• Tidak ada hasil yang ditemukan

Study Preventive Maintenance pada Turbin Uap Shinko dengan Kapasitas 800 KW Putaran Turbin 1500 RPM di PT. SISIRAU Aceh Tamiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Study Preventive Maintenance pada Turbin Uap Shinko dengan Kapasitas 800 KW Putaran Turbin 1500 RPM di PT. SISIRAU Aceh Tamiang"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alfian Hamsi 2001, Laporan Pembuatan Buku Ajaran Pemeliharaan Pabrik untuk Mahasiswa Departernen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, Medan

[2] Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, edisi keempat.Penerbit Fakutas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta [3] Arman Hakim Nasution 2006. "Manajemen Industri", C.V Andi Offset.

Yogyakarta.

[4] Corder, Antony & Kusnul Hadi 1988."Teknik Manajemen Pemeliharaan", Erlangga. Jakarta.

[5] Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas Darma Persada - Jakarta.

[6] Dietzel, Fritz 1996."Turbin, Pompa dan Kompresor", Erlangga. Jakarta. [7] Hani Handoko, T, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,

Edisi 1, BPFE Yokyakarta

[8] Kister, Timothy C "and" Bruce Hawkins 2006.Maintenance Planning and Shceduling Handbook.Elsevier Butterworth. USA.

[9] Patton, J. D. 1983. "Preventive maintenance ".Instrument society of America. Publishers creative Services Inc. New York.

[10] Suharto 1991. "Manajemen Perawatun Mesin". PT. Rineka Cipta. Jakarta.

[11] PT.ERACIPTA BINAKARYA, Pembangunan Secara TURN KEY, Pabrik Kelapa Sawit PT. SISIRAU Kapasitas 30 Ton / Jam di Desa Alur Gantung, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Timur. 1997.

[12] http://www.cmmspro.com/types-of-maintenance.asp

[13]

[14]

(2)

BAB III METODOLOGI

3.1 Metodologi

Metode yang dilakukan penulis tujuannya adalah memberikan uraian dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun uraian penelitian yang dibuat penulis adalah sebagai berikut:

3.1.1 Jenis penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif dengan metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pemeliharaan pada Turbin Uap yang dilakukan. Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang kuat.

3.1.2 Lokasi dan waktu penelitian 3.1.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang.

3.1.2.2 Waktu penelitian

Penulis melakukan penelitian di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang selama dua minggu, mulai dari tanggal 02 - 19 Februari 2013.

3.1.3 Data yang diambil

Pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang mempunyai 1 Unit Mesin Turbin Uap untuk menghasilkan Listrik kepabrik.

(3)

merk/pabrik : Shinko Steam Turbin

type : Horizontal Curtis single stage with integral reduction gear. Forced lubrication, ejector for

extracting gland leakage steam and 1

Capacity : 800 kw

At altenator output Speed of Turbin Shaft : 5294 rpm

Speed of Output Shaft : 1500 rpm Steam Temprature : 250 degree C Steam Inlet Pressure : 20 kg/cm2g Steam Outlet Pressure : 3.1 kg/cm2g

Steam flow : 23500 kg/hr/28200 kg/hr Specific Steam-

Consumption : 23.5kg/kwhr Steam Inlet Bore : 150 mm Steam Exhaust Bore : 300 mm nomor serie : 109617

Servomotor : Wood Ward UG – 10 D

(4)

3.1.4 Sumber data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari : 1) Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan peninjauan secara langsung ke perusahaan tersebut yang menjadi objek penelitian dan wawancara dengan pihak perusahaan. Data primer tersebut adalah hal-hal yang berkenaan dengan Turbin uap

2) Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui perusahaan, dimana data tersebut sudah ada disimpan oleh perusahaan sebelumnya, diantaranya adalah spesifikasi mesin, data shet tentang pemeliharaan Turbin pada bulan atau tahun yang sudah lewat, kemudian penulis melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku atau hal-hal yang berhubungan dengan Turbin uap dan perawatannya meliputi data kegiatan pemeliharaan perusahaan umumnya, serta pada Turbin uap khususnya.

3.1.5 Bahan penelitian

Bahan Penelitian yang digunakan adalah : 1 buah mesin turbin uap serta komponen pendukung utama mesin turbin uap dan data biaya perawatan.

3.2 Proses Kegiatan Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang a. Cara kerja steam turbin :

Sebelum turbin dijalankan dengan memasukkan uap murni (uap kering) pada turbin melalui kran induk, uap akan masuk kedalam nozzel pada turbin dan dengan adanya servomotor (regulating oil).

(5)

Untuk menggerakkan turbin haruslah dipakai benar-benar uap murni (uap kering), karena apabila dipakai uap jenuh hat ini adalah merupakan suatu factor kerugian yang dapat mengakibatkan rusaknya jurnal dan Trush bearing dan sudu-sudu akan sompel, selain dari itu juga akan terlalu juga terjadinya proses pembentukan kadar air di dalam minyak.

b. Cara menjalankan turbin:

Sebelum turbin dijalankan terlebih dahulu turbin harus dipanasi dengan steam ± 12 menit dan kran kondensat dibuka agar air yang berada didalamnya, akibat pengembunan uap menjadi air terbuang seluruhnya.

Kemudian buka kran cis turbin kecil atau pompa oli yang gunanya untuk membersihkan pelumasan. Sebelumnya pada bagian-bagian yang berputar, lihat control oli (implus pressure) 3-6 Kg/cm2 dan control kembali tekanan oli lubricating oil minimum 0,5 Kg/cm2

Setelah cukup waktunya gevernor diputar secara perlahan-lahan samapai turbin jalan atau hidup dalam keadaan normal (1500 rpm).

.

c. Cara mematikan turbin: a. Putuskan semua beban.

b. Tutup regulator searah jarum jam atau setelah putaran turbin 500 rpm. c. Buka kembali kran cis turbin kecil atau pompa oli sampai putaran turbin

terhenti.

d. Tutup kran turbin kecil.

e. Kemudian tutup kran uap yang masuk ke turbin (kran induk).

3.3 Bagian-bagian Pada Turbin Uap

Dari data yang diambil pada turbin uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang terdapat 4 bagian system turbin uap yaitu :

1. steam turbine

(6)

a. Nozel : alat ini berfungsi untuk memancarkan uap pada suhu sehingga kecepatan uap pada sudu sangat tinggi.

Gambar 3.1 Nozel.

Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

b. Sudu : alat ini berfungsi untuk menampung atau sebagai tempat tendangan dari pada uap yang dipancarkan dari nozzle.

Gambar 3.2 Sudu-sudu gerak. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

c. Poros : berfungsi sebagai penghubung putaran ke generator

(7)

d. Baering : Dipasang pada casing, dimana fungsinya sebagai support/penumpu momen puntir poros turbin.

Gambar 3.4 Bering. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

e. Cakram : Cakram merupakan tempat pemasangan sudu gerak. Sehingga jumlah cakra sama dengan jumlah sudu gerak pada turbin uap. Jenis cakram yang digunakan adalah cakram konis.

Gambar 3.5 Cakram. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

2. Governor dan turbin control ( mengatur kinerja kerja pada turbin)

(8)

Gambar 3.6 Governur. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

3. Cooling system

Pendingin oli pada turbin uap dengan menggunakan air sebagai media pendingin dan untuk menjaga kestabilitas suhu oli pada turbin, suhu batas maksimum oli adalah 700.

Gambar 3.7 Cooling system. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

4. Oil pressure system '

Sistem Minyak Bertekanan (Pressure Oil Supply System) berfungsi untuk menggerakkan katup-katup, servomotor dan governor. System kerja pada pompa oli ada dua bagian :

(9)

(A) (B)

Gambar 3.8 (A). Pump Oil Elektrik dan (B). Hydraulic pump. Sumber: PMKS PT.SISIRAU Aceh tamiang

a. Pompa oli elektrik

Pompa oli yang beroperasi dengan menggunakan mesin pompa dilakukan pada start awal turbin sebelum turning gear pada turbin beroperasi

b. Hydraulic pump

Hydraulic pump adalah pompa minyak pelumas untuk membantu pelumasan pada waktu turbin dioperasikan/singkron yang juga untuk membantu menaikan tekanan minyak pelumas yang digunakan sebagai control yang mengangkat main stop valve turbir, sebelah kiri dan kanan.

3.4 Inspeksi yang Dilakukan di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang

Kegiatan pengecekkan pada Turbin dilakukan secara rutin dan berkala, mulai dari inspeksi, pemeriksaan kondisi, penggantian dan overhaul. Kegiatan ini dilakukan untuk meminimalkan kerusakan sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada saat operasi sedang berlangsung.

Pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang inspeksi yang dilakukan adalah : 1) Inspeksi tiap jam/hari

Kegiatannya : pemeriksaan terhadap Suhu Minyak Pelumas (max 700

Pemeriksaan tekanan oli diatas 4 sampai 6 bar )

(10)

Consumable : kain lap 2) Inspeksi perminggu

Kegiatannya : pemeriksaan pada bagian Water cooler

Pemeriksaan pada bagian aksen valve (tidak ada kebocoran)

Pengecekan Oil Governur Pengecekan preuser switt Pengecekan Solonoid

Pemeriksaan steam Trap (Menghindarai masuknya uap basah)

Pemeriksaan Pelumasan pada Bering Tool : tools set

Man Power : 3 orang

Consumable : kain lap, dan pelumas 3) Inspeksiperbulanan

Kegiatannya : pemeriksaan terhadap oil filler Pemeriksaan oil governor Pengecekan deoda-deoda blog Tool : tools set

Man Power : 3 orang

Consumable : kain lap. gemuk dan oli turbo T68 (209 liter) 6) Inspeksi 20000 jam

Kegiatannya : pergantian Bering pada turbin (ganti semua)

Pergantian grafik packing (pergantian keseluruhan) Pergantian bering pada generator (ganti semua) Membersihkan dan mensirlak sepul altenator Perbaikan Governur

(11)

Pergantian ulang Oli

Pemeriksan keseluruhan pada turbin Tool : tools set

(12)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Inspeksi Pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang

Untuk menjaga kinerja (performance) sistem turbin uap yang ada di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang, maka perlu adanya Inspeksi pada komponen utama turbin dan juga terhadap komponen pendukung turbin. Pentingnya pekerjaan Inspeksi ini adalah untuk dapat melihat secara langsung perubahan/kerusakan yang terjadi pada bagian dalam maupun luar komponen turbin uap tersebut, sehingga dengan melihat perubahan/kerusakan tersebut maka dapat diambil tindakan pemeliharaan selanjutnya guna memperpanjang umur dan kinerja sistem turbin uap tersebut. Pada umumnya pekerjaan Inspeksi meliputi kegiatan : membongkar dan melihat/mencatat perubahan yang terjadi (Visual Check) pembersihan (Cleaning), dilanjutkan lagi dengan pengukuran (Measurement and Adjustment) sehingga dengan melihat hasil pengukuran tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan untuk memperbaiki (Repair) jika perlu, baik dengan cara memodifikasi (Modification) atau dengan mengganti komponen-komponen yang sudah aus (tidak berfungsi lagi sesuai dengan yang diharapkan) dan yang terakhir pemasangan kembali.

Dilihat dari fungsi, cara pemakaian dan juga jenis komponen turbin uap yang digunakan, maka PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang mengklasifikasikan pekerjaan Inspeksi berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu : Inspeksi Tahunan, lnspeksi Bulanan, Inspeksi Mingguan dan lnpeksi Harian.

4.2 Hubungan pembiayaan pada Turbin Uap

4.2.1 Hubungan Biaya inspeksi dengan Man Power dan Man Hour

Dalam hal ini PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang adalah Perusahaan milik swasta, dan pembiayaan untuk Manpower di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang yaitu pembiayaan tiap bulan/gaji pokok perbulan.

(13)

- 1 (Satu) orang untuk tenaga kerja ahli - 3 (lima) orang untuk operator

Dengan jam kerja menggunakan 3 shift pada operator Shift 1. 07.00 s/d 15.00

Shift 2. 15.00 s/d 23.00 Shift 3. 23.00 s/d 07.00

Berdasarkan Gaji pokok standart yang telah ditetapkan oleh PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang, bahwa gaji pokok tiap manpower untuk pekerja tenaga ahli adalah Rp. 3.940.350/bulan. Sementara untuk manpower operator yait

Table 4.1 Biaya gaji Pokok perbulan Bidang keahlian Manpower

(MP) TOTAL biaya yang dikeluarkan perbulannya Rp. 17.972.166,-

4.2.2 Hubungan biaya inspeksi dengan tool.

total biaya inspeksi yang dikeluarkan perusahaan untuk tool dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Total biaya untuk tool inspeksi

No Nama Bahan Unit Total Harga

3 Scissors plate (jonesway) Set 2 631.500 1.263.000

4 Hacksaw (Nicholson) Set 2 31.300 62.600

(14)

6 Micrometer (Stanley) Set 2 61.000 122.000 7 Cold Chisel (Lippro, 5 pcs) Set 2 121.000 242.000 8 Meter roller (Stanley) Set 2 31.150 62.300

9 Paintbrush (Union) Set 1 10.350 10.350

10 Solder 2(Stanley, 45 watt) Set 1 63.500 63.500

11 Shovel (Bondhus) Set 2 32.150 64.300

12 Caliper Vernierr (Stanley) Set 1 26.850 26.850 13 Pliers (Stanley, 7” Maxgrip) Set 2 310.750 621.500

TOTAL 4.072.750

Dari tabel biaya tool dapat di lihat bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemakaian tool pada pekerjaan inspeksi adalah Rp.4.381.850,-

4.2.3 Hubungan biaya inspeksi dengan material.

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk material dapat dilihat pada table 4.3 di bawah ini.

Tabe1 4.3 total biaya untuk material inspeksi

No Nama bahan Unit Jumlah (Rp)

1 Ring plate 1/2” 21 Bh 4.150

2 Baut & Mur 3/8 x 1 ½” 19 set 7.790

3 Baut & Mur ½ x 2” 10 set 7.420

4 Baut & Mur ½ x 5” 8 set 9.417

5 Baut & Mur 5/8 x 3” 6 set 13.867

6 Baut Mur ½ x 3” 5 set 6.074

7 Baut Mur ¾ x 3” 12 set 33.524

8 Baut Mur 5/8 x 2” 10 set 26.252

9 Ring Per ½” 23 Bh 4.500

10 Ring Per ¾” 23 Bh 8.015

(15)

12 Ring Plate 1 1/4” 17 Bh 20.335 13 Syschem S-8011/868 (Anti Karat) 12 kg 797.757

14 Cat Bee Brand (grey) 2 kg 76.500

15 Packing G2T size 2 PN 16 5 Bh 630.000

16 Packing G2T size ¾” 2 Bh 153.000

17 Rubber Packing 3mm x 1mm x 1mm 1 Lbr 86.993 18 Gland Packing Type TSJ 7mm

( shest-185) 1 m 73.333

19 Pipa sch-40 DIA 1” x 6 m 1 Btng 258.500

20 Pipa sch-40 DIA 3/4” x 6m 1 Btng 155.000

21 Selang 4” x 6mm (use poly house) 3 m 10.728

22 Neple Grease 5/16” lurus 2 Bh 2.606

23 Klem Selang 3” 3 Bh 52.500

24 Hour Counter Taxxo 102 220V 1 Bh 113.075

25 Pilot Lam 220/240 volt 1 set 16.690

26 Relay Omron mk 3 P-1 3 Bh 96.500

27 Stater Fs-U 2 Bh 3.770

28 Bearing 6309 D “SKF” 1 Bh 170.000

29 Neutron – 057 HT 1 kg 111.194

30 AVR Bestron Type SU 28700 N 1 Bh 1.800.000 31 Flexible Coupling Type -160 1 set 210.000

32 Tee Fitting PN : 153129 1 Bh 27.000

33 Globe Valve 2”MDL Plange DN –

150 DN-40 1 Bh 1.000.000

34 Diaprame Pressure Gauge Rototherm

4” 1 Bh 543.000

(16)

4.2.4 Hubungan Biaya dengan Consumable

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk consumable dapat dilihat pada table 4.4 di bawah ini.

Tabet 4.4 Total Biaya Consumabel Pada Inspeksi

No Nama Bahan Jumlah Harga

Satuan

Harga (Rp)

1 Oil Seal (Turbo T 68) 10 liter 12 306.227 3.674.724

2 Kain lap 6 helai 4.500 27.000

3 Deterjen 2 kg 6.000 12.000

4 Isolasi Uniball 3 rol 5.101 15.303

5 Seal Tape 3 rol 1.666 5000

6 Kain Pasir No.150 3 lembar 2.587 7.762

7 Kain Pasir No.400 1,5 m 2.573 3.860

8 Lem Tribond (liquid gasked) 3 bh 1.817 54.514

9 Lem Tribond MY4-220 5 bh 23.514 117.571

TOTAL 3.917.734

Maka total biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk pekerjaan Inspeksi adalah dapat kita rincikan sebagai berikut :

• Total biaya untuk Tool : Rp. 4.072.750,-

• Total biaya untuk Material : Rp. 6.563.262,- • Total biaya untuk consumable : Rp. 3.917.734,-

Total Biaya inspeksi Keseluruhan : Rp. 4.072.750,- + Rp. 6.563.262,- + Rp. 3.917.734,-

Total Biaya inspeksi Keseluruhan : Rp. 14.553.746,- (Cp)

4.2.5 Data Biaya Overhaul pada Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang

(17)

diadakannya overhaul ini adalah untuk mengembalikan performance turbin uap keadaan semula, sehingga turbin uap dapat kembali bekerja dengan baik. Selain itu dengan adanya overhaul ini maka kita juga akan dapat memprediksikan umur dari komponen-komponen turbin uap tersebut.

Data biaya overhaul ini diambil pada tahun 2011 di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang. Untuk rincian biaya yang digunakan pada saat Overhoul dapat dilihat pada table 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Rincian Total Biaya Pada Overhoul tahun 2011

Item

Maka total Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk pekerjaan overhaul pada Tahun 2011 = 4.750.00 USD,- (CR

1 USD = Rp. 9044,-

)

(18)

4.3 Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Pada Turbin Uap

Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang memiliki 1 Turbin uap. Turbin yang dipakai yaitu Turbin jenis Turbin Shinko yang berfungsi untuk mengolah energi potensial uap menjadi energi kinetis dan energi kinetis ini selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk service preventive (CP) adalah Rp. 14.553.746,- ,biaya repair setelah Overhaul (CR) = Rp. 42,959,000,- . Dari data tersebut dapat dihitung probability breakdownnya. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

4.3.1 Probabilitas kerusakan pada sistem turbin

Berdasarkan data kerusakan pada sistem turbin uap yang di ambil dari tahun 2000-2012, dapat dilihat pada table 4.6 di bawah ini.

Tabe1 4.6 kerusakan pada sistem turbin uap dengan kapasitas 800 kw dan putaran 1500 rpm.

Tahun Kerusakan

2000 1

2001 1

2002 2

2003 2

2004 1

2005 2

2006 2

2007 2

2008 1

2009 3

(19)

2011 6

2012 1

26

Maka probabilitas kerusakan untuk tahun : • 2000 = 1/26 x 100 = 3,8%

• 2001 = 1/26 x 100 = 3,8% • 2002 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2003 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2004 = 1/26 x 100 = 3,8% • 2005 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2006 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2007 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2008 = 1/26 x 100 = 3,8% • 2009 = 3/26 x 100 = 11,5% • 2010 = 2/26 x 100 = 7,6% • 2011 = 6/26 x 100 = 23,0% • 2012 = 1/25 x 100 = 3,8%

4.3.2 Menghitung Mean Time Between Failures (MTBF) Dari probabilitas Kerusakan Pada System Turbin

(20)

Tabel 4.7 Probabilitas kerusakan yang terjadi

Maka total mean diantara kerusakan (MTBF) = Pi x i = bulan

Dimana : TC = Total Cost ' TC(Tanpa Preventive) =��.42,959,000x1

96,4 = Rp. 445,632,−

(21)

Selanjutnya perhitungan di bawah ini menunjukkan harga Bj yang merupakan jumlah kerusakan diantara servis rutin pada bulan ke j, adalah sebagai berikut :

�� =∑ ��� +�(� −1)�1+�(� −2)�2+�(� −3)�3+�(� −1)�1...(literatur-7)

Keterangan:

Bj = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam j bulan, M = jumlah mesin,

Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode j.

B12 = M . P = 1(0,038)

1

= 0,038

B24 = M (P1 + P2) + (B1 . P1

= 1(0,038 + 0,038) + (0,038 . 0,038) )

= 0,077

B36 = M (P1 + P2 + P3) + (B2 . P1) + (Bl . P2

= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076) + (0,077 . 0,038) + (0,038 . 0,038) )

= 0,156

B48 = M (P1 + P2 + P3 + P4) + (B3 . Pl) + (B2 . P2) + (B1 . P3

= 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076) + (0,156 . 0,038) + (0,038 . 0,078) + (0,038 . 0,076)

)

= 0,239

B60= M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5) + (B4 . P1 ) + (B3 . P2) + (B2 . P3) + (B1 . P4 = 1 (0,038 + 0,038 + 0,076 + 0,076 + 0,038) + (0,239 . 0,038) + (0,156 .

0,038) + (0,077 . 0,076) + (0,038 . 0,076)

)

(22)
(23)
(24)

Maka didapat kerusakan diantara service rutin pada bulan ke-j, yaitu dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8 kerusakan diantara service rutin pada bulan ke-j Jumlah Bulan Diantara

Preventive Servis (J)

Jumlah Kerusakan Dalam J bulan (Bj)

12 0,038

24 0,077

36 0,156

48 0,236

60 0,289

72 0,381

84 0,479

96 0,581

108 0,651

120 0,808

132 1,172

144 1,193

156 1,301

4.3.3 Menghitung Biaya Alternatif Preventif Maintenance

Dari perhitungan, didapatkan harga Bj (jumlah kerusakan di antara servis rutin) untuk menghitung biaya alternative (PM).

(25)

Tabe1 4.9 Tabel Biaya Alternatif Preventive Maintenance

(26)

Gambar 4.1 Grafik Biaya alternatif Preventive Maintenance

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat, jika pemeliharaan ditinjau dari segi pemeliharaan yang paling murah, maka Preventive Maintenance yang tepat adalah setiap 108 bulan (melakukan preventif Service keseluruhan) akan menghasilkan biaya rata-rata yang paling murah yaitu sebesar Rp. 393.703,-perbulan dibawah biaya perbaikan mesin tanpa mengunakan preventif maintenance bila terjadi kerusakan.

Biaya = TC (BM) - TC (PM)

= Rp. 445.632, - Rp 393.703,- = Rp. 51.929,-

Kebijakan ini akan mengurangi biaya sebesar 11,65% di bawah biaya perbaikan mesin bila terjadi kerusakan.

4.3.4 Evaluasi perbandingan Biaya Preventif Maintenance dan Tanpa Preventif Maintenance pada tahun pertama pemakaian

Untuk mengetahui perbandingan Biaya preventif maintenance dan tanpa preventif maintenance pada awal tahun pemakaian (turbin dalam keadaan baru) dapat dihitung dengan Jumlah Kerusakan diantara servis rutin pada Bulan (Bj).

(27)

Untuk biaya tanpa preventif maintenace diambil pada biaya reparasi keseluruhan/Overhoul (halaman 50) sebesar Rp.42,959,000,- dan dapat diketahui juga bulan diantara kerusakannya yaitu pada Bulan 96 Bulan (Halaman 52 ). Maka dari itu di dapat mencari biaya Preventif Maintenance dengan kerusakan Pada servis rutin (Bj) dengan bulan diantara Preventif servis (J) dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.10 Evaluasi biaya dengan preventive maintenance dan tanpa preventive maintenance pada Turbin Uap

(28)

Gambar 4.2 Grafik Hasil Analisa dengan Preventive Maintanance dan Tanpa Preventive Maintanance

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi dan hubungan prenventive maintenance maka dapat disimpulkan :

1) Hubungan, Material (spare part), Tool dan Cosumable adalah berbanding lurus dengan biaya. Semakin besar tingkat kesulitan dari pekerjaan Preventive Maintenace maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

2) Total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan meliputi total biaya inspeksi dan total biaya Overhaul. Hal ini dapat dilihat pada perincian berikut :

- Total biaya inspeksi

Dapat di lihat bahwa perusahaan mengeluarkan total biaya inspeksi keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 14.553.746,-

- Total Biaya Overhaul

Untuk bekerja overhaul pada PMKS PT.SISIRAU Aceh Tamiang ditangani langsung oleh pihak ketiga, perusahaan mengeluarkan biaya yang paling besar untuk pihak ketiga yaitu Rp. 42,959,000,-

3) Penggunaan sistem Preventive Maintenance pada perusahaan terbukti sangat menguntungkan dibandingkan jika perusahaan menggunakan sistem Tanpa Preventif Maintenance. Hal ini dapat dilihat dari biaya alternative pada perincian berikut :

- Total biaya tanpa menggunakan preventive maintenance adalah : Rp.445,632,-

(30)

- Dari segi umur pemakaian (keadaan mesin baru), bila menggunakan system preventif maintenance perusahaan dapat memperlambat terjadinya kerusakan, dengan panjang umur pemakain 125 bulan, bila dibandingkan dengan system tanpa preventif maintenance akan mempercepat terjadinya kerusakan, dengan panjang umur pemakaian 96 bulan. Hal ini ditinjau dari biaya Overhaul yang sama yaitu Rp. 42,959,000,-

5.2 Saran

1. Untuk setiap perusahaan Dapat Melakukan sistem Preventive Maintenance (PM) dari pada Breakdown Maintenance (BM).

2. Pemeliharaan pada sebuah mesin harus dilakukan lebih dini sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Cara Kerja Turbin (Turbin Uap)

Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air. Sebuah turbin yang,

2.1.1 Penggunaan turbin

bekerja terbalik disebut kompresor atau pompa turbo. Turbin gas, uap dan air biasanya memiliki "casing" sekitar baling-baling yang memfokus dan mengontrol fluida. Casing dan baling-baling-baling-baling mungkin memiliki geometri variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluida. Energy diperoleh dalam bentuk tenaga "shaft" berputar (http://en.wikipedia.org/wiki/Preventive_maintenance,turbinuap).

Penggunaan paling umum dari turbin adalah pemroduksian tenaga listrik. Hampir seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan turbin dari jenis tertentu. Turbin kadangkala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar. Sebuah turbin gas, sebagai contoh, dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam yang berisi

Turbin dapat memiliki kepadatan tenaga (power density) yang luar biasa (berbanding dengan volume dan beratnya), ini karena kemampuan mereka beroperasi pada kecepatan sangat tinggi. Mesin utama dari Space Shuttle menggunakan turbopumps (mesin yang terdiri dari sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan propellant (oksigen cair dan hidrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbopump hidrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi 70.000 hp (52,2 MW).

sebuah turbin, kompresor, "kombustor", dan alternator.

(32)

menjadi energi mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin. Energi mekanis yang dihasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat secara langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme yang digerakkan adalah poros generator jika dibandingkan dengan penggerak dengan tenaga listrik lain seperti diesel, turbin memiliki kelebihan antara lain:

- penggunaan panas yang lebih baik - pengontrolan putaran yang lebih mudah. - tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik. - tidak terpengaruh lingkungan sekeliling yang panas - uap bekasnya dapat digunkan kembali atau untuk proses 2.1.2 Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap

Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah:

• Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik.

• Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.

• Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

• Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu.

• Bantalan, bagian yang berfungsi untuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban.

• Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan.

(33)

Gambar 2.1 bagian-bagian turbin uap.

(Sumber:

1. Cassing

Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama- turbin. 2. Rotor

Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya untuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balance untuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.

3. Bearing Pendestal

Adalah merupakan kedudukan dari poros rotor. 4. Journal Bearing

(34)

5. Thrust Bearing

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor.

6. Main Oli Pump

Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian - bagian yang berputar pada turbin. Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :

 Sebagai Pelumas pada bagian - bagian yang berputar.

 Sebagai Pendingin (Oil Cooler) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan/terdorong keluar secara sirkuler sebagai Pelapis (Oil Film) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.  Sebagai Pembersih (Oil Cleaner) dimana oli yang telah kotor sebagai

akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk.

7. Gland Packing

Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran oli.

8. Labirinth Ring

Mempunyai fungsi yang sama dengan gland packing. 9. Impuls Stage

Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah

10. Stasionary Blade

Adalah sudu-sudu yang berfngsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang masuk.

11. Moving Blade

Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.

12. Control Valve

(35)

13. Stop Valve

Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin.

14. Reducing Gear

Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

 Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam reducing gear.

 Pinion (high speed gear) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

 Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

 Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan/menerima gaya tegak lurus dari pinion gear

 Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya radial shaft pinion gear.

 Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial dari shaft gear wheel.

 Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.

(36)

Gambar 2.2 bagian utama turbin uap

Secara umum, dapat kita lihat bahwa sistem turbin uap dibagi atas 5 bagian yaitu :

1. Steam turbine

2. Governor dan turbin control 3. Steam supply dan drainage system 4. Coolingsystem

5. Oil pressure system

2.2 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.

(37)

dan sebagai hasilnya kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancer (corder,1992).

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan perneliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diproduksi dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.

(38)

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan, operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Menurut Corder (1992).

Menurut Sofyan Assauri, 1993, tujuan pemeliharaan yaitu :

1) Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,

2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu, 3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas

dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,

4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,

5) Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,

(39)

2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Menurut Daryus A, (2007) dalam bukunya Manajemen Pemeliharaan Mesin membagi pemeliharaan menjadi :

1) Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dibertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan.

2) Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)

Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3) Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance)

Pemeliharaan berjalan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

4) Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance)

Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari system peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

5) Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)

Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-alat dan tenaga kerjanya.

6) Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)

(40)

7) Pemeliharaan berhenti (Shutdown Maintenance)

Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi.

8) Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus.

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

2.3.1 Preventive Maintenance

Menurut (Assauri 1993) Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila :

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kulitas produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi. d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut

(41)

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas :

Routine Maintenance

Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.(Assauri 1993).

(42)

2.3.2 Breakdown Maintenance

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.

Jadi dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

(43)

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.

Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan breakdown maintenance saja.

2.4 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan -

Pada dasarnya Hubungan pemeliharaan ada dua macam yaitu, pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan pemeliharaan diluar dari perencanaan (Unplanned Maintenance) dilakukan secara rutin (Preventive Maintenance). Hanya ada satu bentuk pemeliharaan tidak terencana yaitu pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance), yang didefinisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja.

Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama, pencegahan dan korektif.

Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasar pada "lihat, rasakan dan dengarkan", dan penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan.

(44)

Inspeksi, kegiatan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi operasi sebuah komponen atau fasilitas baik secara visual atau dengan sebuah pengukuran tertentu (Arman 2006).

(45)

2.5 Tugas-tugas Bagian Pemeliharaan

Menurut (Alfian Hamsi 2001), Adapun tugas-tugas dasar dari seksi pemeliharaan dibagi atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

a. Bagian perencanaan dan penugasan. b. Bagian pemeriksaan dan pengawasan. c. Bagian pengawasan bahan.

d. Bagian pekerjaan lapangan. e. Bagian pekerjaan bengkel.

a. Bagian Perencanaan dan Penugasan

Tugas-tugas bagian perencana dan penugasan adalah : 1. Menerima dan mengumpul semua permintaan-permintaan kerja.

2. Mendaftarkan dan mengklassifikasikan semua permintaan-permintaan kerja yang diterima.

3. Menyiapkan permintaan-permintaan kerja pemeliharaan tersebut.

4. Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan penempatan pekerja pada lokasi yang sesuai.

5. Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja.

6. Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

7. Menyetujui semua permintaan-permintaan kerja diatas dan juga permintaan kerja harian.

8. Memonitor semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan juga kemajuannya. 9. Mengecek laporan dari pekerjaan yang sudah selesai.

10. Menerima dan menyimpan catatan jam kerja yang sebenarnya dan juga catatan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai. 11. Melaporkan pada bahagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan

habispakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

(46)

13. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, pemeliharaan atau pembongkaran secara besar-besaran.

14. Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya,pemeliharaan tahunan. 15. Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan.

16. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan.

17. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipment dan fasilitas nya kepada orang-orang teknik.

b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan

Tugas-tugas pada bagian pemeriksaan dan pengawasan dibedakan atas : (1). Untuk pembongkaran mesin yang regular (umum), atau periodik yaitu :

a. Menyiapkan, menjaga dan mempertimbangkan kembali program-program pembongkaran mesin periodik atau regular. Pemeriksaan atau bahan khusus dari bahagian teknikal atau perencanaan sangat diharapkan.

b. Menyiapkan, melaksanakan pemeriksaan, dan permintaan pembongkaran mesin di bengkel.

c. Menerima permintaan pemeriksaan dari bahagian produksi dan dari bahagian-bahagian lain yang terkait. Siapkan, laksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeriksaan dan laporkan pemerikasaan itu kepada bahagian yang memerlukannya

d. Menyiapkan, melaksanakan langkah-langkah awal dari masing-masing pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga menyiapkan laporan akhir pemeriksaan dan masing-masing pekerjaan pemeliharaan tersebut.

e. Membuat saran yang diperlukan kepada bahagian perencanaan dan bengkel sehubungan dengan tatacara perbaikan equipment yang ada di pabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai.

f. Membuat tatacara atau aturan pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan darurat dan pembahagian kerjanya.

(47)

i. Menyimpan catatan kerusakan-kerusakan mesin untuk semua equipment dalam pabrik dan mencatat item-item pemeliharaan yang besar-besar dan equipment dan sistim pepipaan.

j. Menganalisa dan menyarankan tata cara pemeliharaan yang sesuai berdasarkan catatan data-data dari mesin-mesin tersebut.

k. Meminta dan menerima bahan-bahan yang dipakai pada waktu pemeriksaan dilakukan dan juga bahan-bahan yang habis pakai.

l. Mempelajari dan mengusulkan perbaikan atau modifikasi peralatan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya, agar lebih baik sesuai dengan yang diperlukan oleh bahagian teknik.

m. Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk pemeliharaan yang regular, perbaikan mesin dan pembongkaran tahunan.

n. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan dan membuat laporan-laporan inspeksi dan saran-saran.

(2). Untuk pemeriksaan yang khusus

Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan-pemeriksaan tanpa merusak (NDT), analisa getaran, pemeriksaan bahan, dan lainnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan khusus adalah :

a. Menyiapkan, menjaga dan juga memikirkan kembali rencana - rencana pemeriksaan khusus dan tata caranya.

b. Menerima permintaan pekerjaan khusus, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut dan melaporkan hasilnya kebahagian perencanaan, bahagian pemeriksaan, bahagian produksi dan bahagian-bahagian lain yang berhubungan.

c. Mempelajari dan menyiapkan saran-saran untuk pemeriksaan khusus kebahagian perencanaan, pemeriksaan, bengkel dan lain-lain.

d. Mempelajari dan menyiapkan tatacara pemeriksaan khusus dalam keadaan darurat.

(48)

f. Meminta dan menerima bahan-bahan dan bahan yang habis pakai.

g. Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan tetap stabil.

h. Menganalisa semua hasil-hasil pemeriksaan khusus.

i. Menjaga dan meningkatkan kemampuan teknik dari para pekerja. j. Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru dan yang lama.

c. Bagian Pengawasan Bahan

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh bagian pengawasan bahan adalah :

a. Mempelajari, Merencanakan, dan melaksanakan tatacara pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada pemeliharaan ditinjau dari metode statistik untuk semua pemakaian bahan. b. Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk

pemeliharaan dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat disetujui oleh bahagian lapangan atau bahagian bengkel.

c. Menerima dan mempelajari kembali catatan-catatan permintaan harian dan bulanan dari bahagian pergudangan.

d. Menerima dari bahagian gudang perintah pembelian suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lain nya.

e. Mempelajari dan menyiapkan spesifikasi bahan, dan permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain-lain, atau pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas. Mensyahkan permintaan pembelian bahan dan juga spesifikasi bahan tersebut.

f. Memberi nasihat pada bahagian bengkel yang mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga modifikasi.

(49)

h. Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimum mungkin tersedia di gudang. Juga meninjau kembali jumlah dari pemesanan bahan.

i. Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas.

d. Bagian Pekerjaan Lapangan

Yang dimaksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti pembersihan, penyetelan, perbaikan, pembangkaran mesin, pekerjaan modifikasi di lapangan dan sebagainya, adapun tugas-tugas lainnya yang harus dikerjakan oleh pekerja lapangan adalah :

a. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari bahagian pemeriksaan dan perencanaan.

b. Mempelajari dan menyiapkm tatacara pekerjaan secara detail dan perintah-perintah kerja yang diperlukan.

c. Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima dari bahagian perencanaan dan pemeriksaan.

d. Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan.

e. Menyiapkan dan meminta ijin masuk ke pabrik, ijin bekerja di mesin-mesin yang berbahaya, dan ijin keselamatan kerja dari bahagian produksi.

f. Menerima semua ijin-ijin tersebut dari bahagian produksi.

g. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

h. Membuat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan juga bahan lain yang diperlukan.

i. Menyiapkan dan mengantarkan semua yang diperlukan, seperti suku cadang, bahan habis pakai, bahan-bahan lain, peralalan dan fasilitas-fasilitas kelapangan.

(50)

k. Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bahagiannya paling banyak jenis pekerjaannya.

l. Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan.

m. Menjumlahkan dan menyimpan semua jam kerja dan membuat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan dari masing-masing pekerjaan.

e. Bagian Pekerjaan Bengkel

Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin dan pekerjaan-pekerjaan pabrikasi, selain itu juga bertugas untuk :

a. Merencanakan, melakukan, dan mengawasi program pemeliharaan didalam bengkel dan menjaga peralatan-peralatan termasuk suku cadang, bahan habis pakai.

b. Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, pembagian tugas pada equipment, sistem perpipaan, fasilitas kantor, kenderaan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

c. Membagi, mengatur dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai dengan permintaan kerja.

d. Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan dan pembongkaran pabrik tahunan.

e. Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan darurat.

f. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lain yang diperlukan dari bahagian gudang.

g. Mempelajari dan menyiapkan permintaan-permintaan bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan bahan-bahan lainnya bila diperlukan.

(51)

i. Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan habis pakai untuk masing-masing pekerjaan.

j. Menjumlahkan, mengklasifikasikan dan membuat laporan jumlah jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua pekerjaan.

k. Mempelajari dan meningkatkan catatan-catatan pekerjaan harian tersebut.

2.6 Bahagian-bahagian yang berhubungan dengan pemeliharaan

Adapun bahagian-bahagian yang berhubungan dalam pemeliharaan diantaranya adalah: bagian produksi, teknikal, keselamatan kerja, penyimpanan bahan/material (gudang), pembelian dan keuangan. Tanggung jawab dari masing-masing bahagian adalah sebagai berikut :

a. Produksi

1. Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsultasi pada bahagian-bahagian lain yang terkait. 2. Mensyahkan permintaan-permintaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan

pekerjaan pengawasan.

3. Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharaan semua baik dan memberi ijin masuk pabrik, ijin masuk kedaerah berbahaya, dan keselamatan kerja untuk kerja-kerja pemeliharaan.

4. Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk merawat seperti mengisolasi, mencuci equipment dan pipa-pipa, juga melakukan analisa keselamatan kerja.

5. Memintakan pada bagian keselamatan kerja orang yang ahli pada menyiapkan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan.

6. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan.

7. Menerima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan ulang.

(52)

b. Teknikal

1. Menerima informasi-informasi secara periodik, pekerjaan modifikasi dan biaya-biaya pemeliharaan dari bagian perencanaan pemeliharaan

2. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik dan dapat menurunkan waktu, biaya dari pemeliharaan.

3. Mempelajari dan menyiapkan modifikasi pabrik melalui penyelidikan seperti yang disebutkan pada item dan dengan mengadakan diskusi-diskusi diantara bagian-bagian yang terkait.

4. Menyimpan data-data teknik dari semua mesin-mesin pabrik dengan baik. 5. Menyelidiki dan menjaga informasi-informasi terakhir dari teknologi produksi

dan pemeliharaan.

c. Keselamatan Kerja.

l. Menjaga keselamatan kerja pada saat berada dipabrik khususnya pada daerah-daerah yang berbahaya dan mudah terbakar, dan patuhi larangan-larangan yang ada dan pastikan bekerja secara aman.

2. Menyiapkan dan memberi peringatan-peringatan keselamatan pada masing-masing equipment termasuk untuk kerja pemeriksaan, sebelum pekerjaan dimulai.

3. Mempelajari dan membuat saran untuk meningkatkan peralatan, fasilitas, peralatan keselamatan kerja dan bahan-bahan yang baru.

4. Menghadiri atau Mengunjungi pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan atau pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut berbahaya.

5. Meminta alat pemadam kebakaran tambahan untuk bagian pendukung jika diperlukan.

d. Penyimpanan bahan/material (gudang)

(53)

keperluan-keperluan lain, suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah dan lain-lain.

2. Menerima, menyimpan dan mensyahkan bahan-bahan yang ada, dan melaporkan kebahagian pembelian dan gudang.

3. Mempelajari dan meneliti stock minimum, dan pembelian dan semua bahan-bahan, melaporkan ke bahagian pengawasan bahan atau bagian pembelian. 4. Memeriksa semua bahan-bahan yang ada di gudang secara periodik. 5. Menyimpan catatan atau buku gudang.

e. Pembelian

1. Menerima semua permintaan bahan dan kontrak untuk pembelian. 2. Menyiapkan dan mensyahkan dokumen-dokumen tender.

3. Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan berkonsultasi pada bagian-bagian lain yang terkait.

4. Memilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan melibatkan bagian-bagian lain yang terkait.

5. Mensyahkan permintaan pembelian.

6. Memeriksa lama waktu pengiriman barang.

7. Mensyahkan laporan pembelian pada bagian-bagian yang terkait termasuk bagian keuangan.

8. Mensyahkan tagihan pembayaran kebagian keuangan.

9. Menyelidiki dan mencari informasi-informasi pasar yang terbaru mengenai harga-harga equipment ,bahan, dan pelaksana kerja (kontraktor).

f. Keuangan.

l. Menerima semua permintaan-permintaan bahan dari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan.

2. Menerima laporan jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan.

3. Mencatat dan mengklasifikasikan item (1) dan (2) diatas untuk masingmasing equipment.

(54)

5. Laporkan hasil bulanan item (c) dan (d) ke bagian-bagian yang terkait.

6. Menerima permintaan pembelian dan melaporkan bukti pembayaran kepada bagian keuangan dan bagian lain yang berurusan dengan pembayaran.

2.7 Instruksi-instruksi Umum Dalam Pemeliharaan

Menurut (Alfian Hamsi 2001) Instruksi-instruksi umum dalam pemeliharaan sebuah pabrik dapat dilihat dari segi pentingnya pekerjaan pemeliharaan, pemeliharaan mesin yang beroperasi secara terus menerus (continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung, Manpower, Manhour, Equipment, Tool, Material dan Consumable.

2.7.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan

Pentingnya pekerjaan pemeliharaan bagi sebuah perusahaan di zaman sekarang ini adalah sangat mutlak. Sebab dengan melakukan pekerjaan pemeliharaan tersebut sebuah perusahaan akan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

1. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan pengeluaran biaya untuk perbaikan termasuk upah. Secara otomatis, penurunan kerusakan akan mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya pembiayaan untuk perbaikan.

2. Dapat ditentukannya pemeliharaan rutin terhadap item-item dari bagian mesin/peralatan yang benar-benar penting yang dapat berakibat fatal untuk keseluruhan pabrik tersebut.

3. Penaksiran biaya-biaya dan waktu pemeliharaan yang seefektif mungkin.

4. Memperpanjang umur pabrik dan dapat meramalkan kerusakan-kerusakan yang akan terjadi.

(55)

depan yang lebih baik. Informasi tersebut dapat berupa data teknik, gambar-gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah yang penting.

2.7.2 Pemeliharaan Mesin yang Beroperasi Terus Menerus

Produksi yang tinggi dari sebuah pabrik yang beroperasi secara continue dan pada kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik itu sendiri tetapi juga keuntungan bagi pabrik-pabrik lainnya yang Saling berhubungan (saling membutuhkan).

Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka faktor-faktor berikut ini penting untuk diperhatikan, yaitu :

1. Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaannya dan juga pemeliharaannya.

2. Menjaga kesinambungan operasi dan pemeliharaan. 3. Mengefisienkan operasi dan pemeliharaan.

2.7.3 Pemeliharaan langsung dan tidak langsung.

a. Pemeliharaan langsung adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan dari equipment produksi. Dalam definisi ini termasuk item-item sebagai berikut :

(1) Pembongkaran berskala besar dari equipment dan unit-unit produksi.

(2) Perbaikan berskala besar dari sebuah equipment yang penting, dalam keadaan terjadwal maupun tidak

(3) Perawatan skala kecil. Perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil-kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak. b Pemeliharaan tidak langsung.

Perawatan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan pemeliharaan yang berhubungan dengan equipment produksi, tetapi tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri.

(56)

(2). Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar equipment, mengatur tataletak equipment, dan memindahkan equipment.

(3). Penambahan-penambahan kecil seper

-Dengan defienisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat katalog, mengevaluasi, memonitor, dan mengkontrol beban pekerjaan pemeliharaan disesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.

ti pemasangan peralatan untuk mesin-mesin cadangan.

2.7.4 Manpower

Manpower adalah jumlah tenaga kerja/pekerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar pekerjaan lebih efektif. Setiap pabrik akan mempunyai persoalan sendiri-sendiri dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antara banyaknya Manpower dengan jumlah waktu operasi personal dan kaitan antara pegawai-pegawai pemeliharaan yang bisa diperoleh merupakan kajian yang sangat penting.

Pada prinsipnya sedikit tenaga kerja (Manpower) dengan kapasitas dan kualitas kerja yang memuaskan adalah tujuan dan pemeliharaan yang maksimal. Tiap-tiap tenaga kerja untuk bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidaklah sama kecekatan hasil pekerjaannya. Sehingga bila perbedaan-perbedaan itu dikaji maka akan diperoleh gambaran tentang waktu penyelesaian persatuan unit kerja pemeliharaan mesin untuk personal yang berbeda-beda. Dengan demikian dapat diperoleh rata-rata waktu yang diperlukan pekerja (dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang sama) untuk tiap satuan hasil kerja. Hal tersebut diatas sangat penting untuk diperhitungkan guna memperhitungkan standar biaya harian pekerja yang lebih efiesien.

2.7.5 Manhour

(57)

diperlukan untuk suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Karena pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu :

1. Waktu untuk pekerjaan khusus.

2. Memakai data standart yang berasal dari perusahaan-perusahaan atau dari jurnal-jurnal ilmiah.

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadual. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadual selama seminggu. Seorang perencana harus mengetahui dan mencatat jumlah Manpower yang ada (yang dibutuhkan) dan Manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Untuk mengontrol (mengoptimalkan dan meningkatkan daya guna kerjanya) maka bagian perencana juga melakukan pengawasan yang dapat mencakup setiap) pekerjaan pemeliharaan.

2.7.6 Equipment, Tool, Material dan Consumable

Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan, seperti : crane, mobil derek, dan lain-lain. Tool adalah peralatan kerja, seperti : tang, martil, obeng, dan lain-lain. Material adalah bahan bahan yang tidak habis pakai, seperti : packing, bantalan, dan lain-lain. Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai, seperti : minyak gemuk, oli, sabun, dan lain-lain.

(58)

2.8 Hubungan Kegiatan Pemeliharaan dengan Biaya

Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan sumber daya berupa faktor-faktor produksi yang tersedia baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien. Pada saat ini perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan pemeliharaan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit.

Dengan demikian metode yang digunakan untuk memelihara mesin dalam perusahaan adalah metode probabilitas untuk menganalisa biaya. Menurut Hani Handoko T, (1999) Langkah-langkah perhitungan biaya pemeliharaan adalah :

a. Menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata mesin hidup dengan cara :

Rata-rata mesin hidup = ∑ (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaikan X probabilitas terjadinya kerusakan)

b. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan breakdown :

TCr = ��2

∑ni=1iPi...(Hani Handoko T, hal 162)

Keterangan :

TCr = biaya bulanan total kebijakan breakdown, NC2 = biaya perbaikan mesin,

∑� ���

�=1 = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan.

c. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan pemeliharaan preventive:

Untuk rnenentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode.

(59)

Keterangan :

Bn = Perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan, N = Jumlah Mesin,

Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.

2.9 Menentukan Waktu Penggantian Pencegahan

Seperti disebutkan sebelumnya, jika komponen tersebut memiliki tingkat kegagalan meningkat, maka program pemeliharaan hati-hati dirancang preventif bermanfaat untuk ketersediaan sistem. Jika tidak, biaya pemeliharaan preventif mungkin sebenarnya lebih besar daripada manfaatnya. Tujuan dari program pemeliharaan yang baik preventif adalah baik meminimalkan biaya keseluruhan (atau downtime, dll) atau memenuhi tujuan keandalan. Untuk mencapai hal ini, selang waktu yang tepat (waktu) untuk pemeliharaan terjadwal harus ditentukan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan model usia penggantian optimal, seperti yang disajikan berikutnya. Menganut model untuk kondisi dibahas sebelumnya, atau :

• Komponen ini menunjukkan perilaku yang berhubungan dengan mode pakai-out. Artinya, tingkat kegagalan dari komponen meningkat dengan waktu.

(60)

Cast per unit Time vs. Time

Gambar 2.4: Biaya kurva untuk penggantian preventif dan korektif.

Gambar 2.4 menunjukkan Biaya Per Unit Waktu vs Time plot. Dalam gambar ini, dapat dilihat bahwa biaya penggantian korektif meningkat dengan meningkatnya penggantian interval. Dengan kata lain, semakin sering Anda melakukan tindakan Preventive Maintenance, biaya perbaikan Anda akan lebih tinggi. Jelas, semakin lama kita membiarkan komponen beroperasi, tingkat kegagalannya meningkat ke titik yang lebih mungkin untuk gagal, sehingga membutuhkan lebih banyak tindakan korektif. Sebaliknya benar untuk biaya penggantian pencegahan. Semakin lama Anda menunggu untuk melakukan Preventive Maintenace, semakin sedikit biaya, sedangkan jika Anda melakukan Preventive Maintenance terlalu sering, semakin tinggi biaya. Jika kita menggabungkan kedua biaya, kita dapat melihat bahwa ada titik optimum yang meminimalkan biaya. Dengan kata lain, seseorang harus mencapai keseimbangan antara risiko (biaya) yang berhubungan dengan kegagalan sekaligus memaksimalkan waktu antara tindakan Preventive Maintenance.

(61)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) yang dapat mengurangi tingkat kerusakan dan memperpanjang umur suatu mesin. Sehingga diharapkan system pemeliharaan (Maintenance) tersebut akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan, baik ditinjau dari segi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kapasitas produksi sebuah mesin.

Dalam hal ini survey di lakukan ke PMKS PT. SISIRAU yang bergerak pada produksi minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) menggunakan turbin uap sebagai pembangkit tenaga. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada turbin uap tesebut, guna menjaga agar proses produksi minyak kelapa sawit dapat berjalan dengan baik.

Turbin uap adalah salah satu komponen yang digunakan sebagai pembangkit tenaga. Dimana turbin uap tersebut dapat merubah energi potensial uap (fluida kerjanya) menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini kemudian dirubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran pada poros turbin. Energi mekanis inilah yang akhirnya dirubah oleh generator menjadi energi listrik.

(62)

1.2Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Preventive Maintenance pada Turbin Uap dengan kapasitas 800 Kw pada putaran turbin 1500 Rpm sebagai penghasil listrik di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan survey lapangan dan study literatur di PMKS PT.SISIRAU untuk mengetahui apakah penggunaan metode Preventive Maintenance / Breakdown Maintenance yang menguntungkan jika metode tersebut digunakan pada mesin Turbin Uap di PMKS PT.SISIRAU.

2. Menghitung pertambahan panjang umur mesin (life time) setelah melakukan metode Preventive Maintenance pada Turbin Uap.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari skripsi ini adalah, sebagai berikut :

1. Untuk penulis sangat bemanfaat, dimana untuk mengembangkan wawasan permasalahan mengenai perawatan dan perbaikkan pada Turbin Uap.

2. Mengetahui dasar - dasar perawatan dan perbaikan Turbin Uap, sehingga kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada Turbin Uap di pabrik.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) dari sebuah turbin uap di PMKS PT. SISIRAU. Dari sistem pemeliharaan (Preventive Maintenance) tersebut akan dibahas tentang besarnya biaya, Tool, Material, Consumable dan Evaluasi biaya Preventive Maintenance.

(63)

dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih fokus dan sistematis.

1.5 Sistematika Penulisan

Gambar

Gambar 3.1 Turbin uap shinko
Gambar 3.2 Sudu-sudu gerak.
Gambar 3.4 Bering.
Gambar 3.7 Cooling system.
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,