r
6/1\-1l-\
;tOOl
OO:JJ-1
PENGAWETAN BAMBU TALI
(Gigantocltloa apus
Kurz)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE
Oleh:
Eka Susanti
E02496060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
.. Sesu/t(/gulmua mudah kesutifan ifll ada Ittmudahan, maka apabila kamu ftlah
stlesai (da,i sesuafu u,usan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (",usan)
uang lain, dan hanua ktpada luhanmulah hendaknua kamu berharap"
(-Alam nasu,ah ,
6-8 ).
qtnfa b"kanlah genfa sebelum diullIIyikan
.fagu 6ukanlah lagu ,ebelum dinlJanlJikan
Cinla disanubmi bulean unfule dipendamlean
Cinfa bukanlah clnla sebelum dipmtmbahkan
!
Oscar I/ammersitin
"lunlullah iimu Itllungguhnl/a mtlnunlul iimu adalah ptlndtlkalan diri
ktlpada Allah Aua hla;alla, dan mtlnga;arkannl/a ktlpada I1rangl/ang
lidak mllnglliahuini/a adalah Il1daql1h. S,Ilungguhnl/a iimu pllnglliahuan
mllnllmpalkan I1Mngnl/a dalam klldudukan lerhl1rmal dan mulia (ljnggi).
3imu ptlngtllahuan adalah kllindahan bagi ahlinl/a di dunia dan di akhiral"
(I/.R. Ar-Rabi'3)
"Va, Allah iadikanlah berman/aal bagilku
apa I/ang £ngkau a;arkan kllpadaku
dan a;arkan ktlpadaku apa I/ang berman/aal bagiku,
RINGKASAN
Eka Susanti (E02496060). Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa upus Kurz) Dengan
Menggunakan Metode Boucherie, di bawah bimbingan Ir. Togar L. Tobing, MSc.
Bambu tergolong hasil hutan bukan kayu (non-wood) yang potensial untuk dikembangkan
menjadi sumber pemasok bahan baku industn dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Karena
sifat-sifatnya yang baik, yaitu bentuk batangnya lurus. rata, nngan, keras dan mudab dikerjakan, bambu
memberikan kemungkinan pemakaian yang luas untuk bermacarn-macam tujuan. Seribu satu macam
pemanfaatan mulai dan tanaman hias dan lansekap, bahan baku kertas, berbagai macam peralatan
pertanian maupun rumab tangga dapat dibuat dan bambu, rebungnya dari jenis-jenis tertentu dapat
dijadikan sayuran yang sedap. bahkan ada yang di ekspor. Dengan perkembangan iptek dewasa ini.
dunia kembali melirik pada bambu, sumber daya alam yang dapat dibudidayakan dengan mudah dan
sederhana, maupun dengan memanfaatkan bioteknologi untuk perbanyakan masal (Surjokusumo, 1997).
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan penggunaan bambu adalah bahwa bambu
mempunyai keawetan alami yang rendah sehingga umur pakainya relatif singkat. Keawetan alami bambu
tergantung pada beberapa faktor antara lain umur bambu saat di tebang, kandungan pati, cara
penyimpanan dan pemakaian, pengaruh iklim dan cuaca, serta organisme perusak. Pada dasarnya bambu
adalab bahan yang rentan terhadap serangan rayap maupun bubuk bambu dan mudah lapuk karena
jamur. Oleh karena itu, untuk mengatasi dan meningkatkan umur pakainya diperlukan pengawetan
bambu. (Nandika e/ aI., 1994).
Berbagai macam metode pengawetan telah diperkenalkan dan dilakukan untuk mengawetkan
kayu dan bahan-bahan berselulosa lainnya. Sistem Bouchene adalab salah satu metode pengawetan yang
telab terbukti efektifuntuk mengawetkan baban yang segar tebang (Liese, 1980).
Dalam metode ini bahan pengawet akan mengalir secara aksial mengikuti transpirasi daun dan
cara ini sangat sesuai untuk bambu karena penetrasi cairan dalam balang bambu hanya bergerak dalam
arab aksial melalui pembuluh. Bambu tidak memiliki bagian radial seperti jari-jari dalam batang kayu
yang memungkinkan baban pengawet berpenetrasi dengan arab radial. Selain itu bambu merniliki bagian
luar berupa kulit yang sukar ditembus oleh cairan.
Pengawetan bambu dengan metode Boucherie didasarkan pada kaidah babwa larutan-larutan
bahan pengawet yang masuk ke dalam vessel akan terbawa oleh cairan bambu sampai ke ujung.
Alirannya vertikal dan terutama ke arab atas dari tempat pemasukannya. Namun demikian adanya
zat-zat kirnia yang terbawa mngga ke daun akan menyebabkan pohon tersebut mati (Hunt dan Garrat,
1967).
Penelitian ini bertujuan untuk : I). Mengetahui lama proses Boucherie dapat berlangsung dan
masa hidup bambu tali (Gigantochloa apus Kurz) segar tebang terhadap pengaruh baha11 pengawet
yang diberikan, melalui pengamatan terhadap kerontokan daun bambu. 2). Mengetahui efektifitas
pengawetan bambu tali (Gigol11ochloa opus Kurz) melalui pengukuran penetrasi longitudinal.
Bahan penelitian yang digunakan adalah bambu tali (Gigan/ochloa opus Kurz) yang berasal
dari kebun rakyat daerah Caringin Kabupaten Bogor. Bahan pengawet yang digunakan adalah Impralit
B I yang mengandung senyawa boron, dengan konsentrasi 5% dan 10%. Masing- masing perlakuan
dilakukan dengan tiga kali ulangan. Contoh uji yang digunakan adalah buluh bambu yang masih segar
tebang kemudian pada bagian pangkalnya dimasukkan ke dalam wadah larutan pengawet. Posisi contoh
uji pada saat pengawetan diusahakan berdiri tegak. Hal ini dimaksudkan agar proses penyerapan cairan
dan transpirasi dapat berlangsung sebagaimana mestinya.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan model umum
Yij セ@ l-l + ai +
Lij.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dibuat analisa keragaman (anova) dan untukmengetahui perbedaan antar perlakuan maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan.
Penelitian yang dilakukan terhadap bambu tali (Gigol11och/oo opus Kurz) yang diberi
perlakuan pengawetan dengan konsentrasi yang berbeda-beda menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap masa hidup bambu. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata masa hidup bambu setelah tebang yang
diawetkan dengan perlakuan perendaman dalam air (sebagai kontrol), bahan pengawet konsentrasi 5%
dan bahan pengawet konsentrasi 10% masing- masing adalah 12 hari, 10 hari dan 8 hari. Jadi dapat
dikatakan bahwa proses pengawetan bambu dengan menggunakan bahan pengawet dalam konsentrasi
tinggi cenderung mempercepat proses kematian bambu.
Hasil pengukuran rata-rata penetrasi longitudinal pada buluh bambu tali (Gigantochloa opus
Kurz) dengan bahan pengawet konsentrasi 5% dan 10% masing- masing adalah 124,78 cm dan
238,08 cm. Rendahnya penetrasi longitudinal pada bambu tali (Gigontochloa opus Kurz) menunjukkan
bahwa keterawetan bambu tali (kemampuan bambu untuk dimasuki bahan pengawet) sangat rendah.
Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa penggunaan konsentrasi bahan pengawet 5%
dan 10% memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap penetrasi longitudinal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan pengawet dengan konsentrasi tinggi cenderung
berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan bahan pengawet yang berkonsentrasi rendah, sehingga
meskipun masa hidup bambu dengan konsentrasi 10% lebih pej)dek tetapi konserttrasi bahan pengawet
yang tinggi akan menembus kayu lebih dalam dibandingkan dengan konsentrasi bahan pengawet yang
PENGA WETAN BAMBU TALI
(Gigantochloa apus
Kurz)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE
Sk,ipsi
Sehagai Salah Salu SlIara# Unfuk mempmleh /jela,
SAR1AnA IlE*lUlAnAn
'Pada
lakulfas Ilehufanan Jnslifuf 'Perlanian lS"g",
Oleh:
Eka Susanti
E02496060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL RUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Penelitian
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Tanggal Lulus
: PENGAWETAN BAMBU TALl (Gigantochloa upus Kurz) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BOUCHERIE
Eka Susanti
: E02496060
Menyetujui,
Pcmbimbing :
Ir. Togar L. Tobing. MSc. Tanggal :
セゥゥセセセiQLLセセ@ Teknologi Rasil Rutan
RIWAYATHIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada hari Selasa tanggal 18 Juli 1978 sebagai anak pertama dari
dua bersaudara keluarga Ngatino Raharjo (ayah) dan Sunarti (ibu).
Jenjang pendidikan formal penulis di Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Ruki Jakarta lulus
tahun 1984, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN 01 Pondok Bambu Jakarta Timur tarnat
tahun 1990. Menyelesaikan pendidikan menengah tingkat pertarna di SMPN 51 Jakarta Timur dan pada
tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan menengah tingkat atas di SMAN 71 Duren Sawit Jakarta
Timur.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Fakultas Kehutanan
Jurusan Teknologi Hasil Hutan tahun 1996 melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada
tahun 1998 memilih Sub Program Studi Pengolahan Hasil Hutan.
Selama masa kuliah penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H)
tahun 1999 di eagar Alam Leuweung Sancang dan Hutan Pegunungan Papandayan KPH Garut,
kemudian dilanjutkan di KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan pada tahun 2000
melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HPHTI PT. Wirakarya Sakti, Jambi.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul
"PengawelJin Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz) Dengan Menggunakan Metode Boucherie",
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang
berjudul "Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa apus Kun) Dengan Menggunakan Metode
Boucherie". Skripsi ini membahas mengenai lama proses Boucherie dapat berlangsung pada bambu tali
segar tebang terhadap pengaruh bahan pengawet yang diberikan, melalui pengamatan terhadap
kerontokan daun bambu. Perlakuan pengawetan yang diberikan adalah buluh bambu segar tebang pada
bagian pangkalnya direndam dalam air (sebagai kontrol), bahan pengawet dengan konsentrasi S% dan
] 00/0. Proses pengawetan ini dilakukan sampai daun-daun rontok. Setelah proses pengawetan selesai,
kemudian dilakukan pengukuran penetrasi longitudinal untuk rnengetahui efektifitas pengawetan bambu
tali yang direndam dengan bahan pengawet boron.
Skripsi ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian tugas akhir dalam penyelasaian studi
penulis di Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan lnstitut Pertanian Bogor yang disusun
dalam lima bab, yaitu (\) Pendahuluan, (2) Tinjauan Pustaka, (3) Bahan dan Metode, (4) Hasil dan
Pembahasan. dan (5) Kesimpulan dan Saran.
Semoga skripsi ini bermanfaat kepada pihak-pihak yang memerlukan serta berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang kehutanan dan dinilai sebagai ibadah oleh Allah
SWT dengan pahala yang selalu mengalir dari setiap orang yang membacanya. Akhimya kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan penulis di masa yang akan datang.
Bogar, Januari 200 \
Ucapan terimakasih yang sebesar -besamya penulis sampaikan kepada :
Bapak, [bu, adikku tersayang (Gunawan Setiadi) yang dengan sabar dan tulus memberikan
perhatian, kasih sayang, motivasi dan telah mengorbankan segalanya baik berupa moril maupun materiil
serta do'a yang tiada hentinya sebagai dorongan dan dukungan semangat yang tidak temilai harganya.
Pak De Soepamo dan Bu De Lusi yang telah memberi motivasi kepada penulis.
Bapak Ir.Togar L.Tobing, MSc selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan
selama penelitian dan penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan perhatian.
Bapak Dra. Sri Rahayu, MSi dari Jurusan Manajemen Hutan dan Bapak Ir. Edhi Sandra dari
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan selaku dosen penguji sidang komprehensif.
Pak Atin dan keluarga dengan segal a bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
Febri Eko Hadi Putranto, yang pemah mengantarkan ke lokasi penelitian; It's nice to know you,
my life start with you ... no matters what it's end, juga untuk Bapak dan Ibu Bambang atas segala
kasih sayang dan dukungannya.
Mas Handoyo, S.Hut, Mbak Linda S. Hut, Mbak Eno S. Hut, Mas Yunus, S. Hut, lwan S.Hut,
Lina, Ari, Nining, Kiki, Tina, Ivan, Hani, Eva dan rekan-rekan THH 33 atas bantuan dan dukungannya
selama inL Semoga kila masih dapa! berkumpul kembali walau jarak memisahkan kila.
Warga Badoedoe atas perhatian dan pengertiannya serta kebersamaannya dalam persaudaraan
baik suka maupun duka (special to Saroh atas transparansinya, Mbak Nunik, Mbak Atiek, Darn dan
adik-adik penghuni Badoedoe atas keceriaannya). Yml are "my secondfamily".
Seluruh staff Fakultas Kehutanan pada umumnya dan Jurusan Teknologi Hasil Hutan pada
khususnya serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu