" C;';J;,,,,fNI/lilUh,";'ja
Q9f1ki
r';f'1f!,s'Y
JIIN1;Y#1'tIi
kU4'N'" m<'1I11'nlli'a<kan a"mana/: txl'uda
;YO""!!
Ilm/,akmell{}J'(?71al1;YU' riaN
(.t/takla IJU""dr.t/tkU41
hU/Cl.t'I'lla-}"I. dirolh'Fa 'lJ'laJU.[<Jf4 JlI/Ul;!fU ka1J'lN, mendrIjtk(Mrie"!l'Nl
(ult/.
C);"4lL"nr"711l'1"or:1It,A
D';PffffT
IJlfw,kl'ii'''''FJcN'lM
;ya,,!!
jeim:k-6aikll/jlL
ォ\ェエ。イゥ。BュセlB@c:'1/£ait
QCfJW07
oltaJa
,Q11'a/ta
ofleltj,at'"
rge.:ilMiI!l'Lh,Jl;YU
SKRII'SI
AI'LlKASI TEKNIK PENGENDALIAN I\IUTU STATISTIKAL
PADA PROSES PENGOLAHAN SIRUP GLlJKOSA
STCDI KASUS DI [,T RAYA SUGARINDO INTI TASIKi\IALAYA
Lia Syarifah
F 31.0402
1998
Jl;RUSAN TEKNOLOGI I'A,\;GAN DAN GIZI
FAKULTAS TEKNOLOGII'ERTA'\;IAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lia Syarifah, F 31.0402. Aplikasi Teknik Pengendalian Mutu Statistikal Pad a
Proses Pengolaban Sirup Glukosa Studi Kasus di PT Raya Sugarindo Inti
Tasikmalaya.
Di bawah bimbingan : If. H. Darwin Kadarisman, MS dan
Ir. Tjahja Muhandri.
R1NGKASAN
Parameter mutu utama sirup glukosa di PT Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
adalah pH, °Brix, warna dan
Dextrose Equivalent
(DE). Kurangnya pengendalian
proses menyebabkan parameter mutu tersebut beragam dan sering menyimpang dari
batas spesifikasi sehingga harus dilakukan reproduksi.
Metodologi yang digunakan pada penelitian masalah khusus ini adalah studi
pustaka, observasi Japang, pengumpulan data dan analisa data. Teknik pengendalian
mutu statistikal yang digunakan adalah analisa histogram dan bagan kendali
(control
chart).
Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada
keragaman parameter mutu tersebut digunakan diagram sebab akibat dan
brainstorming.
Hasil analisa
brainstorming
dan diagram sebab akibat menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh pada keragaman mutu utama sirup glukosa adalah
metoda, material, mesiniperalatan dan pekerja.
Analisa histogram dan bagan kendali menunjukkan bahwa parameter mutu
APLIKASI TEKNIK PENGENDALIAN MUTU ST A TISTIKAL
PADA PROSES PENGOLAHAN SIRUP GLUKOSA
STUDI KASUS DI PT RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYA
Oleh:
Lia Syarifah
F 31.0402
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan
PENELITIAN MASALAH KHUSUS
pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1998
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTlTlJT l'ERTANIAN nOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
APLIKASI TEKNIK PENGENDALIAN MlJTU STATISTIKAL
PADA PROSES PENGOLAHAN SIRUP GLUKOSA
STUDI KASUS DI PT RA YA SUGARINDO INTI TASIKMALA YA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian lnstitut Pertanian Bogor
Oleh.
Lia Syarifah F 31.0402
Dilahirkan di Tasikmalaya pacla tangga13 Juli 1975
Tanggallulus: 4 September 1998
. jahja Muhandri
Dosen Pembimbing II
If H. Darwin Kadarisman, MS
KAT A PENGANTAR
Dengan kerendaban bati, penulis panjatkan pllji dan syukur kehaclirat Ilahi
Rabbi, karena clengan rahmat, hiclayah serta karunia-Nya akhirnya penulis bisa
Illemperscmbahkan suatu karya ilmiah kecil yalig berbentuk skripsi.
Skripsi ini beljudul "Aplikasi Teknik Pengendalian Mutl! Statistikal Pada
Proses Pengolahan Sirup Glukosa Studi Kasus di
PT
Raya Sugarindo IntiTasiknlalaya". Skripsi ini dibuat sebagai salah satl! syanlt untuk memCtlllhl tugas
akbir clalam mencapai gelar saljana cli Fakllitas Teknologi Pertanian Institut Pcrtanian
Bogor.
Terwujudnya karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihaJ.:.
Oleh J.:arena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasib
kepada:
I. Bapak Ir. H. Darwin Kadarisman MS, dan Bapak Ir. Tjabja Mubandri, sclaku
dasen pembimbing, atas saran dan bimbingan yang telah diberikan.
2. Bapak Ir. Subali Kartorecljo, selaku General Manager di
PT
Raya Sugarindo Inti(PT. RSI) Tasiknlalaya, alas bimbingan yang dibcrikan seiama pellulis
l1lelaksanakan penelitian di PT. RSI.
3. Bapak Ir. Nugraha Edhi Suyatnla, sebagai dosen penguji yang telah ban yak
I1lcmbantu l1lel1lberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Imat Ruhimat SH, Ibu Lilis NuriaeIa S. Kim dan Bapak Aang Sllciarman
serta seluruh Karyawan clan Karyawati PT. RSI yang telah ban yak Illcmbantu clan
5. Mamah. Apa, Tetch serta adik-adik tcrcinta yang tak hcnti-hentinva mClllbcrikan
clorongan, semangat dan do'a restunya dengan pelluh kasih sayang.
(). Nanan yang clengan penuh ketulusan ll1en1berikan bantuan, dorongan, semangat
dan do' anya.
7. Suz Paul, Uni. Airly, Febi, Resti, Pipit, Budi clan Suci atas bantuan sel11angat dan
kckompakannya selama ini.
8. Andri (TIN), Echi (SEI), Dhi-Dhi (SEI), Mbak Tati (TPG-30) clan Winda (SJMP)
atas segal a bantuannya selan1:1 ini.
0. Rika, Putu, Tia.
"QC
Family" dan "La Priezta Family" atas dukungannya.10. Sel11ua rckan-rekan TPG-3 I clan semua pihak yang telah l11el11bantu dan bekerja
sama selama penulis melaksanakan peneiitian.
Sel110ga skripsi ini clapat bem1anfaat bagi semlLa pihak yang l11emerlukannya.
Bogor. ScptCIll her 1908
Penulis
KA T A PENGANT AR DAFTAR lSI ...
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFT AR LAMPlRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan Penclitian II. TIl\'.TAUAN PUS TAKA
A. Pengcndalian Mutu
DAFTAR lSI
Teks
B. Pengendalian Proses Statistikal ... . C. Teknik-teknik Pengendalian Mutu ... . D. Sirup Glukosa
III. METODOLOGI A. Stucli Pustaka
C. Pengu11lpuian Data D. Analisis Data
t. Histogratn
2. Bagan kenclali (COI/lro! c!wrl)
3. Diagram schah Akibat ... .
-1. Brains/orming ... .
111
Halalllan
111
\'! 1
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Obscrvasi Lapang ... .
B. Brains/orllling
C. Diagram Sebab Akibal
l.
2.
Metoda Material
3. l\1esin/peralatan
4. Pekclja D. Analisis M utu
1. Histogram
2. Bagan Kendali
V KESIMPULAN DAN SARAN A. KesimpuIan
B. Saran
DAFT AR PUST AKA
LAMPIRAN ... .
IV
18
22
24
25
26
27
28
29
39
47
48
DAFTAR TABEL
Teks
Tabel 1. Spektrul11 gula dari sirup glukosa dengan kOl1versi asam
Tabel2. Distribusi frekuensi parameter mutu pH sirup glukosa Tabcl3. Distribusi frckuensi parameter mutu °Brix sirup glukosa Tabel4. Distribusi frekuensi parameter mutu Warna sirup glukosa Tabcl 5. Distribusi frekuensi parameter mutu DE sirup glukosa Tabcl6. Batas spesifikasi sirup glukosa PT. RSI
Tabcl 7. I-lasil perhitungan rata-rata (Xl clan Simpangan Baku (S) unluk parameter mulu sirup glukosa
Tabel S. Hasil perhitlillgan
e
p parameter mutu sirup glukosaTabcl0. Hasil perhitungan XL/cr, X,,/cr clan pcrscntasc luas
Dalam balas spesifikasi produk sirup glukosa ... . Tabel 10. Hasil perhitungan batas pengendalian untuk bagan
Kendali X dan R
v
Halaman
12
20 30
30
31
" )
.'-" )
. ) .
38
DAFTAR GAM BAR
Tells
Gambar I. Struktur diagram sebab akibat (Ishikawa, 1988)
Gambar 2. Proses pembuatan sirup glukosa ... .
Gambar 3. Diagram scbab akibat (jishhollc diagram) variasi
l11utu sirup glukosa
Gambar 4. Gambar
5.
Gambar 6. Gambar 7.
Histogram untuk parameter mutu pH
Histogram 11l1tuk parameter mutl! °Brix
Histogram untuk parameter mutu \l'arna Histogram untuk parameter mutu DE Gambar 8. Bagan kendali X untuk parameter mutu pH Gambar C). Bagan kendali R untuk parameter mutu pH
Gambar 10. Bagan kendali X untuk parameter mulu °Brix Gambar I I. Bagan kendali R untuk parameter mutu °Brix Gambar 12. Bagan kendali X untuk parameter mutu warna Gambar 13. Bagan kendali R untuk parameter mulu warna Gambar 14. Bagan kendali X untuk parameter mutu DE Gambar IS. Bagan kendali R unluk parameter mutu DE
" . )
/
,/!--y
.:--"'" VI Halaman 17 21 14 33 34 34-HI
40 41 4142
41
4'
-'
DAFT AR LAMPIRAN
Teks
Lampiran 1. Hasil Perhitungan R, R, X, dan X untuk pembuatan histogram dan bagan kcndali parameter mutu pH sirup glukosa ... . Lampiran 2. Hasil Perhitungan R, R, X, dan X untuk
pembuatan histogram dan bagan kenclali parameter mutu °Brix sirup glukosa Lampiran 3. Hasil Perhitungan R,
R, X,
danX
untukpembuatan histogram clan bagan kcndali parameter mutu wama sirup glukosa .. Lampiran 4. Hasil Pcrhitungan R, R, X, dan X untuk pembuatan histogram dan bagan kendali parameter mutu DE sirup glukosa
Lampiran 5. Hasil Penentuan K, lebar kelas serta contoh perhitungan batas dan titik tengah kelas histogram Lampiran 6. Contoh perhitungan X dan S untuk histogram
parameter mutu pH sirup Glukosa
Lampiran 7. Contoh pehitungan batas pengcndalian llntuk parameter mutll pH
Lampiran 8. Gagasan hasil brainstorming
Lunpiran 9. Proseclur analisa parameter mulu sirup glukosa
Lampirall 10. Tabel hubungan nilai
X/a
dengan luas daerah pada kurVH n0l111al (Feigenbaum, 1989)Lampiran 11. Tabel Shewhart (MontgDmcry, 1996) ... .
.;.,.r"" ," "..l,-: セ@ '. ,'. F.
,.;/'-" ,.;/'-" .
Vll " ".'.,
I. PF:NDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampai bulan Februari 1998. indonesia masih meng1l11por gula p"sir
(sukrosa) untuk l11emenuhi kebutuhan dalam negen scbanyak 1.1 juta ton
sehingga hanls mengeluarkan clevisa sebanyak 400 juta dolar AS. Untuk
mengantisipasi hal tcrsebut maka pClllerintah tetap mendorong agar industri gu\a
tenls dikembangkan karena produk domestik bani mencapai 2.2 juta ton p"dahal
l11asih dibutuhkan sekitar 3.3 juta ton lebih (Suara Pembaharuan, 1998).
Gula cair merupakan alternatifpcmanis selain sukrosa. Di Inclonesia. gula
cair ini jarang digunakan untuk keperluan rlllllah tangga tetapi banyak cligunakall
di industri-industri kOl1veksionari, minLll11an, bakeri, fannasi, es krim clan
sebagainya. Dalam procluk pangan, produk gub cair ini berperan dalam
mengatur viskositas, higroskopisitas, jItn'olll", penaillpakan procluk, kClllanisan,
tekanan OSl11otik, kelarutan dan Inencegah kristalisasi. Lain halnya dengan bahan
pen1anis sintetik seperti sakarin dan natrium siklam:1t, tidak dapat mcngganti gula
secara kcseluruhan, karen;) kualitas kcn1anisannya yang cenderullg lnenghasilkall
rasa )'ang kurang enak HHセヲj@ ./lavullr), tckanan oSll1otik yang rCllclah serta
pemakaian kcdua jcnis bahan ini dibatasi oleh pcraluran keschatan <.Ii banyak
negara, lennasuk Indonesia.
PT R,wa Sllgarindo Inti (PT. RSI) Illcrllpakan saidh satll dari beberapa
2
baku tepung tapioka. Produk yang dihasilkan adalah sirup glukosa, maltosa,
karanlel dan glukosa kristal. Pada saal ini sirup glukosa dengan nan1a dagang
Raya Glucose Liquid (RGL) dan Raya Golden Fructose (RGF) merupakan
produk yang paling banyak dipesan oleh konsllmen sehingga diprodllksi seeara
kontinyu.
Warna,
Dextrose Equivalent
(DE), pH dan °Brix mcrupakan sebagian dariparameter mutu sirup glukosa yang harus mendapat perhatian utama. Kurangnya
pengendalian proses menyebabkan terjadinya keragaman mutu schingga sering
menyimpang dari standar mulu yang telah ditelapkan. Di PT. RSI bila hal
tersebut teIjadi maka akan dilakukan reproduksi sehingga menghasilkan produk
akhir yang dapat memcnuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
B. RUANG LINGKUP
Penelitian ini mencakup aspek-aspek pengendalian mulu pada industri
SIrup glukosa dan aplikasi teknik-teknik statistika dalam man3Jamen
pengendalian mutu.
Seeara keseluruhan, pengendalian mutu yang dilakukan oleh industri
pengolahan sirup glukosa meliputi bahan baku dan bahan pcmbantu, proses,
procluk akhir yang akan dikirm ke konsumcn. Ruang lingkup penelitian ll1i
dibatasi pad a pengendalian mutu terhadap proses. Adapun prod uk yang diamati
adalah sirup glukosa bcrdasarkan spesifikasi salah satu konsumen yang mewakili
-'
C. TUJUAN PENELITIAN
Pellelitiall atall pellgkajiallmasalah khllSllS illi berllljllan lllltlik :
I. Mellgetahui parameter mutll utama sirup glllkosa.
2. Mcmpelajari faklor-faktor yang berpellgaruh pacta mutu sirup glukosa.
:1. \;Iembuat analisis pengendalian 111UtU dengan menggunakan aplikasi tcknik
II. T1NJAUAN PUSTAKA
A. PEi'lGENDALIAN MUTU
Mcnurut Gasperz (1998), mutu diclcfinisikan sebagai konsistcnsi
peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari sliatu produk
(barang dan/atan jasa) yang dihasilkan, agar menlenuhi kebutuhan yang telah
dispcsifikasikan, guna 111eningkatkan kepuasan pelanggan internal maupUll
eksternal.
Besterfield (1990) mengemukakan bahwa pellgcndalian l1lutu mcrupakan
penggunaan teknik dan kegiatan untuk mcncapai, ll1endukung dan 111Clllbuktikan
kualitas dari barang atau jasa. Hal ini meliputi spesifikasi yang diperlukan.
desain dari barang dan jasa untuk I11emenuhi spesifikasi, produksi mau instalasi
untuk memenuhi semua tujuan spcsifikasi, inspcksi untuk I1lcnentukan
penyesuman spesifikasi dan pengulangan penggunaan untuk 111emberikan
informasi perbaikan spesifikasi bila diperlukan. Pengendalian mutu Juga
didefinisikan oleh Montgomery (1996) sebagai aktivitas keteknikan dan
lllanaJcmen, yang dengan aktivitas itu kita ukur CIrI-GIrI kualitas produk.
mell1bandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan clan menganlbil tindakan
penychatan yang SeSU:.11 apabila ada perbeclaan antara pen<:1mpilan ケセャャQァ@
sebenarnya ciengan yang standar.
Pengendalian kualitas 111crupakan aktivitas tcknik ャQQ。ョ[[セ」ャQャ・ョL@ 111ela}lli
lllcmbandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi dengan output yang
ciiinginkan pelanggan, serta menganlbil tindakan perbaikan yang tcpat apabila
ditemukan perbcdaan perforJllansi aktua] dan stanclar (Gaspersz, 19(8).
B. PENGENDALIAN lVIUTU STATISTIKAL
Pengendalian lllutu statistik l1lerupakan bagian dari pcngendalian Il1UlU
yaitu keglutan mengumpulkan, 111enganalisa dan menginterpretasikan data yang
digunakan dalanl kegiatan pengcndalian mutu. Pengendalian proses stalistikal
(Statisfical Process Control, SPC) dan pcngendalian peneril1laan produk
merupakan bagian dari pengendalian l1lutu statistik ( Besterfield, 1(90).
Menurut Gaspcrsz (1998), pengcndalian proses statistikal (SPC) sebagai
suatu I1lctodologi pengul1lpulan dan anal isis data kualitas, serta penentuan dan
inlerpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskun tentang proses clalal11
suntu sistenl inclustri, untuk nleningkatkan kualitas dari output gun a 111cmenuhi
keblltuhan dan ckspcktasi pelanggan.
Tujuan utama pengendalian lllUtU statistik adalah pengurangan \'ariabilitas
yang sistel1latik dalal1l karakteristik kualitas kunei prod uk itu. Pengcnalan
pengendalian proses statistik akan l1lenstabilkan proses itu dan mcngurangl
yariabilitas. lebih jauh biasanya lnenghasilkan biaya kllalitas yang lcbih renclah
dan mcmpertinggi posisi kompctitif (Montgomery, 1996).
Pentingnya 111engctahui bagaiman<1 suatl! proses itu bervariasi dalam
mcnghasiikan output schingga dapat dial1lbil tindakan-tindakan perbaikan
Llntuk mengendalikan keanekaragaman pengllkllran. I'vletoda statistik dipcrluka!1
untuk mengidentifikasi pcnyinlpangan dan untllk mcnunjukkan pcnyebab dari
bcrbagai penyil11pangan, baik itll untuk proses proLiuksi atau untuk bisnis sccara
umum sehingga menyebabkan peningkatan produktivitas (Ryan, 1989). Metode
statistik itu mel1lberikan cara-cara pokok dalal1l pcngambilan salllpel prod uk,
pengujian serta evaluasinya, dan infonnasi di dalan1 data itu digunakan lIntuk
mcngendalikan danl1leningkatkan proses pelllbuatan (Montgomery, 1996).
Mcnurut Gaspesz (1998), pada dasarnya langkah-Iangkah pcngcncialian
proses statistikal dapat diuraikan sebagai berikut :
I. Merencanakan penggllnaan alat-alat statistikal (sl(JliSlic(liloois)
7 Mel1lulai menggunakan alat-alat statistikal itu
3. rVlempcrtahankan atuu 111enstabilkan proses dengan eara l1lenghi langkan
variasi penyebab khuSlIS yang dianggap merugikan
4. Merencanakan perbaikan proses terus menerus mclalui pcngurangan vanaSI
penyebab umum
5. J\tlengeva]uasi dan mel1ll1Jau ulang terhadap penggunaan ala1-alat statistikal
C. TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN MUTU
iVlcnurut Pcrhimpunan Manajcmen Mutu Indonesia (1986), teknik-teknik
yang UJ11UI11 digunakan pacta program pengendalian 111Utu ada tujuh piranti (SC\'('ll
tnnls), yaitu :
I. Lembar pemeriksaan (check sheet)
) Pcngelompokan atau stratifikasi
3. Diagram Pareto
4. Histogram
5. Diagram pencar (scatter diagram)
6. Diagram sebab-akibat (jishbone diagram)
7. Bagan kendali (control chart)
Lcmbar periksa adalah suatu forl11ulir, ciin13n<1 item-item yang ak311
diperiksa telah dicetak dalam forl11ulir itu, dengan maksud agar clata clapat
dikumpulkan secara I11udah dan ringkas. Tujuan pcnggunaan lcmbar periksa
adalah memudahkan proses pengul11pulan clata dan l11embantll mentabulasikan
sesuai c1engan jenisnya (Gaspersz, 1998).
Stratifikasi berkaitan dengan pemisahan data ke clalam kategori-kategori.
Stratifikasi dapat digunakan untuk lnengidentifikasi kategori-kategori t11ana yang
bcrkontribusi terhadap masalah yang sedang dianalisis sepanjang \\"aktu
Diagn1111 Pareto adalah grafik batanu vano
b セ@ b mcnunjukkall m<lsalah
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Pada dasarnya diagram Pareto dapat
digunakan sebagai ala! interpretasi untuk nlcncntukan frckuensi rclati f clan urutall
pcntingnya masalah-masalah atau pcnyebab-penyebab dari masalah yang ada
(Gaspersz, 1998).
Montgomery (1996) menyebutkan bahwa histogram dap3t mcyakinkan
peragaan visual clata sehingga dapat clikctahui bent uk, lokasi atau kecenderungan
teng3h dan pcmcncaran atau penyebaran. Besterfield (1990) mengclllllkakan
balnva histogranl dapat l11enggal11barkan variasi proses sehingga dapat digunakan
untuk mcncntukan kemampuan proses, mcmbandingkan dengan spesifikasi,
menggal11barkan keadaan populasi dan nlenunjukkan kctidaksesuaian data
scbagai scbuah simpangan.
Men uru t Ish i kawa (1988), d i agranl pencar (sea !fer d iagro Ill) cl i gunakan
lIntllk mcngumplIlkan beberapa grllp data yang bcrhllbllngan dan kcmlldian
digambarkan dalam bentuk grafik. Gaspersz (1998) menycbLllkan bah"'a SC{/ller
diagram merupakan sllatu alat intcrpretasi data yang digunakan untuk I11cnguj i
bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabc1 dan sckaliglls menentllkan jenis
hubungan c13ri dua variabel tersebut.
Diagram scbab-akibat ciipergllnakan llntllk menunjllkkan AセャォエッイMヲセャォエッイ@
penyebab (scbab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan olch
faktor-faktor penyebab itu (Gaspersz, 1998). Diagram sebab-akibat dibuat untuK
kualitas prod uk dengan jalan menyisihkan dan mencarikan hubungallnya dengall
sebab-sebab itu (Ishikawa, 1988).
Montgomery (J 996) menyebutkan bahwa diagram sebab-akibat berguna
daJa11l l11el11usatkan pcrhatian operator, bagian proclllksi dan pimpinan clalal11
masalah kualitas. Mengenlbangkan diagran1 sebab-akibat yang baik 「ゥ。ウ。ョyセQ@
l11el11ajukan tingkat pel11ahaman teknoJogi proses terscbllt.
Bagan kcndali dapat digunakan untuk nlenentukall proses yang telah berada
pada kontrol kualitas yang tetap dengan cara menguJi data yang tclah ada
sebelumnya dan menentukan batas kualitas clari data yang baru dari sebllah
proses (Ryan, 1989).
Besterfield (1990) 11lenyatakan bahwa bagan kendali digunakan untllk
11lenetapkan karakteristik kualitas seeara kontinyu. 11lenllnjukkan kualitas proses.
11lenetapkan saat mulai dan berakhirnya proscs dan l1lenghilangkan pcnyebab dari
penolakan produk atau kualitas l11aljinaJ prod uk.
Berdasarkan sifat atribut dan variabel clari parameter l1111tu yang clillkllL ada
dua 111acam bagan pcngendalian proses yaitu bagan pengendalian atribut dan
hagan pengenclalian variabel (Soekarto, 1990). Grafik pengenclali untllk \'ariabc!
digunakan secara luas. Biasanya grafik-grafik ini n1erupakan proscdur
pengendali yang lebih efisicn dan memberikan informasi tcntang penampilan
proses yang lebih banyak daripada grafik pengendali sifat (Montgomery, 19')6)
iVIenurut Gaspcrsz (1998), hrainstorllling merupakan alat penllnjang laIll
III
alternatif clan persepSI dalam sllatu tim kClja (teum \1'01'11.) yang 「」イウゥヲセャエ@ tcrbuka
clan bebas. Braillstorming dapar digunakan bcrkaitan den gall hal-hal berikul :
• Menentukan penyebab yang l11ungkin dan/atau SOllISi terhadap suatll l1lasalah
• Memutuskan l11asalah apa yang perlu diselesaikan
• Anggota tim i11eraSa bebas untuk berbicara dan menyul11bangkan ide-ide
111ereka
• \IIenginginkan untuk menjaring seju1111ah besar persepsi altematif
• Kreativitas merupakan karakteristik outcome yang c1iinginkan
• Fasilitator dapat seeara efektifl11engelola tim.
D. SIRUP GLUKOSA
Definisi sIrup glukosa menurut Ellropeall Ecollolllic Comlllllllity (EEC)
adalah suatu pel1lllrl1!an, pemekatan larutan D(+)-glukosa. maltosa clan polimcr
D-glukosa lainnya yang dihasilkan dengan cara hiclrolisa parsial clan pati
tanaman pangallo Sedangkan ll1enufllt Codex AliIJ1(;,lltarilfs, dcflnisi dari sirup
glukosa adalah peillurnian, penlekatan bHutan sakarida yang clihasilkan dari pati
(Jackson. 1995).
Sirup glukosa pcnting dalam industri konvcksionari huena :
I. Produk konveksionari tidak akan mengalami fermentasi. pcrubahan bcntuk
atau kerusakan akibat pcrtumbuhan mikroba bila ciisil1lpan clalal1l \Vaktu lama.
2. Produk konvcksionari tidak l11engalami perubahan fisik cialal11 pcnyil11panan.
J. Dipcrlukall sebagai ballan pencalllpur untuk mell1pcrbaiki kcaclaall fisik
II
Menurut Tjokroaclikoesocmo (1986), sirup glukosa adalah nama dagang
dari lanltan hidrolisis pati. Hiclrolisis clapat dilakukan dengan bantuan asam atall
enzim pada waktu, suhu dan pH tertcntu. Pemotongan rantai pati oleh asam tidak
teratur dibandingkan dengan hasil pemotongan rantni pati oleh enzim sehingga
hasilnya adalah canlpuran antara dekstrin, maltosa dan glukosa.
Proses kOl1vcrsi asanl sudah lama digunakan untuk memccah molekul patio
dcngan mcnggunakan panas dan tekanan a5am (biasallya He!) sebagai kata1is.
Dcrajat konversi yaitu banyaknya molekul pati yang dipccahkan ditentukan o\eh
\\aktu, temperatur, tekanan dan btalis. Derajat . konversi diukur dengan
banyaknya I1101ekul pati yang dipotong menjadi l1101ekul glukosa dan dinyatakan
sebagai DE (Dextrose Eqllil'Uiellt) (Beynum dan Roels, 1985).
Dextrose Eqllivuicllt (DE) menurut Dziedzic dan Kearsley (1984)
dide!lnisikan sebagai gula peredllksi yang dinyatakan scbagai dekstrosa,
ditentukan dengan metoda stanclar dan dihitung scbagai pcrsentase dari bahan
kering. Dextrose E(juivalenl digunakan untuk mengukur dcrajat hidrolisis dari
kctcrsccliaan sumber pati dalam sirup glllkosa. Whister, BeMiller dan Paschall
(1984) 111enclclll1isikan DE scbagai sebuah indikator dari gllia pereduksi yang
dihitung sebagai D-glukosa pada basis berat kc::ring, J\'ilai DE berbanding
tcrbalik dengan derajat polimerisasi (DP).
Menurllt Jackson (1995), DE sirup glukosa berkisar antara 30-55
seclangkan menllrut Dziedzic clan Kcarsley (1984) DE sirup glllkosa adalah eli
atas 20. Menurllt Tjokroadikocsoel11o (1986) konversi asal11 menghasilkan DE
I セ@
langsung untuk mengukuf jcnis dan kuantitas dari gula-gula yang ada eli lLtlalll
larutan (spektrulll gula), seperti yang terlihat palla tabel bcrikut ini.
Tabel I. Spektrul11 Gula dari Sirup Glukosa dengan Konversi Asal11 ".
Jenis Cula
Dextrose Equivalent
(DE)!
di Dalam Larutan
25
35 [ 42L
55I
: Dextrosa, % , 4 14
I
2 .. 1 _ _ +-1 _ _,_1-_7_---j1
: Malt_o_s_a,_o_y<_, ______ J.J-1 _ _ 7 _ _ --1-_ _ 16 _ _ i-II _ _
l_S_--l-I __
I_9 ___.1
, 'vlaltotllosa, 0;(, II I I , 10 13
.
I
Oligosakaricia, 0/0
-) ャセゥッォイッ。」ャゥォッ・ウッcGャQQッ@ (1986 J.
Karbohidrat mengaiami berbagai m<lC<1m reaksi yang lllcnyebabkan \\ arna
pad a setiap sirup glukosa. Kondisi seIal11a proses produksi sirup glukosa hanls
seialu dikendalikan untuk I11cl11inil11aIkan terbentuknya warna. Metode standar
pengukuran \varna dinyatakan sebagai optical dellsity dari sirup glukosa.
(Dziedzic dan Kearsley, 1984).
iv1cnurut Dziedzic dan Kearsley (1984), pengllj ian pH adalah llnlUk
111enentukan kestabilan warna produk pada penyimpan<:1n. "Brix sebagai indeks
[image:24.595.106.471.163.316.2]III. METODOLOGI
A. STUD! PUST AKA
Studi pus taka dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan secara UIllUIll
mengenai SiStClTI pengendalian lllutu dan penerapannya pada industri pengolahan
sirup glukosa serta untuk 111cmpelajari kemungkinan-kcl11ungkinan tcknik yang
dapat digunakan dalan1 pengkajian masalah terscbut.
B. OBSERVASI LA PANG
Observasi lapang dilakukan untuk Illcmpclajari proses procluksi dan
pCrlnasalahan nyata yang dihadapi oleh industri sirup glukosa khususnya PT
Raya Sugarincio Inti, sehuhungan dengan pcngenciaiian produksi serta ulltuk
lllcnentukan ruang lingkup perlnasalahan yang akan dikaji.
C. PENGUI\1PULA:\ DATA
Data dan infonnasi diperoieh me1alui wawancara, pengamatan lallgsung.
analisa laboratoriu11l dan pancatatan data infol111asi yang sudah acla pada
perusahaan.
Berdasarkan hasil observasi Japang, maka analisa laboratorillill yang
clikul11pulkan adalah hasil penguktiran pH. "Brix, Warna dan DCHruSC' Fijl/lm!!!111
l-l
Sampel sirup glukosa yang dianalisa adalah hasil akhir proses proLiuksi
sebclum prociuk dimasukkan ke dalanl sforugc IUIl!e
Pengukuran pH dilakukan dcngan Il1cnggunakan pH mctcr. "Brix diukur
dengan menggunakan refraktometer tipe 3-N. Pengukuran warna dilakukan
dcngan ll1enggunakan Lovibond Tintometer. Sedangkan pengukuran DE
dilakukan dengan metode Lane Eynon. Prosedur analisa-analisa tcrsebut dapat
dilihat pada lampiran 9.
D. ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam peneiitian ini adalah aplikasi
teknik statistik pengendalian 11lUtU dengan menggunakan histogram dan bagan
kendali. Sedangkan untuk ll1engetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada
parameter mutu pH. "Brix, \Varna dan DE digunakan diagram sebab akibat
(jishbol/(! diagram) dari hasil brains/orllling clitanlbah dengan hasil pengamatan
dan stucii pustaka.
I. Histogram
Langkah-langkah penlbuatan histogram (Gaspersz, 1998) adalah sebagai
berikut :
• Penentuan parameter 111UtU
• Penglll11plllan data (dibagi beberapa sllbgrllp)
• Penghitungan kisaran (R), penentuan jllmlah kelas (K), Lebar kelas intenal
J 5
• Pembualan label frekucnsi (I) dan penghilungan
r
• Pcmbuatan histogranl sUlnbu horizontal ditalldai dengan nilai batas kdas
dan sumbu vertikal ditandi dengan skala frekuensi
• Pcnggambaran garis rata-rata dan batas spesifikasi (jika aela)
• Pemcriksaan keterangan yang dipcrlukan
• Analisa histogram
2. Bagan kendali (colltml chart)
Tahapan pcmbuatan bagan kenclali adalah sebagai berikut :
• Menentukan krileria/parallleter mutu
• Mcngulllpulkan data clan menentukan subgrup
• Mcnghitung rata-rala subgrup (X). selang (R), rata-rata tatal (X) dan
rata-rata selang (R)
• tv1enghitung garis-garis batas pengenclalian yaitu garis batas kendali atas
(UCl). garis pusal (Cl) clan garis batas kcndali bawah (lCL)
• Melllplatkan X dan R dan membuat bagan kendali
• Analisa grafik
RU11111S-fl1111US perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Untuk hagan kendali X
Garis pusat Cl X
Balas kendali atas
un.
X +/\,RUntuk bagan kcndali R
Garis pusat
Batas kendali at as
Balas kendali bawah
CL
RUCL セ@ D,R
セ@ LCL セ@ D,R
Dil11ana A" D, dan D, adalah koefisien yang ctitentukan olch ukuran
subgrup, dan diperlihatkan pada lal11piran II.
3. Diagram Sebab Akibat (jis""olle diagram)
Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat adalah sebagai
berikut :
• Menentukan masalah yang digal11barkan dalam sebuah kotak di sebelah
kanan dari garis panah UtaI113
• ivlencari faktor-faktor yang berpcngaruh dan diberi garis panah cabang
yang mengarah ke panah utama
• Mencari lebih ianjut faktor-faktor utama tersebut, dituliskan sebelah
Kanan dan kiri dari panah cabang serta dihubungkan dengan garis panah
yang mengarah ke panah cabang
• Mencari penyebab-penyebab utan1a dari diagram yang sudah lengkap
17
Panah cabang セセ@ ... \
MUTL
[image:29.595.129.478.76.223.2]Sebab
Gambar I. Struktur diagram sebab akibat (Ishibma. 1988)
4. Brainstorming
Untuk mclakukan hrainstonnillg, dilakukan Jangkah-langkah berikut
ini (Gaspcrsz, 1998) :
• Menyatakan pemyataan masalah secara jelas
• Semua anggota dari kelompok harus berpikir dan mCl11bcrikan Ide atau
respon dan 111embuat catatan-catatan
• Setiap ide atau respon yang diberikan oleh anggota keloll1pok tidak bolch
dikritik atau diberikan komcntar
• Setiap ide atal! respon dari anggota keloll1pok clicatat tallpa lllc11lberikan
komcntar
• Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu rangking dari ide-ide atall
respOll yang diterillla
• Rangking individual terhadap ide-ide atall respon diperbandingkan
• Memprioritaskan untuk mell1ilih ide-ide terbaik dari berbagai ide atall
IV. HASIL DAN PEMBAIIASAN
A. OBSERVASI LAPANG
Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi dan
pengendalian mutu sirup glukosa. Berdasarkan hasil observasi lapang diketahui
balma pH, "Brix, warna dan dextrose equivalellt (DE) mcrupakan parameter
Illutl! utama dari sirup glukosa. Kurangnya pengencialian proses mcnyebabkan
teljadinya variasi nilai dari paranleter-paramcter 111UtU tcrscbut schingga hanlS
dilakukan reproduksi. Analisa yang tepat pada proses produksi pad a
parameter-parameter yang terkait diperlukan sebagai aCLIan dalam mclakukan proses
selanjutnya, Analisis akan dilakukan berdasarkan hasil pengukuran pH, "Brix,
warna dan DE.
Seem'a garis besar proses proeluksi sirup glukosa di PT. RSI meliputi tahap
separasi, peneampuran, konversi, dekolorisasi I, filtrasi I, evaporasi a\\'al.
dekolorisasi II, liltrasi Il dan evaporasi akhir.
Proses separaSI dilakukan terhadap bahan baku tapioka dengan
menggunakan separator. Tujuan dari separasi adalah untuk memisahkan
kotorall, protein dan lemak dari tapioka yang clapat mengganggLl proses 、セャャャ@
Il1cllurunkan 111UtU procluk akhir.
Proses pencampuran (starch mixillg) merllpakan proses pencampuran
tepllng tapioka dengan air yang bertujuan untuk membuat suspensi pati elalalll air
1 ()
clalanl mixing tank. Kekentalan suspensi pati yang diinginkan adalah RQMRセ@
BaUllle. Kondisi aSC1111 dicapai dengan penambahan He] 30°;;) yaitu sampai
kisaran pH 2-2.3.
Konversi mcrupakan proses pemasakan suspcnsi pati dengan cara hidrolisa
asam. Proses ini dilakukan eli dalal11 konvertor. Konversi dilakukan paela
kondisi pH 2-2.3, tcmperatur 140"C, tekanan steam 1-1.5 kg/em' sclama 40
menit. DE 111 aksi 111 al yang dihasilkan pada proses ini adalah 33-35. Hidrolisat
sebagai hasil konvcrsi ditampung di dalam tanki netralisasi untuk
menyempurnakan proses hidrolisa dengan penambahan NaOH sal11pai pH 4-4.5.
Dekolorisasi l11erupakan proses pcnghilangan \Varna, ball, kotoran,
menghilangkan aktivitas enzinl dan membulluh lllikroorganisme sehingga
diperoleh iarutan gula yang jernih, bebas ball dan beraroma khas ciengan
pcnambahan karbon aktif sebagai bahan pembantu. Proses c1ekolorisasi dimlilai
dengan penstanclaran DE sampai 44-46 dan pH 2-2.3, kcmudian ditambahkan
karbon aktif sebanyak 15-20 kg untuk setiap 4 nl" larutan glila. Selanjutnya
elilakukan pel11anasan sambil tems diaduk selama IS-30 menit yaitu sampai
tcrcapai suhL! SO°C. Proses ini diakhiri dcngan pcngcndapan.
Filtrasi bertujuCtn untuk menyaring karbon aktif yang ditambahkan pacla
tahap dekolorisasi serta kotoran-kotoran yang tidak terserap oleh karbon aktl f.
Alat pcnyaring yang ciigllnakan memiliki clemen penyaring yang berllpa bin
bcbcntuk plat scbanyak 23 buah. Kapasitas penyarillgan ditingkatkall dengan
proses cO{lIillg yaitll penarnbahan filter aid pada clemen pcnyaring dengan tlljuan
20
dapat lolos. Dosis filter aid yang ditambahkan aclalah 10 kg untuk menyaring 4-6
tanki dekolorisasi. Proses filtrasi ini clilakukan clua kali yaitu setclah proses
dekolorisasi (dan II ciengan kecepatan 4 mJ/jam dcngan tekanan 5 kg/em2.
Evaporasi awal bcrtujuan untuk memekatkan larutan gula sampai mencapai
°Brix 45. Proses evaporasi awal ini beriangsllng secara sin3mbung dengan
temperatur 90,80, 60"C paela tekanan vakum minimal 50 cmHg.
Dekolorisasi kec1u3 bertujuan untuk ll1enyempurnakan penghilangan \Varna
pada tahap elekolorisasi pertama. Proses dil11ulai dengan penstanclaran pH
sampai 4-4.5 yang kemudian ditambahkan karbon akti f sebanyak 10-15 kg.
Sclanjutnya dilakukan pemanasan disertai dengan pcngadukan pada temperatur
111<1xillllllll 75°C. Proses dekolorisasi ini diakhiri dengan pengendapan yang
dilanjutkan dengan proses filtrasi yang kec111a. Proses filtrasi kcdua ini sam a
dengan proses filtrasi yang pertan1a.
E\'aporasi akhir adalah tahapan akhir dari proses pembuatan sirup glukosa.
Proses ini berlangsung secara batch pada temperatur WPセャc@ dcngan tekanan \"akull1
50 cmHg. Pada tahap ini elitambahkan natrium bisulfit sebagai pcngawct
scban)'ak 0.67 kg untuk satu tanki evaporator. sctelah °Brix 84.2-85.2 tcreapai.
Langkah berikutnya, sirup glukosa climasukan ke dalall1 storClge IUllk (tanki
penyimpanan) llntllk selajutnya dilakllkan anal isis mlltll oleh laboratorillm
pengcndalian l11utu (qualify control).
Sirup glukosa yang bellll11 memenuhi stamlar mutu akan dircproduksi.
セャ@
elalall1 mobil tanki yang kemuelian akan dikirill1kan kcpada konsumcn. Proscs
pembuatan sirup glukosa eli PT. RSI dapat dilihat pad a gambar 2.
Bahan baku tapioka
1
, _ _ Nセ@ Kotoran. lemak danSeparasi- セ@ .
nrotein
1
Pencampuran Air + tapioka セ@ Hel 30% (Baumc 21-22, pH 2-2.3)
1
Konversi
1
Karbon aktif 15-20 kg _ _ セ@セ@ Dekolorisasi I
1
Filtrasi I
1
Evaporasi a\Val
1
セMMk。イ「ッョ@ aktif 10-15 kg Dckolorisasi II セ@
1
Filtrasi II
1
Natrium bisulfit
---+
セ@ Evaporasi akhir [image:33.595.111.461.144.624.2]22
13. BRAINSTORivlING
Brainstorming pad a pcnclitian ini digllnakan 1I1ltuk mcngiclcntiCikasi
ー・ョケ」「。「セー・ョケ・「。「@ terdapatnya variasi mutu di dalal11 suatu proses. Dalal11 hal
ini variasi yang teljadi adalah variasi penyebab khusus. Yang dil11akslld dengan
\'ariasi penyebab khusus I11Cnllrut Gaspersz (1998) aclalah ォ・ェ。、ゥ。ョセォ・ェ。、ゥ。ョ@ cli
Illar sistel11 yang l11el11pengaruhi variasi. Penyebab khllSllS clap at bCrSlll11bcr c1ari
ヲ。ォエッイセヲ。ォエッイ@ l11anllsia, pcralatan, material, lingkllngan, I11ctocle kcrja dan ャ。ゥョセ@
lain. Dalan1 konteks pcngcndalian proses statistikal pcnggunaan pcta-pcta
kcndali (,01/11'01 chal'l) jenis variasi ini sering ditandai dengan エゥエゥォセエゥエゥォ@
pengal11atan yang n1elc\vati at au keluar dari batas-batas pengendalian yang
diclefinisikan.
Pada penclitian ini hrains{orming dilaksanakan bersan1a-SHma clcngan para
operator procluKsi yang diwaki1i olch 1in13 orang. Parameter 111utU yang dicari
penyebab variasi khusllsnya disini adalah pH, uBrix, \Var11a clan dexrrose
Ujllll'U/t'1I1 (DE).
Hasil yang diperoleh ada1ah berupa pC11dapat dari m3sing-masing anggota
yang clapat clilihat pada lal11piran 8. Gagasan-gagasan terscbllt d irallgk i ng
dengan cara pengambilan suara seperti terlihat eli bawah ini :
1. Penyebab variasi pH
• Kesalahan penetapan pH pada a\Val proses konversi, I1ctralisClsi.
dekolorisasi dan evaporasi akhir
I Penyebab variasi °Brix
• Suhu dan \.vaktu pemanasan
• Alat kontrol suhu clan tekanan c1alam keadaan rusak
• Suhu pengukuran sirup glukosa c1engan refraktometer ticlak 20"e J. Pcnyebab variasi \Varna
• Suhu clan \Vaktu pcman3san
• Dosis karbon terlalu sedikit
• pH yang ditctapkan pada evaporasi akhir lebih dari 6
4. Penyebab variasi DE
• Kcsalahan penetapan DE pacla proses dekolorisasi
• Analisa DE tidak dilakukan pada setiap batch
24
C. !)lAG RAM SEBAI3 AKII3AT
Diagram scbab akibat digunakan ulltuk mcnclllukan ヲ。ォエッイMェセゥォエッイ@ yang
mempengaruhi mutu sirup glukosa. Mel1urul Gaspersz (1998), pada clasarnya
diagram sebab akibat clap at dipergllnakan llntllk mengiclentifikasi akar pCl1yebab
dari suatll masalah, membantu membangkitkan idc-ide untuk solusi suatu
masalah clan mcmbal1tu dalam penyelidikan atau pencarian t:lkta lebih lanjut.
Berdasarkan hasil teknik hraill.,,'!orllling ditambah pcngamatan ci<111 stucli
pustaka, faktor-faktor yang I11ct11pengaruhi lllutu sirup glukosa yang ciiproduksi
PT. RSJ tcrcliri metoda, material, mesin dal1 pekel]a. Diagram sell all akillal dapal
clilihat pada gambar 3.
Metoda
waktu
""'f---''-11 e t r n I i sa s i
kOI1\'ersi セ@ sui1u
"
.,_
",,-'.1'"
"till .L ,.. . . c\'aporasiSui1u \\'aktu
---... Suhl! dan tckanan
、・ォッャッイゥウ。ウャMMMM」セ[イェセセB@
brbOIl
pcmelihanUll
..\!If---.-.;;;-pemall a 5 a 11
waklll
Material
kebersilwn
""'f---" p" It
kemurnian ?\aOI-L,'HCI
ォ。イ「ッセNN@
Tonsentrasl、セゥs@
klll1Sentrasi
h.'rDLlI<1!l
'J;..f4
セ@ kalibrasi ;vtoti\'<l:-.i danセ。ャ。エ@
kontrol suhu sem<lngat-/---;;---...セ@
ォセApGャウゥエ[NAウ@
ー・ャャc|ゥ、ゥォセャョ@
dan エ」ォセャiャ。iャ@ ーセイィセャエi\hQ@
ti
Jalllinan kcsehatan A .. ヲMMMMMBLセM keahllilll
K-:'l1yamanan kcrja
⦅GaMM]GML[セMャセセO@
セ@
it(
- セ@ 1)cngaiaman iatihan
Juminan kcsclun"lat,[n r _
i\lcsin Pekcrja
Yariasi
pH °B1'ix Warna
DE
[image:36.595.75.508.355.628.2]15
\. Metoda
Proses konversi dilakllkan llntllk lllenghiclrolisa pati dengan
11lenggunakan asanl sebagai katalis. Pcn:1l11bahan Hel yang kurang tcpat
I11cnyebabkan hidrolisa kurang seillplirna schingga akan tCljadi
penggllmpaian. Steanl, tckanan dan waktu kon\'crsi juga diperhatikan
schingga DE yang dikchcndaki akan tercapai sesllai dengan yang telah
d i tetapkan. Netralisasi perllr c1ilakllkan agar hiclrolisa yang lerjacii
berlangsung dengan senlpurna.
Dekolorisasi berhllbllngan langsllng deng'an parallleter lllllill pH.
\I'ama dan DE. Penetapan pH dilakllkan llntllk menyesllaikan c1engan
keadaan dimana karbon bereaksi. Bila pH yang ditetapkan terlalu tinggi.
nlaka akan nlenyebabkan warna iarutan gllia I11cnjadi kekllningan.
Penyesuaian pH ini juga hams sesllai c1engan pH akhir prodllk yang
dikehendaki.
Penetapan DE pada proses dekolorisasi merupakan hal yang paling
utanu. Bila DE hasil kOl1versi terlalll tinggi maka akan dicampllr dengan
larutan gula dengan DE rendah schingga tcrcapai DE yang diinginkan. Hal
ini berlaku juga sebaliknya.
Pemanasan pada proses dekolorisasi pcrtal11a sal11pai 80n
e
dan padadckolorisasi kedua sampai 75(lC. Penlanasan yang terlalu tinggi akan
l11cllyebabkan \Varna larlltan gllla kckuningan. Selain itll scpcni yang
clitil1lbulkan karena perpecahan gula ataupun bukan gula yang tCljacli selal1la
proses berlangsllng karena pcngaruh pH, suhu dan \Vaktll.
Evaporasi 111erupakan proses pcnguapan ianltan guJa sehingga
tercapai kekentalan yang diinginkan. Proses ini berhubullgan dengan
parameter l11utu IlBrix. Evaporasi awal beriangsllng seearn kontinyu
sedangkan cvaporasi akhir berlangsung secara batch. Pengaturan suhu dan
waktu proses hanls cliperhatikan. Suhu yang tinggi a!<an meillpercepat
tercapainya nBrix yang cliinginkan tetapi akan teljadi pe1l1bentukan warn a
yang ticlak cliinginkan. Pernanasan clengan ternperatur renclah 1l1enyebabkan
proses berlangsung iarna karena °Brix yang diinginkan tidak segera tercapai.
2. !\Iaterial
Bahan ki1l1ia yang cligunakan adalah HCIINaOH yang digunakan
pada proses pengaturan pH. Konsentrasi HCIINaOH ditetapkan c1engan cara
pcngenceran dalam jU1l11ah banyak sehingga sulit dikendalikan. HCIINaOH
disirnpan di dalam tanki tertutup untuk 1l1enghindari penguapan. Bib
konsentrasi HCIINaOH yang akan digunakan berubah lllaka abn
111cmpengaruhi penetapan pH.
Bahan baku yang digunakan juga berpengaruh terhadap mutu sirup
glukosa yang dihasilkan terutama terhadap \Varna sirup, Syarat utam'-l
tepllng tapioka yang digllnakan adalah keadaan fisiknya. Tepung tapioka
yang n1engandung banyak kotOl'an akan menghasilkan \\'arna sirup yang
Penlanasan larutall guJa sering menghasilkan \Varna gula yanlJ
セ@ b
kekuningan. Warml ini akan diserap clcngan penambahan karbon aktif.
Dosis dan kCl11l1rnian karbon yang ditambahkan mClllpengaruhi \Varna yang
dihasilkan. Bila dosis yang ditalllbahkan kllrang dari yang ditetapkall maka
larllt"n gliia akan kurang jcrnih. Tetapi bila karbon yang ditambahkan lebih
dari yang ditctapkan maka larutan gllia akan lebih jernih, tetapi kllrang
efcktif karena pemborosan bahan. Sclain itll dekolorisasi [] akan
menyelllpumakan penyerapan warna pada proses c1ckolorisasi 1.
3. Mesin/Peralatan
Mesin/peralatan yang digunakan adalah berupa tanki kOllYertor,
netralisasi, filtrasi dan evaporator. Mesin-mesin ini dilengkapi dengan
peralatan talllbahan diantaranya adalah mixer, pompa dan plpa-plpa
penghubung. Pemeliharaall dan kalibrasi dari Sell1Ua peralatan ini hanlS
dilakllkan secara berkala.
Teknik penggunaan peralatan ini hams diperhatikan. A1at ukur pad a
tanki adalah alat kontrol temperatur, tekanan dan flow rate. Alat kontrol
temperatur berguna untuk lnengetahui temperatur proses sehingga clapat
ditentukan \vaktLl proses, dengan dClllikian tlBrix dan \Y(1rn(1 dapat
dikcndalikan dengan baik. Pelllberian tekanan \'akum pada tahap-tahap
proses telientu harus terkendali untuk mengctahui jumlah steam yang hams
clitambahkan. Penambahan steam diatur dcngan pcnggunaan pOlllpa, bila
28
Alat kontrol jlOlI' rule ciigllnakan lIntuk nlengetahlli keadaan gula yang
sedang diproses eli dalam tanki tcrtlltup, haik itu \Varna dan kckcrllhall pada
proses tiltrasi maLlpLin kekentalan pada proses evaporasi.
4. Pekerja
Pdllgas pcngcnciaiian ll111tU yang benar-bcllar ahli dibidallgnya
sangat diperlLlkan agar mLltLi proc1L1k terkenc1ali dengan baik.
PcLttihall-pelatihan pengcncialian mutu sirup glukosa perlu juga dibcrikan ullwk
l11eningkatkan keahliannya dalal11 I11cJakukan analisa-analisa l1111tll
nlengingat tingkat pendidikannya yang kurang. Secara UI1111111 sel11ua pekerja
di PT. RSI I1lcmperokh keahlian berc1asarkan pengalaman yang elidapat
selama bekelja. Bila keahlian pekelja c1iabaikan. maka proses proelLiksi tidak
akan terkendali dengall haik, schingga produk yang dihasilkan banyak yang
tidak I1lcl1lcnuhi spcsitikasi yang c1itctapkan.
\lotivasiiscmangat kelja hanls ditingkatkan. Konscntrasi clan
perhatian yang tinggi terhadap pekcljaannya akall sangat berpengaruh
terhadap prestasi kcrja mereka. SU3sana kelja yang baik ditunjnng dcngan
pemberian hak-hak seperti jaminan kesehatan dan keselamatan haws selalll
diperhatikan karen a akan ィ」アIHセョァ。イlャィ@ terhadap kenY(lI11Clnan kClja. SClllua
hal tersebut (lkal1 mcningkatkan prcstasi kClja schingga akan S<Illg<lt
29
D. ANALISIS MUTU
1. Histogram
Histogram merupakan grafik visualisasi data berdasarkan distribusi
Ij·ckuensi. Sedangkan distribllsi frekllcnsi adalah tahulasi atau tuniS dari
banyaknya kemunculan hasil pengukuran karakteristik mutu tertentu yang
teljadi di dalam sampeJ (Montgomery. 1996).
Histogram dibuat berdasarkan data hasi! pengukuran pH, ')Brix, warna
clan dextrose eq1livalent (DE) dari sirup glukosa. Langkah awal dari
pembuatan histogram ini adalah mencntukan besarnya kisaran range (R).
banyaknya keL1S interval (K), lebar kelas interval (L), Batas kclas clan \!ilai
tengah kelas untuk masing-masing parameter mutu. Contoh hasil penentu3n
R.K L. batas kelas dan nilai tengah kelas dapat c1ilihat pad a lampiran 5.
Langkah selanjutnya aclalah pembuatan tabel ij'ckucnsi unluk sCliap
parameter mutu seperti terlillat eli bawah ini :
Tabel2. Distribusi Frekuensi parameter mutu pH Sirup Glukosa
I
No Kelas Interval
_1
Titik Tengah (x;) I Frekuensi (1';)I. 4.295 - 4.595
J 4.595 - 4.895
3. 4.895-5.195
4. 5.195-5.495
5. 5,495 - 5.795
ll. 5.795 - 6.095
L __
WセN@ セMNlN⦅@ ()095 - 6.395!
L __
_
!
4.4453C1
Tabel 3. Distribllsi Frekuensi parameter mutu °Brix Sirup GIllkosa
{nセMt@
• I
Kelas Interval Titik TCllgah (Xi) Frckucnsi (fi)1. 82.15 . 82.65 82.4 )
2. 82.65 - 83.15 82.9 2
,
83.15 . 83.65 83.4 )
.'
.4. 83.65 .. 84.15 83.9 17
5. 84.15 - 84.65 84.4 34
(J. 84.65 . 85.15 84.9 31
セ@ 85.15· 85.65 85.4 9
I.
S
85.65 - 86.15 85.9 3, Total:
I
100Tabe14. Distribusi Frekuensi parameter l1111tll Warna (Oplicul Del/sill') Sirup
Glukosa
,
No. Kelas Interval Titik Tellgah (Xi) Frekuellsi (1'i)セ@
1. 0.045 - 0.125 0.085 16
) 0.125 - 0205 0.165 41
,
0.205 - 0.285 0.245 7
o.
4. 0.285 - 0.365 0.325 19
5. 0.365 - 0.445 0.405
5
6. 0.445- 0.525 0.485 7
7. 0.525 ... 0.605 0.565 5
Total: IOU
[image:42.597.125.499.103.316.2]---JI
Tabel 5 .. Distribusi Frekuensi parameter mutu Dcy/osc /:Ijllim/ell/ (DE)
Sirup Glukosa
セLc|oZ@ I k・ャセ。ウセャ[エ・ャZセセiMセiMtMゥエMゥォMGMtM・MョMァM。MィMHMクMLIセL@ _ Frekuensi (1',)
I.
セQNQWU@
-42.035T'
41.6052.
I
42.035 - 42.895 42.4653. I 82.895 - 43.755
i
4. I
5.
6.
8.
9.
43.755 44.615
44.615 - 45.475
45.475 - 46.335
46.335 47.195
47.195 - 48.055
48.055 - 48.915
43.325 44.185 45.045 45.905 46.765 47.625 48.485 . Total: 10 14 35 20 8 2 3 MMMQ⦅セセセセセ⦅@
! 101)
Berclasarkan distribusi frekuensi tersebut, kcmuclian dibual
histogram. Histogram tcrdiri dari garis horizontal dcngan menggunkan
skala berdasarkan pada unit pengukuran data dan garis vertikal clan
111enggllnakan skala frekuensi. Grafik batang (histogram) cligamb<lrkan
llntuk setiap kclas interval dengan tinggi berdasarkan pada frekllensi setiap
kelas interval, yang diwakili olch nilai tengahnya.
Langkah seJanjutnya adalah membandingkan dCllgan balas
spesifikasi produk. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil proeluksi yang
Illelllcnuhi atau tielak memenuhi spesifikasi procluk yang telah clitclapkan
Balas spesifikasi parameter mulu sirup glukosa clapat clilihat paela tabel eli
[image:43.595.126.502.111.380.2]Tabel 6. Batas Spcsifikasi Sirup Glllkosa PT. RSI lIntlik pH. "Brix. \Varna clan DE
I DE 44-46
L_, __
kセォGイjャャァZNャョ@ : 00',1: Optical Density
Dari tabel clistribusi frekuensi clapat dihitung nilai rata-rata (XI dan
simpangan baku (S). Contoh pcrhitungan clapat clilihat pada lampiran 6.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Rata-rata (X) clan Simpangan Baku (S) untuk parameter Mutu Sirup Glukosa
Parameter Mutu
pH
X S
I
NMMMセ@
5.50 0 . 3 6 .
セ@
84.52 O.M I
Vv'arna - - - t - - - c - - - + - - - ! 0.26 0 14 I
DE 44.98
Batas-batas spesifikasi terscbut kell1udian digambarkan berupa dua
gans lurlls yang 111embatasi grafik batang, dcngan demikian akan terlihat
llHlI1a yang ada di luar ataL! di dalam spcsifikasi prod uk. Pcngganlbaran nilai
rata-rata juga perIn sehab nilai rata-rata biasanya merupakan nilai target
yang akan diclckati oleh pengukuran. Histogram sc1cllgkapnya dapat dilihat
[image:44.595.128.421.121.241.2] [image:44.595.125.465.357.467.2]33
LSL=5.0 )(=5.5 USL=6.0
40·
35
30
-til
25
Z
'"
;oJ
セ@ 20
'"
セ@
'"'
15·10
5
0
NUAITENGAH
NセMセ@ .. -.. ---.. セ@ MNセMM
Gambar 4. Histogram untuk Parameter Mutu pH
--- セセx]XTᄋNGBBUR[cMセセセセMG@
40 LSL=84.2 USL=85.2
35
30
25
20
15
10
5
o
82.4 82.9 83.4 83.9 84.4 84.9 85.4 85.9
NUAITENGAH
... -... MMセ@ ... -•.. -セセセ@
[image:45.595.163.412.106.335.2] [image:45.595.160.412.403.628.2]34
40 lslセo@ X=0.26 LSL=OA
35 30
Ui 25
Z
W
:=> 20
セ@
W 15
Q:;
'"
105 0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
NILAI TENGAH
セセセNMNMMMNM
.-Gambar 6. Histogram untuk Parameter Mutu Wama
NセMNM MMMMセMZM]MMMMMセ@
X=44.98
40 .
35 30
,
Ui Z 25
Iol
:=> 20
"
...
15Q:;
'"
1:j
-12.465 44.185 45.905
NILAI lENGAH
[image:46.597.160.412.105.336.2] [image:46.597.159.411.393.618.2]35
Menurul Gaspersz (1998), kapabilitas proses adalall kemampuan dari
proses clalanl menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi. Jika proses
ll1emiliki kapabilitas yang baik, proses itLl akan menghasilkan produk yang
berada dalam balas-balas spesifikasi. Sebaliknya, apabila proses memiliki
kapabilitas yang jelek, proses ilu akan menghasilkan ban yak produk yang
berada di luar balas-balas spesifikasi, sehingga menimbulkan kerugian
karena banyak produk yang akan dilolak. Indeks kapabililas proses (C;,)
dihitung menggunakan formula berikul : Cp = (USL - LSL)!6s
Dimana : Cp
USL
LSL
s
Indeks Kapabililas Proses
Upper Specificatioll Lilllit (Balas Atas Spesitikasi)
Lower Specification Limit (Batas Bawall Spesilikasi)
Simpangan Baku
dengan hiteria penilaian :
jib Cp > 1.33, maka kapabilitas proses baik
jika 1.00 ::: Cp ::: 1.33, maka kapabilitas proses baik. namun perlu
pengendalian kctat apabila Cp mendekati 1.00
j ika Cp < 1.00 ll1aka kapabilitas proses rendall.
Contoil perhitungan nilai Cp untuk data DE sirup glukosa :
C p = (46-44 )/6( 1.4)
Tabel8. Hasil Perhitungan C,Parameter Mutu Sirup Glukosa
セMMMMN@
I Paranleter JVlutu Indeks kemampuan Proses (C"l
GMMMセMセセセセMMKMセセセセセセセMMセセセセM
c-1_lI_1
セセセ@
__セ⦅K@
_____
O_4_6_·"Brix
I
0.26
セL@
Warn a _
0.47
セ@iLDE
,
0.24
セセセセセセセiセセセセセセセセセセセ@
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kapabilitas proses tersebut.
untuk parameter lllUtU pH, °Brix, warna clan
DE
menghasilkan nilai < 1.00 sehingga clapat disimpulkan bahwa kapilitas prosesnya renelah untuk semuaparameter mutu. Bila dilihat dari rata-ratanya jlrodllk sudah memenllhi
spesifikasi, tetapi clengan nilai C" < 1.00 tersebllt cliketahui halm'a lllasih aela
proeluk dengan pH, °Brix dan
DE
eli luar batas spesifikasi.Berelasarkan histogram yang telah elibuat, terlihat bah",a terdapat data
di luar batas spesitikasi. Menurllt Feigenbaulll (1992), untllk lllcngetahlli
presentase proellik yang beraela di elalam clan eli ILIaI' batas spesilikasi.
digunakan analisis secara aljabar. Analisis dilakukan dcngan 111cnghitung
clcviasi di ba\vah clan
eli
atas rata-rata dibagi dengan dcviasi stanclar (Xl/adan
X,/a).
RlllllllS X,
Dimana
X,
deviasi niiai terenelah tcrhaelap rata-rataX, batas bawah spcsifikasi
クセ@ batas atas spcsifikasi
X nilai rata-rata
a
deviasi standar = sContah perhitungan
X/a
untuk parameter mutu pHDiketahui :
X,
5.00X,
6.00X
5.50a
= s = 0.35X,/a = (5.00 - 5.50)/0.35
-1.43 (Tanda negatifmenunjukkan deviasi di bawah rata-rata)
X,Ia
(6.00 - 5.50)/Q.35= 1.43 (Tanda positifmenunjukkan deviasi di alas rata-rata)
Berdasarkan tabel hubungan nilai X/a dengan luas daerah kurva normal
(Lampiran 10), diperoleh :
XI 1.43 berseslIaian dcngan luas 0.42343
42.34% dari luas kurva normal
X" l.43 bersesuaian dengan luas 0.42343
42.34O/C> dari IU:1s kurva normal
Jadi pcrsentase produk yang berada
eli
dalam batas spesifikasi S<-lma dcnganDengan demikian, tcrdapat 84.68°/', produk dengan pH di dalal1l batas
spesifikasi dan 15.32% prod uk dengan pH di luar batas spesifikasi.
Tabel9. Hasil Peri1itungan X, la, Xllia dan Perscntase Luas di dalalll Batas Spesitikasi Produk Sirup Glukosa
--I I
Parameter
X,/a XII/a
Xt{'X,)
X
H(%)I
Luas clalam hatas
!Vlutu I Soesifikasi (0;',)
ipH -1.43 1.43 42.34 42.34 84.68 i
I
i ,
I °Brix -0.49 1.05 18.79 35.28 54.07
I \ \ / arl1a -1.85 1.23 46.79 , 39.04 I 85.83
セ@
t264112671
II
DE
-0.72 073I
53.12
セ@ ---
-Hasil anal isis distribusi frekuensi mcnunjukkan bahwa parameter
1l1utu warna paling banyak berada dalam batas spesifikasi dibandingkan
parameter mutu lainnya. Nilai persentasc luas dalam batas spesifikasi j ika
benar mewakili akan I11enunjukkan pcrscntase dari keseluruhan jumlah yang
2. BAGAi\' KENDALl
Bagan kendali digullakan lI11tuk Illcnaksir parameter suatu proses.
lllt:llenlukan kcmampuan proses, meningkatkan kemalllpuall proses eLm
111enghilangkan variabilitas scmaksimal lllllllgkin dalam sllatu proses.
Parameter mutl! sirup glukosa dalam hal in] yang akan dilihat sampai scjauh
mana kcmampuan prosesnya, adalah pH, lIBrix, warn a dan DE. SClllUZI
parameter lllutu tersebut menghasilkan data variabc! schingga hagan kendali
yang digunakan adalah hagan kendali
X
dan R.langkail pcrtal1la pembuatan bagan kcndali X dan R adalclil
I1lcllghitung kisaran (R) clan rata-rata (X) dari sctiap subgrup yang
clilanjutkan dengan menghitung rata-rata kisaran (R) dan rata-rata total
C\)
dari masing-masillg subgrupo Data selengkapnya dapat clilihat pada iaillpiran
1-4.
Selanjutnya pell1buatan garis kendali untuk bagan kendali
X
danR
vaitu garis batas kendali atas (GCl). garis puscH (el) dan garis batas kendall
bCl\\ah (LCl). Contoil perilitungan garis-garis batas tersebut dapat dilihcl1
pad a bmpiran 7.
40
Berdasarkan perhitungan batas pengendalian tersebut, dibuat
kerangka bagan kendali
X
dan R. selanjutnya data nilai
X
dan R untuk
masing-masing parameter mutu dipetakan pada bagan kendali.
Bagan
kendali selengkapnya dapat dilihat pada gambar 8-15.
-MMMMMセMMMMM .. - . ' "
'" r
6.00· uclセUNYUN@5.80
5.60
-<: I CL = 5.48:
f-;:;
5.40<
5.20-
f-lclセU@
01!;:;
5.005.01 . !
4.80
4.60
4.40 .
, ,
3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRUP
MMMMMMMMセN@
Gambar 8. Bagan kendali X untuk Parameter Mutu pH
2.50
2.00
z 1.50
<:
IX
<
CJ)セ@ 1.00; ;
0.50 1 I
,
2.09
lX:L=1.46
CL = 0.64
0.00 ' LCL=O
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRUP
[image:52.595.166.452.196.407.2] [image:52.595.162.451.447.661.2]- - -
---,
86.0
85.5 -
___________
X[Uイᄋセセ@____________ _
lJCl·85.35:
85.0
i<
; f- 84.5
"--\----""='"'L...-+I--'r/--\--f-V-\f-
CL' 84.52 '';2
84.0
-<
f--<
83.5IX
- - + - / ' - - - -
LCL·83.6983.0 83.2
82.5 -82.0
3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRUP
,
-Gambar 10. Bagan kendal i X untuk Parameter Mutu °Brix
- - - .
-3 1
2.5i - - -... ' - - - lJCl=2.6 ,
;2 2-'
·z
, -<
! cz:: 1.5: -<
'"
Zセ@
0.5
....,f---\----It-f-\----Hrf---1r----t-
CL= 1.14o '
.
LCL=D3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRUP
Gambar II. Bagan kendali R untuk Parameter Mutu °Brix
[image:53.597.146.433.95.312.2] [image:53.597.147.434.366.584.2]セ@
.;,
...
.O!
0.50 -I,
0.45
j _______________
UCL=OA40.40
1
0. 35
1
0.30'1
0.25 .
""==--I'--+-+--+---+-+-A;---
CL = 0.25' ,I I
0.20
i
0.15
j
0.101
j - - - -
LCL=0.06' 0.05I
0.00 +' _ _ セセ@ _ _ _ _ - _ _ _ _ _ _
3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
[image:54.595.156.439.107.321.2]NOMOR S UBGRUP
Gambar 12. Bagan kendali
X
untuk
Parameter
Mutu
Wama
r
- - - .._---_._---0.70
i
0.60
-0.50 -I
g
I
IZ OAO セ@
,
セ@
I
, «:
0.30
1
'"
: S2
0.20 .- - - UCL=0.59'
,
I
KMMKMヲセMKMMMGィ」⦅⦅Mヲオh」⦅⦅@
.CL = 02610.10 I
0.00
I
iMMセセMML⦅LMLMMイMLMMLMLM _ _ ⦅⦅⦅LMセL@ LCL=O3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRUP
Gambar 13. Bagan kendali R
untuk
Parameter
Mutu
Wama
[image:54.595.153.437.379.603.2]----,
48.00
-47.00 l---:---+-'!lf:i.Jl!L--- L.Cl=46.86'
46.00
i
:<: [
Gセ@
45.00QNNNNNLセMKMOMセaKMKMMヲ^MGセM[イ」@
CL = 45.05,, ..i:
1
' ;-. 44.00
<: i
"
----=---
LCL=43.2443.00 I
42,00
1
TQNPPセᄋ⦅セセMM , -_ _ M⦅セ@
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
NOMORSUBGRllP
. ,
- - - -MMNセ@ -
---Gambar 14. Bagan kendali
X
untuk Parameter Mutu DE
6.00
5.00·
" 4.00
z
6i
3.00 <:VJ セ@ 2.0