SUPLEMENTASI LlSIN DAN METIONIN SERTA MINYAK LEMURU KE DALAM RANSUM BERBASIS HIDROLISAT
BULU AYAM TERHADAP PERLEMAKAN DAN PERTUMBUHAN AYAM RAS PEDAGING
O L E H YOSl FENITA
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRACT
YOSI FENITA. Effect of Lysine, Methionin, Sardinella Fish Oil and Hydrolyzed Poultry Feather on Liveweight Gain and Body Lipids in Broiler Chicks. (Under the Supervision of TOHA SUTARDI as Chairman of the Dissertation Committee,
PENI.S.HARDJOSWOR0, REVIANY WIDJAJAKUSUMA, SOFJAN
ISKANDAR and SRIHADI AGtMGPRIYONO as member of the committee)
Objectives of this study are to make use the ample supply of poultry feather as a substitute for fish meal, to minimize deposition of lipids through oxidation of long chain fatty acids in mitochondria, and enrichment of meat of broilers with w-3 fatty acids. Two hundred sixteen d.0.c were divided into 36 experimental units of 6 birds. The birds were then subjected randomly to 3 x 3 factorial treatments and 3 controls. Factor A was Lysine (Lys) level in the diet at 1 x, 1.5 x, and 2 x the
NRC
(1994) recommendation, and Factor B was Methionine (Met) in the diet at 1 x, 1.5 x, and 2 x the NRC (1994) recommendation. The 9 diets contained poultry feather as the sole source of animal protein and 3% lemuru fish oil (SardineZIa lemuru). The feather was previously hydrolyzed with 9% HCl in pressure cooker for 45 minutes. The control diets consisted of Control 1 that contained fish meal, Control 2 = Control 1 + 150 m g k g m i t i n e , and Control 3 = Control 1 where the 3% lemuru fish oil was replaced with 3% coconut oil.Dietary treatment of Lys 2 x + Met 1.5 x resulted in the teast feed consuinption (4.97 vs 5.37 kg), but yielded the best liveweight gain (2.52 vs 2.28 kg). Blood serum of the birds on the Lys 2 x + Met 1.5 x treatment was the least in lipids (437 vs 535 mg/dl), triacylglycerol (94 vs 123 mg/dl), cholesterol (1 16 vs 149 rngldl), and LDL (28 vs 46 mg/dl), but resulted in the most HDL (80 vs 57 mg/dl). The treatment resulted in the least cholesteroi content of chest and thigh meat (68 vs 93 m f i ) and the feast abdominal fat (1.36 vs 2.52%). The treatment however, yielded the highest RQ (1.14), suggesting synthesis of fat from carbohydrates. The synthesis occurred due to depletion of body fat by intensive
oxidation. Control 3 that contained 3% coconut oil was devoid of
eicosapentaenoic acid (EPA) and docosahexaenoic acid (DHA), while all diets containing lemuru fish oil had 1.59
+
0.25% EPA and 3.12+ 0.40% DHA.
~ s t o l o g i c a l preparation of liver and kidney of the birds on the Lys 2 x + Met 1.5x did not show apparent degenerative damage.
The experiment clearly shows that hydrolyzed poultry feather could be used as a proper substitute for fish meal. Supplementation of Lys up to 2 x and
Met up to 1.5 x the NRC (1994) recommendation presumably enhanced G
ABSTRAK
YOSI FENITA. Suplementasi Lisin dan Metionin Serta Minyak Lernuru Ke Dalam Ransum Berbasis Hidroiisat Bulu Ayarn Terhadap Perlernakan dan
Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging. Dibimbing oleh POHA SUTARDI sebagai
ketua, PENI S, HARDJOSWORO, REVIANY W I D J A J A K U S W SOFJAN
ISKANDAR dan S R I H A D I AGUNGPRIYONO sebagai anggota).
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan bulu ayam limbah pemotongan sebagai penganti tepung ikan untuk menurunkan deposisi lemak melalui oksidasi asam lemak rantai panjang ke &lam mitokondria clan untuk meningkatkan
kandungan asam lemak 0-3 pada daging ayam broiler. Sebanyak 216 ekor ayam
dibagi dalam 36 unit eksperimen yang setiap unitnya mengunakan 6 ekor ayam. Perlakuan ransum menggunakan pola faktorial 3x3, faktor A adalah lisin pada level rekomendasi Ix, 1.5 dan 2x NRC (1994) dan faktor 3 level metionin 1 x, 1 . 5 ~ dan 2 x rekomendasi NRC (1994). Di samping itu ada 3 ransum kontrol vaitu: Kontrol 1: Ransum konvensional berprotein hewani tepung ikan +
3% minyak lernuru. Kontrol 2 : Kontrol 1 + 150 mg karnitinlkg ransum, clan
Kontrol 3 sama dengan Kontrol 1 yang diganti minyak lemurunya dengan minyak
kelapa.
Perlakuan L2M1.5 ( lisin 2 x NRC (1994) dan metionin 1.5 x NRC (1994) menghasilkan konsumsi ransum selama penelitian paling sedikit (4.97 vs 5.37 kg)
dan
pertumbuhan ayam paling tin@ (2.52 kg vs 2.28 kg). Perlakuan L2M1.5 jugapaling rendah dalam menghasilkan lipida total serum darah yaitu sebesar (437 vs 535 mg/dL), triasilgliserol (94 vs 123 mg/dL), kolesterol darah (1 16 vs 149 mg/dL), LDL (28 vs 46 mg/dL), tetapi menghasiikan HDL yang paling tinggi (80 vs 57 mg/dL). Perlakuan L2M1.5 juga menghasilkan kolesterol daging terendah (68 vs 93 mg??~) dan kandungan lernak abdominal yang ierendah (1.36 vs 2.52%) dan menghasilkan nilai nilai RQ yang teninggi ( 1.14) yang berarti te qadi suntesis Iernak dari karbohidrat, mengakibatkan te rjadinya deplesi oksidasi lemak tubufi yang intensif sehingga lemak tubuh susut. Asam lemak w-3 ditemui pada semua
perlakuan yang menggunakan minyak ikan lemuru, eikosapentaenoic acid (EPA)
berkisar 1.59
+-
0.25% dan dekosahexuenoic acid (DHA) sebanyak 3.12 f 0.40%. Preparat histologi pada level L2M1.5 sel hati dan ginjal tidak mengalami degenerasi sel yang serius dan ayam ras pedaging masih hidup secara sehat.Berdasarkan hasil penelitian di atas, hidrolisat tepung bulu ayam dapat
digunakan sebagai swnber protein hewani ayam pedaging den- syarat hams
ditambahkan prekursor karnitin, dengan taraf pemberian asa.m amino lisin
sebanyak 2 x NRC dan metionin 1.5 x NRC (1994) cian disediakan juga unsur-
unsur penunjang metabolisme selulernya dengan mengunakan niasin, FeS04, Vit
C dan Piridoksin sehingga didapatkan produk peternakan (ayam ras pedaging)
yang rendah kadar lemak dan kolesterol serta kaya dengan asam lemak omega.3
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang be rjudul :
SUPLEMENTASI LISIN DAN METIONIN SERTA MrNYAK LEMURU KE DALAM RANSUM BERBASLS HIDROLISAT
ktJLtJ
AYAMTERHADAP PERLEMAKAN
AN
PERTUMBUHAN AYAM RAS PEDAGiNGAdalah benar mempakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan &pat diperiksa kebenarannya.
SUPLEMENTASI LlSIN DAN METIONIN SERTA MINYAK
LEMURU
KE
DALAM RANSUM BERBASIS HIDROLISAT
BULU AYAM TERHADAP PERLEMAKAN DAN
PERTUMBUHAN AYAM
RAS
PEDAGLNG
OLEH Y O S l FENITA
Disertasi
sebagai salah satu sykt-at untuk memperoleh gelar Dbktor pada
Program Studi n m u Ternak
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
JuduI Disertasi : SUPLEMENTASI LISlN DAN METIONIN SERTA MINYAK LEMURU KE DALAM RANSUM BERBASIS HIDROLISAT BULU AYAM TERHADAP PERLEMAKAN DAN
PERTUMBUHAN AYAM RAS PEDAGING Nama Mahasiswa : Yosi Fenita
Nomor Pokok : 95532/PTK
Menyetujui :
I . Komisi Pembimbiny
d r o f . Dr. Toha Sutardi. MSc Ketua
/
Prof. Dr. Peni S, Hardiosworo. MSc Prof. Dr. Revianv Widiaiakusuma. MSc
Anggota Anggota
Dr. Ir. H. Sofian Iskandar. MSc Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bukittinggi, pada tanggal 18 April 1968 sebagai anak terakhir dari 8 bersaudara dari pasangan keluarga H. Sofyan Datuak Pangulu Basa (almarhum) dan Hj. Zuiyar Djaafar (almarhumah).
Pendidikan SD, SMP dan SMA ditempuh di Bukittinggi dari tahun 1976 sampai 1987. Pada Tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemanpuan) dan lulus sebagai Sajana Petemakan pada Tahun 1992. Pada tahun
yang sama melanjutkan pendidikan Program Megister pada Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang dan memperoleh gelar Megister Pertanian (MP) pada tahun 1995. Pada bulan Oktober 1994 diangkat menjadi staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, jurusan Peternakan. Sejak bulan September 1995 melanjutkan Pendidikan Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan biaya URGE. Selama mengikuti program S3 penulis menjadi anggota World Podtry Science.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas d u n a t dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini.
Disertasi bejudul Suplernentasi Lisin dan Metionin serta Minyak Lernuru ke
Dalarn Ransum Berbasis Ridrolisat Bulu Ayarn terhadap Perlernakan d a n
Perturnbuhan Ayarn Ras Pedaging disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini d i l a k n a k a n di Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak, Fakultas
Petemakan IPS, Bagian Anatomi FXH IPB, Lab. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi LIP1 Cibinong, Laboratorium Insbumentasi Balai Peneiitian dan
Pengembangan lndustri Hasil P e r h i a n , Bogor.
Kepada para komisi Pembirnbing Bapak Prof. Dr. Toha Sutardi, MSc.. Prof. Dr.
Peni.S. Hardjosworo. MSc, Prof. Dr. Reviany Widjajakusuma, MSG, Dr. Ir. H Sofjan
Iskandar, MSc dan Dr. Srihadi Agungpriyono yang teIah memberi nasehat, bimbingan,
pengarahan, petunjuk dan rneluangkan waktu untuk diskusi, penulis ucapkan
penghargaan dan terima kasih. Kesabaran dan kemauan para pernbimbing untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan penulis, smgguh mempakan dorongan bagi penulis
untuk menyelesaikan studi ini.
Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor, yang telah banyak memberikan bantuan sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjdan dengan lancar.
Kepada Rektor, Direktur Program Pascasarjana dan Ketua Program Studi Ilmu Ternak lnstitut Pertanian Bogor, penulis sampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk rnengikuti pendidikan pada Program Studi tersebut. Kepada Rektor Universitas Bengkulu, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Peternakan Universitas BengLulu penulis sampaikan terima kasih atas ijin melanjutkan studi Doktor.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Lkh. SofJan Sudarjat. MS (Direktur Bina Produksi Peternakan, Departemem Pertanian Jakarta), dan Dr. Ir. Arnold P. Sinurat, MS (Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor) yang telah bersedia sebagai penguji luar komisi. Penulis mengucapkan terima kasih atas saran-saran dan kritik untuk perbaikan disertasi ini.
Ucapan terima kasih penulis sarnpaikan kepada Tim Beasiswa Unggulan (URGE) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang telah membiayai pendidikan kepada penulis.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Lr. Nyoto Santoso, MS beserta keluarga, atas kesediaannya m e n m a n penulis mengunakan lahan beliau
untuk ternpat pelaksanaan penelitian biologis selama 2 bulan. Kepada Dr. lr.
penillis sampaikan untuk Ir. Victor J. Ballo, M.Si yang telah banyak membantu penulis dalam pengunaan alat cl~amher Respirasi Kuosien.
Salah satu dorongan yang membuat penulis bersemangat mencapai gelar Doktor adalah Papa dan Mama yang telah berpulang ke rahmatullah ketika penulis lnenjalani masa studi di Bogor ini, yang selalu berdo'a dan merestui penulis dalam menjalani masa studi ini, bagi beliau menuntut ilmu adalah harta yang paling berharga. Kepada kakak-kakak penulis Dm Yurnita, H. Risman Sofyan, H.Yurmal Sofyan, lr. Yurnalis Sofyan, MSc, Yuhardi Sofyan, Netti Warni dan Ersyafitri
.
*
Sofyan, SE, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan moril dan m a t e d yang diberikan selama ini kepada penulis, beban berat terasa ringan dengan kasih sayang dan perhatian yang telah dibenkan. Mudah-mudahan Allah SWT membalas semua budi baik yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
Rasa cinta dan pengorbanan, kesaharan, ketawakalan dan keikhlasan suami tercinta Saepudin, S.Ag, penulis rnengocapkan terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Untuk anak-anak penulis; Fikri dan Farhan, kehadiran kalian berdua membuka hati hundit untuk meraih kehidupan ke depan, segalanya bukan berakhir disini, tapi dari sinilah awal bagi bunda untuk men& masa depan yang lebih baik, mudah-mudahan kalian tumbuh menjadi anak yang shaleh, pintar dan berbakti, Amien
Bogor, Maret 2002
DAFTAR IS1
H a l a m a n DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
PENDAHULUAN ... ...
Tujuan Penelitian
...
Manfaat Peneliti an
Hipotesis ...
TlNJAUAN PUSTAKA ...
Potensi Tepung Bulu Ayam ... ... Keratin
Pengolahan Tepung Bulu Ayam ...
Kebutuhan Protein dan Asam Amino dalam Pakan Unggas ...
... Efelctivitas Lisin dan Methionin sebagai Prekusor Kamitin Pengaruh Pakan yang Mengandung Lemak Tinggi ...
Oksidasi Asarn lemak ... Kolesterol ... Minyak ikan Lemuru ...
Wistologi Hati dan Ginjal ... Kuosien Respirasi pada Unggas ...
MATERI DAN METODA ...
. .
Penelu~an Tahap 1 ... Penelitian Tahap 11 ...
HASlL DAN PEMBAHASAN ... Kandungan Nilai Gizi Hidrosilat Tepung Bulu A y a n ... Data Performan ...
Evaluasi Lipida Total dan Triasilgliserol serta Kolesterol ... Serum Darah
Efek Perlakuan terhadap Karkas, KolesteroI Daging . Lemak Daging Paha dan Dada Lemak Abdominal dan Panjang Caeca ... Efek Perlakuan terhadap Asam Lemak Daging ... Profil Asam Amino Lisin dan Metionin+Sistein dalam Darah
Ayam Ras Pedaging Darah ... Histologi Organ Hati dan Ginjal ...
KESIMPULAN.. .
.
. . ..
. . ..
.. . . ..
. . . .. 74 DAFTAR PUSTAKA.. . ..
. . ..
. ..
. . ..
. . ..
..
. . ..
. . 76DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kandungan Asam amino Tepung B d u Ayam Berdasarkan Cara Pengolahan dan Kandungan Asam Amino Tepung Ikan
. . . .
2 . Kebutuhan Protein dm1 Asam Amino Untuk Ayam Ras Pcdaging
(% ransum). . .
.
. . .. .
. . ..
.. .
. . .. .
. . ..
. . ..
. . . 3. Sistimatik dan Letak lkatan Rangkap Asam k m a k (Leskanichdan Noble, 1997). . . . .. .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .
.
. . . .. . .. . .. . . . 4. Produksi &an Lemuru Berdasarkan Wlayah Perairan di Indonesia, tahun1977.
. . .
. . .. . . .
. . ..
..
.
. . .
. . .. . .
. . . .. . .
.
.
. .. .
.. . .
. ..
. . . .. . .
..
. . .5. Komposisi Asam Lemak Minyak Ikan L e m w . . . . . .
. . .
. . ..
. .. .
. . .6 . Analisis Bahan Makanan yang Digunakan untuk Menyusun
Ransum (%). . .
. . .
. . .. . .
. . .. .
. . ..
. ..
. . . - . . .7. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu I.. . . .. 8. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Mmggu 11.. . .
. .
. . . 9. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu 111.. . .10. Komblnasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu IV.. . .
11. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu V.. . .
12. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu V1..
.
. . .13. Kombinasi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu V I I . . . .
.
. ..
. . .14. Komposisi Perlakuan Ransum Ayam Ras Pedaging Minggu VIII.. .
.
. . .15. Perlakuan yang Digunakn dalam Percobaan Hidrolisat Bulu
Ayam dalam Ransum Ayam Ras Pedaging.. . .
. .
. . ..
. ..
.. .
. . . 16. Kandungan Asam Amino Hidrosilat Tepung Bulu dibandingkmdengan Kebutuhan Asam Amino untuk Ayam Ras Pedaging
17. Rata-rata Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Ayam Ras Pedaging dari ke 12 Perlakuan Sampai Umur 8 Minggu Penelitian..
.
. . ..
..
. . . .. . .. . . 18. Efek Perlakuan terhadap Lipida Total dan Triasilgliserol sertaKolesterol Serum Darah.. . .
. . .
. . .. . .
..
. . ..
..
. . . ..
. . . 53 19. Efek Perlakuan terhadap Persentase Karkas, Kolesterol DagingLemak Daging Paha dan Dada, Lemak Abdomen dan Panjang
Caeca. .
.
.. .
. . ..
. . ..
. . ..
. . . ..
. . . 58 20. Pengelompokkan Asam Lanak Daging.. . . ..
. . . 6321. Skor Lesio Histologi Hati dan Ginjal Ayam Ras Pedaging Umur 8
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
... 1 . Struktur Keratin (West dan Todd, 196 1 ).
2. Peranan Karnitin Dalam Transport Asarn Lemak Rantai Panjang
...
Melewati Membran Intema Mitokonrlria (Page, 1989).
3. Sintesis Kolesterol Tingkat Pertama (Ismadi, 1993). ... ... 4. Sintesis Kolesterol Tingkat Kedua (ismadi, 1993).
...
5. Sintesis Kolesterol Tingkat Ketiga (lsmadi, 1993).
... 6. Diagram Chamber Respirasi Tidak Langsung sistim Tertutup.. 7. Skor Kimia Hidrolisat Tepung Bulu ('36). ... 8. Nilai Biologis Hidrolisat Tepung Bulu (96). ... 9. Rasio Kadar Metionin +Sistein Plasma Darah Ayam Percobaan
Antara 4 Jam sesudah dengan Sebelum Makan pada Kadar Lisin Ransum 1 x, I .5 x dan 2x Rekomendasi NRC ( 1994). ...
10. Gambaran Histologi Hati Ayarn Ras Pedaging Umur 8 Minggu Pewarnaan HE. Garis Skala = 235pm, kecuali Perlakuan Ll MI dengan Garis Skala = 1 1 7 pm. ... 11. Gambaran Histologi Ginjal Ayam Ras Pedaging Umur 8 Minggu
...
Pewarnaan HE. Garis Skala = 2 3 5 ~ .
12. Gambaran Histologi Hati Ayam Ras Pedaging Umur 8 Minggu pada Perlakuan Kontrol 1. Pewamaan HE. Garis Skala = 235 pm. 13. Gambaran Histologi GinJal Ayam Ras Pedaging Umur 8 Minggu
Pada Perlakuan Kontrol 1. Pewarnaan HE. Garis Skala = 235 pm.
DAFTAR LAMPIRAN
... 1
.
Prosedur Analisis Kadar Triasilgliserol Serum Darah...
2 . Prosedur Penenhmn Analisis Kadar Kolcsterol Darah
3
.
Prosedur Penentuan Kadar Kolesterol Daging (Modifikasi Lieberman Burchard) ... 4 . Prosedur Penentuan LDL Kolesterol Darah ...... .
5 Prosedur Penentuan HDL Kolesterol Darah
...
.
6 Prosedur Analisis Asam Amino Plasma Darah
... .
7 Prosedur Analisis Asam Lemak dengan Gas Kromotografi
... .
8 Prosedur Pembuatan Preparat Histologis Organ Hati dan Ginjal
.... Y . Prosedur Penggunaan (.'hamber untuk mengukur Respirasi Kousien 10 . Komposisi Ransum Lisin Ix NRC (1994) d m Metionin lx N R C
(1 994) Minggu I sampai M i n g y Ke Vlil Penelitian (Oh) ... 1 1 . Komposisi Ransum Lisin 1 x NRC ( 1994) d m Metionin 1.5 x NRC
... (1 994) Minggu I sampai Minggu Ke Vlll Penelitian (%) 12 . Komposisi Ransum Lisin 1x NRC (1994) dan h4etionin 2 x N R C
( 1 994) Minggu I sampai Minggu Ke Vlll Penelitian (Oh) ...
13
.
Komposisi Ransum Lisin 1.5 x N R C (1994) dan Metionin l x NRC (1 994) Minggu I sampai M i n g y Ke VIIl Penelitian ('36) ... 14 . Komposisi Ransum Lisin 1.5 x NRC (1994) dan Metionin 1.5 x NRC (1 994) Minggu 1 w p a i Minggu Ke VIII Penelitian (YO) ... 15 . Komposisi Ransum Lisin 1.5 x NRC (1994) dan Metionin 2x NRC... (1994) Minggu I sampai Minggu Ke VIII Penelitian (YO) 16
.
Komposisi Ransum Lisin 2 x N R C (1994) dan Metionin I x NRC...
17. Komposisi Ransum Lisin 2 x NRC ( 1994) dan Metionin 1.5 x NRC ... (1994) M i n g y I sampai Minggp Ke VIIl Penelitian (%)
18. Koinposisi Ransum Lisin 2 x NRC (1 994) dan Metionin 2 x N R C
...
(1994) Minggu I sampai Minggu Ke VIII Penelitian (Oh). 19. Komposisi Rmsum Konrrol yang Mengunakan Tepung Ikan
M i n g y I sampai Minggu Ke VlIl Penelitian (%). ... 20. Komposisi Ransum Kontrol yang Mengunakan Tepung Ikan
-t Kamitin Minggu I sampai Minggu Ke VIll Penelitian (%)
21. Ko~nposisi Ransum Kontrol yang Mengunakan Minyak Kelapa M i n g y I sampai M i n g y Ke VIII Penelitian (Oh) ...
22. Data Konsumsi Ransum (kg/8 minggu). ... 2 3 . Data Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging Selama 8 Minggu
...
Penelitian (gram).
24. Data Konversi Ransum Ayam Ras Pedaging selama 8 Minggu . .
Penehtian.. ... 25. Data Lipida Total Serum Darah Ayam Ras Pedaging Selama
8 Mingbw Penelitian (mddl). ... 26. Data Trisilgliserol Serum Darah Ayam Ras Pedaging Selama
8 Minggu Penelitian (mddl).. ... 27. Data Persenrase Karkas Avam Ras Pedaging Selama 8 Minggu
Penelitian (% Bobot H~dup). ... 2 8 . Data Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging Selama 8 Minggu
...
Penelitian (Oh).
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997
mernberikan dampak terhadap peningkatan populasi dan produksi peternakan.
Ditinjau dari s e a popuIasi ternak ayam ras petelur antara tahun 199 1-1 996, populasi
ayam turnbuh sebesar 11.06%/tahun, kurun waktu 1996-2001 peningkatan populasi
hanya sebesar 2.15%. Peningkatan produksi ayam ras petelur pada waktu 199 1
-
1996 cukup tinggi yaitu sebesar 17Oh/tahun, tapi pada tahun 1996-2001 produksi ayampetelur te rjadi penurunan sebesar 5.34%. Populasi ayam ras pedaging antara tahun 1 99 1
-
1 996 turnbuh sebesar 1 3.1 7%, dan kurun waktu 1996-200 1 populasi ayam ras pedaging juga mengalami penurunan sebesar 1.18%. Sementara itu, peningkatanproduksi ayam ras pedaging &lam kurun waktu 1991-1996 memberikan tingkat perturnbuhan yang cukup baik yaitu sebesar 15.65% dan pada kurun waktu 5 tahun berikutnya produksi ayam ras pedaging hanya bisa tumbuh sebesar 3.86%.
Penurunan populasi dan produksi ayam pada lima tahun terakhir ini
disebabkan karena harga pakan semenjak tahun 1998 meningkat naik, harga pakan
untuk ayam ras pedaging stater pada tahun 1997 hanya sebesar 998 rupiah, pada
tahun 1998 mencapai 2328 rupiah. Hal yang sama juga ditemui untuk harga pakan
ayam ras petelur. Menurunnya nilai rupiah terhadap mata uang US Dollar
mengakibatkan pakan temak mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, masalah
ini disebabkan karena sebagian besar komponen pakan terutama pakan surnber
protein merupakan pakan impor. Keadaan ini mengakibatkan banyak peternak kecil
Dalam usaha petemakan, segi pakan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan. Untuk memaksimalkan penggunaan pakan dan harga pakan
yang cukup tinggi pada akhir-akhir ini, maka salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk menekan biaya pakan, yaitu dengan mencari surnber pakan yang mudah
didapat, tersedia berkesinambungan, murah harganya, mempunyai nilai nutrisi yang
tinggi dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Penggunaan bulu ayam yang
dapat diperoleh di tempat pemotongan ayam merupakan pakan altematif sumber
protein yang menjanjikan di masa depan, karena ketersediaannya yang cukup
banyak dan a& setiap hari di rumah potong ayam baik &lam skala usaha rumah
tangga maupun skala usaha besar. Penggunaan tepung bulu ayarn dapat dipakai
sebagai bahan pelengkap atau pengganti tepung ikan yang banyak digunakan
sebagai sumber protein dalam penyusunan ransum ayam ras pedaging.
Perhatian masyarakat terhadap Iemak dan kolesterol menjadi semakin besar terutama setelah diketahui bahwa mengkonsumsi lemak yang berlebihan akan
mempengaruhi kesehatan, tidak saja terhadap meningkatnya penyakit jantung
koroner, tetapi akhir-akhir ini diinformasikan juga terhadap penyakit kanker,
diabetes dan tekanan darah tinggi. Sumber utama yang dicurigai menjadi penyebab
adalah daging dan produk hewan lainnya
Keadaan kolesterol tubuh yang meningkat juga dapat menimbulkan resiko
penyakit jantung koroner. Bahkan belakangan diperoleh laporan bahwa tidak sedikit
kasus serangan jantung te ja d i karena seseorang mengkonsumsi rnakanan yang mengandung kadar lemak dan kolesterol tinggi. Melihat kenyataan itu, kebanyakan
konsumsi daging dan protein hewani lainnya. Fenomena demikian merupakan suatu
mobilisasi yang cukup sulit untuk dilakukan pemerintah dalam menentukan
kebijakan, mengingat daging sebagai sumber protein hewani dengan asam-asam
amino essensialnya masih sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia.
Kolesterol adalah khas hasil metabolisme hewan, karena itu banyak ditemui
dalarn makanan yang berasal dari hewan seperti hati, otak, daging dan kuning telur.
Usaha untuk mengurangi perlemakan dan kolesterol pada produk peternakan perlu
dilakukan. Mengurangi kadar lemak dan kolesterol pada daging ayam dapat
dilakukan dengan cara intraselular melalui jalur metabolisme oksidasi asam lemak
yang membutuhkan karnitin sebagai prekursornya.
Kamitin (P-hidroksi - y n -trimetil butirat), (CH3)3N'-CH,-CH(0K)-
CH
,
-COO - , merupakan senyawa yang tersebar luas dan dijumpai dengan jumlahyang melimpah terutarna dalam otot. Kamitin berperan dalam transpor asam lemak
jenuh berantai panjang dan menengah ke dalam mitokondria, dioksidasi guna
rnenghasilkan energi. Tersedianya karnitin akan dapat meningkatkan oksidasi asarn
lemak, sehingga timbunan lemak dalam bentuk kolesterol, triasilgliserol, garam
empedu dan hormon steroid dapat ditekan.
Belakangan diketahui bahwa jenis lemak yang ada dalam ikan, setelah
melalui proses metabolisme dalam tubuh, menghasilkan asam lemak omega-3 yang
dapat mencegah clan mengurangi penumpukan kolesterol dan trombosit pada dinding pembuluh darah yang merupakan sebab utama timbulnya serangan jantung dan
stroke yang mematikan. Minyak ikan Iemuru dapat digunakan untuk memperkaya
fatty acid) , antara lain mengandung EPA (Eikosapenfaenoaf acid) sebesar 24.05%
dan DHA (Dokosaheksuenout acid) sebesar 8.46%, yang ternyata asam lemak EPA
dan DHA tersebut terdapat juga dalam darah dan daging ayam broiler. Hal ini memberikan petunjuk bahwa minyak ikan lemuru &pat dipakai sebagai alat
teknologi untuk meningkatkan kandungan kedua asam lemak yang sangat penting
fungsinya bagi peningkatan kecerdasan dan bermanfaat dalam memperkecil peluang
terkena penyakit jantung koroner.
Mengantisipasi pennasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan
memanfaatkan tepung bulu yang dihidrolisis dengan HCL dan dimasak dengan
pressure cooker diharapkan mampu menghasilkan daging ayam ras pedaging yang
mempunyai kandungan lemak dan kolesterol yang rendah dengan melihat efektivitas
suplementasi metionin dan lisin sebagai prekursor karnitin &lam ransum ayam ras
pedaging. Penambahan minyak ikan lemuru diharapkan akan dapat
mengoptimumkan kadar EPA dan DHA dalarn daging ayam ras pedaging.
Tujuan Penelitian
1. Memanfaatkan bulu ayam limbah pernotongan sebagai pengganti tepung ikan
&lam ransum ayam ras pedaging.
2. Menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging ayam dengan peningkatan
oksidasi lemak melalui suplementasi lisin dan metionin untuk merangsang
sintesis karnitin (carrier asam lemak rantai panjang ke dalarn mitokondna)
.
3. Meningkatkan kandungan EPA dan DHA pada daging ayam ras pedaging
Manfaat PeneIitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para peternak ayarn ras
pedaging untuk menurunkan harga ransum dan meningkatkan mutu daging ayam ras
pedaging bagi konsumen yaitu daging ayam yang rendah kadar lemak clan kolesterol
serta kaya dengan EPA dan DHA.
Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukan yaitu :
1. Hidrolisis bulu ayam dengan HCl di bawah tekanan dan suhu tinggi dapat
memecah ikatan peptida protein sehingga kecemaannya meningkat.
2. Suplementasi lisin dan metionin dalam ransum akan mampu meningkatkan
oksidasi lemak sehingga dapat m e n d a n kadar lemak dan kolesterol daging ayam ras pedaging.
3. Kenaikan oksidasi lemak akan meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi
TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tepung Bulu A y a m
Tepung bulu ayam m e ~ p a k a n bahan makanan inkonvensional yang mudah
di dapat dan harganya relatif murah. Di Indonesia industri perunggasan semakin
berkembang, dengan demikian akan semakin banyak limbah perunggasan yang
hams dibuang. Salah satu bentuk limbah yang dibuang itu adalah bulu unggas. Pada
setiap jenis unggas potensi bulu yang didapatkan tidak sama. Menurut Packham
( 1982) bahwa hasil dari pemotongan ternak unggas didapatkan rata-rata bobot bulu 6% dari bobot hidup, sedangkan menurut Austic dan Nesheim (1990) berkisar 4
sampai 9% per bobot hidup.
Apabila dihubungkan dengan data Ditjen Peternakan (2001) populasi ayam
di Indonesia mencapai 853.831.600 ekor dan banyaknya pemotongan ayam
sebanyak 807.349 ton, kalau bobot bulu rata-rata 6.5% dari bobot hidup, bulu ayam
yang menjadi limbah jika tidak terrnanfaatkan mencapai 52477,68 todtahun.
Berdasarkan asumsi pemakaian bulu ayam sebanyak 6% dan konsumsi ayam selama
pemeliharaan 8 minggu mencapai 5.95 kg W C , 1994), maka persediaan bulu ayam
tersebut cukup untuk menjamin kebutuhan 52477,68 x
lo6
/ (5.95 x 0.06) = 146.996.302 ekor ayam/tahun.Keratin
Tepung bulu ayam mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
berkisar antara 80-90 persen. Penggunaan bulu unggas secara alarni tanpa
pengolahan sebagai bahan pakan mempunyai nilai nutrisi yang sangat rendah,
menyebabkan bulu mumi tidak &pat dicema, untuk itu perlu adanya pengolahan
supaya ikatanikatan pada buiu ayarn tersebut dapat dipecahkan agar mudah
dicema. Struktur keratin dapat dilihat pada Gambar 1 .
(ikatan sisten)
4
HC- CH2 S p S P CH2
I NH
I
CO 0 (ikatan ester)
I I1 4---
NH NH
I (ikatan garam) I
yo
&
0 I1 COI
HC- (CH2)s
-
CH2- N&+ 0 - C - C H 2 - C H 2 - CHI I
NH NH
I (ikatan Hidrogen) I
CO
i
OH COL I1 I
HC- CH2 - O K - 0 - C - CH2 A H 2
-
CHI I
NH
NH
I I
CO CO
Garnbar 1 . Struktur Keratin (West clan Todd, 196 1 )
Keratin adalah produk pengerasan jaringan epidermal dari tubuh. Keratin merupakan protein fibrous yang kaya dengan sulfur dan banyak terdapat pada
rambut, tanduk, kuky bulu dan semua produk-produk epidermal (Haurowitz, 1984).
alkohol tetapi perlahan-Iahan lamt dalam air yang dipanaskan pada suhu 150°C-
200°C. Harrow dan Mazur (1954) mengatakan keratin dapat dipecah menjadi butiran-butiran melalui reaksi kimia clan kemudian butiran ini dapat dicerna oleh Lripsin dan pepsin.
Pengolahan Tepung Bulu A y a m
Popadopaulus ef al., 1985 telah mencoba membandingkan hasil pengolahan
tepung bulu tanpa hidrolisa (autoclave), dihidrolisa dengan NaOH, clan pedakuan
enzim, Kondisi pemprosesan seperti penambahan unsur-unsur kimia berpengaruh
terhadap kandungan asam amino tepung bulu. Pengolahan tepung bulu dengan cara
pemanasan dibawah "reflu" selama 20 jam dan ditambahkan HCI kemudian
dikeringkan dan digiling dilaporkan oleh Pond dan Menar (1978). Kandungan asam
amino tepung bulu ayam berbagai cam peagolahan &pat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Asam AminoTepung Bulu Ayam Berdasarkan Cara
PengoIahan dan Kandungan Asam Amino Tepung Ikan .
Asam Amino Autoclave Autoclave Autoclave Tekanan Tekanan Tepung lkan 50 memt* +0.4% NaOH + 0.4% EH Panas** Panas+HCI** W C . 1994
50 menit* 50 menit*
1
Threonin 4.81 4.67 4.80 4.84 4.87 2.46
Sistin 4.04 3.04 3.51 6.29 6.06 0.57
Valin 7.41 7.36 7.36 7.25 7.73 2.77
Methionin 0.64 0.67 0.69 0.72 0.76 1.63
Isoleusin 5.09 5.04 5.08 4.82 5.55 2.28
:Leusin 7.64 7.58 7.57 8.05 8.27 4.16
'Tirosin 1.93 1.90 1.94 2.48 3.1 1 1.80
Phenil Alanin 0.74 0.72 0.75 4.61 4.85 2.21
i ~ ~ s i n 1.93 1.90 1.94 2.08 2.23 4.51
!Histidin 0.74 0.72 0.75 0.72 0.63 1.42
9 6 15 7 09 3.65
Ket: 0.4 YoEH = perlakuan penambahan 0.4% enzim hidrolisis.
[image:172.563.42.468.28.604.2]Tepung bulu yang dihidrolisis telah digunakan dalarn makanan ayam, tetapi
tepung bulu tersebut kekurangan asam amino lisin, histidin, metionin dan triptopan
(Ewing, 1963 dan Baker ef al., 1981). Disarnping itu juga daya cerna lisin dan histidinnya sangat rendah (Papadopaulus, 1985).
Bhargava dan O'Neil (1974) melaporkan bahwa pemberian tepung bulu
yang dihidrolisis dalarn ransum ayam ras pedaging yang mempunyai tingkat kalori clan protein yang sama sampai 10% tanpa penambahan lisin dan metionin tidak
rnenggangu perturnbuhan, dan penggunaan tepung bulu 15% dalam ransum
cenderung menyebabkan berat badan yang semakin berkurang dibandingkan dengan
pemberian tepung bulu 10%. Sedangkan hasil penelitian Kamal (1985)
menunjukkan bahwa tepung bulu dapat digunakan sampai 7.5% sebagai penganti
tepung ikan dalam ransum ayam pedaging, asal ditambahkan metionin sebanyak 0.1
% dan lisin 0.2%.
Sudibya (1998) telah menguji efek hidrolis HCL terhadap kepala udang yang kaya akan khitin yaitu sebesar 15-20 persen, kemudian dihidrolisis dengan
konsentrasi HCL 0. 3 dan 6% dan lama pemasakan 0.15. 30 dan 45 menit,
memperiihatkan bahwa hidrolis dengan HCL 6% clan waktu 45 menit akan
meningkatkan jumlah asam amino alpha dari 301 mg/g hingga 535 mglg bahan kering. Berdasarkan hasil ini, penulis juga ingin mencoba hidrolis HCL terhadap tepung bulu yang dimasak denganpressure cooker.
Kebutuhan Protein dan Asam Amino dalam Pakan Unggas
Protein merupakan suatu zat makanan dengan molekul-molekul yang
merupakan bagian yang tidak dapat diganti kedudukannya dalam seluruh jaringan
tubuh seekor hewan yang meliputi darah, otot, organ-organ tubuh, tendon, tulang,
kuku, pamh dan bulu.
Asarn amino yang rnembentuk jaringan tubuh ada 22 rnacam terdiri atas 1 ) asam amino netral yaitu : glisin, alanin, valin, serin, leusin, isoleusin, treonin ; 2)
asam amino asam yaitu asam amino aspartat dan glutamat; asam amino basa yaitu
lisin, arginin, sitmlin ; asam amino s u l h r yaitu metionin, sistin dan sistein ; 3) asam
amino aromatik yaitu phenilalanin, tirosin dan asam amino heterosiklik yaitu triptopan, histidin, prolin dan hidroksiprolin.
Kebutuhan tubuh akan asam-asam amino essensial dan nitrogen dapat
dipenuhi dengan protein dalam makanan &lam jumlah cukup dan kualitas optimal.
Adanya faktor-faktor genetik, perbedaan umur, jenis kelamin, dan faktor lingkungan
serta iMim menyebabkan tingkat kebutuhan tubuh akan asam-asam amino, berbeda
untuk setiap individu (Han dan Baker. 1993).
Barnes er aL. (1995) menyatakan bahwa kualitas protein tergantung dari
keseimbangan dan kelengkapan asarn-asarn amino essensialnya. Asam amino lisin. metionin dan sistin merupakan asarn amino yang perlu diperhatikan di dalam
penyusunan ransurn ayam karena tisin mempakan asam amino pembatas pertama
pada unggas, disusul metionin sebagai asam amino pembatas kedua, kemudian
treonin merupakan asam amino pembatas ketiga.
Perhatian para ahli makanan unggas terhadap aspek penggunaan asam-- amino sebagai suplemen di &lam ransum unggas semakin bertambah besar. Hal ini
makanan sumber protein dengan produk asam amino sintetik terutama metionin,
lisin dan triptopan untuk meningkatkan pertumbuhan ayam
.
Penggunaan asam amino sintesis ini akan meningkatkan fleksibilitas
penggunaan bahan pakan dan dapat mengendalikan dampak lingkungan. Krelebihan
nitrogen merupakan salah satu kontaminasi yang serius terhadap lingkungan. Pada
keadaan kelebihan nitrogen akan menghasilkan amonia yang bersifat racun.
Pengurangan ekskresi total N pada diet protein rendah, akan mengurangi polusi
lingkungan (Gate1 dan Grosjean, 1992) &n mengurangi kasus gangguan pernapasan pa& ayam (Chung, 1995).
Suplementasi asam amino pada tingkat tertentu dapat menurunkan kadar protein pakan tanpa mengganggu kineja sehingga surnber protein yang bemilai
dapat dihemat dan pengunaan bahan baku pakan lokal kemungkinan dapat
ditingkatkan nutriennya dan dapat dimanfaatkan dengan baik (Moran et a/.. 1992) Kebutuhan suatu asam amino hanya dapat dipenuhi oleh asarn amino itu sendiri, tetapi ada juga yang &pat dipengaruhi oleh asam amino Iaimya melalui
proses transametilisasi. Scott er al., (1982) rnenyatakan bahwa kebutuhan asam amino metionin hanya dapat dipenuhi oleh asam amino metionin sedang kebutuhan
sistin dapat dipenuhi oleh asam amino sistin clan metionin. Hal ini disebabkan karena metionin dapat dikonversikan menjadi sistin melalui proses transmetilisasi,
sedang proses sebaliknya tidak clapat te jadi.
Diantara asam-asam amino terdapat antagonisme misalnya antara leusin dan
isoleusin dan valin, antara arginin dengan lisin. Selanjutnya dinyatakan bahwa
seimbangan. Hambatan pertumbuhan yang disebabkan ketidakseimbangan asam
amino dapat diperbaiki dengan menambahkan asam amino yang sangat kekurangan
untuk pertumbuhan. Bila hambatan pertumbuhan karena antagonisme sebuah asam
amino tunggal, dapat diperbaiki dengan menambah asam amino yang merupakan
antagonisme dari asam amino tersebut. Misalnya dari penelitian Latsaw (1993) dan
Pesti et a/.. (1994) diperoleh bahwa penambahan metionin pada ransum yang
mengandung bungkil kedele sebagai sumber protein menyebabkan berat badan anak
ayam bertambah secara maksimal, akan tetapi apabila lisin yang ditambahkan justru pertumbuhan terhambat dan anak ayam memperlihatkan defisiensi arginin.
Kebutuhan asam amino untuk ayam ras pedaging menurut NRC (1994) agak
berbeda dengan rekomendasi
NRC
(1984), menurut Castaldo (1994) denganmengumpulkan penelitian-penelitian yang aktual dan intensif dari peneliti dan
anggota USA's National Research Council (NRC) yang dilakukan oleh Dr. E.T
Moran dari Auburn University dan Dr. J.L Sell dari Iowa State University selama 10 tahun banyak terjadi perubahan kebutuhan asam amino untuk unggas terutarna
untuk fase stater dan grower (ayam pedaging, ayam petelur, itik, angsa dan kalkun). Untuk ayam ras pedaging perubahan terjadi pada kebutuhan asam amino arginin.
glisin +serin, histidin, leusin, lisin, sistin, phenilalanin, theronin , tirosin dan valin
seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Han dan Baker (1993) telah dapat menunjukkan kebutuhan yang tepat untuk
lisin dan metionin di dalam industri ayam ras pedaging. Dengan perlakuan 0.5, 1.0,
2.0 dan 4.0% DL metionin dan 0.4, 0.8, 1.6 d m 3.2 Glisin (ransum basal 23% CP,
ransum clan bobot badan secara linear semakin berkurang dengan meningkatnya
Level DL-metionin dari 1.0 d m 4.0%, sedangkan berat badan ayam semakin
[image:177.560.41.475.28.565.2]berkurang dengan level pemberian L-Lisin diatas 1.6%.
Tabel 2.Kebutuhan Protein dan Asam Amino untuk Ayam Ras Pedaging
(% ransum)
L
Asam amino
Protein
Arginin
Glysin + serin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Metionin + sistin
Phenilalanin
Prolin
Theronin
TrVto~han
Valin
0-3' 0-3**
23.00 23.00
1.44 1.25
1.50 1.25
0.35 0.35
0.80 0.80
1.35 1.20
1.20 1.10
0.50 0.50
0.93 0.90
0.72 0.72
- 0.60
0.80 0.80
0.23 0.20
0.82 0.90
Umur datam Minggu
3-6' 3-6"
20.00 20.00
1.20 1.10
1.00 1.44
0.30 0.32
0.70 0.73
1.18 1.09
1-00 1.00
0.38 0.38
0.72 0.72
0.63 0.65
0.55
0.74 0.74
0.18 0.18
0.72 0.82
6-8
*
6-8**18.00 18.00
1.00 1.00
0.70 0.97
0.26 0.27
0.60 0.62
1.00 0.93
0.85 0.85
0.32 0.32
0.60 0.60
0.54 0.56
-
0.460.68 0.68
0.17 0.16
Efektivitas Lisin d a n Metionin sebagai Prekursor Karnitin
Suatu komponen yang diberi nama karnitin, yaitu gamma-amino-beta-
hydroxybutiric trimetyl betaine, mempakan komponen yang terdapat &lam jantung,
otot, kerangka, hati dan beberapa jaringan lain. Kornponen ini berperan dalam
transpor asam-asam lernak ke dalam mitokondria, dimana asam-asam lemak tersebut
akan dioksidasi untuk menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel-seI (Mayes, 1995). Struktur kimia kamitin a& 3 konfigurasi antara lain L-kamitin, D-karnitin
dan DL-kamitin. Menurut Michalak dan Qureshi (1990) menyatakan bahwa
L-
kamitin dengan nama kimia a-hidroksi-y-N-trimetilbutirat berfungsi ufama
memindahkan asam lemak rantai panjang menembus membran dalam mitokondria.
Selanjutnya dijelaskan bahwa aktivasi asam lemak rantai panjang (asil CoA ester) ditransesterifikasi pa& L-kamitin oleh ensim karnitin palmitoiltransferase 1 dan
transfer asilkamitin lemak rantai panjang ester dapat menembus membran
mitokondria dan tidak langsung oleh ensim asilkamitintranlokase. Kemudian asil
CoA lemak rantai panjang timbul lagi oleh ensim karnitinpalmitoil transferase I1 ke
dalam matrik mitokondria.
Feller dan Rudman (1988) menyatakan bahwa karnitin membantu fungsi
fisologi yang penting dalam oksidasi asam lemak dalam mitokondria manusia, tetapi senyawa ini tidak h a m ada &lam makanan orang dewasa yang sehat dalam lingkungan yang konvensional sebab secara endogen senyawa tersebut dapat
disintesis. Robouche et al., (1991) menyatakm bahwa L-kamitin adalah essensial dalam produksi energi yang berasal dari asam lemak rantai panjang. Pada manusia
essensial lisin dan metionin. Oleh Rebouche (1983) ditunjukkan bahwa lisin
merupakan prekursor yang merupakan sumber kerangka karbon dari karnitin pada
mamalia. Hubungan antara lisin dan karnitin digambarkan sebagaimana hubungan
antara asam amino triptopan dan niasin. Baik kamitin maupun niasin dapat disintesis
dari asam-asam amino. Feller dan Rudman (1988) menyatakan bahwa untuk sintesis
karnitin membutuhkan 4 atom karbon yang berasal dari lisin dan gugus metilnya berasal dari metionin. Di samping itu diperlukan mikronutrien yang berfimgsi
sebagai kofaktor yang dibutuhkan untuk aktivasi enzim yaitu vitamin C, niasin,
vitamin B-6 dan mineral Fe.
Sutardi (2000) melaporkan bahwa metionin'berfungsi sebagai donor sulfur
dan donor metil dalam metabolisme satu karbon, dimana kerangka C sering dipakai
&lam transfer S dari metionin, dimana aktivasi metionin oleh ATP (Adenosin Tri Phospat) menj adi SAM (S-Adenosil Metionin).
Fungsi metionin sebagai donor metil dalam biosintesa karnitin melalui
beberapa tahap yaitu :
(1). Metilisasi lisin oleh SAM (S-Adenosil Metionin) menjadi E -N-trimetil- lisin
+ 3 SAM
+
3HN - C H 2 - C H 2 - C H 2 - C H 2 - C H - C O O
---+
I
' MetilisasiN H ~ + (Lisin) 3HC
3HC
>
N+-CH,-CH,-CH,-CH,-CH-COO
3HC
I
NH3
(2). Hidrolisasi E - N-trimetil-lisin oleh enzim hidroksilase mitokondria menjadi
fl
-hidroksi E -N-trimetil-lisin. Reaksi ini mernbutuhkan vitamin C (asamaskorbat) sebagai koenzim dan kation Fe* sebagai kofaktor. Selain itu disertai
o l e h oksidasi asam a-keto-giukarat rnenjadi suksinat
E N-Trirnetil -1isin OH
N * - C H 2 - C H 2 - C H 2 - C H 2 - C H - C H - C O O
Vit C, Fe"
Hidroksilase 3HC NH3'
(3) Oksidasi oleh aldolase menjadi y - butirobetain-aldehid + Gly
f3-hidroksi - E -N-trimetil lisin y -butirobetain aldehid
aldolase
(4) Dehidroginasi. Membutuhkan NAD (bentuk a k i f Niasin) sebagai koenzim.
NADH + H+ NAD
y -butirobetain aldehid y -butimbetain
dehidrogenase
(5) Hidroksilasi y -butirobetain menjadi Lkamitin, disertai oksidasi a-keto-glutarat
menjadi suksinat membutuhkan vitamin C dan Fetl
a-KG + 0 2 Suksinat + C02
y-butirobetain L-Lamitin
dehidrogenase
Aktivasi asam-asam lernak
dan
proses oksidasinya terjadi di mitokondriatidak akan menembus mitokondria dan tak teroksidasi kecuali bila asarn lemak bebas tersebut membentuk asii karnitin.
Karnitin memainkan suatu peranan pusat dalam seluruh proses ini sebagai
pereaksi yang memperbolehkan masuknya gugus asil lemak ke dalam mitokondrion.
Ini berarti bahwa rnernbran dalam mitokondria hams mengandung suatu sistem
pengangkutan untuk asil karnitin lemak. Kita dapat melacak urutan tahaptahap dari
degradasi suatu molekul asam lemak di dalam sitoplasma hingga pembentukan asetil
CoA &lam rnitokondria dengan memulai dari pengaktivan asam-asam lemak bebas
oleh reaksi dengan asetil CoA.
Supadmo (1997) telah membuktikan bahwa pemakaian karnitin pada level
150 mgkg dapat menurunkan kolesterol daging ayam broiler dari 64.88 mg%
menjadi 48.04 mg'h, kolesterol darah dari 132.50 mg/dl menjadi 88.00 mg/dl,
triasilgiserol darah dari 1 58.50 mgldl menjadi 72.50 mg/dl. Pemakaian prekursor
karnitin yaitu lisin (0.20%) dan metionin (0.08%) ternyata juga dapat menurunkan
kolesterol dan lemak daging ayam broiler, tapi tidak sebaik pemakaian karnitin.,
Diharapkan dalam penelitian ini diketemukan level metionin dan lisin yang paling
baik untuk mengoptimurnkan oksidasi lemak sehingga dapat merendahkan kadar
lemak dan kolesterol ayam pedaging.
Wyatt dan Goodman (1993) mengadakan penelitian pada ayam ras pedagmg
untuk mengevaluasi Lkarnitin dalam pakan dengan lemak yang tinggi terhadap
performans pertumbuhan dan komposisi total karnitin. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pakan dengan 1.25% lisin menurunkan lemak abdomen dan lemak karkas
lisin. Te jadi interaksi antara lemak dan karnitin pada deposisi iemak abdomen dan lemak karkas. Suplementasi karnitin pada ayam ras pedaging ternyata dapat
mereduksi lemak karkas, tetapi mekanisme yang te ja d i belum diketahui. Barker dan
Sell (1994) mengadakan penelitian untuk menentukan pengaruh penambahan
karnitin terhadap performans dan komposisi karkas pada kalkun muda dan ayam ras
pedaging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Lkarnitin tidak
berpengaruh terhadap berat badan, efisiensi pakan, daging dada atau komposisi
karkas dari kalkun muda dan ayam broiler, Hal ini disebabkan pada unggas karnitin digunakan &lam konsentrasi yang lebih besar, rnengingat terbatasnya kapasitas
absorbsi yang terdapat pada usus untuk kamitin dan pertimbangan degrasi mikroba
terhadap karnitin dalam usus.
Leibetseder (1995) telah mempelajari efektivitas L-karnitin pada ternak
unggas, dimana pemberian L-kamitin atau DL-karnitin dapat menurunkan lemak
abdominal pada ayam ras pedaging. Kemudian dicobakan juga efek L-karnitin
dengan suplementasi nicotinic acid sebanyak 500 mg/kg dalam ransum ayam petelur
dengan nyata mengwangi kolesterol dalam telur. Penelitian berikutnya juga
dicobakan pada pembibitan ayam ras pedaging dengan pemberian 0,20,50 dan 100
mgikg ransum selama 3 minggu, daya tetas dapat meningkat sebanyak 4 dan 2.9%
dengan pemberian 50 dan 100 mg pemberian kamitin.
Iben et al. (1991) melihat dampak pemberian lisin dan metionin terhadap
jumlah kamitin tubuh, dengan pemberian lisin dan metionin sebanyak 20% di atas
aras lisin dan metionin rendah, kandungan lemak abdominal ditemukan lebih tinggi.
Suplai prekursor karnitin memperlihatkan efek yang tidak berbeda terhadap
kandungan karnitin dalam jaringan, tetapi suplementasi lemak mengurangi
konsentrasi karnitin pada semua jaringan kecuali pada ginjal.
Kelinci yang diberikan sebanyak 40 mg kamitinikg ransumhari selama 21 hari yang diukur plasma lipoprotein dan biosintesa lemak dihati secara m vitro
dengan mengunakan (2-14C) mevalonate dan (1-14C) oleat yang diamati oleh Bell
et al.. (1992) memperlihatkan berkurangnya kolesterol plasma sebanyak 35%,
VLDt sebesar 50% dan meningkatnya HDL.
Pengaruh Pakan yang Mengandung Lemak Tinggi
Makanan yang berlemak dan kolesterol (arteriosgenis diet) tinggi merupakan
pakan yang bila dikonsurnsi dapat meningkatkan kadar kolesterol plasma dalam
darah dan disebut dengan hiperkolesterolemia. Hiperkoiesterolemia, di sarnping
menghasilkan kilomikron juga dapat meningkatkan kilomikron "remants", bersifat
aterogenik dan sangat berbahaya apabila terserap oleh tunika intimu dinding
pembuluh darah. Kilornikron yang masih mengandung apoprotein B yang berada
dalam tunika intima dengan mekanisme yang belum diketahui menjadi sel busa
(macrophage foam cells) yang merupakan cikal bakal pembentukan arteriosklerosis.
Asam lemak adalah komponen terbesar dari beberapa lipida kompleks, nama
umum atau sistimatik jumlah atom C dan jumlah ikatan rangkap dapat dinyatakan
omega (n). Ada 2 macam lemak tidak jenuh yaitu : I). jenis oleat atau satu ikatan
rangkap, apabila ikatan rangkap tersebut terletak pada atom karbon ke-9. Oleh
karena itu di sebut omega-9. 2). jenis linoleat atau dua ikatan rangkap, apabila ikatan
rangkap pertama terlctak pada atom karbon n ke-6 disebut juga kelompok omega-6.
3). jenis Iinolenat dengan tiga ikatan rangkap, apabila ikatan rangkap pertama
terletak pada atom n ke-3, sehingga disebut asam lemak omega 3.
[image:184.560.39.469.32.593.2]Palmitat Palmitoleat Marganat Stearat Oleat Vaccenat Linoleat y-Linolenat a-Linolenat Arakhidat
Tabel 3. Sistimatik dan Letak Ikatan Rangkap Asam Lemak (Leskanich dan Noble, 1997)
Dihomo-y-linolc Arakhidonat Emcat
-
Cluponodonat Nama umumDiantara asarn lernak farnili omega-3 yang penting dan berkaitan dengan gizi Nama sistimatik Tetradekanoat Heksadekanoat Heksadekaenoat Heptadekanoat Oktadekanoat Oktadekaenoat Oktadekaenoat Oktadekadienoat 0 ktadekatrienoat Oktadekatrienoat Oktadekatetraenoat Eikosanoat Eikosadienoat Eikosaenoat Eikosatrienoat Eikosatetraenoat Eikosapentaenoat Dokosaenoat Dokosatrienoat Dokosatetraenoat Dokosapentaenoat(n-6) Dokosapentaenoat Dokosaheksaenoat
dan kesehatan adalah asam lemak eikosapentaenoat (EPA), C20:5n-3 dan
Jumlah atam C dan ikatan rangka
dekosaheksaenoat (DHA), C22 : 6n-3 yang terdapat banyak pa& ikan, kerang-
kerangan dan fitoplankton .
Pada umumnya lemak (asam lemak) yang dikonsumsi adalah asam lemak
jenuh (saturatedfatty acid = S A F A dan lemak tidak jenuh (unsaturaredfatty acid =
USAFA). Sedangkan asam lemak tidak jenuh terbagi atas tunggal (monounsaturated
fafry acid = MUFA) dan jamak (polyuns