BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan makanan tambahan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini. Dengan tingginya permintaan masyarakat akan buah dan sayuran, maka para petani mencari ide atau pemikiran yang baru agar buah dan sayur yang mereka tanam dapat memberikan hasil yang belimpah, dan waktu tanam yang tidak terlalu lama. Berangkat dari keinginan para petani tersebut maka sudah banyak teknik yang dilakukan para petani diantaranya : stek, cangkok, okulasi, sambung pucuk, rekayasa genetik dan masih banyak teknik-teknik lain yang dapat dilakukan para petani untuk mencapai keinginan diatas.
Keanekaragaman tanaman yang tumbuh dipermukaan bumi ini merupakan anugerah dari Tuhan. Sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan adalah merupakan proses alam yang juga termasuk didalamnya manusia, yang setiap saat terus bertambah dan seiring dengan itu kebutuhan pun semakin mendesak yang mempengaruhi langsung dengan alam dan lingkungan, terutama alam flora yang terus diburu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Disamping itu juga akibat desakan pembangunan yang mempengaruhi kehidupan ekosistem khususnya plasma muftah dan flora terganggu dan semakin terancamnya kelestarian alam.
1.2 Tujuan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Adapun tujuan kami melakan praktik kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengetahui pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di lapangan
2. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari selama perkuliahan.
3. Agar mahasiswa mampu bersosialisasi dengan ruang lingkup yang lebih luas.
4. Mengetahui tingkat keberhasilan yang dilakukan dari setiap kegiatan atau pekerjaan di lapangan
1.3 Manfaat Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja mahasiswa di lapangan, mengenai metode kerja yang baik dan benar di lapangan.
2. Dapat mengaplikasikan secara langsung dilapangan mengenai materi yang dipelajari selama perkuliahan
3. Mengetahui gambaran mengenai pekerjaan dilapangan
4. Mahasiswa melakukan pekerjaan secara langsung dalam perbanyakan tanaman di lapangan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pembibitan Tanaman
Pembibitan tanaman adalah suatu proses penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan beberapa daun kecil menjadi kecambah, yakni yang dilakukan selama beberapa hari, sehingga akhirnya bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah hingga dewasa dan berbuah.
3.2 Deskripsi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)
Tanaman kakao termasuk tanaman perkebunan yang berumur tahunan. Tanaman kakao ini dapat berproduksi pada umur 3-4 tahun. Biji tanaman kakao dapat diproses menjadi bubuk coklat. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman kakao adalah: kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran gula-gula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan lemaknya tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter/mentega kakao, sabun, parfum dan obat-obatan.
3.3 Jenis-Jenis Tanaman Kakao (Theobroma cacao )
1. Jenis Criollo, yang terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasikan biji kakao yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia. Jenis kakao ini terutama untuk blending dan banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik sebagai bahan pembuatan produkproduk cokelat yang bermutu tinggi. Saat ini bahan tanam kakao mulia banyak digunakan karena produksinya tinggi serta cepat sekali mengalamifase generatif.
2. Jenis Forastero, banyak diusahakan diberbagai negara produsen cokelat dan menghasilkan cokelat yang mutunya sedang atau bulk cacao, atau dikenal juga sebagai ordinary cacao. Jenis Forastero sering juga disebut sebagai kakao lindak. Kakao lindak memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih baik, relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit dibandingkan kakao mulia. Endospermanya berwarna ungu tua dan berbentuk bulat sampai gepeng, proses fermentasinya lebih lama dan rasanya lebih pahit dari pada kakao mulia.
3. Jenis Trinitario, merupakan campuran atau hibrida dari jenis Criollo dan Forastero secara alami, sehingga kakao ini sangat heterogen. Kakao jenis Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cacao dan ada yang termasuk bulk cacao. Jenis Trinitario antara lain hybride Djati Runggo (DR) dan Uppertimazone Hybride (kakao lindak). Kakao ini memiliki keunggulan pertumbuhannya cepat, berbuah setelah berumur 2 tahun, masa panen sepanjang tahun, tahan terhadap penyakit VSD (Vascular streak dieback) serta aspek agronominya mudah.
3.4. Perbanyakan Tanaman Kakao
menumbuhkan bagian-bagian tertentu dari tanaman induk yang memiliki sifat unggul (Agro Media, 2007).
3.4.1 Teknik Perbanyakan Tanaman Kakao Secara Generatif
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan dari penyerbukan bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik). Benih kakao termasuk golongan benih rekalsitran sehingga memerlukan penanganan khusus (Puslit Kopi dan Kakao, 2004). Dikatakan benih rekalsitran karena ketika masak fisiologi kadar airnya tinggi yakni lebih dari 40%, viabilitas benih akan hilang dibawah ambang kadar air yang relatif tinggi yaitu lebih dari 25%, untuk tahan dalam penyimpanan memerlukan kadar air yang tinggi. Benih kakao yang dikeluarkan dari buahnya tanpa disimpan dengan baik akan berkecambah dalam waktu 3–4 hari dan dalam keadaan normal benih akan kehilangan daya tumbuhnya 10– 15 hari (Soedarsono, 1976 ).
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah system perakarannya yang kuat dan rimbun, oleh karena itu sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan secara generatif juga digunakan untuk program penghijauan dilahanlahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya. Sementara itu ada beberapa kelemahan perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam ratusan atau ribuan biji yang berasal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada sifat yang sama atau bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya, namun ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat dipengaruhi oleh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina (Agro Media, 2007).
3.4.2 Teknik Perbanyakan Tanaman Kakao Secara Vegetatif
beberapa macam cara perbanyakan vegetatif yang lazim yaitu stek (cuttings) dan okulasi (budding). Sedangkan perbanyakan secara sambungan (grafting) dan cangkokan (air layering) baru dilakukan penelitian dan pengkajian oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (PUSLITKOKA) (Pesireron, 2010).
a. Okulasi
Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan merupakan potongan satu mata tunas (entres).
Rukmana (1997) mengemukakan bahwa hal yang penting untuk diperhatikan dalam perbanyakan tanaman dengan okulasi adalah persyaratan batang bawah dan batang atas. Batang bawah harus memenuhi persyaratan antara lain: pertumbuhan dan perakarannya baik (kuat), tahan kekurangan dan kelebihan air, memiliki pertumbuhan yang seimbang dengan batang atas dan tahan terhadap hama dan penyakit. Persyaratan batang atas adalah berproduksi tinggi, berpenampilan menarik, tahan terhadap hama dan penyakit dan digemari oleh masyarakat luas. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah kesuburan dan kesehatan pohon induk.
Langkah-Langkah Okulasi 1. Perlakuan pendahuluan
Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi.
2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres
Lihat dan perhatikan bagian batang bawah yang akan dijadikan tempat okulasi.
Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila okulasi pertama gagal setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka okulasi pertama pada sisi yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3 minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3 berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi dengen okulasi ke-1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi jangan melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress tanaman. Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama
adalah setinggi sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang.
Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau tidak menghalangi pandangan.
Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan, tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan besar kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5 - 3cm, sehingga menjulur seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan (<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata entres.
3. Pengambilan mata entres
Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran: o Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).
o Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan pertumbuhannya juga relatif lama).
Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk:
o Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif).
o Kelihatan bernas/sehat/segar.
o Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan batang bawah.
o Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (ini menunjukkan kesesuaian secara fisiologis).
Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah atau dengan kalimat lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak agar tempelan jadi adalah pola mata entres harus melekat/menempel rapat pada sisi bawah dan salah satu sisi samping, sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak melekatpun tidak apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat (tetapi keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit lebih kecil dari ukuran sayatan batang bawah. Disayat agak dalam sehingga menembus kayu.
Tangan kiri memegang ranting yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri menahan ranting dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan mulai bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes sepanjang sekitar 1-1.5 cm), sayatan untuk pengambilan entres harus dengan satu gerakan mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan terputus-putus.
Apabila ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih dapat memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet yang hati-hati. Kemudian rapikan irisan sisi bawah entres untuk menghindari irisan sisi bawah entres dari kotoran atau infeksi, yang menjadi perhatian pola sayatan mata entres harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan.
4. Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah
Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan entres pada sisa sobekan di batang bawah. Prinsipnya semakin cepat penempelan dari pengambilan entres
semakin baik, persen jadinya makin tinggi. 5. Pengikatan
Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan dari bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah sayatan/jendela, tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hatihati jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang bawah dan entres), atau kurang kencang/kendur (air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga menginfeksi tempelan) gunakan perasaan dalam pengikatan.
Pengikatan di dekat mata entres harus lebih hati-hati, ikat bagian bawah mata entres menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat bagian bawah mata entres, kembali menyilang ke atas mata entres usahakan sekitar mata entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas luka sayatan batang bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa tali plastik. Mata entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak
penuh/biasanya tangkai daunnya sudah tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar.
Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi disiasati dengan menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak panjang sedikit, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil dari tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata entres tidak patah. Jika mata tunasnya tidak menonjol seperti pada mangga dan jeruk, mata tunas boleh ditutup rapat dengan pita plastik (Prastowo dkk, 2006).
3. Pengikatan batang atas dan batang bawah 4. Hasil okulasi
3.5 Tanaman Mangga
Mangga merupakan salah satu komoditas ekspor potensial Indonesia. Mangga juga berperan penting bagi kehidupan petani karena usaha tani mangga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Produksi dan luas panen mangga di Indonesia meningkat sampai tahun 2006 dengan luas panen 195.503 ha, produksi 1.621.997 ton, danproduktivitas 0,83 t/ha.
Pengembangan tanaman mangga dalam skala usaha besar memerlukan dukungan kuat dari sektor perbibitan. Kurangnya pengetahuan dalam penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian yang besar, yang baru akan dirasakan setelah tanaman berbuah. Benih yang benar adalah benih yang diperbanyak dari pohon induk yang sehat, produktif, dan penangkarannya melalui perbanyakan vegetatif. Pada prinsipnya perbanyakan vegetatif, terutama okulasi dan sambung adalah menyatukan batang bawah Dengan batang atas. Perbanyakan tanaman mangga yang Popular di kalangan penangkar benih tanaman buah-buahan Di Indonesia adalah okulasi dan sambung pucuk (grafting) Karena caranya mudah dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Untuk mempercepat proses pembuahan tanaman mangga arumanis 143 dilakukan penyambungan dengan batang bawah. Kelebihan mangga arumanis 143 adalah rasanya manis, tekstur daging buah lembut dan pulen, serta bijinya tipis.
perlu penggunaan batang bawah untuk mendapatkan pertumbuhan yang mengarah ke cebol (dwarf). Mangga madu sangat baik untuk dijadikan batang bawah karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain sistem perakarannya kuat dan dalam, pertumbuhannya vigor dan mempunyai daya kompatibilitas (kesesuaian) antara batang bawah dan batang atas yang serasi. Kompatibilitas adalah kemampuan dua jenis tanaman yang disambungkan untuk tumbuh menjadi satu tanaman baru dengan criteria tumbuh sempurna.
Jenis mangga lain yang dapat dijadikan batang bawah adalah Saigon dengan ciri daun lancip, tepi daun bergelombang, bentuk daun ramping, dan batang berwarna hijau. Mangga jenis ini mempunyai perakaran yang kuat dan batang kokoh, tetapi pada fase pembibitan mangga Saigon memiliki karakter cebol. Ke depan, mangga Saigon diharapkan dapat menjadi alternatif sebagai batang bawah selain mangga madu yang telah banyak digunakan penangkar selama ini. Tanaman mangga yang cocok digunakan sebagai batang bawah memiliki ciri rasa buah yang manis keasaman, daging berserat, biji cukup besar, dan bentuknya lonjong gemuk serta tidak pipih. Percobaan ini bertujuan mengetahui tingkat pertumbuhan dan manfaat menggunakan batang bawah mangga yang baik ( Sukarmin,2010).
daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya.
Aturan letak daun pada batang (phylloyaxy) biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (Pracaya, 2006). Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun skunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga yaitu: lonjong dan ujungnya seperti mata tombak; berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak; berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing; berbentuk segi empat, ujungnya membulat. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih ( Oktavianto, 2015)
3.2. Tanaman Asam Gelugur
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit serta bergunung tinggi, dimana di dalamnya hidup flora, fauna dan mikroba yang sangat beranekaragam. Berdasarkan pembagian kawasan biogeografi, Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya.Dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang menutup sebagian besar daratan (63%) bumi Indonesia. Hutan primer merupakan gudang terbesar sumber hayati yang dapat dimanfaatkan, selain hasil kayu, seperti buahbuaha (Garcinia, Baccaurea, Eugenia, Durio, Lansium, dan Nephelium) ( Sibuea,2012)
asam ini dipotong menjadi tipis-tipis, lalu di jemur dan setelah kering di pakai sebagai campuran sayuran. Asam gelugur dapat juga di olah menjadi manisan dan selai yang lezat rasanya, dapat di buat sebagai pengganti asam Jawa (Tamarindus Indica) juga dapat dimanfaatkan untuk bumbu, pengawet ikan, sirup dan bahan asam untuk pengolahan lateks.
Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders) merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dan banyak tumbuh di Pulau Sumatera. Buah asam gelugur berbentuk bulat besar dan menggepeng pada kedua kutubnya, beralur dengan teratur, dengan kulit lembut berwarna kuning jingga. Asam gelugur bagi sebagian orang Melayu dimanfaatkan sebagai selai atau manisan yang berasa manis asam.
Tanaman marga Garcinia tersebar di daerah tropis Asia. Jenisnya yang banyak dikenal, yaitu Garcinia cambogia umumnya dijumpai di India bagian selatan, sedangkan jenis lainnya, yaitu Garcinia atroviridis (asam gelugur) umumnya dijumpai didaerah Semenanjung Malaya. Tanaman ini masih satu famili dengan manggis dan asam kandis yang menyebar di Asia Tenggara. Tanaman ini termasuk ke dalam bangsa Guttiferales dan suku Guttiferae yang tingginya bisa mencapai 20 m (Lestami, 2017)
BAB IV
PROSEDUR DAN PELAKSANAAN PKL 4.1 Tempat Waktu Praktik Kerja Lapangan
Kerja Praktik ini dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Juni s/d 01 Agustus 2017 di UD.Tani Mas JL. Medan-Tanjung Morawa KM 12 Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara (Tepatnya Disamping masjid dan rumah Sakit Nur Saadah). Kegiatan Kerja Praktik ini dilaksanakan dari Senin s/d Sabtu pada pukul 08.00 WIB s/d 17.00 WIB.
Pohon mangga 599 pophon buah
Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Menyusun pohon mangga kedalam sungkup yang sudah dibuat sedemikian rupa, sampai didalam sungkup terisi oleh pohon mangga.
2. Mengambil entres mangga dari pohon mangga yang telah ditentukan. 3. Kemudian potong pohon mangga yang akan di sambung pucuk
4. Kemudian ambil entres mangga dan buatlah sayatan pada entres mangga dengan baik dan benar
5. Lalu sayat pada bagian bawah entres dengan baik dan benar
6. Setelah itu langsung masukan etres mangga tersebut kedalam pohon mangga yang telah telah dipotong
7. Kemudia ikat dengan tali yang sudah disedikan , ikatlah dengan kencang dan baik sesuai aturan yang telah ditentukan
8. Kemudian masukan kedalam sungkup tersebut 9. Dan tutup rapat sungkup dengan baik
10. Kemudia diamati dalam 5 hari sekali , jika ada pohon mangga yang telah mati atau gagal dalam sambungannya maka akan dikeluarkan dari tempat sungkup tersebut.
polybag 10 buah (50 X 50)
1
Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Pertama kita akan memisakan biji asam glugur yang menempel pada bagian biji dan memilih biji asam glugur yang sudah matang dan berikan air secukupnya pada biji asam glugur tersebut sambil kita pilih
2. Kemudian setelah selesai pemilihan tersebut maka langkah selanjutynya adalah memisahkan antara selaput yang berada pada bagian biji asam glugur tersebut
3. Selanjutnya abil biji asam glugur tersebut lalu letakan pada abu piring yang telah disediakan dan remas-remas hingga selaput berpisah dengan biji asam glugur tersebut maka selesailah untuk pemilihan biji asam glugur tersebut
4. Langkah selanjutnya adalah membuat media atau tempat untuk membenihkan biji asam glugur tersebut
5. Kemudian isilah polybag yang telah ditentukan ukurannya dengan memasukan tanah kedalam polybag dengan baik dan benar
6. Setelah itu susunlah biji asam glugur secara melingkar pada polybag tersebut dengan rapi
7. Lalu ambil tanah yang berpasir untuk menutupi bagian atas polybag yang telah disusun biji asam glugur tersebut
8. Lalu beri air pada permukaan polybeg tersebut
9. Dan amati sampai biji asam glugur tumbuh dengan sendirinya.
N
1. Memilih batang bawah tanaman kakao 2. memilih entres untuk okulasi
3. Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu ditekan miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi miring ke arah luar
4. Membuka jendela pada batang bawah
5. menempelkan mata entres pada jendela tanaman
6. membelitkan plastik okulasi sampai menutupi area okulasi agar air tidak masuk yang membuat mata entres busuk.
.
1. Siapkan irisan bambu atau untuk lebih mudah lagi menggunakan paralon ukuran ½ dengan tidak memotong ukuran, apabila plastik yang digunakan ukuran lebar 4 meter. (Paralon menyesuaikan ukuran plastik).
2. Siapkan lokasi yang cukup sinar matahari, karena apabila sungkup ditempatkan di bawah naungan pohon besar yang rimbun atau dibawah pohon bambu akan mengakibatkan mudahnya jamur menyerang tanaman yang kita sungkup dan dijamin 100% gagal. 3. Siapkan peneduh atau paranet. Hal ini disiapkan karena
. 2 .
Tali plastic 612 buah
3 .
Gunting tanaman 3 buah
4 .
Kereta sorong 2 buah
Bahan
N o.
Nama Bahan Jumlah
1 .
Tanaman durian 612 tanaman
2 .
Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyambungan pucuk durian (Durio zibethinus)
Adalah :
1. Menyusun tanaman durian kedalam sungkup yang telah dibersihkan, penyusunan didalam sungkup dilakukan dengan mengosongkan ½ dari sungkup, agar ada ruang saat melakukan penyambungan.
2. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam penyambungan pucuk durian (Durio zibethinus)
3. Penyambungan pucuk durian, dilakukan dengan cara memotong batang durian dan hanya menyisahkan ±15 cm batang bawah lalu membelah bagian tengah batang ±2 cm.
4. Mengambil entres atau batang atas yang sebelumnya telah disediakan, kemudian menyayat batang entres tersebut.
5. Memasukkan batang atas yang telah disayat kedalam batang baah yang telah dibelah bagian tengahnya.
6. Mengikat batang yang telah disatukan tersebut menggunakan tali plastic hingga batang atas tidak goyang atau bergeser lagi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Tabel Hasil Pengamatan Sambung Pucuk Pohon Mangga
Dokumentasi sambung pucuk tanaman mangga
Dokumentasi menyemai biji asam glugur
Dokumentasi Okulasi Kakao
Batang Entres Batang Bawah
Buka Jendela Sayatan Batang Entres
Dokumentasi Sambung Pucuk Tanaman Durian Latihan cara melakukan sambung pucuk pada durian (Durio zibethinus)
Penyambungan pucuk pada tanaman durian (Durio zibethinus) secara langsung di lapangan
DAFTAR PUSTAKA
Lestami Anggria,Dkk. Identifikasi Karakter Morfologis Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T. Anders) di Beberapa Kabupaten Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.5.No.3, Juli 2017 (68): 515- 523.
Oktavianto Yoga,Dkk. Karakterisasi Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.) Cantek, Ireng, Empok, Jempol Di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, Hlm. 91 – 97
Sibuea Buhari Muhammad,Dkk. Analisis Usahatani Dan Pemasaran Asam Gelugur Di Kabupaten Deli Serdang. Volume 17 No 3
Sukarmi,Dkk. Teknik Penyambungan Mangga Arumanis 143 Dengan Batang Bawah Mangga Madu Dan Saigon. Vol. 15, No. 1, 2010: 16-18
Susanto , F.X . 1994 . Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Yogyakarta : Kanisius
Tjitrosoepomo. 1988. Budidaya Cacao. Yogyakarta : Kanisius
Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Jakarta : PT Agromedia.
Pesireron, M., R. E. Senewe dan T. Watkaat. 2010. Pengkajian Peningkatan Produktivitas Tanaman Kakao di Maluku. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, Balai Penelitian dan Pengembangan Peneitian.
Rukmana, Rahmad. 1997. Budidaya Tanaman Mangga. Yogyakarta : Kanisius. Nugroho H. Prastowo, dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif