IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERINTEGRASI MEDIA PADA HASIL BELAJAR DAN
KARAKTER SISWA DALAM MATERI HIDROLISIS GARAM
Oleh :
Erra Fazira NIM 4121131004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERINTEGRASI MEDIA PADA HASIL BELAJAR DAN KARAKTER
SISWA DALAM MATERI HIDROLISIS GARAM
Erra Fazira (NIM 4121131004)
ABSTRAK
Implementasi model pembelajaran discovery learning terintegrasi media bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan karakter siswa, serta hubungan antara karakter dengan hasil belajar. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 1 Tanjung Tiram . Populasi yakni seluruh siswa kelas XI IPA yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel ditetapkan dengan cluster random sampling yakni mengambil 3 kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh instrumen yang valid sebanyak 22 soal dan reliabel (0.423), namun untuk penelitian hanya 20 soal yang digunakan. Sedangkan, data untuk karakter rasa ingin tahu, kerjasama dan tanggung jawab siswa diperoleh menggunakan data instrumen yang telah valid. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil belajar siswa pada model pembelajaran discovery learning terintegrasi media macromedia flash, powerpoint dan peta konsep, data yang diperoleh : Fhitung > Ftabel yakni Fhitung = 6,58 dengan Ftabel =3,26. Untuk media yang lebih baik adalah discovery learning terintegrasi macromedia flash dibandingkan ketiga media lainnya yakni macromedia flash > powerpoint > peta konsep dengan rata-rata nilai yang diperoleh : 76,67 > 74,67 > 70,67. Implemetasi model pembelajaran discovery learning terintegrasi media macromedia flash, powerpoint, dan peta konsep dapat menumbuhkembangkan karakter dalam materi hidrolisis garam, maka didapat hubungan antara karakter dengan hasil belajar yakni model discovery learning terintegrasi macromedia flash = 21,87%, powerpoint = 24,18%, peta konsep = 14,37%, sisanya dipengaruhi variabel yang lain. Kesimpulan dari penelitian ; ada perbedaan hasil belajar kimia menggunakan model discovery learning terintegrasi media serta adanya hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmat -Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Terintegrasi Media Pada Hasil Belajar dan Karakter Siswa dalam Materi Hidrolisis Garam”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: bapak Dr.
Ajat Sudrajat, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penentuan
judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr, Albinus Silalahi, MS selaku dosen pembimbing akademik
(PA). Terimakasih kepada dosen penguji saya Ibu Dr. Ida Duma Riris ,M.Si., Ibu
Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si, dan Bapak Freddy Tua Musa Panggabean,
M.Pd atas masukan yang sangat membangun dalam perbaikan skripsi saya.
Ucapan terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah membantu dan
mengizinkan untuk observasi di SMA Negeri 1 Tanjung Tiram. Ucapan terima
kasih kepada Kepala Sekolah (Bapak Witri Mirza Yuhanan, S.Pd, M.Si), Wakil
Kepala Sekolah (Yuli Rachmadani Hasibuan S.Pd), Staf Tata Usaha, Guru Kimia
(Ibu Irmawati, S.Pd) dan Siswa/i kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Tiram yang
telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
Zulkifli,S.Pd dan Aidah,S.Pd yang sangat saya cintai dan sayangi pemilik kasih
tiada ujung yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta
mendoakan saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga kepada Kakak, Abang dan adik saya tercinta Mardika Agutini, Bayu
Firmansyah dan Sabtian Hardiansyah Muhammad Amin Lubis, Sri wahyuni,
v
penyemangat saya adinda – adinda terkasih Muti’ah Yumna Al-Amin Lubis,
Hawwin nayla Al-Amin Lubis dan Syadad Azamsyah.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat – sahabat saya
(Besekawan) Asmianur, Nurhalimah Sitorus, Suri Hartati, Widiawati, Salsabila
firdausyah, Khaidir wijaya, Muhammad adil, Alfitri Yatmis, Ucia Mahya Dewi, Rizqi Khairani, fauziah Ulfa, (D’mourist) Nurun Hawa Pasaribu, Syahreni Fauzar, Sri Wahyuni Ella Yulia Ningsi, Mar’atun Hasanah, Novi Asmiri, Nurhafizah, Mutiara Rahman, Sheila Azura Dalimunteh, Noni Sugandi, Halimah Tunsyaksiah
Simanjuntak, Alika Putri dan Almira Dewi serta teman- teman Kost yang selalu
memberikan saran dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam
penyusunan skripsi dan seluruh mahasiswa Kimia Reguler A 2012 dan seluruh
teman – teman PPLT Teladan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga kepada Keluarga Besar Organisasi
Instansi/Lembaga yang telah mendidik saya diantaranya HMJ Kimia Unimed,
FORSIMKA, LABORATORIUM KIMIA, .
Ucapan terima kasih juga kepada teman seperjuangan Indriati Aulia,
Derin Putri Sianipar, Rini Arianti dan Malga Sapira yang banyak membantu
dalam penyusunan proposal sampai penyelesaian skripsi dan saudara/i yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan
motivasi dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
penelitian ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi
isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.
Medan, Agustus 2016
Penulis,
Erra Fazira
vi
2.1. Pengertian Belajar dan Hasil belajar 9
2.2. Pendidikan Karakter 10
2.3. Model Pembelajaran 11
2.3.1. Model Pembelajaran Discovery Learning 12
2.3.2. Karakteristik Discovery Learning 12
2.3.3. Langkah–Langkah Discovery 12
2.3.4. Keunggulan Discovery Learning 14
2.4. Media Pembelajaran 16
2.4.1. Pengertian Media Pembelajaran 16
2.4.2. Fungsi Media Pembelajaran 17
2.4.3. Karakteristik Pemilihan Media Pembelajaran 18
2.4.4. Macromedia Flash 19
2.5.4. Penentuan Tetapan Hidrolisis (Kh) dan pH larutan Garam 25
2.6. Kerangka Berpikir 29
2.7. Hipotesis Penelitian 31
vii
3.1. Tempat dan Wakru Penelitian 33
3.2. Populasi dan Sampel 33
3.7.3. Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa 44
3.7.4. Pengukuran Karakter Siswa 45
4.1.5. Daya Pembeda Instrumen Tes 49
4.1.6. Distruktor 49
4.2. Deskripsi Data Penelitian 50
4.3. Uji Persyaratan Analisa Data 50
4.3.1. Uji Normalitas 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 61
5.2. Saran 62
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Langkah pembelajaran model discovery learning 15
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validasi Isi 35
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 39
Tabel 3.3. Uji Normalitas Chi kuadrat 44
Tabel 3.4. Uji Anava Pada Hasil Belajar Post-test 46
Tabel 3.5. Koefisien Korelasi 47
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Pada Karakter, Pre-Test Dan Post-Tes 51
Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Pada Karakter, Pre-Test Dan Post-Tes 52
Tabel 4.3. Uji Anava Pada Hasil Belajar Post-test 53
Tabel 4.4. Uji Anava Pada Hasil Belajar Post-test Menggunakan SPSS-20 53
Tabel 4.5. Uji Tukey Rataan Hasil Belajar 53
Tabel 4.6. Uji Tukey Pada hasil belajar post-test 54
Tabel 4.7. Uji Korelasi Antara Karakter Dengan Hasil Belajar Post- Test 55
Tabel 4.8. Uji Korelasi Karakter Dengan Post-Test Eksperimen 1 55
Tabel 4.9. Uji Korelasi Karakter Dengan Post-test Eksperimen 2 56
Tabel 4.10. Uji Korelasi Karakter Dengan Post-test Eksperimen 3 56
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 68
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 71
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 102
Lampiran 4. Jawaban Lembar Kerja siswa 109
Lampiran 5. Rubrik Lembar Pengamatan Karakter Siswa 114
Lampiran 6. Instrumen Tes Belum Valid 116
Lampiran 7. Instrumen Sudah Valid 126
Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Tes 131
Lampiran 9. Media Macromedia Flash 147
Lampiran 10. Media Powerpoint 149
Lampiran 11. Media Peta Konsep 153
Lampiran 12 a. Tabel Validitas (Expert Judgement) 154
Lampiran 12 b. Tabel Validitas Hitung 155
Lampiran 13. Validitas Hitung 156
Lampiran 14. Tabel Reliabilitas 159
Lampiran 15. Reliabilitas Hitung 160
Lampiran 16 a. Tingkat Kesukaran 161
Lampiran 16 b. Tabel Tingkat kesukaran 162
Lampiran 17 a. Daya Pemeda 163
Lampiran 17 b. Tabel Daya Pembeda 165
Lampiran 18. Tabel Distruktor 166
Lampiran 19. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes 169
Lampiran 20. Data Hasil Karakter 170
Lampiran 21. Data Hasil Penelitian 174
Lampiran 22. Uji Normalitas 177
Lampiran 23. Uji Homogenitas 183
Lampiran 24. Uji Hipotesis 187
xi
Lampiran 26. Jadwal Kegiatan 195
Lampiran 27. Tabel F 197
Lampiran 28. Tabel Q Tukey 199
Lampiran 29. Tabel r- Product Moment 200
Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses
pendidikan formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer
ilmu dari guru ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan (Purwanto, 2012).
Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran
hendaknya menciptakan dan menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau
tahu, sehingga Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah untuk
digunakan dalam proses pembelajaran (Atsnan,M.F.2013).
Pemilihan model pembelajaran juga harus sesuai dengan materi yang
disampaikan karena materi yang berbeda diperlukan model pembelajaran yang
berbeda pula agar pencapaian tujuan dan hasil belajar menjadi maksimal.
Pemilihan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa
(Assriyanto, 2014).
Model pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah model pembelajaran
konstruktivisme, model pembelajaran konstruktivisme adalah model pembelajaran
yang dapat membangun proses berpikir ilmiah siswa (Rusminiati, 2015). Melalui
kegiatan pembelajaran konstruktivisme, pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan
oleh guru atau orang tua tetapi mau tidak mau harus dibangun dan dimunculkan
sendiri oleh siswa agar mereka dapat merespon informasi dalam lingkungan
pendidikan (Joyce, 2011). Model pembelajaran discovery learning merupakan
suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep,
dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya (Jauwad, 2015). Dalam pembelajaran
2
beberapa konsepatau prinsip (Balım, 2009).Oleh karena itu dengan pembelajaran
dicovery learning siswa juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, pengembangan kemampuan berpikirkritis,
kreatif, dan inovatif, serta membinadaya kreativitas produktif (Rusminiati, 2015).
Melalui pembelajaran penemuan, peserta didik belajar secara intensif dengan
mengikuti metode investigasi ilmiah di bawah supervisi guru. Jadi belajar
dirancang, disupervisi, diikuti metode investigasi (Istiana, 2015).
Pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keterampilan
berpikir siswa karena siswa dilatih untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan melalui sintaksnya seperti pada tahap stimulation siswa
diajak untuk mengamati dan menanya, tahap problem statement siswa diajak
untuk menanya dan mengumpulkan informasi, tahap data collection siswa diajak
untuk mencoba dan mengamati, tahap data processing siswa diajak untuk menalar
dan menanya dan tahap terakhir verification siswa diajak untuk menalar, dan
mengkomunikasikan (Pratiwi, 2014). Model pembelajaran discovery learning
mengajar siswa dengan gagasan menemukan, berpikir kritis, mempertanyakan,
dan kemampuan memecahkan masalah adalah salah satu prinsip utama ilmu
pengetahuan dan teknologi mengajar siswa juga akan efektif dalam membangun
pengetahuan mereka sendiri Kemudian pembelajaran menggunakan model
pembelajaran discovery juga dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa
(Balim, 2009).
Dalam pembelajaran, ada berbagai macam media pembelajaran inovatif
yang dapat digunakan oleh para guru untuk menarik perhatian siswa di kelas,
antara lain: animasi, modul, peta konsep, laboratorium real, laboratorium virtual,
dan lain-lain (Haryoko, 2009). Penggunaan suatu model pembelajaran akan lebih
baik jika disertai dengan media (Fadliana, 2013). Media pembelajaran dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi (Azhar
Arsyad, 2009). Media berfungsi sebagai proses komunikasi pembawa informasi
3
pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara pengajar dengan lingkungannya,
maka fungsi media dapat mengatasi hambatan komunikasi yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran (Fadliana, 2013).
Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan
materi (Ratri, A., 2013). Selain itu, mata pelajaran kimia merupakan produk
pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja
ilmiah (Wasonowati, 2014). Karena itu mata pelajaran kimia merupakan salah
satu mata pelajaran yang dianggap sulit di kalangan siswa SMA (Assriyanto,
2014). Karakteristik materi hidrolisis garam berisikan konsep–konsep yang dapat
dibangun oleh siswa, sangat relevan apabila dalam kegiatan belajar – mengajar
menggunakan model discovery learning. Seperti yang telah dipaparkan, dalam
materi hidrolisis garam ada beberapa konsep, sebagai contoh sifat larutan garam.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Tiram,
proses pembelajaran kimia khususnya pada materi hidrolisis garam masih
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Sehingga tidak
sesuai antara model pembelajaran dengan karakteristik siswa. Kemudian materi
hidrolisis garam sedikit sulit dimengerti siswa karena guru yang kurang
menggunakan media dalam penyampaian materi tersebut.
Beberapa penelitian tentang penerapan media flash berbasis discovery
dinyatakan efektif jika 75% siswa dari subjek penelitian mencapai nilai KKM (77)
serta aspek afektif dan psikomotoriknya mendapat predikat baik. Sedangkan
media Flash berbasis discovery dinyatakan mendapat respon positif jika rata
-rata skor hasil tanggapan siswa lebih dari 40 dan -rata - -rata skor tanggapan guru
lebih dari 54. Hasil penelitian Wahyudi (2003) hasil belajar ranah kognitif pada
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan peta konsep sebesar 18,94 dan hasil
penelitian Diana (2013) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia
melalui metode jigsaw disertai lks dan powerpoint dengan ranah kognitif sebesar
4
Hasil penelitian yang dilakukan Titin Oktaviani Pamungkas mengenai
penerapan discovery learning pada mata pelajaran akuntansi untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X AK SMK Shalahuddin Malang dapat
diketahui pada nilai rata-rata kelas eksperimen (93,53) lebih besar dari pada nilai
rata-rata kelas kontrol (81,28) (Pamungkas, 2009). Penelitian yang dilakukan
Dewi menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode
discovery learning berjalan baik dan membuat siswa menjadi aktif dan paham terhadap konsep materi yang diajarkan (Dewi, M., 2013). Ada pula hasil
penelitian yang mengindikasikan bahwa siswa memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam mengenai konsep–konsep ilmiah ketika pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan discovery learning. Hasil belajar siswa
diperoleh nilai rata–rata 66,5 untuk nilai kelas kontrol dan 79,5 untuk nilai kelas
eksperimen (Hendri Pratomo, 2008). Fenomena seperti ini sejalan dengan temuan
yang diperoleh dari penelitiannya Melani, bahwa metode discovery learning lebih
baik daripada pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar
Biologi (Melani, R., 2012).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Terintegrasi Media Pada Hasil Belajar Dan Karakter Siswa Dalam Materi
Hidrolisis Garam.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah implementasi model
pembelajaran discovery learning terintegrasi media pada hasil belajar dan
5
1.3.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru yang
mengakibatkan pelajaran kimia tidak menarik bagi siswa.
2. Siswa kurang tertarik untuk belajar kimia disebabkan guru disekolah
jarang menggunakan media
3. Hasil belajar kimia siswa yang relatif rendah
4. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam
kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis
5. Diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa
lebih meningkatkan dan mengaktifkan pemahaman siswa dalam belajar
kimia khususnya pada materi pokok hidrolisis garam yang akan
diajarkan adalah model discovery learning dengan media macromedia
flash, peta konsep, dan powerpoint.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
dikemukakan diatas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis yang
diajarkan dengan model discovery learning terintegrasi media
macromedia flash, powerpoint dan peta konsep ?
2. Bagaimana karakter siswa yang diajarkan dengan model discovery
learning terintegrasi media macromedia flash, powerpoint dan peta
konsep ?
3. Berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model discovery learning terintegrasi media macromedia flash,
powerpointdan peta konsep ?
4. Apakah ada hubungan karakter dengan hasil belajar siswa dengan
6
1.5.Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI peminatan bidang IPA semester
genap SMA Negeri 1 Tanjung tiram T.P 2016/2017 .
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran discovery learning
3. Materi pokok pada pokok bahasan hidrolisis garam
4. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini kognitif. Ranah kognitif
diukur melalui tes berupa pre-test dan post-tes
5. Media yang digunakan adalah media macromedia flash, peta konsep, dan
powerpoint.
6. Karakter siswa diamati melalui lembar observasi sesuai dengan indikator
standar pengukuran
1.6.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis
yang diajarkan dengan model discovery learning terintegrasi media
macromedia flash, powerpoint dan peta konsep pada hidrolisis garam.
2. Untuk mengetahui karakter siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran discovery learning terintegrasi media macromedia flash,
powerpoint dan peta konsep pada hidrolisis garam.
3. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran discovery learning terintegrasi
media macromedia flash, powerpoint dan peta konsep pada hidrolisis
garam.
4. Untuk mengetahui ada hubungan karakter dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan media macromedia flash, power point dan peta
7
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti/ mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai
calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam mengajarkan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrolisis garam
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Tanjung Taram.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.8. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan pada penelitian pengembangan
ini diantaranya:
1. Hidrolisis garam adalah materi kimia yang akan diajarkan pada semester
genap meliputi konsep hidrolisis dan penentuan Kh serta pH garam yang
terhidrolisis.
2. Pembelajaran discovery Learning adalah model pembelajaran yang
bertujuan melatih siswa dalam menemukan konsep untuk memecahkan
masalah
3. Macromedia flash adalah media animasi berbentuk visual yang dapat
mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga tidak
bersifat abstrak.
4. Peta konsep adalah media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep
8
pendukung sehingga membentuk pengetahuan dan mempermudah
pemahaman suatu topik pembelajaran.
5. Powerpoint adalah program aplikasi paling banyak untuk presentasi
karena memiliki fasilitas dan kelebihan yang memberikan kemudahan
dalam membuat suatu presentasi yang efektif, profesional dan menarik.
6. Hasil belajar merupakan penilaian yang diukur menggunakan hasil skor
pretest dan postest.
7. Karakter adalah sikap yang akan diobservasi dalam proses pembelajaran
dalam penerapan model pembelajaran discovery learning terintegrasi
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran discovery learning terintegrasi media macromedia flash,
powerpoint dan peta konsep dalam materi hirolisis garam. hasil belajar yang lebih baik berdasarkan hasil analisis uji tukey adalah macro > PPT > Peta
yakni model discovery learning terintegrasi macromedia flash dengan rata-rata
= 76,67, powerpoint = 74,67, peta konsep = 70,67
2. Persen peningkatan hasil belajar untuk ketiga kelas dari hasil persen gain
yakni model discovery learning terintegrasi macromedia flash = 61,53% ,
Powerpoint = 59,23% dan Peta Konsep = 54,49% sehingga kelas eksperimen 1 yang memiliki tingkat persen yang lebih tinggi daripada kedua kelas
eksperimen lainnya.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan ada hubungan antara karakter dengan
hasil belajar untuk ketiga kelas eksperimen yakni model discovery learning
terintegrasi macromedia flash = 21,87%, powerpoint = 24,18%, dan peta
konsep = 14,37% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
model discovery learning terintegrasi macromedia flash karakter yang muncul
atau berkembang dari hasil pengamatan adalah tanggung jawab = 71,1%
dibandingkan kerjasama dan tanggung jawab, untuk Powerpoint karakter yang
berkembang adalah kerjasama= 70,55 % dibandingkan rasa ingin tahu dan
tanggung jawab, untuk Macromedia Flash karakter yang berkembang adalah
62
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru disarankan menerapkan model pembelajaran
discovery learning terintegrasi media sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan
menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerjasama dan tanggung jawab
siswa khususnya dalam pelajaran kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan model pembelajaran ini, dan
dapat mengkolaborasikannya media dengan praktikum yang sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga siswa lebih dapat mengkaitkan secara teori
dalam media dengan nyata saat praktikum.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan saat
melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
4. Disarankan lebih memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang
sesuai dalam pengintegrasian karakter pendidikan khususnya pada sikap
rasa ingin tahu, kerjasama dan tanggung jawab sehingga hasil yang dicapai
63
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, N.I., (2014), Pengembangan Bahan Ajar dan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa Dalam Hidrolisis, FMIPA, Unimed, Medan.
Adisusilo, Sutarjo, (2014), Pembelajaran Nilai - karakter , Rajawali Pers, Jakarta.
Amri, S., (2013), Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, PT. Prestasi Pustaka , Jakarta.
Arikunto, S., (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2013), Prosedur penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Arsyad, A., (2013), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di Sma N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (3) : 89-97
Atsnan, M.F., (2013), Penerapan Pendekatan Scientifik dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan), Prosiding, ISBN 978-979-16353-9-4 : 1-7
Balım, A., G. (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills, Gitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 35 : 1-20.
64
Dewi, M. (2013), Penerapan metode Discovery Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Pecahan Siswa Kelas IV SDN Kertosari 02 Pakusari Jember Tahun Pelajaran 2012/2013, Skripsi Dipublikasikan. FKIP Universitas Jember.
Dahria,M dan Ismawandi,S.,(2009), Manfaat Powerpoint Dalam Persentasi Makalah,Jurnal Saintikom, 6(1): 252-275.
Dimyati., dan Mujiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Diana, N.S., Sukardjo, J.S., dan Martini., K.S.,(2013), Pengaruh Metode Jigsaw Disertai Media Lks Dan Power Point Pembelajaran Kimia Ditinjau Dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 1 Ponorogo T.A. 2011/2012, Jurnal pendidikan kimia, 3 (2) : ISSN 2337–9995
Djamarah,S.B.,dan Zain,A,. (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158–165.
Harjanto., (2000), Perencanaan Pengajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Hartono, Oktafianto, W.R., (2014), kefektifan pembelajaran praktikum ipa berbantu lks Discovery untuk mengembangkan keterampilan proses Sains, Unnes Physics Journal, 3 (1) : 16-22
Haryoko, S., (2009), Efektivitas pemanfaatan media audio-visual sebagai alternatif optimalisasi model pembelajaran, Jurnal edukasi elektro, 5 (1) : 1-10
65
Istarani., (2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Jauwad, H., Supriyono, (2015), Penerapan model guided discovery pada materi kalor kelas x untuk meningkatkan hasil belajar siswa sma al-mahadul islami, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 4 (3) : 50-54
Joyce,B., Weil,M., dan Calhoun,E.,(2011), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kusuma, M. A, dkk., (2015), Media Pembelajaran E: Macromedia Flash, http://mekar-arum-kusuma.blogspot.in/2015/04/media-pembelajaran-emacromedia-flash.html akses Januari 2016.
Keenan,dkk.,(1984), Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Maryati, S., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan Flash Card Sebagai Media Chemo-Edutainment Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Meltzer,D.E., (2002), The Relerationship Betweeen Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physic: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011, 1-6.
Melani, R. (2012), Pengaruh Metode Guided Discovery Learning Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, skripsi, Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Minium,E.W., King, B.M., Bear, G., (2010), Statistical Reasoning in Psychology and Education Third Edition, John Wiley and Sons Inc, Canada.
Pamungkas, T.O., (2009), Penerapan Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Akuntansi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X AK SMK Shalahuddin Malang, Skripsi, Malang, UNM.
Purba, M., (2006), Kimia Jilid 2 Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
66
Pratiwi, Y., Redjeki, T., Masykur, M., (2014), Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Redoks kelas X SMA N 5 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia 3 : 40-48
Rahmi, K.F., Sahputra, R., Sartika R.P., (2015) pengaruh model guided discovery learning pada Larutan penyangga (buffer) terhadap Pemahaman konsep siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia : 1-12
Rusminiati, N.N., Karyasa, I.W., Suardana, I.N., (2015), Komparasi peningkatan pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis siswa antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran project based learning dan discovery learning, e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5: 1-11
Sadiman, A.S, Rahardjo, R., Haryono,, A., dan Rahardjito., (2010) , Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Rajawali Press, Jakarta.
Sani, B dan Imas Kurniasih., (2014), Sukses mengimplementasikan kurikulum 2013: Memahami berbagai aspek dalam kurikulum 2013, Yogyakarta : Kota pena.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana prenada media group, jakarta.
Setiowati, H., Nugroho, A., Agustina, W., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dilengkapi Lks Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Mia Sma Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia, 4(4) : 54-60
Situmorang, M.,Purba,J., dan Tambunan., (2000), Efektifitas Media Peta Konsep Dalam Pengajaran Kimia Kosep Mol di SMU, pelangi pendidikan, 7(1): 31-35.
Sugiharti,G.,(2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.
Sunardi, (2011), Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2, Yrama Widya, Bandung.
67
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito Bandung
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Unimed Press, Medan
Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Wasonowati, R., Redjeki, T., dan Ariani, S., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (3) : 66-75
Watoni, A.H.,( 2014), Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, Yrama Widya, Bandung.
Wahyudi, A.,(2013), Pengaruh Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kemampuan Bernalar Siswa Kelas XI, Jurnal Pendidikan Sains, 3 (1) : 237–242
Yunita, I, dkk., (2015), Macromedia Flash Untuk Pembelajaran IPA, Karya Tulis, FKIP, UKSW, Salatiga.