• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz) dengan Menggunakan Metode Boucherie

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz) dengan Menggunakan Metode Boucherie"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

r

6/1\-1l-\

;tOOl

OO:JJ-1

PENGAWETAN BAMBU TALI

(Gigantocltloa apus

Kurz)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE

Oleh:

Eka Susanti

E02496060

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN

FAKULTASKEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(49)

.. Sesu/t(/gulmua mudah kesutifan ifll ada Ittmudahan, maka apabila kamu ftlah

stlesai (da,i sesuafu u,usan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (",usan)

uang lain, dan hanua ktpada luhanmulah hendaknua kamu berharap"

(-Alam nasu,ah ,

6-8 ).

qtnfa b"kanlah genfa sebelum diullIIyikan

.fagu 6ukanlah lagu ,ebelum dinlJanlJikan

Cinla disanubmi bulean unfule dipendamlean

Cinfa bukanlah clnla sebelum dipmtmbahkan

!

Oscar I/ammersitin

(50)

"lunlullah iimu Itllungguhnl/a mtlnunlul iimu adalah ptlndtlkalan diri

ktlpada Allah Aua hla;alla, dan mtlnga;arkannl/a ktlpada I1rangl/ang

lidak mllnglliahuini/a adalah Il1daql1h. S,Ilungguhnl/a iimu pllnglliahuan

mllnllmpalkan I1Mngnl/a dalam klldudukan lerhl1rmal dan mulia (ljnggi).

3imu ptlngtllahuan adalah kllindahan bagi ahlinl/a di dunia dan di akhiral"

(I/.R. Ar-Rabi'3)

"Va, Allah iadikanlah berman/aal bagilku

apa I/ang £ngkau a;arkan kllpadaku

dan a;arkan ktlpadaku apa I/ang berman/aal bagiku,

(51)

RINGKASAN

Eka Susanti (E02496060). Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa upus Kurz) Dengan

Menggunakan Metode Boucherie, di bawah bimbingan Ir. Togar L. Tobing, MSc.

Bambu tergolong hasil hutan bukan kayu (non-wood) yang potensial untuk dikembangkan

menjadi sumber pemasok bahan baku industn dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Karena

sifat-sifatnya yang baik, yaitu bentuk batangnya lurus. rata, nngan, keras dan mudab dikerjakan, bambu

memberikan kemungkinan pemakaian yang luas untuk bermacarn-macam tujuan. Seribu satu macam

pemanfaatan mulai dan tanaman hias dan lansekap, bahan baku kertas, berbagai macam peralatan

pertanian maupun rumab tangga dapat dibuat dan bambu, rebungnya dari jenis-jenis tertentu dapat

dijadikan sayuran yang sedap. bahkan ada yang di ekspor. Dengan perkembangan iptek dewasa ini.

dunia kembali melirik pada bambu, sumber daya alam yang dapat dibudidayakan dengan mudah dan

sederhana, maupun dengan memanfaatkan bioteknologi untuk perbanyakan masal (Surjokusumo, 1997).

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan bambu adalah bahwa bambu

mempunyai keawetan alami yang rendah sehingga umur pakainya relatif singkat. Keawetan alami bambu

tergantung pada beberapa faktor antara lain umur bambu saat di tebang, kandungan pati, cara

penyimpanan dan pemakaian, pengaruh iklim dan cuaca, serta organisme perusak. Pada dasarnya bambu

adalab bahan yang rentan terhadap serangan rayap maupun bubuk bambu dan mudah lapuk karena

jamur. Oleh karena itu, untuk mengatasi dan meningkatkan umur pakainya diperlukan pengawetan

bambu. (Nandika e/ aI., 1994).

Berbagai macam metode pengawetan telah diperkenalkan dan dilakukan untuk mengawetkan

kayu dan bahan-bahan berselulosa lainnya. Sistem Bouchene adalab salah satu metode pengawetan yang

telab terbukti efektifuntuk mengawetkan baban yang segar tebang (Liese, 1980).

Dalam metode ini bahan pengawet akan mengalir secara aksial mengikuti transpirasi daun dan

cara ini sangat sesuai untuk bambu karena penetrasi cairan dalam balang bambu hanya bergerak dalam

arab aksial melalui pembuluh. Bambu tidak memiliki bagian radial seperti jari-jari dalam batang kayu

yang memungkinkan baban pengawet berpenetrasi dengan arab radial. Selain itu bambu merniliki bagian

luar berupa kulit yang sukar ditembus oleh cairan.

Pengawetan bambu dengan metode Boucherie didasarkan pada kaidah babwa larutan-larutan

bahan pengawet yang masuk ke dalam vessel akan terbawa oleh cairan bambu sampai ke ujung.

Alirannya vertikal dan terutama ke arab atas dari tempat pemasukannya. Namun demikian adanya

zat-zat kirnia yang terbawa mngga ke daun akan menyebabkan pohon tersebut mati (Hunt dan Garrat,

1967).

(52)

Penelitian ini bertujuan untuk : I). Mengetahui lama proses Boucherie dapat berlangsung dan

masa hidup bambu tali (Gigantochloa apus Kurz) segar tebang terhadap pengaruh baha11 pengawet

yang diberikan, melalui pengamatan terhadap kerontokan daun bambu. 2). Mengetahui efektifitas

pengawetan bambu tali (Gigol11ochloa opus Kurz) melalui pengukuran penetrasi longitudinal.

Bahan penelitian yang digunakan adalah bambu tali (Gigan/ochloa opus Kurz) yang berasal

dari kebun rakyat daerah Caringin Kabupaten Bogor. Bahan pengawet yang digunakan adalah Impralit

B I yang mengandung senyawa boron, dengan konsentrasi 5% dan 10%. Masing- masing perlakuan

dilakukan dengan tiga kali ulangan. Contoh uji yang digunakan adalah buluh bambu yang masih segar

tebang kemudian pada bagian pangkalnya dimasukkan ke dalam wadah larutan pengawet. Posisi contoh

uji pada saat pengawetan diusahakan berdiri tegak. Hal ini dimaksudkan agar proses penyerapan cairan

dan transpirasi dapat berlangsung sebagaimana mestinya.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan model umum

Yij セ@ l-l + ai +

Lij.

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dibuat analisa keragaman (anova) dan untuk

mengetahui perbedaan antar perlakuan maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan.

Penelitian yang dilakukan terhadap bambu tali (Gigol11och/oo opus Kurz) yang diberi

perlakuan pengawetan dengan konsentrasi yang berbeda-beda menunjukkan pengaruh yang nyata

terhadap masa hidup bambu. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata masa hidup bambu setelah tebang yang

diawetkan dengan perlakuan perendaman dalam air (sebagai kontrol), bahan pengawet konsentrasi 5%

dan bahan pengawet konsentrasi 10% masing- masing adalah 12 hari, 10 hari dan 8 hari. Jadi dapat

dikatakan bahwa proses pengawetan bambu dengan menggunakan bahan pengawet dalam konsentrasi

tinggi cenderung mempercepat proses kematian bambu.

Hasil pengukuran rata-rata penetrasi longitudinal pada buluh bambu tali (Gigantochloa opus

Kurz) dengan bahan pengawet konsentrasi 5% dan 10% masing- masing adalah 124,78 cm dan

238,08 cm. Rendahnya penetrasi longitudinal pada bambu tali (Gigontochloa opus Kurz) menunjukkan

bahwa keterawetan bambu tali (kemampuan bambu untuk dimasuki bahan pengawet) sangat rendah.

Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa penggunaan konsentrasi bahan pengawet 5%

dan 10% memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap penetrasi longitudinal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan pengawet dengan konsentrasi tinggi cenderung

berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan bahan pengawet yang berkonsentrasi rendah, sehingga

meskipun masa hidup bambu dengan konsentrasi 10% lebih pej)dek tetapi konserttrasi bahan pengawet

yang tinggi akan menembus kayu lebih dalam dibandingkan dengan konsentrasi bahan pengawet yang

(53)

PENGA WETAN BAMBU TALI

(Gigantochloa apus

Kurz)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE

Sk,ipsi

Sehagai Salah Salu SlIara# Unfuk mempmleh /jela,

SAR1AnA IlE*lUlAnAn

'Pada

lakulfas Ilehufanan Jnslifuf 'Perlanian lS"g",

Oleh:

Eka Susanti

E02496060

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL RUTAN

FAKULTASKEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(54)

Judul Penelitian

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok

Tanggal Lulus

: PENGAWETAN BAMBU TALl (Gigantochloa upus Kurz) DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE

Eka Susanti

: E02496060

Menyetujui,

Pcmbimbing :

Ir. Togar L. Tobing. MSc. Tanggal :

セゥゥセセセiQLLセセ@ Teknologi Rasil Rutan

(55)

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada hari Selasa tanggal 18 Juli 1978 sebagai anak pertama dari

dua bersaudara keluarga Ngatino Raharjo (ayah) dan Sunarti (ibu).

Jenjang pendidikan formal penulis di Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Ruki Jakarta lulus

tahun 1984, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN 01 Pondok Bambu Jakarta Timur tarnat

tahun 1990. Menyelesaikan pendidikan menengah tingkat pertarna di SMPN 51 Jakarta Timur dan pada

tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan menengah tingkat atas di SMAN 71 Duren Sawit Jakarta

Timur.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Fakultas Kehutanan

Jurusan Teknologi Hasil Hutan tahun 1996 melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada

tahun 1998 memilih Sub Program Studi Pengolahan Hasil Hutan.

Selama masa kuliah penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H)

tahun 1999 di eagar Alam Leuweung Sancang dan Hutan Pegunungan Papandayan KPH Garut,

kemudian dilanjutkan di KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan pada tahun 2000

melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HPHTI PT. Wirakarya Sakti, Jambi.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul

"PengawelJin Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz) Dengan Menggunakan Metode Boucherie",

(56)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang

berjudul "Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa apus Kun) Dengan Menggunakan Metode

Boucherie". Skripsi ini membahas mengenai lama proses Boucherie dapat berlangsung pada bambu tali

segar tebang terhadap pengaruh bahan pengawet yang diberikan, melalui pengamatan terhadap

kerontokan daun bambu. Perlakuan pengawetan yang diberikan adalah buluh bambu segar tebang pada

bagian pangkalnya direndam dalam air (sebagai kontrol), bahan pengawet dengan konsentrasi S% dan

] 00/0. Proses pengawetan ini dilakukan sampai daun-daun rontok. Setelah proses pengawetan selesai,

kemudian dilakukan pengukuran penetrasi longitudinal untuk rnengetahui efektifitas pengawetan bambu

tali yang direndam dengan bahan pengawet boron.

Skripsi ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian tugas akhir dalam penyelasaian studi

penulis di Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan lnstitut Pertanian Bogor yang disusun

dalam lima bab, yaitu (\) Pendahuluan, (2) Tinjauan Pustaka, (3) Bahan dan Metode, (4) Hasil dan

Pembahasan. dan (5) Kesimpulan dan Saran.

Semoga skripsi ini bermanfaat kepada pihak-pihak yang memerlukan serta berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang kehutanan dan dinilai sebagai ibadah oleh Allah

SWT dengan pahala yang selalu mengalir dari setiap orang yang membacanya. Akhimya kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan penulis di masa yang akan datang.

Bogar, Januari 200 \

(57)

Ucapan terimakasih yang sebesar -besamya penulis sampaikan kepada :

Bapak, [bu, adikku tersayang (Gunawan Setiadi) yang dengan sabar dan tulus memberikan

perhatian, kasih sayang, motivasi dan telah mengorbankan segalanya baik berupa moril maupun materiil

serta do'a yang tiada hentinya sebagai dorongan dan dukungan semangat yang tidak temilai harganya.

Pak De Soepamo dan Bu De Lusi yang telah memberi motivasi kepada penulis.

Bapak Ir.Togar L.Tobing, MSc selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan

selama penelitian dan penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan perhatian.

Bapak Dra. Sri Rahayu, MSi dari Jurusan Manajemen Hutan dan Bapak Ir. Edhi Sandra dari

Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan selaku dosen penguji sidang komprehensif.

Pak Atin dan keluarga dengan segal a bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

Febri Eko Hadi Putranto, yang pemah mengantarkan ke lokasi penelitian; It's nice to know you,

my life start with you ... no matters what it's end, juga untuk Bapak dan Ibu Bambang atas segala

kasih sayang dan dukungannya.

Mas Handoyo, S.Hut, Mbak Linda S. Hut, Mbak Eno S. Hut, Mas Yunus, S. Hut, lwan S.Hut,

Lina, Ari, Nining, Kiki, Tina, Ivan, Hani, Eva dan rekan-rekan THH 33 atas bantuan dan dukungannya

selama inL Semoga kila masih dapa! berkumpul kembali walau jarak memisahkan kila.

Warga Badoedoe atas perhatian dan pengertiannya serta kebersamaannya dalam persaudaraan

baik suka maupun duka (special to Saroh atas transparansinya, Mbak Nunik, Mbak Atiek, Darn dan

adik-adik penghuni Badoedoe atas keceriaannya). Yml are "my secondfamily".

Seluruh staff Fakultas Kehutanan pada umumnya dan Jurusan Teknologi Hasil Hutan pada

khususnya serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu

Referensi

Dokumen terkait

Jika status guru dalam pelaksanaan penelitian sebelumnya adalah guru sekolah yang menjadi objek penelitian dan kemudian dipromosikan/dimutasikan ke sekolah lain ataupun

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

Bahasa, yakni identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu negara. Bahasa adalah merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup

A drawback of this sensor is the geometric quality of the delivered 3D data and the low repeatability: for example, if one compares different subsequent frames

Dari cerminan kedua bentuk integrasi penyokong keberadaan integrasi nasional itu, maka dapat dirumuskan bahwasnnya integrasi nasional merupakan penyatupaduan bagian-bagian

Pemakaian energi pada pabrik gula utamanya berupa pemakaian uap, dan energi listrik dihasilkan sebagai pemanfaatan lain dari pembangkitan uap tersebut, dengan menggunakan turbin

Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan hiburan berupa games kepada user yang menggunakan Komputer yang disajikan dengan menggunakan Java 2 Software Development Kit, dan dapat

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana pengaruh kehadiran perkuliahan terhadap nilai