• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MINAT BACA

MASYARAKAT :

UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DAN PERPUSTAKAAN DESA DALAM

MENGEMBANGKAN MINAT BACA

MASYARAKAT PENGGUNANYA

OLEH :

MURNIATY, S.SOS.

PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU

Disampaikan Pada :

DISKUSI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN

PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN

PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

TANGGAL 18-19 MARET 2013

DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

TARUTUNG (SUMATERA UTARA)

(2)

i Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya” ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai bahan bacaan bagi peserta Pelatihan Pengelola perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa pada tanggal 18 – 19 Maret 2013 di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah di Tarutung (Sumatera Utara). Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang peserta pengelola perpustakaan sekolah dan 35 orang peserta pengelola perpustakaan desa yang berasal dari berbagai sekolah dan desa yang ada di sekitar Kota Tarutung (Sumut).

Isi makalah bersifat teoritis dan praktis sehingga di dalamnya selain banyak menguraikan teori-teori juga hal-hal yang bersifat teknis/praktis, karena tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara teoritis dan praktis bagaimana penyelenggaraan sistem pelayanan yang baik di perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan desa.

Semoga apa yang penulis sajikan memberikan banyak manfaat bagi para peserta pelatihan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi para pengelola perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa di tanah air. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Mohon maaf atas kekurangan yang mungkin ada.

Wassalam Penulis

(3)

ii Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... i

Daftar Isi ... ii

1. Pendahuluan... 1

2. Fakta Yang Ada Di Luar Perpustakaan ... 2

3. Pengertian Membaca ... 3

4. Pengertian Minat Baca, Biasa membaca, Gemar Membaca ... 4

5. Isu Yang Berkaitan Dengan Rendahnya Minat Baca ... 6

6. Peran Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa ... 7. Kebijakan Pemerintah Dalam Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca ... 11

7.1 Melalui “Payung Hukum” UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan ... 11

7.2 Wewenang Pemerintah Dalam meningkatkan Minat Baca ... 13

8. Upaya Pemerintah Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat ... 15

9. Upaya Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 16

10. Upaya Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat ... 17

11. Penutup ... 17

(4)

1

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

PENGEMBANGAN MINAT BACA MASYARAKAT :

UPAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN DESA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT BACA MASYARAKAT PENGGUNANYA

Oleh : Murniaty, S.Sos.

1. Pendahuluan

Perpustakaan adalah sarana “umum” yang menyediakan sumber bacaan bagi masyarakat. Kata “umum” berarti merujuk pada semua orang, tidak ada pengecualian, karena meningkatkan minat baca semua orang merupakan tujuan utama perpustakaan.

Tujuan meningkatkan minat baca masyarakat tidak mudah dicapai oleh perpustakaan. Hal ini memerlukan campur tangan pihak lain yaitu, pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Tugas pemerintah adalah memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai, seperti perpustakaan, taman bacaan, dan pusat-pusat informasi lainnya serta memberikan subsidi bahan-bahan bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan mudah. Di sisi lain antara lembaga pendidikan dan keluarga harus ada hubungan yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan membiasakan diri membaca dan mendiskusikan isi bahan bacaan serta mengurangi frekuensi menonton televisi. Pendidik juga harus dapat memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan sekolahnya. Lingkungan atau masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar, sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang diterapkan di lingkungan masyarakat tersebut. Lebih baik lagi bila lingkungan masyarakat tersebut di fasilitasi oleh keberadaan perpustakaan desa, perpustakaan umum, atau taman bacaan masyarakat yang dapat mengakomodasi kebutuhan membaca masyarakatnya.

(5)

2

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

2. Fakta Yang Ada di Luar Perpustakaan

Pernyataan yang menyimpulkan minat baca masyarakat rendah, khususnya masyarakat Indonesia kiranya perlu dikaji ulang kembali. Menurut pengamatan penulis pernyataan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Banyak masyarakat/anak-anak sekolah yang SUKA, SANGAT SUKA, BAHKAN “GILA MEMBACA”. Beberapa fakta yang dapat menunjukkan hal tersebut antara lain :

 Toko-toko buku selalu ramai dikunjungi masyarakat/anak sekolah.

 Mencari buku sambil jalan-jalan (ke Mall sambil belanja, makan siang, atau nonton) lebih menyenangkan daripada mencari buku di perpustakaan.

 Masyarakat rela membeli buku daripada meminjam buku di perpustakaan.

- Lebih enak membaca buku baru daripada buku lama.

- Buku baru lebih meningkatkan semangat seseorang untuk membaca.

 Buku-buku di perpustakaan cenderung buku lama, informasinya tidak up to date, lusuh dan berdebu.

 Membaca buku di rumah lebih nyaman dan menyenangkan karena bisa santai, sambil ngemil daripada di perpustakaan.

 Perpustakaan tidak buka 24 jam.

 Ruangan, sarana dan fasilitas toko buku lebih menyenangkan dibanding perpustakaan.

 Penjaga toko buku lebih ramah, berpenampilan menarik, dibanding pustakawan yang cenderung sebaliknya.

(6)

3

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

3. Pengertian Membaca

Pada dasarnya membaca adalah salah satu media penyerapan ilmu pengetahuan dan informasi, karena kemampuan baca yang tinggi akan memacu seseorang untuk mengembangkan diri melalui penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Membaca juga merupakan kegiatan yang memberdayakan beberapa indra secara bersamaan, karena melalui membacalah maka ilmu dapat direkam lebih banyak dan lebih lama.

Apakah manfaat membaca ? Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab karena menyangkut banyak faktor. Faktor pertama yang harus dikaji adalah mengetahui apakah membaca adalah suatu kebutuhan, suatu aktivitas rutin, atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Faktor kedua harus mengetahui jenis bahan bacaan apa yang sering dibaca oleh seseorang dan selanjutnya mengevaluasi bahan bacaan tersebut berkualitas atau tidak atau hanya sekedar menambah informasi belaka. Walaupun manfaat membaca sulit didefenisikan, namun secara umum manfaat membaca dapat

diuraikan sebagai berikut :

• Suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang dibaca.

• Upaya menambah ilmu pengetahuan, mendapatkan gagasan baru, memperluas cakrawala, wawasan dan pandangan, memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dan mempertinggi kemampuan untuk berfikir dan menilai lewat bacaan.

 Suatu cara untuk memperoleh keterampilan ataupun kualifikasi tertentu. Misalnya, melalui membaca, pembaca mengharapkan adanya suatu hasil secara langsung yang bersifat praktis seperti untuk lulus dalam suatu ujian atau mempelajari suatu keahlian.

• Suatu cara untuk memperoleh kepuasan pribadi, karena membaca hanya sebagai rekreasi dan mengisi watu luang.

 Membaca sebagai proses komunikasi antara penulis dan pembaca

(7)

4

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

- Karya Tulis (pesan komunikasi)

- Pembaca (komunikan sasaran komunikasi)

- Perpustakaan (sebagai perantara/mediator antara penulis dengan pembaca).

Menurut A. Ridwan Siregar (2004 : 128) : “Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, membaca pada umumnya adalah untuk memperoleh manfaat langsung. Untuk tujuan akademik, membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum sekolah atau pendidikan. Di luar instansi formal, masyarakat membaca untuk tujuan praktis langsung yang biasanya berhubungan dengan perolehan keterampilan”.

Sementara di negara-negara maju, kebiasaan membaca sudah merupakan kebutuhan. Kebutuhan yang harus terpenuhi, karena apabila tidak membaca terasa ada yang kurang. Apabila ingin mengetahui tentang sesuatu maka akan mencari jawaban dengan membaca. Bila hal ini dibandingkan dengan negara-negara berkembang sangat jauh berbeda. Di negara-negara berkembang, apabila orang ingin tahu sesuatu maka dia akan cenderung kepada budaya bertanya, berkumpul, dan mengobrol.

Tidak diragukan lagi, bahwa membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Karena dengan membaca membuat seseorang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Dengan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkankan kreativitas berfikir.

Apabila masyarakat Indonesia sudah menyadari betapa pentingnya membaca, apa tujuan membaca, serta merasakan besarnya manfaat membaca, sudah pasti dengan sendirinya minat baca masyarakat akan meningkat. Sehingga kegiatan membaca akan mendapat ruang dan waktu tersendiri setiap hari pada tiap pribadi seseorang dan akan menganggap buku sebagai sahabat dan akan menarik perhatian daripada aneka acara di telivisi-televisi.

4. Pengertian Minat Baca, Biasa Membaca, Gemar Membaca

(8)

5

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Minat baca memang sulit didefinisikan secara tegas dan jelas. Namun Prof. A. Suhaenah Suparno dari IKIP Jakarta memberi petunjuk mengenai hal ini yaitu :

“Tinggi rendahnya minat baca seseorang seharusnya diukur berdasarkan frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya. Namun perlu ditegaskan bahwa bacaan itu bukan merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah. Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambah pengetahuan umum”.

Biasa membaca adalah membaca tanpa ada dorongan pihak lain. Kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Kebiasaan membaca dapat dikembangkan dan dibina melalui kegiatan belajar mengajar. Tetapi perlu juga diingat bahwa kebiasaan membaca tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap seseorang/masyarakat, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan untuk memperoleh berbagai bahan bacaan. Ketersediaan artinya, tersedianya bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan untuk memperoleh adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana seseorang/masyarakat bisa dengan mudah memperoleh berbagai bahan bacaan.

Gemar membaca adalah membaca dengan senang hati. Pembudayaan kegemaran membaca dalam hal ini dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Pada satuan pendidikan, dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran, sedangkan pada masyarakat, hal itu dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu.

Pemerintah berperan sangat penting di dalam meningkatkan minat baca masyarakat yaitu melalui undang-undang tentang perpustakaan. Di dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam.

(9)

6

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

buku berkualitas, dan penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum (kantor, ruang tunggu, terminal, bandara, rumah sakit, pasar, dan mall). Sedangkan pasal-pasal lain yang berkaitan dengan pembudayaan kegemaran membaca antara lain:

Pasal 4 : Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pasal 7 : Pemerintah berkewajiban: e) menggalakkan promosi gemar membaca

dan memanfaatkan perpustakaan;

Pasal 50 : Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi dan mendorong

pembudayaan kegemaran membaca dengan menyediakan bahan bacaan bermutu, murah, dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang mudah diakses.

5. Isu Yang Berkaitan Dengan Rendahnya Minat Baca

(10)

7

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Bila kita menyimak pertanyaan di atas ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia, antara lain:

Ketidak mampuan membaca masyarakat (buta aksara)

Data dari UNESCO menyatakan bahwa sekitar 1,35 milyar penduduk dunia atau sekitar sepertiga penduduk dunia mengalami buta aksara. Sebagian besar buta aksara tersebut dialami oleh wanita atau 1 : 2 antara pria buta aksara dengan wanita. Sebagian besar penduduk buta aksara tersebut adalah penduduk negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.

Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia buta aksara tergolong masih relatif tinggi. Setelah hampir 68 tahun merdeka, pemberantasan buta huruf masih juga belum tuntas. Data Badan Pusat Statistik 2010 menunjukkan, penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas masih tercatat 5,3 persen atau sekitar 8,3 juta orang yang tersebar di seluruh propinsi (BPS, Statistik Indonesia 2010)

Mengapa hingga kini jumlah penduduk buta aksara masih tinggi? Salah satu jawaban yang dapat diberikan karena setiap tahun masih terus terjadi adanya siswa usia sekolah dasar yang tidak sekolah atau tidak tertampung di SD kelas 1, 2, dan 3 yaitu sekitar 200.000 – 300.000 orang yang disinyalir kembali buta aksara.

Kondisi pendidikan di Indonesia.

Sampai dengan tahun 2013 kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat memperihatinkan. Salah satu indikatornya adalah masih banyaknya anak-anak usia sekolah dasar yang tidak tertampung untuk bersekolah karena jumlah sekolah yang ada tidak dapat menampung anak usia sekolah.

(11)

8

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia juga belum mendukung kepada peserta didik. Semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan siswa membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi lebih dari apa yang diajarkan

Kondisi perbukuan di Indonesia.

Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air. Penyebaran buku yang tidak merata ini penyebabnya bisa karena kendala geografis dan infrastruktur transportasi dan juga karena kemiskinan atau keadaan ekonomi masyarakat yang kurang menguntungkan, karena buku bukan suatu komoditas yang murah.

Rendahnya Dukungan Lingkungan Keluarga dan Masyarakat

Rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariannya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek penumbuhan minat baca pada keluarga. Ditambah lagi kebiasaan masyarakat Indonesia yang turun temurun dan sudah mendarah daging dimana masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng dan berceritera yang sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia. Sangat jarang ditemukan keluarga yang sangat mendukung anaknya untuk gemar membaca di rumah.

Budaya Baca Bersaing Dengan Budaya Menonton

(12)

9

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Kurangnya Sarana dan Fasilitas Untuk Membaca

Minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan, sudut baca, dan lain-lain. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat.

6. Peran Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa

Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan memiliki peran sangat penting dalam upaya memperluas wawasan serta menambah pengetahuan. Secara teoritis sebagian besar masyarakat kita telah mengetahui akan hal tersebut, meskipun dalam prakteknya masih sedikit yang benar-benar memperlakukan perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan dan informasi. Dalam hal ini peran pustakawan juga sangat dibutuhkan untuk memberdayakan perpustakaan sehingga timbul minat baca.

Peran apa yang bisa diberikan oleh perpustakaan dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat ? Tentu satu hal yang tidak dapat diabaikan adalah bahwa perpustakaan berdiri karena adanya kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menyebarluaskan informasi kepada para penggunanya. Dengan demikian perpustakaan memiliki peran yang sangat penting sebagai lembaga penyedia informasi bagi masyarakat penggunanya.

Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan: “Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Dari pusat sumber informasi ini, masyarakat dapat memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan dalam upaya meningkatkan kualitas diri, baik perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, perpustakaan desa maupun perpustakaan umum.

(13)

10

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Dalam upaya peningkatan minat baca, setiap jenis perpustakaan mempunyai kelompok sasaran masyarakat tertentu. Perpustakaan sekolah melayani siswa dan para guru di lingkungan sekolahnya, perpustakaan umum dan desa melayani masyarakat umum dan masyarakat desa di lingkungan daerahnya, perpustakaan perguruan tinggi melayani sivitas akademikanya, dan perpustakaan khusus melayani staf di lingkungan lembaga induknya.

Menurut A. Ridwan Siregar (2004: 134) :“Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di lingkungan suatu sekolah. Pelanggan utamanya adalah guru-guru sebagai pendidik dan siswa-siswi sebagai peserta didik. Perpustakaan ini memegang peranan yang sangat penting sebagai pusat sumber belajar (learning

resource center) untuk menunjang kurikulum dan proses belajar mengajar”.

Sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan sekolah digunakan untuk menyimpan semua bahan pengajaran (instructutional material) seperti buku, majalah, filmstrip, buku paket, dan bahan bukan buku lainnya, serta semua alat yang diperlukan untuk menggunakan bahan-bahan tersebut, yang dapat dipinjam oleh guru atau siswa, guna mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Perpustakaan Desa/Kelurahan adalah: perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan masyarakat

pedesaan, yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan

desa/kelurahan. Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang menjadi kewajiban pemerintah desa.

(14)

11

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Adapun peran perpustakaan desa adalah:

1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan mendayagunakan bahan pustaka tercetak maupun terekam.

2. Mensosialisasikan manfaat perpustakaan.

3. Mendekatkan buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat. 4. Menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat komunikasi dan informasi.

5. Menjadikan perpustakaan desa sebagai tempat rekreasi dengan menyediakan bahan bacaan hiburan sehat.

Bila kita melihat begitu besarnya peran perpustakaan desa di masyarakat maka jelaslah bahwa keberadaan sebuah perpustakaan desa di tengah-tengah masyarakat desa menjadi begitu penting sebagai lembaga penyedia informasi bagi masyarakat di sekitar perpustakaan desa dan sebagai lembaga yang dapat memfasilitasi minat baca masyarakat desa.

7. Kebijakan Pemerintah Dalam Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca Masyarakat

Berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat banyak sekali kebijakan-kebijakan yang sudah diberikan oleh pemerintah, di antaranya adalah :

7.1 Melalui “Payung Hukum” UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan :

Salah satu elemen penting dalam peningkatan minat baca masyarakat adalah pemerintah. Pemerintah dalam hal ini sebagai penentu kebijakan utama dalam mengokohkan tanggung jawabnya terhadap undang-undang dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan minat baca masyarakat.

(15)

12

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Peran aktif pemerintah dalam meningkatkan minat baca masyarakat melalui perpustakaan merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam memperluas wawasan serta menambah pengetahuan bangsa. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah mengenai sistem nasional perpustakaan selalu diupayakan mempunyai keterkaitan secara fungsional dengan sistem pendidikan nasional. Bahwa, sistem nasional perpustakaan dan sistem pendidikan nasional secara bersama-sama berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas sebagai bagian yang inheren dari pembentukan watak serta peradaban bangsa, sesuai dengan isi undang-undang tentang perpustakaan yang dimaksud.

Pemerintah di dalam penetapannya mengenai Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menyatakan bahwa, masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan; mengusulkan keanggotaan Dewan Perpustakaan; mendirikan dan/atau menyelenggarakan perpustakaan dan berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan yang pada akhirnya masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis sekalipun berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus; dan juga masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial juga berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing, sehingga pemerintah memiliki kewajiban sebagaimana pekerjaan rumah yang harus segera direalisasikan. Secara lebih terinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya mendukung sistem pendidikan nasional;

2. menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat;

3. menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air;

4. menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia);

(16)

13

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

6. meningkatan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan;

7. membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan;

8. mengembangkan Perpustakaan Nasional; dan

9. memberikan penghargaan kepada setiap orang yang menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno, sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang telah ditetapkan.

7.2 Wewenang Pemerintah dalam Meningkatkan Minat Baca

Pemerintah dalam meningkatkan minat baca juga memiliki wewenang, yaitu:

1. Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan

3. Mengalihmediakan naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan didayagunakan.

Sehingga pemerintah benar-benar memiliki perannya di dalam pengembangan perpustakaan guna meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.

Pemerintah juga memiliki kebijakan-kebijakan yang segeranya dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut mampu mengacu pada kontribusi bagi perkembangan perpustakaan, oleh karena itu pemerintah di dalam penetapan undang-undang tentang perpustakaan memberikan kebijakan mengenai layanan perpustakaan, sebagaimana penjelasan di bawah ini:

1. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.

2. Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.

(17)

14

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

4. Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. 5. Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional

perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.

6. Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan. 7. Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Layanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengguna

perpustakaan dan meningkatkan mutu layanan perpustakaan, yang dilakukan berdasarkan atas kerja sama dan peran serta dari masyarakat dalam pembentukan, penyelenggaraan, pengelolaan, pengembangan dan pengawasan perpustakaan itu sendiri.

Penetapan undang-undang tentang perpustakaan yang ditujukan untuk perkembangan perpustakaan melalui layanan yang diberikan, tentunya tidak terlepas dari penetapan kebijakan pemerintah yang tercantum di dalam Pasal 44 mengenai dewan perpustakaan, bahwasanya:

1. Presiden menetapkan Dewan Perpustakaan Nasional atas usul Menteri dengan memperhatikan masukan dari Kepala Perpustakaan Nasional.

2. Gubernur menetapkan Dewan Perpustakaan Provinsi atas usul kepala perpustakaan provinsi.

3. Dewan Perpustakaan Nasional bertanggung jawab kepada Presiden dan Dewan

Perpustakaan Provinsi bertanggung jawab kepada gubernur. Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berjumlah 15 (lima belas)

orang yang berasal dari:

• 3 (tiga) orang unsur pemerintah;

• 2 (dua) orang wakil organisasi profesi pustakawan; • 2 (dua) orang unsur pemustaka;

• 2 (dua) orang akademisi;

(18)

15

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

• 1 (satu) orang wakil organisasi penerbit; • 1 (satu) orang wakil organisasi perekam; • 1 (satu) orang wakil organisasi toko buku; dan • 1 (satu) orang tokoh pers.

4. Dewan perpustakaan dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh seorang sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota dewan perpustakaan.

5. Dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertugas:

• memberikan pertimbangan, nasihat, dan saran bagi perumusan kebijakan dalam

bidang perpustakaan;

• menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap penyelenggaraan

perpustakaan; dan

• melakukan pengawasan dan penjaminan mutu layanan perpustakaan.

Jadi, pemerintah dalam hal ini memiliki banyak kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh di dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mecerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, penuh dedikasi dan berintelektual tinggi, yang direalisasikan melalui penetapan kebijakan-kebijakan pada pemanfaatan fasilitas serta pelayanan perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, agar bangsa Indonesia memiliki rasa cinta dan perhatian terhadap keberadaan perpustakaan di negerinya sendiri.

8. Upaya Pemerintah Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat

Selain menentukan kebijakan-kebijakan, upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengembangkan minat baca masyarakat adalah:

 Mendorong berdirinya semua jenis perpustakaan.

 Membina semua jenis perpustakaan.

 Memberi bantuan koleksi perpustakaan.

 Memberi bantuan perluasan layanan perpustakaan: mobil Perpustakaan Keliling, dan sebagainya.

(19)

16

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

 Memberi penghargaan kepada penggerak-penggerak peningkatan minat baca.

 Mengangkat duta baca.

 Mempromosikan minat baca melalui berbagai media.

 Mempromosikan minat baca dalam berbagai kegiatan.

 Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

 Dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan minat baca secara tidak langsung, seperti pameran perpustakaan, dan sebagainya.

9. Upaya Perpustakaan Sekolah Dalam Mengembangkan Minat Baca Siswa

Tidak hanya pemerintah, upaya mengembangkan minat baca siswa juga dilakukan oleh perpustakaan sekolah dengan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat baca siswa, antara lain:

 Guru pustakawan perlu menerbitkan daftar buku anak-anak sehingga dapat merangsang minat anak-anak/siswa untuk membaca

 Mengundang pustakawan dan para guru agar bekerjasama dalam merencanakan kegiatan promosi minat baca.

 Mengadakan lomba minat baca di sekolah.

 Memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak atau siswa yang paling sering mengunjungi perpustakaan.

 Melaksanakan program wajib baca di sekolah.

 Menjalin kerjasama antar perpustakaan sekolah.

 Memberikan tugas baca setiap minggu dan melaporkan hasil bacaannya.

 Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil membaca.

 Menugaskan siswa belajar ke perpustakaan apabila guru tidak hadir atau pada jam istirahat sekolah.

 Menerbitkan majalah/buletin sekolah.

 Memberikan waktu khusus kepada siswa untuk membaca.

(20)

17

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

10. Upaya Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat

Peran perpustakaan desa sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar dan pusat rekreasi bagi masyarakat desa tidak kalah pentingnya dalam upaya mengembangkan minat baca masyarakat. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh perpustakaan desa berkenaan dengan hal ini, antara lain:

• Membangun kemitraan dengan berbagai instansi, organisasi atau kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki tujuan yang sama, misalnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM), kelompok remaja Karang Taruna, kelompok membaca masyarakat misalnya Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB).

• Mengadakan kegiatan membaca bersama anggota masyarakat dengan memilih tema bacaan yang sesuai dengan bulan yang sedang berlangsung misalnya bulan Oktober dipilih buku tentang Sumpah Pemuda, bulan April membaca buku tentang Kartini.

• Olah Raga rutin di halaman perpustakaan desa yang diselingi dengan kegiatan membaca.

• Outbond bersama buku

• Menonton film bareng dengan tema cerita anak-anak.

• Menggelar aneka lomba, misalnya lomba membaca puisi, lomba membuat resensi buku, lomba membuat orang-orangan penjaga sawah, lomba mewarnai, termasuk lomba membaca.

• Mempromosikan koleksi perpustakaan melalui perpustakaan keliling dan akses internet gratis.

11. Penutup

Pengembangan minat baca pada masyarakat, khususnya masyarakat desa dan siswa sekolah merupakan tugas berat, karena tugas pengembangan minat baca ini diperlukan campur tangan dari berbagai pihak , yaitu pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, keluarga, dan lingkungan masyarakat, serta harus didukung adanya sarana dan fasilitas yang memadai.

(21)

18

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

memperoleh berbagai bahan bacaan. Ketersediaan artinya, tersedianya bahan pustaka yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan untuk memperoleh adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat bisa dengan mudah memperoleh berbagai bahan bacaan yang diinginkan.

(22)

19

Murniaty : Pengembangan Minat Baca Masyarakat: Upaya Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa Dalam Mengembangkan Minat Baca Masyarakat Penggunanya. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Tarutung (Sumut) 18-19 Maret 2013.

Daftar Rujukan

Daryono. 2009. Pengembangan Minat Baca Masyarakat. Up-load di :

Jaya, Ridhona. 2011. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Penerapan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Up-load di :

Perpustakaan Nasional RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007

Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpusnas RI.

Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan : Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press.

Anonim. Peningkatan Budaya Baca. Up-load di :

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini peneliti menyarankan kepada pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh agar menambah tenaga perpustakaan guna untuk membenah dan memperbaiki

Peran layanan Perpustakaan keliling Dalam Meningkatkan Minat baca Masyarakat (Studi Kasus: Masyarakat Simpang Selayang, Medan Tuntungan). Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan

Menurut Achmad (2012 : 39), dalam memperoleh layanan perpustakaan, pemustaka mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban ini perlu diperjelas agar suasana

Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh 10 orang informan menyatakan bahwa layanan membaca di perpustakaan keliling belum dapat dimanfatkan secara baik

23 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah layanan perpustakaan yang ditujukan untuk penggunanya dengan menggunakan

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi achievement reading, seseorang

Kalau kita cermati secara seksama sebenarnya untuk menciptakan dan mengembangkan minat baca masyarakat sekolah akan bisa terwujud kalau semua pihak dari mulai pemerintah,

Tabel 1: Materi Pelatihan No Materi Pelatihan 1 Pengelolaan Bahan pustaka klasifikasi koleksi perpustakaan, inventaris, perawatan koleksi perpustakaan, layanan peminjaman, layanan