• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

SKRIPSI

Oleh:

Putri Nurul Ma’rifah 20120210080

Program Studi Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA TANAMAN TOMAT

(Lycopersicum esculentum L.)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Pertanian

Oleh :

Putri Nurul Ma’rifah 20120210080

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(3)

PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

yang dipersiapkan dan disusun oleh: Putri Nurul Ma’rifah

20120210080

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 19 Mei 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai syarat yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Program Studi Agroteknologi Pembimbing/ Penguji Utama: Anggota Penguji

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP Ir. Indira Prabasari, Ph. D NIP 196011201989031001 NIK. 132014262

Pembimbing/ Penguji Pendamping

Ir. Hariyono, MP

NIP 196503301991031002

Yogyakarta, Juni 2016

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya setelah mendapatkan arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Oleh karena itu, saya menyetujui pemanfaatan karya tulis ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun pengembangannya dalam bentuk karya ilmiah lain oleh Tim Pembimbing.

4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Yogyakarta, Juni 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

Sebaik-Baik Manusia adalah Yang Bermanfaat Untuk Orang lain

(HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

Hasbunallah wani’mal wakiil

Cukuplah Allah Menjadi Penolong Kami

dan

Allah Adalah Sebaik-baiknya Pelindung

(6)

Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tua, Bapak Purwanto dan Ibu Subiyati. Terimakasih tak terhingga atas dukungan baik moril maupun materiil, doa dan semangat yang

tak henti selalu dipanjatkan terhkusus untuk penyelesaian skripsi ini agar berjalan dengan lancar. Sampai saat ini, inilah pencapaian rangkaian studi yang

bisa saya berikan. Semoga dapat memberikan kebahagiaan di hati bapak dan ibu

Mbah Putri, adek-adek (Alisa, Laela, Fahrurozi) yang telah memberikan doa serta motivasi agar skripsi ini cepat terselesaikan. Semoga adek-adek selalu

diberi kemudahan pula dalam menuntut ilmu, selalu menjadi adek-adek yang membanggakan atas prestasi yang dicapai

Pak Husni, terimakasih banyak atas doa dan dukungan yang tak lain memberikan motivasi kepada saya agar giat menyelesaikan amanah studi ini

Para petani, semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit manfaat. Walaupun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

Kak Abdul Rohim, yang menemani dan membantu serta berperan aktif hingga skripsi terselesaikan. Semoga selalu dimudahkan dan dilancarkan dalam setiap

yang kakak kerjakan

Teman-teman Agroteknologi 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kita bersama-sama berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap keinginan dan pencapaian kita masing-masing. Semoga kita selalu diberi

(7)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Allah SWT. Tuhan yang penulis yakini, tiada yang patut disembah selain zat-Nya. Dialah yang telah memberikan kesempatan kehidupan kepada penulis sehingga sampai pula pada kesempatan penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang senantiasa menjadi inspirasi dan panutan bagi penulis.

Skripsi yang berjudul “Kajian Pemberian Kompos Limbah Tembakau Sebagai Pelengkap Pemupukan Nitrogen Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum L.)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku dosen pembimping utama yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, saran, ilmu dan pengetahuan serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Hariyono, MP selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu memberikan saran, masukan dan kemudahan untuk melengkapi penyusunan skripsi agar menjadi lebih baik.

(8)

6. Kak Abdul Rohim, yang telah banyak membantu dalam penelitian dari mulai awal hingga penelitian selesai sesuai target.

7. Pak Rudi, Pak Sukir, Pak Yuli dan laboran lainnya yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penelitian berlangsung.

8. Pak Basiruan dan Pak Mujito yang sangat membantu dalam penyediaan dan persiapan bahan untuk pembuatan kompos.

9. Teman-teman Agroteknologi 2012, Kak Vina yang direpotkan diwaktu-waktu tak terduga baik saat penelitian dilapangan maupun penulisan naskah, Vidya partner bimbingan dan keliling kampus ngurus persyaratan ini itu Putra yang stay di Greenhouse buat jaga penelitian kalau ditinggal, Nurika, Marta, Refyka, Wahyu, Okky, Arra, Udin kalian semua yang

terkadang “jahat” dan akan siap membantu kapan pun. Tak lupa untuk Joni dan Widi 2013 terimakasih telah membantu menyukseskan penelitian. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 10.Semua pihak yang telah membantu hingga penelitian berjalan lancar

selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

Atas segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, Juni 2016

(9)

MOTTO... v

A. Limbah Tanaman Tembakau... 5

B. Pupuk Nitrogen ... 7

C. Budidaya Tanaman Tomat ... 11

D. Hipotesis ... 15

III. TATA CARA PENELITIAN ... 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Bahan dan Alat Penelitian ... 16

A. Parameter Pertumbuhan Tanaman ... 22

(10)

2. Jumlah Buah Per Tanaman ... 37

3. Diameter Buah ... 39

A. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

(11)

Tabel 1. Kandungan Senyawa Daun Tembakau ... 6 Tabel 2. Komponen Senyawa Pada Daun Tembakau ... 7 Tabel 3. Uji Jarak Berganda Duncan 5% Berat Buah Per Tanaman, Jumlah Buah

(12)

Lampiran 1. Perhitungan ... 46

Lampiran 2. Perhitungan C/N Rasio Kompos Limbah Temabakau ... 50

Lampiran 3. Deskripsi Tomat Varietas Servo ... 52

Lampiran 4. Jadual Penelitian ... 54

Lampiran 5. Lay Out Penelitian ... 55

Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam ... 56

(13)
(14)

Dalam upaya meningkatkan produksi tomat tersebut petani dalam teknik pemupukan sering kali melebihi dosis anjuran. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan penggunaan pupuk kompos yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas limbah tanaman tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat dan menetapkan dosis pupuk organik menggunakan limbah tanaman tembakau untuk substitusi pemupukan pada budidaya tanaman tomat.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan berbagai kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu: A (80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar), B (60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar), C (40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar), D (20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar) dan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar memberikan hasil yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya pada parameter berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter buah.

(15)

The purpose this study is to determine the effectiveness of the tobacco plant waste as a source of nitrogen fertilizers in the cultivation of tomato plants and a set dose of organic fertilizer using tobacco plant waste for fertilization substitution on the cultivation of tomato plants.

The study aimed to determine the effectieness of tobacco plant waste as a source of N fertilizer. Experiment as conducted in single factor and arranged in a Completely Randomized Design (CRD). Treatments were as follows : A (80 kg N urea / hectare + 40 kg N-waste compost tobacco / hectare) , B (60 kg N urea / hectare + 60 kg N-waste compost tobacco / hectare), C (40 kg N urea / hectare + 80 kg waste compost tobacco / hectare), D (20 kg N urea / hectare + 100 kg N-waste compost tobacco / hectare) and E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare).

Result showed that treatment E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare) gave a higher yield than other treatments on parameters of weight of fruit/ plant, number of fruit/ plant and fruit diameter.

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tomat termasuk komoditi yang cukup strategis, karena hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsinya. Tomat sebagai salah satu sumber vitamin dan mineral biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar atau untuk bumbu masakan, selain itu dapat diolah lebih lanjut sebagai bahan bahan baku industri makanan seperti sari bauh dan saus tomat (Wasonowati, C., 2011). Produksi tomat dalam negri dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, Data Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan total produksi tomat nasional telah meningkat 44.8% dari 547.260 ton (1998) menjadi 992.780 ton (2013) dengan sentra produksi di Pulau Jawa. Sedangkan data permintaan buah tomat per kapita setiap tahun untuk daerah pedesaan yaitu, 18,46 kg (2012), 17,73 kg (2013) dan 18,51 kg (2014). Perlu upaya untuk meningkatkan produksi agar dapat permintaan pasar dapat terus terpenuhi dengan baik.

(17)

kualitas hasil tanaman akan semakin baik karena ketersediaan unsur hara dapat tercukupi sesuai kebutuhan tanaman. Tanah memiliki karakteristik dan tingkat kesuburan yang berbeda-beda, maka perlu adanya penambahan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian pupuk.

(18)

hektar dengan aplikasi pupuk anorganik setengah dosis anjuran dapat memperoleh hasil padi setara dengan dosis anjuran (Arifin, Z., 2003).

B. Perumusan Masalah

Dalam proses budidaya tanaman tomat, masih banyak digunakan pemupukan dengan menggunakan pupuk an-organik oleh masyarakat bahkan dalam jumlah yang berlebih. Hal ini akan mengakibatkan dampak buruk terutama untuk kesuburan tanah, tanah akan terdegradasi kualitasnya apabila penggunaan pupuk an-organik diberikan dalam jangka waktu yang panjang dengan dosis berlebihan. Dalam upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk an-organik, dapat dilakukan pemupukan dengan menggunakan bahan organik salah satunya yaitu dengan memanfaatkan limbah pertanian yang ada. Limbah tanaman tembakau merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Banyak sentra tanaman tembakau di Indonesia, namun pemanfaatan akan limbah masih jarang untuk dilakukan. Limbah tanaman tembakau mengandung beberapa unsur hara yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan:

1. Berapakah kandungan Nitrogen di dalam kompos limbah tembakau? 2. Berapakah dosis kompos limbah tembakau yang tepat untuk pelengkap

(19)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efektifitas limbah tanaman tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.). 2. Menetapkan dosis pupuk organik menggunakan limbah tanaman tembakau

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Tanaman Tembakau

Tembakau adalah tanaman perkebunan, tetapi bukan merupakan kelompok tanaman pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok (Cahyono, B., 1998). Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Selain dikonsumsi, tembakau digunakan sebagai pestisida dan dalam bentuk nikotin tatrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah dan sebagainya (Susanti, L., dkk., 2012).

(21)

dikumpulkan dan dimanfaatkan secara maksimal akan menghasilkan keuntungan ekonomis yang maksimum.

Menurut Podlejski, J. dan Olejniczak, W. (1983) dan Cahyono, B. (1998), daun tembakau mengandung beberapa senyawa bermanfaat sebagaimana disajikan dalam tabel 1 dan 2. Dengan kandungan senyawa yang ada pada tanaman tembakau tersebut, memungkinkan limbah tanaman tembakau mengandung senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida dan pupuk organik. Ekstrak limbah tanaman tembakau dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat (Tuti, H. K., dkk., 2014). Sedangkan kandungan Nitrogen yang cukup tinggi di dalam daun tembakau, memungkinkan limbah tanaman tembakau dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman.

Tabel 1. Kandungan Senyawa Daun Tembakau

Komponen Komposisi (%)

Total Nitrogen 2,20

Protein Nitrogen (Nitrogen) 1,58

Selulosa 12,3

Pektin 13,4

Polypentose 4,90

Polyphenol 4,39

Volatil karbonil (Asetaldehid) 0,26

Asam organik 9,28

Abu 15,4

(22)

Tabel 2. Komponen Senyawa Pada Daun Tembakau

(23)

Pupuk Nitrogen umumnya sangat mobil dalam tanah, sehingga dalam pemupukan Nitrogen perlu memperhatikan berbagai faktor. Bila pupuk Nitrogen diberikan dalam tanah, maka harus dijaga dalam aplikasinya agar tidak mudah tercuci sebelum diserap oleh tanaman. Kehilangan ini dapat diatasi atau dikurangi dengan memasukkan pupuk ke dalam tanah sekitar 5 cm dan menutupinya dengan tanah (Subhan dkk., 2009).

Fungsi Nitrogen, yaitu: (1) meningkatkan pertumbuhan tanaman, (2) kadar protein dalam tanah, (3) meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak, (4) dan meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah. Sumber-sumber Nitrogen antara lain: (1) bersumber dari pupuk buatan pabrik seperti Urea, dan Amonium sulfat, (2) udara merupakan sumber Nitrogen paling besar yang dalam pemanfaatananya oleh tanaman melalui perubahan terlebih dahulu, dalam bentuk amonia dan nitrat yang sampai ke tanah melalui air hujan atau yang di ikat oleh bakteri pengikat Nitrogen, (3) sumber Nitrogen lainnya pupuk kandang dan bahan-bahan organik lainnya. Gejala kekurangan Nitrogen: tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna hijau muda, lalu berubah menjadi kekuning-kuningan, jaringan tanaman mengering dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok (Subhan dkk., 2009).

(24)

bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk Urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk Urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman, seperti tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain (Murbandono, H., 2002)

Mulyati dkk. (2007) menyatakan, mengenai pemberian pupuk Urea dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan serapan N oleh tanaman tomat, menunjukkan bahwa pemberian pupuk N yang berasal dari Urea dengan dosis 125 kg/ hektar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 7 hari setelah tanam, 14 hari setelah tanam, 21 hari setelah tanam dan kadar N-jaringan tanaman, tetapi peningkatan takaran menjadi 250 kg/ hektar Urea sama sekali tidak memberikan tambahan bobot berangkasan kering, sedangkan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 hari setelah tanam dan 21 hari setelah tanam, bobot kering tanaman, serapan N. Urea merupakan pupuk N yang mudah larut dan tersedia bagi tanaman, sedangkan pupuk kandang ayam masih mengalami proses perubahan bentuk dari N-organik menjadi N anorganik melalui proses aminasi, amonifikasi dan nitrifikasi terlebih dahulu.

(25)

pupuk Urea berpengaruh nyata pada jumlah tandan tiap tanaman, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah tiap tanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah tiap tanaman, berat buah tiap buah, volume buah. Pengaruh nyata dosis Urea terhadap jumlah daun dan jumlah cabang adalah dengan semakin tinggi dosis yang diberikan semakin meningkatkan komponen pertumbuhan tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Harjowigeno, S. (1996), berpendapat bahwa unsur N berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung cukup unsur N akan tumbuh lebih baik. Dengan pertumbuhan vegetatif yang baik memungkinkan pertumbuhan generatif akan baik pula.

(26)

perbaikan kondisi tanah. Hal tersebut akan menyebabkan peningkatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan menunjang peningkatan perkembangan bagian tanaman di atas permukaan tanah. Kemudian Penggunaan pupuk organik baik berasal dari kompos rami maupun pupuk kandang sapi dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik (urea) sebanyak 50 kg N/ha (Susi, K., 2014).

C. Budidaya Tanaman Tomat

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.) adalah tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga (Angiospermae). Buahnya berwarna merah merekah, rasanya manis agak kemasam-masaman. Tomat banyak mengandung vitamin dan mineral. Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun karena mengandung Lycopersicin. Akan tetapi, kadar racunnya rendah dan akan hilang dengan sendirinya apabila buah telah tua atau matang. Barangkali karena racun ini pulalah tomat yang masih muda terasa getir dan berbau tidak enak (Wiryanta, B. T. W., 2005).

(27)

1. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat a. Iklim

Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-1.250 mm/tahun. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi juga dapat menghambat persarian.

Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam (Didit, 2010).

b. Suhu

(28)

c. Kelembaban

Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25 %. Keadaan ini akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Akan tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga dapat merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman (Anomsari, S. D. dan B. Prayudi, 2012).

d. Media Tanam

Secara umum, tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, berporus, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara, serta mudah merembeskan air. Tingkat kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0-7,0. Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Didit, 2010).

e. Ketinggian Tempat

(29)

tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas Berlian, dan varietas Mutiara (Didit, 2010).

2. Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk adalah bahan organik atau anorganik, alami atau sintetis yang menyuplai tanaman dengan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat dalam tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu pertumbuhan tanaman tomat secara optimal, terutama pada penanaman sistem intensif (Anomsari, S. D. dan B. Prayudi, 2012).

Pupuk kandang yang digunakan berupa pupuk kandang sapi atau kuda sebanyak 30 ton/hektar. Pupuk an-organik dapat menggunakan pupuk tunggal pupuk Urea 125 kg/hektar, ZA.300 kg/hektar, TSP 250 kg/hektar dan KCl 200 kg/hektar. Selain itu, ruang tanam yang digunakan dalam budidaya adalah 60 cm x 50 cm (BPTP Yogyakarta, 2013).

Pupuk kandang, setengah dosis pupuk Urea dan ZA, pupuk TSP dan KCI diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum tanam, sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk Urea dan ZA diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm dikiri dan kanan tanaman tomat (BPTP Yogyakarta, 2013).

(30)

menggunakan varietas tahan terhadap hama dan penyakit juga perlu diperhatikan teknik budidaya yang tepat dan benar. Tanaman tomat memerlukan unsur hara makro N, P, K, Ca, dan Mg serta unsur hara mikro Mn, Zn, dan B (Koswara, E., 2006). Dalam upaya untuk mencapai teknik budidaya yang tepat dapat dilakukan melalui pemupukan yang baik dan benar, yakni pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut (Didit, 2010).

D. Hipotesis

(31)

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 sampai Bulan Februari 2016.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya bibit tomat Varietas Servo, pupuk kandang, tanah regosol, pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk SP-36 limbah tanaman tembakau, gula merah, EM4, air, dedak, fungisida.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya polibag, gelas beker, gelas ukur, labu erlenmeyer, piranti destruksi, piranti destilasi, tabung kedjal, alat titrasi, botol timbang, oven, desikator, penggaris, gunting, pengaduk, karung goni, ayakan, timbangan digital, alat tulis, ajir, tali rafia, sprayer.

C. Metode Penelitian

(32)

A. 80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar B. 60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar C. 40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar D. 20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar E. 0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar

Jumlah perlakuan percobaan yang diujikan adalah lima perlakuan dengan masing-masing 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman yaitu 1 tanaman korban dan satu tanaman sampel, sehingga total keseluruhan unit penelitian yang didapat sebanyak 40 unit tanaman.

Selain pemupukan menggunakan pupuk Urea dan kompos limbah tembakau, juga dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang 30 ton/ hektar, pupuk KCl 200 kg/hektar dan SP-36 320 kg/hektar.

D. Cara Penelitian 1. Pengadaan limbah tanaman tembakau

Limbah tanaman tembakau berupa daun tembakau berkualitas buruk (rusak secara fisik dan daun bagian bawah tanaman) serta batang dan akar tanaman tembakau yang didapat dari Windusari, Wonosobo, Jawa Tengah dengan cara mengumpulkan dan menyortir limbah yang akan dibuat kompos.

2. Pembuatan Kompos limbah tembakau

a. Mengumpulan limbah tanaman berupa daun dan batang dan mencacah menjadi potongan kecil 2 - 5 cm.

(33)

c. EM4 sebanyak 5 sendok makan dan gula merah 25 gram (dilarutkan dalam 1 liter air) dicampur hingga merata.

d. Menyiramkan larutan EM4 dan gula pada campuran bahan organik Memasukan bahan-bahan yang telah tercampur ke dalam karung goni dan didiamkan untuk fermentasi

e. Melakukan fermentasi kurang lebih 30 hari 3. Persiapan Media Tanam

Penyiapan media tanam dilakukan seminggu sebelum tanam. Tanah yang akan dijadikan media tanam dicangkul dan memisahkan tanah dari bongkahan batu dengan cara disaring. Pada setiap perlakuan, pupuk kandang dan pupuk kompos limbah tembakau dicampur secara merata. Setelah itu, campuran pupuk tersebut dicampur kembali dengan tanah hingga beratnya mencapai 9 kg. Polibag yang digunakan berukuran ± 10 kg. Penggunaan kompos limbah tembakau dilakukan sesuai dengan perlakuan dan pupuk kandang sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan pada budidaya tanaman tomat.

4. Persemaian tomat

Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah yang halus dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan volume 1:1. Benih ditanam kedalam lubang tanam dan ditutup tanah.

5. Persiapan dan Penanaman

(34)

6. Pemeliharaan Tanaman a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sebanyak 1 kali sehari yakni pada sore hari. b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada saat terdapat gulma yang tumbuh disekitar tanaman.

c. Pemberian Ajir

Tanaman perlu diberi ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh. Ajir dibuat dari bambu dengan panjang 1,5 m.

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pupuk Urea dan kompos limbah tembakau sesuai dengan perlakuan, pupuk kandang 900 gram, SP36 9,6 gram/tanaman dan KCl 6,0 gram/tanaman. Pupuk kandang dan pupuk kompos limbah tembakau, pupuk SP-36 dan KCI diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum tanam, sebagai pupuk dasar. Pupuk Urea diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm dikiri dan kanan tanaman tomat (BPTP Yogyakarta, 2013). e. Pengendalian hama dan penyakit

(35)

7. Panen

Panen pertama buah tomat dilakukan pada umur 65 hari setelah tanam.. Buah yang siap dipanen adalah yang sudah masak fisiologis, yaitu saat buah mengalami perubahan warna hijau menjadi merah.

E. Parameter yang Diamati 1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan Tinggi tanaman diamati mulai satu minggu setelah tanam sampai pertumbuhan vegetatif maksimum. Pengukuran tinggi tanaman menggunakan penggaris dari permukaan tanah sampai ujung titik tumbuh tanaman.

2. Berat Buah Per tanaman (gram)

Pengamatan berat buah dilakukan dengan menimbang berat buah yang dipanen pada tanaman sampel setiap kali panen.

3. Diameter Buah (cm)

Pengamatan diameter buah diukur dengan menggunakan jangka sorong pada tanaman sampel setiap kali panen.

4. Jumlah Buah Per tanaman

Pengamatan jumlah buah dilakukan dengan menghitung jumlah buah total pada masing-masing sampel tanaman yang panen.

5. Berat Segar Tanaman (gram)

(36)

sisa tanah. Setelah tanaman dibersihkan dilakukan penimbangan. Penimbangan berat segar tanaman adalah untuk seluruh bagian tanaman termasuk akar tanaman. 6. Berat Kering Tanaman (gram)

Berat kering dilakukan saat pertumbuhan tanaman vegetatif maksimum dengan cara menimbang semua bagian tanaman dengan mengering anginkan tanaman jagung kemudian tanaman dibungkus dengan kertas dan dioven dengan suhu 65 0C sampai beratnya konstan. Selanjutkan ditimbang dengan timbangan analitik dengan satuan gram. Penimbangan berat segar tanaman adalah untuk seluruh bagian tanaman termasuk akar tanaman.

F. Analisis Data

Data yang diperolah dari penelitian ini akan disidik ragam dengan taraf

nyata α = 5 %. Untuk membedakan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata

(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter buah per tanaman tomat. Sedangkan untuk tinggi tanaman, berat segar dan berat kering tanaman tomat menunjukkan bahwa kombinasi pupuk tidak memberikan pengaruh nyata. Dengan demikian, penggunaan kompos limbah tembakau dapat mmenggantikan penggunaan pupuk Urea pada budidaya tanaman tomat. Hasil rerata pertumbuhan tanaman tanaman disajikan pada tabel 3. Sedangkan Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap hasil tanaman disajikan pada tabel 4.

A. Parameter Pertumbuhan Tanaman Tabel 3. Rerata Tinggi Tanaman, Berat Segar dan Berat Kering

(38)

Nitrogen merupakan salah satu unsur esensial yang dibutuhkan tanaman untuk kelangsungan hidupnya. Pemupukan Nitrogen yang diberikan selama budidaya tanaman tomat akan lebih banyak dimanfaatkan tanaman untuk proses pertumbuhan baik perkembangan maupun pertambahan jumlah sel. Selama masa pertumbuhan, peyerapan Nitrogen oleh tanaman akan berfungsi untuk pertumbuhan tanaman seperti peningkatan tinggi tanaman, perkembangan luas daun serta jumlah daun tanaman. Parameter pertumbuhan tanaman pada penelitian ini meliputi pengamatan tinggi tanaman tomat, perhitungan berat segar dan berat kering tanaman. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan mulai dari penanaman tanaman tomat sampai tanaman memasuki masa vegetatif maksimum, yaitu pada saat tanaman tomat telah memiliki bunga ± sebanyak 5 tangkai yang telah mekar. Tanaman tomat termasuk ke dalam tanaman determinate, yaitu tanaman yang akan berhenti mengalami pertumbuhan setelah memasuki masa vegetatif maksimum. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan 5 kali selama 5 minggu dan untuk pengamatan berat segar dan berat kering tanaman dilakukan satu kali pada saat tanaman telah mencapai vegetatif maksimum dan telah berbunga.

(39)

perlakuan yang diberikan satu minggu sebelum tanam sebagai pupuk dasar bersamaan dengan kompos limbah tembakau. Dosis pupuk kandang tersebut dapat dikatakan mampu mensuplay kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Penambahan pupuk kandang tersebut diduga mengambil peran lebih besar dibandingkan pupuk Urea dan kompos limbah temabakau dalam menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. oleh karena itu, tanaman dapat tumbuh dengan pertumbuhan yang sama besar pada setiap perlakuan. Fungsi dari pupuk kandang tersebut selain untuk memperbaiki struktur tanah juga mengandung berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan dan mendukung tanaman selama pertumbuhan dan perkembangan.

(40)

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman selama masa vegetatif. Pengamatan tinggi tanaman pada tanaman tomat dimulai dari 1 minggu setelah tanam sampai tanaman tomat berbunga. Saat tanaman berbunga menunjukkan bahwa tanaman telah mencapai masa vegetatif maksimum dan memasuki masa generatif atau pembuahan. Setelah mencapai masa vegetatif maksimum, tanaman tomat tidak akan mengalami pertambahan tinggi tanaman.

(41)

tersebut dikarenakan kompos memberikan tambahan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah dan memperbaiki aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tomat

Keterangan :

A.80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar B.60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar C.40 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar D.20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar E. 0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar

Gambar 1. menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman selama 5 minggu setelah tanam. Pada setiap perlakuan mengalami pertambahan tinggi tanaman mulai dari minggu pertama hingga minggu kelima. Pada penelitian ini, semakin banyak dosis limbah tanaman tembakau yang diberikan, maka pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin baik. Pada awal pertumbuhan, tanaman mengalami pertambahan tinggi tanaman dalam jumlah kecil, setelah memasuki minggu kedua sampai minggu keempat pertambahn tinggi tanaman berlangsung lebih cepat dan kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman akan berkurang pada pada minggu kelima.

(42)

Penurunan tinggi tanaman pada minggu kelima terjadi karena tanaman telah berbunga dan memasuki masa vegetatif maksimum. Seperti dikemukakan Yoga, M. N. (2010) pada saat tanaman berumur 30 HST kadar Nitrogen lebih kecil daripada sebelumnya karena unsur Nitrogen dalam tanah telah banyak diserap oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif khususnya pembentukan batang dan daun, meskipun penurunannya tidak terlalu besar, yaitu sekitar 12 – 19 %. Hal ini karena pada saat tanaman berumur 30 HST telah mendekati masa vegetatif maksimum, yang ditandai dengan berhentinya pertambahan tinggi tanaman.

(43)

2. Berat Segar Tanaman

Berat segar seluruh tanaman merupakan hasil pertumbuhan vegetatif tanaman yang memanfaatkan energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis secara maksimal. Pengamatan berat segar tanaman dilakukan pada saat vegetatif maksimum tanaman tomat yaitu pada minggu kelima setelah tanaman berbunga. Pengukuran berat segar tanaman dilakukan menggunakan tanaman korban secara acak dari semua perlakuan.

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Dari hasil rerata berat segar tanaman, perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar) mempunyai rerata yang lebih baik dari lainnya yaitu 111, 96 gram, kemudian diikuti perlakuan C (60 kg N/hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dengan rerata 111,69 gram, perlakuan B (60 kg N/hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau/hektar) memiliki rerata 108,11 gram, kemudian perlakuan D (20 kg N/hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau/hektar)dengan rerata 97,96 gram dan yang memiliki rerata terendah adalah perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) yaitu 88,12 gram. Semakin tinggi dosis kompos limbah tembakau yang diberikan sebagai kombinasi pemupukan Nitrogen, maka hasil berat segar akan cenderung mengalami peningkatan.

(44)
(45)

3. Berat Kering Tanaman

Pengamatan berat kering tanaman dilakukan pada saat tanaman tomat telah berbunga dan mencapai masa vegetatif maksimum. Dari hasil sidik ragam menunjukkan setiap perlakuan memberikan pengaruh tidak ada beda nyata.

Selama pertumbuhan, tanaman mengalami fotosintesis dan berat kering merupakan biomassa tanaman yang merupakan hasil akumulasi fotosintat dari fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Untuk melakukan fotosintesis tanaman memerlukan unsur hara, semakin banyak unsur hara yang diserap tanaman, hasil akumulasi fotosintat akan semakin besar. Menurut Gardner, F. P., et al. (1991), berat kering merupakan keseimbangan antara pengambilan karbon dioksia (fotosintesis) dan pengeluaran (respirasi), apabila respirasi lebih besar dari dari fotositesis, tumbuhan akan berkurang berat keringnya begitu pula sebaliknya.

(46)

baik. Pada umumnya berat kering digunakan sebagai petunjuk yang memberikan ciri pertumbuhan. Berat kering tanaman berhubungan positif cukup erat dengan kadar Nitrogen dalam tanah dan serapan Nitrogen oleh tanaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi Nitrogen yang dapat diserap tanaman, maka kebutuhan Nitrogen pada fase vegetatif tanaman tercukupi, sehingga dapat meningkatkan biomassa tanaman.

(47)

Nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan Nitrogen pada fase vegetatif tanaman akan tercukupi, sehingga akan meningkatkan biomassa tanaman. Adanya peningkatan biomassa dikarenakan tanaman menyerap air dan hara lebih banyak, Nitrogen sebagai salah satu unsur hara makro dibutuhkan tanaman untuk memacu perkembangan organ pada tanaman seperti akar, sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air lebih banyak selanjutnya aktifitas fotosintesis akan meningkat dan mempengaruhi peningkatan berat basah. Lebih lanjut Franky, J. P. (2011) menyatakan bahwa efisiensi pemupukan Nitrogen merupakan ukuran kemampuan tanaman berhubungan dengan rasio antara jumlah Nitrogen yang diserap dengan biomassanya. Banyaknya fotosintat yang dihasilkan tanaman pada penelitian ini dapat diketahui dari berat kering tanaman yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai berat kering suatu tanaman menunjukkan bahwa proses fotosintesis berjalan dengan baik.

(48)

unsur hara anorganik dan menyediakan pada saat tanaman memerlukannya. Selain itu pupuk organik yang diberikan dapat membuat keseimbangan hara di dalam tanah dan meningkatkan mutu fisik tanah dengan membuat tekstur tanah, porositas dan struktur tanah menjadi lebih baik.

B. Pengamatan Hasil Tanaman

kompos limbah tembakau/ hektar 397,9 c 17,000 b 3,2300 c B. 60 kg N Urea/hektar + 60 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 456,2 bc 19,000 b 3,4600 c C. 60 kg N Urea/hektar + 80 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 602,6 bc 22,000 b 3,7925 b D. 20 kg N Urea/hektar + 100 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 815,1 ab 29,000 a 3,9500 ab E. 0 kg N Urea/hektar + 120 kg N

kompos limbah tembakau/ hektar 1138,8 a 30,500 a 4,1225 a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%.

(49)

menggantikan penggunaan pupuk Urea. Hal ini juga didukung dari data penelitian yang menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan 100% kompos limbah tembakau memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara kompos limbah tembakau dengan pupuk Urea.

Banyaknya buah tomat yang dihasilkan pada perlakuan 100% kompos limbah tembakau dapat dikarenakan tanaman mampu menyerap unsur hara yang berasal dari kompos limbah tembakau dengan baik pada fase pertumbuhan generatif. Salah satu sifat dari pupuk kompos yaitu slow release. Walaupun kompos limbah tembakau diberikan pada awal musim tanam, namun tanaman dapat menyerap unsur hara yang ada pada kompos hingga tanaman memasuki fase generatif karena unsur hara pada kompos akan terurai secara perlahan. Unsur hara pada kompos terurai secara perlahan pada tanah, sehingga tanaman akan secara maksimal memanfaatkan unsur hara tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangan buah.

(50)

unsur hara yang terserap oleh tanaman menjadi berkurang. Selain itu, dosis pupuk P dan K yang diberikan pada awal penanaman diduga lebih banyak yang tercuci ke luar zona perakaran dibandingkan dengan yang diserap tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

1. Berat Buah Per Tanaman

Buah merupakan organ pada tanaman berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah tomat adalah hasil akhir yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Berat buah per tanaman mejadi penentu jumlah produksi yang dihasilkan selama budidaya tanaman. Pengamatan berat buah tanaman dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan hasil panen yang telah didapatkan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir.

(51)

organik mampu memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat tertinggi. Kondisi tanah yang baik akan meningkatkan serapan unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhan. Tingginya berat buah per tanaman diduga dipengaruhi kandungan unsur hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada pupuk yang saling berkaitan, sehingga unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman dan berperan dalam mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme. Dari hasil metabolime tersebut digunakan untuk melaukan fotosintesis yang hasilnya berupa fotosintat. Hasil fotosintat inilah yang lebih banyak akan ditranslokasikan kepada

buah. Menurut Mengel dan Header (1973), dalam Mas’ud, P. (1993) bahwa translokasi fotosintat ke buah tomat dipengaruhi oleh Kalium. Kalium mempengaruhi pergerakan fotosintat dari sel mexofil menuju akar, hal ini akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar. Dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan akar maka proses penyerapan unsur hara oleh akar tanaman akan meningkat dan fotosintat ke buah juga akan lebih banyak dihasilkan, dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan bobot buah. Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap produksi tanaman tomat (Odoemena, C. S. I., 2005; Olaniyi, J. O dan A. T. Ajibola, 2008).

(52)

hektar) dengan perbandingan pupuk an organik lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya memberikan hasil yang lebih rendah. Hal ini diduga karena tanaman mengalami defisiensi N, tanaman tidak mampu secara baik menyerap unsur hara di dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gardner, et al. (1991) yang menyatakan kekurangan dan kelebihan Nitrogen menyebabkan pertumbuhan batang dan daun terhambat karena pembelahan dan perbesaran sel terhambat, sehingga menyebabkan tanaman kekurangan klorofil. Terhambatnya pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif akan berlanjut pada terhambatnya pertumbuhan pada masa generatif. Tanaman tidak dapat menghasilkan bunga secara maksimum dan asimilat hasil fotosintesis untuk perkembangan buah tidak dapat diproduksi dengan baik. Sehingga kualitas buah yang dihasilkan akan menurun.

2. Jumlah Buah Per Tanaman

(53)
(54)

Rendahnya hasil jumlah buah per tanaman pada perlakuan A (80 kg N/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar) dikarenakan unsur N yang ada pada pupuk Urea mengalami leaching pada saat aplikasi. Kurangnya unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena unsur hara merupakan salah satu makanan bagi tanaman untuk mengasilkan energi. Apabila unsur hara terutama Nitrogen yang mempunyai peran besar selama proses pertumbuhan vegetatif tidak dapat terpenuhi dengan baikmaka proses metabolisme tanaman akan terhambat. Hal tersebut akan berpegaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman.

3. Diameter Buah

Buah merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi pada tanaman tomat. Pengukuran diameter buah merupakan salah satu cara untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau. Pengukuran diameter pada buah tomat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada setiap buah tomat yang dipanen selama masa panen.

(55)

Pada perlakuan E (0 kg N/hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar) menunjukkan rerata diameter buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini karena kompos limbah tembakau dapat memperbaiki struktur tanah sehingga mikorba dalam tanah dapat berkembang dengan baik, struktur tanah menjadi lebih baik yang tanaman dapat menyerap unsur hara yang tersedia di dalam tanah secara maksimal. Unsur Kalium yang terkandung di dalam tanah yang didapatkan dari proses pemupukan mampu terserap secara baik oleh tanaman sehingga buah dapat tumbuh dengan baik. Dalam proses fotosintesis, Kalium mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Dengan meningkatnya Kalium akan membuat stomata pada tanaman membuka. Proses pembukaan stomata akan memudahkan CO2 masuk ke dalam daun dan digunakan untuk proses fotosintesis. Dengan meningkatnya hasil fotosintesi pada tanaman, maka akan memberikan hasil pada meningkatnya diameter buah. Secara umum, penurunan dosis pupuk Urea pada setiap perlakuan menghasilkan diameter buah yang lebih tinggi. Sehingga penggunaan pupuk Urea dapat digantikan dengan penggunaan kompos limbah temabaku sebagai sumber pupuk Nitrogen bagi tanaman.

(56)
(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Kompos limbah tembakau dapat menggantikan kebutuhan Urea dalam budidaya tanaman tomat.

2. Pemberian 120 kg N kompos limbah tembakau/ hektar cenderung memberikan hasil yang lebih baik pada fase vegetatif tanaman dan mampu memberikan hasil yang lebih baik pada fase generatif tanaman tomat.

B. Saran

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Adil, W. H., Novianti, S., dan Ika, R. 2006. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Biodiversitas 7(1)

Anomsari, S. D. dan B. Prayudi. 2012. Budidaya Tomat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Semarang.

Afandi, R. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Arifin, Z. 2003. Pengaruh Aplikasi PupukOrganik Terhadap Pertumbuhandan Hasil Tanaman Padi Sawah.Skripsi Jurusan Agronomi FakultasPertanian dan KehutananUniversitas Brawijaya. Malang.

Darman, S. 2006. Efisiensi Serapan Fosfat dan Pengaruh Komponen Beberapa Sifat Kimia Tanah Terhadap Hasil Tanaman Kedelai Akibat Pemberian Ekstrak Kompos Dan Pupuk Fosfat Pada Oxic Dystrudepts. J. Agrisains 7(2): 86-93.

Didit. 2010. Cara Budidaya Tomat ( Lycopersicum esculentun Mill).

<http://tani.blog.fisip.uns.ac.id/2010/11/24/cara-budidaya-tomat-lycopersicon-esculentum-mill/>. Diakses Tanggal 7 Arpil 2015 Dou, H. 2004. Effect of Cutting Application on to Growth an Yield. 5-15p.

Effendi, M., Purnawanti, A. M., dan Budi, G. P. 2007. Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur TiramDan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan danProduksi Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.). Agritech IX(2):178-192

Franky, J.P. 2011. Simulasi Biomassa Akar, Batang, Daun dan Biji Jagung Hibrida Pada Beberapa Perlakuan Pemberian Nitrogen. Eugenia 17(1) Gardner, F.P dan R.B, Pearce dan R.L, Michell. 1991. Fisiologi Tanaman

(59)

Gunawan, Budiyanto. 2009. Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir. UNPAD Press. 192 hal

Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada dan Sawi Terhadap Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Organik Cair Stimulan. Jurnal Agotropika 1(2):25-29 Harjadi. 1991. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hardjowigeno, S, 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia PustakaUtama. Jakarta

Isrun. 2010. Perubahan Serapan Nitrogen Tanaman Jagung Dan Kadar Al-Dd Akibat Pemberian Kompos Tanaman Legum Dan Non legum Pada Inseptisols Napu. J. Agroland 17(1):23-29

Kartika, Elis., Z. Gani dan D. Kurniawan. 2013. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Organik dan Pupuk An organik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2(3)

Koswara, E. 2006.Teknik Percobaan Beberapa Jenis Pupuk Majemuk NPK Pada Tanaman Tomat. Bulletin Teknik Pertanian. II (I)

Kresnatita, S. 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Skripsi. Universitas Brawijaya

Mas’ud, P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

Mulyati, R.S. Tejowulan, dan V.A. Otarina. 2007. Respon Tanaman Tomat terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Serapan N. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNRAM. Agroteksos 17(1):51-56

Murbandono, H.. 2002. Sekilas Tentang Pupuk dan Kompos.Penebar Swadaya, Jakarta

Odoemena, C.S.I. 2005. Effect of poultry manure on growth, yield and chemicals composition of tomato (Lycopersicon esculentum, Mill) cultivars. Int. J. Nat. App. Sci. 1:51-55.

(60)

Santi, T. K. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Ilmiah PROGRESSIF 3(9)

Subhan, N. Nurtika dan N. Gunadi. 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 Pada Tanah Latosol Pada Musim Kemarau. Jurnal Horikultura 19(1)

Sunarlim, N., W.H. Adil, F.L. Sahwan and F. Schuchardt. 1999. Themineralization of Nitrogen from two different composts in the soil. Indonesian Journal of Crop Science 14 (2): 35-40.

Susanti, Lulus dan H. Boesri.2012. Toksisitas Biolarvasida Ekstrak Tembakau Dibandingkan Dengan Ekstrak Zodia Terhadap Jentik Vektor Demam Berdarah Dengue (AedesAegypti).Bul. Penelit. Kesehat 40(2)

Susi, Kresnatita. 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Skripsi. Unibraw

Tuti, Harlina Kusuma, R. Wijayanti, dan Supriyono. 2014. Efektivitas Limbah Tembakau Terhadap Wereng Coklat dan Pengaruhnya Terhadap Laba-laba Predator.CarakaTani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian XXIX(1)

Wahyudi, I.. 2009. Manfaat Bahan Organik Terhadap Peningkatan Ketersediaan Fosfor dan Penurunan Toksisitas Alumunium di Ultisol. Disertsi Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Wasonowati, Catur. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentun Miil). Bangkalan: Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.

Wiryanta BTW . 2005 . Bertanam Tomat . Agro Media pustaka. Jakarta

Yoga, Maulana Nugraha. 2010. Kajian Pengguanaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Skripsi

(61)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan

Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha

Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

Jarak tanam = 60 cm x 50 cm = 3.000 cm2

Luas 1 ha = 100.000.000 cm2

Jumlah rumpun = � ℎ �

� � � �

= . .

.

= 33.333 tanaman Kebutuhan Nitrogen Tanaman Tomat

Urea 125kg/h = x 125 kg = 57 kg N

ZA 300kg/h = x 300 kg = 63 kg N

Jadi, kebutuhan Nitrogen untuk tanaman tomat adalah 57 kg N + 63 kg N = 120 kg N/hektar.

Kompos Limbah Tembakau (2% N)

a. Dosis kompos limbah tembakau (40kg N)/ hektar =

(62)

Dosis kompos limbah tembakau/ tanaman = � �

�ℎ

= . .

.

= 53,81 gram b. Dosis kompos limbah tembakau (60kg N)/ hektar =

, x 60 c. Dosis kompos limbah tembakau (80kg N)/ hektar =

, x 80 d. Dosis kompos limbah tembakau (100kg N)/ hektar =

, x 100 e. Dosis kompos limbah tembakau (120kg N)/ hektar =

(63)

Dosis kompos limbah tembakau/ tanaman = � �

Kebutuhan pupuk kandang tanaman tomat 30 ton/ hektar

Dosis pupuk kandang/tanaman = � � �

�ℎ =

. .

(64)

Pupuk SP-36

Kebutuhan TSP tanaman tomat 250 kg/hektar

TSP 250 kg/h = x 250 kg = 115 kg P

Kebutuhan SP-36 = x 115 kg = 320 kg/h

Dosis SP-36/ tanaman = ��−

�ℎ =

.

. = 9,6 gram

Pupuk KCl

Kebutuhan pupuk KCl tanaman tomat 200 kg/hektar

Dosis KCl/ tanaman =

�ℎ =

.

(65)

Lampiran 2. Perhitungan C/N Rasio Kompos Limbah Temabakau

a B c

1. 21,23 27,55 26,23

2. 20,66 26,88 25,59

Ket: a = berat cawan kosong

(66)

3. Kadar Bahan Organik (BO) BO = kadar C x %

= 3,7 x % = 6,3 % 4. Kadar N total

Kadar N Total = − x H x

+ x e k x %

= − , x , x

+ 6, 9 x x %

= , x 100 % = 2,23 %

5. C/N Rasio Kompos Limbah Tembakau Kadar C = 22,2 %

Kadar N Total = 2,23 %

(67)

Lampiran 3. Deskripsi Tomat Varietas Servo

Bentuk daun : Oval dengan ujung meruncing dan tepi daun bergerigi halus

: Tahan terhadap Geminivirus Daya simpan buah pada

suhu

(68)

Populasi per hektar : 25.000 tanaman Kebutuhan benih per

hektar

: 77,5 – 97,5 g

Penciri utama : Buah muda berwarna hijau keputihan

Keunggulan varietas : Produksi tinggi (45,34 – 73,58 ton), buah keras (7,30 – 7,63 lbs)

Wilayah adaptasi : Beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian 145 – 300 m dpl Pemohon : Pt. East west seed indonesia

Pemulia : Nugraheni vita rachma

(69)

Lampiran 4. Jadual Penelitian

No.

Kegiatan

Minggu ke-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18

1. Persiapan alat dan bahan

2. Pembuatan kompos 3. Persiapan

4. Penanaman

(70)

Lampiran 5. Lay Out Penelitian

D 4 (K) C 4 (K) B 3 (S) E 2 (K) C 1 (S)

B 1 (S) D 1 (S) A 4 (S) C 4 (S) B 2 (S)

A 4 (K) E 1 (S) C 3 (S) D 4 (S) A 1 (K)

C 2 (K) A 2 (S) D 1 (K) A 3 (S) E 2 (S)

D 2 (K) B 4 (K) E 1 (K) B 3 (K) A 3 (K)

B 4 (S) E 4 (S) A 2 (K) C 1 (K) D 3 (S)

D 2 (S) B 1 (K) C 2 (S) E 3 (S) C 3 (K)

(71)

Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam

(72)

5. Berat Segar Tanaman

Source DF Squares Mean

Squares F Value Pr > F Model 4 1.708.717.220 427.179.305 0.78 0.5547 ns Treat 4 1.708.717.220 427.179.305 0.78 0.5547 ns

Error 15 8.201.813.400 546.787.560

Corrected Total 19 9.910.530.620

Ket: ns = tidak berbeda nyata

6. Berat Kering Tanaman

Source DF Squares Mean

Squares

F

Value Pr > F Model 4 479.361.200 119.840.300 0.85 0.5172 ns Treat 4 4.793.612.000 1.198.403.000 0.85 0.5172 ns

Error 15 2.122.793.000 141.519.533

Corrected Total 19 2.602.154.200

(73)

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

(a) Cacahan limbah tanaman tembakau (b) Kompos limbah tembakau

(c) Sampel kompos untuk Uji C/N Rasio (d) Contoh hasil panen

(e) Pupuk kompos limbah tembakau untuk aplikasi

(74)

(g) Penanaman dan pemupukan dasar (h) Pengukuran tinggi tanaman

(i) Penanaman tomat di dalam Green House

(j) Pengamatan tanaman korban

(75)
(76)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU

SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA

BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

Oleh:

Putri Nurul Ma’rifah 20120210080

Program Studi Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(77)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH TEMBAKAU

SEBAGAI PELENGKAP PEMUPUKAN NITROGEN PADA

BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

(The Grant Summary Of Tobacco Waste Compost As Nitrogen Fertilization On

Supplementary Cultivation Tomato (Lycopersicum esculentum L.)

Putri Nurul Ma’rifah1

, Gunawan Budiyanto2, Hariyono3 Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY

ABSTRAK

Dalam upaya meningkatkan produksi tomat tersebut petani dalam teknik pemupukan sering kali melebihi dosis anjuran. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan penggunaan pupuk kompos yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas limbah tanaman tembakau sebagai sumber pupuk Nitrogen pada budidaya tanaman tomat dan menetapkan dosis pupuk organik menggunakan limbah tanaman tembakau untuk substitusi pemupukan pada budidaya tanaman tomat.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan berbagai kombinasi pupuk Urea dan kompos limbah tembakau yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu: A (80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar), B (60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar), C (40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar), D (20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar) dan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan E (0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar memberikan hasil yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya pada parameter berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter buah.

Kata kunci: Tomat, Urea, kompos, limbah tembakau

ABSTRACT

The purpose this study is to determine the effectiveness of the tobacco plant waste as a source of nitrogen fertilizers in the cultivation of tomato plants and a set dose of organic fertilizer using tobacco plant waste for fertilization substitution on the cultivation of tomato plants.

(78)

80 kg waste compost tobacco / hectare), D (20 kg N urea / hectare + 100 kg N-waste compost tobacco / hectare) and E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare).

Result showed that treatment E (0 kg N urea / hectare + 120 kg N tobacco waste compost / hectare) gave a higher yield than other treatments on parameters of weight of fruit/ plant, number of fruit/ plant and fruit diameter.

Keywword: tomato, Urea, compost, tobacco waste

PENDAHULUAN

Tomat termasuk komoditi yang cukup strategis, karena hampir semua masyarakat Indonesia mengkonsumsinya sebagai salah satu sumber vitamin dan mineral. Data Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan total produksi tomat nasional telah meningkat 44.8% dari 547.260 ton (1998) menjadi 992.780 ton (2013) dengan sentra produksi di Pulau Jawa.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tomat yaitu dengan perbaikan cara budidaya atau paska panen. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tomat adalah ketersediaan unsur hara. Ketersediaan hara bagi tanaman berkaitan dengan kandungan mineral di dalam tanah yang akan menunjukkan tingkat kesuburan tanah tersebut. Tanah memiliki karakteristik dan tingkat kesuburan yang berbeda-beda, maka perlu adanya penambahan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian pupuk.

Pemupukan yang dilakukan selama budidaya tanaman harus dilakukan mengacu pada kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman. Wahyunindyawati dkk. (2012) menyatakan bahwa pemupukan sangat menentukan dalam peningkatkan produktivitas tanaman. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan meninggalkan residu yang tidak dapat terurai di dalam tanah yang nantinya akan menurunkan kesuburan tanah. Pupuk kompos adalah salah satu contoh pupuk organik ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan untusr hara di dalam tanah dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Hal ini karena pupuk kompos mengandung unsur hara sebagai senyawa bahan alami yang mengandung sel sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan.

(79)

TATA CARA PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian, Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 sampai Bulan Februari 2016.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya bibit tomat Varietas Servo, pupuk kandang, tanah regosol, pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk SP-36 limbah tanaman tembakau, gula merah, EM4, air, dedak, fungisida.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya polibag, gelas beker, gelas ukur, labu erlenmeyer, piranti destruksi, piranti destilasi, tabung kedjal, alat titrasi, botol timbang, oven, desikator, penggaris, gunting, pengaduk, karung goni, ayakan, timbangan digital, alat tulis, ajir, tali rafia, sprayer.

Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang diujikan adalah pupuk Urea yang ditambah kompos limbah tembakau yaitu sebagai berikut:

A. 80 kg N Urea/hektar + 40 kg N kompos limbah tembakau/hektar B. 60 kg N Urea /hektar + 60 kg N kompos limbah tembakau /hektar C. 40 kg N Urea /hektar + 80 kg N kompos limbah tembakau /hektar D. 20 kg N Urea /hektar + 100 kg N kompos limbah tembakau /hektar E. 0 kg N Urea /hektar + 120 kg N kompos limbah tembakau/hektar

Jumlah perlakuan percobaan yang diujikan adalah lima perlakuan dengan masing-masing 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman yaitu 1 tanaman korban dan satu tanaman sampel, sehingga total keseluruhan unit penelitian yang didapat sebanyak 40 unit tanaman.

Pengamatan yang dilakukan selama penelitian yaitu : Tinggi Tanaman (cm), Berat Buah Per tanaman (gram), Diameter Buah (cm), Jumlah Buah Per tanaman, Berat Segar Tanaman (gram), Berat Kering Tanaman (gram).

(80)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu kelebihan pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatnya kualitas tanah, maka peningkatan kemampuan akar tanaman untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan menunjang peningkatan perkembangan bagian tanaman di atas permukaan tanah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos limbah tembakau mengandung kadar N Total sebesar 2,23%.

Tabel. Tinggi Tanaman, Rerata Berat Segar dan Berat Kering

Perlakuan Tinggi

Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Penggunaan pupuk an-organik dapat digantikan menggunakan pupuk kompos limbah tembakau mulai dari penggunaan 60 kg N sampai 120 kg N yang dibutuhkan tanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian kompos limbah tembakau dapat mengurangi penggunaan pupuk an-organik.

(81)

Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tomat

Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman selama 5 minggu setelah tanam. Pada awal pertumbuhan tanaman tomat mengalami pertambahan tinggi tanaman dalam jumlah kecil, setelah memasuki minggu kedua sampai minggu keempat pertambahn tinggi tanaman berlangsung lebih cepat dan kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman akan berkurang pada minggu kelima. Penurunan tinggi tanaman pada minggu kelima terjadi karena tanaman telah berbunga dan memasuki masa vegetatif maksimum. Seperti dikemukakan Nugraha (2010) pada saat tanaman berumur 30 HST kadar Nitrogen lebih kecil daripada sebelumnya karena unsur Nitrogen dalam tanah telah banyak diserap oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif khususnya pembentukan batang dan daun.

Berat Segar Tanaman

Berat segar seluruh tanaman merupakan hasil pertumbuhan vegetatif tanaman yang memanfaatkan energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis secara maksimal. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Perlakuan penambahan kompos limbah tembakau dapat meningkatkan kadar Nitrogen tersedia di dalam tanah, hal ini dimungkinkan karena kompos mampu menyediakan makanan untuk mikroorganisme di dalam tanah, selain itu proses konsumsi mikroorganisme tersebut mampu menghasilkan Nitrogen secara alami. Selain itu, dengan penambahan bahan organik maka sifat Nitrogen dalam pupuk Urea yang mudah tercuci di dalam tanah akan diperkecil karena pupuk organik mampu mengikat unsur hara dan menyediakan unsur hara sesuai kebutuhannya, sehingga dengan adanya pupuk organik efektifitas dan efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Nugraha (2010) yang menyatakan bahwa, interaksi pemberian pupuk N dan pupuk organik berpengaruh nyata dengan terhadap kandungan bahan organik tanah karena pupuk N tersebut dapat digunakan mikrobia untuk proses metabolisme dan pertumbuhannya, yang akhirnya akan diubah menjadi humus, sehingga bahan organik akan meningkat.

Berat Kering Tanaman

(82)

tanaman. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Perlakuan E dengan penggunaan 100% kompos limbah tembakau menunjukkan hasil berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan A dengan dosis pupuk Urea yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang hampir sama besar oleh tanaman sehingga hasil fotosintat juga menunjukkan hal yang sebanding. Berat kering tanaman dipengaruhi oleh perkembangan daun dan intensitas matahari. Pada penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang diterima tanaman selama masa pertumbuhan relative sama.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Senyawa Daun Tembakau
Tabel 2. Komponen Senyawa Pada Daun Tembakau
Tabel 3. Rerata Tinggi Tanaman, Berat Segar dan Berat Kering
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tomat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pemupukan pada tanaman tomat mampu menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi tanaman

Subjek penelitian ini adalah pupuk kompos dengan inokulan limbah tomat.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan (e) menghasilkan jumlah buah pertanaman lebih tinggi yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan b, dan berbeda nyata

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kompos limbah jagung dan perlakuan pupuk KCl serta interaksi antara kompos limbah jagung dan pupuk KCl berpengaruh tidak

Hasil penelitian menunjukkan Interaksi perlakuan kompos limbah tongkol jagung dan mulsa organik memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah buah per

Kombinasi tomat dan buah naga pada perlakuan C dengan perbandingan tomat dan buah naga merah 4 : 2 menghasilkan produk es krim dengan kualitas baik dari segi aktivitas

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos dan air kelapa

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa penanaman tomat menggunakan kompos kotoran sapi dan paitan berpengaruh nyata pada jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah,