• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Knowledge Management System Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Knowledge Management System Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

PENGELOLAAN PROYEK DI CV. METRIC DESIGN

Oleh:

Robi Tanzil Ganefi 57.101.11.080

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

v

1. 2 Identifikasi Masalah ... 3

1. 3 Tujuan ... 3

1. 4 Manfaat ... 3

1. 5 Batasan Masalah ... 4

1. 6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2. 1 Knowledge ... 6

2. 2 Skala Pengetahuan ... 7

2. 3 Konversi Pengetahuan ... 8

2. 4 Knowledge Management (KM) ... 9

2. 5 Knowledge Management System (KMS) ... 12

2. 6 Knowledge Repositories ... 13

2. 7 Organizational Learning ... 13

(3)

vi

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 15

3. 1 Objek Penelitian ... 15

3. 2 Visi dan Misi ... 16

3. 3 Struktur Organisasi... 16

3. 4 Metodologi Penelitian ... 17

3. 4. 1 Identifikasi Masalah ... 18

3. 4. 2 Kajian Penelitian Terkait ... 19

3. 4. 3 Observasi ... 19

3. 4. 4 Wawancara ... 19

3. 4. 5 Focus Group Discussion (FGD) ... 19

3. 4. 6 Analisis Infrastruktur ... 20

3. 4. 7 Penyesuaian Knowledge Management dengan Strategi Bisnis ... 20

3. 4. 8 Merancang Infrastruktur Knowledge Management ... 21

3. 4. 9 Melakukan Audit Aset dan Sistem ... 22

3. 4. 10 Merancang Tim Knowledge Management ... 22

3. 4. 11 Membuat Prototipe Knowledge Management ... 23

BAB IV ANALISIS KNOWLEDGE MANAGEMENT ... 24

4. 1 Tujuan Perancangan Knowledge Management System ... 24

4. 2 Analisis Infrastruktur ... 24

4. 2. 1 Infrastruktur Jaringan ... 25

4. 2. 2 Media Penyimpanan ... 26

4. 3 Analisis Strategi Bisnis ... 27

(4)

vii

4. 4. 1 Pengetahuan Individu ... 30

4. 4. 2 Manajemen Proyek ... 31

4. 5 Konversi Pengetahuan ... 32

BAB V PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM ... 34

5. 1 Perancangan Infrastruktur Knowledge Management ... 34

5. 2 Penyesuaian Knowledge Management dengan Strategi Bisnis ... 35

5. 3 Hasil Audit Aset dan Sistem ... 38

5. 4 Pembentukan Tim Knowledge Management ... 41

5. 5 Perancangan Blueprint Knowledge Management System ... 43

5. 5. 1 Interface Layer ... 43

5. 5. 2 Access and Authentication Layer ... 43

5. 5. 3 Collaborative Filtering and Intelligence Layer ... 44

5. 5. 4 Application Layer ... 45

5. 5. 5 Transport Layer ... 49

5. 5. 6 Middleware and Legacy Integration Layer ... 50

5. 5. 7 Repository Layer ... 50

5. 6 Fungsionalitas Knowledge Management System ... 56

5. 7 Konversi Pengetahuan ... 61

5. 8 Evaluasi Tujuan dan Blueprint Knowledge Management System ... 65

5. 9 Roadmap Implementasi Knowledge Management System ... 67

5. 9. 1 Komponen Knowledge Management System ... 67

5. 9. 2 Sumber Daya Knowledge Management System ... 68

(5)

viii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 70

6. 1 Kesimpulan ... 70

6. 2 Saran ... 71

(6)

72

DAFTAR PUSTAKA

CV. Metric Design. 2013. Grafik Proyek CV. Metric Design. Bandung.

Dalkir, Kimiz. 2005. Knowledge Management In Theory And Practice. Elsevier

Butterworth–Heinemann

Davenport, Thomas H, De Long, David W, Beers, Michael C. 1997. Building

Succesfull Knowledge Management Projects. Center for Business Innovation

Working Paper.

Earl, M., and I. Scott, What Is a Chief Knowledge Officer, Sloan Management

Review, 
Winter (1999), 29–38.

Easterby-Smith, M., M. Lyles. 2003. The Blackwell handbook of organizational

learning and knowledge management. Oxford: Blackwell.

IDC Worldwide Mobile Phone Tracker. 2013. Press Release February 14, 2013.

http://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=prUS23946013. Diakses pada 24

April 2013 01:34.

Gasik, Stanislaw. 2011. A Modelof Project Knowledge Management. Project

Management Journal. Warsaw, Poland. Vol. 42, No. 3, 23–44.

Nonaka, Takeuchi. 1995. The Knowledge-Creating Company. New York : Oxford

University press.

Project Management. 2008. A guide to project management body of knowledge

(PMBOK® Guide).

Tiwana, Amrit. 2002. The Knowledge Management Toolkit. Prentice Hall PTR.

von Krogh, G. Care in Knowledge Creation. California Management Review, 1998,

(7)

73

Wilkinson, S. 2004. Focus group research. In D. Silverman (ed.), Qualitative

research: Theory, method, and practice (pp. 177–199). Thousand Oaks, CA:

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya tesis dengan judul “Perancangan Knowledge Management System

Pengelolaan Proyek di CV. Metric Design” sebagai syarat untuk menyelesaikan

program studi Strata II Jurusan Magister Sistem Informasi Fakultas Pascasarjana

Universitas Komputer Indonesia dapat selesai sebagaimana mestinya..

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu, Ayah, dan Adik tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil yang tak terhingga selama ini.

2. Bapak Dr. Eng. Ana Hadiana dan Ibu Imelda, S.T., M.T. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam

penyusunan tesis ini.

3. Ibu Wartika , S. Kom., M. T. selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan kritik.

4. Geraldi, Fikri, Teh Yanti, Myrna, dan Nizar yang saling mendukung dalam

berlangsungnya proses bimbingan sehingga bisa menuntaskan tesis ini.

5. Teman-teman kelas MSI 2 BU angkatan 2012 yang telah bersama-sama

melewati masa-masa kuliah selama kurang lebih dua tahun.

6. Seluruh Dosen dan Staff pengajar jurusan Magister Sistem Informasi

Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia.

7. Semua pihak yang terlibat dan ikut membantu dalam tugas akhir ini baik

(9)

iv

8. Dan yang paling special kepada Renny Kurnia, calon istri tercinta, yang

tiada hentinya memberikan dorongan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Sangat disadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan tesis

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan ke arah yang

lebih baik.

(10)

PERSONAL DETAILS

Name : Robi Tanzil Ganefi

Place/Date of birth : Tasikmalaya/December, 7th 1988

Nationality : Indonesia

Gender : Male

Religion : Moslem

Marital status : Single

Temporary Address : Jalan Tubagus Ismail Dalam Gang 2 No. 22 RT 003/007

Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong Bandung 40132

Permanent Address : Kp. Sindangwargi No. 99 RT 002/001 Kelurahan

Sukamaju Kidul Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

46151

Mobile : +62 896 5511 0896

Email : robi.tanzil.g@gmail.com

FORMAL EDUCATION

2007 : S1 Teknik Informatika UNIKOM

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. 1Latar Belakang

CV. Metric Design merupakan salah satu startup company di Bandung yang

bergerak dalam bidang jasa pembuatan perangkat lunak. Mayoritas perangkat lunak

yang dibuat oleh CV. Metric Design berupa perangkat lunak mobile dan website.

Banyaknya permintaan pembuatan perangkat lunak mobile dan website ini tentunya

tidak lepas dari pesatnya perkembangan perangkat mobile (IDC : 2013) baik dalam

konteks penggunaan individu sehari-hari maupun dalam untuk memenuhi kebutuhan

internal dan eksternal perusahaan.

Data proyek CV. Metric Design tahun 2011-2012 menggambarkan adanya

peningkatan permintaan pembuatan perangkat lunak mobile lebih dari 100% (CV.

Metric Design: 2013). Hanya saja peningkatan kebutuhan perusahaan terhadap

pembuatan aplikasi mobile dan website tidak bisa tertutupi dengan sumber daya

manusia yang ada. Untuk menutupi kekurangan dalam hal sumber daya manusia,

selain melakukan rekrutmen pegawai baru, CV. Metric Design juga menggunakan

jasa pihak ketiga sebagai tenaga kontrak baik secara personal maupun perusahaan.

Namun dengan adanya penggunaan jasa pihak ketiga tidak jarang menyebabkan

kerugian bagi perusahaan berupa hilangnya knowledge pada saat kontrak selesai. Hal

tersebut terjadi dikarenakan tenaga kontrak tidak menyimpan knowledge yang

berkaitan dengan proyek yang dikerjakan. Sebagai contoh, perusahaan tidak

mengetahui solusi apa saja yang telah dilakukan oleh pegawai kontrak dalam

mengatasi permasalahan pada saat pengerjaan proyek. Sehingga solusi-solusi untuk

(12)

2

berikutnya harus kembali dicari. Kondisi tersebut tentu saja tidak efektif mengingat

waktu pengerjaan proyek yang sangat singkat.

Kerugian lain yang dirasakan atas hilangnya knowledge pegawai kontrak

adalah pada saat akan dilakukan transfer proyek dari pegawai sebelumnya kepada

pegawai baru. Pegawai baru yang akan meneruskan pengembangan perangkat lunak

harus mengeluarkan usaha lebih untuk memahami perangkat lunak yang

dikembangkan baik dari segi kerangka kerja secara umum maupun

permasalahan-permasalahan spesifik yang terdapat pada perangkat lunak yang bersangkutan.

Pemahaman yang dilakukan oleh pegawai baru tentu akan memakan waktu yang

cukup lama dikarenakan tidak adanya informasi yang memadai mengenai

permasalahan dan solusi yang dilakukan oleh pegawai sebelumnya.

Selain permasalahan transfer knowledge yang terjadi pada saat keluar masuk

pegawai kontrak, dampak yang ditimbulkan dari kurangnya sumber daya manusia

yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu seorang manajer proyek dituntut harus

membawahi lebih dari satu proyek dengan anggota tim yang berbeda. Kesulitan yang

dirasakan oleh manajer proyek adalah tidak terintegrasinya informasi yang berkaitan

dengan perkembangan pengerjaan proyek yang dibawahinya. Apalagi ketika anggota

tim terdiri dari pegawai kontrak yang bekerja diluar kantor sehingga sangat sulit

untuk dilakukan pemantauan terhadap pencapaian target yang sudah ditentukan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan pengetahuan pada perusahaan sangat perlu untuk

dilakukan. Diharapkan dengan adanya pengelolaan pengetahuan maka perusahaan

dapat mengatasi permasalahan hilangnya knowledge sebagai aset penting perusahaan

(13)

3

manajer proyek dapat dengan mudah melakukan pemantauan pencapaian proyek

dengan mengintegrasikan informasi yang berkaitan dnegan pengelolaan proyek.

1. 2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka

permasalahan-permasalahan yang muncul adalah :

1. Bagaimana membuat perancangan knowledge management system untuk

mengelola knowledge pegawai kontrak yang masih menjadi aset individu?

2. Bagaimana membuat perancangan knowledge management system untuk

membantu manajer proyek dalam melakukan pemantauan terhadap proyek

pengembangan perangkat lunak?

1. 3Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penerapan knowledge management

system adalah :

1. Melakukan identifikasi kebutuhan dasar knowledge management system yang

akan digunakan untuk mengelola pengetahuan para pegawai.

2. Membuat perancangan knowledge management system untuk mengelola

pengetahuan pegawai sekaligus membantu manajer proyek dalam melakukan

pemantauan terhadap proyek pengembangan perangkat lunak.

1. 4Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang knowledge management

system adalah :

1. Membantu perusahaan dalam membangun knowledge management system yang

(14)

4

2. Membantu perusahaan dalam melakukan pengelolaan pengetahuan individu

pegawai kontrak sehingga dapat mempermudah pengembangan perangkat lunak.

3. Membantu perusahaan dalam melakukan pengelolaan pengetahuan sehingga dapat

mempermudah transfer proyek pengembangan perangkat lunak.

4. Membantu perusahaan dalam melakukan pengelolaan pengetahuan sehingga dapat

meningkatkan kinerja manajer proyek dalam mengelola proyek pengembangan

perangkat lunak.

1. 5Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan terkait manajemen pengetahuan maka

dilakukan beberapa batasan masalah dalam tesis ini diataranya :

1. Penelitan yang dilakukan terbatas pada ruang lingkup pengembangan perangkat

lunak dan pengelolaan proyek pengembangan perangkat lunak.

2. Penelitian ini menggunakan metode 10-Step Knowledge Management Roadmap.

Namun dari sepuluh langkah yang ada pada metode tersebut, penelitian ini hanya

sampai pada langkah keenam, yaitu pembuatan blueprint knowledge management

system.

1. 6Sistematika Penulisan

Sistematika penulitsan memberikan gambaran dari setiap pokok bahasan yang

ditulis dalam laporan. Berikut ini adalah sajian gambaran umum dari setiap pokok

pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, indentifikasi masalah, tujuan, manfaat,

metodologi penelitian, serta sistematika penulisan yang digunakan didalam penulisan

(15)

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan didalam

penelitian. Teori yang digunakan adalah mengenai knowledge management beserta

teori-teori pendukung lainnya.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang objek penelitian berupa perusahaan yang diteliti

dan metodologi penelitian yang digunakan untuk meneliti knowledge management di

perusahaan tersebut.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisikan analisis knowledge management yang ada saat ini pada

perusaahaan yang diteliti yang nantinya akan menjadi dasar untuk perancangan

knowledge management system.

BAB V PERANCANGAN

Bab ini berisikan perancangan dari knowledge management system yang akan

menjadi prototipe atau blueprint untuk pembangunan sistem.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

(16)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1Knowledge

Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan

Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

"Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual,

pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan

kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi.

Di dalam perusahaan, knowledge sering terkait tidak saja pada dokumen atau tempat

penyimpanan barang berharga, tetapi juga pada rutinitas, proses, praktek dan norma

perusahaan".

Berdasarkan definisi tersebut diatas, knowledge menjadi sangat penting

dengan alasan sebagai berikut:

1. Knowledge adalah aset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja, informasi,

ketrampilan dan struktur organisasi yang diperlukan.

2. Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya yang

berkelanjutan dari keuntungan daya saing kompetitif dibandingkan dengan produk

andalan dan teknologi tercanggih yang dimiliki.

3. Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan, mengkomunikasikan dan

mengaplikasikan pengetahuan mengenai semua hal terkait untuk mencapai tujuan

bisnis.

Knowledge dibagi menjadi dua jenis (Tiwana: 2002) yaitu explicit knowledge

(17)

7

1. Tacit Knowledge

Tacit knowledge merupakan pengetahuan personal. Tacit knowledge bersifat

personal dan sulit dirumuskan sehingga sangat sulit untuk dikomunikasikan atau

disampaikan kepada orang lain.

2. Explicit Knowledge

Explicit Knowledge merupakan komponen dari pengetahuan yang dapat

dikodefikasikan dengan bahasa yang baku secara ilmiah dalam bentuk dokumen, basis

data, dan sebagainya. Knowledge jenis ini dapat diteruskan dari satu individu ke

individu lainnya secara formal dan sistematis.

2. 2Skala Pengetahuan

Pengetahuan memiliki skala dimana skala tersebut akan membedakan dimensi

dari nilai pengetahuan tersebut. Adapun skala pengetahuan berdasarkan dimensinya

dibedakan menjadi dua skala, yaitu micro-knowledge dan macro-knowledge.

1. Micro-knowledge

Micro-knowledge merupakan bentuk dari pengetahuan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan satu bentuk tugas atau untuk menyelesaikan sebuah masalah (Gasik:

2011). Contoh dari micro-knowledge ini adalah kumpulan dari daftar harga atau cara

untuk mengatasi kesalahan pada pengembangan perangkat lunak.

2. Macro-knowledge

Macro-knowledge merupakan pengetahuan yang secara keseluruhan diterima

dari seseorang yang memberikan pengetahuan (Gasik: 2011). Salah satu contohnya

adalah bentuk pelatihan dimana ada seorang instruktur yang memberikan materi

(18)

8

2. 3Konversi Pengetahuan

Nonaka dan Takeuchi mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa

perusahaan Jepang sukses adalah keterampilan dan pengalaman mereka terdapat pada

penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan knowledge dicapai melalui pengenalan

hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge. Ikujiro Nonaka dan

Hirotaka Takeuchi membedakan antara tacit knowledge dan explicit knowledge

(Nonaka: 1995), dan membagi model konversi knowledge menjadi empat cara yang

terlihat dalam Gambar II.1.

Gambar II.1 Konversi Knowledge (Nonaka: 1995)

Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan konversi knowledge yang

terdapat pada Gambar II.1:

1. Sharing Tacit Knowledge (Socialisation)

Socialisation merupakan proses konversi tacit knowledge sehingga pengetahuan

tersebut dapat dibagikan kepada banyak orang. Pengetahuan yang dibagikan dapat

berupa pengalaman atau pembelajaran pada saat bekerja. Tacit knowledge ini

(19)

9

2. Converting Tacit Knowledge Into Explicit Knowledge (Externalisation)

Bagi sebuah organisasi pengetahuan haruslah dieksternalisasi sehingga dapat

digunakan oleh orang lain. Hal tersebut berarti bahwa harus dilakukan pembuatan

model dari pengetahuan menjadi bentuk eksplisit.

3. Systematic Combining Of Explicit Knowledge (Combination)

Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi sekumpulan

explicit knowledge yang baru. Contohnya adalah penggabungan cara-cara yang

tidak terstandar, pengkategorian dan penyusunan pengetahuan yang mungkin akan

menciptakan explicit knowledge yang baru. Kunci dari kombinasi ini adalah

komunikasi dan sistematisasi dari pengetahuan.

4. Internalising New Knowledge As Tacit Knowledge By The Organisation

(Internalisation)

Internalisasi dari pengetahuan yang baru merupakan proses dimana explicit

knowledge diubah menjadi tacit knowledge melalui organisasi. Kondisi yang

harus dipenuhi sebelumnya adalah bahwa individu harus terlibat dalam

pembentukan dari pengetahuan yang baru.

2. 4Knowledge Management (KM)

Secara sederhana pengertian dari knowledge management adalah pengelolaan

pengetahuan. Adapun dalam konteks yang lebih luas pengertian dari knowledge

management adalah pengelolaan dari pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai

bisnis dan menghasilkan keunggulan secara kompetitif (Tiwana: 2002). Adapun

pengertian lain dari knowledge management dalam perpektif bisnis dan teknologi

(20)

10

1. Pada perpektif bisnis, knowledge management merupakan sebuah aktivitas bisnis

yang memiliki dua aspek utama, yaitu :

a. Perlakuan terhadap komponen knowledge kegiatan organisasi yang

merupakan fokus bisnis bisa tercermin dalam strategi, kebijakan, dan

praktek dari semua tingkatan dalam organisasi dan membuat hubungan

langsung antara aset intelektual baik tacit maupun explicit knowledge.

b. Knowledge management merupakan pendekatan yang bersifat kolaboratif

dan terpadu dalam hal penciptaan, penangkapan, dan penggunaan aset

dalam suatu perusahaan.

2. Pada perspektif teknologi, knowledge management memiliki pengertian sebagai

berikut :

a. Knowledge management merupakan konsep dimana informasi diubah

menjadi pengetahuan yang ditindaklanjuti dan tersedia dengan mudah dalam

bentuk yang dapat digunakan oleh pengguna.

b. Knowledge management merupakan sebuah virtual repository yang berisi

informasi yang relevan dan penting untuk mendukung tugas yang dilakukan

oleh pengguna dalam kehidupan sehari-hari dalam sebuah organisasi.

Berikut ini adalah pemicu dari knowledge management atau The 24 Drivers of

KM (Tiwana: 2002) yang membuat KM tersebut menjadi hal yang tidak dapat

diabaikan dalam suatu bisnis dibagi menjadi 6 kelompok :

1. Knowledge-Centric Drivers :

a. Kegagalan perusahaan mengetahui apa yang telah mereka ketahui.

b. Kebutuhan mendesak untuk distribusi knowledge yang cerdas.

c. Masalah knowledge walkout dan tingkat ketergantungan yang tinggi

(21)

11

d. Kebutuhan untuk menangani kecenderungan penumpukan knowledge

(knowledge-hoarding) diantara pegawai.

e. Kebutuhan akan systemic unlearning (belajar meninggalkan hal-hal

lama/usang bila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan).

2. Technology Drivers :

a. Berakhirnya peranan teknologi sebagai differentiator jangka panjang yang

layak.

b. Kompresi dari siklus hidup produk dan proses.

c. Kebutuhan akan rantai penghubung yang sempurna antara knowledge,

strategi bisnis dan teknologi informasi.

3. Organisational structure-based Drivers :

a. Konvergensi fungsional.

b. Munculnya struktur organisasi project-centric.

c. Tantangan yang muncul akibat deregulasi.

d. Ketidakmampuan perusahaan untuk mengimbangi perubahan kompetitif

akibat globalisasi.

e. Konvergensi produkung dan jasa layanan.

4. Personnel Drivers :

a. Konvergensi fungsional yang sangat luas.

b. Kebutuhan untuk mendukung kolaborasi cross-functional yang efektif.

c. Mobilitas dan fluidititas tim.

d. Kebutuhan untuk menghadapi ekspektasi korporasi yang kompleks.

5. Process Focused Drivers :

a. Kebutuhan untuk mencegah kesalahan yang mahal dan berulang-ulang.

(22)

12

c. Kebutuhan untuk antisipasi prediksi yang akurat.

d. Kebutuhan yang muncul akan tanggapan yang kompetitif.

6. Economic Drivers :

a. Potensi untuk menciptakan kemampuan yang luar biasa melalui knowledge.

b. Permintaan untuk diferensiasi produk dan layanan yang ampuh.

2. 5Knowledge Management System (KMS)

Knowledge Management System atau disingkat KMS merupakan aplikasi TI

yang digunakan untuk mendukung dan meningkatkan proses pembuatan pengetahuan

dalam organisasi beserta penyimpanan, pengambilan, transfer dan penerapannya.

Adapun komponen dari KMS (Tiwana: 2002) dapat dibagi menjadi beberapa

sub komponen diantaranya:

1. Repositories

Repositori merupakan media untuk menyimpan pengetahuan. Konten dari

repositori merupakan pengetahuan formal dimana pengetahuan tersebut dapat

diakumulasikan, divalidasi, dipelihara, ditambahkan dengan pengetahuan yang

baru, dan didistribusikan.

2. Collaborative platforms

Collaborative platforms merupakan platform yang mendukung dalam proses

pendistribusian pengetahuan dimana platform ini berkaitan dengan bagaimana

pengetahuan dibagikan, seperti apa pengetahuan disimpan, dan bagaimana cara

mengkomunikasikan pengetahuan tersebut.

3. Network

Jaringan mendukung dalam komunikasi dan percakapan. Fokus dari jaringan yaitu

(23)

13

2. 6Knowledge Repositories

Tujuan akhir dari pengelolaan pengetahuan adalah bagaimana membuat media

penyimpanan dari pengetahuan atau disebut juga knowledge repositories. Salah satu

bentuk umum dari knowledge repositories adalah media penyimpanan seperti memo,

dokumen, dan lainnya dimana terdapat pengetahuan yang disimpan di dalamnnya.

Bentuk lain dari media penyimpanan data yang lebih terstruktur adalah basis data

dimana di dalamnya terdapat terdapat baris-baris data.

Secara garis besar ada tiga bentuk dari media penyimpanan atau knowledge

repositories (Davenport: 1997), yaitu :

1. External Knowledge seperti knowledge management system

2. Structured Internal Knowledge seperti laporan, dan

3. Informat Internal Knowledge seperti media penyimpanan hasil diskusi.

2. 7Organizational Learning

Pada dasarnya pengelolaan pengetahuan mengarah pada bagaimana

mengidentifikasi dan memanfaatkan pengetahuan bersama di dalam organisasi untuk

membantu organisasi dalam berkompetisi (von Krogh: 1998). Perbedaan antara

organizational learning dengan knowledge management adalah terletak pada

fokusnya. Organizational learning memiliki fokus pada proses sedangkan knowledge

management fokus pada isi dari pengetahuan yang digunakan oleh organisasi

(24)

14

2. 8Manajement Proyek

Manajemen proyek merupakan penerapan dari pengetahuan, keahlian, alat,

dan teknik untuk memproyeksikan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan tertentu

(PMBOK® Guide). Manajemen proyek dapat terpenuhi melalui aplikasi dan intergrasi

yang sesuai dengan proses-proses manajemen proyek berikut ini :

1. Inisialisasi

2. Perencanaan

3. Eksekusi

4. Pengawasan dan Pengelolaan

5. Penutupan

Para manajer proyek bertanggung jawab terhadap tim proyek dan bertanggung

jawab terhadap kesuksesan dari tujuan proyek itu sendiri. Adapun pengelolaan proyek

yang dilakukan terdiri dari :

1. Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan.

2. Melakukan analisis terhadap spesifikasi, perencanaan, dan pendekatan terhadap

tujuan dan harapan yang berbeda dari para stakeholder.

3. Melakukan penyeimbangan terhadap kebutuhan akan kualitas, cakupan, waktu,

(25)

15 BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3. 1Objek Penelitian

CV. Metric Design adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pembuatan

perangkat lunak. Berlokasi di Jalan Rereng Adumanis No. 51 Bandung. CV. Metric

Design didirikan pada tahun 2006 dimana pendirinya merupakan alumni yang berasal

dari perguruan tinggi yang sama yaitu ITB. Para pendiri CV. Metric Design terdiri

dari berbagai jurusan yang berbeda namun memiliki keinginan yang sama pada bisnis,

terutama dibidang teknologi.

Pada awalnya CV. Metric Design hanya menangani pekerjaan yang terbatas

pada desain saja. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan klien dan pasar

maka CV. Metric Design mulai memasuki bidang multimedia, dimana CD interaktif

merupakan core business dari CV. Metric Design pada saat itu. Seiring banyaknya

pekerjaan dari lembaga pemerintahan dan perusahaan besar yang membutuhkan data

dan kelengkapan administrasi yang lebih tersruktur maka CV. Metric Design

membuat badan hukum pada awal 2008.

Pada tahun 2009 CV. Metric Design mulai merambah pada bisnis baru seperti

pembuatan perangkat lunak untuk perangkat mobile baik untuk kebutuhan internal

perusahaan maupun untuk kebutuhan eksternal seperti pelanggan perusahaan tersebut.

Sampai saat ini CV. Metric Design telah mengerjakan lebih dari 50 perangkat lunak

dengan skala pekerjaan dan klien yang cukup besar, sebut saja Pertamina, Telkom,

Lintasartha, Sampoerna, Suzuki, dan lainnya. Tidak hanya itu CV. Metric Design juga

telah memulai untuk mengembangkan produk sendiri diberbagai media, seperti

(26)

16

3. 2Visi dan Misi Visi

To Be an Indonesian Company Leader at Digital Industry

Misi

1. Build a strong and coherence teamwork.

2. Generate multilevel partnership network market.

3. Best management quality system.

4. Smooth and efficient management execution.

5. Make strong financial management.

3. 3Struktur Organisasi

Pada dasarnya struktur organisasi dari CV. Metric Design belum terbentuk

seperti perusahaan pada umumnya. Namun terdapat struktur organisasi yang langsung

menangani proyek seperti terlihat pada Gambar III.1.

(27)

17

Berikut keterangan dari struktur organisasi tim pengembang CV. Metric

Design pada Gambar III.1.

1. CEO, merupakan kepala dari CV. Metric Design.

2. Project Manager, bertanggung jawab dalam pembuatan perangkat lunak beserta

pembagian tugas dan waktu kerja.

3. Database Designer, bertugas merancang basis data dan bertanggung jawab atas

segala hal yang berkaitan dengan DBMS.

4. Programmer, bertugas pada pembangunan aplikasi meliputi pembuatan perangkat

lunak sesuai dengan rancangan sampai dengan pengujian perangkat lunak itu

sendiri.

5. UI Designer, bertugas membuat rancangan antarmuka dari perangkat lunak yang

akan dibangun.

3. 4Metodologi Penelitian

Tahapan dari metodologi penelitian diawali dari identifikasi masalah yang ada

di perusahaan, pengumpulan data yang terdiri dari kajian penelitian terkait, observasi,

dan wawancara yang nantinya akan digabungkan dengan metodologi penelitian untuk

pengembangan knowledge management berupa The 10-Step Knowledge Management

Roadmap (Tiwana: 2002).

Pada sepuluh langkah yang ada pada The 10-Step Knowledge Management

Roadmap, penelitian ini membatasi sampai dengan tahapan keenam, yaitu sampai

dengan tahapan blueprint. Adapun keenam tahapan pengembangan knowledge

management berdasarkan The 10-Step Knowledge Management Roadmap adalah

analsis infrastruktur, menyelaraskan strategi bisnis dengan knowledge management,

merancang infrastruktur knowledge management, melakukan audit terhadap aset dan

(28)

18

knowledge management yang akan dibangun. Adapun metodologi penelitian tersebut

dapat dilihat pada pada Gambar III.2.

Gambar III.2 Metodologi Penelitian

3. 4. 1Identifikasi Masalah

Tahapan pertama dari metodologi penelitian adalah melakukan identifikasi

masalah. Dengan mengidentifikasi masalah maka akan tergambar masalah-masalah

(29)

19

3. 4. 2Kajian Penelitian Terkait

Kajiak penelitian terkait merupakan kegiatan mempelajari baik literatur

ataupun penelitian relevan yang sudah dilakukan sebelumnya. Data dan informasi

yang diperoleh dari literatur dan penelitan tersebut bersifat sekunder.

3. 4. 3Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa data sekunder. Data

sekunder hasil dari studi lapangan ini berupa data atau dokumen yang berkaitan

tentang profil dari perusahaan. Nantinya data profil ini akan digunakan untuk

mendapatkan informasi mengenai visi, misi, dan struktur organisasi dari perusahaan

yang diteliti.

3. 4. 4Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data primer.

Adapun keuntungan dari metode ini adalah mampu memperoleh jawaban yang

berkualitas.

3. 4. 5Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu cara untuk mengumpulkan

data kualitatif yang melibatkan sejumlah kecil partisipan dalam diskusi kelompok

informal tentang topik dan serangkaian isu tertentu (Wilkinson: 2004). Partisipan dari

grup ini dipimpin oleh seorang moderator yang memiliki topik tertentu yang

membantu para partisipan untuk membahas topik tersebut. Kelebihan dari FGD yaitu

bisa memberikan kebebasan kepada para partisipan untuk berpendapat, memberikan

ide, serta setuju atau tidak sehingga bisa menunjukkan bagaimana sebuah grup

(30)

20

hal yang tidak bisa dijelaskan secara statistik atau pengumpulan data yang tidak bisa

menggunakan pernyataan terbatas tentang suatu hal. FGD harus dipersiapkan dengan

matang seperti mempersiapkan tema, membuat pertanyaan kunci, dan membuat

rencana bagaimana pengambilan data dari diskusi yang dilakukan. Tahap selanjutnya

dari persiapan FGD adalah memilih dengan tepat partisipan yang akan terlibat dalam

grup.

3. 4. 6Analisis Infrastruktur

Tahap pertama yang dilakukan dalam The 10-Step Knowledge Management

Roadmap adalah melakukan analisis terhadap infrastruktur yang ada saat ini. Dengan

memahami infrastruktur yang sudah tersedia saat ini maka diharapkan akan dapat

mengidentifikasi komponen infrastruktur apa saja yang akan menjadi bagian dari

Knowledge Management Systems. Berikut ini adalah fokus-fokus yang dilakukan

sebagai bagian dari analisis infrastuktur:

1. Memahami pemanfaatan infrasturktur perusahaan yang ada saat ini berupa

jaringan internet dan intranet yang digunakan untuk mengelola pengetahuan.

2. Memahami pemanfaatan media penyimpanan yang digunakan perusahaan yang

digunakan sebagai media penyimpanan data pengetahuan perusahaan.

3. 4. 7Penyesuaian Knowledge Management dengan Strategi Bisnis

Pada dasarnya ilmu pengetahuan akan memberikan arahan terhadap strategi

dan sebaliknya strategi juga akan memberikan arahan terhadap pengelolaan ilmu

pengetahuan tersebut (Tiwana: 2002). Tanpa adanya kejelasan hubungan antara

pengelolaan pengetahuan dan strategi bisnis yang diterapkan maka sebaik apapun

(31)

21

Strategi bisnis pengelolaan pengetahuan dibagi menjadi dua strategi, yaitu

strategi personalisasi dan strategi kodefikasi. Strategi personalisasi memiliki fokus

pada bagaimana perusahaan memfasilitasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan

secara langsung dari satu pegawai ke pegawai lain secara verbal misalnya dengan

chatting atau diskusi online. Sedangkan strategi kodefikasi memiliki fokus pada

bagaimana menyimpan pengetahuan pegawai ke dalam bentuk dokumen atau data

sehingga proses pengelolaan pengetahuan tidak tergantung pada pegawai tertentu

namun melalui dokumen atau data pengetahuan yang tersimpan. Analisis strategi

bisnis dilakukan menggunakan pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki bobot yang

ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan konteks bisnis perusahaan. Bobot yang

diberikan memiliki rentang 1-5. Hasil dari bobot tersebut akan menentukan strategi

utama yang akan digunakan oleh perusahaan.

Target yang ingin dicapai pada langkah ini adalah penyelarasan antara

kebutuhan pengelolaan pengetahuan dengan strategi bisnis perusahaan sehingga dapat

dipastikan bahwa pembangunan knowledge management systems memiliki konsep

yang tepat dan dapat menghasilkan keuntungan secara kompetitif bagi perusahaan

serta bermanfaat baik terhadap perusahaan maupun para pekerja.

3. 4. 8Merancang Infrastruktur Knowledge Management

Tahap ketiga dalam membangun knowledge management systems adalah

memilih komponen secara infrastruktur yang akan menjadi bagian dari arsitektur

knowledge management systems yang akan dibangun. Target yang ingin dicapat pada

langka ini adalah menentukan komponen apa saja yang akan menjadi bagian dari

(32)

22

3. 4. 9Melakukan Audit Aset dan Sistem

Sebuah proyek KM haruslah dimulai dari pengetahuan apa saja yang sudah

ada di perusahaan tersebut. Pada tahap keempat ini akan dilakukan audit dan analisis

terhadap pengetahuan yang sudah ada. Adapun bagian dari proses audit dan analisis

ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengetahuan yang sudah ada di perusahaan dan menentukan

pengetahuan mana saja yang harus disimpan.

2. Memahami kerangka kerja yang digunakan dalam manajemen proyek dan

mengidentifikasi permasalahan utama yang muncul pada manajemen proyek yang

dilakukan saat ini.

3. 4. 10Merancang Tim Knowledge Management

Tahapan kelima 10-Step KM Roadmap adalah membuat tim yang akan

merancangan, membangun, dan mengimplementasikan KMS. Untuk membuat tim

KMS maka perlu diidentifikasi para stakeholder dan para ahli yang akan membantu

mensukseskan pembangunan KMS ini. Berikut ini tahapan untuk membuat tim yang

efektif dalam pengimplementasian KM:

1. Mengidentifikasi stakeholder kunci seperti para manajer dan pengguna yang akan

terlibat kemudian mengumpulkan kebutuhan dari masing-masing stakeholder

tersebut.

2. Mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan yang diperlukan.

(33)

23

3. 4. 11Membuat Prototipe Knowledge Management

Tim KM yang dibentuk pada tahapan sebelumnya akan mengimplementasikan

blueprint KMS yang menyajikan sebuah rancangan KMS. Berikut ini adalah tahapan

dalam membuat blueprint dari KMS:

1. Menerapkan secara detail dari ketujuh lapisan pembentuk arsitektur KMS.

2. Memahami dan memilih komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan terkait

repositori yang digunakan untuk menyimpan dan mengambil pengetahuan.

Tahapan terakhir dari metodologi penelitian ini pada akhirnya akan

mengintegrasikan semua pekerjaan dari tahapan-tahapan sebelumnya, yaitu berupa

(34)

70 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian knowledge management system yang telah dilakukan

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebutuhan dasar perusahaan terhadap pengetahuan pegawai terdiri dari tiga

kategori pengetahuan, yaitu teknologi, library, dan penerapannya dalam proyek

pengembangan perangkat lunak. Kategori tersebut merupakan pengetahuan inti

yang dibutuhkan oleh perusahaan yang harus disimpan oleh para pegawai.

2. Strategi bisnis yang digunakan dalam perancangan blueprint knowledge

management system menggunakan strategi yang mengkombinasikan antara

strategi personalisasi dan strategi kodefikasi. Penggabungan kedua strategi

tersebut bertujuan agar budaya berbagi pengetahuan yang sudah dilakukan oleh

perusahaan saat ini dengan menggunakan strategi personalisasi masih bisa

diterapkan namun diluar strategi tersebut perusahaan bisa menghasilkan repositori

pengetahuan yang bersumber dari pengetahuan-pengetahuan individu yang

disimpan pada saat berlangsungnya proyek.

3. Permasalahan pemantauan proyek pengembangan perangkat lunak oleh manajer

proyek terjadi pada tahapan pembuatan daftar tugas untuk masing-masing anggota

tim proyek. Untuk itu pada blueprint knowledge management system dilakukan

penambahan fitur task list creator yang bertujuan agar para manajer proyek bisa

(35)

71

6. 2Saran

Penelitian knowledge management system di CV. Metric Design dilakukan

dengan berfokus terhadap pengelolaan proyek pengembangan perangkat lunak. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan guna mengembangkan blueprint yang

sudah dihasilkan dari penelitian ini. Adapun saran-saran terhadap penelitian lanjutan

adalah sebagai berikut:

1. Melanjutkan tahapan dari metode 10-Step Knowledge Management Roadmap

sampai dengan tahapan pembangunan dan penerapannya pada perusahaan

sehingga menghasilkan knowledge management system yang siap untuk

digunakan.

2. Saat ini penelitian yang dilakukan berfokus pada pengelolaan proyek perangkat

lunak sehingga perlu untuk dikembangkan pada bidang lain agar pengelolaan

(36)
(37)

Gambar

Gambar II.1 Konversi Knowledge (Nonaka: 1995)
Gambar III.1 Struktur Organisasi CV. Metric Design
Gambar III.2 Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kajian perbandingan yang melibatkan kanak-kanak asma di Kuala Lumpur dan Terengganu telah dijalankan untuk mengenalpasti hubungan antara setiap ciri dalaman dan luaran

Analisis kelayakan dari aspek pasar dan pemasaran menunjukan bahwa Pembangunan Pasar Hewan di Kabupaten Bekasi sudah selayaknya segera dilaksanakan mengingat

Produk yang dipasarkan adalah sama di antara lembaga pemasaran pada tingkat pedagang I (makelar) dengan pedagang besar yaitu berupa jagung kering pipil, sedangkan petani

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru

Penentuan halal tidaknya suatu produk makanan dan minuman pada era globalisasi ini tidaklah mudah bahkan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi ini dikarenakan

Semakin besar konsentrasi ekstrak kering daun keben, maka warna rambut yang dihasilkan semakin gelap, pada konsentrasi 1-3% menghasilkan warna cokelat gelap, konsentrasi

Kedua, Kendala dalam mengatasi kebia- saan merokok bagi anggota Polri Polres Pekalongan Kota: (1) Aturan Hukum, besarnya sanksi tidak sebanding dengan kondisi

1) Wakaf Tunai harus diterima sebagai sumbangan sesuai dengan shari'ah. Bank harus mengelola Wakaf tersebut atas nama Wakif. 2) Wakaf dilakukan dengan tanpa batas waktu dan