuensi dan persentase data berdasarkan faktor resiko penderita kanker payudara.
Tidak dilakukannya laktasi oleh ibu menyusui merupakan salah satu faktor resiko terserang kanker payudara. Berdasarkan peubah laktasi, persentase pemberian laktasi pada anak yang dilakukan penderita kanker payudara sebesar 3.5% dan penderita tidak memberikan laktasi pada anak (1.2%). Sisanya (95.2%) merupakan data kosong (Tabel 7). Gambar 7 menyajikan diagram balok peubah laktasi.
Gambar 7. Diagram balok penderita berdasarkan pemberian laktasi pada anak.
Usia menstruasi pertama (menarche) bagi wanita kurang dari dua belas tahun juga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Data menunjukkan bahwa rataan usia menarche penderita kanker adalah 13 tahun dengan usia menarche minimum sebesar 10 tahun dan maksimum sebesar 18 tahun (dengan median dan modus 13 tahun) (Tabel 8).
Peubah frekuensi persentase
1. Riwayat kanker keluarga •disangkal •ada •kosong 146 79 595 17.8 9.6 72.56 2. Laktasi
•tidak •ya •kosong 10 29 781 1.2 3.5 95.2 3. Menarche
•• 12 tahun •> 12 tahun
•kosong 32 88 700 3.9 10.7 85.4 4. Menopause
•< 55 tahun
•• 55 tahun
•belum •kosong 100 15 192 513 12.2 1.8 23.4 62.5 1 0 2 9
7 8 1
0 200 400 600 800
Tabel 8. Statistika deskriptif peubah
menarche.
Menarche Nilai
N 119
Mean 13.52
Median (Q2) 13.00
St. dev 1.51
Minimum 10.00
Maksimum 18.00
Q1 (Kuartil 1) 12.00
Q3 (Kuartil 3) 15.00
Usia menarche dengan skala pengukuran rasio dapat dijadikan skala ordinal dengan mengkategorikannya menjadi dua yaitu kurang dari atau sama dengan dua belas tahun dan lebih dari dua belas tahun. Persentase usia menarche penderita yang berusia kurang dari atau sama dengan dua belas tahun sebesar 3.9%, lebih dari dua belas tahun sebesar 10.7%, sedangkan sisanya sebesar 85.4% merupakan data kosong (Tabel 9). Gambar 8 menyajikan diagram balok peubah menarche.
Tabel 9. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menarche penderita kanker payudara.
Gambar 8. Diagram balok berdasarkan usia
menarche penderita kanker payudara.
Usia menopause lebih dari atau sama dengan 55 tahun juga merupakan salah satu faktor resiko terserang penyakit kanker payudara. Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa rataan usia menopause penderita kanker sebesar 49 tahun dengan minimum usia menopausenya sebesar 38 tahun dan maksimum berusia 72 tahun (Tabel 10).
Tabel 10. Statistika deskriptif peubah menopause.
Menopause Nilai
N 115
Mean 49.138
Median (Q2) 49.000
St. dev 5.336
Minimum 38.000
Maksimum 72.000
Q1 (Kuartil 1) 46.500
Q3 (Kuartil 3) 52.000
Usia menopause dibentuk menjadi tiga kategori yaitu kurang dari 55 tahun, lebih dari atau sama dengan 55 tahun dan belum. Resiko terjadinya kanker payudara pada wanita akan meningkat jika menopausenya berumur lebih dari atau sama dengan 55 tahun. Data pada RSKD belum dapat menunjukkan kesesuaian yang terdapat pada berbagai teori yang ada karena banyaknya data kosong. Data menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara dengan peubah menopause memiliki persentase terbesar adalah data kosong sebesar 62.5%, terbesar kedua sebesar 23.4% adalah penderita yang belum mengalami menopause, usia menopausenya kurang dari 55 tahun sebanyak 100 pasien (12.2%) dan usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun sebesar 1.8%. (Tabel 11). Gambar 9 menyajikan diagram balok peubah menopause.
Tabel 11. Frekuensi dan persentase data berdasarkan menopause penderita kanker payudara.
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Menopause
- < 55 tahun - ≥ 55 tahun - belum - data kosong
100 15 192 513
12.2 1.8 23.4 62.5 No Peubah Frekuensi Persentase
1 Menarche
•• 12 tahun •> 12 tahun
•kosong
32 87 701
3.9 10.7 85.4
32
87
701
0 100 200 300 400 500 600 700
100 15 192 513 0 100 200 300 400 500 600
< 55 tahun • 55 tahun belum kosong
Gambar 9. Diagram balok berdasarkan usia menopause penderita kanker payudara.
Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita
Pada peubah kekambuhan, data kosong mencapai 80.4%. Penderita yang mengalami kekambuhan dibagi menjadi empat kategori berdasarkan tahun. Persentase penderita yang mengalami kekambuhan kurang dari satu tahun sebesar 2.1%, satu sampai dengan tiga tahun sebesar 10.6%, tiga sampai dengan lima tahun sebesar 2.3% dan penderita yang mengalami kekambuhan lebih dari lima tahun sebesar 4.6% (Tabel 12). Gambar 10 menyajikan diagram balok peubah kekambuhan.
Tabel 12. Frekuensi dan persentase data berdasarkan keadaan penderita kanker payudara. 659 17 87 19 38
0 200 400 600 800
data k os ong < 1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
Gambar 10. Diagram balok berdasarkan peubah kekambuhan penderita kanker payudara.
Berdasarkan stadium yang diderita penderita kanker payudara (Tabel 12), tampak bahwa persentase stadium penderita paling banyak stadium III (27.1%), data kosong mencapai 25.1%, diikuti stadium IV sebesar 21.1%, stadium II dan I masing-masing sebesar 19.0% dan 7.7%. Dapat disimpulkan bahwa penderita pada umumnya baru memeriksakan diri pada stadium lanjut (48.2%), sedangkan pada stadium dini hanya sebanyak 219 penderita (Tabel 13). Gambar 11 dan Gambar 12 menyajikan diagram balok peubah stadium penderita.
Tabel 13. Frekuensi dan persentase data berdasarkan stadium penderita kanker payudara.
No Peubah Frekuensi Persentase 1. Stadium
- Stadium dini (I dan II) - Stadium Lanjut (III dan IV) - Data kosong
219 395 206 26.7 48.2 25.1 63 156 222 173 206 0 50 100 150 200 250
I II III IV Data
kosong
Gambar 11. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan stadium. No Peubah frekuensi persentase
1. Kekambuhan
•kosong
•< 1 tahun
•1 – 3 tahun
•3 – 5 tahun
•> 5 tahun
659 17 87 19 38 80.4 2.1 10.6 2.3 4.6
2. Stadium
•I •II •III •IV •kosong 63 156 222 173 206 7.7 19.0 27.1 21.1 25.1
3. Kondisi
219 395 206
0 100 200 300 400
S tadium din i (I & II) S tadium lan jut
(III & IV ) D ata k os ong
Gambar 12. Diagram balok peubah stadium.
Berdasarkan peubah kondisi penderita kanker payudara (Tabel 7) tampak bahwa angka kematian pada RSKD sebesar 12.2% sedangkan data kosong mencapai 87.8%. Selain tabel frekuensi, Gambar 13 menyajikan diagram balok peubah kondisi.
720
100
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Data kosong Meninggal
Gambar 13. Diagram balok berdasarkan kondisi penderita kanker payudara.
Penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan yang dijalani
Pengobatan atau penanganan kanker payudara sangat tergantung jenis atau tingkatannya. Ada yang berupa operasi (pengangkatan sebagian atau seluruh payudara beserta jaringan di sekitarnya), pemberian obat-obatan anti kanker (kemoterapi), proses penyinaran (radioterapi), dan lain-lain, tetapi hanya dokter ahli yang menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan (Tjindarbumi, 1982).
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa penderita kanker payudara yang menjalani pengobatan pada RSKD sebagian besar melakukan operasi dan radiasi berturut-turut sebanyak 603 orang (73.5%) dan 507 orang (61.8%), sedangkan yang tidak melakukan operasi dan radiasi masing-masing memiliki
presentase yang rendah yaitu 26.5% dan 38.2%. Sebaliknya sebagian besar penderita tidak melakukan kemoterapi (53.0%), sedangkan yang melakukan kemoterapi mencakup 385 orang (47.0%).
Tabel 14. Frekuensi dan persentase data berdasar pengobatan.
Gambar 14 menyajikan diagram balok peubah operasi, radiasi dan kemoterapi.
6 0 3
2 1 7 5 0 7
3 1 3
3 8 5 4 3 5
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0
o p e ra s i ra d ia s i k e m o te ra p i
y a tid a k
Gambar 14. Diagram Balok berdasarkan peubah operasi, radiasi dan kemoterapi.
Permasalahan
Dalam telaah ini ditemui dua permasalahan yang menyulitkan interpretasi, yaitu (1) data kosong, dan (2) penulisan yang tidak jelas.
Data Kosong
Permasalahan terjadi pada data kosong yang terdapat pada beberapa peubah diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga, laktasi,
menarche, menopause, kekambuhan, stadium, dan kondisi penderita. Semua peubah yang memiliki data kosong dikarenakan dokter dan paramedis tidak mencantumkan atau kurang disiplin dalam pencatatan, sehingga data kosong tersebut tidak dapat dianalisis atau disimpulkan lebih lanjut secara statistik karena dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi.
No Peubah frekuensi persentase
1. Operasi
•ya
•tidak
603 217
73.5 26.5 2. Radiasi
•ya
•tidak
507 313
61.8 38.2 3. Kemoterapi
•ya
•tidak
385 435
Penulisan yang tidak jelas
Kekambuhan dan laju kematian merupakan parameter untuk menilai keberhasilan suatu pengobatan. Definisi dari Kekambuhan adalah timbulnya kembali tumor baik lokal, regional maupun metastasis jauh. Diagnosis kekambuhan dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis dan
imajing berupa foto dada untuk metastasis paru, USG abdomen untuk metastasis hati dan scanning tulang untuk penyebaran ke tulang (Panigoro,1997). Kekambuhan dan kematian ini dialami oleh banyak penderita kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kekambuhan dan laju kematian sebagai peubah yang direkam di sini tidak jelas, yaitu bahwa data kekambuhan dan kematian ini tidak dapat diketahui secara akurat karena tidak semua pasien kembali atau dapat ditelusuri. Banyak pasien yang berasal dari rumah sakit lain dan hanya melakukan sebagian perawatan untuk selanjutnya dilakukan pengobatan di rumah sakit asal pasien pertama kali melakukan pemeriksaan atau pasien hanya melakukan konsultasi dengan dokter tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Kanker Dharmais, atau tidak ada kesadaran atau takut untuk memeriksakan diri atau merasa sudah sehat sehingga kembali ke daerah asalnya, atau tidak ada biaya untuk menjalani pengobatan lebih lanjut, atau dikarenakan kesuksesan dalam pengobatan sehingga tidak diketahui keadaan mendatang yang diderita pasien kanker payudara.
Beberapa catatan juga tidak jelas penulisannya sehingga tidak terbaca.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan statistika deskriptif dapat melihat distribusi penderita menurut jenis informasi yang diinginkan (peubah). Dari catatan rekam medis, sebanyak 54.76% penderita kanker payudara berumur lebih dari 50 tahun dengan rataan 53 tahun, sebagian besar telah menikah (93.9%). Paling banyak penderita bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya (95.5%) mungkin dikarenakan lokasi RSKD yang berada di Jakarta. Pendidikan penderita paling banyak adalah SMA atau lebih tinggi (50.5%). Banyak yang berobat di RSKD dalam keadaan stadium lanjut (stadium III & IV)
sebesar 48.2%, angka kematian cukup tinggi (12.2%).
Banyaknya data kosong menyebabkan data rekam medis ini sulit dianalisis lebih lanjut. Penulisan baik dalam bentuk tulisan maupun informasi yang tidak jelas pada catatan rekam medik juga menyebabkan data tidak dapat digunakan.
Populasi data pada penelitian ini hanya terbatas pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dari bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003, sehingga tidak dapat disimpulkan dan dianalisis untuk populasi penderita kanker payudara secara keseluruhan di Indonesia. Kesimpulan hanya terbatas pada tahun yang diteliti, tetapi jika ingin melakukan kesimpulan untuk tahun berikutnya agar peneliti lebih berhati-hati dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Saran
Kesulitan dalam pengambilan data dikarenakan penulisan tidak jelas yang ditulis oleh dokter dan paramedis dapat dikurangi apabila penulisan dibuat secara akurat (lengkap dan jelas). Oleh karena banyak peneliti yang harus meluangkan waktu dalam pencarian data di bagian catatan rekam medis yang masih kurang sempurna, disarankan agar merealisasikan catatan rekam medis ke dalam file komputer atau paperless untuk mempermudah penelitian agar tidak rusak dan hilang serta lebih mudah dilaksanakan oleh para dokter dan paramedis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Kanker.
http://www.indosiar.com/. [21
Desember 2005].
Aunuddin. 1989. Analisis Data. PAU Ilmu Hayat IPB, Bogor.
Bonadonna, G. et al. 1988. Handbook of Medical oncology. Masson, Italy.
Darwis, dr. Idral. 2000. Kanker Payudara, Momok bagi Setiap Wanita.
http://www.pdpersi.co.id/kanker
Depkes. 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi 1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta.
Kardinah, dr. Sp.R. 2005. Kecenderungan Kanker Payudara pada Usia Dini.
http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel. asp?kategori=artikel&id_informasi=53
[1 Juni 2005]
Panigoro, Sonar Soni.1997. Peran Beberapa faktor prognosis terhadap kekambuhan Kanker Payudara Stadium I dan II pasca mastektomi Radikal di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta [Tesis]. Jakarta: Program Pasca Sarjana Ilmu Epidemiologi. Universitas Indonesia.
DESKRIPSI DATA REKAM MEDIS PENYAKIT KANKER
PAYUDARA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS PADA
BULAN OKTOBER TAHUN 1993 SAMPAI DENGAN BULAN
MARET TAHUN 2003
Oleh:
Tisrina Purwatiningsih
G14101039
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang ditakuti diantara penyakit-penyakit kanker lainnya, tidak saja karena menimbulkan akibat yang fatal tetapi juga berakibat kecatatan dari organ yang terkena, khususnya wanita yang merupakan kelompok yang paling banyak terserang. Angka kekerapannya di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi di luar negeri angka ini berkisar 12-80 per 100.000 wanita, dimana di Asia khususnya Jepang mempunyai angka yang paling rendah yaitu 12/100.000 wanita (Mant 1991, dalam
Panigoro 1997). Diperkirakan di Indonesia angka ini sebesar 10/100.000 wanita (Sukardja 1994, dalam Panigoro 1997).
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta adalah rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1993 yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya bagi pasien kanker. Rumah Sakit Kanker Dharmais melakukan penanganan berbagai macam kanker, salah satu diantaranya adalah kanker payudara dimana kanker payudara adalah penyakit yang paling banyak diderita oleh wanita di dunia, sedangkan di Indonesia merupakan penyakit terbanyak kedua setelah kanker leher rahim.
Permasalahan dalam penyakit kanker payudara banyak yang terjadi sehingga banyak permasalahan tersebut harus dilakukan penelitian. Rekam medis pada Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dapat dijadikan sebagai penunjang dalam melihat karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan penyakit yang diderita dan pencatatan dalam pemeriksaan atau pengobatan secara berkala oleh dokter dan paramedis. Catatan rekam medis pada RSKD belum sepenuhnya dideskripsikan. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendeskripsikannya untuk lebih memudahkan penelitian lainnya dalam melihat karakteristik penderita kanker khususnya kanker payudara.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan semua informasi yang ada pada data rekam medis1 penyakit kanker payudara pada
1 Rekam Medis adalah keterangan tertulis maupun terekam
tentang identitas, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis kepada pasien dan pengobatan
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dengan cara memberikan saran dan masukan untuk memperoleh informasi yang berguna serta menjadi pertimbangan untuk pengembangan dalam penanganan di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker Payudara
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (http://www.indosiar.com/).
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. Metastasis adalah proses dimana sel melewati aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru (Bonadonna 1988).
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Pegobatan kanker payudara
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi 1994), yaitu :
1. Mastektomi; Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara.
2. Penyinaran atau radiasi; Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini antara lain tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang ditakuti diantara penyakit-penyakit kanker lainnya, tidak saja karena menimbulkan akibat yang fatal tetapi juga berakibat kecatatan dari organ yang terkena, khususnya wanita yang merupakan kelompok yang paling banyak terserang. Angka kekerapannya di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi di luar negeri angka ini berkisar 12-80 per 100.000 wanita, dimana di Asia khususnya Jepang mempunyai angka yang paling rendah yaitu 12/100.000 wanita (Mant 1991, dalam
Panigoro 1997). Diperkirakan di Indonesia angka ini sebesar 10/100.000 wanita (Sukardja 1994, dalam Panigoro 1997).
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta adalah rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1993 yang memberikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya bagi pasien kanker. Rumah Sakit Kanker Dharmais melakukan penanganan berbagai macam kanker, salah satu diantaranya adalah kanker payudara dimana kanker payudara adalah penyakit yang paling banyak diderita oleh wanita di dunia, sedangkan di Indonesia merupakan penyakit terbanyak kedua setelah kanker leher rahim.
Permasalahan dalam penyakit kanker payudara banyak yang terjadi sehingga banyak permasalahan tersebut harus dilakukan penelitian. Rekam medis pada Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dapat dijadikan sebagai penunjang dalam melihat karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan penyakit yang diderita dan pencatatan dalam pemeriksaan atau pengobatan secara berkala oleh dokter dan paramedis. Catatan rekam medis pada RSKD belum sepenuhnya dideskripsikan. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mendeskripsikannya untuk lebih memudahkan penelitian lainnya dalam melihat karakteristik penderita kanker khususnya kanker payudara.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan semua informasi yang ada pada data rekam medis1 penyakit kanker payudara pada
1 Rekam Medis adalah keterangan tertulis maupun terekam
tentang identitas, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis kepada pasien dan pengobatan
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dengan cara memberikan saran dan masukan untuk memperoleh informasi yang berguna serta menjadi pertimbangan untuk pengembangan dalam penanganan di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker Payudara
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (http://www.indosiar.com/).
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh. Metastasis adalah proses dimana sel melewati aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru (Bonadonna 1988).
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Pegobatan kanker payudara
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi 1994), yaitu :
1. Mastektomi; Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara.
2. Penyinaran atau radiasi; Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini antara lain tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi. 3. Kemoterapi; Kemoterapi adalah proses
pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Faktor-Faktor Resiko Kanker Payudara
Menurut dr. Ramadhan Sp.B.Onk
(http://www.merc.org/mc/ina/ikes/ikes_0304
_kankerpayudara.htm) faktor penyebab
kanker payudara belum diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu: 1. Faktor genetika
2. Pengaruh hormon 3. Virogen atau faktor virus
4. Pola makan terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Pengaruh radiasi di daerah dada Penderita biasanya mengeluh adanya benjolan di payudara, rasa sakit di payudara, cairan dari puting susu, adanya eksim di sekitar areola (lingkaran hitam di sekitar puting susu), adanya ulserasi atau borok di daerah payudara, pembesaran getah bening atau sekelan di daerah ketiak. Dan biasanya mempunyai faktor-faktor resiko sebagai berikut:
ϖ Umur lebih dari 30 tahun
ϖ Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
ϖ Tidak kawin
ϖ Menarche atau haid pertama kurang dari umur 12 tahun
ϖ Menopause pada umur lebih dari 55 tahun
ϖ Pernah operasi tumor jinak payudara ϖ Pernah mendapat terapi hormonal yang
lama
ϖ Adanya kanker payudara pada payudara
yang sebelahnya
ϖ Adanya riwayat operasi ginekologi ϖ Adanya riwayat kanker payudara pada
keluarganya
ϖ Adanya riwayat radiasi di daerah dada
BAHAN DAN METODE
Bahan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari catatan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM berupa data pasien penderita kanker payudara pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 yang mencakup 820 penderita.
Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
a. Identitas penderita kanker payudara. I. Umur dalam tahun
1 = <= 50 tahun 2 = > 50 tahun
II. Status pasien ; 1 = menikah 2 = belum menikah III. Tempat tinggal penderita; 1 = Jakarta
2 = Banten 3 = Jawa Barat 4 = Jawa Tengah 5 = Jawa Timur 6 = Luar Jawa IV. Pendidikan;
1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = Akademi 5 = Sarjana 6 = Lain-lain V. Pekerjaan;
1 = Ibu Rumah Tangga (IRT) 2 = Karyawan Swasta
3 = Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4 = Wiraswasta
5 = Lain-lain
b. Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko.
I. Riwayat kanker pada keluarga; ada atau disangkal.
II. Pemberian laktasi pada anak; ya atau tidak.
III. Menarche (usia menstruasi pertama); 1 = • 12 tahun
2 = > 12 tahun IV. Menopause; 1 = < 55 tahun 2 = • 55 tahun 3 = belum
kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat radiasi. 3. Kemoterapi; Kemoterapi adalah proses
pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Faktor-Faktor Resiko Kanker Payudara
Menurut dr. Ramadhan Sp.B.Onk
(http://www.merc.org/mc/ina/ikes/ikes_0304
_kankerpayudara.htm) faktor penyebab
kanker payudara belum diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu: 1. Faktor genetika
2. Pengaruh hormon 3. Virogen atau faktor virus
4. Pola makan terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Pengaruh radiasi di daerah dada Penderita biasanya mengeluh adanya benjolan di payudara, rasa sakit di payudara, cairan dari puting susu, adanya eksim di sekitar areola (lingkaran hitam di sekitar puting susu), adanya ulserasi atau borok di daerah payudara, pembesaran getah bening atau sekelan di daerah ketiak. Dan biasanya mempunyai faktor-faktor resiko sebagai berikut:
ϖ Umur lebih dari 30 tahun
ϖ Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
ϖ Tidak kawin
ϖ Menarche atau haid pertama kurang dari umur 12 tahun
ϖ Menopause pada umur lebih dari 55 tahun
ϖ Pernah operasi tumor jinak payudara ϖ Pernah mendapat terapi hormonal yang
lama
ϖ Adanya kanker payudara pada payudara
yang sebelahnya
ϖ Adanya riwayat operasi ginekologi ϖ Adanya riwayat kanker payudara pada
keluarganya
ϖ Adanya riwayat radiasi di daerah dada
BAHAN DAN METODE
Bahan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari catatan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM berupa data pasien penderita kanker payudara pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 yang mencakup 820 penderita.
Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
a. Identitas penderita kanker payudara. I. Umur dalam tahun
1 = <= 50 tahun 2 = > 50 tahun
II. Status pasien ; 1 = menikah 2 = belum menikah III. Tempat tinggal penderita; 1 = Jakarta
2 = Banten 3 = Jawa Barat 4 = Jawa Tengah 5 = Jawa Timur 6 = Luar Jawa IV. Pendidikan;
1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = Akademi 5 = Sarjana 6 = Lain-lain V. Pekerjaan;
1 = Ibu Rumah Tangga (IRT) 2 = Karyawan Swasta
3 = Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4 = Wiraswasta
5 = Lain-lain
b. Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko.
I. Riwayat kanker pada keluarga; ada atau disangkal.
II. Pemberian laktasi pada anak; ya atau tidak.
III. Menarche (usia menstruasi pertama); 1 = • 12 tahun
2 = > 12 tahun IV. Menopause; 1 = < 55 tahun 2 = • 55 tahun 3 = belum
c. Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita.
I. Kekambuhan; 1 = data kosong 2 = < 1 tahun 3 = 1 – 3 tahun 4 = 3 – 5 tahun 5 = > 5 tahun II. Stadium; 1 = stadium I 2 = stadium II 3 = stadium III 4 = stadium IV
III. Kondisi pasien; Meninggal atau data kosong.
d. Karakterisik penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan kanker payudara. I. Operasi ; ya atau tidak
II. Radiasi; ya atau tidak III. Kemoterapi; ya atau tidak
Metode
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif (Aunudin 1989) untuk menyajikan data secara visual dalam bentuk gambar-gambar sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Data deskriptif disajikan dalam bentuk : 1. Tabel frekuensi, digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
2. Diagram balok yang digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
3. Histogram, digunakan untuk mengetahui kesimetrikan sebaran data dan frekuensi setiap nilai atau selang tertentu pada peubah umur, menarche dan menopause.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas penderita kanker payudara Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia diatas 40 tahun, karena pada usia tersebut manusia biasanya mulai memproduksi sel-sel yang tidak begitu bagus kualitasnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kanker payudara terjadi pada
usia muda. Menurut dr. Kardinah Sp.R, dari instalasi Radiodiagnostik RSKD yang bersumber pada artikel kompas
(http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel.asp
?kategori=artikel&id_informasi=53), kanker
payudara biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan. Seorang anak perempuan yang tidak terkena kanker tetapi memiliki bakat karena ibunya penderita kanker kemudian dipicu dengan gaya hidupnya yang mengkonsumsi fast food, atau faktor pencetus lainnya seperti alkohol, rokok, konsumsi obat-obatan hormonal seperti pil anti hamil, maka kemungkinan dia menderita kanker payudara adalah besar.
Pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 terdapat 820 penderita kanker payudara yang melakukan pemeriksaan pada Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rata-rata umur penderita adalah 53 tahun, umur termuda 38 tahun dan tertua 89 tahun dengan median 52 dan modus 41 tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Statistika deskriptif peubah umur.
Umur Nilai
N 820
Mean 53.474
Median 52.000
St. dev 9.463
Minimum 38.000
Maksimum 89.000
Q1 (Kuartil 1) 46.000 Q3 (Kuartil 3) 59.000
Penulisan yang tidak jelas
Kekambuhan dan laju kematian merupakan parameter untuk menilai keberhasilan suatu pengobatan. Definisi dari Kekambuhan adalah timbulnya kembali tumor baik lokal, regional maupun metastasis jauh. Diagnosis kekambuhan dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis dan
imajing berupa foto dada untuk metastasis paru, USG abdomen untuk metastasis hati dan scanning tulang untuk penyebaran ke tulang (Panigoro,1997). Kekambuhan dan kematian ini dialami oleh banyak penderita kanker payudara pada Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kekambuhan dan laju kematian sebagai peubah yang direkam di sini tidak jelas, yaitu bahwa data kekambuhan dan kematian ini tidak dapat diketahui secara akurat karena tidak semua pasien kembali atau dapat ditelusuri. Banyak pasien yang berasal dari rumah sakit lain dan hanya melakukan sebagian perawatan untuk selanjutnya dilakukan pengobatan di rumah sakit asal pasien pertama kali melakukan pemeriksaan atau pasien hanya melakukan konsultasi dengan dokter tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Kanker Dharmais, atau tidak ada kesadaran atau takut untuk memeriksakan diri atau merasa sudah sehat sehingga kembali ke daerah asalnya, atau tidak ada biaya untuk menjalani pengobatan lebih lanjut, atau dikarenakan kesuksesan dalam pengobatan sehingga tidak diketahui keadaan mendatang yang diderita pasien kanker payudara.
Beberapa catatan juga tidak jelas penulisannya sehingga tidak terbaca.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan statistika deskriptif dapat melihat distribusi penderita menurut jenis informasi yang diinginkan (peubah). Dari catatan rekam medis, sebanyak 54.76% penderita kanker payudara berumur lebih dari 50 tahun dengan rataan 53 tahun, sebagian besar telah menikah (93.9%). Paling banyak penderita bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya (95.5%) mungkin dikarenakan lokasi RSKD yang berada di Jakarta. Pendidikan penderita paling banyak adalah SMA atau lebih tinggi (50.5%). Banyak yang berobat di RSKD dalam keadaan stadium lanjut (stadium III & IV)
sebesar 48.2%, angka kematian cukup tinggi (12.2%).
Banyaknya data kosong menyebabkan data rekam medis ini sulit dianalisis lebih lanjut. Penulisan baik dalam bentuk tulisan maupun informasi yang tidak jelas pada catatan rekam medik juga menyebabkan data tidak dapat digunakan.
Populasi data pada penelitian ini hanya terbatas pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dari bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003, sehingga tidak dapat disimpulkan dan dianalisis untuk populasi penderita kanker payudara secara keseluruhan di Indonesia. Kesimpulan hanya terbatas pada tahun yang diteliti, tetapi jika ingin melakukan kesimpulan untuk tahun berikutnya agar peneliti lebih berhati-hati dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Saran
Kesulitan dalam pengambilan data dikarenakan penulisan tidak jelas yang ditulis oleh dokter dan paramedis dapat dikurangi apabila penulisan dibuat secara akurat (lengkap dan jelas). Oleh karena banyak peneliti yang harus meluangkan waktu dalam pencarian data di bagian catatan rekam medis yang masih kurang sempurna, disarankan agar merealisasikan catatan rekam medis ke dalam file komputer atau paperless untuk mempermudah penelitian agar tidak rusak dan hilang serta lebih mudah dilaksanakan oleh para dokter dan paramedis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Kanker.
http://www.indosiar.com/. [21
Desember 2005].
Aunuddin. 1989. Analisis Data. PAU Ilmu Hayat IPB, Bogor.
Bonadonna, G. et al. 1988. Handbook of Medical oncology. Masson, Italy.
Darwis, dr. Idral. 2000. Kanker Payudara, Momok bagi Setiap Wanita.
http://www.pdpersi.co.id/kanker
c. Penderita kanker payudara berdasarkan keadaan yang diderita.
I. Kekambuhan; 1 = data kosong 2 = < 1 tahun 3 = 1 – 3 tahun 4 = 3 – 5 tahun 5 = > 5 tahun II. Stadium; 1 = stadium I 2 = stadium II 3 = stadium III 4 = stadium IV
III. Kondisi pasien; Meninggal atau data kosong.
d. Karakterisik penderita kanker payudara berdasarkan pengobatan kanker payudara. I. Operasi ; ya atau tidak
II. Radiasi; ya atau tidak III. Kemoterapi; ya atau tidak
Metode
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif (Aunudin 1989) untuk menyajikan data secara visual dalam bentuk gambar-gambar sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan.
Data deskriptif disajikan dalam bentuk : 1. Tabel frekuensi, digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
2. Diagram balok yang digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase data untuk semua peubah kategorik berdasarkan identitas penderita, faktor resiko, keadaan penderita dan pengobatan yang dijalani.
3. Histogram, digunakan untuk mengetahui kesimetrikan sebaran data dan frekuensi setiap nilai atau selang tertentu pada peubah umur, menarche dan menopause.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas penderita kanker payudara Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia diatas 40 tahun, karena pada usia tersebut manusia biasanya mulai memproduksi sel-sel yang tidak begitu bagus kualitasnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan kanker payudara terjadi pada
usia muda. Menurut dr. Kardinah Sp.R, dari instalasi Radiodiagnostik RSKD yang bersumber pada artikel kompas
(http://www.ikabisurgeon.com/m_artikel.asp
?kategori=artikel&id_informasi=53), kanker
payudara biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan. Seorang anak perempuan yang tidak terkena kanker tetapi memiliki bakat karena ibunya penderita kanker kemudian dipicu dengan gaya hidupnya yang mengkonsumsi fast food, atau faktor pencetus lainnya seperti alkohol, rokok, konsumsi obat-obatan hormonal seperti pil anti hamil, maka kemungkinan dia menderita kanker payudara adalah besar.
Pada bulan Oktober tahun 1993 sampai dengan bulan Maret tahun 2003 terdapat 820 penderita kanker payudara yang melakukan pemeriksaan pada Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rata-rata umur penderita adalah 53 tahun, umur termuda 38 tahun dan tertua 89 tahun dengan median 52 dan modus 41 tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Statistika deskriptif peubah umur.
Umur Nilai
N 820
Mean 53.474
Median 52.000
St. dev 9.463
Minimum 38.000
Maksimum 89.000
Q1 (Kuartil 1) 46.000 Q3 (Kuartil 3) 59.000
Tabel 2. Frekuensi dan persentase data berdasarkan identitas penderita kanker payudara.
Berdasarkan statusnya penderita yang terserang kanker payudara, sebagian besar adalah telah menikah, walaupun tidak dipungkiri resiko terkena kanker payudara dipengaruhi oleh wanita yang menunda perkawinan. Hal ini tampak bahwa persentasenya adalah sebesar 93.9 % untuk wanita yang telah menikah dan 6.1 % wanita yang belum menikah (Tabel 3).
371 449 0 100 200 300 400 500
[image:30.612.335.507.196.237.2]35-50 tahun > 50 tahun
Gambar 1. Diagram balok berdasarkan usia penderita kanker payudara.
Hasil penelitian ini tampak bertentangan dengan kepustakaan dimana wanita yang memiliki resiko paling tinggi terkena kanker
payudara adalah wanita yang menunda perkawinan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh data yang terseleksi dimana data yang dianalisis bukan data acak dari populasi wanita, tetapi data tersensor dari wanita yang berobat ke RSKD.
Tabel 3. Frekuensi dan persentase data berdasarkan status penderita kanker payudara.
No Peubah frekuensi persentase 1 Status
•menikah
•Belum menikah 770
50
93.9 6.1
Tabel frekuensi status penderita secara visual dapat dilihat pada Gambar 2 dengan menggunakan diagram balok.
7 7 0
5 0
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0
[image:30.612.340.507.292.401.2]m e n ik ah b e lu m m e n ik a h
Gambar 2. Diagram balok status penderita kanker payudara.
Berdasarkan tempat tinggalnya penderita kanker payudara, paling banyak bertempat tinggal di Jakarta dengan persentase (74.5 %), sedangkan terendah bertempat tinggal di Jawa Timur (0.4%). Penderita kanker payudara terbanyak kedua bertempat tinggal di Jawa Barat (12.1%), diikuti oleh penderita yang bertempat tinggal di Banten (8.9%), bertempat tinggal di luar Jawa (3.2%), dan sisanya (1.0%) bertempat tinggal di Jawa Tengah (Tabel 2).
Tabel 4 mengindikasikan bahwa jika daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat memiliki karakteristik yang sama karena daerah yang berdekatan, maka daerah Jakarta dan sekitarnya memiliki persentase yang lebih besar (95.5%) dibandingkan dengan daerah selainnya (Gambar 3). Sebagian besar pasien bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya mengindikasikan bahwa pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais berasal dari Jakarta dan ada pula sebagian kecil pasien yang berasal dari luar Jakarta. Adanya pasien dari luar Jakarta dikarenakan di tempat No Peubah frekuensi persentase
1. Umur
•• 50 tahun
•> 50 tahun
371 449
45.24 54.76 2. Status
•menikah
•Belum menikah
770 50
93.9 6.1 3. Tempat Tinggal
•Jakarta
•Banten
•Jawa Barat
•Jawa Tengah
•Jawa Timur
•Luar Jawa
611 73 99 8 3 26 74.5 8.9 12.1 1.0 0.4 3.2
4. Pendidikan
•SD •SMP •SMA •Akademi •Sarjana •Kosong 111 115 280 33 101 180 13.5 14.0 34.1 4.0 12.3 22.0
5. Pekerjaan
•Ibu Rumah Tangga
•K. Swasta
[image:30.612.129.300.516.628.2]asalnya tidak terdapat rumah sakit yang mengkhususkan penyakit kanker dan peralatan yang kurang lengkap atau dapat diartikan bahwa RSKD masih merupakan rumah sakit regional khusus kanker bagi penderita yang bertempat tinggal di Jabotabek. Di luar Jabotabek, RSKD belum dijadikan sebagai rumah sakit rujukan nasional.
Tabel 4. Frekuensi dan persentase data berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara.
783
8 3 26
0 200 400 600 800 Jakarta & sekitarnya
Jawa Tengah Jawa Timur Luar Jawa
Gambar 3. Diagram balok berdasarkan tempat tinggal penderita kanker payudara.
[image:31.612.127.301.184.478.2]Berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki penderita, persentase terbesar adalah yang berpendidikan SMA (34.1%), sedangkan terendah ada pada pasien yang berpendidikan terakhir akademi (4%). Persentase terbesar kedua adalah data kosong (22%), Penderita terbanyak ketiga (14.0%) memiliki pendidikan terakhir SMP, diikuti dengan pasien yang berpendidikan terakhir SD (13.5%). Penderita yang berpendidikan terakhir akademi dan sarjana persentasenya masing-masing sebesar 4.0% dan 12.3% (Tabel 2).
Tabel 5 mengindikasikan bahwa jika pendidikan SMA, akademi dan sarjana menjadi kategori gabungan maka penderita kanker payudara yang berpendidikan terakhir SMA keatas (50.5%) memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan SMP ke bawah (27.5%). Selain tabel frekuensi, untuk
lebih mempermudah interpretasi secara visual disajikan pada Gambar 4 dengan menggunakan diagram balok.
Tabel 5. Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pendidikan terakhir.
226 414 180 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
S M P k ebawah S M A k eatas data k os ong
Gambar 4. Frekuensi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan terakhir.
Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan pada Gambar 5 dan Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita berprofesi sebagai ibu rumah tangga (61%), sedangkan terendah (5.0%) adalah yang berwiraswasta. Banyaknya penderita yang memiliki pekerjaan lainnya mencakup 20.8%. Data kosong pada peubah ini adalah karena paramedis tidak mencantumkan jenis pekerjaan pada saat melakukan pendaftaran, ada pula pasien yang memiliki jenis pekerjaan sebagai petani, pembantu, pensiunan dan lain-lain. Persentase penderita yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan pegawai negeri sipil masing-masing sebesar 6.7% dan 6.3%.
Tabel 6. Ferkuensi dan persentase data berdasarkan pekerjaan.
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Pendidikan
♣SMP kebawah
♣SMA keatas
♣data kosong
226 414 180 27.5 50.5 22.0
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Tempat tinggal
♣Jakarta & sekitranya
♣Jawa Tengah
♣Jawa Timur
♣Luar Jawa
783 8 3 26 95.5 1 0.4 3.2
No Peubah Frekuensi Persentase 1 Pekerjaan
•Ibu Rumah
Tangga
[image:31.612.342.515.636.712.2]501
55 52 41
171 0 100 200 300 400 500 600
[image:32.612.132.302.80.225.2]IRT K.Swasta PNS Wiraswasta Lain-lain
Gambar 5. Karakteristik penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan.
Penderita kanker payudara berdasarkan faktor resiko
Menurut Bonadonna G., et al (1988) faktor yang dapat meningkatkan wanita terserang penyakit kanker payudara diantaranya adalah memiliki riwayat kanker pada keluarga, menunda perkawinan dan kehamilan sampai diatas usia 35 tahun, tidak menyusui bayinya, merokok, pola makan tidak sehat, wanita yang memulai menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun.
Riwayat kanker pada keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Penderita yang memiliki riwayat kanker pada keluarga di RSKD adalah sebanyak 79 orang (9.6%), sedangkan banyaknya penderita kanker payudara yang tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga sebanyak 146 orang (17.8%), sisanya sebanyak 595 orang yang tidak diketahui ada atau tidaknya riwayat kanker pada keluarga (Tabel 7). Gambar 6 menyajikan peubah riwayat keluarga. 146 79 595 0 100 200 300 400 500 600
disangkal ada data kosong
[image:32.612.335.516.98.299.2]Gambar 6. Diagram balok penderita berdasarkan riwayat kanker pada keluarga.
Tabel 7. Frekuensi dan persentase data berdasarkan faktor resiko penderita kanker payudara.
[image:32.612.337.507.429.577.2]Tidak dilakukannya laktasi oleh ibu menyusui merupakan salah satu faktor resiko terserang kanker payudara. Berdasarkan peubah laktasi, persentase pemberian laktasi pada anak yang dilakukan penderita kanker payudara sebesar 3.5% dan penderita tidak memberikan laktasi pada anak (1.2%). Sisanya (95.2%) merupakan data kosong (Tabel 7). Gambar 7 menyajikan diagram balok peubah laktasi.
Gambar 7. Diagram balok penderita berdasarkan pemberian laktasi pada anak.
Usia menstruasi pertama (menarche) bagi wanita kurang dari dua belas tahun juga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Data menunjukkan bahwa rataan usia menarche penderita kanker adalah 13 tahun dengan usia menarche minimum sebesar 10 tahun d