• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera utara"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. Identitas Responden

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin : Pria/Wanita)*

Bidang Usaha Yang Diminati : Makanan & Minuman/Pakaian/Jasa/Lain-lain )* coret yang tidak perlu

II. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/ Saudari untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Saudara/ Saudari berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.

Cara pengisian kuesioner:

1. Mohon memberikan tanda check (√) pada kolom di samping kanan pernyataan sesuai dengan kenyataan yang Saudara/ Saudari rasakan dan alami.

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Kriteria jawaban:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

(2)

1. Efikasi Diri

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS STS

A. Tingkat kesulitan tugas (magnitude)

1. Saya mampu melihat peluang bisnis 2. Saya mampu melihat rencana bisnis 3. Saya memahami cara mengelola

bisnis

4. Saya mampu melihat pasar yang dituju untuk bisnis saya

B. Derajat keyakinan atau pengharapan (strength)

5.

Saya akan selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan dalam usaha

6.

Saya yakin kesuksesan berwirausaha tidak muncul

tiba-tiba, tetapi diperlukan proses

7. Saya yakin akan mendapatkan apa yang diinginkan dengan kerja keras

C. Luas bidang perilaku (generality)

8. Saya berusaha lebih giat apabila belum mencapai target

9. Saya selalu mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik

2. Motivasi

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS STS

A. Keberhasilan diri yang dicapai

1. Saya mempunyai semangat bekerja yang tinggi

2.

Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang telah saya tetapkan

3. Saya orang yang optimis

4. Saya merupakan orang yang tekun dan ulet dalam bekerja

5. Saya memiliki kompetensi untuk bersaing dengan orang lain

B. Toleransi akan risiko

6. Saya siap untuk menghadapi risiko yang akan saya ambil

(3)

8. Saya orang yang sabar dalam mengatasi masalah

9. Saya suka mengambil peluang

C. Keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja 10. Saya senang mengambil inisiatif

11. Saya senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat

12. Kebebasan pribadi sangat penting bagi saya

13. Saya cenderung mengikuti kata hati

3. Minat Berwirausaha

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS STS

1. Saya memilih berwirausaha sebagai

karir saya

2. Saya bertekad untuk memulai usaha

sendiri

3.

Saya dapat melewati suatu kegagalan yang terjadi pada kehidupan saya sebagai mahasiswa

4.

Saya mulai menambah kemampuan wirausaha yang saya miliki untuk kelak digunakan dalam menjalankan usaha

5. Saya senang melakukan suatu hal

yang baru

6.

Saya selalu mengikuti kisah sukses wirausaha untuk mengetahui kunci suksesnya

7. Saya suka membaca buku tentang

sikap positif seorang wirausaha

8. Saya senang mengikuti seminar

(4)

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

(5)

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Efikasi Diri

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Berwirausaha

Pertanyaan STS TS KS S SS Total Max Min

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Berwirausaha

(6)

Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik dan Regresi Linear Berganda

Pendekatan Grafik

Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.26192287

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .091

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .582

Asymp. Sig. (2-tailed) .887

(7)

Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.911 3.773 2.361 .023

Efikasi Diri (X1) -.199 .106 -.413 -1.869 .069

Motivasi Berwirausaha (X2)

.009 .103 .018 .083 .934

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.489 4.009 2.367 .023

Efikasi Diri (X1) .321 .113 .454 2.842 .007 .454 2.202

Motivasi

Berwirausaha (X2)

(8)

Uji F

a. Predictors: (Constant), Motivasi Berwirausaha (X2), Efikasi Diri (X1) b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y)

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.489 4.009 2.367 .023

Efikasi Diri (X1) .321 .113 .454 2.842 .007

Motivasi Berwirausaha (X2) .237 .109 .347 2.172 .036

a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y)

Uji R2

a. Predictors: (Constant), Motivasi Berwirausaha (X2), Efikasi Diri (X1)

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.489 4.009 2.367 .023

Efikasi Diri (X1) .321 .113 .454 2.842 .007

Motivasi Berwirausaha (X2) .237 .109 .347 2.172 .036

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bandura, Albert. 1986. Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. New Jersey: Prentice-Hall.

Bandura, Albert. 1997. Self Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H Freeman and Company.

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua. Medan: USU Press.

Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis, Edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, Hani. 1998. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Hendro dan Chandra. 2006. Be a Smart and Good Entrepreneur. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung, dkk. 2010. Kewirausahaan. Medan: USU Press.

Kasmir. 2008. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(10)

Laura. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika. Luthans, Fred. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Machendrawaty, Nanih dan Agus Ahmad Safei. 2001. Pengembangan Masyarakat dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Meredith, Geoffrey G. 2000. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Mujiadi. 2003. Psikologi Perkembangan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mudjiarto dan Wahid Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan (membantu siswa tumbuh dan berkembang jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Priyatno, Duwi. 2016. SPSS HANDBOOK Analisis Data, Olah Data & Penyelesaian Kasus-Kasuk Statistik. Jakarta: Mediakom.

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usahawan. Jakarta: Bagian Publikasi

Lembaga Management FEUI.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Muslich Lufti. 2012. Analisis Data. Medan: USU Press.

Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Paham Ginting. 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS). Medan: USU Press.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

(11)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2010. Kewirausahaan

,

Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Terry, George R. dan Leslie W. Rue. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Zainun, Buchari. 1989. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Zimmerer, Thomas W, dan Scorborough. 2003. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal:

Bukirom, Haryo Indradi, Andi Permana, dan Martono. 2014. “Pengaruh Pendidikan Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha terhadap Pembentukan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 29, No. 2.

Handaru, Agung Wahyu, Widya Parimita, dan Inka Winarni Mufdhalifah. 2015. “Membangun Intensi Berwirausaha melalui Adversity Quotient, Self Efficacy, dan Need for Achievement”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 17, No. 2.

Indarti, Nurul, dan Rokhima Rostiani. 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 23, No. 4.

(12)

Mahesa, Aditya Dion dan Edy Rahardja. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha”. Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No. 1.

Marini, Chomzana Kinta. 2014. “Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jasa Boga”. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 4, No. 2.

Purwinarti, Titik dan Sri Eko Lestari Ninggarwati. 2013. “Faktor Pendorong Minat Untuk Berwirausaha (Studi Lapangan Terhadap Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No.1.

Rosmiati, Donny Teguh Santosa Junias, dan Munawar. 2015. “Sikap, Motivasi, dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 17, No. 1.

Sagiri dan Andrea Appolloni. 2009. “Identifying the Effect of Psychological Variables on Entrepreneurial Intentions”. DSM Business Review, Vol. 1, No. 2.

Srimulyani, Veronika Agustini. 2014. “Kajian Faktor-Faktor Motivasi yang Berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala Madiun”. Jurnal Widya Warta, Vol. 3, No. 1.

Wanto, Sakti Fajar. 2014. “Pengaruh Kemandirian dan Motivasi Berwirausaha terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMKN 1 Seyegan”. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 2, No. 3.

Widhari, Cokorda Istri Sri, dan I Ketut Suarta. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Wirausaha”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 1.

Zulianto, Mukhamad, Sigit Santoso, dan Hery Sawiji. 2014. “Pengaruh Efikasi Diri dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Tahun 2013”. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri, Vol. 3, No. 1. Skripsi:

(13)

Mustofa, Muchammad Arif. 2014. “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self Efficacy, dan Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman”. Fakultas Ekonomi UNY.

Nurkhan. 2005. “Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwiraswasta Siswa Kelas II Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Tulis Batang Tahun Ajaran 2005/2006”. Fakultas Teknik UNNES.

Sitanggang, Jonathan Ade Putra. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tama, Angki Adi. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Entrepreneur. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Situmorang & Ginting, 2008: 57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel efikasi diri (X1) dan motivasi berwirausaha (X2) terhadap minat berwirausaha (Y).

Menurut Sugiyono (2013: 14) pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh akan diwujudkan dalam bentuk angka dan dianalisis berdasarkan statistik. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrumen analisis data yang bersifat statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan.

(15)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga September 2016.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen (X) terdiri dari: efikasi diri (X1) dan motivasi berwirausaha (X2).

2. Variabel dependen (Y) adalah minat berwirausaha (Y).

3.4 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah:

(16)

(generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.

b. Motivasi berwirausaha (X2) yaitu keadaan dalam pribadi mahasiswa yang mendorong keinginan mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan berwirausaha guna mencapai tujuan. Motivasi berwirausaha ini dapat diukur dengan keberhasilan diri dari berwirausaha, toleransi akan risiko, dan keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja.

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dari penelitian ini adalah minat berwirausaha (Y) yaitu keadaan dimana mahasiswa mempunyai perhatian, perasaan senang dan keinginan terhadap wirausaha serta berupaya untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan dan biasanya cenderung untuk menjadi wirausaha sebagai pilihan pekerjaan. Minat berwirausaha antara lain dapat diukur dengan menentukan nasib sendiri, kemampuan menghadapi risiko, serta percaya dan sikap.

Operasional Dimensi Indikator Variabel

(17)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Dimensi Indikator Variabel

Skala

1. Tidak suka diatur 2. Suka mengambil

(18)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Masing-masing variabel pada penelitian ini menggunakan skala Likert, dengan tujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan diukur, dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak di dalam menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden pada pernyataan lalu memberikan jawaban atas pernyataan yang diberikan.

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang diuji menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Alternatif Jawaban Instrumen

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2013: 134)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

(19)

Tabel 3.3

Rincian Populasi dalam Penelitian

Tahun Jumlah

2012 101 orang

2013 63 orang

Jumlah 164 orang

Sumber: Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU (Data Diolah)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2006: 56). Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan proportional sampling, yaitu teknik sampling yang dimana populasinya tidak homogen (Arikunto, 2005: 98).

Adapun kriteria yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013.

2. Mahasiswa yang masih aktif berkuliah.

Menurut Arikunto (2006: 134) jika peneliti memiliki populasi lebih dari 100, maka peneliti dapat menentukan kurang lebih 25% - 30% dari jumlah populasi. Sampel pada penelitian ini diambil 25% dari populasi, yaitu:

Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaaan Stambuk 2012:

(20)

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner kepada responden yang dilakukan pada penelitian awal sampai selesai.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Sugiyono (1999: 138) observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik penguimpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Kuesioner

(21)

yang menghendaki jawaban tentang diri responden dan jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur data yang telah diperoleh setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai tolak ukur. Uji validitas dilakukan pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden diambil dari luar sampel.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan diuji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah responden yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuisioner. Bila di waktu menjawab semua pertanyaan, responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data yang diperoleh akan valid (Situmorang & Lufti, 2014: 86).

(22)

program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows dengan kriteria sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid.

Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel efikasi diri (X1), motivasi berwirausaha (X2), dan minat berwirausaha (Y):

Tabel 3.4 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

(23)

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat seluruh pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation lebih besar dari nilai rtable untuk 30 sampel, yaitu 0,361. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang & Lufti (2014: 89) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik. Suatu variable dinyatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,80. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows, butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel. Jika ralpha < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.983 30

(24)

Pada Tabel 3.5 dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha rata-rata seluruh butir pernyataan adalah 0,983 > 0,80. Maka dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan reliabel.

3.10 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan regresi linear berganda (multiple regression analysis), dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 +b2X2 + e Keterangan:

Y = minat berwirausaha a = bilangan konstanta

b1 = koefisien regresi efikasi diri

b2 = koefisien regresi karakteristik wirausaha X1 = efikasi diri

X2 = motivasi berwirausaha

e = error (kesalahan pengganggu)

3.11 Uji Asumsi Klasik

3.11.1 Uji Normalitas

(25)

berdistribusi normal apabila pola distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Pada pendekatan grafik, data dikatakan berdistribusi normal apabila pada PP plot membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y) berbentuk linear atau pada scatterplot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Sedangkan pada pendekatan Kolmogorov-Smirnov, data dikatakan berdistribusi normal apabila signifikansi > 0,05 %. Sebaliknya, data dikatakan tidak berdistribusi normal jika signifikansi < 0,05 %.

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2008: 106). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pada gambar scatterplot model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.11.3 Uji Multikolinearitas

(26)

linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadiya masalah multikolinearitas. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:

1. Nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

2. Nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinearitas (Priyatno, 2009: 60). Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung masalah multikolinearitas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri dan motivasi berwirausaha (X1 dan X2) sebagai variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

(27)

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri (X1) dan motivasi berwirausaha (X2) variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%

3.12.3 Koefisien Determinan (R2)

(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pertama kali didirikan oleh Yayasan USU berlokasi di Kutaraja (sekarang Kota Banda Aceh) pada tahun 1959. Berhubung Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24 November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.

Fakultas Ekonomi beralamat di Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Pada tahun 2014 Fakultas Ekonomi berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas ini memiliki visi menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU adalah:

1. Melaksanakan Proses Pendidikan yang berkualitas, terintegrasi dan dinamis kearah meningkat jumlah dan mutu lulusan yang mempunyai kompetensi dan keahlian yang unggul dari kompetitif.

(29)

3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat secara melembaga, terukur dan bersifat dinamis.

4. Menciptakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU Pada tahap kondisi terbaik sebagai tempat berkarya dan berprestasi yang membanggakan dan berterusan.

Jurusan/Program Studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Program D3 : Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan.

2. Program S1 : Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen. 3. Program S2 : Ilmu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan.

4. Program S3 : Ilmu Manajemen, Ilmu Akuntansi, Ilmu Ekonomi Pembangunan.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Instrumen yang digunakan dalam pemelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 30 butir pernyataan, yakni 9 butir pernyataan variabel Efikasi Diri (X1), 13 butir pernyataan varibel Motivasi Berwirausaha (X2), dan 8 butir pernyataan variabel Minat Berwirausaha (Y).

(30)

diberikan. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin.

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Kategori

(Tahun)

Jumlah

Nominal %

1. 21 16 39

2. 22 25 61

Total 41

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan dari 41 mahasiswa yang menjadi responden, berdasarkan dari segi usia dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia 21 tahun sebanyak 16 orang atau 39% dan reponden yang berusia 22 tahun berjumlah 25 orang atau 61%. Hal ini menunjukan bahwa responden didominasi oleh usia 22 tahun.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Kategori Jumlah

Nominal %

1. Pria 14 34,1

2. Wanita 27 65,9

Total 41

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2016 (Data Diolah)

(31)

65,9%. Hal ini menunjukan bahwa reponden berjenis kelamin wanita lebih banyak daripada responden berjenis kelamin laki-laki.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Usaha Yang Diminati

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Usaha Yang Diminati

No. Kategori Jumlah

Nominal %

1. Makanan & Minuman 18 43,9

2. Pakaian 15 36,6

3. Jasa 5 12,1

4. Lain-lain 3 7,4

Total 41

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Tabel 4.3 Menunjukkan dari 41 mahasiswa yang menjadi responden, berdasarkan dari segi bidang usaha yang diminati dapat disimpulkan bahwa responden di bidang usaha makanan & minuman berjumlah 18 orang atau memiliki persentase 43,9%, responden di bidang usaha pakaian berjumlah 15 orang atau memiliki persentase 36,6%, responden di bidang jasa berjumlah 5 orang atau memiliki persentase 12,1%, dan responden di bidang usaha lainnya berjumlah 3 orang atau memiliki persentase 7,4% . Hal ini menunjukkan bahwa reponden di bidang usaha lebih banyak dibandingkan usaha pakaian, jasa, dan usaha lainnya.

4.2.2 Deskriptif Variabel

(32)

Utara berjumlah 30 butir, dimana pembagian pernyataan yakni 9 butir pernyataan variabel Efikasi Diri (X1), 13 butir pernyataan varibel Motivasi Berwirausaha (X2), dan 8 butir pernyataan variabel Minat Berwirausaha (Y) dengan tanggapan responden untuk ke-30 pernyataan sebagai berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju (1) TS = Tidak Setuju (2)

KS = Kurang Setuju (3) S = Setuju (4)

SS = Sangat Setuju (5)

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Efikasi Diri

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Efikasi Diri (X1)

Pernyataan STS TS KS S SS Total Max Min

f % f % F % F % F % f %

P1 0 0 0 0 4 9.756 30 73.17 7 17.07 41 100 4.073 5 3

P2 0 0 4 9.756 3 7.317 23 56.1 11 26.83 41 100 4 5 2

P3 0 0 0 0 3 7.317 23 56.1 15 36.59 41 100 4.293 5 3

P4 0 0 0 0 4 9.756 18 43.9 19 46.34 41 100 4.366 5 3

P5 0 0 1 2.439 1 2.439 24 58.54 15 36.59 41 100 4.293 5 2

P6 0 0 0 0 6 14.63 23 56.1 12 29.27 41 100 4.146 5 3

P7 0 0 2 4.878 7 17.07 23 56.1 9 21.95 41 100 3.951 5 2

P8 0 0 0 0 2 4.878 21 51.22 18 43.9 41 100 4.39 5 3

P9 0 0 1 2.439 6 14.63 22 53.66 12 29.27 41 100 4.098 5 2

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :

(33)

dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mampu melihat peluang bisnis.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya mampu melihat rencana bisnis” sebanyak 26,83% responden menyatakan sangat setuju, 56,1% responden menyatakan setuju, 7,317% responden menyatakan kurang setuju, dan 9,756% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mampu melihat rencana bisnis. 3. Pada pernyataan ketiga, “Saya memahami cara mengelola bisnis” sebanyak

36,59% responden menyatakan sangat setuju, 56,1% responden menyatakan setuju, dan 7,317% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memahami cara mengelola bisnis.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya mampu melihat pasar yang dituju untuk bisnis saya” sebanyak 46,34% responden menyatakan sangat setuju, 43,9% responden menyatakan setuju, dan 9,756% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mampu melihat pasar yang dituju untuk bisnis.

(34)

responden akan selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan dalam usaha.

6. Pada pernyataan keenam, “Saya yakin kesuksesan berwirausaha tidak muncul tiba-tiba, tetapi diperlukan proses” sebanyak 29,27% responden menyatakan sangat setuju, 56,1% responden menyatakan setuju, dan 14,63% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yakin kesuksesan berwirausaha tidak muncul tiba-tiba, tetapi diperlukan proses.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya yakin akan mendapatkan apa yang diinginkan dengan kerja keras” sebanyak 21,95% responden menyatakan sangat setuju, 56,1% responden menyatakan setuju, 17,07% responden menyatakan kurang setuju, dan 4,878% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yakin akan mendapatkan apa yang diinginkan dengan kerja keras.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya berusaha lebih giat apabila belum mencapai target” sebanyak 43,9% responden menyatakan sangat setuju, 51,22% responden menyatakan setuju, dan 4,878% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berusaha lebih giat apabila belum mencapai target. 9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya selalu mengevaluasi diri untuk menjadi

(35)

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden selalu mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik.

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi

Berwirausaha

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Berwirausaha (X2)

Pertanyaan STS TS KS S SS Total Max Min

f % f % f % F % f % f %

P1 0 0 1 2.439 1 2.439 17 41.46 22 53.66 41 100 4.463 5 2

P2 0 0 0 0 7 17.07 24 58.54 10 24.39 41 100 4.073 5 3

P3 0 0 0 0 2 4.878 31 75.61 8 19.51 41 100 4.146 5 3

P4 0 0 1 2.439 7 17.07 28 68.29 5 12.2 41 100 3.902 5 2

P5 0 0 0 0 5 12.2 26 63.41 10 24.39 41 100 4.122 5 3

P6 0 0 0 0 5 12.2 28 68.29 8 19.51 41 100 4.073 5 3

P7 0 0 1 2.439 4 9.756 21 51.22 15 36.59 41 100 4.22 5 2

P8 1 2.439 1 2.439 3 7.317 14 34.15 22 53.66 41 100 4.341 5 1

P9 0 0 0 0 4 9.756 27 65.85 10 24.39 41 100 4.146 5 3

P10 0 0 0 0 2 4.878 22 53.66 17 41.46 41 100 4.366 5 3

P11 0 0 0 0 6 14.63 17 41.46 18 43.9 41 100 4.293 5 3

P12 0 0 0 0 4 9.756 27 65.85 10 24.39 41 100 4.146 5 3

P13 0 0 0 0 9 21.95 18 43.9 14 34.15 41 100 4.122 5 3

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa :

1. Pada pernyataan pertama, “Saya mempunyai semangat bekerja yang tinggi” sebanyak 53,66% responden menyatakan sangat setuju, 41,46% responden menyatakan setuju, 2,439% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai semangat bekerja yang tinggi.

(36)

sangat setuju, 58,54% responden menyatakan setuju, dan 17,07% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya orang yang optimis” sebanyak 19,51% responden menyatakan sangat setuju, 75,61% responden menyatakan setuju, dan 4,878% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden orang yang optimis.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya merupakan orang yang tekun dan ulet dalam bekerja” sebanyak 12,2% responden menyatakan sangat setuju, 68,29% responden menyatakan setuju, 17,07% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merupakan orang yang tekun dan ulet dalam bekerja.

5. Pada pernyataan kelima, “Saya memiliki kompetensi untuk bersaing dengan orang lain” sebanyak 24,39% responden menyatakan sangat setuju, 63,41% responden menyatakan setuju, dan 12,2% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kompetensi untuk bersaing dengan orang lain.

(37)

setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden siap untuk menghadapi risiko yang akan diambil.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya suka tantangan” sebanyak 36,59% responden menyatakan sangat setuju, 51,22% responden menyatakan setuju, 9,756% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden suka tantangan.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya orang yang sabar dalam mengatasi masalah” sebanyak 53,66% responden menyatakan sangat setuju, 34,15% responden menyatakan setuju, 7,317% responden menyatakan kurang setuju, 2,439% responden menyatakan tidak setuju, dan 2,439% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sabar dalam mengatasi masalah. 9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya suka mengambil peluang” sebanyak

24,39% responden menyatakan sangat setuju, 65,85% responden menyatakan setuju, dan 9,756% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden suka mengambil peluang.

(38)

11. Pada pernyataan kesebelas, “Saya senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat” sebanyak 43,9% responden menyatakan sangat setuju, 41,46% responden menyatakan setuju, dan 14,63% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat.

12. Pada pernyataan keduabelas, “Kebebasan pribadi sangat penting bagi saya” sebanyak 24,39% responden menyatakan sangat setuju, 65,85% responden menyatakan setuju, dan 9,756% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa kebebasan pribadi itu penting.

(39)

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat

Berwirausaha

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Minat Berwirausaha (Y)

Pertanyaan STS TS KS S SS Total Rata-Rata Max Min

F % f % F % f % F % f %

P1 0 0 0 0 3 7.317 21 51.22 17 41.46 41 100 4.341 5 3

P2 0 0 0 0 3 7.317 25 60.98 13 31.71 41 100 4.244 5 3

P3 0 0 1 2.439 5 12.2 20 48.78 15 36.59 41 100 4.195 5 2

P4 0 0 0 0 7 17.07 20 48.78 14 34.15 41 100 4.171 5 3

P5 0 0 0 0 1 2.439 32 78.05 8 19.51 41 100 4.171 5 3

P6 0 0 0 0 1 2.439 22 53.66 18 43.9 41 100 4.415 5 3

P7 0 0 1 2.439 1 2.439 22 53.66 17 41.46 41 100 4.341 5 2

P8 0 0 1 2.439 1 2.439 16 39.02 23 56.1 41 100 4.488 5 2

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa :

1. Pada pernyataan pertama, “Saya memilih berwirausaha sebagai karir saya” sebanyak 41,46% responden menyatakan sangat setuju, 51,22% responden menyatakan setuju, dan 7,317% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih berwirausaha sebagai karirnya.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya bertekad untuk memulai usaha sendiri” sebanyak 31,71% responden menyatakan sangat setuju, 60,98% responden menyatakan setuju, dan 7,317% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden bertekad untuk memulai usaha sendiri.

(40)

menyatakan sangat setuju, 48,78% responden menyatakan setuju, 12,2% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dapat melewati suatu kegagalan yang terjadi pada kehidupannya sebagai mahasiswa.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya mulai menambah kemampuan wirausaha yang saya miliki untuk kelak digunakan dalam menjalankan usaha” sebanyak 34,15% responden menyatakan sangat setuju, 48,78% responden menyatakan setuju, dan 17,07% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mulai menambah kemampuan wirausaha yang dimiliki untuk kelak digunakan dalam menjalankan usaha.

5. Pada pernyataan kelima, “Saya senang melakukan suatu hal yang baru” sebanyak 19,51% responden menyatakan sangat setuju, 78,05% responden menyatakan setuju, dan 2,439% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden senang melakukan suatu hal yang baru.

(41)

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya suka membaca buku tentang sikap positif seorang wirausaha” sebanyak 41,46% responden menyatakan sangat setuju, 53,66% responden menyatakan setuju, 2,439% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden suka membaca buku tentang sikap positif seorang wirausaha.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya senang mengikuti seminar wirausaha” sebanyak 56,1% responden menyatakan sangat setuju, 39,02% responden menyatakan setuju, 2,439% responden menyatakan kurang setuju, dan 2,439% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden senang mengikuti seminar wirausaha.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut.

(42)

a. Pendekatan Grafik

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.1

Plot Uji Normalitas

Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.

b.Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.7 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.26192287

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .091

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .582

Asymp. Sig. (2-tailed) .887

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

(43)

dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

a. Metode Scatterplot

Uji heteroskedastisitas dengan metode scatterplot yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angak 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2016:131).

(44)

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode Scatterplot tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Glejser

Uji glejser mendeteksi ada tidak heteroskedastisitas dengan meregresikan absolute residul dengan masing-masing variabel independen. Jika pada uji t nilai signifikan antara variabel independen dengan absolute residul lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2016:118).

Tabel 4.8

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 8.911 3.773 2.361 .023

Efikasi Diri (X1) -.199 .106 -.413 -1.869 .069

Motivasi Berwirausaha (X2) .009 .103 .018 .083 .934

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari efikasi diri adalah 0,069, nilai probabilitas atau Sig. dari motivasi berwirausaha adalah 0,934. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan), maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

(45)

Factor (VIF) dan tolerance pada model regresi (Priyatno, 2016: 116). Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunya persoalan multikolinearitas b. Apabila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas c. Apabila tolerance < 0,1 maka mempunyai persoalan multikolinearitas d. Apabila tolerance > 0,1 maka tidak mempunyai masalah multikolinearitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Efikasi Diri (X1) .454 2.202

Motivasi Berwirausaha (X2) .454 2.202

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )

(46)

Tabel 4.10

Uji Pengaruh Simultan (Uji )

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 259.787 2 129.894 24.119 .000a

Residual 204.652 38 5.386

Total 464.439 40

a. Predictors: (Constant), Motivasi Berwirausaha (X2), Efikasi Diri (X1) b. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y)

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai F hitung adalah 24,119 dan nilai F tabel adalah 3,24. Berikut kriteria untuk menentukan signifikansi pengaruh simultan berdasarkan uji F.

Jika F hitung > F tabel pengaruh simultan signifikan. Jika F hitung < F tabel pengaruh simultan tidak signifikan.

Karena nilai F hitung, yakni 24,119 lebih besar dibandingkan F tabel 3,24 maka variabel efikasi diri dan motivasi berwirausaha, secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap minat berwirausaha. Kriteria lain untuk menguji signifikansi pengaruh simultan adalah dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig.) terhadap tingkat signikansi 0,05. Berikut kriteria untuk menentukan signifikansi pengaruh simultan berdasarkan nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05 pengaruh simultan tidak signifikan. Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05 pengaruh simultan signifikan.

(47)

dan motivasi berwirausaha secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap minat berwirausaha.

4.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Tabel 4.11 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.11

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.489 4.009 2.367 .023

Efikasi Diri (X1) .321 .113 .454 2.842 .007

Motivasi Berwirausaha (X2) .237 .109 .347 2.172 .036

a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y) Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui nilai Sig. dari efikasi diri adalah 0,007 < 0,05 dan t hitung 2,842 > t tabel 2,024, maka efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Nilai Sig. dari motivasi berwirausaha adalah 0,036 < 0,05 dan t hitung 2,172 > t tabel 2,024, maka motivasi berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

(48)

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .748a .559 .536 2.32068

a. Predictors: (Constant), Motivasi Berwirausaha (X2), Efikasi Diri (X1)

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.748 sama dengan 74,8% berarti hubungan antara variabel efikasi diri dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha sebesar 74,8% artinya memiliki hubungan yang erat

2. Nilai R Square 0,559 berarti 55,9% minat berwirausaha secara simultan dipengaruhi oleh efikasi diri dan motivasi berwirausaha. Sedangkan sisanya 44,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 2.32068.

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

(49)

Tabel 4.13

Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.489 4.009 2.367 .023

Efikasi Diri (X1) .321 .113 .454 2.842 .007

Motivasi Berwirausaha (X2) .237 .109 .347 2.172 .036

a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y) Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.13 trlihat bahwa model regresi untuk persamaan yaitu terlihat pada kolom kedua Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel efikasi diri sebesar 0,321, nilai variabel motivasi berwirausaha sebesar 0,237, dan konstanta a sebesar 9,489, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 9,489 + 0,321X1 + 0,237X2 + e

Persamaan regresi linear berganda dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 9,489 menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel Efikasi Diri dan Motivasi Berwirausaha adalah dianggap konstan, maka tingkat Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013 sebesar 9,489.

(50)

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013 akan meningkat.

3. Koefisien b2 (X1) = 0,237 menunjukkan bahwa variabel Motivasi Berwirausaha berpengaruh secara positif terhadap Minat Berwirausaha, atau dengan kata lain jika variabel Motivasi Berwirausaha ditingkatkan maka Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013 akan meningkat.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha

(51)

berwirausaha. Menurut Bandura (1997: 3) efikasi diri adalah keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2012) yang meneliti pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha yang menjelaskan bahwa efikasi diri secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha.

4.6.2 Pengaruh Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

(52)

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wanto (2014) yang meneliti pengaruh kemandirian dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha yang menjelaskan bahwa kemandirian dan motivasi berwirausaha secara bersama-sama meningkatkan minat berwirausaha.

4.6.3 Pengaruh Efikasi Diri Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat

Berwirausaha

Berdasarkan Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung 24,119 > F tabel 3,24. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Efikasi Diri dan Motivasi Berwirausaha secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil uji F dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian-penelitian terdahulu dan teori-teori yang menjadi acuan di dalam penelitian ini, yang menunjukkan bahwa Efikasi Diri (X1) dan Motivasi Berwirausaha (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel efikasi diri dan motivasi berwirausaha secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013.

2. Variabel efikasi diri dan motivasi berwirausaha secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa tersebut, dimana variabel efikasi diri merupakan variabel yang paling mempengaruhi minat berwirausaha pada Mahasiswa Manajemen Konsentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012 dan 2013.

(54)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. Bagi para mahasiswa, diharapkan lebih aktif dalam kegiatan seminar wirausaha, pelatihan wirausaha, praktek kewirausahaan, dan forum kewirausahaan untuk lebih memacu efikasi diri dan semakin termotivasi untuk menjadi wirausahawan.

2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, diharapkan menyediakan fasilitas dan pelatihan yang mendukung minat berwirausaha. Hal ini dimaksudkan agar dapat memperkuat minat mahasiswa untuk berwirausaha sehingga para mahasiswa menjadi lebih yakin dan mampu mewujudkannya minatnya untuk berwirausaha.

(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Efikasi Diri

2.1.1.1 Pengertian Efikasi Diri

Gregory (2,011: 212) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya. Menurut Bandura (1997: 3) efikasi diri adalah keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan Alwisol (2009: 287) menyatakan bahwa efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi diri adalah pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, tidak tergantung pada jenis keterampilan dan keahlian tetapi lebih berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang dapat dilakukan dengan berbekal keterampilan dan keahlian.

(56)

menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Menurut Mujiadi (2003: 86) efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan.

Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.

2.1.1.2 Sumber-sumber Efikasi Diri

Menurut Gregory (2011: 213) efikasi diri diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber pengalaman menguasai sesuatu, pengalaman vikarius, persuasi sosial, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metode, informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif dan bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan mengubah persepsi mengenai efikasi diri. Menurut Bandura (1997: 89) empat sumber efikasi diri, antara lain:

1. Pengalaman menguasai sesuatu (Master Experience)

(57)

sehingga kesuksesan akan menaikkan efikasi atau keyakinan, dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.

2. Pengalaman vikarius (Vicarious Experience)

Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama atau seimbang, namun akan berkurang pada saat kita melihat teman kita gagal.

3. Persuasi sosial (Social Persuasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Persuasi sendiri dapat membuat mahasiswa menyerahkan usaha, mengupayakan strategi-strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk mencapai kesuksesan.

4. Kondisi fisik dan emosional (Arousal)

Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousal mempengaruhi efikasi diri, tergantung pada Arousal itu diinterpretasikan pada saat mahasiswa menghadapi tugas tertentu, apakah mahasiswa merasa cemas dan khawatir (menurunkan efikasi) atau passion (bergairah) menaikkan efikasi.

Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri dapat diupayakan untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.1.1.3Dimensi Efikasi Diri

(58)

Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.

2. Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

3. Generalitas (Generality)

(59)

Jadi perbedaan efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya, dan Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Dari ketiga komponen dalam efikasi diri tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.

2.1.2 Motivasi Berwirausaha

2.1.2.1 Pengertian Motivasi Berwirausaha

Kata motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motif didefinisikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (Walgito, 2003: 220). Menurut Sardiman (2009: 73) kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

(60)

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adaanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

(61)

Pengertian motivasi seperti yang dikemukakan di atas mengacu pada timbulnya dorongan. Sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek pekerjaan di samping pekerjaan lain, yakni pegawai negeri atau pegawai swasta. Dengan demikian motivasi berwirausaha diartikan sebagai tenaga dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan berwirausaha.

Motivasi berwirausaha adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan berwirausaha guna mencapai tujuan (Handoko, 1998: 252). Lain halnya dengan Hendro (2011: 174) yang mengungkapkan bahwa sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha.

2.1.2.2 Teori Motivasi

1. Model Hierarki Kebutuhan Maslow

(62)

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (Handoko, 1998: 255).

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan (Handoko, 1998: 255).

(63)

pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

2. Teori Dua Faktor

Herzberg menyimpulkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja bergantung pada dua faktor: faktor-faktor higienis, seperti kondisi tempat kerja, dan faktor-faktor motivasi, seperti pengakuan atas pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik. Menurut teori dua faktor, faktor higienis mengacu pada lingkungan, sedangkan faktor motivasi berhubungan langsung dengan pekerjaan yang dilakukan (Griffin & Ebert, 2006: 251).

3. Teori X dan Y

McGregor menyimpulkan bahwa para manajer mempunyai kepercayaan yang sangat berbeda mengenai cara terbaik menggunakan sumber daya manusia suatu perusahaan. Ia mengklasifikasikan keyakinan itu ke dalam serangkaian asumsi yang ia beri label “Teori X” dan “Teori Y”. Teori X adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-orang pada dasarnya malas dan tidak mau bekerja sama. Teori Y adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang-orang pada dasarnya energik, berorientasi ke perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif (Griffin & Ebert, 2006: 249).

4. Teori Pengharapan

Teori pengharapan yang dikemukakan oleh Nadler dan Lawler ini mengandung dua anggapan penting, yaitu:

(64)

tidak tergantung kepada keyakinannya apakah dengan tindakan itu mereka akan berhasil atau tidak mencapai tujuan itu.

2. Dalam proses memilih tindakan apa yang akan diambil dalam mencapai tujuan itu manusia memang mempunyai kesukaan terhadap tindakan mana yang paling baik baginya berdasar perkiraan hasil yang mungkin diperoleh dari tindakan yang diambilnya.

Sesuai pendapat Nadler dan Lawler bahwa tingkat motivasi seseorang sangat ditentukan oleh fungsi pengharapan yang digantungkannya kepada perilaku tertentu yang ditampilkannya (seperti apabila seseorang bekerja keras tentu akan diikuti dengan kenaikan gaji) dan nilai subyektif yang diberikannya terhadap hasil tindakannya itu. Kuat tidaknya nilai subyektif itu tergantung keadaan apakah seseorang itu memang menginginkan hasil yang lain umpamanya jenis pekerjaan yang lebih gampang atau yang lebih menarik (Zainun, 1989: 53).

5. Teori Keadilan

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban Instrumen
Tabel 3.3 Rincian Populasi dalam Penelitian
Tabel 3.4 Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

bangunan bersejarah (historic building) yang berlaku dan etika yang tepat dalam mengonservasi bangunan, serta metode yang tepat dalam mengumpulkan data. •

Hubungan sebab-akibat menurut Kurniasih dan Sani (2014:39) adalah hal-hal yang mengemukakan sebab terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Pola

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

Salah satu faktor yang mempengaruhi peran yang diterapkan oleh camat adalah faktor kemampuan, dimana dalam menjalankan kepemimpinan di Kecamatan Wua-Wua, Camat harus didukung