• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON DI SMP NEGERI 1 PEGAJAHAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON DI SMP NEGERI 1 PEGAJAHAN T.A 2015/2016."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA

PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON DI SMP NEGERI 1 PEGAJAHAN T.A 2015/2016

Oleh : Dahlia Sitompul

4121121004

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Dahlia Sitompul dilahirkan di Sibolga pada tanggal 11 Oktober 1993.

Ayah bernama Dahlan dan Ibu bernama Tiharbibah Hutabarat,S.Pd.I merupakan

anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri

084087 Sibolga dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 4 Sibolga, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,

penulis melanjutkan sekolah di MAS Darurrachmad Sibolga dan lulus pada tahun

2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan

Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Pada tahun 2017, penulis menyelesaikan studinya di

(4)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP K E M A M P U A N P E M E C A H A N M A S A L A H F I S I K A S I S W A

P A D A M A T E R I G A Y A D A N H U K U M N E W T O N D I S M P N E G E R I 1 P E G A J A H A N T . A 2 0 1 5 / 2 0 1 6

DAHLIA SITOMPUL (NIM: 4121121004) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa kelas VIII pada materi Gaya dan Hukum Newton di SMP N.1 Pegajahan T.A. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen dengan model PBL dan kelas VIII-2 sebagai kelas control dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk essai berjumlah 10 soal. Uji hipotesis menggunakan uji t.

Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest pada kelas yang diajarkan dengan model PBL sebesar 25,19 dan nilai rata-rata postes sebesar 55,79 dengan gain sebesar 0,41 termasuk dalam kategori “sedang”. Dan nilai rata-rata pretes pada kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 23,89 dan nilai rata-rata postes sebesar 45,04 dengan gain sebesar 0,28 termasuk dalam kategori “rendah”. Hasil uji t pretes diperoleh thitung < ttabel = 0,51 < 1,998, berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Hasil uji t postes diperoleh thitung > ttabel = 2,8 >1,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi Gaya dan Hukum Newton di SMP Negeri 1 Pegajahan T.A. 2015/2016.

.

Kata kunci : Model Problem Based Learning (PBL), Kemampuan Pemecahan

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Pada Materi Gaya dan Hukum Newton di SMP N.1 Pegajahan T.A 2015/2016” dapat terselesaikan.

Adapun skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan skripsi ini

penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku

Dekan FMIPA Unimed dan Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M, selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan

saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Juru

Bahasa Sinuraya, M.Pd, Ibu Dra. Ida Wahyuni, S.Pd., M.Pd, dan Bapak

Muhammad Kadri, M.Sc, selaku dosen penguji I, II, dan III, yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Dr. Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik,

yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama masa perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Andika Permana,

S.Pd selaku kepala sekolah SMP N.1 Pegajahan, Bapak Nawid, S.Pd selaku guru

bidang studi IPA yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama

penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya

(6)

v

Rahmatun Sa’diah S.Pd, Saripa Wardani,S.Pd, Halimah Tusa’diah dan Ali Akbar serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi

ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada abang tersayang yang

dirindukan Alm. Putra Herianto Daely, Amd dan Satria Mihardi, M.Pd serta

sahabat-sahabat penulis, Saliwannur, S.Pd, Lisnayanti,S.Pd, Ruhaini Hamidah

Lubis,S.Pd, Rizky Ulfa Umaiyah,S.Pd, Syariva Maris, S.Pd, Rifka Annisa

Girsang, S.Pd dan Regen Saoloan Hutabarat yang selalu mengingatkan penulis

untuk tetap optimis dan senantiasa memberikan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan studi hingga selesainya skripsi ini. Dan rekan seperjuangan Fisika

Dik 2012 serta sahabat-sahabat lainnya tak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

.

Medan, 2017

Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Model Pembelajaran 9

2.1.2 Model Problem Based Learning (PBL) 9

2.1.2.1 Pengertian Masalah 9

2.1.2.2 Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) 11 2.1.2.3 Ciri-Ciri Khusus Problem Based Learning (PBL) 12 2.1.2.4 Tujuan Model Problem Based Learning (PBL) 13 2.1.2.5 Manfaat Model Problem Based Learning (PBL) 13 2.1.2.6 Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) 14 2.1.2.7 Keunggulan dan kelemahan Model Problem Based Learning 16 2.1.2.8 Teori Belajar Yang Melandasi Model Problem Based Learning 17 2.1.3 Pembelajaran Konvensional 18

2.1.4. Hasil Belajar 19

2.1.5. Materi pembelajaran Gaya dan Hukum Newton 26

2.1.6. Peneliti relevan 31

2.2. Kerangka Konseptual 33

2.2.1. Model Problem Based Learning (PBL) 34

2.2.2. Pembelajaran Konvensional 35

2.3. Hipotesis 35

BAB III. METODE PENELITIAN 36

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36

(8)

vii

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 36

3.4.1. Jenis Penelitian 36

3.4.2. Desain Penelitian 37

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6. Instrumen penelitian 40

3.6.1. Lembar Wawancara Guru 40

3.6.2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 40

3.6.3. Validitas Tes 41

3.6.4.1Validitas Isi 41

3.6.4.2Validitas Ramalan 42

3.6.5. Reliabilitas Tes 43

3.6.6. Tingkat Kesukaran Tes 44

3.6.7. Daya Beda Tes 44

3.7. Teknik analisis data 45

3.7.1. Menghitung mean dan Standar Deviasi 45

3.7.2. Uji Normalitas 45

3.7.3. Uji Homogenitas 46

3.7.4. Uji Hipotesis 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50

4.1 Hasil Penelitian 50

4.1.1 Data Hasil Penelitian 50

4.1.1.1 Data Nilai Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 4.1.1.2 Data Nilai Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 4.1.1.3Data Tahapan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 63

Masing-masing Kelas

4.2 Pembahasan 69

4.2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Model PBL 69 4.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Pembelajaran

Konvensional 70

4.2.3 Perbandingan Hasil Belajar Pengetahuan Konseptual Kelas 71 Eksperimen dan Kelas Kontrol

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 78

5.2 Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 80

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bagan Perbedaan Model PBL dan Pembelajaran 19 Konvensional

Gambar 2.2. Hasil Belajar Model PBL 24

Gambar 2.3. Seseorang Sedang Mendorong Meja 26 Gambar 2.4. Buah Kelapa Jatuh Dari Pohonnya ` 27

Gambar 2.5. Anak Menekan Tembok 30

Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian 39

Gambar 4.1. Diagram data nilai pretes kelas eksperimen 51 Gambar 4.2. Diagram data nilai pretes kelas control 51 Gambar 4.3 Diagram data nilai postes kelas eksperimen 55 Gambar 4.4. Diagram data nilai postes kelas control 55 Gambar 4.5 Batang Data KPM melalui Butir soal 57 Gambar 4.6 Diagram Batang Data Kemampuan Memahami Masalah 64 Gambar 4.7. Diagram Batang Data Kemampuan Perencanan 65

Penyelesaian Masalah

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks model Problem Based Learning 14

Tabel 2.2. Dimensi Proses Kognitif 20

Tabel 2.3. Perbandingan Massa dan Berat 27

Tabel 2.4. Tabel Penelitian Relevan 31

Tabel 3.1. Two Group Pretes – Posttes Design 37 Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 40

Tabel 3.3. Kriteria Penskoran KPM 40

Tabel 3.4. Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah 41

Tabel 3.5. Kriteria Penskoran Validator 42

Tabel 4.1. Hasil Pretes Kelas Eksperimen 50

Tabel 4.2. Hasil Pretes kelas Kontrol 50

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, 52 dan Varians Data Pretes Kedua Kelas

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelas 52 Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kedua Kelas 53 Tabel 4.6. Perhitungan Uji Hipotesis Pretes Kedua Kelas 53

Tabel 4.7. Hasil Postes Kelas Eksperimen 54

Tabel 4.8. Hasil Postes Kelas kontrol 54

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi,

dan Varians Data Postes Kedua Kelas 55

Tabel 4.10 Nilai rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah 56

Tabel 4.11 Kemampuan Memahami Masalah 64

Tabel 4.12 Kemampuan Perencanaan Penyelesaian Masalah 65

Tabel 4.13 Kemampuan Penyelesaian Masalah 66

Tabel 4.14 Kemampuan Memeriksa Kembali 66

Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Postes Kedua Kelas 68 Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes Kedua Kelas 68 Tabel 4.17 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Postes kedua kelas 69

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 82 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 92 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 102 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 111

Lampiran 5. Lembar Kerja Sisiwa I 121

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123

Lampiran 7. Lembar Kerja Sisiwa III 125

Lampiran 8. Lembar Kerja Sisiwa IV 127

Lampiran 9. Kisi-Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah 129

Lampiran 10. Lembar Wawancara Guru 139

Lampiran 11 Tabel Uji Validitas Tes 141

Lampiran 12 Tabel Uji Reliabilitas Tes 143

Lampiran 13 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes 145

Lampiran 14 Tabel Uji Daya Pembeda 148

Lampiran 15 Perhitungan Validitas Tes 149

Lampiran 16 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 152 Lampiran 17 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 154 Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 156 Lampiran 29 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 158 Lampiran 20 Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Kontrol 160 Lampiran 21 Rekapitulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Kontrol 162 Lampiran 22 Perhitungan Rata, Varians, dan Standar Deviasi 164

Lampiran 23 Uji Normalitas 168

Lampiran 24 Uji Homogenitas 172

Lampiran 25 Uji Hipotesis 175

Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian 180

Lampiran 27 Lembar Jawaban Postes kelas Eksperimen 183 Lampiran 28 Lembar Jawaban Postes kelas kontrol 186 Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 189 Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke z 190 Lampiran 31 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 191 Lampiran 32 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 193 Lampiran 33 Validasi Instrumen Tes Oleh Validator 194 Lampiran 34 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi 198

Lampiran 35 Surat Izin Penelitian 199

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan penentu kualitas suatu bangsa, karena kemajuan

suatu bangsa dapat di ukur dengan kemajuan kualitas pendidikannya. Kualitas

pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari Negara-negara maju lainnya,

Menurut data dari daftar kualitas pendidikan Negara anggota kerja sama Ekonomi

pembangunan (OECD) tahun 2015, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada

peringkat 69 dari 76 negara.

Menurut Meilani Kasim (2009) hasil survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang

dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang

disurvei di dunia. (Fatimah. 2013:115)

Banyak kalangan menganggap kualitas pendidikan Indonesia masih rendah.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama Menurut pengamat ekonomi

Dr. Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak

memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena hanya dipelajari dilembaga

pendidikan sering terpaku pada teori sehingga peserta didik kurang inovatif dan

kreatif (kompas, 4 desember 2004). Kedua Peringkat Human Development index

(HDI) Indonesia masih rendah (tahun 2004 peringkat 111 dari 117 negara dan

tahun 2005 peringkat 110 dibawah Vietnam dengan peringkat 108. (Kunandar.

2009:1)

Banyak kritik yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu

menekan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep. Penumpukan

informasi atau konsep pada siswa dapat saja kurang bermanfaat atau tidak

bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru

kepada siswa melalui satu arah. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan

suatu hal yang penting, namun bukan terletak pada defenisi konsep itu sendiri

(13)

2

pemahaman konsep dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi sikap,

keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting adalah

terjadinya belajar yang bermakna. (Trianto, 2010:6).

Kenyataan di lapangan siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu

menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata

yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi, bahkan siswa

kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. (Trianto, 2010:89).

Upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia

yang berkualitas dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan itu

sendiri. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis

merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang

menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai

kegiatan pembelajaran (Hamalik, 2001). Oleh karena itu, pembelajaran fisika di

sekolah harus ditingkatkan dan dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan

bekal kepada siswa sebagai landasan untuk dapat mengikuti perkembangan

teknologi.

Maka dari itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam melakukan

proses pembelajaran khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di

bidang fisika dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif. Hal ini dikarenakan

pembelajaran fisika dianggap sebagai pembelajaran yang membosankan.

Meskipun kenyataan yang ada, pembelajaran fisika memegang peranan penting

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan lainnya yang merupakan objek mata

pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada

penghafalan karena akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa

(Sanjaya, 2011:164).

Hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika di SMP N.1 Pegajahan

dan pengalaman peneliti saat melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) Tahun 2015, diketahui bahwa nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 75, pada T.P. 2014/2015 rata nilainya 60, dan pada T.P. 2015/2016

rata-rata nilainya 50 dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menurut tingkat

(14)

3

untuk soal tingkat tinggi C4 s.d. C6 hanya berkisar 10% saja. Dalam mengerjakan

soal-soal fisika yang diberikan guru, siswa lebih sering langsung menggunakan

persamaan matermatis tanpa melakukan analisis, menebak rumus yang digunakan

dan menghafal contoh soal yang telah dikerjakan untuk mengerjakan soal-soal

lain, siswa masih sering menggunakan pendekatan yang melibatkan proses

mengingat dan perhitungan rutin dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Hal ini

disebabkan karena kurangnya siswa dalam aspek-aspek menuangkan,

menyatakan, konsep-konsep fisika, pemecahan masalah dan hubungan

diantaranya kedalam bentuk fisika baru yang beragam yaitu dalam bentuk

kata-kata (teks tulis), gambar, aplikasi, atau wujud konkret dalam penyelesaian soal

dengan mengurutkan hal-hal yang diketahui, ditanyakan, kemudian dijawab . Hal

ini terlihat jelas dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan

memberikan 5 soal tes kemampuan pemecahan masalah fisika kepada 33 siswa

dengan Indikator kemampuan pemecahan masalah fisika yaitu, memahami

masalah 58%, perencanaan 30 %, penyelesaian masalah 42%, dan memeriksa

kembali 23%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan

pemecahan masalah fisika siswa di sekolah masih tergolong rendah.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa salah satunya

disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

bervariasi. Pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut adalah

pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran

yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang sudah terbiasa

dilakukan di kelas, sifatnya berpusat pada guru (teacher centered learning) dan kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar. Selama proses pembelajaran

fisika di kelas, metode yang dominan digunakan guru adalah ceramah, tanya

jawab, penugasan, dan siswa diarahkan untuk menghapal rumus-rumus, dan tidak

memberikan orientasi terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan fisika

yang akan meliputi pemahaman konsep fisika, dalam memahami soal dan

(15)

4

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model

pembelajaran yang sesuai dan dapat mengoptimalkan pembelajaran fisika yang

berciri student centered dengan mengubah cara belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran, agar hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa dapat

meningkat. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memberikan penekanan

pada kegiatan pemecahan masalah berupa kegiatan penyelidikan yang melibatkan

struktur kognitif, afektif, dan psikomotor siswa adalah model Problem based

learning (PBL). Model Problem based learning (PBL) adalah sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kompleks sebagai konteks dan stimulus

bagi siswa untuk belajar dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis

masalah, siswa bekerja sama dalam tim untuk melatih kemampuan pemecahkan

masalah dunia nyata yang ada hubungannya dengan fisika.

Pembelajaran berbasis masalah Problem based learning (PBL) di definisikan sebagai suatu model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi

bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai

loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Pembelajaran berbasis masalah

bertujuan untuk memecahkan masalah keseharian yang nyata dan dekat dengan

kehidupan siswa. Dalam model PBL, guru berperan Menyodorkan berbagai

masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.

Pembelajaran berbasis masalah tidak mungkin terjadi kecuali guru menciptakan

lingkungan kelas tempat pertukaran ide yang terbuka dan jujur dapar terjadi

(Arends, 2008:41).

Penerapan Model PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti

sebelumnya, seperti Syayid (2015) menerapkan model PBL yang menyimpulkan

bahwa pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

berbantuan video kartun berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini

dibuktikan oleh hasil belajar fisika siswa dengan model PBL berbantuan video

kartun lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan model

pembelajaran berbasis masalah biasa, dan juga Siti (2013) menyimpulkan bahwa

model PBL berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam produk, proses,

(16)

5

baik dan motivasi berprestasi kategori tinggi dan rendah daripada pendekatan

konvensional. Dalam penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian

yang akan dilakukan baik dari segi sampel penelitian, teknik pengambilan sampel,

hasil belajar, materi dan media yang akan digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)

(17)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang dapat

diidentifikasikan:

a. Hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika dibawah KKM.

b. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih tergolong rendah yaitu

masih di level C1-C3

c. Siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika langsung dengan

menggunakan persamaan matematis, tanpa melakukan analisis terlebih

dahulu.

d. Pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan,

sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning (PBL).

b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 dan VIII-5 semester

genap T.A 2015/2016 di SMP N.1 Pegajahan.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Gaya dan Hukum

Newton.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan

menggunakan model problem based learning pada materi Gaya dan Hukum Newton.

b. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Gaya dan Hukum

(18)

7

c. Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa akibat pengaruh

model problem based learning lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gaya dan Hukum Newton.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

b. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa

dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

c. Untuk menganalisis apakah kemampuan pemecahan masalah fisika

siswa akibat pengaruh model problem based learning (PBL) lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional pada materi Gaya

dan Hukum Newton.

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

Untuk Guru dan sekolah :

a. Sebagai pengembangkan dan menambah wawasan berfikir guru dalam

mengajar dan menggunakan model problem based learning (PBL) dalam proses mengajar di kelas.

b. Sebagai peningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan

hasil belajar siswa dan kinerja guru.

c. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model

pembelajaran yang efisien dan efektif di sekolah.

Untuk Peneliti :

a. Sebagai bahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh model

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

b. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya

(19)

8

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

b. Model problem based learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

c. Pemecahan masalah adalah menemukan jalan yang tepat untuk

menjembatani kesenjangan yang ada, atau dengan perkataan lain

(20)

80

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (2008). Learning to teach Seven Edition. Yogyakarta :Penerbit Pustaka Pelajar

Arends, Richard I.(2009).Learning to teach Eighth Edition. Mc Graw-Hill Compains

Arikunto, S. ( 2009), Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Fatimah, Siti. Sarwanto. Nonoh Siti Aminah. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Model dan Buletin ditinjau dari Kemampun Verbal dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Inkuiri, 2 : 114-120

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jalani, Noor Hisham and Lai Chee Sern (2014). Effects Of Example-Problem Based Learning On Transfer Performance In Circuit Theoy, Journal of Technical Education and Training (JTET). 2 : 28-37

Jihad, A., dan Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kunandar, 2009. Guru professional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : Rajawali.

Qosim, Syayid.dkk (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantu Video Kartun Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMAN 1 Sikur Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Pijar MIPA, 1 : 26-30

Sudjana, N. (2009), Penilaian Hail Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

(21)

81

Sani, R.A. (2013), Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Sani, R.A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara

Simangunsong, I. T. (2013). Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika dengan Model Problem Based Instruction (PBI) dan Direct Instruction (DI), Tesis dipublikasikan. PPs Unimed. Medan

Siswati, Harekno Anen.Widha Sunarno dan Suparmi. (2012). Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Diskusi dan Eksperimen Ditinjau dari Kemampuan Verbal dan Gaya Belajar. Jurnal Inkuiri, 2, 132-141.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Bandung : Penerbit Tarsito.

Seo Seong- Won and Eui-jeong, Kim. (2014). A Study on Web-based PBL System Development for Effective Discussion-based Learning, International Journal of Software Engineering and Its Applications, 8 : 1-12

Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, Dan Implementasiannya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Jakarta : PT. Bumi Aksara

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Tindakbalaseksotermikadalah proses yang

[r]

[r]

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sembakung , dimana perusahaan saudara

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Nunukan Selatan , dimana perusahaan saudara

beberapa strategi yang dapat direkomendasikan 12 strategi untuk menunjang pemanfaatan sumberdaya sebagai area ekowisata berkelanjutan yaitu: Peningkatan promosi dan

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Nunukan , dimana perusahaan saudara

1. Bagaimana desain pendidikan karakter di MTs. Roudlotul Mubtadiin Balekambang Kec. Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan karakter di MTs. Roudlotul Mubtadiin