UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI
Oleh: UMA ASTUTI NIM. 201110010311002
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII
DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh: UMA ASTUTI NIM. 201110010311002
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI
Oleh:
UMA ASTUTI NIM. 201110010311002
Disetujui Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,
Dan diterima untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada Tanggal: 24 Agustus 2015
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Prof. Dr. Tobroni, M.Si 1.
2. Drs. Agus Purwadi, M.Si 2.
3. Drs. Faridi, M.Si 3.
4. Dra. Romelah, M.Ag 4.
Mengesahkan, Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Malang
Dekan,
iv MOTO:
“Selaluberdoakepada Allah SWT danpatuhterhadapkedua orang
tua.Sekaligus berupaya menjadi insan yang lebih baik lagi hari demi hari”
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
1. Ayahanda tersayang (Marsi) dan Ibunda tercinta (Sulasmi). 2. Semua keluarga di rumah.
v
SURAT PERNYATAAN
Yang beranda tanggan di bawah ini;
Nama : UMA ASTUTI
NIM : 201110010311002
Tempat/ Tgl. Lahir : BLORA, 7 MARET 1993 Fak/Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah
Menyatakan bahwa Tugas Akhir / Skripsi dengan judul:
UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015
adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik bagian maupun keseluruhan, kecuali dalm bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Malang, 13 September 2015 MahasiswaYbs
vi ABSTRAK
Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang; Uma Astuti; NIM 201110010311002; JurusanTarbiyah FAI UMM.
Kata Kunci: Upaya Guru PAI, Keaktifan Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII.Selain itu, juga mendeskripsikan factor penunjang da npenghambat dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang dan solusinya.
Jenis penelitian ini kualitatif. Informan penelitian adalah kepala sekolah, guru PAI dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan analisis data merujuk pada pendapat Miles dan Huberman yaitu tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
vii ABSTRAK
The efforts of PAI teacher to Improve Class VIII for being active in PAI Subject SMP Negeri 13 Malang; Uma Astuti; NIM 201110010311002; Subject Tarbiyah FAI UMM.
Keywords: PAI Teacher Effort, activeness of Learning
This study aimed to describe the efforts of teachers PAI in improving students' learning activeness on the subjects of PAI-class VIII. In addition, it also describes the supporting and inhibiting factors in improving students' learning activeness on the subjects of PAI in class VIII SMP Negeri 13 Malang and the solutions.
This type is qualitative research. The informants are principals, PAI teachers and students. The data were collected by observation, interview and documentation. Data were analyzed using qualitative description. While the analysis data refers to the opinion of Miles and Huberman that stage of data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta ridha-Nya, sehingga skripsi yang berjudul, “UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG ” yang penulis susun dalam karya ilmiah skripsi. Shalawat dan salam senantiasa terhanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:
1. Ayahanda tersayang Marsi dan Ibunda tercinta Sulasmi serta keluarga besar yang selalu mendukungku selama ini
2. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang beserta para stafnya dan Nur Afifah KM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
3. Drs. Faridi, M.Si., dan Dra. Romelah, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan arahan, saran, bimbingan, doa, serta motivasi kepada penulis
4. Drs. Faridi, M.Si, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi, saran, arahan, dan doa kepada penulis
ix
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang dan guru yang telah mengijinkan penulis dan membantu untuk melakukan penelitian
7. Terima kasih juga untuk Sholikul Amzah Zakaria yang sudah membantu, memotivasi dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi agar selesai pada waktunya.
8. Teman-teman Tarbiyah angkatan 2011 khususnya (Ainun, Mira, Nita, Ika, Asfi, Zulfa dan Fafa) yang telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa yang telah diberikan menjadi amal yang baik dalam kehidupan ini serta diterima oleh Allah SWT. Dan pada akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Malang, 15 Agustus 2015
Penulis,
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... ... 10
E. Definisi Operasional ... 11
F. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Profesional dan Ruang Lingkupnya ... 16
1. Pengertian Guru Profesional ... 16
2. Sikap Guru Profesional ... 18
xi
4. Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran ... 23
5. Kemampuan yang Dituntut dari Guru Profesional ... 25
B.Keaktifan Belajar Siswadalam Pembelajaran PAI.... ... 29
1. Pengertian Keaktifan Belajar ... 29
2. Ciri-ciri Siswa Aktif dalam Pembelajaran PAI ... 30
3. Jenis-jenis Keaktifan Belajar ... 31
4. Model Hubungan Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran ... 33
C. Pendidikan Agama Islam dan Ruang Lingkupnya... ... 35
1. Definisi Pendidikan Agama Islam ... 35
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 36
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 36
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 38
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru PAI dalam Pembelajaran ... 40
1. Faktor Pendukung ... 40
2. Faktor Penghambat ... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47
B. Lokasi Penelitian ... 47
C. Informan Penelitian ... ... 48
xii
E. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dan Obyek Penelitian ... 58
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 13 Malang... 58
2. Visi dan Misi Sekolah... ... 60
3. Data Guru dan Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 62
4. Sarana prasarana SMP Negeri 13 Malang ... 63
B. Penyajian dan Analisa Data ... .... 63
1. Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran PAI... ... 63
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswakelas VIII MataPelajaran PAI dan Solusinya... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79
B. Saran-Saran ... 80
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL I : JUMLAH GURU SMP Negeri 13 MALANG TABEL II : JUMLAH SISWA SMP Negeri 13 MALANG
81
DAFTAR PUSTAKA
Aa Suryana dan Pupuh Fathurrohman. 2012, Guru Profesional. Bandung: PT Rafika Aditama.
Akbar Sa’dun. 2013, Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin Burhan. 2001, Metode Penelitian Sosial dan Format-Format Kualitatif-Kuantitatif. Surabaya: Angkasa Prima.
Djamarah Syaiful Bahri. 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dkk, Supandi. 1986, Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler,
Kokurikuler, dan Ekstrakulikuler. Malang: Penerbit Karunika.
Et,al Khairudin. 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta:Nuansa Aksara.
Hamalik Oemar. 2005, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbi Lawrens, Burhani. 2007, Kamus Ilmiah Populer. Jombang: Lintas Media. Hasbullah. 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
82
M.A Muhaimin. 2008, Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya. Muhajir. 1989, Metode Penelitian Kualititatif,. Semarang: Bina Ilmu.
Moleong Lexy J. 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa E. 2006, Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2006, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2008, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala Saiful. 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya Wina. 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Sudjana Nana. 1987, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syah Muhibbin. 2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
83
Thoha Chabib. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan
pada mutunya, terlebih pada pendidikan formal. Di antara indikator
penurunannya adalah kurikulum, kompetensi guru, sarana prasarana yang
belum memadai dan kualitas lulusan, serta penyimpangan perilaku siswa. Salah
satu contoh permasalahan yang dihadapi pendidikan formal adalah
permasalahan kurikulum 2013, di mana kurikulum tersebut belum jelas
penggunaannya sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran dan lulusan.
Masalah-masalah di dunia pendidikan formal selalu ada dan bertambah,
salah satunya yaitu pada penggunaan kurikulum. Kurikulum di Indonesia
terkesan seperti setiap pergantian menteri pendidikan, maka kurikulum yang
ada juga akan mengalami perubahan. Hal ini membuat sistem pendidikan tidak
konsisten dan maksimal, karena seharusnya kurikulum tidak perlu sering
diganti tapi lebih tepatnya kurikulum yang sudah ada dan digunakan lebih
dimakasimalkan, karena pada hakekatnya keberhasilan pendidikan itu sendiri
ditentukan oleh guru dan siswa. Permasalahan kurikulum ini sudah menjadi
permasalahan yang dari dulu ada, tapi belum ada kebijakan dari pemerintah
yang benar-benar dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Sebuah kurikulum seharusmya dipatenkan selama beberapa lama agar
dapat dilihat hasil dari pembelajaran tersebut. Jika melihat ke negara lain yang
2
dibuat bingung oleh perubahan yang begitu cepat. Kurikulum yang lama belum
terserap langsung baik oleh guru maupun siswa namun sudah diganti..
Ketidakpastian dan sering bergantinya kurikulum yang ada dalam waktu yang
cepat akan memengaruhi guru dalam mengajar, karena guru harus beradaptasi
lagi dengan kurikulum yang ada dan terkesan guru masih belum siap untuk
menerimanya dan mengaplikasikannya. Oleh karena itu, karena kurikulum
yang digunakan pada pendidikan formal tidak jelas maka akan berdampak pada
materi yang disajikan oleh guru pada masing-masing mata pelajaran dan yang
selanjutnya akan berdampak pada lulusan.
Apalagi permasalahan yang terkait dengan masalah siswa dan lulusan
yang belum terserap dalam dunia kerja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Hatta Rajasa sewaktu masih menjadi Menteri Koordinator Perekonomian
menyatakan bahwa betapa pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
menghadapi persaingan global yang semakin ketat.1 Kualitas SDM
menentukan daya saing Indonesia di percaturan ekonomi dunia.2 Di antara
Sumber Daya Manusia itu adalah orang yang berprofesi menjadi seorang guru,
termasuk guru PAI. Oleh karena itu agar bisa bersaing di era global ini, guru
PAI diharapkan lebih meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya baik
dengan melakukan studi atau kuliah lagi atau bisa juga dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar
disertai dengan lebih banyak membaca buku, untuk menambah pengetahuan
dan wawasan dalam mengajar, sehingga dengan meningkatkatnya SDM guru
1
http:// Peningkatan kualitas SDM buat Indonesia tidak jadi negara kulimerdeka.com.Diakses pada tanggal 10 Maret 2015
3
PAI itu sendiri, akan berpengaruh juga terhadap kualitas mengajar dari guru
PAI.
Meskipun kemampuan guru PAI sudah meningkat tapi tidak serta merta
permasalahan yang dihadapi oleh guru PAI dalam pembelajaran tidak ada lagi,
karena permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan pasti akan selalu
ada. Sebab itu guru PAI harus lebih meningkatkan kualitas dari kompetensi
yang dimilikinya. Namun di balik kemampuan SDM guru PAI yang
berkualitas, guru PAI juga diharapkan mengerti akan tanggung jawab yang
dimilikinya. Salah satu tanggung jawab guru PAI adalah bisa menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga
membuat siswa nyaman untuk belajar dan membuat siswa tidak tertekan, meski
hal itu terkadanag tidak mudah untuk diwujudkan. Oleh karena itu seorang
guru, khususnya guru PAI sebaiknya dapat membuat siswa untuk selalau
optimis belajar dengan giat dan rajin sehingga menjadi siswa yang berprestasi
dan memiliki kompetensi yang bagus atau sumber daya manusia yang baik.
Di sisi lain, bila diperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh guru
PAI dalam pelaksanaan pembelajaran, di mana ada sebagian siswa yang
meremehkan mata pelajaran PAI, dikarenaka pelajaran PAI tidak masuk dalam
Ujian Akhir Nasional (UAN), pelajaran PAI dianggap gampang, cenderung
membosankan dan lain-lain. Di sisi lain, permasalahan itu berasal dari guru
sendiri, seperti materi yang disajikan kurang menarik, metode dan media yang
digunakan kurang sesuai dengan materi yang disajikan dan kurang memadai
sarana-prasarana sebagai penunjang pembelajaran PAI. Di samping itu, kurang
4
menyampaikan materi atau menjelaskan materi, situasi lingkungan sekitar
sekolah yang kurang kondusif, juga alokasi jam pelajaran Pendidikan Agama
Islam, dan lain sebagainya3.
Merujuk pada permasalahan di atas, maka guru PAI diharapkan pandai
dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan meningkatkan
kompetensi yang dimiliki, memilih dan menggunakan metode pembelajaran
dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi sekaligus menarik dan
menyenangkan untuk siswa, untuk itu guru PAI diharapkan bisa lebih kreatif
dan inovatif dalam memanfaatkan media dan sarana yang ada, sehingga
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam dan di luar kelas dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran PAI.
Seperti yang ada pada pasal 3 Bab II UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 4
Merujuk dari tujuan pendidikan di atas, maka seorang guru
diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa yang dimilikinya, sehingga
bisa mencetak siswa-siswi yang bukan hanya berilmu saja tetapi juga menjadi
siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, cakap, kreatif dan menjadi siswa penerus bangsa yang
bertanggung jawab.
3
M. Asrori Ardiansyah, Problematika PAI di Sekolah,dari
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di-sekolah.html diakses pada tanggal 03 Maret 2015
4
5
Untuk mencetak peserta didik yang bertaqwa, maka guru dalam
melaksanakan pembelajaran dibutuhkan keterampilan guru dalam mengelola
kelas diperlukan dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas bisa
bermacam-macam, seperti guru melakukan perubahan tempat duduk, dan juga rotasi
tempat siswa. Hal itu untuk membuat siswa tidak bosan, mendapatkan
suasana tempat duduk yang baru dan juga mendapat teman bangku yang baru
sehingga siswa lebih akrab dengan teman sekelasnya, sehingga siswa
mendapatkan pencerahan yang baru karena mempunyai teman duduk yang
baru. Hal seperti ini, mungkin bisa dilakukan oleh guru PAI untuk membuat
suasana belajar yang baru dan berbeda untuk siswa, sehingga siswa akan
merasa nyaman dan bersemangat untuk belajar. Dengan cara seperti itu,
mungkin akan membantu guru untuk mengatasi atau meminimalisir
masalah-masalah dalam pembelajaran PAI.
Seorang guru PAI diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan yang
baik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media
pembelajaran yang tepat, akan tetapi guru PAI juga harus bisa memiliki
keterampilan mengajar yang baik, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
Turney dalam Mulyasa bahwa delapan keterampilan mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu, keterampilan bertanya,
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas,
serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.5Delapan keterampilan tersebut
seharusnya dikuasai oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
5
E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
6
Ada dua hal yang terkait dalam penentuan berhasil tidaknya
pelaksanaan pembelajaran, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran
dan pengelolaan kelas. Antara keduanya diyakini mempunyai implikasi dalam
pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain, masalah pengelolaan kelas perlu
diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan atau mempertahankan
kondisi optimal yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang kondusif.6
Selain itu, keadaan siswa setiap harinya tidak selalu sama pada saat
pelaksanaan pembelajaran di kelas, seperti hari ini siswa mudah untuk
dikendalikan, namun di waktu yang lain siswa sulit dikendalikan. Oleh karena
itu seorang guru yang profesional diharapkan selalu siap dalam menghadapi
dan menangani kondisi siswa di kelas, agar pembelajaran dapat berjalan
secara maksimal.
Pengajaran dan pengelolaan kelas merupakan unsur-unsur yang saling
berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi kualitas pembelajaran
yangdihasilkan. Kelima unsur ini merupakan satu kerangka atau sistem
pembelajaran, sebagaimana pendapat Oemar Hamalik pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.7
Di samping itu, unsur lainnya yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran adalah metode yang digunakan oleh guru. Seperti metode
6
Mulyadi,Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas yang Menyenangkan bagi Siswa,(Malang: 2009), hal. 1
7
7
ceramah, problem solving, dan diskusi.8Tidak satupun dari metode
pembelajaran tersebut yang sempurna dan cocokpadamateri yang ada dalam
SK dan KD. Berbagai metode tersebutpasti memiliki kekurangan dan
kelebihan, karena itu tidak ada metode yang sempurna. Untuk itu
masing-masing guru, khususnya guru PAI harus memaksimalkan dalam menggunakan
metode yang sudah ada sesuai dengan materi yang ada di dalam SK dan KD.
Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru diharapkan bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebagai
dampak dari bervariasinya metode yang digunakan akan membuat siswa tidak
merasa bosan, siswa mengalami suasana pembelajaran yang menyenangkan
dan siswa akan bersemangat untuk mengikuti jalannya pembelajaran. Senada
dengan hal itu, maka dalam pembelajaran dibutuhkan variasi mengajar yang
dilakukan oleh guru, dan guru juga memerlukan keterampilan khusus dalam
melaksanakan variasi ini. Keterampilan variasi dalam proses belajar mengajar
meliputi tiga aspek, yaitu dalam gaya mengajar, variasi dalam media dan
bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi guru dengan siswa.9Apabila
ketiga komponen tersebut dapat dikombinasikan dalam penggunaannya atau
terintegrasi dengan baik maka akan dapat meningkatkan perhatian siswa,
membangkitkan keinginan, dan membangkitkan kemauan belajar.10 Demikian
salah satu cara meningkatkan keaktifan siswa belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
8
http://www.koran-jakarta.com/?6852-pendidikan%20antikorupsi, diakses pada tanggal 30 Mei 2015
9
Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 160.
8
Dengan memerhatikan fenomena pembelajaran selama ini, maka
pembelajaran yang diharapkan adalah seorang guru setidaknya bisa
menciptakan hubungan emosional yang baik dengan siswanya sehingga
tercipta sinkronisasi belajar yang baik antara guru dan siswa sekaligus ke
depannya akan berdampak positif pada keaktifan belajar siswa di kelas dan
juga prestasi siswa di kelas. Seorang guru khususnya guru PAI juga
diharapkan mengerti dengan kondisi siswa yang akan diajarnya, karena
semua yang akan diberikan oleh guru kepada siswanya akan bisa diterima atau
diserap secara utuh oleh siswa apabila siswa itu sendiri dalam kondisi siap
untuk menerimanya.
Untuk itu, keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk
berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara
sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.11
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaransebagai berikut:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar pada siswa) 3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa
4. Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep yang akan dipelajari)
5. Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya
6. Memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
7. Memberi umpan balik (feed back)
11
9
8. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.12
Berkaitan dengan apa yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik
untuk menggali lebih mendalam bagaimana guru PAI melakukan
pembelajaran terhadap siswa di SMP Negri 13 Malang, dengan melakukan
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui dan melihat
secara langsung realitas pembelajaran yang ada di sekolah, sehingga akan
didapatkan pengetahuan dan fakta baru tentang sejauh mana guru PAI dapat
menciptakan suasana kelas yang kondusif, aktif dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian UPAYA
GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13
MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan
menyajikan dengan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri
13 Malang tahun pelajaran 2014-2015?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung, penghambat bagi guru PAI
dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI
12
10
kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015 dan apa
solusinya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian adalah untuk:
1. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII
di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015.
2. Mendeskripsikan Faktor apa saja yang menjadi pendukung, penghambat
bagi guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran
2014-2015 dan apa solusinya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman pertama dalam penelitian
lapangan, guna menambah wawasan yang luas khususnya dalam cara
meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas.
2. Bagi guru PAI SMP Negeri 13 Malang, memberikan referensi dan
evaluasi buat guru untuk mengembangkan serta meningkatkan keaktifan
pembelajaran siswa di kelas.
3. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini untuk dijadikan salah satu
sumbangan pemikiran bagi kalangan mahasiswa itu sendiri yaitu untuk
11
mengenai kualitas pembelajaran untuk melengkapi kepustakaan dan
sebagai bahan dokumentasi.
E. Definisi Operasional
1. Upaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata upaya berarti usaha,
ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari
jalan keluar, dsb).13Sedangkan pengertian upaya adalah aspek dinamis
dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu apabila seseorang melakukan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.14
Berdasarkan makna dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata
upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha, kata ikhtiar, upaya yang
dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,
mencari jalan keluar dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksudkan upaya disini adalah upaya guru PAI
dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 13 Malang.
2. Guru PAI
Guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik, dapat diartikan juga orang kedua yang
bertanggung jawab terhadap anak didik setelah orang tua.15Sedangkan
menurut menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang menjadi
13
http://kamusbahasaindonesia.org/upaya/mirip. diakses pada tanggal 01 Maret 2015
14
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%202.doc? diakses pada tanggal 9 Maret 2015
15
12
tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan lingkungannya,
karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.16
Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita
Selekta Pendidikan Agama Islamadalah yang menggunakan rujukan hasil
Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama Islam
adalah sebagaimurabbi, mualimdanmuaddib.17
Pengertianmurabbiadalah guru agama harus orang yang memiliki
sifat rabbani, yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang
rabb18.Pengertian mualim adalah seorang guru agama harus ilmuwan,
yakni menguasai ilmu teoritik, memiliki kreativitas, komitmen yang
sangat tinggi dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yang selalu
menjunjung tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari.19Sedangkan
pengertianta dibadalah integrasi antara ilmu dan amal.20
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa guru PAI
adalah guru yang mengajar bidang studi PAI yang mempunyai
kemampuan sebagai pendidik serta bertangung jawab terhadap siswa.
Guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru PAI
yang mengajar pada kelas VIII di SMP Negri 13 Malang.
16
E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Rosda Karya, 2006),hlm 37 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi( Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2000), hal.222
17
13
3. Meningkatkan Keaktifan
Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah kata kerja dengan arti antara lain: (a) menaikkan (derajat, taraf,
dsb), mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb), (b) Mengangkat diri,
memegahkan diri.21
Sedangkan Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata keaktifan
berasal dari kata dasar aktif yang artinya giat (bekerja atau berusaha),
sedangkan kata keaktifan berarti kegiatan, kesibukan.22
Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
meningkatkan keaktifan adalah upaya guru dalam menciptakan suasana
belajar yang mendukung bagi siswa sehingga siswa bersemangat,
bergairah dan senang untuk aktif bertanya dan dapat mempertanyakan
gagasan.
Sedangkan yang dimaksudkan meningkatkan keaktifan disini
adalah seorang guru PAI harus bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas, yang awalnya siswa tidak terlalu aktif secara
keseluruhan bisa menjadi aktif secara keseluruhan, baik dalam hal
bertanya atau menjawab.
4. Belajar
Belajar adalah perbuatan manusia yang nampaknya menjadi
kebiasaan hidup manusia.23Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata
21
http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan. diakses pada tanggal 01 Maret 2015.
22
14
menyatakan, bahwa belajar merupakan upaya yang disengaja untuk
memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan
maupun keterampilan.24
Dua pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah
usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk perubahan tingkah laku
berupa pengetahuan maupun keterampilan. Maksud belajar disini adalah
guru PAI dituntut untuk bisa menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan tapi tetap afektif sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan
juga guru PAI harus bisa memanfaatkan sarana prasarana atau fasilitas
dengan baik dan maksimal.Dengan terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan akan membuat merasa nyaman dan berani untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan sehingga membuat siswa lebih aktif di kelas.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :
BAB I : Pendahuluan, meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang upaya guru
dan meningkatkan keaftifan belajar
BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian,
informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data.
23
Supandi, dkk,Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakulikuler,(Malang: Penerbit Karunika, 1986),hal. 1.1
15
BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang
diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan.
BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak