• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Tanjung Sari Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Tanjung Sari Kota Medan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS

TIPE 2 DI KELURAHAN TANJUNG SARI KOTA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

EGI ERICO PERANGIN-ANGIN 100100340

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS

TIPE 2 DI KELURAHAN TANJUNG SARI KOTA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

(3)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Tanjung Sari Kota Medan

Nama : Egi Erico Perangin-Angin NIM : 100100340

Pembimbing Penguji I

(Dr.dr. Dharma Lindarto, Sp.PD-KEM) (dr. Nurfida Khairina Arrasyid M.Kes)

Penguji II

(Nenni Dwi Aprianti, SP, M.Si)

Medan, Januari 2014

(4)

(Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 195402201980111001

ABSTRAK

Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar gula darah meningkat secara menahun yang akan menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai organ target. Penyakit ini merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia di dunia pada abad 21, dan Indonesia merupakan peringkat ke-4 tertinggi di dunia penyandang Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga, tentang faktor risiko DM tipe 2.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan adalah berpengetahuan yang cukup dengan jumlah 61 orang dari 97 orang ibu yang bertempat tinggal di daerah tersebut (62,9%).

(5)

ABSTRACT

Type 2 Diabetes mellitus (DM) is one of metabolic diseases characterized with increased blood glucose level yearly and shows complications in some target organs. This disease is one of threat in humans health this century, and Indonesia was ranked-4 in amount of DM patients. The aim of this study is to asses knowledge level of risk factors about type 2 DM..

This research is a descriptiv study with amount of sample is 97 housewives in Kelurahan Tanjung Sari Medan and were obtained with cluster sampling method. Data were collected using primary data with questionnaire filled by samples. The result of this study shows that knowledge level of DM in samples were moderate with 61 out of 97 (62.9%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Ir. Karyanta Perangin-angin dan Ibunda Ernawati Sitepu, serta abang-kakak penulis, Angga Suranta Perangin-angin, SE dan Eke Jadika Perangin-angin, Amd yang senantiasa mendukung dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

(7)

4. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Fitriani Lumongga Sp.PA yang telah menjadi dosen penasehat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada seluruh responden di kelurahan Tanjung Sari.

6. Terimakasih juga peneliti kepada Bapak Lurah Tanjung Sari yang telah membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini.

7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat-sahabat yang luar biasa, khususnya Harmen Reza, Davis Pratama, Reiza Freidhea, Farid Murfuad, Dwi Atikah Sari, Adja Nazlia, Suci Putri Ayu, Cut Trianisa, Octisa Almira, Annisa Putri, Elvita Susana, Haritsyah Warli, Rizky Keumala, Rahmat Tahir, Mhd.Akim, Ilham Surgawi, Fariz Saleh, Aulia Erizal,, Mufti Muhammad, Muttamamin Ula, Al Ghazali, Aga Diandra, Akbar Batubara, Sarah Suci Yurica, abang-abang dan kakak-kakak senior di FK USU, sahabat-sahabat saya di kantin lama FK USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan adik-adik saya di FK USU atas atas dukungan dan motivasi yang sangat membantu penulis.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kelurahan Tanjung Sari Medan. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.

Medan, Desember 2013

(8)

100100340

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengetahuan ... 4

2.2 Diabetes Mellitus ... 5

2.2.1 Definisi ... 5

2.2.2 Etiologi ... 5

2.2.3 Epidemiologi ... 6

2.2.4 Faktor risiko... 7

(9)

2.2.6 Patofisiologi ... 8

2.2.7 Manifestasi klinis ... 9

2.2.8 Diagnosa ... 10

2.2.9 Penatalaksanaan ... 11

2.2.10 Komplikasi ... 16

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 17

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 20

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 22

4.4.1 Pengumpulan Data ... 22

4.4.2 Instrumen Penelitian ... 22

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 22

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1 Hasil Penelitian……….. ... 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden……… ... 23

5.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 ... 25

(10)

5.1.5 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko

Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Ekonomi ... 29

5.1.6 Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 29

5.2 Pembahasan ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

6.1. Kesimpulan ... 31

6.2. Saran ... 31

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 37

2 Data Induk Responden ... 38

3 Data Output ... 41

4 Rincian Biaya Penelitian ... 44

5 Surat Izin Penelitian... 45

6 Surat Persetujuan Komisi Etik ... 46

7 Lembar Konsultasi Proposal dan Hasil Penelitian ... 47

8 Lembar Penjelasan Kepada Responden ... 49

9 Lembar Persetujuan setelah Penjelasan (Informed Concent) ... 50

(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 2.2 Aktivitas Fisik Sehari-hari ... 14 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 18 5.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden ... 25 5.2 Distribusi Jawaban Responden tentang Faktor Risiko Diabetes

Melitus Tipe 2 ... 26 5.3 Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 29 5.4 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes

Melitus Tipe 2 ... 29 5.5 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus

Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Ekonomi ... 30 5.6 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus

(13)

DAFTAR SINGKATAN

ADA American Diabetes Association IDDM Insuliun Dependent Diabetes Mellitus IDF International Diabetes Federation IMT Indeks Massa Tubuh

HDL High Density Lipoprotein IFG Impaired Fasting Glucose

KGD Kadar Gula Darah

(14)

(Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 195402201980111001

ABSTRAK

Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar gula darah meningkat secara menahun yang akan menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai organ target. Penyakit ini merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia di dunia pada abad 21, dan Indonesia merupakan peringkat ke-4 tertinggi di dunia penyandang Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga, tentang faktor risiko DM tipe 2.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan adalah berpengetahuan yang cukup dengan jumlah 61 orang dari 97 orang ibu yang bertempat tinggal di daerah tersebut (62,9%).

(15)

ABSTRACT

Type 2 Diabetes mellitus (DM) is one of metabolic diseases characterized with increased blood glucose level yearly and shows complications in some target organs. This disease is one of threat in humans health this century, and Indonesia was ranked-4 in amount of DM patients. The aim of this study is to asses knowledge level of risk factors about type 2 DM..

This research is a descriptiv study with amount of sample is 97 housewives in Kelurahan Tanjung Sari Medan and were obtained with cluster sampling method. Data were collected using primary data with questionnaire filled by samples. The result of this study shows that knowledge level of DM in samples were moderate with 61 out of 97 (62.9%).

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil (dampak) dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari (Notoatmodjo, 2007). Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes melitus (Maulana, 2008).

Diabetes melitus yang dikenal sebagai non communicable disease adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus diabetes melitus tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Penyakit tidak menular seperti diabetes melitus semakin hari semakin meningkat, dapat dilihat dari meningkatnya frekuensi kejadian penyakit tersebut di masyarakat.

Prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara-negara industri baru dan negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia jumlahnya sangat luar biasa. Pada tahun 2000 jumlah penderita 8.400.000 jiwa, pada tahun 2003 jumlah penderita 13.797.470 jiwa, pada tahun 2005 jumlah penderita 24 juta jiwa, dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat pada tahun yang akan datang (Suyono, 2007).

(17)

Studi telah membuktikan bahwa pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol KGD secara teratur memiliki kualitas hidup yang baik dan memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah (Mcculloch, 2009).

Langkah pertama dalam mengelola Diabetes Mellitus selalu dimulai dengan pendekatan non farmakologi, yaitu berupa perencanaan makan atau terapi nutrisi medik, kegiatan jasmani dan penurunan berat badan bila didapat berat badan lebih atau obesitas. Bila dengan langkah-langkah tersebut belum tercapai, maka dilanjutkan dengan penggunaan obat atau intervensi farmakologi. Modalitas yang ada pada penatalaksanaan non farmakologi dari Diabetes Mellitus terdiri dari perubahan gaya hidup, dengan melakukan pengaturan pola makan atau diet yang dikenal dengan terapi gizi medis, meningkatkan aktivitas jasmani dan edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan penyakit Diabetes (Soebardi, 2007).

Berdasarkan latar belakang di atas, jelas tampak bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang diabetes mellitus tipe 2 masih sangat rendah.Oleh karena itu, peneliti berkeinginan dan tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang Diabetes Mellitus tipe 2.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimana gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang faktor risiko Diabetes mellitus tipe 2 di Kelurahan Tanjung Sari.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Kelurahan Tanjung Sari.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2.

(18)

3. Menilai tingkat pengetahuan ibu tumah tangga tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan ekonomi.

4. Menilai tingkat pengetahuan ibu tumah tangga tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan usia Pendidikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti. 2. Bagi Responden

a. Memberikan informasi pengetahuan tentang faktor risiko pada pasien Diabetes Mellitus, untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memunginkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan terbagi atas enam tingkatan antara lain:

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah kemampuan menjelaskan tentang objek yang telah diketahui secara benar dan dapat menginteroretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk dapat menerapkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi aau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi yang masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

(20)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk dapat melalukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2 Diabetes Mellitus 2.2.1 Definisi

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (PERKENI, 2006).

2.2.2 Etiologi

Penyebab diabetes melitus sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan penting.

2.2.2.1 Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes, yang gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatnya kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus B dan streptococcus sehingga pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya DM. Virus atau mikroorganisme akan menyerang pulau - pulau langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat responautoimmune, dimana antibodi sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini.

2.2.2.2. Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

(21)

menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau mengalami gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat keluarga menderita DM adalah resiko yang besar. Pencegahan utama NIDDM adalah mempertahankan berat badan ideal. Pencegahan sekunder berupa program penurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh karena DM tidak selalu dapat dicegah maka sebaiknya sudah dideteksi pada tahap awal tanda-tanda atau gejala yang ditemukan adalah kegemukan, perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis dan kehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal, memiliki riwayat keluarga DM, usia diatas 40 tahun, bila ditemukan peningkatan gula darah (Bare, et al.,2002).

2.2.3 Epidemiologi

Sekitar 18,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM dan diantara pasien ini 5,2 juta orang tidak terdiagnosa. Risiko mengalami diabetes untuk bayi yang dilahirkan pada tahun 2000 diperkirakan adalah 32,8% untuk pria dan 38,5% untuk wanita. DM tipe 1 ditemukan pada 5% sampai 10% pasien dengan diabetes dan prevalensinya pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar 1 dalam 400. DM tipe 1 tidak memiliki variasi musiman dan perbedaan jenis kelamin secara klinis tidak bermakna. DM tipe 2 dijumpai pada 90% sampai 95% dari semua pasien dengan diabetes. Prevalensinya berbeda di antara kelompok ras dan etnis yang berbeda (Afrika-Amerika 11,4%, Latino 8,2%, dan Amerika Asli 14,9%) (Cramer dan Manyon, 2007).

2.2.4 Faktor Risiko

2.2.4.1 Riwayat diabetes keluarga

(22)

mempunyai kesuksesan yang terbatas pada pasien yang terjangkit pada penyakit tersebut.

Usaha untuk mengidentifikasi gen yang berperan dalam diabetes tipe 2 poligenik terfokus terhadap dua pendekatan: kandidat test gen dan studi penghubungan genom. Pendekatan tersebut telah mengidentifikasi 19 lokus yang terhubung dengan diabetes mellitus tipe 2. Dari semua gen yang telah diidentifikasi selama ini, kebanyakan terlibat dalam fungsi sel β.

2.2.4.2 Obesitas (BMI > 25 Kg/m)

Kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 mempunyai adipositas yang berlebih, walaupun prevalensi obesitas yang berhubungan dengan diabetes tipe 2 beragam dalam kelompok ras yang berbeda. Hanya 30% dari warga asia dengan fcdiabetes tipe 2 yang menderita obesitas sedangkan warga Amerika, Eropa dan Afrika mendekati 100%. Walaupun begitu, banyak dari individu yang mempunyai diabetes tipe 2 tidak memenuhi kriteria IMT untuk obesitas tetapi mempunyai distribusi lemak abdomen, menghasilkan rasio pinggul perut yang besar. Peningkatan pada adipositeas viseral berhubungan dengan peningkatan resistensi insulin.

2.2.4.3 Faktor Lingkungan

(23)

2.2.5 Klasifikasi

American Diabetis Association (ADA) memperkenalkan sistem klasifikasi berbasis etiologi dan kriteria diagnosa untuk diabetes yang diperbaharui pada tahun 2010. Sistem klasifikasi ini mengelaskan tipe diabetes, antaranya :

(Barclay, 2010).

1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (IDDM) 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (NIDDM) 3. Diabetes Autoimun Fase Laten 4. Diabetes karena Kehamilan 2.2.6 Patofisiologi

2.2.6.1 DM Tipe 1

Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan pankreas menghasilkan insulin karena hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Dalam hal ini menimbulkan hiperglikemia puasa dan hiperglikemia post prandial. Dengan tingginya konsentrasi glukosa dalam darah, maka akan muncul glukosuria (glukosa dalam darah) dan ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan (diuresis osmotic) sehingga pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak sehingga terjadi penurunan berat badan akan muncul gejala peningkatan seleramakan (polifagia). Akibat yang lain yaitu terjadinya proses glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukogeonesis tanpa hambatan sehingga efeknya berupa pemecahan lemak dan terjadi peningkatan keton yang dapat mengganggu keseimbangan asam basa dan mangarah terjadinya ketoasidosis.

2.2.6.2 DM Tipe 2

(24)

peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin, 2000).

4.2.7 Manifestasi Klinis

Menurut Bare, et al.(2002), manifestasi klinis Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut.

1. Poliuria.

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi ataucairan intravaskuler, aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis osmotic (poliuria). 2. Polidipsia.

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).

3. Poliphagia.

Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia).

4. Penurunan berat badan.

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.

(25)

4.2.8 Diagnosa

Kriteria untuk diagnosis termasuk pengukuran kadar A1c hemoglobin (HbA1c), kadar glukosa darah sewaktu atau puasa, atau hasil dari pengujian toleransi glukosa oral. The American Diabetes Association mendefinisikan diabetes mempunyai dua kemungkinan yaitu pada pengukuran kadar glukosa darah puasa,ia menunjukkan bacaan sebanyak > 126 mg / dL setelah puasa selama 8 jam. Kriteria lainnya adalah kadar glukosa darah sewaktu > 200mg / dL dengan adanya kelainan berupa poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, kelelahan, atau gejala karakteristik lain dari diabetes. Pengujian kadar

Diagnosis DM menurut ADA (2012) dapat ditegakkan melalui salah satu cara berikut ini.

glukosa sewaktu dapat digunakan untuk skrining dan diagnosis, namun sensitivitas hanyalah 39% hingga 55% (Barclay, 2010).

1. HbA1c ≥6,5%. Tes ini harus dilakukan di laboratorium yang menggunakan metode bersertifikat serta sudah distandarisasi.

2. Glukosa plasma puasa (Fasting Plasma Glucose = FPG) ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/l). Puasa didefinisikan sebagai tidak adanya asupan kalori selama minimal 8 jam.

3. Glukosa plasma 2 jam ≥ 200 mg/dl (11.1mmol/l) selama tes toleransi glukosa oral (TTGO). Tes harus dilakukan seperti yang dijelaskan oleh WHO yaitu menggunakan glukosa dengan beban 75 g dilarutkan dalam air.

4. Pada pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia, plasma acak glukosa ≥200 mg/dl (11,1 mmol/l).

2.2.9 Penatalaksanaan

(26)

2.2.9.1 Perencanaan Makanan

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu :

1. Karbohidrat sebanyak 60 ± 70 %

2. Protein sebanyak 10 ± 15 % Total dari seluruh energi 3. Lemak sebanyak 20 ± 25 %

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut diatas dibagi dalam beberapa porsi yaitu :

1. Makanan pagi sebanyak 20%

2. Makanan siang sebanyak 30% Total dari seluruh energi 3. Makanan sore sebanyak 25%

4. 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya (Hiswani,2007). 2.2.9.2 Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging (Hiswani,2007).

Tabel 2.2 Aktivitas Fisik Sehari-hari Kurangi aktivitas

Hindari aktivitas sedenter Persering aktivitas

Misalnya : menonton televisi, menggunakan internet, main game computer

Mengikuti olahraga rekreasi dan beraktivitas fisik tinggi pada waktu liburan

Misalnya : jalan cepat, golf, olah otot, bersepeda, sepak bola

Aktivitas harian

Kebiasaan bergaya hidup sehat

Misalnya : berjalan kaki ke pasar (tidak menggunakan mobil), menggunakan tangga (tidak menggunakan lift), menemui rekan kerja (tdak hanya melalui telepon internal), jalan dari tempat parker

(27)

2.2.9.3 Pengelolaan farmakologis

Sarana pengelolaan farmakologis diabetes mellitus dapat berupa Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 6 jenis obat, antara lain (Soegondo,2007) :

1. Sulfonilurea

Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara : 1. Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan. 2. Menurunkan ambang sekresi insulin.

3. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.

Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resikohipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.

2. Biguanid

Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin. Sebagai obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (IMT 30) untuk pasien yang berat lebih (IMT 27-30), dapat juga dikombinasikan dengan golongan sulfonylurea.

3. Glinid

Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati.

4. Penghambat Alfa-Glukosidase

(28)

5. Thiazolindione

Kelompok obat yang termasuk obat generasi baru ini bekerja dengan menurunkan resistensi insulin dan menaikkan sensitivitas insulin, meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer, serta mengurangi produksi glukosa dihati. Kelompok obat ini antara lain troglitazone, rosiglitazone, dan pioglitazone. Thiazolindione tidak boleh diberikan pada penderita dengan penyakit hati dan gagal jantung kongestif berat. Pemberian pada wanita hamil tidak dianjurkan. 6. Insulin

Indikasi pengobatan dengan insulin adalah : Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun NIDDM) dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosis.

DM dengan kehamilan DM gestasional yang tidak terkendali dengan diet (perencanaan makanan). DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah dandinaikkan perlahan - lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Bilasulfonylurea atau metformin telah diterima sampai dosis maksimal tetapi tidak tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonylurea dan insulin.

2.2.9.4 Edukasi

Penyuluhan untuk merencanakan pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal. Penyesuaian keadaan psikologik kualifas hidup yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan diabetes (Bare, et al. 2002). 2.2.9.5 Penilaian Hasil Terapi

(29)

Pemeriksaan kadar glukosa darah Tujuan pemeriksaan glukosa darah : Untuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai - Untuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran terapi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan glukosa 2 jam posprandial secara berkala sesuai dengan kebutuhan.

Pemeriksaan A1C Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi disingkat sebagai A1C, merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan A1C dianjurkan dilakukan minimal 2 kali dalam setahun.

Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) Untuk memantau kadar glukosa darah dapat dipakai darah kapiler. Saat ini banyak dipasarkan alat pengukur kadar glukosa darah cara reagen kering yang umumnya sederhana dan mudah dipakai. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara pemeriksaan dilakukan sesuai dengan cara standar yang dianjurkan. Secara berkala, hasil pemantauan dengan cara reagen kering perlu dibandingkan dengan cara konvensional. PGDM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin. Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi, tergantung pada terapi. Waktu yang dianjurkan, pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal glukosa), menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala, atau ketika mengalami gejala seperti hypoglicemic spells (Hiswani,2007).

2.2.9.6 Komplikasi

Komplikasi akut pada diabetes mellitus antara lain (Boedisantoso R, 2007):

1. Hipoglikemia

(30)

gejala neuroglikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma). Penyebab tersering hipoglikemia adalah akibat obat hipoglikemia oral golongan sulfonilurea, khususnya klorpropamida dan glibenklamida. Penyebab tersering lainnya antara lain : makan kurang dari aturan yang ditentukan, berat badan turun, sesudah olahraga, sesudah melahirkan dan lain-lain.

2. Ketoasidosis Diabetik

ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit DM yang ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosi dan ketosis. Timbulnya KAD merupakan ancaman kematian pada pasien DM.

3. Hiperglikemia Non Ketotik

Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis. Gejala klinis utama adalah dehidrasi berat, hiperglikemia berat dan sering kali gangguan neurologis dengan atau tanpa adanya ketosis.

Akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan meninggi terus menerus yang dikarenakan tidak dikelola dengan baik mengakibatkan adanya pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang tidak normal. Perubahan dasar itu terjadi pada endotel pembuluh darah, sel otot pembuluh darah maupun pada sel masingeal ginjal, semuanya menyebabkan perubahan pada pertumbuhan dan kematian sel yang akhirnya akan menjadi komplikasi vaskular DM. Struktur pembuluh darah, saraf dan struktur lainnya akan menjadi rusak. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama menuju kulit dan saraf. Akibat mekanisme di atas akan menyebabkan beberapa komplikasi antara lain (Waspadji, 2006) :

1. Retinopati

(31)

meningkatnya ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular yang selanjutnya akan terbentuk neovaskularisasi pembuluh darah yang menyebabkan glaukoma. Hal inilah yang menyebabkan kebutaan.

b. Nefropati

Hal-hal yang dapat terjadi antara lain : peningkatan tekanan glomerular dan disertai dengan meningkatnya matriks ektraseluler akan menyebabkan terjadinya penebalan membran basal yang akan menyebabkan berkurangnya area filtrasi dan kemudian terjadi perubahan selanjutnya yang mengarah terjadinya glomerulosklerosis. Gejala-gejala yang akan timbul dimulai dengan mikroalbuminuria dna kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis selanjutnya akan terjadi penurunan fungsi laju filtrasi glomerular dan berakhir dengan gagal ginjal.

c. Neuropati

Yang paling sering dan paling penting gejala yang timbul berupa hilangnya sensasi distal atau seperti kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit dimalam hari.

d. Penyakit jantung koroner

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita DM. Akibat aterosklerosis akan menyebabkan penyumbatan dan kemudian menjadi penyakit jantung koroner.

e. Penyakit pembuluh darah kapiler

(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Ibu rumah tangga (IRT) adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga,atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga seorang istri (ibu) yang hanya berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor).

1. Usia

Definisi : Usia IRT mulai saat dilahirkan sampai terakhir kali berulang tahun.

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : pengisian kuesioner oleh responden Hasil ukur :

a. 21-40 Tahun b. 41-60 Tahun

c. Lebih dari 60 Tahun Skala ukur : rasio

2. Tingkat Ekonomi

Definisi : Pendapatan Kepala Keluarga per bulan. Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : pengisian kuesioner oleh responden Tingkat Pendidikan

Tingkat Ekonomi Usia

(33)

Hasil ukur :

a. Di bawah Upah Regional Kota Medan (<Rp 1.650.000,00) b. Lebih atau sama dengan Upah Minimal Regional Kota

Medan (≥Rp 1.650.000,00) Skala ukur : nominal

3. Tingkat Pendidikan

Definisi : Pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti IRT. Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : pengisian kuesioner oleh responden Hasil ukur : SMP, SMA, D3, S1

Skala ukur : ordinal

4. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga

Pengetahuan ibu terhadap faktor risiko DM tipe 2 adalah segala sesuatu yang diketahui tentang faktor risiko diabetes oleh ibu rumah tangga.

Kategori pengetahuan pasien terdiri dari: 1. Benar maka diberi skor 1

2. Salah maka diberi skor 0

Jumlah Pertanyaan terdiri dari 23 soal dengan skor tertinggi 23. Berdasarkan jumlah skor yang telah diperoleh, maka ukuran tingkat pengetahuan responden:

a. Baik : >75 % dari total skor kuesioner b. Sedang : 40%-75% dari total skor kuesioner c. Kurang : <40% dari total skor kuesioner Alat Ukur : kuesioner

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Di mana, penelitian ini akan menggambarkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang faktor risiko diabetes mellitus tipe-2 di Kelurahan Tanjung Sari Medan (Sastroasmoro,2006).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Sari, Medan. Waktu penelitian dimulai dari Agustus 2013 hingga Oktober 2013.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua Ibu Rumah Tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sebagian dari Ibu Rumah Tangga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari Medan.

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

(35)

Keterangan :

Dari perhitungan diperoleh jumlah minimal responden 97 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner. 4.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data karakteristik pengetahuan.

4.5 Metode Analisa Data

(36)
(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Tanjung Sari, Medan. Lokasi ini dipilih karena peneliti menilai bahwa ibu rumah tangga di Kelurahan Tanjung Sari memiliki persebaran yang cukup dalam usia, pendapatan dan pendidikan.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan pada 97 orang responden yang merupakan ibu rumah tangga di kelurahan Tanjung Sari, Kota Medan. Dari keseluruhan responden gambaran karakteristik responden yang diamati adalah umur, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan terakhir. Data distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Responden n %

Umur

21-40 57 61,9

41-60 38 39,3

>60 2 1,6

Pendapatan

Di bawah UMR 12 12.4

Di atas UMR 85 87.6

Tingkat Pendidikan

SMP 3 3.1

SMA 34 35.1

D3 22 22.7

S1 38 39.2

(38)

a. Usia

Pada penelitian ini umur responden dibagi atas 5 kategori. Berdasarkan karakteristik kategori umur, diperoleh responden terbanyak berada pada rentang usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 31 orang (32%). Sedangkan kelompok responden paling sedikit berada pada rentang umur >60 tahun, yaitu sejumlah 2 orang (2,10%). Didapati rata-rata umur responden 38,29 dengan nilai tengah 38. Responden termuda berusia 21 tahun, pasien tertua berusia 66 tahun. Rentang umur responden adalah 45 tahun.

b. Pendapatan Rumah Tangga

Peneliti membagi pendapatan rumah tangga responden berdasarkan 2 kategori. Berdasarkan karakteristik pendapatan rumah tangga, diperoleh responden dengan pendapatan di bawah UMR (Upah Minimum Rata-rata) sebanyak 12 orang (12,4%). Sedangkan kelompok responden responden dengan pendapatan di atas UMR sebanyak 85 orang (87,6%).

c. Pendidikan

Berdasarkan karakteristik pendidikan, diperoleh responden terbanyak memiliki pendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 38 orang (39,2%). Sedangkan kelompok responden paling sedikit memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP, yaitu sejumlah 3 orang (3,1%).

5.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2

(39)

Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2

No Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

n % n %

1 Diabetes mellitus merupakan penyakit yang terjadi pada orang tua saja.

59 61 38 39 2 Sering mengkonsumsi minuman soft drink

dapat meningkatkan risiko diabetes.

76 78 21 22 3 Anak yang berasal dari orang tua yang

menderita diabetes melitus berisiko tinggi terkena diabetes mellitus.

81 84 16 16

4 Orang dengan gangguan kolesterol lebih besar risiko menderita diabetes.

65 67 32 33 5 Jarang menggerakkan badan secara aktif

dapat menyebabkan resiko diabetes.

69 71 28 29 6 Anak dari orang tua penderita diabetes tidak

akan berisiko menderita diabetes.

71 73 26 27 7 Seseorang berbadan kurus tidak akan

berisiko terkena diabetes mellitus.

62 64 35 36 8 Rajin berolahraga dapat mengurangi risiko

diabetes.

74 76 23 24 9 Seseorang yang menderita hipertensi tidak

berisiko menderita diabetes.

58 60 39 40 10 Sering mengkonsumsi makanan yang manis

bisa berisiko terkena penyakit diabetes.

77 79 20 21 11 Sering melakukan aktivitas seperti

duduk,nonton tv, dapat mengurangi risiko diabetes.

16 16 81 84

12 Menurunkan berat badan akan menurunkan risiko terjadinya diabetes.

69 71 28 29 13 Mengonsumsi sayur dan buah-buahan dapat

mengurangi risiko terjadinya diabetes melitus.

75 77 22 23

14 Seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol mempunyai risiko yang tinggi terjadinya diabetes melitus.

61 63 36 37

15 Anak kembar, jika yang satu menderita diabetes, maka anak yang satu lagi akan mempunyai risiko tinggi terkena diabetes.

60 62 37 38

16 Sering makan makanan siap saji (fast food) membuat seseorang mudah terkena penyakit diabetes.

70 72 27 28

17 Diabetes dapat terjadi pada seseorang yang selalu melakukan sarapan setiap hari.

(40)

No Pernyataan

Jawaban Responden Benar Salah

n % n %

18 Diabetes mellitus adalah penyakit keturunan yang hanya diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

49 51 48 49

19 Perempuan lebih mudah terkena diabetes dibandingkan laki-laki.

27 28 70 72 20 Obesitas adalah salah satu faktor penyebab

terjadinya diabetes mellitus

75 77 22 23 21 Perokok aktif tidak mempunyai risiko

diabetes mellitus karena merokok tidak ada hubungannya dengan diabetes mellitus.

54 56 43 44

22 Anak dengan orangtua yang menderita diabetes akan lebih berisiko terkena diabetes.

81 84 16 16 23 Seorang ibu yang pernah melahirkan bayi >

4 Kg berisiko menderita diabetes.

58 60 39 40

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa faktor risiko yang paling banyak diketahui adalah faktor genetik, yaitu sebanyak 84% responden mengetahui. Faktor risiko yang paling sedikit diketahui adalah aktifitas statis seperti duduk menonton tv, yaitu sebanyak 81% responden tidak mengetahui.

Berdasarkan skor jawaban responden, tingkat pengetahuan dibagi berdasarkan 3 kategori: kurang, cukup dan baik. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2

Tingkat Pengetahuan n %

Kurang 21 21,6

Cukup 61 62,9

Baik 15 15,5

Jumlah 97 100

(41)

tingkat pengetahuan yang cukup, dan 16 responden (15,5%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

5.1.4 Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Usia

Hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Usia

Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan umur 31-40 dan 41-50, yaitu masing-masing sebanyak 5 orang (33,3%) dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada responden dengan umur 31-41 dengan jumlah 7 (33,3%).

5.1.5 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Ekonomi

Hubungan antara pendapatan rumah tangga dengan tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Ekonomi

(42)

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendapatan rumah tangga di atas UMR, yaitu sebanyak 15 orang (100%).

5.1.6 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hubungan antara pendapatan rumah tangga dengan tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang faktor risiko Diabetes Mellitus tipe 2 paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan S1, yaitu sebanyak 9 orang (60%).

5.2. Pembahasan

Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah glukosa dalam darah (Setiabudi, 2008). Angka kejadian Diabetes di dunia semakin meningkat, dan dengan mengetahui faktor risiko dari Diabetes Mellitus tipe 2 diharapkan masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan dan mencegah diri dari Diabetes.

(43)

Melitus tipe 2, dan 15 responden (15,5%) sudah memiliki pengetahuan yang baik. Namun 21 responden (21,6%) masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai faktor risiko Diabetes Melitus Tipe 2. Rani et al. (2008) menyatakan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan dan status sosioekonomi (yang pada penelitan ini digambarkan sebagai pendapatan keluarga) yang lebih tinggi memiliki populasi yang lebih banyak memiliki pengetahuan tentang Diabetes Mellitus.

Hasil penelitian hampir sama dengan hasil penelitian oleh Mohielden (2011) di Saudi Arabia mendapat hasil bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko Diabetes Mellitus cukup baik, yitu 63,4 %. Namun penelitian tersebut dilakukan pada masyarakat umumnya bukan pada ibu rumah tangga saja.

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan: 61 responden (62,9%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

6.2. Saran

1. Perlunya penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu mengenai stress sebagai salah satu faktor risiko dari Diabetes Mellitus Tipe 2.

2. Perlunya penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan anggota keluarga lainnya mengenai faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 untuk menilai peran aktif ibu dalam memberikan pendidikan kepada anggota keluarga lainnya.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

ADA, 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care vol. 35 : 64-71.

Barclay, L. 2010. Diabetes Diagnosis & Screening Criteria Reviewed. Available

from:

Bare, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC

Benjamin, E., 2010. Self-Monitoring of Blood Glucose: The Basics. American Diabetes Association. Available from :

[Accessed 18 February 2011]

http://clinical.diabetesjournals.org/content/20/1/45.full

Boedisantoso, A., Subekti, I., 2009. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Dalam : Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., ed. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 155-160.

Corwin, Elizabeth J. 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Cramer, J., Manyon, A., 2007. Diabetes Melitus. Dalam: Paulman, P., Paulman, A., Harrison, J., ed. Taylor Manual Diagnosis Klinik Dalam 10 Menit. Jakarta: Binarupa Aksara, 519-522.

Hiswani, 2007. Peranan Gizi Dalam Diabetes Mellitus. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Mcculloch, D., 2009. Patient Information: Self-Blood Glucose Monitoring In Diabetes Mellitus. Available from :

Madiyono, B., Sastroasmoro, S., 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S., ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 313.

Mashrani.2011. Gaya Hidup dan Kesehatan Diabetes Mellitus. Available from: http://19songolas.wordpress.com/2011/01/18/diabetes-mellitus-2

(46)

Mohieldein, AH., Alzohairy, MA.,& Hasan, M. 2011. Awareness of diabetes mellitus among Saudi nondiabetic population in Al-Qassim region, Saudi Arabia. Journal of Diabetes and Endocrinology Vol. 2(2) : 14-19.

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat. Dalam: Notoatmodjo, S., ed. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 3-17.

Notoatmodjo, S., 2010. Mengembangkan Instrumen Penelitian. Dalam: Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 164-165.

Notoatmodjo, S., 2010. Metode Pengumpulan Data. Dalam: Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 147-151.

Notoatmodjo, S., 2010. Pengolahan dan Analisa Data. Dalam: Notoatmodjo, S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 176-178.

PERKENI, 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 di Indonesia. Jakarta: Penerbit PERKENI, 4-32.

PERSI, 2008. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes. Jakarta: Pusat Data dan Informasi PERSI. Available from:

http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=914&tbl=kesling [Accessed 30 March 2011]

Rani, P. et al. 2008. Knowledge of diabetes and diabetic retinopathy among rural populations in India, and the influence of knowledge of diabetic

retinopathy on attitude and practice. Rural and Remote Health 8: 838 Sastroasmoro, S., 2008. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S.,

Ismael, S., ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto, 313.

Soegondo, S., 2007. Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan Obat hipoglikemik Oral. Dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., ed. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 124-125.

Suyono, S., 2007. Diabetes Melitus: Mekanisme Dasar dan Pengelolaan Yang Rasional. Dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., ed. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 29-42.

(47)

Wahyuni, A.S., 2006. Pengelohan dan Analisis Data Dengan SPSS. Dalam: Wahyuni, A.S., ed. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta: Bomboedoea Communication, 123-125.

(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Egi Erico Perangin-angin

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 27 Maret 1992

Agama : Islam

Alamat : Komplek Puri Tanjung Sari II No. 33/34 Pasar 1

Setiabudi Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 060887 Aek Batu

2. SMP Swasta Kemala Bhayangkari 1 Medan 3. SMA Negeri 1 Medan

Riwayat Pelatihan : 1. Seminar Cardiovaskular PEMA FK USU 2. Pelatihan Sirkumsisi SCOPH PEMA FK USU

(49)

2. Anggota Panitia Porseni PEMA FK USU 3. Anggota Panitia CHARITY PEMA FK USU

DATA INDUK RESPONDEN

Nomor

Responden Umur Pendidikan

Penghasilan Kepala

Keluarga Total skor

R1 36 S1 Atas UMR 10

R2 56 SMA Atas UMR 17

R3 51 S1 Atas UMR 11

R4 40 S1 Atas UMR 19

R5 36 SMA Atas UMR 14

R6 48 SMA Bawah UMR 14

R7 27 S1 Atas UMR 15

R8 40 SMA Bawah UMR 12

R9 35 SMA Atas UMR 16

R10 52 S1 Atas UMR 13

R11 66 S1 Atas UMR 16

(50)

R13 24 D3 Atas UMR 15

R14 52 SMA Atas UMR 14

R15 26 D3 Atas UMR 14

R16 31 SMA Atas UMR 7

R17 48 S1 Atas UMR 14

R18 33 S1 Atas UMR 14

R19 24 SMA Atas UMR 10

R20 42 SMA Atas UMR 16

R21 38 S1 Atas UMR 15

R22 50 D3 Atas UMR 17

R23 32 D3 Atas UMR 16

R24 34 D3 Atas UMR 16

R25 35 S1 Atas UMR 15

R26 30 S1 Atas UMR 15

R27 30 SMA Atas UMR 15

R28 30 SMA Atas UMR 18

R29 27 S1 Atas UMR 16

R30 29 S1 Atas UMR 17

R31 32 D3 Atas UMR 20

R32 23 S1 Atas UMR 16

R33 45 S1 Atas UMR 13

R34 42 S1 Atas UMR 17

R35 21 SMA Atas UMR 14

(51)

R37 41 SMA Atas UMR 18

R38 44 SMA Bawah UMR 12

R39 37 S1 Atas UMR 14

R40 40 S1 Atas UMR 14

R41 44 S1 Atas UMR 15

R42 29 SMP Atas UMR 19

R43 34 SMA Bawah UMR 11

R44 33 SMA Atas UMR 13

R45 41 S1 Atas UMR 16

R46 49 SMA Atas UMR 15

R47 45 SMA Atas UMR 14

R48 42 SMA Atas UMR 14

R49 42 S1 Atas UMR 15

R50 38 S1 Atas UMR 15

R51 40 D3 Bawah UMR 17

R52 36 S1 Atas UMR 15

R53 36 SMP Bawah UMR 19

R54 21 SMA Atas UMR 21

R55 25 S1 Atas UMR 12

R56 55 D3 Atas UMR 13

r57 65 D3 Atas UMR 13

R58 52 S1 Atas UMR 17

R59 49 S1 Atas UMR 12

(52)

R61 30 D3 Atas UMR 13

R62 32 D3 Atas UMR 13

R63 31 SMA Atas UMR 12

R64 25 SMA Bawah UMR 13

R65 27 D3 Atas UMR 14

R66 25 DE Atas UMR 14

R67 33 SMA Atas UMR 14

R68 26 SMA Atas UMR 15

R69 30 D3 Atas UMR 12

R70 43 S1 Atas UMR 14

R71 44 SMP Atas UMR 7

R72 39 S1 Atas UMR 16

R73 45 S1 Atas UMR 17

R74 32 SMA Bawah UMR 13

R75 50 D3 Atas UMR 17

R76 50 S1 Atas UMR 16

R77 48 D3 Atas UMR 15

R78 52 S1 Atas UMR 14

R79 36 SMA Bawah UMR 15

R80 51 D3 Atas UMR 9

R81 49 SMA Atas UMR 10

R82 39 S1 Atas UMR 13

R83 44 D3 Atas UMR 16

(53)

R85 50 S1 Bawah UMR 11

R86 47 SMA Atas UMR 15

R87 32 D3 Atas UMR 12

R88 37 SMA Bawah UMR 10

R89 22 SMA Atas UMR 13

R90 29 S1 Atas UMR 16

R91 26 D3 Atas UMR 15

R92 21 SMA Atas UMR 14

R93 28 D3 Atas UMR 12

R94 23 SMA Atas UMR 14

R95 48 D3 Atas UMR 13

R96 40 S1 Atas UMR 13

(54)

DATA OUTPUT

umurkat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-30 26 26.8 26.8 26.8

31-40 31 32.0 32.0 58.8

41-50 29 29.9 29.9 88.7

51-60 9 9.3 9.3 97.9

(55)

umurkat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-30 26 26.8 26.8 26.8

31-40 31 32.0 32.0 58.8

41-50 29 29.9 29.9 88.7

51-60 9 9.3 9.3 97.9

>60 2 2.1 2.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

SKORBARUKAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 21 21.6 21.6 21.6

cukup 61 62.9 62.9 84.5

baik 15 15.5 15.5 100.0

Total 97 100.0 100.0

(56)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid smp 3 3.1 3.1 3.1

sma 34 35.1 35.1 38.1

d3 22 22.7 22.7 60.8

s1 38 39.2 39.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

penghasilankeluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid di bawah umr 12 12.4 12.4 12.4

di atas umr 85 87.6 87.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

umurkat * SKORBARUKAT Crosstabulation

SKORBARUKAT

Total

kurang cukup baik

(57)

% within SKORBARUKAT 28.6% 26.2% 26.7% 26.8%

31-40 Count 7 19 5 31

% within SKORBARUKAT 33.3% 31.1% 33.3% 32.0%

41-50 Count 6 18 5 29

% within SKORBARUKAT 28.6% 29.5% 33.3% 29.9%

51-60 Count 2 7 0 9

% within SKORBARUKAT 9.5% 11.5% .0% 9.3%

>60 Count 0 1 1 2

% within SKORBARUKAT .0% 1.6% 6.7% 2.1%

Total Count 21 61 15 97

(58)

penghasilankeluarga * SKORBARUKAT Crosstabulation

SKORBARUKAT

Total

kurang cukup baik

penghasilankeluarga di bawah umr Count 4 8 0 12

% within SKORBARUKAT 19.0% 13.1% .0% 12.4

di atas umr Count 17 53 15 85

% within SKORBARUKAT 81.0% 86.9% 100.0% 87.6

Total Count 21 61 15 97

% within SKORBARUKAT 100.0% 100.0% 100.0% 100.0

pendidikanterakhir * SKORBARUKAT Crosstabulation

SKORBARUKAT

Total

kurang cukup baik

pendidikanterakhir smp Count 1 2 0 3

% within SKORBARUKAT 4.8% 3.3% .0% 3.1%

sma Count 11 19 4 34

% within SKORBARUKAT 52.4% 31.1% 26.7% 35.1%

d3 Count 4 16 2 22

% within SKORBARUKAT 19.0% 26.2% 13.3% 22.7%

(59)

% within SKORBARUKAT 23.8% 39.3% 60.0% 39.2%

Total Count 21 61 15 97

(60)

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

“Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Tipe-2 di Kelurahan Tanjung Sari Medan”

PROPOSAL PENELITIAN

Cetak proposal Rp 25.000,00

Fotokopi perbanyak proposal Rp 30.000,00

Compact Disc (CD) Rp 5.000,00

Jilid proposal Rp 12.000,00

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Fotokopi perbanyak kuesioner Rp 75.000,00

Souvenir Penelitian (Rp 3.000,00 x 100) Rp 300.000,00

Transportasi Rp 100.000,00

ANALISIS DATA DAN PELAPORAN HASIL PENELITIAN

Cetak laporan hasil Rp 30.000,00

Fotokopi perbanyak laporan hasil Rp 40.000,00

Compact Disc (CD) Rp 5.000,00 Penjilidan laporan hasil penelitian Rp 100.000,00

(61)

LEMBAR PENJELASAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Egi Erico Perangin-angin, saat ini sedang menjalani program pendidikan Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya melakukan penelitian berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus tipe 2 di Kelurahan Tanjung Sari di Kota Medan” merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita di dunia. Indonesia adalah negara ke-4 tertinggi jumlah penderita Diabetes mellitus. Di Medan angka kejadian penyakit ini juga tercatat tinggi. Untuk itu, penyakit ini harus dicegah sedini mungkin agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan penyakit ini terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama kesehatan. Pencegahan tersebut akan dilakukan jika seseorang memiliki kesadaran tentang penyakit Diabetes mellitus tipe 2.

Pada penelitian ini saya memohon kepada Anda agar mau mengisi kuesioner yang akan saya berikan. Saya akan mengukur kesadaran Anda tentang Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan jawaban yang Anda isi pada kuesioner tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian sosial, dan biaya penelitian ini sepenuhnya tidak dibebankan kepada Anda. Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan apapun. Hasil pemeriksaan dan jawaban tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan lain dan akan tetap saya rahasiakan.

Jika selama penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas, maka Anda dapat menghubungi saya, Egi Erico Perangin-angin (082160786776).

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari pihak manapun.

(62)

(Egi Erico Perangin-angin)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian:

Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Tipe-2 di Kelurahan Tanjung Sari Medan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

(63)

Alamat : ………

menyatakan bersedia / tidak keberatan untuk dilibatkan dan berpartisipasi dalam penelitian ini, pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ………2013

Peneliti Saksi Yang membuat Pernyataan

(64)

KUESIONER PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG FAKTOR RISIKO

DIABETES MELLITUS TIPE 2

A. Identitas Responden

Nama :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Penghasilan Keluarga : Pilih salah satu

o Di bawah Upah Regional Kota Medan

(<Rp 1.650.000,00)

o Lebih atau sama dengan Upah Minimal

(65)

No Pertanyaan Benar Salah

1 Diabetes melitus merupakan penyakit yang terjadi pada

orang tua saja.

2 Sering mengkonsumsi minuman softdrink dapat

meningkatkan risiko diabetes.

3 Anak yang berasal dari orang tua yang menderita

diabetes melitus berisiko tinggi terkena diabetes melitus.

4 Orang dengan gangguan kolesterol lebih besar risiko

menderita diabetes.

5 Jarang menggerakkan badan secara aktif dapat

menyebabkan resiko diabetes.

6 Anak dari orang tua penderita diabetes tidak akan

berisiko menderita diabetes.

7 Seseorang berbadan kurus tidak akan berisiko terkena

diabetes mellitus.

8 Rajin berolahraga dapat mengurangi risiko diabetes.

9 Seseorang yang menderita hipertensi tidak berisiko

menderita diabetes.

10 Sering mengkonsumsi makanan yang manis bisa berisiko

terkena penyakit diabetes.

11 Sering melakukan aktivitas seperti duduk,nonton tv,dapat

mengurangi risiko diabetes.

12 Menurunkan berat badan akan menurunkan risiko

terjadinya diabetes.

13 Mengonsumsi sayur dan buah-buahan dapat mengurangi

risiko terjadinya diabetes melitus.

14 Seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol

(66)

melitus.

15 Anak kembar, jika yang satu menderita diabetes, maka

anak yang satu lagi akan mempunyai risiko tinggi terkena

diabetes.

16 Sering makan makanan siap saji (fast food) membuat

seseorang mudah terkena penyakit diabetes.

17 Diabetes dapat terjadi pada seseorang yang selalu

melakukan sarapan setiap hari.

18 Diabetes mellitus adalah penyakit keturunan yang hanya

diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

19 Perempuan lebih mudah terkena diabetes dibandingkan

laki-laki.

20 Obesitas adalah salah satu faktor penyebab terjadinya

diabetes mellitus

21 Perokok aktif tidak mempunyai risiko diabetes melitus

karena merokok tidak ada hubungannya dengan diabetes

melitus.

22 Anak dengan orangtua yang menderita diabetes akan

lebih berisiko terkena diabetes.

23 Seorang ibu yang pernah melahirkan bayi > 4 Kg berisiko

(67)

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden tentang Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2
Tabel 5.3. Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko
Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor Risiko
+2

Referensi

Dokumen terkait

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul PENGGUNAAN POLIMER KARBOHIDRAT AMYLUM DAN BAHAN TAMBAH MADU UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN MORTAR

“Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Masinis dan Asisten Masinis, dengan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi sebagai

brainwriting ini merupakan suatu proses pembelajaran menulis yang dipadukan dengan sebuah permainan agar dapat memotivasi siswa dalam mempelajari menulis cerita bahasa

menghilangkan nasab (garis keturunan), Islam mewajibkan pemeliharaan nasab, kloning mencegah pelaksanaan banyak hukum syara (hukum perkawinan, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak

Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan perusahaan akan.. dapat tercapai sebagaimana

Judul keseluruhannya diketik dengan huruf besar, satu spasi yang disusun secara piramida terbalik (bila lebih dari satu baris), dan dicantumkan secara lengkap

 Mendiskusikan solusi yang mungkin diambil untuk peran atau fitur yang ada terkait kesepakatan dengan pihak terkait seperti pengguna, rekan dan manager.  Memelihara

aksesnya cepat, Aspek Ergonomi dari sisi Pengguna OPAC tergolong Baik sehingga pemustaka merasa nyaman berada dalam ruangan perpustakaan, dan Peran Pustakawan dalam