610,69 Ind
Katalog Oalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI
Indonesia Kementerian Kesehatan RI , Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Oaya Manusia Kesehatan,
Rencana aksi kegiatan pusat perencanaan dan pendayagunaan SOM kesehatan tahun
2010 - 2014, -Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN: 978-602-8937-79-5
MlliK PERPU STAKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA nSI KEGIATAN
PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN
TAHUN 2010 . 2014
blo
'bcJ
セQゥBヲhjAGAエX i\a ャ ョ@ On p /{ AI,_Irq
N o. Iflej Yk : ..J::J.8/(]
-'len.I g l.
1
f i rTH! 'ᄋW[ᄋ
G セXGM
ᄋᄋ [[[[セ ᄋセ@
Dapat
garl ; ..:'.'."...
)f.::::::..:..,
r
• • • • •• • •• • セ Z@ L@l i l l • • • •• I I I I I , I I , I I t t I I I I , . I I I .II.
Kementrian Kesehatan RI
KAlA PENGANlAR
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya , sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2014 (Renstra Kemenkes 2010-2014) telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03 .01/160/1/2010 dan direvisi pada tahun 2010 disesuaikan dengan perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
Dalam kaitan dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya, unit utama / Eselon II dapat menyusun Rencana Aksi kegiatan 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Kementerian 2010 -2014 dan Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan 2010 -2014.
Memperhatikan berbagai hal terse but di atas dan sekaligus sebagai wujud tanggung jawab Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dalam penerapannya, telah disusun Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010-2014 yang mengacu pada, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2014 , Renstra Kementerian Kesehatan
2010-2014 , Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat serta perubahan organisasi dan tata kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan .
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan ini telah melibatkan berbagai
pihak, dengan koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga proses penyusunannya dapat berjalan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis dalam pembangunan kesehatan dan perencanaan dan
pendayagunaan SOM Kesehatan di masa depan, Rencana Aksi Kegiatan ini dapat diadakan penyempurnaan sesuai dengan keperluannya.
Melalui kesempatan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian, bantuan, maupun asupan serta kontribusinya dalam penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini .
Harapan saya , kiranya Rencana Aksi Kegiatan ini dapat dijadikan acuan baik bagi semua pihak yang terkait dan terlibat langsung atau tidak langsung dalam pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan di Indonesia.
Jakarta, Juni 2011
Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan OM Kesehatan
-Rencana Aksi Kegialan Pusal Pere ncanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehalan 2010·2014
DAFTAR 151
HAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
SAMBUTAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN v
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ix
BABI PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG 1
C MAKSUD DAN KEGUNAAN RENCANAAKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
B PENGERTIAN 2
SDM KESEHATAN 4
o
LANDASAN HUKUM 5E TATAURUT 6
BAB II PERKEMBANGAN DAN MASALAH 9
A PERKEMBANGAN DAN MASALAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN 9
B PERKEMBANGAN DAN MASALAH PPSDM KESEHATAN 10
C PERKEMBANGAN DAN MASALAH PERENCANAAN
DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN 13
BAB III ARAH KEBIJAKAN 19
A VISI , MISI, NILAI- NILAI PRINSIP,
SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGIS PPSDM 19
B TUJUAN , SASARAN, DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN 22
C KEGIATAN PELAKSANAAN PUSAT PERENCANAAN
DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN 24
BAB IV KEGIATAN PELAKSANAAN 27
A PERENCANAAN SOM KESEHATAN 27
B PENOAYAGUNAAN SOM KESEHATAN OALAM NEGERI 29
C PENOAYAGUNAAN SOM KESEHATAN LUAR NEGERI 31
o
KETATAUSAHAAN PERENCANAAN DAN PENOAYAGUNAANSOM KESEHATAN 33
BAB V KEBUTUHAN SUMBER DAYA 37
A SUMBER OAYA MANUSIA 37
B SUMBER OAYA PEMBIAYAAN 37
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN 39
A PEMANTAUAN 39
B PENILAIAN 39
BAB VII PENUTUP 41
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : MATRIKS KINERJA RENCANAAKSI KEGIATAN
PUSRENGUN SOM KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014 43
LAMPIRAN 2: MATRIKS PENOANAAN RENCANAAKSI KEGIATAN
PUSRENGUN SOM KESEHATAN 2010-2014 57
DAFTAR PUSTAKA 59
DAFTAR SINGKATAN 61
TIM PENYUSUN 63
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-2014
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN
Bismillahirrohmanirrahim Assalamualaikum Wr. Wb
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Oalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realitis sesuai pentahapannya.
Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik berupa dokumen perencanaan maupun metode dan cara penyelenggaraannya. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke de pan bagi bangsa Indonesia di dalamnya juga telah tercantum arah pembangunan kesehatan dalam 20 tahun ke depan sampai dengan tahun 2025.
Secara nasional, untuk kurun waktu 5 tahun program Kabinet Indonesia Bersatu II telah menetapkan RPJM-N tahun 2010-2014. Oi lingkungan Kementerian Kesehatan telah pula memiliki Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan, juga telah ditetapkan pada tahun 2009.
Oalam UU Nomor 36 Tahun 2009 ditetapkan pada pasal 21 bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembinaaan pengawasan mutu dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. untuk meningkat'kan sumberdaya manusia kesehatan, dalam SKN yang ditetapkan pada tahun 2009 pengembangan dan pemberdayaan SOM
,
..
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANNOMOR: HK.03.05/1111/03103.1/2011
TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2010-2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor. 1144 TAHUN 2010 tentang Sistem Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan keb;jakan teknis dan
pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan
SOM kesehatan di bidang perencanaan dan
pendayagunaan SOM kesehatan;
b. bahwa dalam kurun waktu 2010-2014 program sumber
daya manusia kesehatan diarahkan untuk mencapai tersedianya sumber daya manusia kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan , yang terdistribusi secara adil dan merata, serta didayagunakan secara optimal dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ;
c. bahwa dalam rangka mempercepat penyelenggaraan
perencanaan dan pendayagunaan sumber daya
manusia kesehatan, perlu segera dilaksanakan program yang mengacu pada rencana yang terarah, luas, dan berjangkau ke depan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan tentang
Rencana aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010-2014;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301)
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negaran Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah , Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014;
11 . Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;
12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144
tahun 2010 tentang Sistem Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 /Menkes/
SKIV /2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 /Menkes/
16.
17.
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ketiga
0f'. I VILUU::J It:llldllY rl.t:IIL;dlld rt:IIIUdllYUlldll JdllYKd Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/1601
II 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267 IMenkesl SKill 12010 tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TENTANG RENCANAAKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2010-2014.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun 2010- 2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tahun 2010-2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi satuan kerja di lingkungan Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan pemangku kepentingan terkait.
Keputusan Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan revisi Renstra Kementerian Kesehatan RI telah ditetapkan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Mei 2011
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
it..
SDM sehatan-
Lampiran
Keputusan Kepala Badan PPSDM K Kementerian Kesehatan RI
Nemer . HK.03.05/1/11/03103.1/2011
Tanggal . Mei 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Guna memenuhi amanat UUD 1945, diselenggarakan pembangunan nasional secara sistematis dan berkesinambungan dengan mendasarkan pad a Undang-Undang Nomor: 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025.
Pembangunan kesehatan yang merupakan bag ian integral dari pembangunan nasional, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan meningkatkan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, maka sesuai dengan amanat Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014 melalui keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.03.01/60/1/2010, yang telah mengalami revisi yang disesuaikan dengan adanya perubahan dinamis pembangunan kesehatan, utamanya terkait dengan adanya perubahan progam/kegiatan sesuai dengan struktur organisasi Kementerian Kesehatan. Renstra Kementerian Kesehatan yang telah direvisi ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0211 MENKES ISKl11 2011.
Salah satu program pembangunan kesehatan dalam Renstra tersebut adalah Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia (SDM) Kesehatan, yang menjadi tanggung jawab Badan PPSDM Kesehatan.
Untuk memperlancar pelaksanaan program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dan dengan mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan , telah pula disusun dan ditetapkan Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan tahun 2010-2014, yang berisikan Visi, Misi, Strategi, berbagai kegiatan dan kebijakan pelaksanaan, serta kegiatan pelaksanaan yang akan diselenggarakan dalam pengembangan
'-dan pemberdayaan SDM Kesehatan sampai dengan tahun 2014.
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan sebagai salah satu unit Eselon II di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan adalah penanggungjawab dan pelaksana dari kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan . Agar semua unit kerja di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan memiliki acuan dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan , maka perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010 2014 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2010 2014 . Rencana Kegiatan Lima Tahunan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan ini berisikan arah dan kebijakan pelaksanaan, kegiatan pelaksanaan dan rincian kegiatan serta indikator kinerja dan kebutuhan pembiayaan setiap tahunnya dalam kurun waktu 2010 -2014.
B. PENGERTIAN.
Dalam Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan ini terdapat beberapa pengertian yang dipergunakan, yaitu :
SDM kesehatan
SDM kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi
serta tenaga pendukung / penunjang yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.
• Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
• Tenaga kesehatan strategis
Tenaga kesehatan strategis adalah tenaga kesehatan yang memiliki pengesahan , keahlian dan ketrampilan khusus yang tidak dapat digantikan oleh tenaga lain, langka dalam arti jumlah maupun mutunya dan sangat dibutuhkan oleh satuan organisasi dan satuan wilayah atau waktu tertentu.
• Tenaga kesehatan warga negara asing
Tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA) adalah warga negara asing pemegang ijin tinggal terbatas yang memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan dan bermaksud bekerja atau berpraktik di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia.
• Pengembangan dan Pemberdayaan SOM Kesehatan
Pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan adalah upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu SOM Kesehatan yang dilaksanakan secara multidisiplin, lintas sektor dan program, untuk memenuhi kebutuhan SOM Kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Perencanaan SOM Kesehatan
Perencanaan SOM kesehatan adlalah upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi , dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pendayagunaan SDM Kesehatan
Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah upaya pemerataan dan pemanfaatan serta pengembangan SDM kesehatan.
Daerah terpencil
Daerah terpencil adalah daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaaan geografis (kepulauan , pegunungan , daratan , hutan dan rawa) , transportasi dan sosial budaya .
Daerah sangat terpencil
Daerah sangat terpencil adalah daerah yang sangat sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaaan geografis (kepulauan , pegunungan , daratan , hutan dan rawa) , transportasi dan sosial budaya.
Daerah tertinggal
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif tertinggal.
Daerah perbatasan negara
Daerah perbatasan negara adalah daerah dalam wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga , baik berbatasan darat maupun laut
Pulau-pulau terkecil terluar
Pulau-pulau terkecil terluar adalah pulau dengan luas areal kurang atau sama dengan 2000 Km persegi yang memiliki titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal
laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan
nasional.
C. MAKSUD DAN KEGUNAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT
PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010-2014 merupakan rencana kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan untuk jangka
Rencana Aksi Kegiatan Pusa t Perenca naa n dan Pendayagu naan SDM Kesehatan 20 10-201 4
waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2014, ditetapkan dengan maksud untuk memberi arah dan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan dan menggerakkan semua pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan.
Oengan ditetapkannya Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan ini, diharapkan seluruh kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan yang dilakukan oleh semua unit kerja di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan dan semua pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pendayagunaan dapat berkembang secara dinamis dan bersinergi, serta saling melengkapi dan saling mendukung .
D. LANDASAN HUKUM.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan Tahun 2010 - 2014 merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SOM Kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan dengan landasan penyelenggaraan, terutama :
1. Landasan Idiil yaitu Pancasila
2. Landasan Konstitusional yaitu UUO 1945
3. Landasan operasional yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan yang sehubungan yaitu :
a. UndangUndang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
b. UndangUndang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Oaerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang No . 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang No . 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Oaerah .
c. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN),
d. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
e. Peraturan Pemerintah No . 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah .
f. Kepmenkes No. 81 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
g. Permenkes No. 949 Tahun 2007 yang telah dirubah dengan Permenkes No.1239 Tahun 2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil.
h. Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 -2025.
i. Permenkes No. 317 Tahun 2010 tentang Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia.
j. Kepmenkes No. 021 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014 .
k. Kepmenkes No . 267 Tahun 2010 tentang Penetapan
Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat
I. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan No.
HK.00 .06.1.1.13154.1 tentang Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun 2010 - 2014.
E. TATA URUT
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan tahun 2010- 2014 disusun dengan tata urut sebagai berikut :
Ren ca na Aksi Kegiat an Pusat Peren canaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010·2014
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN
TENTANG RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN 2010-2014
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERKEMBANGAN DAN MASALAH
BAB III ARAH KEBIJAKAN
BAB IV KEGIATAN PELAKSANAAN
BAB V KEBUTUHAN SUMBER DAYA
BAB VI PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN - 1 MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN
PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
LAMPIRAN-2 MATRIKS PENDANAAN RENCANA AKSI
KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
KONTRIBUTOR
BAB II
PERKEMBANGAN DAN MASALAH
A.
PERKEMBANGAN DAN MASAlAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan
peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan , yaitu : penurunan angka kematian bayi (AKB) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Angka kematian ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, umur harapan hidup (UHH) meningkat dari 66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70 ,5 tahun pada tahun 2007.
Namun perbaikan indikator kesehatan masyarakat tersebut masih belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru harus terus diupayakan dengan menyelenggarakan pembangunan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
Dewasa ini dan beberapa waktu ke depan masih dihadapi permasalahan pokok dalam pembangunan kesehatan sebagai berikut: (1) Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan terdepan, (2) Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas, (3) Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh , (4) Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, (5) Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan, (6) Belum terpenuhinya jumlah , jenis, kualitas , serta penyebaran sumber daya manusia kesehatan , dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan, (7) Belum
optimalnya ketersediaan, pemerataan , dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan obatyang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas, (8) Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan, (9) Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan , program, dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas sektor, (10) Disparitas antar wilayah, golongan pendapatan, dan kota-desa masih terjadi dan tidak membaik secara signifikan, yang memerlukan pendekatan pembangunan sesuai kondisi wilayah . (11) Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal dan (12) Belum tersedianya biaya operasional yang memadai di Puskesmas.
B. PERKEMBANGAN DAN MASALAH PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN.
Dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010 . Sampai dengan tahun 2008 , rasio tenaga kesehatan untuk dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9; dokter umum 26,3 dibanding target 30; dokter gigi 7,7 dibanding target 11; perawat 157,75 dibanding target 158; dan bid an 43,75 dibanding target 75 .
Dari estimasi kebutuhan SDM Kesehatan di rumah sa kit kelas B, C, dan D serta Puskesmas pada tahun 2009, diperhitungkan masih terdapat kekurangan 2.709 tenaga medis dan 17.354 tenaga keperawatan. Sedangkan di Puskesmas masih terdapat kekurangan 4.012 dokter umum, 52.571 bidan, dan 42 .233 perawat.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan tahun demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan. namun belum dapat mencapai harapan.
MILIK PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN KES EHATAN
Isu SOM Kesehatan sangat kritis yang terkait dengan jumlah, jenis dan distribusi , selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan SOM Kesehatan (PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Oaerah Provinsi dan Pemerintahan Oaerah Kabupaten/Kota dan dan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Oaerah). Hal ini diperlukan penanganan lebih seksama, didukung dengan regulasi yang memadai meliputi insentif, penghargaan dan sanksi (reward-punishment), dan sistem karir. Kompetensi tenaga kesehatan yang belum terstandardisasi disebabkan karena saat
ini baru ada satu standar kompetensi (dokter umum & dokter gig i),
job deskripsi masing-masing tenaga belum jelas , dan absennya dokter di Puskesmas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia , terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah masih rendah karena keterbatasan formasi dan dana.
Secara ringkas, dikemukakan bahwa tantangan ke depan untuk memenuhi ketersediaan tenaga kesehatan yang masih terbatas adalah memperbaiki kualitas perencanaan , pengadaan/produksi dan pendayagunaan yang menjamin terpenuhinya jumlah, mutu, dan persebaran SOM Kesehatan terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan yang didukung dengan penguatan regulasi termasuk akreditasi dan sertifikasi.
Oengan demikian, dewasa ini dan ke depan masih dihadapi isu strategis atau masalah pokok dalam pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan sebagai berikut :
1. Pengembangan dan pemberdayaan SOM kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan SOM untuk pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan terus membaik dalam jumlah , kualitas, dan penyebarannya, namun masih belum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah terutama pada daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan .
2. Perencanaan kebutuhan SOM kesehatan masih perlu ditingkatkan dan belum didukung dengan sistem informasi SOM Kesehatan yang memadai. Rencana kebutuhan SOM Kesehatan yang menyeluruh belum disusun sesuai yang diharapkan, yaitu sebagai acuan pelaksanaan unsur lainnya dari pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan.
3. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SOM Kesehatan. Kajian jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan tersebut belum dilakukan sebagaimana mestinya . Kualitas hasil pendidikan dan pelatihan SOM Kesehatan pada umumnya masih belum memadai, yang disebabkan antara lain karena akreditasi institusi termasuk jurusan dan program studi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi pelatihan SOM Kesehatan, serta akreditasi pelatihan SOM Kesehatan belum sepenuhnya dilaksanakan.
4 . Oalam pendayagunaan SOM kesehatan , pemerataan dan pemanfaatan SOM Kesehatan yang berkualitas masih kurang , utamanya di daerah tertinggal, terpencil , perbatasan , kepulauan dan daerah yang kurang diminati. Selain itu pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karir, sistem penghargaan dan sanksi belum dilaksanakan sesuai yang diharapkan.
5. Pembinaan dan pengawasan mutu SOM Kesehatan masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. Registrasi dan sertifikasi tenaga kesehatan masih terbatas pad a tenaga dokter dan dokter gigi. Sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-undangan di bidang pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan belum dilaksanakan secara memadai .
6. Sumber daya pendukung dalam pengembangan dan
pemberdayaan SOM Kesehatan juga masih terbatas . Regulasi untuk mendukung upaya pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan masih terbatas. Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam peningkatan pendidikan dan pelatihan SOM Kesehatan masih belum memadai. Sistem informasi SOM Kesehatan belum sepenuhnya dapat menyediakan data yang akurat, terpercaya dan tepat waktu. Oemikian pula jumlah, jenis dan mutu SOM pengelola pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan pada umumnya masih belum seperti yang diharapkan.
Ren cana Aksi Kegialan Pu sal Pere ncanaan dan Pendayagunaan SD M Kescllll ian 20 J0-20 J4
C. PERKEMBANGAN DAN MASALAH PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.
1. Perkembangan perencanaan SDM Kesehatan.
Pada tahun 1979 telah ditetapkan SK Menkes No . 262 1 Menkes 1
Per 1 VII 1 1979 tentang perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur tersedia di kelas rumah sakit tertentu dengan jenis kategori tenaga tertentu . Selanjutnya pada tahun 1980 disusun standar ketenagaan dengan mengacu kepada standar pelayanan dan upaya kesehatan.
Pada tahun 1980-an telah dilakukankan proyeksi kebutuhan SDM
Kesehatan sampai dengan tahun 2000 dengan dasar status
kesehatan masyarakat dan proyeksi penduduk yang dikaitkan dengan program-program kesehatan yang ada , yang kemudian dirinci menjadi target-target lima tahunan (Repel ita).
Pada tahun 1985 Biro Perencanaan Depkes telah mengembangkan metode Indicator of Staff Needs (ISN) yang mencakup jumlah seluruh kategori tenaga kesehatan yang ada di institusi pelayanan kesehatan berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanannya. Namun pada pelaksanaannya belum optimal.
Pada tahun 1998 mulai dikembangkan perencanaan SDM Kesehatan berdasarkan beban kerja yang disebut : metode Daftar Susunan Pegawai (DSP) dan ditetapkan melalui Kepmenkes No. 976 tahun 1999 tentang DSP Puskesmas. Selanjutnya dikembangkan DSP untuk Rumah Sakit kelas D dan C serta Dinas
Kesehatan . Pada tahun 2004 diterbitkan Kepmenkes No. 811
Menkes/SK/1/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta Rumah Sakit yang mencantumkan empat metode dasar penyusunan rencana kebutuhan SOM Kesehatan berdasarkan : (a) Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat; (b) Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan ; (c) Sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan; serta (d) Standar atau rasio terhadap nilai tertentu . Selain empat metode dasar tersebut juga dikembangkan indikator penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja (Work
Load Indicator Staff Need IWISN), penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan scenario/proyeksi, dan penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana . Selanjutnya metode WISN dikembangkan dengan
kerjasama Indonesia dengan Pemerintah Jerman di Provinsi NT8
dan NTT, dan oleh Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan .
Namun secara umum perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan ini baik di pusat maupun daerah masih mengalami berbagai kendala, antara lain:
1. Data dan informasi SOM Kesehatan yang tersedia kurang mendukung keperluan penyusunan rencana kebutuhan SOM Kesehatan
2. Tenaga perencana sangat terbatas baik dari jumlah maupun kemampuannya
3. Kurangnya komitmen
4. Koordinasi dan sinergisme lintas program dan lintas sektor yang terkait
5. Kurangnya pembinaan dan pengawasan
6. Kurangnya peraturan perundang-undangan yang mendukung penguatan perencanaan SOM Kesehatan
2. Perkembangan pendayagunaan SDM Kesehatan.
Undang- Undang No . 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan menyatakan bahwa: pemerintah mengadakan, mengatur, mengawasi dan membantu pendidikan tenaga kesehatan, menetapkan penggunaan dan penyebaran tenaga kesehatan pemerintah maupun swasta sesuai dengan keperluan masyarakat dengan mengingat keseimbangan antara jumlah tenaga yang diperlukan dengan tenaga yang tersedia. Selanjutnya diterbitkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1961 tentang Wajib Kerja Sarjana dengan mewajibkan setiap sarjana tanpa kecuali mengabdi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun pad a Negara . Tujuannya adalah guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan terutama pada daerah pelosok. Undang-Undang No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan mengatur jenis tenaga kesehatan, syarat-syarat dan ijin bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pekerjaaannya.
r.I:::UIJdl\dll VVdJIU r.erJd vdrJdrla UnrrrUaK ranJuli aengan terDimya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1988 tentang Masa Bakti dan Praktek Dokter dan Dokter Gigi, yang mewajibkan seluruh dokter dan dokter gigi lulusan dalam negeri maupun luar negeri mengikuti masa bakti yang lamanya maksimal 5 (lima) tahun, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan oleh Menteri Kesehatan . Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1988 tersebut, diterbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 385/Menkes/PerNI1988 tentang
Pelaksanaan Masa Bakti dan Ijin Praktek Bagi Dokter dan Dokter Gigi, mengatur penyebaran, pengajuan kebutuhan, pengangkatan dan penempatan, jenis kepegawaian dan diarahkan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta di lingkungan perguruan tinggi dan
ABRI. ; Peraturan Menteri Kesehatan No. 360/Menkes/PerNI1989
tentang Pelaksanaan Masa bakti dan Ijin Praktek Bagi Dokter dan Dokter Gigi di Lingkungan Departemen Pertahanan dan Keamanan dan Angkatan Bersenjata RI; Peraturan Menteri Kesehatan No. 438/Menkes/PerNII/1989 tentang Pelaksanaan Masa bakti dan !jin Praktek Bagi Dokter dan Dokter Gigi di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pendayagunaan SDM Kesehatan melalui sistem Pegawai Tidak Tetap (PTT) telah dilaksanakan mulai tahun 1991 sesuai dengan Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1991 tentang Pengangkatan Dokter Sebagai Pegawai Tidak tetap dan Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1170.A Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Masa Bakti Tenaga Medis, yang menyatakan kedudukannya sebagai PTT, PNS atau karyawan swasta. Kemudian ditetapkan Permenkes No. 1540
I Menkes IPer/XII/2002 tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui
Masa Bakti dan Cara Lain, yang menyatakan bahwa dengan adanya kebijakan ini penempatan tenaga medis menjadi bersifat sukarela .
Selanjutnya dengan ditetapkannya UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, maka diatur dengan ketat pemberian kewenangan bagi dokter/dokter gigi yang akan berpraktik, hanya diperbolehkan di 3 (tiga) tempat praktik.
Adanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah , Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota , maka masing-masing memiliki kewenangan untuk menentukan penyebaran tenaga kesehatan. PP No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, mencabut ketentuan tentang pengangkatan Pegawai Tidak Tetap kecuali bidan dan dokter.
Gambaran di atas, terlihat bahwa pemerintah telah berupaya keras mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, namun upaya tersebut belum dapat mengoptimalkan pendayagunaan SDM Kesehatan di seluruh Indonesia , khususnya di daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar dan daerah yang kurang diminati. Kebijakan "zero growth" cukup mempengaruhi ketersediaan tenaga kesehatan di daerah. Sebaliknya kebijakan Wajib Kerja Sarjana mampu mengisi kebutuhan tenaga di daerah untuk jangka waktu tertentu tetapi mengundang isu hak azasi manusia (HAM). Disatu sisi hak tenaga kesehatan terlanggar, namun disisi lain hak dasar masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan menjadi terabaikan . Selain itu, pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan juga sangat dipengaruhi formasi yang tersedia serta kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai baru .
3. Isu strategis perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan.
Dari perkembangan dan masalah perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan, maka masih dihadapi berbagai masalah pokok atau isu strategis dalam perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan sebagai berikut :
a. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan yang menyeluruh belum disusun sesuai yang diharapkan, sebagai acuan pelaksanaan unsur lainnya dari pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.
b. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan masih perlu
ditingkatkan dan belum sepenuhnya didukung sistem informasi yang dapat menyediakan data yang akurat, terpercaya dan tepat waktu .
Renca na Aksi Kegial an Pusa l Perencan aan da n Pendayagunaan SOM Kesehalrm 2010-20 14
c. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan ketersediaan berbagai jenis SOM Kesehatan . Kajian jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan belum dilakukan sebagaimana mestinya.
d. Masih terhalangi konsistensi dan kemauan untuk mengembangkan usaha perencanaan kebutuhan
e. Pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karier, sistem penghargaan dan sanksi belum dilaksanakan sesuai yang diharapkan .
f. Sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-undangan , pedoman dan petunjuk teknis di bidang perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan belum dilaksanakan secara memadai.
g. Sumberdaya pendukung dalam perencanaan dan
pendayagunaan SOM-Kesehatan juga masih terbatas. Regulasi untuk mendukung upaya perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan masih lemah . Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan masih belum memadai. Oemikian pula jumlah , jenis dan mutu SOM pengelola perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan masih kurang memadai.
BAB III
ARAH KEBIJAKAN
A. VISI, MISI, NILAI-NILAI, PRINSIP, SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI BADAN PPSDM KESEHATAN.
Oalam penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan perlu dengan seksama memperhatikan Visi , Misi , Nilai-nilai, Prinsip, sasaran strategis dan strategi Badan PPSOM Kesehatan.
1. Visi.
Penggerak Terwujudnya Pengembangan dan Pemberdayaan SOM Kesehatan yang Profesional Oalam Mewujudkan Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
2. Misi.
Untuk mencapai Visi Badan PPSOM Kesehatan, maka Misi Badan PPSOM Kesehatanadalah :
a. Memenuhi jumlah, jenis dan mutu SOM Kesehatan sesuai
yang direncanakan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
b. Menyerasikan pengadaan SOM Kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan SOM Kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
c. Menjamin pemerataan, pemanfaatan , dan pengembangan SOM Kesehatan dalam pelayanan Kesehatan kepada masyarakat.
d. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan mutu SOM Kesehatan .
e. Memantapkan manajemen dan dukungan kegiatan teknis serta sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan .
3. Nilai-nilai dan prinsip.
Guna mewujudkan Visi dan mengemban Misi yang ditetapkan, Badan
PPSDM Kesehatan harus menganut dan menjunjung tinggi
Nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi oleh Kementerian Kesehatan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, yaitu : (1) Pro Rakyat, (2) Inklusif, (3) Responsif, (4) Efektif, dan (5) Bersih.
Oi samping itu, Badan PPSDM Kesehatan juga harus memperhatikan prinsipprinsip dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, yaitu : (1 )Adil dan merata serta demokratis, (2) Kompeten dan beritegritas , (3) Objektif dan transparan, dan (4) Hierarki dalam SDM Kesehatan.
4. Tujuan dan sasaran strategis.
Tujuan Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah "Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan" .
Sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2014, adalah :
a. Persentase tenaga kesehatan yang profesional dan memenuhi standar kompetensi sebesar 80%.
b. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM Kesehatan sesuai standar sebesar 80%.
c. Jumlah institusi pendidikan tenaga kesehatan yang memenuhi standar 33 institusi
5. Strategi.
Dalam rangka mewujudkan tujuan program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dan mencapai sasaran strategis pada tahun 2014 termaksud, telah ditetapkan strategi yang akan ditempuh.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-20 14
Strategi Badan PPSOM Kesehatan yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatanadalah sebagai berikut:
a. Penguatan Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan.
Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan, merupakan suatu rangkaian kegiatan yang strategis dan sebagai kunci awal keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan. Penguatan perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan dilakukan dengan memantapkan metode perencanaannya, peningkatan kemampuan para pengelola PPSOM Kesehatan di pusat dan daerah, serta dengan mengupayakan data dan informasi terkait yang akurat dan terpercaya. Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan dilakukan dengan meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan upaya pokok lainnya dari pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan . Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan juga harus memperhatikan kecenderungan masalah Kesehatandi masa depan dan rencana pembangunan kesehatan.
b. Peningkatan Pendayagunaan SDM Kesehatan.
Untuk mengatasi disparitas ketersediaan SOM Kesehatan antar wilayah, pendayagunaan SOM Kesehatan yang meliputi pendistribusian/ pemerataan, pemanfaatan dan pengembangan
SOM Kesehatan diutamakan pada daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (OTPK) dan daerah bermasalah Kesehatan (OBK), serta daerah yang kurang diminati. Guna menjamin hak SOM Kesehatan, dikembangkan pol a pengembangan karir, sistem insentif dan peningkatan kemampuan melalui pelatihan.
c. Penguatan Manajemen dan Peningkatan Dukungan Sumber Daya.
Upaya pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan termasuk perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan, dilakukan melalui : (1) perencanaan kebijakan dan program, (2) penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, (3) pengendalian
dan penilaian, didukung melalui peningkatan jumlah dan kemampuan para pengelola PPSDM Kesehatan dan penyediaan data dan informasi yang akurat dan terpercaya. Disamping itu perlu juga didukung dengan pembiayaan dan sarana serta prasarana, peraturan perundang-undangan, dan penelitian/riset yang perlu diupayakan dalam kerangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan seperti yang telah ditetapkan.
Pemberdayaan masyarakat dan kerja-sama dengan pemangku kepentingan dalam semangat kemitraan dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan sangat penting .
B. TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PUSAT
PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.
1. Tujuan.
Meningkatnya perencanaan kebutuhan dan perencanaan pendayagunaan SDM Kesehatan.
2. Sasaran.
a. Jumlah Kabupaten yang memiliki daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK), daerah
bermasalah Kesehatan (DBK) serta daerah yang kurang diminati, difasilitasi dalam penyusunan rencana kebutuhan dan rencana pendayagunaan tenaga kesehatan sebanyak 250 kabupaten
b. Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 20 standar ketenagaan .
c. Jumlah kabupaten/kota di 33 Propinsi yang telah mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan sebanyak 250 kabupaten/kota.
d. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di luar negeri sebanyak 1.200 orang.
e. Jumlah dokter peserta internsip sebanyak 10.458 orang .
f. Jumlah rekomendasi Tenaga Kesehatan Warga Negara
Asing yang akan bekerja di dalam negeri sebanyak 1.200 rekomendasi.
g. Jumlah peta kebutuhan tahunan tenaga kesehatan Indonesia sebanyak 5 peta.
h. Jumlah hasil kajian jenis tenaga kesehatan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit sebanyak 4 kajian.
i. Jumlah rancangan NSPK di bidang Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan sebanyak 11 NSPK
3. Kebijakan Pelaksanaan.
a. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan mengacu pada kebutuhan pembangunan kesehatan,dengan memperhatikan kemampuan pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.
b. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan berbasis data dan informasi tentang SDM Kesehatan, pembangunan Kesehatan dan sektor lain terkait yang akurat, terpercaya dan tepat waktu.
c. Upaya pemerataan SDM Kesehatan dilakukan melalui pemantapan perencanaan pelaksanaan pendayagunaan SDM Kesehatan. Untuk kepentingan pelayanan publik di DTPK dan DBK dilakukan pengaturan pemberian imbalan sesuai dengan
Negara.
keperluan dan kemampuan keuangan
d. Pengembangan SDM
pendayagunaannya pengembangan karir.
Kesehatan dilakukan
dalam terutama
kerangka melalui
e. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Indonesia ke luar negeri dilakukan dengan memperhatikan pangsa pasar, peningkatan kompetensi , dan pengakuan kesetaraan tenaga Kesehatan Indonesia di luar negeri, dengan tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan tenaga Kesehatan di dalam negeri.
f . Pengembangan program internsip bagi dokter dalam rangka pemantapan mutu profesi dokter yang baru lui us, dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan program pemerintah dalam pemerataan pelayanan Kesehatan bagi masyarakat.
g. Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di dalam negeri dilakukan dengan penekanan pada pembinaan dan pengawasan .
h. Pendayagunaan tenaga Kesehatan dilakukan melalui peningkatan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri yang meliputi Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat termasuk swasta serta pemangku kepentingan di luar negeri.
i. Oukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan kegiatan lainnya pada kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan dilakukan dengan meningkatkan kepemimpinan , koordinasi dan kerja sama dalam pelaksanaan tugas , meningkatkan dukungan sumber daya (SOM, dana dan sarana prasarana yang memadai), pengelolaan , pembinaan dan pengawasan ketatausahaan, kepegawaian , keuangan serta tugas teknis dan kegiatan lainnya .
C. KEGIATAN PELAKSANAAN PUSAT PERENCANAAN DAN
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.
Upaya pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan serta sesuai dengan kebijakan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan tahun 2010-2014, akan dilaksanakan melalui 4 (em pat) kegiatan, yaitu :
1. Perencanaan SDM Kesehatan .
2. Pendayagunaan SDM Kesehatan Dalam Negeri . 3. Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri.
4 . Ketatausahaan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan .
1
1
1
I
•
,
•
BAB IV
KEGIATAN PELAKSANAAN
A. PERENCANAAN SDM KESEHATAN
1. Tujuan
Meningkatnya perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan
2. Sasaran
Pencapaian sasaran sampai tahun 2014 adalah :
1. Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 20 standar ketenagaan
2. Jumlah kab/kota di 33 Propinsi yang telah mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan sebanyak 250 kabupaten/kota .
3. Jumlah peta kebutuhan tahunan tenaga kesehatan Indonesia sebanyak 5 peta
4. Jumlah hasil kajian jenis tenaga kesehatan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit sebanyak 4 kajian .
5. Jumlah rancangan NSPK di bidang Perencanaan SOM
Kesehatan sebanyak 2 NSPK
3. Rincian Kegiatan
a. Analisis Kebutuhan SOM Kesehatan
1) Penyusunan Standar Ketenagaan Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang meliputi : (a) Desk Review, (b)Penyusunan Studi Protokol , (c)Penyusunan Instrumen dan Metodologi, (d)Uji Coba Instrumen, (e)Pengumpulan Data dalam rangka Identifikasi Ketenagaan di Fasyankes,(f) Pengolahan dan Analisis , (g) Penyusunan Rancangan Standar Ketenagaan, (h)Lokakarya, (i) Perbaikan Rancangan, U) Penyusunan Laporan , (k) Oiseminasi, (I) Evaluasi
2) Fasilitasi Penyusunan Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK di Kabupaten/Kota, yang meliputi : (a) Penyusunan Bahan Fasilitasi,(b) Pertemuan Fasilitasi Penyusunan Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK di Kab/Kota ,(c) Finalisasi Hasil, (d) Penyusunan Laporan
3) Penyusunan Peta Kebutuhan Tenaga Kesehatan Indonesia , yang meliputi : (a) Pengumpulan Bahan (Persiapan),(b) Review data, (c) Pertemuan Teknis,(d) Penyusunan Peta,(e) Penyusunan Laporan,(f) Pemeliharaan data kebutuhan SDMK
4) Kaj ian Kebutuhan Tenaga Kesehatan, yang meliputi :(a) Desk Review,(b)Penyusunan Studi Protokol,(c)Penyusunan Instrumen ,(d)Uji Coba Instrumen ,(e)Pengumpulan Data untuk kajian,(f)Pengolahan dan Analisis,(g)Penyusunan
hasil analisis,(h)Sounding hasil , (i)Perbaikan hasil ,U)
Penyusunan Laporan
5) Penyusunan Pedoman Analisis Kebutuhan SDM Kesehatan , yang meliputi :(a)Desk Review,(b)Penyusunan rancangan,(c) Lokakarya, (d) Perbaikan rancangan,(e) Penyusunan Legal Aspek ,(f) Penyempurnaan, (g) Diseminasi, (h) Evaluasi
6) Penyusunan Pedoman Pengembangan Mutu Perencanaan Kebutuhan SDMK yang meliputi :(a) Pengumpulan bahan
(persiapan),(b) Penyusunan rancangan , (c) Lokakarya,
(d) Perbaikan rancangan,(e) Penyusunan Legal Aspek ,(f) Penyempurnaan,(g) Diseminasi, (h)Evaluasi
b. Penyusunan Program dan Pelaporan
1) Penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan yang meliputi :(a) Pengumpulan bahan , (0) Penyusunan rancangan ,(c) Pembahasan rancangan antar bidang, (d) Perbaikan,(e) Desiminasi , (f) Finalisasi
2) Penyusunan rencana dan anggaran kegiatan tahunan yang meliputi : (a) Pengumpulan bahan, (b) Penyusunan
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagu naan SDM Keseha tan 2010·20 14
rancangan (c) Pembahasan rancangan internal Kemenkes,
(d) Perbaikan,(e) Pembahasan rancangan dengan
Kemenkeu I Bappenas,(f) Penyempurnaan
3) Penyusunan rencana jangka menengah yang meliputi :(a) Studi kepustakaan , (b) Penyusunan rancangan, (c) Pembahasan rancangan antar bidang ,(d) Finalisasi, (e) Desiminasi
4) Evaluasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi (a)
Pengumpulan bahan, (b)Penyusunan instrument,(c)
Penyusunan rancangan , (d) Penyusunan format rekonsiliasi, (e) Pembahasan rancanganan antar bidang, (f) Pembahasan rekonsiliasi antar bidang, (g) Pelaksanaan money, (h) Analisis hasil money, (i) Finalisasi
5) Penyusunan laporan kegiatan yang meliputi (a)
Pengumpulan bahan, (b) Penyusunan rancangan, (c) Pembahasan rancangan antar bidang,(d)Finalisasi
6) Pengembangan kegiatan Pusrengun SDMK; sesuai
kebutuhan dikarenakan pengembangan kegiatan Pusat
Perencanaan dan Pengembangan SDM Kesehatan
dalam kaitan dengan kepentingan pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan.
B. PENOAYAGUNAAN SOM KESEHATAN OALAM NEGERI
1. Tujuan
Meningkatnya pendayagunaan tenaga kesehatan di Dalam Negeri
2. Sasaran
a. Jumlah Kabupaten yang memiliki daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK ) serta daerah bermasalah kesehatan (DBK), difasilitasi dalam penyusunan rencana kebutuhan dan rencana pendayagunaan tenaga kesehatan sebanyak 250 kabupaten setiap tahun
b. Jumlah dokter peserta internsip sebanyak 10.458 orang .
c. Jumlah rancangan NSPK di bidang Pendaygunaan SOM
Kesehatan sebanyak 4 NSPK
3. Rincian Kegiatan
a. Oistribusi SOM Kesehatan
1) Penyusunan pedoman distribusi dan pemanfaatan SOM Kesehatan dalam negeri yang meliputi : (a)Analisa situasi,(b) Menyusun rancangan, (c) Lokakarya, (d) Penyempurnaan rancangan , (e) Uji coba, (f)Finalisasi , (g) Sosialisasi
2) Penyusunan rencana distribusi dan pemanfaatan SOM
Kesehatan dalam negeri utamanya OTPKJOBK yang
meliputi : (a) Pertemuan tim pelaksana , (b) Pertemuan lintas unit program , (c) Pertemuan koordinasi pusat dan daerah,(d)
Pengolahan usulan, (e)Pembahasan,(f) Penetapan , (g)
Pengusulan ke Ropeg
3) Evaluasi pelaksanaan penempatan dan pemanfaatan SOM
Kesehatan dalam negeri yang meliputi :(a) penyusunan
kuesioner, (b) Penetapan lokasi, (c) Pelaksanaan, (d) Penyusunan laporan, (e)Pertemuan evaluasi
b. Pengembangan SOM Kesehatan
1) Penyusunan Rancangan Kebijakan Pengobat Tradisional, Komplementer dan Alternatif yang meliputi : (a) Kajian Kebijakan, (b) Penyusunan rancangan , (c) Pembahasan , (d) Perbaikan , (e) Penetapan , (f) Sosialisasi, (g) Evaluasi
2) Penyusunan Kebijakan Perencanaan dan pengembangan karir Tenaga Kesehatan yang meliputi : (a) Kajian Kebijakan , (b) Penyusunan rancangan, (c)Pembahasan, (d) Perbaikan,
(e) Penetapan, (f) Sosialisasi, (g) Evaluasi
3) Penyusunan Kebijakan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan yang meliputi : (a) Kajian Kebijakan , (b) Penyusunan
rancangan , (c) Pembahasan, (d) Perbaikan, (e) Penetapan ,
(f) Sosialisasi, (g) Evaluasi
4) Internsip Dokter yang meliputi : (a) Operasional Internsip, (b) Seleksi dan Pelatihan Pendamping Dokter Internsip, (c) Pembekalan Peserta Internsip, (d) Penilaian Wahana Internsip, (e) Pembentukan KIDI Pusat. (f) Pembentukan KIDI Provinsi, (g) Sosialisasi Program Internsip Dokter,
(h) Monitoring & Evaluasi Program Dokter Internsip, (i)
Penyusunan Rancangan Kebijakan Program Internsip
Dokter Indonesia, U) Penyempurnaan Pedoman Internship
5) Penyusunan Rencana Pendayagunaan Dokter Pasca Internsip yang meliputi : (a) Studi literatur, (b )Identifikasi jumlah dokter pasca internship, (c) Penyusunan, (d) Pembahasan, (e) Seminar, (f) Uji coba, (g) Finalisasi, (h)
Penetapan, (i) Sosialisasi, U) Evaluasi
c.
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN LUAR NEGERI1. Tujuan
a. Meningkatnya pendayagunaan dan perlindungan tenaga kesehatan Indonesia yang bekerja di Luar Negeri
b. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan Tenaga
Kesehatan WNA yang bekerja di Indonesia
2. Sasaran
a. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di luar negri sebanyak 1200 orang
b. Jumlah rekomendasi Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing yang bekerja di Indonesia sebanyak 1200 rekomendasi.
c. Jumlah rancangan NSPK di bidang Pendayagunaan SDM Kesehatan sebanyak 5 NSPK
3. Rincian Kegiatan
a. Pendayagunaan SDM Kesehatan Indonesia ke Luar Negeri
1) Penyusunan Rencana Pendayagunaan TKKI yang
meliputi : (a) Identifikasi peluang kerja di LN , (b) Pendataan TKKI di LN ,(c) Penyusunan rancangan
rencana pendayagunaan TKKI ,(d) Pembahasan LP/LS rancangan rencana pendayagunaan TKKI , (e) Penyusunan akhir rancangan ,(f) Oeseminasi / sosialisasi
2) Penyusunan Pedoman Pedayagunaan SOM Kesehatan Indonesia ke luar negeri yang meliputi : (a) Studi kepustakaan , (b) Penyusunan rancangan pedoman , (c) Pembahasan lintas program, (d) Pembahasan lintas sector, (e) Penyempurnaan rancangan , (f) Seminar rancangan pedoman , (g) Penyusunan dan penetapan rancangan dokumen , (h) Oeseminasi/sosialisasi
3) Kemitraan dengan daerah dalam rangka pendayagunaan TKKI ke luar negeri yang meliputi : (a) Identifikasi supply TKKI , (b) Advokasi ke daerah dalam rangka pendayagunaan TKKI ke luar negeri
4) Pelaksanaan penempatan TKKI di LI'J yang meliputi : (a) Penyusunan technical arrangement, (b) Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi awal TKKI , (c) Pelaksanaan verifikasi hasil rekrutmen , (d) Pembahasan dan Penetapan TKKI , (e) Persiapan pre departure TKKI
5) Monitoring dan Evaluasi Penempatan TKKI di LN yang meliputi : (a) Penyusunan pedoman/instrumen Monev , (b) Pelaksanaan Monev , (c) Analisis data dan pembahasan hasil money , (d) Seminar hasil
b. Pendayagunaan SOM Kesehatan Asing di Indonesia
1) Penyusunan pedoman pembinaan dan pengawasan , penentuan jabatan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA) , tenaga asing pengobat ramuan tradisional (TA -PRT) yang meliputi : (a) Studi kepustakaan , (b) Penyusunan, (c) Pembahasan, (d) Seminar, (e) Ujicoba , (f) Finalisasi, (g) Sosialisasi , (h) Penetapan
Rencana Aks ; Keg ia tan Pusa t Pe rencanaan da n Pendavapu naa n snM /("""(,..., /,., ,,,, 1 n , " "' ,... • •
2) Pembinaan dan Pengawasan TK-WNA di Indonesia yang meliputi : (a) Pertemuan, (b) Pembentukan tim pelaksana, (c) Pelaksanaan Binwas TK-WNA, (d) Penyusunan laporan
3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendayagunaan TK-WNA yang meliputi : (a) Persiapan, (b) Penyusunan instrument, (c) Ujicoba / analisis hasil, (d) Pelaksanaan
monev, (e) Evaluasi, (f) Penyusunan dokumen , (g)
Penetapan
4) Pemetaan TK-WNA dan TA-PRT yang meliputi : (a) Pertemuan , (b) Penyusunan instrument, (c) Pengumpulan data, (d) Penyusunan laporan
5) Sosialisasi Permenkes No. 317 tahun 2010 yang meliputi : (a) Pertemuan ,(b) Sosialisasi, (c) Penyusunan laporan
D.
KETATAUSAHAAN PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN
1. Tujuan
Terlaksananya Ketatausahaan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SOM Kesehatan
2. Sasaran
a. Terlaksananya pengelolaan administrasi perkantoran
b. Terlaksananya pengelolaan administrasi keuangan
c. Terlaksananya pengelolaan administrasi kepegawaian
d. Terlaksananya pengelolaan administrasi perlengkapan
3. Rincian kegiatan
a. Pengelolaan administrasi perkantoran
1) Penatausahaan Kearsipan yang meliputi :
Penyusunan Penatausahaan Kearsipan
2) Penyusunan Tata Naskah Oinas Pusren-Gun SOM Kes yang meliputi : Pengelolaan Tata Naskah Oinas
b. Pengelolaan administrasi keuangan
1) Verifikasi Keuangan Pusren-Gun SDM Kes yang meliputi : (a) Rekonsiliasi Keuangan, (b) Koordinasi Keuangan, (c) Penyusunan semester II (d) Penggabungan UAKPA
& UAKPB
2) Pembinaan & Pengelolaan Administrasi Keuangan
yang meliputi : (a) Pertemuan Pembinaan Pengelola
Keuangan, (b) Penyusunan & Pengelolaan Administrasi
Keuangan, (c) Penyusunan Laporan
3) Tindak Lanjut LHP yang meliputi : (a) Pengumpulan data, (b) Identifikasi Masalah, (c) Tindak lanjut, (d) Penyusunan Laporan
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian
1) Penyusunan Data Kepegawaian (SIMKA) yang meliputi : (a) Penyusunan dan Pengolahan data SIMKA, (b) Koordinasi Kepegawaian
2) Penyusunan Tata Hubungan Kerja yang meliputi : (a) Penyusunan Konsep, (b) Pembahasan Konsep, (c)
Finalisasi & Laporan
3) Peningkatan Kemampuan Kepemimpinan dan
Kebersamaan antar Pegawai yang meliputi : (a) Penyusunan materi kegiatan, (b) Pelaksanaan Kegiatan, (c) Penyusunan Laporan
4) Pengembangan Kapasitas Pegawai yang meliputi Penyelenggaraan Kegiatan
5) Bimbingan Teknis yang meliputi (a) Bintek, (b)
Operasional Perkantoran
6) Penyusunan Uraian Tugas Pegawai yang meliputi :
(a) Penyusunan Konsep, (b) Pembahasan & Evaluasi
Konsep, (c) Evaluasi Draft, (d) Penyusunan Laporan
Rencana Alesi Kegillian Pusal Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehalan 20 10·20 14
d. Pengelolaan administrasi perlengkapan
1) Penyusunan dan Pengolahan data SIMAK-BMN yang meliputi : (a) Koordinasi SIMAK-BMN , (b) Penyusunan semester I, (c) Penyusunan semester"
2) Penyelenggaraan Barang/Jasa yang meliputi : (a) Penyusunan dokumen dan pengadaan , yang meliputi : (a) Survey Harga pasar, (b) Analisa dan Evaluasi Dokumen
,
BABV
KEBUTUHAN SUMBERDAYA
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan 80M Kesehatan sebagaimana direncanakan dalam Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan ini diperlukan sumberdaya yang memadai baik sarana dan prasarana, sumber daya manusia maupun sumberdaya pembiayaan.
A. SUMBER DAYA MANUSIA
8umber daya manusia pelaksana kegiatan perencanaan dan
pendayagunaan 80M Kesehatan, perlu diupayakan mencukupi baik jumlah, jenis maupun mutunya sesuai dengan kebutuhan di lingkungan satuan kerja (satker) Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan . Untuk itu dilakukan perencanaan kebutuhan 80M Kesehatan di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan .
Peningkatan mutu 80M Kesehatan di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan dilakukan secara bertahap melalui pendidikan berkelanjutan dan pelatihan. Peningkatan kemampuan tersebut
baik dalam bidang manajemen kesehatan mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian, hukum kesehatan, sistem informasi 80M Kesehatan maupun dibidang teknis perencanaan dan pendayagunaan 80M Kesehatan. Pelatihan bagi 80M Kesehatan ini perlu didasarkan atas kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tug as pokok dan fungsi Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan.
B. SUMBER DAYA PEMBIAYAAN.
Guna mendukung penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan
pendayagunaan 80M Kesehatan oleh Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan 80M Kesehatan dibutuhkan pembiayaan yang dijamin
kecukupan dalam penyediaannya, benar dalam pengalokasiannya serta efektif dan efisien dalam pembelanjaannya . Pembiayaan ini harus tersedia secara berkesinambungan sesuai dengan pentahapannya selama periode Rencana Keg iatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan tahun 2010-2014 . Sumber pembiayaan berasal dari Anggaraan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber lain yang merupakan suplemen terhadap APBN yang dapat disediakan.
Perkiraan kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan
perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan oleh Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan sebagai berikut:
Tabel 1 : Kebutuhan Pembiayaan Kegiatan Perencanaan dan Pendayagunaan SOM Kesehatan Tahun 2010 - 2014
(da/am ribuan rupiah)
N
<