• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie "South Beach Queen" Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie "South Beach Queen" Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie Bandung)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SEPEDA FIXIE ”SOUTH BEACH QUEEN”BANDUNG

( StudideskriptifMengenaiPolaKomunikasiDalamKomunitasSepedaFixie “South Beach Queen”Bandung)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemperolehGelarsarjana Strata (S1) Pada Program

StudiIlmuKomunikasiKonsentrasiHumas

Oleh: Denny Ruchiyat 41806810

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G

(3)
(4)

iv

BEACH QUEEN” BANDUNG

(Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie Bandung)

Penyusun : Denny Ruchiyat

NIM.41806810

Skripsi ini dibawah bimbingan, Iin Rahmi Handayani S.Sos.M.I.Kom

Penelitian ini untuk mengetahui Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie “South Beach Queen”Bandung. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui arus pesan, hubungan, dan pola komunikasi dalam komunitas Sepeda Fixie “South Beach Queen” Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan 4 orang. Data diperoleh melalui wawancara, observasi,studi kepustakaan, penelusuran data online,dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang dilakukan, melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa arus pesan komunikasi organisasi berjalan dengan baik ,saling menghargai,saling membantu,dan saling berkerja sama. Hubungan yang dialami oleh Komunitas “South Beach Queen” Bandung sangat baik ,sangat dekat ,hubungan terjalin bersinergi ,harmonis ,saling menolong satu sama lainnya.Pola komunikasi yang terjadi sesuai dengan peranan-peranan dan tugas masing-masing anggota.

(5)

v

BEACH QUEEN" BANDUNG

(Descriptive Study of Communication Patterns Regarding Community Bikes fixie In Bandung)

author:

Denny Ruchiyat

NIM.41806810

This research under the guidance, Iin Rahmi Handayani S.Sos.M.I.Kom

This study to determine the pattern of communications in the Community Bicycle fixie "South Beach Queen" Bandung.The aims of this study is to intends to determine the flow of messages, relationships, and communication patterns in a community bike fixie "South Beach Queen" Bandung.This research uses descriptive method with qualitative approach, researchers used a purposive sampling technique with a number of informants 4 people.Data obtained through interviews, observation, library research, online data retrieval, documentation. The data analysis techniques, through several stages of data reduction, data collection, data representation, inference, and evaluation..

The results showed that the flow of messages that the organization goes well, mutual respect, mutual trust, and mutual cooperation. Ties experienced by the Community "South Beach Queen" Bandung is very good, very close, intertwined relationship synergy, harmony, help each lainnya. communication patterns that occurs in accordance with the roles and duties of each member.

(6)

vi Assalamualaikum wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala Puji dan syukur seraya peneliti panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah

meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi

ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam melakukan penelitian skripsi ini tidak sedikit peneliti

menghadapi kesulitan serta hambatan baik tekhnis maupun non tekhnis.

Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan,

bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun

tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada

kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral,

spiritual, dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda,

semoga ananda dapat membahagiakan Ibu dan (alm) Ayah serta menjadi seperti

apa yang Ibu dan (alm) Ayah harapkan untuk menjadi manusia yang berguna

(7)

vii besarnya kepada :

1. Yth Bapak Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat. M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia.

3. Yth Ibu Melly Maulin S.Sos. M.Si selaku Sekrertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia.

4. Yth Ibu Rismawaty S.Sos. M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia, serta selaku Dosen wali IK-5 2006 (Konversi).

5. Yth Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

6. Yth Bapak Adiyana Slamet, S.IP, M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

7. Yth Ibu Iin Rahmi Handayani ,M.I,KOM, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

(8)

viii

8. Yth Ibu Tine A. Wulandari S.Ikom , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

9. Yth Bapak Sanggra Juliano S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

10.Yth Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

11.Yth Bapak Arie Prasetio, S,Sos,. M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

12.Yth Ibu Astri Ikawati A.Md. Kom dan Ibu Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang

berkenaan dengan kepentingan penelitian.

13.Ibunda Atis Winarsih dan Ayahanda Bapak (Alm) Saepudin yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materi serta doa yang selalu

mereka berikan kepada penulis dalam pelaksanaan dan juga penyelesaian

(9)

ix

14.Kepada seluruh teman-teman di Ilmu Komunikasi, Humas dan Jurnal di UNIKOM terutama Hendra Yana,R M.Isya, Defry Aditya, Chandra R, Fazly Sheban, Ivan P, Widi H, Rino, Eko N, Taufik Akbar, Doni, Ayub B ,Yusuf

Wahyudin,Yuni Rizani, Reza Agus ,Andini ,Alti ,Ismi yang telah menjadi

teman yang selalu memberikan waktu, tenaga dan pemikiran saat masa-masa

akademik ini dan banyak memberikan semangat serta motivasi kepada peneliti

yang akhirnya peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

15.Kepada Teman – teman IK Humas 3 2007 Senang bisa berkumpul dan berteman dengan kalian.

16.Serta semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang

telah membantu peneliti dalam proses menyelesaikan penelitian skripsi ini semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca

umum lainnya.. Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan itu

akan mendapat balasan yang setimbal dari Allah Swt. Amiiin....

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Februari 2012

Peneliti

(10)

xi

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

SURAT PERNYATAAN ………. ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ………. iii

ABSTRAK ……… iv

ABSTRACT ……….. v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ……….… xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xvi

DAFTAR TABEL ………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..………... 6

(11)

xii 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis ……….. 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ……… 8

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ………. 9

1.5.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ………... 12

1.6 Pertanyaan Penelitian ………. 14

1.7 Subjek dan Informan Penelitian 1.7.1. Subjek Penelitian ………... 15

1.7.2. Informan Penelitian ……… 16

1.8 Metode Penelitian ……… 17

1.9 Tekhnik Pengumpuan Data ………. 18

1.10Tekhnik Analisa Data ………. 20

1.11Uji Keabsahan Data ………. 22

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1. Lokasi Penelitian ……….. 25

1.11.2. Waktu Penelitian ……….. 25

(12)

xiii

2.1.1 Pengertian Komunikasi ………. 29

2.1.2 Unsur Komunikasi ………. 32

2.1.4 Sifat Komunikasi ………... 34

2.1.5 Proses Komunikasi ……… 35

2.1.6 Tujuan Komunikasi ……… 37

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi ……… 39

2.3 Tinjauan Tentang Arus Komunikasi ……….. 40

2.4 Tinjauan Hubungan Komunikasi Organisasi…….………. 43

2.5 Tinjauan Tentang Pola Komunikasi ……….. 44

2.6 Tinjauan Tentang Komunitas ………. 46

BAB III OBJEK PENELITIAN 3. 1 Sejarah Sepeda Fixie ……….. 48

3.2 Sejarah South Beach Queen …….………. 50

3.3 Visi dan Misi South Beach Queen 3.3.1Visi SouthBeach Queen..………..………. 52

3.3.2 Misi South Beach Queen Indonesia ……… 53

(13)

xiv

………

3.7 Tujuan South Beach Queen……… 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Analisis Data Informan 4.1.1 Informan ……… 59

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 64

4.2.1 Arus Pesan Dalam Komunitas South Beach Queen………. 65

4.2.2 Hubungan Dalam Komunitas South Beach Queen ……….. 74

4.2.3 Pola komunikasi ……… 78

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian ……….... 84

4.3.2 Arus Pesan ………. 85

4.3.3 Hubungan ………... 87

4.3.4 Pola Komunikasi ……… 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian 5.1.1 Arus Pesan Komunikasi South Beach Queen……...…………... 92

5.1.2 Hubungan ……… 93

(14)

xv

5.2.1 Saran Bagi Komunitas South Beach Queen Bandung …………. 94

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ……… 94

DAFTAR PUSTAKA ……… 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 97

(15)

xvi

Gambar 1.1 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif …... 21

Gambar 2.1 model komunikasi ……….. 32

Gambar 3.1 Logo South Beach Queen ………... 53

Gambar 3.2 Stuktur Organisasi South Beach Queen ………. 54

Gambar 4.1 Foto Informan ……… 59

Gambar 4.2 Foto Informan ……… 60

Gambar 4.3 Foto Informan ……… 62

Gambar 4.4 Foto Informan ……… 63

(16)

xvii

Tabel 1.1 Informan Penelitian ……….………. 17

(17)

xviii

(18)

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu aspek dalam kehidupan manusia adalah komunikasi,

individu-individu maupun kelompok berinteraksi dengan tujuan untuk

menyampaikan pesan baik verbal maupun non verbal karena manusia dalam

kehidupannya selalu ingin bersosialisasi,komunikasi yang terjadi antara

komunikator dan komunikan juga di dasari oleh rasa saling percaya, saling

membutuhkan informasi, dan lain sebagainya. Komunikasi disampaikan

melalui bentuk pesan, dapat berupa pesan verbal atau pun pesan non verbal.

Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Dalam komunikasi

organisasi melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi. Informasi

tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke

atas dan juga mengalir diantara sesama anggota.

Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para

anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara

para anggota. Hubungan komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu disebut

dengan pola komunikasi. Pola komunikasi dalam struktur organisasi

merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi,

(19)

Komunikasi berperan penting dalam sebuah organisasi , dengan

adanya komunikasi sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik sesuai

aturan-aturan yang berlaku dalam sebuah organisasi. Organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok

formal dan informal (Wiryanto, 2004 : 54 ).

Dalam bukunya ” R.Wayne Pace & Don Faules” yang diterjemahkan

oleh Deddy Mulyana Definisi fungsional komunikasi organisasi bahwa :

”Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

suatu organisasi tertentu.Dalam pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi organisasi sangat penting dalam pengaplikasian pada kehidupan

sehari-hari, terutama pada sebuah komunitas-komunitas yang tentunya

memiliki arus informasi berupa penyampaian pesan dari atasan kepada

bawahan, dari bawahan kepada atasan maupun dari divisi dengan divisi

lainnya dalam sebuah organisasi yang memiliki peranan-peranannya tersendiri

sehingga membentuk pola komunikasi.

Menurut R.Wayne Face & Don F. Faules Analisis eksperimental

pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa

berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya

organisasi.(Deddy Mulyana, 2006:174) .Organisasi yang dianggap baik adalah

organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya.

(20)

dalam suatu tempat tertentu yang mempunyai tujuan dan minat ,hobi dan

kegemaran yang sama terhadap suatu hal yang mereka yakini.

Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia , sebagai

kota yang identik dengan kreatifitas, Bandung memiliki begitu banyak

komunitas yang tumbuh,dimana setiap komunitas memiliki kegiatan dan

kajian yang berbeda. Keberadaan komunitas akan terus menguat jika antara

komunitas saling mendukung dan saling menjaga nama baiknya.

(http://bandung.detik.com)

Saat ini kegiatan bersepeda telah menjadi hobi yang sangat populer.

Selain sebagai olah raga dan hobi, bersepeda juga telah menjadi tren gaya

hidup ramah lingkungan khususnya bagi masyarakat kota yang semakin jenuh

dengan polusi udara serta kemacetan. Minat masyarakat untuk menggunakan

sepeda sebagai jalan alternatif semakin tinggi, perkembangan ini berimbas

pada bermunculan komunitas-komunitas sepeda yang salah satu nya adalah

“South Beach Queen”.

“South Beach Queen” merupakan komunitas sepeda fixie yang berada

di Bandung. Sepeda Fixie menjadi latar belakang terbentuknya komunitas ini

sebagai style , kegemaran,kesehatan,hobi dan kebersihan lingkungan dari

polusi. Kata Fixie berasal dari kata Fixed Gear. Fixed Gear ini adalah gear

belakang yang dibikin mati dengan hubungan (as) roda belakang. Jadi pedal

(21)

mengurangi laju sepeda, cukup dengan menahan putaran pedal ke arah

belakang.Hal ini yang membedakan sepeda fixie dengan sepeda jenis lain nya.

Roda tipis, bodi langsing, warna yang mencolok tetapi tidak

mempunyai rem inilah sepeda fixie. Segala keunikannya membuat banyak

mata melirik ketika sepeda itu melaju dengan kencangnya atau bahkan saat

diparkir dan berdiri manis,bukan hal yang aneh jika sepeda ini kemudian

mempunyai banyak penggemar sekarang ini. Hobi bersepeda yang sempat

tenggelam kini mulai muncul kembali dan digemari oleh banyak kelompok

masyarakat terutama para anak muda.

Sebagai titik awal dalam membangun organisasi, tujuan organisasi

adalah arah bagi berjalannya organisasi dalam melakukan aktifitas atau

kegiatan yang akan dilakukan baik formal atau non formal. Dalam komunitas

“South Beach Queen” komunikasi berlangsung saling berganti dimana setiap

anggota menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada anggota “South

Beach Queen” lainnya, agar mampu menciptakan komunikasi yang efektif

sebagai salah satu upaya untuk mensejahterakan dan mempertahankam

komunitasnya, yaitu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan baik internal

maupun eksternal.

Peneliti memilih komunitas “South Beach Queen” sebagai objek

penelitian ini, karena komunitas “South Beach Queen” lebih kepada interaksi

sosial saling mengenal satu sama lainnya antar sesama anggota bahkan

(22)

dimiliki.Komunitas ini berkumpul tanpa kegiatan yang tidak jelas. Berbagai

kegiatan sudah dilakukan oleh komunitas ini, komunitas “South Beach

Queen” lebih mengarah pada kegiatan-kegiatan positif, seperti pada acara

Saparua Festival 2011, Rocket Fixed Fest 2010 Jakarta,Saparua Festival

2010 Bandung, Tour of Singapore 2010, Deus Path of Pain 2010 Bali, dan

Adidas24all 2011 Jakarta,Vello Race 2011 ,1“Night Ride”,Itenas fixed gear

2011,fixed gear International 2011 Malaysia, Cimahi.Kegiatan ini merupakan

salah satu ajang kreatifitas dari komunitas “South Beach Queen” itu sendiri

dengan mengikuti event-event baik eventinternal maupun event eksternal.

Pada kegiatan ini anggota “South Beach Queen” salah satu cara untuk

menunjukkan bakat yang dimiliki oleh masing-masing anggota, misalnya aksi

freestyle dan balapan sepeda mereka dalam perlombaan atau festival yang di

gelar baik di dalam maupun luar Indonesia. Komunitas ini mempunyai

prestasi yang sangat membanggakan bagi warga Indonesia khususnya

Bandung di bidang olah raga sepeda karena komunitas “South Beach Queen”

telah mempunyai prestasi-prestasi yang telah dicapai misalnya juara umum

fixed fest 2010 dan 2011 Jakarta ,juara ke 2 Asian fixed Gear di

Malaysia,juara 2 best trick di Malaysia. Komunitas South Beach Queen

merupakan salah satu perwakilan dari Bandung. .(wawancara kang Oktaf).

1

(23)

Kegiatan lain yang menjadi program oleh komunitas ini adalah touring

daerah, bukan hanya sekedar berkeliling menggunakan sepeda, dan pamer

keahlian serta berbagai macam bentuk sepeda, anggota komunitas ini juga

mengkampanyekan untuk mengurangi polusi kota Bandung,berolahraga , dan

menjaga kesehatan sekaligus menjaga lingkungan. Berdasarkan uraian diatas,

peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pola komunikasi

organisasi yang terjadi pada komunitas sepeda fixieSouth Beach Queen”.

Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana Pola Komunikasi Dalam Komunitas Sepeda Fixie

Bandung “South Beach Queen“?

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas penulis

mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana arus pesan dalam komunitas sepeda fixieSouth Beach

Queen “Bandung ?

2. Bagaimana hubungan dalam komunitas sepeda fixie “ South Beach Queen “Bandung?

(24)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk untuk menganalisa dan

mendeskripsikan mengenai pola komunikasi organisasi komunitas sepeda

fixieSouth Beach Queen” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui arus pesan dalam komunitas sepeda “ South

Beach Queen “Bandung.

2. Untuk mengetahui hubungan dalam komunitas sepeda fixie

South Beach Queen “Bandung.

3. Untuk mengetahui pola komunikasi komunitas sepeda fixie “

South Beach Queen “Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi

(25)

organisasi serta pengembangan ilmiah mengenai komunitas yang

berpartisipasi dengan masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Kegunaan Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk

meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama

dalam konteks komunikasi organisasi.

b. Kegunaan Bagi Universitas

Untuk pihak universitas khususnya jurusan Ilmu Komunikasi

berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan

mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan

pengetahuan mahasiswa tentang komunikasi organisasi dalam

sebuah komunitas.

c. Kegunaan bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat

(26)

dalam sebuah komunitas.Masyarakat bisa membentuk suatu

komunitas yang bisa lebih baik lagi untuk bersosialisasi dengan

masyarakat.

1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

South Beach Queen“ merupakan komunitas penggemar sepeda fixie

yang ada di Bandung. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk

mengetahui bagaimana pola komunikasi organisasi dalam komunitas sepeda

fixie Bandung “South Beach Queen”.

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi dan peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan pola komunikasi. Suatu pola komunikasi berbeda dalam besar dan strukturnya misalnya mungkin hanya diantara dua orang, tiga atau lebih dan mungkin juga diantara keseluruhan orang dalam komunikasi. Bentuk struktur dari pola itu pun juga akan berbeda. (Muhammad, 2009 : 102)

Peranan individu dalam organisasi di tentukan oleh hubungan antara satu

individu dengan individu lainnya. Hubungan ini ditentukan oleh interaksi

antar individu.

Sedangkan definisi pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah

mengatakan bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan

antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan

cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.(Dalam

(27)

Arus komunikasi dalam organisasi, “Arah arus komunikasi organisasi

dapat diihat secara vertikal, yaitu komunikasi ke atas dan ke bawah, serta

komunikasi lateral yang menyamping”. (Wiryanto, 2004:62)

a. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki

yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya, dari pelaksana ke

manajernya. Jenis komunikasi ini mencakup, antara lain:

1. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti bahwa apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa.

2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab

3. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran – saran perbaikan

4. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.

b. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki

yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.Sebagai contoh, pesan yang

dikirim oleh manajer kepada karyawannya adalah komunikasi ke bawah. “

Harap diketik surat ini rangkap dua.” Atau “Kirim barang ini segera,” dan

sebagainya.

c. Komunikasi Lateral (Horizontal)

Komunikasi lateral adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke

(28)

yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral

ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.

Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan

memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan

pekerja.

d. Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi antara berbeda

divisi. Komunikasi ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal

dan horizontal.

Peranan individu dapat ditentukan oleh hubungan struktur antara satu

individu dengan individu lainnya. Dimana individu dalam penyampaian pesan

mempunyai pola antara atasan dan bawahan (downward) ,bawahan dan atasan

(upward),bawahan dengan bawahan (horizontal) dan komunikasi diagonal.

Hubungan dalam organisasi merupakan suatu kunci kesuksesan bagi

organisasi. Ada enam peranan dalam komunikasi organisasi, yaitu :

1. Opinion Leader adalah pimpinan informal dalam organisasi.

2. Gatekeepers adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi.

3. Cosmopolites adalah individu yang menghubungkan antara organisasi dengan lingkungannya.

4. Bridge adalah anggota kelompok dalam organisasi yang menghubungkan kelompok satu dengan kelompok lainnya.

(29)

6. Isolate adalah anggota organisasi yang di asingkan oleh anggota lain tapi dia mempunyai kontak dengan anggota orang lain dalam organisasi. (Muhammad, 2009 : 102-103)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Pada Kerangka konseptual ini dengan melihat bagaimana pola

komunikasi yang dilakukan oleh “South Beach Queen”.Interaksi yang

terjadi di dalam komunitas “South Beach Queen” ini merupakan suatu proses

hubungan umpan balik yang dilakukan oleh anggota dengan anggota, antara

ketua dengan anggota atau sebaliknya, kelompok dengan kelompok lainnya.

Dimana anggota “South Beach Queen” memiliki hubungan yang baik, ikatan

kebersamaan yang dijalani secara harmonis antar sesama anggotanya .

Komunitas South Beach Queen Bandung terdiri dari anggota-anggota,

sehingga dalam proses menyampaikan informasi keseluruh anggota baik

antara atasan kepada bawahan,bawahan kepada atasan,antara sesama

anggota,antara berbeda divisi atau antar kelompok akan membentuk suatu

pola komunikasi. Ketua memberikan instruksi atau perintah kepada

anggota,memberikan dukungan, demi kemajuan suatu komunitas tentunya

setiap anggota berhak untuk megutarakan ide kepada seorang atasan,demi

tercapainya keinginan yang diharapkan oleh suatu organisasi maka kerja sama

dan kekompakan antara sesama anggota baik atasan,bawahan,dan pengurus.

Perkembangan teknologi saat ini salah satu cara untuk memudahkan

(30)

yang memiliki kepentingan yang sama, seperti halnya dalam komunitas South

Beach Queen yang memiliki ketertarikan hobi yang sama terhadap sepeda

fixie. Pola komunikasi yang dilakukan oleh komunitas South Beach Queen

yaitu adanya anggota yang berkomunikasi satu sama lain dan menciptakan

sesuatu yang baru. peranan dalam pola komunikasi yaitu :

1. Opinion leader, mereka ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam suatu organisasi, seperti senioritas atau orang yang dituakan atau orang yang mempunyai pengaruh tertentu bagi anggota organisasi.

2. Gatekeepers,mereka berada ditengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan yang telah disaring sebelumnya. Dalam hal ini gatekeepers mempunyai kekuasaan dalam memutuskan apakah suatu informasi itu penting atau tidak.

3. Cosmopolites, mereka berfungsi mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan luar organisasi serta memberikan informasi tersebut kepada orang-orang tertentu pada lingkungan dalam organisasi.

4. Bridge, saling memberi informasi diantara kelompok dengan

kelompok. Misalnya, komunitas South Beach Queen Bandung

memberi suatu informasi kepada komunitas sepeda lainnya, jadi antar kelompok tersebut saling memberi informasi.

5. Liaison, suatu individu/komunitas lain membantu membagi informasi, tetapi bukan termasuk anggota dari salah satu anggota tersebut.

(31)

1.6 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana arus pesan dalam komunitas “South Beach Queen” Bandung? a. Bagaimana komunikasi vertikal yang dilakukan oleh anggota komunitas

South Beach Queen” Bandung (upward communication dan downward

communication ) ?

b. Bagaimana komunikasi horizontal yang dilakukan oleh komunitas “South

Beach Queen” Bandung?

c. Bagaimana komunikasi diagonal yang dilakukan anggota komunitas

South Beach Queen” Bandung?

2. Bagaimana hubungan dalam komunitas “South Beach Queen” Bandung?

a. Bagaimana kedekatan komunitas “South Beach Queen” Bandung dengan

anggota-anggotanya?

b. Bagaimana menjalin kekerabatan dengan komunitas lain di luar komunitas

South Beach Queen”Bandung?

3. Bagaimana pola komunikasi organisasi pada Komunitas “South Beach

Queen” Bandung?

a. Bagaimana peranan opinion leader pada Komunitas “South Beach Queen”

Bandung?

b. Bagaimana peranan gatekeepers pada Komunitas “South Beach Queen”

(32)

c. Bagaimana peranan cosmopolites pada Komunitas “South Beach Queen”

Bandung?

d. Bagaimana peranan bridge pada Komunitas “South Beach Queen”

Bandung?

e. Bagaimana peranan liaison pada Komunitas “South Beach Queen”

Bandung?

f. Bagaimana peranan isolate pada Komunitas “South Beach Queen”

Bandung?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga

(organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek

penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung

objek penelitian.(http://tatangmanguny.wordpress.com)

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa

narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah

yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Subjek penelitian

dalam penelitian ini adalah anggota komunitas sepeda fixie “South Beach

(33)

1.7.2 Informan Penelitian

Informan (Narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki

informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai

informasi mengenai objek penelitian tersebut.Dalam hal ini, informan

merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan informasi

dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.

(Kuswarno, 2008 : 162).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan,mempunyai

informasi sesuai yang diharapkan atau mungkin dia sebagai penguasa

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang

diteliti.

Informan dipilih untuk penelitian ini adalah empat orang yang

dijadikan sebagai sumber informasi dan akan dimintai keterangannya melalui

wawancara mereka dipilih karena mereka mempunyai informasi yang peneliti

(34)

Table 1.1 Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1 Oktaf Farantino ketua

2 Andri Robi Pengurus

3 Ega Febrian anggota

4 Verry KH anggota

Sumber: Data Peneliti, Oktober 2011 – Februari 2012

1.8 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis buku

penelitian kualitatif (Denzin dan Lincoln 1987) menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang mengggunakan latar alamiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai

metode yang ada. (Moleong 2011:5)

Sedangkan menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah:

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tranggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

[image:34.612.148.523.165.310.2]
(35)

Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak

mengadakan akumulasi data dasar. Dalam hal ini peneliti menggunakan

metode deskriptif utnuk menggambarkan mengenai pola komunikasi dalam

komunitas sepeda fixie Bandung “south beach queen”.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu:

a.Wawancara

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung

sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara

adalah teknik pencarian data atau informasi mendalam yang diajukan kepada

responden atau informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah teknik

angket dalam bentuk pertanyaan lisan. Teknik ini sangat diperlukan untuk

mengungkap bagian terdalam (tersembunyi) yang tidak dapat terungkap lewat

angket. ( Hikmat,2011:79)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang menunjukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. (Moleong 2011:186)

Wawancara disini bermaksud untuk bisa mendapatkan informasi yang

(36)

komunikasi dalam komunitas sepeda fixie “south beach queen” Bandung.

Wawancara dilakukan kepada 4 orang yaitu kepada Oktaf Farantino, Andri

Robi, Ega Febrian dan Verry KH.

b. Observasi

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui

pengamatannya terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.

Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian

mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya .

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah usaha untuk mencari,mengumpulkan data dan

informasi berdasarkan penelaahan seperti referensi buku buku, dokumen

dokumen, laporan laporan dan naskah ilmiah tertulis lainnya yang dianggap

mempunyai kaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

d. Penelusuran Data Online

Adalah salah satu metode pencarian dan pengumpulan data dan informasi

dari alamat website tertentu yang dapat diletakkan (posting) oleh pengguna

(37)

e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang.

1.10 Teknik Analisa Data

Analisa data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982 ) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mesintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada

orang lain. (Meleong 2011:248)

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman

menjelaskan bahwa :

(38)
[image:38.612.177.518.160.345.2]

Gambar 1.1

Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Reduksi Data ( Data reduction ) : Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

(Sugiyono, 2010:92)

Sumber : (Sugiyono, 2010 : 92 ) DATA

COLLECTI ON

CONCLUTIO N DRAWING,

DATA REDUCTION

(39)

2. Pengumpulan Data ( Data collection ): Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk

rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.

3. Penyajian Data ( Data Display ): Melakukan interpretasi data yaitu menginterpretasikan apa yang telah diinterpretasikan informan terhadap

masalah yang diteliti.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification): Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap

ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

5. Evaluasi: Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah

informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari

fokus penelitian.

Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian yang ada di

dalamnya berkaitan satu sama lainnya, sehingga saling berhubungan antara tahap

yang satu dengan tahap yang lainnya.

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian.

(40)

penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau

tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi

sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian

menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif, dan membercheck. (Sugiyono, 2010:121)

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru. (Sugiyono, 2010:122)

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. (Sugiyono,

2010:124)

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi

teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu

(41)

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2010

:127)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan

rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang

dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki

pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga

bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis

yang sedang dilakukan. (Moleong, 2011:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang

berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan

sudah dapat dipercaya.(Sugiyono, 2010:128)

6. Member check, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau

(42)

1.12 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Bandung “Royal Queen Clothing”.

Penelitian yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan

informan. Penelitian dilakukan tidak terfokus dalam satu tempat.

Lokasi Penelitian 1 : Jl.Ternate No 10 Bandung (Royal Queen Clothing),

Website : www.southbeachqueen.com

Twitter : @sbqBandung.

Facebook : http://www.facebook.com/southbeachqueen

Lokasi Penelitian 2 : Lapangan Saparua Bandung

1.13 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 5

(43)
[image:43.612.114.541.166.650.2]

Tabel 1.2

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Februari 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Penyusunan

BAB I

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penyusunan

BAB II

Bimbingan

5 Penyusunan

BAB III

Bimbingan

6 Pengumpulan

Data

Wawancara

Bimbingan

Pengolahan

Data

7 Penyusunan

BAB IV

Bimbingan

8 Penyusunan

BAB V

Bimbingan

9 Penyusunan

Keseluruhan

10 Sidang

Kelulusan

(44)

Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang penulisan dari skripsi ini, maka

ringkasan secara sistematis dijelaskan pada beberapa bab yang akan dibuat sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan

tujuan penelitian, kegunaan penelitian (kegunaan teoritis dan kegunaan

praktis), kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, metode penelitian dan

teknik pengumpulan data, subjek dan informan, teknik analisis data,

sistematika penulisan,uji keabsahan data, lokasi dan waktu penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan teori-teori yang mendukung penelitian serta kaitannya dengan

permasalahan yang diangkat. Dalam hal ini tinjauan tentang studi

deskriptif, penjelasan tentang komunikasi organisasi serta teori

penunjang lainnya dalam memecahkan masalah pada penelitian ini.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai komunitas Sepeda Fixie

(45)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan wawancara

data yang terkumpul, yang meliputi studi deskriptif,respon dan

rangkuman.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi

(46)

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia, yang sangat

mendasar. Seperti halnya, makan dan minuman, manusia, membutuhkan

komunikasi untuk kelangsungan hidupnya. Komunikasi diibaratkan seperti

detak janung, keberadaannya, amat penting bagi kehidupan manusia, namun

kita sering melupakan betapa besar peranannya.Sejak lahir manusia, telah

melakukan komunikasi, dimulai dengan tangis bayi pertama merupakan

ungkapan perasaannya untuk ratilai membina, komunikasi dengan ibunya.

Semakin dewasa manusia, maka semakin rumit komunikasi yang

dilakukannya. Dimana. komunikasi yang dilakukan tersebut dapat berjalan

lancar apabila terdapat persamaan makna antara dua pihak yang

terlibat.Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting bagi manusia

dalam kehidupan sehari-hari nya,komunikasi berperan penting dalam

tujuan-tujuan yang akan dicapai.

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common).Istilah

komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communicatio

yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis yang

(47)

Sebagaimana yang dikatakan oleh Fisher (1986: 17) yang dikutip oleh

Wiryanto bahwa, “Ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif.

(Wiryanto,2004:3).Sifat eklektif ini sejalan dengan pendapat yang

digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963:2) yang dikutip oleh Wiryanto

bahwa, “Komunikasi sebagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu

melintasinya.” (Wiryanto, 2004: 3).

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan

terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang

dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari

suatu pesan tertentu (Effendy, 2002:9).

Berbagai pendapat untuk menjelaskan komunikasi Raymond S. Ross

(1983: 8) dalam buku “Speech Communication; Fundamentals and Practice”

sebagimana yang dikutip oleh Wiryanto mengatakan bahwa, “Komunikasi

sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol

sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau

respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang

komunikator.” (Wiryanto, 2004: 6).

Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, dari

kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan berkomunikasi.

Dimanapun,kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun

manusia selalu tetjebak dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia

dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karna

(48)

mendasar. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial manusia ingin

berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan

sekitarnya, Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan

rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan proses

penyampaian simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal. Maka dari itu

komunikasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu komunikasi verbal dan komunikasi

nonverbal,komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi secara langsung

dengan lisan atau tulisan. Didalam kegiatan komunikasi, kita menempatkan

kata verbal untuk menunjukan pesan yang dikirimkan atau yang diterima

dalam bentuk kata – kata baik lisan maupun lisan. Kata verbal sendiri berasal

dari bahasa latin, verbalis verbum yang sering pula dimaksudkan dengan

berarti atau bermakna melalui kata atau yang berkaitan dengan kata yang

digunakan untuk menerangkan fakta, ide atau tindakan yang lebih sering

berbentuk percakapan daripada tulisan. (Liliweri,2002:135).

Selain komunikasi verbal, kita mengenal juga komunikasi non –verbal.

Komunikasi non -verbal adalah komunikasi yang terjadi dengan menggunakan

symbol isyarat seperti gerak tubuh,pesan dalam komunikasi non-verbal dapat

dilihat dari tatapan mata, gerakan tangan, jarak yang diambil hingga

wewangian yang dipakai. Rangsangan atau stimulus yang disampaikan

komunikator akan mendapat respon dari komunikan selama keduannya

memiliki mana yang sama terhadap pesan yang disampaikan Jika disimpulkan

(49)

penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam seseorang dan atau di

antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana diharapkan

oleh komunikator.

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi Dan Model Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari

komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada

unsur-unsur yang harus di pahami, Komponen atau unsur-unsur-unsur-unsur tersebut adalah

sebagai berikut:

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

[image:49.595.129.502.583.675.2]

Model Komunikasi Menurut Paradigma Lasswell :

Gambar 2.1

Model Komunikasi

(Sumber : Wiryanto) Who

Say what

In which channel

To Whom

(50)

Berdasarkan unsur-unsur tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu.

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi dalam artian komunikator adalah orang yang

menyampaikan pesan.

2. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada

komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal maupun non

verbal yang mewakili perasaan nilai gagasan atau maksud sumber

(komunikator)

3.Media

yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan

pesannya kepada komunikan. Saluran media tersebut berupa media cetak

(surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi).

4.Komunikan

yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator berdasarkan

pengalaman masa lalu,rujukan nilai,pengetahuan,persepsi,pola piker dan

perasaanya,penerima pesan ini menafsirkan seperangkat symbol verbal.

5.Efek

yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut,

(51)

perubahan keyakinan,perubahan perilaku, dan sebagainya. ( Mulyana,

2007 : 71)

2.1.3 Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori

dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat adapun

beberapa sifat komunikasi tersebut:

1. Tatap muka (face-to-face)

2. Bermedia (Mediated)

3. Verbal (Verbal)

Lisan (Oral)

Tulisan

4. Non verbal (Non-verbal)

Gerakan/ isyarat badaniah (gestural)

Bergambar (Pictorial).

Komuniktor (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada

komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan

pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari komunikan itu sendiri,

dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (face-to-face) tanpa

mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai

lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut

(52)

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal.

Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan

(Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat

badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan

sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau

gagasannya.

2.1.4 Proses Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang

memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses

komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan

berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang

digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi

tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori

dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses

komunikasi secara primer dan secara sekunder.

1. Proses Komunikasi Primer

Sebagaimana yang dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy:

“Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan paling

(53)

bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan

dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11).

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan

yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi adalah

proses membuat pesan setala Effendy mengatakan bahwa, “Komunikasi akan

berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan

kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan

pengertian (collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh

oleh komunikan.” (Effendy, 2003:13).

Kemudian Wilbur Schramm menambahkan, sebagaimana yang dikutip

oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Bidang pengalaman (field of

experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi.” (Effendy,

2003:13). Pernyataan ini mengandung pengertian, jika bidang pengalaman

komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi

akan berlangsung lancar.

2. Proses Komunikasi Sekunder

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa

“Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy,

2003:16).

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi

(54)

menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena

komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan

jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,

internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam

komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang

disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai

jarak, ruang, dan waktu.

Maka, dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan

komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat

media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu

didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Menurut

Effendy pada proses komunikasi secara sekunder, media yang dipergunakan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang

relative amat banyak. Seperti seperti surat kabar, radio, televisi, film.

2. Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang

relatif sedikit.Seperti telepon,surat,telegram,spanduk, papan pengumuman.

(Effendy, 2003:23).

2.1.5 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari

komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan

(55)

kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi

setelah melakukan komunikasi tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sosial (sosial change). (Effendy, 2003: 8)

Jadi dapat disimpulkan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan

perubahan sikap,perubahan pendapat, perubahan perilaku,perubahan sosial. Serta

tujuan utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan

diterima oleh komunikan dan menghasilkan umpan balik.Sedangkan tujuan

komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal

sebagai berikut:

1.Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan

(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat

mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan

(komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang

apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan

sendiri.

(56)

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain

dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan

memaksakan kehendak.

4.Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

(Hafied, 2002: 22)

2.2 Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi sangat berperan dalan menumbuhkan kesejahteraan manusia

baik dalam bidang kehidupan sehari-hari atau dalam sebuah organisiasi.

Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang di organisasikan untuk

mencapai tujuan tertentu. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun

informal dalam suatu organisasi.bila dalam organisasi semakin besar dan

kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses

komunikasinya.

Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah

komunikasi yang disetujui secara social. Orientasinya bukan pada

(57)

Definisi fungsional komunikasi organisasi bahwa ”Komunikasi Organisasi

dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit – unit

komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu”.( R.Wayne

Pace & Don Faules, 1993 : 31).

Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik,

komunikasi antarpribadi dan adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi

Formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke

bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi

informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi

antarsejawat, juga termasuk gosip ”. (Mulyana, 2005 : 75 ).

2.3 Tinjauan Tentang Arus Komunikasi

Arus komunikasi dalam organisasi yaitu “Arah arus komunikasi organisasi

dapat diihat secara vertikal, yaitu komunikasi ke atas dan ke bawah, serta

komunikasi lateral yang menyamping”. ( Wiryanto, 2004 : 62 )

a. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat

hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya, dari

pelaksana ke manajernya. Jenis komunikasi ini mencakup, antara lain:

1. Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, yang berarti bahwa apa

yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya,

(58)

2. Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum

terjawab.

3. Berbagai gagasan untuk perubahan dan saran – saran perbaikan

4. Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi,

pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.

b. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat

hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.Sebagai contoh,

pesan yang dikirim oleh manajer kepada karyawannya merupakan

komunikasi ke bawah.

c. Komunikasi Horizontal

Komunikasi Horizontal adalah pesan antara sesama, yakni dari

manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa

bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir

antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran

pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu

organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang

lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan pekerja. Dalam

komunikasi organisasi terdapat arus komunikasi yang terjadi dalam sebuah

(59)

1. Arus komunikasi vertikal yaitu arus komunikasi yang terjadi dari

atas ke bawah (downward communication), dan terdapat pula arus

komunikasi bawah ke atas (upward communication).

Downward communication yaitu komunikasi yang berlangsung

ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen

mengirimkan pesan kepada bawahannya.

Upward communication yaitu komunikasi yang terjadi ketika

bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi

dari bawah ke atas ini adalah:

a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan pekerjaan ataupun

tugas yang sudah dilaksanakan

b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan

ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan

c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri

maupun pekerjaannya.

2. Arus komunikasi horizontal, yaitu arus komunikasi yang dapat

terjadi antara dan diantara bagian dalam suatu tingkatan yang sama.

Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah:

a. Memperbaiki koordinasi tugas

b. Upaya pemecahan masalah

c. Saling berbagi informasi

(60)

e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

3. Komunikasi Diagonal merupakan komunikasi dalam organisasi

antara seseorang dengan lainnya yang satu sama lain berbeda

dalam kedudukan dan unitnya. Komunikasi diagonal tidak

menunjukkan kekakuan sebagaimana dalam komunikasi vertikal,

tetapi tidak juga menunjukkan keakraban sebagaimana dalam

komunikasi horizontal. Pada sisi lain, komunikasi diagonal

terkadang menyimpang dari prosedur birokrasi, misalnya seorang

Anggota komunitas sepeda mengeluhkan tentang masalah rapat

mingguan kepa

Gambar

Table 1.1
Gambar 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Model Komunikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pengembangan sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Jeneponto Kabupaten Jeneponto sudah terlaksana dengan baik karena banyak perubahan sarana dan prasarana tiap

2.3.3 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dewan direksi merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan corporate governance yang bertugas dan

(3) Mengetahui terdapat peningkatan atau tidak kemampuan penalaran matematika setelah diterapkannya pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Plered.

Keadaan alam Indonesia dan negara-negara tetangga pada dasarnya sama, yang berbeda adalah .... iklimnya yang termasuk iklim

Dengan adanya sistem informasi pemesanan tersebut memudahkan wisatawan dalam memesan tiket bus kapanpun sesuai kebutuhan dengan tidak harus mengantri atau dengan

Penyebab timbulnya masalah ini adalah pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat ceramah atau bercerita dan tidak menyentuh ranah (pendekatan) siswa dan

Guru sangat berperan penting menciptakan suasana kelas yang aktif dan harus dapat mengkondisikan agar terjadi interaksi diantara siswa, untuk itu guru atau pendidik

Pada Gambar 1 adalah salah satu jawaban siswa visualizer pada aspek kemampuan representasi ekspresi matematis dan simbol dengan indikator membuat persamaan atau