• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI DI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana Psikologi

oleh :

CHIKA FRANSISCA SITEPU 091301063

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Universitas Sumatera Utara

Chika Fransiska Sitepu dan Fasti Rola

ABSTRAK

Organisasi kampus merupakan salah satu tempat untuk mahasiswa dalam mengembangkan keterampilannya. Kegiatan yang diikuti mahasiswa melalui organisasi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkuliahannya, dimana mahasiswa diharapkan memiliki prestasi akademik yang lebih baik ketika mereka aktif dalam organisasi (Sarifuddin, 2010). Prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya self-regulated learning (Mei & Liyana, 2010). Self-regulated learningadalah suatu proses pengaturan diri dan strategi yang melibatkan metakognisi, motivasional, dan behavioral dalam mengoptimalkan proses pembelajaran (Zimmerman,1990).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan populasinya adalah mahasiswa anggota PEMA di Universitas Sumatera Utara.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental samplingdengan jumlah sampel sebanyak 125 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah SkalaSelf-Regulated Learning yang disusun berdasarkan 14 strategi self-regulated learningyang terdiri dari 56 aitem dengan reliabilitas sebesar 0.953. Dan prestasi akademik mahasiswa dilihat dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi.

(3)

The Impact ofSelf-Regulated Learning against Academic Achievement College Students who Active in Organization atUniversity ofNorth Sumatera

Chika Fransiska Sitepu and Fasti Rola

ABSTRACT

Campus organization is one place for students to develop their skills. The event, which followed students through the organization will provide a strong influence on the lecture, in which students are expected to have better academic achievement when they are active in the organization (Sarifuddin, 2010) . Student academic achievement is influenced by several factors, one of which self- regulated learning (May & Liyana, 2010) . Self - regulated learning is a process of self-regulation and metacognition strategies, involving motivational and behavioral in optimizing the learning process (Zimmerman, 1990). This study uses a quantitative approach to the analysis method Spearman Rank Test. The population in this study amounted to 125 students who are members of the organization, PEMA USU. Measuring instruments used in this study is the Self - Regulated Learning Scale were compiled by researchers based on 14 self - regulated learning strategies proposed by Zimmerman in Schunk & Zimmerman, 1998) which consists of 56 items with a reliability of 0.953. And students’ academic achievement seen from Grade Point Average. Results from this study is that there is the influence of self-regulated learning on academic achievement of students who actively organize.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan anugerahNya yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang

Aktif Beorganisasi di Universitas Sumatera Utara” ini. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih bagi kedua orang tua yang sangat penulis kasihi, Bapak B. Sitepu dan Mamak R.Sembiring, yang menjadi alasan penulis untuk selalu bersemangat dalam mendapatkan gelar ini. Dan adik-adikku, Rebecca Sitepu dan Maudya Sitepu. Bagi kalian ini semua kupersembahkan. Aku menyayangi kalian.

Peneliti telah melalui berbagai tahap dan proses dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk melaluinya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, M.Si, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Kak Rahma Yurliani M.Psi, psikolog selaku dosen pembimbing akademik penulis, serta terima kasih bagi seluruh dosen dan staff di Fakultas Psikologi.

4. Responden penelitian penulis atas kerjasamanya dalam penelitian ini. Terima kasih telah mau memberikan hati dan waktu untuk mengisi skala. 5. Sahabat-sahabat penulis, Kurnia S.Psi, Santa S.Psi, Windhika S.Psi,

Agiska, Jeremy, Andry Sony, Kak Iting, Christine Tarigan, dan Shella Sousia. Dan teman sedoping Zahra, serta terima kasih untuk Kak Rina Marpaung, S.Psi atas pinjaman bukunya.

6. Pacar terkasih dan tersayang Ronald Ginting. Terimakasih sayang buat semua dukungan dan semangatnya. Aku sayang kamu.

Akhirnya penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar dapat menambah wawasannya terutama di bidang Psikologi Pendidikan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Prestasi Akademik ... 10

1. Pengertian Prestasi Akademik... 10

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ... 12

3. Indikator Prestasi Akademik Mahasiswa ... 14

B. Self-Regulated Learming ... 15

1. Pengertian Self-Regulated Learming... 15

2. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Regulated Learming ... 17

(7)

C. Mahasiswa ... 20

1. Pengertian Mahasiswa ... 20

2. Mahasiswa yang aktif Berorganisasi ... 21

3. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan... 21

4. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan ... 22

5. Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi ... 23

6. Hipotesa... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27

B. Definisi Operasional... 27

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi dan Sampel ... 29

2. Teknik Pengambilan Sampel... 29

D. Metode Pengumpulan Data ... 29

E. Uji Coba Alat Ukur ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 33

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 34

4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38

5. Metode Analisa ... 39

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA ... 40

(8)

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Uji Asumsi ... 41

1.1.Uji Normalitas ... 41

1.2. Uji Linieritas ... 42

1.3. Uji Regresi ... 43

2. Deskripsi data penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

1. Saran Metodologis ... 50

2. Saran Praktis ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sebelum Uji Coba... 31

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sebelum Uji Coba... 34

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated LearningUntuk Penelitian ... 35

Tabel 4. Penyebaran Aitem Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 40

Tabel 5.Normalitas Sebaran Variabel Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik ... 41

Tabel 6. Hasil Pengujian Liniearitas ... 42

Tabel 7. Model Summary Pada Analisa Regresi ... 42

Tabel 8. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Self-Regulated Learning ... 44

Tabel 9. Skor Self-Regulated Learning Berdasarkan Mean Hipotetik ... 44

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Uji Coba Self-Regulated Learning ... 54

Lampiran 2. SkalaSelf-Regulated Learning ... 65

Lampiran 3. Tabulasi Skor Skala Self-Regulated Learning ... 74

Lampiran 4. Reliabilitas Uji Coba Skala Self-Regulated Learning ... 95

Lampiran 5. Analisa Hasil Penelitian ...105

(11)

Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Universitas Sumatera Utara

Chika Fransiska Sitepu dan Fasti Rola

ABSTRAK

Organisasi kampus merupakan salah satu tempat untuk mahasiswa dalam mengembangkan keterampilannya. Kegiatan yang diikuti mahasiswa melalui organisasi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkuliahannya, dimana mahasiswa diharapkan memiliki prestasi akademik yang lebih baik ketika mereka aktif dalam organisasi (Sarifuddin, 2010). Prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya self-regulated learning (Mei & Liyana, 2010). Self-regulated learningadalah suatu proses pengaturan diri dan strategi yang melibatkan metakognisi, motivasional, dan behavioral dalam mengoptimalkan proses pembelajaran (Zimmerman,1990).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan populasinya adalah mahasiswa anggota PEMA di Universitas Sumatera Utara.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental samplingdengan jumlah sampel sebanyak 125 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah SkalaSelf-Regulated Learning yang disusun berdasarkan 14 strategi self-regulated learningyang terdiri dari 56 aitem dengan reliabilitas sebesar 0.953. Dan prestasi akademik mahasiswa dilihat dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi.

(12)

The Impact ofSelf-Regulated Learning against Academic Achievement College Students who Active in Organization atUniversity ofNorth Sumatera

Chika Fransiska Sitepu and Fasti Rola

ABSTRACT

Campus organization is one place for students to develop their skills. The event, which followed students through the organization will provide a strong influence on the lecture, in which students are expected to have better academic achievement when they are active in the organization (Sarifuddin, 2010) . Student academic achievement is influenced by several factors, one of which self- regulated learning (May & Liyana, 2010) . Self - regulated learning is a process of self-regulation and metacognition strategies, involving motivational and behavioral in optimizing the learning process (Zimmerman, 1990). This study uses a quantitative approach to the analysis method Spearman Rank Test. The population in this study amounted to 125 students who are members of the organization, PEMA USU. Measuring instruments used in this study is the Self - Regulated Learning Scale were compiled by researchers based on 14 self - regulated learning strategies proposed by Zimmerman in Schunk & Zimmerman, 1998) which consists of 56 items with a reliability of 0.953. And students’ academic achievement seen from Grade Point Average. Results from this study is that there is the influence of self-regulated learning on academic achievement of students who actively organize.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter yang lebih maju dibandingkan masyarakat pada umumnya (Ilham, 2011).

Dengan menyadari tanggung jawabnya tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilannya bukan hanya dari aktivitas perkuliahan akan tetapi dari berbagai jenis kegiatan di dalam kampus, salah satunya menjadi anggota sebuah organisasi (Sarifudin, 2010). Organisasi merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan pola pikir dalam berorganisasi maupun dalam kehidupan sosial. Organisasi diminati oleh mahasiswa untuk menyalurkan bakat, minat, dan kemampuan mereka (Widayanto, 2011).

(14)

mahasiswa dibidang penalaran dan keilmuan, bakat, minat dan kemampuan, kesejahteraan, kepedulian sosial dan kegiatan penunjang. Program yang dibentuk Bidang Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara dikenal dengan UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa (Ahmaini, 2010).

UKM yang terdapat di Universitas Sumatera Utara mencakup bidang keorganisasian, seni, olahraga dan keagamaan. UKM yang berada dibawah binaan BKK USU adalah Suara USU (Kegiatan Pers/Jurnalistik Mahasiswa), Kompas (Korp Pecinta Alam), Pramuka, Menwa (Resimen Mahasiswa), PEMA (Pemerintahan Mahasiswa), yang mana termasuk dalam UKM bidang keorganisasian; Fotografi, Teater "O", Paduan Suara, yang termasuk dalam UKM bidang seni; Fitnes, Tekwondo, Boxing Camp, Tenis Lapangan, Futsal, Bulutangkis, Sepak Bola, Bola Volly, Bola Basket, yang termasuk dalam UKM bidang olahraga; dan KMK, UKMI AD DAKWAH yang termasuk dalam UKM bidang keagamaan. Pada penelitian ini, peneliti fokus pada organisasi tingkat fakultas di Universitas Sumatera Utara, yang disebut PEMA Fakultas. PEMA Fakultas merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki kegiatan organisasi yang padat sesuai dengan program kerjanya (Biro Kemahasiswaan & Kealumnian Universitas Sumatera Utara).

(15)

diharapkan memiliki prestasi akademik yang lebih baik ketika mereka aktif dalam sebuah organisasi.

Penelitian yang dilakukan Susanto (2011) terhadap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, membuktikan bahwa prestasi akademik mahasiswa yang aktif dalam organisasi cenderung lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi. Smith dan Griffin (dalam Montelongo, 2002) mengemukakan bahwa partisipasi mahasiswa dalam organisasi kampus dapat meningkatkan pencapaian akademik mahasiswa tersebut. Sejalan dengan pendapat Cooper, dkk, dimana mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan akademiknya (dalam Montelongo, 2002). Peneliti juga melakukan survey yang dilakukan pada tanggal 20 Juni 2013, dimana survey dilakukan pada 93 orang mahasiswa USU yang aktif dalam organisasi, dimana mahasiswa yang aktif dalam organisasi cenderung memiliki indeks prestasi yang baik, dimana hasil survey menunjukkan IPK ≥3,5 sekitar 3,22%; IPK 3,0-3,49 sekitar 43,01%; IPK 2,75-2,99 sekitar 48,39% dan IPK ≤ 2,75 sekitar 5,38%.

Mei dan Liyana (2010) mengemukakan dalam hasil penelitiannya terhadap mahasiswa Fakultas Sains Universitas Sains Malaysia, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa adalahself-regulated learning. Selain itu, Bell dan Akroyd (dalam Ellianawati&Wahyuni, 2009) menambahkan bahwa self-regulated learning merupakan bagian dari teori pembelajaran kognitif yang

(16)

bahwa self-regulated learning memberikan pengaruh positif terhadap kesuksesan prestasi akademik mahasiswa. Munculnya pola pikir, keinginan untuk belajar, serta melakukan tindakan belajar tersebut pada mahasiswa, hal tersebut sudah dapat dikatakan self-regulated learning. Menurut Pintrich & Schunk (1996) self-regulated learning adalah proses dimana anak secara aktif mampu menggunakan kemampuan kognitif dan tingkah laku yang akan berpengaruh kepada perubahan.

Zimmerman (dalam Woolfolk, 2004) mendefinisikan self-regulated learning sebagai proses dimana seorang peserta didik

mengaktifkan dan mendorong kognisi, perilaku dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada suatu tujuan belajar. Self-regulated learning bukan merupakan kemampuan mental atau keterampilan

akademik seperti kecakapan membaca, tetapi suatu proses pengarahan diri yang melibatkan transformasi dari kemampuan mental menuju keterampilan akademik individu (dalam Wolters, 1998). Zimmerman juga menambahkan bahwa individu yang memiliki self-regulated learning merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku didalam proses belajarnya. Self-regulated learner adalah individu yang mampu menentukan tujuan dan menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan belajar. Dikatakan juga bahwa self-regulated learning memiliki implikasi bagi pembelajaran dan presetasi seorang peserta didik. Self-regulated learning merupakan salah satu faktor penting bagi

(17)

memilikistrategi regulasi diri dalam belajar (self-regulated learning) yang baik (dalam Fasikhah & Fatimah, 2013).

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang self-regulated learning menunjukkan bahwa self-regulated learning memiliki hubungan dengan prestasi akademik. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman (1990) menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik. Valle, dkk (2008) juga menambahkan bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik, dimana tingkat self-regulated learning yang tinggi mengarah pada prestasi akademik yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Penelitian oleh Turan dan Damirel (2010) juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara self-regulated learning terhadap pencapaian akademik, dimana jika peserta

didik mengembangkan keterampilan self-regulated learning maka akan meningkatkan efisiensi belajar dan self-efficacy peserta didik yang akan mengarah kepada peningkatan pencapaian akademik. Fakta empiris juga menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan siswa tinggi tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi akademik yang optimal karena kegagalannya dalam melakukan self-regulated learning (Purwanto, dalam Latipah, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, disimpulkan bahwa salah satu hal yangterpenting dalam pencapaian prestasi akademik adalah bagaimana seorang mahasiswa dapat menerapkan strategi self-regulated learning. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan secara

(18)

terhadap pencapaian prestasi akademik seseorang. Hal ini sesuai dengan penjelasan Zimmerman (dalam Fasikhah & Fatimah, 2013) bahwa self-regulated learning merupakan suatu faktor yang penting dalam pencapaian

prestasi akademik. Sehingga, individu yang belajar akan mendapatkan prestasi akademik yang baik, bila ia menyadari, bertanggungjawab dan mengetahui cara belajar yang efektif atau memilikistrategi self-regulated learning yang baik.

Pada mahasiswa yang aktif berorganisasi, self-regulated learning sangat dibutuhkan dalam membuat manajemen waktu yang baik untuk mengatur aktivitas perkuliahan dan aktivitas di organisasi. Sehingga keaktifan mahasiswa dalam organisasi tidak menjadi penghalang untuk mencapai prestasi akademik yang baik (Sentosa, 2008). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfiana (2013) bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi.

Berdasarkah hal tersebut, dapat dilihat bahwa self-regulated learningternyata mempengaruhi prestasi akademik pada mahasiswa.

(19)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah seberapaself-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif

berorganisasi di Universitas Sumatera Utara?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung sesuaidengan permasalahan di atas yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi di Universitas Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, terutama mengenai self-regulated learning pada individu, khususya individu sebagai

mahasiswa dan kaitannya dengan prestasi akademik.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan di bidang psikologi pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

(20)

aktif berorganisasi agar memiliki pengetahuan dalam menerapkan strategi self-regulated learning guna meningkatkan prestasi akademiknya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Berisi uraian singkat mengenai latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori yang terdapat dalam bab ini adalah teori mengenai self-regulated learning, teori prestasi akademik, pengertian mahasiswa, organisasi mahasiswa, serta pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik. Dalam bab ini juga dimuat mengenai hipotesa penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

(21)

Bab IV: Analisa Data dan Interpretasi

Bab ini menguraikan gambaran subjek penelitian, hasil penelitian, dan deskripsi data penelitian.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Prestasi Akademik

1.1.Pengertian Prestasi Akademik

Menurut Chaplin (2006) prestasi adalah suatu tingkatan khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis. Secara pendidikan atau akademis, prestasi merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, melalui tes-tes yang sudah dibakukan, atau melalui kombinasi kedua hal tersebut.

Selain itu, Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik sebagai suatu hasil yang diperoleh, dimana hasil tersebut berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar.

(23)

pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 1996).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil yang dicapai seseorang dalam bidang akademisnya.

1.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Suryabrata (2001) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu:

1. Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar, dimana meliputi:

a. Faktor non sosial

Faktor non sosial ini meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar. Faktor ini secara langsung dapat mempengaruhi psikologis seseorang yang berakibat pada hasil prestasi yang akan didapat pada mahasiswa.

b. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya, jadi tidak langsung hadir.

(24)

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis antara lain keadaan jasmani. Keadaanjasmani melatarbelakangi aktivitas belajar; dimana keadaan jasmani yang sehat akan memberikan pengaruh positif dalam proses belajar seseorang sehingga proses belajar tersebut akan memberikan hasil yang optimal.

b. Faktor Psikologis

Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah minat, bakat, intelegensi, kepribadian dan motivasi peserta didik. Selain itu, Muhibbin (2010) juga menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang antara lain:

1. Faktor Internal yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani atau tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas seseorang dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek Psikologis

(25)

dimana siswa melakukan proses belajar siswa tersebut menyukai pelajaran yang ia pelajari) ataupun motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar diri siswa tersebut, dimana siswa ingin mendapatkan nilai/prestasi akademik yang optimal).

2. Faktor Eksternal yang meliputi kondisi lingkungan sekitar yang bersifat sosial maupun non-sosial.

a. Faktor sosial

Lingkungan sosial sekitar kampus dapat berupa para dosen, senior, dan teman-teman sekelas lainnya. Dan lingkungan sosial sekitar rumah juga mempengaruhi seseorang untuk mencapai prestasi akademik, seperti dukungan orangtua dan lingkungan tetangga.

b. Faktor non-sosial

Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non-sosial adalah gedung kampus dan letaknya, rumah tempat tinggal individu tersebut, alat-alat belajar yang digunakan, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan seseorang.

3. Faktor Pendekatan Belajar, yakni berupa jenis upaya belajar seseorang yang meliputi strategi dan metode yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

(26)

fisiologis dan aspek psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari aspek sosial dan aspek non-sosial.

1.3.Indikator Prestasi Akademik Mahasiswa

Dwipurwani (2012) mengatakan bahwa prestasi mahasiswa dapat dilihat dari IPK (IndeksPrestasi Kumulatif) yang mengukur mahasiswa secaraakademik. Nilai IPK dipengaruhi oleh berbagai hal oleh kualitas tenagapengajar yang diukur melalui tingkat pendidikan formalyang ditamatkan, penguasaan metode mengajardan penguasaan materi yang diajarkan.

Muhibbin (2010) juga menambahkan indikator prestasi akademik yang dicapai oleh seseorang mahasiswa dapat dilihat melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tertera pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi. Dimana IPK diperoleh melalui penilaian terhadap mahasiswa melalui hasil tes ataupun tugas-tugas yang sudah dikerjakan mahasiswa.

Jadi, indikator prestasi akademik adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) mahasiswa tersebut.

2. Self-Regulated Learning (SRL)

2.1.Pengertian Self-Regulated Learning

(27)

berorientasi pada pencapaian suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan maka yang dibicarakan adalah self-regulated learning.

Self regulated learningmerupakan suatu proses pengaturan diri dan

strategi yang melibatkanmetakognisi, motivasional, dan behavioral dalam mengoptimalkan proses pembelajaran (Zimmerman, 1990). Secara metakognisi, siswa membuatperencanaan, mengatur, mengorganisir, mengontrol, dan mengevaluasi tujuan.Siswa bertanggung jawab dalam keberhasilan dan kegagalan, memilikiketertarikan intrinsik dalam menghadapi tugas yang mengacu kepadamotivasional. Serta secara behavioral, siswa mencari bantuan dan masukan,menciptakan lingkungan belajar yang optimal, dan memberikan instruksi sertapenguatan terhadap dirinya (Aronson, 2002).

Selain itu, self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang-ulang informasi untuk mengingatnya serta mengembangkan dan memelihara keyakinannya positif tentang kemampuan belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya (Zimmerman dalam Schunk & Zimmerman, 1989).

(28)

diharapkan yang berdasarkan pada timbal balik dari keefektifan dan keterampilan belajar (Zimmerman, 1990).

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning adalah kemampuan seseorang dalam mengatur belajarnya sendiri

mengaktifkan pikiran, perasaan dan perilaku dalam mencapai tujuan belajarnya dengan melakukan strategi self-regulated learning.

2.2.Faktor Yang Mempengaruhi Self-Regulated Learning

Menurut Stone, Schunk & Swartz (Cobb, 2003) self-regulated learning, dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :

a. Keyakinan diri (self-efficacy), motivasi dan tujuan. Self-efficacymengacu pada kepercayaan seseorang tentang kemampuan dirinya untuk belajar atau melakukan ketrampilan pada tingkat tertentu.

b. Motivasi (Bandura dalam Cobb, 2003) merupakan sesuatu yang menggerakkan individu pada tujuan, dengan harapan akan mendapatkan hasil dari tindakannya itu dan adanya keyakinan diri untuk melakukannya.

c. Tujuan merupakan kriteria yang digunakan individu untuk memonitor kemajuan belajarnya.

(29)

individu untuk meningkatkan regulasi diri, sehingga individu dapat belajar dengan mengimplementasikan lebih banyak strategi self-regulated learning, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi akademiknya.

Berdasarkan pemaparan di atas, ditunjukkan bahwa selama proses self regulatedlearning berlangsung, ada tiga faktor yang dapat berpengaruh. Faktor-faktortersebut adalah self-efficacy, motivasi dan tujuan.

2.3.Strategi dalam Self-Regulated Learning

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman (dalam Schunk & Zimmerman, 1998) ditemukan empat belas strategi self-regulated learning sebagai berikut:

a. Evaluasi terhadap diri (self-evaluating)

Merupakan inisiatif peserta didik dalam melakukan evaluasi terhadap kualitas dan kemajuan pekerjaannya.

b. Mengatur dan mengubah materi pelajaran (organizing and transforming)

Peserta didik mengatur materi yang dipelajari dengan tujuan meningkatkan efektivitas proses belajar. Perilaku ini dapat bersifat covert dan overt.

c. Membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting & planning)

(30)

d. Mencari informasi (seeking information)

Peserta didik memiliki inisiatif untuk berusaha mencari informasi di luar sumber-sumber sosial ketika mengerjakan tugas.

e. Mencatat hal penting (keeping record & monitoring)

Peserta didik berusaha mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan topik yang dipelajari.

f. Mengatur lingkungan belajar (environmental structuring)

Peserta didik berusaha mengatur lingkungan belajar dengan cara tertentu sehingga membantu mereka untuk belajar dengan lebih baik. g. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self consequating)

Peserta didik mengatur atau membayangkan reward dan punisment bila sukses atau gagal dalam mengerjakan tugas atau ujian.

h. Mengulang dan mengingat (rehearsing & memorizing)

Peserta didik berusaha mengingat bahan bacaan dengan perilaku overt dan covert.

i. Meminta bantuan teman sebaya (seek peer assistance)

Bila menghadapi masalah yang berhubungan dengan tugas yang sedang dikerjakan, peserta didik meminta bantuan teman sebaya. j. Meminta bantuan guru/pengajar (seek teacher assistance)

(31)

Meminta bantuan orang dewasa yang berada di dalam dan di luar lingkungan belajar bila ada yang tidak dimengerti yang berhubungan dengan pelajaran.

l. Mengulang tugas atau test sebelumnya (review test/work)

Pertanyaan-pertanyaan ujian terdahulu mengenai topik tertentu dan tugas yang telah dikerjakan dijadikan sumber informasi untuk belajar. m. Mengulang catatan (review notes)

Sebelum mengikuti tujuan, peserta didik meninjau ulang catatan sehingga mengetahui topik apa saja yang akan di uji.

n. Mengulang buku pelajaran (review texts book)

Membaca buku merupakan sumber informasi yang dijadikan pendukung catatan sebagai sarana belajar.

3. Mahasiswa

3.1.Pengertian Mahasiswa

Secara harafiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Takwin (2008) berpendapat bahwa yang terdaftar sebagai murid diperguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Badudu dan Zaih (2001) mendefinisikan mahasiswa sebagai siswa perguruan tinggi. Menurut Sarwono (dalam Anwar, 2010) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

(32)

salah satu bentuk perguruan tinggi, yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

3.2.Mahasiswa yang Aktif Beroganisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002), aktivis adalah individu atau sekelompok orang (terutama anggota politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, perempuan) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Aktivis merupakan orang yang gelisah melihat ketidakadilannya, bergerak melakukan perubahan untuk mencapai tujuannya yang biasanya bersifat social (Diniawati, 2010). Mahasiswa yang aktif dalam organisasi berarti mahasiswa yang mengikuti organisasi kampus, dimana mahasiswa yang menjadi fungsionaris dari organisasikemahasiswaan yang ada di tingkat fakultas (Widayanti, 2005).

Jadi aktif organisasi adalah ikut secara aktif dalam melakukan perubahan karena adanya ketidakadilan di lingkungan dan merupakan suatu sistem formal yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

3.3.Pengertian Organisasi Kemahasiswaan

(33)

Berdasarkan Kepmen Dikbud nomor: 155/U/1998 (dalam Widayanti, 2005) organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuh.

3.4.Bentuk Organisasi Kemahasiswaan

Menurut As’ri (2007), terdapat dua macam organisasi yang dikenal, yaitu:

(34)

b. Organisasi ekstra kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, di mana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi.

Oleh karena itu, keberadaan, bentuk, dan tempat kedudukan sepenuhnya tergantung dari prakarsa dan kemauan mahasiswa. Walaupun demikian organisasi kemahasiswaan di dalam kampus beserta aktivitasnya harus semata-mata ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan mahasiswa sejalan dengan misi perguruan tinggi yang bersangkutan.

4. Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi

Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, dimana seharusnya mahasiswa memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu, mahasiswa juga harus memiliki kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada umumnya. Sehingga mahasiswa sadar akan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Tumbuhnya motivasi berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi mahasiswa. Dimana organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul (Ilham, 2011).

(35)

mahasiswa dalam organisasi akan memberikan pengaruh terhadap prestasi akademiknya, dimana mahasiswa yang mengikuti organisasi diharapkan memiliki prestasi akademik yang baik. Selain itu, keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam mencapai prestasi akademik (Sarifudin, 2010). Mahasiswa yang aktif dalam organisasi cenderung memiliki prestasi akademik yang baik (Susanto, 2011). Hal ini dikarenakan, keaktifan mahasiswa dalam organisasi menumbuhkan motivasi berprestasi pada mahasiswa dalam mencapai prestasi akademik yang optimal (Ilham, 2011).

Prestasi akademik merupakan hasil dari sebuah proses dalam belajar (Sobur, 1996). Dan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, salah satunya adalah self-regulated learning (Mei dan Liyana, 2010). Penelitian-penelitian sebelumnya tentang self-regulated learning menunjukkan bahwa self-regulated learning memiliki hubungan

dengan prestasi akademik. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman (1990) menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik. Valle, dkk (2008) juga menambahkan bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik, dimana tingkat self-regulated learning yang tinggi mengarah pada prestasi akademik yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Penelitian oleh Turan dan Damirel (2010) juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara self-regulated learning terhadap pencapaian akademik, dimana jika peserta

(36)

mengarah kepada peningkatan pencapaian akademik. Fakta empiris juga menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan seseorang tinggi tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi akademik yang optimal karena kegagalannya dalam melakukan self-regulated learning (Purwanto, dalam Latipah, 2010).

Hal ini didukung oleh Zimmerman yang menyatakan bahwa self-regulated learning merupakan salah satu faktor yang penting dalam

mencapai prestasi akademik. Dimana individu yang belajar akan mendapatkan prestasi akademik yang baik, bila individu tersebut menyadari dan mengetahui cara belajar yang efektif atau memiliki strategi self-regulated learning yang baik (dalam Fasikhah & Fatimah, 2013).

Sehingga dapat dikatakan bahwa diperlukan kemampuan self-regulated learningdalam mencapai prestasi akademik yang optimal.

Dalam hal ini, self-regulated learningmerupakan suatu proses pengaturan diri dan strategi yang melibatkanmetakognisi, motivasional, dan behavioral dalam mengoptimalkan proses pembelajaran (Zimmerman, 1990). Secara metakognisi, siswa membuatperencanaan, mengatur, mengorganisir, mengontrol, dan mengevaluasi tujuan.Siswa bertanggung jawab dalam keberhasilan dan kegagalan, memilikiketertarikan intrinsik dalam menghadapi tugas yang mengacu kepadamotivasional. Serta secara behavioral, siswa mencari bantuan dan masukan,menciptakan lingkungan belajar yang optimal, dan memberikan instruksi sertapenguatan terhadap dirinya (Aronson, 2002).

(37)

optimal. Dalam hal ini, self-regulated learning sangat dibutuhkan pada mahasiswa yang aktif berorganisasi untuk membuat manajemen waktu yang baik untuk mengatur aktivitas perkuliahan dan aktivitas di organisasi. Sehingga keaktifan mahasiswa dalam organisasi tidak menjadi penghalang untuk mencapai prestasi akademik yang baik (Sentosa, 2008).

5. Hipotesa

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi.

1. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel tergantung : prestasi akademik b. Variabel bebas : self-regulated learning

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional setiap variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Prestasi akademik adalah hasil yang dicapai seseorang dalam bidang akademisnya. Prestasi akademik mahasiswa akan dilihat melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Mahasiswa.

(39)

learning.Dalam penelitian ini self-regulated learning diukur dengan menggunakan Skala Self-Regulated Learning yang dikemukakan oleh Zimmerman (dalam Schunk & Zimmerman, 1998), yang terdiri dari : evaluasi terhadap diri, mengatur dan mengubah materi pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari informasi, mencatat hal penting, mengatur lingkungan belajar, konsekuensi setelah mengerjakan tugas, mengulang dan mengingat, meminta bantuan teman sebaya, meminta bantuan guru, meminta bantuan orang dewasa, mengulang tugas atau tes sebelumnya, mengulang catatan, dan mengulang buku pelajaran. Tinggi-rendahnya self-regulated learning yang dialami peserta didik dapat dilihat melalui tinggi rendahnya skor yang diperoleh pada Skala Self-Regulated Learning. Semakin tinggi skor yang diperoleh akan menunjukkan bahwa subjek memiliki kemampuan self-regulated learning yang baik, dan apabila semakin rendah skor yang diperoleh

akan menunjukkan bahwa subjek memiliki kemampuan self-regulated learning yang buruk.

3. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 3.1. Populasi dan sampel

(40)

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil secara nonrandom, tepatnya yaitu incidental sampling. Pengambilan sampel didasarkan kepada hanya kepada invidu-individu atau grup-grup yang kebetulan dijumpai yang akan diselidiki, indvidu tersebut sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Hadi, 2000). Teknik ini bisanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, dengan teknik ini bersifat praktis yang didasarkan dari keterbatasan peneliti, yakni keterbatasan waktu dan dana. Dimana peneliti menggunakan incidental sampling dikarenakan peneliti melakukan wawancara dengan mahasiswa yang dianggap signifikan sebagai anggota PEMA.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala yaitu suatu cara atau metode penelitian dengan menggunakan daftar pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Skala yang digunakan antara lain skalaSelf-Regulated Learning. Dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis bentuk likert dengan empat alternatif jawaban yang harus dipilih oleh sampel.

(41)

Pernyataan favorable (bersifat positif) mempunyai tingkat penilaian sebagai berikut.

1. Nilai 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS) 2. Nilai 3 untuk jawaban sesuai (S)

3. Nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS)

4. Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS)

Pernyataan unfavorable (bersifat negatif) mempunyai tingkat penilaian sebagai berikut.

1. Nilai 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS) 2. Nilai 2 untuk jawaban sesuai (S)

3. Nilai 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS)

4. Nilai 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS)

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sebelum Uji Coba 6. Mengatur lingkungan

belajar 10, 44, 78 16, 38, 56 6

7. Konsekuensi setelah

mengerjakan tugas 19, 41, 60 5, 27, 72 6

8. Mengulang dan

mengingat 2, 53, 74 22, 46, 77 6

9. Meminta bantuan

(42)

10. Meminta bantuan

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalammenjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengantujuan adalah: pertama, seberapa jauh alat ukur skala self-regulatedlearning mengukur atau mengungkap dengan tepat pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi. Kedua, seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitianpengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya(Azwar, 2004).

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujianterhadap isi tes dengan analisis rasional dan melalui professional judgement(Azwar, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti meminta

professional judgementdari dosen pembimbing di Fakultas Psikologi USU.

5.2.Uji Reliabilitas

(43)

indikatorkonsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama.Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaanhasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1997).

Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatanreliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skalapsikologi hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek.Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar,2004). Metode konsistensi internal yang digunakan dalam penelitian ini untukmenguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbachyaitu tes dibelah menjadi bagian-bagian sebanyak jumlah aitem. Penghitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 20.0 for Windows.

5.3.Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala self-regulated learning dilakukan terhadap 100 mahasiswa yang aktif berorganisasi. Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS version 20.0 for windows. Hasil uji daya beda aitem menggunakan

batasan rit≥ 0.30. Jadi,apabila aitem yang memiliki uji daya beda aitem di bawah 0.30 dianggap gugur, dan didapat 5 aitem yang gugur.

(44)

kelelahan pada subjek ketika mengisinya sehingga akan berdampak pada skor yang kurang maksimal. Aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari 0.30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi yang tertinggi (Azwar, 2009).

Maka dari itu, peneliti memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi yang tertinggi dan didapat 56 aitem, dimana setiap strategi memiliki 2 aitem favorable dan 2 aitem unfavorable. Dari 56 aitem tersebut skor daya beda aitem dengan rit = 0.312 - 0.737 dengan reliabilitas sebesar 0.953.

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sesudah Uji Coba

No. Strategi Aitem

6. Mengatur lingkungan

belajar 44, 78 16, 56 4

7. Konsekuensi setelah

(45)

13. Mengulang catatan 12, 76 64, 80 4 14. Mengulang buku

pelajaran 33, 58 17, 68 4

Jumlah 28 28 56

Dikarenakan aitem sebelum Skala Self-Regulated Learningdigunakan dalam pengambilan data untuk penelitian, terlebih

dahulu aitem yang telah memenuhi validitas dan reliabilitas disusun kembali. Sehingga penyebaran aitem setelah dilakukan penyusunan kembali dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Untuk Penelitian

No. Strategi Aitem 6. Mengatur lingkungan

belajar

44 (28), 78

(51) 16 (11), 56 (33) 4 7. Konsekuensi setelah

(46)

*Angka yang berada di dalam kurung adalah nomor aitem di dalam skala penelitian

6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian akan diuraikan ke dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian a. Persiapan

Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Universitas Sumatera Utara. Peneliti juga melakukan survey pada tanggal 20 Juni 2013 pada 93 orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang aktif berorganisasi guna melihat gambaran prestasi akademik mahasiswa tersebut.

b. Pembuatan Alat Ukur

Pada tahapan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur. Penelitian ini menggunakan skala self-regulated learning yang disusun oleh peneliti berdasarkan 14 strategi self-regulated learning yang dikemukakan oleh Zimmerman (dalam Schunk & Zimmerman, 1998). Penyusunan skala ini didahului dengan membuat blue print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan yang jumlah aitemnya 84 aitem.

c. Uji Coba Alat Ukur

(47)

d. Revisi Alat Ukur

Setelah aitem diperiksa oleh professional judgment dan telah diujicobakan kepada mahasiswa anggota PEMA di USU, data uji coba dianalisis daya diskriminasi aitem dan reliabilitasnya menggunakan bantuan program SPSS version 20.0 for windows. Daya diskriminasi aitem dihitung dengan menggunakan korelasi pearson product moment dimana akan dilakukan penseleksian terhadap aitem yang memiliki daya diskriminasi di atas 0.30. Dari 64 aitem yang diujicobakan, didapatkan bahwa ada 79 aitem yang dapat digunakan digunakan dalam penelitian. Kemudia peneliti menyeleksi 79 aitem dengan mengambil aitem-aitem dengan daya diskriminasi aitem yang tertinggi pada setiap strategi dan didapat 56 aitem dengan daya beda aitem yang bergerak dari rentang 0.312 – 0.737 dan reliabilitas alat ukur sebesar 0.953. Peneliti kemudian melakukan penomoran baru terhadap aitem yang bertahan dalam proses uji coba agar dapat kemudian disusun menjadi skala penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(48)

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Setelah diperoleh data dari skala self-regulated learning, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisa menggunakan bantuan program SPSS version 20.0 for Windows.

7. Metode Analisis Data

Penganalisisan data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data (Prasetyo, 2005). Data yang diperoleh pada penelitian ini akan diuji melalui program SPSS version 20.0 for Windows. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variable, yaitu variable bebas dan variable tergantung telah terdistribusi secara normal. Data penelitian dikatakan terdistribusi secara normal jika p > 0.05. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dianalisa dengan menggunakan Kolmogrov Smirnov, dengan bantuan SPSS version 20.0 for Windows.

b. Uji Regresi

(49)

penelitian ini, uji regresi dilakukan dengan bantuan SPSS version 20.0 for Windows.

(50)

BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Analisa data akan dimulai dengan memberikan gambaran umum sampel penelitian dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian. Analisa dan interpretasi data pada bab ini berkaitan dengan dengan masalah yang akan dijawab maupun variabel yang akan diteliti oleh peneliti serta berkaitan dengan analisa tambahan.

A. Gambaran Sampel PenelitianBerdasarkan Jenis Kelamin

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi di Universitas Sumatera Utara. Sampeldalam penelitian ini berjumlah 125 orang. Berdasarkan jumlah tersebut didapatkan gambaran sampel penelitian menurut jenis kelamin, maka diperoleh gambaran penyebaran sampel seperti yang tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Penyebaran sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 69 orang 55.2%

Perempuan 56 orang 44.8%

Total 125 orang 100%

(51)

B. Hasil Penelitian B.1. Uji Asumsi B.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian setiap variabel menyebar secara normal. Distribusi subjek dikatakan tersebar secara normal apabila nilai probabilitas berada diatas 0,05 (p>0,05). Uji normalitas sebaran menggunakan tes one sample Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan pada variabel self-regulated learning dan variabel prestasi akademik.

Data dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai p>0.05. Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh nilai Z sebesar 0.841 dan p sebesar 0.480yakni p>0.05, oleh karena itu variabel self-regulated learning terdistribusi normal. Sedangkan pada variabel prestasi akademik diperoleh nilai Z sebesar 0.918 dan p sebesar 0.368yakni p>0.05, oleh karena itu variabel prestasi akademikterdistribusi normal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Normalitas Sebaran Variabel Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik

Variabel Z P Keterangan

Self-Regulated Learning 0.841 0.480 Normal

Prestasi Akademik 0.918 0.388 Normal

B.1.2. Uji Linearitas

(52)

Tabel 6. Hasil Pengujian Linearitas

Model df F S Keterangan

Regression 1 17.279 .000 H0 ditolak

Residural 123

Total 124

Namun meskipun sudah ditemukan adanya pengaruh antara self-regulated learning terhadap prestasi akademik, perlu dianalisa lebih lanjut mengenai R

square untuk mengetahui berapa persen (%) varians prestasi akademik yang

dijelaskan oleh self-regulated learning. Untuk tujuan tersebut dipresentasikan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Model Summary Pada Analisa Regresi

Variabel R R Square P Keterangan regulated learning sebesar 0,116 atau 11,6%. Artinya proporsi varians prestasi

akademik yang dijelaskan oleh self-regulated learning adalah sebesar 11,6%. Sedangkan 88,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

B.2. Deskripsi data penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2006) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.

(53)

rendah) maka akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skoryang terletak di sekitar mean kelompok (Azwar, 2006). Pengkategorisasian dalam3 jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besardan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian inimenggunakan norma kategorisasi sebagai berikut (Azwar, 2000):

X < (μ - 1,0 σ) rendah (μ - 1,0 σ) ≤ X < (μ + 1,0 σ) sedang (μ + 1,0 σ) ≤ X tinggi

Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkanmean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan meanempirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjekpenelitian.

a. Variabel self-regulated learning

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap kecerdasan emosional adalah sebanyak 56 aitem dengan format skala likert dalam 4 alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 8 berikut:

Tabel 8. Skor Emprik dan Skor Hipotetik Self-Regulated Learning

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Self-Regulated Learning

136 224 178,78 15,437 56 224 140 28

Berdasarkan tabel 8 diperoleh mean empirik self-regulated learning adalah μe=178,78 dengan standard deviasi empirik 15,437 dan mean hipotetiknya adalah

(54)

skor mean yang didapat dilapangan sedangkanmean hipotetik merupakan skor mean yang diharapkan bisa dicapai oleh subjekpenelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel self-regulated learning menunjukkan µe<µh yaitu 178,78<140. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi mampu melakukan strategi self-regulated learning dengan baik.

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata self-regulated learning subjek penelitian terletak pada kategori tinggi dalam pengkategorisasian skor self-regulated learning berdasarkan mean hipotetik.

Tabel 9. Skor Self-Regulated Learning berdasarkan Mean Hipotetik Kriteria Kriteria

Jenjang

Kategori Frekuensi Persentase (%) kategori self-regulated learning tinggi ada 84%, subjek yang tergolong ke dalam kategori self-regulated learning sedang ada 16%, dan subjek yang tergolong ke dalam kategori self-regulated learning rendah tidak ada (0 %).

b. Variabel prestasi akademik

Kriteria kategorisasi prestasi akademik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi predikat yudisium program sarjana (S-1) di Universitas Sumatera Utara, dibagi menjadi empat kategori, yaitu tidak memuaskan, memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude. Adapun pengkategorisasian tersebut adalah sebagai berikut :

(55)

IPK 2.76 – 3.50 Sangat Memuaskan IPK 3.51 – 4.00 Cumlaude

Selanjutnya subjek dikategorisasikan berdasarkan prestasi akademik yang didapatnya sesuai dengan indeks prestasi kumulatif pada tabel 10.

Tabel 10. Kategori Subjek Berdasarkan Prestasi Akademik

Kategori Jumlah Subjek Persentase

Tidak Memuaskan 1 orang 0.8%

Memuaskan 9 orang 7.2%

Sangat memuaskan 101 orang 80,8%

Cumlaude 14 orang 11.2%

Total 125 orang 100%

Dari tabel 13 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam prestasi akademik yang kurang memuaskan sebanyak 1 orang (0.8%), prestasi akademik yang memuaskan sebanyak 9 orang (7.2%), prestasi akademik yang sangat memuaskan sebanyak 101 orang (80.8%), sedangkan prestasi akademik cumlaude sebanyak 14 orang (11.2%).

C. Pembahasan

(56)

Zimmerman (1990) menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik. Valle, dkk (2008) juga menambahkan bahwa terdapat hubungan positif secara signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik, dimana tingkat self-regulated learning yang tinggi mengarah pada prestasi akademik yang tinggi dan

begitu juga sebaliknya. Fakta empiris pada penelitian Latipah (2010) melalui kajian meta analisis juga menunjukkan bahwa sekalipun kemampuan siswa tinggi tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi akademik yang optimal karena kegagalannya dalam melakukan self-regulated learning.

Mei dan Liyana (2010) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah self-regulated learning.Bell dan Akroyd (dalam Ellianawati & Wahyuni, 2009) menambahkan bahwa self-regulated learning merupakan bagian dari teori pembelajaran kognitif yang menyatakan

bahwa perilaku, motivasi, dan aspek lingkungan belajar akan mempengaruhi prestasi seorang pelajar. Bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa self-regulated learning memberikan pengaruh positif terhadap kesuksesan prestasi akademik

mahasiswa.

(57)

Berdasarkan analisadalam penelitian ini ditemukan bahwabesarnya pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi akademikadalah 11,6%, selebihnya sebanyak 88,4% adalah variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian, dalam penelitian ini variabel self-regulated learning bukanlah suatu konstruk yang sepenuhnya dapat mempengaruhi prestasi

akademik mahasiswa.

Akan tetapi hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik tidak bisa dilihat dari self-regulated learning saja, tetapi terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik. Suryabrata (2001) mengemukakan terdapat variabel-variabel lain yang berkemungkinan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa yaitu faktor dari dalam diri individu (seperti faktor fisiologis yang mencakup kesehatan fisik, dan faktor psikologis yang mencakup intelegensi, minat, dan bakat mahasiswa tersebut) dan faktor dari luar diri individu (seperti faktor non-sosial yang mencakup keadaan kelas, waktu dan tempat ketika proses belajar berlangsung, dan cuaca, sedangkan faktor sosial mencakup kehadiran oranglain yang berkontribusi dalam aktivitas belajar mahasiswa tersebut).

(58)

40 mahasiswa akutansi Universitas Pembangunan Nasional, mengemukakan bahwa intellectual skill lebih berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik. Penelitian Sahputra (2009) juga menguatkan bahwa apabila mahasiswa memiliki konsep diri yang positif akan mempengaruhi prestasi akademiknya.

Berdasarkan 125 sampel pada penelitian ini, didapat bahwa mayoritas mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi, yakni sebanyak 105 orang (84%). Hal tersebut berarti mahasiwa yang aktif berorganisasi mampu mengaktifkan pikiran, perasaan dan tindakannya dalam mencapai tujuan belajarnya melalui evaluasi terhadap diri, mengatur dan mengubah materi pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari informasi, mencatat hal penting, mengatur lingkungan belajar, konsekuensi setelah mengerjakan tugas, mengulang dan mengingat, meminta bantuan teman sebaya, meminta bantuan guru, meminta bantuan orang dewasa, mengulang tugas atau tes sebelumnya, mengulang catatan, dan mengulang buku pelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alfiana (2013) bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi.

(59)
(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran yangberhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertamaakan dijabarkan kesimpulan dari penelitian dan selanjutnya akan dijabarkan saran-saranyang dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk bagi penelitian yangakan datang dengan topik yang sama.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruhself-regulatedlearning terhadap prestasi akademik mahasiswa yang aktif berorganisasi

di Universitas Sumatera Utara.

B. Saran

Pada bagian ini peneliti akan mengakhirinya dengan memberikan beberapasaran mengingat penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Berikut adalahsaran-saran yang diberikan:

1. Saran Metodologis

Berdasarkan hasil penelitian ini, bagi pihak-pihak yang berminatdengan penelitian sejenis atau untuk mengembangkan penelitian lebih lanjutdapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

(61)

b. Berdasarkan hasil penelitian ini, self-regulated learning hanya memiliki sedikit pengaruh dalam pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang lebih berkontribusi terhadap prestasi akademik.

c. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti prestasi akademik agar lebih memastikan keakuratan data tentang prestasi akademik mahasiswa tersebut.

2. Saran Praktis

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmaini, Dini. (2010). Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa yang Aktif dengan yang Tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan PEMA USU. Universitas Sumatera Utara: Fakultas Psikologi.

Alfiana, Arini Dwi. (2013). Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Organisasi Kemahasiswaan. Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 01, No.02.

Al Khatib, S.A. (2010).Meta-cognitive self-regulated learning and motivational

beliefs as predictors of college students’ performance. International

Journal for Research in Education (IJRE), NO. 27

Anwar, W. I. D. (2010). Hubungan antara Self-Efficay dengan kecemasan berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Aronson, J. (2002). Self efficacy and Self-Regulated Learning: The Dynamic Duo inSchool Perfomance. Improving Academic Achievement (9th Chapter).Akses

18 Oktober 2013. http://en.bookfi.org

As’ari, D. K. (2007). Mengenal Mahasiswa dan Seputar Organisasinya. [On-line] Available FTP : pena-deni.com Tanggal diakses 02 Mei 2013

Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badudu, J. S. & Zaih, S. M. (2001). Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Biro Kemahasiswaan & Kealumnian Universitas Sumatera Utara. (2010). Refleksi Kegiatan Biro Kemahasiswaan & Kealumnian (BKK) Universitas Sumatera Utara, selama 5 (lima) tahun.

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cobb, R.J., (2003). The relationship between self-regulated learning behaviors

andacademic performance in web-based course. Dissertation, Virginia:

Blacksburg.

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Bandung: PT. Rineka Cipta.

Ellianawati. Wahyuni, S. (2009). Pemanfaatan Model Self-Regulated Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mata Kuliah Optik. Universitas Negeri Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Hadi,S. (2000). Metode Research (jilid 1-4). Yogyakarta: Andi offset

Ilham. (2011). Motivasi Berprestasi Melalui Organisasi Mahasiswa. Universitas Sultan Agung: Fakultas Ekonomi.

Latipah, Eva. (2010). Strategi Self-Regulated Learning dan Prestasi Belajar: Kajian Meta Analisis. Universitas Islam Sunan Kalijaga: Fakultas Tarbiyah.

Mei, Hee Jee. Liyana, Siti. (2010). Hubungan Antara Tahap Motivasi Dengan Pencapaian Akademik Pelajar PendidikanJarak Jauh Universiti Sains Malaysia. Univeritas Sains Malaysia: Fakultas Pendidikan.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sebelum Uji
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Sesudah Uji Coba
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Self-Regulated Learning Untuk Penelitian
Tabel 4. Penyebaran sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terapi realitas dianggap dapat menjadi salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan self regulated learning pada mahasiswa underachiever dikarenakan menggunakan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa self efficacy yang lebih memiliki hubungan dengan prestasi akademik dibandingkan dengan self regulated learning. Self

Self-regulated learning adalah tindakan prakarsa diri ( self-initiated ) yang meliputi goal setting dan usaha-usaha pengaturan untuk mencapai tujuan,

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bermakna antara self-regulated learning, self-efficacy, motivasi, dan kecerdasan

Siswa yang mampu meregulasi diri ( self regulated learning ), juga memiliki percaya diri dan dapat mengenali dirinya secara baik ( self-esteem ), ditambah dengan dukungan sosial

Self-regulated learning yang tinggi berarti sudah memikirkan manfaat kegiatan belajarnya, mengevaluasi serta memperbaiki strategi belajar yang akan berdampak pada peningkatan

Keseluruhan aspek dalam self-regulated learning yaitu metakognisi, motivasi, berpikir kritis, manajemen waktu pelaksanaan proses pembelajaran memiliki hubungan positif

Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi self-regulated learning memiliki pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi akademik mahasiswa pascasarjana, namun